tugas akhir evaluasi dan perbandingan …

111
TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT MILIK PEMERINTAH DAN RUMAH SAKIT SWASTA DI KOTA MAKASSAR Diajukan sebagai Tugas Akhir dalam Rangka Penyelesaian Studi Sarjana pada Departemen Teknik Lingkungan VONNY CHRISTINE PALALLO D121 13 315 DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2017

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

TUGAS AKHIR

EVALUASI DAN PERBANDINGAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS

PADAT RUMAH SAKIT MILIK PEMERINTAH DAN RUMAH SAKIT

SWASTA DI KOTA MAKASSAR

Diajukan sebagai Tugas Akhir dalam Rangka Penyelesaian Studi Sarjana pada

Departemen Teknik Lingkungan

VONNY CHRISTINE PALALLO

D121 13 315

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2017

Page 2: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

ii

Page 3: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

iii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan

lindungannya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penelitian dengan

judul “Evaluasi dan Perbandingan Pengelolaan Limbah Medis Padat Rumah

Sakit Milik Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta di Kota Makassar”,sebagai

salah satu syarat yang diajukan untuk menyelesaikan studi pada Program Studi

teknik Lingkungan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Ucapan terima kasih yang tak tergambarkan penulis ucapkan kepada

Ayahanda Risa Palallo dan Ibunda Agustina Ma’guling serta adikku Vera dan

Kevin untuk kasih sayang, perhatian, doa dan dukungannya.

Keberhasilan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan

dukungan semua pihak terkait. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Ing. Ir Wahyu H. Piarah, MS. ME, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin.

2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Arsyad Thaha, M. T, selaku Ketua Jurusan Teknik

Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

3. Ibu Dr. Ir. Hj. Sumarni Hamid Aly, M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik

Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

4. Bapak Dr. Eng. Irwan Ridwan Rahim, ST., MT, selaku Kepala Riset Sanitasi

dan Persampahan Program Studi Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

5. Bapak Dr. Eng. Ibrahim Djamaluddin, S.T., M.Eng. ,selaku dosen

pembimbing I, dan Bapak Ir. Achmad Sumakin, S.T.,M.T., selaku dosen

pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktunya memberikan

bimbingan dan pengarahan mulai dari awal hingga selesainya penulisan Tugas

Akhir ini.

6. Seluruh dosen, staf dan karyawan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin yang telah membantu selama penulis menempuh perkuliahan.

Page 4: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

iv

7. Obed Nego Patabang, Am.d,ATT-III, yang telah mendukung dan membantu

saya mulai dari pengambilan sampel hingga selesainya penulisan Tugas Akhir

ini.

8. Seluruh “Saranger’s” yaitu Eva, Widi, Mir’ah, Ica’, Ega, Dillah, Riska, Nute,

Hanggi, Mahas, Indah, Nadia, Yesmi dan Lanti yang selama ini menjadi

tempat berbagi susah dan senang selama masa kuliah.

9. Saudara-saudariku Portal 2014 yang telah memberikan banyak warna dalam

hidup.

10. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Lingkungan angkatan 2013 terkusus kepada

Rahayu Utami, S.T yang telah banyak membantu dan memberikan semangat

dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Dan kepada rekan, sahabat, saudara dan berbagai pihak tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih atas setiap bantuan

dan doa yang diberikan. Semoga Tuhan berkenan membalas kebaikan kalian

semua.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.

Namun, penulis berharap tugas akhir ini memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna

melengkapi segala kekurangan dan keterbatasan dalam pengusunan tugas akhir

ini. Akhir kata semoga tugas akhir ini memberikan manfaat bagi pengembangan

ilmu pengetahuan.

Gowa, September 2017

Penulis,

Vonny Christine Palallo

D121 13 315

Page 5: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

v

EVALUASI DAN PERBANDINGAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT

RUMAH SAKIT MILIK PEMERINTAH DAN RUMAH SAKIT SWASTA

DI KOTA MAKASSAR

Ibrahim Djamaluddin¹, Akhmad Sumakin², Vonny Christine Palallo³

¹Dosen Pengajar Departemen Teknik Lingkungan,

Universitas Hasanuddin

²Dosen Pengajar Departemen Teknik Lingkungan,

Universitas Hasanuddin

³Mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan,

Universitas Hasanuddin

Abstrak:Rumah Sakit Milik Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta yang menjadi tempat penelitian

ini merupakan rumah sakit dengan klasifikasi tipe B, yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan

kesehatan serta sebagai tempat pendidikan bagi tenaga kerja kesehatan dan penelitian merupakan

salah satu sumber penghasil limbah medis. Berdasarkan pengamatan, pengelolaan limbah medis

pada Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y di Kota Makassar belum

sepenuhnya sesuai dengan Kepmenkes RI Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada tiga karateristik limbah Rumah Sakit Pemerintah X yaitu infeksius, benda

tajam dan patologis. Sedangkan Rumah Sakit Swasta Y ada empat yaitu infeksius, benda tajam,

patologis dan sitoksis. Jumlah limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X adalah 0,16 kg / pasien per

hari. Sedangkan timbulan limbah Rumah Sakit Swasta Y adalah 0,13 kg / pasien per hari. Rumah

Sakit Milik Pemerintah memusnahkan limbahnya dengan menggunakan insenerator sedangkan

Rumah Sakit Swasta menyerahkan limbahnya kepada pihak ketiga. Hasil evaluasi kesesuaian

pengelolaan limbah medis padat pada kedua rumah sakit ini menunjukkan bahwa, Rumah Sakit

Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y telah melakukan minimisasi limbah sesuai dengan

Kepmenkes RI Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004. Namun utuk pewadahan, pengangkutan,

penampungan limbah dan pemusnahan limbah, belum sepenuhnya sesuai dengan Kepmenkes RI

Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004.

Kata Kunci : Limbah medis, Rumah Sakit Milik Pemerintah, Rumah Sakit Swasta

Abstract:Government-owned hospitals and private hospitals where this research is a hospital with

a classification type B, which organizes the activities of the health service as well as a place of

education for the health workforce and research is one of the sources of medical waste generator.

Based on observations, medical waste management at a Government-owned Hospital X and Y

private hospital in Makassar city not yet fully correspond to Kepmenkes RI number:

1204/MENKES/SK/X/2004. The results showed that there are three Government Hospitals waste

characteristics X is infectious, sharps and pathological. Whereas private hospitals Y there are four

that is infectious, sharps, pathological and sitoksis. The results obtained are the average of waste

medic waste of Government-owned Hospitals waste X is 0.16 kg/patients /day and private hospital

waste was 0.13 kg/patients/day. Government-owned hospitals destroyed the reports using

insenerator while private hospitals submit reports to third parties. The results of the evaluation of

the suitability of medical solid waste management at both hospitals shows that hospital-owned

Private Hospital X and Y has done a minimization of waste in accordance with Kepmenkes RI

number: 1204/MENKES/SK/X/2004. But the container that is used, transport, shelter and the

destruction of sewage waste, not yet fully correspond to Kepmenkes RI number:

1204/MENKES/SK/X/2004.

Keywords: medical waste, the Government owned Hospital, private hospital

Page 6: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

ABSTRAK v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

E. Batasan Masalah 5

F. Sistematika Penelitian 5

BAB II. DAFTAR PUSTAKA

A. Rumah Sakit 7

1. Pengertian Rumah Sakit 7

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit 7

3. Klasifikasi Rumah Sakit 8

B. Kategori dan Sumber Limbah Rumah Sakit 9

1. Limbah Medis Padat 10

2. Lombah Non Medis 13

C. Timbulan Limbah Rumah Sakit 14

D. Pengelolaan Limbah Medis Padat 14

1. Minimisasi Limbah 15

2. Pemilahan Limbah 18

3. Pengumpulan Limbah Medis 19

4. Pengangkutan Limbah Medis 19

5. Penampungan Limbah Medis 20

6. Pemusnahan Limbah Medis 21

7. Penyerahan Limbah Kepada Pihak Ketiga 21

Page 7: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

vii

E. Teknologi Pengolahan dan Pembuangan Limbah Rumah Sakit 22

1. Insenerasi 22

2. Autoclaving 23

3. Desinfeksi dengan Bahan Kimia 23

4. Sanitary Landfill 24

F. Peraturan Pengelolaan Limbah Medis Padat 24

1. Persyaratan Pengelolaan Limbah Medis Padat 24

2. Tata Laksana Pengelolaan Limbah Medis Padat 28

G. Dampak Negatif Limbah Medis 35

1. Resiko Terhadap Kesehatan Masyarakat 35

2. Resiko Terhadap Lingkungan 37

H. Keterkaitan Penelitian 37

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian 39

B. Kerangka Penelitian 39

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 42

1. Lokasi Penelitian 42

2. Waktu Penelitian 42

D. Variabel Penelitian 42

E. Pengumpulan Data 43

1. Pengumpulan Data Primer 43

2. Pengumpulan Data Sekunder 44

F. Metode Pengolahan dan Analisis Data 45

1. Statistik Deskriptif 45

2. Statistik Induktif 46

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 47

1. Gambaran Umum Rumah Sakit Milik Pemerintah X 47

2. Gambaran Umum Rumah Sakit Swasta Y 50

B. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y 5

Page 8: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

viii

C. Sumber dan Karateristik Limbah Medis Padat Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y 53

1. Sumber dan Jenis Limbah Medis padat Rumah Sakit Milik

Pemerintah X 53

2. Sumber dan Jenis Limbah Medis padat Rumah Sakit Milik Swasta

Y 59

D. Analisis Timbulan Limbah Medis 67

E. Analisis Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan

Rumah Sakit Swasta Y 74

1. Pengelolaan Limbah Medis Padat Rumah Sakit Milik Pemerintah X 74

2. Pengelolaan Limbah Medis Padat Rumah Sakit Milik Swasta Y 80

F. Administrasi Pengelolaan Limbah Oleh Pihak Ketiga 86

G. Evaluasi dan Perbandingan Kesesuaian Persyaratan dan Tata laksana

Pengelolaan Limbah Medis Padat Rumah Sakit Milik Pemerintah dan

Rumah Sakit Swasta 86

1. Persyaratan Pengelolaan Limbah Medis Padat 86

2. Tata Laksana Pengelolaan Limbah Medis Padat 89

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 94

B. Saran 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Metode Sterilisasi untuk limbah yang dimanfaatkan kembali 26

Tabel 2 Jenis pelabelan padawadah limbah medis padat 27

Tabel 3 Daftar sarana dan prasarana pengelolaan limbah Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swsta Y 52

Tabel 4 Sumber dan jenis limbah yang dihasilkan Rumah Sakit Milik

Pemerintah X 54

Tabel 5 Karateristik dan jumlah limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X 15

Tabel 6 Sumber dan jenis limbah yang dihasilkan Rumah Sakit Swasta Y 60

Tabel 7 Karateristik dan jumlah limbah Rumah Sakit Swasta Y 62

Tabel 8 Berat timbulan limbah medis Sakit Milik Pemerintah X 68

Tabel 9 Berat timbulan limbah medis Sakit Swasta Y 69

Tabel 10 Berat timbulan Rumah Sakit Milik Pemerintah X berdasarkan

jumlah pasien 71

Tabel 10 Berat timbulan Rumah Sakit Swasta Y berdasarkan jumlah

pasien 71

Page 10: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Alir Metodologi Penelitian 41

Gambar 2 Presentase karateristik limbah medis Rumah Sakit Milik

Pemerintah X 57

Gambar 3 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X yang

tergolong limbah infeksius 57

Gambar 4 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X yang

tergolong limbah benda tajam 58 2

Gambar 5 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X yang

tergolong limbah patologis 59

Gambar 6 Presentase karateristik limbah medis Rumah Sakit Swasta Y 63

Gambar 7 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Swasta Y yang tergolong

limbah infeksius 63

Gambar 8 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Swasta Y yang tergolong

limbah benda tajam 64

Gambar 9 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Swasta Y yang tergolong limbah

patologis 65

Gambar 10 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Swasta Y yang tergolong

limbah sitoksis 65

Gambar 11 Grafik berat timbulan limbah medis yang dihasilkan per hari 70

Gambar 12 Grafik rata-rata timbulan limbah medis yang dihasilkan per

pasien per hari Rumah Sakit Milik Pemerintah X 72

Gambar 13 Grafik rata-rata timbulan limbah medis yang dihasilkan per

pasien per hari Rumah Sakit Swasta Y 73

Gambar 14 Skema pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Pemerintah X

berdasarkan hasil observasi 75

Gambar 15 Wadah penampungan limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X 76

Gambar 16 Pengangkutan limbah medis Rumah Sakit Milik Pemerintah X

dengan menggunakan troli 77

Gambar 17 Tempat penampungan sementara limbah Rumah Sakit Milik

Pemerintah X 78

Page 11: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

xi

Gambar 18 Insenerator dan Abu sisa pembakaran limbah Rumah Sakit Milik

Pemerintah X 79

Gambar 19 Skema pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Swasta Y

berdasarkan hasil observasi 81

Gambar 20 Wadah penampungan limbah Rumah Sakit Swasta Y 82

Gambar 21 Pengumpulan limbah medis Rumah Sakit Swasta Y 83

Gambar 22 Alat pengangkut limbah medis Rumah Sakit Swasta Y 83

Gambar 23 Tempat Penampungan Sementara Limbah Medis Rumah Sakit

swasta Y 84

Gambar 24 Pengemasan limbah medis Rumah Sakit Swasta Y oleh pihak

ketiga 85

Page 12: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit sebagai sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan

upaya pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap,

pelayanan gawat darurat, pelayanan medis dan non medis. Upaya kesehatan

adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Hal ini

bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Dilain pihak, rumah sakit juga dapat dikatakan sebagai pendonor limbah karena

buangannya berasal dari kegiatan medis maupun non-medis yang bersifat

berbahaya dan beracun (Paramita, 2007).

Limbah medis juga dapat bersifat racun, infeksius dan juga radioaktif, bila

tidak ditangani dengan baik akan berdampak bagi manusia, mahluk hidup, serta

lingkungan di sekitar rumah sakit. Hasil kajian terhadap 100 Rumah sakit di Jawa

dan Bali menunjukkan bahwa rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 kg per tempat

tidur per hari. Analisa lebih jauh menunjukkan produksi sampah (limbah padat)

berupa limbah domestik sebesar 76,8% dan berupa infeksius sebesar 32,2%.

Diperkirakan secara nasional produksi sampah limbah padat rumah sakit sebesar

376.089 ton per hari dan produksi air limbah sebesar 48.985,70 ton per hari. Dari

gambaran tersebut dapat dibayangkan betapa besar potensi Rumah Sakit untuk

mencer-mari lingkungan dan kemungkinan menimbulkan kecelakaan serta

penularan penyakit (Paramita, 2007).

Page 13: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

2

Berdasarkan hasil assessment tahun 2007, diketahui bahwa baru 49% dari

1.176 rumah sakit (526 rumah sakit pemerintah dan 650 rumah sakit milik swasta)

di 31 provinsi, baru 648 rumah sakit yang memiliki insenerator dan 36% memiliki

IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) dengan kondisi diantaranya tidak

berfungsi. Untuk pengelolaan limbah padat, 80,7% sudah melakukan pemisahan

antara limbah medis dan limbah non-medis, tetapi dalam masalah pewadahan

sekitar 20,5% yang menggunakan pewadahan khusus dengan warna dan lambang

berbeda (Wiku Adisasmito, 2009).

Sejauh ini pengelolaan limbah medis rumah sakit di Indonesia masih

dibawah standar professional belum sepenuhnya benar dan aman sehingga

berpotensi mencemari lingkungan sekitar rumah sakit. Bahkan banyak rumah

sakit yang membuang dan mengolah limbah medis secara sembarangan

(Suryandari, 2010).

Pada tahun 2009, kegiatan kajian di 6 rumah sakit (di Kota Medan,

Bandung & Makasar) oleh Ditjen Penyehatan Lingkungan dan didukung WHO,

hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa 65% rumah sakit telah melakukan

pemilahan antara limbah medis dan limbah domestik (kantong plastik kuning dan

hitam), tetapi masih sering terjadi salah tempat dan sebesar 65% rumah sakit

memiliki insinerator dengan suhu pembakaran antara 530 – 800 ºC, akan tetapi

hanya 75% yang berfungsi. Pengelolaan abu belum dilakukan dengan baik. Selain

itu belum ada informasi akurat timbulan limbah medis karena 98% rumah sakit

belum melakukan pencatatan (Ditjen PP & PL, 2011).

Salah satu Rumah Sakit Milik Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta di

Kota Makassar, yang menjadi tempat penelitian merupakan rumah sakit yang

Page 14: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

3

termasuk dalam klasifikasi rumah sakit tipe B. Rumah sakit tipe B dipilih karena

di Kota Makassar hanya ada satu rumah sakit dengan pridikat tipe A sehingga

tidak dapat di bandingkan. Berdasarkan observasi awal Rumah Sakit Milik

Pemerintah memusnahkan limbahnya dengan insenerator, sedangkan Rumah Sakit

Swasta menyerahkan limbahnya kepada pihak ketiga. Letak kedua rumah sakit ini

berdekatan dengan lingkungan pemukiman dan perkantoran sehingga perlu

dilakukan monitoring pelaksanaan pengelolaan limbah medis sesuai dengan

Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1204 Tahun 2004 yang mengatur tentang

minimisasi limbah dan pengelolaan limbah medis rumah sakit untuk mencegah

terjadinya pencemaran lingkungan.

Berdasarkan latarbelakang di atas, peneliti tertarik untuk mengambil

konsentrasi mengenai “Evaluasi dan Perbandingan Pengelolaan Limbah

Medis Padat Rumah Sakit Milik Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta di

Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang tersebut

adalah:

1. Bagaimana karateristik limbah medis padat yang di hasilkan oleh Rumah

Sakit Milik Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta ?

2. Berapa timbulan limbah medis padat yang di hasilkan oleh Rumah Sakit

Milik Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta?

3. Bagaimana proses pengelolaan limbah medis padat yang di hasilkan oleh

Rumah Sakit Milik Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta pada penerapan

Page 15: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

4

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204/MENKES/SK/X/2004 menganai pengelolaan limbah rumah sakit ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan sumber dan karateristik limbah medis padat di Rumah Sakit

Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y.

2. Mengetahui jumlah timbulan limbah medis padat di Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y.

3. Mendeskripsikan pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit Rumah

Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y.

4. Membandingkan pengelolaan limbah medis padat yang di hasilkan oleh

Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y pada penerapan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204/MENKES/SK/X/2004 menganai pengelolaan limbah rumah sakit

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat berupa :

1. Penelitian ini diharapkan memberi masukan dan informasi dalam hal

pengelolaan, pengelolaan limbah medis padat Rumah Sakit Milik Pemerintah

dan Rumah Sakit Swasta.

2. Sebagai bahan kepustakaan yang dapat menambah wacana khususnya dalam

hal pengelolaan limbah medis padat yang di hasilkan oleh Rumah Sakit.

Page 16: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

5

E. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y yang menjadi

tempat penelitian merupakan rumah sakit dengan kualifikasi rumah sakit tipe

B.

