mtr-drf akhir-7 evaluasi kelayakan.doc

13
7-1 Bab EVALUASI KELAYAKAN PROYEK 7.1 Analisa Ekonomi Proyek Irigasi Kaliamok Pengembangan Daerah Irigasi Kaliamok yang akan dilaksanakan meliputi pengembangan daerah irigasi baru dengan menggunakan sistem gravitasi. Karena fokus permasalahan adalah pengembangan pertanian, maka kegiatan evaluasi akan mengutamakan analisa agro-ekonomi dalam menilai kelayakan suatu proyek irigasi. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya untuk mengembangkan Daerah Irigasi Kaliamok menunjukkan adanya lahan yang dapat dikembangkan 928,24 ha (sesuai lay out jaringan). Dengan dibangunnya sarana irigasi di daerah Kaliamok, maka areal lahan sawah yang ada (eksisting) hanya 15 ha dan palawija 50 ha dan merupakan areal sawah yang relatif sudah tergarap dengan baik dengan intesitas tanam 150 % dapat ditingkatkan mejadi seluas 928,24 ha dengan intensitas tanam 300% dengan pola tanam padi-padi-palawija. 7.2 Komponen Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek Irigasi meliputi komponen biaya (cost) : a. Biaya konstruksi (C1), yang didasarkan pada estimasi terakhir. Biaya konstruksi termasuk biaya jalan masuk, base camp, embung, Jaringan irigasi beserta fasilitasnya, saluran pembawa dan drainasi dan lain-lain. b. Biaya engineering (C2), termasuk biaya supervisi oleh proyek atau oleh konsultan pengawas, biaya-biaya survey, investigation, design dan lain-lain. Biasanya besarnya biaya engineering berkisar antara 5 - 10 % dari capital cost. c. Biaya pembebasan tanah dan biaya pemukiman kembali (C3) bila diperlukan untuk keperluan konstruksi. d. Biaya pemerataan tanah dan pencetakan sawah (C4), (land develovment). Materi Diskusi Draft Laporan Akhir Detail Design DI. Kaliamok Seluas 1.600 Ha Kab.Malinau 7

Upload: andri-kwin

Post on 24-Sep-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

Evaluasi Kelayakan Proyek

Bab

EVALUASI KELAYAKAN PROYEK

7.1 Analisa Ekonomi Proyek Irigasi Kaliamok

Pengembangan Daerah Irigasi Kaliamok yang akan dilaksanakan meliputi pengembangan daerah irigasi baru dengan menggunakan sistem gravitasi. Karena fokus permasalahan adalah pengembangan pertanian, maka kegiatan evaluasi akan mengutamakan analisa agro-ekonomi dalam menilai kelayakan suatu proyek irigasi.

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya untuk mengembangkan Daerah Irigasi Kaliamok menunjukkan adanya lahan yang dapat dikembangkan 928,24 ha (sesuai lay out jaringan). Dengan dibangunnya sarana irigasi di daerah Kaliamok, maka areal lahan sawah yang ada (eksisting) hanya ( 15 ha dan palawija ( 50 ha dan merupakan areal sawah yang relatif sudah tergarap dengan baik dengan intesitas tanam 150 % dapat ditingkatkan mejadi seluas 928,24 ha dengan intensitas tanam 300% dengan pola tanam padi-padi-palawija.

7.2 Komponen Biaya Proyek

Biaya konstruksi proyek Irigasi meliputi komponen biaya (cost) :

a.Biaya konstruksi (C1), yang didasarkan pada estimasi terakhir. Biaya konstruksi termasuk biaya jalan masuk, base camp, embung, Jaringan irigasi beserta fasilitasnya, saluran pembawa dan drainasi dan lain-lain.

b.Biaya engineering (C2), termasuk biaya supervisi oleh proyek atau oleh konsultan pengawas, biaya-biaya survey, investigation, design dan lain-lain. Biasanya besarnya biaya engineering berkisar antara 5 - 10 % dari capital cost.

c. Biaya pembebasan tanah dan biaya pemukiman kembali (C3) bila diperlukan untuk keperluan konstruksi.

