motor arus searah
TRANSCRIPT
MOTOR DC
Pengertian Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll. Motor
listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor
listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-
motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk
diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian
yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika
terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul
tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga
merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa
tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator,
dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam
medan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa
berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.
Gambar 1. Motor D.C Sederhana
Catu tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator,
dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar
di atas disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang
berputar di antara medan magnet.
Bagian-Bagian Mesin Arus Searah
Bagian-bagian penting pada suatu mesin arus searah dilukiskan pada gambar 1.
statornya memiliki kutub tonjol dan dikelilingi oleh satu atau lebih kumparan medan.
Gambar 1 Kumparan medan terbuat dari kawat tembaga yang dililitkan sedemikian rupa
dengan ukuran tertentu pada sebuah inti yang terbuat dari lembaran besi tuang atau baja
tuang.
Sedangkan kumparan jangkar (rotor) berbentuk seperti permata yang normalnya
bentangan kumparan adalah 180 0 listrik, yang berarti ketika sisi kumparan berada di
tengah suatu kutub, sisi lain berada di tengah kutub yang berbeda polaritasnya. Kumparan
yang membentang 180 0 listrik memiliki tegangan yang sama antar sisi-sisinya dan
berlawanan arah setiap waktu. Komutator terbuat dari batang tembaga yang dikeraskan,
yang diisolasi dengan bahan sejenis mika. Fungsi dari komutator ini adalah
mengumpulkan arus listrik induksi dari konduktor jangkar dan mengkonversikannya
menjadi arus searah melalui sikat. Sedangkas sikat terbuat dari karbon, grafit, lagam
grafit atau campuran karbon grafit yang dilengkapi dengan pegas penekan dan kotak
sikatnya. Besarnya tekanan pegas dapt diatur sesuai dengan keinginan. Permukaan sikat
ditekan ke permukaan segmen komutator untuk menyalurkan arus listrik. Karbon yang
ada diusahkan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk mengurangi rugi-rugi listrik, dan
koefisien gesekan yang rendah untuk mengurangi keausan. PRINSIP KERJA MESIN
ARUS SEARAH Pada mesin arus searah (dc) ini tegangan ac yang dibangkitkan pada
masing-masing kumparan armatur yang berputar diubah menjadi dc pada ujung-ujung
armatur luar melalui sutu komutator berputar dan sikat diam yang menghubungkan
ujung-ujung kawat armatur/ kumparan jangkar. Efek dari penyebaran lilitan ke dalam
beberapa celah tampak pada gambar 2 di bawah ini,
Gambar 2 Jika terdapat selusin atau lebih segmen komutator tiap kutub, maka riaknya
menjadi sangat kecil. Dan tegangan yang dibangkitkan rata-rata dipandang dari sikat-
sikat akan sama dengan jumlah dari harga rata-rata tegangan kumparan yang disearahkan.
PERMASALAHAN KOMUTASI PADA MESIN ARUS SEARAH Komutasi adalah
proses pembalikan arah arus pada kumparan jangkar saat segmen komutator pada
kumparan terhubung melewati di bawah sikat. Sikat-sikat diletakkan sehingga
menghubung singkat kumparan jangkar ketika kumparan tidak memotong pada medan
magnet. Pada saat itu tidak ada aliran arus dan tidak ada bunga api pada sikat-sikat.
Bunga api pada sikat-sikat apabila dibiarkan akan menyebabkan kerusakan sikat dan
komutator. Arus yang mengalir pada kumparan jangkar menimbulkan gaya gerak magnet
yang kuat yang memotong dan digeserkan pada garis netral yang baru. Gambar 3 Pada
mesin dc apabila bebannya berfluktuasi, garis netral mondar-mandir antara posisi tanpa
beban dan beban penuh. Untuk generator kecil, sikat-sikatnya dipasang pada posisi
tengah untuk menghasilkan komutasi yang dapat diterima pada semua beban. Pada
generator yang lebih besar, dipasang interpole antar kutub medan utama untuk
mengurangi pengaruh reakasi jangkar. Medan magnet yang dibangkitkan oleh kutub
bantu dirancang untuk memperbaiki komutasi.
Gambar 4 MACAM – MACAM MESIN ARUS SEARAH A. Motor Arus Searah Motor
listrik menggunakan energi listrik dan energi magnet untuk menghasilkan energi
mekanis. Operasi motor tergantung pada interaksi dua magnet. Secara umum dikatakan
bahwa motor listrik bekerja dengan prinsip bahwa dua medan magnet dapat dibuat
berinteraksi untuk menghasilkan gerakan.