2. Penelitian ini membandingkan proses pengelolaan limbah medis padat rumah

sakit dengan acuan standar Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.1204/Menkes/SK/X/2004.

3. Komponen yang diteliti meliputi timbulan (jumlah) dan karakteristik limbah

medis padat.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan tugas akhir ini, kami uraikan dalam

sistematika penulisan yang dibagi dalam 5 (Lima) pokok bahasan berturutturut

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan uraian dan pola umum yang diuraikan secara

singkat sebagai pendahuluan untuk memasuki bahasan selanjutnya

meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan tema penelitian. Dasar-

dasar yang digunakan dalam metode yang berkaitan pada enelitian ini

dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian penulis.

Page 17: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menyajikan langkah-langkah penelitian, mulai dari kerangka

penelitian, hingga penjelasan untuk tiap tahapan penelitian yang

berawal dari pengumpulan data, pengolahan dan analisa data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini meguraikan pelaksanaan kegiatan penelitian hingga hasil yang

di peroleh di olah dan dianalisis berdasarkan metodologi yang telah

ditentukan, sehingga pada bagian akhir dapat diuraikan hasil analisis

yang akan menjadi landasan untuk mengambil keputusan

BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan hasil analisis dari pembahasan yang

telah dilakukan bab sebelumnya. Terdapat juga saran yang

direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya atau untuk penerapan

hasil penelitian di lapangan.

Page 18: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan

personal terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik

modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk

pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar, 2004).

Menurut Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang rumah Rumah Sakit,

rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit, tugas rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna. Sedangkan fungsi rumah sakit adalah sebagai

berikut :

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna sesuai kebutuhan medis.

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya dalam rangka

peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Page 19: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

8

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang kesehatan

dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika

ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

3. Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 340 tahun 2010 tentang klasifikasi

rumah sakit, rumah sakit umum diklasifikasikan menjadi tipe A, tipe B, tipe C,dan

tipe D.

a. Rumah Sakit Kelas A

Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 Pelayanan

Spesialis Penunjang Medik, 12 Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 Pelayanan

Medik Sub Spesialis.

Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas A meliputi:

Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis

Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain,

Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik Sub Spesialis,

Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik, Dan

Pelayanan Penunjang Non Klinik. Jumlah tempat tidur minimal 400 buah Rumah

sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral

hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat.

b. Rumah Sakit Kelas B

Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 Pelayanan Medik Spelialis Dasar, 4 Pelayanan

Spesialis Penunjang Medik, 8 Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2

Page 20: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

9

Pelayanan Medik subspesialis Dasar. Jumlah tempat tidur minimal 200 buah.

Rumah sakit tipe B didirikan di setiap ibukota propinsi (provincial hospital) yang

menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.

c. Rumah Sakit Kelas C

Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4

Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. Kemampuan dan fasilitas rumah sakit

meliputi Pelayanan Medik Umun, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik

Spesialis Dasar, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang

Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik. Jumlah tempat tidur minimal 100

buah. Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di setiap kabupaten atau

kota (regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.

d. Rumah Sakit Kelas D

Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 2 Pelayanan Medik Spesialis Dasar. Jumlah

tempat tidur minimal 50 buah. Sama halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah

sakit tipe D juga menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas. Kriteria,

fasilitas, dan kemampuan Rumah Sakit Kelas D meliputi Pelayanan Medik

Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan

Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik, dan Pelayanan

Penunjang Non Klinik.

B. Kategori dan Sumber Limbah di Rumah Sakit

Limbah layanan kesehatan adalah mencakup semua hasil buangan yang

berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium. Limbah

Page 21: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

10

rumah sakit adalah limbah yang mencakup semua buangan yang berasal dari

kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat

mengandung mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan kimia beracun,

dan sebagian bersifat radio aktif (Wulandari,2012).

Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204 Tahun 2004 limbah rumah sakit terbagi 3 macam yaitu :

1. Limbah cair artinya semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari

kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,

bahan kimia beracun dan radio aktif yang berbahaya bagi kesehatan

2. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari

kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insenerator, dapur, perlengkapan

generator dan anastesi.

3. Limbah padat adalah semua limbah rumah sakit yang terdiri dari limbah

medis padat dan limbah padat non medis.

Limbah rumah sakit merupakan campuran yang heterogen sifat-sifatnya.

Seluruh jenis limbah ini dapat mengandung limbah berpotensi infeksi.

Kadangkala, limbah residu insenerasi dapat dikategorikan sebagai limbah B3 bila

insenerasi sebuah rumah sakit tidak sesuai dengan kriteria atau tidak dioperasikan

dengan sesuai. Berdasarkan bahaya atau tidaknya limbah rumah sakit dapat

digolongkan menjadi limbah medis padat dan non medis padat (Wulandari, 2012).

1. Limbah Medis Padat

Menurut U.S Environmental Protection Agency (2011) limbah medis

adalah limbah yang berasal dari pelayanan medik, perawatan gigi, farmasi,

penelitian, pengobatan, perawatan atau pendidikan yang menggunakan bahan-

Page 22: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

11

bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau membahayakan kecuali jika

dilakukan pengamanan tertentu. Limbah medis padat adalah limbah yang

langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien.

Limbah medis padat terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda

tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif,

limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang

tinggi.

Menurut Wulandari (2012) pewadahan limbah padat non medis dipisahkan

dari limbah medis padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam

khusus untuk limbah medis non padat Bentuk limbah klinis bermacam-macam

dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya. Berikut karateristik dari

limbah medis:

a. Limbah infeksius

Limbah yang terkontaminasi organisme patogen (bakteri, virus, parasit,

atau jamur) yang tidak secararutin ada lingkungan dan organisme tersebut dalam

jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia .

Menurut Kepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004 limbah infeksius adalah limbah

yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular

(perawatan intensif) atau limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan

mikrobiologi dari poliklinik dan ruangan perawatan atau isolasi penyakit menular.

b. Limbah patologis

Menurut Kepmenkes RI No. 1204 tahun 2004, limbah patologis adalah

Limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan yang sangat infeksius, otopsi,

organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau

Page 23: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

12

kontak dengan bahan yang sangat infeksius. Jaringan tubuh yang tampak nyata

seperti anggota badan dan placenta yang tidak memerlukan pengesahan

penguburan hendaknya dikemas secara khusus, diberi label dan dibuang ke

incinerator di bawah pengawasan petugas berwenang. Cairan tubuh, terutama

darah dan cairan yang terkontaminasi berat oleh darah harus diperlakukan dengan

hati-hati.

c. Limbah Sitotoksis

Limbah sitotoksi adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari

persiapan dan pemberian obat sitotoksi untuk kemoterapi kanker yang

mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel

(Prüss, Giroult, & Rushbrook, 2005).

d. Limbah Farmasi

Menurut Kepmenkes RI No.1204 Tahun 2004, limbah farmasi mencakup

produksi farmasi. Kategori ini juga mencakup barang yang akan di buang setelah

digunakan untuk menangani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang

berisi residu, sarung tangan, masker, selang penghubung darah atau cairan, dan

ampul obat.

Limbah farmasi berasal dari, Obat-obatan yang kadaluwarsa,obat-obatan

yang terbuang karena tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang

terkontaminasi,obat-obatan yang tidak diperlukan oleh institusi yang bersangkutan

dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan (Sumisih, 2010).

Page 24: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

13

e. Limbah kimia

Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan kimia

dalam tindakan medis, veterinary, laboratorium, proses strerilisasi dan riset

(Depkes RI, 2002).

f. Limbah radioaktif

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radioisotop

yang berasal dari penggunaan media atau riset radionuclida. Limbah ini dapat

berasal dari tindakan kedokteran nuklir, radio immunoassay, dan bakteriologis

dapat berbentuk padat, cair atau gas (Sumisih, 2010).

g. Benda tajam

Merupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk.

Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera

melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin

terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau

radioaktif. Seperti Jarum, jarum suntik, skalpel, pisau bedah, peralatan infus,

gergaji bedah, dan pecahan kaca (Wulandari, 2011).

h. Kontainer bertekanan

Limbah yang berasal dari berbagai jenis gas yang digunakan di rumah

sakit. Seperti, tabung gas, kaleng aerosol yang mengandung residu, gas cartridge

(Wulandari, 2011).

2. Limbah Non Medis

Menurut Kepmenkes RI No.1204 Tahun 2004, limbah non medis padat

adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang

Page 25: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

14

berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan

kembali apabila ada teknologinya.

C. Timbulan Limbah Rumah Sakit

Menurut WHO (1999), rata-rata produksi limbah rumah sakit di

Negaranegara maju seperti Eropa dan Amerika mencapai 5-8 kg/TT perhari.

Menurut Ditjen PP & PL (2003), yang menyatakan bahwa rata-rata timbulan

limbah medis dari RS 0,14 kg/TT perhari dan diperkirakan jumlah limbah medis

dalam 1 tahun sebanyak 3.895 ton.

Menurut Askarian, Vakili, dan Kabir (2004), faktor yang mempengaruhi

timbulan limbah rumah sakit antara lain tingkat hunian (BOR), jenis pelayanan

kesehatan yang diberikan, status ekonomi, sosial dan budaya pasien dan lokasi

geografis. Serupa dengan hasil penelitian Perdani (2011) yang menunjukkan

bahwa komposisi limbah medis dipengaruhi oleh pelayanan yang ditawarkan

suatu fasilitas kesehatan.

Menurut Cheng et al (2008), yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas

limbah yang dihasilkan yaitu tipe rumah sakit, outpatients per hari, total jumlah

tempat tidur, jumlah tempat tidur untuk penyakit menular.Faktor yang

mempengaruhi kuantitas limbah di rumah sakit di berbagai negara yaitu gaya

hidup yang berbeda, dan cara bagaimana limbah disegregasi dan dikategorikan di

berbagai negara.

D. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

Pengelolaan sampah harus dilakukan dengan benar dan efektif serta

memenuhi persyaratan sanitasi. Sebagai suatu yang tidak digunakan lagi, tidak

Page 26: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

15

disenangi, dan harus dibuang maka sampah tentu harus dikelola dengan baik.

Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (Dewy,

2014).

Pengelolaan limbah medis menurut WHO (2005) beberapa elemen penting

dalam pengelolaan limbah rumah sakit yaitu minimisasi limbah, pelabelan dan

pengemasan, transportasi, penyimpanan, pengolahan, dan pembuangan limbah.

Pengelolaan limbah RS dilakukan dengan berbagai cara. Yang diutamakan adalah

sterilisasi, yakni berupa pengurangan (reduce) dalam volume, penggunaan

kembali (reuse) dengan sterilisasi lebih dulu, daur ulang (recycle), dan

pengolahan (treatment).

1. Minimisasi Limbah

Menurut Bapedal (1992) minimisasi limbah adalah upaya untuk

mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang

berasal dari proses produksi, dengan cara reduksi pada sumbernya dan/atau

pemanfaatan limbah berupa reuce, rerecycle, dan recovery. Sedangkan menurut

Kepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004 disebutkan bahwa minimisasi limbah

merupakan salah satu upaya untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan

oleh kegiatan pelayanan kesehatan. Jadi, minimisasi limbah medis yaitu upaya

yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan

dengan cara mengurangi bahan (reduse), menggunakan kembali (reuse), dan daur

ulang (recycle).

Untuk memahami bagaimana cara meminisasi limbah ada beberapa hal

yang dilakukan yaitu informasi mengenai jenis material yang dapat direduksi

Page 27: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

16

ataupun dimanfaatkan kembali, volume produksi limbah yang dihasilkan, upaya

minimisasi limbah yang telah dilakukan, analisis biaya untuk menentukan

kemungkinan perubahan praktek yang dilakukan, prioritas upaya berdasarkan

peraturan yang berlaku, biaya, volume, dan lainnya, serta identifikasi peluang

minimisasi limbah baik reduksi limbah pada sumbernya, penggunaan kembali

limbah, maupun daur ulang limbah (Lee, 1992).

a. Reduksi Pada Sumber

Reduksi atau menghilangkan limbah dari sumbernya merupakan upaya

yang harus dilaksanakan pertama kali karena upaya ini bersifat preventif yaitu

mengurangi atau mencegah terjadinya limbah yang keluar dari proses produksi.

Reduksi limbah pada sumbernya adalah upaya untuk mengurangi volume,

konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke lingkungan

(Bishop,2001).

Konsep meminisasi limbah berupa reduksi limbah langsung dari

sumbernya menggunakan pendekatan pencegahan dan teknik yang meliputi

perubahan bahan baku (pengelolaan bahan dan modifikasi bahan), perubahan

teknologi (modifikasi proses dan teknologi bersih), praktek operasi yang baik

(housekeeping, segregasi limbah, preventive maintenance), dan perubahan produk

yang tidak berbahaya (Bapedal, 1992).

b. Melakukan Housekeeping

Yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya

ceceran, tumpahan atau kebocoran bahan serta menangani limbah yang terjadi

dengan sebaik mungkin seperti mengutamakan metode pembersihan secara fisik

daripada secara kimiawi, menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.

Page 28: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

17

c. Pemilahan (Segregasi) Limbah

Yakni memisahkan berbagai jenis limbah menurut jenis komponen,

konsentrasi atau keadannya, sehingga dapat mempermudah, mengurangi volume,

atau mengurang biaya pengolahan limbah.

d. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Yaitu pemeliharaan/penggantian alat atau bagian alat menurut waktu yang

telah dijadwalkan. Tujuan dan preventive maintenance untuk melindungi asetdan

meningkatkan keandalan sistem, mengurangi biaya penggantian, mengurangi

cedera (IAPA, 2007). Tempat pewadahan/kontainer limbah infeksius harus segera

dibersihkan dengan dengan larutan desinfektan apabila akan dipergunakan

kembali, sedangkan untuk kantong plastik yang telah dipakai dan kontak langsung

dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi.

e. Pengelolaan bahan (material inventory)

Yaitu suatu upaya agar tersediaan bahan selalu cukup untuk menjamin

kelancaran proses kegiatan, namun tidak berlebihan sehingga tidak menimbulkan

gangguan lingkungan, sedangkan penyimpanan agar tetap rapi dan terkontrol.

Pengelolaan bahan sangat tepat untuk dilakukan di unit Farmasi dan Laboratorium

rumah sakit seperti manajemen persediaan yang cermat dan menyeluruh sehingga

dapat menurunkan kuantitas limbah yang dihasilkan.

Limbah bahan kimia atau sediaan farmasi obat-obatan yang tercecer atau

yang terkontaminasi dalam jumlah kecil dapat disatukan dengan limbah infeksius.

Limbah bahan kimia dalam jumlah besar tidak boleh dikumpulkan dalam kantong

plastik atau konteiner berwarna kuning (Pruss, Giroult, & Rushbrook, 2005).

Page 29: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

18

2. Pemilahan Limbah

Cara yang paling tepat dalam pengelolaan limbah medis adalah dengan

melakukan pemilahan limbah berdasarkan warna kantong atau kontainer plastik

yang digunakan. Hal ini dapat meminimalkan volume limbah medis yang

infeksius dan mengurangi biaya untuk pembuangan limbah tersebut (Hasan et al,

2008).

Pemilahan dan pengurangan jumlah limbah hendaknya

mempertimbangkan hal sebagai berikut (Depkes,2006) :

1. Kelancaran penangan dan penampungan limbah

2. Pengurangan jumlah limbah yang memerlukan perlakuan khusus, dengan

pemisahan limbah B3 dan non B3.

3. Diusahakan untuk menggunakan bahan kimia non B3.

4. Pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk

mengurangi biaya, tenaga kerja, dan pembuangan limbah. Pelabelan

merupakan sistem pengkodean warna dimana limbah harus disimpan pada

kontainer pada saat pemilahan. Seperti kantong plastik kuning untuk limbah

infeksius dan hitam untuk limbah non infeksius (WHO,2005).

Wilburn & Eijkemans (2004) menyebutkan limbah dapat dengan mudah

dipisahkan pada sumbernya dengan menyediakan minimal tiga wadah terpisah

harus disediakan di setiap ruang perawatan, poliknik, laboratorium, dan lain-lain.

Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia pewadahan yang terpisah

dengan limbah padat non-medis. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam

satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya, wadah tersebut

harus anti bocor, anti tusuk, dan tidak mudah dibuka sehingga orang yang tidak

Page 30: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

19

berkepentingan tidak dapat membukanya atau di tampung pada tempat khusus

(safety box) seperti botol atau karton yang aman (Ditjen P2MPL,2004).

3. Pengumpulan Limbah Medis

Pada tahap pengumpulan limbah, menurut Pruss, Giroult & Rushbrook

(2005), menyebutkan bahwa kontainer harus diangkat jika sudah tiga perempat

penuh. Kantong plastik yang terisi penuh mungkin perlu diikat dengan

menggunakan label pengikat.Rumah sakit harus mempunyai program rutin untuk

pengumpulan limbah Karena limbah jangan sampai menumpuk di satu titik

pengumpulan. Pengumpulan limbah dilakukan oleh petugas kebersihan. Limbah

harus dikumpulkan setiap hari dan diangkut ke tempat penampungan yang telah

ditentukan. Persediaan kantong plastik dan kontainer harus tersedia di semua

tempat yang menghasilkan limbah.

4. Pengangkutan Limbah Medis

Setelah proses pengumpulan limbah, maka tahap selanjutnya adalah

pengangkutan limbah. Dalam proses pengangkutan limbah, disarankan

menggunakan alat angkut yang terpisah antara limbah padat medis dan non medis

dan tidak boleh digunakan untuk mengangkut materi lainnya (Depkes, 2006).

Pengangkutan limbah medis harus menggunakan alat angkut berupa

kereta, gerobak, atau troli (Kepmenkes, 2004). Syarat-syarat tempat untuk

mengangkut limbah adalah :

- Permukaan harus licin, rata dan tidak tembus.

- Mudah dibersihkan dan dikeringkan

- Tidak akan menjadi sarang serangga

Page 31: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

20

Dalam proses pengangkutan limbah medis, disarankan menggunakan alat

angkut yang terpisah antara limbah medis dengan limbah domestic dan tidak

boleh digunakan untuk mengangkut materi lainnya. Pengangkutan limbah dari

ruang atau unit yang ada di rumah sakit ke tempat penampungan sementara

hendaknya melalui rute yang paling cepat yang harus direncanakan sebelum

perjalanan dimulai atau sudah ditetapkan. Transportasi yang sesuai dapat

mengurangi resiko yang dihadapi pekerja yang terpajan limbah (Pruss, Giroult, &

Rushbrook,2005).

Jika pengangkutan menggunakan lift, disarankan jangan menggunakan lift

yang sama untuk lift pasien/pengunjung/makanan, terutama untuk pengangkutan

limbah medis. Jika terjadi kebocoran atau cecran limbah medis segera untuk

dilakukan pembersihan dengan menggunakan klorin 0,5% . Desinfeksi kontainer

dengan menggunakan klorin 0,5% kemudian dibilas dengan air bersih

(WHO,2005).

