muhammad arif-fst.pdf

234
i APLIKASI PERWATAN SEPEDA MOTOR OTOMATIS BERINJEKSI BERBASIS MOBILE Skripsi Oleh : Muhammad Arif 207091000263 PROGRAM SARJANA (S1) KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DANB TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H

Upload: truongthu

Post on 06-Feb-2017

295 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

i

APLIKASI PERWATAN SEPEDA MOTOR OTOMATIS BERINJEKSI BERBASIS MOBILE

Skripsi

Oleh :

Muhammad Arif 207091000263

PROGRAM SARJANA (S1) KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DANB TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014 M/1435 H

Page 2: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

ii

Page 3: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

iii

Page 4: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI YANG

BERJUDUL “APLIKASI PERAWATAN SEPEDA MOTOR OTOMATIS

BERINJEKSI BERBASIS MOBILE” BENAR-BENAR HASIL KARYA

SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATU

KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA

MANAPUN

Jakarta, 11 JULI 2014

Muhammad Arif

NIM. 207091000263

Page 5: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

v

ABSTRAK

Muhammad Arif , Aplikasi Perawan Sepeda Motor Otomatis Berinjeksi Berbasis

Mobile, dibimbing oleh Andrew Fiade, M. Kom dan Viktor Amrizal, M. Kom.

Banyaknya pengguna sepeda motor otomatis yang sudah menggunakan sistem

injeksi, membuat kebutuhan informasi mengenai perawatan sepeda motor

dibutuhkan. Ada tiga kebutuhan yang belum terpenuhi oleh pengguna sepeda

motor otomatis berinjeksi. Pertama, pengguna motor menginginkan informasi

tentang perawatan sepeda motor yang digunakannya. Kedua, informasi yang

disampaikan mudah untuk digunakan dan interaktif. Ketiga, informasi yang

disampaikan dapat dibuat dalam aplikasi. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

tersebut, perlu dibuat sebuah aplikasi informasi mengenai perawatan sepeda

motor. Aplikasi ini dibuat menggunakan bahasa pemograman Java, dan

menggunakan Adobe Photoshop untuk pengeditan gambar. Metode yang

digunakan untuk membuat aplikasi ini adalah Metode Luther dengan metode

pengumpulan data dan pengembangan sistemnya. Pembuatan aplikasi ini mampu

memberikan informasi kepada pengguna sepeda motor untuk melakukan

perawatan.

Kata kunci : Aplikasi, perawatan sepda motor, Java, Adobe Photoshop.

Page 6: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi

banyak nikmat dalam kehidupan ini dan dengan Ridho-Nya pula penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis

hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa cahaya

dalam kehidupan di dunia ini. Semoga rahmat dan hidayah yang diberikan Allah

SWT selalu mengalir untuknya beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang

selalu istiqomah mengikuti jejak beliau hingga akhir zaman.

Skripsi yang berjudul Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis

Berinjeksi Berbasis Mobile merupakan salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai

persyaratan untuk mengambil gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Teknik

Informatika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan dan

bantuan dari banyak pihak, baik secara moral maupun secara teknis. Oleh karena

itu, perkenakanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si Selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

vii

2. Ibu Nurhayati, P.Hd selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika dan

Bapak Hendra Bayu Suseno, M.Kom selaku Sekretaris Program Studi

Teknik Informatika.

3. Bapak Andrew Fiade M. Kom dan Bapak Victor Amrizal, M.Kom selaku

dosen pembimbing skripsi yang secara koorperatif telah memberikan

bimbingan, bantuan, dan dukungan baik secara moral maupun teknis.

Terima kasih banyak telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan

pikirannya untuk membimbing penulis.

4. Seluruh dosen pada Program Studi Teknik Informatika dan Program Studi

Sistem Informatika khususnya bagi yang pernah mengajar penulis. Terima

kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan, semoga ilmu yang pernah

diberikan dapat menjadi tabungan amal kebaikan yang tidak pernah berhenti

dan dapat penulis manfaatkan sebaik-baiknya.

5. Bapak Muhammad Yusuf dan Ibu Rasinah yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis dalam berbagai bentuk. Terima kasih Bapak dan

Ibu atas doa-doa yang tak pernah berhenti mengalir untuk anaknya dan atas

semua pengorbanan yang telah diberikan baik biaya, tenaga dan waktu

6. Kepada seluruh kakak saya beserta suaminya yang selalu mendukung dan

mendo’akan, tiada berhenti saya untuk terus berterima kasih.

7. Bapak Abdullah selaku kepala mekanik Bengkel Motor Ex-Gadean yang

telah memberikan waktu luangnya dan membagi ilmu.

Page 8: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

viii

8. Kepada sahabatku Rohmat Hidayat, Achmad Fauzan, Agus, Mulyadi, Andi

Malik, dan Muhammad Iqbal yang sudah membantu penulis dalam segala

hal sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan, khususnya kelas TI-A-2007 terima kasih atas

kebersamaannya selama ini dalam menimba ilmu.

10. Kepada seluruh teman-teman Nyamuk Shop yang selalu bersama dan tidak

berhentinya untuk selalu mendukung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih penuh dengan

kekurangan. Maka dari itu saran yang membangun, penulis harapkan untuk

perbaikan dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Jakarta, Juni 2014

Muhammad Arif

Page 9: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................ ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ...................................................... 2

1.4 Tujuan Penulisan ....................................................... 2

1.5 Manfaat Penelitian .................................................. 3

1.5.1 Bagi Mahasiswa ............................................ 3

1.5..2 Bagi Universitas ............................................ 3

1.6 Metodologi Penelitian ............................................. 3

1.6.1 Metode Pengumpulan Data .......................... 4

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem .................... 4

1.7 Sistematika Penulisan .............................................. 4

Page 10: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

x

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Multimedia ............................................................... 6

2.1.1 Pengertian Multimedia ................................ 6

2.1.2 Sejarah Multimedia ..................................... 7

2.1.3 Elemen Multimedia ..................................... 8

2.1.4 Multimedia Interaktif .................................. 18

2.1.5 Manfaat Multimedia .................................... 19

2.2 Sistem Bahan Bakar Injeksi .................................... 20

2.2.1 Pengertian Injeksi ........................................ 20

2.2.2 Sejarah Injeksi ............................................. 20

2.2.3 Bagian-Bagian Injeksi .................................. 22

2.2.4 Cara Kerja Injeksi........................................... 33

2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Injeksi................ 35

2.3 Injeksi Pada Honda .................................................. 38

2.3.1 Honda Beat-FI......................................…. 38

2.3.2 Sistem Injeksi Honda Beat-FI................... 40

2.4 Injeksi Pada Yamaha.............................................. 43

2.4.1 Yamaha Mio J............................................. 43

2.4.2 Sistem Injeksi Mio J................................... 44

2.5 Injeksi Pada Suzuki................................................ 48

2.5.1 Suzuki Nex-Fi............................................ 48

2.5.1 Sistem Injeksi Nex-FI................................ 50

2.6 Computer Software (Aplikasi Komputer).............. 52

Page 11: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

xi

2.6.1 Software Development Proces

(proses Pengembangan Aplikasi)............... 53

2.7 Model Perancangan Sistem ..................................... 54

2.7.1 Alat Perancanagan Sistem ........................... 54

2.7.2 Flowchart Diagram ..................................... 54

2.7.3 State Transition Diagram (STD) ................ 58

2.7.4 Pendekatan untuk membuat STD ................. 58

2.7.5 Notasi State Transition Diagram (STD) ..... 59

2.8 Dimensi ................................................................... 61

2.8.1 Pengertian 2 Dimensi ................................... 61

2.8.2 Pengertian 3 Dimensi ................................... 62

2.9 Software Penunjang ................................................ 65

2.9.1 Adobe Photoshop CS .................................. 65

2.9.2 Bahasa Pemograman Java................................ 74

2.9.3 Android............................................................ 80

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................... 90

3.1 Metode Pengumpulan Data ..................................... 91

3.1.1 Studi Kepustakaan ....................................... 91

3.1.2 Wawancara .................................................. 91

3.1.3 Observasi ..................................................... 92

3.1.4 Studi Litelatur Penelitian Sejenis ................ 92

3.2 Metode Pengembangan Multimedia ....................... 94

3.2.1 Konsep ....................................................... 94

Page 12: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

xii

3.2.2 Perancangan ............................................... 94

3.2.3 Pengumpulan Bahan (Material Collecting).. 95

3.2.4 Pembuatan .................................................. 96

3.2.5 Pengujian ..................................................... 96

3.2.6 Distribusi (Implementation) ......................... 97

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................... 99

4.1 Metode Pengumpulan Data ...................................... 99

4.1.1 Studi Kepustakaan ........................................ 99

4.1.2 Wawancara ................................................... 99

4.1.3 Observasi ...................................................... 99

4.1.4 Studi Literatur Sejenis .................................. 99

4.2 Metode Pengembangan Sistem ................................ 100

4.2.1 Konsep.............................. ............................ 100

4.2.2 Perancangan ............. ................................... 100

4.2.3 Pembahasan Pengumpulan Bahan

(Material Collecting)........ ........................... 124

4.2.4 Pembuatan. ................................................... 126

4.2.5 Pengujian (Blackbox Testing)...... ................ 128

4.2.6 Distribusi ...................................................... 132

BAB V PENUTUP........................................................................ 145

5.1 Kesimpulan ............................................................. 145

5.2 Saran ........................................................................ 145

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 146

Page 13: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Gambar Bitmap .....................….……......................... 11

Gambar 2.2 Contoh Gambar Vektor ............................................................. 12

Gambar 2.3 Perbedaan Gambar Bitmap dan Gambar Vektor ..................... 13

Gambar 2.4 Contoh Jpeg Image…...……………………………................. 13

Gambar 2.5 gif image….………...…………………………….................... 14

Gambar 2.6 Contoh Animasi 2D .................................................................. 15

Gambar 2.7 Contoh Animasi 3D .................................................................. 15

Gambar 2.8 Contoh Animasi Tanah Liat ...................................................... 16

Gambar 2.9 Contoh Animasi Jepang ............................................................ 17

Gambar 2.10 Fuel Suction Filter ..………………........................................................ 23

Gambar 2.11 Konstruksi Fuel Pump Module.................................................. 23

Gambar 2.12 Fuel Feed Hose ..…………..……............................................. 24

Gambar 2.13 Konstruksi Fuel Injector......……….......................................... 25

Gambar 2.14 Penempatan Fuel Injector pada Throttle Body.......................... 26

Gambar 2.15 Skema Aliran Sistem Bahan Bakar EFI.…….……................... 26

Gambar 2.16 Contoh Penempatan Sensor Yang Menyatu pada Throttle

Body..............................................................,............................

28

Gambar 2.17 Bank Angle Sensor dan posisi sudut kemiringan

sepeda motor..............................................................................

30

Gambar 2.18 Sinyal atau informasi Bank Angle sensor ke ECU.................... 31

Gambar 2.19 Posisi Bank Angle Sensor Saat Sepeda Motor Menikung dan

Saat Terjatuh.............…….........................................................

32

Gambar 2.20 Konstruksi Throttle Body…....................……………............... 33

Gambar 2.21 Honda Beat-FI...................................……………..…............... 38

Gambar 2.22 Skema Cara Kerja PGM-FI................…..…...………............... 40

Gambar 2.23 Cara Kerja PGM-FI...........................…….…...……................ 42

Gambar 2.24 Yamaha Mio J..........................................…...………............... 43

Page 14: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

xiv

Gambar 2.25 Sistem YMJET-FI (Service Manual Yamaha MIO J,

2012:1-5)....................................................................................

46

Gambar 2.26 Aliran Udara Pada Putaran Langsam..................……............... 47

Gambar 2.27 Aliran Udara Pada Putaran Rendah.................................…….. 47

Gambar 2.28 Aliran Udara Pada Putaran Tinggi..................…..…................. 48

Gambar 2.29 Suzuki Nex-FI............................................................................ 49

Gambar 2.30 Tip Over Sensor pada Suzuki Nex-FI ..........…......................... 51

Gambar 2.31 Posisi Fuel Pump Berada di Tangki Bahan Bakar dan O2

Sensor Terletak di Leher Knalpot.............….............................

51

Gambar 2.32 Throttle Body dari Mikuni dan Injector dengan 4 lubang.…..... 52

Gambar 2.33 Pendekatan STD.............................................……................... 59

Gambar 2.34 Notasi STD....................................................…….................... 60

Gambar 2.35 Kondisi dan Aksi....................................................................... 61

Gambar 2.36 Bidang Cartesian 2 Dimensi...................................................... 61

Gambar 2.37 Bidang Cartesian 3 Dimensi ..................................................... 63

Gambar 2.38 Tampilan Lembar Kerja Pada Adobe Photoshop CS…............. 65

Gambar 2.39 Tampilan Menu Bar Pada Adobe Photoshop CS ...…............... 65

Gambar 2.40 Tampilan Option Bar Pada Adobe Photoshop CS .…............... 66

Gambar 2.41 Tampilan Toolbox Pada Adobe Photoshop CS ...…................. 66

Gambar 2.42 Tampilan Palet Pada Adobe Photoshop CS ….......................... 72

Gambar 2.43 Tampilan Jendela Gambar Pada Photoshop CS ….................... 73

Gambar 2.44 Arsitektur Android dari buku karangan Nazaruddin Safaat H

(2012 : 9)....................................................................................

88

Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Penelitian....................................……... 90

Gambar 4.1 Rancangan layar Splashscreen................................................... 101

Gambar 4.2 Rancangan layar Menu Utama................................................... 102

Gambar 4.3 Rancangan layar Injeksi............................................................. 103

Gambar 4.4 Rancangan layar Menu Honda................…............................... 104

Gambar 4.5 Rancangan layar submenu Beat-FI…………………................ 105

Page 15: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

xv

Gambar 4.6 Rancangan layar Perawatan...........……………..….................. 104

Gambar 4.7 Rancangan layar Submenu Dealer..…..…...……….................. 106

Gambar 4.8 Rancangan layar Menu Yamaha.............….…...……............... 107

Gambar 4.9

Gambar 4.10

Gambar 4.11

Gambar 4.12

Gambar 4.13

Gambar 4.14

Gambar 4.15

Gambar 4.16

Gambar 4.17

Gambar 4.18

Gambar 4.19

Gambar 4.20

Gambar 4.21

Gambar 4.22

Gambar 4.23

Gambar 4.24

Gambar 4.25

Gambar 4.26

Gambar 4.27

Gambar 4.28

Gambar 4.29

Gambar 4.30

Gambar 4.31

Gambar 4.32

Gambar 4.33

Gambar 4.34

Gambar 4.35

Gambar 4.36

Rancangan layar Mio J..............................................................

Rancangan layar Perawatan.......................................................

Rancangan layar Dealer.............................................................

Rancangan layar Menu Suzuki..................................................

Rancangan layar Nex-FI............................................................

Rancangan layar Perawatan.......................................................

Rancangan layar Dealer.............................................................

Rancangan layar Profile.............................................................

Rancangan layar Menu Keluar..................................................

Flowchart Menu Utama.............................................................

Flowchart Injeksi.......................................................................

Flowchart Honda........................................................................

Flowchart Yamaha.....................................................................

Flowchart Suzuki.......................................................................

Rancangan Desain Struktur Navigasi........................................

Rancangan STD Menu Utama...................................................

Rancangan STD Injeksi.............................................................

Rancangan STD Honda.............................................................

Rancangan STD Yamaha...........................................................

Rancangan STD Suzuki.............................................................

Rancangan STD Profile.............................................................

Rancangan STD Keluar.............................................................

Desain User Interface.................................................................

Pembuatan Pada Java Galileo....................................................

Halaman Splashscreen...............................................................

Halaman Menu Utama...............................................................

Halaman Injeksi.........................................................................

Halaman Pengenalan..................................................................

108

108

109

110

111

111

112

113

113

114

115

115

116

116

117

117

118

119

120

121

121

122

123

128

133

133

134

134

Page 16: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

xvi

Gambar 4.37

Gambar 4.38

Gambar 4.39

Gambar 4.40

Gambar 4.41

Gambar 4.42

Gambar 4.43

Gambar 4.44

Gambar 4.45

Gambar 4.46

Gambar 4.47

Gambar 4.48

Gambar 4.49

Gambar 4.50

Gambar 4.51

Gambar 4.52

Gambar 4.53

Gambar 4.54

Halaman Bagian.........................................................................

Halaman Cara Kerja...................................................................

Halaman Kelebihan....................................................................

Halaman Kekurangan................................................................

Halaman Honda.........................................................................

Halaman Beat-FI........................................................................

Halaman Perawatan...................................................................

Halaman Dealer.........................................................................

Halaman Yamaha.......................................................................

Halaman Mio J...........................................................................

Halaman Perawatan...................................................................

Halaman Dealer.........................................................................

Halaman Suzuki.........................................................................

Halaman Nex-FI........................................................................

Halaman Perawatan...................................................................

Halaman Dealer.........................................................................

Halaman Profile.........................................................................

Halaman Keluar.........................................................................

135

135

136

136

137

137

138

138

139

139

140

140

141

141

142

142

143

143

Page 17: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Honda Beat-FI...................….……......................... 39

Tabel 2.2 Spesifikasi Yamaha Mio J......................................................... 43

Tabel 2.3 Spesifikasi Suzuki Nex-FI......................................................... 49

Tabel 2.4 Simbol Input/Output.....……………………………................. 55

Tabel 2.5 Simbol Processing......…………………………….................... 56

Tabel 2.6 Simbol Pembantu....................................................................... 56

Tabel 2.7 Simbol Flowchart....................................................................... 56

Tabel 4.1 Deskripsi konsep Aplikasi......................................................... 100

Tabel 4.2 Bahan Pengembangan Aplikasi................................................. 125

Tabel 4.3 Pengujian Blckbox..……………….......................................................... 129

Page 18: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan hasil dari survey yang dilakukan pada penguna sepeda

motor, diperoleh hasil bahwa pengguna sepeda motor banyak

menggunakan jenis motor otomatis dan sudah berinjeksi. Namun

pengguna sepeda motor yang sudah menggunakan jenis otomatis

berinjeksi ataupun belum menggunakan injeksi, belum mengetahui tentang

teknologi injeksi dan perawatannya sepeda motor.

Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah selaku kepala mekanik

bengkel motor Ex – Gadean, diperoleh bahwa teknologi injeksi belum

banyak diketahui pengguna sepeda motor. Dikarenakan informasi tentang

teknologi injeksi dan perawatannya masih kurang, oleh karena itu

dibutuhkan media untuk menyampaikan informasi tentang teknologi

injeksi serta perawatannya.

Berdasarkan penjabaran latar belakang tersebut, serta pentingnya

penyediaan aplikasi sebagai suatu sarana penyampaian informasi, maka

skripsi dengan judul “Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis

Berinjeksi Berbasis Mobile” layak di angkat untuk sebuah penelitian.

Aplikasi ini diperuntukkan untuk pengguna sepeda motor otomatis

berinjeksi.

Page 19: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

2

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pengembangan aplikasi ini adalah :

1. Bagaimana membuat media informasi untuk pengguna sepeda motor

otomatis berinjeksi ?

2. Bagaimana memberikan informasi perawatan kepada pengguna

sepeda motor otomatis berinjeksi ?

3. Bagaimana peran aplikasi untuk menyelesaikan masalah ?

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada aplikasi ini sebagai berikut ;

1. Studi kasus dibataskan pada sepeda motor yang bertransmisi otmatis

dengan sistem bahan bakar injeksi.

2. Sepeda motor yang digunakan Honda Beat-Fi, Yamaha Mio-J dan

Suzuki Nex-Fi

3. Teknologi yang dipakai menggunakan media handphone dengan

Operating Sistem (OS) berbasis Android.

4. Aplikasi ini tidak menggunakan sistem basis data.

5. Aplikasi ini mengguanakan metode Luther.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini

adalah menyediakan aplikasi yang mampu memenuhi kebutuhan informasi

perawatan bagi pengguna sepeda motor otomatis berinjeksi.

Page 20: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

3

1.5 Manfaat Penulisan

1.5.1 Bagi Mahasiswa

1. Menambah wawasan mahasiswa tentang pemanfaatan

teknologi informasi khususnya media multimedia

2. Menerapkan pengetahuan akademis yang telah diperoleh

selama kuliah.

3. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Program

Studi Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah.

1.5.2 Bagi Universitas

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi

yang telah diberikan.

2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu

sebagai bahan evaluasi terhadap materi yang telah diberikan.

3. Sebagai cara untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas

keberadaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi ini terdiri pengumpulan data dan metodologi pengembangan

sistem. Adapun metodologi pengumpulan data yang digunakan penulis dalam

penulisan skripsi ini adalah:

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

1. Metode Studi Pustaka

2. Wawancara

Page 21: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

4

3. Metode Observasi

4. Studi Literatur Penelitian Sejenis

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Untuk pembuatan aplikasi penulis menggunakan metode

pengembangan multimedia menurut Arch Luther, yang dikutip

oleh Hadi Sutopo (2002). Metode ini terdiri dari enam tahap, yaitu:

1. Konsep

2. Perancangan

3. Pengumpulan Bahan

4. Pembuatan

5. Tes

6. Distribusi

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam lima

bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

Page 22: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

5

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas secara singkat teori yang diperlukan dalam

penelitian skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan metodologi yang digunakan penulis

dalam melakukan penelitian.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Dalam bab ini diuraikan hasil analisis dan perancangan dari

aplikasi yang dibuat.

BAB V PENUTUP

Bab ini adalah bab terakhir yang menyajikan kesimpulan serta

saran dari apa yang telah diterangkan dan diuraikan pada bab-bab

sebelumnya.

Page 23: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Multimedia

Multimedia merupakan kombinasi antara teks, seni, suara, animasi, dan

video yang disampaikan melalui komputer atau peralatan elektronik dan digital

(Vaughan, 2006). Jika menggunakan bersama-sama elemen multimedia tersebut

seperti gambar dan animasi yang dilengkapi dengan suara, video, dan informasi

dalam bentuk teks maka akan memberikan makna yang jelas kepada orang yang

memerlukannya. Pembuatan aplikasi multimedia memerlukan perancangan dan

produksi tersendiri. Perancangan multimedia dibuat dengan pengetahuan,

keterampilan penggunaan komputer, talenta dalam seni grafis, video, musik dan

kemampuan membuat konsep logis aliran informasi sehingga mudah dipahami

(Sutopo, 2003).

2.1.1 Pengertian Multimedia

Terdapat beberapa pengertian dari multimedia, diantaranya:

1) Menurut Rosch (Suyanto, 2003), multimedia adalah kombinasi dari

komputer dan video.

2) Menurut McCormick (Suyanto, 2003), multimedia secara umum

merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks.

Page 24: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

7

1. Menurut Turban, (Suyanto, 2003), multimedia adalah kombinasi dari

paling sedikit dua media input atau output dari data, media ini dapat

audio (suara, musik), animasi, video, teks, gambar, dan grafik. Menurut

Robin dan Linda (Suyanto, 2003), multimedia merupakan alat yang

dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang

mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video.

2. Menurut Hofstetter (Suyanto, 2003), multimedia adalah pemanfaatan

komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio,

gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link, dan

alat bantu (tool) yang memungkinkan user melakukan navigasi,

berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.

Dalam hal ini penulis menerapkan multimedia dalam pembuatan media

informasi menurut Hofstetter.

2.1.2 Sejarah Multimedia

Istilah multimedia menurut berawal dari kata teater, bukan komputer.

Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut

pertunjukan multimedia. Pertunjukan multimedia mencakup monitor video

synthesized band dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan.

Sistem multimedia dimulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya

Hypercard oleh Apple pada tahun 1987, dan pengumuman oleh IBM pada tahun

1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan Video

Adhapter Card bagi PS/2. Sejak permulaan tersebut, hampir setiap pemasok

perangkat keras dan lunak melompat ke multimedia. Pada tahun1994,

Page 25: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

8

diperkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem multimedia di pasaran

(Suyanto, 2003).

Multimedia memungkinkan user komputer untuk mendapatkan output

dalam bentuk yang jauh lebih kaya daripada media tabel dan grafik

konvensional. User dapat melihat gambar tiga dimensi, foto, video bergerak atau

animasi dan mendengar suara stereo, perekam suara atau musik. Beberapa

sistem multimedia bersifat interaktif, memungkinkan pengguna memilih output

dengan mouse atau kemampuan layar sentuh (touch screen) mendapatkan dan

menjalankan aplikasi ini.

Output multimedia ini sekarang dapat dijumpai dimana-mana, antara lain

di cover majalah, CD-ROM, video game dan film. Multimedia digunakan

sebagai alat untuk bersaing antara lain untuk mengiklankan sepatu, pakaian,

kosmetik, obat-obatan, mobil, komputer, soft drink, handphone, telepon, rokok,

penerbangan dan sebagainya. Bahkan produk yang tidak ada kaitannya dengan

multimedia, memanfaatkan multimedia untuk menarik perhatian. Namun

demikian diperlukan kombinasi peralatan produksi yang canggih dan

professional komunikasi ditambah spesialis informasi.

2.1.3. Elemen Multimedia

Untuk membuat aplikasi multimedia, diperlukan penggunaan dari

beberapa elemen, dimana setiap elemen memiliki peranan masing-masing

(Suyanto, 2003) yaitu:

Page 26: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

9

1. Teks

Bentuk data yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah teks.

Teks merupakan yang paling dekat dengan kita dan paling banyak kita lihat.

Teks dapat membentuk kata, surat, atau narasi dalam multimedia menyajikan

bahasa kita, kebutuhan teks tergantung pada kegunaan aplikasi multimedia.

Dengan menggunakan teks, informasi lebih mudah disampaikan dan dimengerti

oleh pengguna.

Teks dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

1. Teks Tercetak

Adalah teks yang paling sering digunakan pada umumnya yaitu teks

yang dicetak pada kertas.

2. Teks yang Discan (Scanned Text)

Adalah suatu teks yang pada mulanya discan oleh scanner kemudian

teks tersebut diubah menjadi suatu teks yang dapat dibaca pada

komputer.

3. Teks Elektronik

Adalah teks yang dapat langsung dibaca pada komputer.

4. Hypertext

Sebuah aplikasi metode pemberian indeks pada teks secara cepat

untuk mendapatkan teks yang diinginkan dalam sebuah dokumen

atau lebih.

Jenis teks yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah teks

elektronik.

Page 27: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

10

2. Gambar

Gambar dapat meringkas dan menyajikan data kompleks dengan cara

baru yang lebih sempurna. Sering dikatakan bahwa sebuah gambar mampu

menyampaikan seribu kata. Gambar merupakan elemen multimedia yang

dipresentasikan dalam dua dimensi maupun tiga dimensi sehingga sebagai

ilustrasi yang memperjelas penyampaian informasi.

Secara umum gambar dibagi dua, yaitu:

1. Gambar bitmap atau raster

Representasi spasial dari objek. Setiap titik terkecil dari

gambar merupakan unsur independen yang dihitung dalam satuan

nilai yaitu pixel. Pixel-pixel tersebut ditempatkan pada lokasi-lokasi

tertentu dengan nilai-nilai warna tersendiri yang keseluruhan akan

membentuk tampilan gambar. Tampilan bitmap mampu menunjukkan

kehalusan gambar, seperti gradasi dan bayangan, karena itu mereka

merupakan media elektronik yang sangat tepat untuk gambar-gambar

yang sifatnya real, seperti foto digital, lukisan digital dan gambar

nyata. Kelemahan bitmap adalah setiap tampilan bergantung pada

resolusi yang artinyagambar tetap memiliki keterbatasan pixel,

akibatnya gambar bisa kehilangan detail dan juga akan terlihat kotak-

kotak jika mengalami pembesaran atau bila dicetak menggunakan

resolusi yang lebih kecil daripada nilai resolusi aslinya.

Page 28: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

11

Gambar 2.1 Contoh Gambar Bitmap

2. Gambar Vektor

Menyimpan dan menampilkan gambar berdasar nilai

matematis yang disebut grafik vektor atau grafik berorientasi objek.

Setiap objek primitif memiliki atribut bervariasi yang membentuk

seluruh objek. Contoh atribut tersebut adalah koordinat, garis dan

warna. Tampilan vektor memiliki keterbatasan untuk tingkat

detailnya, tapi vektor tidak bergantung pada jumlah resolusi, artinya

gambar vektor dapat diubah-ubah ke berbagai ukuran dan juga dapat

dicetak pada tingkat resolusi sebesar apapun tanpa kehilangan detail

dan ketajaman gambar. Tampilan vektor merupakan pilihan terbaik

ketika harus menampilkan gambar-gambar yang harus bisa

mempertahankan ketajaman garis ketika ukuran diubah. Contohnya

gambar kartun dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi, logo dan

teks.

Page 29: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

12

Gambar 2.2 Contoh Gambar Vektor

Kelebihan lain gambar vektor dibandingkan dengan gambar

bitmap, yaitu:

1. Gambar vektor bersifat scalable, artinya kita bisa menggunakan

program grafis untuk memperbesar atau memperkecil ukuran

gambar tanpa mengubah kualitasnya atau tidak bergantung pada

resolusi.

2. Gambar vektor biasanya memiliki ukuran file lebih kecil

disbanding gambar dalam format bitmap, karena gambar vektor

yang lebih besar dapat dikodekan dengan instruksi yang lebih

ringkas maka vektor dapat di-download lebih cepat di internet

3. Gambar vektor dapat dirubah ke dalam berbagai tampilan tiga

dimensi. Dengan perangkat lunak yang sesuai, kita dapat

membangun sebuah tampilan dari setiap arah, bahka dari

potongan melintang.

Page 30: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

13

Gambar 2.3 Contoh Perbedaan Gambar Bitmap dan Gambar Vektor

Jenis gambar yang diterapkan dalam aplikasi ini adalah kedua

jenis gambar yaitu gambar bitmap dan gambar vektor.

Format file dalam gambar, diantaranya:

1. JPEG (Joint Photographic Experts Group)

JPEG merupakan format grafik yang terkompresi,

digunakan untuk menampilka foto dan gambar secara kontinyu dan

dapat mengendalikan kedalaman warna. File mempunyai ekstensi

.JPG

Gambar 2.4 Contoh Jpeg Image

Page 31: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

14

3. GIF (Grafic Interchange File)

GIF merupakan format file terkompresi yang

dikembangkan oleh CompuServe untuk digunakan di internet. File

mempunyai ekstensi .GIF

Gambar 2.5 Contoh Gif Image

Format file gambar yang diterapkan dalam aplikasi ini

adalah kedua jenis format file yaitu JPEG dan GIF.

3. Animasi

Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan,

menggerakkan benda mati. Suatu benda mati diberi dorongan kekuatan,

semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya terkesan

hidup (Djalle, 2007). Jenis-jenis animasi menurut Zaharuddin G. Djalle dalam

bukunya yang berjudul “The making of 3D animation movie using 3Dstudio

max” adalah:

Page 32: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

15

1. Animasi 2D (2 Dimensi)

Animasi ini yang paling akrab dengan kesaharian kita. Biasa juga

disebut dengan film kartun. Contohnya adalah Tom and Jerry,

Doraemon.

Gambar 2.6 Contoh Animasi 2D

2. Animasi 3D (3 Dimensi)

Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2D. Dengan

animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata,

mendekati wujud manusia aslinya. Animasi 3D biasa disebut juga CGI

(Computer Generated Imagery). Contohnya adalah upin ipin, Final

Fantasy, Finding Nemo, Toys Story.