d.Biaya pemerataan tanah dan pencetakan sawah (C4), (land develovment).

e.Biaya mendatangkan transmigrasi atau tenaga kerja dari luar daerah (C5). Biaya ini diperlukan kalau proyek akan membutuhkan transmigran atau tenaga dari luar daerah agar semua areal irigasi dapat diolah.

f.Biaya yang diperlukan untuk pembayaran pajak-pajak (C6), sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

g.Biaya operasi dan pemeliharaan (OM, operation & maintenance), biasanya dihitung berdasarkan atas biaya tahunan yang diperlukan untuk OP per hektar (C7).

h.Biaya penggantian (replacement), yaitu biaya yang akan diperlukan untuk mengganti bagian-bagian proyek yang rusak atau aus selama umur proyek (C8).

I.Biaya administrasi proyek, yaitu biaya untuk biaya lain-lain seperti biaya administrasi, training, physical contigencies dan price contigencies.

Keseluruhan jumlah biaya tersebut di atas merupakan nilai/harga finansial dari komponen cost. dalam analisa ekonomi dipakai nilai ekonomi komponen cost (economic cost) hanya untuk komponen-komponen cost C1,C2,C7 dan C8 saja yaitu dengan mengalikan biaya-biaya tersebut dengan suatu faktor konversi.

7.2.4 Kondisi dan Asumsi Dalam Perkiraan Proyek

Kondisi dan asumsi dalam perkiraan biaya proyek diuraikan sebagai berikut :

a) Harga per unit untuk masing-masing komponen proyek didasarkan atas harga yang berlaku di sekitar lokasi pada tahun 2004.

b) Nilai tukar dollar terhadap rupiah 1 US$ = Rp 9.500,-

c) Proyek keseluruhan direncanakan selesai dalam jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan atau dalam 3 (tiga) tahun anggaran. Keterlambatan dari sebagian pekerjaan akan menyebabkan keterlambatan penyelesaian seluruh pekerjaan yang berakibat pada biaya konstruksi.

d) Umur proyek diperkirakan 30 tahun.

e) Faktor ekskalasi dipertimbangkan tiap 5 tahun sebesar :

Tahun ke 1 = 5%

Tahun ke 2 = 6%

Tahun ke 3 = 7%

Tahun ke 4 = 7%

7.2.5 Biaya Konstruksi Langsung

Biaya Konstruksi untuk pekerjaan pengembangan Daerah Irigasi Kaliamok terdiri dari :

Persiapan

Kegiatan Pembangunan Fisik Konstruksi Embung

Pelaksanaan Pembangunan Jaringan Utama

Pelaksanaan Pembangunan Jaringan Tersier

Pelaksanaan Pencetakan Lahan Berpengairan (PLB)

Hasil perhitungan diperoleh besarnya biaya konstruksi Rp 16,075,679,700,- ( enam belas milyar tujuh puluh lima juta enam ratus tujuh puluh sembilan ribu tujuh ratus rupiah ).7.2.6 Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung terdiri dari biaya-biaya :

Biaya Umum : yang terdiri dari biaya : dokumen kontrak dan pembuatan laporan, pembuatan direksi keet, transportasi, mobilisasi & demobilisasi, pengukuran (outzet) dan lain-lainnya sejumlah Rp 61,349,765.09,-

Biaya Peratan dan Fasilitas O&P sejumlah Rp 614,565,337,- Biaya Jasa Konsultasi : diperkirakan 10% dari biaya konstruksi langsung sebesar Rp 1,290,587,207,-.

Biaya Tak Terduga : diperkirakan 2,5% dari total biaya termasuk biaya administrasi dan jasa konsultasi, atau sebesar Rp 356,445,226,-.

Pajak (PPn) sebesar 10% : Besarnya PPn adalah sebesar 10% dari biaya langsung, atau sebesar Rp 1,461,425,427,-.

