motivasi orang tua memilih homeschooling (studi kasus...

170
i MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus pada Orang Tua Muslim yang Menyekolahkan Anak di Community Based Education Kota Salatiga Tahun 2018) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Ina Anida Nurul Fajar NIM 111 14 355 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

i

MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING

(Studi Kasus pada Orang Tua Muslim yang Menyekolahkan

Anak di Community Based Education Kota Salatiga Tahun 2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Ina Anida Nurul Fajar

NIM 111 14 355

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

Page 2: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

ii

Page 3: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

iii

Page 4: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

iv

Page 5: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

v

Page 6: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

vi

MOTTO

منلإوذ قاللق ب ۥوهويعظ ب ك لتش هيبن ٱلل لظل معظيم ٱلش كإن

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)

adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

(Q.S. Al-Luqman:13)

“Bersekolah di rumah tidak akan menyulap seorang anak menjadi

pandai musik atau pintar komputer. Tidak ada metode pendidikan

yang bisa mengubah mawar menjadi tulip. Namun, bersekolah di

rumah bisa membantu orang tua mendidik anak-anak sehingga

mereka menjadi dirinya sendiri.”

-Layne-

Page 7: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karuniaNya, karya

skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapakku tercinta Purharyanto, dan Ibuku tersayang Wahidah yang selalu

mendoakan di sepertiga malam dan sujudnya, mendampingi, memberikan

support moril maupun materil, senantiasa mendidik, dan berkorban untukku,

serta memberikan curahan kasih sayang yang tidak akan mungkin bisa

tergantikan, hingga aku bisa menjadi sekarang.

2. Nenekku Fatonah, yang senantiasa mendoakan, menemani, dan memberikan

cerita baru setiap harinya.

3. Adik-adikku terlucu dan tersayang, Farida Zulaikha, dan Muhammad

Khoirul Rizal yang selalu menyayangiku dan memberikan tawa kebahagiaan

di rumah.

4. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan dukungan.

5. Dosen pembimbing, Dr. Imam Sutomo, M.Ag. yang telah memberikan ilmu,

dan meluangkan waktunya untuk membimbingku dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat karibku (Pipit, Dwita, Ririn) yang bersedia menjadi teman

tawa, makan, curhat, belajar, teman sebangku, dan teman yang selalu

memberikan kebahagiaan yang tidak akan bisa ku deskripsikan dan ku

sebutkan selama 4 tahun belakangan ini.

7. Sahabat organisasiku yang entah bagaimana bisa dinamakan orang-orang

dengan sebutan geng cocol yang telah menjelma menjadi keluarga sendir

Page 8: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

viii

8. (Sancol, Mimil, Sisil, Dayah) yang dengan keceriaan, kebodohan, dan

kelucuan mereka mampu memberikan banyak arti tentang sahabat yang

membuat hidupku lebih berwarna setiap harinya.

9. Mbak tingkat, dan adek tingkat organisasiku (Mba Arin, Mbak Indah, Nces)

yang selalu dengan sabar menerima curhatanku, selalu memberikan

masukan dan dukungan untukku.

10. Sahabat perempuanku Fatia Putri Hasna, satu-satunya sahabat yang dekat

sekali denganku karena tanggal lahir kita yang sama, di tahun yang sama,

dan sudah seperti saudaraku sendiri.

11. Keluarga besar SMC (adik-adikku, kakak-kakakku, dan terutama

angkatanku Cakrawangsa) yang bersedia menjadi wadahku untuk senantiasa

berkarya, mencari pengalaman, menghadapi masalah, dan mengembangkan

kesukaanku dalam dunia musik.

12. Seluruh teman-teman kelas I, (terutama Mas Muh, Mas Kholiq, Pak Woko)

yang sudah menjadi teman teman kelas pertamaku ketika masuk di IAIN

Salatiga.

13. Seluruh teman-teman PPL (Dian, Umma, Suryanti, Rista, Amin, Ulin, Budi,

Arief) yang telah memberikan semangat untukku saat menjadi guru

praktikan di MTs. Tarqiyatul Himmah Pabelan.

Seluruh teman-teman KKN Posko 67 Watugede (Amal, Vita, Mita, Niken,

Sol, Yusuf, Aziz, Abdul) yang dengan kebaikan mereka mau untuk menjadi

teman diskusi, teman kerja, teman rumah selama 45 hari, sekaligus teman

Page 9: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

ix

yang memberikan pengalaman yang amat banyak untukku dalam hidup

bermasyarakat.

14. Seluruh teman-temanku PAI angkatan 2014 yang bersama-sama berjuang

dari awal sampai akhir untuk menuntut ilmu di kampus tercinta ini.

15. Almamater tercinta.

16. Pembaca yang budiman.

Page 10: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW. yang telah menuntun umatnya ke jalan yang adil dan benar.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi kewajiban dan syarat

guna memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi yang penulis

angkat adalah “Motivasi Orang Tua Memilih Homeschooling (Studi Kasus pada

Orang Tua Muslim yang Menyekolahkan Anak di Community Based

EducationKota Salatiga Tahun 2018).

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu

dan memberikan dukungan. Maka dengan penuh kerendahan hati, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga

3. Ibu Dra. Siti Rukhayati selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Salatiga

4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan secara ikhlas dan sabar dalam meluangkan waktu, memberikan ilmu

serta mencurahkan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan sejak awal

proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini

Page 11: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

xi

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan

Agama Islam yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis hingga

studi ini dapat selesai

6. Seluruh responden yang telah membantu, dan memberikan banyak informasi

yang bermanfaat.

7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga kebaikan dan amal mereka mendapatkan balasan Allah SWT.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menerima kritik

dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada

umumnya, dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia

pendidikan.

Page 12: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

xii

ABSTRAK

Fajar, Ina Anida Nurul. 2018. Motivasi Orang Tua Memilih Homeschooling

(Studi Kasus pada Orang Tua Muslim yang

Menyekolahkan Anak di Community Based

Education). Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam

Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

Kata Kunci: Motivasi, Orang Tua, Homeschooling.

Peneliti membahas mengenai motivasi orang tua dalam memilihkan sarana

pendidikan untuk anak. Dalam kasus ini adalah mengenai pemilihan

homeschooling sebagai sekolah alternatif bagi anak. Beberapa di antaranya adalah

terdapat kekhawatiran dalam diri orang tua melihat sistem pendidikan formal pada

umumnya yang menyama ratakan anak, padahal kita ketahui bersama bahwa

setiap anak mempunyai kemampuan atau potensi yang berbeda-beda. Serta tidak

tercukupinya pendidikan mengenai keagamaan, etika, pendidikan karakter,

maupun moral pada anak.

Berdasarkan hal itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1)

Motivasi orang tua memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak. 2)

Karakteristik dari homeschooling sehingga orang tua memilih homeschooling

sebagai sarana pendidikan anak. 3) Kelebihan dari dalam diri anak menurut orang

tua setelah memilih untuk homeschooling. Jenis penelitian ini adalah penelitian

lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data

yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan: 1) Motivasi orang tua

memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak adalah orang tua

menginginkan anak mereka dapat fokus menekuni bakat yang dominan dari

dirinya, supaya anak mereka tumbuh dengan sisi keagamaan, karakter, serta etika

yang baik dari sistem pembelajaran yang menyenangkan dan fleksibel. 2)

Karakteristik dari homeschooling sehingga orang tua memilih homeschooling

sebagai sarana pendidikan anak adalah, homeschooling memberikan ruang bagi

anak untuk dapat belajar dengan konsep borderless, serta orientasi pendidikan

anak lebih cenderung pada pembentukan karakter anak, dan pemberian nilai-nilai

kehidupan kepada anak, bukan berbasis nilai. 3) Kelebihan pada diri anak menurut

orang tua setelah memilih homeschooling di antaranya adalah, anak memiliki

sopan santun, adab, dan etika yang baik. Anak lebih mudah berinteraksi dengan

orang lain, walaupun berbeda usia. Anak juga lebih sadar mengenai kewajiban

mereka sebagai umat muslim, sehingga mereka melakukannya dengan senang

hati, tanpa paksaan, serta mulai mengetahui mana yang menjadi larangan dan

mana yang menjadi perintah Allah SWT.

Page 13: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

ABSTRAK ...................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

E. Penegasan Istilah .................................................................................. 10

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ..................................................................................... 14

1. Motivasi ......................................................................................... 14

a) Pengertian Motivasi ................................................................. 14

b) Unsur, Fungsi, dan Indikator Motivasi .................................... 15

c) Karakteristik Motivasi .............................................................. 18

d) Sumber Motivasi ...................................................................... 20

e) Pola Motivasi ........................................................................... 22

f) Teori Motivasi .......................................................................... 22

2. Orang Tua....................................................................................... 24

a) Pengertian Orang Tua .............................................................. 24

Page 14: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

xiv

b) Kewajiban Orang Tua dan Tanggung Jawab Orang tua

terhadap Anak .......................................................................... 26

c) Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak ................................. 29

d) Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak....................................... 33

e) Orang Tua dan Anak dalam Keluarga ...................................... 36

3. Homeschooling ............................................................................... 37

a) Pengertian Homeschooling....................................................... 37

b) Sejarah Homeschooling ............................................................ 45

c) Jenis-jenis Homeschooling ....................................................... 48

d) Manfaat Homeschooling .......................................................... 50

B. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................. 53

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 59

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 60

C. Sumber Data ......................................................................................... 61

D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 62

1. Metode Observasi........................................................................... 62

2. Metode Wawancara ........................................................................ 63

3. Metode Dokumentasi ..................................................................... 64

E. Analisis Data ........................................................................................ 65

F. Pengecekan Keabsahan data ................................................................ 67

1. Kepercayaan ................................................................................... 67

2. Ketergantungan .............................................................................. 69

3. Kepastian ........................................................................................ 70

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data ........................................................................................ 71

1. Gambaran Umum Community Based Education ........................... 71

2. Latar Belakang Orang Tua ............................................................. 72

3. Karakteristik Anak ......................................................................... 74

4. Temuan Penelitian .......................................................................... 75

Page 15: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

xv

a) Motivasi Orang Tua Memilih Homeschooling sebagai Sarana

Pendidikan Anak ...................................................................... 75

b) Karakteristik dari Homeschooling sehingga Orang Tua

Memilih Homeschooling sebagai Sarana Pendidikan Anak .... 79

c) Kelebihan pada Diri Anak Menurut Orang Tua Setelah

Memilih untuk Homeschooling ................................................ 82

B. Analisis Data ........................................................................................ 84

1. Homeschooling antara Kebutuhan Orang Tua atau Anak .............. 84

2. Kurikulum Homeschooling ............................................................ 88

3. Homeschooling sebagai Alternatif Sekolah untuk Anak ............... 89

4. Motivasi Orang Tua Memilih Homeschooling sebagai Sarana

Pendidikan Anak ............................................................................ 90

5. Karakteristik, atau Keistimewaan dari Homeschooling ................. 96

6. Kelebihan yang Terdapat pada Diri Anak ...................................... 98

7. Kesadaran Anak dalam Kegiatan Keagamaan ............................... 101

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 104

B. Saran ..................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 5. Lembar SKK

Lampiran 6. Pedoman Wawancara

Lampiran 7. Transkrip Wawancara

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup

Page 17: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan situasi yang digambarkan sebagai transfer

of knowledge atau adanya sesuatu yang dipelajari dan bermakna bagi

tumbuh kembang manusia. Pendidikan dasar seorang anak terjadi di dalam

rumah tempat di mana anggota keluarga tinggal. Keluarga merupakan

lembaga pendidikan informal yang menempatkan bapak dan ibu (orang

tua) sebagai pendidik kodrati (Fatchurrahman, 2006:7). Jadi, sudah

menjadi kodrat bahwa orang tua merupakan pendidik utama bagi anak.

Bahkan jika dikaji lebih mendalam, orang tua khususnya Ibu merupakan

lembaga pendidikan anak dan juga madrasah awal bagi anak untuk belajar

sebelum yang lainnya.

Pendidikan dipandang sebagai proses belajar sepanjang hayat

manusia. Artinya, pendidikan merupakan upaya manusia untuk mengubah

dirinya ataupun orang lain selama ia hidup. Seperti dalam Hadits

Rasululullah SAW. yang sudah sangat mahsyur dikalangan masyarakat:

حذ )سوا ابي عبذ البش(ل أطلبىا العلن هي الوهذ الى ال Artinya: Tuntutlah ilmu itu sejak dari ayunan sampai liang lahat (mulai

dari kecil sampai mati). (H.R. Ibn.Abd.Bar).

Page 18: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

2

Pendidikan hendaknya lebih dari sekedar masalah akademik

ataupun perolehan pengetahuan, skill dan mata pelajaran secara

konvensional, melainkan harus mencakup berbagai kecakapan yang

diperlukan untuk menjadi manusia yang lebih baik (Saleh, 2010:136).

Menurut Hariyadi, dkk. (2009:8), pendidikan mengandung tujuan

yang ingin dicapai, yaitu aktualisasi potensi-potensi manusia agar

bermanfaat bagi kepentingan hidupnya, baik sebagai individu maupun

sebagai warga masyarakat. Dan kegiatan tersebut dapat diberikan di

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat berupa pendidikan jalur

sekolah (formal), dan pendidikan jalur luar sekolah (informal dan

nonformal).

Sistem pendidikan formal adalah sistem pendidikan seperti sekolah

pada umumnya. Sekolah diangggap sebagai satu-satunya model

pendidikan yang valid di mata masyarakat.

Anak adalah harapan orang tua di masa mendatang, maka di sini

perlu peran serta orang tua dalam hal pendidikannya. Ketika zaman terus

berkembang, teknologi yang tersedia pun juga semakin canggih.

Pendidikan pun juga tidak serta merta hanya pendidikan di sekolah formal

saja, melainkan juga banyak tersedia lembaga lembaga pendidikan non

formal yang bisa dipilih sebagai sarana pendidikan anak.

Motivasi orang tua dalam memilihkan anaknya untuk bersekolah

sangat berpengaruh besar bagi tumbuh kembang pendidikan anak

nantinya. Motivasi sendiri adalah salah satu komponen yang paling

Page 19: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

3

penting dalam belajar, karena motivasi adalah faktor penggerak. Dengan

kata lain motivasi adalah usaha menggerakkan (Wahyuni,2009:12).

Dengan motivasi orang tua, diharapkan anak dapat lebih terarah dalam

memilih sekolah nantinya. Memberikan pendidikan kepada anak adalah

suatu kewajiban orang tua yang harus dilaksanakan. Orang tua di sini

bagaikan menorehkan tinta di lembaran kertas kosong ketika memberikan

pendidikan kepada anak. Jika orang tua menorehkannya dengan tinta

berkualitas jelek dan orang tua menggambarinya dengan asal asalan juga,

maka akan tercipta hasil yang kurang dari apa yang diharapkan. Namun

lain halnya jika orang tua menorehkan tinta emas dan menggambarinya

dengan hati hati dan penuh kecermatan, maka akan tercipta pula hasil yang

baik, seperti yang diharapkan.

Terdapat sebagian orang tua yang beralih untuk tidak

menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah formal, melainkan mereka

lebih tertarik untuk memberikan pendidikan dengan sistem

homeschooling. Tak ayal, hal ini akan menimbulkan spekulasi bermata

dua, yaitu bisa berhasil atau tidak.

Sumardiono dalam Jamal (2012:46) menjelaskan pengertian

homeschooling adalah sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab

sepenuhnya atas proses pendidikan anak dengan berbasis rumah.

Menurut data yang dihimpun oleh Direktorat Pendidikan

Kesetaraan Departemen Pendidikan Nasional, ada sekitar 600 peserta

homeschooling di Indonesia (Mulyadi, 2007:34).

Page 20: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

4

Istilah homeschooling sendiri berasal dari bahasa Inggris berarti

sekolah rumah. Homeschooling berakar dan bertumbuh di Amerika

Serikat. Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home education,

homebased learning atau sekolah mandiri. Pengertian umum

homeschooling adalah model pendidikan di mana sebuah keluarga

memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan

menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Memilih untuk

bertanggung jawab berarti orang tua terlibat langsung menentukan proses

penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-

nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum

dan materi, serta metode dan praktik belajar (Sumardiono, 2007:4).

Homeschooling sendiri adalah suatu lembaga pendidikan non

formal yang sedang marak dipilih oleh beberapa orang tua sebagai sarana

pendidikan anak baru-baru ini. Model pembelajaran homeschoolingdi

siniberbeda dari sekolah-sekolah umumnya. Walaupun sama-sama

menggunakan kurikulum yang sudah disempurnakan dan disepakati

bersama, namun dalam praktiknya, homeschooling tetap berbeda dari

sekolah-sekolah pada umumnya.

Pada awalnya, pendidikan ini diselenggarakan di rumah. Kegiatan

ini dikenal dengan istilah otodidak atau belajar sendiri. Bagi kalangan

yang mampu, mereka mengundang orang-orang terlatih untuk datang ke

rumah dan mengajar anak mereka (Satmoko, 2010:66). Pada hakikatnya

homeschooling juga menerapkan dasar pendidikan berbasis rumah. Seiring

Page 21: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

5

berjalannya waktu dan kemampuan kebanyakan orang dalam ranah

pendidikan, maka pendidikan berbasis rumah ini pun kemudian dalam

proses penyelenggaraannya dapat dilakukan di lokasi atau tempat yang

disesuaikan dengan kebutuhan anak, seperti di lembaga pelatihan, tempat

kursus, ataupun di mana saja dengan sarana apapun.

Dalam homeschooling, orang tua bertanggung jawab penuh atas

pendidikan homeschooling itu sendiri. Seperti keterlibatan langsung orang

tua dalam kurikulum homeschooling, materi apa saja yang akan digali dan

dikembangkan dari sang anak, dan melalui homeschooling pula orang tua

dapat memilih beragam metode ajar yang dapat diajarkan nantinya. Orang

tua memilih homeschooling, sebagai sarana pendidikan anak, ketika dirasa

homeschooling tersebut sesuai dengan idealisme para orang tua, di mana

mereka berfikiran bahwasanya sekolah, dalam hal ini adalah proses belajar

mengajarnya haruslah menyenangkan dan membuat anak merasa nyaman.

Berbeda dengan itu, sekolah-sekolah umum dirasa kurang tepat,

karena menurut orang tua yang memilih homeschooling, sekolah umum

memiliki potensi untuk membuat anak mereka menjadi stress dan tidak

berkonsentrasi dengan apa yang diajarkan di sekolahnya. Selanjutnya,

denganhomeschooling, harapan-harapan orang tua terhadap anak dapat

terpenuhi, contohnya ketika orang tua mengetahui bakat dari anak, seperti

robotik, olahraga, seni, musik atau sejenisnya, maka homeschoolingdi sini

dirasa paling tepat sebagai pilihan dalam pendidikan anaknya, karena

dengan homeschooling, anak yang mempunyai bakat-bakat terpendam

Page 22: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

6

dapat diasah dengan baik.Dapat pula dilihat bahwa

homeschoolingmemiliki banyak keunggulan, di antaranya dapat memilih

materi yang sesuai minat, lebih kreatif, memotivasi untuk berpikir kritis,

fleksibilitas dalam hal waktu dan tempat, dan bisa memilih kurikulum

sesuai kebutuhan peserta.

Terdapat beberapa orang tua yang memilih homeschooling sebagai

sarana pendidikan anaknya, para orang tua tersebut sering melakukan

sharing bersama tentang perkembangan anak mereka. Mereka mempunyai

pemikiran bahwasanya pendidikan adalah based on fitrah. Fitrahdi

sinidibagi menjadi delapan poin, yaitu; (1) Keimanan, (2) Belajar, (3)

Bakat, (4) Perkembangan, (5) Seksual, (6) Gender, (7) Estetika, (8) Sosial.

Mereka memaksimalkan delapan fitrah tersebut untuk di asah dan

dikembangkan.

Selain itu, mereka juga memaksimalkan sepuluh keterampilan

dasar, yaitu; (1) Menjaga kesehatan dan keselamatan, (2) Literasi, (3)

Mengurus Diri Sendiri, (4) Berkomunikasi, (5) Melayani, (6)

Menghasilkan makanan, (7) Perjalanan Mandiri, (8) Memakai Teknologi,

(9) Transaksi Keuangan, (10) Bekerja. Jadi, anak lebih diajarkan mengenai

adab terlebih dahulu. Yang dimaksud adab di sini adalah mengenai

kesopanan, mengenai cara membawa diri ketika mereka sedang berada di

kelompok tertentu, mengenai cara menghormati orang yang lebih tua

ataupun yang lebih muda, mengenai kehidupan dan bagaimana memahami

kehidupan, membentuk mentalmereka supaya menjadi pribadi yang kuat

Page 23: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

7

dan tahan banting. Setelah semua itu dikuasai, dan jika sudah didapati

dalam kehidupan nyata anak tersebut sudah bisa mengamalkan dan

mempraktikannya, maka ilmu ilmu akademisi akan perlahan juga

mengikuti.