5. Penampungan Limbah Medis

Setelah pengumpulan dari sumber penghasil limbah kemudian di

tempatkan pada tempat penampungan sementara. Menurut pruss, giroult, dan

rushbrook (2005), tempat penampungan harus memiliki lantai yang kokoh

dilengkapi dengan drainase yang baik dan mudah dibersihkan serta didesinfeksi.

Selain itu, tidak boleh berada dekat dengan lokasi penyimpanan bahan makanan

atau dapur. Harus ada pencahayaan yang baik serta kemudahan akses untuk

kendaraan pengumpul limbah.

Page 32: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

21

Lokasi untuk tempat penyimpanan limbah yang berbahaya dan bercun

minimum berjarak 50 meter dari lokasi fasilitas umum dan daerah bebas banjir

sehingga aman dari kemungkinan terkena banjir (Bapedal, 1995).

Area penyimpanan harus diamankan untuk mencegah binatang, anak-anak,

memasuki dan mengakses daerah tersebut. Selain itu, harus kedap air (sebaiknya

beton), terlindung dari air hujan, harus aman, dipagari dengan penanda yang tepat

(OXFAM, 2008). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesi

Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai

iklim teropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau

paling lama 24 jam.

6. Pemusnahan Limbah Medis

Setelah limbah medis ditampung dalam TPS, proses selanjutnya yaitu

pengolahan limbah medis yaitu pemusnahan dan pembuangan akhir. Menurut PP

No. 18 tahun 1999 Nomor 85 Tahun 1999, pengolahan limbah medis yang

termasuk kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah proses untuk

mengubah jenis, jumlah, dan karakteristik limbah B3 menjadi tidak berbahaya

dan/atau tidak beracun sebelum ditimbun dan/ atau memungkinkan untuk

dimanfaatkan kembali.

Pemusnahan dan pembuangan yang aman merupakan langkah kunci dalam

pengurangan penyakit atau cedera melalui kontak dengan bahan yang berpotensi

menimbulkan resiko kesehatan dan pencemaran lingkungan (Blenkharn, 2006).

7. Penyerahan Limbah Kepada Pihak Ketiga

Pihak ketiga pengelola limbah adalah sebuah perusahaan yang

bertanggung jawab dalam proses pengolahan limbah yang dihasilkan oleh pihak

Page 33: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

22

pertama yang telah sesuai perijinan yang diproleh termasuk berkenan dengan izin-

izin mengenai pengumpulan maupun penimbunan limbah B3 (bahan berbahaya

dan beracun).

E. Teknologi Pengolahan dan Pembuangan Limbah Rumah Sakit

Sebagian besar limbah klinis dan yang sejenis itu dibuang dengan

insenerator atau landfill. Metode yang digunakan tergantung pada faktor khusus

yang sesuai dengan institusi, peraturan yang berlaku, dan aspek lingkungan yang

berpengaruh terhadap masyarakat. Penanganan untuk limbah yang berasal dari

rumah sakit, sebelum dibuang ke landfill, limbah harus mendapat perlakuan yaitu:

1. Insenerasi

Insenerasi adalah proses pembakaran sampah dengan suhu tinggi yang

dapat dikendalikan. Penggunaan insenerator dalam pengolahan limbah medis

merupakan salah satu cara pengolahan yang lazim dilakukan di rumah sakit

karena tidak membutuhkan lahan yang luas secara praktis dalam

pengoperasiannya. Jika dioperasikan dengan benar, dapat memusnahkan patogen

dari limbah dan mengurangi kuantitas limbah menjadi abu. Perlengkapan

insenerasi harus diperhatikan dengan cermat berdasarkan sarana dan prasarana

serta situasi di rumah sakit (Prüss, Giroult, & Rushbrook, 2005).

Pembersihan debu dilakukan setiap hari atau setiap 2-3 hari. Pengeluaran

abu dilakukan dengan menggunakan sekop dan proses pembakaran dapat berjalan

secara otomatis. Pengoperasian insenerator harus dilakukan oleh petugas yang

sudah mendapatkan pelatihan dan harus selalu dipantau terhadap pembacaan

parameter operasional dan kondisi insenerator (Prüss, Giroult, & Rushbrook,

2005)

Page 34: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

23

2. Autoclaving

Autoclaving merupakan proses desinfeksi termal basah yang efisien.

Biasanya, autoclave dipakai di rumah sakit untuk sterilisasi alat yang dapat didaur

ulang, dan unit ini hanya mampu member perlakuan pada limbah yang jumlahnya

terbatas. Dengan demikian, autoclave umumnya digunakan hanya untuk limbah

yang sangat infeksius, seperti kultur mikroba dan benda tajam. Kantong limbah

plastik biasa hendaknya tidak digunakan karena tidak tahan panas dan akan

meleleh selama autoclaving. Karena itu diperlukan kantong autoclaving. Pada

kantong ini terdapat indicator, seperti pita autoclave yang menunjukkan bahwa

kantong telah mengalami perlakuan panas yang cukup (Prüss, Giroult, &

Rushbrook, 2005).

Autoclave yang digunakan secara rutin untuk limbah biologis harus diuji

minimal setahun sekali untuk menjamin hasil yang optimal. Rumah sakit dengan

saranaprasarana terbatas harus memiliki satu autoclave. Kelebihan dari proses ini

adalah lebih efisien, ramah lingkungan, dan biaya operasional yang relative

rendah. Kelemahannya adalah hanya dapat mengolah limbah dalam jumlah

terbatas dan jenis tertentuu (Prüss, Giroult, & Rushbrook, 2005).

3. Desinfeksi dengan Bahan Kimia

Desinfeksi kimia merupakan suatu proses yang efisien, tetapi sangat mahal

jika harga desinfektannya lebih tinggi. Agar pelakasanaan berlangsung aman,

diperlukan teknisi ahli yang dibekali dengan peralatan pelindung yang adekuat

sehingga metode ini tidak direkomendasikan untuk semua limbah infeksius,

namun sangat bermanfaat untuk limbah benda tajam yang dapat didaur ulang atau

desinfeksi kotoran dari pasien kolera (Prüss, Giroult, & Rushbrook, 2005).

Page 35: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

24

4. Sanitary Landfill

Sanitary landfill didesain dengan sedikitnya empat kelebihan dari metode

pembuangan terbuka: isolasi limbah secara geologis dari lingkungan, persiapan

teknis yang tepat sebelum lokasi siap menerima limbah, staf ada ditempat untuk

mengontrol aktifitas operasional, dan pembuangan serta penutupan limbah setiap

hari yang terkelola. Rekomendasi lain yang dapat digunakan untuk pembuangan

limbah rumah sakit yaitu dengan menggali lubang kecil sedalam 2 meter dan

tinggi isinya harus mencapai 1-1,5 meter. Setelah diisi limbah, lubang harus

segera ditutup dengan lapisan tanah setebal 10-15 cm. Jika tidak mungkin ditutup

dengan tanah, batu kapur dapat dihamburkan diatas limbah. Dengan metode ini

akan mempermudah staf landfill untuk mengawasi pemulungan (Prüss, Giroult, &

Rushbrook, 2005).

F. Peraturan Pengelolaan Limbah Medis Padat

Peneliti mengkaji peraturan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit terkhusus pada limbah medis padat. Adapun kandungan

dalam aturan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Persyaratan Pengelolaan Limbah Medis Padat

a. Minimalisasi Limbah

1) Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.

2) Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan

kimia yang berbahaya dan beracun.

3) Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan

farmasi.

Page 36: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

25

4) peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari

pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi

dari pihak yang berwenang.

b. Pemilahan, Pewadahan, pemanfaatan kembali dan daur ulang

1) Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan

limbah.

2) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah

yang tidak dimanfaatkan kembali.

3) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa

memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti

bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang

tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.

4) Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan

kembali.

5) Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui

proses sterilisasi tes Bacillus stearothermophilus dan untuk sterilisasi

kimia harus dilakukan tes Bacillus subtilis.

6) Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.

Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum sekali pakai (disposable),

limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui

proses salah satu metode sterilisasi pada Tabel 1.

Page 37: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

26

Tabel 1 Metode Sterilisasi untuk limbah yang dimanfaatkan kembali

Metode Sterilisasi Suhu Waktu Kontak

Sterilisasi dengan panas

- Sterilisasi kering dalam

oven „Poupinel‟

- Sterilisasi basah dalam

otoklave

Sterilisasi dengan bahan

kimia

- Ethylene oxide (gas)

- Glutaradehyde (cair)

160o C

170o C

121oC

50oC-60

o C

-

120 MENIT

60 MENIT

30 MENIT

3-8 JAM

30 MENIT

Sumber : Kepmenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004

7) Pewadahan limbah medis padat harus memeunuhi persyaratan dengan

penggunaan wadah dan label seperti pada tabel 2.

8) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk

pemulihan perak yang dihasilkan dari proses film sinar X.

9) Limbah sitoktoksik dikumpulakn dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan

diberi label bertuliskan “Limbah Sitotoksik”.

Page 38: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

27

Tabel 2 Jenis pelabelan padawadah limbah medis padat

No Kategori Warna Kontainer/

Kantong Plastik Lambang Keterangan

1 Radioaktif Merah

Kantong boks

timbal dengan

simbol radioaktif

2 Sangat Infeksius Kuning

Kantong plastik

kuat, anti

bocor, atau

kontainer yang

dapat disterilisasi

dengan

otoklaf

3

Limbah Infeksius,

patologi dan

anatomi

Kuning

Kantong plastik

kuat dan anti

bocor, atau

container

4 Sitotoksis Ungu

Kontainer plastik

kuat dan anti

Bocor

5 Limbah kimia dan

Farmasi Coklat -

Kantong plastik

atau container

Sumber : Kepmenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004

c. Pengumpulan, pengangkutan, dan penyimpanan limbah medis padat di

lingkungan rumah sakit

1) Pengumpulan limbah medis padat dari stiap ruangan penghasil limbah

menggunakan troli khusus yang tertutup .

2) Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada

musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam

d. Pengumpulan, pengemasan dan pengangkutan ke luar rumah sakit

1) Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada tempat yang kuat.

2) Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaran

khusus.

Page 39: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

28

e. Pengolahan dan pemusnahan

1) Limbah medis padat tidak diperbolehkan membuang langsung ke tempat

pembuangan akhir limbah domestic sebelum aman bagi kesehatan.

2) Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat

disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis

padat yang ada, dengan pemanasan menggunakan otoklave atau dengan

pembakaran menggunakan insinerator.

2. Tata Laksana Pengelolaan Limbah Rumah Medis Padat

a. Minimisasi Limbah

1) Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum

membelinya.

2) Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.

3) Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara

kimiawi.

4) Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam

kegiatan perawatan dan kebersihan.

5) Memonitor alur pengguna bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi

limbah bahan bahan berbahaya dan beracun.

6) Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.

7) Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal untuk

menghindari kadaluarsa.

8) Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.

9) Mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saat diantar oleh

distributor.

Page 40: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

29

b. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang

1) Dilakukan pemilahan jenis limbah medis padat mulai dari sumber yang

terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam,

limbah farmasi, limbah sitotoksik, limbah kimiawi, limbah radioaktif,

limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat

yang tinggi.

2) Tempat pewadahan limbah medis padat:

- Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air,

dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya,

misalnya fiberglass.

- Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat

pewadahan yang terpisah dengan limbah padat non-medis.

- Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3

bagian telah terisi limbah.

- Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus

(safety box) seperti botol atau karton yang aman.

- Tempat pewadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksik yang

tidak langsung disinfektan apabila akan telah dipergunakan kembali,

sedangkan untuk kantong plastic yang telah dipaki dan kontak

langsung dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi.

3) Bahan atau alat yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui

sterilisasi meliputi pisau bedah (scalpel), jarum hipodermik, syringes,

botol gelas, dan container.

Page 41: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

30

4) Alat-alat lain yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui sterilisasi

adalah radionukleida yang telah diatur tahan lama untuk radioterapi sperti

pins, neddles, atau seeds.

5) Apabila sterilisasi yang dilakukan adalah sterilisasi dengan ethylene

oxide, maka tanki reactor harus dikeringkan sebelum dilakukan injeksi

ethylene oxide. Oleh karena gas tersebut sangat berbahaya maka

sterilisasi harus dilakukan oleh petugas yang terlatih. Sedangkan

sterilisasi harus dengan glutaradehyde lebih aman dalam

pengoperasiannya tetapi kurang efektif secara mikrobiologi.

6) Upaya khusus harus dilakukan apabila terbukti ada kasus pencemaran

spongiform encephalopathies.

c. Tempat Penampungan Sementara

1) Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkunagnya harus

membakar limbahnya selambat-lambatnya 24 jam.

2) Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator, maka limbah medis

padatnya harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit atau

pihak lain yang mempunyai insinerator untuk dilakukan pemusnahan

selambat-lmbatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang

d. Transportasi

1) Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kendaraan

pengangkut harus diletakkan dalam container yang kuat dan tertutup.

2) Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia

maupun binatang.

Page 42: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

31

3) Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri

yang terdiri :

- Topi/helm

- Masker

- Pelindung mata

- Pakaian panjang (coverall)

- Apron untuk industry

- Pelindung kaki/ sepatu boot

- Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves).

e. Pengelolaan, Pemusnahan dan Pembuangan Akhir Limbah Padat

1) Limbah Infeksius dan Benda Tajam

Limbah yang sangat infeksius seperti baiakan atau persediaan agen

infeksius dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan panas dan

basah seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbah infeksius yang

lain cukup dengan cara disinfeksi. Benda tajam harus diolah dengan

insinerator bila memungkinkan, dan dapat diolah bersama dengan limbah

infeksius lainnya. kapsulasi juga cocok untuk benda tajam. Setelah insinerasi

atau disinfeksi, residunya dapat dibuang ke tempat pembuangan B3 atau

dibuang ke landfill jika residunya sudah aman.

2) Limbah Farmasi

Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insinerator

pirolitik (pyrolitic incinerator), rotary kiln, dikubur secara aman, sanitary

landfill, dibuang ke sarana air limbah atau inersisasi. Tetapi dalam jumlah

besar harus menggunakan fasilitas pengolahan yang khusus rotary kiln,

Page 43: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

32

kapsulisasi dalam drumlogam, dan inersisasi.Limbah padat farmasi dalam

jumlah besar harus dikembalikan kepada distributor, sedangkan bila dalam

jumlah sedikit dan tidak memungkinkan dikembalikan, supaya dimusnahkan

melalui insinerator pada suhu di atas 1.000o C sel.

3) Limbah Sitotoksis

Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan

penimbunan (landfill) atau ke saluran limbah umum. Pembuangan yang

dianjurkan adalah dikembalikan ke perusahaan penghasil atau distributornya,

insinerasi pada suhu tinggi, dan degradasi kimia. Bahan yang belum dipakai

dan kemasannya masih utuh karena kadaluarsa harus dikembalikan ke

distributor apabila tidak ada insinerator dan diberi keterangan bahwa obat

tersebut sudah kadaluarsa atau tidak lagi dipakai sel.

4) Limbah dengan Kandungan Logam Berat Tinggi

Limbah dengan kandungan mercuri atau kadmium tidak boleh dibakar

atau diinsinerasi karena berisiko mencemari udara dengan uap beracun dan

tidak boleh dibuang ke landfill karena dapat mencemari air tanah.Cara yang

disarankan adalah dikirim ke negara yang mempunyai fasilitas pengolah

limbah dengan kandungan logam berat tinggi. Bila tidak memungkinkan,

limbah dibuang ke tempat penyimpanan yang aman sebagai pembuanagan

akhir untuk limbah industri yang berbahaya. Cara lain yang paling sederhana

adalah dengan kapsulisasi kemudian dilanjutkan dengan landfill. Bila hanya

dalam jumlah kecil dapat dibuang dengan limbah biasa sel.

Page 44: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

33

5) Limbah Bahan Kimiawi

a. Pembuangan Limbah Kimia Biasa

Limbah kimia biasa yang tidak bisa didaur ulang seperti gula, asam

amino, dan garam tertentu dapat dibuang ke saluran air kotor. Namun

demikian, pembuangan tersebut harus memenuhi persyaratan konsentrasi

bahan pencemar yang ada seperti bahan melayang, suhu, dan pH.

b. Pembuangan Limbah Kimia Berbahaya Dalam Jumlah Kecil

Limbah bahan berbahaya dalam jumlah kecil seperti residu yang terdapat

dalam kemasan sebaiknya dibuang dengan insinerasi pirolik, kapsulisasi,

dan ditimbun (landfill).

c. Pembuangan limbah kimia berbahaya dalam jumlah besar

Tidak ada cara pembuanagn yang aman dan sekaligus murah untuk

limbah berbahaya. Pembuangannya lebih ditentukan kepada sifat bahaya

yang dikandung oleh limbah tersebut. Limbah tertentu yang bisa dibakar

seperti banyak bahan peralut dapat diinsinerasi. Namun bahan pelarut

dalam jumlah besar seperti pelarut halogenida yang mengandung klorin

atau florin tidak boleh diinsinerasi kecuali insineratornya dilengkapi

dengan alat pembersih gas.

Cara lain adalah dengan mengembalikan bahan kimia berbahaya

tersebut ke distributornya yang akan menangani nya dengan aman, atau

dikirim ke Negara lain yang mempunyai peralatan yang cocok untuk

mengolahnya.

Limbah berbahaya yang komposisinya berbeda harus dipisahkan

untuk menghindari reaksi kimia yang tidak diinginkan.Limbah kimia

Page 45: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

34

berbahaya dalam jumlah besar tidak boleh ditimbun karena dapat mencemari

air tanah. Limbah kimia disinfeksikan dalam jumlah besar tidak boleh

dikapsulasi karena sifatnya yang korosif dan mudah terbakar. Limbah padat

bahan kimia berbahaya cara pembuangannya harus dikonsultasikan terlebih

dahulu kepada instansi yang berwenang sel.

6) Kontainer Bertekanan

Cara yang terbaik untuk menangani limbah container bertekanan

adalah dengan daur ulang atau penggunaan kembali. Apabila masih dalam

kondisi utuh dapat dikembalikan ke distributor untuk pengisian ulang gas.

Agen halogenida dalam bentuk cair dan dikemas dalam botol harus

diperlakukan sebagai limbah bahan kimia berbahaya untuk pembuangannya.

Cara pembuangan yang tidak diperbolehkan adalah pembakaran atau

insinerasi karena dapat meledak sel.

7) Limbah Radioaktif

a. Pengelolaan limbah radioaktif yang aman harus diatur dalam

kebijakan dan strategi nasional yang menyangkut peraturan,

infrastruktur, organisasi pelaksana dan tenaga yang terlatih.

b. Setiap rumah sakit yang menggunakan sumber radioaktif yang

terbuka untuk keperluan diagnose, terapi atau penelitian harus

menyiapkan tenaga khusus yang telatih khusus di bidang radiasi.

c. Tenaga tersebut bertanggung jawab dalam pemakaian bahan

radioaktif yang aman dan melakukan pencatatan.

Page 46: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

35

G. Dampak Negatif Limbah Medis

Limbah rumah sakit berupa buangan padat, cairan, dan gas yang banyak

mengandung kuman patogen, zat kimia beracun, zat radioaktif, dan zat lain.