7.2.7 Biaya Ekonomi dan Finansial

Biaya ekonomi terdiri dari biaya umum, biaya konstruksi pengembangan jaringan irigasi, biaya jasa konsultasi, dan biaya tak terduga dengan jumlah Rp 12,753,118,828,-. Sedangkan biaya finansial adalah biaya keseluruhan proyek termasuk Ppn sebesar Rp 16,075,679,692,-. Rekapitulasi Rincian biaya ekonomi dan finansial jelasnya pada tabel berikut :

Tabel 7.1 Rekapitulasi Biaya Ekonomi dan Finansial

Pengembangan D.I Kalimok

NoUraianBiaya Finansial(Rp)Faktor Konv.CFBiaya Ekonomi(Rp)

IBiaya Umum61,349,7650.8753,374,296

IIBiaya Konstruksi 12,291,306,7310.8710,693,436,856

IIIPeralatan dan Fasilitas O&P 5% x II614,565,3370.87534,671,843

IVBiaya Jasa Konsultasi : 10% x (II+III)1,290,587,2070.901,161,528,486

VBiaya tak terduga : 2.5% x (I+II+III+IV)356,445,2260.87310,107,347

Total I+II+II+IV14,614,254,26612,753,118,828

PPN (10%)1,461,425,4270.00

Total Biaya16,075,679,69212,753,118,828

Sumber : Hasil Perhitungan

Sedangkan rincian biaya ekonomi dan finansial pada masibg-masing jaringan irigasi jelasnya pada tabel berikut :

Tabel 7.2 Biaya Ekonomi dan Finansial Pengembangan J.I Kaliamok

NoUraianBiaya Finansial(Rp)Faktor Konv.CFBiaya Ekonomi(Rp)

IBiaya Umum24,136,7640.8720,998,985

IIBiaya Konstruksi 4,962,848,6240.874,317,678,303

IIIPeralatan dan Fasilitas O&P 5% x II248,142,4310.87215,883,915

IVBiaya Jasa Konsultasi : 10% x (II+III)521,099,1060.90468,989,195

VBiaya tak terduga : 2.5% x (I+II+III+IV)143,905,6730.87125,197,936

Total I+II+II+IV5,900,132,5995,148,748,334

PPN (10%)590,013,2600.00

Total Biaya6,490,145,8595,148,748,334

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 7.3 Biaya Ekonomi dan Finansial Pengembangan J.I Semelandung

NoUraianBiaya Finansial(Rp)Faktor Konv.CFBiaya Ekonomi(Rp)

IBiaya Umum17,834,1060.8715,515,672

IIBiaya Konstruksi 2,647,109,7070.872,302,985,446

IIIPeralatan dan Fasilitas O&P 5% x II132,355,4850.87115,149,272

IVBiaya Jasa Konsultasi : 10% x (II+III)277,946,5190.90250,151,867

VBiaya tak terduga : 2.5% x (I+II+III+IV)76,881,1450.8766,886,597

Total I+II+II+IV3,152,126,9632,750,688,854

PPN (10%)315,212,6960.00

Total Biaya3,467,339,6602,750,688,854

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 7.4 Biaya Ekonomi dan Finansial Pengembangan J.I Bengaris

NoUraianBiaya Finansial(Rp)Faktor Konv.CFBiaya Ekonomi(Rp)

IBiaya Umum19,378,8950.8716,859,639

IIBiaya Konstruksi 4,681,348,3990.874,072,773,108

IIIPeralatan dan Fasilitas O&P 5% x II234,067,4200.87203,638,655

IVBiaya Jasa Konsultasi : 10% x (II+III)491,541,5820.90442,387,424

VBiaya tak terduga : 2.5% x (I+II+III+IV)135,658,4070.87118,022,814

Total I+II+II+IV5,561,994,7044,853,681,640

PPN (10%)556,199,4700.00

Total Biaya6,118,194,1744,853,681,640

Sumber : Hasil Perhitungan

7.2.8 Biaya Operasi dan Pemeliharaan (O&P)

Biaya O&P terdiri dari :

Biaya O&P jaringan irigasi per tahun : diperkirakan 2,5% dari biaya konstruksi jaringan irigasi.