Pada metode homeschooling ini mereka menggunakan life

mapping. Life mapping di sini digunakan orang tua untuk mengetahui

bakat anak, dan juga minat mereka kedepannya ingin menjadi apa. Karena

yang paling mengerti tentang bakat anak tentu saja adalah orang tua, maka

orang tua juga dituntut untuk dapat membersamai dan mengembangkan

bakat yang dimiliki oleh anak. Sebagai contoh di sini, ketika anak tersebut

ternyata mempunyai bakat tari, dan ketika ditanyai untuk kedepannya ia

berkeinginan untuk menjadi apa, ternyata dia berkeinginan untuk menjadi

koreografer, maka orang tua harus menyusun apaapa saja nantinya yang

akan dibutuhkan ketika memang anaknya ingin menjadi seorang

koreografer. Ketika anak ingin menjadi penari handal ataupun menjadi

koreografer, maka anak harus belajar terlebih dahulu mengenai asal usul

tari tarian yang ada di Indonesia, belum lagi nanti dia juga mempelajari

tentang tari-tari di luar negeri. Anak juga dibekali untuk dapat berbahasa

asing, karena bagaimanapun juga ketika ia berkeinginan untuk menjadi

koreografer handal dan dia ingin mengembangkannya di internasional,

maka ia harus belajar untuk berbahasa Inggris. Tak hanya itu, untuk

menjadi koreografer, ia juga harus mempunyai fisik yang kuat. Maka anak

juga akan diajarkan olahraga, dan bagaimana menjaga bentuk tubuh agar

Page 24: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

8

tetap stabil. Dan juga ia akan mempelajari materi materi lainnya, yang

memang mendukung untuk menjadi koreografer.

Jika membaca penjelasan di atas, dapat dilihat bahwasanya life

mapping diperlukan untuk dapat menyusun rancangan hidup dari sang

anak agar lebih tertata, dan sesuai dengan target akhir.Tak banyak, orang

tua yang mempunyai pemikiran semacam itu, para orang tua yang

memiliki idealisme yang berbeda dari orang tua pada umumnya, menjadi

daya tarik peneliti untuk mengetahui lebih dalam mengenai motivasi orang

tua ketika memilih homeschooling tersebut, dan bukan sekolah formal

pada umumnya sebagai sarana pendidikan anak.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkatnya

sebagai bahan untuk menyusun skripsi dengan judul “Motivasi Orang Tua

Memilih Homeschooling (Studi Kasus Pada Orang Tua Muslim yang

Menyekolahkan Anak di Community Based Education Kota Salatiga

Tahun 2018).”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat

dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa motivasi orang tua memilihhomeschooling sebagai sarana

pendidikan anak?

2. Apa saja yang menjadi karakteristik dari homeschooling sehingga

orang tua memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak?

Page 25: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

9

3. Apa saja kelebihan pada diri anak menurut orang tua setelah memilih

untukhomeschooling?

C. Tujuan Penelitian

Agar dapat memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan

penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang dicapai dalam

penelitian ini,di antaranya yaitu:

1. Mengetahui motivasi orang tua memilihhomeschooling sebagai sarana

pendidikan anak

2. Mengetahui karakteristik dari homeschooling sehingga orang tua

memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak.

3. Mengetahui kelebihan pada diri anak menurut orang tua setelah

memilih untuk homeschooling.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memiliki dua kegunaan,

yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu sebagai

sarana memperluas khazanah pengetahuan tentang pendidikan anak

pada umumnya dan motivasi orang tua dalam memilih pendidikan

anak pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi orang tua, untuk dapat memberikan gambaran, saran, dan

pemahaman dalam hal pendidikan anak, serta motivasi orang tua

Page 26: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

10

dalam memilih pendidikan anak nantinya. Agar tidak salah arah

dalam memilihkan sarana pendidikan untuk anaknya.

b. Bagi peneliti, untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan

tentang pendidikan anak dan motivasi orang tua terhadap

pendidikan anak, untuk bekal peneliti di dunia pendidikan,

kemasyarakatan, serta di keluarga sendiri nanti.

c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi. Khususnya dalam penelitian yang berhubungan dengan

homeschooling.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman atau salah persepsi dalam

penggunaan kata pada judul ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah

pokok, yaitu:

1. Motivasi

Motivasi adalah salah satu komponen yang paling penting dalam

belajar, karena motivasi sendiri adalah faktor penggerak. Dengan kata

lain motivasi adalah usaha menggerakkan (Wahyuni, 2009:12).

2. Orang tua

Orang tua adalah ayah atau ibu bagi seorang anak, baik melalui

hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua memiliki

peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak. Sebutan ayah

ataupun ibu diberikan kepada orang yang mempunyai anak baik anak

tersebut merupakan anak kandung ataupun anak angkat (adopsi).

Page 27: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

11

Orang tua juga bisa didefinisikan sebagai orang yang bertanggung

jawab atas sebuah keluarga di dalamnya dan juga perihal mengurus

rumah tangga serta tugas sehari-hari. Tugas orang tua adalah

mempersiapkan kebutuhan, keperluan, atau bimbingan kepada anak.

3. Homeschooling

Homeschooling adalah sebuah sekolah non formal ataupun sekolah

alternatif selain dari sekolah-sekolah umum. Di Indonesia

homeschooling sudah ada sejak lama. Homeschooling bisa juga

diartikan sebagai model alternatif belajar selain sekolah. Kegiatan

tersebut berpusat dan di tanggung jawabi oleh orang tua. Sesuai

dengan namanya, homeschooling memang berpusat di rumah. Namun

dalam pelaksanaannya tidak serta merta hanya di rumah saja.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam

membaca skripsi ini, maka peneliti akan membagi dalam beberapa bab.

Dengan harapan agar pembahasan dalam skripsi ini dapat tersusun dengan

baik dan dapat memenuhi standar penulisan sebagai karya ilmiah.

Adapun sistematika pembagian bab adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Bab Pendahuluan menjelaskan secara umum tentang arah dan

maksud penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai motivasi

orang tua memilih homeschooling. Sehingga di sini, pembaca dapat

mengetahui tentang latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian,

Page 28: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

12

kegunaan penelitian, penegasan istilah, kajian penelitian terdahulu,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang relevan yang dipakai

dalam memperkuat penelitian yang akan dilakukan. Macam-

macamnya, faktor penghambat, upaya, dan sebagainya. Melalui

penulisan teori-teori tersebut, diharapkan pembaca dapat mengetahui

dasar-dasar dan teori yang berkaitan dengan judul skripsi ini.

3. Bab III Metode Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan jenis

penelitian yang dipakai oleh peneliti. Mencakup bahasan keseluruhan

tentang prosedur pengambilan data, tahapan menganalisis data, serta

pengecekan keabsahan data.

4. Bab IV Paparan dan Analisis Data

Bab ini memuat tentang gagasan peneliti, posisi temuan/ teori

terhadap teori dan temuan-temuan yang dilakukan sebelumnya, serta

penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan mengenai

motivasi orang tua memilih homeschooling.

Page 29: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

13

5. Bab V Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat temuan pokok atau

kesimpulan dan saran yang terdapat pada beberapa bab sebelumnya

yang telah dilakukan oleh peneliti.

Page 30: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Banyak teori yang mengemukakan tentang motivasi. Dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia versi online disebutkan bahwa

motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang

secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu. Atau usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan

sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau

mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Telah lama dipahami bahwa motivasi merupakan

pendorong bagi setiap individu untuk berperilaku. Motivasi dapat

diibaratkan sebagai sumber energi bagi setiap orang untuk

mencapai tujuannya. Apabila ada motivasi yang kuat, maka

seseorang akan bersungguh-sungguh dalam mencurahkan segala

perhatiannya untuk mencapai tujuan (Wahyuni, 2009:3).

Selain dari pengertian di atas, motivasi adalah faktor

penggerak. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan,

rangsangan, atau daya penggerak dalam diri seseorang. Dengan

kata lain motivasi adalah usaha menggerakkan (Wahyuni,

Page 31: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

15

2009:12). Dapat dikatakan, bahwa motivasi adalah suatu dorongan

kehendak, yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu.

Menurut Siagian (2012:137) motivasi merupakan akibat

dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya.

Karena itulah terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang

ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu

dibandingkan dengan orang-orang lain yang menghadapi situasi

yang sama. Bahkan seseorang akan menunjukkan dorongan

tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu

yang berlainan pula. Misalnya, tidak mustahil seorang mahasiswa

sangat tekun membaca suatu novel yang diangggapnya menarik

sampai ia selesai membaca buku tersebut, akan tetapi segera

merasa bosan atau mengantuk jika menghadapi buku teks yang

nota bene harus dikuasainya dalam menghadapi ujian yang akan

segera ditempuhnya di kampusnya. Berarti apabila berbicara

mengenai motivasi, salah satu hal yang amat penting untuk

diperhatikan adalah bahwa tingkat motivasi berbeda antara seorang

dengan orang lain dalam diri seseorang pada waktu yang berlainan.

b. Unsur, Fungsi, dan Indikator Motivasi

Motivasi merupakan suatu pendorong yang mengubah

energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk

mencapai tujuan tertentu. Motivasi di sini merupakan suatu alat

Page 32: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

16

kejiwaan untuk bertindak sebagai daya gerak atau daya dorong

untuk melakukan suatu pekerjaan (Kompri, 2015:4).

1) Unsur Motivasi

Di dalam perumusan ini ada tiga unsur yang saling

berkaitan. Menurut Hamalik dalam Kompri (2015:5) yaitu

sebagai berikut:

a) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam

pribadi. Perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem

neuropsiologis dalam organisme manusia, misalnya karena

terjadi perubahan dalam sistem perencanaan maka timbul

motif lapar. Tapi ada juga energi yang tidak diketahui.

b) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective

arousal. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu

merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan

kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin dapat atau

tidak bisa kita lihat. Sebagai contoh di sini adalah ketika

terdapat seseorang yang terlibat akan suatu diskusi dan ia

tertarik dengan bahasan diskusi tersebut, maka tak

dipungkiri orang tersebut dapat berbicara dan

mengeluarkan kata-kata secara lancar dan cepat.

c) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai

tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-

respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang

Page 33: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

17

disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap

respons merupakan langkah ke arah mencapai tujuan.

Misalnya, si A ingin mendapat hadiah maka ia akan belajar,

mengikuti ceramah, membaca buku, dan mengikuti les.

2) Fungsi Motivasi

Fungsi motivasi menurut Hamalik dikutip Yamin dalam

Kompri (2015:5), meliputi sebagai berikut:

a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.

Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan

seperti belajar.

b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan

perbuatan pencapaian tujuan yang diinginkan

c) Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

3) Indikator Motivasi

Newstrom, dikutip Wibowo dalam Kompri (2015:5),

mengemukakan bahwa sebagai indikator motivasi adalah:

a) Engagement. Engagement merupakan janji pekerja untuk

menunjukkan tingkat antusiasme, inisiatif, dan usaha

meneruskan.

b) Commitment. Komitmen adalah suatu tingkatan di mana

pekerja mengikat dengan organisasi dan menunjukkan

tindakan organizational citizenship.

Page 34: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

18

c) Satisfaction. Kepuasan merupakan refleksi pemenuhan

control psikologis dan memnuhi harapan di tempat kerja.

d) Turnover. Turnover merupakan kehilangan pekerja yang

dihargai.

c. Karakteristik Motivasi

Seperti pengertian awal, bahwasanya motivasi adalah suatu

kecenderungan atau disposisi untuk bertindak dengan cara-cara

tertentu, dan sebuah motive adalah kebutuhan atau keinginan yang

menyebabkan kecenderungan-kecenderungan. Motivasi

memunculkan keinginan untuk mencapai tujuan.

1) Kecenderungan untuk bertindak

Terkadang sulit untuk menyimpulkan motivasi dari

tindakan-tindakan yang diamati, karena dapat menimbulkan

kesalahan-kesalahan apabila pengamatan itu kurang teliti

(Wahyuningsih, 2009:17).

2) Membangkitkan dan mengarahkan

Membangkitkan dan mengarahkan merupakan aspek-aspek

yang penting dari motivasi. Pada saat seseorang termotivasi,

maka akan muncul dorongan-dorongan, baik secara fisik

maupun psikologi untuk berusaha (Wahyuni, 2009:17-18).

3) Permanen atau temporer

Walaupun semua definisi menyatakan bahwa motivasi ada

dalam diri seseorang dalam periode waktu yang lama, namun

Page 35: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

19

demikian ada dua motive yang memiliki keadaan waktu relatif

pendek atau kadang-kadang (temporary) dalam lingkungan

atau situasi tertentu dan terdapat juga motif-motif permanen

(Wahyuningsih, 2009:19).

Dalam kasus temporary motives, contohnya adalah ketika

ada siswa yang merasakan kecemasan yang amat sangat pada

saat akan menghadapi ujian, hal tersebutlah yang mendorong

siswa tersebut untuk berusaha untuk dapat mengerjakan soal

ujian dan menghadapi kecemasan mereka. Sedangkan dalam

kasus permanent motives adalah ketika siswa sekolah dasar

sedang berusaha mengeksplor hal-hal baru yang ada di

sekitarnya.

4) Motivasi, dipelajari, atau pembawaan

Motivasi juga mempunyai berbagai macam jenis. Apakah

merupakan hasil belajar (dibutuhkan pengalaman) ataukah

pembawaan sejak lahir. Cemas menghadapi ujian, dan

motivasi berprestasi adalah salah satu contoh motivasi yang

dipelajari. Sedang lapar, keingintahuan, dan kreativitas

merupakan motivasi yang tidak dipelajari (Wahyuningsih,

2009:20-21).

Page 36: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

20

d. Sumber Motivasi

Ada banyak faktor dalam diri maupun dari luar yang

mempengaruhi motivasi. Faktor faktor tersebut disebut motivasi

intrinsik, dan motivasi ekstrinsik.

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang tumbuh dari

dalam diri individu dan menjadi fenomena yang penting

(Wahyuningsih, 2009:25).

Pada manusia, motivasi intrinsik tidak hanya sekedar untuk

membentuk motivasi atau keinginan untuk beraktivitas, tetapi

juga menjadi salah satu bagian yang penting dalam hidup

mereka. Sejak lahir, manusia yang berada dalam kondisi sehat

akan selalu aktif, ingin tahu, bermain, menunjukkan kesiapan

untuk belajar, dan mengeksplor lingkungan di sekitarnya, dan

mereka tidak membutuhkan dorongan eksternal untuk

melakukan semua itu (Wahyuningsih, 2009:26).

Menurut Ryan & Deci dalam Wahyuningsih (2009:27),

walaupun sebagai salah satu perasaan (sense) yang ada dalam

diri individu, namun di sisi lain perasaan motivasi intrinsik

berkaitan dengan individu dan aktivitas-aktivitas yang

dilakukannya.

Setiap diri individu telah ada dorongan sendiri, tidak perlu

adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Misalnya orang

Page 37: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

21

yang gemar membaca, tidak usah ada yang mendorongnya

telah mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya, orang yang

rajin dan bertanggung jawab tidak usah menanti komando

sudah belajar secara sebaik-baiknya (Kompri, 2015:6).

2) Motivasi Ekstrinsik

Walaupun telah jelas dipahami bahwa motivasi intrinsik

merupakan tipe motivasi yang paling penting dalam

mengarahkan dan mendorong perilaku, namun juga tidak selalu

bahwasanya seseorang termotivasi dengan motivasi intrinsik

saja. Motivasi ekstrinsik merupakan sebuah konstruk yang

berkaitan dengan sebuah aktivitas yang dilakukan untuk

mendapatkan beberapa hasil karena faktor di luar individu

(Wahyuningsih, 2009:29-30).

Sebagai contoh di sini peran dari motivasi ekstrinsik

adalah, ketika seseorang anak belajar dengan giat karena takut

dimarahi orang tuanya. Maka di sini motivasi terbesar yang

mempengaruhi anak tersebut adalah motivasi eksternal, yaitu

takut akan orang tuanya, bukan dari motivasi internal yang

harusnya muncul dari dirinya sendiri.

Contoh yang lain adalah, ketika orang membaca sesuatu

karena diberi tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum ia

dapat melamar pekerjaan, dan sebagainya (Kompri, 2015:6).

Page 38: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

22

e. Pola Motivasi

Setiap orang cenderung mengembangkan pola motivasi

tertentu dari hasil lingkungan budaya tempat orang itu hidup.

Empat pola motivasi yang sangat penting menurut Davis d &

Newstrom dalam Kompri (2015:7) adalah:

1) Prestasi, yaitu dorongan untuk mengatasi tantangan, untuk

maju dan berkembang.

2) Afiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang-

orang secara efektif.

3) Kompetensi, yaitu dorongan untuk mencapai hasil kerja dengan

kualitas tinggi.

4) Kekuasaan, yaitu dorongan untuk mempengaruhi orang-orang

dan situasi.

f. Teori Motivasi

Menurut Purwanto dalam Kompri (2015:8) beberapa teori

motivasi adalah sebagai berikut:

1) Teori Hedonisme. Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti

kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah

suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan

hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan

(hedone) yang bersifat duniawi. Menurut pandangan

hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang

Page 39: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

23

mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan

kenikmatan.

2) Teori Naluri. Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan

nafsi pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri. Menurut

teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri

mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.

3) Teori Reaksi yang Dipelajari. Teori ini berpandangan bahwa

tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri,

tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari

kebudayaan di tempat orang itu hidup.

4) Teori Kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang

dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk

memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun

kebutuhan psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila

seorang pemimpin bermaksud memberikan motivasi kepada

seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa

kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.

Page 40: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

24

2. Orang Tua

a. Pengertian Orang Tua

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, orang tua adalah

ayah, ibu kandung (Depdikbud, 1993:995). Orang tua adalah orang

yang menjadi anutan anaknya. Setiap anak, mula-mula mengagumi

kedua orang tuanya. Karena itulah, peneladanan sangat perlu.

Tugas orang tua adalah melengkapi dan mempersiapkan anak

menuju kedewasaan dengan memberikan bimbingan dan

pengarahan yang tepat agar dapat membantu anak dalam menjalani

kehidupan bermasyarakat nantinya.

Menurut Zakiah Daradjat (1992:35) dalam bukunya yang

berjudul Ilmu Pendidikan Islam,menuliskan bahwasanya orang tua

merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka.

Karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.

Dengan demikian, bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam

kehidupan keluarga.

Orang tua adalah orang dewasa yang memikul tanggung

jawab pendidikan, sebab secara alami anak pada masa-masa awal

kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan ayahnya. Dari

merekalah anak mulai mengenal pendidikannya (Aly,

1999:87).Seperti Firman Allah dalam surat At-Tahrimayat 6:

Page 41: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

25

قىدها ال اس فسكن واهلكن اسا و يآ أيها ال زيي آهىا قىا ا

هللا ها والحجاسة عليها هآلئكت غلظ شذاد ل يعصىى

اهشهن ويفعلىى ها يؤهشوى

Artinya: Hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia

dan batu: penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras,

yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-

Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan. (At-Tahrim:6).

Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa orang tua adalah ayah atau ibu bagi seorang anak, baik

melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua

memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak.

Sebutan ayah ataupun ibu diberikan kepada orang yang

mempunyai anak baik anak tersebut merupakan anak kandung

ataupun anak angkat (adopsi). Orang tua juga bisa didefinisikan

sebagai orang yang bertanggung jawab atas sebuah keluarga di

dalamnya dan juga perihal mengurus rumah tangga serta tugas

sehari-hari. Tugas orang tua adalah mempersiapkan kebutuhan,

keperluan, atau bimbingan kepada anak.

Ketika zaman terus berkembang, maka orang tua pun

semakin dituntut untuk menjadi orang tua masa kini yang harus

memiliki strategi khusus bagi masa depan anak-anaknya. Orang tua

Page 42: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

26

ingin melihat anak-anaknya menjadi pribadi yang mandiri dan

sukses bagi orang terdekatnya (Revaldi, 2010:9).

Orang tua memegang peranan penting dalam pendidikan

anak-anaknya. Di samping dari tugas ayah yang sebagai tulang

punggung keluarga, dan ibu yang menjadi ibu rumah tangga dalam

kehidupan sehari-hari. Mereka tetap wajib untuk memperluas ilmu

mereka, karena orang tua adalah madrasah pertama bagi anak,

terutama adalah seorang ibu, karena bagaimanapun juga, dalam

kesehariannya, anak nantinya akan lebih menghabiskan waktu

dengan ibu.