Buangan tesebut dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan kelestarian

lingkungan ataupun ekosistem di dalam dan sekitar rumah sakit. Pembuangan

limbah medis yang sembarangan seperti limbah benda tajam dan limbah infeksius

dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan kontaminasi lingkungan oleh

bahan kimia berbahaya dan beracun (Abdulla, Qdais, & Rabi, 2007). Limbah

medis menghasilkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan jika tidak

dikelola dengan baik.

1. Resiko Terhadap Kesehatan Masyarakat

Menurut Prüss, Giroult, dan Rushbrook (2005), pajanan limbah rumah

sakit yang berbahaya dapat mengakibatkan tertular penyakit atau cedera.

a. Resiko Tertular Penyakit

Resiko tertular penyakit melalui kontak langsung dengan limbah medis

dapat ditularkan kepada kelompok masyarakat rumah sakit yang rentan yaitu

dokter, perawat, pasien rawat inap atau yang berobat jalan, pengunjung atau

pengantar orang sakit, karyawan rumah sakit, serta masyarakat di sekitar rumah

sakit. Selain itu, pemulung yang mengumpulkan limbah untuk didaurulang dari

tempat pembuangan akhir limbah beresiko cedera dari benda tajam dan kontak

langsung dengan bahan infeksius (Rahman, 1999).

Resiko tertular penyakit yang berasal dari limbah medis karena

mengandung agen penyakit berupa limbah yang bersifat infeksius, bahan kimia

toksik, dan radioaktif. Agen tersebut dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui

Page 47: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

36

empat jalur yaitu kulit, selaput lendir, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan.

Pemaparan dapat terjadi melalui percikan cairan yang mengandung kuman yang

masuk ke dalam selaput lendir (selaput lendir mata, hidung, dan mulut)

(Reindharts & Gordon, 1995).

Menurut WHO (2003), kategori limbah yang paling sering menimbulkan

dampak terhadap kesehatan yaitu limbah infeksius dan benda tajam karena limbah

infeksius mengandung berbagai macam mikroorganisme patogen melalui jalur

luka dikulit, membran mukosa, saluran pernapasan, dan pencernaan, sedangkan

limbah benda tajam merupakan kelompok limbah yang sangat berbahaya karena

memiliki risiko ganda (cedera dan penularan penyakit). Akibat kontak langsung

dengan benda tajam berupa jarum suntik dapat menyebabkan infeksi Hepatitis B

dan C, serta HIV. Perawat dan tenaga kebersihan merupakan kelompok orang

yang paling berisiko mengalami cedera. Angka cedera tahunan mencapai 10-20

orang per 1000 pekerja. Studi epidemiologis menunjukkan bahwa orang yang

mengalami satu kali tertusuk dengan jarum suntik yang telah terkontaminasi akan

memiliki risiko terinfeksi Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV masing-masing 30%,

1,8%, dan 0,3% (WHO, 2004).

b. Resiko Kecelakaan

Petugas yang mengelola limbah medis akan berisiko mengalami

kecelakaan kerja seperti tertusuk benda tajam saat mengangkut atau memindahkan

limbah. Resiko tersebut terus ada setiap proses penanganan limbah yaitu selama

limbah dibuang, dikumpulkan, dipindahkan untuk dimusnahkan. Berdasarkan

penelitian Nsubuga, Fredrich, dan Jaakkola (2005), menunjukkan bahwa 57%

perawat dan bidan telah mengalami setidaknya paling sedikit satu kali tertusuk

Page 48: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

37

jarum suntik pada tahun 2004. Hanya 18% tidak mengalami cedera. Tingkat

cedera jarum suntik adalah 4,2 per orang-tahun. Analisis menunjukkan bahwa

faktor risiko yang paling penting untuk luka jarum suntik adalah kurangnya

pelatihan tentang cedera tersebut, bekerja selama lebih dari 40 jam/minggu, tidak

menggunakan sarung tangan jika menangani jarum suntik. Menurut WHO (2003),

ada dua penyebab yang paling umum dari kejadian tertusuk jarum suntik yaitu

recapping jarum suntik dan pembuangan limbah secara sembarangan.

2. Resiko Terhadap Lingkungan

Limbah medis selain menimbulkan dampak buruk terhadap pencemaran

lingkungan meliputi pencemaran air (water borne diseases). Pencemaran tanah

(soil borne diseases) seperti pembuangan limbah secara terbuka (open dumping)

dapat menimbulkan bahaya lingkungan terhadap masyarakat sebab berpotensi

menimbulkan cedera atau penularan penyakit akibat kontal langsung. Pencemaran

udara (air borne diseases) seperti pemusnahan limbah medis dengan cara dibakar

dengan menggunakan insinerator dengan suhu rendah dapat menghasilkan emisi

gas yang sangat beracun. Menurut OSPHAR Commission UK yang dikutip Ditjen

PP & PL (2011), tiap tahun 7,41 ton merkuri dari dental amalgam dibuang ke

selokan, atmosfir, dan tanah. Selain itu, 11,5 ton direcycling atau dibuang bersama

limbah klinis.

H. Keterkaitan Penelitian

Penelitian-penelitian terkait yang telah dilakukan sebelumnya oleh Puri

Wulandari (2011) pada RS Haji Jakarta dengan metode penelitian tersebut

diketahui timbulan limbah medis RS Haji jakarta adalah 0,14 kg/pasien per hari.

Karateristik limbah yang di hasilkan meliputi limbah infeksius, limbah benda

Page 49: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

38

tajam, limbah patologi, limbah kimia, dan limbah farmasi. Pemilahan limbah pada

RS Haji Jakarta beluma sesuai dengan Kepmenkes 1204 Tahun 2004 karena

limbah farmasi dan kimia di tampung pada wadah yang sama.

Pada penelitian St. Habsiah (2017) tentang Evaluasi Pengelolaan Limbah

Rumah Sakit Syekh Yusuf Gowa menyatakan bahwa pada rumah sakit tersebut

pemusnahan limbah dilakukan dengan menyerahakan kepada pihak ketiga karena

izin operasi insenerator telah berakhir. Rata-rata limbah yang dihasilkan per

harinya adalah 40,93 kg/hari dengan empat karateristik limbah yaitu limbah

infeksius, limbah farmasi, limbah patologis dan limbah benda tajam. Metode

pengumpulan data dengan wawancara dan observasi.

Page 50: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Tahapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pelaksanaan penelitian

adalah melakukan pemilihan lokasi studi dan menentukan batasan masalah.

Rumah Sakit Milik Pemerintah yang menjadi tempat penelitian merupakan

Rumah Sakit Umum Daerah Kota makassar. Sedangkan Rumah Sakit swasta yang

menjadi tempat penelitian merupakan Salah satu rumah sakit pendidikan milik

salah satu kampus di Makassar. Kedua Rumah Sakit ini berstatus Rumah Sakit

tipe B dan juga sama-sama menghasilkan limbah medis padat.

Penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara dengan pihak yang

terkait dan pengambilan sampel di lokasi studi. Dalam analisa data penelitian ini

menggunakan pendekatan deskriptif dengan menggunakan analisis kualitatif,

Pendekatan kualitatif yaitu menganalisis beberapa variabel yang diteliti antara lain

karakteristik limbah medis (jenis dan sumber), proses pengelolaan limbah medis

dari tahap pemilahan hingga pemusnahan limbah medis. Selain itu, penelitian ini

juga dilengkapi dengan pendekatan kuantatif yakni dengan menggunakan metode

perhitungan untuk mengetahui jumlah timbulan limbah medis.

B. Kerangka Penelitian

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi dari penelitian ini

maka peneliti membuat flowchart sebagai langkah langkah penyelesaian masalah

sebagai berikut :

Page 51: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

40

1. Identifikasi & Perumusan Masalah

Langkah ini merupakan awal dari penelitian, yaitu dengan mencari masukan

terhadap masalah yang di teliti melalui observasi. Peneliti merumuskan masalah

bahwa bagaimna kondisi pengelolaan limbah medis padat Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y

2. Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di Kota Makassar dengan menggunakan metode

sampel acak (random sampling).

3. Pengumpulan Data

a. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data dari berbagai instansi terkait dengan permasalahan yang di

hadapi. Data-da berupa gambaran umum rumah sakit dan prosedur pengelolaan

limbah masing-masing rumah sakit.

b. Pengumpulan Data Primer

Metode pencarian data dan informasi yang di lakukan secara langsung dilapangan

dengan melakukan observasi, wawancara dan pengambilan sampel.

4. Analisis

Analisis ini berisi karateristik limbah, jumlah timbulan limbah dan

sistempengelolaan limbah medis padat masing-masing rumah sakit dengan

membandingkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 yang mengatur tentang minimisasi limbah dan

pengelolaan limbah padat

Page 52: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

41

5. Kesimpulan & Saran

Setelah di lakukan pengumpulan dan pengolahan data dan hasilnya di hubungan

dengan teori – teori yang telah ada, maka dapat di tarik kesimpulan yang hasil

akhirnya akan di rangkum dalam suatu penelitin

Gambar 1 Bagan Alir Metodologi Penelitian

Analisa karateristik, jumlah timbulan dan sistem

pengelolaan limbah medis padat Rumah Sakit

Milik Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta

Evaluasi dan membandingkan sistem

pengelolaan limbah berdasarkan Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204/Menkes/SK/X/2004

Kesimpulan dan Saran

Identifikasi & Perumusan

Masalah

Penentuan Lokasi Penelitian

Pengumpulan Data Skunder

1. Standar operasional prosedur

rumah sakit

2. Gambaran umum rumah

sakit

Pengumpulan Data Primer

1. Observasi

2. Wawancara

3. Pengambilan sampel 8 hari

Page 53: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

42

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi studi dalam penelitian ini dilakukan di 2 rumah sakit, yaitu salah

satu rumah sakit milik pemerintah kota Makassar dan salah satu rumah sakit

swasta yang merupakan milik salah satu kampus ternama di kota Makassar. 2

rumah sakit yang menjadi lokasi penelitian merupakan rumah sakit yang bersatus

tipe B.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dan pengambilan sampel dilakukan mulai dari

tanggal 10 July 2017 hingga tanggal 14 Agustus 2017. Pengambilan data

penelitian dilakukan pada jam kerja rumah sakit yaitu pada pukul 07.00-16.00

WITA.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian

dalam suatu penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Sumber dan karateristik limbah medis padat yang dihasilkan oleh Rumah

Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y

b. Jumlah timbulan limbah medis padat yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y selama 8 hari penelitian.

c. Pengelolaan limbah limbah medis padat yang dihasilkan oleh Rumah Sakit

Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y dilakukan dengan wawancara

mendalam terhadap petugas Rumah Sakit yang terkait.

Page 54: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

43

E. Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data Primer

a. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan metode

SNI 19-3964 mengenai pengukuran timbulan sampah perkotaan yaitu dilakukan

selama 8 hari berturut-turut. Penulis dibantu dengan pihak Instalasi Sanitasi

Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Instalasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) Rumah Sakit Swasta Y dan beberapa cleaning service untuk melakukan

pengambilan sampel.

Peralatan yang dibutuhkan dalam pengambilan sampel, yaitu:

1. Trash bag, digunakan sebagai wadah pengumpul limbah medis padat

sumber limbah.

2. Spidol, digunakan untuk memberikan tanda agar limbah tidak tercampur

dengan limbah yang lain dari sumber yang berbeda.

3. Timbangan, digunakan untuk menimbang limbah medis padat

4. Troli, digunakan untuk mengangkut limbah ke TPS

5. Alat pelindung diri, seperti masker dan sarung tangan.

6. Kamera, untuk mendokumentasikan kegiatan.

Berikut ini adalah metode yang digunakan untuk melakukan melakukan

pengumpulan dan pengukuran timbulan serta karateristik limbah medis padat dari

sumber limbah:

1. Meminta bantuan kepada cleaning cervice agar memberikan tanda pada

trash bag sesuai dengan sumber limbah, hari dan hari pengangkutan.

Perumusan Masalah

Page 55: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

44

2. Mengambil sampel limbah medis dari berbagai sumber, lalu

mengumpulkannya dalam troli dan mengangkut limbah medis ke TPS.

3. Melakukan pengukuran berat timbulan limbah medis padat tersebut pada

keesokan harinya. Sehingga pengukuran sampel hari – 1 dilakukan pada hari

ke – 2, pengukuran sampel hari ke – 2 dilakukan pada hari ke – 3, dan

seterusnya. Hal ini dilakukan karena ada beberapa sumber limbah yang

pengangkutannya dilakukan tengah malam. Dengan demikian, pengukuran

yang dilakukan dapat lebih efektif.

b. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung

terhadap objek penelitian, meliputi: proses pengelolaan limbah medis mulai dari

pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, penampungan, hingga pemusnahan.

c. Wawancara

Wawancara dengan Kepala Instalasi Sanitasi Rumah Sakit Milik

Pemerintah X , Kepala Instalasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah

Sakit Swasta Y Pelaksana Sanitasi untuk mengetahui sumber dan jenis limbah

medis, dan pengelolaan limbah rumah sakit, serta wawancara singkat kepada

petugas cleaning service.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Instalasi Sanitasi

Instalasi Sanitasi Rumah Sakit Milik Pemerintah X , Kepala Instalasi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit Swasta Y. Meliputi, profil

rumah sakit, gambaran umum rumah sakit, standar operasional prosedur

pengelolaan limbah rumah sakit, jumlah sarana dan prasarana alat pengelolaan

Page 56: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

45

limbah rumah sakit, laporan rekapitulasi jumlah limbah medis, laporan

rekapitulasi pemusnahan limbah medis dan hasil uji emisi insinerator.

F. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisa dapa pada penelitian ini dilakukan dalam 2 jenis statistik yaitu

statistik deskriptif dan statistik induktif. Kedua jenis ini dapat digunakan secara

bersama-sama

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan

data serta penyajian hasil peringkasan data tersebut. Data-data statistik yang

diperoleh dari hasil survei pada umumnya masih acak sehingga data tersebut

masih harus diringkas dengan baik dan teratur yang dapat ditampilkan dalam

bentuk tabel atau grafik sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan

inferensi.

a. Menghitung Timbulan Limbah Medis Padat

Berdasarkan data berat timbulan yang dihasilkan masing-masing ruangan

sumber limbah medis padat. Kemudian di jumlahkan dengan menggunakan

persamaan berikut

Timbulan limbah medis (kg/hari) =∑

(3.1)

Data berat timbulan harian tersebut dikumpulkan dalam periode penelitian

yang dilakukan yakni 8 hari (delapan) hari dan dilakukan rata-rata timbulan

limbah medis (kg/hari) sehingga diperoleh jumlah berat limbah medis Rumah

Sakit total dalam kg/hari, sebagai berikut:

Timbulan limbah medis (kg/hari) =∑

(3.2)

Page 57: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

46

Perhitungan limbah medis berdasarkan jenis pelayanan:

Timbulan limbah medis (kg/hari) =

(3.3)

2. Statistik induktif

Statistik induktif dilakukan berbagai analisa yang mengarah ke sebuah

pengambilan keputusan melalui uji hipotesis. Statistik induktif dapat dilakukan

dengan metode parametrik maupun nonparametrik. Data yang diperoleh pada

penelitian ini bersifat kualitatif sehingga analisa data yang digunakan

menggunakan statistik nonparametrik (Utami, 2017).

a. Analisis dan Evaluasi Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit

Analisis terhadap pengelolaan limbah medis ini lakukan dengan observasi

dan wawancara secara langsung oleh penulis. Kemudian dilakukan evaluasi

terhadap pengelolaan limbah medis, dengan membandingkan pengelolaan limbah

medis yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dimana dalam hal ini penulis

berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1204/Menkes/SK/X/2004.

Page 58: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Rumah Sakit Milik Pemerintah X

Rumah sakit milik pemerintah X yang menjadi lokasi penelitian

merupakan salah satu rumah sakit umum daerah yang ada di kota

Makassar.Rumah sakit ini beroperasi sejak 12 Juni 1938. Pada tanggal 16 Januari

1996 melalui Peraturan Daerah Propinsi Dati.I Sulawesi Selatan Nomor: 2 Tahun

1996, kelas rumah sakit menjadi Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan. Peraturan

Daerah tersebut diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 7 Agustus

1996,

Rumah sakit ini beralamat di jl. DR. Ratulangi No. 81 Makassar luas tanah

14. 404 m², luas bangunan 22.738,1 m² dan luas lahan parkir 1.980 m² dengan 558

orang pegawai PNS dan 191 Orang pegawai non PNS. Adapun fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada di rumah sakit milik pemerintah ini adalah:

a. Fasilitas dan Sarana yang Dimiliki:

Jumlah tempat tidur di Rumah sakit milik pemerintah X yang ada di

ruangan perawatan sebanyak 317 buah, dengan rincian sebagai berikut:

- Kelas VVIP : 3 Tempat tidur

- Super Utama (Vip) : 4 Tempat tidur

- Kelas I : 44 Tempat tidur

- Kelas II : 51 Tempat tidur

- Kelas III : 171 Tempat tidur

- ICU : 8 Tempat tidur

Page 59: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

48

- Hemodialisa : 9 Tempat tidur

- CVCU : 8 Tempat tidur

- RPK : 6 Tempat tidur

- UGD : 13 Tempat tidur

b. Instalasi Rawat Inap

Kapasitas Perawatan Rawat Inap di Rumah Sakit Milik Pemerintah X dari

16 ruang perawatan umum dan 6 ruang perawatan khusus (Ruang Bedah Sentral,

Bedah Kebidanan/ Kandungan, Perawatan Khusus/RPK, Rawat Intensif,

Hemodialisa, Kamar Bersalin dan Perawatan CVCU).

c. Fasilitas Pelayanan

Fasilitas Pelayanan rumah sakit milik pemerintah terdiri dari:

1) Pelayanan Medik

Instalasi Rawat Jalan, Terdiri dari 20 Poliklinik yaitu:

- Poliklinik Mata

- Poliklinik Paru dan TB

- Poliklinik Kebidanan & Kandungan/KB

- Poliklinik Penyakit Dalam

- Poliklinik Saraf

- Poliklinik Kardiologi

- Poliklinik Fisioterapi

- Poliklinik Paru

- Poliklinik Bedah Urologi

- Poliklinik Endokrin

- Poliklinik THT

Page 60: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

49

- Poliklinik Kulit & Kelamin

- Poliklinik Konsultasi Gizi

- Poliklinik Jiwa

- Poliklinik Anak

- Unit Hemodialisa

- Apotek Rawat Jalan

- General Chek Up

- Poliklinik Jantung

- Poliklinik Bedah Orthopedi

2) Pelayanan Penunjang Medik dan Non Medik

- Instalasi Rawat Darurat (IRD)

- Instalasi Rawat Intensive (ICU)

- Instalasi Rehabilitasi Medik

- Instalasi Bedah Sentral

- Instalasi Radiologi

- Instalasi Patologi Klinik

- Instalasi Patologi Anatomi

- Instalasi Rawat Intensif

- Instalasi Farmasi

- Instalasi Gizi

- Instalasi Pemeliharaan Sarana RS

- Instalasi Sanitasi Lingkungan

- Instalasi Forensik & Pemulasaran Jenazah

- Instalasi Rekam Medik

Page 61: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

50

- Instalasi CSSD

2. Gambaran Umum Rumah Sakit Swasta

Rumah Sakit swasta yang menjadi lokasi penelitian merupakan Rumah

Sakit Umum Swasta dengan aktiditas B, yang didirikan pada Tahun 1988

berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan No.