Biaya penggantian instalasi jaringan irigasi setelah beroperasi 15 tahun diperkirakan 2,5% dari biaya total biaya konstruksi.

Tabel 7.5 Biaya O&P dan Biaya Penggantian

NoUraianBiaya Finansial(Rp)Faktor KonversiCFBiaya Ekonomi(Rp)

IBiaya O & P per Tahun172,884,0250.87150,409,102

IIBiaya Penggatian per 15 tahun307,282,6680.87267,335,921

Sumber : Hasil Perhitungan

7.3 Komponen Manfaat (Benefit)

Yang dimaksud dengan benefit adalah kenaikan produksi akibat adanya proyek, dibandingkan bila tidak ada proyek. Dengan demikian, benefit merupakan selisih manfaat akibat adanya kenaikan pendapatan bila ada proyek dengan bila tidak ada proyek. Sebagai komponen yang dipakai sebagai dasar dalam perhitungan benefit proyek irigasi adalah :

a. Pola tanam (cropping patern).

b. Intensitas tanam ( cropping intensity).

c. Tingkat produksi (yield) setiap jenis tanaman.

d. Besarnya input sarana produksi pertanian (saprodi) seperti pupuk, upah tenaga kerja, insektisida, dan lain-lain

Keempat komponen tersebut dihitung untuk keadaan :

Keadaan saat ini tanpa proyek (present condition)

Keadaan akan datang dengan proyek (future with project)

Perubahan kondisi luas areal pengembangan pada Daerah Irigasi Kaliamok berdasarkan dua kondisi yaitu kondisi tampa proyek luas tanam padi musim hujan 15 ha dan padi musim kemarau 0 ha (bera) dan palawija 50 ha. Sedangkan kondisi dengan adanya proyek terdapat dua kondisi yaitu kondisi luas pengembangan jaringan hanya seluas kemampuan debit embung yaitu seluas 332,54 ha dengan intensitas tanam 300 % dan luas pengembangan sesuai dengan lay out jaringan selauas 928,24 ha akan tetapi melalui pemberian air secara bergiliran.

Tabel 7.6 Kondisi Areal Tanam

Jenis Tanaman

Kondisi Tanpa proyek (ha)Kondisi dengan Proyek (ha)Perubahan Tanam (ha)

Padi (musim hujan)15332,57317,57

Padi (musim kemarau)-332,57332,57

Palawija 50332,57282,57

Sumber : Hasil Analisa

Tabel 7.7 Kondisi Areal Tanam

Jenis Tanaman

Kondisi Tanpa proyek (ha)Kondisi dengan Proyek (ha)Perubahan Tanam (ha)

Padi (musim hujan)15928,24913,24

Padi (musim kemarau)-928,24928,24

Palawija 50928,24878,24

Sumber : Hasil Analisa

7.3.4 Manfaat Ekonomi Penyediaan Air Irigasi

Manfaat irigasi dihitung atas dasar sudut pandang nasional, dimana manfaat proyek untuk aspek ini diteliti dari kenaikan nilai produksi pertanian akibat pembangunan proyek ini.

a. Areal Tanam

Dengan beropersinya proyek ini, maka akan terjadi peningkatan produksi tanam baik secara intensif maupun ekstensif. Perubahan luas tanam untuk pola tanam yang ditetapkan pada kondisi tanpa proyek dan kondisi dengan proyek.

b.Harga Ekonomi Produksi Pertanian

Harga Ekonomi produksi pertanian dihitung dengan cara mengurangi nilai produksi terhadap biaya produksi pertanian. Biaya produksi pertanian yang diperhitungkan adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh petani selama kegiatan tanam (mulai penyediaan bibit sampai panen). Biaya tersebut meliputi baya kebutuhan tenaga kerja usaha tani, dan biaya untuk kebutuhan sarana produksi pertanian. yang ditinjau dari kondisi tanpa proyek dan dengan proyek.