Gbr.5 Motor dc Jenis Seri Motor ini terdiri dari medan seri dibuat dari sedikit lilitan
kawat besar yang dihubungkan seri dengan jangkar. Jenis motor dc ini mempunyai
karakteristik torsi start dan kecepatan variable yang tinggi. Ini berarti bahwa motor dapat
start atau menggerakkan beban yang sangat berat, tetapi kecepatan akan bertambah kalau
beban turun. Motor dc seri dapat membangkitkan torsi starting yang besar karena arus
yang sama yang melewati jangkar juga melewati medan. Jadi, jika jangkar memerlukan
arus lebih banyak, arus ini juga melewati medan, menambah kekuatan medan. Oleh
karena itu, motor seri berputar cepat dengan beban ringan dan berputar lambat saat beban
ditambahkan.
Pada motor shunt, kumparan medan shunt dibuat dengan banyak lilitan kawat
kecil sehingga mempunyai tahanan yang tinggi. Motor shunt mempunyai rangkaian
jangkar dan medan yang dihubungkan parallel yang memberikan kekuatan medan dan
kecepatan motor yang sangat konstan. Kecepatan motor dapat dikontrol di atas kecepatan
dasar. Kecepatan motor akan menjadi berbanding terbalik dengan arus medan. Ini berarti
motor shunt berputar cepat dengan arus medan rendah dan berputar lambat pada saat arus
medan ditambah. Motor shunt dapat melaju pada kecepatan tinggi jika arus kumparan
medan hilang
Motor jenis ini menggunakan lilitan seri dan lilitan shunt, yang umumnya
digabung sehingga medan-medannya bertambah secara komulatif. Hubungan dua lilitan
ini menghasilkan karakteristik pada motor medan shunt dan motor medan seri. Kecepatan
motor tersebut bervariasi lebih sedikit dibandingkan motor shunt, tetapi tidak sebayak
motor seri. Motor dc jenis compound juga mempinyai torsi starting yang agak besar –
jauh lebih besar daripada motor jenis shunt, tapi lebih kecil dibandingkan jenis seri.
Keistimewaan gabungan ini membuat motor compound memberikan variasi penggunaan
yang luas.
Generator arus searah tidak banyak dipakai seperti dulu sebab arus searah dapat
dihasilkan oleh dioda penyearah solid-state. Dulu pabrik industri kadang-kadang
menggunakan perangkat motor generator untuk mengubah arus bolak-balik menjadi arus
searah. Pada aplikasi ini motor ac digunakan untuk menggerakkan generator dc. Arus
bolak-balik yang diberikan pada motor dan tegangan dc diperoleh dari generator.
Bentuk tegangan yang dibangkitkan pada loop masih bentuk tegangan gelombang
sinus ac, Komutator bertindak sebagai saklar mekanis atau penyearah untuk secara
otomatis mengubah tegangan ac yang dibangkitkan menjadi tegangan dc. Satu-satunya
perbedaan yang penting antara generator ac dan dc adalah penggunaan cincin-geser pada
generator ac dan komutator pada generator dc. Generator arus searah diklasifikasikan
menurut metode dimana arus diberikan pada kumparan medan. Yaitu generator yang
diberi penguatan terpisah dan generator dengan penguatan sendiri. Generator dc yang
mempunyai arus medan sendiri yang disuplai oleh sumber luar disebut dengan generator
dengan penguatan terpisah. Sumber luar tersebut kemungkinan baterai atau jenis suplay
dc yang lain dengan kecepatan konstan.
Generator dengan penguatan sendiri Untuk generator dengan penguatan sendiri
menggunakan sebagian arus yang dibangkitkan untuk memperkuat medan. Generator
dengan penguatan sendiri diklasifikasikan menurut metode dimana kumparan medan
dihubungkan. Generator dengan penguatan sendiri kemungkinan di seri, shunt, atau
compound. Pada generator yang dihubung seri fluks medannya diperoleh dari rangkaian
medan yang dihubungkan seri dengan kumparan jangkar generator tersebut. Generator
jenis ini memiliki tegangan yang tidak konstan, tergantung pada besarnya arus beban
yang ditarik. Karenanya generator jenis ini hanya digunakan untuk keperluan khusus,
misalnya untuk las listrik, dimana untuk aplikasi ini yang dipentingkan adalah pasokan
arus listrik yang besar.
Pada generator shunt, kumparan medan shunt dihubungkan paralel dengan
jangkar. Kumparan medan shunt terdiri dari banyak lilitan dengan kawat yang relatif
kecil. Reostart yang dihubungkan seri dengan kumparan medan digunakan untuk
mengubah arus medan, yang pada gilirannya mengontrol tegangan output generator. Saat
beban ditambahkan pada generator tegangan output akan turun.
