mpsi - tugas susulan

Upload: tri-sutrisno

Post on 07-Jul-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    1/26

    MAKALAH MPSI

    (METODOLOGI PENELITIAN SISTEM INFORMASI)

    SEBAGAI SYARAT

    UAS

    Oleh :

    TRI SUTRISNO

    14100062

    STMIK PRINGSEWU

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    2/26

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

    2015/2016

    TUGAS 1

    CONTOH-CONTOH ABSTRAK

    ABSTRAK

    Dalam era persaingan kerja saat ini yang begitu pesat, suatu perusahaan harus mampumenyelesaikan kondisi perusahaan dengan persaingan yang ada. Yaitu dengan

    mempunyai karyawan-karyawan yang berkualitas dengan keterampilan yang bisa

    diandalkan untuk bisa masuk dalam era globalisasi pada persaingan sekarang ini. Bagiperusahaan yang sudah mempunyai mutu dan kualitas yang bagus dimata masyarakat

    pastilah hasil yang di capainya itu merupakan sumber daya dari keterampilan-

    keterampilan yang ada pada diri karyawannya masing-masing. Oleh karena itu,apabila suatu perusahaan ingin mempunyai karyawan yang berkualitas, peranan

    pelatihan dalam suatu perusahaan itu sangatlah penting.

    Pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri adalah untuk menggembangkankemampuan karyawan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan atau jabatan yang sedang

    dijalaninya saat ini. Program pelatihan merupakan salah satu unsur di dalampengembangan karyawan dengan di tingkatkannya pengetahuan dan keterampilankaryawan di harapkan program pelatihan dapat meningkatkan pula prestasi kerja

    karyawan yang ada akhirnya akan meningkatkan efesiensi perusahaan. Program

    pelatihan pada PT. HUTAMA KARYA di laksanakan dengan metode on the job

    training yang di laksanakan oleh perusahaan itu sendiri dan off the job training yangdi laksanakan oleh lembaga diklat di luar perusahaan. Pelatihan yanga ada pada PT.

    HUTAMA KARYA ini menggambarkan bahwa pelatihan mempunyai hubungan

    untuk meningkatkanprestasi kerja karyawan. Adapun kendala yang di hadapi adalahmasalah dana. Dan yang di perlukan tidaklah sedikit, karena kebutuhan-kebutuhan

    lainnya juga perlu di biayai. Perusahaan mengatasinya dengan cara menyusun

    program secara sistematik yang di dasarkan pada analisa jabatan.

    Keyword : Pengembangan Karyawan, metode on the job Training, metode off the job

    training

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    3/26

    ABSTRAK

    (CONTOH ABSTRAK MAKALAH)

    Perkembangan teknologi sistem pengaturan proses di industri dewasa ini menujupenerapan teknologi elektro-pneumatik, yaitu pengaturan komponen pneumatik 

    melalui sinyal listrik. Pressure control trainer 38-714 adalah modul ajar teknologi

    elektro-pneumatik yang membahas pengaturan tekanan. Perubahan variasi beban dangangguan pada teknologi elektro-pneumatik dapat menyebabkan respon sistem tidak 

    sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Pengaruh gangguan yang terdapat pada sistem

    proses dapat di reduksi dengan kontroler kaskade. Selain itu, metode kaskade digunakan untuk meningkatkan kecepatan respon sistem. Dengan pendekatan fuzzy,

    masalah kontroler dapat di selesaikan dengan mudah tanpa perhitungan matematis

    yang rumit. Kontroler kaskade fuzzy adalah dua kontroler fuzzy yang di susun secara

    kaskade. Pada sisi primer berupa kontroler fuzzy untuk pengaturan tekanan,sedangkan pada sisi sekunder berupa kontroler fuzzy untuk pengaturan aliran.

    Berdasarkan hasil implementasi, kontroler kaskade fuzzy dalam penelitian ini mampu

    mengurangi nilai maksimum overshoot, waktu steady state dan error steady state. Jikakontroler kaskade fuzzy dibandingkan dengan kontroler fuzzy tunggal.