Gambar 2.7 Contoh Animasi 3D

Page 33: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

16

3. Animasi Tanah Liat (Clay Animation)

Teknik animasi ini bukan termasuk teknik baru bahkan boleh

dibilang sebagai nenek moyangnya animasi. Karena animasi pertama

dalam bentuk Clay Animation. Tokoh-tokoh dalam animasi Clay dibuat

dengan plasticine, bahan lentur separti permen karet. Setelah tokoh-

tokohnya siap, lalu difoto gerakan per gerakan. Foto-foto tersebut lalu

digabung menjadi gambar yang bisa bergerak seperti yang kita tonton di

film. Contoh dari film yang menggunakan teknik ini adalah Chicken Run.

Gambar 2.8 Contoh Animasi Tanah Liat

4. Animasi Jepang (Anime)

Animasi ini adalah animasi yang dibuat oleh Jepang. Anime tidak

semua diperuntukkan untuk anak-anak tetapi ada juga yang khusus

dewasa. Seperti film animasi Amerika atau Eropa, anime juga terdiri dari

beberapa jenis, tapi yang membedakan bukan cara pembuatannya

melainkan formatnya, yaitu serial televise, OVA, dan film bioskop.

Contoh dari anime adalah Samurai X, Gundam, Naruto, One Piece.

Page 34: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

17

Gambar 2.9 Contoh Animasi Jepang

4. Audio

Audio adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh adanya pergetaran

materi. Suara dalam suatu animasi mempunyai fungsi untuk menciptakan

suatu suasana, mempertegas suatu kondisi dan menghidupkan aplikasi

multimedia tersebut.

Format file dalam audio:

1. Waveform Audio

Merupakan format file audio yang berbentuk digital, dapat

dimanipulasi dengan perangkat lunak PC multimedia. File waveform

mempunyai ekstensi .wav

2. MIDI (Musical Instrument Digital Interface)

Merupakan cara paling efisien untuk merekam musik, midi

merekam performance information yang diperlukan chip suara pada

computer agar musik bisa dimainkan. File midi mempunyai ekstensi .mid

Page 35: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

18

5. Video

Video merupakan elemen multimedia yang paling kompleks. Video

mampu menggambarkan gerakan yang sulit diterangkan dengan kata-

kata.

Format file dalam video yaitu:

1. Audio Video Interleave (AVI)

Merupakan format video dan animasi yang digunakan video untuk

windows. File avi mempunyai ekstensi .avi

2. FLV (Flash Video)

Flash Video (FLV) adalah bentuk format file yang digunakan

untuk mengirimkan data video melalui internet dengan menggunakan

Adobe Flash Player. Didalam Flash Video berisi file SWF (Shock Wave

File)

2.1.4 Multimedia Interaktif

Media presentasi pada umumnya tidak dilengkapi alat untuk mengontrol

yang dilakukan oleh user. Presentasi berjalan sekuensial sebagai garis lurus

sehingga disebut linear multimedia (multimedia linier). Contoh multimedia

jenis ini adalah program TV dan film. Presentasi linier sesuai digunakan bila

jumlah audiens lebih dari satu orang. Tetapi bila menggunakan satu komputer

untuk satu orang, maka diperlukan kontrol dengan keyboard, mouse, atau alat

input lainnya. Hal ini disebut interaktif, dan multimedia yang dapat menangani

interaktif user disebut interactive multimedia (multimedia intraktif) (Sutopo,

Page 36: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

19

2003). Dalam banyak aplikasi, user dapat memilih apa yang akan dikerjakan

selanjutnya, bertanya dan mendapatkan jawaban yang mempengaruhi komputer

untuk mengerjakan fungsi selanjutnya.

2.1.5 Manfaat Multimedia

M. Suyanto (2003:22) manfaat multimedia digunakan sebagai alat untuk

bersaing dalam perusahaan. Multimedia telah mengubah hakikat membaca

menjadi dinamis dengan memberi dimensi baru pada kata-kata. Dengan

multimedia dalam penyampaian makna, kata-kata dalam suatu aplikasi bias

menjadi pemicu yang dapat digunakan untuk memperluas cakupan teks atau

memeriksa suatu topik tertentu secara lebih luas. Multimedia tidak hanya

menyediakan lebih banyak teks tetapi juga menghidupkan teks dengan

meneyertakan bunyi, gambar, music, animasi dan video.

Lembaga riset dan penerbitan computer, yaitu Computer Technology

Research (CTR), menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari

yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari

yang dilihat dan didengar dan 30% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan

sekaligus. Maka multimedia sangatlah efektif menjadi tool yang ampuh untuk

pengajaran dan pendidikan serta untuk meraih keunggulan bersaing perusahaan.

Page 37: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

20

2.2 Sistem Bahan Bakar Injeksi

2.2.1. Pengertian Injeksi

Injeksi1 adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran

untuk mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar. Penggunaan

injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan

penggunaan karburator, karena injektor membuat bahan bakar tercampur secara

homogen. Hal ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran

bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman.

Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran

dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an mulai

banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem elektronik modern menggunakan

banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik

untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu, injeksi

bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi,

dan juga memberikan tenaga keluaran yang lebih.

2.2.2. Sejarah injeksi

Lahirnya sistem injeksi bensin diawali sejak Robert Bosch berhasil

merancang pompa injeksi untuk mesin diesel putaran tinggi (1922-1927).

Pada saat itu pompa injeksi untuk solar sekaligus diujicobakan buat mesin

bensin. Pada mulanya bensin langsung disemprotkan ke ruang bakar mirip

1( http://id.wikipedia.org/wiki/Injeksi_bahan_bakar)

Page 38: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

21

seperti mesin diesel. Namun berbagai kesulitan ditemukan ketika suhu

mesin masih dingin.

Uji coba selanjutnya, penyemprotan bensin dialihkan ke saluran

masuk (intake manifold). Namun permasalahan muncul pada elemen

pompa injeksi solar yang membutuhkan pelumasan tersendiri. Padahal

sifat bensin tidak dapat melumasi seperti solar. Sehingga pembuatan

konstruksi pompa injeksi untuk bensin menjadi lebih rumit dan mahal.

Berbagai percobaan lanjutan terus dilakukan oleh para ahli

otomotif untuk merancang sistem injeksi bensin yang berbeda dengan

mesin diesel. Dan akhirnya sekitar 1960, sistem injeksi bensin seperti yang

dipakai pada mobil-mobil saat ini sudah ditemukan. Bahkan 1967 mobil

VW sudah mengaplikasi sistem injeksi dengan unit pengontrol

elektronika.

`Berlanjut di industri mobil Jepang, Toyota sejak 1971 mulai

mengembangkan sistem EFI (electronic fuel injection). Dan 1979, Toyota

sudah mengekspor mobil berteknologi EFI seperti Crown dan Cressida.

Sejak saat itulah era mobil karburator secara perlahan mulai ditinggalkan.

Sedangkan teknologi injeksi bensin buat motor sebenarnya mulai

diujicobakan hampir bersamaan dengan mobil. Awalnya diterapkan pada

motor berkapasitas besar alias moge. Ambil contoh Honda Jepang,

pertama kali memperkenalkan moge injeksi pada 1982 yaitu Honda

CX500TURBO.

Page 39: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

22

Selanjutnya teknologi injeksi pada moge dikembangkan untuk

motor ber-cc kecil berjuluk PGM-FI (electronic fuel injection system).

Khusus pasar Eropa, Honda menciptakan scooter PGM-FI yaitu Pantheon

150 cc dan 125 cc. Menyusul Thailand lahir bebek injeksi pertama kali

yaitu Honda Wave 125i (2003). Berikutnya, Juni 2006, India meluncurkan

Honda Glamour PGM-FI yaitu motor jenis sport 125 cc yang basis

mesinnya sama seperti Honda Wave 125i Thailand.

2.2.3. Bagian-bagian Injeksi

1. Sistem Bahan Bakar

Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan

bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan

bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur

(pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan

injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk

menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan atau

menginjeksikan bahan bakar.

Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan

bakar.

Page 40: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

23

Gambar 2.10 Fuel Suction Filter

2. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari

tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih

banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam

sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi

mesin berubah-ubah.

Gambar 2.11 Konstruksi Fuel Pump Module

3. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam

sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan.

4. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki

menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar

Page 41: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

24

akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang

dihasilkan oleh pompa.

Gambar 2.12 Fuel Feed Hose

5. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake

manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga

yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu

pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur

oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic

Control Unit).

Page 42: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

25

Gambar 2.13 Konstruksi Fuel Injector

Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU

memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian

tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga

mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari

dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan

memancar keluar dari injektor.

Page 43: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

26

Gambar 2.14 Penempatan Fuel Injector pada Throttle Body

Skema aliran sistem bahan bakar pada sistem EFI adalah sebagai berikut:

Gambar 2.15 Skema Aliran Sistem Bahan Bakar EFI

2. Sistem Kontrol Elektronik

Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor

(pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP

(Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank

angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor

Page 44: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

27

lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau

ECM dan komponenkomponen tambahan seperti alternator (magnet) dan

regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU,

baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link

Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer

untuk mecari sumber kerusakan komponen

Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem

kontrol elektronik antara lain sebagai berikut;

1. ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang

diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin.

Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang

suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara

masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol,

dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan

antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan

informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan

menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan

bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor.

Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol

injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.

2. MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU

berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold.

Page 45: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

28

Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake

manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara.

Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter,

sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass

sensor.

Gambar 2.16 Contoh Posisi Penempatan Sensor Yang Menyatu Dengan Throttle Body

Page 46: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

29

3. IAT (Intake air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa

informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold.

Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah

menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara

masuk.

4. TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa

informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang

lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang

mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah

merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal

ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasiterakhir

dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang

menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU

tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini

memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal

gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan

pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara

elektronis.

5. Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa

informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin.

6. Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda

motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank

angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh

dengan sudut kemiringan 550 .

Page 47: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

30

Gambar 2.17 Bank Angle Sensor dan Posisi Sudut Kemiringan Sepeda Motor

Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat

sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan

membuat ECU memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan)

injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian

peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau

tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar

langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.

Page 48: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

31

Gambar 2.18 Sinyal atau Informasi Bank Angle Sensor ke ECU

Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda

motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka

informasi yang dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-

kan ketiga komponen di atas.

Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang

menikung/berbelok?

Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau

kemiringannya melebihi 550), ECU tidak meng-OFFkan ketiga komponen

tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang membuat

sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan

kemiringan sepeda motor.

Page 49: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

32

Gambar 2.19 Posisi Bank Angle Sensor Saat Sepeda Motor Menikung dan Saat

Terjatuh

Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah

mencapai 550, tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih

mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya masih di bawah 550

sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain

sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem

EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor)

untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa diketahui,

sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk mendeteksi

putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor)

untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun

demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak

semua sensor dipasang.

Page 50: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

33

3. Sistem Induksi Udara

Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.

Gambar 2.20 Konstruksi Throttle Body

2.2.4. Cara Kerja Injeksi

Teknologi injeksi bahan bakar adalah salah satu dimana bahan

bakar secara langsung dipasok ke dalam ruang silinder intake manifold.

Pada kendaraan bermotor yang sudah menerapkan sistem injeksi, memiliki

bagian yang berfungsi untuk mengontrol dan mengatur pasokan udara dan

bahan bakar ke dalam ruang pembakaran secara efektif dan efisien. Bagian

kontrol ini terdapat sensor (berupa elektronik) yang akan mengatur jumlah

Page 51: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

34

udara dan bahan bakar secara homogen sesuai dengan kebutuhan mesin.

Selama sensor bekerja dengan baik, kemungkinan kerusakan sangat kecil.

Sistem throttle body pasokan bahan bakar yang terletak di throttle body

langsung ke ruang asupan sedangkan sistem titik tunggal akan memasok

bahan bakar dari injektor tunggal.

Sensor ini akan membaca putaran mesin dan jumlah udara

kemudian akan mengirimkan hasil pembacaannya tersebut kepada ECU

(Engine Control Unit). ECU akan menghitung dan mengolah selanjutnya

akan menentukan jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan ke dalam

ruang bakar.

Saat bahan bakar mengalir dari tangki bahan bakar menuju proses

atomisasi,atau proses pengkabutan bahan bakar yang akan disemburkan

melalui throttle valve. Proses pengkabutan bahan bakar tersebut terjadi

karena bahan bakar mengalami pemampatan dan memperoleh tekanan

yang cukup tinggi, sehingga diperoleh hasil berupa asap atau kabut. Bahan

bakar berbentuk kabut ini akan dikeluarkan lewat lubang injektor

canonical yang posisinya menghadap ke ruang bakar mesin.

Dengan sistem injeksi ini bisa dipastikan bahwa bahan bakar secara

efisien bercampur dengan udara dan dipasok ke ruang bakar untuk

menghasilkan tenaga yang efisien.

Page 52: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

35

2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Injeksi

1. Kelebihan Sistem Injeksi

1. Emisi gas buang rendah

Terjadinya pembakaran yang sempurna pada ruang bakar, sehingga

emisi gas buang yang dihasilkan relatif lebih sedikit apalagi knalpot

dilengkapi catalic converter.

2. Daya lebih besar

Konstruksi injektor tepat pada intake manifold sehingga pencampuran

bahan bakar lebih homogen

3. Lebih hemat bahan bakar

Air-fuel ratio sangat mempengaruhi kesempurnaan pembakaran pada

mesin. Standar AFR pada motor adalah 14,7:1 yang artinya 14,7

udara dan 1 bensin. AFR dapat berubah-ubah, misalnya pada saat

kondisi mesin dingin AFR 5:1, pada saat idle AFR 11:1, akselerasi

8:1, dan pada saat pemakaian ekonomis 40-60 km/jam AFR 16-18:1.

Sehingga konsumsi bahan bakar pada motor injeksi lebih irit

dibandingkan karburator.

4. Tidak memerlukan Cok (Choke)

Injeksi bahan bakar dilengkapi sensor temperatur yang akan

melaporkan suhu mesin ke engine control module (ECM) yang akan

Page 53: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

36

memerintahkan injektor untuk memperkaya campuran bensin pada

suhu mesin dingin.

5. Perawatan yang lebih praktis

Teknologi injeksi bahan bakar berkonsep bebas perawatan. Pada saat

servis, pembersihan dilakukan hanya pada bagian penyaring udara,

busi, dan pengaturan klep.

2. Kekurangan Sistem Injeksi

1. Akselerasi kurang responsif

Terjadinya proses yang panjang dari sensor pengatur jumlah udara dan

laporan dari sensor-sensor lainnya, sehingga membutuhkan waktu

yang lebih lama untuk berakselerasi.

2. Kurangnya tenaga ahli

Injeksi bahan bakar termasuk teknologi baru, tidak semua bengkel

umum mampu memperbaiki di saat terjadi permasalahan pada

kendaraan.

3. Sensitif terhadapa benturan atau guncangan

Semua perangkat terutama engine control module menggunakan

elektronik, sehingga rentan mati apabila mengalami guncangan atau

benturan keras. Pada saat terjadi hal tersebut, kendaraan berpeluang

Page 54: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

37

tidak bisa dihidupkan kembali, karena mengalami kerusakan pada

engine control module. Biaya perbaikan membutuhkan biaya yang

relatif masih mahal.

4. Sensitif bahan bakar

Ujung injektor berukuran mikro, sehingga sistem injeksi bahan bakar

mudah terjadi penyumbatan karena bahan bakar yang kotor. Hal ini

akan mempengaruhi kinerja kendaraan sehingga bahan bakar yang

masuk ke dalam ruang bakar sedikit,

5. Sensitif kelistrikan

Kondisi kendaraan dilaporkan oleh sensor, dan sensor terhubung

menggunakan kabel berkonektor. Konektor sering menjadi penyebab

pelaporan sensor ke engine control module menjadi kacau.

Pengiriman laporan sensor ke engine control module menggunakan

sistem pengaman. Apabila konektor kabel terjadi korosi, hal ini akan

meningkatkan sistem pengamanan sehingga laporan dari sensor

mengakibatkan engine control module berfungsi

Page 55: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

38

2.3 Injeksi Pada Honda

2.3.1 Honda Beat-FI

Honda Beat-FI merupakan sepeda motor otomatis hasil produksi

dari Astra Honda Motor (AHM) yang telah mengaplikasikan sistem injeksi

PGM-FI.

Gambar 2.21 Honda Beat-FI

Page 56: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

39

Tabel 2.1 Spesifikasi Honda Beat-FI

Spesifikasi Honda Beat-FI

Panjang X lebar X tinggi 1.863 X 675 X 1.072 mm

Jarak sumbu roda 1.256 mm

Jarak terendah ke tanah 140 mm

Berat kosong 93 Kg

Tipe rangka Tulang punggung

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Lengan ayun suspensi tunggal

Ukuran ban depan 80/90-14 M/C 40P

Ukuran ban belakang 90/90-14 M/C 46P

Rem depan Cakram hidrolik piston tunggal

Rem belakang Teromol

Kapsitas tangki bahan bakar 3,7 liter

Tipe mesin 4 langkah, OHC

Diameter X langkah 50 X 55 mm

Volume mesin 108 cc

Perbandingan Kompresi 9,2 : 1

Daya maksimum 6.27 kW (8,52 PS) / 8.000 rpm

Torsi maksimum 8.68 Nm (0,89 kgf.m) / 6.500 rpm

Kapasitas oli mesin 0.8 liter / periodik

Tipe kopling Otomatis, sentrifugal, kering

Gigi transmisi Otomatis, V-matic

Starter Pedal dan elektrik

Aki MF battery 12V 3ah

Page 57: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

40

Busi NGK CPR9EA-9 ; DENSO U27EPR9

2.3.2 Sistem Injeksi Honda Beat-FI

Pada Honda Beat-FI, Honda menggunakan teknologi PGM-FI

(Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah

terprogram.

Gambar 2.22 Skema Cara Kerja PGM-FI

Teknologi PGM-Fi adalah teknologi yang ramah lingkungan,

karena mampu menekan dan mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan

oleh kendaraan bermotor. Hal ini menyesuaikan dengan standar

Page 58: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

41

pemerintah Indonesia yang mulai menerapkan pada kendaraan bermotor

roda 2 sesuai Standar Euro 3. PGM-Fi sendiri singkatan dari

Programmable Fuel Injection yang bekerja secara elektronik sebagai

sistem suplai bahan bakar yang artinya sistem terprogram untuk memasok

BBM dan oksigen sesuai kebutuhan mesin dengan perhitungan yang tepat

dan akurat sehingga mampu menghasilkan tenaga yang responsif dan irit

bahan bakar juga ramah lingkungan.

Honda sendiri mempunyai target bahwa seluruh motor keluaran

terbarunya baik kategori sport, matic dan bebek akan di benamkan

teknologi PGM-FI atau sistem injection ini. Hingga saat ini Honda telah

mengeluarjan bebrapa produk yang sudah menggunakan sistem PGM-Fi d

antaranya : di ketegori motor sport ada Honda CBR 250R, CBR 150R, di

kategor matic ada PCX, vario,Honda Spacy Helm In PGM-FI dan Beat,

sementara di kategori bebek ada Revo AT, Honda Supra X 125 PGM-FI,

dan Honda Supra X 125 Helm In PGM-FI.

Page 59: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

7 Keunggulan Teknologi PGM

1. Jelas sangat irit bahan bakar lebih dari 30%

2. Tenaga lebih optimal

3. Ramah lingkungan karena emisi gas bu

4. Mesin mudah di hidupkan

5. Perwatan jadi lebih mudah dan cepat

6. Masih bersahabat dengan bahan bakar premium di Indonesia

7. Akselerasi jadi lebih responsif

Gambar 2.23 Cara kerja PGM-FI

7 Keunggulan Teknologi PGM-Fi

Jelas sangat irit bahan bakar lebih dari 30%

Tenaga lebih optimal

Ramah lingkungan karena emisi gas buang yang rendah

Mesin mudah di hidupkan

Perwatan jadi lebih mudah dan cepat

Masih bersahabat dengan bahan bakar premium di Indonesia

Akselerasi jadi lebih responsif

42

Masih bersahabat dengan bahan bakar premium di Indonesia

Page 60: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

2.4 Injekasi Pada Yamaha

2.4.1 Yamaha Mio J

Sepeda motor otomatis yang mulai di

Februari 2012 ini merupakan sepeda motor hasil produksi dari Yamaha

Motor Indonesia (YMI).

Spesifikasi Yamaha Mio J

Panjang X lebar X tinggi

Jarak sumbu roda

Jarak terendah ke tanah

Berat isi

Tipe rangka

Tipe suspensi depan

Tipe suspensi belakang

Injekasi Pada Yamaha

Yamaha Mio J

Sepeda motor otomatis yang mulai di pasasrkan pada bulan

Februari 2012 ini merupakan sepeda motor hasil produksi dari Yamaha

Motor Indonesia (YMI).

Gambar 2.24 Yamaha Mio J

Tabel 2.2 Spesifikasi Yamaha Mio J

Spesifikasi Yamaha Mio J

Panjang X lebar X tinggi 1.850 X 700 X 1.050 mm

1.260 mm

Jarak terendah ke tanah 130 mm

Chast Wheel 93 Kg / Spoke 92 Kg

Pipa baja tulang bawah

Teleskopik

Tipe suspensi belakang Unit tunggal, suspensi tunggal

43

pasasrkan pada bulan

Februari 2012 ini merupakan sepeda motor hasil produksi dari Yamaha

Chast Wheel 93 Kg / Spoke 92 Kg

Page 61: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

44

Ukuran ban depan 70/90-14M/C 34P

Ukuran ban belakang 80/90-14M/C 40P

Rem depan Cakram hidrolik piston tunggal

Rem belakang Teromol

Kapsitas tangki bahan bakar -

Tipe mesin 4 langkah, OHC

Diameter X langkah 50,0 X 57,9 mm

Volume mesin 113,7 cc

Perbandingan Kompresi 9,3 : 1

Daya maksimum 5,7 kW / 5.000 rpm

Torsi maksimum 8,5 Nm / 5.000 rpm

Kapasitas oli mesin 0,85 Liter / Penggantian Berkala : 0,74 Liter

Tipe kopling Otomatis, sentrifugal, kering

Gigi transmisi Otomatis, V-belt

Starter Pedal dan elektrik

Aki YTZ4V-MF (MF Battery) / GTZ4V-MF (MF Battery)

Busi NGK R6HSA

2.4.2 Sistem Injeksi Mio J

Pada sistem bahan bakar Mioj yamaha menggunakan teknologi

Yamaha Mixture JET-Fuel Injection (YMJET-FI), yang telah dikembangkan di

Taiwan pada tahun 2009 ini telah diklaim mampu menghemat bahan bakar hingga

30% dibandingkan dengan teknologi mesin karburator.

Page 62: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

45

Teknologi YM JET-FI yang baru dikembangkan oleh yamaha

menampilkan efisiensi pembakaran yang sangat baik, memungkinkan kendaraan

mencapai karakteristik pengendara yang sangat nyaman dan ekonomis bahan

bakarnya, serta ramah lingkungan. YM JET ini terdiiri dari dua throttle valve

mekanis, satu didepan dan satu dibelakang, yang berguna untuk mengontrol aliran

udara tambahan. Pada injektornya dilengkapi dengan perangkat M-JET, secara

langsung dipasang ke cylinder head dan dilengkapi dengan saluran by pass udara

tambahan (air conector) untuk menghasilkan aliran udara yang kuat, ketika mesin

sedang beroperasi pada posisi langsam atau pada kecepatan rendah, pada ruang

bakar timbul putaran turbulensi, sehingga semprotan bahan bakar oleh injektor

menjad partikel yang lebih halus (hasil atomisasi lebih baik) didalam silinder,

Sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran dan mencapai tujuan hemat bahan

bakar (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5).

Page 63: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

46

Gambar 2.25 Sistem YMJET-FI (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5)

Aliran udara masuk pada sistem YMJET-FI dalam berbagai posisi

bukaan throttle dapat dibagi menjadi tiga sistem aliran udara yaitu :

1. Saat putaran langsam

Pada saat mesin dalam kondisi putaran langsam throttle valve 1 dan

throttle valve 2 dalam kondisi tertutup, sehingga udara masuk melalui

saluran air assist passage yang terletak didepan throttle valve 1 dan

dibelakang throttle valve 2, namun udara hanya bisa lewat melalui

lubang air assist passage yang terletak didepan throttle valve 1 karna

throttle valve masih dalam kondisi tertutup. Udara yang masuk

melalui air assist passageakan dikontrol oleh idle speed control

dengan cara membuka plunger penutup laju udara didalam pipa air

assis passage.

Page 64: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

47

Gambar 2.26 Aliran Udara Pada Putaran Langsam

2. Saat putaran rendah

Pada saat mesin dalam kondisi putaran rendah throttle valve 1 sudah

dalam kondisi sedikit terbuka namun throttle valve 2 masih dalam

kondisi tertutup. Hal itu disebabkan karna penghubung gerakan dari

throttle valve 1 menuju throttle valve 2 diberi jarak suaian atau

spelling pada throttle valve 2, sehingga pada saat handle gas mulai

ditarik akan menggerakan dan membuka throttle valve 1 dan throttle

valve 2 masih dalam kondisi diam atau tertutup, maka udara akan

masuk melaluli kedua saluran air assist passage yang terletak didepan

throttle valve 1 dan throttle valve 2

Gambar 2.27 Aliran Udara Pada Putaran Rendah

Page 65: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

48

3. Saat putaran menengah / tinggi

Pada saat mesin dalam kondisi putaran menengah menuju putaran

tinggi throttle valve 1 dan throttle valve 2 dalam kondisi sedikit

membuka sampai kondisi membuka penuh tergantung dari seberapa

banyak handle gas ditarik. Pada kondisi ini udara dapat masuk melalui

main air passage yang akan dicampur dengan bahan bakar untuk

proses pembakaran dengan jumlah yang disesuaikan oleh sudut

bukaan throttle valve.

Gambar 2.28 Aliran Udara Pada Putaran Tinggi

2.5 Injeksi Pada Suzuki

2.5.1 Suzuki Nex-FI

Suzuki Nex- FI merupakan hasil pengembangan dari Suzuki Nex

dengan sistem bahan bakar konvensional atau karburator. Suzuki Nex-FI

telah menggunakan teknologi injeksi yang diberi nama Suzuki

Performance Fuel Injection (Super FI).

Page 66: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

49

Gambar 2.29 Suzuki Nex-FI

Tabel 2.3 Spesifikasi Suzuki Nex-FI

Spesifikasi Suzuki Nex-FI

Panjang X lebar X tinggi 1.850 X 665 X 1.035 mm

Jarak sumbu roda 1.235mm

Jarak terendah ke tanah 135 mm

Berat kosong 87 Kg

Tipe rangka -

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Unit tunggal, suspensi tunggal

Ukuran ban depan 70/90 – 14 M/C 34 P

Ukuran ban belakang 80/90 – 14 M/C 46 P

Rem depan Cakram hidrolik piston tunggal

Rem belakang Teromol

Kapsitas tangki bahan bakar 3.5 liter

Tipe mesin 4 langkah, OHC

Page 67: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

50

Diameter X langkah 51,0 X 55,2 mm

Volume mesin 113 cc

Perbandingan Kompresi 9,4 : 1

Daya maksimum 9,4 kW / 8.800 rpm

Torsi maksimum 8,7 Nm / 6.500 rpm

Kapasitas oli mesin -

Tipe kopling Otomatis, sentrifugal, kering

Gigi transmisi Otomatis, V-belt

Starter Pedal dan elektrik

Aki 12V (3,0 Ah) / 10 HR

Busi -

2.5.2 Sistem Injeksi Nex-FI

Pada suzuki Nex-FI, Suzuki telah memperkuat sejumlah sensor

yang mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar. Sensor-sensor tersebut

diantaranya Tip-Over Sensor (TOS), Throttle Position Sensor (TPS),

Intake Air Pressure Sensor (IAPS), Intake Air Temperature Sensor (IATS),

Crankshaft Position Sensor (CKPS), Engine Temperature Sensor (ETS)

dan Oxygen Sensor (O2S).

Kelebihan Suzuki nex Super FI terdapat pada Tip Over Sensor.

Sensor ini memiliki fungsi mematikan sistem FI jika motor miring lebih

dari 65 derajat. Hal ini untuk menunjang keamanan berkendara. Kemudian

Idle Speed Control (ISC) yang mampu meningkatkan performa penyalaan

mesin menjadi lebih baik meskipun mesin dalam kondisi dingin.

Page 68: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

51

Sementara sensor O2 untuk mendeteksi kadar oksigen di emisi gas buang

agar lebih ramah lingkungan.

Gambar 2.30 Tip Over Sensor pada Suzuki Nex-FI

Gambar 2.31 Posisi Fuel Pump Berada di Tangki Bahan Bakar dan O2 Sensor

Terletak di Leher Knalpot

Page 69: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

52

Gambar 2.32 Throttle Body dari Mikuni dan Injector dengan 4 lubang

2.6 Computer Software (Aplikasi Komputer)

Menurut Pressman (2001 : 3), sebuah definisi formal dari aplikasi adalah

instruksi-instruksi yang dieksekusi untuk menyediakan fungsi-fungsi tertentu.

Lebih jauh dijelaskan bahwa aplikasi / perangkat lunak komputer merupakan

sebuah produk yang dikembangkan oleh pengembang perangkat lunak (software

engineer) yang mencakup program yang dapat dieksekusi oleh komputer dengan

berbagai ukuran dan arsitekturnya.

Aplikasi/perangkat lunak komputer sangat penting karena memiliki

pengaruh yang cukup dekat akan berbagai aspek dalam kehidupan dan telah

menyerap ke dalam budaya dan aktivitas keseharian manusia. Aplikasi harus

dirancang agar dapat digunakan pada berbagai keperluan.

Page 70: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

53

2.6.1 Software Development Process (Proses Pengembangan Aplikasi)

Dalam Pressman (2001:19) dijelaskan bahwa pengembangan aplikasi

adalah sebuah proses pembelajaran sosial karena aplikasi seperti penanaman

modal yang mengandung berbagai pengetahuan. Pada prosesnya pengembangan

melibatkan interaksi antara user dan pengembang, user dengan teknologi, dan

pengembang dengan teknologi.

Dari sudut pandang pengembang, produk dari proses ini dapat berupa

program / aplikasi, dokumen dan berbagai data yang diproduksi sebagai

konsekuensi dari aktivitas proses pengembangan ini.

Pengembangan aplikasi, menurut Jogiyanto (1999 : 35) dapat berarti

menyusun suatu aplikasi yang baru untuk menggantikan aplikasi yang secara

keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Namun tidak menutup

kemungkinan aplikasi yang baru dibuat karena suatu kebutuhan. Berikut ini

adalah beberapa alasan akan perlunya aplikasi dikembangkan.

1. Adanya Masalah.

Permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan dari sistem

atau aplikasi yang lama sehingga tidak dapat beroperasi seperti yang

diharapkan. Selain itu juga dapat disebabkan karena pertumbuhan

organisasi yang menuntut adanya sesuatu yang baru.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (Opportunities).

Aplikasi yang dibuat karena adanya kesempatan baru untuk

bersaing dan memperoleh nilai-nilai tertentu. Hal ini antara lain

Page 71: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

54

dikarenakan pesatnya kemajuan berbagai bidang, terutama teknologi

informasi.

3. Adanya instruksi-instruksi (Directives).

Aplikasi yang baru juga dapat juga terjadi karena adanya instruksi-

instruksi baik dari internal perusahaan seperti pimpinan ataupun eksternal,

misalnya peraturan pemerintah.