Compound generator hampir sama dengan generator shunt, kecuali bahwa pada
compound generator mempunyai tambahan kumparan medan yang dihubungkan seri
dengan jangkar. Kumparan medan yang dihubung seri tesebut dipasang atau ditempatkan
pada kutub yang sama dengan kumparan medan shunt, dibuat dengan sedikit lilitan
dengan kawat yang besar, cukup besar untuk mengalirkan arus jangkar. Generator ini
dikembangkan untuk mencegah tegangan terminal generator dc dari penurunan akibat
penambahan beban.
Prinsip Dasar Cara Kerja
Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor.
Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
Gambar 2. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor .
Aturan Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis fluks di
sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah
pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis fluks. Gambar 3
menunjukkan medan magnet yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah karena
bentuk U.
Gambar 3. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor.
Catatan :
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada
konduktor tersebut.
Pada motor listrik konduktor berbentuk U disebut angker dinamo.
Gambar 4. Medan magnet mengelilingi konduktor dan diantara kutub.
Jika konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutub uatara dan
selatan yang kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet
kutub. Lihat gambar 5.
Gambar 5. Reaksi garis fluks.
Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan (looped
conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B.
Medan konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan
menimbulkan medan yang kuat di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak
ke atas untuk keluar dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah
jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di atas
konduktor. Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari medan yang
kuat tersebut. Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah jarum
jam.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :
Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran / loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya
pada arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar / torque untuk memutar kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan
medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari
energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui
medan magnet, dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat
untuk menyimpan energi, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan
energi, daerah tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar Prinsip kerja motor dc
Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka
tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan reaksi
lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka
menimbulkan perputaran pada motor.
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan
beban motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada keluaran tenaga putar / torque sesuai
dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam tiga
kelompok :
Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh
beban dengan torque konstan adalah corveyors, rotary kilns, dan pompa displacement
konstan.
Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi
dengan kecepatn operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa
sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan).
Peralatan Energi Listrik : Motor Listrik.
Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya
konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
Prinsip Arah Putaran Motor
Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming tangan kiri.
Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke
kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus
searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya
Lorentz, yang besarnya sama dengan F.
Prinsip motor : aliran arus di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh
medan magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan
bertambah besar jika arus yang melalui penghantar bertambah besar.
Contoh :
Sebuah motor DC mempunyai kerapatan medan magnet 0,8 T. Di bawah pengaruh
medan magnet terdapat 400 kawat penghantar dengan arus 10A. Jika panjang penghantar
seluruhnya 150 mm, tentukan gaya yang ada pada armature.
Jawab :
F = B.I.ℓ.z = 0,8 (Vs/m2). 10A. 0,15 m.400
= 480 (Vs.A/m)
= 480 (Ws/m) = 480 N.
Jenis-jenis Motor DC
Berdasarkan macamnya, Motor DC terdiri dari:
1. Motor DC Shunt. Motor DC jenis ini mempunyai ciri kumparan penguat
medan diparalel terhadap kumparan armatur. Kelebihan dari Motor DC jenis
ini yaitu tidak terlalu membutuhkan banyak ruangan karena diameter kawat
kecil. Sedangkan kelemahannya yaitu daya keluaran yang dihasilkan kecil
karena arus penguatnya kecil.
2. Motor DC Seri. Motor DC jenis ini mempunyai ciri kumparan penguat medan
diseri terhadap kumparan armatur. Kelebihan dari Motor DC jenis ini yaitu
daya output yang dihasilkan besar. Sedangkan kelemahannya yaitu arus beban
yang diminta sangatlah besar, sesuai dengan beban yang dipikulnya, jika
tegangan inputnya tidak stabil maka flux magnit yang dihasilkan oleh
kumparan seri tidak stabil pula, sehingga daya output yang dihasilkan tidak
stabil.
3. Motor DC Kompond. Pada umumnya Motor DC Kompond dibuat untuk
mengurangi kelemahan yang terjadi pada Motor DC Shunt maupun Seri.
Jenisnya ada dua macam, yaitu Motor DC Kompond Panjang dan Motor DC
Kompond Pendek, ciri khas yang membedakan keduanya yaitu tata letak
kumparan penguat medan tambahan diletakkan seri dengan kumparan penguat
medan pada Motor DC Shunt dan ini desebut Motor DC Kompond Pendek.
Sedangkan pada Motor DC Kompond Panjang, kumparan penguat medan
tambahan diletakkan secara seri antara Kumparan armatur dan kumparan
penguat medan shunt pada Motor DC Shunt.
Pengaturan Kecepatan Motor DC
Besarnya gaya gerak listrik induksi pad kumparan armatur akibatnya
berputarnya rotor yang terletak diantara kutub magnet diperoleh
(III.1)
dimana:
: Flux magnit per kutub (waber)
N : putaran rotor (rpm)
atau
(III,2)
dengan
sedangkan
(III.3)
Jadi dari persamaan (III.1) dan (III.3) diperoleh
Dengan demikian kecepatan putar Motor DC dapat diperoleh dengan mengubah-
ubah flux magnet, pengaturan arus armatur atau dengan pengubahan tegangan
sumber.