    Keyword : Penerapan Teknologi Elektro-pneumatik, Pressure Control Trainer,

    Kontroler kaskade fuzzy

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    4/26

    ABSTRAK

    (CONTOH ABSTRAK SKRIPSI)

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan akselerasi, kelincahan dan dayatahan dengan keterampilan bermain bulu tangkis siswa putra SMA Negeri I Baturetno.

    Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, menggunakan metode survei dengan

    teknik tes dan pengukuran populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra SMANegeri I Baturetno berjumlah 20 Orang. Sedangkan instrument yang digunakan untuk 

    akselerasi adalah tes 20 meter satuannya detik, tes kelincahan diukur dengan shuttle

    run selama 60 detik satuannya frekuensi, daya tahan diukur dengan tes lari 2400 meter

    satuannya menit. Keterampilan bermain bulu tangkis diukur dengan sistem setengahkompetisi satuannya angka. Data di analisis dengan rumus korelasi product moment.

    Sebelumnya data dianalisis perlu diadakan pengujian persyaratan analisis data yaitu

    uji normalitas, uji linieritas dan uji hipotesis. Uji normalitas data menggunakan chikuadrat (X2), menggunakan program SPS adisi Sutrissno Hadi. Untuk menguji

    linieritas data, digunakan teknik analisis variansi terhadap gari regresi dan uji

    hipotesis menggunakan analisis regresi. Setelah uji normalitas menghasilkan normal

    dan uji linieritas menghasilkan data yang linier. Maka hasil penelitian yang diperolehadalah hubungan antara akselerasi dengan keterampilan bulutangkis dengan r = -0.515

    dan p = 0.019 berarti signifikan. Ada hubungan antara kelincahan dengan keterampilan

    bermain bulutangkis dengan r = 0.883 dan p = 0.000 berarti signifikan. Ada hubunganantara daya tahan dengan keterampilan bermain bulutangkis dengan r = -0.628 dan p

    = 0.003 berarti signifikan. Selenjutnya hasil analisis regresi ganda dengan tiga

    prediktor menunjukkan korelasi yang signifikan dengan R = 0.897 antara akelerasi,kelincahan dan daya tahan dengan keterampilan bermain bulutangkis. Besarnya

    koefisien determinan R2(kuadrat) = 0.805 sumbangan efektif (SE) yang diberikan

    ketiga variabel ssecara kesesluruhan sebessar 80.470%.

    Keyword : Penelitian siswa putra SMA N 1 dengan menggunakan metode survei

    dengan teknik tes dan pengukuran populasi.

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    5/26

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    6/26

    ABSTRAK

    (CONTOH ABSTRAK KARYA TULIS ILMIAH)

    Penelitian tentang “Dampak Fatwa Rokok Bagi Psikologi Sosial Masyarakat Kudus”

    bertujuan untuk memberi manfaat psikologi sosial masyarakat kudus dalampermasalahan fatwa rokok. Penelitian ini di lakukan dengan cara pembagian angket

    kepada masyarakat yang mempunyai rutinitas merokok serta studi pustaka. Sejumlah

    54 angket yang kembali di peroleh hasil bahwa alasan merokok terbanyak adalahmerokok untuk menghilangkan lelah yang di tunjukkan dengan presentase 33,33%.

    Sedangkan responden yang merokok mengetahui bahwa rokok tersebut berbahaya

    bagi kesehatan tubuh adalah sebanyak  88,89%. Namun, dalam kenyataannya mereka

    tetap merokok untuk alasan-alasan tertentu. ini terbukti bahwa perokok menerapkanteori pertentangan sebagai salah satu upaya untuk melakukan aktifitas merokok.

    Tetapi, tidak selamanya teori pertentangan berlaku pada 54 orang responden. Hal itu

    terbukti dengan adanya kesadaran untuk berhenti merokok sebanyak  66,67%.