c.Hasil Produksi Pertanian

Hasil produksi pertanian per ha untuk kondisi dengan proyek diperkirakan akan mengalami peningkatan setelah proyek ini dioperasikan, karena disamping kebutuhan airnya dapat terjamin dalam proyek ini juga diprogramkan agar pengelolaan lahan ditingkatkan dari cara non teknis menjadi teknis. Pada kondisi sekarang tanpa proyek produksi padi musim hujan per ha sebesar 2,00 ton dan palawija 3,00 ton. Dengan beroperasinya proyek ini, maka dalam keadaan pengembangan penuh (full development) diperkirakan 5 tahun setelah proyek selesai dapat tercapai produksi padi musim hujan dan kemarau dari 2,00 menjadi sebesar 3,00 ton per ha dan produksi palawija 4,50 ton per ha.

Dalan arus mafaat pengembangan penuh diperkirakan tercapai setelah 5 tahun setelah proyek dikerjakan. Sedangkan manfaat proyek baru selesai diperkirakan tahun 1 sebesar 5%, tahun ke-2 sebesar 25%, tahun ke-3 sebesar 50%, tahun ke-4 sebesar 75% dan mencapai 100% pada tahunke-5 dan tahun selanjutnya.

7.3.5 Manfaat Finansial Pengembangan Daerah Irigasi

Manfaat finansial pengembangan daerah irigasi dihitung atas dasar sudut pandang yang berkepentingan baik institusi pemerintah maupun swasta (investor), dimana manfaat proyek untuk aspek ini diteliti dari kenaikan nilai produksi pertanian akibat pembangunan proyek ini.

Tabel 7.8 Kenaikan Manfaat Finansial Pada Tingkat Pengembangan Optimal DI Kaliamok

Luas Areal Pengembangan Sesuai Kemampuan Embung ( A= 332,57 Ha)Kondisi Tanpa ProyekKondisi dengan ProyekKenaikan

Jenis TanamanArealPendapatanTotalArealPendapatanTotalManfaat

TanamPendapatanTanamPendapatan

(ha)(Rp/ha)(Rp)(ha)(Rp/ha)(Rp)(Rp)

Padi musim hujan15585,0008,775,000332.57635,000211,181,950202,406,950

Padi musin kemarau332.57635,000211,181,950211,181,950

Palawija501,410,00070,500,000332.571,938,500644,686,945574,186,945

Total79,275,0001,067,050,845987,775,845

Tabel 7.9 Kenaikan Manfaat Finansial Pada Tingkat Pengembangan Optimal DI Kaliamok

Luas Areal Pengembangan Sesuai Lay Out Jaringan ( A= 928,24 Ha)Kondisi Tanpa ProyekKondisi dengan ProyekKenaikan

Jenis TanamanArealPendapatanTotalArealPendapatanTotalManfaat

TanamPendapatanTanamPendapatan

(ha)(Rp/ha)(Rp)(ha)(Rp/ha)(Rp)(Rp)

Padi musim hujan15585,0008,775,000928.24635,000589,432,400580,657,400

Padi musin kemarau928.24635,000589,432,400589,432,400

Palawija501,410,00070,500,000928.241,938,5001,799,393,2401,728,893,240

Total79,275,0002,978,258,0402,898,983,040

Tabel 7.10 Kenaikan Manfaat Ekonomi Pada Tingkat Pengembangan Optimal DI Kaliamok

Luas Areal Pengembangan Sesuai Kemampuan Embung ( A= 332,57 Ha)Kondisi Tanpa ProyekKondisi dengan ProyekKenaikan

Jenis TanamanArealPendapatanTotalArealPendapatanTotalManfaat

TanamPendapatanTanamPendapatan

(ha)(Rp/ha)(Rp)(ha)(Rp/ha)(Rp)(Rp)

Padi musim hujan151,624,05024,360,750332.571,797,640597,841,135573,480,385

Padi musin kemarau332.571,797,640597,841,135597,841,135

Palawija502,680,694134,034,713332.573,720,3831,237,287,8991,103,253,187

Total158,395,4632,432,970,1692,274,574,706

Tabel 7.11 Kenaikan Manfaat Ekonomi Pada Tingkat Pengembangan Optimal DI Kaliamok