Pengaturan Kecepatan Putar Motor DC dengan Pengaturan Flux Magnet
Rangkaian listrik pada gambar dibawah menunjukkan kecepatan putar
Motor DC akan minimum apabila Ir minimum. Hal ini terjadi apabila VR
maksimum.
Pengaturan kecepatatan motor DC model ini mudah pengerjaannya, murah
biayanya dan panas yang terjadi rendah
Gb. III.
Pengaturan Kecepatan Putar Motor DC dengan Pengaturan Arus Armatur
Pada pengaturan jenis ini, putaran yang dihasilkan semakin besar apabila
VR dalam kondisi minimum. Pengaturan jenis ini jarang digunakan oleh karena
rugi panas yang dihasilkan cukup besar.
Gb. III.6
Pengaturan Kecepatan Putar Motor DC dengan Pengaturan Sumber
Tegangan
Sebagaimana telah diketahui bahwa variasi tegangan akan memvariasi
arus, kondisi dimana arus bervariasi akan menebabkan variasi penguatan medan
armatur, sehingga akan memvariasi kecepatan putar.
Gb. III.7
Electromotive Force (EMF) / Gaya Gerak Listrik
EMF induksi biasanya disebut EMF Counter. atau EMF kembali. EMF kembali
artinya adalah EMF tersebut ditimbulkan oleh angker dinamo yang yang melawan
tegangan yang diberikan padanya.
Teori dasarnya adalah jika sebuah konduktor listrik memotong garis medan magnet maka
timbul ggl pada konduktor.
Gambar 8. E.M.F. Kembali.
EMF induksi terjadi pada motor listrik, generator serta rangkaian listrik dengan arah
berlawanan terhadap gaya yang menimbulkannya.
HF. Emil Lenz mencatat pada tahun 1834 bahwa “arus induksi selalu berlawanan arah
dengan gerakan atau perubahan yang menyebabkannya”. Hal ini disebut sebagai Hukum
Lenz.
Timbulnya EMF tergantung pada:
kekuatan garis fluks magnet
jumlah lilitan konduktor
sudut perpotongan fluks magnet dengan konduktor
kecepatan konduktor memotong garis fluks magnet
Tidak ada arus induksi yang terjadi jika angker dinamo diam.
Mengatur Kecepatan pada Armature
Berdasarkana persamaan di bawah ini :
Jika flux Φ tetap dijaga konstan, dan kecepatannya berubah berdasarkan armature voltage
(Es). Dengan naiknya atau turunnya Es, kecepatan motor akan naik atau turun sesuai
dengan perbandingannya.
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa Es dapat divariasikan dengan menghubungkan
motor armature M ke excited variable – voltage dc generator G yang berbeda. Field
excitation dari motor tetap dijaga tetap kosntan, tetapi generator Ix bisa divariasikan dari
nol sampai maksimum dan bahkan sebaliknya. Oleh sebab itu generator output voltage Es
bisa divariasikan dari nol sampai maksimum, baik dalam polaritas positif maupun
negatif. Oleh karena itu, kecepatan motor dapat divariasikan dari nol sampai maksimum
dalam dua arah. Metode speed control ini, dikenal sebagai sistem Ward-Leonard,
ditemukan di pabrik baja (steel mills), lift bertingkat, pertambangan, dan pabrik kertas.
Dalam instalasi modern, generator sering digantikan dengan high-power
electronic converter yang mengubah ac power dari listrik ke dc.
Ward-Leonard sistem lebih dari sekadar cara sederhana dengan menerapkan suatu
variabel dc ke armature dari motor dc. Hal tersebut benar-benar dapat memaksa motor
utnuk mengembangkan torsi dan kecepatan yang dibutuhkan oleh beban. Contohnya,
misalkan Es disesuaikan dengan sedikit lebih tinggi daripada Eo dari motor. Arus akan
mengalir dengan arah sesuai dengan gambar di atas, dan motor mengembangkan torsi
yang positif. Armature dari motor menyerap power karena I mengalir ke terminal positif.
Sekarang, misalkan kita megurangi Es dengan mengurangi excitation ΦG. Segera
setelah Es menjadi kurang dari Eo, arus I berbalik. Hasilnya, torsi motor berbalik dan
armature dari motor menghantarkan daya ke generator G. Akibatnya, motor dc mendadak
menjadi generator dan generator G mendadak menjadi motor. Maka, dengan mengurangi
Es, motor tiba-tiba dipaksa untuk memperlambat.