    Berdasarkan kenyataan yang diperoleh dari hasil tersebut, maka psikologi sosial

    bermanfaat dalam permasalahan fatwa rokok, berupa adanya kesadaran masyarakat

    untuk berhenti merokok. Sedangkan dampak fatwa rokok pada psikologi sosial

    masyarakat Kudus, berupa adanya penolakan terhadap fatwa rokok MUI. Kemudianbentuk dari psikologi sosial rokok dalam masyarakat adalah adanya teori pertentangan

    yang secara langsung dilakukan masyarakat sebagai upaya untuk melakukan aktivitasmerokok.

    Keyword : Dampak fatwa rokok bagi psikologi sosial masyrakat, bahaya rokok dalam

    kehidupan.

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    7/26

    TUGAS 2

    TULIS TANGAN

    (PENGERTIAN BERIKUT CONTOHNYA)

    1. LATAR BELAKANG MASALAH

    Informasi-informasi yang terkait dengan masalah yang akan diteliti (dibahas) dan

    tersusun secara sistematis. Di dalam latar balakang, pembaca akan di arahkan ke

    alasan kuat mengapa suatu masalah akan di teliti dan mengapa suatu metode

    penelitian di gunakan. Poin-poin (isi) latar belakang masalah secara lebih efektif 

    adalah :

    1. Alasan Rasional dan esensial berdasarkan data, fakta, dan referensi. Alasan

    tersebut di gunakan sebagai acuan ketertarikan peneliti;

    2. Gejala-gejala yang ada di lapangan, sehingga muncul (memunculkan)

    permasalahan untuk kemudian di teliti lebih lanjut;

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    8/26

    3. Pendekatan yang di tinjau dari segi teoritis serta di tunjukkan untuk mengatasi

    masalah;

    4. Permasalahan-permasalahan kompleks dan pelik yang akan muncul apabila di

    biarkan begitu saja dan tidak segera di cari solusinya.

    Contoh :

    Bahasa adalah alat yang begitu penting bagi setiap sendi kehidupan. Perannya

    sebagai alat komunikasi, tentu tidak bisa di lepaskan dalam setiap detik kita hidup.

    Bahkan, ketika berfikir sekalipun kita masih menggunakan bahasa.

    Di dalam sebuah bahasa, khususnya bahasa Indonesia, terdapat empat kemampuan

    pokok, yaitu :

    1. Mendengar;2. Membaca;

    3. Berbicara;

    4. Menulis.

    Dari keempat kemampuan berbahasa tersebut, kemampuan menulis merupakan

    kemampuan paling sulit, dimana membutuhkan kemampuan yang lain untuk 

    mencapai tingkat mahir. Untuk mampu menulis secara sistematis, kita harus

    menjadi pendengar, pembaca, dan pembaca yang sistematis.

    2. MASALAH

    Kesulitan yang di rasakan oleh orang awam maupun para peneliti, permasalah

    dapat juga di artikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan dalam

    penelitian. Atau dapat di artikan dengan bahasa lain adalah suatu kondisi dimana

    terjadinya kesenjangan antara yang di harapkan dengan fakta yang terjadi di

    lapangan.

    Contoh :

    Suatu masalah yang di timbulkan dalam penyajian informasi mini stors dewasa ini,

    adalah :

    1. Terbatasnya area promosi

    Promosi hanya bisa di promosikan (di lakukan) di sekitar mini stors saja;

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    9/26

    2. Terbatasnya akses aksibilitas informasi

    Untuk mendapat informasi seputas barang yang di jual.

    3. RUMUSAN MASALAH

    Suatu pertanyaan yang akan di carikan jawabannya (yang akan di bahas) melalui

    pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan-rumusan masalah penelitian ini

    berdasarkan penelitian yang di lakukan.

    Contoh :

    Dinamika lembaga urusan pertahanan dewasa ini begitu cepat berubah dan badan

    pertahanan nasional seringkali kesulitan dalam melakukan antisipasi dan

    penyesuaian terhadap lingkungan eksternal organisasi.