6783 / DK-I / SK / TV.1/ X / 88, tanggal 05 Oktober 1988. Rumah Sakit ini

dibangun diatas tanah 18.008 M2 dengan luas bangunan 12.025 M2, beralamat

jalan Letnan Jenderal Urip Sumoharjo Km5 No.264 Makassar dengan jumlah

pegawai 475 orang. Adapun fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit

ini adalah:

a. Rawat Jalan Terdiri Dari :

- Poliklinik Interna

- Poliklinik Bedah

- Poliklinik Anak

- Poliklinik Syaraf

- Poliklinik Obgyn

- Poliklinik THT

- Poliklinik Mata

- Poliklinik Jantung

- Poliklinik Gigi

- Poliklinik Kulit Kelamin

- Ruang Tindakan

- Endoskopy

- Fisiotherapi

Page 62: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

51

b. Rawat Inap dengan 235 Tempat Tidur Terdiri Dari :

- Super Vip : 2 TT

- Vip : 17 TT

- Kelas I : 117 TT

- Kelas II : 32 TT

- Kelas III : 37 TT

- Kamar Bersalin : 5 TT

- Kamar Bedah : 5 TT

- ICU : 10 TT

- UGD 24 Jam : 10 TT

- Perinatologi

c. Fasilitas Penunjang

- Instalasi Laboratorium

- Laboratorium Mikrobiologi

- Instalasi Radiologi

- Instalasi Farmasi

- Instalasi Gizi

- Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit (IPRS)

- Bank Darah (BDRS)

- Loundry

- Kamar Jenazah

- Mesjid

- Kantin

- Sumur Bor, PLN

Page 63: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

52

B. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y

Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y telah

menyediakan telah menyediakan peralatan dan sarana untuk pengelolaan limbah

rumah sakit. Sarana perlengkapan untuk keselamatan petugas kebersihan yang

diberikan yaitu Alat Pelindung Diri (APD) berupa sarung tangan, masker dan

sepatu boot. Namun pada pelaksanaannya petugas sama sekali tidak menggunakan

APD tersebut. Peralatan pengelolaan limbah yang tersedia pada kedua rumah

sakit ini, masih harus diperhatikan. Namun peralatan yang dalam kondisi baik dan

layak pakai.

Tabel 3 Daftar Sarana dan Prasarana Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y

No Jenis peralatan

Jumlah

Rumah Sakit Milik

Pemerintah X

Rumah Sakit

Swasta Y

1 Insenerator 1 -

2

Instalasi Pengelolaan Air Limbah

(IPAL) 1 1

3 TPS limbah medis 1 1

4 Kontainer Limbah non Medis 1 1

5 Autoclave 2 1

6 Tempat Sampah Medis 31 26

7 Tempat Sampah non medis 129 110

8 Gerobak pengangkut limbah medis 2 1

9 Gerobak pengangkut limbah non medis 4 2

10 Sapu ijuk 25 20

11 Kain Pel 25 20

Sumber: Data Instalasi kesehatan lingkungan Rumah Sakit X dan Y

Tenaga yang bertugas dalam pengelolaan limbah Rumah Sakit Milik

Pemerintah X berjumlah 46 orang yang terdiri dari: 1 orang Kepala Instalasi

Kesehatan Lingkungan, 10 orang staff Instalasi Kesehatan Lingkungan, 2 orang

Page 64: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

53

petugas autoclave. 2 orang petugas insenerator dan 31 orang petugas kebersihan

(cleaning service). Petugas kebersihan atau cleaning service pada Rumah Sakit

Milik Pemerintah X bertugas mengangkut limbah medis padat 2 kali dalam sehari.

Pengangkutan dilakukan pada pagi hari yaitu pada jam 09.00 WITA dan pada jam

17.00 WITA.

Sedangkan tenaga yang bertugas pada Rumah Sakit Swasta Y berjumlah

35 orang yang terdiri dari : 1 orang Kepala Instalasi Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3), 4 orang staff Instalasi K3, 2 orang petugas autoclave dan 28 orang

petugas kebersihan (cleaning service). Pengangkutan limbah medis padat

dilakukan pada pukul 07.00 WITA dan 17.00 WITA sedangkan untuk limbah dari

ruang operasi diangkut pada pukul 00.00 WITA.

C. Sumber dan Karateristik Limbah Medis Padat Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y.

1. Sumber dan Jenis Limbah Medis Padat Rumah Sakit Milik Pemerintah

X

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan pengambilan sampel 8 hari,

ada 18 ruangan penghasil limbah medis padat. Berbagai macam limbah yang

dihasilkan meliputi spoit dengan jarumnya, verban terkontaminasi, kasa/ kapas

terkontaminasi, kantong darah, selang infus dan selang kateter, kantong urine,

botol infus, jaringan tubuh. Berikut Tabel 4 hasil observasi, wawancara dan

pengambilan sampel mengenai sumber dan jenis limbah yang dihasilkan Rumah

Sakit Milik Pemerintah X.

Page 65: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

54

Tabel 4 Sumber dan jenis limbah yang dihasilkan Rumah Sakit Milik

Pemerintah X.

No Sumber Jenis

1 Ruang Perawatan Baji 1 Botol infus, selang kateter, kantong urine, kasa, perban,

handskun, masker,botol obat, spuit dan jarumnya.

2 Ruang Perawatan Baji 2 Botol infus, selang infus, spuit dan jarumnya, popok,

maker, sarung tangan

3 Ruang Perawatan Baji 3 Batol infus, selang infus, selang kateter, kantong urine,

spuit dan jarumnya, kapas, popok, botol obat, masker,

sarung tangan.

4 Ruang Perawatan Baji 4 Botol infus, selang infus, kasa, verbant, kapas, spuit

dan jarumnya, sarung tangan, masker

5 Ruang Perawatan Baji 5 Botol infus, selang infus, spuit dan jarumnya, selang

kateter, kantong urine, kapas, sarung tangan, masker,

botol obat.

6 Ruang Perawatan Baji 6 Botol infus, selang infus, spuit dan jarumnya, popok,

verbant, sarung tangan, masker, botol obat

7 Ruang Perawatan Baji 7 Botol infus, selang infus, kasa, verbant, kapas, spuit

dan jarumnya, sarung tangan, masker

8 ICU Spoit dengan jarumnya, selang kateter dan kantong

urine, verband, botol infus, botol obat, selang infus,

masker disposable, sarung tangan disposable

9 UGD Selang infus, botol infus, spoit dan jarumnya, kapas,

verbant, kantong darah, kasa, masker, sarung tangan.

10 Hermodialisa Kantong darah, jarum suntik, spoit, selang transfusi

darah, selang infus, botol infus, masker

11 Ruang bersalin Selang kateter, kantong urine, selang infus, botol infus,

selang transfusi darah, kantong darah, spoit dan

jarumnya, kapas, sarung tangan, silet, masker, penutup

kepala, ari-ari bayi.

12 CVCU Spuit dan jarumnya, botol obat, selang infus, botol

infus, masker, sarung tangan

13 Kamar Bayi Popok, masker, sarung tangan, botol infus, selang

infus.

14 Laboratorium Spuit dengan jarumnya, botol urine, verband, kapas,

kaca slide, botol darah, serum, sarung tangan

disposable, masker disposable, cup serum, ose

inokulum, vial, yellow tip, disposable bag autoclave,

kertas saring

15 Ruang Operasi Spuit dengan jarumnya, selang kateter dan kantong

urine, verband, botol infus, botol bekas injeksi,

jaringan tubuh,darah atau cairan tubuh, masker

disposable, sarung tangan disposable,selang infus,

Page 66: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

55

Tabel 4 (lanjutan) Sumber dan jenis limbah yang dihasilkan Rumah Sakit Milik

Pemerintah X.

No Sumber Jenis

benang operasi, penutup kepala, pisau bedah yang

rusak.

16 Bank Darah Kantong darah, kapas, verbant, selang transfusi darah,

spoit dan jarumnya, masker, sarung tangan

17 Poli THT Kapas, masker, sarung tangan

18 Poli MDR Botol tempat lendir, masker, sarung tangan, tisu.

Sumber: hasil pengambilan sampel 8 hari

Berdasarkan Tabel 4 limbah benda tajam hampir ditemukan di seluruh

ruangan kecuali Poli THT dan Poli MDR. Masker dan sarung tangan ditemukan di

seluruh ruangan sumber limbah. seluruh ruangan menghasilkan limbah infeksius,

limbah patologis atau jaringan tubuh hanya di temukan di Ruang Bersalin dan

Ruang Operasi. Ruang Poli THT hanya menghasilkan 3 jenis limbah, yaitu kapas,

masker dan sarung tangan.

Rumah Sakit Milik Pemerintah rutin melakukan pencatatan dan

penimbangan limbah yang di hasilkan tiap hari, pencatatan dilakukan berdasarkan

jenis limbah dan jumlah limbah yang di hasilkan tiap ruangan. Setelah di lakukan

pencatatan dan penimbangan limbah, kemudian limbah di simpan pada Tempat

Penampungan Sementara (TPS). Adapun karateristik limbah medis Rumah Sakit

Milik Pemerintah Dapat di lihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 5 Karateristik dan jumlah limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X

Jenis Limbah Jumlah (Kg/8 hari) Karateristik

Sarung tangan disposable 11,00 Infeksius

Masker disposable 7,00 Infeksius

Spuit 14,00 Infeksius

Selang infus 21,00 Infeksius

Botol infus 26,50 Infeksius

Page 67: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

56

Tabel 5 (lanjutan) Karateristik dan jumlah limbah Rumah Sakit Milik

Pemerintah X

Jenis Limbah Jumlah (Kg/8 hari) Karateristik

Kasa 3,50 Infeksius

Kantong darah 17,00 Infeksius

Botol tempat lender 6,00 Infeksius

Popok 14,50 Infeksius

Kapas 2,50 Infeksius

Penutup kepala 4,00 Infeksius

Kantong urine 13,00 Infeksius

Selang trasfusi darah 33,00 Infeksius

Botol darah 3,00 Infeksius

Cup serum 2,00 Infeksius

Ose inoculum 2,00 Infeksius

Vial 2,00 Infeksius

Yellow tip 0,50 Infeksius

Disposable bag autoclave 6,00 Infeksius

Kertas saring 1,00 Infeksius

Serum 3,50 Benda Tajam

Kaca Slide

Botol obat

2,00

21,00

Banda Tajam

Benda Tajam

Jarum suntik 14,00 Benda Tajam

Silet 0,50 Benda Tajam

Botol bekas injeksi 4,00 Benda Tajam

Pisau bedah 0,50 Benda Tajam

Darah 13,00 Patologis

Jaringan Tubuh 6,00 Patologis

Sumber: hasil pengambilan sampel 8 hari

Berdasarkan Tabel 5 karateristik limbah medis yang dihasilkan dari

layanan kesehatan Rumah Sakit Milik Pemerintah X adalah limbah infeksius,

limbah benda tajam dan limbah patologis. Sedangkan untuk limbah yang

berbentuk cair, diolah di Instalasi Pengohalan Air Limbah (IPAL) yang terdapat di

Rumah Sakit Milik Pemerintah X. Pada pengambilan sampel 8 hari, tidak

ditemukan limbah farmasi. Kemudian ketiga karateristik limbah tersebut di

presentasikan seperti gambar berikut ini

Page 68: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

57

Gambar 2 Presentase karateristik limbah medis Rumah Sakit Milik Pemerintah X

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa karateristik limbah yang paling

banyak di hasilkan di Rumah Sakit Milik Pemerintah X adalah limbah infeksius

dengan presentase 75,2 % dengan jumlah 195,5 kg/8hari. Berikut jenis limbah

yang termasuk kedalam karateristik limbah infeksius.

Gambar 3 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Pemerintah X yang tergolong limbah

infeksius

Presentase Karateristik Limbah Medis Rumah Sakit Milik Pemerintah X

1

2

3

75,2% 17,5%

7,3%

Limbah Infeksius

Limbah Benda Tajam

Limbah Patologis

0

5

10

15

20

25

30

35

Saru

ng

tan

gan

Mas

ker

Spu

it

sela

ng

infu

s

bo

tol i

nfu

s

Kas

a

Pe

rban

kan

ton

g d

arah

Bo

tol l

end

ir

Po

po

k

Kap

as

pen

utu

p k

epal

a

kan

ton

g u

rin

e

sela

ng

tras

fusi

dar

ah

bo

tol d

arah

cup

ser

um

ose

ino

kulu

m

vial

yello

w t

ip

dis

po

sab

le b

ag a

uto

clav

e

kert

as s

arin

g

Ber

at

Lim

ba

h (

kg

)

Page 69: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

58

75,2 % limbah infeksius Rumah Sakit Milik Pemerintah X atau sekitar

195,5 kg/8hari terdiri dari: 11 kg sarung tangan, 7 kg masker, 14 kg spuit, 21 kg

selang infus, 26,5 kg botol infus, 3,5 kg kasa, 6 kg perban, 17 kg kantong darah, 6

kg botol lendir, 14,5 kg popok, 2,5 kg kapas, 4 kg penutup kepala, 13 kg kantong

urine, 33 kg selang transfusi darah, 3kg botol darah, 2kg cup serum, 2 kg ose

inokulum, 2 kg vial, 0,5 yellow tip, 6 kg disposable bag autoclave, dan 1 kg

kertas saring. Seluruh limbah ini dihasilkan dari semua layanan kesehatan di

Rumah Sakit Milik Pemerintah X.

Gambar 4 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Pemerintah X yang tergolong benda

tajam

Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa 17,5% atau sekitar 46,5

kg/8 hari limbah yang dihasilkan Rumah Sakit Milik Pemerintah X adalah limbah

benda tajam. Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa limbah benda tajam terdiri

dari 3,5kg serum, 2kg kaca slide, 21kg botol obat, 14kg jarum suntik, 0,5kg silet,

4kg botol bekas injeksi dan 0,5kg pisau bedah yang telah rusak.

0

5

10

15

20

25

serum KacaSlide

botolobat

jarumsuntik

Silet botolbekasinjeksi

pisaubedah

Ber

at

Lim

bah

(k

g)

Page 70: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

59

Gambar 5 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Pemerintah X yang tergolong limbah

patologis

Pada Gambar 4.4 presentase limbah patologis Rumah Sakit Milik

Pemerintah adalah sekitar 7,3 % atau sekitar 19kg/8hari. Gambar 5 menunjukkan

bahwa Limbah 7,3% limbah patologis terdiri dari 13kg darah dan 6kg jaringan

tubuh yang bersumber dari ruang operasi dan ruang bersalin.

2. Sumber dan Jenis Limbah Medis Padat Rumah Sakit Swasta Y

Berdasarkan pengambilan sampel 8 hari yang di lakukan di rumah sakit

swasta, ada 17 ruangan penghasil limbah medis padat, yaitu : Ruang Perawatan 1,

Ruang Perawatan 2, Ruang Perawatan 3, Ruang Perawatan 4, Ruang Perawatan 5,

Ruang Perawatan 6, Poli Gigi, Poli Bedah, ICU, UGD, Ruang Operasi (OK),

Ruang Bersalin, Ruang Kemoterapi, Ruang Mikrobiologi, Radiologi, Kamar Bayi,

dan Laboratorium.

Rumah sakit swasta Y tidak melakukan pencatatan dan penimbangan

limbah sebelum di tampung di TPS sehingga dilakukan pengambilan sampel 8

hari secara berturut-turut. Berdasarkan Tabel 6, limbah masker ditemukan hampir

di seluruh ruangan yang ada di Rumah Sakit Swasta Y kecuali pada Ruang

Kemoterapi.

0

2

4

6

8

10

12

14

darah jaringan TubuhB

erat

Lim

bah

(k

g)

Page 71: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

60

Berikut ini hasil Observasi, wawancara dan pengambilan sampel mengenai

sumber dan jenis limbah yang dihasilkan Rumah Sakit Swasta Y.

Tabel 6 Sumber dan jenis Limbah yang Dihasilkan Rumah Sakit Swasta Y

No Sumber Limbah Jenis Limbah Medis

1 Ruang perawatan 1 Selang kateter, sarung tangan terkontaminasi, masker

terkontaminasi,spuit dan jarumnya, selang infus,botol

obat, kantong urin, botol infus.

2 Ruang perawatan 2 Selang kateter,sarung tangan terkontaminasi, masker

terkontaminasi, spuit dan jarumnya, selang infus, botol

infus, kantong urine.

3 Ruang Perawatan 3 Botol infus, selang kateter, kantong urine, kasa,

perban, handskun, masker,botol obat, spuit dan

jarumnya.

4 Ruang perawatan 4 Botol infus,selang infus,selang kateter, kantong darah,

sarung tangan terkontaminasi, verban

terkontaminasi,kasa terkontaminasi, masker

terkontaminasi, spuit dan jarumnya.

5

Ruang perawatan 5 Selang infus, botol infus, sarung tangan terkintaminasi,

masker terkontaminasi, perban terkontaminasi, plastik

obat.

6

7

Ruang perawatan 6

Ruang kemoterapi

Botol infus, selang kateter,kantong urine, kasa

terkontaminasi, verban terkontaminasi, sarung tangan

terkontaminasi, selang infus, masker terkontaminasi,

popok, spuit dan jarumnya.

Botol obat, sarung tangan terkontaminasi penutup

kepala.

8 ICU Sarung tangan terkontaminasi, selang kateter, kantong

urine, kantong darah, botol infus, selang infus, masker

terkontaminasi, kasa terkontaminasi, spuit dan

jarumnya, popok, penutup kepala.

9 Ruang operasi Botol infus, kasa terkontaminasi,sarung tangan

terkontaminasi,spuit dan jarumnya, masker

terkontaminasi, jaringan tubuh, penutup kepala.

10 Laboratorium Spuit dan jarumnya, kapas,sarung tangan

terkontaminasi, masker terkontaminasi , kasa

terkontaminasi,wadah specimen.

11

Poli gigi Sarung tangan terkontaminasi, kasa terkontaminasi,

masker terkontaminasi , kapas terkontaminasi, gigi.

Page 72: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

61

Tabel 6 (lanjutan) Sumber dan jenis Limbah yang Dihasilkan Rumah Sakit Swast

Y

No Sumber Limbah Jenis Limbah Medis

12 UGD Selang kateter,kantong urine, Darah atau cairan tubuh

selang infus, masker terkontaminasi, kasa

terkontaminasi ,sarung tangan terkontaminasi, spuit

dan jarumnya

13 Laboratorium

mikrobiologi

Masker terkontaminasi, sarung tangan terkontaminasi ,

petutup kepala, glass slide

14 Ruang bersalin Silet, Darah atau cairan tubuh, Sarung tangan

terkontaminasi , Masker terkontaminasi , selang infus,

Ari-ari bayi, Spuit dan jarumnya.