Dengan demikian, jelaslah bahwasanya orang tua memiliki

tanggung jawab dan peranan besar bagi anaknya. Bertanggung

jawab untuk mendidik, mengarahkan, dan tentu saja untuk

mempersiapkan masa depan bagi anak.

b. Kewajiban Orang tua dan Tanggung Jawab Orang tua

terhadap Anak

1) Kewajiban Orang tua Terhadap Anak

Sebagaimana kita tahu, anak merupakan anugerah dan

titipan dari Allah kepada orang tua. Oleh karena itu, anak

haruslah dibina, dididik, dan diarahkan dalam kebaikan. Orang

tua di sini mempunyai tanggung jawab terhadap anaknya yaitu

pertama, memberikan nama yang baik kepada anak, karena

nama adalah sebuah ungkapan doa yang dipanjatkan orang tua

Page 43: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

27

untuk anaknya. Kedua, mendidik dan mengarahkan anak sesuai

dengan ajaran Islam. Ketiga, mengajarkan anak membaca dan

menulis sesuai dengan perintah Allah SWT, hal ini terdapat

pada Al-Qir‟an surah An-Nisa:

ا ف ا عض ت ي س ر ن ه ف ل خ ي ا ه ى ك ش ت ى ل ي ي ز ال ش خ ي ل و

ىل ىا ق ل ى ق ي ال ىا هللا و ق ت ي ل ف و ه ي ل اع ى اف خ اذ ي ذ Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya (mereka) meninggalkan dibelakang mereka anak-

anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan

mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada

Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang

benar. (An-Nisa :9).

2) Tanggung Jawab Orang tua terhadap Anak

Orang tua atau ayah dan ibu memegang peranan penting

dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya, sejak

seseorang lahir, ibunyalah yang selalu di sampingnya

(Daradjat, 2011:35).

Menurut Ahid (2010:99) dalam bukunya Darma Susanto,

keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan

keluarga pertama mendapat pengaruh, karena itu keluarga

merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal

dan kodrati.

Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya terwujud

dalam bentuk yang bermacam-macam. Secara garis besar bila

Page 44: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

28

diuraikan maka tanggung jawab orang tua terhadap anaknya

adalah bergembira menyambut kelahiran anaknya, memberi

nama baik, memperlakukannya dengan lembut dan kasih

sayang, menanamkan akidah, melatih dan mengajarkan sholat,

bersikap adil, memperhatikan teman anak, menghormati anak,

memberikan hiburan, mencegah perbuatan bebas, menjauhkan

anak dari hal-hal yang berbau porno, menempatkannya dalam

lingkungan yang baik, memperkenalkan kerabat kepada anak,

serta mendidiknya bertetangga dan bermasyarakat yang baik

(Djamarah, 2004:28). Maka berdosalah orang tua apabila tidak

mengajarkan kepada anak tentang hal-hal mendasar hingga

menyebabkan anak mereka terjerumus, dan tidak menjalankan

perintah Allah SWT. Seperti dalam surah Al-A‟raf:

ل ب ى ل ق ن ه ل س ال و ي ج ال ي ا ه ش ي ث ك ن ه ج ا ل أ س ر ذ ق ل و

ل اى ر آ ن ه ل ا و ه ب ى و ش ص ب ي ل ي ي ع ا ن ه ل ا و ه ب ى ى ه ق ف ي

اه ب ى ى ع و س ي ن ه ك ئ آلوا قلى ل ض ا ن ه ل ب ام ع ال ك ك ئ وآلا قلى

ى ى ل ف الغ ا

Artinya: Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahannam banyak

dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi

tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan

mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk

melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai

telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan

Page 45: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

29

(ayat-ayat Allah). Mereka seperti ternak, bahkan lebih sesat

lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (Al-A‟raf:179).

c. Peran Orang tua dalam Mendidik Anak

Menurut Mustaqim (2005:49), orang tua mempunyai peran

penting dalam mendidik putra-putrinya di dalam keluarga, yaitu:

1) Menyayangi anak bukan memanjakannya

Kasih sayang memang penting dan harus diberikan kepada

anak, karena dalam Islam pun juga menekankan sikap kasih

sayang terhadap anak. Namun tampaknya sebagian orang tua

tidak dapat membedakan antara menyayangi dan memanjakan.

Kadang-kadang orang tua terlalu berlebihan dalam menyayangi

anaknya, hingga terperosok pada sikap yang memanjakannya.

2) Sikap bijak dalam mendidik anak

Sebagai orang tua harus sungguh-sungguh dalam mendidik,

membimbing, dan membombong anaknya. Berhasil tidaknya

proses pendidikan bergantung pada sikap bijak orang tua dalam

mendidiknya.

3) Membangun komunikasi efektif dengan anak

Komunikasi orang tua dengan anak harus dibangun atas

dasar kebutuhan kasih sayang antara kedua belah pihak.

Kebutuhan ini dapat diaplikasikan setiap saat sepanjang

komunikkasi efektif bagi keduanya. Misalnya, saat makan

bersama, liburan bersama, saat di rumah, dan lain sebagainya.

Page 46: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

30

4) Jangan menghukum fisik anak

Pendidikan yang semestinya harus berjalan secara

manusiawi dan menjauhkan hukuman fisik atau kekerasan. Jika

hendak melarang, orang tua sebaiknya melakukannya tanpa

menimbulkan rasa takut pada anak. Kritik pun perlu dijaga agar

disampaikan secara wajar, selayaknyalah orang tua

berkepribadian matang dan memiliki keterampilan pengasuhan

yang baik. Salah satunya adalah jangan terlalu sering

menggunakan kekerasan atau hukuman fisik terhadap anak.

5) Selalu siap membantu anak

Orang tua haruslah siap dalam membantu anak. Anak yang

kurang kasih sayang dan perhatian berpotensi menjadi anak

yang nakal. Sebab, biasanya ia akan mencari tempat di luar

rumah yang dapat menerima dirinya dan memberi kasih sayang

kepadanya. Celakanya, jika tempat itu adalah tempat yang

buruk, hampir pasti ia akan terpengaruh oleh lingkungan

tersebut.

Jika melihat uraian di atas, maka dapat ditarik suatu

pembelajaran bahwasanya orang tua harus dapat memberi

perhatian dan kasih sayang terhadap anak. Selain itu, orang tua

juga harus siap dalam membantu anak, karena bagaimanapun,

anak tentu sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian

Page 47: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

31

orang tua mereka. Jika orang tua mampu memberikan itu, maka

anak tidak akan terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk.

6) Menjaga kesehatan jasmani dan rohani anak sejak dini

Agar tumbuh menjadi generasi yang kuat dan sehat jasmani

serta rohani, orang tua harus memperhatikan kesehatan anak-

anaknya dan menjaga mereka dari penyimpangan-

penyimpangan moral sejak kecil.

7) Menciptakan keluarga yang harmonis

Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami

disfungsi perkawinan mempunyai resiko tinggi untuk

menderita gangguan perkembangan kepribadiannya, baik

perkembangan mental-intelektual, mental emosional, maupun

mental-psikososial. Karena itu, menciptakan kondisi keluarga

yang harmonis menjadi sangat penting bagi proses pendidikan

anak.

Karena bagaimanapun, anak yang dibesarkan dalam

keluarga yang harmonis, akan lebih bisa mengontrol emosinya,

lebih terarah, dan tentu saja lebih bahagia.

Keluarga sejahtera (masaalihul usroh), menurut Asnawi

Latief dalam Djamarah (2004:115), memiliki unsur-unsur yang

meliputi suami (ayah), istri (ibu), dan anak. Semua itu harus

terjelma seperti berikut:

Page 48: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

32

a) Suami istri yang saleh. Artinya yang dapat mendatangkan

manfaat dan faedah untuk dirinya, anak-anaknya, dan

masyarakatnya. Sehingga akan tercermin tindak tanduk

yang dapat menjadi contoh teladan, uswatun khasanah bagi

anak-anaknya maupun orang lain.

b) Anak-anaknya abror (baik) dalam pengertian berkualitas,

berakhlak, sehat rohani dan jasmani. Artinya produktif dan

kreatif, sehingga kelak tidak akan menjadi beban orang

lain.

c) Pergaulannya baik. Artinya pergaulan anak-anaknya

terarah, hanya dengan anak-anak yang bermental baik,

berpendidikan yang sepadan.

d) Berkecukupan rizkinya (sandang, pangan, dan papan).

Cukup di sini artinya dapat membiayai hidup dan

kehidupan keluarganya, baik untuk sandang, pangan, dan

papannya, maupun untuk biaya pendidikan dan ibadahnya.

Membangun keluarga sejahtera seperti disebut di atas

adalah sebuah cita-cita yang selalu didambakan oleh setiap

pasangan suami istri dalam kehidupan berumah tangga. Cita-

cita itu sudah mereka sepakati bersama jauh sebelum mereka

melangsungkan pernikahan.

Namun kenyataannya, tidak semua keluarga dapat

menciptakan suasana yang harmonis, banyak juga di antaranya

Page 49: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

33

yang sering terlibat perselisihan dan juga konflik. Tetapi,

sebenarnya konflik itu tidak selalu negatif, jika kita dapat

menyelesaikannya secara kekeluargaan dan membuatnya

sebagai pembelajaran, sehingga tercipta keadaan yang lebih

hangat kembali.

8) Mengajarkan kedisiplinan pada anak

Sebagai orang tua berkewajiban untuk mengarahkan

tingkah laku anak supaya bersikap disiplin. Orang tua sangat

tidak dianjurkan untuk membiarkan anak berbuat semaunya

hingga mengabaikan nilai-nilai kedisiplinan. Hal ini akan

berdampak negatif bagi pribadi mereka.

d. Pola Asuh Orang tua terhadap Anak

1) Pengertian pola asuh

Menurut Assegaf (2010:1-2), pola merupakan kerangka

atau bentuk awal. Kata asuh mempunyai arti mendidik,

mengajar, dan merawat anak dari awal kehadirannya sampai

batas waktu tertentu. Jadi dapat disimpulkan, bahwa pola asuh

adalah cara yang digunakan untuk mengasuh anak yang bersifat

spesifik, dengan tujuan membentuk anak yang diimpikan dan

diterapkan dalam kehidupan keluarga.

Definisi lain menurut Nawawi dalam Mansur (2005:35)

pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh

orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan

Page 50: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

34

rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya. Dalam kaitannya

dengan pendidikan, berarti orang tua mempunyai tanggung

jawab yang disebut tanggung jawab premier, yaitu tanggung

jawab yang harus dilaksanakan, kalau tidak maka anak-

anaknya akan mengalami kebodohan dann lemah dalam

menghadapi kehidupan zaman.

2) Macam-macam pola asuh orang tua

a) Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter ditandai dengan cara memberikan

aturan-aturan yang ketat, memaksa anak sesuai dengan

keinginan orang tua, tanpa menghiraukan pendapat dan

keinginan anak. Pola asuh ini juga ditandai dengan

hukuman-hukuman keras yang diberikan kepada anak.

Menurut Assegaf (2010:6) tipe otoriter biasanya

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Umumnya dianut oleh masyarakat kelas bawah/ pekerja

2) Didominasi oleh hukuman fisik dan kata-kata kasar

3) Menuntut kepatuhan semata

4) Sikap acceptance rendah dan control tinggi

5) Orang tua bersikap mengharuskan anak melakukan

sesuatu tanpa kompromi

b) Pola asuh demokratis

Page 51: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

35

Pola asuh ini ditandai dengan perhatian terhadap

kemauan dan juga pendapat dari anak-anaknya. Dalam pola

asuh ini, anak diberikan sedikit kebebasan agar tidak selalu

bergantung kepada orang tua. Dalam menentukan rencana

ke depan, anak dilibatkan, dan tentu saja mempunyai

kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya

.

Menurut Assegaf (2010:8) tipe demokratis biasanya

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Umumnya memprioritaskan pengembangan IQ dan EQ

2) Identik dengan modal barat tetapi masih mengindahkan

nilai dan budaya ketimuran

3) Sikap acceptance dan control seimbang

4) Mendorong anak untuk menyatakan pendapatnya

5) Segala sesuatu coba dijelaskan

c) Pola asuh laisses fire

Pola asuh ini, anak lebih dididik secara bebas,

karena anak dianggap dewasa atau muda dalam mengambil

keputusan. Kontrol terhadap anak pun juga sedikit lemah

jika dibandingkan dengan pola asuh lainnya. Pola asuh ini

dapat diterapkan kepada anak yang memang sudah matang

pemikirannya.

Page 52: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

36

e. Orang Tua dan Anak dalam Keluarga

Orang tua dan anak adalah satu ikatan dalam jiwa. Tak

seorang pun dapat mencerai-beraikannya. Ikatan itu dalam bentuk

hubungan emosional antara orang tua dan anak (Djamarah,

2004:27).

Antara orang tua dan anak mempunyai suatu ikatan batin

yang sudah pasti terjalin. Terkadang orang tua dapat merasakan

dan mengetahui apa yang terjadi dengan anak mereka, begitu pun

anak. Mereka satu sama lain mempunyai ikatan batin yang saling

terhubung.

Menurut Djamarah (2004:27), setiap orang tua yang

memiliki anak selalu ingin memelihara, membesarkan, dan

mendidiknya, meski terkadang harus menanggung beban malu

yang berkepanjangan. Sebab kehormatan keluarga salah satunya

juga ditentukan oleh bagaimana sikap anak dalam menjaga nama

baik keluarga. Lewat sikap dan perilaku anak, nama baik keluarga

dipertaruhkan.

Oleh karena itu, antara orang tua dan anak haruslah tercipta

hubungan yang baik terlebih dahulu. Karena kita tahu, anak adalah

tumpuan orang tua di masa depan. Orang tua mempunyai tanggung

jawab dalam mendidik anak, agar ke depannya anak dapat

dibanggakan dan tidak menjadi beban orang tua.

Page 53: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

37

Sedangkan sifat-sifat fitrah orang tua yang diungkapkan

oleh M.Thalib dalam Djamarah (2004:28) adalah, senang

mempunyai anak, senang anak-anaknya salih, berusaha

menempatkan anak di tempat yang baik, sedih melihat anaknya

lemah atau hidup miskin, memohon kepada Allah bagi kebaikan

anaknya, lebih memikirkan keselamatan anak daripada dirinya

pada saat terjadi bencana, senang mempunyai anak yang bisa

dibanggakan, menghendaki anaknya berbakti kepadanya, bersabar

menghadapi perilaku buruk anaknya.

3. Homeschooling

a. Pengertian Homeschooling

Homeschooling terjemahan dalam bahasa Indonesianya

adalah sekolah rumah. Dalam sistem pendidikan nasional kita,

penyelenggaraan homeschooling didasarkan pada Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No. 20/2003), Pasal 1, Ayat 1.

Bunyi undang-undang tersebut adalah sebagai berikut: “Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan Negara.” Sementara itu, menurut data yang dihimpun

Page 54: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

38

oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan

Nasional, ada sekitar 600 peserta homeschooling di Indonesia.

Sebanyak 83,3% atau sekitar 500 orang mengikuti homeschooling

majemuk dan komunitas, sedangkan sebanyak 16,7%, atau sekitar

100 orang, mengikuti homeschooling tunggal (Mulyadi, 2007:33-

36).

Pengertian umum dari homeschooling adalah sebuah

sekolah non formal ataupun sekolah alternatif selain dari sekolah-

sekolah umum. Di Indonesia homeschooling sudah ada sejak lama.

Homeschooling bisa juga diartikan sebagai model alternatif belajar

selain sekolah. Kegiatan tersebut berpusat dan di tanggung jawabi

oleh orang tua. Sesuai dengan namanya, homeschooling memang

berpusat di rumah. Namun dalam pelaksanaannya tidak serta merta

hanya di rumah saja.

Menurut Kembara (2007:16), homeschooling atau sekolah

rumah adalah konsep pendidikan pilihan yang diselenggarakan

oleh orang tua. Proses belajar mengajar diupayakan berlangsung

dalam suasana kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak

yang unik dapat berkembang secara maksimal.

Homeschooling sebagai salah satu alternatif proses

pendidikan memberikan peluang seluas-luasnya kepada pesertanya

untuk mengembangkan diri, memilih akses terbaik untuk

memenuhi “kehausan” mereka terhadap materi pendidikan.

Page 55: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

39

Homeschooling menjadi konsep alternatif yang layak diterapkan

untuk memberi pilihan terhadap setiap orang untuk menguasai

pengetahuan sesuai dengan gaya mereka masing-masing (Kembara,

2007:27).

Homeschooling yang dimaksud di sini adalah model

alternatif belajar selain di sekolah. Selain homeschooling, ada

istilah “Home Education” atau “Home-Based Learning” yang

digunakan untuk maksud yang kurang lebih sama (Komariah,

2007:4).

Seperti dalam buku asing karangan Brainerd, Sobanski dan

Winegardner yang berjudul Basic Skill for Homeschooling

(2002:6), home-based learning or home education means using

your home as a base for learning, with community, travel, and

nature as equally important “schools.” School-at-home means

using a structured curriculum with the same methodology as an

institutional school, but in a family setting. Unschooling describes

structure-free and student-led learning, with the parents serving as

guides. Eclectic homeschooling is a mixture of methods. That said,

there are probably as many individual styles of homeschooling as

there are homeschoolers!.

Dari kutipan di atas dapat kita tarik definisi bahwasanya

home-based learning atau home education adalah proses belajar

berbasis rumah. Selain di rumah, home-based learning atau home

Page 56: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

40

education juga bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Sebagai

contoh dengan melakukan perjalanan atau wisata ke alam terbuka,

dengan orang tua yang menjadi fasilitatornya.

Definisi homeschooling secara etimologi menurut Rachman

dalam skripsi Hanum, homeschooling adalah sekolah yang

diadakan di rumah. Sedangkan, secara hakiki, homeschooling

adalah sebuah sekolah alternatif yang menempatkan anak sebagai

subyek dengan pendekatan pendidikan secara at home. Dengan

pendekatan ini, anak merasa nyaman. Mereka bisa belajar sesuai

keinginan dan gaya belajar masing-masing.

Seperti dalam buku asing karya Caruana (2003:19), I

discuss matching your teaching style to your child‟s learning style.

Take the concept one step further and take your child‟s learning

style into account when you choose a testing or evaluation method.

For example, if you have a child who is primarily a visual learner,

he may become frustrated with a test that consists of listening to

directions and filling in a computerscored form. Or maybe you

have a kinesthetic learner who can‟t sit.

Disambung dengan kutipan dari buku karangan Brainerd,

Sobanski dan Winegardner (2002:17) bahwa, The physical, or

kinesthetic, learner is easily identified. You will notice them in a

room, fidgeting, twisting their hair, and playing with their school

supplies. Sitting still is a concept lost on these active people. It is

Page 57: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

41

best explained that these learners think well while moving.

Usually, they enjoy sports, activities, and just plain “doing.” They

will enjoy acting out, interacting with manipulatives or teaching

tools, and any sort of dance or movement. Examples of adult

physical learners are professional athletes, craftspeople, surgeons,

actors, and dancers.

Dari kutipan di atas, bisa dilihat bahwa ada cara untuk

membuat anak merasa nyaman untuk belajar. Dengan cara, orang

tua dalam memfasilitasi belajar anak harus sesuai dengan

karakteristik masing-masing anak, seperti anak yang lebih condong

ke kecerdasan kinestetik, atau linguistik, atau lainnya. Disesuaikan

pula dengan kondisi yang ada, sehingga akan tercipta suasana yang

nyaman dan kondusif. Jika hal itu sudah dilakukan, maka bukan

tidak mungkin anak akan lebih mudah untuk menerima

pembelajaran.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Brainerd, Sobanski

dan Winegardner (2002:16), When planning your homeschooling

itinerary, you will begin by choosing the mode of educational

transportation from which you and your child will receive the most

benefit. When consideringyour vehicle for learning, consider your

child‟s learning style as well as your teaching style. The tripwill

not be very enjoyable if your child prefers a bicycle while you are

traveling by airplane. Also, remember that you do not have to

Page 58: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

42

settle on one mode of transportation. The ability to choose one

orseveral educational vehicles is just one of the many

demonstrations of flexibility in homeschooling.

Di mana dalam memulai homeschooling berarti, harus

dipilih terlebih dahulu mode pendidikan yang bagaimana yang

dirasa tepat untuk anak. Pertimbangkan pula gaya belajar anak, dan

gaya mengajar orang tua. Jika memang dirasa kurang, maka orang

tua dapat mengeksplorasi model-model dan gaya belajar yang

sesuai dan membuat anak nyaman.