2.7 Model Perancangan Sistem

2.7.1 Alat Perancangan Sistem

Alat-alat perancangan sistem diantaranya adalah Flowchart

Diagram dan State Transition Diagram (STD). Ada tiga alasan untuk

menggunakan alat perancangan sistem sebelum membuat suatu sistem

(Mardiyah, 2004), yaitu:

1. Agar kita bisa fokus pada bagian yang penting.

2. Agar bisa berdiskusi mengenai perubahan-perubahan dan koreksi sesuai keinginan

pemakai.

3. Untuk meyakinkan bahwa kita mengerti akan lingkungan pemakai dan memiliki

dokumentasi perancangan sistem sehingga progremmer bisa membuat sistem tersebut.

2.7.2 Flowchart Diagram

Sistem Flowchart mengembangkan tahapan proses dari suatu

sistem, termasuk sistem multimedia (M. Suyanto, 2003:364). Dalam

membuat flowchart penulis menggunakan beberapa simbol. Dalam

Page 72: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

55

penggalan aktivitas, digunakan bagan alir (flowchart), yang menunjukan

aliran prosedur yang telah ada.

Berikut ini adalah beberapa simbol yang digunakan oleh penulis

dalam menggambar suatu flowchart :

a. Simbol untuk Input/Otput

Tabel 2.4 Simbol Input/Output

No. Simbol Keterangan

1 Simbol dokumen file yang berupa kertas,

misalnya: hasil print out, formulir

2 Simbol disk/drum yang merupakan direct

acces storage untuk input/output

3 Simbol harddisk yang merupakan direct

access storage untuk input/output

4 Simbol pita magnetic yang merupakan

sequential storage untuk input/output

5 Simbol Virtual Display Unit (VDU) /

Cathode Ray Tube (CRT) sebagai

input/output

Page 73: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

56

b. Simbol untuk Processing

Tabel 2.5 Simbol Processing

No. Simbol Keterangan

1 Menggambarkan proses

2 Proses penggabungan (Merge)

3 Proses Pengurutan

4 Proses secara manual

5 Proses pemasukan data melalui keyboard

c. Simbol Pembantu

Tabel 2.6 Simbol Pembantu

No. Simbol Keterangan

1 Arah data / arus data

Page 74: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

57

2 Sambungan pada halaman yang sama

3 Sambungan pada halaman berbeda

4 Sambungan komunikasi

d. Simbol Flowchart

Tabel 2.7 Simbol Flowchart

No Simbol Keterangan

1 Mulai (Start) atau Selesai (Stop)

2 Persiapan (Preparation / Initialization)

3 Proses: proses perhitungan (aritmatika),

proses shift

4 Proses Input / Output

Page 75: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

58

5 Keputusan (Decision)

6 Proses menjalankan sub program

(Subroutine)

2.7.3 State Transition Diagram (STD)

Menurut Pressman (2001 : 302), STD mengindikasikan bagaimana

perangkat lunak berlaku sebagai konsekuensi dari kejadian eksternal yang

menyebabkan perubahan suatu kondisi. Untuk merealisasikannya, STD

menghadirkan model dari suatu kejadian yang disebut dengan state. Dalam

STD, proses yang terjadi digambarkan dengan transisi antar state.

Ada dua macam simbol yang menggambarkan proses dalam STD,

yaitu :

1. Gambar persegi panjang yang menunjukan kondisi (state) dari

sistem.

2. Gambar panah yang menunjukan transisi antar state. Tiap panah

diberi label dengan ekspresi aturan. Label yang diatas menunjukan

kejadian yang menyebabkan transisi terjadi. Label yang bawah

menunjukan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi.

2.7.4 Pendekatan untuk membuat STD

Ada dua pendekatan dalam membuat STD, yaitu :

Page 76: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

59

1. Identifikasi setiap kemungkinan state dari sistem dan

gambarkan masing-masing pada state sebuah kotak,

kemudian tentukan hubungan antar state tersebut.

2. Dimulai dengan state P1 dan dilanjutkan dengan state P2,

berikutnya dilajutkan sesuai flow yang diinginkan.

Gambar 2.33 Pendekatan STD

2.7.5 Notasi State Transition Diagram (STD)

Notasi STD terdiri dari state dan transition state. State adalah

kumpulan keadaan atau atribut yang mencirikan seseorang atau suatu

benda pada waktu tertentu. Bentuk state dibagi menjadi dua, yaitu Initial

State dan Final State. Initial state menyatakan awal dari suatu state (hanya

ada satu state), sedangkan Final state menyatakan aktif dari suatu state

(bisa lebih dari satu state).

Transition State terdiri dari kondisi dan aksi. Kondisi adalah suatu

kejadian pada lingkaran luar yang dapat dideteksi oleh sistem. Sedangkan

aksi adalah yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan state atau

merupakan reaksi terhadap kondisi.

Page 77: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

60

1. Keadaan Sistem

Setiap kontak mewakili suatu keadaan dimana sistem

mungkin berada di dalamnya. State disimbolkan dengan segi

empat.

Simbol State :

2. Perubahan Sistem

Ini digunakan untuk menghubungkan suatu keadaan

dengan keadaan lain. Jika sistem memiliki transisi dalam

prilakunya, maka suatu keadaan dapat berubah menjadi

keadaan tertentu.

Simbol transition state :

= State

= Transition State

Gambar 2.34 Notasi STD

3. Kondisi dan Aksi

Untuk melengkapi STD, dibutuhkan dua hal tambahan:

Kondisi sebelum keadaan berubah dan aksi dari

pemakai untuk mengubah keadaan. Dibawah ini adalah

ilustrasi dari kondisi dan aksi yang ditampilkan di sebelah

anak panah yang menghubungkan dua keadaan.

Page 78: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

61

Gambar 2.35 Kondisi dan Aksi

2.8 Dimensi

Dimensi adalah suatu bidang yang terdiri dari titik-titik koordinat yang

dapat membentuk suatu objek tertentu. Dimensi diperlukan agar didalam

membentuk suatu objek dapat didasarkan oleh pola-pola tertentu yang disebut

koordinat sehingga dapat mudah diikuti dan dipelajari.

2.8.1 Pengertian 2 Dimensi

Objek 2 dimensi dipresentasikan dalam sebuah bidang yang terdiri dari

sumbu X dan Y disebut bidang Cartesian.

Y

X

Gambar 2.36 Bidang Cartesian 2 Dimensi

Page 79: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

62

Objek yang dibentuk dalam bidang ini dapat berupa titik (point), garis

(line), maupun polygon. Sebuah objek titik terbentuk dari 2 koordinat (X, Y)

yang spesifik, dimana koordinat X menandakan suatu posisi yang terletak pada

sumbu mendatar atau horizontal dan koordinat Y untuk menandakan suatu posisi

yang terletak pada sumbu tegak (vertikal).

Dari objek titik dalam bidang-bidang dimensi dapat membentuk

kumpulan objek jenis yang saling berhubungan yang dapat membentuk suatu

objek segi banyak tertutup (polygon) ataupun objek segi banyak terbuka.

Masing-masing titik dari sebuah polygon disebut dengan vertex.

2.8.2. Pengertian 3 Dimensi

Dunia 3 dimensi tidaklah sesederhana dunia 2 dimensi yang hanya

mempunyai 2 koordinat saja, melainkan memiliki 3 buah koordinat axis yaitu X,

Y dan Z.

Axis X adalah axis mendatar atau horizontal, axis Y adalah axis tegak

atau vertikal, sedangkan axis Z adalah axis yang menembus layar monitor ke

dalam (menunjukkan kedalaman ruang).

Page 80: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

63

Untuk lebih jelas koordinat axis dalam 3 dimensi dapat dilihat pada

gambar berikut:

Y Z

X

Gambar 2.37 Bidang Cartesian 3 Dimensi

Animasi 3 dimensi adalah animasi yang terdiri dari objek 3 dimensi yang

dikumpulkan dan dikembangkan dalam lingkungan maya komputer dan

kemudian di-render oleh komputer tersebut dengan memperhitungkan semua

aspek visual, seperti pencahayaan, kabut, refreksi, difraksi, dan aspek fisik

seperti kecepatan, gravitasi dan sebagainya sehingga dihasilkan bentuk animasi

dalam format film atau movie (Jones dan Bonney, 2000).

Animasi 3 dimensi sudah ada sejak tahun 1960-an. Namun karena

keterbatasan tersedianya perangkat lunak yang mendukung animasi 3 dimensi,

maka akan dibutuhkan komputer server yang berukuran besar sekali untuk

membuat animasi yang sederhana, sehingga pada masa itu belum ada yang

membuatnya untuk tujuan komersil, namun hanya menjadi bidang ilmu yang

dikembangkan untuk eksperimen khususnya atau tujuan simulasi (Jones dan

Bonney, 2000).

Perkembangan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak yang pesat

membuat animasi 3 dimensi menjadi sesuatu yang tidak hanya bisa dipelajari

Page 81: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

64

namun bisa juga digunakan untuk kepentingan komersial seperti pembuatan

film, permainan dan iklan.

Jadi pengertian teknik 3 dimensi adalah teknik yang memiliki 3 buah

koordinat yaitu x, y dan z yang bisa diwakilkan dalam batas permukaan bidang,

vertex, maupun titik dan menggunakan model yang sudah digambar atau

dirender untuk dapat melihat tampilan dalam dunia yang sesungguhnya serta

sebagai pelengkap diantaranya membuat objek, pemberian material, pemberian

animasi dan lain-lain.

3.9. Software Penunjang

Untuk membuat tugas akhir ini diperlukan beberapa software yang

mendukung. Diantaranya :

2.9.1 Adobe Photoshop CS

Adobe Photoshop CS merupakan kelanjutan dari Adobe Photoshop

7.0. Adobe Photoshop CS adalah perangkat lunak standar editing gambar

profesional yang membantu pengguna bekerja lebih efisien,

mengeksploitasi kreativitas dan menghasilkan gambar dengan kualitas

tertinggi untuk web atau yang lainnya. Adobe Photoshop menciptakan

gambar menjadi mudah diakses ke data file, memperlancar desain web,

lebih cepat dalam mengolah foto dan lebih banyak lagi (M. Suyanto,

2003.23).

Page 82: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

65

Gambar 2.38 Tampilan Lembar Kerja Pada Adobe Photoshop CS

1. Menu Bar

Gambar 2.39 Tampilan Menu Bar Pada Adobe Photoshop CS

Merupakan baris menu yang berisi perintah dan fasilitas

default yang disediakan oleh sebuah program yang mendukung

kinerja dari program tersebut. Saat pertama kali jendela Adobe

Photoshop terbuka, terdapat sembilan tampilan menu utama, yaitu :

File, edit, image, layer, select, filter, view, window, dan help yang

masing–masing memiliki arti dan fungsi yang berbeda.

Page 83: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

66

2. Option Bar

Gambar 2.40 Tampilan Option Bar Pada Adobe Photoshop CS

Merupakan bagian yang berisi sekumpulan tombol atau pilihan

yang dapat digunakan untuk melaksanakan suatu perintah tertentu

dalam mengoperasikan program Adobe Photoshop. Tombol pilihan

yang ditampilkan didalam option bar akan menyesuaikan dengan

tombol atau piranti yang terpilih didalam Toolbox.

3. Toolbox

Gambar 2.41 Tampilan Toolbox Pada Adobe Photoshop CS

Toolbox merupakan sebuah bagian yang berisi berbagai

piranti yang dapat digunakan untuk memanipulasi dan menyunting

sebuah gambar atau foto. Toolbox ditampillan sebagai jendela

melayang (floating window). Piranti yang terlihat didalam toolbox

mempunyai mempunyai subpiranti yang tersembunyi. Untuk

Page 84: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

67

menampilkannya klik kanan pada segitiga kecil di sudut kanan

bawah. Piranti-piranti yang ada didalam toolbox, yaitu :

Move Tool : Untuk memilih sekaligus memindahkan

objek terpilih didalam lembar kerja.

Rectangular marquee Tool : Untuk membuat seleksi yang berbentuk

segiempat.

Elliptical Marquee Tool : Untuk membuat seleksi yang berbentuk

elips. Dapat juga digunakan untuk

membuat seleksi berbentuk lingkaran

dengan menekan tombol shift sambil

menggeser mouse.

Single row marquee tool : Untuk membuat seleksi horizontal setinggi

satu pixel.

Single column marquee

tool

: Untuk membuat seleksi vertikal selebar

satu pixel.

Crop tool : Untuk memotong bagian-bagian tertentu

dari sebuah gambar.

Lasso tool : Untuk membuat seleksi dengan pola bebas.

Polygonal lasso tool : Untuk membuat seleksi berupa poligon

atau segi banyak yang berupa garis patah-

Page 85: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

68

patah.

Magnetic lasso tool : Untuk membuat seleksi yang melekat pada

perbatasan dari pixel yang dipilih.

Magic wand tool : Untuk membuat seleksi atas pixel-pixel

yang ada dalam kawasan warna tertentu.

Brush tool : Untuk membuat goresan warna dengan

kuas.

Pencil tool : Untuk membuat goresan secara bebas

Healing brush tool : Untuk memperbaiki bagian gambar yang

rusak dengan cara menambal bagian yang

rusak tersebut dengan bagian gambar yang

masih bagus.

Clone stamp tool : Untuk membuat duplikat secara utuh atau

bagian tertentu dari sebuah gambar.

History brush tool : Untuk mengembalikan bagian tertentu dari

sebuah gambar yang sudah diberi efek ke

bentuk semula.

Gradient tool : Untuk memberi warna gradasi pada sebuah

objek.

Page 86: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

69

Eraser tool : Untuk menghapus bagian tertentu dari

gambar.

Paint bucket tool : Untuk memberi warna pada blok area

tertentu.

Blur tool : Untuk membuat buram bagian tertentu.

Dogde tool : Untuk memutihkan atau menerangkan

bagian gambar yang gelap sehinga menjadi

terang.

Burn tool : Untuk menggelapkan bagian warna yang

terlalu terang.

Spunge tool : Untuk menambahkan kecerahan gambar

atau foto.

Type tool : Untuk membuat teks pada gambar atau

foto.

Shape tool : Untuk membuat objek bentuk default yang

sudah disediakan oleh photoshop.

Pen tool : Untuk membuat objek secara bebas. Hasil

dari piranti ini juga dapat diubah menjadi

sebuah seleksi.

Page 87: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

70

Path selection tool : Untuk memilih objek bentuk dari hasil

proses penggunaan pen tool dan mengubah

titik poin yang terdapat didalam bentuk

tersebut.

Notes tool : Untuk membuat catatan atau keterangan

pada bagian gambar tertentu.

Eyedropper tool : Untuk memilih sample warna tertentu yang

tidak tersedia di dalam pilihan warna

default.

Zoom tool : Untuk memperbesar dan memperkecil

persentase tampilan gambar.

Pan tool : Untuk menampilkan bidang gambar

tertentu dengan menggeser bidang gambar

tersebut.

Set

foreground/background

color

: Untuk menentukan warna foreground dan

background dengan cara mengklik kotak

warna foreground atau background.

Standar/quick mask mode : Untuk berpindah didalam mode standar

atau quick mask dan bisa digunakan untuk

proses masking.

Page 88: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

71

Screen mode : Untuk mengatur mode tampilan dari

lembar kerja.

Jumpto Imageready : Untuk berpindah secara otomatis ke dalam

program ImageReady tanpa menutup

lembar kerja photoshop.

Page 89: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

72

4. Palet

Gambar 2.42 Tampilan Palet Pada Adobe Photoshop CS

Palet dalam photoshop digunakan untuk mengontrol sifat dan cara

kerja dari tombol-tombol yang ada didalam toolbox serta mendukung

Page 90: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

73

proses kerja yang terjadi pada gambar atau foto yang sedang dikerjakan.

Pilihan pada menu window menunjukan jenis palet yang ada.

Palet terdiri dari :

Palet navigator : Untuk memperbesar dan memperkecil persentase

gambar.

Palet color : Untuk mengatur pilihan warna dengan menetukan

nilai campuran dari tiga warna dasar, yaitu red, green

dan blue.

Palet history : Untuk kembali ke kondisi sebelumnya.

Palet layer : Untuk mengolah layer.

5. Jendela Gambar

Gambar 2.43 Tampilan Jendela Gambar Pada Photoshop CS

Page 91: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

74

Merupakan area kerja atau tampilan kerja dari file atau gambar

yang sedang dikerjakan.

2.9.2 Bahasa Pemograman JAVA

Pengertian

Menurut buku yang di tulis Bambang Haryanto (2005 : 4) bahasa

Java merupakan karya Sun Microsystem Inc. Rilis resmi level beta

dilakukan pada november 1995. Dua bulan berikutnya Netscape menjadi

perusahaan pertama yang memperoleh lisensi bahasa Java dari Sun.

Edisi Java

Menurut buku yang di tulis Bambang Haryanto (2005 : 5)

kebanyakan bahasa pemrograman modern berdiri diatas pustaka-pustaka

kelas yang telahada untuk mendukung fungsionalitas bahasanya.Pada

bahasa Java, kelompok-kelompok kelas yang berkaitan erat dimasukkan

dalam satu pakeet, bervariasi sesuai edisi java, Masing-masing paket untuk

maksud tertentu: applet, aplikasi standar, skala enterprise, dan produk

konsumer.

Java adalah bahasa yang dapat dijalankan dimanapun dan di

sembarang platform apapun, diberagam lingkungan: Internet, intranet,

consumer electronic product, dan computer applications. The Java 2

Platform tersedia dalam tiga edisi untuk keperluan berbeda. Untuk

beragam aplikasi yang dibuat dengan bahasa Java, Java dipaketkan dalam

edisi-edisi berikut :

Page 92: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

75

1) Java 2 Standard Edition (J2SE)

The Java2 Platform, Standard Edition (J2SE) menyediakan

lingkungan pengembangan yang kaya fitur, stabil, aman, cross-

platform. Edisi ini mendukung fitur koneksivitas basisdata, rancangan

antarmuka pemakai, masukan/keluaran (input/output), dan

pemrograman jaringan (network programming) dan termasuk sebagai

paket-paket dasar bahasa Java.

2) Java 2 Enterprise Edition (J2EE)

The Java 2 Enterprise Edition (J2EE) menyediakan lingkungan

untuk membangun dan menjalankan multitier enterprise applications.

J2EE berisi paket-paket di J2SE ditambah paket-paket untuk

mendukung pengembangan Enterprise JavaBeans, Java Servlets,

JavaServer Pages, XML, dan kendali transaksi yang fleksibel.

3) Java 2 Micro Edition (J2ME)

The Java 2 Micro Edition (J2ME) untuk beragam consumer

electronik product, seperti pager, smart card, cell phone, handheld

PDA, dan se-top box. J2ME menyediakan bahasa Java yang sama,

unggul dalam kemampuan bisa dijalanakan dimanapuN (portabilitas)

dan safe network delevery seperti J2SE dan J2EE. J2ME

menggunakan sekumpulan paket lebih kecil. J2ME berisi subset dari

paket-paket di J2ME ditambah paket spesifik Micro Edition berupa

Page 93: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

76

javax.microedition.io. Aplikasi-aplikasi J2ME dapat diskala agar juga

dapat bekerja dengan J2SE dan J2EE.

Fitur Penting pada Java

Fitur penting bahasa pemrograman Java menurut buku yang di tulis

Bambang Haryanto (2005 : 12) :

1) Bahasa Sederhana

Java dirancang agar mudah dipelajari dan digunakan secara

efektif. Java tidak menyediakan fitur-fitur rumit bahasa pemrograman

level tinggi, serta banyak pekerjaan pemrograman yang mulanya harus

dilakukan manual, sekarang digantikan dikerjakan Java secara

otomatis seperti dealokasi memori.

C dan C++ dipilih sebagai model bahasa Java. Kebanyakan kata

kunci dan sintaks Java berasal dari C++ akan cepat belajar susunan

bahasa Java namun harus waspada karena mungkin Java mengambil

arah (semantiks) yang berbeda dibanding C ++.

2) Bahasa Berorientasi Objek

Object Oriented Programming (OOP) adalah cara ampuh dalam

pengorganisasian dan pengembangan perangkat lunak. Pada OOP,

program komputer sebagai sekelompok objek yang saling berinteraksi.

Deskripsi ringkas OOP adalah mengorganisasikan program sebagai

kumpulan komponen, disebut objek. Objek-objek ini adalah secara

independen mempunyai aturan-aturan berkomunikasi dengan objek

Page 94: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

77

lain dan untuk memerintahkan objek lain guna meminta informasi

tertentu atau meminta objek lain mengerjakan sesuatu.

Kelas bertindak sebagai modul sekaligus tipe. Sebagai tipe maka

pada saat jalan program menciptakan objek-objek yang merupakan

instan-instan dari kelas. Kelas dapat mewarisi kelas lain. Java tidak

mengijinkan pewarisan jamak namun menyelesaikan kebutuhan

pewarisan jamak dengan fasilitas interface yang lebih elegan.

3) Bahasa Statically Typed

Seluruh program harus dideklarasikan lebih dulu sebelum

digunakan. Pemaksaan ini memungkinkan kompilator Java

menentukan dan melaporkan terjadinya pertentangan tipe yang

merupakan barikade awal untuk mencegah kesalahan yang tidak perlu

(seperti mengurangkan variabel bertipe integer dengan variabel

string). Pencegahan sedini mungkin ini diharapkan menghasilkan

program yang bersih. Kelebihan lain fitur ini adalah kode program

lebih dapat dioptimasi untuk menghasilkan program berkinerja tinggi.

4) Bahasa Dikompilasi

Sebelum kita menjalankan program di bahasa Java, program

dikomilasi menggunakan Java Compiler. Kompilasi akan

mengahasikan file bytecode yang serupa fungsinya dengan file kode

mesin. Program bytecode yang dihasilkan dapat dieksekusi

Page 95: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

78

disembarang Java Iinterpreter. Java Interpreter membaca file

bytecode dan menerjemahkan perintah bytecode menjadi perintah-

perintah bahasa mesin yang dapat dieksekusi mesin. Beberapa

teknologi telah dikembangkan agar bytecode berjalan cepat mendekati

bahasa mesin aslinya. Teknologi ini antara lain Just-in-time

compilation dan hotspot technologi.

5) Bahasa yang Aman

Java merupakan bahasa yang rancangannya telah

memperhitungkan keamanan sistem. Saat ini, Java telah menerapkan

keamanan yang ketat namun fleksibel. Keamanan berdasar sebuah file

kebijakan sehingga dapat diatur dan dikendalikan untuk memperoleh

kemampuan maksimal bagi program mandiri dan applet yang

dipercaya (trusted code).

6) Bahasa Independen terhadap Platform

Platform independence adalah kemampuan program bekerja

disistem operasi atau sistem komputer berbeda. Bahasa Java

merupakan bahasa yang secara sempurna tidak bergantung pada

platform.

Page 96: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

79

7) Bahasa Multithreading

Thered adalah untuk menyatakan program komputer melakukan

lebih dari satu tugas di satu waktu yang sama. Java menyediakan

lingkungan untuk menulis program multithreaded, program

mempunyai lebih dari satu thread eksekusi pada saat yang sama

sehingga memungkinkan program menangani beberapa tugas secara

bersamaan. Semua aplikasi pasti sedikitnya mempunyai satu thread

yang mereprsentasikan jalur utama eksekusi.

8) Bahasa yang Didukung Garbage

Program Java melakukan garbage collection yang berarti program

tidak perlu menghapus sendiri objek-objek yang tidak digunakan lagi.

Fasilitas ini mengurangi beban pengelolaan memori oleh pemrogram

dan mengurangi atau mengeliminasi sumber kesalahan terbesar yang

terdapat di bahasa yang memungkinkan alokasi dinamis.

9) Bahasa yang Tegar

Java Interpreter memeriksa semua akses sistem yang dlakukan.

Program Java tidak dapat menyebabkan crash terhadap sistem.

Java mempunyai mekanisme exception-handling yang ampuh.

Exception handling menyediakan cara untuk memisahkan antara

bagian penanganan kesalahan dengan bagian kode normal sehingga

menuntun ke struktur kode program yang lebih bersih dan menjadikan

Page 97: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

80

aplikasi lebih tegar. Ketika kesalahan yang serius ditemukan, program

Java menciptakan exception. Exception dapat ditangkap dan dikelola

program tanpa resiko membuat sistem menjadi down.

10) Bahasa yang Mampu Diperluas

Program Java mendukung native method, yaitu fungsi ditulis di

bahasa lain, biasanya C/C++. Dukungan native method

memungkinkan pemrograman menulis fungsi yang dapat dieksekusi

lebih cepat dibanding fungsi ekivalen di Java. Native method secara

dinamis akan di-link ke program Java, Yaitu diasosiasikan dengan

program saat jalan.

2.9.3 Android

1. Sejarah

Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 1) android adalah sebuah sistem

operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem

operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform terbuka

bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka.

Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc. yang merupakan

pendatang baru pembuat peranti lunak untuk ponsel/smartphone.

Kemudian untuk mengembangan android dibentuklah Open Handset

Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan perangkat keras, perangkat lunak

dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm,

T-Mobile, dan Nividia. Pada saat perilisan perdanan android 5 November

Page 98: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

81

2007, android bersama dengan Open Handset Alliance menyatakan

mendukung pemngembangan open source pada perangkat mobile. Di lain

pihak, google merilis kode-kode android dibawah lisensi Apache, sebuah

lisensi perangkat lunak dan platform perangkat seluler.

Di dunia ini terdapat dua jenis distributor operasi sistem android.

Pertama yang mendapatkan dukungan penuh dari google atau Google Mail

Service (GMS) dan kedua yang benar-benar bebas distribusinya tanpa

dukungan langsung google atau dikenal sebagai Open Handset

Distribution(OHD).

Pada masa saat ini sebagian besar vendor-vendor smartphone sudah

memproduksi smartphone berbasis android, hal ini karena android itu

adalah sistem operasi yang open source sehingga bebas didistribusikan dan

dipakai oleh vendor manapun dan menjadi pesaing utama dari Apple pada

sistem operasi Table PC.

Android itu sendiri adalah platform yang sangat lengkap baik itu

sistem operasinya, aplikasi dan tool pengembangan, market aplikasi

androidnya serta didukung tinggi dari komunitas open source di dunia,

sehingga android terus berkembang pesat baik dari segi teknologi maupun

dari segi jumlah device yang ada di dunia.

2. The Dalvik Virtual Machine (DVM)

Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 4) android berjalan didalam

Dalvik Virtual Machine (DVM) bukan di Java Virtual Mechine (JVM),

sebenarnya banyak persamaan diantara keduanya, Android menggunakan

Page 99: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

82

Virtual Mechine (VM) sendiri karena dikustomisasi dan dirancang untuk

memastikan bahwa beberapa fitur-fitur berjalan lebih efisien pada

perangkat mobile.

DVM adalah register bases sedangkan JVM adalah stack bases, DVM

menggunakan kernel linux untuk menangani fungsionalitas tingkat rendah

termasuk keamanan, threading, dan proses serta manajemen memori.

DVM mengeksekusi executable file, sebuah format yang dioptimalkan

untuk memastikan memori yang digunakan sangat kecil. The executable

file diciptakan dengan mengubah kelas bahasa java dan dikompilasi

menggunakan tools yang disediakan dalam SDK android.

3. Android SDK (Software Development Kit)

Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 5) android SDK adalah tool

API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk memulai

mengembangkan aplikasi pada platform android menggunakan bahasa

pemrograman java. Sebagai platform aplikasi netral, android member anda

kesempatan untuk membuat aplikasi yang kita butuhkan yang bukan

merupakan aplikasi bawaan handphone/smartphone. Beberapa fitur-fitur

android yang paling penting adalah :

1) Frameework aplikasi yang mendukung penggantian komponen dan

reusable.

2) Mesin virtual mechine dioptimalkan untuk perangkat mobile.

3) Integrated browser berdasarkan engine open source WebKit.

Page 100: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

83

4) Grafis yang dioptimalkan dan didukung oleh libraries grafis 2D, grafis

3D berdasarkan spesifik opengl ES 1.0 (Opsional akselerasi

hardware).

5) SQLite untuk menyimpan data.

6) Media support yang mendukung audio, video, dan gambar (MPEG4,

h.264,MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF), GSM Telephony

(tergantung hardware).

7) Bluetooth, EDGE, 3G, dan WiFi (tergantung hardware)

8) Kamera, GPS, kompas, dan accelerometer (tergantung hardware)

9) Lingkungan development yang lengkap dan kaya termasuk perangkat

emulator, tools untuk debugging, profil dan kinerja memori, dan pligin

untuk IDE Eclipse.

4. ADT (Android Development Tools)

Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 6) Android Developmet Tools

(ADT) adalah pluigin yang didesain untuk IDE Eclipse yang memberikan

kita kemudahan dalam mengembangkan aplikasi android.

ADT juga mempermudah membuat project android, membuat GUI

aplikasi, menambahkan komponoen-komponen yang lain, dapat

melakukan running, dan kita juga dapat melakukan pembuatan package

android (.apk) yang digunakan untuk distribusi aplikasi android yang kita

rancang. Berikut adalah beberapa versi ADT untuk eclipse yang sudah

dirilis :

Page 101: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

84

1. ADT 21.0.1 (Desemeber 2012)

2. ADT 21.0.0 (November 2012)

3. ADT 20.0.3 (August 2012)

4. ADT 20.0.2 (July 2012)

5. ADT 20.0.1 (July 2012)

6. ADT 20.0.0 (June 2012)

7. ADT 18.0.0 (April 2012)

8. ADT 17.0.0 (March 2012)

9. ADT 16.0.1 (December 2011)

10. ADT 16.0.0 (December 2011)

11. ADT 15.0.1 (November 2011)

12. ADT 15.0.0 (October 2011)

13. ADT 14.0.0 (October 2011)

14. ADT 12.0.0 (July 2011)

15. ADT 11.0.0 (June 2011)

16. ADT 10.0.1 (March 2011)

17. ADT 10.0.0 (February 2011)

18. ADT 9.0.0 (January 2011)

19. ADT 8.0.1 (December 2010)

20. ADT 8.0.0 (Decenber 2010)

21. ADT 0.9.9 (September 2010)

22. ADT 0.9.8 (September 2010)

23. ADT 0.9.7 (May 2010)

Page 102: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

85

24. ADT 0.9.6 (March 2010)

25. ADT 0.9.5 (December 2009)

26. ADT 0.9.4 (Oktober 2009)

Semakin tinggi platform android yang kita gunakan, dianjurkan

menggunakan ADT yang lebih terbaru, karena biasanya munculnya

platform baru diikuti oleh munculnya versi ADT yang terbaru.

5. Arsitektur Android

Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 6) Secara garis besar arsitektur

android dapat dijelaskan dan digambarkan sebagai berikut :

1) Application dan Widgets

Application dan Wigets ini adalah layer dimana kita berhubungan

dengan aplikasi saja, dimana biasanya kita download aplikasi

kemudian kita melakukan instalasi dan jalankan aplikasi tersebut. Di

layer terdapat aplikasi inti termasuk klien email, program SMS,

kalender, peta, browser, kontak, dan lain-lain. Semua aplikasi ditulis

menggunakan bahasa pemrograman java.

2) Application Frameworks

Applications Frameworks adalah layer dimana para pembuat

aplikasi melakukan pengembangan atau pembuatan aplikasi yang akan

dijalankan di sistem operasi android, karena pada layer inilah aplikasi

Page 103: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

86

dapat dirancang dan dibuat, seperti content-provider yang berupa SMS

dan panggilan telepon.