Apa yang terjadi kepada power dc yg diterima oleh generator? Saat generator
menerima daya listrik, generator beroperasi sebagai motor, mengendalikan motor ac nya
sendiri sebagai asynchrounous generator. Hasilnya, ac power memberikan kembali ke
rangkaian yang biasanya memberikan motor ac. Kenyataannya daya bisa diperoleh
kembali, cara ini membuat Ward-Leonard sistem menjadi sangat efisien.
Contoh soal :
Calculate
a. Torsi motor dan kecepatan saat
Es = 400 V dan Eo = 380 V
b. Torsi motor dan kecepatan saat
Es = 350 V dan Eo = 380 V
Solution
a. Arus armature adalah
I = (Es – Eo)/R = (400-380)/0.01
= 2000 A
Daya ke motor armature adalah
P = EoI = 380 x 2000 = 760kW
Kecepatan motor adalah
n = (380 V / 500 V) x 300 = 228r/min
Torsi motor adalah
T = 9.55 P/n
= (9.55 x 760 000)/228
= 47.8 kN.m
b. Karena Eo = 380 V, kecepatan motor masih 228 r/min. Arus armature adalah
I = (Es-Eo)/R = (350-380)/0.01
= -3000A
Arusnya negatif dan mengalir berbalik; akibatnya, torsi motor juga berbalik. Daya
dikembalikan ke generator dan hambatan 10 mΩ :
P = EoI = 380 x 3000 = 1140kW
Braking torque yang dikembangkan oleh motor :
T = 9.55 P/n
= (9.55 X 1 140 000)/228
= 47.8 kN.m
Kecepatan dari motor dan dihubungkan ke beban mekanis akan cepat jatuh dibawah
pengaruh electromechanical braking torque.
Cara lain untuk mengontrol kecepatan dari motor dc adalah menempatkan
rheostat yang di-seri-kan dengan armature (gambar di atas). Arus dalam rheostat
menghasilkan voltage drop jika dikurangi dari fixed source voltage Es, menghasilkan
tegangan suplai yang lebih kecil dari armature. Metode ini memungkinkan kita untuk
mengurangi kecepatan dibawah kecepatan nominalnya. Ini hanya direkomendasikan
untuk motor kecil karena banyak daya dan pasa yang terbuang dalam rheostat, dan
efisiensi keseluruhannya rendah. Di samping itu, pengaturan kecepatan lemah, bahkan
untuk rheostat yg diatur fixed. Akibatnya, IR drop sedangkan rheostat meningkat
sebagaimana arus armature meningkat. Hal ini menghasilkan penurunan kecepatan yang
besar dengan naiknya beban mekanis.
Mengatur Kecepatan dengan Field
Berdasarkan persamaan di atas kita juga dapat memvariasikan kecepatan motor dc
dengan memvariasikan field flux Φ. Tegangan armature Es tetap dijaga konstan agar
numerator pada persamaan di atas juga konstan. Oleh sebab itu, kecepatan motor
sekarang berubah perbandingannnya ke flux Φ; jika kita menaikkan fluxnya, kecepatan
akan jatuh, dan sebaliknya.
Metode dari speed control ini seringkali digunakan saat motor harus dijalankan
diatas kecepatan rata-ratanya, disebut base speed. Untuk mengatur flux ( dan
kecepatannya), kita menghubungkan rheostat Rf secara seri dengan fieldnya.
Untuk mengerti metode speed control, pada gambar di atas awalnya berjalan pada
kecepatan konstan. Counter-emf Eo sedikit lebih rendah dari tegangan suplai armature
Es, karena penurunan IR armature. Jika tiba-tiba hambatan dari rheostat ditingkatkan,
baik exciting current Ix dan flux Φ akan berkurang. Hal ini segera mengurangi cemf Eo,
menyebabkan arus armature I melonjak ke nilai yang lebih tinggi. Arus berubah secara
dramatis karena nilainya tergantung pada perbedaam yang sangat kecil antara Es dan Eo.
Meskipun fieldnya lemah, motor mengembangkan torsi yang lebih besar dari
sebelumnya. Itu akan mempercepat sampai Eo hampir sama dengan Es.
Untuk lebih jelasnya, untuk mengembangkan Eo yang sama dengan fluks yang
lebih lemah, motor harus berputar lebih cepat. Oleh karena itu kita dapat meningkatkan
kecepatan motor di atas nilai nominal dengan memperkenalkan hambatan di dalam seri
dengan field. Untuk shunt-wound motors, metode dari speed control memungkinkan
high-speed/base-speed rasio setinggi 3 : 1. Range broader speed cenderung menghasilkan
ketidakstabilan dan miskin pergantian.