Selain beberapa uraian di atas, homeschooling juga dapat

diartikan sebagai proses layanan pendidikan yang secara sadar,

teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua/ keluarga di rumah

atau tempat-tempat lain, di mana proses belajar mengajar dapat

berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar

setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal.

Jadi, homeschooling adalah pilihan sebuah keluarga untuk

bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anak dan

mendidik anaknya dengan berbasis rumah. Pada homeschooling,

orang tua bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pendidikan

anak. Sementara pada sekolah regular, tanggung jawab itu

didelegasikan kepada guru dan sistem sekolah (Komariah, 2007:4).

Orang tua adalah guru pertama bagi putra-putrinya. Namun

banyak orang tua yang sering bingung dan bertanya-tanya untuk

Page 59: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

43

bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya di rumah bila

terpaksa harus menjalankan program homeschooling. Seharusnya

hal ini tidak perlu harus terjadi karena pada dasarnya setiap orang

tua di dunia memiliki bakat dan kemampuan alami sebagai guru

yang sangat profesional bagi putra-putrinya sendiri (Mulyadi,

2007:114).

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Layne dalam

Mulyadi (2007:127), bahwa bersekolah di rumah tidak akan

menyulap seorang anak menjadi pandai musik atau pintar

komputer. Tidak ada metode pendidikan yang bisa mengubah

mawar menjadi tulip. Namun, bersekolah di rumah bisa membantu

orang tua mendidik anak-anak sehingga mereka menjadi dirinya

sendiri.

Carol dalam buku Giffith, Mary yang merupakan seorang

anak praktisi homeschooling menuturkan bahwa, pendidikan tanpa

sekolah berarti mempelajari apa yang kita inginkan, saat kita

menginginkannya, dengan cara yang kita inginkan, di tempat yang

kita inginkan, untuk alasan kita sendiri. Pembelajaran diarahkan

pada si pembelajar; penasihat atau fasilitator dicari sesuai

keinginan si pembelajar.

Namun dalam homeschooling, bukan berarti anak-anak

belajar semaunya. Mereka juga dilatih untuk bertanggung jawab

terhadap pilihannya sendiri. Jadi dalam proses pembelajaran

Page 60: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

44

nantinya, anak juga mampu mempertanggung jawabkan

pilihannya, dan mengikuti proses sampai pada tujuan akhir.

Homeschooling dilakukan untuk mengembangkan bakat dan minat

mereka.

Anak-anak pada dasarnya, memiliki kemampuan alamiah

untuk belajar dengan caranya sendiri. Orang tua tinggal

memfasilitasi intuisi dan semangat belajar yang luar biasa ini.

Karena pada dasarnya, setiap anak senang belajar. Lihat saja bayi

dan anak-anak balita yang begitu takjub melihat berbagai hal baru

yang dilihatnya (Mulyadi, 2007:134).

Kecenderungan itu adalah sesuatu yang alami. Sama saja

dengan bernapas. Mereka lahir dengan rasa ingin tahu yang besar.

Mereka memulai belajar dengan mengikuti ketertarikan mereka

terhadap segala hal. Kelak, salah satu hal akan membuat mereka

tertarik dibandingkan hal lain. Keluarga homeschooling belajar

bersama untuk memahami bahwa belajar adalah proses seumur

hidup (Kembara, 2007:64).

Dengan mendorong individu untuk mengikuti minat mereka

dan belajar dengan cara terbaik bagi mereka, anak-anak yang

mendapat pendidikan tanpa sekolah cenderung belajar dari

kekuatan mereka dan tidak berfokus pada kelemahan mereka

(Griffith, 2012:33).

Page 61: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

45

Homeschooling memberikan kemandirian dan kreativitas

individual bukan pembelajaran secara klasikal. Homeschooling

juga akan membelajarkan anak-anak dengan berbagai situasi,

kondisi, dan lingkungan sosial yang terus berkembang. Jika

memang dari awal, anak memilih untuk beralih ke homeschooling,

maka anak juga dituntut untuk dapat bertanggung jawab akan

pilihannya dan menjalani homeschooling tanpa adanya beban serta

dapat enjoy atau menikmati proses yang ada.

Dengan pendekatan at home, anak-anak merasa nyaman

belajar karena mereka bisa belajar apapun sesuai dengan

keinginannya, kapan saja, dan di mana saja seperti ia tengah berada

di rumahnya. Mereka bisa belajar di mana saja, asal situasi dan

kondisinya benar benar nyaman. Maka, dalam sistem

homeschooling, jam pelajaran bersifat fleksibel, mulai dari bangun

tidur sampai dengan tidur kembali. Dan yang perlu digaris bawahi

adalah anak-anak harus dilatih untuk bertanggung jawab dengan

pilihannya sendiri (Kembara, 2007:24).

b. Sejarah Homeschooling

Pendidikan di rumah bukanlah sesuatu yang baru. Jauh

sebelum sistem pendidikan modern (sekolah), pendidikan berbasis

rumah sudah lama dilakukan. Sebagai contoh adalah orang tua

jaman dahulu sudah mengajarkan kepada anak mereka mengenai

Page 62: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

46

akhlak, mengenai agama, dan bahkan sebelum itu semua, orang

tualah yang pertama kali mengajarkan anak berbicara.

Sesungguhnya bangsa Indonesia sudah lama mengenal

homeschooling. Sebelum sistem pendidikan Belanda hadir di bumi

tercinta ini, homeschooling sudah berkembang di Indonesia. Di

pesantren-pesantren, misalnya, banyak para kyai, buya, dan tuan

guru secara khusus mendidik anak-anaknya di rumah. Begitu pula

para pendekar dan bangsawan zaman dahulu. Mereka lebih suka

mendidik anak-anaknya secara pribadi di rumah atau

padepokannya ketimbang memercayakan pendidikannya kepada

orang lain (Mulyadi, 2007:59-60).

Walaupun berbeda seperti sistem homeschooling yang ada

pada saat ini, namun contoh tersebut bisa dikatakan bahwa

pendidikan pertama memang berbasis pada orang tua dan di rumah.

“Pada tahun 1927”, demikian kisah Koran Republika edisi

Ahad, 21 Januari 2007, “Mohammad Roem sempat menyambangi

keluarga Agus Salim di Gang Lontar 1. Dan dia mendapati anak-

anak Agus Salim yang baru berumur empat tahun fasih bercakap

dalam bahasa Belanda.” (Mulyadi, 2007:61-62).

K.H. Agus Salim, yang tamatan HBS (Hoogere

Burgerschool) enggan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah

Belanda. Dia tidak ingin anak-anaknya terpengaruh pikiran dan

kebudayaan penjajah. Saat menikahi Zaitun Nahar pada 1912, K.H.

Page 63: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

47

Agus Salim meminta istrinya banyak membaca dan berdzikir

karena ingin mendidik sendiri anak-anaknya (Republika edisi

Ahad, 21 Januari 2007 dalam Mulyadi, 2007:63).

Selain itu, bangsawan pada jaman dahulu pun juga

mengundang orang-orang yang pandai untuk mengajar anak

mereka. Itulah jejak homeschooling pada masa dahulu (Komariah,

2007:5-6).

Setelah itu, homeschooling terus berkembang dengan

berbagai alasan. Selain alasan keyakinan (believe), pertumbuhan

homeschooling juga banyak dipicu oleh ketidakpuasan atas sistem

pendidikan di sekolah. Keadaan pergaulan sosial di sekolah yang

tidak sehat juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan

homeschooling. Keluarga praktisi homeschooling memiliki

beragam profesi; dokter, pegawai pemerintah, pegawai swasta,

pemilik bisnis, bahkan guru di sekolah umum (Komariah, 2007:7).

Homeschooling semakin banyak diminati, karena

pengajaran di sekolah mengenai etika, keterampilan, keagamaan,

dan budaya dirasa kurang mencukupi. Jika di sekolah, anak lebih

dituntut untuk fokus mengejar nilai dan ijazah, berbeda dengan

homeschooling yang tidak mengajarkan anak untuk mengejar nilai

dan ijazah. Melainkan untuk menyukai belajar sambil

mengembangkan bakat dan minat mereka.

Page 64: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

48

Kebanyakan dari kita begitu terbiasa memikirkan

pendidikan sebagai proses formal dari kuliah-kuliah, buku-buku

teks, latihan-latihan, dan ujian-ujian sehingga kita lupa betapa

banyaknya kita belajar dari lingkungan bahkan tanpa berpikir soal

itu (Griffith, 2012:43).

c. Jenis-jenis Homeschooling

1) Homeschooling Tunggal

Homeschooling tunggal adalah homeschooling yang

dilaksanakan oleh orang tua dalam satu keluarga tanpa bergabung

dengan lainnya. Biasanya homeschooling jenis ini diterapkan

karena adanya tujuan atau alasan khusus yang tidak dapat diketahui

atau dikompromikan dengan komunitas homeschooling lain.

Alasan lain adalah karena lokasi atau tempat tinggal si pelaku

homeschooling yang tidak memungkinkan berhubungan dengan

komunitas homeschooling lain (Mulyadi, 2007:36).

Kelemahan homeschooling tunggal murni adalah tidak

adanya mitra (partner) untuk saling mendukung, berbagi, atau

membandingkan keberhasilan dalam proses belajar. Namun, jika

orang tua dan anak yang terkait sudah siap dengan resiko tersebut,

maka hambatan-hambatan tadi bukanlah masalah besar (Kembara,

2007:31).

2) Homeschooling Majemuk

Page 65: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

49

Homeschooling majemuk adalah homeschooling yang

dilaksanakan oleh dua orang atau lebih keluarga untuk kegiatan

tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang

tua masing-masing. Alasannya terdapat kebutuhan-kebutuhan yang

dapat dikompromikan oleh beberapa keluarga untuk melakukan

kegiatan bersama. Contohnya kurikulum dari konsorsium, kegiatan

olahraga (misalnya keluarga atlet tenis), keahlian musik/seni,

kegiatan sosial, dan kegiatan keagamaan (Mulyadi, 2007:36-37).

Karena melibatkan anak-anak lain, tentu saja proses belajar

menjadi dinamis. Insting sosial pada diri anak pun bisa “tumpah”

seperti seharusnya. Dalam kelompok kecil ini, semangat

berkompetisi pun akan muncul. Masing-masing anak akan memacu

diri untuk berprestasi lebih baik daripada yang lain.

Namun, terlibatnya beberapa individu dalam kelompok

homeschooling ini praktis memunculkan berbagai konsekuensi.

Salah satunya kebutuhan untuk berkompromi dengan peserta lain

dalam hal jadwal, suasana, fasilitas, dan pilihan kegiatan

(Kembara, 2007:32).

3) Komunitas Homeschooling

Komunitas homeschooling adalah gabungan beberapa

komunitas homeschooling majemuk yang menyusun dan

menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olahraga,

musik/seni, dan bahasa), sarana/prasarana, dan jadwal

Page 66: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

50

pembelajaran. Komitmen penyelenggaraan antara orang tua dan

komunitasnya kurang lebih 50:50. Salah satu alasan memilih

komunitas homeschooling adalah terstruktur dan lebih lengkap

untuk pendidikan akademik, pembangunan akhlak mulia, dan

pencapaian hasil belajar (Mulyadi, 2007:38).

Hal yang khas dari komunitas homeschooling adalah ruang

gerak sosialisasi peserta didik lebih luas, tetapi dapat dikendalikan.

Dukungan lebih besar karena masing-masing bertanggung jawab

untuk saling mengajar sesuai dengan keahliannya masing-masing

(Kembara, 2007:34).

Melihat dari penjabaran di atas, homeschooling terbagi

menjadi tiga, yaitu; tunggal, majemuk, dan komunitas. Perihal

pemilihan homeschooling sepenuhnya diserahkan kepada orang tua

dan anak yang terkait. Karena dari ketiga jenis homeschooling

tersebut mempunyai karakteristik dan kelebihan masing-masing,

yang dapat disesuaikan menurut kebutuhan dari masing-masing

keluarga.

d. Manfaat Homeschooling

Terdapat beberapa manfaat dari homeschooling menurut

Mulyadi (2007:44-58). Di antaranya yaitu:

1) Anak-anak Menjadi Subjek Belajar

Selama ini ada kesan, ketika anak belajar, dia seolah-olah

menjadi objek kurikulum. Dengan kata lain, kegiatan beajar-

Page 67: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

51

mengajar yang selama ini diselenggarakan bukan menjadikan

kurikulum itu untuk anak, tetapi bahkan sebaliknya.

Akibatnya, terjadilah kegiatan belajar yang “memaksa” anak

untuk menyesuaikan diri dengan kurikulum.

Melalui homeschooling, anak-anak benar-benar diberi

peluang untuk menentukan materi-materi yang ingin

dipelajarinya. Anak-anak menjadi subjek dalam kegiatan

belajar.

2) Objek yang Dipelajari Sangat Luas dan Nyata

Homeschooling akan membawa anak-anak untuk belajar di

dunia nyata, di alam yang sangat terbuka. Di samping itu,

objek yang dipelajari anak pun bisa sangat luas.

Homeschooling dapat membebaskan anak untuk belajar apa

saja sesuai dengan minat dan hal-hal yang disukainya. Sesekali

mereka dapat berkunjung ke berbagai tempat yang bisa

menjadi objek pelajaran.

3) Ajang Menanamkan Cinta Belajar

Selama ini tak sedikit orang tua yang karena kesibukannya,

cenderung memasrahkan semua pendidikan anak kepada

sekolah-sekolah formal. Ini tidak salah, namun terkadang

pemasrahan itu disertai juga dengan ketidakpedulian terhadap

nasib pendidikan anak-anaknya.

Page 68: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

52

Homeschooling dapat menyadarkan kepada para orang tua

bahwa belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Dan ini bisa dijadikan ajang untuk menanamkan rasa cinta

belajar kepada sang anak.

4) Memberikan Kemudahan Belajar karena Fleksibel

Kunci utama homeschooling adalah fleksibel. Jadi tidak

boleh kaku dan terlalu berstruktur sebagaimana sekolah

formal. Itulah sebabnya, bagi peserta homeschooling yang

semula berasal dari sekolah formal diperlukan penyesuaian diri

yang bertahap.

Untuk keluarga yang memulai pendidikan tanpa sekolah

setelah anak mereka sudah bersekolah, belajar untuk

membiarkan agar pendidikan tanpa sekolah bisa berhasil

merupakan proses yang lebih sulit (Griffith, 2012:27).

Apabila anak bosan, dan merasa tidak ada yang bisa

dilakukan, maka anak bisa diajak untuk pergi keluar

mengunjungi tampat yang menarik. Setelah itu, anak bisa

diminta untuk membuat catatan perjalanan atau karangan

menarik berdasarkan pengalaman dia mengunjungi tmempat-

tempat tersebut.

5) Mendukung Belajar secara Kontekstual

Kontesktual berasal dari kata kerja Latin, contexere, yang

berarti “menjalin bersama”. Kata “konteks” merujuk pada

Page 69: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

53

“keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan” yang

berhubungan dengan diri yang terjalin bersamanya, dan

homeschooling sangat memungkinkan untuk menampung

sekaligus mendukung kegiatan belajar yang kontekstual ini.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian terdahulu sangat berguna bagi pembahasan

skripsi ini. untuk melakukan penelitian dalam skripsi ini, peneliti

melakukan kajian terlebih dahulu terhadap penelitian-penelitian terdahulu.

Pertama, penelitian terdahulu yang mengambil peran orang tua

homeschooling sebagai subjek penelitian, terdapat dalam penelitian yang

berjudul “Peran dan fungsi orang tua dalam homeschooling” (Afranisa,

2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dan juga

fungsi orang tua dalam homeschooling. Peranan orang tua di sini sangat

penting dilakukan karena dalam perkembangan anak sangat penting

dilakukan pendampingan. Apalagi dalam homeschooling, karena di dalam

homeschooling, orang tua sangat berpengaruh besar. Persamaan dari

penelitian ini dan penelitian yang sedang dilakukan ini adalah sama-sama

mengkaji tentang homeschooling dan kaitannya dengan orang tua. Serta

perbedaan di sini adalah, penelitian terdahulu hanya berfokus pada peran

dan fungsi orang tua dalam homeschooling. Sedangkan penelitian yang

dilakukan di sini adalah tentang motivasi orang tua dalam memilih

homeschooling sebagai sarana pendidikan anak.

Page 70: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

54

Kedua, penelitian yang mengambil tema tentang motivasi orang

tua adalah “Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak di MTs. Aswaja

Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017” oleh

Muhammad Fatih Rohman. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana

motivasi orang tua dalam memilih sekolah sebagai sarana pendidikan

anak. Karena dalam hal ini penulis mengerti betul bahwasanya motivasi

orang tua sangat penting bagi pendidikan anak. Motivasi adalah penggerak

dalam mencapai suatu tujuan. Dan motivasi orang tua di sinilah yang

menjadi pokok penting bagi anak kedepannya. Inilah yang menjadi

persamaan dalam penelitian yang sedang diteliti. Adapun perbedaannya di

sini adalah tentang fokus yang di teliti, penelitian terdahulu meneliti

tentang motivasi orang tua menyekolahkan anak di MTs. Di mana sekolah

tersebut adalah sekolah berbasis Islam. Sedangkan yang peneliti tulis di

sini adalah mengenai motivasi orang tua dalam memilih sekolah non

formal dalam hal ini adalah homeschooling sebagai sarana pendidikan

anak.

Ketiga, penelitian yang mengambil tema tentang homeschooling

adalah “Strategi Pembelajaran Orang tua dalam Melaksanakan

Homeschooling pada Anak” pada tahun 2016,oleh Yuli Ariyani.

Penelitian ini membahas tentang strategi orang tua dalam melaksanakan

homeschooling pada anak. Bagaimana anak itu dibina dan dibimbing

dengan strategi yang dilakukan oleh orang tua kepada anak. Kesamaan di

sini adalah tentang materi yang dibahas sama-sama mengenai

Page 71: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

55

homeschooling anak. Sedangkan perbedaan yang terlihat di sini adalah

tentang penelitian tentang orang tua. Di mana yang dahulu meneliti

tentang strategi orang tua, dan yang ingin peneliti kaji di sini adalah

tentang motivasi orang tua dalam memilih sekolah homeschooling.

Keempat, penelitian yang mengambil tema mengenai

homeschooling adalah “Alasan Orang tua Menyekolahkan Anaknya pada

Homeschooling (Komunitas) Kak Seto Pekanbaru” yang diteliti pada

tahun 2013, oleh Wahyuningsih. Penelitian ini membahas secara rinci

mengenai alasan orang tua mengapa memilih homeschooling (komunitas)

Kak Seto Pekanbaru, untuk dijadikan sarana pendidikan anak mereka.

Kesamaan penelitian ini dan penelitian yang akan peneliti kaji adalah

mengenai alasan atau motivasi orang tua yang mendasari memilih

homeschooling dan bukan sekolah formal biasa untuk menyekolahkan

anak mereka. Sedangkan perbedaan yang terlihat dalam penelitian ini dan

penelitian yang ingin peneliti dalami adalah, penelitian ini lebih dominan

kepada membandingkan alasan intrinsik dan alasan ekstrinsik orang tua

ketika memilih homeschooling (komunitas) Kak Seto Pekanbaru, dan yang

ingin peneliti dalami di sini adalah mengenai motivasi orang tua memilih

homeschooling untuk menyekolahkan anak mereka, dan juga karakteristik

yang terdapat dalam homeschooling sehingga orang tua memilihnya untuk

menyekolahkan anak mereka.

Kelima, penelitian terdahulu yang mengkaji mengenai

homeschooling adalah penelitian oleh Heryanto Susilo pada tahun 2016,

Page 72: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

56

dengan judul “Membangun Perilaku Etis melalui Homeschooling: Strategi

Membangun Karakter Anak” membahas tentang pembangunan karakter

anak melalui homeschooling. Kesamaan dari penelitian yang terdahulu

dengan penelitian yang peneliti kaji saat ini adalah pendalaman tentang

homeschooling, serta karakteristik homeschooling yang belum banyak

diketahui masyarakat awam. Sedangkan perbedaan di sini adalah,

penelitian tersebut lebih condong kepada pembentukan karakter dan

perilaku etis anak melalui homeschooling, bukan mengenai motivasi

ataupun alasan orang tua memilih homeschooling.