Komponen-komponen yang termasuk di dalam Applications

Frameworks adalah sebagai berikut :

a) Views

b) Content Provider

c) Resource Manager

d) Notification Manager

e) Activity Manager

3) Libraries

Libraries adalah layer dimana fitur-fitur android berada, biasanya

para pembuat aplikasi mengakses libraries untuk menjalankan

aplikasinya. Berjalan di atas kernel, layer ini meliputi berbagai library

C/C++ inti seperti Libc dan SSL serta :

a) Libraries media untuk pemutaran media audio dan video.

b) Libraries untuk manajemen tampilan.

c) Libraries Graphics mencakup SGL dan OpenGL untuk grafis 2D

dan 3D.

d) Libraries SQLite untuk dukungan database.

e) Libraries SSL and WebKit terintegrasi dengan web browser dan

security.

Page 104: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

87

f) Libraries LiveWebcore mencakup modern web browser dengan

engine embedded web view.

g) Libraries 3D yang mencakup implementasi OpenGL, ES 1.0

API’s

4) Android Run Time

Layer yang membuat aplikasi android dapat dijalankan dimana

dalam prosesnya menggunakan implementasi Linux. DVM merupakan

mesin yang membentuk dasar kerangka aplikasi android. Di dalam

android Run Time dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a) Core Libraries : Aplikasi android dibangun dalam bahasa java,

sementara dalvik sebagai virtual machine bukan virtual machine

java, sehingga diperlukan sebuah libraries yang berfungsi untuk

menterjemahkan bahasa java/C yang ditangani oleh Core

Libraries.

b) Dalvik Virtual Machine (AVM) : Virtual mesin berbasis register

yang dioptimalkan untuk menjalankan fungsi-fungsi secara efesien,

di mana merupakan pengembangan yang mampu membuat linux

kernel untuk melakukan threading dan manajemen tingkat rendah.

5) Linuk Kernel

Linux kernel adalah layer dimana inti dari operating system dari

android itu berada. Berisi file-file system yang mengatur sistem

processing, memory, resource, driver, dan sistem operasi android

Page 105: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

88

lainnya, Linux kernel yang digunakan android adalah linux kernel

release 2.6.

Gambar 2.44 Arsitektur Android dari buku karangan Nazaruddin Safaat H

(2012 : 9) 6) Fundamental Aplikasi

Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 9) aplikasi android ditulis

dalam bahasa pemrograman java. Kode java dikompilasi bersama dengan

data file resource yang dibutuhkan oleh aplikasi, dimana prosesnya

dipackage oleh tools yang dinamakan apt tools ke dalam paket android

sehingga menghasilkan file dengan ekstensi apk. File apk itulah yang kita

sebut dengan aplikasi, dan nantinya dapat di install di perangkat mobile.

Komponen-komponen pada aplikasi android yaitu :

1) Activities

2) Service

3) Broadcast Receiver

4) Content Provider

Page 106: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

89

7) Versi Android

Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 10) smartphone pertama yang

memakai sistem operasi android adalah HTC Dream, yang dirilis pada 22

oktober 2008. Pada penghujung tahun 2010 diperkirakan hampir semua

vendor seluler didunia menggunakan android sepagai operating system.

Adapun versi-versi android yang sudah dirilis adalah sebagai berikut :

1) Android versi 1.1

2) Android versi 1.5 (Cupcake)

3) Android versi 1.6 (Donut)

4) Android versi 2.0/2.1 (Éclair)

5) Android versi 2.2 (Froyo : Frozen Yoghurt)

6) Android versi 2.3 (Gingerbread)

7) Android versi 3.0/3.1/3.2 (Honeycomb)

8) Android versi 4.0 (ICS : Ice Cream Sandwich)

9) Android versi 4.1 (Jelly Bean)

10) Android versi 4.0.3

11) Android versi 4.1.2

12) Android versi 4.2

Page 107: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

90

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk penyusunan skripsi ini dibutuhkan data-data serta informasi untuk

mendukung kebenaran materi dan pembahasan. Maka pada bab ini akan

menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini.

3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini membahas tentang metodologi yang digunakan

dalam proses penyelesaian skripsi ini pada dasarnya merupakan urutan

langkah-langkah yang harus dilakukan. Untuk mengumpulkan data dalam

kegiatan penelitian di perlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data

tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lancar. Peneliti

melakukan beberapa langkah pengumpulan data seperti studi pustaka,

wawancara dan observasi.

1. Studi Pustaka

Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan

penulis melakukan studi pustaka dengan membaca dan mempelajari secara

mendalam literatur-literatur yang mendukung penelitian ini. Diantaranya

buku-buku, diktat, catatan, makalah dan artikel baik cetak maupun

elektronik.

Page 108: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

91

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

diakui penting dan banyak di lakukan dalam pengembangan aplikasi.

Wawancara memungkinkan penulis sebagai pewawancara (interviewer)

untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang

diwawancarai (interviewee).

Pada tahap ini penulis melakukan wawancara terstruktur dengan

kepala menanik bengkel Ex-Gadean, yaitu Bpk. Abdullah. Dari beberapa

wawancara yang dilakukan, didapatkan sebuah gagasan untuk membuat

sebuah aplikasi untuk mempermudah melakukan perawatan sepeda motor

otomatis berinjeksi.

3. Observasi

Observasi adalah sebuah metode pengumpulan informasi dengan

cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap objek penelitian. Pada

metode ini dilakukan observasi langsung ke :

Tempat : Bengkel Ex-Gadean

Alamat : Jalan Serua Raya, Depok.

Waktu : 1 Juni - 30 Juni

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka penulis

menggunakannya sebagai kebutuhan sistem dari aplikasi yang akan

dibangun, yaitu:

Page 109: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

92

Aplikasi yang dibuat dapat memberikan fasilitas yang menjelaskan

tentang teknologi bahan bakar injeksi, spesifikasi sepeda motor,

cara merawat, serta alamat dealer motor yang sesuai dengan

produsen pembuat.

4. Studi Literatur Penelitian Sejenis

1. Peneliti : Syahrul Ramadhan

Perguruan Tinggi : Universitas Budi Luhur Jakarta

Tahun : 2013

Judul : Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa

Penyakit Paru-paru dan pernafasan Bebasis

Mobile

Metode Penelitian : System Development Life Cycle Waterfall

Kekurangan : Kurang fitur Multimedia sehingga kurang

menarik

Kelebihan : Menggunakan Mobile untuk mengaksesnya

2. Peneliti : Muhammad Iqbal Haris

Perguruan Tinggi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun : 2012

Judul : Aplikasi Pembelajaran Mekanik

Otomotif Berbasis Multimedia pada

Sekolah Menengah Kejuruan

Page 110: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

93

Angkasa 1 Jakarta

Metode Penelitian : Pengembangan aplikasi multimedia

(Luther)

Kekurangan : Tampilan kurang menarik dan kapasitas

aplikasi besar

Kelebihan : Menggunakan video sebagai penyampaian

materi dan sudah berbasis offline

Setelah dilakukan studi litelatur penelitian sejenis dengan

membandingkan dari kedua penelitian tersebut di atas, maka dapat

diperoleh informasi:

1. Penulis memperoleh pelajaran tentang perancangan aplikasi

yang dapat memiliki beberapa kelebihan.

2. Penulis dapat menentukan software-software yang tepat yang

dapat digunakan dalam pembuatan aplikasi ini

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem

1. Konsep

Tahap konsep yaitu menentukan tujuan, identifikasi audien, macam

aplikasi, tujuan aplikasi, spesifikasi umum, dasar aturan untuk perancangan

seperti ukuran aplikasi, target dan lain-lain.

Adapun tahap konsep yang penulis lakukan adalah:

1. Mewawancarai Kepala Mekanik sehingga dapat menentukan tujuan, pada

tahap ini ditentukan tujuan dari pembutan aplikasi.

Page 111: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

94

2. Deskripsi konsep aplikasi yang akan dibuat dengan menentukan jenis

aplikasi (presentasi, interaktif, dan lain-lain).

2. Perancangan

Pada tahap ini membuat spesifikasi secara rinci mengenai arsitektur

proyek, gaya, dan kebutuhan material untuk proyek.

Adapun spesifikasi yang akan dibuat berdasarkan pada langkah

berikut:

1. Perancangan storyboard, pada tahap ini penulis uraikan lebih lanjut

pada sub bab 4.2.2.1.

2. Perancangan bagan alir (flowchart view), pada tahap ini penulis

uraikan lebih lanjut pada sub bab 4.2.2.2.

3. Desain arsitektur navigasi, pada tahap ini penulis uraikan lebih lanjut

pada sub bab 4.2.2.3.

4. Perancangan diagram transisi (state transition diagram), pada tahap

ini penulis uraikan lebih lanjut pada sub bab 4.2.2.4.

Perancangan antar muka (user interface), pada tahap ini penulis

uraikan lebih lanjut pada sub bab 4.2.2.5.

4. Pengumpulan Materi (Material Collecting)

Pengumpulan bahan dapat dikerjakan paralel dengan tahap assembly.

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan seperti Gambar yang

berbentuk foto kemudian mengumpulkan materi buku pedoman reparasi

kendaraan bermotor, dan ringkasan perawatan sepeda motor. Bahan-bahan

Page 112: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

95

yang akan digunakan untuk kebutuhan aplikasi diperoleh dari koleksi

pribadi dan diolah dengan menggunakan beberapa program, seperti:

1. Adobe Photoshop CS

Digunakan untuk melakukan pengeditan gambar.

2. Java Eclips Galileo

Digunakan untuk membuat tampilan aplikasi.

Untuk perincian bahan yang penulis kumpulkan dapat dilihat pada

sub bab 4.2.3.

5. Pembuatan

Merupakan tahap dimana seluruh objek multimedia dibuat.

Pembuatan aplikasi berdasarkan storyboard, flowchart view, struktur

navigasi atau diagram transisi dan perancangan antar muka yang berasal dari

tahap desain. Pada tahap ini software utama yaitu Java Eclips Galileo dan

software pendukung yaitu Adobe Photoshop CS. Untuk tahapan pembuatan

yang telah penulis lakukan akan dipaparkan lebih lanjut pada sub bab 4.4.

6. Pengujian

Pengujian dilakukan setelah selesai tahap pembuatan dan seluruh

data telah dimasukkan. Pada tahap ini penulis melalukan pengujian

menggunakan matode blackbox testing. Dilakukan testing untuk

memastikan apakah hasilnya seperti yang di inginkan. Fungsi dari

pengetesan adalah memastikan bahwa hasil aplikasi sudah berjalan baik dan

dapat dijadikan pedoman bagi user yang ingin menggunakannnya sebagai

Page 113: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

96

alat informasi untuk mengetahui cara merawat sepeda motor otomatis

berinjeksi. Pengujian juga dilakukan untuk mengetahui apakah program

aplikasi ini dapat berjalan dengan baik serta digunakan sebagai jaminan

bahwa program aplikasi ini terbebas dari kesalahan, baik dari kesalahn

script atau perawatan sepeda motor.

Suatu hal yang tidak kalah penting adalah aplikasi harus dapat

berjalan dengan baik dilingkungan pengguna sepeda motor otomatis

berinjeksi. Pengguna juga merasakan kemudahan serta manfaat dari aplikasi

tersebut dan dapat menggunakannya sendiri. Untuk hasil tes yang telah

peneliti lakukan dapat dilihat pada sub bab 4.5.

7. Distribusi

Tahap distribusi atau inplementasi merupakan tahap dimana evaluasi

terhadap suatu produk multimedia dilakukan. Dengan dilakukannya evaluasi

akan dapat dikembangkan sistem yang lebih baik dikemudian hari (Ariesto

Hadi Sutopo, 2002:223). Disinilah siklus pengembangan multimedia

menurut Luther terus berputar, karena bertujuan untuk dapat dikembangkan

menjadi sistem yang lebih baik lagi nantinya. Pada tahap ini akan dilakukan

implementasi serta evaluasi terhadap aplikasi multimedia. Implementasi

aplikasi multimedia dipahami sebagai proses yang akan menentukan apakah

aplikasi multimedia mampu beroperasi dengan baik dan mengetahui apakah

para pemakai bisa mandiri dalam pengoperasiannya, baik dalam

penggunaan maupun penilaian. Implementasi akan dilakukan kepada

Page 114: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

97

pengguna sesuai dengan spesifikasi pengguna yang telah ditentukan

sebelumnya.

Adapun tahap-tahap implementasi dan evaluasi yang penulis lakukan

adalah:

1. Membahas hasil tampilan dari aplikasi yang telah dibuat (presentasi)

didepan pengguna sepeda motor otomatis berinjeksi.

2. Menerangkan cara pengoperasian program

3. Membagikan program aplikasi perawatan sepeda motor otomatis

berinjeksi .

Tahap implementasi atau distribusi merupakan tahap dimana

evaluasi terhadap suatu produk multimedia dilakukan. Untuk hasil

pendistribusian yang telah penulis lakukan dapat dilihat pada sub bab 4.6.:

Page 115: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

98

Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Penelitian

METODOLO

GI

PENELITIA

METODOLOG

I

PENGUMPUL

AN DATA

METODOLOGI

PENGEMBANG

AN SISTEM

METODE

LUTHER

STUDI

KEPUSTAKA

METODE

WAWANCAR

METODE

OBSERVASI

STUDI

LITERATUR

PENELITIAN

SEJENIS

KONSEP

PERANCANG

AN

PENGUMPUL

AN

MATERI

PEMBUATAN

PENGUJIAN

DISTRIBUSI

PENGUMPULAN

FILE, TEKS

CODING

BALCKBOX

IMPLEMENTASI

EVALUASI

STORYBOAR

STRUKTUR

NAVIGASI

INTERFACE

STADE

TRANSITION

DIAGRAM

FLOWCHART

Page 116: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

99

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Metode Pengumpulan Data

4.1.1 Studi Kepustakaan

Mempelajari metode Luther, proses pembuatan aplikasi android,

dan perawatan sepeda motor dari buku-buku, berkas-berkas elektronik dan

artikel-artikel di internet.

4.1.2 Wawancara

Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala mekanik bengkel

Motor Ex-Gadean, yaitu Bpk. Abdullah. Diperoleh gagasan untuk membuat

aplikasi perawatan sepeda motor otomatis berinjeksi.

4.1.3 Observasi

Observasi dilakukan kepada pengguna sepeda motor otomatis

berinjeksi pada bengkel motor Ex-Gadean, bertempat di Jalan Serua Raya

Depok, pada tanggal 1 Juni sampai 30 Juni.

4.1.4 Studi Literatur Sejenis

Membandingkan dua penelitian yang sejenis untuk memperoleh

informasi yang digunakan membuat aplikasi ini. Yaitu penelitian oleh

Syahrul Ramadhan dari Universitas Budi Luhur Jakarta pada tahun 2013

yang berjudul Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Paru-

paru dan Pernafansan Berbasis Mobile. Dan penelitian oleh Muhammad

Page 117: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

100

Iqbal Haris dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tahun 2012 yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Mekanik Otomotif

Berbasis Multimedia pada Sekolah Menengah Kejuruan Angkasa 1 Jakarta.

4.2 Metode Pengembangan Sistem

Untuk pengembangan aplikasi ini menggunakan metode Luther (2002:222)

yaitu concept (konsep), design (desain), material collecting (pengumpulan bahan),

assembly (pembuatan), testing (pengujian) dan distribution (implementasi).

4.2.1 Konsep

Tabel 4.1 Deskripsi Konsep Aplikasi

Judul Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis Berinjeksi Berbasis Mobile

Fungsi Sebagai alat bantu untuk memberikan informasi tentang perawatan sepeda motor otomatis berinjeksi

Jenis Aplikasi Media pengenalan interaktif Tujuan Mempermudah pengguna (User) mengenal teknologi

injeksi serta melakukan perawatan Pengguna Para pengguna sepeda motor otomatis dengan sistem

bahan bakar injeksi Gambar Menggunakan format .jpg (Join Photografhic Expert

Group) dan .png (Portable Network Graphics) yang dibuat dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS

Teks Di Ketik menggunakan font ‘Droid’ Interaktif Menggunakan link baik berupa tombol, gambar maupun

teks yang dapat berpindah dari satu halaman ke halaman lain.

4.2.2 Perancangan

Pada tahap ini merupakan tahap perancangan aplikasi, dimana

perancangan tersebut berupa perancangan storyboard, perancangan flowchart

Page 118: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

101

view, perancangan arsitektur navigasi, perancangan diagram transisi (state

transition diagram) dan perancangan antar muka (user interface).

4.2.2.1 Perancangan Storyboard

Secara umum rancangan storyboard aplikasi ini adalah:

1. Rancangan layar Splashscreen

Rancangan layar splashscreen ini adalah tampilan

status loading saat aplikasi pertama kali dibuka.

Gambar 4.1 Rancangan layar Splashscreen

Page 119: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

102

2. Rancangan layar Menu Utama

Gambar 4.2 rancangan layar Menu Utama

Rancangan ini merupakan tampilan utama dari aplikasi dalam tampilan

menu utama ini terdapat 6 tombol menu, yaitu :

1. Tombol Injeksi untuk masuk ke sub menu Injeksi

2. Tombol Honda untuk masuk ke sub menu Honda

3. Tombol Yamaha untuk masuk ke sub menu Yamaha

4. Tombol Suzuki untuk masuk ke sub menu Suzuki

5. Tombol Profil untuk masuk ke halaman Profile

6. Tombol keluar untuk keluar dari aplikasi

Page 120: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

103

3. Rancangan layar Injeksi

Gambar 4.3 rancangan layar Injeksi

Pada rancangan layar ini akan di tampilkan 5 tombol sub menu dari menu

Injeksi yaitu :

1. Tombol sub menu Pengenalan untuk masuk ke halaman Pengenalan

2. Tombol sub menu Bagian untuk masuk ke halaman Bagian

3. Tombol sub menu Cara Kerja untuk masuk ke halaman Cara Kerja

4. Tombol sub menu Kelebihan untuk masuk ke halaman Kelebihan

5. Tombol sub menu Kelebihan untuk masuk ke halaman Kelebihan

Page 121: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

104

4. Rancangan layar menu Honda

1. Layar menu Honda

Gambar 4.4 rancangan layar menu Honda

Pada rancangan layar ini terdapat 3 tombol sub menu dari menu Honda

yaitu :

1. Tombol sub menu BEAT-FI untuk masuk ke halaman Spesifikasi

2. Tombol sub menu perawatan untuk masuk ke halaman Perawatan

3. Tombol sub menu Dealer untuk masuk ke halaman Dealer

Page 122: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

105

2. Rancangan layar submenu Beat-FI

Gambar 4.5 rancangan layar submenu Beat-FI

Pada rancangan layar sub menu Beat-FI berisi gambar motor Honda Beat-

FI dan spesifikasinya.

3. Rancangan layar submenu Perawatan

Gambar 4.6 Rancangan layar submenu perawatan

Pada rancangan layar sub menu Perawatan berisi perawatan Honda Beat-FI

Page 123: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

106

4. Rancangan layar submenu Dealer

Gambar 4.7 rancangan layar submenu Dealer

Pada rancangan layar sub menu Dealer berisi alamat dealer Honda beserta

moner telepon di daerah Ciputat dan sekitarnya.

Page 124: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

107

5. Rancangan layar menu Yamaha

1. Layar menu Yamaha

Gambar 4.8 rancangan layar Menu Yamaha

Pada rancangan layar ini terdapat 3 tombol sub menu dari menu Yamaha

yaitu :

1. Tombol sub menu MIO J untuk masuk ke halaman Spesifikasi.

2. Tombol sub menu perawatan untuk masuk ke halaman Perawatan.

3. Tombol sub menu Dealer untuk masuk ke halaman Dealer.

Page 125: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

108

2. Rancangan layar submenu Mio J

Gambar 4.9 rancangan layar sub menu Mio J

Pada rancangan layar Mio J berisi gambar motor Yamaha Mio J dan

spesifikasinya.

3. Rancangan layar submenu Perawatan

Gambar 4.10 rancangan layar submenu Perawatan

Pada rancangan layar sub menu Perawatan berisi perawatan Yamaha Mio J.

Page 126: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

109

4. Rancangan layar submenu Dealer

Gambar 4.11 Rancangan layar submenu Dealer

Pada rancangan layar sub menu Dealer berisi alamat dealer Yamaha dan

beserta moner teleponnya di daerah Ciputat dan sekitarnya.

Page 127: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

110

6. Rancangan layar menu Suzuki

1. Layar menu Suzuki

Gambar 4.12 rancangan layar menu Suzuki

Pada rancangan layar ini terdapat 3 tombol sub menu dari menu Suzuki

yaitu :

1. Tombol sub menu NEX-FI untuk masuk ke halaman Spesifikasi

2. Tombol sub menu perawatan untuk masuk ke halaman Perawatan

3. Tombol sub menu Dealer untuk masuk ke halaman Dealer

Page 128: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

111

2. Rancangan layar submenu Nex-FI

Gambar 4.13 rancangan layar submenu Nex-FI

Pada rancangan layar Nex-FI berisi gambar motor Suzuki Nex-Fi dan

spesifikasinya.

3. Rancangan layar submenu Perawatan

Gambar 4.14 rancangan layar submenu Perawatan

Page 129: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

112

Pada rancangan layar sub menu Perawatan berisi perawatan Suzuki

Nex-FI.

4. Rancangan layar submenu Dealer

Gambar 4.15 rancangan submenu Dealer

Pada rancangan layar sub menu Dealer berisi alamat dealer Suzuki dan

beserta moner teleponnya di daerah Ciputat dan sekitarnya.

Page 130: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

113

7. Rancangan layar Profile

Gambar 4.16 rancangan menu Profile

Pada rancangan layar profil berisi informasi pembuat aplikasi.

8. Rancangan menu Keluar

Gamabar 4.17 rancangan layar Keluar

Pada rancangan layar berisi Dialog Box yang berisi dialog keluar dari

aplikasi.

Page 131: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

114

4.2.2.2 Perancangan Flowchart

Pada aplikasi ini dibuat 5 flowchart yaitu: Flowchart Menu Utama,

Flowchart Menu Ijeksi, Flowchart Menu Honda, Flowchart Menu Yamaha,

dan Flowchart Menu Suzuki,

1. Flowchart Menu Utama

Gambar 4.18 Flowchart Menu Utama

Page 132: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

115

2. Flowchart Injeksi

Gambar 4.19 Flowchart Injeksi

3. Flowchart Honda

Gambar 4.20 Flowchart Honda

Page 133: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

116

4. Flowchart Yamaha

Gambar 4.21 Flowchart Yamaha

5. Flowchart Suzuki

Gambar 4.22 Flowchart Suzuki

Page 134: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

117

4.2.2.3 Perancangan Struktur Navigasi

Gambar 4.23 Rancangan Desain Struktur Navigasi

4.2.2.4 Perancangan State Transition Diagram (STD)

1. Rancangan STD Menu Utama

Gambar 4.24 Rancangan STD Menu Utama

Page 135: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

118

2. Rancangan STD Injeksi

Gambar 4.25 Rancangan STD Injeksi

Page 136: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

119

3. Rancangan STD Honda

Gambar 4.26 Rancangan STD Honda

Page 137: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

120

4. Rancangan STD Yamaha

Gambar 4.27 Rancangan STD Yamaha

Page 138: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

121

5. Rancangan STD Suzuki

Gambar 4.28 Rancangan STD Suzuki

6. Rancangan STD Profile

Gambar 4.29 Rancangan STD Profile.

Page 139: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

122

7. Rancangan STD Keluar

Gambar 4.30 Rancangan STD Keluar

4.2.2.4 Perancangan Antarmuka (User Interface)

Untuk rancangan antarmuka yang akan ditampilkan pada aplikasi

ini disesuaikan dengan kebutuhan dan pengetahuan pengguna, artinya

dalam aplikasi ini penulis menyederhanakan setiap halaman yang ada

dengan cara meminimalkan tombol, untuk memberikan kemudahan

penyampaina informasi dalam aplikasi ini.

Page 140: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

123

Gambar 4.31 Desain User Interface

1. Ukuran

3,5 Inchi

2. Makna Warna

1. Putih

Pada aplikasi ini penulis memberi warna putih karena warna putih

memiliki respon psikologi: bersih, natural, kosong, netral, awal baru,

kemurnian dan kesucian.

2. Hijau

Warna hiaju mempresentasikan tentang warna bumi, dalam hal ini

injeksi mencoba untuk mengurangi gas buang yang bersih.

Page 141: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

124

3. Abu-abu

Pada aplikasi ini penulis memberi warna abu-abu karena arti warna

yang serius, bisa diandalkan dan stabil. Warna ini cenderung netral.

Warna abu-abu adalah warna alam, tenang, menentramkan.

4. Hitam

Pada teks aplikasi ini penulis memberi warna hitam karena warna hitam

memiliki respon psikologi: power, kecanggihan, keanggunan, dan

independen, berwibawa, penyendiri, disiplin, dan berkemauan keras.

3. Tombol (button)

Penulis membuat tombol (button) berada disebelah kiri, karena

membaca isi menu selalu selalu dimulai dari sebelah kiri. Oleh karena

itu, user langsung dapat memilih tombol (button) menu.

4. Teks (font)

Jenis font yang digunakan yaitu Droid. Font ini merupakan font standar

yang digunakan dalam aplikasi smartphone berbasis android.

4.2.3 Pembahasan Pengumpulan Bahan (Material Collecting)

Pada tahap ini pengumpulan bahan-bahan yang diperlukan

untuk membangun aplikasi, berupa file teks dan gambar yang

diperoleh dari berbagai sumber.

Page 142: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

125

Tabel 4.2 Bahan Penegembang Aplikasi

No Judul Sumber

1 Background Koleksi Pribadi

2. Header Koleksi Pribadi

3 Button Injeksi Koleksi Pribadi

4 Button Honda Honda

5 Button Yamaha Yamaha

6 Button Suzuki Suzuki

7 Button Profile Koleksi Pribadi

8 Button Keluar Koleksi Pribadi

9 Button Pegenalan Koleksi Pribadi

10 Button Bagian Koleksi Pribadi

11 Button Cara Kerja Koleksi Pribadi

12 Button Kelebihan Koleksi Pribadi

13 Button Kekurangan Koleksi Pribadi

14 Button BEAT-FI Koleksi Pribadi

15 Button MIO J Koleksi Pribadi

16 Button NEX-FI Koleksi Pribadi

17 Button Perawatan Koleksi Pribadi

18 Button Dealer Koleksi Pribadi

19 Logo_beat.jp Honda

20 Logo_mioj.jpg Yamaha

21 Logo_nex_fi.jpg Suzuki

22 Motor_beat.jpg Honda

Page 143: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

126

23 Motor_mioj.jpg Yamaha

24 Motor_nex_fi.jpg Suzuki

25 Muh_arif.png Koleksi Pribadi

4.2.4 Pembuatan

Dalam pengembangan aplikasi ini mengggunakan perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software) dengan spesifikasi sebagai

berikut:

1. Spesifikasi perangkat lunak (Hardware)

1. AMD Athlon II X2, 3.0GHz, merupakan proccesor dari personal

computer (PC) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi.

2. Harddisk 500GB, berfungsi menyediakan tempat bagi aplikasi

perangkat lunak dan tempat penyimpanan aplikasi yang akan di

buat.

3. Memmory 2GB berfungsi untuk mempercepat proses pada Adobe

Photoshop CS sekaligus sebagai tempat penyimpanan sementara

perangkat lunak dan data.

4. Internal Graphic Card berfungsi untuk mempercepat proses

penampilan gambar pada layar.

5. Mouse berfungsi alat interaksi yang penting pada pembuatan

aplikasi.

Page 144: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

127

6. Keyboard berfungsi untuk penulisan listing program dan secara

umum sebagai alat interaksi yang penting pada pembuatan

program ini

7. Monitor 17.0” berfungsi sebagai unit keluaran yang dapat

menampilkan tampilan aplikasi dan secara otomatis sebagai

interface (antarmuka) atau penghubung peneliti dengan komputer.

2. Spesifikasi Software

1. Adobe Photosop CS untuk pengeditan gambar.

2. Java Eclips Galileo untuk pembuatan aplikasi.

Setelah semua spesifikasi untuk pengembangan aplikasi ini terpenuhi,

selanjutnya adalah tahap pembuatan. Beberapa tahap pembuatan aplikasi yaitu :

1. Pengeditan gambar dilakukan pada Adobe Photoshop CS sesuai

dengan ukuran yang diinginkan

2. Pembuatan coding di Java Eclips Galileo dan menggabungkan

gambar yang telah diedit sebelumnya.

3. Menjalakan emulator untuk melihat hasil.

4. Mem-Package Aplikasi (apk).

5. Mengirim Package Aplikasi (apk) pada smartphone berbasis

android untuk melihat hasil akhir.

Page 145: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

128

Pada software Java Eclips Galileo di perlukan pembuatan Coding untuk

membuat aplikasi ini

Gambar 4.32 Pembuatan Pada Java Eclips Galileo

Untuk Coding dapat dilihat pada lampiran.

4.2.5 Pengujian (Blackbox Testing)

Untuk tahap pengujian, aplikasi menggunakan Blackbox Testing.

1. Digunakan untuk menguji fungsi-fungsi khusus dari aplikasi yang

dirancang.

2. Kebenaran aplikasi yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran

yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang diberikan

untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses untuk

mendapatkan keluaran tersebut.

Page 146: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

129

3. Dari keluaran yang dihasilkan, kemampuan program dalam

memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus dapat

diiketahui kesalahan-kesalahannya

Tabel 4.3 Pengujian Blackbox

No Nama Menu Test Case Hasil Harapan Hasil Gambar

1. Menu Utama User masuk ke

dalam aplikasi

Halaman Menu

Utama terbuka

OK

2 Injeksi User memilih

Tombol menu

Injeksi

Halaman menu

Injeksi Terbuka

OK

3 Pengenalan User memilih

tombol menu

pengenalan

Halaman menu

Pengenalan

terbuka

OK

4 Bagian User memilih

tombol menu

Bagian

Halaman menu

Bagian terbuka

OK

5 Cara Kerja User memilih

tombol menu

Cara Kerja

Halaman menu

Cara Kerja

terbuka

OK

Page 147: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

130

6 Honda User memilih

tombol menu

Honda

Halaman menu

Honda Terbuka

OK

7 Beat-FI User memilih

tombol menu

Beat-FI

Halaman menu

Beat-FI terbuka

OK

8 Perawatan User memilih

tombol menu

Perawatan

Halaman menu

Perawatan

terbuka

OK

9 Dealer User memilih

tombol menu

Dealer

Halaman menu

Dealer terbuka

OK

10 Yamaha User memilih

tombol menu

Yamaha

Halaman menu

Yamaha

terbuka

OK

11 Mio J User memilih

tombol menu

Mio J

Halaman menu

Mio J terbuka

OK

Page 148: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

131

12 Perawatan User memilih

tombol menu

Perawatan

Halaman menu

Perawatan

terbuka

OK

13 Dealer User memilih

tombol menu

Dealer

Halaman menu

Dealer terbuka

OK

14 Suzuki User memilih

tombol menu

Suzuki

Halaman menu

Suzuki Terbuka

OK

15 Nex-Fi User memilih

tombol menu

Nex-FI

Halaman menu

Nex-FI terbuka

OK

16 Perawatan User memilih

tombol menu

Perawatan

Halaman menu

Perawatan

terbuka

OK

17 Dealer User memilih

tombol menu

Dealer

Halaman menu

Dealer terbuka

OK

Page 149: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

132

18 Profile User memilih

tombol menu

Profile

Halaman menu

Profile terbuka

OK

19 Keluar User memilih

tombol menu

Keluar

Halaman menu

Keluar terbuka

OK

Setelah proses pengujian selesai, dapat dilakukan analisa hasil pengujian.

Hasil yang diperoleh dari pengujian memperlihatkan bahwa program berjalan

dengan baik. Semua tombol navigasi berfungsi dengan sempurna.