    4. BATASAN MASALAH

    Usaha untuk menetapkan batasan masalah dari masalah penelitian yang akan di

    teliti. Batasan masalah bertujuan untuk mengidentifikasi faktor dimana saja yang

    termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian. Pemilihan batasan masalah yang

    hendak di teliti haruslah berdasarkan pada alasan yang tepat, baik itu alsan teoritis

    maupun alasan praktis.

    Contoh :

    Website penjualan online merupakan suatu wahana buat melakukan transaksi jual

    beli secara online melalui internet, mengingat banyaknya masalah dan

    berhubungan erat dengan sistem informasi.

    5. TUJUAN PENELITIAN

    Pengulangan dari rumusan masalah, rumusan masalah di nyatakan pertanyakan,

    tujuan di tuangkan dalam bentuk pertanyaan yang biasanya diawali dengan kata

    ingin mengetahui. Permasalahan akan lebih jelas terjawab bila di susun sebuah

    tujuan penelitian yang lebih tegas yang memberikan arah bagi pelaksana penelitian.

    Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang di tetapkan dan

     jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    10/26

    Contoh :

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

    1. Agar penelitian dapat memudahkan permasalahan yang di teliti (membaca,

    mendengar, menganalisa, dan menyimpulkan);

    2. Agar peneliti dapat mengaplikasikan hasil dari penelitian;

    3. Hasil dari penelitian yang akurat sesuai dengan yang di inginkan dapat di

    terapkan ke orang lain baik dalam teori maupun secara nyata.

    6. METODE PENELITIAN

    Tata cara dalam suatu penelitian yang akan di laksanakan. Metode penelitian

    melengkapi prosedur penelitian dan teknik penelitian. Metode penelitianmembahas tentang tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian

    membahas tentang alat-alat yang di gunakan dala, pengukuran data penelitian.

    Contoh :

    Penelitian yang akan di lakukan adalah di daerah pringsewu kabupaten pringsewu

    lampung. Kota pringsewu terkenal dengan prikonomiannya yang begitu pesat

    dalam lima tahun terakhir ini. Dimana banyak sekali pembangunan-pembangunan

    baru, seperti : hotel, mini stors, super market, perbank-kan, kuliner khas nusantara,

    dll. Dengan keramah-tamahan orang-orang pribumi yang bersahaja menjadi dara

    tarik tersendiri bagi wisatawan yang melintas dengan sengaja ataupun tidak 

    sengaja.

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    11/26

    TUGAS 3

    METODE PENGEMBANGAN SISTEM

    MODUL METODE WATERFALL

    2.1 Model Waterfall

    Menurut Pressman (2010, p39) model waterfall adalah model klasik yang bersifat

    sistematis, berurutan dalam membangun software.Berikut ini ada dua gambaran dari

    waterfallmodel.

    2.1.1 Fase-fase dalam model waterfall menurut referensi Pressman:

    Gambar 2.1 Waterfall Pressman

    1. Communication

    Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap

    untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan

    dengan customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang

    ada di jurnal, artikel, maupun dari internet.

    2. Planning

    Proses  planning merupakan lanjutan dari proses communication

    (analysisrequirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user 

    requirement  ataubisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan

    keinginan user  dalam pembuatan software, termasuk rencana yang akan

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    12/26

    dilakukan.

    3.  Modeling

    Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah

    perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.

    Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software,

    representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan

    menghasilkandokumen yang disebut software requirement .

    4. Construction

    Construction merupakan proses membuat kode.Coding atau

    pengkodeanmerupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa

    dikenali oleh komputer.Programmer 

    akan menerjemahkan transaksi yangdiminta oleh user . Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata

    dalam mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan

    dimaksimalkan dalam tahapan ini.Setelah pengkodean selesai maka akan

    dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing

    adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk 

    kemudian bisa diperbaiki.