Keenam, penelitian yang mengambil tema tentang homeschooling

adalah “Homeschooling: Sebuah Alternatif Pendidikan bagi Peserta

Didik Merlion International School Surabaya” oleh Gunarti Dwi Lestari,

pada tahun 2016. Penelitian ini membahas mengenai alternatif pendidikan

selain pendidikan formal seperti kebanyakan. Di mana yang dibahas dalam

penelitian tersebut adalah Merlion Internatioanal School Surabaya, yang

merupakan pilihan sekolah alternatif untuk menyekolahkan anak. Merlion

International School Surabaya ini pun juga mempunyai ujian kesetaraan,

dan memiliki sarana dan prasarana baik yang bisa dipilih sebagai alternatif

sekolah anak, selain sekolah formal biasanya. Persaaman dari penelitian

ini, dan penelitian yang peneliti kaji di sini adalah tentang pembahasan

sekolah alternatif yang dapat dipilih orang tua untuk menyekolahkan anak

mereka, diluar dari sekolah formal kebanyakan. Dalam hal ini yaitu

Page 73: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

57

homeshooling. Adapun perbedaannya adalah mengenai fokus penelitian

yang diambil.

Ketujuh, penelitian dengan judul “Perkembangan Sosial

Emosional Anak Homeschooling di Homeschooling Group (HSG) Khoiru

Ummah Surabaya” yang diteliti oleh Rezka Arina Rahma pada tahun 2016

ini membahas mengenai anak anak yang bersekolah di Homeschooling

Group (HSG) dan perkembangan sosial emosional anak. Sehingga

dikemukakan hasil penelitian dengan menyoroti beberapa anak

homeschooling dan bagaimana interaksi sosial mereka dengan teman

sebaya ataupun dengan lingkungannya. Persamaan dari penelitian ini

adalah tentang perkembangan anak yang diteliti, namun yang lebih

ditonjolkan dalam penelitian terdahulu adalah tentang sosial

emosionalnya, sedangkan penelitian yang peneliti kaji di sini lebih

membahas mengenai keunggulan anak ketika bersekolah di

homeschooling.

Kedelapan, penelitian dengan judul “Penerapan Homeschooling

sebagai Model Pendidikan Alternatif bagi Masyarakat Perdesaan” yang

diteliti oleh Wiwin Herwina, pada tahun 2016 ini membahas mengenai

pendidikan alternatif yang dapat diambil oleh masyarakat pedesaan. Kita

ketahui bersama, bahwasanya ketika hidup di pedesaan sering mendapati

fenomena di mana sekolah yang tak layak bagi anak, ataupun kondisi

geografis yang membuat mereka terisolasi dari sekolah, atau jarak sekolah

yang sangat jauh. Maka hal itulah yang mendasari mengapa orang tua

Page 74: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

58

ingin memberikan pendidikan yang lebih baik untuk anak mereka, dan

homeschooling dapat dijadikan alternatif bagi masyarakat pedesaan dalam

memecahkan problematika tersebut. Adapun persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang peneliti kaji adalah bahasan pokok homeschooling

yang bisa dijadikan alternatif sekolah selain dari sekolah sekolah formal

pada umumnya. Sedangkan perbedaan yang mencolok di sini adalah fokus

penelitian dan penegasan tema yang diambil.

Page 75: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

59

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

kualitatif ini dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi di

lapangan, mencatat secara hati-hati, melakukan analisis, membuat

laporan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dengan menggunakan berbagai

metode alamiah (Moleong, 2008:6).

Pendekatan kualitatif adalah cara kerja penelitian yang

menekankan pada aspek pendalaman data demi mendapatkan kualitas

dari hasil suatu penelitian. Dengan kata lain, pendekatan kualitatif

adalah suatu mekanisme kerja penelitian yang mengandalkan uraian

deskriptif kata, atau kalimat, yang disusun secara cermat dan sistematis

mulai dari menghimpun data hingga menafsirkan dan melaporkan hasil

penelitian (Ibrahim, 2015:52).

Menurut Zuldafrial dan Lahir dalam bukunya yang berjudul

Penelitian Kualitatif (2012:3-4), dalam penelitian kualitatif, peneliti

sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data

utama. Hal ini dilakukan karena jika memanfaatkan alat yang bukan

manusia dan mempersiapkannya terlebih dahulu sebagai lazim

Page 76: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

60

digunakan dalam penelitian, maka sangat tidak mungkin untuk

mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di

lapangan.

Penelitian kualitatif menyituasikan aktifitas pengamatan di

lokasi tempat berbagai fakta, data, bukti, atau hal-hal lain yang

berkaitan dengan penelitian, dan hal-hal yang terjadi.

Penelitian kualitatif bisa juga berangkat dari inkuiri naturalistik

yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur penghitungan

secara statistik. Penelitian yang dapat menggunakan metode penelitian

kualitatif antara lain mengenai bidang ilmu sosial, sosiologi,

pendidikan, antropologi, humaniora, bahkan sekarang telah merambah

ekonomi, dan kesehatan. Metode kualitatif dapat digunakan untuk

mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sama

sekali belum diketahui atau yang baru sedikit diketahui (Basrowi dan

Suwandi, 2008:22).

Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian lapangan (field

research) , yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan

dengan cara memperoleh melalui penyelidikan berdasarkan obyek

lapangan.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di area Salatiga, pada orang tua

muslim dari anak homeschooling yang terhimpun dalam suatu

komunitas bernama Community Based Education.

Page 77: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

61

Adapun untuk waktu penelitian bisa dilakukan kapan saja, dan

bertempat di masing masing rumah responden. Penelitian dilakukan

apabila responden dan peneliti telah memilih waktu yang disepakati

bersama.

Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif sangat tinggi

kedudukannya. Hal ini karena instrumen penelitian dalam penelitian

kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Ia sekaligus merupakan sebagai

perencana pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data, dan ia

menjadi pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 2008:18).

3. Sumber Data

a. Data Primer

Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau

kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik, atau perilaku

yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:

22). Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari para

orang tua yang memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan

anak.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber

sekunder. Data ini merupakan hasil olahan dari data primer dan

disajikan secara baik oleh pihak pengumpul data maupun pihak

lain atau data pendukung yang sangat diperlukan dalam penelitian

ini.

Page 78: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

62

Dalam penelitian yang dilakukan ini, data sekunder diambil

dengan mewawancarai anak yang bersangkutan perihal

perkembangannya ketika mendapatkan pendidikan non formal,

homeschooling.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa adanya prosedur ini, maka peneliti tidak

akan mendapatkan data yang diinginkan.

Adapun dalam pengkajian skripsi ini, peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data penelitian dengan cara sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Secara terminologi, observasi berasal dari istilah Inggris

yaitu observation yang bermakna pengamatan, pandangan,

pengawasan. Atau dalam kata keterangan sebagai observe yang

berarti mengamati, melihat, meninjau, menjalankan, mematuhi,

memperhatikan, menghormati (Ibrahim, 2015:80).

Menurut Ngalim Purwanto dalam Basrowi dan Suwandi

(2008:94), observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis

dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah

laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok

secara langsung. Metode ini digunakan untuk melihat dan

mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti

Page 79: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

63

memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang

diteliti.

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa observasi

merupakan salah satu metode pengumpulan data di mana peneliti

melihat mengamati secara visual sehingga validitas data sangat

tergantung pada kemampuan observer (Basrowi dan Suwandi,

2008:94).

Observasi sebagai teknik pengumpul dan data mempunyai

ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lainnya.

Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi

lingkungan homeschooling. Entah itu berwujud keterlibatan orang

tua dalam pengajaran, atau metode pengajarannya, dan respon serta

sikap anak dalam menerima materi ajar. Pengamatan atau observasi

di sini, peneliti mengamati, mencatat poin-poin penting agar

mengetahui secara langsung fenomena yang diteliti.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai

pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)

sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu (Basrowi dan

Suwandi, 2008:127).

Page 80: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

64

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

yang mana peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang akan diteliti.

Wawancara adalah alat pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan

pula. Dengan wawancara, peneliti dapat mengetahui hal-hal yang

lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan

situasi dan fenomena yang terjadi (Ibrahim, 2015:88). Adapun

metode ini penulis gunakan untuk mencari data tentang motivasi

orang tua memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak.

c. Metode Dokumentasi

Dokumen atau dokumentasi dalam penelitian mempunyai

dua makna yang sering dipahami secara keliru oleh peneliti

pemula. Pertama, dokumen yang dimasudkan sebagai alat bukti

tentang sesuatu, termasuk catatan-catatan, foto, rekaman video atau

apapun yang dihasilkan oleh seorang peneliti. Kedua, dokumen

merupakan sumber yang memberikan data atau informasi atau

fakta kepada peneliti (Ibrahim, 2015:93).

Selain itu, menurut Sugiyono (2011:240), dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental.

Dokumen dapat berupa catatan pribadi surat pribadi, buku harian,

laporan kerja, dan lain sebagainya.

Page 81: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

65

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap,

sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil

data yang sudah ada seperti indek, prestasi, jumlah anak,

pendapatan, luas tanah, jumlah penduduk, dan sebagainya. Metode

ini juga digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia

dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang

berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data

pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui

observasi dan wawancara mendalam (Basrowi dan Suwandi,

2008:158).

5. Analisis Data

Setiap penelitian pasti memerlukan adanya analisis data.

Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

penelitian. Bahkan penelitian ini sendiri adalah bagian dari kerja

analisis yang dilakukan oleh seorang ilmuwan. Apalagi dalam

penelitian kualitatif, pekerjaan analisis sama sekali tidak dapat

dipisahkan dengan penelitian itu sendiri (Ibrahim, 2015:104).

Analisis data dilakukan dengan membaca, mempelajari, dan

menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber (Hariyadi,

dkk., 2009:53).

Page 82: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

66

Menurut Patton dalam Basrowi dan Suwandi (2008:91),

analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan

uraian besar.

Selain itu, analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami. Oleh

diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2011:244).

Dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah tahap

pengorganisasian data yang dilakukan dengan mengatur,

mengelompokkan, ataupun mengkategorikannya. Dan juga tahap

memahami, manafsirkan, dan mencari hubungan dari data-data yang

diperoleh. Dalam melakukan analisis, peneliti juga perlu memberikan

argumentasi dan juga rujukan. Jadi analisis bisa dimasudkan sebagai

satu upaya untuk mendialogkan anatar teori dan tafsiran penelitian.

Menurut pemahaman analisis data di atas dapat dikemukakan

tahapan analisis data sebagai berikut:

a. Mempelajari data dengan merumuskan masalah yang akan diteliti

b. Menyusun temuan-temuan data kata kunci berdasarkan data yang

telah terkumpul

Page 83: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

67

c. Menuliskan model perencanaan selanjutnya berdasarkan temuan-

temuan data yang ada sebelumnya

d. Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan analitik guna

mengumpulkan data selanjutnya

e. Perencanaan pengumpulan data berikutnya

Setelah semuanya terkumpul, maka selanjutnya adalah tahap

menganalisis data. Agar mudah ditarik kesimpulan, maka diolah

dalam bentuk analisis deskriptif yaitu suatu upaya menggambarkan

atau melukiskan keadaan atau obyek penelitian dengan

mengemukakan gejala-gejala secara lengkap di dalam aspek yang

diteliti.

6. Pengecekan Keabsahan Data

Ada empat kriteria yang digunakan untuk menetapkan

keabsahan data, menurut Moleong (2008:324) yaitu kepercayaan,

keteralihan, ketergantungan, kepastian. Sedangkan yang berkaitan di

sini hanya menggunakan 3 unsur, yaitu:

a. Kepercayaan (credibility)

Penerapan kriterium kepercayaan atau kredibilitas pada

dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif.

Kriterium ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian

rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai;

kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil

Page 84: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

68

penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan

ganda yang sedang diteliti.

Kredibilitas dimaksudkan untuk membuktikan data yang

berhasil dikumpulkan sesuai dengan kebenaran yang ada. Ada

beberapa teknik untuk mencapai kredibilitas ini antara lain:

sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti di

lapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan referensi.

Dalam kepercayaan atau kredibilitas, teknik

pemeriksaannya dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi

sendiri adalah, cara pengecekan kredibilitas keakuratan data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber

data (Sugiyono, 2010:241).

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Denzin dalam Moleong (2008:330), membedakan empat

macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan

penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Adapun di sini,

peneliti menggunakan teknik:

a. Triangulasi metode yaitu, dengan cara membandingkan

informasi atau data dengan cara yang berbeda. Menurut Patton

dalam Moleong (2008:331), terdapat dua strategi dalam

triangulasi metode, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan

Page 85: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

69

penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data,

dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data

dengan metode yang sama.

b. Triangulasi sumber menurut Patton dalam Moleong (2008:330-

331) yaitu, membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat

dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan

apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang

dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa

yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan

keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang

pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi

suatu dokumen yang berkaitan.

b. Ketergantungan

Dalam penelitian kualitatif, kebergantungan sebagai ciri

keabsahan data dimaknai sebagai adanya faktor-faktor yang saling

terkait yang harus dihubungkan oleh seorang peneliti (Ibrahim,

2015:120).

Page 86: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

70

Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan

terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan data,

sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

c. Kepastian

Sebagai ciri keabsahan data dalam penelitian kualitatif,

bermakna adanya kepastian terhadap setiap data yang didapatkan

(Ibrahim, 2015:121). Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil

penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan

informasi serta intepretasi hasil penelitian yang didukung oleh

materi yang ada pada pelacakan audit.

Page 87: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

71

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum Community Based Education

Terdapat suatu komunitas homeschoolingyang ada di Salatiga.

Komunitas yang diketuai oleh ibu Ade Hady atau yang disebut dengan

panggilan lurah itu dinamakan Community Based Education.

Komunitas tersebut adalah wadah bagi para orang tua dan anak praktisi

homeschoolingagar mereka bisa bertukar informasi mengenai

homeschooling. Komunitas seperti ini sangat membantu anak dan

orang tua, supaya dalam praktiknya mereka mempunyai tempat untuk

berkegiatan dan mengembangkan ilmu.

Community Based Education berdiri pada tahun 2016 di mana

sebagian orang tua yang ikut dalam komunitas ini juga merupakan

founder dari komunitas itu sendiri. Awal mula terbentuknya komunitas

ini adalah karena rasa peduli satu sama lain, dan kegelisahan orang tua

pada awal mula memutuskan untuk homeschooling. Para orang tua

menganggap bahwa mereka tetap membutuhkan wadah untuk sharing

atau bertukar informasi mengenai praktik homeschooling, kendala-

kendala, maupun dalam menentukan planning atau kegiatan ke

depannya.

Karena masih terhitung baru, komunitas yang berbasis di Salatiga

ini belum memiliki tempat resmi untuk berkegiatan. Mereka masih

Page 88: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

72

menggunakan rumah-rumah anggota komunitas secara bergiliran untuk

melaksanakan kegiatan. Di mana jadwal kegiatan mereka dilakukan

tergantung keluarga masing-masing. Terkadang masing-masing

keluarga mengundang untuk belajar bersama seminggu sekali atau dua

minggu sekali. Sebagai contoh terdapat keluarga yang membuka kelas

membaca setiap minggu di taman kota, ada keluarga yang

mengundang seluruh anggota komunitas untuk mengikuti kelas

memasak, atau ada juga yang membuka kelas menggambar, karena

memang passion mereka di bidang tersebut, begitupun yang lainnya.

Kegiatan mereka pun bervariasi setiap minggunya. Tergantung

pada planning dan kecenderungan anak. Dan para orang tua juga

sering melakukan rapat atau pertemuan untuk membahas agenda-

agenda selanjutnya. Tidak jarang, orang tua dan anak praktisi

homeschoolingmelakukan visitasi di berbagai tempat sebagai bagian

dari kegiatan di komunitas ini, dan menggunakan dana dari iuran rutin

setiap bulannya.

2. Latar Belakang Orang Tua

Dalam memilih sarana pendidikan untuk anak, semua kembali lagi

kepada kecocokan orang tua. Konsep mana yang sekiranya cocok

untuk keluarga, dan dipraktikkan untuk anak. Sebagian besar orang tua

praktisi homeschoolingmempunyai pemikiran yang cukup berbeda dari

kebanyakan orang tua yang menyekolahkan anak mereka di sekolah

formal pada umumnya. Orang tua praktisi homeschoolingbiasanya

Page 89: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

73

berfikir satu langka ke depan, karena berfikir jauh untuk

perkembangan anak.

Orang tua praktisi homeschoolingdi komunitas ini, sebagian besar

mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, dan mempunyai

pandangan yang luas. Jika dilihat lagi, latar pendidikan orang tua

praktisi homeschoolingdi sini sebagian besar lulusan S1 dan

mempunyai pengalaman yang baik. Walaupun tidak semua berlatar

belakang dari dunia pendidikan, namun mereka mempunyai

pemahaman yang baik tentang bagaimana pendidikan yang baik untuk

anak.

Dalam kenyataannya, ketika orang tua sudah memutuskan untuk

memilih homeschoolinguntuk anak mereka, secara tidak langsung

mereka juga harus menjadi fasilitator untuk anak. Orang tua juga harus

mau belajar dan menggali pengetahuan lebih luas, agar dapat

membersamai anak mereka dengan baik.

Tidak mudah bagi orang tua dalam menjalankan homeschooling,

terutama pada awal mula memutuskan untuk beralih ke

homeschooling. Oleh karena itu jelas diperlukan untuk mengikuti

komunitas supaya mereka dapat berkegiatan dan saling bertukar

informasi mengenai homeschooling.

Page 90: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

74

3. Karakteristik Anak

Anak yang menjalani homeschoolingbukan berarti anak

tersebut berbeda dengan anak-anak kebanyakan. Walaupun

memang pasti tetap ada perbedaan, namun hal tersebut tidak bisa

digunakan orang untuk dapat menghakimi bahwa anak tersebut

mengalami autisme atau sejenisnya. Hal yang harus mulai diubah

di sini adalah mengenai pandangan orang awam tentang

homeschooling. Kebanyakan menganggap bahwa

homeschoolingdiperuntukkan untuk anak-anak yang mengalami

autisme, gangguan mental, atau yang lainnya.

Jika dilihat betul dari anak-anak yang mengikuti

homeschoolingyang berkegiatan di komunitas ini sama dengan

anak-anak pada umumnya. Hanya saja sebagian besar dari anak

anak tersebut lebih cenderung pada kecerdasan kinestetik. Di mana

mereka akan cepat bosan jika hanya duduk seharian dan

mendengarkan materi saja. Tipe anak seperti ini lebih dominan

pada aktivitas fisik, eksplorasi, dan menggunakan metode belajar

dengan cara yang tidak membosankan.

Anak-anak homeschooler yang berkegiatan di komunitas

ini terdiri dari berbagai usia, mulai dari 9-17 tahun. Mereka

memiliki kecerdasan yang terkadang di usia yang masih sangat

belia sudah bisa melakukan berbagai kegiatan yang harusnya

dilakukan oleh orang dewasa. Mereka juga cenderung menyukai

Page 91: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

75

kegiatan yang bersifat outdoor atau kegiatan visitasi ke berbagai

tempat yang menyenangkan serta menambah wawasan mereka.

Anak-anak homeschooler bukan berarti anak tersebut

adalah anak yang malas karena tidak mau sekolah. Melainkan

Karena kecocokan setiap anak pada sistem pendidikan berbeda-

beda. Bagaimana orang tua menyikapi juga berpengaruh besar bagi

masa depan anak. Sebagai contoh, anak yang tidak bisa atau tidak

cocok dengan sistem sekolah formal pada umumnya, namun tetap

dipaksa untuk berangkat sekolah, maka hasil yang akan dicapai

pun tidak akan maksimal. Berbeda dengan anak yang belajar

karena mereka menyukai dan merasa membutuhkan, bukan karena

terpaksa.

4. Temuan Penelitian

a) Motivasi Orang tua Memilih homeschoolingsebagai Sarana

Pendidikan Anak

Motivasi orang tua memilih homeschoolingsebagai sarana

pendidikan anak sangatlah beragam. Salah satunya adalah ketika

anak mulai bercerita tentang kesulitan dia di sekolah formal.

Kesulitan di sini bukan selalu karena anak tidak bisa mengejar

materi, namun karena kurang cocoknya sistem sekolah formal

dengan karakteristik anak. Contohnya adalah yang diungkapkan

oleh S selaku orang tua yang akhirnya memilih

homeschoolingsebagai sarana pendidikan anaknya:

Page 92: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

76

“Waktu itu anak saya tiba-tiba memutuskan untuk tidak mau

sekolah mbak, kaget dong saya, dia sampai nangis yang bener

bener kejer mbak, intinya dia enggak mau sekolah lagi. Dia

bercerita kalau di sekolah dia merasa tidak cocok. Tidak cocok

bukan karena ada masalah dengan temannya, atau ada masalah

lain. Tetapi karena dia merasa bahwa sistem sekolah, kurikulum,

dan bahasan dia dengan teman sebayanya tidak cocok dengan

dirinya. Teman-temannya suka bergosip, membahas trend fashion,

dan membahas percintaan hingga terlalu dalam, dan dia tidak

begitu tertarik dengan itu, materi yang diajarkan juga telah ia

kuasai semua, sebagai contoh itu gurunya masuk dan mau

memberikan materi, nah dia sudah tahu mbak dan dia sudah

menguasainya, dia juga merasa kurang dengan pelajaran agama

yang hanya diberikan seminggu satu kali. Jadi itulah yang

membuat dia merasa tidak cocok dan tidak mau untuk masuk

sekolah lagi. Dan setelah itu saya berkonsultasi dengan bu Septi,

beliau pakar mbak mengenai homeschooling. Setelah itu saya

mantap dan tidak ada keraguan lagi dengan homeschooling”

(Wawancara dengan ibu S, pada tanggal 16 Juli 2018).