Di bawah kondisi-kondisi abnormal tertentu, flux mungkin akan drop ke nilai
rendah yang berbahaya. Sebagai contoh, jika arus exciting dari motor shunt sengaja
diputus, satu-satunya flux yang tersisa adalah remanent magnetism (residual magnetism)
di kutub. Flux ini terlalu kecil bagi motor untuk berputar pada kecepatan tinggi yang
berbahaya untuk menginduksi cemf yang diharuskan. Perangkat keamanan diperkenalkan
untuk mencegah kondisi seperti pelarian.
Shunt motor under load
Mempertimbangkan sebuah motor dc berjalan tanpa beban. Jika beban mekanis
tiba-tiba diterapkan pada poros, arus yang kecil tanpa beban tidak menghasilkan torsi
untuk membawa beban dan motor mulai perlahan turun. Ini menyebabkan cemf
berkurang, menghasilkan arus yang lebih tinggi dan torsi lebih tinggi. Saat torsi
dikembangkan oleh motor adalah sama dengan torsi yang dikenakan beban mekanik,
kemudian, kecepatan akan tetap konstan. Untuk menyimpulkan, dengan meningkatnya
beban mekanis, arus armature akan naik dan kecepatan akan turun.
Kecepatan motor shunt akan tetap relatif konstan dari tidak ada beban ke beban
penuh. Pada motor yang kecil, itu hanya turun sebesar 10-15 persen saat beban penuh
ditambahkan. Pada mesin yang besar, dropnya bahkan berkurang, sebagian ke hambatan
armature yang paling rendah. Dengan menyesuaikan field rheostat, kecepatan harus
dijaga agar benar-benar konstan sesuai dengan perubahan beban.
Series motor
Motor seri identik dalam kosntruksi untuk motor shunt kecuali untuk field. Field
dihubungkan secara seri dengan armature, oleh karena itu, membawa arus armature
seluruhnya. Field seri ini terdiri dari beberapa putaran kawat yang mempunyai
penampang cukup besar untuk membawa arus.
Meskipun kosntruksi serupa, properti dari motor seri benar-benar berbeda dari
motor shunt/ Dalam notor shunt, flux Φ per pole adalah konstan pada semua muatan
karena field shunt dihubungkan ke rangkaian. Tetapi motor seri, flux per pole tergantung
dari arus armature dan beban. Saat arusnya besar, fluxnya besar dan sebaliknya.
Meskipun berbeda, prinsip dasarnya dan perhitungannya tetap sama.
Pada motor yang mempunyai hubungan seri jumlah arus yang melewati angker
dinamo sama besar dengan yang melewati kumparan. Lihat gambar 9. Jika beban naik
motor berputar makin pelan. Jika kecepatan motor berkurang maka medan magnet yang
terpotong juga makin kecil, sehingga terjadi penurunan EMF. kembali dan peningkatan
arus catu daya pada kumparan dan angker dinamo selama ada beban. Arus lebih ini
mengakibatkan peningkatan torsi yang sangat besar.
Catatan :
Contoh keadaan adalah pada motor starter yang mengalami poling ( angker dinamo
menyentuh kutub karena kurang lurus atau ring yang aus). Arus yang tinggi akan
mengalir melalui kumparan dan anker dinamo karena kecepatan angker dinamo
menurun dan menyebabkan turunnya EMF kembali.
Gambar 9. Motor dengan kumparan seri.
EMF kembali mencapai maksimum jika kecepatan angker dinamo maksimum. Arus yang
disedot dari catu daya menurun saat motor makin cepat, karena EMF kembali yang
terjadi melawan arus catu daya.
EMF kembali tidak bisa sama besar dengan arus EMF. yang diberikan pada motor d.c.,
sehingga akan mengalir searah dengan EMF yang diberikan.
Karena ada dua EMF. yang saling berlawanan EMF kembali menghapuskan EMF. yang
diberikan, maka arus yang mengalir pada angker dinamo menjadi jauh lebih kecil jika ada
EMF kembali.
Karena EMF kembali melawan tegangan yang diberikan maka resistansi angker dinamo
akan tetap kecil sementara arus angker dinamo dibatasi pada nilai yang aman.
Pengereman Regeneratif
Bagan rangkaian di bawah ini menjelaskan mengenai rangkaian pemenggal yang
bekerja sebagai pengerem regeneratif. Vo hádala gaya gerak listrik yang dibangkitkan
oleh mesin arus searah, sedangkan Vt hádala tegangan sumber bagi motor sekaligus
merupakan batería yang diisi. Ra dan La masing-masing hádala hambatan dan induktansi
jangkar.