    3.  Deployment 

    Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau

    sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem

    yang sudah jadi akan digunakan oleh user . Kemudian software yang telah

    dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    13/26

    2.1.2 Sedangkan fase-fase model waterfall menurut referensi Sommerfille:

    Gambar 2.2 Waterfall Sommerfille

    1.  Requirements Analysis and Definition

    Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dandidefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh software yang akan

    dibangun. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat

    berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database,

    dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

    2. System and Software Design

    Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software.

    Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software

    engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya

    fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari dua aktivitas tersebut

    (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan

    ditunjukkan kepada user .

    Proses software design untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan di atas

    menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint ” software sebelum coding

    dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah

    disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti dua aktivitas sebelumnya, maka

    proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

    3.  Implementation and Unit Testing

    Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan

    bahasa pemrograman yang sudah ditentukan.Program yang dibangun

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    14/26

    langsung diuji baik secara unit.

    4. Integration and System Testing

    Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka

    desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti

    oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding.

    Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis

    nantinya dikerjakan oleh  programmer . Penyatuan unit-unit program

    kemudian diuji secara keseluruhan (system testing).

    5. Operation and Maintenance

    Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan.Demikian juga dengansoftware.Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software

    bebas darierror , dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan

    yang sudahdidefinisikan sebelumnya.

    Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah

    pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti

    itu.Ketika dijalankan mungkin saja masih ada error  kecil yang tidak 

    ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada

    software tersebut.Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari

    eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau

    perangkat lainnya.

    Kelebihan dari model ini adalah selain karena pengaplikasian menggunakan

    model ini mudah, kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan

    sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal proyek,

    maka SoftwareEngineering (SE) dapat berjalan dengan baik dan tanpa

    masalah. Meskipunseringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan se-

    eksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem

    di awal proyek lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    15/26

    waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul

    pada tahap-tahap selanjutnya.

    Kekurangan yang utama dari model ini adalah kesulitan dalam

    mengakomodasi perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus

    lengkap dan selesai sebelum mengerjakan fase berikutnya.

    2.1.3 Masalah dengan waterfall :

    1. Perubahan sulit dilakukan karena sifatnya yang kaku.

    2. Karena sifat kakunya, model ini cocok ketika kebutuhan dikumpulkan

    secara lengkap sehingga perubahan bisa ditekan sekecil mungkin. Tapi pada

    kenyataannya jarang sekali konsumen/pengguna yang bisa memberikankebutuhan secara lengkap, perubahan kebutuhan adalah sesuatu yang wajar

    terjadi.

    3. Waterfall pada umumnya digunakan untuk rekayasa sistem yang besar

    yaitudengan proyek yang dikerjakan di beberapa tempat berbeda, dan

    dibagi menjadi beberapa bagian sub-proyek.

    2.1.4 Berikut adalah penjelasan dari tahap  –  tahap yang dilakukan dalam metode

    waterfall:

    a. Tahap analisis dan definisi persyaratan. Pelayanan, batasan, dan tujuan

    sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user sistem. Persyaratan ini

    kemudian didefinisikan secara rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi

    sistem.

    b. Tahap perancangan sistem dan perangkat lunak. Proses perancangan sistem

    membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras atau perangkat lunak.

    Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan

    perangkat lunak melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem

    perangkat lunak yang mendasar dan hubungan – hubungannya.

    c. Tahap implementasi dan pengujian unit. Pada tahapan ini, perancangan

    perangkat lunak direalisasikan dengan serangkaian program atau unit

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    16/26

    program. Pengujian unit melibatkan ferivikasi bahwa setiap unittelah

    memenuhi spesifikasinya.

    d. Tahap integrasi dan pengujian sistem. Unit program atau program

    individual diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap

    untukmenjamin bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi. Setelah pengujian

    sistem, perangkat lunak dikirim kepada pelanggan.

    e. Tahap operasi dan pemeliharaan. Biasanya (walaupun tidak seharusnya), ini

    merupakan fase siklus hidup yang paling lama. Sistem diinstal dan dipakai.