Ibu BD juga mengemukakan paparan mengenai alasan

beliau memilih homeschooling:

“Sebenarnya untuk alasan awal memilih homeschoolingitu karena

saya waktu itu masih cari-cari referensi ke sekolah mana anak saya

akan lanjut, karena waktu itu kan anak saya masih bersekolah di

sekolah formal. Tetapi saya agak merasa kurang cocok, dan

mencoba mencari alternatif lain, dan ketemulah homeschooling

karena kebetulan saya juga ada teman yang sudah

homeschoolingduluan, jadi saya belajar banyak sama beliau.

Ternyata anak saya pun juga meminta mbak, dia juga ingin

homeschoolingkarena dia merasa cocok di situ. Anak saya ini kan

baik di seni tari, jadi saya dan keluarga ingin mengembangkannya

dan fokus di situ, akhirnya kami sekeluarga memilih

homeschoolingmbak untuk pendidikan anak saya” (Wawancara

dengan ibu BD, pada tanggal 16 Juli 2018).

Hal yang hampir sama juga dituturkan oleh ibu PS

mengenai alasannya memilih homeschoolinguntuk anaknya:

“Kebetulan pada awalnya, saya enggak menyekolahkan dia di

homeschooling mbak, cuman dari pengalaman anak saya, dia itu

sejak kecil memang seneng gerak, dia emang ga bisa diem

orangnya, dia ga suka duduk lama-lama, tapi saya masih tidak

Page 93: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

77

begitu paham, saya kira juga tidak apa dengan dia sekolah di

sekolah formal. Pernah saya konsultasikan ke psikolog anak, tapi

dari psikolog anak menyampaikan bahwa ini anak bukan tipe anak

hiperaktif, tapi dia hanya mudah bosan saja. Jadi dia tidak bisa

kalau mempelajari sesuatu atau melakukan kegiatan yang itu-itu

saja. Tapi anak tetap saya sekolahkan sampai SD kelas 6 mbak,

karena saya juga belum begitu paham dengan keinginan dan

karakteristik pasti dia, dan belum terbesit juga untuk

homeschooling, walaupun dia kalau di sekolah ya itu kadang suka

ga ikut pelajaran, dia seneng di luar cari cari sesuatu yang baru di

lingkungan sekitar. Sampai akhirnya setelah lulus kelas 6, dia saya

beri pilihan untuk memilih SMP mana yang dia inginkan. Dia

enggak pernah ngasih jawaban mau kemana, dan sampai akhirnya

dia bilang, “aku tidak mau sekolah, aku mau homeschooling”.

Disitulah saya mulai menimbang-nimbang demi kebaikan anak,

saya akhirnya resign dari pekerjaan dan Bismillahsaya mulai

membersamai anak untuk homeschooling” (Wawancara dengan ibu

PS, pada tanggal 17 Juli 2018).

Tak jauh berbeda, ibu SA memberikan paparan mengenai

alasan beliau awalnya bisa memilih homeschooling:

“Oza pernah sekolah satu semester mbak di sekolah negeri. Tapi

dia lebih seneng kalau mamanya yang ngajarin dia kalau pas di

rumah, kadang setelah pulang sekolah itu biasanya saya buatin

media, soalnya anaknya emang lebih paham kalau sambil bermain.

Anaknya itu paham banget kalau itu saya mbak yang menjelaskan.

Dan ngepasi itu di sekolahnya, dia dapet guru yang galak mbak. Ya

walaupun sebenernya ibu gurunya galak bukan ke Oza, karena

anaknya itu Alhamdulillah paham dan tertib, tapi dia sering lihat

gurunya itu marah ke temennya. Nah disitulah kaya Oza jadi

tambah terobsesi untuk jadi perfeksionis supaya engga salah di

depan gurunya. Setiap malem itu kadang dia pas tidur nangis, terus

ngigau dari jam 10 malem sampai jam 1, suka teriak teriak sendiri

jadi kaya ketakutan gitu lo mbak. Terus abis itu saya suruh buat

engga sekolah seminggu kira kira, karena dia engga kunjung

membaik juga, masih sering gitu. Ada wacana saya suruh pindah

ke sekolah lain dia tetap ndak mau. Sampai anak bilang kalau dia

ingin belajar sama saya saja, akhirnya ya saya memilih untuk

homeschoolingseperti sekarang ini mbak sebagai solusi.”

(Wawancara dengan ibu SA, pada tanggal 18 Juli 2018).

Page 94: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

78

Ibu AK menuturkan pula mengenai hal yang kurang lebih

sama terkait dengan alasan atau motivasi beliau memilih

homeschooling:

“Awalnya karena kebutuhan anak sih mbak, karena awalnya pas

TK itu anak sudah menunjukkan gejala-gejala dia enggak mau

sekolah yang duduk manis gitu. Tapi ya sudah karena saya kira

anak masih kecil dan saya juga belum ada kepikiran untuk

homeschooling, jadi anak tetap saya paksa untuk sekolah. Sampai

waktu SD itu dia sudah makin keliatan kalau dia tidak nyaman

dengan sekolah. Dia sering tidak ikut pelajaran, ya dia ikut kalau

pas dia suka, kalau emang engga mau dia engga ikut.. Dulu kan dia

sekolah sistem full day school, jadi kadang pulang sampai sore itu

dia tidak ikut pelajaran sama sekali, dia lebih memilih untuk

bermain bola dan seharian di aula ketimbang ikut pelajaran.

Sampai ahirnya waktu dia kelas 3 itu dia minta untuk tidak sekolah

lagi, dia mau belajar di rumah saja sama mama katanya. Jujur saya

bingung waktu itu, saya sempat agak lama untuk bisa memutuskan

iya atau tidak untuk saya jalankan homeschoolingmbak. Saya

diskusi sama bapaknya, dan bapaknya juga ahirnya mengiyakan

untuk memilih yang terbaik untuk anak. Saya juga berfikir, saya

timbang-timbang lagi mbak, daripada anak seperti itu terus, dia

tidak nyaman dan malah bolos setiap hari kan agak kasian juga ya,

waktu dia jadi terbuang sia-sia. Ahirnya dengan Bismillah saya

berani membersamai anak untuk memilih homeschoolingsebagai

sarana pendidikannya dia” (Wawancara dengan ibu AK, pada

tanggal 21 Juli 2018).

Pewawancara menanyakan kepada ibu AH, dan beliau juga

mengungkapkan mengenai motivasi memilih homeschoolinguntuk

anaknya:

“Sebenernya kenapa saya memilih homeschoolingitu bukan

gimana-gimana ya mbak, sebenarnya mau orang tua itu

menyekolahkan anak di sekolah formal atau memilih

homeschoolingitu sama aja mbak sama baiknya, tinggal kecocokan

keluarga itu sendiri dengan konsep dari masing masing pilihan tadi

mbak, dan kebetulan saya lebih cocok di konsep homeschooling.

Saya kurang begitu cocok dengan konsep penyeragaman yang ada

di sekolah mbak, konsep penyama rataan kemampuan anak.

Padahal setiap anak itu berbeda lho mbak, dan secara enggak

langsung, di sini anak jadi kaya di drilling, semua harus tetap

Page 95: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

79

mengejar ketertinggalan demi nilai supaya tidak tinggal kelas.

Yang saya merasa bertolak belakang sama hati kecil saya ya itu

tadi mbak, saya ingin memutus mata rantai itu. Dan anak saya yang

pertama itu kinestetik banget, jadi saya dan suami memutuskan

untuk cut dari sekolah formal ketika dia kelas 1, dan beralih ke

homeschooling. Begitupun dengan anak kedua saya yang dia lebih

condong ke auditory dan dia tipe anak observer. Jadi setelah kami

menjalaninya, saya dan keluarga sudah menemukan kecocokan

dengan homeschoolingsampai sekarang, seperti itu mbak”

(Wawancara dengan ibu AH, pada tanggal 23 Juli 2018).

Hal yang tak jauh berbeda, disampaikan pula oleh ibu FS

mengenai alasannya memilih homeschoolingsebagai sarana

pendidikan anak:

“Pada dasarnya karena di awal sudah merasa cocok sih mbak,

karena kembali lagi semua tergantung kecocokan masing-masing

keluarga, dan keluarga saya cocok dengan homeschooling. Selain

itu ada hal-hal yang saya dan keluarga ingin hindari, yaitu salah

satunya ya ketika anak belajar bukan karena dia ingin belajar, tapi

hanya karena mengejar nilai dan mengikuti rata-rata nilai kelas

supaya dia tidak ketinggalan” (Wawancara dengan ibu FS, pada

tanggal 24 Juli 2018).

b) Karakteristik dari Homeschoolingsehingga Orang Tua

Memilih Homeschoolingsebagai Sarana Pendidikan Anak

Ketika orang tua sudah mantap untuk memilih

homeschooling, tentu saja terdapat karakteristik dari

homeschoolingitu sendiri, sisi positif, atau keunggulan dari

homeschoolingyang menjadi faktor utama dalam pemilihan sebagai

sarana pendidikan anak. Mulai dari banyaknya hal yang bisa anak

kembangkan, ataupun waktu belajar yang tidak terbatas. Seperti

yang diungkapkan oleh ibu S:

“Homeschooling mengajarkan anak untuk lebih bertanggung jawab

akan pilihannya sendiri mbak. Sebenernya homeschoolingitu ya

Page 96: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

80

natural aja sambil ngalir sambil belajar. Dia jadi bisa belajar

banyak hal yang dari awal emang dia sukai, jadi dia berkembang

sesuai passion dia” (Wawancara dengan ibu S, pada tanggal 16 Juli

2018).

Ibu BD juga menyampaikan karakteristik dari

homeschooling:

“Seperti alasan awal saya milih homeschoolingya mbak, pasti kan

juga ada kelebihan dari homeschoolingyang membuat saya beralih

ke homeschooling. Salah satunya ya ini mbak, ketika anak saya

memang sudah kelihatan kecenderungannya di mana, ya sebisa

mungkin kita harus bantu dia untuk mengembangkan apa yang dia

punya dan apa yang dia sukai. Kan kalau di sekolah formal, anak

masih harus terbagi fokusnya untuk belajar berbagai macam

pelajaran yang sebenarnya itu tidak terlalu mendukung dalam

mencapai tujuan akhir dia. Bukan berarti pelajaran-pelajaran itu

enggak penting lho ya mbak, hanya saja kurang pas dengan

kecenderungan anak. Kalau di homeschoolingkan enggak mbak,

kita tahu tujuan akhir mau kemana, ya gimana caranya kita meraih

itu. Di homeschoolinganak jadi lebih terfokus sama apa yang dia

sukai dan kecenderungan yang dia miliki” (Wawancara dengan ibu

BD, pada tanggal 16 Juli 2018).

Pewawancara menanyakan kepada ibu PS, dan beliau

mengungkapkan mengenai karakteristik dari

homeschoolingsehingga orang tua memilihnya sebagai sarana

pendidikan anak:

“Dengan homeschoolingini dia jadi bisa mempunyai waktu yang

lebih banyak seperti sekolah yang tidak ada batasan. Pada dasarnya

kan homeschoolingitu adalah sekolah kehidupan mbak, dari

bangun tidur sampai dia tidur lagi itulah sekolah. Dia jadi bisa

mengembangkan fitrah yang dimilikinya, dia jadi bisa menemukan

oh siapakah saya? Apa sih bakat saya? Saya harus bagaimana? Dan

apa yang bisa saya berikan untuk orang lain? Seperti itu mbak, ya

itulah kaya sisi positif dan karakteristik dari homeschoolingitu

sendiri” (Wawancara dengan ibu PS, pada tanggal 17 Juli 2018).

Page 97: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

81

Tak jauh berbeda, ibu SA juga mengungkapkan mengenai

karakteristik dari homeschoolingsehingga memilihnya sebagai

sarana pendidikan anak:

“Anak jadi bisa mengenal banyak kegiatan, karena dia masih di

bawah 10 tahun jadi dia boleh untuk mengenal banyak hal dulu

biar nanti 10 tahun ke atas dia bisa bener bener ngembangin bakat

dan minat yang dia punya. Selain itu homeschoolinglebih kaya

mengasah life skill mbak, jadi fitrah anak bisa dikembangin dengan

baik” (Wawancara dengan ibu SA, pada tanggal 18 Juli 2018).

Kemudian dalam wawancara, ibu AK menuturkan karakteristik

yang dimiliki oleh homeschooling:

“Lebih mudah untuk mengontrol anak sih mbak, kita jadi tahu apa-

apa saja yang dimiliki anak, bisa kita kembangkan. Terus enaknya

juga kita bisa belajar bareng, saya jadi tahu banyak hal karena mau

tidak mau ketika saya dan suami memutuskan untuk

homeschoolingtentu saja intensitas saya bertemu dengan anak dan

membersamainya juga lebih tinggi dan dominan. Jadi saya juga

harus terus belajar dan mengasah ilmu saya, supaya nantinya dapat

memfasilitasi anak dengan baik” (Wawancara dengan ibu AK,

pada tanggal 21 Juli 2018).

Hampir sama dengan beberapa penuturan di atas, ibu AH

menyampaikan pula karakteristik dari homeschooling:

“Anak bisa belajar di manapun dan kapanpun mbak, tidak hanya

textbook. Sebagai contoh nih, anak tersebut dari keluarga traveller,

yasudah mereka belajarnya ya dengan cara travelling, belajar dari

penduduk lokal, belajar cara beradaptasi, belajar bahasa baru, dan

belajar yang tidak selalu berpusat pada buku. Contoh juga keluarga

homeschooler itu dari keluarga petani, ya mereka belajarnya dari

situ. Jadi fleksibel gitu loh mbak, menyesuaikan kebutuhan dan

kondisi juga. Kaya kemarin anak saya, saya ajak ke pasar dan ke

kantor pos. Anak sangat antusias sekali mbak, dia bertanya apa saja

ketika dia di pasar, dia juga belajar cara mengirim surat, jadi secara

tidak langsung dia juga belajar untuk berinteraksi dengan orang-

orang yang asing bagi dia. Istilahnya belajarnya tidak terbatas lah

mbak, dia jadi bisa terfokus dengan hal-hal yang memang dia

sukai” (Wawancara dengan ibu AH, pada tanggal 23 Juli 2018).

Page 98: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

82

c) Kelebihan pada Diri Anak Menurut Orang Tua setelah

Memilih untuk Homeschooling

Sebagai orang tua, pasti lebih mengetahui tentang anak

dibandingkan dengan siapapun. Baik itu mengenai kelebihan,

bakat, minat, maupun kekurangan yang anak miliki.

Perbedaan-perbedaan yang muncul pada diri anak sebelum

anak homeschoolingdan setelah memilih untuk homeschooling,

sudah barang tentu tidak menjadi hal yang sulit dilihat orang tua,

karena bagaimanapun juga ketika orang tua sudah memilih dan

terjun untuk membersamai anak homeschooling, orang tua

memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam proses

belajar anak.

Pewawancara menanyakan kepada ibu S mengenai kelebihan

pada diri anak menurut orang tua, setelah memilih untuk

homeschooling, dan beliau menuturkan:

“Kelihatan sekali mbak bedanya, ya mungkin karena sekarang dia

fokus sama sesuatu yang lebih dia seneng dan kuasai ya mba, itu

dia bahasa Inggrisnya cas cis cus banget sekarang, saya sampai

merinding, anak saya ternyata bisa sepinter itu bahasa Inggrisnya,

ibunya sendiri aja ini saya kaya enggak percaya. Dia emang seneng

berinteraksi sama bule-bule gitu mbak, dia seneng kalau ngobrol

kan jadi mengasah kemampuan bicara Inggrisnya dia. Anak saya

linguisticnya kuat, jadi sekarang dia lebih sering berkegiatan yang

bisa mendukung kemampuannya dia mbak, Alhamdulillah

pokoknya” (Wawancara dengan ibu S, pada tanggal 16 Juli 2018).

Ibu BD menyampaikan pula mengenai kelebihan yang

dimiliki oleh anak beliau:

Page 99: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

83

“Anak saya itu kan lebih dominan di aktivitas fisik mbak, dia suka

seni tari, dia sudah kelihatan tuh dari kecil suka sama tari. Tapi kan

dia sampai kelas 6 SD di sekolah formal ya mbak, jadi keunggulan

dia itu kurang bisa dikembangkan secara optimal. Setelah itu mulai

beralihlah ke homeschooling,dan bakat dia semakin kelihatan.

Untuk jadi penari professional kan berarti dia harus belajar banyak

mengenai sejarah tari, mengenai macam-macam tarian di

Indonesia, belum lagi kalau dia ingin go international, tak

dipungkiri dia butuh menguasai bahasa asing. Ya jadi gitu mbak,

bakat dia sekarang jadi makin kelihatan” (Wawancara dengan ibu

BD, pada tanggal 16 Juli 2018).

Hampir sama dengan yang di atas, ibu PS mengungkapkan

perihal perbedaan, dan kelebihan yang ada pada diri anak setelah

homeschooling:

“Zada jadi lebih kelihatan mbak sisi penyayangnya kalau saya lihat

sejauh ini. Kecerdasan yang dia punya itu dia tipe kinestetik,

naturalis juga. Setelah dia homeschoolingjadi lebih kebentuk mbak.

Dan satu lagi yang paling saya lihat perbedaannya Zada, dia jadi

jauh lebih bahagia dari sebelumnya, dia jadi nemu dia yang

sesungguhnya, itu mbak yang paling utama bagi saya” (Wawancara

dengan ibu PS, pada tanggal 17 Juli 2018).

Tak jauh berbeda, ibu SA menuturkan kelebihan pada diri

anak beliau:

“Sejauh ini yang saya lihat, Oza itu suka melayani mbak, dia care

sama orang, rasa kasih sayang dia itu besar. Jadi ketika dia

sekarang homeschooling, sisi positifnya dia itu lebih keluar. Selain

itu, Oza itu paling suka beternak dan bercocok tanam. Nah jadi

keliatan betul sebelum dia homeschoolingdan sekarang

homeschooling, Oza jadi bisa mengeksplor banyak banget tentang

sesuatu yang belum tentu bisa dia dapetin di sekolah formal pada

umumnya” (Wawancara dengan ibu SA, pada tanggal 18 Juli

2018).

Ibu AK mengungkapkan pula mengenai perbedaan serta

keunggulan anak setelah homeschooling:

“Aksa, sebelum dan sesudah mengikuti homeschoolingitu sudah

mulai keliatan bedanya sih mbak. Dia kalau saya lihat sekarang

Page 100: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

84

auranya sudah beda. Dia jadi lebih bahagia dibandingkan dulu. Itu

mbak yang saya pribadi juga senang melihatnya. Disamping itu,

Aksa ini kan tipikal anak yang mudah bosan kalau melakukan

aktivitas yang itu itu saja, padahal kan kalau dia di sekolah formal

biasa itu juga membatasi dia untuk bergerak kan mbak, jadi ketika

dia homeschoolingseperti sekarang ini, dia jadi bisa belajar dengan

caranya dia dan pastinya dia nyaman. Aksa kan ini selain hobi

membaca, dia kan seneng belajar jadi programmer-programmer

gitu kan mbak, jadi kalau dia homeschoolinggini kan dia jadi bisa

memaksimalkan hobi dia dan ngembangin bakat yang dia miliki”

(Wawancara dengan ibu AK, pada tanggal 21 Juli 2018).

Hampir sama dengan penuturan orang tua di atas, ibu AH

juga menyampaikan mengenai kelebihan anaknya setelah

homeschooling:

“Anak saya yang pertama itu kan kinestetik banget ya mbak, jadi

ketika dia homeschoolingseperti sekarang ini, bakat dia jadi mulai

kebentuk. Dia kan minat di kegiatan fisik, kegiatan kegiatan

outdoor, sama teknologigitu, contohnya olahraga, fotografi, seni,

dia juga suka editing-editing video, programmer, gitu-gitu mbak.