4.2.6 Distribusi

1. Implementasi

Pada tahap ini melakukan implementasi program dengan cara

mepresentasikan program kepada pemilik kendaran sepeda motor otomatis

berinjeksi dan membagikan aplikasi ini.

Untuk mengoprasikan aplikasi ini dengan cara menginstalasi pada

smartphone berbasis android.

Page 150: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

133

2. Tampilan Aplikasi

1. Tampilan Splashscreen

Gambar 4.33 Halaman Splashscreen

2. Tampilan Menu Utama

Gambar 4.34 Halaman Menu Utama

Page 151: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

134

3. Tampilan Halaman Injeksi

Gambar 4.35 Halaman Injeksi

4. Tampilan Halaman Pengenalan

Gambar 4.36 Halaman Pengenalan

Page 152: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

135

5. Tampilan Halaman Bagian

Gambar 4.37 Halaman Bagian

6. Tampilan Halaman Cara Kerja

Gambar 4.38 Halaman Cara Kerja

Page 153: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

136

7. Tampilan Halaman Kelebihan

Gamabar 4.39 Halaman Kelebihan

8. Tampilan Halaman Kekurangan

Gambar 4.40 Halaman Kekurangan

Page 154: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

137

9. Tampilan Halaman Honda

Gambar 4.41 Halaman Honda

10. Tampilan Halaman Beat-FI

Gambar 4.42 Halaman Beat-FI

Page 155: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

138

11. Tampilan Halaman Perawatan

Gambar 4.43 Halaman Perawatan

12. Tampilan Halaman Dealer

Gambar 4.44 Halaman Dealer

Page 156: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

139

13. Tampilan Halaman Yamaha

Gambar 4.45 Halaman Yamaha

14. Tampilan Halaman Mio J

Gambar 4.46 Halaman Mio J

Page 157: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

140

15. Tampilan Halaman Perawatan

Gambar 4.47 Halaman Perawatan

16. Tampilan Halaman Dealer

Gambar 4.48 Halaman Dealer

Page 158: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

141

17. Tampilan Halaman Suzuki

Gambar 4.49 Halaman Suzuki

18. Tampilan Halaman Nex-FI

Gambar 4.50 Halaman Nex-FI

Page 159: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

142

19. Tampilan Halaman Perawatan

Gambar 4.51 Halaman Perawatan

20. Tampilan Halaman Dealer

Gambar 4.52 Halaman Dealer

Page 160: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

143

21. Tampilan Halaman Profile

Gambar 4.53 Halaman Profile

22. Tampilan Halaman Keluar

Gambar 4.54 Halaman Keluar

Page 161: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

144

3. Evaluasi

Evaluasi program dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan yang ada pada program ini dan faktor-faktor lain yang dapat

digunakan untuk pengembangan program ini selanjutnya.

Evaluasi aplikasi dilakukan kepada pemilik sepeda motor otomatis

berinjeksi dan kemudian membagikan kuesioner evaluasi. Hasil dari

kuesioner evaluasi lihat pada lampiran. Dari hasil penyebaran kuisioner

yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:

1. Aplikasi mudah digunakan (user friendly).

2. Tampilan dan penyajian aplikasi yang menarik.

3. Aplikasi dapat membantu dalam melakukan perawatan.

4. Informasi yang disajikan sudah cukup jelas.

Page 162: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

145

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini, peneliti akan merangkum hasil dari keseluruhan aplikasi dan

penulisan dalam kesimpulan serta saran yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

yang ingin mengembangkan aplikasi ini di kemudian hari.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otonatis

Berinjeksi Berbasis Mobile. ini memberikan kemudahan kepada pengguna

dalam melakukan perawatan, karena dapat diakses melalui Smartphone

berbasis Android.

5.2 Saran

Agar Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis Berinjeksi Berbasis

Mobile ini dapat berfungsi lebih optimal dengan tingkat kepuasan pengguna

yang lebih tinggi dan sebagai pertimbangan untuk pengembangan penelitian

lebih lanjut perlu dilakukan hal – hal sebagai berikut :

1. Aplikasi perawatan ini diharapkan nantinya lebih berkembang dari yang di

buat saat ini dan mengikuti perkembangan teknologi otomotif khususnya

injeksi dimasa yang akan datang.

2. Aplikasi perawatan ini memiliki bahasan materi otomotif yang lebih

banyak dan lengkap.

Page 163: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

146

DAFTAR PUSTAKA

AHM Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125. Jakarta: PT. Astra Honda

Motor

AHM Buku Pedoman reparasi Honda Astrea Prima. Jakarta: PT. Astra Honda

Motor

AHM Buku Pedoman reparasi Honda Mega Pro. Jakarta: PT. Astra Honda Motor

AHMBuku Pedoman reparasi Honda PGM-FI Supra X 125. Jakarta: PT. Astra

Honda Motor

Binanto, Iwan. 2010 . Multimedia Digital- Dasar Teori dan Pengembangannya.

penerbit Andi. yogyakarta.

Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Nazir. Moh, 2009. Metode Penelitian, Bogor: GHALIA INDONESIA

Pressman. Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak.:Pendekatan Praktisi,

Yogyakarta: ANDI.

Sutopo, A. H. 2003. Multimedia Interaktif Dengan Flash. Penerbit Graha Ilmu.

Jakarta.

Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.

Penerbit Andi. Yogyakarta.

Page 164: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

147

Suyanto, M. 2004. Analisis Dan Desain Multimedia Untuk Pemasaran.

Penerbit Andi. Yogyakarta.

Suzuki Buku Pedoman pemilik Suzuki Nex-fi Jakarta: PT. Indomobil Suzuki

Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, 2012, Service Manual AL 115F/FC

MIO J, Penerbit PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg,

1(http://id.wikipedia.org/wiki/Injeksi_bahan_bakar)

(http://astra-honda.com)

(http://motor-plus.online.com)

(http://suzuki.co.id)

(http://yamaha-motor.co.id)

Page 165: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

148

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

LAMPIRAN 2 SURAT PERMOHONAN DATA / RISET

Page 166: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

149

Page 167: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

150

LAMPIRAN 3 SURAT KETERANGAN RISET

Page 168: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

151

Hasil Wawancara

Nama : Abdullah

Jabatan : Kepala Mekanik Bengkel Motor Ex-Gadean

1. Apa permasalahan yang dihadapi oleh pemilik kendaraan bermotor

dengan sistem otomatis berinjeksi?

Jawab

Perawatan tentang sepeda motor yang mereka kendarai masih kurang, masih

banyak yang belum paham dengan sistem bahan bakar injeksi. Saya

mengharapkan para pengguna sepeda motor mendapatkan informasi tentang

teknologi injeksi serta perawatannya. Karena sekarang semakin banyak yang

menggunakan sepeda motor otomatis berinjeksi.

2. Bagaimana saat ini cara para pengguna kendaran sepeda motor

otomatis berinjeksi mendapatkan informasi ?

Jawab

Masih banyak yang konsultasi kepada mekanik tetang perawatan sepeda

motornya, saya berharap ada cara yang lebih mudah untuk mereka

mendapatkan informasi tentang tentang teknologi injeksi serta perawatannya.

Page 169: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

152

3. Bagaimana jika teknologi injeksi dan perawatannya di buatkan di

sebuah cd ?

Jawab

Kalau di buatkan di sebuah cd, saya rasa itu sudah mulai ketinggalan jaman.

Karena sekarang banyak orang yang ingin mendapatkan informasi secara

cepat. Jika menggunakan cd akan bertahan beberapa saat saja, karena daya

tahan cd terhadap gesekan itu sangat rentan.

4. Bagaiman jika di buatkan ke dalam sebuah aplikasi ponsel pintar

berbasis android?

Jawab

Saya rasa itu akan membantu para pengguna sepeda motor untuk

mendapatkan informasi tentang teknologi injeksi serta perawatannya. Karena

mereka dapat mengakses aplikasi tersebut kapan pun mereka butuhkan.

5. Apa yang diharapkan dari pembuatan aplikasi ini?

Jawab

Seperti yang saya sebutkan tadi, pemecahan masalah tentang perawatan

sepeda motor otomatis berinjeksi serta tentang teknologi injeksi.

Page 170: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

153

6. Siapa saja yang akan menggunakan aplikasi tersebut?

Jawab

Para pengguna sepeda motor otomatis berinjeksi khususnya, dan orang-orang

yang ingin mendapatkan informasi tentang teknologi injeksi di sepeda motor

otomatis serta perawatannya.

7. Ada lagi tambahannya?

Jawab

Sementara cukup. Jika ada lagi, sisanya menyusul dengan pengembangan

aplikasi.

Page 171: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

154

SURVEY PEMILIK SEPEDA MOTOR

Nama :

Usia :

1. Apakah Anda pengguna sepeda motor ? a. Iya b. Tidak

2. Apakah Jenis kendaraan yang Anda otomatis ?

a. Iya b. Tidak

3. Apakah kendaraan Anda sudah injeksi ?

a. Iya b. Tidak

4. Apakah Anda mengetahui teknologi injeksi ?

a. Iya b. Tidak

5. Apakah Anda mengerti tentang perawatan injeksi ?

a. Iya b. Tidak

6. Apakah Anda perlu mendapatkan informasi tentang perawatan sepeda

motor ? a. Iya b. Tidak

Page 172: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

155

Hasil Survey

Soal No

Hasil Persentase Iya Tidak Iya Tidak

1 10 0 100% 0% 2 9 1 90% 10% 3 6 4 60% 40% 4 3 7 30% 70% 5 3 7 30% 70% 6 10 0 100% 0%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Point 1 Point 2 Point 3 Point 4 Point 5 Point 6

Ya

Tidak

Column1

Page 173: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

156

KUISIONER EVALUASI

“Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Berinjeksi Berbasis Mobile”

Nama :___________________________________

Usia :___________________________________

Setelah anda menggunakan Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Berinjeksi Bebasis Mobile,

berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih.

1. Apakah aplikasi ini mudah dijalankan (user friendly)?

a. Mudah

b. Cukup mudah

c. Kurang mudah

2. Bagaimana tampilan aplikasi secara keseluruhan?

a. Menarik

b. Cukup menarik

c. Tidak menarik

3. Bagaimana kesan teks, dan gambar pada aplikasi?

a. Menarik

b. Cukup menarik

c. Tidak menarik

4. Apakah aplikasi ini sudah memberikan informasi mengenai perawatan injeksi

dengan jelas?

a. Jelas

b. Cukup jelas

c. Tidak jelas

5. Apakah aplikasi ini sudah menjawab kebutuhan anda mengenai perwatan injeksi?

a. Ya

b. Kurang

c. Tidak

6. Bagaimana pendapat anda setelah melihat aplikasi ini secara keseluruhan?

a. Bagus

b. Cukup bagus

c. Kurang bagus

Page 174: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

157

7. Apakah dengan adanya aplikasi ini lebih membantu anda dalam melakukan

perawatan?

a. Membantu

b. Cukup Membantu

c. Tidak Membantu

HASIL KUISIONER EVALUASI

APLIKASI PERAWATAN SEPEDA MOTOR OTOMATIS BERINJEKSI BERBASIS MOBILE

Soal No

Hasil Persentase Ya Cukup Tidak Ya Cukup Tidak

1 4 1 0 80% 20% 0% 2 3 2 0 60% 40% 0% 3 1 3 1 20% 60% 20% 4 2 3 0 40% 60% 0% 5 4 1 0 80% 20% 0% 6 3 2 0 60% 40% 0% 7 4 1 0 80% 20% 0%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Point 1 Point 2 Point 3 Point 4 Point 5 Point 6 Point 7

Ya

Cukup

Tidak

Page 175: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

158

Coding

ArrayAdapterUtama.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.view.LayoutInflater;

import android.view.View;

import android.view.ViewGroup;

import android.widget.ArrayAdapter;

import android.widget.ImageView;

import android.widget.TextView;

public class ArrayAdapterUtama extends ArrayAdapter<String>{

private final Activity context;

private final String[] names;

public ArrayAdapterUtama(Activity context, String[] names) {

super(context, R.layout.row_menu, names);

this.context = context;

this.names = names;

}

// static to save the reference to the outer class and to avoid access to

// any members of the containing class

static class ViewHolder {

public ImageView imageView;

public TextView textView;

}

@Override

public View getView(int position, View convertView, ViewGroup parent) {

// ViewHolder will buffer the assess to the individual fields of the row

Page 176: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

159

// layout

ViewHolder holder;

// Recycle existing view if passed as parameter

// This will save memory and time on Android

// This only works if the base layout for all classes are the same

View rowView = convertView;

if (rowView == null) {

LayoutInflater inflater = context.getLayoutInflater();

rowView = inflater.inflate(R.layout.row_menu, null, true);

holder = new ViewHolder();

holder.textView = (TextView) rowView.findViewById(R.id.label);

holder.imageView = (ImageView) rowView.findViewById(R.id.icon);

rowView.setTag(holder);

}

else {

holder = (ViewHolder) rowView.getTag();

}

holder.textView.setText(names[position]);

// Change the icon

String s = names[position];

if (s.startsWith("Injeksi")){

holder.imageView.setImageResource(R.drawable.inject);

}

else if (s.startsWith("Honda")){

holder.imageView.setImageResource(R.drawable.honda);

}

else if (s.startsWith("Yamaha")){

holder.imageView.setImageResource(R.drawable.yamaha);

}

Page 177: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

160

else if (s.startsWith("Suzuki")){

holder.imageView.setImageResource(R.drawable.suzuki);

}

else if (s.startsWith("Profil")){

holder.imageView.setImageResource(R.drawable.profile);

}

else if (s.startsWith("Keluar")){

holder.imageView.setImageResource(R.drawable.exit);

}

return rowView;

}

}

MainSplash.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.os.Handler;

import android.widget.ProgressBar;

public class MainSplash extends Activity{

private static int progress = 0;

private int status = 0;

ProgressBar progressBar;

Handler handler = new Handler();

public void onCreate (Bundle savedInstanceState){

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_main_splash);

Page 178: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

161

progressBar = (ProgressBar) findViewById(R.id.progg);

new Thread(new Runnable() {

public void run() {

// TODO Auto-generated method stub

while(status < 100){

status = loading();

handler.post(new Runnable() {

public void run() {

// TODO Auto-generated method stub

progressBar.setProgress(status);

}

});

}

if (status >= 100) {

// TODO Auto-generated method stub

Intent intent = new Intent(MainSplash.this, MenuUtama.class);

MainSplash.this.startActivity(intent);

MainSplash.this.finish();

}

}

}).start();

}

public int loading(){

try

{

Thread.sleep(60);

}catch(InterruptedException ie){

Page 179: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

162

ie.printStackTrace();

}

return progress++;

}

}

MenuUtama.java

package com.apps.injection;

import android.app.AlertDialog;

import android.app.ListActivity;

import android.content.DialogInterface;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.KeyEvent;

import android.view.View;

import android.widget.ListView;

import android.widget.Toast;

public class MenuUtama extends ListActivity {

/** Called when the button next is taping. */

static final String[] items = {"Injeksi","Honda","Yamaha","Suzuki","Profil","Keluar"};

@Override

public void onCreate (Bundle savedInstanceState){

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.menu);

ArrayAdapterUtama adapter = new ArrayAdapterUtama(this, items);

setListAdapter(adapter);

}

/*

Page 180: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

163

* Method ini akan meng-override method onListItemClick yang ada pada class List Activity

* method ini akan dipanggil apabila ada salah satu item dari list menu yang dipilih

*/

protected void onListItemClick(ListView l, View v, int position, long id) {

super.onListItemClick(l, v, position, id);

// Menangkap nilai text yang dklik

Object objek = this.getListAdapter().getItem(position);

String pilihan = objek.toString();

// Menampilkan hasil pilihan menu dalam bentuk Toast

tampilkanPilihan(pilihan);

}

/*

* Tampilkan activity sesuai dengan menu yang dipilih

*/

protected void tampilkanPilihan(String pilihan) {

try {

//Intent digunakan untuk sebagai pengenal suatu activity

Intent i = null;

if (pilihan.equals("Injeksi")) {

i = new Intent(this, MenuInjection.class);

}

else if (pilihan.equals("Honda")) {

i = new Intent(this, MenuMotorHonda.class);

}

else if (pilihan.equals("Yamaha")) {

i = new Intent(this, MenuMotorYamaha.class);

}

else if (pilihan.equals("Suzuki")) {

i = new Intent(this, MenuMotorSuzuki.class);

}

Page 181: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

164

else if (pilihan.equals("Profil")) {

i = new Intent(this, MenuProfil.class);

}

else if (pilihan.equals("Keluar")) {

new AlertDialog.Builder(this)

.setTitle("Keluar")

.setMessage("Apakah Anda ingin keluar dari aplikasi?")

.setPositiveButton("Ya", new DialogInterface.OnClickListener() {

public void onClick(DialogInterface dialog, int which) {

finish();

}

})

.setNegativeButton("Tidak", new DialogInterface.OnClickListener() {

public void onClick(DialogInterface dialog, int which) {

return;

}

})

.show();

}

else {

Toast.makeText(this,"NOT FOUND", Toast.LENGTH_LONG).show();

}

startActivity(i);

} catch (Exception e) {

e.printStackTrace();

}

}

public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {

if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {

keluarDenganBackKey();

//moveTaskToBack(false);

}

Page 182: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

165

return super.onKeyDown(keyCode, event);

}

protected void keluarDenganBackKey() {

new AlertDialog.Builder(this)

.setTitle("Keluar")

.setMessage("Apakah Anda ingin keluar dari aplikasi?")

.setPositiveButton("Ya", new DialogInterface.OnClickListener() {

public void onClick(DialogInterface dialog, int which) {

finish();;

}

})

.setNegativeButton("Tidak", new DialogInterface.OnClickListener() {

public void onClick(DialogInterface dialog, int which) {

return;

}

})

.show();

}

}

MenuInjection.java

package com.apps.injection;

import android.app.ListActivity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.View;

import android.widget.ArrayAdapter;

import android.widget.ListView;

public class MenuInjection extends ListActivity{

Page 183: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

166

String[] items = {"Pengenalan", "Bagian", "Cara Kerja", "Kelebihan", "Kekurangan"};

@Override

public void onCreate(Bundle icicle) {

super.onCreate(icicle);

setContentView(R.layout.menu);

//this.setListAdapter(new ArrayAdapter<String>(this, android.R.layout.simple_list_item_1, items));

this.setListAdapter(new ArrayAdapter<String>(this, R.layout.activity_list, R.id.label, items));

}

protected void onListItemClick(ListView l, View v, int position, long id){

super.onListItemClick(l, v, position, id);

// Menangkap nilai text yang dklik

Object objek = this.getListAdapter().getItem(position);

String pilihan = objek.toString();

// Menampilkan hasil pilihan menu dalam bentuk Toast

tampilkanPilihan(pilihan);

}

private void tampilkanPilihan(String pilihan) {

// TODO Auto-generated method stub

//Toast.makeText(this, pilihan, Toast.LENGTH_LONG).show();

try {

String kirim;

if(! pilihan.equals("(tidak ada data)")){

kirim = pilihan;

Intent kirimIntent = new Intent(MenuInjection.this, TampilInjection.class);

Page 184: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

167

String txtkirim = String.valueOf(kirim);

// membuat Bundle

Bundle bundle = new Bundle();

// menentukan parameter Bundle (id,isi)

bundle.putString("dataKirim", txtkirim);

// menambahkan bundle pada intent

kirimIntent.putExtras(bundle);

startActivityForResult(kirimIntent, 0);

MenuInjection.this.finish();

}

} catch (Exception e) {

e.printStackTrace();

}

}

}

TampilInjection.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.KeyEvent;

import android.widget.Button;

import android.widget.TextView;

import android.widget.Toast;

public class TampilInjection extends Activity{

String title;

Page 185: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

168

TextView txtTitle, txtContent;

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

try

{

setContentView(R.layout.activity_tampil_injection);

Bundle bundle = this.getIntent().getExtras();

title = bundle.getString("dataKirim");

txtTitle = (TextView)findViewById(R.id.txtTitle);

txtContent = (TextView)findViewById(R.id.txtContent);

getContent(title);

}

catch (Exception e) {

// TODO: handle exception

Toast.makeText(TampilInjection.this, "Error: "+e.getMessage(), Toast.LENGTH_LONG).show();

}

}

public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {

if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {

BackKey();

}

return super.onKeyDown(keyCode, event);

}

protected void BackKey() {

Page 186: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

169

Intent intent = new Intent(TampilInjection.this, MenuInjection.class);

startActivity(intent);

TampilInjection.this.finish();

}

public void getContent(String pilihan){

String content = null;

if (pilihan.equals("Pengenalan")) {

content = "Injeksi adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran untuk mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar. Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator, karena injektor membuat bahan bakar tercampur secara homogen. Hal ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman.\n\nInjeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an mulai banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu, injeksi bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga keluaran yang lebih.";

}

else if (pilihan.equals("Bagian")) {

content = "1. Sistem bahan Bakar \n\na. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.\n\nb. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah-ubah.\n\nc. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan.\n\nd. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.\n\ne. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).\n\n2. Sistem Elektronik\n\na. ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.\n\nb. MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.\n\nc. IAT (Intake air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.\n\nd. TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasiterakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.\n\ne. Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin.\n\nf. Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 5 derajat\n\n3. Sistem Induksi Udara\n\nKomponen yang termasuk ke dalam

Page 187: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

170

sistem ini antara lain; air cleaner/air box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.";

}

else if (pilihan.equals("Cara Kerja")) {

content = "Teknologi injeksi bahan bakar adalah salah satu dimana bahan bakar secara langsung dipasok ke dalam ruang silinder intake manifold. Pada kendaraan bermotor yang sudah menerapkan sistem injeksi, memiliki bagian yang berfungsi untuk mengontrol dan mengatur pasokan udara dan bahan bakar ke dalam ruang pembakaran secara efektif dan efisien. Bagian kontrol ini terdapat sensor (berupa elektronik) yang akan mengatur jumlah udara dan bahan bakar secara homogen sesuai dengan kebutuhan mesin. Selama sensor bekerja dengan baik, kemungkinan kerusakan sangat kecil. Sistem throttle body pasokan bahan bakar yang terletak di throttle body langsung ke ruang asupan sedangkan sistem titik tunggal akan memasok bahan bakar dari injektor tunggal.\n\nSensor ini akan membaca putaran mesin dan jumlah udara kemudian akan mengirimkan hasil pembacaannya tersebut kepada ECU (Engine Control Unit). ECU akan menghitung dan mengolah selanjutnya akan menentukan jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan ke dalam ruang bakar.\n\nSaat bahan bakar mengalir dari tangki bahan bakar menuju proses atomisasi,atau proses pengkabutan bahan bakar yang akan disemburkan melalui throttle valve. Proses pengkabutan bahan bakar tersebut terjadi karena bahan bakar mengalami pemampatan dan memperoleh tekanan yang cukup tinggi, sehingga diperoleh hasil berupa asap atau kabut. Bahan bakar berbentuk kabut ini akan dikeluarkan lewat lubang injektor canonical yang posisinya menghadap ke ruang bakar mesin.\n\nDengan sistem injeksi ini bisa dipastikan bahwa bahan bakar secara efisien bercampur dengan udara dan dipasok ke ruang bakar untuk menghasilkan tenaga yang efisien.";

}

else if (pilihan.equals("Kelebihan")) {

content = "1. Emisi gas buang rendah\nTerjadinya pembakaran yang sempurna pada ruang bakar, sehingga emisi gas buang yang dihasilkan relatif lebih sedikit apalagi knalpot dilengkapi catalic converter.\n\n2. Daya lebih besar\nKonstruksi injektor tepat pada intake manifold sehingga pencampuran bahan bakar lebih homogen\n\n3. Lebih hemat bahan bakar\nAir-fuel ratio sangat mempengaruhi kesempurnaan pembakaran pada mesin. Standar AFR pada motor adalah 14,7:1 yang artinya 14,7 udara dan 1 bensin. AFR dapat berubah-ubah, misalnya pada saat kondisi mesin dingin AFR 5:1, pada saat idle AFR 11:1, akselerasi 8:1, dan pada saat pemakaian ekonomis 40-60 km/jam AFR 16-18:1. Sehingga konsumsi bahan bakar pada motor injeksi lebih irit dibandingkan karburator.\n\n4. Tidak memerlukan Cok (Choke)\nInjeksi bahan bakar dilengkapi sensor temperatur yang akan melaporkan suhu mesin ke engine control module (ECM) yang akan memerintahkan injektor untuk memperkaya campuran bensin pada suhu mesin dingin.\n\n5. Perawatan yang lebih praktis\nTeknologi injeksi bahan bakar berkonsep bebas perawatan. Pada saat servis, pembersihan dilakukan hanya pada bagian penyaring udara, busi, dan pengaturan klep.";

}

else if (pilihan.equals("Kekurangan")) {

content = "1. Akselerasi kurang responsif\nTerjadinya proses yang panjang dari sensor pengatur jumlah udara dan laporan dari sensor-sensor lainnya, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berakselerasi\n\n2. Kurangnya tenaga ahli\nInjeksi bahan bakar termasuk teknologi baru, tidak semua bengkel umum mampu memperbaiki di saat terjadi permasalahan pada kendaraan.\n\n3. Sensitif terhadap benturan atau guncangan\nSemua perangkat terutama engine control module menggunakan elektronik, sehingga rentan mati apabila mengalami guncangan atau benturan keras. Pada saat terjadi hal tersebut, kendaraan berpeluang tidak bisa dihidupkan kembali, karena mengalami kerusakan pada engine control module. Biaya perbaikan membutuhkan biaya yang relatif masih mahal\n\n4. Sensitif Bahan Bakar\nUjung injektor berukuran mikro, sehingga sistem injeksi bahan bakar mudah terjadi penyumbatan karena bahan bakar yang kotor. Hal ini akan mempengaruhi kinerja kendaraan sehingga bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar sedikit.\n\n5. Sensitif Kelistrikan\nKondisi kendaraan dilaporkan oleh sensor, dan sensor terhubung menggunakan kabel berkonektor. Konektor sering menjadi penyebab pelaporan sensor ke engine control module menjadi kacau. Pengiriman laporan sensor ke engine control module menggunakan sistem pengaman. Apabila konektor kabel terjadi korosi, hal ini akan meningkatkan sistem pengamanan sehingga laporan dari sensor mengakibatkan engine control module berfungsi";

}

txtTitle.setText(pilihan);

txtContent.setText(content);

}

Page 188: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

171

}

MenuMotorHonda.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.View;

import android.view.View.OnClickListener;

import android.widget.Button;

public class MenuMotorHonda extends Activity implements OnClickListener{

Button btnMenu1, btnMenu2, btnMenu3;

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_honda);

btnMenu1 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu1);

btnMenu2 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu2);

btnMenu3 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu3);

btnMenu1.setOnClickListener(this);

btnMenu2.setOnClickListener(this);

btnMenu3.setOnClickListener(this);

}

@Override

public void onClick(View v) {

// TODO Auto-generated method stub

Page 189: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

172

Intent intent = null;

switch(v.getId()){

case R.id.btnMenu1:

intent = new Intent(MenuMotorHonda.this, BeatFiSpesifikasi.class);

break;

case R.id.btnMenu2:

intent = new Intent(MenuMotorHonda.this, BeatFiPerawatan.class);

break;

case R.id.btnMenu3:

intent = new Intent(MenuMotorHonda.this, BeatFiDealer.class);

}

startActivity(intent);

MenuMotorHonda.this.finish();

}

}

BeatFiSpesifikasi.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.KeyEvent;

public class BeatFiSpesifikasi extends Activity {

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

Page 190: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

173

setContentView(R.layout.activity_beatfi_spesifikasi);

}

public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {

if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {

BackKey();

}

return super.onKeyDown(keyCode, event);

}

protected void BackKey() {

Intent intent = new Intent(BeatFiSpesifikasi.this, MenuMotorHonda.class);

startActivity(intent);

BeatFiSpesifikasi.this.finish();

}

}

BeatFiPerawatan.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.KeyEvent;

public class BeatFiPerawatan extends Activity {

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_beatfi_perawatan);

Page 191: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

174

}

public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {

if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {

BackKey();

}

return super.onKeyDown(keyCode, event);

}

protected void BackKey() {

Intent intent = new Intent(BeatFiPerawatan.this, MenuMotorHonda.class);

startActivity(intent);

BeatFiPerawatan.this.finish();

}

}

BeatFiDealer.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.KeyEvent;

public class BeatFiDealer extends Activity {

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_beatfi_dealer);

}

Page 192: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

175

public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {

if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {

BackKey();

}

return super.onKeyDown(keyCode, event);

}

protected void BackKey() {

Intent intent = new Intent(BeatFiDealer.this, MenuMotorHonda.class);

startActivity(intent);

BeatFiDealer.this.finish();

}

}

MenuMotorYamaha.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.View;

import android.view.View.OnClickListener;

import android.widget.Button;

public class MenuMotorYamaha extends Activity implements OnClickListener{

Button btnMenu1, btnMenu2, btnMenu3;

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

Page 193: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

176

setContentView(R.layout.activity_yamaha);

btnMenu1 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu1);

btnMenu2 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu2);

btnMenu3 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu3);

btnMenu1.setOnClickListener(this);

btnMenu2.setOnClickListener(this);

btnMenu3.setOnClickListener(this);

}

@Override

public void onClick(View v) {

// TODO Auto-generated method stub

Intent intent = null;

switch(v.getId()){

case R.id.btnMenu1:

intent = new Intent(MenuMotorYamaha.this, MioJSpesifikasi.class);

break;

case R.id.btnMenu2:

intent = new Intent(MenuMotorYamaha.this, MioJPerawatan.class);

break;

case R.id.btnMenu3:

intent = new Intent(MenuMotorYamaha.this, MioJDealer.class);

}

startActivity(intent);

MenuMotorYamaha.this.finish();

}

}

Page 194: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

177

MioJSpesifikasi.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.KeyEvent;

public class MioJSpesifikasi extends Activity {

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_mioj_spesifikasi);

}

public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {

if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {

BackKey();

}

return super.onKeyDown(keyCode, event);

}

protected void BackKey() {

Intent intent = new Intent(MioJSpesifikasi.this, MenuMotorYamaha.class);

startActivity(intent);

MioJSpesifikasi.this.finish();

}

}

MioJPerawatan.java

Page 195: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

178

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.KeyEvent;

public class MioJPerawatan extends Activity {

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_mioj_perawatan);

}

public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {

if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {

BackKey();

}

return super.onKeyDown(keyCode, event);

}

protected void BackKey() {

Intent intent = new Intent(MioJPerawatan.this, MenuMotorYamaha.class);

startActivity(intent);

MioJPerawatan.this.finish();

}

}

MioJDealer.java

package com.apps.injection;

Page 196: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

179

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.KeyEvent;

public class MioJDealer extends Activity {

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_mioj_dealer);

}

public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {

if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {

BackKey();

}

return super.onKeyDown(keyCode, event);

}

protected void BackKey() {

Intent intent = new Intent(MioJDealer.this, MenuMotorYamaha.class);

startActivity(intent);

MioJDealer.this.finish();

}

}

MenuMotorSuzuki.java

package com.apps.injection;

Page 197: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

180

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.View;

import android.view.View.OnClickListener;

import android.widget.Button;

public class MenuMotorSuzuki extends Activity implements OnClickListener{

Button btnMenu1, btnMenu2, btnMenu3;

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_suzuki);

btnMenu1 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu1);

btnMenu2 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu2);

btnMenu3 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu3);

btnMenu1.setOnClickListener(this);

btnMenu2.setOnClickListener(this);

btnMenu3.setOnClickListener(this);