Gambar Bagan Pengereman Regeneratif
Prinsip kerja rangkaian ini hádala sebagai berikut :
Ketika saklar pemenggal dihidupkan, maka arus mengalir dari jangkar, melewati skalar
dan kembali ke jangkar. Ketika sakalar pemenggal dimatikan, maka energi yang
tersimpan pada induktor jangkar akan mengalir melewati dioda, baterai dengan tegangan
Vt dan kembali ke jangkar. Analogi rangkaian sistem pengereman regeneratif dari gambar
di atas dapat dibagi menjadi dua mode. Mode-1 ketika saklar on dan mode ke-2 ketika
saklar off seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar Rangkaian ekivalen untuk a) saklar on; b). Saklar off.
dengan :
Vo = gaya gerak listrik
La = induktansi jangkar
Ra = resistansi jangkar
Vt = tegangan batería
i1 = kuat arus jangkar ketika pemenggal on (arus tidak melewati baterai)
i2 = kuat arus jangkar ketika pemenggal off ( arus melewati baterai)
Sedangkan Gambar di bawah ini menunjukkan arus jangkar yang kontinyu dan yang
tidak kontinyu.
Gambar Arus Jangkar. a). Arus Kontinyu; b). Arus Terputus
dengan:
I1o = kuat arus jangkar saat pemenggal mulai on
I2o = kuat arus jangkar saat pemenggal mulai off
ton = lama waktu pemenggal on
toff = lama waktu pemenggal off
td = lama waktu dimana i2 tidak nol
Tp = perioda pemenggal, Tp = ton + toff
Karakteristik motor kompon
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor
kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan
gulungan dynamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor
kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin
tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan
secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor
ini.
Gambar Karakteristik Motor Kompon DC
Pengereman pada motor
Pengereman secara elektrik dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara:
– Dinamis
– Plugging
Pengereman secara Dinamis
Pengereman yang dilakukan dengan melepaskan jangkar yang berputar dari
sumber tegangan dan memasangkan tahanan pada terminal jangkar. Oleh karena itu
kita dapat berbicara tentang waktu mekanis T konstan dalam banyak cara yang sama
kita berbicara tentang konstanta waktu listrik sebuah kapasitor yang dibuang ke
dalam sebuah resistor. Pada dasarnya, T adalah waktu yang diperlukan untuk
kecepatan motor jatuh ke 36,8 persen dari nilai awalnya. Namun, jauh lebih mudah
untuk menggambar kurva kecepatan-waktu dengan mendefinisikan konstanta waktu
baru T o yang merupakan waktu untuk kecepatan dapat berkurang menjadi 50 persen
dari nilai aslinya. Ada hubungan matematis langsung antara konvensional konstanta
waktu T dan setengah konstanta waktu T O Buku ini diberikan oleh
T o = 0,693 T
Kita dapat membuktikan bahwa waktu mekanis ini konstan diberikan oleh
di mana
T o = waktu untuk kecepatan motor jatuh ke satu-setengah dari nilai sebelumnya [s]
J = momen inersia dari bagian yang berputar, yang disebut poros motor [kg × m]
n 1 = awal laju pengereman motor saat mulai [r / min]
P 1 = awal daya yang dikirim oleh motor ke pengereman resistor [W]
131,5 = konstan [exact value = (30 / p) 2 log e 2]
0,693 = konstan [exact value = log e 2]
Persamaan ini didasarkan pada asumsi bahwa efek pengereman sepenuhnya karena
energi pengereman didisipasi di resistor. Secara umum, motor dikenakan tambahan
akibat torsi pengereman windage dan gesekan, sehingga waktu pengereman akan
lebih kecil dari yang diberikan oleh Persamaan. 5.9.
Pengereman secara Plugging
Kita bisa menghentikan motor bahkan lebih cepat dengan menggunakan metode
yang disebut plugging. Ini terdiri dari tiba-tiba membalikkan arus angker dengan
membalik terminal sumber (Gambar 5.19a).
Gambar 5.18 Kecepatan kurva terhadap waktu untuk berbagai metode
pengereman.
Di bawah kondisi motor normal, angker arus / 1 diberikan oleh
I 1 = (E s - E o) IR
di mana R o adalah resistansi armature. Jika kita tiba-tiba membalik terminal sumber
tegangan netto yang bekerja pada sirkuit angker menjadi (E o + E s). Yang disebut
counter-ggl E o dari angker tidak lagi bertentangan dengan apa-apa tetapi sebenarnya
menambah tegangan suplai E s. Bersih ini tegangan akan menghasilkan arus balik
yang sangat besar, mungkin 50 kali lebih besar daripada beban penuh arus armature.
Arus ini akan memulai suatu busur sekitar komutator, menghancurkan segmen, kuas,
dan mendukung, bahkan sebelum baris pemutus sirkuit bisa terbuka.
Gambar A Amature terhubung ke sumber dc E s.
Gambar B Menghubungkan.