15 Radiologi Vacuum tube, kapas terkontaminasi , spuit dan

jarumnya,sarung tangan terkontaminasi, masker

terkontaminasi , penutup kepala.

16 Kamar Bayi Masker terkontaminasi, popok, selang infus, botol

infus, sarung tangan terkontaminasi, spuit dan

jarumnya.

17 Poli bedah Masker terkontaminasi, sarung tangan terkontaminasi,

spuit dan jarumnya.

Sumber: hasil pengambilan sampel 8 hari

Rumah sakit swasta tidak melakukan pencatatan dan penimbangan limbah

sebelum di tampung di TPS. Hal ini menyebabkan pihak rumah sakit tidak

mengetahui jumlah dan jenis limbah yang dihasilkan setiap hatinya. Oleh karena

itu dilakukan pengambilan sampel 8 hari secara berturut-turut. Berdasarkan Tabel

4.4, limbah masker ditemukan hampir di seluruh ruangan yang ada di Rumah

Sakit Swasta Y kecuali pada Ruang Kemoterapi.

Berdasarkan wawancara, Obervasi dan pengambilan sampel 8 hari yang

dilakukan, Rumah Sakit Swasta menghasilkan berbagai macam karateristik

limbah medis padat. Berikut Tabel karateristik limbah berdasarkan jenis limbah

yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Swasta:

Page 73: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

62

Tabel 7 Karateristik dan Jumlah Limbah Rumah Sakit Swasta Y

Jenis Limbah Jumlah (kg/8hari) Karateristik

Sarung tangan disposible

Masker disposible

Spuit

4,00

6,00

17,00

Infeksius

Infeksius

Infeksius

selang infus 12,00 Infeksius

botol infus 27,00 Infeksius

Kasa 2,50 Infeksius

Perban 4,00 Infeksius

kantong darah 18,00 Infeksius

plastik obat 1,50 Infeksius

Popok 19,00 Infeksius

Kapas 2,50 Infeksius

penutup kepala 2,50 Infeksius

kantong urine 19,00 Infeksius

selang kateter 12,00 Infeksius

botol obat 18,00 benda tajam

jarum suntik 8,50 benda tajam

Silet 0,50 benda tajam

vacuum tube 2,50 benda tajam

kaca slide 2,00 benda tajam

gigi

Jaringan tubuh

Botol obat sisa kemoterapi

Sarung tangan

Penutup kepala

0,50

4,00

6,00

2,00

1,00

Patologis

Patologis

Sitoksis

Sitoksis

Sitoksis

Sumber : hasil pengambilan sampel 8 hari

Berdasarkan Tabel 4.4 limbah dikelompokkan berdasarkan karateristiknya,

ada 4 karateristik limbah yang ada di Rumah Sakit Swasta, yaitu limbah infeksius,

limbah benda tajam, limbah patologis dan limbah sitoksis. Limbah infeksius

paling banyak dihasilkan oleh Rumah Sakit Swasta Y. Jumlah masing-masing

Page 74: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

63

karateristik limbah kemudian di presentasekan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 6 Presentase karateristik limbah medis Rumah Sakit Swasta Y

Gambar 6 menunjukkan bahwa karateristik limbah medis yang ada di

Rumah Sakit Swasta ada 4 karateristik yaitu terdiri dari 77% limbah infeksius,

16% limbah benda tajam, 5% limbah sitoksis dan 2% limbah patologis.

Gambar 7 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Swasta Y yang tergolong limbah

infeksius

77% 16% 2% 5%

Presentase Karateristik Limbah Medis Rumah Sakit Swasta Y

1

2

3

4

Limbah

Infeksius

Limbah Benda

Tajam

Limbah

Sitoksis

Limbah

Patologis

Ber

at L

imb

ah (

Kg)

0

5

10

15

20

25

30

Ber

at

Lim

bah

(k

g)

Page 75: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

64

Pada Gambar 7 presentase limbah infeksius adalah 77% atau sekitar 147kg

dari 8 hari pengambilan sampel. 77% limbah infeksius yang dihasikan Rumah

Sakit Swasta Y terdiri dari 17 kg spuit, 12 kg selang infus, 27 kg botol infus, 2,5

kg kasa, 4 kg perban, 18 kg kantong darah, 1,5 kg plastik obat, 19 kg popok, 2,5

kg kapas, 2,5 kg penutup kepala, 19 kg kantong urine dan 12 kg selang kateter.

Limbah ini berasal dari seluruh ruangan kecuali ruang kemoterapi.

Gambar 8 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Swasta Y yang tergolong limbah

benda tajam

Pada Gambar 8 menyatakan bahwa presentase limbah benda tajam Rumah

Sakit Swasta adalah 16% atau sekitar 31,5 kg limbah selama 8 hari pengambilan

sampel. Berdasarkan Gambar 4.6 limbah benda tajam Rumah Sakit Swasta terdiri

dari 18 kg botol obat, 8,5 kg jarum suntik, 0,5 kg silet, 2,5 kg vacuum tube dan 2

kg kaca slide.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

botol obat jarumsuntik

Silet vacuumtube

kaca slide

Ber

at

Lim

bah

(k

g)

Page 76: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

65

Gambar 9 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Swasta Y yang tergolong limbah

patologis

Presentase limbah patologis adalah 2% atau sebanyak 4,50 kg limbah

patologis Rumah Sakit Swasta berasal dai 0,5 kg gigi dan 4 kg jaringan tubuh.

Limbah ini berasal dari ruangan poli klinik dan ruang operasi.

Gambar 10 Grafik jenis limbah Rumah Sakit Swasta Y yang tergolong limbah

sitoksis

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

Gigi jaringan tubuh

Ber

at

Lim

bah

(k

g)

0

1

2

3

4

5

6

7

botol obat sarung tangan penutup kepala

Ber

at

Lim

bah

(k

g)

Page 77: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

66

Limbah sitotoksi adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari

persiapan dan pemberian obat sitotoksi untuk kemoterapi kanker yang mempunyai

kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel. Berdasarkan

Gambar 4.5 presentase limbah sitoksis adalah sebesar 5% atau sekitar 9 kg.

5% Limbah sitoksis Rumah Sakit Swasta Y berasal dari 6 kg botol obat

sisa kemoterapi, 2 kg sarung tangan dan 1 kg penutup kepala yang digunakan

pada saat kegiatan kemoterapi berlangsung.

D. Analisis Timbulan Limbah Medis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka di peroleh data berat limbah

medis Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Milik Swasta Y dari

masing-masing sumber per hari selama 8 hari periode penelitian pada Tabel 8 dan

Tabel 9

Dari data sampling Tabel 8 diperoleh nilai berat timbulan limbah medis

Rumah Sakit Milik Pemerintah X selama 8 hari sebanyak 260 kg dengan berat

rata-rata yang dihasilkan per hari adalah 32,50 kg/hari. Sedangkan berat timbulan

limbah medis Rumah Sakit Swasta Y pada Tabel 9 adalah sebanyak 192 kg

dengan berat rata-rata 24 kg/hari . Data tersebut dapat dilihat terdapat hari-hari

dimana nilai limbah medis yang dihasilkan adalah ) kg. Artinya pada hari tersebut

ruangan tidak menghasilkan limbah.

Perbedaan jumlah timbulan limbah medis antara Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Milik Swasta Y di sebabkan oleh layanan

kesehatan di Rumah Sakit Milik Pemerintah X lebih banyak di bandingkan di

Rumah Sakit Swasta Y, selain itu jumlah kapasitas Rumah Sakit Milik Pemerintah

Page 78: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

67

X juga lebih banyak di bandingkan Rumah Sakit Swasta Y. Hal itulah yang

menyebabkan timbulan limbah medis Rumah Sakit Pemerintah X lebih banyak

dibandingkan Rumah Sakit Swasta Y.

Page 79: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

68

Tabel 8 Berat timbulan limbah medis Rumah Sakit Milik Pemerintah X

No Sumber Limbah

Timbulan Hari ke (kg/hari) Total Timbulan

(kg/sumber/8hari)

Rata-rata

Timbulan

(kg/sumber/hari)

1 2 3 4 5 6 7 8

rabu kamis jumat Sabtu minggu senin selasa rabu

1 Ruang Perawatan 1 1,50 1,00 1,50 4,00 1,00 1,00 1,00 2,50 13,50 1,69

2 Ruang Perawatan 2 0,50 1,00 1,00 1,50 0,50 1,50 2,00 1,50 9,50 1,19

3 Ruang Perawatan 3 0,50 0,50 1,00 0,50 1,00 1,00 0,50 0,50 5,50 0,69

4 Ruang Perawatan 4 2,00 1,50 1,00 2,50 2,00 3,00 1,50 1,50 15,00 1,88

5 Ruang Perawatan 5 2,00 1,50 2,00 1,50 4,00 3,00 3,00 2,50 19,50 2,44

6 Ruang Perawatan 6 2,00 1,50 2,00 2,50 1,00 1,00 1,50 2,00 13,50 1,69

7 Ruang Perawatan 7 1,50 1,00 1,00 0,50 1,00 1,50 1,00 2,00 9,50 1,19

8 ICU 0,00 1,00 1,00 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 4,50 0,56

9 UGD 2,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 1,00 1,50 12,00 1,50

10 Hermodialisa 6,00 4,50 5,00 4,00 5,00 7,50 7,00 5,00 44,00 5,50

11 Ruang bersalin 2,00 3,00 4,00 2,00 1,00 3,00 4,00 2,00 21,00 2,63

12 CVCU 0,50 0,50 1,00 1,00 1,00 0,50 0,50 1,00 6,00 0,75

13 Kamar Bayi 1,00 1,50 1,00 2,00 2,00 3,00 2,50 2,00 15,00 1,88

14 Laboratorium 1,00 1,50 0,50 0,50 0,50 2,50 2,00 2,00 10,50 1,31

15 Ruang Operasi 4,00 2,00 3,00 2,00 3,00 5,00 6,00 5,00 30,00 3,75

16 Bank Darah 2,00 2,50 1,00 1,50 2,00 1,50 2,50 2,00 15,00 1,88

17 Poli THT 1,00 2,00 2,00 0,00 0,00 1,50 1,50 1,00 9,00 1,13

18 MDR 0,50 1,00 1,00 0,50 0,50 1,00 1,50 1,00 7,00 0,88

TOTAL 30,00 30,00 31,00 28,50 27,00 38,50 39,50 35,50 260,00 32,50

Keterangan: 0 : Ruangan pada hari tersebut tidak menghasilkan limbah

Sumber: hasil pengambilan sampel 8 hari

Page 80: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

69

Tabel 9 Berat timbulan limbah medis Rumah Sakit Swasta Y

No Sumber Limbah

Timbulan Hari ke (kg/hari) Total Timbulan

(kg/8 hari)

Rata-rata Timbulan

(kg/hari) 1 2 3 4 5 6 7 8

rabu kamis jumat Sabtu minggu senin selasa rabu

1 Ruang perawatan 1 1,00 0,50 1,50 0,50 0,50 2,00 0,50 0,50 7,00 0,88

2 Ruang perawatan 2 1,00 2,00 1,50 1,00 2,00 1,50 8,50 2,50 20,00 2,50

3 Ruang Perawatan 3 1,00 1,00 0,50 1,00 1,50 1,50 10,50 3,00 20,00 2,50

4 Ruang perawatan 4 1,50 2,00 1,00 1,00 1,50 3,00 2,00 4,00 16,00 2,00

5 Ruang perawatan 5 1,00 1,50 0,50 1,00 1,50 2,50 0,50 2,00 10,50 1,31

6 Ruang perawatan 6 0,50 2,00 0,50 1,50 1,00 1,50 1,00 3,00 11,00 1,38

7 ruang kemoterapi 0,00 0,50 2,00 0,50 1,00 2,50 4,00 0,00 10,50 1,31

8 ICU 2,50 3,50 2,00 4,00 3,50 3,00 1,50 1,50 21,50 2,69

9 Ruang operasi 1,50 2,00 1,00 3,00 2,50 1,00 1,00 3,00 15,00 1,88

10 Laboratorium 1,00 0,50 1,50 1,00 1,00 1,50 1,00 0,50 8,00 1,00

11 Poli gigi 0,50 0,00 0,50 0,00 0,00 0,50 0,00 0,00 1,50 0,19

12 UGD 1,50 0,50 2,00 1,00 1,50 1,50 2,00 4,00 14,00 1,75

13 Ruang mikrobiologi 0,50 1,00 0,50 0,00 0,00 1,00 0,00 0,50 3,50 0,44

14 Ruang bersalin 0,50 1,00 2,00 0,50 0,00 0,50 0,00 3,50 8,00 1,00

15 Radiologi 1,50 0,50 1,00 1,50 0,00 1,00 1,50 2,50 9,50 1,19

16 Kamar Bayi 0,50 1,00 2,00 1,00 1,50 3,50 1,00 1,00 11,50 1,44

17 Poli bedah 1,00 0,50 0,50 0,00 0,00 1,50 0,00 1,00 4,50 0,56

Total RSS 17,00 20,00 20,50 18,50 19,00 29,50 35,00 32,50 192,00 24,00

Keterangan: 0 : Ruangan pada hari tersebut tidak menghasilkan limbah

Sumber: hasil pengambilan sampel 8 hari

Page 81: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

70

Gambar 11 Grafik berat timbulan limbah medis yang dihasilkan per Hari

Data diatas menunjukkan bahwa timbulan per hari limbah medis padat

pada Rumah Sakit Milik Pemerintah X lebih banyak dibandingkan timbulan

limbah Rumah Sakit Swasta Y. Terjadi kenaikan volume timbulan limbah yang

signifikan dari hari minggu ke hari senin pada masing-masing rumah sakit, hal ini

dapat disebabkan karena ada beberapa layanan kesehatan yang tidak beroperasi

secara maksimal pada hari minggu di bandingkan dengan hari senin.

Berdasarkan Gambar 11 juga dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

yang sangat signifikan pada timbulan limbah pada hari rabu minggu pertama dan

pada hari rabu minggu kedua di Rumah Sakit Swasta Y, hal ini di sebabkan oleh

banyaknya timbulan limbah yang dihasilkan pada hari rabu minggu kedua pada

Rumah Sakit Swasta Y khususnya pada ruang perawatan, UGD dan pada ruang

operasi. Berikut ini perhitungan jumlah timbulan limbah medis berdasarkan rata-

rata jumlah pasien perhari.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu

RSN

RSS

RSP RSS

Ber

at

Lim

bah

(k

g)

Page 82: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

71

Tabel 10 Berat timbulan Rumah Sakit Milik Pemerintah X berdasarkan jumlah

pasien

No Nama Ruangan Rata-rata Limbah

Medis Perhari (kg)

Rata-rata

Jumlah

Pasien/Hari

Rata-rata

Timbulan

(Pasien/hari)

1 Ruang Perawatan 1 1,69 12 0,14

2 Ruang Perawatan 2 1,19 7 0,17

3 Ruang Perawatan 3 0,69 5 0,14

4 Ruang Perawatan 4 1,88 8 0,24

5 Ruang Perawatan 5 2,44 19 0,13

6 Ruang Perawatan 6 1,69 8 0,21

7 Ruang Perawatan 7 1,19 9 0,13

8 ICU 0,56 4 0,14

9 UGD 1,5 9 0,17

10 Ruang Operasi 3,75 10 0,38

11 Ruang bersalin 2,63 8 0,33

12 Laboratorium 1,31 47 0,03

13 Kamar Bayi 1,88 15 0,13

14 CVCU 0,75 6 0,13

15 Bank Darah 1,88 13 0,14

16 Poli THT 1,13 12 0,09

17 Poli MDR 0,88 6 0,15

18 Hermodialisa 5,5 10 0,55

TOTAL 32,54 208 0,16

Sumber: hasil pengambilan sampel 8 hari

Tabel 11 Berat timbulan Rumah Sakit Swasta Y berdasarkan jumlah pasien

No Nama Ruangan

Rata-rata

Limbah Medis

Perhari (kg)

Rata-rata

Jumlah

Pasien/Hari

Rata-rata

Timbulan

(Pasien/hari)

1 Ruang perawatan aisyah 0,88 8 0,11

2 Ruang perawatan aminah 2,5 15 0,17

3 Ruang Perawatan assafi 2,5 17 0,15

4 Ruang perawatan Asyifah 2 9 0,22

5 Ruang perawatan 1,31 9 0,15

6 Ruang perawatan raoddah 1,38 9 0,15

7 ruang kemoterapi 1,31 5 0,26

8 ICU 2,69 10 0,27

9 UGD 1,75 10 0,18

10 Ruang Operasi 1,88 5 0,38

11 Ruang bersalin 1 5 0,2

12 Laboratorium 1 34 0,03

13 Kamar Bayi 1,44 9 0,16

14 Ruang mikrobiologi 0,44 14 0,03

15 Radiologi 1,19 6 0,2

16 Poli gigi 0,19 6 0,03

17 Poli bedah 0,56 9 0,06

Total 24 180 0,13

Sumber: hasil pengambilan sampel 8 hari

Page 83: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

72

Gambar 12 Grafik rata-rata timbulan limbah medis berdasarkan sumber per

pasien per hari Rumah Sakit Milik Pemerintah X

Berdasarkan Gambar 12 diketahui sumber yang paling banyak

menghasilkan limbah adalah Ruang hermodialisa yaitu 0,55 kg/ pasien perhari.

Limbah yang terdapa pada ruang hermodialisa terdiri dari Kantong darah, jarum

suntik, spoit, selang transfusi darah, selang infus, botol infus, masker. Jika di

totalkan ruang perawatan menghasilkan limbah sebanyak 1,16 kg/pasien/hari.

Sedangkan ruang yang paling sedikit menghasilkan limbah adalah laboratorium

dengan 0,03 kg/pasiern perhari. Hal ini disebabkan karena laboratorium tidak

melakukan tindakan medis sehingga limbah yang dihasilkan lebih sedikit.

Berdasarkan Gambar 13 ruang yang paling banyak menghasilkan limbah

adalah ruang operasi yaitu 0,38 kg/pasien perhari. Total Jumlah limbah yang

berasal dari ruang perawatan adalah sebesar 0,94 kg/pasien perhari. Sedangkan

limbah yang paling sedikit dihasilkan yaitu dari ruang poli gigi, ruang radiologi

dan ruang laboratorium yaitu masing–masing menghasilkan limbah 0,03 kg/

pasien perhari.

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Ket:

1 : Baji Pamai 6 : Baji ati 11 : Ruang bersalin 16 : Poli THT 2 : Baji Gau 7 : Baji Ada' 12 : Laboratorium 17 : Poli MDR

3: Baji Areng 8 : ICU 13 : Kamar Bayi 18 : Hermodialisa 4 : Baji Dakka 9 : UGD 14 : CVCU

5 : Baji Kamase 10 : Ruang Operasi 15 : Bank Darah

Ber

at L

imb

ah (

Kg)

Page 84: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

73

Gambar 13 Grafik rata-rata timbulan limbah medis berdasarkan sumber per

pasien per hari Rumah Sakit Swasta Y

Sesuai dengan Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa Rata-rata Jumlah

Timbulan Limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X adalah 32,50 kg/ hari dengan

rata-rata jumlah kunjungan pasien 208 pasien perhari. Dengan demikian Rumah

Sakit Milik Pemerintah X menghasilkan limbah sebesar 0,16 kg/pasien perhari.