}

@Override

public void onClick(View v) {

// TODO Auto-generated method stub

Intent intent = null;

switch(v.getId()){

case R.id.btnMenu1:

intent = new Intent(MenuMotorSuzuki.this, NexFiSpesifikasi.class);

Page 198: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

181

break;

case R.id.btnMenu2:

intent = new Intent(MenuMotorSuzuki.this, NexFiPerawatan.class);

break;

case R.id.btnMenu3:

intent = new Intent(MenuMotorSuzuki.this, NexFiDealer.class);

}

startActivity(intent);

MenuMotorSuzuki.this.finish();

}

}

NexFiSpesifikasi

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.KeyEvent;

public class NexFiSpesifikasi extends Activity {

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_nexfi_spesifikasi);

}

public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {

if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {

Page 199: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

182

BackKey();

}

return super.onKeyDown(keyCode, event);

}

protected void BackKey() {

Intent intent = new Intent(NexFiSpesifikasi.this, MenuMotorSuzuki.class);

startActivity(intent);

NexFiSpesifikasi.this.finish();

}

}

NexFiPerawatan.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.KeyEvent;

public class NexFiPerawatan extends Activity {

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_nexfi_perawatan);

}

public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {

if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {

BackKey();

Page 200: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

183

}

return super.onKeyDown(keyCode, event);

}

protected void BackKey() {

Intent intent = new Intent(NexFiPerawatan.this, MenuMotorSuzuki.class);

startActivity(intent);

NexFiPerawatan.this.finish();

}

}

NexFiDealer.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.content.Intent;

import android.os.Bundle;

import android.view.KeyEvent;

public class NexFiDealer extends Activity {

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_nexfi_dealer);

}

public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {

if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {

BackKey();

}

Page 201: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

184

return super.onKeyDown(keyCode, event);

}

protected void BackKey() {

Intent intent = new Intent(NexFiDealer.this, MenuMotorSuzuki.class);

startActivity(intent);

NexFiDealer.this.finish();

}

}

MenuProfil.java

package com.apps.injection;

import android.app.Activity;

import android.os.Bundle;

public class MenuProfil extends Activity {

/** Called when the activity is first created. */

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_profil);

}

}

Activity_menu.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <RelativeLayout android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:layout_marginBottom="25px" android:layout_marginTop="25px"

Page 202: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

185

android:background="#ffffff" android:paddingLeft="5px" android:paddingRight="5px" > <TextView android:id="@+id/selection" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#ffffff"/> <ListView android:id="@android:id/list" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#ffffff"/> </RelativeLayout> </LinearLayout>

Row_menu.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:background="#ffffff"> <ImageView android:id="@+id/icon" android:layout_width="32px" android:layout_height="32px" android:layout_marginBottom="10px" android:layout_marginLeft="10px" android:layout_marginRight="10px" android:layout_marginTop="10px" android:background="#ffffff" android:src="@drawable/icon" /> <TextView android:id="@+id/label" android:text="@+id/label" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:layout_marginTop="15px" android:layout_marginBottom="15px" android:textSize="14px" android:textColor="#000000" android:background="#ffffff"/> </LinearLayout>

Activity_list.xml

<?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#ffffff"> <TextView android:id="@+id/label" android:text="@+id/label" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:layout_marginBottom="15px" android:layout_marginLeft="10px" android:layout_marginRight="10px" android:layout_marginTop="15px" android:background="#ffffff" android:textColor="#000000" android:textSize="14px" /> </LinearLayout>

Activity_layout_list.xml

Page 203: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

186

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> </LinearLayout> </LinearLayout> Activity_mainsplash.xml <?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#000000" android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical"> <TextView android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textStyle="bold" android:textColor="#ffffff" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_marginLeft="15dp" android:layout_marginRight="15dp" android:layout_marginTop="2dp" android:text="Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis Berinjeksi Berbasis Mobile\n\nTeknik Informatika\nUIN Syarif Hidayatullah" android:textSize="16px" android:layout_marginBottom="2px"/> <ProgressBar android:id="@+id/progg" style="?android:attr/seekBarStyle" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="5dp" android:layout_marginLeft="10dp" android:layout_marginRight="10dp" android:layout_marginTop="275dp"/> <TextView android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:text="@string/text_loading" android:textStyle="bold|italic" android:textColor="#ffffff" android:layout_gravity="center" android:layout_marginLeft="15dp" android:layout_marginRight="15dp" android:layout_marginTop="5dp" android:textSize="24sp"/> </LinearLayout> Activity_injection.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical"

Page 204: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

187

android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Injection" android:textSize="36px" android:layout_marginBottom="25px"/> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Konten" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> Activity_honda.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_honda" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <Button android:id="@+id/btnMenu1" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="BEAT-FI" android:textSize="20px"/> <Button android:id="@+id/btnMenu2" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Perawatan" android:textSize="20px"/> <Button android:id="@+id/btnMenu3" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Dealer" android:textSize="20px"/> </LinearLayout> </LinearLayout>

Page 205: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

188

Activity_beatfi_spesifikasi.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <ImageView android:src="@drawable/motor_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Panjang X lebar X tinggi :\n1.863 X 675 X 1.072 mm\nJarak sumbu roda :\n1.256 mm\nJarak terendah ke tanah :\n140 mm\nBerat kosong :\n93 Kg\nTipe rangka :\nTulang punggung\nTipe suspensi depan :\nTeleskopik\nTipe suspensi belakang :\nLengan ayun suspensi tunggal\nUkuran ban depan :\n80/90-14 M/C 40P\nUkuran ban belakang : \n 90/90-14 M/C 46P\nRem depan : \nCakram hidrolik piston tunggal\nRem belakang : \nTeromol\nKapsitas tangki bahan bakar : \n3,7 liter\nTipe mesin : \n4 langkah, OHC\nDiameter X langkah :\n50 X 55 mm\nVolume mesin :\n108 cc\nPerbandingan Kompresi :\n9,2 : 1\nDaya maksimum :\n6.27 kW (8,52 PS) / 8.000 rpm\nTorsi maksimum :\n8.68 Nm (0,89 kgf.m) / 6.500 rpm\nKapasitas oli mesin :\n0.8 liter / periodik\nTipe kopling :\nOtomatis, sentrifugal, kering\nGigi transmisi :\nOtomatis, V-matic\nStarter :\nPedal dan elektrik\nAki :\nMF battery 12V 3ah\nBusi :\nNGK CPR9EA-9 ; DENSO U27EPR9" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>

Activiti_beatfi_perawatan.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_beat"

Page 206: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

189

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <ImageView android:src="@drawable/motor_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Panjang X lebar X tinggi :\n1.863 X 675 X 1.072 mm\nJarak sumbu roda :\n1.256 mm\nJarak terendah ke tanah :\n140 mm\nBerat kosong :\n93 Kg\nTipe rangka :\nTulang punggung\nTipe suspensi depan :\nTeleskopik\nTipe suspensi belakang :\nLengan ayun suspensi tunggal\nUkuran ban depan :\n80/90-14 M/C 40P\nUkuran ban belakang : \n 90/90-14 M/C 46P\nRem depan : \nCakram hidrolik piston tunggal\nRem belakang : \nTeromol\nKapsitas tangki bahan bakar : \n3,7 liter\nTipe mesin : \n4 langkah, OHC\nDiameter X langkah :\n50 X 55 mm\nVolume mesin :\n108 cc\nPerbandingan Kompresi :\n9,2 : 1\nDaya maksimum :\n6.27 kW (8,52 PS) / 8.000 rpm\nTorsi maksimum :\n8.68 Nm (0,89 kgf.m) / 6.500 rpm\nKapasitas oli mesin :\n0.8 liter / periodik\nTipe kopling :\nOtomatis, sentrifugal, kering\nGigi transmisi :\nOtomatis, V-matic\nStarter :\nPedal dan elektrik\nAki :\nMF battery 12V 3ah\nBusi :\nNGK CPR9EA-9 ; DENSO U27EPR9" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>

Activity_beatfi_perawatan.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="1. REM DEPAN \n\nPeriksa tinggi permukaan minyak rem dengan posisi tegak. Permukaan minyak rem harus berada di atas tanda batas LOWER." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lower_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000"

Page 207: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

190

android:text="\n\nJika permukaan berada pada atau di bawah tanda batas LOWER, periksalah kanvas rem terhadap keausan. \n\nKanvas rem yang aus harus diganti. \n\nJika tidak aus, periksalah sistem rem Anda tehadap kebocoran." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/indikatorrem_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nMinyak rem yang dianjurkan adalah minyak rem Honda DOT 3 atau DOT 4 dari kemasan yang masih bersegel, atau yang setara. \n\nPemeriksaan lainnya adalah pastikan tidak ada cairan yang bocor. \n\nPeriksa selang dan dan sambungan terhadap adanya kondisi pemburukan atau keretakan. \n\n2. REM BELAKANG \n\nSetel jarak main bebas handel rem depan dengan posisi ban depan lurus. \n\nPenyetelan rem : \n\na. Posisikan skuter pada standar tengah. \n\nb. Ukur jarak pergerakan handel rem belakang sebelum rem terasa menahan. Jarak main bebas pada ujung handel rem harus :10 - 20 mm." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/handelblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Jika diperlukan penyetelan, putar mur penyetelan rem belakang. penyetelan dengan cara memutar mur penyetelan rem belakang setengah putaran setiap kalinya. Pastikan potongan pada mur penyetel duduk pada pen lengan rem setelah melakukan penyetelan akhir jark main bebas." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/remblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nd. Lakukan pengeremen beberapa kali dan periksa apakah roda dapat berputar bebas setelah handel rem dilepaskan. \n\nApabila dengan metode ini penyetelan tidak berhasil, kunjungilah bengkel resmi Honda (AHASS). \n\nSetelah penyetelan, tekan lengan rem untuk memastikan bahwa ada celah antara penyetel rem belakang dan pen lengan rem. \n\nSetelah penyetelan, periksa kembali jarak main bebas handel rem." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/stelremblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000"

Page 208: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

191

android:text="\nPeriksa juga kabel rem terhadap kekauan atau tanda-tanda keausan yang menyebabkan kemacetan atau gangguan. Lumasi kabel rem dengan pelumas kabel yang tersedia di pasaran untuk mencegah keausan dini atau karat." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/stelremblk2_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nPastikan lengan rem, pegas dan pengikat-pengikat dalam kondisi baik. \n\n3. BAHAN BAKAR \n\nTangki bahan bakar terletak di bawah jok, kapasitas tangki adalah 3,7 L. Buka jok, lepaskan penutup pengisian bahan bakar dengan memutarnya berlawan arah jarum jam. \n\nJangan mengisi tangki berlebihan, tidak boleh ada bahan bakar pada leher pengisian. \n\nSetelah pengisian bahan bakar, pastikan untuk mengencangkan tutup pengisian bahan bakar erat-erat dengan memutarnya searah jarum jam. Pastikan bahwa tanda panah pada tutup pengisian dan tutup tangki bahan bakar bertepatan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tangki_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nBensin sanagat mudah terbakar dan dapat meledak. Anda dapat terbakar atau terluka parah saat menangani bensin. \n\nYang sangat perlu diperhatikan adalah matikan mesin dan jauhkan dari panas, percikan bunga api dan api. Selalu isi bahan bakar ditempat terbuka dan lap segera bensin yang tertumpah. \n\nGunakan bensin tanpa timbal dengan angka oktan RON (Research Octan Number) 88 atau lebih tinggi. Penggunaan bensin bertimbal akan menyebabkan kerusakan prematur pada catalytic converter. \n\nDan apabila terjadi Knocking atau suara letupan pada knalpot pada kecepatan mesin stabil dan dengan beban normal, gantilah bensin yang ada dengan yang baru. Jika masih terjadi Knocking konsultasikan ke bengkel resmi Honda/AHASS Anda. Apabila hal ini di abaikan maka dianggap sebagai kesalahan pemakai, dan kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan pemakai tidak di tanggung oleh Honda. \n\n4. OLI MESIN \n\nPeriksa tinggi permukaan oli mesin setiap hari sebelum mengendarai skuter. \n\nTinggi permukaan harus dijaga diantara tanda batas teratas dan terendah pada tangkai pengukur. \n\na. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 -5 menit. \n\nb. Matikan mesin dan posisikan skuter pada standar tengah di atas permukaan datar. \n\nc. Setelah 2 - 3 menit, lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, lap bersih, dan masukan tutup pengisian oli/tangakai pengukur tanpa menyekrupnya ke dalam. lepaskan tutup pengisian oli/tangakai pengukur. Tinggi permukaan oli harus berada antara tanda batas teratas dan terendah pada tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nd. Bila perlu, tambahkan oli sesuai spesifikasi sampai tanda batas teratas. Jangan mengisi sampai berlebihan. \n\ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. Periksa terhadap kebocoran oli." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/cekoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nRekomendasi Oli \nKlasifikasi API : SG atau lebih tinggi kecuali oli yang diberikan label energy conserving (hemat energi) pada label servis API berbentuk bundar. \nViskositas : SAE 10W-30 \nStandart JASO T903 : MB \nOli yang dianjurkan : OLI SEPEDA MOTOR 4 TAK Honda atau yang setara.

Page 209: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

192

\n\nSkuter anda tidak memerlukan aditif pada oli. Pakailah Jenis oli yang dianjurkan. \n\nJangan memakai oli dengan API SH atau lebih tinggi yang memakai label bundar API energy conserving pada kemasannya. Oli dapat mempengaruhi pelumasan dan unjuk kerja kopling. \n\nJangan memakai oli non-detergen, nabati atau oli untuk balapan berbahan dasar castor. \n\nPenggantian Oli Mesin \n\nKualitas oli mesin adalah faktor utama yang mempengaruhi umur pemakaian mesin. Gantilah oli mesin sesuai dengan ketentuan pada jadwal perawatan berkala. \n\nJika skuter Anda dijalankan dalam kondisi sangat berdebu, penggantian oli harus dilakukan dengan lebih sering dari pada yang ditentukan pada jadwal perawatan berkala. \n\nBuanglah oli mesin bekas dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Kami menyarankan bahwa Anda membawanya dalam kaleng tertutup ketempat penampungan oli bekas atau AHASS anda untuk dikumpulkan dan diolah kembali. Jangan membuangnya ditempat sampah atau menuangkannya di tanah atau ke dalam selokan. \n\nOli mesin bekas dapat menyebabkan kanker kulit jika berulang kali mengenai kulit untuk waktu yang lama. Walaupun besar kemungkinan ini tidak terjadi kecuali jika Anda setiap hari menangani oli bekas, tetap dianjurkan untuk mencuci tangan Anda secara menyeluruh dengan air dan sabun sesegera mungkin setelah menangani oli bekas. \nPenggantian oli memerlukan torque wrench (kunci dengan pengukur torsi pengencangan). Jika Anda tidak memilikinya dan tidak mempunyai keterampilan yang diperlukan, kami menganjurkan Anda untuk menyerahkan pekerjaan ini kepada AHASS. \nGantilah oli mesin dengan mesin pada suhu operasi normal dan dengan skuter ditopang pada standar tengah untuk memastikan pengeluaran oli yang cepat dan menyeluruh. \n\na. Letakkan wadah pembuangan oli di bawah bak mesin. Lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, baut pembuangan oli dan cincin perapat." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/bautoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nb. Pasang sebuah cincin perapat baru pada baut pembuangan oli. \n\nc. Pasang baut pembuangan oli dan kencangkan, Torsi pengencangan baut pembuangan oli : 24 Nm (2.4 kgf m) \n\nd. Isi bak mesin dengan jenis oli yang dianjurkan sebanyak kira-kira : 0,7 L. \n\ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nf. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 - 5 menit. \n\ng. Matikan mesin dan tunggu 2 -3 menit. Periksa ketinggian oli apakah berada pada tanda batas permukaan teratas pada tangkai tutup pengisian oli/tangkai pengukur dengan skuter berdiri tegak pada standar tengah dan permukaan yang arat. Pastikan bahwa tidak terdapat kebocoran oli. \n\nSaringan Kasa Oli Mesin \n\na. keluarkan oli mesin seperti di atas. \n\nb. Lepaskan tutup saringan kasa oli mesin." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/buangoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Pegas dan saringan kasa oli mesin akan keluar pada saat tutup saringan kasa oli mesin dilepaskan. \n\nd. Bersihkan saringan kasa oli. \n\ne. Periksa apakah saringan kasa oli mesin dan karet seal masih dalam kondisi yang baik. \n\nf. Ganti O-ring dan oleskan tipis oli mesin pada O-ring baro sebelum dipasang. \n\ng. Pasang saringan kasa oli mesin, pegas, O-ring dan tutup saringan kasa oli mesin. \n\nTorsi pengencangan tutup saringan kasa oli mesin : 20 Nm (2,0 kgf m). \n\nh. Pasang sebuah cincin perapat baru pada baut pembuangan oli. \n\ni. Pasang baut pembuangan oli dan kencangkan, torsi pengencangan baut pembuangan oli : 24 Nm (2.4 kgf m). \n\nj. Isi bak mesin dengan jenis oli yang dianjurkan sebanyak kira-kira : 0,8 L. \n\nk. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nl. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 - 5 menit. \n\nm. 2 -3 menit setelah mematikan mesin, periksa ketinggian oli apakah berada pada tanda batas permukaan teratas pada tangkai tutup pengisian oli/tangkai pengukur dengan skuter berdiri tegak pada standar tengah dan permukaan yang datar. Pastikan bahwa tidak terdapat kebocoran oli. \n\n5. BAN

Page 210: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

193

\n\nUntuk Mengeropasikan skuter, ban harus tepat jenis dan ukurannya, dalam kmondisi baik dengan telapak ban yang cukup tebal, dan dengan tekanan udara yang tepat. \n\nPenggunaan ban yang aus berlebihan atau dengan tekanan udara yang tidak sesuai dapat menyebabkan kecelakaan dimana anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nTekanan Udara ban \n\nBan dengan tekanan udara yang tepat memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, umur telapak ban, dan kenyamanan berkendara. Pada umumnya, ban yang kurang tekanan udaranya akan aus secara tidak merata, memperburuk pengendalian, dan lebih besar kemungkinan mengalami kerusakan panas berlebihan. Ban yang kurang tekanan udaranya pada saat berjalan dipermukaan berbatu, dapat juga mengakibatkan kerusakan roda. Ban dengan tekanan udara berlebihan membuat pengemudian skuter Anda lebih keras, dan lebih mudah rusak akibat dari gangguan permukaan jalan, serta akan aus dengan tidak merata. \n\nPastikan Bahwa tutup pentil ban terpasang dengan erat. Bila perlu, pasang tutup pentil ban yang baru. \n\nSelalu periksa tekanan udara ban sewaktu ban dalam keadaan dingin - ketika skuter telah di parkir sekurangnya tiga jam. Jika anda memeriksa tekanan udara sewaktu ban dalam keadaan panas - ketika skuter baru dikendarai beberapa kilometer saja - tekanan akan lebih tinggi dibanding dari pada ban dalam keadaaan dingin. Ini normal, jadi jangan kurangi udara daru ban, agar tetap sesuai dengan rekomendasi tekanan udara ban yang diberikan di bawah ini. Jika Anda melakukan ini, ban akan kekurangan tekanan udara. \n\nTekanan ban udara ban dalam keadaaan dingin yang direkomendasi adalah : \nnPengemudi saja : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi). \nBelakanf : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi). \nPengemudi dan seorang penumpang : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi). \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi). \n\nPemeriksaaan. \n\nSewaktu Anda memeriksa tekanan udara ban, Anda juga harus memeriksa telapak ban dan dinding samping ban terhadap keausan, kerusakan, dan benda-benda asing : \n\nCarilah : \n\na. Benjolan atau tonjolan pada bagian samping ban atau pada telapak ban. Ganti ban jika anda temukan benjolan atau tonjolan. \n\nb. Sayatan, robekan atau retak-retak pada ban. Ganti ban jika lapisan tenun atau kawat terlihat. \n\nc. Keausan berlebih pada telapak ban. \n\nJuga, jika Anda mengahantam lubang jalan atau benda keras, hentikan skuter sesegera mungkin di pinggir jalan dan periksa ban dengan seksama terhadap kerusakan. \n\nKeausan Telapak Ban." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/indikator_ban" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nSegera ganti ban apabila indikator keausan tampak pada ban. \n\nPerbaikan dan penggantian ban dalam. \nJika ban dalam tertusuk atau rusak, Anda harus menggantinya secepat mungkin. Ban dalam yang diperbaiki mungkin tidak sama keandalannya dengan ban dalam baru, dan mungkin akan bermasalah ketika Anda berkendara. \n\nJika Anda perlu membuat perbaikan sementara dengan menambal ban dalam, berhati-hatilah saat berkendara dengan mengurangi kecepatan dan ganti ban dalam sebelum Anda berkendara kembali. Setiap saat ban dalam diganti, ban harus diperiksa dengan teliti seperti dijelaskan sebelumnya. \n\nPenggantian Ban. \n\nBan skuter Anda telah dirancang untuk mengimbangi kemampuan unjuk kerja skuter dan memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, pengereman, daya tahan dan kenyamanan. \n\nPemasangan ban yang tidak sesusai pada skuter Anda dapat mempengaruhi pengendalian dan stabilitas. Ini dapat menyebabkan kecelakaan dimana Anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nGunakan selau jenis ban dan ukuran yang dianjurkan. \n\nBan yang direkomendasikan untuk skuter Anda adalah : \nDepan : 80/90-14M/C SRI FT235. \nBelakang : 90/90-14M/C SRI FT235. \nJenis : bias-ply, tube. \n\nSetiap kali Anda mengganti ban, pakailah ukuran yang sama dengan yang asli terpasang pada skuter dan pastikan bahwa roda dibalans setelah ban baru dipasang. \n\nJuga ingat untuk mengganti ban dalam setiap kali Anda mengganti ban luar. Ban dalam yang lama barangkali telah longgar dan jika dipasang di dalam ban luar baru, kemungkinan tidak berfungsi dengan baik. \n\n6. BUSI \n\nBusi yang direkomendasikan : \nStandart : CPR9EA-9 (NGK) atau U27EPR9 (DENSO) \nJangan sekali-kali memakai busi dengan jangkuan panas yang tidak sesuai. Hal inidapat mengakibatkan kerusakan mesin yang parah. \n\na. Lepaskan cover tengah dengan melepas sekrup-sekrup." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/>

Page 211: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

194

<ImageView android:src="@drawable/bukacover_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nb. lepaskan tutup busi dari busi. \n\nc. Bersihkan kotoran di sekitar lubang busi. Lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi yang disediakan diantar kunci perkakas." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tutupbusi_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Periksa elektroda dan porselin pusat terhadap endapan, erosi atau pengotoran karbon. Jika banyak terdapat erosi atau endapan, ganti busi. Bersihkan busi yang kotor karena karbon atau basah dengan alat plug cleaner, atau pakai sikat kawat. \n\ne. Periksa jarak renggang busi menggunakan pengukur kerenggangan. Jika diperlukan penyetelan, tekuk elektroda samping dengan hati-hati. \nJarak renggang busi harus sebesar : 0,80 - 0,90 mm" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/busi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nf. Pastikan cincin busi dalam keadaaan baik. \n\ng. Dengan cincin busi dalam keadaaan terpasang, pasang busi dengan tangan untuk menghindari pemasangan yang miring. \n\nh. Kencangkan busi : \njika busi lama masih baik : 1/8 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \nJika menggunakan busi baru, kencangkan sebanyak dua kali untuk mencegah terjadinya pelonggaran : \nP\nertama, kencangkan busi : \nNGK : 1/2 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \n\nDENSO : 3/4 putaran setelah busi menyentuh dudukan \nLalu longgarkan busi. \nKemudian, kencangkan busi kembali : 1/8 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \n\nBusi yang tidak dikencangkan dengan benar dapat merusak mesin. Apabila busi terlalu longgar, maka piston bisa menjadi rusak. Apabila busi terlalu kencang, ulir-ulirnya bisa menjadi rusak. \n\ni. Pasang kembali tutup busi. Pastikan kabel busi tidak terjepit \n\nj. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dalam urutan terbalik dari pelepasan. \n\n7. CARA KERJA GAS TANGAN \n\nPeriksa terhadap kehalusan perputaran gas tangan dari posisi terbuka penuh sampai posisi tertutup penuh pada kedua posisi membelok penuh ke kanan dan ke kiri dari kemudi. \n\n8. PEMERIKSAAN SUSPENSI DEPAN DAN BELAKANG \n\na. Periksa garpu depan dengan mengunci rem depan dan memompa garpu naik turun dengan kuat. Pergerakan suspensi harus lancar dan tidak boleh ada kebocoran oli. \n\nb. Selongsong penggantung mesin - dapat diperiksa dengan menekan kuat terhadap bagian samping roda belakang sementara skuter pada stndar tengah dan memeriksa terhadap kelonggran selongsong penggantung mesin. \n\nc. Dengan seksama periksalah semua pengencangan suspensi depan dan belakang terhadap kekencangan pemasangan. \n\n9. STANDAR SAMPING \n\nLakukan perawatan berikut sesuai dengan jadwal perawatan berkala. \n\nPemeriksaan fungsi : \n\nPeriksa pegas standar samping terhadap kerusakan atau hilangnya tegangan dan standar samping terhadap kebebasan pergerakan.

Page 212: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

195

\n\nPeriksa sistem saklar pemati mesin di standar samping : \n\na. Posisikan skuter pada standar tengah. \n\nb. Naikkan standar samping keatas dan hidupkan mesin.:" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/standar_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Turunkan stndar samping. Mesin seharusnya mati begitu Anda menurunkan standar samping. \n\nJika sistem standar samping tidak berfungsi dengan semestinya, kunjungi bengkel AHASS Anda untuk diservis. \n\n10. BATERAI \n\nTidak perlu memeriksa tinggi permukaan elektrolit baterai atau menambahkan air suling oleh karena baterai dari jenis bebas-perawatan (disegel). \n\nJika baterai Anda tampaknya lemah dan atau terjadi kebocoran elektrolit (menyebabkan kesulitan untuk menghidupkan mesin atau kerusakan listrik lain), hubungi AHASS Anda. \n\nBaterai Anda dari jenis bebas perawatan dan dapat rusak secara permanen jiak strip pelindung tutup pengisian dilepaskan. \n\nPERINGATAN \nBaterai mengeluarkan gas hidrogen yang dapat meledak selama pengoprsian normal. \n\nSebuah percikan bunga api atau lidah api dapat menyebabkan meledaknya baterai dengan kekuatan cukup besar untuk membunuh atau melukai Anda dengan parah \n\nPakailah pelindung dan pelindung muka atau serahkan perawatan baterai kepada seorang mekanik yang berpengalaman. \n\nPelepasan : \na. Pastikan kunci kontak pada posisi OFF. \n\nb. Lepaskan penutup ke baterai dan tutup baterai dari lantai pijakan dengan melepas sekrup-sekrup." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tmptskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Lepaskan kabel terminal negatif (-) dari baterai terlebih dahulu, kemudian lepaskan kabel terminal (+). \nd. Tarik keluar baterai dari kotak baterai." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lokasiskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nPemasangan \n\nna. Pemasangan dilakukan kebalikan dari proses pelepasan. Pastikan terminal (+) yang pertama terhubung, baru kemudian terminal (-). \n\nb. Periksa semua baut dan sekrup sudah dikencangkan semua. \n\n11. PENGGANTIAN SEKRING \n\nJika sekring sering putus, ini biasanya menunjukan adanya hubungan singkat atau beban berlebihan pada sistem listrik. Hubungi AHASS Anda untuk memperbaikinya. \n\nPERHATIAN

Page 213: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

196

\nJangan sekali-kali menggunakan sekring denga ukuran berbeda dari yang ditentukan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada sistem listrik atau mengakibatkan kebakaran, menyebabkan matinya lampu atau hilangnya tenaga mesin. \n\nKotak Sekring \nKotak sekring terletak di dekat baterai. Sekring yang ditentukan adalah : \nSekring Utama : 15 A \nSekring Pendukung : 10 A \n\na. Lepaskan penutup ke baterai dan tutup baterai dari lantai pijakan. \n\nb. Buka penutup kotak sekring." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/kotakskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Tarik keluar sekring yang lama. Jika sekring putus, pasang sekring baru. \nSekring cadangan terletak di dekat kotak sekring. \n\nd. Pasang penutup kotak sekring. \n\ne. Pasang tutup bateraai dan penutup ke baterai. \n\n12 PENGGANTIAN BOHLAM \n\nBohlam menjadi sangat panas pada waktu lampu posisi ON, dan akan tetap panas selama beberapa waktu setelah di kembalikan ke posisi OFF. Pastikan untuk membiarkannya menjadi dingin sebelum di servis. \n\nPastikan memutar kunci kontak ke posisi OFF sebelum mengganti bohlam. \n\nJangan memakai bohlam dari jenis lain dari pada yang di tentukan. \n\nSetelah memasang bohlam baru, periksa bahwa lampu beroprasi dengan baik. \n\nBohlam Lampu Besar \n\na. Lepaskan Cover Depan. \n\nb. Lepaskan karet penutup debu. \n\nc. Tekan soket sedikit dan putar berlawanan arah jarum jam. \n\nd. Lepaskan soket dan bohlam." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampudpn_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\ne. Pasang bohlam baru dalam dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPasang Karet penutup debu dengan tanda TOP menghadap ke atas. \n\nf. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelepasan. \n\nBohlam Lampu Senja. \n\na. Lepaskan Cover depan \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampusenja_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam bening. \nPastikan tanda Segitiga pada soket dan rumah lampu senja bertepatan. \n\ne. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelpasan. \n\nLampu Rem Belakang \n\na. Buka jok. \n\b. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar.

Page 214: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

197

\n\nc. Tekan dengan perlahan bohlam dan putar berlawanan arah jarum jam." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampublk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari perlepasan. \n\ne. Tutup jok dan kunci dengan erat \n\nBohlam Lampu Sein Depan \n\nPenggantian bohlam lampu sein kanan dan kiri dapat dilakukan secara bersamaan. \n\na. Lepaskan Cover depan. \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/seindpn_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Tarik bohlam keluar tanpa memutar. \nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam kuning. \nPastikan bahwa tanda Segitiga pada soket dan rumah lampu sein depan sudah saling bertepatan. \n\ne. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelpasan. \n\nBohlam Lampu Sein Belakang \n\nPenggatian bohlam lampu sein belakang dapat dilakukan secara bersamaan. \n\na. Buka jok. \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar. \n\nc. Tarik bohlam keluar tanpa memutar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/seinblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam kuning. \n\ne. Tutup jok dan kunci dengan erat. \n\n13. MEMBERSIHKAN SKUTER \n\nBersihkan skuter Anda secara teratur untuk melindungi permukaan cat dan plastik, dan memeriksa terhadap kerusakan, keausan, dan kebocoran oli, cairan pendingin atau minyak rem. \n\nJangan memakai produk pembersih yang tidak dirancang khusus untuk permukaan badan skuter atau mobil. \n\nProduk-produk ini mungkin mengandung deterjen atau pelarut kimia yang keras yang dapat merusak logam, cat dan plastik pada skuter anda. \n\nJika skuter masih panas karena baru saja dipakai, tunggulah sampai mesin dan sistem pembuangan gas telah menurun suhunya. \n\nDianjurkan untuk tidak memakai penyemprot air bertekanan tinggi. \n\nMencuci Skuter \n\na. Bilaslah skuter secara menyeluruh dengan air dingin untuk melepaskan kotoran. \n\nb. Bersihkan skuter dengan spons atau kain lunak dengan menggunakan air dingin. \nJangan mengarahkan air ke lubang knalpot dan komponen kelistrikan skuter. \n\nc. Bersihkan parts plastik dan lensa lampu depan dengan memakai kain atau spons yang dilembabkan dengan larutan dari deterjen lunak dan air. Gosoklah daerah yang kotor dengan lembut dengan membilasnya berulang kali dengan air bersih.