Untuk mencegah suatu hal yang tidak diinginkan, kita harus membatasi arus balik
dengan memperkenalkan sebuah resistor R dalam seri dengan rangkaian pembalikan
(Gambar 5.19b). Seperti dalam pengereman dinamis, resistor dirancang untuk
membatasi pengereman awal arus I 2 sampai sekitar dua kali arus beban penuh.
Dengan memasukkan rangkaian, torsi reverse dikembangkan bahkan ketika angker
telah datang berhenti. Akibatnya, pada kecepatan nol, E o = 0, tapi aku 2 = E s / R,
yaitu sekitar satu setengah nilai awalnya. Begitu motor berhenti, kita harus segera
membuka sirkuit angker, selain itu akan mulai berjalan secara terbalik. Sirkuit
gangguan biasanya dikontrol oleh sebuah null-kecepatan otomatis perangkat
terpasang pada poros motor.
Lekuk Gambar. 5,18 memungkinkan kita untuk membandingkan pengereman
plugging dan dinamis untuk pengereman awal yang sama saat ini. Perhatikan bahwa
memasukkan motor benar-benar berhenti setelah selang waktu 2 T o. Di sisi lain, jika
pengereman dinamis digunakan, kecepatan masih 25 persen dari nilai aslinya pada
saat ini. Meskipun demikian, kesederhanaan komparatif pengereman dinamis
menjadikan lebih populer di sebagian besar aplikasi.
Reaksi Jangkar
Terjadinya gaya torsi pada jangkar disebabkan oleh hasil interaksi dua garis
medan magnet. Kutub magnet menghasilkan garis medan magnet dari utara-selatan
melewati jangkar. Interaksi kedua magnet berasal dari stator dengan magnet yang
dihasilkan jangkar mengakibarkan jangkar mendapatkan gaya torsi putar berlawanan arah
jarus jam. Karena medan utama dan medan jangkar terjadi bersama sama hal ini akan
menyebabkan perubahan arah medan utama dan akan mempengaruhi berpindahnya garis
netral yang mengakibatkan kecenderungan timbul bunga api pada saat komutasi.
Untuk itu biasanya pada motor DC dilengkapi dengan kutub bantu yang terlihat seperti
gambar dibawah ini
Gambar kutub bantu (interpole) pada motor DC
Kutub bantu ini terletak tepat pada pertengahan antara kutub utara dan kutub selatan dan
berada pada garis tengah teoritis. Lilitan penguat kutub ini dihubungkan seri dengan
lilitan jangkar, hal ini disebabkan medan lintang tergantung pada arus jangkarnya. Untuk
mengatasi reaksi jangkar pada mesin – mesin yang besar dilengkapi dengan lilitan
kompensasi. Lilitan kompensasi itu dipasang pada alur – alur yang dibuat pada sepatu
kutub dari kutub utama. Lilitan ini sepertijuga halnya dengan lilitan kutub bantu
dihubungkan seri dengan lilitan jangkar. Arah arusnya berlawanan dengan arah arus
kawat jangkar yang berada dibawahnya.
Contoh soal:
1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan
mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal.
a. Hitunglah GGL lawan (Ea) dan daya yang timbul pada jangkar.
b. Jika tahanan jangkar 0.417 ohm, keadaan yang lain sama. Berapa GGL
lawan (Ea) dan daya yang timbul pada jangkar. Penurunan tegangan pada
sikat-sikat sebesar 2 volt untuk soal a dan b.
Jawaban:
a. Ea = V – Ia Ra – 2∆E
= (230 – 2 ) – (48 x 0.312) = 213 volt
Daya yang dibangkitkan pada jangkar = Ea Ia
= 213 x 48
= 10.224 watt
b. Eb = V – Ia Ra – 2∆E
= (230 – 2) – (48 x 0.417) = 208 volt
Daya yang dibangkitkan pada jangkar = Ea Ia
= 208 x 48
= 9984 watt
Daftar Pustaka:
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: Gramedia, 1988
Sumanto, Mesin Arus Searah. Jogjakarta: Penerbit ANDI OFFSET, 1994
http://konversi.wordpress.com/2008/09/01/motor-arus-searah-dc-bagaimana-bekerjanya/
http://duniaelektronika.blogspot.com/2008/04/mesin-arus-searah.html
http://www.animations.physics.unsw.edu.au/jw/electricmotors.html#DCmotors
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/12/motor-listrik.html
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/09/animasi-motor-dc.html
www.energyefficiencyasia.org
http://zone.ni.com/devzone/cda/ph/p/id/49#toc3 (national instrument)
Makalah:
MOTOR ARUS SEARAH
Disusun Oleh :
Bagus Gilang Pratama 1015031070
Derry Ferdiansyah 1015031030
Nanang Hadi Sodikin 1015031050
Mahendra Pratama 1015031046
Agung Wicaksono 1015031004
Beny Irawan 0645031011
Ki Agus Erwin
JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG2011