Kalau anak saya yang kedua itu kan tipe anak auditory, dia baik

dalam mendengarkan, dia baik dalam mengingat, dan dia itu

observer mbak. Jadi dia seneng mencari tahu sesuatu yang baru,

kadang dia udah cari tahu sesuatu terus ditanyain sama bundanya

padahal sebelumnya saya belum pernah mengajari” (Wawancara

dengan ibu AH, pada tanggal 23 Juli 2018).

B. Analisis Data

1. Homeschoolingantara Kebutuhan Orang Tua atau Anak

Jika dilihat lagi dari temuan data di atas, homeschoolingadalah

alternatif pendidikan yang dipilih dan disepakati oleh keluarga yang

merasa cocok dengan konsep homeschoolingdan praktik

pembelajarannya.

Tidak sebagai tren, atau aji mumpung, orang tua yang memilih

homeschoolinguntuk anak mereka sudah barang tentu memikirkan dan

Page 101: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

85

mempertimbangkan masak-masak mengenai keputusan mereka. Bukan

karena ego atau obsesi orang tua yang mengambil keputusan tanpa

mempertimbangkan dari sisi anak, namun dilihat bahwa proses anak di

sekolah biasa tidak bisa dilakukan seperti kebanyakan anak lainnya.

Anak tidak nyaman, anak tidak bisa mengejar materi, atau justru anak

mempunyai gaya belajar dan kecenderungan sendiri yang pasti berbeda

dengan sistem pembelajaran di sekolah formal.

Baik orang tua maupun anak praktisi homeschoolingsatu sama lain

tidak ada yang merasa terpaksa dalam menjalaninya. Jika

homeschoolingadalah kebutuhan anak, maka sudah barang tentu itu

menjadi kebutuhan orang tua juga. Bagaimana tidak, bahwa orang tua

bertanggung jawab penuh di situ. Orang tua akan memfasilitasi dan

juga ikut berproses untuk lebih mengasah kemampuan keilmuannya

agar dapat membersamai anak dengan baik.

Anak yang pada dasarnya kurang cocok dengan sistem pendidikan

formal, pastilah sangat membutuhkan homeschoolingsebagai sarana

pendidikan mereka. Karena jika mereka tetap memaksakan anak agar

tetap sekolah, maka hal itu akan menyiksa anak. Sebagaimana yang

dialami oleh ibu AK:

“Awalnya pas TK itu anak sudah menunjukkan gejala-gejala dia

enggak mau sekolah yang duduk manis gitu. Tapi ya sudah karena

saya kira anak masih kecil dan saya juga belum ada kepikiran untuk

homeschooling, jadi anak tetap saya paksa untuk sekolah. Sampai

waktu SD itu dia sudah makin keliatan kalau dia tidak nyaman dengan

sekolah. Dia sering tidak ikut pelajaran, ya dia ikut kalau pas dia suka,

kalau emang engga mau dia engga ikut.. Dulu kan dia sekolah sistem

full day school, jadi kadang pulang sampai sore itu dia tidak ikut

Page 102: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

86

pelajaran sama sekali, dia lebih memilih untuk bermain bola dan

seharian di aula ketimbang ikut pelajaran. Sampai ahirnya waktu dia

kelas 3 itu dia minta untuk tidak sekolah lagi, dia mau belajar di rumah

saja sama mama katanya. Jujur saya bingung waktu itu, saya sempat

agak lama untuk bisa memutuskan iya atau tidak untuk saya jalankan

homeschoolingmbak. Saya diskusi sama bapaknya, dan bapaknya juga

ahirnya mengiyakan untuk memilih yang terbaik untuk anak. Saya juga

berfikir, saya timbang-timbang lagi mbak, daripada anak seperti itu

terus, dia tidak nyaman dan malah bolos setiap hari kan agak kasian

juga ya, waktu dia jadi terbuang sia-sia. Ahirnya dengan Bismillah

saya berani membersamai anak untuk memilih homeschoolingsebagai

sarana pendidikannya dia” (Wawancara dengan ibu AK, pada tanggal

21 Juli 2018).

Jelas sekali bahwa ada keraguan dari diri ibu AK sebelum ia pada

akirnya memutuskan untuk berhomeschooling. Namun setelah

difikirkan kembali, itu semua demi kebaikan anak, daripada anak

membuang waktu sia-sia dengan kegiatan yang ia lakukan secara

terpaksa, maka akan lebih bijaksana apabila orang tua memutuskan

untuk memberikan apa yang menjadi kebutuhan anak dalam proses

pembelajarannya.

Tak hanya ibu AK yang mengalami, namun ibu SA juga

mempunyai pengalaman yang serupa, di mana anak beliau meminta

untuk beralih ke homeschooling, karena lebih nyaman belajar di rumah

dan difasilitasi oleh orang tua. Seperti kutipan penuturan ibu SA di

bawah ini:

“Oza pernah sekolah satu semester mbak di sekolah negeri. Tapi dia

lebih seneng kalau mamanya yang ngajarin dia kalau pas di rumah,

kadang setelah pulang sekolah itu biasanya saya buatin media, soalnya

anaknya emang lebih paham kalau sambil bermain. Anaknya itu

paham banget kalau itu saya mbak yang menjelaskan. Dan ngepasi itu

di sekolahnya, dia dapet guru yang galak mbak. Ya walaupun

sebenernya ibu gurunya galak bukan ke Oza, karena anaknya itu

Alhamdulillah paham dan tertib, tapi dia sering lihat gurunya itu marah

Page 103: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

87

ke temennya. Nah disitulah kaya Oza jadi tambah terobsesi untuk jadi

perfeksionis supaya engga salah di depan gurunya. Setiap malem itu

kadang dia pas tidur nangis, terus ngigau dari jam 10 malem sampai

jam 1, suka teriak teriak sendiri jadi kaya ketakutan gitu lo mbak.

Terus abis itu saya suruh buat engga sekolah seminggu kira kira,

karena dia engga kunjung membaik juga, masih sering gitu. Ada

wacana saya suruh pindah ke sekolah lain dia tetap ndak mau. Sampai

anak bilang kalau dia ingin belajar sama saya saja, akhirnya ya saya

memilih untuk homeschoolingseperti sekarang ini mbak sebagai

solusi.” (Wawancara dengan ibu SA, pada tanggal 18 Juli 2018)

Dari dua dan kutipan di atas dapat dilihat bahwa anak dari orang

tua praktisi homeschoolingtersebut kurang begitu cocok dengan sistem

pendidikan formal dan mereka meminta untuk beralih ke

homeschoolingkepada orang tua mereka. Jika sudah seperti itu, maka

homeschoolingadalah kebutuhan anak, homeschoolingadalah yang

paling menjawab problematika anak, dan tidak ada unsur paksaan atau

ambisi orang tua yang menyebabkan mereka beralih ke

homeschooling.

Walaupun ada beberapa orang tua yang sudah berwacana terlebih

dahulu untuk beralih ke homeschoolingsebelum anak mereka meminta,

namun hal itu dilakukan bukan dengan paksaan. Seperti yang

disampaikan oleh ibu IA:

“Karena dulu saya merasakan sendiri kalau pas sekolah itu lebih suka

kalau pas kegiatan OSIS, pramuka, drumband, paski, dll. Makanya

saya itu bayangin kalau punya anak mau tak coba dengan belajar tanpa

sekolah. Apalagi kalau melihat sekolah dengan segala kepelikannya.

Tambah mantaplah saya untuk mencoba meng unschooling kan Aila.

Usia PAUD Aila sempat sekolah, tapi cuma satu bulan. Dia minta

belajar di rumah sama bundanya. Usia TK saya tawarkan lagi dia

untuk sekolah. Dia mau sekolah di lebah putih. Usia SD akhirnya Aila

minta mau belajar tanpa sekolah.” (Wawancara dengan ibu IA, pada

tanggal 28 Juli 2018)

Page 104: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

88

Hal itu lebih bersifat pada penawaran dan semua kembali kepada

anak. Tetapi, pada kenyataannya anak juga nyaman dengan

homeschoolingdan tidak ada keraguan yang menyebabkan orang tua,

dan anak ingin beralih ke sekolah formal kembali. Maka, bisa

diidentifikasi bahwa homeschoolingbukan hanya menjadi kebutuhan

anak atau kebutuhan orang tua saja, tetapi itu adalah sebuah jalan

tengah atau solusi bagi orang tua dan anak untuk menjawab

problematika yang ada.

2. Kurikulum Homeschooling

Kurikulum dalam homeschoolingpada umumnya adalah dibuat

sendiri dan bersifat adaptif dengan kebutuhan anak. Biasanya mengacu

pada start from the finish line, di mana kurikulum dibuat ketika tahu

bahwa kecenderungan dan minat anak berada di jalur mana. Jika

kecenderungan anak sudah terlihat, dan sudah tahu mau dibawa ke

mana, maka batu-batu pijakan harus segera disusun untuk membantu

anak sampai ke tujuan.

Semisal anak menyukai kegiatan story telling, fotografi, berkuda,

atau menari, maka orang tua dapat memfasilitasi dengan membuat

kurikulum yang mengarah ke sana. Dari bagaimana membersamai

anak di rumah, bagaimana memperkenalkan ke tempat yang dapat

mengasah bakat dia, apabila orang tua dirasa kurang mampu untuk

memberikan pengetahuan atau praktik secara mendetail, maka orang

tua dapat mengundang coach yang lebih ahli di bidang tersebut, atau

Page 105: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

89

anak dapat diikutkan dalam kegiatan-kegiatan yang ingin didalami

anak.

Namun ketika anak masih di bawah sepuluh tahun, dan

kecenderungan anak belum begitu terlihat, maka orang tua tidak perlu

merasa khawatir. Anak bisa diperkenalkan dengan banyak kegiatan

positif yang setidaknya mampu membuat dia nyaman dan senang

dalam mengikuti kegiatan tersebut. Anak yang masih belia, masih

sangat mudah untuk menerima pembelajaran, kemampuan otaknya

dalam menyerap ilmu dan hal-hal baru masih sangat kuat. Maka di

sinilah orang tua dapat mengenalkan kegiatan-kegiatan yang baik

kepada anak. Lambat laun anak akan mulai terlihat kecenderungannya

terhadap sesuatu, jika sudah terlihat maka anak dapat lebih terfokus

untuk mempelajari dan mengasah kemampuannya dalam hal tersebut.

Di situlah mengapa kurikulum homechooling dapat dikatakan

fleksibel dan adaptif dengan kemampuan anak, karena memang dalam

praktiknya dapat selalu berubah-ubah sesuai dengan keadaan dan

kesepakatan bersama. Namun kembali lagi, ketika anak sudah mulai

beranjak remaja, dan dia sudah memutuskan untuk menekuni sesuatu

yang dari awal sudah ia sukai, maka dia harus bertanggung jawab akan

pilihannya dan serius untuk memperdalam kemampuannya.

3. Homeschoolingsebagai Alternatif Sekolah untuk Anak

Dalam pemilihan sarana pendidikan untuk anak, semua kembali

lagi pada kecocokan masing-masing keluarga dengan konsep masing-

Page 106: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

90

masing sarana pendidikan yang ada. Homeschooling, dan juga sekolah

formal di sini adalah sama baiknya. Bukan berarti yang memilih

sekolah formal adalah keputusan buruk, dan bukan pula yang memilih

homeschoolingadalah keputusan yang salah. Tetapi visi-misi, targetan,

kecocokan, dan tingkat kenyamanan masing-masing keluarga dalam

memandang sarana pendidikan tentu berbeda. Kembali lagi jika anak

yang lebih cenderung menyukai jalur homeschoolingdipaksa untuk

masuk sekolah formal maka tentu saja tidak akan mendapatkan

kecocokan atau kenyamanan di sana, begitupun sebaliknya.

Maka yang perlu digaris bawahi di sini adalah, homeschoolingbisa

dikatakan sebagai alternatif sekolah untuk anak yang kurang merasa

cocok dengan sekolah formal pada umumnya, bisa juga dijadikan

sebagai alternatif sekolah bagi anak yang berasal dari keluarga yang

hidupnya mobiling atau berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat

yang lain, atau homeschoolingjuga dapat dijadikan sebagai alternatif

sekolah bagi anak yang ingin lebih fokus dalam mengasah bakat yang

dimilikinya.

4. Motivasi Orang Tua Memilih homeschoolingsebagai Sarana

Pendidikan Anak

Motivasi orang tua dalam memilih homeschoolingsebagai sarana

pendidikan anak hampir sama. Walaupun ada satu atau dua yang

mempunyai alasan awal yang berbeda dari lainnya. Dengan

berhomeschooling, anak diharapkan dapat menemukan jati dirinya,

Page 107: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

91

menemukan kemampuan penerimaan diri dalam dirinya, mengetahui

apa yang harus dilakukan, dan apa yang harus mereka berikan terhadap

sesama. Orang tua menganggap bahwa ketika anak melakukan sesuatu

yang didasari dengan rasa suka dan tanpa paksaan, maka akan

mengoptimalkan mereka dalam memahami apa yang mereka pelajari.

Dewasa ini, homeschoolingsering dianggap sebagai tren dalam

pendidikan anak. Padahal itu bukan sesuatu yang seperti itu. Semua

kembali lagi kepada kecocokan dan kesepakatan keluarga dalam

memilih konsep pendidikan yang seperti apa.

Adanya wadah untuk berkegiatan bagi keluarga homeschooler

tentu saja sangat membantu orang tua dan anak itu sendiri dalam

bertukar informasi. Memudahkan orang tua untuk mendapatkan

pengetahuan baru dalam mendidik anak. Karena baik juga bagi anak

untuk saling bertemu dengan sesama anak yang menjalani

homeschooling.

Orang tua yang memilih homeschoolingdan berkegiatan di

Community Based Education memandang bahwa

homeschoolingadalah pilihan yang tepat bagi anak mereka, pilihan

yang dirasa cocok bagi kondisi keluarga mereka, dan tentu saja pilihan

yang bisa membuat bahagia anak yang bersangkutan.

Telah lama dipahami bahwa motivasi merupakan pendorong bagi

setiap individu untuk berperilaku. Motivasi dapat diibaratkan sebagai

sumber energi bagi setiap orang untuk mencapai tujuannya. Apabila

Page 108: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

92

ada motivasi yang kuat, maka seseorang akan bersungguh-sungguh

dalam mencurahkan segala perhatiannya untuk mencapai tujuan

(Wahyuni, 2009:3).

Selain itu, motivasi adalah faktor penggerak. Motivasi berasal dari

kata motif yang berarti dorongan, rangsangan, atau daya penggerak

dalam diri seseorang. Dengan kata lain motivasi adalah usaha

menggerakkan (Wahyuni, 2009:12). Dapat dikatakan, bahwa motivasi

adalah suatu dorongan kehendak, yang menyebabkan seseorang

melakukan sesuatu.

Maka orang tua yang memilih homeschoolingdi sini pasti

mempunyai motif mengapa sampai akhirnya mereka memilih

homeschooling. Orang tua yang memilih homeschoolingberpendapat

bahwa pada dasarnya pendidikan itu bermula dari rumah, yang dikenal

dengan istilah Al Ummahaat Madrasatul Uula Lil Abnaa‟, yaitu ibu

adalah tempat pendidikan yang pertama bagi anak. Memberikan

pendidikan kepada anak merupakan kewajiban orang tua yang harus

dilaksanakan. Mereka ingin menjalankan kewajiban tersebut dan lebih

terfokus membentuk anak mereka sesuai dengan visi misi dan

kecocokan keluarga mereka.

Seiring dengan bertambahnya usia dari anak-anak, tentunya orang

tua membutuhkan sarana untuk mengembangkan wawasan serta wadah

yang lebih luas demi mengontrol pendidikan anak. Teknologi dan

pengetahuan semakin berkembang, maka orang tua pun mau tidak mau

Page 109: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

93

harus berusaha untuk mempelajarinya demi mengoptimalkan proses

pembelajaran dengan anak.

Memberikan pendidikan untuk anak adalah bagaikan menoreh tinta

di atas kertas kosong. Jika orang tua menorehkannya dengan tinta

berkualitas jelek, dengan asal-asalan pula, maka jangan berharap untuk

mendapatkan hasil yang baik. Lain halnya jika orang tua

menorehkannya dengan tinta emas dan dengan penuh kecermatan serta

kehati-hatian, InsyaAllahorang tua akan mendapat hasil yang

memuaskan. Mungkin hal itulah yang mendorong orang tua untuk

beralih ke homeschoolingdemi anak mereka.

Setiap orang tua pasti memiliki kecenderungan yang berbeda

dalam memilih sarana pendidikan bagi anak mereka. Masing-masing

orang tua tentu memiliki alasan tersendiri dalam memilih konsep

pendidikan untuk anak. Hal ini tak dipungkiri karena setiap orang tua

memiliki harapan yang berbeda-beda, kondisi yang berbeda-beda, visi

misi yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliki tujuan atau target

akhir yang berbeda-beda pula.

Jika dilihat kembali, motivasi memang merupakan faktor

pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, ada dua faktor utama.

Dan faktor tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Page 110: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

94

a. Faktor Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang tumbuh dari

dalam diri individu dan menjadi fenomena yang penting

(Wahyuningsih, 2009:25).

Pada manusia, motivasi intrinsik tidak hanya sekedar untuk

membentuk motivasi atau keinginan untuk beraktivitas, tetapi juga

menjadi salah satu bagian yang penting dalam hidup mereka.

Dilihat dari faktor intrinsik, motivasi orang tua yang

memilih homeschoolingyaitu supaya anak dapat berjalan sesuai

dengan fitrahnya, supaya anak dapat melakukan sesuatu yang

memang sedari awal dia sukai, agar ke depannya lebih terarah

dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Setiap orang tua tentu saja

menginginkan yang terbaik untuk anaknya, menginginkan anak

tumbuh dengan baik dan bahagia. Oleh karena itu, orang tua

praktisi homeschoolingkebanyakan memilih homeschooling

sebagai solusi yang tepat bagi pendidikan anak. Kebanyakan

keluarga homeschooler menginginkan anak diasah sesuai dengan

bakat dan minat yang dimiliki. Tanpa harus terlalu dipecah fokus

pembelajaran mereka dengan mempelajari hal-hal yang pada

dasarnya tidak terlalu dibutuhkan dalam menunjang tujuan akhir

yang diinginkan oleh sang anak. Mereka merasa jika anak terlalu

dipaksa untuk mempelajari semua hal termasuk apa yang

Page 111: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

95

sebenarnya membuat anak stress, itu tidak akan baik untuk psikis

anak ke depannya.

Selain itu, motivasi intrinsik orang tua dalam memilih

homeschoolingsebagai sarana pendidikan anak adalah mengingat

keprihatinan orang tua terhadap dampak globalisasi yang

merajalela di kalangan masyarakat. Tidak hanya kalangan orang

dewasa saja, melainkan kalangan pelajar, remaja, dan tentu saja

anak-anak. Melihat realita yang terjadi sekarang ini, anak akan

lebih mudah mendapatkan pengaruh buruk dari luar jika memang

orang tua tidak mengawasi dengan cermat, hal itu tentu saja

membuat orang tua khawatir dan berhati-hati dalam memilih

sarana pendidikan untuk sang anak. Oleh karena itu, orang tua

percaya bahwa dengan homeschoolingmaka anak akan lebih mudah

untuk diawasi dan dibentuk. Karena jika di sekolah formal pada

umumnya, tanggung jawab biasanya akan dilimpahkan kepada

guru, dan ketika melihat jumlah murid yang sangat banyak, tidak

mungkin bila guru akan intensif dalam memantau anak mereka.

Maka dipilihlah homeschoolinguntuk dijadikan solusi dari masalah

tersebut.

b. Faktor Ekstrinsik

Walaupun telah jelas dipahami bahwa motivasi intrinsik

merupakan tipe motivasi yang paling penting dalam mengarahkan

dan mendorong perilaku, namun juga tidak selalu bahwasanya

Page 112: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

96

seseorang termotivasi dengan motivasi intrinsik saja. Motivasi

ekstrinsik merupakan sebuah konstruk yang berkaitan dengan

sebuah aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan beberapa hasil

karena faktor di luar individu (Wahyuningsih, 2009:29-30)

Dilihat dari faktor ekstrinsik, faktor yang mempengaruhi

ketika membahas motivasi orang tua memilih

homeschoolingsebagai sarana pendidikan anak yaitu selain karena

anak sendiri menginginkan homeschoolingdan anak merasa

nyaman dengan homeschooling, namun juga karena konsep dasar

yang dimiliki oleh homeschoolingyang membuat para orang tua

merasa cocok. Konsep dasar homeschoolingyang sering didengar

adalah bahwa homeschoolingadalah sekolah kehidupan, di mana

proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja,

dapat dilakukan dari bangun tidur sampai tidur kembali. Maka,

orang tua memilih homeschoolingsebagai sarana pendidikan untuk

anaknya karena dengan homeschoolinganak diajarkan untuk belajar

tanpa batasan.