    Pemeliharaan mencakup koreksi dari berbagai erorr yang tidak ditemukan

    pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atas implementasi unit sistem dan

    pengembangan pelayanan sistem,sementara persyaratan-persyaratan barudiambahkan.

    2.1.5 Dua model dalam evolutionary software process modeladalah:

    1. Incremental Model (Original: Mills)

    Gambar 2.3Incremental Model

    a. Kombinasikan element-element dari waterfall dengan sifat

    iterasi/perulangan.

    b. Element-element dalam waterfall dikerjakan dengan hasil berupa produk 

    dengan spesifikasi tertentu, kemudian proses dimulai dari fase pertama

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    17/26

    hingga akhir dan menghasilkan produk dengan spesifikasi yang lebih

    lengkap dari yang sebelumnya. Demikian seterusnya hingga semua

    spesifikasi memenuhi kebutuhan yang ditetapkan oleh pengguna.

    c. Produk hasil increment pertama biasanya produk inti (core product), yaitu

    produk yang memenuhi kebutuhan dasar. Produk tersebut digunakan oleh

    pengguna atau menjalani review/pengecekan detil. Hasil review tersebut

    menjadi bekal untuk pembangunan pada increment berikutnya. Hal ini terus

    dikerjakan sampai produk yang komplit dihasilkan.

    d. Model ini cocok jika jumlah anggota tim pengembang/pembangun PL tidak 

    cukup.

    e. Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel.f. Produk yang dihasilkan pada increment pertama bukanlah prototype, tapi

    produk yang sudah bisa berfungsi dengan spesifikasi dasar.

    Masalah dengan Incremental model:

    a. Cocok untuk proyek berukuran kecil (tidak lebih dari 200.000 baris

    coding)

    b. Mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke

    dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment.

    2. Spiral Model (Original: Boehm)

    Gambar 2.4 Spiral Model

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    18/26

    Proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop mewakili satu fase dari

    software process. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem,

    loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan

    dengan desain sistem dan seterusnya. Setiap Loop dibagi menjadi beberapa

    sektor :

    1) Objective settings (menentukan tujuan): menentukan tujuan dari fase yang

    ditentukan. Batasan-batasan pada proses dan produk sudah diketahui.

    Perencanaan sudah disiapkan. Resiko dari proyek sudah diketahui.

    Alternatif strategi sudah disiapkan berdasarkan resiko-resiko yang

    diketahui, dan sudah direncanakan.2) Risk assessment and reduction (Penanganan dan pengurangan resiko):

    setiap resiko dianalisis secara detil pada sektor ini. Langkah-langkah

    penanganan dilakukan, misalnya membuat prototype untuk mengetahui

    ketidakcocokan kebutuhan.

    3) Development and Validation (Pembangunan dan pengujian): Setelah

    evaluasi resiko, maka model pengembangan sistem dipilih. Misalnya jika

    resiko user interface dominan, maka membuat prototype User Interface.

    Jika bagian keamanan yang bermasalah, makamenggunakan model formal

    dengan perhitungan matematis, dan jikamasalahnya adalah integrasi

    sistem model waterfall lebih cocok.

    4) Planning: Proyek dievaluasi atau ditinjau-ulang dan diputuskan untuk 

    terus ke fase loop selanjutnya atau tidak. Jika melanjutkan ke fase

    berikutnya rencana untuk loop selanjutnya.

    Pembagian sektor tidak bisa saja dikembangkan seperti pada pembagian

    sectorberikut pada model variasi spiral di bawah ini:

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    19/26

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    20/26

    3. RAD (Rapid Application Development)

    RAD adalah model proses pembangunan PL yang incremental. RAD

    menekankan pada siklus pembangunan yang pendek/singkat. RAD

    mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat dicapai

    dengan menerapkan component based construction. Waktu yang singkat

    adalah batasan yang penting untuk model ini.

