mpdf

2
Mengurangi Angka Kematian Anak Masih Jauh Dari Target Yang Ditetapkan Palembang 15/10—Terkait dengan tujuan akhir MDGs 4 yaitu mengurangi D i r e k t u r B ina Gizi, Ir.Doddy Izwardy, MA ketika membacakan arahan Dirjen Bina gIZI DAN kia angka kematian anak, Angka Kematian Balita (AKBa) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih jauh dari target yang telah ditetapkan. Walaupun terjadi penurunan angka kematian balita dan kematian bayi yang cukup signifikan sejak dari tahun 1990 sampai 2003, namun penurunan kematian cenderung melambat dalam 10 tahun terakhir. Angka kematian neonatal (AKN) merupakan penyumbang terbesar AKB, kematian neonatal menunjukkan penurunan yang stagnan dalam 10 tahun terakhir, ini mengakibatkan proporsi kematian neonatal semakin besar dari tahun ke tahun jika dibandingkan dengan seluruh kematian bayi dan balita. Hal ini terungkap dalam isi sambutan pengarahan Dirjen Bina Gizi dan KIA yang dibacakan oleh Direktur Bina Gizi, Ir. Doddy Izwardy, MA pada pembukaan Pertemuan Penguatan Puskesmas dalam rangka percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi untuk provinsi Banten, DKI Jakarta dan Sumatera Selatan yang berlangsung di Hotel Arista Palembang pada 15 Oktober 2014. Lebih jauh lagi dalam isi arahan dirjen mengungkapkan, berdasarkan hasil sementara SDKI tahun 2012, sebanyak 59,4% kematian bayi dan 47,5% kematian balita terjadi pada usia neonatal. Oleh karena itu, AKN harus diturunkan dengan upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil dan menjamin pertolongan persalinan yang aman sesuai dengan tujuan akhir MDGs 5 tentang memperbaiki kesehatan ibu.

Upload: aisyahkautsarilmi

Post on 15-Jul-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anak dan bayi

TRANSCRIPT

Page 1: mpdf

Mengurangi Angka Kematian Anak MasihJauh Dari Target Yang DitetapkanPalembang 15/10—Terkait dengan tujuan akhir MDGs 4 yaitu mengurangi

DirekturB

ina Gizi, Ir.Doddy Izwardy, MA ketikamembacakan arahan Dirjen Bina gIZI DANkia

angka kematian anak, Angka Kematian Balita (AKBa) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih jauhdari target yang telah ditetapkan. Walaupun terjadi penurunan angka kematian balita dan kematianbayi yang cukup signifikan sejak dari tahun 1990 sampai 2003, namun penurunan kematiancenderung melambat dalam 10 tahun terakhir. Angka kematian neonatal (AKN) merupakanpenyumbang terbesar AKB, kematian neonatal menunjukkan penurunan yang stagnan dalam 10tahun terakhir, ini mengakibatkan proporsi kematian neonatal semakin besar dari tahun ke tahunjika dibandingkan dengan seluruh kematian bayi dan balita.

Hal ini terungkap dalam isi sambutan pengarahan Dirjen Bina Gizi dan KIA yang dibacakan olehDirektur Bina Gizi, Ir. Doddy Izwardy, MA pada pembukaan Pertemuan Penguatan Puskesmas dalamrangka percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi untuk provinsi Banten, DKI Jakarta danSumatera Selatan yang berlangsung di Hotel Arista Palembang pada 15 Oktober 2014.

Lebih jauh lagi dalam isi arahan dirjen mengungkapkan, berdasarkan hasil sementara SDKI tahun2012, sebanyak 59,4% kematian bayi dan 47,5% kematian balita terjadi pada usia neonatal. Olehkarena itu, AKN harus diturunkan dengan upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil dan menjaminpertolongan persalinan yang aman sesuai dengan tujuan akhir MDGs 5 tentang memperbaikikesehatan ibu.

Page 2: mpdf

Bila melihat target MDG 5 peningkatan kesehatanibu yaitu mengurangi ¾ angka kematian ibu dalamkurun waktu 1990-2015, maka pada tahun 2015diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesiasebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Namundemikian berdasarkan data SDKI tahun 2012 bahwaAKI di Indonesia sebesar 359 per 1000.000 kelahiranhidup dengan tiga penyebab langsung kematian ibupaling banyak adalah perdarahan, hipertensi daninfeksi. Oleh karena itu, ujar Dirjen, masih

diperlukan upaya keras dan komitmen bersama untuk dapat mencapai target pada tahun 2015.

Selanjutnya, ujar Dirjen, dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian indikator AKI dan AKBdi atas diperlukan terobosan upaya strategis, operasional dan lokal spesifik, sehingga akan mampumendapatkan target percepatan sebagaimana yang diharapkan. Upaya akselerasi pencapaian MDGsdilakukan melalui pendekatan wilayah dengan melakukan berbagai langkah strategis sesuaipermasalahan yang ada di lapangan. Pendekatan Wilayah, dimaksud, merupakan upaya intervensisecara terfokus dan memberi dampak yang optimal.

Wilayah Penanganan Intensif (WPI), pertama yang harus diintervensi ketat ada di 12 provinsi, yaituDKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,Lampung, Sulawesi Selatan, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur. Namun hal ini tidak berartibahwa provinsi lainnya tidak mendapat perhatian.

Langkah-langkah strategis percepatan MDGs antara lain adalah pemetaan masalah, penguatanperan masyarakat, peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, penguatan peranmasyarakat melalui pembentukan Posbindu dan klub kesehatan, serta mendorong penyediaanfasilitas publik untuk gaya hidup sehat; yang merupakan upaya promotif dan preventif, untukmencapai target MDGs dan RPJMN 2010-2014, serta mendukung SJSN, SKN dan RPJMN 2015-2019,RPJMD 2015-2019, yang merupakan upaya reformasi birokrasi, penguatan SDM kesehatan,peningkatan peran aktif daerah, penguatan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, penyiapanJaminan Kesehatan Nasional.

Saya sangat percaya, kata Dirjen, bahwa semua yang hadir pada pertemuan ini telah menyadaripentingnya pencapaian indikator kesehatan ibu dan anak serta menyadari pula bahwa permasalahantersebut merupakan tanggung jawab kita bersama. Untuk itu marilah berbuat secara nyata untukmendorong capaian target indikator program Gizi dan KIA, MDGs serta tujuan pembangunankesehatan pada umumnya.

‘’Melalui Pertemuan ini saya harapkan dapat dihasilkan rencana operasi di setiap kabupaten/kota,puskesmas, merumuskan rekomendasi, tindak lanjut di Provinsi Sumatera Selatan, Banten dan DKIJakarta sehingga target pembangunan kesehatan yakni peningkatan umur harapan hidup,penurunan angka kematian ibu melahirkan, penurunan angka kematian bayi/anak dapat tercapaisesuai dengan yang diharapkan’’, ujar dirjen dalam menutup isi sambutan pengarahannya.

@fey-