Luas Areal Pengembangan Sesuai Lay Out Jaringan ( A= 928,24 Ha)Kondisi Tanpa ProyekKondisi dengan ProyekKenaikan

Jenis TanamanArealPendapatanTotalArealPendapatanTotalManfaat

TanamPendapatanTanamPendapatan

(ha)(Rp/ha)(Rp)(ha)(Rp/ha)(Rp)(Rp)

Padi musim hujan151,624,05024,360,750928.241,797,6401,668,641,3541,644,280,604

Padi musin kemarau928.241,797,6401,668,641,3541,668,641,354

Palawija502,680,694134,034,713928.243,720,3833,453,408,6643,319,373,952

Total158,395,4636,790,691,3716,632,295,909

7.4 Kriteria Perhitungan Kelayakan Proyek

Terdapat beberapa metode perhitungan dalam analisa ekonomi yang umum dipakai yaitu dengan menghitung nilai-nilai :

a.Net Present Value (NPV) atau Net Present Worth (NPW)

Komponen cost dan komponen benefit dihitung present value-nya berdasarkan discount rate/interest rate yang telah ditentukan. Harga Net Present Value diperoleh dari pengurangan present value komponen benefit dengan present value komponen cost.

b.Benefit - Cost Ratio (B/C Ratio)

Perbandingan antara benefit dan cost yang dihitung dengan membagi harga present value komponen cost. Kalau parameter B/C ratio ini menjadi penentu kelayakan proyek kemudian proyek dikatakan ekonomis dan layak untuk dibangun apabila harga B/C ratio lebih besar dari 1,0.

c.Internal Rate of return (IRR)

Perhitungan IRR ini dilakukan dengan mencari nilai discount rate sehingga nilai present value benefit sama dengan nilai present value cost, atau NPV-nya sama dengan nol. Bila discount rate yang berlaku lebih besar dari nilai IRR, maka proyek tersebut adalah layak untuk dilaksanakan, tetapi hal yang sebaliknya, sebaiknya investasi tersebut tidak dilakukan.

Dari hasil analisa ekonomi dan finansial dengan suku bunga sebesar 12 %, maka diperoleh nilai B/C ratio dan NPV dengan berbagai kondisi analisa adalah terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7.12 Hasil Analisa B/C Ratio dan NPV

Arus Manfaat Ekonomi dengan Biaya Ekonomi Proyek

Luas Areal Pengembangan Sesuai Kemampuan Embung ( A= 332,57 Ha)Kondisi

B/CNPV

(Rp)

Normal0.86(1,610,425,502)

Biaya Konstruksi Naik 20%0.72(3,648,676,302)

Manfaat Turun 20%0.68(3,516,672,589)

Penyelesaian Proyek Tertunda 2 tahun0.69(3,350,670,057)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 7.13 Hasil Analisa B/C Ratio dan NPV

Arus Manfaat Ekonomi dengan Biaya Ekonomi Proyek

Luas Areal Pengembangan Sesuai Lay Out Jaringan ( A= 928,24 Ha)Kondisi

B/CNPV

(Rp)

Normal2.5817,627,949,793

Biaya Konstruksi Naik 20%2.1815,589,698,993

Manfaat Turun 20%2.0711,874,027,647

Penyelesaian Proyek Tertunda 2 tahun2.0911,986,044,942

Tabel 7.14 Hasil Analisa B/C Ratio dan NPV

Arus Manfaat Finansial dengan Biaya Finansial Proyek

Luas Areal Pengembangan Sesuai Kemampuan Embung ( A= 332,57 Ha)Kondisi

B/CNPV

(Rp)

Normal0.31

(9,654,015,063)

Biaya Konstruksi Naik 20%0.26

(12,223,289,652)

Manfaat Turun 20%0.25

(10,510,970,993)

Penyelesaian Proyek Tertunda 2 tahun0.26

(10,212,394,319)

Tabel 7.15 Hasil Analisa B/C Ratio dan NPV

Arus Manfaat Finansial dengan Biaya Finansial Proyek

Luas Areal Pengembangan Sesuai Lay Out Jaringan ( A= 928,24 Ha)KondisiB/CNPV

(Rp)