    Jika kebutuhan lengkap dan jelas maka waktu yang dibutuhkan untuk 

    menyelesaikan secara komplit software yang dibuat adalah misalnya 60

    sampai 90 hari.

    Kelemahan dalam model ini:

    1) Tidak cocok untuk proyek skala besar

    2) Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi

    3) Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini

    4) Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    21/26

    Gambar 2.5 RAD (Rapid Application Development)

    Fase-fase di atas menggambarkan proses dalam model RAD. Sistem

    dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan dalam waktu yang

    hampir bersamaan dalam batasan waktu yang sudah ditentukan.

    1) Business modelling : menjawab pertanyaan-pertanyaan: informasi

    apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang

    dihasilkan? Siapa yang menghasilkan informasi? Kemana informasi

    itu diberikan? Siapa yang mengolah informasi? kebutuhan dari

    sistem

    2) Data modelling: aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun

    menjadi sekumpulan objek data. Ditentukan karakteristik/atribut dan

    hubungan antar objek-objek tersebut analisis kebutuhan dan data

    3) Process Modelling : objek data yang sudah didefinisikan diubah

    menjadi aliran informasi yang diperlukan untukmenjalankan fungsi-

    fungsi bisnis.

    4) Application Generation: RAD menggunakan component program

    yang sudah ada atau membuat component yang bisa digunakan lagi,

    selama diperlukan.5) Testing and Turnover: karena menggunakan component yang sudah

    ada, maka kebanyakan component sudah melalui uji atau testing.

    Namun component baru dan interface harus tetap diuji.

    4. Prototyping Model

    Kadang-kadang klien hanya memberikan beberapa kebutuhan umum

    software tanpa detil input, proses atau detil output. Di lain waktu

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    22/26

    mungkin dimana tim pembangun (developer) tidak yakin terhadap

    efisiensi dari algoritma yang digunakan, tingkat adaptasi terhadap sistem

    operasi atau rancangan form user interface. Ketika situasi seperti ini

    terjadi model prototyping sangat membantu proses pembangunan

    software.

    Proses pada model prototyping yang digambarkan pada gambar 2.6, bisa

    dijelaskan sebagai berikut:

    a. pengumpulan kebutuhan: developer dan klien bertemu dan

    menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran

    bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detil kebutuhan

    mungkin tidak dibicarakan disini, pada awal pengumpulan kebutuhan

    b. perancangan : perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili

    semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi

    dasar pembuatan prototype.

    c. Evaluasi prototype: klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan

    digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.

    Perulangan ketiga proses ini terus berlangsung hingga semua kebutuhan

    terpenuhi. Prototype-prototype dibuat untuk memuaskan kebutuhan klien

    dan untuk memahami kebutuhan klien lebih baik.

    Prototype yang dibuat dapat dimanfaatkan kembali untuk membangun

    software lebih cepat, namun tidak semua prototype bisa dimanfaatkan.

    Sekalipun prototype memudahkan komunikasi antar developer dan klien,

    membuat klien mendapat gambaran awal dari prototype, membantumendapatkan kebutuhan detil lebih baik namun demikian prototype juga

    menimbulkan masalah:

    - Dalam membuat prototype banyak hal yang diabaikan seperti

    efisiensi, kualitas, kemudahan dipelihara/dikembangkan, dan

    kecocokan dengan lingkungan yang sebenarnya. Jika klien merasa

    cocok dengan prototype yang disajikan dan berkeras terhadap produk 

    tersebut, maka developer harus kerja keras untuk mewujudkan produk 

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    23/26

    tersebut menjadi lebih baik, sesuai kualitas yang seharusnya.

    - developer biasanya melakukan kompromi dalam beberapa hal karena

    harus membuat prototype dalam waktu singkat. Mungkin sistem

    operasi yang tidak sesuai, bahasa pemrograman yang berbeda, atau

    algoritma yang lebih sederhana.