Page 215: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

198

\nPerhatikan untuk selalu membersihkan skuter dari minyak rem atau pelarut bahan kimia. Karena pelarut bahan kimia dan minyak rem tersebut akan merusak permukaan plastik dan permukaan yang dicat. \nBagian dalam lensa lampu depan mungkin akan berembun segera setelah mencuci skuter. Kondensasi kelembaban di dalam lensa lampu depan akan berangsur hilang apabila lampu besar dihidupkan pada sinar lampu jauh. Hidupkan mesin sebelum menyalakan lampu besar. \n\nd. Setelah membersihkannya, bilaslah skuter secara menyeluruh dengan banyak air bersih. Sisa deterjen keras yang teringgal dapat mengakibatkan karat pada parts dari logam campuran. \n\ne. Keringkan skuter, Hidupkan mesin dan biarkan menyala selama beberapa menit. \n\nf. Ujilah rem sebelum mengendarai skuter. Beberapa kali pengereman mungkin diperlukan untuk mengembalikan daya pengereman normal. \n\nEfisiensi pengereman mungkin akan berkuarang untuk sementara segera setelah skuter dicuci. \n\nPerkirakan bahwa jarak pengereman akan menjadi lebih panjang sehingga Anda dapat terhindar dari kecelakaan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>

Activity.beatfi.dealer.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="1. REM DEPAN \n\nPeriksa tinggi permukaan minyak rem dengan posisi tegak. Permukaan minyak rem harus berada di atas tanda batas LOWER." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lower_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nJika permukaan berada pada atau di bawah tanda batas LOWER, periksalah kanvas rem terhadap keausan. \n\nKanvas rem yang aus harus diganti. \n\nJika tidak aus, periksalah sistem rem Anda tehadap kebocoran." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/indikatorrem_beatfi"

Page 216: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

199

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nMinyak rem yang dianjurkan adalah minyak rem Honda DOT 3 atau DOT 4 dari kemasan yang masih bersegel, atau yang setara. \n\nPemeriksaan lainnya adalah pastikan tidak ada cairan yang bocor. \n\nPeriksa selang dan dan sambungan terhadap adanya kondisi pemburukan atau keretakan. \n\n2. REM BELAKANG \n\nSetel jarak main bebas handel rem depan dengan posisi ban depan lurus. \n\nPenyetelan rem : \n\na. Posisikan skuter pada standar tengah. \n\nb. Ukur jarak pergerakan handel rem belakang sebelum rem terasa menahan. Jarak main bebas pada ujung handel rem harus :10 - 20 mm." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/handelblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Jika diperlukan penyetelan, putar mur penyetelan rem belakang. penyetelan dengan cara memutar mur penyetelan rem belakang setengah putaran setiap kalinya. Pastikan potongan pada mur penyetel duduk pada pen lengan rem setelah melakukan penyetelan akhir jark main bebas." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/remblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nd. Lakukan pengeremen beberapa kali dan periksa apakah roda dapat berputar bebas setelah handel rem dilepaskan. \n\nApabila dengan metode ini penyetelan tidak berhasil, kunjungilah bengkel resmi Honda (AHASS). \n\nSetelah penyetelan, tekan lengan rem untuk memastikan bahwa ada celah antara penyetel rem belakang dan pen lengan rem. \n\nSetelah penyetelan, periksa kembali jarak main bebas handel rem." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/stelremblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nPeriksa juga kabel rem terhadap kekauan atau tanda-tanda keausan yang menyebabkan kemacetan atau gangguan. Lumasi kabel rem dengan pelumas kabel yang tersedia di pasaran untuk mencegah keausan dini atau karat." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/stelremblk2_beatfi" android:layout_width="wrap_content"

Page 217: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

200

android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nPastikan lengan rem, pegas dan pengikat-pengikat dalam kondisi baik. \n\n3. BAHAN BAKAR \n\nTangki bahan bakar terletak di bawah jok, kapasitas tangki adalah 3,7 L. Buka jok, lepaskan penutup pengisian bahan bakar dengan memutarnya berlawan arah jarum jam. \n\nJangan mengisi tangki berlebihan, tidak boleh ada bahan bakar pada leher pengisian. \n\nSetelah pengisian bahan bakar, pastikan untuk mengencangkan tutup pengisian bahan bakar erat-erat dengan memutarnya searah jarum jam. Pastikan bahwa tanda panah pada tutup pengisian dan tutup tangki bahan bakar bertepatan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tangki_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nBensin sanagat mudah terbakar dan dapat meledak. Anda dapat terbakar atau terluka parah saat menangani bensin. \n\nYang sangat perlu diperhatikan adalah matikan mesin dan jauhkan dari panas, percikan bunga api dan api. Selalu isi bahan bakar ditempat terbuka dan lap segera bensin yang tertumpah. \n\nGunakan bensin tanpa timbal dengan angka oktan RON (Research Octan Number) 88 atau lebih tinggi. Penggunaan bensin bertimbal akan menyebabkan kerusakan prematur pada catalytic converter. \n\nDan apabila terjadi Knocking atau suara letupan pada knalpot pada kecepatan mesin stabil dan dengan beban normal, gantilah bensin yang ada dengan yang baru. Jika masih terjadi Knocking konsultasikan ke bengkel resmi Honda/AHASS Anda. Apabila hal ini di abaikan maka dianggap sebagai kesalahan pemakai, dan kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan pemakai tidak di tanggung oleh Honda. \n\n4. OLI MESIN \n\nPeriksa tinggi permukaan oli mesin setiap hari sebelum mengendarai skuter. \n\nTinggi permukaan harus dijaga diantara tanda batas teratas dan terendah pada tangkai pengukur. \n\na. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 -5 menit. \n\nb. Matikan mesin dan posisikan skuter pada standar tengah di atas permukaan datar. \n\nc. Setelah 2 - 3 menit, lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, lap bersih, dan masukan tutup pengisian oli/tangakai pengukur tanpa menyekrupnya ke dalam. lepaskan tutup pengisian oli/tangakai pengukur. Tinggi permukaan oli harus berada antara tanda batas teratas dan terendah pada tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nd. Bila perlu, tambahkan oli sesuai spesifikasi sampai tanda batas teratas. Jangan mengisi sampai berlebihan. \n\ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. Periksa terhadap kebocoran oli." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/cekoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nRekomendasi Oli \nKlasifikasi API : SG atau lebih tinggi kecuali oli yang diberikan label energy conserving (hemat energi) pada label servis API berbentuk bundar. \nViskositas : SAE 10W-30 \nStandart JASO T903 : MB \nOli yang dianjurkan : OLI SEPEDA MOTOR 4 TAK Honda atau yang setara. \n\nSkuter anda tidak memerlukan aditif pada oli. Pakailah Jenis oli yang dianjurkan. \n\nJangan memakai oli dengan API SH atau lebih tinggi yang memakai label bundar API energy conserving pada kemasannya. Oli dapat mempengaruhi pelumasan dan unjuk kerja kopling. \n\nJangan memakai oli non-detergen, nabati atau oli untuk balapan berbahan dasar castor. \n\nPenggantian Oli Mesin \n\nKualitas oli mesin adalah faktor utama yang mempengaruhi umur pemakaian mesin. Gantilah oli mesin sesuai dengan ketentuan pada jadwal perawatan berkala. \n\nJika skuter Anda dijalankan dalam kondisi sangat berdebu, penggantian oli harus dilakukan dengan lebih sering dari pada yang ditentukan pada jadwal perawatan berkala.

Page 218: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

201

\n\nBuanglah oli mesin bekas dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Kami menyarankan bahwa Anda membawanya dalam kaleng tertutup ketempat penampungan oli bekas atau AHASS anda untuk dikumpulkan dan diolah kembali. Jangan membuangnya ditempat sampah atau menuangkannya di tanah atau ke dalam selokan. \n\nOli mesin bekas dapat menyebabkan kanker kulit jika berulang kali mengenai kulit untuk waktu yang lama. Walaupun besar kemungkinan ini tidak terjadi kecuali jika Anda setiap hari menangani oli bekas, tetap dianjurkan untuk mencuci tangan Anda secara menyeluruh dengan air dan sabun sesegera mungkin setelah menangani oli bekas. \nPenggantian oli memerlukan torque wrench (kunci dengan pengukur torsi pengencangan). Jika Anda tidak memilikinya dan tidak mempunyai keterampilan yang diperlukan, kami menganjurkan Anda untuk menyerahkan pekerjaan ini kepada AHASS. \nGantilah oli mesin dengan mesin pada suhu operasi normal dan dengan skuter ditopang pada standar tengah untuk memastikan pengeluaran oli yang cepat dan menyeluruh. \n\na. Letakkan wadah pembuangan oli di bawah bak mesin. Lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, baut pembuangan oli dan cincin perapat." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/bautoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nb. Pasang sebuah cincin perapat baru pada baut pembuangan oli. \n\nc. Pasang baut pembuangan oli dan kencangkan, Torsi pengencangan baut pembuangan oli : 24 Nm (2.4 kgf m) \n\nd. Isi bak mesin dengan jenis oli yang dianjurkan sebanyak kira-kira : 0,7 L. \n\ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nf. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 - 5 menit. \n\ng. Matikan mesin dan tunggu 2 -3 menit. Periksa ketinggian oli apakah berada pada tanda batas permukaan teratas pada tangkai tutup pengisian oli/tangkai pengukur dengan skuter berdiri tegak pada standar tengah dan permukaan yang arat. Pastikan bahwa tidak terdapat kebocoran oli. \n\nSaringan Kasa Oli Mesin \n\na. keluarkan oli mesin seperti di atas. \n\nb. Lepaskan tutup saringan kasa oli mesin." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/buangoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Pegas dan saringan kasa oli mesin akan keluar pada saat tutup saringan kasa oli mesin dilepaskan. \n\nd. Bersihkan saringan kasa oli. \n\ne. Periksa apakah saringan kasa oli mesin dan karet seal masih dalam kondisi yang baik. \n\nf. Ganti O-ring dan oleskan tipis oli mesin pada O-ring baro sebelum dipasang. \n\ng. Pasang saringan kasa oli mesin, pegas, O-ring dan tutup saringan kasa oli mesin. \n\nTorsi pengencangan tutup saringan kasa oli mesin : 20 Nm (2,0 kgf m). \n\nh. Pasang sebuah cincin perapat baru pada baut pembuangan oli. \n\ni. Pasang baut pembuangan oli dan kencangkan, torsi pengencangan baut pembuangan oli : 24 Nm (2.4 kgf m). \n\nj. Isi bak mesin dengan jenis oli yang dianjurkan sebanyak kira-kira : 0,8 L. \n\nk. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nl. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 - 5 menit. \n\nm. 2 -3 menit setelah mematikan mesin, periksa ketinggian oli apakah berada pada tanda batas permukaan teratas pada tangkai tutup pengisian oli/tangkai pengukur dengan skuter berdiri tegak pada standar tengah dan permukaan yang datar. Pastikan bahwa tidak terdapat kebocoran oli. \n\n5. BAN \n\nUntuk Mengeropasikan skuter, ban harus tepat jenis dan ukurannya, dalam kmondisi baik dengan telapak ban yang cukup tebal, dan dengan tekanan udara yang tepat. \n\nPenggunaan ban yang aus berlebihan atau dengan tekanan udara yang tidak sesuai dapat menyebabkan kecelakaan dimana anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nTekanan Udara ban \n\nBan dengan tekanan udara yang tepat memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, umur telapak ban, dan kenyamanan berkendara. Pada umumnya, ban yang kurang tekanan udaranya akan aus secara tidak merata, memperburuk pengendalian, dan lebih besar kemungkinan mengalami kerusakan panas berlebihan. Ban yang kurang tekanan udaranya pada saat

Page 219: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

202

berjalan dipermukaan berbatu, dapat juga mengakibatkan kerusakan roda. Ban dengan tekanan udara berlebihan membuat pengemudian skuter Anda lebih keras, dan lebih mudah rusak akibat dari gangguan permukaan jalan, serta akan aus dengan tidak merata. \n\nPastikan Bahwa tutup pentil ban terpasang dengan erat. Bila perlu, pasang tutup pentil ban yang baru. \n\nSelalu periksa tekanan udara ban sewaktu ban dalam keadaan dingin - ketika skuter telah di parkir sekurangnya tiga jam. Jika anda memeriksa tekanan udara sewaktu ban dalam keadaan panas - ketika skuter baru dikendarai beberapa kilometer saja - tekanan akan lebih tinggi dibanding dari pada ban dalam keadaaan dingin. Ini normal, jadi jangan kurangi udara daru ban, agar tetap sesuai dengan rekomendasi tekanan udara ban yang diberikan di bawah ini. Jika Anda melakukan ini, ban akan kekurangan tekanan udara. \n\nTekanan ban udara ban dalam keadaaan dingin yang direkomendasi adalah : \nnPengemudi saja : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi). \nBelakanf : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi). \nPengemudi dan seorang penumpang : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi). \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi). \n\nPemeriksaaan. \n\nSewaktu Anda memeriksa tekanan udara ban, Anda juga harus memeriksa telapak ban dan dinding samping ban terhadap keausan, kerusakan, dan benda-benda asing : \n\nCarilah : \n\na. Benjolan atau tonjolan pada bagian samping ban atau pada telapak ban. Ganti ban jika anda temukan benjolan atau tonjolan. \n\nb. Sayatan, robekan atau retak-retak pada ban. Ganti ban jika lapisan tenun atau kawat terlihat. \n\nc. Keausan berlebih pada telapak ban. \n\nJuga, jika Anda mengahantam lubang jalan atau benda keras, hentikan skuter sesegera mungkin di pinggir jalan dan periksa ban dengan seksama terhadap kerusakan. \n\nKeausan Telapak Ban." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/indikator_ban" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nSegera ganti ban apabila indikator keausan tampak pada ban. \n\nPerbaikan dan penggantian ban dalam. \nJika ban dalam tertusuk atau rusak, Anda harus menggantinya secepat mungkin. Ban dalam yang diperbaiki mungkin tidak sama keandalannya dengan ban dalam baru, dan mungkin akan bermasalah ketika Anda berkendara. \n\nJika Anda perlu membuat perbaikan sementara dengan menambal ban dalam, berhati-hatilah saat berkendara dengan mengurangi kecepatan dan ganti ban dalam sebelum Anda berkendara kembali. Setiap saat ban dalam diganti, ban harus diperiksa dengan teliti seperti dijelaskan sebelumnya. \n\nPenggantian Ban. \n\nBan skuter Anda telah dirancang untuk mengimbangi kemampuan unjuk kerja skuter dan memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, pengereman, daya tahan dan kenyamanan. \n\nPemasangan ban yang tidak sesusai pada skuter Anda dapat mempengaruhi pengendalian dan stabilitas. Ini dapat menyebabkan kecelakaan dimana Anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nGunakan selau jenis ban dan ukuran yang dianjurkan. \n\nBan yang direkomendasikan untuk skuter Anda adalah : \nDepan : 80/90-14M/C SRI FT235. \nBelakang : 90/90-14M/C SRI FT235. \nJenis : bias-ply, tube. \n\nSetiap kali Anda mengganti ban, pakailah ukuran yang sama dengan yang asli terpasang pada skuter dan pastikan bahwa roda dibalans setelah ban baru dipasang. \n\nJuga ingat untuk mengganti ban dalam setiap kali Anda mengganti ban luar. Ban dalam yang lama barangkali telah longgar dan jika dipasang di dalam ban luar baru, kemungkinan tidak berfungsi dengan baik. \n\n6. BUSI \n\nBusi yang direkomendasikan : \nStandart : CPR9EA-9 (NGK) atau U27EPR9 (DENSO) \nJangan sekali-kali memakai busi dengan jangkuan panas yang tidak sesuai. Hal inidapat mengakibatkan kerusakan mesin yang parah. \n\na. Lepaskan cover tengah dengan melepas sekrup-sekrup." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/bukacover_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal"

Page 220: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

203

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nb. lepaskan tutup busi dari busi. \n\nc. Bersihkan kotoran di sekitar lubang busi. Lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi yang disediakan diantar kunci perkakas." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tutupbusi_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Periksa elektroda dan porselin pusat terhadap endapan, erosi atau pengotoran karbon. Jika banyak terdapat erosi atau endapan, ganti busi. Bersihkan busi yang kotor karena karbon atau basah dengan alat plug cleaner, atau pakai sikat kawat. \n\ne. Periksa jarak renggang busi menggunakan pengukur kerenggangan. Jika diperlukan penyetelan, tekuk elektroda samping dengan hati-hati. \nJarak renggang busi harus sebesar : 0,80 - 0,90 mm" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/busi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nf. Pastikan cincin busi dalam keadaaan baik. \n\ng. Dengan cincin busi dalam keadaaan terpasang, pasang busi dengan tangan untuk menghindari pemasangan yang miring. \n\nh. Kencangkan busi : \njika busi lama masih baik : 1/8 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \nJika menggunakan busi baru, kencangkan sebanyak dua kali untuk mencegah terjadinya pelonggaran : \nP\nertama, kencangkan busi : \nNGK : 1/2 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \n\nDENSO : 3/4 putaran setelah busi menyentuh dudukan \nLalu longgarkan busi. \nKemudian, kencangkan busi kembali : 1/8 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \n\nBusi yang tidak dikencangkan dengan benar dapat merusak mesin. Apabila busi terlalu longgar, maka piston bisa menjadi rusak. Apabila busi terlalu kencang, ulir-ulirnya bisa menjadi rusak. \n\ni. Pasang kembali tutup busi. Pastikan kabel busi tidak terjepit \n\nj. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dalam urutan terbalik dari pelepasan. \n\n7. CARA KERJA GAS TANGAN \n\nPeriksa terhadap kehalusan perputaran gas tangan dari posisi terbuka penuh sampai posisi tertutup penuh pada kedua posisi membelok penuh ke kanan dan ke kiri dari kemudi. \n\n8. PEMERIKSAAN SUSPENSI DEPAN DAN BELAKANG \n\na. Periksa garpu depan dengan mengunci rem depan dan memompa garpu naik turun dengan kuat. Pergerakan suspensi harus lancar dan tidak boleh ada kebocoran oli. \n\nb. Selongsong penggantung mesin - dapat diperiksa dengan menekan kuat terhadap bagian samping roda belakang sementara skuter pada stndar tengah dan memeriksa terhadap kelonggran selongsong penggantung mesin. \n\nc. Dengan seksama periksalah semua pengencangan suspensi depan dan belakang terhadap kekencangan pemasangan. \n\n9. STANDAR SAMPING \n\nLakukan perawatan berikut sesuai dengan jadwal perawatan berkala. \n\nPemeriksaan fungsi : \n\nPeriksa pegas standar samping terhadap kerusakan atau hilangnya tegangan dan standar samping terhadap kebebasan pergerakan. \n\nPeriksa sistem saklar pemati mesin di standar samping : \n\na. Posisikan skuter pada standar tengah. \n\nb. Naikkan standar samping keatas dan hidupkan mesin.:" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/standar_beatfi"

Page 221: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

204

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Turunkan stndar samping. Mesin seharusnya mati begitu Anda menurunkan standar samping. \n\nJika sistem standar samping tidak berfungsi dengan semestinya, kunjungi bengkel AHASS Anda untuk diservis. \n\n10. BATERAI \n\nTidak perlu memeriksa tinggi permukaan elektrolit baterai atau menambahkan air suling oleh karena baterai dari jenis bebas-perawatan (disegel). \n\nJika baterai Anda tampaknya lemah dan atau terjadi kebocoran elektrolit (menyebabkan kesulitan untuk menghidupkan mesin atau kerusakan listrik lain), hubungi AHASS Anda. \n\nBaterai Anda dari jenis bebas perawatan dan dapat rusak secara permanen jiak strip pelindung tutup pengisian dilepaskan. \n\nPERINGATAN \nBaterai mengeluarkan gas hidrogen yang dapat meledak selama pengoprsian normal. \n\nSebuah percikan bunga api atau lidah api dapat menyebabkan meledaknya baterai dengan kekuatan cukup besar untuk membunuh atau melukai Anda dengan parah \n\nPakailah pelindung dan pelindung muka atau serahkan perawatan baterai kepada seorang mekanik yang berpengalaman. \n\nPelepasan : \na. Pastikan kunci kontak pada posisi OFF. \n\nb. Lepaskan penutup ke baterai dan tutup baterai dari lantai pijakan dengan melepas sekrup-sekrup." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tmptskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Lepaskan kabel terminal negatif (-) dari baterai terlebih dahulu, kemudian lepaskan kabel terminal (+). \nd. Tarik keluar baterai dari kotak baterai." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lokasiskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nPemasangan \n\nna. Pemasangan dilakukan kebalikan dari proses pelepasan. Pastikan terminal (+) yang pertama terhubung, baru kemudian terminal (-). \n\nb. Periksa semua baut dan sekrup sudah dikencangkan semua. \n\n11. PENGGANTIAN SEKRING \n\nJika sekring sering putus, ini biasanya menunjukan adanya hubungan singkat atau beban berlebihan pada sistem listrik. Hubungi AHASS Anda untuk memperbaikinya. \n\nPERHATIAN \nJangan sekali-kali menggunakan sekring denga ukuran berbeda dari yang ditentukan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada sistem listrik atau mengakibatkan kebakaran, menyebabkan matinya lampu atau hilangnya tenaga mesin. \n\nKotak Sekring \nKotak sekring terletak di dekat baterai. Sekring yang ditentukan adalah : \nSekring Utama : 15 A \nSekring Pendukung : 10 A \n\na. Lepaskan penutup ke baterai dan tutup baterai dari lantai pijakan. \n\nb. Buka penutup kotak sekring." android:textSize="14px"

Page 222: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

205

android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/kotakskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Tarik keluar sekring yang lama. Jika sekring putus, pasang sekring baru. \nSekring cadangan terletak di dekat kotak sekring. \n\nd. Pasang penutup kotak sekring. \n\ne. Pasang tutup bateraai dan penutup ke baterai. \n\n12 PENGGANTIAN BOHLAM \n\nBohlam menjadi sangat panas pada waktu lampu posisi ON, dan akan tetap panas selama beberapa waktu setelah di kembalikan ke posisi OFF. Pastikan untuk membiarkannya menjadi dingin sebelum di servis. \n\nPastikan memutar kunci kontak ke posisi OFF sebelum mengganti bohlam. \n\nJangan memakai bohlam dari jenis lain dari pada yang di tentukan. \n\nSetelah memasang bohlam baru, periksa bahwa lampu beroprasi dengan baik. \n\nBohlam Lampu Besar \n\na. Lepaskan Cover Depan. \n\nb. Lepaskan karet penutup debu. \n\nc. Tekan soket sedikit dan putar berlawanan arah jarum jam. \n\nd. Lepaskan soket dan bohlam." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampudpn_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\ne. Pasang bohlam baru dalam dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPasang Karet penutup debu dengan tanda TOP menghadap ke atas. \n\nf. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelepasan. \n\nBohlam Lampu Senja. \n\na. Lepaskan Cover depan \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampusenja_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam bening. \nPastikan tanda Segitiga pada soket dan rumah lampu senja bertepatan. \n\ne. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelpasan. \n\nLampu Rem Belakang \n\na. Buka jok. \n\b. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar. \n\nc. Tekan dengan perlahan bohlam dan putar berlawanan arah jarum jam." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampublk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" />

Page 223: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

206

<TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari perlepasan. \n\ne. Tutup jok dan kunci dengan erat \n\nBohlam Lampu Sein Depan \n\nPenggantian bohlam lampu sein kanan dan kiri dapat dilakukan secara bersamaan. \n\na. Lepaskan Cover depan. \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/seindpn_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Tarik bohlam keluar tanpa memutar. \nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam kuning. \nPastikan bahwa tanda Segitiga pada soket dan rumah lampu sein depan sudah saling bertepatan. \n\ne. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelpasan. \n\nBohlam Lampu Sein Belakang \n\nPenggatian bohlam lampu sein belakang dapat dilakukan secara bersamaan. \n\na. Buka jok. \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar. \n\nc. Tarik bohlam keluar tanpa memutar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/seinblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam kuning. \n\ne. Tutup jok dan kunci dengan erat. \n\n13. MEMBERSIHKAN SKUTER \n\nBersihkan skuter Anda secara teratur untuk melindungi permukaan cat dan plastik, dan memeriksa terhadap kerusakan, keausan, dan kebocoran oli, cairan pendingin atau minyak rem. \n\nJangan memakai produk pembersih yang tidak dirancang khusus untuk permukaan badan skuter atau mobil. \n\nProduk-produk ini mungkin mengandung deterjen atau pelarut kimia yang keras yang dapat merusak logam, cat dan plastik pada skuter anda. \n\nJika skuter masih panas karena baru saja dipakai, tunggulah sampai mesin dan sistem pembuangan gas telah menurun suhunya. \n\nDianjurkan untuk tidak memakai penyemprot air bertekanan tinggi. \n\nMencuci Skuter \n\na. Bilaslah skuter secara menyeluruh dengan air dingin untuk melepaskan kotoran. \n\nb. Bersihkan skuter dengan spons atau kain lunak dengan menggunakan air dingin. \nJangan mengarahkan air ke lubang knalpot dan komponen kelistrikan skuter. \n\nc. Bersihkan parts plastik dan lensa lampu depan dengan memakai kain atau spons yang dilembabkan dengan larutan dari deterjen lunak dan air. Gosoklah daerah yang kotor dengan lembut dengan membilasnya berulang kali dengan air bersih. \nPerhatikan untuk selalu membersihkan skuter dari minyak rem atau pelarut bahan kimia. Karena pelarut bahan kimia dan minyak rem tersebut akan merusak permukaan plastik dan permukaan yang dicat. \nBagian dalam lensa lampu depan mungkin akan berembun segera setelah mencuci skuter. Kondensasi kelembaban di dalam lensa lampu depan akan berangsur hilang apabila lampu besar dihidupkan pada sinar lampu jauh. Hidupkan mesin sebelum menyalakan lampu besar. \n\nd. Setelah membersihkannya, bilaslah skuter secara menyeluruh dengan banyak air bersih. Sisa deterjen keras yang teringgal dapat mengakibatkan karat pada parts dari logam campuran. \n\ne. Keringkan skuter, Hidupkan mesin dan biarkan menyala selama beberapa menit. \n\nf. Ujilah rem sebelum mengendarai skuter. Beberapa kali pengereman mungkin diperlukan untuk mengembalikan daya pengereman normal.

Page 224: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

207

\n\nEfisiensi pengereman mungkin akan berkuarang untuk sementara segera setelah skuter dicuci. \n\nPerkirakan bahwa jarak pengereman akan menjadi lebih panjang sehingga Anda dapat terhindar dari kecelakaan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>

Activity_beatfi_dealer.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="ABDI JAYA\nJl. Pamulang Raya No. 1\n021 7493506 \n\nANEKA\nJl. Situ Gintung No. 33\n021 7402704 \n\nANEKA 5\nJl. Pahlawan No. 16 Gintung\n021 7492893 \n\nANEKA MOTOR II\nJl. Pajajaran No. 33\n 021 7414871 \n\nANEKA MOTOR III\nJl. R.E Martadinata No. 10\n021 7424573 \n\n ANEKA MOTOR IV\nKl. ITI Muncul, Serpong\n021 7561183 \n\nANUGRAH MOTOR\nJl. Raya Puspitek Kab. Sepong No. 26\n021 7561377 \n\nARDIAN III\nJl. Kedaung Bukit Nusa Indah Ciputata Tnagerang\n021 7491476 \n\n\ARDIAN IV\nJl. Raya Ciater No. 5 Rt 01/02 Desa Rawa Jaya Ke. Serpong\n021 74635379 \n\nARIF BYNA SELARAS\nJl. Cirendeu Raya No. 15 Pondok Cabe\n021 7442943 \n\nARINDA PRIMA\nJl. Raya Pondok Aren Rt 05/01 Pondok Aren\n08161142431 \n\nBES (BERDIKARI ENGGAL SUKSES)\nJl. Raya Serpong KM 3 No.6B\n021 53153494 \n\nCAHAYA SEJATI\nJl. Sarua BSD Tangerang\n021 68083223 \n\nDUNIA BARU\nJl. Raya JOmbang No. 7 RT/RW 9/2 Pondok Aren\n021 7452670 \n\nJOMBANG JAYA\nJl. Jombang Raya No. 10 Ciputat\n021 7457067 \n\nKOPERASI HTML\nJl. Cendrawasih No. 82 Tegal Rotan Kp. Sawah Ciputat-Bintaro\n021 7409412 \n\nM-TRIA\nJl. Rawa Buntu BSD Tangerang\n021 7565451\n08136622175 \n\nSAFA\nJl. WR Supratman Raya No. 23 Kp. Utan Pondok Ranji\n021 74712267 \n\nTERANG ANUGERAH. PT\nJl. Pamulang Raya No. 6-7\n021 7430574 \n\nUCM (USAHA CIPTA MANDIRI)\nJl. Jombang Raya No. 6 Ciputat\n021 7457401" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>

Activity_yamaha.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

Page 225: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

208

android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_yamaha" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <Button android:id="@+id/btnMenu1" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="MIO J" android:textSize="20px"/> <Button android:id="@+id/btnMenu2" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Perawatan" android:textSize="20px"/> <Button android:id="@+id/btnMenu3" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Dealer" android:textSize="20px"/> </LinearLayout> </LinearLayout>

Activity_mioj_spesifikasi.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_mio_j" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <ImageView android:src="@drawable/motor_mio_j" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" />

Page 226: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

209

<TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Panjang X lebar X tinggi :\n1.850 X 700 X 1.050 mm\nJarak sumbu roda :\n1.260 mm\nJarak terendah ke tanah :\n130 mm\nBerat kosong :\nChast Wheel 93 Kg / Spoke 92 Kg\nTipe rangka :\nPipa baja tulang bawah\nTipe suspensi depan :\nTeleskopik\nTipe suspensi belakang :\nUnit tunggal, suspensi tunggal\nUkuran ban depan :\n70/90-14M/C 34P\nUkuran ban belakang :\n80/90-14M/C 40P\nRem depan :\nCakram hidrolik piston tunggal\nRem belakang :\nTeromol\ntipe mesin :\n4 langkah, OHC\nDiameter X langkah :\n50,0 X 57,9 mm\nVolume mesin :\n113,7 cc\nPerbandingan Kompresi :\n9,3 : 1\nDaya maksimum :\n5,7 kW / 5.000 rpm\nTorsi maksimum :\n8,5 Nm / 5.000 rpm\nKapasitas oli mesin :\n0,85 Liter / Penggantian Berkala : n0,74 Liter\nTipe kopling :\nOtomatis, sentrifugal, kering\nGigi transmisi :\nOtomatis, V-belt\nStarter :\nPedal dan elektrik\nAki :\nYTZ4V-MF (MF Battery) / GTZ4V-MF (MF Battery)\nBusi :\nNGK R6HSA" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>