Sedangkan Tabel 11 jumlah rata-rata timbulan limbah medis Rumah Sakit Swasta

Y adalah sebanyak 24,00 kg/hari, jumlah rata-rata pengunjung adalah 180

pasien/hari. Dengan demikian Rumah Sakit Swasta Y menghasilkan

0,13kg/pasien perhari.

Perbedaan jumlah limbah yang dihasilkan disebabkan oleh jumlah

pengunjung dan layanan Rumah Sakit Milik Pemerintah X lebih banyak

dibandingkan Rumah Sakit Swasta Y sehingga limbah yang dihasilkan juga lebih

banyak.

0,000,050,100,150,200,250,300,350,40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17Ket:

1 : Perawatan 1 6 : Perawatan 6 11 : Ruang bersalin 16 : Poli Gigi

2 : Perawatan 2 7 : Ruang Kemoterapi 12 : Laboratorium 17 : Poli bedah

3: Perawatan 3 8 : ICU 13 : Kamar Bayi

4 : Perawatan 4 9 : UGD 14 : Ruang mikrobiologi

5 : Perawatan 5 10 : Ruang Operasi 15 : Radiologi

Ber

at L

imb

ah (

Kg)

Page 85: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

74

E. Analisis Pengolahan Limbah Rumah Sakit Pemerintah X dan Rumah

Sakit Swasta Y

1. Pengolahan Limbah Medis Padat Rumah Sakit Milik Pemerintah X

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dengan pihak

Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Milik Pemerintah X, bahwa pihak

rumah sakit telah melakukan pemisahan limbah medis padat berdasarkan limbah

non medis, limbah medis dan limbah benda tajam pada masing-masing ruangan

yang menghasilkan limba medis. Kegiatan pengumpulan dan pengangkuta limbah

dilakukan dua kali sehari oleh petugas cleaning service.

Pihak Rumah Sakit Milik Pemerintah juga melakukan pencatatan dan

penimbangan limbah berdasarkan sumber limbah sebelum limbah di simpan di

TPS. Rumah Sakit Milik Pemerintah X Memusnahkan limbahnya dengan

menggunakan insenerator. Pemusnahan limbah dengan insenerator dilakukan 2-3

kali dalam sebulan. kemudian Abu sisa insenerator kemudian di serahkan kepada

pihak ketiga yaitu PT. Multazam. Berikut skema pengelolaan limbah medis

Rumah Sakit Milik Pemerintah X.

Page 86: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

75

Gambar 14 Skema pengolahan limbah medis Rumah Sakit Milik Pemerintah X

berdasarkan hasil observasi

Berdasarkan Gambar 4.13 pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dapat di uraikan sebagai berikut:

a. Pemilahan (segresi) Limbah Medis

Pemisahan dan pewadahan limbah medis padat merupakan tanggung

jawab dari kepala ruangan dan perawat ruangan. Pada masing-masing ruangan

telah disediakan tempat sampah berbahan plastik untuk pewadahan limbah medis

dan limbah non medis. Wadah limbah medis yang terdiri dari limbah infeksius

dan limbah patologis di tampung pada wadah yang dilapisi dengan kantong

plastik kuning. Limbah non medis yang terdiri dari plastik sisa makanan, botol

minuman, tisu, sisa makanan, kertas dan limbah domestik lainnya di tampung

Pihak Ke-3 Pihak Ke-3

Abu Insenerator

Pihak Ketiga

Kontainer

Sampah

TPA

TPS

Insenerator

Sumber

Non

Medis

Limbah

Benda

Tajam

Limbah

Infeksius

Limbah

Patologis

Kantong Kuning Safety Box Kantong

Hitam

Page 87: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

76

pada wadah yang dilapisi dengan kantong plastik berwarna hitam. Serta

dilengkapi dengan safety box untuk menampung benda tajam. Tempat sampah

limbah diberi label dengan tulisan limbah medis. Namun, masih saja terjadi

percampuran limbah. Hal ini diakibatkan oleh kelalaian perawat yang bertugas di

ruangan.

Gambar 15 Wadah penampungan limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X

b. Pengumpulan Limbah Medis

Pengumpulan limbah medis merupakan tanggung jawab dari cleaning

service. Cleaning service bertugas mengumpulkan limbah dari tiap ruangan

sebelum diangkut ke tempat penampungan sementara yang terletak di belakang

gedung rumah sakit. Pengangkutan limbah dilakukan 2 kali sehari yaitu pada

pukul 09.00 dan pukul 17.00 WITA petugas berkeliling ruangan mengumpulkan

limbah medis dan non medis dengan menggunakan troli yang tertutup, namun

petugas sama sekali tidak menggunakan alat pelindung diri. Pihak Instalasi

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Milik Pemerintah X telah menyediakan alat

pelindung diri seperti masker dan sarung tangan. Namun, petugas pengumpul

Page 88: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

77

limbah tidak menggunakannya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran

petugas tentang bahaya limbah medis.

c. Pengangkutan Limbah Medis

Dalam pelaksanaan pengangkutan limbah dalam lingkup rumah sakit milik

pemerintah X dilakukan oleh cleaning service. Petugas mengangkut limbah yang

sudah terlebih dahulu dikumpulkan dengan menggunakan tong sampah dorong

(troli) yang tertutup. Kemudian limbah diangkut menuju tempat penampungan

sementara atau TPS yang terletak di bagian belakang gedung rumah sakit.

Gambar 16 Pengangkutan limbah medis Rumah Sakit Milik Pemerintah X

dengan menggunakan troli

d. Penampungan Limbah Medis

Setelah tahap pengangkutan, selanjutnya limbah akan ditampung pada

TPS. Namun terlebih dahulu petugas akan melakukan mencatat limbah medis

yang telah di angkut dari masing-masing unit. Penyimpanan tersebut sudah

terpisah dengan limbah non-medis. Lokasi TPS limbah medis berada di belakang

Rumah Sakit tepatnya di samping Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Page 89: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

78

Milik Pemerintah X. Adapun konstruksi penyimpanan limbah B3 yang ada di

Rumah Sakit Milik Pemerintah X telah berupaya memenuhi syarat (sesuai

KEPDAL01/1995). Tempat penampungan sementara yang telah ada memilki izin

untuk dipergunakan. Sedangkan untuk Tempat penampungan limbah non-medis

berupa kontainer yang disimpan di belakang Rumah Sakit. Limbah non-medis

akan dibuang di Tempat Pemprosesan Akhir (TPA).

Gambar 17 Tempat penampungan sementara limbah Rumah Sakit Milik

Pemerintah X

e. Pemusnahan Limbah Medis

Sejak bulan januari tahun 2014, Rumah Sakit Milik Pemerintah X

melakukan pemusnahan limbah medis dengan menggunakan pembakaran

menggunakan Insinerator. Insenerator yang digunakan adalah insenerator tipe

robotik yang mampu menampung sampai 100 kg limbah dengan suhu 1000 ºC -

1200ºC yang telah memenuhi syarat pemusnahan limbah infeksius, patologis dan

sitoksis Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004 . bahan bakar insenerator adalah solar,

tinggi cerobong insenerator adalah 15,47 meter. Hal ini sudah sesuai dengan

Kepala BAPEDAL No. 03 tahun 1995 tentang Persyaratan Teknis Pengelolaan

Page 90: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

79

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yaitu ketinggian cerobong minimum 14

meter dari permukaan tanah.

Gambar 18 Insenerator dan Abu sisa pembakaran limbah Rumah Sakit Milik

Pemerintah X

Berdasarkan wawancara dengan pihak Instalasi Kesehatan Lingkungan

Rumah Sakit Milik Pemerintah X, limbah medis dimusnahkan 2-3 kali dalam

sebulan. Karena menunggu limbah medis terkumpul dan biaya yang digunakan

cukup besar untuk satu kali pemusnahan limbah medis. Pembakaran limbah medis

dilakukan malam hari.

f. Pengangkutan Oleh Pihak Ketiga

Dari proses pemusnahan limbah dengan menggunakan insenerator akan

dihasilkan abu sisa insenerator. Abu sisa insenerator kemudian diserahkan kepada

pihak ketiga yaitu PT. Tenang Jaya Sejahtera sesuai dengan Surat Keputusan dari

Kementerian Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2012 Tentang Izin Pemanfaatan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Surat Keputusan Kementerian

Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 2013 Tentang Izin Pengoperasian Alat

Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dengan Metoda

Elektrokoagulasi dan Surat Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup No. 50

Page 91: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

80

Tahun 2013 Tentang Izin Pengoperasian (Insenerator) Limbah Bahan Berbahaya

dan Beracun. Dengan bantuan pengangkutan dari pihak PT. Multazam yang

memiliki Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 dari Kementrian Lingkungan

Hidup dan Kehutan RI No:B-14667/Dep.IV/LH/PDAL/12/2014 dan ijin

penyelenggara angkutan khusus untuk barang berbahaya Direktorat Jendral

Perhubungan Darat No.SK.1724/AJ.309/DJPD/2016/730710027BB.

2. Pengolahan Limbah Medis Padat Rumah Sakit Milik Swasta Y

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pengolahan limbah medis

padat yang dilakukan dari tiap sumber yang terdapat di Rumah Sakit Swasta Y.

Perbedaan pengelolaan limbah medis pada Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan

Rumah Sakit Swasta Y terdapat pada pemusnahan limbah. Rumah Sakit Swasta

tidak memiliki alat untuk memusnahkan limbah medisnya. Sehingga limbah

medis pada Rumah Sakit Swasta diserahkan ke pihak ketiga. Berikut skema

pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Swasta Y.

Sumber Limbah Rumah Sakit Swasta berasal dari Poliklinik, Ruang

perawatan, IGD, ICU, Laboratorium, Ruang Operasi, Ruang Bersalin, Kamar

Bayi, Ruang Kemoterapi dan Ruang Radiologi. Limbah yang dihasilkan oleh

setiap ruangan bermacam-macam yaitu limbah infeksius (kasa bekas, kapas bekas,

verband, keteter, sarung tangan, botol infus dan sebagainya), limbah tajam (jarum,

silet dan botol obat), Limbah citoksis (Botol obat sisa kemoterapi) dan limbah

jaringan tubuh. Berikut skema pengelolaan limbah pada Rumah Sakit Swasta Y :

Page 92: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

81

Gambar 19 Skema pengolahan limbah medis Rumah Sakit Swasta Y berdasarkan

hasil observasi

Berikut ini penjelasan mengenai pengelolaan limbah medis padat Rumah Sakit

Swasta Y :

a. Pemilahan (segresi) Limbah Medis

Pemisahan dan pewadahan limbah medis padat merupakan tanggung

jawab dari kepala ruangan dan perawat ruangan. Pada masing-masing ruangan

telah disediakan tempat sampah berbahan plastik untuk pewadahan limbah medis

dan limbah non medis. Wadah limbah medis dilapisi dengan kantong plastik

kuning, limbah citoksis ditampung pada wadah yang dilapisi dengan kantong

plastik ungu, sedangkan wadah limbah non medis, serta dilengkapi dengan safety

Kontainer

Sampah

TPA

TPS

Pihak Ketiga

Non

Medis

Limbah

Benda

Tajam

Limbah

Infeksius

Limbah

Patologi

s

Kantong

Kuning Safety Box

Kantong

Hitam

Limbah

Sitoksis

Kantong

Ungu

Sumber

Page 93: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

82

box untuk menampung benda tajam. Tempat sampah limbah diberi label dengan

tulisan limbah medis. Namun, masih saja terjadi percampuran limbah. Hal ini

diakibatkan oleh kelalaian perawat yang bertugas di ruangan.

Gambar 20 Wadah penampungan limbah Rumah Sakit Swasta Y

b. Pengumpulan Limbah Medis

Pengumpulan limbah medis merupakan tanggung jawab dari petugas

cleaning service, setiap hari petugas berkeliling ruangan untuk mengumpulkan

limbah sebelum diangkut menuju tempat penampungan sementara. Kegiatan

pengangkutan limbah biasanya dilakukan 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.00 dan

17.00 WITA, khusus untuk limbah medis yang berasal dari ruang operasi,

diangkut pada pukul 00.00 WITA. Sebelum diangkut menuju TPS limbah medis

dikumpulkan di tangga lantai satu, setelah limbah medis dari seluruh ruangan

telah di kumpulkan, limbah kemudian diangkut menuju TPS dengan

menggunakan gerobak pengangkut limbah medis.

Berdasarkan hasil observasi, petugas pengangkut limbah pada Rumah

Sakit Swasta Y sama sekali tidak menggunakan alat pelindung diri pada saat

mengangkut limbah medis.

Page 94: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

83

Gambar 21 Pengumpulan limbah medis Rumah Sakit Swasta Y

c. Pengangkutan Limbah Medis

Berdasarkan wawancara dan observasi pada Rumah Sakit Swasta Y,

limbah yang telah dikumpulkan menggunakan wadah yang terbuka kemudian

diangkut menuju tempat penampungan sementara yang terletak di belakang rumah

sakit dengan menggunakan gerobak. Petugas menggunakan gerobak karena

wadah yang digunakan tidak memiliki roda dan jarak menuju TPS cukup jauh.

Gambar 22 Alat pengangkut limbah medis Rumah Sakit Swasta Y

Page 95: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

84

d. Penampungan Limbah Medis

Setelah tahap pengangkutan, limbah di tampung pada tempat

penampungan sementara atau TPS limbah B3 yang terletak di belakang rumah

sakit. Jarak TPS dengan gedung utama ±35 meter dari gedung utama. Adapun

konstruksi penampungan limbah B3 yang ada di Rumah Sakit Swasta Y telah

berupaya memenuhi syarat (sesuai KEPDAL01/1995). Jarak TPS yang cukup jauh

dari gedung utama dapat dikatakan aman dari jangkauan orang asing. Setelah

limbah diangkut, limbah medis langsung dimasukkan ke dalam TPS, tidak ada

kegiatan pencatatan dan penimbangan limbah medis padat.

Gambar 23 Tempat Penampungan Sementara Limbah Medis Rumah Sakit

Swasta Y

e. Pemusnahan Limbah Medis

Rumah Sakit Milik Swasta Y tidak memiliki insenerator untuk

memusnahkan limbah medis. Limbah yang telah ditampung di TPS akan

diserahkan pada pihak ketiga untuk mengolah limbah medis tersebut. Pihak ketiga

yaitu PT. Tenang Jaya Sejahtera sesuai dengan Surat Keputusan dari Kementerian

Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2012 Tentang Izin Pemanfaatan Limbah Bahan

Page 96: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

85

Berbahaya dan Beracun, Surat Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup No. 49

Tahun 2013 Tentang Izin Pengoperasian Alat Pengolahan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun Dengan Metoda Elektrokoagulasi dan Surat Keputusan

Kementerian Lingkungan Hidup No. 50 Tahun 2013 Tentang Izin Pengoperasian

(Insenerator) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dengan bantuan

pengangkutan dari pihak PT. Mitra Hijau Asia sesuai Rekomendasi

Pengangkutan Limbah B3 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutan RI

No:B-14667/Dep.IV/LH/PDAL/12/2014 dan ijin penyelenggara angkutan khusus

untuk barang berbahaya Direktorat Jendral Perhubungan Darat

No.SK.1724/AJ.309/DJPD/2016/730710027BB.

Sebelum limbah medis diangkut, limbah di kemas dalam karton yang

kuat. Setelah limbah medis di kemas, limbah akan ditimbang dan dilakukan

pencatatan jumlah limbah yang diangkut pihak pengangkut. Pihak Rumah Sakit

menghabiskan dana sebesar Rp.33.000 perkilogram untuk menyerahkan limbah

medis kepada pihak pengangkut.

Gambar 24 Pengemasan limbah medis Rumah Sakit Swasta Y oleh pihak ketiga

Page 97: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

86

F. Administrasi Pengelolaan Limbah Oleh Pihak Ketiga

Setiap perpindahan limbah bahan berbahaya dan beracun yang keluar dari

TPS harus melakukan proses administrasi yaitu harus menghubungi penanggung

jawab TPS untuk proses serah terima limbah dengan pihak pengangkut atau pihak

ketiga sesuai dengan Surat Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

No.Kep. 02/Bapedal/09/1995 tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun (terlampir).

G. Evaluasi dan Perbandingan Kesesuaian Persyaratan dan Tata Laksana

Pengelolaan Limbah Medis Padat Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan

Rumah Sakit Swasta Y

Dalam pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Milik Pemerintah dan

Rumah Sakit Swasta mengacu pada Kepmenkes RI Nomor

1204/Menkes/SK/X/2004 yang mengatur mengenai minimasi limbah medis

hingga pengolahan limbah medis. Oleh sebab itu evaluasi terhadap pengelolaan

limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y dilakukan

sesuai dengan peraturan tersebut.

1. Persyaratan Pengelolaan Limbah Medis Padat

a. Minimisasi Limbah

Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y telah

melakukan reduksi limbah berdasarkan sumbernya dengan cara segregasi

(memilih limbah sesuai jenis), housekeeping (menghindari ceceran limbah saat

pengangkutan). Begitu pun dengan pengolahan bahan kimia yang berbahaya dan

beracun dengan cara meminta stok bahan kimia dan farmasi sesuai dengan

kebutuhan rumah sakit agar tidak berlebihan dan menghindari kadaluarsa.

Page 98: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

87

Terbukti pada saat pengambilan sampel tidah ditemukan obat-obatan yang

kadaluarsa.

f. Pemilihan, Pewadahan, pemanfaatan kembali dan daur ulang

Pihak Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y telah

melakukan upaya pemilahan limbah berdasarkan sumber dengan cara

menyediakan tempat penampungan limbah medis dan non medis pada masing-

masing ruangan. Pihak Rumah Sakit Milik Pemerintah X menyediakan tiga jenis

tempat penampungan limbah yaitu tempat untuk menampung limbah non medis,

limbah medis dan limbah benda tajam. Sedangkan Rumah Sakit Swasta Y

menyediakan 4 jenis wadah untuk menampung limbah yaitu untuk menampung

limbah non medis, limbah medis, safety box dan wadah untuk menampung limbah

sitoksis.

Kedua Rumah Sakit ini tidak tidak melakukan daur ulang limbah, limbah

medis berupa jarum suntik tidak digunakan kembali karena telah terkontaminasi.

Spuit dan jarumnya dipisahkan sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1204 Tahun

2004. Limbah spuit dimasukkan ke dalam wadah limbah medis sedangkan jarum

suntik di masukkan dalam safety box.

g. Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penyimpanan

Rumah Sakit Milik Pemerintah X mengangkut limbahnya dengan

menggunakan troli khusus yang tertutup dan telah sesuai dengan Kepmenkes RI

No. 1204 Tahun 2004. Sedangkan pihak Rumah Sakit Swasta Y mengangkut

limbah menggunakan troli yang tidak tertutup. Hal ini menunjukkan pada

pengangkutan limbah, Rumah Sakit Swasta tidak sesuai dengan Kepmenkes RI

No. 1204 Tahun 2004.