    Agar model ini bisa berjalan dengan baik, perlu disepakati bersama oleh

    klien dan developer bahwa prototype yang dibangun merupakan alat

    untuk mendefinisikan kebutuhan software.

    Gambar 2.6 Prototyping Model

    5. Component-based Development Model

    Component-based development sangat berkaitan dengan teknologi

    berorientasi objek.Pada pemrograman berorientasi objek, banyak class

    yang dibangun dan menjadi komponen dalam suatu software.Class-class

    tersebut bersifat reusableartinya bisa digunakan kembali.Model ini

    bersifat iteratif atau berulang-ulang prosesnya.

    Secara umum proses yang terjadi dalam model ini adalah:

    - Identifikasi class-class yang akan digunakan kembali dengan menguji

    class tersebut dengan data yang akan dimanipulasi dengan

    aplikasi/software dan algoritma yang baru

    - Class yang dibuat pada proyek sebelumnya disimpan dalam class

    library, sehingga bisa langsung diambil dari library yang sudah ada.

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    24/26

    Jika ternyata ada kebutuhan class baru, maka class baru dibuat dengan

    metode berorientasi objek.

    - Bangun software dengan class-class yang sudah ditentukan atau class

    baru yang dibuat, integrasikan.

    Penggunaan kembali komponen software yang sudah ada

    menguntungkan darisegi:

    - Siklus waktu pengembangan software, karena mampu mengurangi

    waktu 70%

    - Biaya produksi berkurang sampai 84% arena pembangunan komponen

    berkurang

    Pembangunan software dengan menggunakan komponen yang sudah

    tersedia dapat menggunakan komponen COTS (Commercial off-the-

    shelf)  –  yang bisa didapatkan dengan membeli atau komponen yang

    sudah dibangun sebelumnya secara internal.

    6. Component-Based Software Engineering (CBSE)

    adalah proses yang menekankan perancangan dan pembangunan

    software dengan menggunakan komponen software yang sudah ada.

    CBSE terdiri dari dua bagian yang terjadi secara paralel yaitu software

    engineering (component-based development) dan domain engineering

    seperti yang digambarkan pada Gambar 2.7 :

    - Domain engineering menciptakan model domain bagi aplikasi yang

    akan digunakan untuk menganalisis kebutuhan pengguna.

    Identifikasi, pembangunan, pengelompokan dan pengalokasikankomponen-komponen software supaya bisa digunakan pada sistem

    yang ada dan yang akan datang.

    - Software engineering (component-based development) melakukan

    analisis terhadap domain model yang sudah ditetapkan kemudian

    menentukan spesifikasi dan merancang berdasarkan model struktur

    dan spesifikasi sistem, kemudian melakukan pembangunan

    software dengan menggunakan komponen-komponen yang sudah

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    25/26

    ditetapkan berdasarkan analisis dan rancangan yang dihasilkan

    sebelumnya hingga akhirnyamenghasilkan software.

    Gambar 2.7 Component-Based Software Engineering (CBSE)

    7. Extreme Programming (XP) Model

    Model proses ini diciptakan dan dikembangkan oleh Kent Beck. Model

    ini adalah model proses yang terbaru dalam dunia rekayasa perangkat

    lunak dan mencoba menjawab kesulitan dalam pengembangan software

    yang rumit dan sulit dalam implementasi.

    Menurut Kent Beck XP adalah : “A lightweight, efficient, low -risk,

    flexible,predictable, scientific and fun way to develop software”. Suatu

    model yang menekankan pada:

    - Keterlibatan user secara langsung

    - Pengujian- Pay-as-you-go design .

    Adapun empat nilai penting dari XP :

    1) Communication/Komunikasi : komunikasi antara developer dan klien

    sering menjadi masalah. Karena itu komunikasi dalam XP dibangun

    dengan melakukan pemrograman berpasangan (pair programming).

    Developer didampingi oleh pihak klien dalam melakukan coding dan

  • 8/19/2019 mpsi - tugas susulan

    26/26