Activity_mioj_perawatan.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> \<LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\n1. REM DEPAN \n\nPeriksa tinggi permukaan minyak rem dengan posisi tegak. Permukaan minyak rem harus berada di atas tanda batas LOWER. Jika permukaan berada pada atau di bawah tanda batas LOWER, periksalah kanvas rem terhadap keausan. Kanvas rem yang aus harus diganti. Jika tidak aus, periksalah sistem rem Anda tehadap kebocoran.\nMinyak rem yang dianjurkan adalah minyak rem Honda DOT 3 atau DOT4 dari kemasan yang masih bersegel, atau yang setara.\nPemeriksaan lainnya dalah pastikan tidak ada cairan yang bocor. Periksa selang dan dan sambungan terhadap adanya kondisi pemburukan atau keretakan. \n\n2. REM BELAKANG\n\nSetel jarak main bebas handel rem depan denganposisi ban depan lurus. \nPenyetelan rem : \na. Posisikan skuter pada standar tengah. \nb. Ukur jarak pergerakan handel rem belakang sebelum rem terasa menahan. Jarak main bebas pada ujung handel rem harus :10 - 20 mm \nc. Jika diperlukan penyetelan, putar mur penyetelan rem belakang. penyetelan dengan cara memutar mur penyetelan rem belakang setengah putaran setiap kalinya. Pastikan potongan pada mur penyetel duduk pada pen lengan rem setelah melakukan penyetelan akhir jark main bebas. \nd. Lakukan pengeremen beberapa kali dan periksa apakah roda dapat berputar bebas setelah handel rem dilepaskan. \nApabila dengan metode ini penyetelan tidak berhasil, kunjungilah bengkel resmi Suzuki. \nSetelah penyetelan, tekan lengan rem untuk memastikan bahwa ada celah antara penyetel rem belakang dan pen lengan rem. \nsetelah penyetelan, periksa kembali jarak main bebas handel rem. \nPeriksa juga kabel rem terhadap kekauan atau tanda-tanda keausan yang menyebabkan kemacetan atau gangguan. Lumasi kabel rem dengan pelumas kabel yang tersedia di pasaran untuk mencegah keausan diniatau karat. \npastikan lengan rem, pegas dan pengikat-pengikat dalam kondisi baik. \n\n3. BAHAN BAKAR

Page 227: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

210

\n\nTangki bahan bakar terletak di bawah jok, Buka jok lepaskan penutup pengisian bahan bakar dengan memutarnya berlawan arah jarum jam. \nJangan mengisi tangki berlebihan, tidak boleh ada bahan bakar pada leher pengisian. \nSetelah pengisian bahan bakar, pastikan untuk mengencangkan tutup pengisian bahan bakar erat-erat dengan memutarnya searah jarum jam. Pastikan bahwa tanda panah pada tutup pengisian dan tutup tangki bahan bakar bertepatan. \nBensin sanagat mudah terbakar dan dapat meledak. Anda dapat terbakar atau terluka parah saat menangani bensin. \nYang sangat perlu diperhatikan adalah matikan mesin dan jauhkan dari panas, percikan bunga api dan api. Selalu isi bahan bakar ditempat terbuka dan lap segera bensin yang tertumpah. \nGunakan bensin tanapa timbal dengan angka oktan RON ( Research Octan Number) 88 atau lebih tinggi. Penggunaan bensin bertimbal akan menyebabkan kerusakan prematur pada catalytic converter \nDan apabila terjadi Knocking atau suara letupan pada knalpot pada kecepatan mesin stabildan dengan beban normal, gantilah bensin yang ada dengan yang baru. Jika masih terjadi Knocking konsultasikan ke bengkel resmi Suzuki Anda. Apabila hal ini di abaikan maka dianggap sebagai kesalahan pemakai, dan kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan pemakai tidak di tanggung oleh Suzuki. \n\n4. OLI MESIN \n\nPeriksa tinggi permukaan oli mesin setiap hari sebelum mengendarai skuter. \nTinggi permukaan harus dijaga diantara tanda batas teratas dan terendah pada tangkai pengukur. \na. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 -5 menit. \nb. Matikan mesin dan posisikan skuter pada standar tengah di atas permukaan datar. \nc. Setelah 2 - 3 menit, lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, lap bersih, dan masukan tutup pengisian oli/tangakai pengukur tanpa menyekrupnya ke dalam. lepaskan tutup pengisian oli/tangakai pengukur. Tinggi permukaan oli harus berada anatar tanda batas teratas dan terendah pada tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \nd. Bila perlu, tambahkan oli sesuai spesifikasi sampai tanda batas teratas. jangan mengisi sampai berlbihan. \ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. Periksa Terhadap kebocoran oli. \n\nPenggantian Oli Mesin \nKualitas oli mesin adalah faktor utama yang mempengaruhi umur pemakaian mesin. Gantilah oli mesin sesuai dengan ketentuan pada jadwal perawatan berkala. \nJika skuter Anda dijalankan dalam kondisi sangat berdebu, penggantian oli harus dilakukan dengan lebih sering dari pada yang ditentukan pada jadwal perawatan berkala. \nBuanglah oli mesin bekas dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Kami menyarankan bahwa Anda membawanya dalam kaleng tertutup ketempat penampungan oli bekas atau Bengel Resmi Suzuki Anda untuk dikumpulkan dan diolah kembali. Jangan membuangnya ditempat sampah atau menuangkannya di tanah atau ke dalam selokan. Oli mesin bekas dapat menyebabkan kanker kulit jika berulangkali mengenai kulit untuk waktu yang lama. Walaupun besar kemungkinan ini tidak terjadi kecuali jika Anda setiap hari menangani oli bekas, tetap dianjurkan untuk mencuci tangan Anda secara menyeluruh dengan air dan sabun sesegera mungkin setelah menangani oli bekas. \nPenggantian oli memerlukan torque wrench (kunci dengan pengukur torsi pengencangan). Jika Anda tidak memilikinya dan tidak mempunyai keterampilan yang diperlukan, kami menganjurkan Anda untuk menyerahkan pekerjaan ini kepada bengek resmi suzuki \nGantilah oli mesin dengan mesin pada suhu operasi normal dan dengan skuter ditopang pada standar tengah untuk memastikan pengeluaran oli yang cepat dan menyeluruh. \n\n5. BAN \n\nUntuk Mengeropasikan skuter, ban harus tepat jenis dan ukurannya, dalam kmondisi baik dengan telapak ban yang cukup tebal, dan dengan tekanan udara yang tepat. \nPenggunaan ban yang aus berlebihan atau dengan tekanan udara yang tidak sesuai dapat menyebabkan kecelakaan dimana anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nTekanan Udara ban \nBan dengan tekanan udara yang tepat memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, umur telapak ban, dan kenyamanan berkendara. Pada umumnya, ban yang kurang tekananudaranya akan aus secara tidak merata, memperburuk pengendalian, dan lebih besar kemungkinan mengalami kerusakan panas berlebihan. Ban yang kurang tekanan udaranya pada saat berjalan dipermukaan berbatu, dapat juga mengakibatkan kerusakan roda. Ban dengan tekanan udara berlebihan membuat pengemudian skuter Anda lebih keras, dan lebih mudah rusak akibat dari gangguan permukaan jalan, serta akan aus dengan tidak merata. \n\nPastikan Bahwa tutp pentil ban terpasang dengan erat. Bila perlu, pasang tutup pentil ban yang baru. \nSelalu periksa tekanan udara ban sewaktu ban dalam keadaan dingin - ketika skuter telah di parkir sekurangnya tiga jam. jika anda memeriksa tekanan udara sewaktu ban dalam keadaan panas - ketika skuter baru dikendarai beberapa kilometer saja - tekanan akan lebih tinggi dibandingdaripada ban dalam keadaaan dingin. Ini normal, jadi jangan kurangi udara daru ban, agar tetap sesuai dengan rekomendasi tekanan udara ban yang diberikan di bawah ini. Jika Anda melakukan ini, ban akan kekurangan tekanan udara. \n\nTekanan ban udara ban dalam keadaaan dingin yang direkomendasi adalah : \nPengemudi saja : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi) \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi) \nPengemudi dan seorang penumpang \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi) \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi) \n\nPemeriksaaan \nSewaktu Anda memeriksa tekanan udara ban, Anda juga harus memeriksa telapak ban dan dinding samping ban terhadap keausan, kerusakan, dan benda-benda asing : \nCarilah : \na. Benjolan atau tonjolan pada bagian samping ban atau pada telapak ban. Ganti ban jika anda temukan benjolan atau tonjolan. \nb. Sayatan, robekan atau retak-retak pada ban. Ganti ban jika lapisan tenun atau kawat terlihat. \nc. Keausan berlebih pada telapak ban. \n\nJuga, jika Anda mengahantam lubang jalan atau benda keras, hentikan skuter sesegera mungkin di pinggir jalan dan periksa ban dengan seksama terhadap kerusakan. \n\nKeausan Telapak Ban \nSegera ganti ban apabila indikator keausan tampak pada ban.

Page 228: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

211

\n\nPerbaikan dan penggantian ban dalam \nJika ban dalam tertusuk atau rusak, Anda harus menggantinya secepat mungkin. Ban dalam yang diperbaiki mungkin tidak sama keandalannya dengan ban dalam baru, dan mungkin akan bermasalah ketika Anda berkendara. \n\nJika Anda perlu membuat perbaikan sementara dengan menambal ban dalam, berhati-hatilah saat berkendara dengan mengurangi kecepatan dan ganti ban dalam sebelum Anda berkendara kembali. Setiap saat ban dalam diganti, ban harus diperiksa dengan teliti seperti dijelaskan sebelumnya. \n\nPenggantian Ban \nBan skuter Anda telah dirancang untuk mengimbangi kemampuan unjuk kerja skuter dan memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, pengereman, daya tahan dan kenyamanan. \n\nPemasangan ban yang tidak sesusai pada skuter Anda dapat mempengaruhi pengendalian dan stabilitas. Ini dapat menyebabkan kecelakaan dimana Anda dapat terluka parah atau meninggal. \nGunakan selau jenis ban dan ukuran yang dianjurkan. \n\nBan yang direkomendasikan untuk skuter Anda adalah : \nDepan : 70/90-14M/C 34P \nBelakang : 80/90-14M/C 46P \nJenis : bias-ply, tube \n\nSetiap kali Anda mengganti ban, pakailah ukuran yang sama dengan yang asli terpasang pada skuter dan pastikan bahwa roda dibalans setelah ban baru dipasang. \nJuga ingat untuk mengganti ban dalam setiap kali Anda mengganti ban luar. Ban dalam yang lama barangkali telah longgar dan jika dipasang di dalam ban luar baru, kemungkinan tidak berfungsi dengan baik. \n\n6. CARA KERJA GAS TANGAN \n\nPeriksa terhadap kehalusan perputaran gas tangan dari posisi terbuka penuh sampai posisi tertutup penuh pada kedua posisi membelok penuh ke kanan dan ke kiri dari kemudi. \n\n7. PEMERIKSAAN SUSPENSI DEPAN DAN BELAKANG \n\na. Periksa garpu depan dengan mengunci rem depan dan memompa garpu naik turun dengan kuat. Pergerakan suspensi harus lancar dan tidak boleh ada kebocoran oli. \nb. Selongsong penggantung mesin - dapat diperiksa dengan menekan kuat terhadap bagian samping roda belakang sementara skuter pada stndar tengah dan memeriksa terhadap kelonggran selongsong penggantung mesin. \nc. Dengan seksama periksalah semua pengencangan suspensi depan dan belakang terhadap kekencangan pemasangan. \n\n8. STANDAR SAMPING dan Tengah \n\nLakukan perawatan berikut sesuai dengan jadwal perawatan berkala. \nPemeriksaan fungsi : \nPeriksa pegas standar samping terhadap kerusakan atau hilangnya tegangan dan standar samping terhadap kebebasan pergerakan. \nBerikan pelumas kepada logam yang saling bergesekan. \n\n9. MEMBERSIHKAN SKUTER \n\nBersihkan skuter Anda secara teratur untuk melindungi permukaan cat dan plastik, dan memeriksa terhadap kerusakan, keausan, dan kebocoran oli, cairan pendingin atau minyak rem. \nJangan memakai produk pembersih yang tidak dirancang khusus untuk permukaan badan skuter atau mobil. \nproduk-produk ini mungkin mengandung deterjen atau pelarut kimia yang keras yang dapat merusak logam, cat dan plastik pada skuter anda. \nJika skuter masih panas karena baru saja dipakai, tunggulah sampai mesin dan sistem pembuangan gas telah menurun suhunya. \nDianjurkan untuk tidak memakai penyemprot air bertekanan tinggi. \n\nMencuci Skuter \na. Bilaslah skuter secara menyeluruh dengan air dingin untuk melepaskan kotoran. \nb. Bersihkan skuter dengan spons atau kain lunak dengan menggunakan air dingin \nJangan mengarhkan air ke lubang knalpot dan komponen kelistrikan skuter \nc. Bersihkan parts plastik dan lensa lampu depan dengan memakai kain atau spons yang dilembabkan dengan larutan dari deterjen lunak dan air. Gosoklah daerah yang kotor dengan lembutdengan membilasnya berulang kali dengan air bersih. \nPerhatikan untuk selalu membersihkan skuter dari minyak rem atau pelarut bahan kimia. Karena pelarut bahan kimia dan minyak rem tersebut akan merusak permukaan plastik dan permukaan yang dicat. \nBagian dalam lensa lampu depan mungkin akan berembun segera setelah mencuci skuter. Kondensasi kelembaban di dalam lensa lampu depan akan berangsur hilang apabila lampu besar dihidupkan pada sinar lampu jauh. Hidupkan mesin sebelum menyalakan lampu besar. \nd. Setelah membersihkannya, bilaslah skuter secara menyeluruh dengan banyak air bersih. Sisa deterjen keras yang teringgal dapat mengakibatkan karat pada parts dari logam campuran. \ne. Keringkan skuter, Hidupkan mesin dan biarkan menyala selama beberapa menit. \nf. Ujilah rem sebelum mengendarai skuter. Beberapakali pengereman mungkin diperlukan untuk mengembalikan daya pengereman normal. \nEfisiensi pengereman mungkin akan berkuarang untuk sementara segera setelah skuter dicuci. \nPerkirakan bahwa jarak pengereman akan menjadi lebih panjang sehingga Anda dapat terhindar dari kecelakaan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>

Avtivity_mioj_dealer.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

Page 229: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

212

android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Dealer" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="CITRA ASRI BUANA – CIPUTAT\nJln. RE Martadinata No. 59, Cipayung Ciputat Tangerang\ntel (021) 74709090\nfax (021) 74709809 (021)7490202\n\nDWI PERKASA MOBILTAMA – PAMULANG\nJln. Raya Siliwangi No. 6, Pondok Benda Pamulang\ntel (021) 74645252\nfax (021) 74645554\n\nINDOMOBIL MULTI TRADA – BINTARO\nJln. MH.Thamrin Kav. CBD Blok A1 No.1 Sektor VII, Bintaro Jaya\ntel (021) 7455901\nfax (021) 7455902" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>

Activity_suzuki.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_suzuki" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <Button android:id="@+id/btnMenu1" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="NEX-FI" android:textSize="20px"/>

Page 230: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

213

<Button android:id="@+id/btnMenu2" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Perawatan" android:textSize="20px"/> <Button android:id="@+id/btnMenu3" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Dealer" android:textSize="20px"/> </LinearLayout> </LinearLayout>

Activity_nexfi_spesifikasi.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <ImageView android:src="@drawable/motor_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Panjang X lebar X tinggi :\n1.850 X 665 X 1.035 mm\nJarak sumbu roda :\n1.235mm\nJarak terendah ke tanah :\n135 mm\nBerat kosong :\n87 Kg\nTipe suspensi depan :\nTeleskopik\nTipe suspensi belakang :\nUnit tunggal, suspensi tunggal\nUkuran ban depan :\n70/90 – 14 M/C 34 P\nUkuran ban belakang :\n80/90 – 14 M/C 46 P\nRem depan :\nCakram hidrolik piston tunggal\nRem belakang :\nTeromol\nKapsitas tangki bahan bakar :\n3.5 liter\nTipe mesin :\n4 langkah, OHC\nDiameter X langkah :\n51,0 X 55,2 mm\nVolume mesin :\n113 cc\nPerbandingan Kompresi :\n9,4 : 1\nDaya maksimum :\n9,4 kW / 8.800 rpm\nTorsi maksimum :\n8,7 Nm / 6.500 rpm\nTipe kopling :\nOtomatis, sentrifugal, kering\nGigi transmisi :\nOtomatis, V-belt\nStarter :\nPedal dan elektrik\nAki :\n12V (3,0 Ah) / 10 HR" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>

Activity_nexfi_perawatan.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?>

Page 231: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

214

<ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> \<LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\n1. REM DEPAN \n\nPeriksa tinggi permukaan minyak rem dengan posisi tegak. Permukaan minyak rem harus berada di atas tanda batas LOWER. Jika permukaan berada pada atau di bawah tanda batas LOWER, periksalah kanvas rem terhadap keausan. Kanvas rem yang aus harus diganti. Jika tidak aus, periksalah sistem rem Anda tehadap kebocoran.\nMinyak rem yang dianjurkan adalah minyak rem Honda DOT 3 atau DOT4 dari kemasan yang masih bersegel, atau yang setara.\nPemeriksaan lainnya dalah pastikan tidak ada cairan yang bocor. Periksa selang dan dan sambungan terhadap adanya kondisi pemburukan atau keretakan. \n\n2. REM BELAKANG\n\nSetel jarak main bebas handel rem depan denganposisi ban depan lurus. \nPenyetelan rem : \na. Posisikan skuter pada standar tengah. \nb. Ukur jarak pergerakan handel rem belakang sebelum rem terasa menahan. Jarak main bebas pada ujung handel rem harus :10 - 20 mm \nc. Jika diperlukan penyetelan, putar mur penyetelan rem belakang. penyetelan dengan cara memutar mur penyetelan rem belakang setengah putaran setiap kalinya. Pastikan potongan pada mur penyetel duduk pada pen lengan rem setelah melakukan penyetelan akhir jark main bebas. \nd. Lakukan pengeremen beberapa kali dan periksa apakah roda dapat berputar bebas setelah handel rem dilepaskan. \nApabila dengan metode ini penyetelan tidak berhasil, kunjungilah bengkel resmi Suzuki. \nSetelah penyetelan, tekan lengan rem untuk memastikan bahwa ada celah antara penyetel rem belakang dan pen lengan rem. \nsetelah penyetelan, periksa kembali jarak main bebas handel rem. \nPeriksa juga kabel rem terhadap kekauan atau tanda-tanda keausan yang menyebabkan kemacetan atau gangguan. Lumasi kabel rem dengan pelumas kabel yang tersedia di pasaran untuk mencegah keausan diniatau karat. \npastikan lengan rem, pegas dan pengikat-pengikat dalam kondisi baik. \n\n3. BAHAN BAKAR \n\nTangki bahan bakar terletak di bawah jok, Buka jok lepaskan penutup pengisian bahan bakar dengan memutarnya berlawan arah jarum jam. \nJangan mengisi tangki berlebihan, tidak boleh ada bahan bakar pada leher pengisian. \nSetelah pengisian bahan bakar, pastikan untuk mengencangkan tutup pengisian bahan bakar erat-erat dengan memutarnya searah jarum jam. Pastikan bahwa tanda panah pada tutup pengisian dan tutup tangki bahan bakar bertepatan. \nBensin sanagat mudah terbakar dan dapat meledak. Anda dapat terbakar atau terluka parah saat menangani bensin. \nYang sangat perlu diperhatikan adalah matikan mesin dan jauhkan dari panas, percikan bunga api dan api. Selalu isi bahan bakar ditempat terbuka dan lap segera bensin yang tertumpah. \nGunakan bensin tanapa timbal dengan angka oktan RON ( Research Octan Number) 88 atau lebih tinggi. Penggunaan bensin bertimbal akan menyebabkan kerusakan prematur pada catalytic converter \nDan apabila terjadi Knocking atau suara letupan pada knalpot pada kecepatan mesin stabildan dengan beban normal, gantilah bensin yang ada dengan yang baru. Jika masih terjadi Knocking konsultasikan ke bengkel resmi Suzuki Anda. Apabila hal ini di abaikan maka dianggap sebagai kesalahan pemakai, dan kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan pemakai tidak di tanggung oleh Suzuki. \n\n4. OLI MESIN \n\nPeriksa tinggi permukaan oli mesin setiap hari sebelum mengendarai skuter. \nTinggi permukaan harus dijaga diantara tanda batas teratas dan terendah pada tangkai pengukur. \na. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 -5 menit. \nb. Matikan mesin dan posisikan skuter pada standar tengah di atas permukaan datar. \nc. Setelah 2 - 3 menit, lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, lap bersih, dan masukan tutup pengisian oli/tangakai pengukur tanpa menyekrupnya ke dalam. lepaskan tutup pengisian oli/tangakai pengukur. Tinggi permukaan oli harus berada anatar tanda batas teratas dan terendah pada tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \nd. Bila perlu, tambahkan oli sesuai spesifikasi sampai tanda batas teratas. jangan mengisi sampai berlbihan.

Page 232: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

215

\ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. Periksa Terhadap kebocoran oli. \n\nPenggantian Oli Mesin \nKualitas oli mesin adalah faktor utama yang mempengaruhi umur pemakaian mesin. Gantilah oli mesin sesuai dengan ketentuan pada jadwal perawatan berkala. \nJika skuter Anda dijalankan dalam kondisi sangat berdebu, penggantian oli harus dilakukan dengan lebih sering dari pada yang ditentukan pada jadwal perawatan berkala. \nBuanglah oli mesin bekas dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Kami menyarankan bahwa Anda membawanya dalam kaleng tertutup ketempat penampungan oli bekas atau Bengel Resmi Suzuki Anda untuk dikumpulkan dan diolah kembali. Jangan membuangnya ditempat sampah atau menuangkannya di tanah atau ke dalam selokan. Oli mesin bekas dapat menyebabkan kanker kulit jika berulangkali mengenai kulit untuk waktu yang lama. Walaupun besar kemungkinan ini tidak terjadi kecuali jika Anda setiap hari menangani oli bekas, tetap dianjurkan untuk mencuci tangan Anda secara menyeluruh dengan air dan sabun sesegera mungkin setelah menangani oli bekas. \nPenggantian oli memerlukan torque wrench (kunci dengan pengukur torsi pengencangan). Jika Anda tidak memilikinya dan tidak mempunyai keterampilan yang diperlukan, kami menganjurkan Anda untuk menyerahkan pekerjaan ini kepada bengek resmi suzuki \nGantilah oli mesin dengan mesin pada suhu operasi normal dan dengan skuter ditopang pada standar tengah untuk memastikan pengeluaran oli yang cepat dan menyeluruh. \n\n5. BAN \n\nUntuk Mengeropasikan skuter, ban harus tepat jenis dan ukurannya, dalam kmondisi baik dengan telapak ban yang cukup tebal, dan dengan tekanan udara yang tepat. \nPenggunaan ban yang aus berlebihan atau dengan tekanan udara yang tidak sesuai dapat menyebabkan kecelakaan dimana anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nTekanan Udara ban \nBan dengan tekanan udara yang tepat memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, umur telapak ban, dan kenyamanan berkendara. Pada umumnya, ban yang kurang tekananudaranya akan aus secara tidak merata, memperburuk pengendalian, dan lebih besar kemungkinan mengalami kerusakan panas berlebihan. Ban yang kurang tekanan udaranya pada saat berjalan dipermukaan berbatu, dapat juga mengakibatkan kerusakan roda. Ban dengan tekanan udara berlebihan membuat pengemudian skuter Anda lebih keras, dan lebih mudah rusak akibat dari gangguan permukaan jalan, serta akan aus dengan tidak merata. \n\nPastikan Bahwa tutp pentil ban terpasang dengan erat. Bila perlu, pasang tutup pentil ban yang baru. \nSelalu periksa tekanan udara ban sewaktu ban dalam keadaan dingin - ketika skuter telah di parkir sekurangnya tiga jam. jika anda memeriksa tekanan udara sewaktu ban dalam keadaan panas - ketika skuter baru dikendarai beberapa kilometer saja - tekanan akan lebih tinggi dibandingdaripada ban dalam keadaaan dingin. Ini normal, jadi jangan kurangi udara daru ban, agar tetap sesuai dengan rekomendasi tekanan udara ban yang diberikan di bawah ini. Jika Anda melakukan ini, ban akan kekurangan tekanan udara. \n\nTekanan ban udara ban dalam keadaaan dingin yang direkomendasi adalah : \nPengemudi saja : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi) \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi) \nPengemudi dan seorang penumpang \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi) \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi) \n\nPemeriksaaan \nSewaktu Anda memeriksa tekanan udara ban, Anda juga harus memeriksa telapak ban dan dinding samping ban terhadap keausan, kerusakan, dan benda-benda asing : \nCarilah : \na. Benjolan atau tonjolan pada bagian samping ban atau pada telapak ban. Ganti ban jika anda temukan benjolan atau tonjolan. \nb. Sayatan, robekan atau retak-retak pada ban. Ganti ban jika lapisan tenun atau kawat terlihat. \nc. Keausan berlebih pada telapak ban. \n\nJuga, jika Anda mengahantam lubang jalan atau benda keras, hentikan skuter sesegera mungkin di pinggir jalan dan periksa ban dengan seksama terhadap kerusakan. \n\nKeausan Telapak Ban \nSegera ganti ban apabila indikator keausan tampak pada ban. \n\nPerbaikan dan penggantian ban dalam \nJika ban dalam tertusuk atau rusak, Anda harus menggantinya secepat mungkin. Ban dalam yang diperbaiki mungkin tidak sama keandalannya dengan ban dalam baru, dan mungkin akan bermasalah ketika Anda berkendara. \n\nJika Anda perlu membuat perbaikan sementara dengan menambal ban dalam, berhati-hatilah saat berkendara dengan mengurangi kecepatan dan ganti ban dalam sebelum Anda berkendara kembali. Setiap saat ban dalam diganti, ban harus diperiksa dengan teliti seperti dijelaskan sebelumnya. \n\nPenggantian Ban \nBan skuter Anda telah dirancang untuk mengimbangi kemampuan unjuk kerja skuter dan memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, pengereman, daya tahan dan kenyamanan. \n\nPemasangan ban yang tidak sesusai pada skuter Anda dapat mempengaruhi pengendalian dan stabilitas. Ini dapat menyebabkan kecelakaan dimana Anda dapat terluka parah atau meninggal. \nGunakan selau jenis ban dan ukuran yang dianjurkan. \n\nBan yang direkomendasikan untuk skuter Anda adalah : \nDepan : 70/90-14M/C 34P \nBelakang : 80/90-14M/C 46P \nJenis : bias-ply, tube \n\nSetiap kali Anda mengganti ban, pakailah ukuran yang sama dengan yang asli terpasang pada skuter dan pastikan bahwa roda dibalans setelah ban baru dipasang. \nJuga ingat untuk mengganti ban dalam setiap kali Anda mengganti ban luar. Ban dalam yang lama barangkali telah longgar dan jika dipasang di dalam ban luar baru, kemungkinan tidak berfungsi dengan baik. \n\n6. CARA KERJA GAS TANGAN \n\nPeriksa terhadap kehalusan perputaran gas tangan dari posisi terbuka penuh sampai posisi tertutup penuh pada kedua posisi membelok penuh ke kanan dan ke kiri dari kemudi. \n\n7. PEMERIKSAAN SUSPENSI DEPAN DAN BELAKANG

Page 233: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

216

\n\na. Periksa garpu depan dengan mengunci rem depan dan memompa garpu naik turun dengan kuat. Pergerakan suspensi harus lancar dan tidak boleh ada kebocoran oli. \nb. Selongsong penggantung mesin - dapat diperiksa dengan menekan kuat terhadap bagian samping roda belakang sementara skuter pada stndar tengah dan memeriksa terhadap kelonggran selongsong penggantung mesin. \nc. Dengan seksama periksalah semua pengencangan suspensi depan dan belakang terhadap kekencangan pemasangan. \n\n8. STANDAR SAMPING dan Tengah \n\nLakukan perawatan berikut sesuai dengan jadwal perawatan berkala. \nPemeriksaan fungsi : \nPeriksa pegas standar samping terhadap kerusakan atau hilangnya tegangan dan standar samping terhadap kebebasan pergerakan. \nBerikan pelumas kepada logam yang saling bergesekan. \n\n9. MEMBERSIHKAN SKUTER \n\nBersihkan skuter Anda secara teratur untuk melindungi permukaan cat dan plastik, dan memeriksa terhadap kerusakan, keausan, dan kebocoran oli, cairan pendingin atau minyak rem. \nJangan memakai produk pembersih yang tidak dirancang khusus untuk permukaan badan skuter atau mobil. \nproduk-produk ini mungkin mengandung deterjen atau pelarut kimia yang keras yang dapat merusak logam, cat dan plastik pada skuter anda. \nJika skuter masih panas karena baru saja dipakai, tunggulah sampai mesin dan sistem pembuangan gas telah menurun suhunya. \nDianjurkan untuk tidak memakai penyemprot air bertekanan tinggi. \n\nMencuci Skuter \na. Bilaslah skuter secara menyeluruh dengan air dingin untuk melepaskan kotoran. \nb. Bersihkan skuter dengan spons atau kain lunak dengan menggunakan air dingin \nJangan mengarhkan air ke lubang knalpot dan komponen kelistrikan skuter \nc. Bersihkan parts plastik dan lensa lampu depan dengan memakai kain atau spons yang dilembabkan dengan larutan dari deterjen lunak dan air. Gosoklah daerah yang kotor dengan lembutdengan membilasnya berulang kali dengan air bersih. \nPerhatikan untuk selalu membersihkan skuter dari minyak rem atau pelarut bahan kimia. Karena pelarut bahan kimia dan minyak rem tersebut akan merusak permukaan plastik dan permukaan yang dicat. \nBagian dalam lensa lampu depan mungkin akan berembun segera setelah mencuci skuter. Kondensasi kelembaban di dalam lensa lampu depan akan berangsur hilang apabila lampu besar dihidupkan pada sinar lampu jauh. Hidupkan mesin sebelum menyalakan lampu besar. \nd. Setelah membersihkannya, bilaslah skuter secara menyeluruh dengan banyak air bersih. Sisa deterjen keras yang teringgal dapat mengakibatkan karat pada parts dari logam campuran. \ne. Keringkan skuter, Hidupkan mesin dan biarkan menyala selama beberapa menit. \nf. Ujilah rem sebelum mengendarai skuter. Beberapakali pengereman mungkin diperlukan untuk mengembalikan daya pengereman normal. \nEfisiensi pengereman mungkin akan berkuarang untuk sementara segera setelah skuter dicuci. \nPerkirakan bahwa jarak pengereman akan menjadi lebih panjang sehingga Anda dapat terhindar dari kecelakaan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>

Activity_nexfi_dealer.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal"

Page 234: MUHAMMAD ARIF-FST.pdf

217

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Dealer" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="CITRA ASRI BUANA – CIPUTAT\nJln. RE Martadinata No. 59, Cipayung Ciputat Tangerang\ntel (021) 74709090\nfax (021) 74709809 (021)7490202\n\nDWI PERKASA MOBILTAMA – PAMULANG\nJln. Raya Siliwangi No. 6, Pondok Benda Pamulang\ntel (021) 74645252\nfax (021) 74645554\n\nINDOMOBIL MULTI TRADA – BINTARO\nJln. MH.Thamrin Kav. CBD Blok A1 No.1 Sektor VII, Bintaro Jaya\ntel (021) 7455901\nfax (021) 7455902" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>

Activity.profil.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="PROFIL" android:textSize="36px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/muh_arif" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Nama :\nMuhammad Arif\nTempat Tanggal Lahir :\nTangerang 13 Juni 1989\nAlamat :\nJl. Arimbi 2 Pondok Benda Pamulang\nTelepon :\n08568728827\nEmail :\[email protected]\n\nRiwayat Pendidikan :\nSD Negeri IV Pondok Benda\nMTs Negeri Pamulang\nSMA Dua Mei Ciputat\nUIN 2007 Teknik Informatika" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>