Page 99: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

88

Penyimpanan limbah Rumah Sakit Pemerintah tidak sesuai dengan iklim,

karena pihak Rumah Sakit menunggu limbah terkumpul hingga 100 kg untuk

dimusnahkan pada insenerator. Rumah Sakit Swasta Y juga tidak melakukan

penyimpanan limbah sesuai dengan iklim karena limbah yang tersimpan pada TPS

diangkut oleh pihak ketiga hanya satu kali sebulan. . Hal ini tidak sesuai dengan

Kepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004 yaitu penyimpanan limbah medis padat

harus sesuai dengan iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan

musim kemarau paling lama 24 jam.

g. Pengumpulan, pengemasan dan pengangkutan ke luar rumah sakit

Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y sebelum

mengangkut limbahnya ke luar rumah sakit, terlebih dahulu mengemasnya di

dalam tempat yang kuat berupa kardus. Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit

dilakukan menggunakan kendaraan khusus pengangkut limbah medis. Limbah

Rumah Sakit Milik Pemerintah diangkut oleh PT. Multazam sedangkan limbah

Rumah Sakit Swasta diangkut oleh PT. Mitra Hijau Asia. Dengan demikian,

pengumpulan, pengemasan dan pengangkutan limbah medis pada Rumah Sakit

Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y telah sesuai dengan Kepmenkes

RI No. 1204 Tahun 2004.

h. Pengolahan dan pemusnahan

Limbah medis Rumah Sakit Milik Pemerintah X tidak dibuang langsung

ke tempat pembuangan akhir, melainkan dimusnahkan dengan menggunakan

insenerator. Kemudian sisa abu insenerator diserahkan kepada pihak ketiga.

Sedangkan limbah medis pada Rumah Sakit Swasta Y langsung diserahkan

kepada pihak ketiga, karena pihak rumah sakit tidak memiliki alat untuk

Page 100: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

89

memusnahkan limbahnya. Dengan demikian pengolahan dan pemusnahan limbah

Rumah Sakit Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y telah sesuai dengan

Kepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004.

2. Tata Laksana Pengelolaan Limbah Medis Padat

a. Minimisasi Limbah

Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y tidak

menggunakan bahan-bahan kimia secara berlebihan. Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y juga memesan bahan-bahan sesuai

kebutuhan dan mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saat diantar oleh

distributor sesuai dengan tata laksana pengecekan barang.

Kedua rumah sakit ini juga mengutamakan menggunakan bahan-bahan

yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa dan menghabiskan

bahan dari setiap kemasan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi limbah bahan

kimia dan farmasi. Terbukti, ketika pengambilan sampel selama 8 hari tidak

ditemukan limbah farmasi. Pihak Instalasi Pengelolaan Limbah Rumah Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y juga mengatakan bahwa jika ada obat-

obatan yang kadaluarsa maka akan dikembalikan ke pihak distributor. Dengan

demikian kedua rumah sakit ini telah memenuhi tata laksana minimisasi limbah

Kepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004.

b. Pemilahan, pewadahan, pemanfaatan kembali dan daur ulang

Rumah Sakit Milik Pemerintah X telah melakukan pemilahan antara

limbah non medis, limbah medis dan limbah benda tajam. Sehingga pihak rumah

sakit menyediakan tiga jenis wadah yang berbeda guna mencepah pencampuran

limbah. untuk Wadah non medis dilapisi dengan kantong pelastik berwarna hitam

Page 101: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

90

untuk memudahkan pengemasan dan mencegar terjadinya ceceran limbah pada

saat pengangkutan.

Rumah Sakit Swasta Y juga melakukan pemisahan limbah berdasarkan

limbah non medis, limbah medis, limbah sitoksis dan limbah benda tajam. Wadah

limbah non medis dilapisi dengan kantong pelastik hitam, wadah limbah medis

dengan kantong plastik kuning sedangkan wadah limbah sitoksis dilapisi dengan

kantok plastik ungu.

Dengan demikian wadah yang digunakan oleh Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y sudah sesuai dengan persyaratan yang

telah ditetapkan mengacu pada Kepmenkes No. 1204 tahun 2004. Sebelum limbah

limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X disimpan di TPS pihak rumah sakit

melakukan pencatatan dan penimbangan jumlah limbah yang dihasilkan tiap-tiap

sumber, sedangkan Rumah Sakit Swasta Y sekali tidak melakukan pencatatan

jumlah limbah. pencatatan hanya dikakukan pada saat penyerahan limbah kepada

pihak ketiha. Oleh sebab itu pengelolaan limbah rumah Sakit Pemerintah X lebih

baik dibandingkan Rumah Sakit Swasta Y.

c. Tempat Penampungan Sementara

Rumah Sakit Milik Pemerintah X mengolah limbahnya dengan

menggunakan insenerator yang dilakukan 2-3 kali dalam sebulan atau menunggu

limbah terkumpul lebih dari 100 kg. Selain itu keterlambatan pencairan dana

oprasional insenerator juga menyebabkan terlambatnya limbah di musnahkan.

Karena keterbatasan alat pengadaan pengolahan limbah maka Rumah Sakit

Swasta Y menyerahkan limbahnya kepada pihak ketiga 1 kali dalam sebulan,

tergantung volume limbah pada TPS. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan

Page 102: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

91

Menteri kesehatan No.1204 Tahun 2004 penyimpanan limbah pada kedua rumah

sakit.

d. Transportasi

Pada saat pengangkutan limbah dari tiap-tiap sumber limbah Rumah Sakit

Milik Pemerintah X dimasukkan dalam kontainer yang tertutup, sedangkan pada

Rumah Sakit SwastaY petugas tidak menggunakan kontainer yang tertutup.

Peraturan Menteri kesehatan No.1204 Tahun 2004 Kantong limbah medis padat

sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam container

yang kuat dan tertutup.oleh karena itu Rumah Sakit Swasta belum sesuai dengan

persyaratan tersebut.

Pada saat kegiatan pengangkutan limbah petugas yang mengangkut limbah

pada masing-masing rumah sakit sama sekali tidak menggunakan alat pelindung

diri, sebagaimana yang tercantum Peraturan Menteri kesehatan No.1204 Tahun

2004 bahwa petugas pengangkut limbah wajib menggunakan alat pelindung diri

berupa sarung tangan, masker, helm, sepatu boots dan sebagainya.

e. Pengelolaan, Pemusnahan dan Pembuangan Akhir Limbah Padat

1) Limbah Infeksius dan Benda Tajam

Limbah infeksius Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit

Swasta Y dimasukkan kedalam wadah berbahan plastik dan dilapisi dengan

kantong plastik kuning. Sedangkan limbah benda tajam dikumpulkan ke dalam

safety box. Rumah Sakit Milik pemerintah memusnahkan limbahnya dengan

menggunakan insenerator, setelah itu residu insenerator di simpan di TPS

selanjutnya di serahkan kepada pihak ketiga. Sedangkan Rumah Sakit Swasta Y

tidak melakukan pemusnahan limbah melainkan langsung menyerahkan limbanya

Page 103: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

92

kepada pihak ketiga. Sistem pengelolaan limbah Rumah Sakit Milik Pemerintah X

lebih baik dibandingkan Rumah Sakit Swasta Y yang langsung menyerahkan

limbahnya ke pihak ketiga.

2) Limbah Farmasi

Tidak ditemukan limbah farmasi pada saat pengambilan sampel yang

dilakukan selama 8 hari pada kedua rumah sakit tersebut. Menurut pihak Instalasi

Kesehatan Lingkungan kpada masing-masing rumah sakit, jika ditemukan limbah

farmasi dalam jumlah sedikit maka pengelolaannya sama dengan limbah lainnya,

tetapi jika ditemukan limbah farmasi dalam jumlah yang besar maka akan di

kembalikan kepada distributor obat-obatan.

3) Limbah Sitotoksik

Rumah Sakit Milik Pemerintah X tidak menghasilkan limbah sitoksis

karena pada Rumah Sakit Milik Pemerintah X tidak tersedia fasilitas kemoterapi

kanker. Sedangkan limbah sitoksis yang dihasilkan Rumah Sakit Swasta Y akan

di tampung pada wadah yang dilapisi dengan kantong plastik ungu kemudian

disimpan di TPS dan akan diserahkan kepada pihak ketiga. Hal ini tidak sesuai

dengan Peraturan Menteri kesehatan No.1204 Tahun 2004 yang menganjurkan

untuk mengolah limbah sitoksis.

4) Limbah bahan kimiawi

Pada saat pengambilan sampel selam 8 hari tidak ditemukan limbah kimia

padat pada kedua rumah sakit tersebut. Sedangkan limbah kimiawi berupa limbah

cair, dan diolah di Instalasi Pengohalan Air Limbah (IPAL) masing-masing rumah

sakit.

Page 104: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

93

5) Limbah dengan Kandungan Logam Berat Tinggi

Tidak ditemukan limbah dengan kandungan logam berat tinggi yang

mengandung mercuri atau kadmium pada saat pengambilan sampel selama 8

hari pada masing-masing rumah sakit.

6) Kontainer Bertekanan

Kontainer bertekanan seperti tabung atau silinder nitrogen oksida, tabung

gas lain seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida yang ada di Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y di daur ulang atau digunakan kembali

dan dikembalikan ke distributor untuk pengisian ulang gas, apabila masih dalam

kondisi utuh. Jika kontainer sudah rusak diangkut oleh pihak ketiga yang bekerja

sama dengan pihak rumah sakit. Hal telah sesuai dengan Peraturan Menteri

kesehatan No.1204 Tahun 2004 yang menyebutkan bahwa Cara yang terbaik

untuk menangani limbah container bertekanan adalah dengan daur ulang atau

penggunaan kembali.

7) Limbah Radiokatif

Limbah radioaktif di Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit

tersebut berupa limbah cair dan diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

yang terdapat di masing-masing rumah sakit.

Page 105: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang analisis dan perbandingan pengelolaan limbah

medis Rumah Sakit Milik Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sumber limbah medis Rumah Sakit Milik Pemerintah X berasal dari 18

ruangan. Sedangkan Sumber Limbah Rumah Sakit Swasta Y berasal dari 17

ruangan. Karateristik limbah medis Rumah Sakit Pemerintah meliputi, 75%

limbah infeksius, 17,5% limbah Benda Tajam dan 7,3% limbah. Sedangkan

Karateristik limbah Rumah Sakit Swasta meliputi 77% limbah infeksius, 16%

limbah benda tajam, 5% limbah patologis dan 2% limbah sitoksis.

2. Rata-rata timbulan limbah medis padat Rumah Sakit Milik Pemerintah X yaitu

32,50 kg/hari dengan jumlah kunjungan 208 pasien/hari atau sekitar 0,16

kg/pasien perhari. Sedangkan rata-rata timbulan limbah Rumah Sakit Swasta

Y adalah 24 kg/hari dengan jumlah kunjungan pasien sekitar 180 pasien/hari

atau sekitar 0,13 kg/pasien perhari. Perbedaan jumlah timbulan dapat

dipengaruhi oleh jumlah pasien dan jenis layanan.

3. Sistem Pengelolaan limbah medis padat pada Rumah Sakit Milik Pemerintah

X dan Rumah Sakit Swasta Y:

a. Pemilahan, pada Rumah Sakit Milik Pemerintah X pemilahan limbah

dilakukan mulai dari ruangan penghasil limbah dengan menyediakan 3

wadah yaitu wadah untuk limbah non medis yang dilapisi dengan

kantong plastik hitam, wadah limbah medis infeksius dan patologis yang

Page 106: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

95

dilapisi kantong plastik kuning dan limbah benda tajam. Pada Rumah

Sakit Swasta Y juga menggunakan ketiga wadah tersebut, serta

menggunakan wadah untuk limbah sitoksis yang dilapisi dengan kantong

plastik ungu.

b. Pengumpulan dan pengangkutan, pada kedua rumah sakit ini melakukan

pengumpulan dan pengangkutan limbah medis sebanyak 2 kali dalam

sehari. Penyimpanan limbah medis, setelah limbah dikumpulkan dari

masing-masing ruangan. Limbah medis kemudian di tampung pada TPS.

c. Pemusnahan limbah medis, Rumah Sakit Milik Pemerintah

memusnahkan limbahnya menggunakan insenerator. Abu sisa insenerator

kemudian di serahkan kepada pihak ketiga. Sedangkan pemusnahan

limbah pada Rumah Sakit Swasta Y, langsung menyerahkan limbahnya

kepada pihak ketiga karena tidak memiliki alat untuk memusnahkan

limbah.

4. Hasil evaluasi kesesuaian pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Milik

Pemerintah X dan Rumah Sakit Swasta Y dengan Kepmenkes RI No. 1204

Tahun 2004 menunjukkan bahwa kedua rumah sakit ini belum sepenuhnya

sesuai. Untuk minimisasi limbah, pada kedua rumah sakit ini telah sepenuhnya

sesusai dengan Kepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004. Namun untuk

Pemilahan, pewadahan, pemanfaatan kembali dan daur ulang, pengelolaan,

pemusnahan dan pembuangan akhir limbah padat medis belum sepenuhnya

sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004.

B. Saran

1. Agar proses reduksi limbah pada sumbernya dapat diterapkan dengan baik,

maka tenaga medis harus diberikan pelatihan agar mengetahui teknik dan

cara-cara minimisasi limbah sehingga terbiasa melakukan upaya reduksi

Page 107: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

96

limbah pada sumbernya sehingga proses minimisasi limbah dapat berjalan

dengan baik.

2. perlunya pencatatan dan penimbangan limbah bagi Rumah Sakit Swasta Y

agar pihak rumah sakit dapat mengetahui karateristik limbah setiap harinya

berdasarkan sumber limbah.

3. Jalur pengangkutan limbah medis melalui jalur, yang juga digunakan untuk

aktifitas petugas rumah sakit. Oleh karena itu, pengangkutan limbah medis

diatur sedemikian rupa jadwalnya untuk diangkut ke TPS medis, sehingga

tidak bersamaan/ bersinggungan dengan jadwal pengiriman makanan dan

linen bersih pada jalur yang sama.

4. Pada penelitian selanjutnya penimbangan volume limbah sebaiknya

menggunakan timbangan digital agar jumlah limbah lebih akurat.

5. Pada penelitian selanjutnya evaluasi pengelolaan limbah medis sebaiknya

menggunakan peraturan pemerintah selain Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004.

6. Perlu dilakukan analisis terkait seberapa besar hubungan antara jumlah

pasien, waktu operasional dan jumlah kapasitas ruangan terhadap timbulan

limbah.

Page 108: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

97

Page 109: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

DAFTAR PUSTAKA

A.Pruss dkk Giroult, E., & Rushbrook, P. 2005. Pengelolaan Aman Limbah

Layanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC

Askarian, M., Vakili, M., & Kabir, G. 2004. Results of a hospital waste survey in

private hospitals in Fars provinc. Iran.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15081061.pdf [Internet]. Diakses

tanggal 16/7/2017

Bapedal. 1992. Pedoman Minimisasi Limbah. Jakarta: Bapedal.

Bapedal .1995. Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta :

Bapedal.

Bishop, P.L. 2001 . Pollution Prevention: Fundamental and Practice. Boston:

The McGraw-Hill.

Blenkharn, J.I. 2005. Standards of Clinical Waste Management in UK Hospitals.

http://www.elsevierhealth.com/journals/jhin [Internet]. Diakses tanggal

1/6/2017.

Bishop, P.L. 2001. Pollution Prevention: Fundamental and Practice. Boston: The

McGraw-Hill.

Charles J.P. Siregar. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan, Jakarta:

Penerbit buku Kedokteran EGC.

Cheng, Y.W., et al. 2008. Medical waste production at hospitals and associated

factors. http://ntur.lib.ntu.edu.tw/bitstream/246246/96748/1/16.pdf

[Internet]. Diakses tanggal 5/7/2017.

Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia.

Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PPL dan Direktorat Jenderal Pelayanan

Medik.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Limbah

Padat dan Limbah Cair di Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM

& PPL dan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.

Ditjen PP& PL.2011. Kebijakan Kesehatan Lingkungan Dalam Pengelolaan

Limbah Medis di Fasyankes. Jakarta: Direktorat PL.

Hassan, M.M, et al. 2008. Pattern of Medical Waste Management: Existing

Scenario in Dhaka City, Bangladesh. BMC Public Health,

Page 110: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

http://www.biomedcentral.com/1471-2458/8/36 [Internet]. Diakses

9/6/2017.

ILO dan WHO.2005. Pedoman Bersama ILO/WHO tentang Pelayanan Kesehatan

dan HIV/AIDS. Jakarta: Direktorat Pengawasan Kesehatan Kerja Direktorat

Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga

Kerja dan Transmigrasi RI.

Kementrian Kesehatan. 2004. Keputusan mentri kesehatan republik Indonesia

nomor: 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Penyehatan Lingkungan.

Lee, L.D. 1992. Waste Management for Health Care Facilities. AHA: American

Society for Hospital Engineering.

Nadia, Paramita. 2007. Evaluasi Pengelolaan Sampah Rumah Sakit Pusat

Angkatan Darat Gatot Soebroto.

http://eprints.undip.ac.id/533/1/halaman_51_55_nadia_pdf [Internet].

Diakses tanggal 16/7/2017.

OXFAM. 2008. Technical Brief: Hazardous Wastes.

http://postconflict.unep.ch/humanitarianaction/documents/02_03-04_01

04.pdf [Internet]. Diakses tanggal 29/6/2017

Perdani, I.P. 2011. Identifikasi Penyebaran Limbah Padat B3 dari Fasilitas

Kesehatan di Surabaya Timur [Skripsi]. Surabaya: Institut Teknologi

Semarang.

St, Habsiah.2017. Studi Evaluasi Pengelolaan Limbah Medis Pada RSUD Syekh

Yusuf Gowa [Skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Sumisih.2011. Studi tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

(B3) di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang [Skripsi]. Semarang

:Universitas Negeri Semarang.

Suryandari, Siswantini. 2010. Pengolahan Limbah Medis belum Berstandar.

Jakarta: Media Indonesia.

U.S Environmental Protection Agency (EPA). 2005. Profile of the Healthcare

Industry. www.epa.gov/compliance/sectornotebooks.html [Internet].

Diakses tanggal 27/6/2017.

Vita, Wulandari. 2011. Upaya Minimisasi Limbah dan Pengelolaan Limbah

Medis Di Rumah Sakit Haji Jakarta [Skripsi]. Jakarta : Universitas

Indonesia

Page 111: TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERBANDINGAN …

WHO. 1999. Pedoman Pembuangan Secara Aman Obat Obatan Tak Terpakai

Saat dan Pasca Kedaruratan. Geneva: Switzerland.

WHO. 2005. Management of Solid Health Care Waste at Primary Health Care

Centres. Geneva: WHO.

Wiku Adisasmito. 2009. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Wilburn, S. Q. & Eijkemans, G. (2004) Preventing Needlestick Injuries Among

Healthcare Workers: A WHO–ICN Collaboration. 6 Oktober 2011.

http://www.who.int/occupational_health/activities/5prevent.pdf