Normal0.90

(1,363,569,675)

Biaya Konstruksi Naik 20%0.76

(3,932,844,264)

Manfaat Turun 20%0.72

(3,878,614,683)

Penyelesaian Proyek Tertunda 2 tahun0.73

(3,692,352,481)

Sumber : Hasil Perhitungan

7.5 Analisa Sensitivitas

Dengan melakukan analisis sensitivitas, dapat diperkirakan dampak yang akan terjadi apabila keadaan yang sebenarnya terjadi sesudah proyek tidak sama dengan estimasi awal.

Beberapa keadaan yang dilakukan dalam analisa sensitivitas proyek ini adalah ;

Kondisi normal

Terjadi 20 % kenaikan pada biaya proyek yang diperkirakan

Terjadi 20 % penurunan pada nilai benefit yang diperkirakan

Tertundanya penyelesaian proyek selama 2 tahun

Dari hasil analisa sensitivitas diperoleh nilai EIRR dan FIRR dapat dilhat pada table berikut ini:Tabel 7.16 Hasil Analisa Sensitivitas

Luas Areal Pengembangan Sesuai Kemampuan Embung ( A= 332,57 Ha)KondisiEIRR (%)FIRR (%)

Normal10.391.53

Biaya Konstruksi Naik 20%8.790.46

Manfaat Turun 20%8.23(0.21)

Penyelesaian Proyek Tertunda 2 tahun8.891.45

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 7.17 Hasil Analisa Sensitivitas

Luas Areal Pengembangan Sesuai Lay Out Jaringan ( A= 928,24 Ha)KondisiEIRR (%)FIRR (%)

Normal24.1410.94

Biaya Konstruksi Naik 20%21.559.30

Manfaat Turun 20%20.878.75

Penyelesaian Proyek Tertunda 2 tahun19.309.33

Sumber : Hasil Perhitungan

Dari hasil analisa sensitivitas terhadap analisa ekonomi dan finansial diperoleh kesimpulan bahwa :

Nilai ekonomi pada luas areal pengembangan sesuai kemampuan embung (A= 332,57) ha sangat sensistif terhadap kondisi manfaat turun 20 %.

Nilai finansial pada luas areal pengembangan sesuai kemampuan embung (A= 332,57) ha juga sangat sensistif terhadap kondisi manfaat turun 20 %.

Nilai ekonomi pada luas areal pengembangan sesuai lay out jaringan (A= 928,24) ha sangat sensistif terhadap kondisi penyelesaian proyek tertunda 2 tahun.

Nilai finansial pada luas areal pengembangan sesuai lay out jaringan (A= 928,24) ha sangat sensistif terhadap kondisi manfaat turun 20 %.

Kondisi sensitivitas nilai ekonomi dan finansial ini ditunjukkan dengan adanya nilai EIRR maupun FIRR yang turun drastis dibandingkan dengan analisa pada kondisi normal.

Berdasarkan kriteria penilaian kelayakan proyek terhadap nilai B/C ratio, NPV, dan analisa sensitivitas baik analisa ekonomi maupun finansial pada tingkat suku bunga 12 % diperoleh kesimpulan bahwa :

Proyek ini berdasarkan analisa ekonomi dinilai layak dilaksanakan dengan luas pengembangan sesuai lay out jaringan (A = 928,24 ha), akan tetapi proyek dinilai tidak layak dilaksanakan apabila luas pengembangan sesuai kemampuan embung (A= 332,57 ha) .

Proyek ini berdasarkan analisa finansial dinilai tidak layak dilaksanakan dengan luas pengembangan sesuai kemampuan embung (A= 332,57 ha) maupun luas pengembangan sesuai lay out jaringan (A = 928,24 ha).

7

Materi Diskusi Draft Laporan Akhir

Detail Design DI. Kaliamok Seluas 1.600 Ha Kab.Malinau

Materi Diskusi Draft Laporan Akhir

Detail Design DI. Kaliamok Seluas 1.600 Ha Kab.Malinau