5. Karakteristik, atau Keistimewaan dari Homeschooling

Karakteristik, atau keistimewaan bisa diartikan sebagai kualitas

atau sifat yang dimiliki. Keistimewaan sendiri adalah sesuatu yang

khas atau mencolok dari seseorang ataupun sesuatu benda atau hal.

Dapat juga diartikan sebagai karakter utama dari homeschooling,

fitur pembeda, dan hal-hal yang berkaitan dengan aspek positif yang

Page 113: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

97

dirasakan orang tua praktisi homeschoolingketika memilih

homeschooling.

Ketika dilihat di atas, terdapat motivasi utama mengapa orang tua

memilih homeschooling. Selain karena memang homeschoolingadalah

pilihan yang tepat bagi anak mereka, dan pilihan yang sesuai dengan

kecocokan orang tua itu sendiri, orang tua memilih

homeschoolingtentu saja karena ada karakteristik dari homeschooling,

ada sisi positif yang mereka lihat dan rasakan ketika memilih

homeschooling.

Karakteristik utama yang menonjol dari homeschoolingversi orang

tua praktisi homeschoolingadalah, orientasi pendidikan lebih

menekankan pada pembentukan karakter anak, bukan berbasis nilai.

Seperti yang dijelaskan di atas, ketika orang tua memilih

homeschooling, orang tua akan lebih mudah dalam membentuk

karakter anak, menanamkan nilai-nilai keluarga, dan visi misi keluarga

kepada anak. Bila kita menilik sistem pendidikan di sekolah formal,

anak akan terbelah fokusnya, karena terdapat berbagai macam karakter

anak, berbagai macam pandangan dan visi misi guru yang kadang

berbeda dengan keluarga, hal itu menyebabkan anak ambigu dalam

memahami sesuatu. Tentu saja hal tersebut akan mempengaruhi anak

ke depannya.

Selain itu, orang tua yang memilih homeschoolingberanggapan

bahwa kegiatan belajar dalam homeschoolingbisa terjadi mandiri,

Page 114: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

98

kapan saja, dan di mana saja. Visitasi ke berbagai tempatpun menjadi

kegiatan yang sering dilakukan orang tua dan anak praktisi

homeschooling. Orang tua memegang peranan penting dalam

homeschooling. Tanggung jawab orang tua dalam mengelola anak juga

lebih tinggi dibanding dengan orang tua yang tidak memilih jalur

homeschoolingbagi anak mereka. Orang tua berperan sebagai

fasilitator, pendamping, motivator, dan teman diskusi.

Jadwal kegiatan pembelajaran yang dimilikipun bersifat fleksibel.

Pada intinya jadwal kegiatan pembelajaran tersebut memberikan ruang

dan kesempatan anak belajar sesuai dengan minat, kebutuhan,

kecerdasan, dan kecenderungan anak terhadap sesuatu. Slogan belajar

di mana saja, dan kapan sajapun bukan hanya sebatas slogan belaka.

Tetapi memang dalam praktiknya, anak bisa belajar di mana saja, dan

kapan saja, ketika memang anak menikmati waktu itu, dan ketika anak

bertanya akan sesuatu karena rasa ingin tahunya yang tergolong

tinggi, maka itulah belajar.

Beberapa konsep tersebut yang menjadi karakteristik dasar

homeschooling. Faktor pembeda dari homeschoolingdan sekolah

formal kebanyakan. Kegiatan sehari-hari yang tidak seperti itu-itu saja,

menjadi daya tarik tersendiri dari homeschooling.

6. Kelebihan yang Terdapat pada Diri Anak

Kelebihan adalah keutamaan atau sisi positif yang lebih dominan

dibanding yang lainnya. Keunggulan pada diri anak akan mudah

Page 115: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

99

dilihat apabila orang tua terfokus pada anak, dan mengerti hal yang

disukai maupun yang tidak disukainya.

Pada dasarnya, setiap anak mempunyai keunggulan masing-

masing, karena sejak awal anak mempunyai beberapa fitrah yang

memang dimiliki sejak dia lahir. Di antaranya yaitu; keimanan, belajar,

bakat, perkembangan, estetika, dan lain sebagainya. Orang tua dapat

memaksimalkan fitrah-fitrah tersebut untuk melihat di manakah letak

dominan anak.

Tidak ada anak yang tidak mempunyai kelebihan atau keunggulan,

yang ada hanyalah ketidakmampuan anak ataupun orang tua sendiri

dalam mendeteksi atau menyadari akan bakat dari anak sedari dini.

Dari situlah diperlukan quality time antara orang tua dan anak, supaya

mereka dapat mengerti satu sama lain, dapat mengerti pula mengenai

kesukaan dan ketidak sukaan masing-masing.

Terdapat sembilan kecerdasan, dan pasti terdapat satu atau dua

yang menonjol atau dominan dalam diri anak. Entah itu kinestetik,

linguistik, interpersonal, intrapersonal, musikal, atau yang lainnya.

Terkadang anak sedari kecil sudah memberikan tanda bahwa kinestetik

yang lebih menonjol dari dirinya, atau linguistik yang lebih menonjol

dari dirinya, tetapi orang tua mengabaikan tanda-tanda kecil tersebut,

karena dirasa anak masih kecil dan belum begitu paham mengenai apa

yang dia sukai.

Page 116: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

100

Orang tua yang memilih homeschoolingsebagai sarana pendidikan

anak beranggapan bahwa dengan homeschooling, maka karakter,

bakat, minat, dan kecenderungan anak dapat dengan mudah dideteksi

dan diarahkan. Sebagian besar anak dari keluarga homeschooler

memiliki karakter pribadi yang baik. Hal ini dibuktikan dari adanya

perkembangan sikap sehari-hari anak ketika di rumah dan di

lingkungan sekitar, seperti:

a. Tanggung jawab: dengan homeschooling, anak diajarkan untuk

tanggung jawab sedari dini. Bagaimana tidak, jika dalam proses

pembelajaran, anak akan belajar sesuai dengan apa yang

disukainya, maka dia akan bertanggung jawab dengan pilihannya.

Selain itu, terdapat beberapa keluarga homeschooler yang memilih

untuk memberikan jadwal keseharian dengan anak mereka,

walaupun tetap bersifat fleksibel, namun kegiatan mereka tersusun

sesuai dengan kesepakatan orang tua dan anak. Semisal, anak

diajarkan untuk menyelesaikan tugas rumah atau diberikan agenda

harian yang memang membentuk dia untuk bertanggung jawab.

b. Sopan santun: melalui homeschooling, akan menekankan pada

praktik dalam pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan

menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari serta dapat

berperilaku sopan santun kepada siapa saja, bahkan kepada yang

berbeda usia atau lintas usia. Anak dari keluarga homeschooling,

sebagian besar lebih mudah berinteraksi dengan lintas usia. Entah

Page 117: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

101

itu lebih tua dari usia mereka, ataupun lebih muda dari usia

mereka. Hal ini dikarenakan dalam keseharian proses

pembelajarannya, anak belajar dengan siapa saja, yang

menyebabkan interaksi mereka dengan orang-orang yang berbeda

usia jauh lebih sering.

c. Kecerdasan kinestetik: anak dari keluarga homeschoolingbiasanya

menyukai aktivitas fisik, dan aktif dalam berkegiatan di dalam

maupun di luar rumah. Walaupun tentu saja tidak semua seperti itu,

hanya saja secara umum dan secara garis besar, anak lebih aktif

dalam berinteraksi dan berkegiatan.

d. Kecerdasan interpersonal: seperti yang dijelaskan di atas, dalam

praktik kesehariannya anak akan lebih sering berinteraksi dengan

orang-orang. Entah itu ketika mereka sedang travelling, sedang

belajar ke pasar, sedang belajar di kantor pos, atau ke tempat-

tempat lainnya. Sehingga anak lebih mudah dalam memahami

tingkah laku seseorang, lebih bisa menghargai sesama, dan tentu

saja mempunyai perasaan kasih sayang yang tinggi dengan orang

lain.

7. Kesadaran Anak dalam kegiatan Keagamaan

Kesadaran anak dalam kegiatan keagamaan mulai terlihat, karena

memang orang tua sendiri yang mengelola atau mengambil

alihmengenai pendidikan keagamaan, anak sedari dini sudah

Page 118: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

102

mempunyai kesadaran dalam melakukan kegiatan keagamaan seperti

membaca

Al-Qur‟an, mendengarkan ceramah, dan kewajiban-kewajiban agama,

seperti sholat lima waktu, puasa, dan lainnya. Tingkat keintensitasan

anak dalam mempelajari agama juga tinggi, karena anak merasa

nyaman dengan orang tua mereka, dan orang tua mereka pastinya juga

ingin memberikan pelajaran agama sedari dini, maka anak akan

diajarkan mengenai agama seintens dan sebaik mungkin, sehingga

anak dalam menjalankan ibadah menjadi ikhlas karena kesadaran diri,

dan bukan karena terpaksa.

Seperti yang dialami oleh ibu E, beliau menuturkan bahwa anak

beliau pernah sekolah TK dua tahun, dan disaat acara kelulusan anak

beliau mengucapkan kesan pesan dan cita-citanya kelak ketika dewasa,

dan anak tersebut mengatakan bahwa dia ingin menjadi seorang

hafidzoh. Cita-cita yang mungkin hanya bisa dikatakan orang dewasa,

namun di umurnya yang masih sangat belia, dia mampu untuk

mengatakannya dengan lantang bahwa dia ingin menjadi seorang

hafidzoh.

Setelah itu, ibu E memutuskan ingin mendidik anak dengan tangan

beliau sendiri. Beliau ingin mengasah dan menjaga kemurnian fikiran

anaknya sendiri. Anak beliau pun juga mampu menyerap hafalan

dengan sangat baik, dan dia sudah mampu menghafal juz „amma serta

surat surat lainnya yang ada dalamAl-Qur‟an.

Page 119: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

103

Tak berbeda dari anak-anak praktisi homeschoolinglainnya, mereka

pun dibekali ilmu keagamaan yang sangat baik dari keluarganya.

Mereka sudah mengerti akan dosa dan juga pahala, dan mana yang

menjadi perintah ataupun laranganNya. Seperti kasus yang dialami

oleh ibu SA, anak beliau sudah melakukan puasa wajib serta sholat

lima waktu tanpa bolong, dan anak ibu E yang bahkan dia pun

menangis ketika telat menunaikan sholat. Hal tersebut patut

dibanggakan, karena di usia tersebut anak sudah mempunyai fondasi

keagamaan yang baik. Dan hal tersebut bisa dijadikan sebagai benteng

ketika kelak dia tumbuh dewasa, agar senantiasa dapat menjaga

keimanannya.

Page 120: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat ditarik beberapa

kesimpulan yang berkaitan dengan motivasi orang tua dalam memilih

homeschoolingsebagai sarana pendidikan anak. Di antaranya adalah:

1. Motivasi Orang tua Memilih Homeschoolingsebagai Sarana

Pendidikan Anak

Adapun motivasi orang tua memilih homeschoolingsebagai sarana

pendidikan anak secara keseluruhan adalah, karena orang tua merasa

cocok dengan konsep dasar homeschoolingyang berorientasi pada

pendidikan karakter yang kuat, fun, sehingga tidak membuat anak

menjadi stress atau terkekang, dan hal tersebut mendukung anak

supaya tetap merasa nyaman dan memperoleh pendidikan yang terbaik.

2. Karakteristik dari Homeschoolingsehingga Orang Tua Memilih

Homeschoolingsebagai Sarana Pendidikan Anak

Karakteristik atau keistimewaan homeschoolingadalah,

homeschoolingmemberikan ruang untuk anak belajar dengan konsep

borderless (tanpa batas), dan juga jadwal pembelajaran yang fleksibel,

bervariasi, serta visitasi ke berbagai lokasi yang dilakukan oleh anak

dalam keadaan senang dan tanpa kekangan.

Page 121: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

105

3. Kelebihan pada Diri Anak Menurut Orang Tua setelah Memilih

untuk Homeschooling

Setiap anak tentu saja mempunyai kelebihan tersendiri, dan orang

tua adalah sosok yang memahami tentang kelebihan, atau

kecenderungan yang terdapat pada anak mereka. Secara keseluruhan,

anak praktisi homeschoolingmempunyai karakter yang kuat serta etika

yang baik. Kemampuan adaptif mereka dalam berkomunikasi

tergolong tinggi, sehingga tidak menjadi masalah ketika anak

berinteraksi dengan lawan bicara lintas usia.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan di atas, maka

penulis mengajukan beberapa saran guna perkembangan selanjutnya ke

arah yang lebih baik, yaitu:

1. Saran untuk Orang Tua

a) Hendaknya orang tua terus menggali pengetahuan-pengetahuan

baru dan tetap belajar mengikuti perkembangan zaman yang

terjadi, karena bagaimanapun juga ketika keluarga sudah sepakat

untuk memilih homeschooling, peranan orang tua dalam mendidik

dan membersamai anak menjadi lebih tinggi.

b) Hendaknya orang tua tetap memperhatikan kemampuan anak,

karena ketika berhomeschooling, anak tidak bisa membandingkan

sampai mana kemampuannya, dan tidak ada kompetisi di situ.

Page 122: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

106

Untuk masuk ke dunia yang sesungguhnya, anak harus tetap

diajarkan itu semua agar siap menghadapi kompetisi.

c) Hendaknya orang tua memberikan pengertian untuk kesiapan

mental dan psikis anak dalam menghadapi segala bentuk

pandangan buruk dari orang lain, baik itu teman, maupun tetangga

sekitar yang belum mengerti betul atau tidak sependapat dengan

homeschooling.

d) Walaupun dalam praktiknya, anak banyak berinteraksi dengan

lingkungan dan orang-orang baru, serta tidak mempunyai masalah

dalam hubungan pertemanan dengan teman sebaya, namun tetap

saja anak homeschooler tentu lebih sedikit mempunyai teman

sebaya dibandingkan dengan anak yang bersekolah di sekolah

formal. Maka, hendaknya orang tua harus tetap memperhatikan

perkembangan sosial anak, agar tetap menjalani masa kanak-

kanaknya dengan mempunyai banyak teman sebaya.

2. Saran untuk Komunitas

a) Hendaknya komunitas mulai membuat tempat khusus untuk pusat

berkegiatan anak-anak homeschooling. Karena bagaimanapun

dalam suatu komunitas, basecamp merupakan tempat yang penting

untuk para anggotanya agar dapat leluasa membuat rancangan

kegiatan.

b) Sistem administrasi, pengarsipan data-data, maupun struktural

komunitas hendaknya juga mulai dibuat dan ditata secara resmi.

Page 123: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

107

c) Walaupun komunitas masih berjalan apa adanya, namun akan lebih

baik jika mulai dipikirkan bagaimana agar komunitas ini tetap

berjalan ke depannya.

Page 124: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

108

DAFTAR PUSTAKA

Aischa Revaldi. (2010). Memilih Sekolah untuk Anak. Jakarta Timur: Inti Medina.

Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar & Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Basrowi, Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Brainerd, Lee Wherry, Jessica Sobanski, and Ricki Winegardner. 2002. Basic Skill

for Homeschooling: Language Arts and Math for the Middle School

Years. New York: Learning Express

Caruana, Vicki. 2003. The Homeschooler‟s Guide to. United States of America:

Crossway Books.

Daradjat, Zakiah. 1975. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. Jakarta:

Bumi Aksara.

Depdikbud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam

Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Griffith, Mary. 2012. Homeschooling: Menjadikan Setiap Tempat Sebagai Sarana

Belajar. Bandung: Nuansa. Diterjemahkan Dharma, Mutia dari Griffith,

Mary. 1998. The Unschooling Handbook: How to use whole world as

your child‟s classroom. United states: prima publishing.

Hariyadi, Rahmat. dkk. 2009. Sekolah Berbasis Lingkungan Alam. Salatiga:

STAIN Salatiga Press.

Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Jamal Ma‟mur Asmani. 2012. Buku Pintar Home Schooling. Jogjakarta: Flash

Books.

Page 125: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

109

Kembara, Maulia D. 2007. Panduan Lengkap Homeschooling. Bandung:

Progressio.

Komariah, Yayah. 2007. Homeschooling Tren Baru Sekolah Alternatif. Jakarta:

Sakura Publishing.

Kompri.2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Lestari, dan Ngatini. 2010. Pendidikan Islam Kontekstual. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosda Karya; Edisi Revisi.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya.

Mulyadi, Seto. 2007. Homeschooling Keluarga, Kak-Seto: Mudah, Murah,

Meriah, dan Direstui Pemerintah. Bandung: Kaifa.

Mustaqim, Abdul. 2005. Menjadi Orang Tua Bijak. Bandung: Al Bayan Mizan

Pustaka.

Nur, Esa. 2009. Motivasi dalam Pembelajaran. Malang: UIN-Malang Press.

Rachman, Arief. 2007. Homeschooling: Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku.

Jakarta: Kompas.

Siagian, Sondang. 2012. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumardiono. 2007. Homeschooling;Lompatan Cara Belajar, (Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Page 126: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

110

Zuldafrial, dan Muhammad Lahir. 2012. Penelitian Kualitatif. Surakarta: Yuma

Pustaka.

Page 127: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

111

Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing

Page 128: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

112

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Page 129: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

113

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 130: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

114

Lampiran 4. Lembar Konsultasi

Page 131: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

115

Lampiran 5. Lembar S

Page 132: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

116

Keislaman (ODK)

“Pemahaman Islam

Rahmatan Lil „Alamin

Sebagai Langkah Awal

Menjadi Mahasiswa

Berkarakter”

21 Agustus 2014 Peserta 2

4 Achievement Motivation

Training (AMT) “Dengan

AMT Semangat

Menyongsong Prestasi”

Oleh CEC dan JQH

STAIN Salatiga

23 Agustus 2014 2

5 Library User Education

(Pendidikan Pemustaka)

Oleh UPT Perpustakaan

28 Agustus 2014 Peserta 2

6 Seminar Nasional “Peran

Mahasiswa dalam

Mengawal Masa Depan

Indonesia Pasca Pilpres

2014” oleh DEMA

STAIN Salatiga

25 September

2014

Peserta 8

7 Pendakian Massal dan

Aksi Pungut Sampah oleh

11-12 Oktober

2014

Peserta 2

Page 133: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

117

Mapala MITAPASA

8 SIBA-SIBI Training UTS

Semester Ganjil Tahun

2014 oleh CEC dan

ITTAQO

24-25 Oktober

2014

Peserta 3

9 Konser Paduan Suara

Mahasiswa Indonesian

Moslem Choir oleh UKM

Seni Musik El-Fata

STAIN Pekalongan

bersama delapan

perguruan tinggi Jawa

Tengah/ DIY

20 Februari 2015 Peserta/

Penyanyi

3

10 International Seminar on

the Inaguration of IAIN

Salatiga “ASEAN

Economic Community

2015; Prospects and

Challenges for Islamic

Higher Education” oleh

Ministry of Religious

Affairs State Institute For

Islamic Studies (IAIN)

28 Februari 2015 Peserta 8

Page 134: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

118

Salatiga

11 Ngabuburit dan Dialog

Lintas Agama Salatiga

Bhineka Tunggal Ika oleh

SMC bersama PERCIK

30 Juni 2015 Panitia 2

12 Piagam Penghargaan

Institut Agama Islam

Negeri Salatiga pada

Acara Inagurasi OPAK

IAIN Salatiga Tahun

2015

14 Agustus 2015 Anggota

Paduan Suara

Seni Musik

Club (SMC)

3

13 Piagam Penghargaan

Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga

pada Acara Kuliah

Umum IAIN Salatiga

Tahun 2015

15 Agustus 2015 Anggota

Paduan Suara

Seni Musik

Club (SMC)

3

14 Edukasi Literasi

Keuangan bersama OJK

“Literasi Keuangan

Syariah dan Kebijakan

Mikroprudensial dalam

Stabilitas Ekonomi” oleh

12 Oktober 2015 Petugas 3

Page 135: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

119

KSEI

15 Seminar Nasional

“Perbankan Syari‟ah di

Indonesia: antara Teori &

Praktik” Oleh HMJ

Hukum Ekonomi

Syari‟ah

4 November 2015 Peserta 8

16 Surat Keputusan (SK)

“Penyelenggara Kegiatan

Konser Perdana

Cakrawangsa Seni Musik

Club (SMC) Institut

Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga

9 November 2015 Panitia 3

17 Surat Keputusan (SK)

“Penyelenggara Kegiatan

Seminar Nasional

bersama Candra Malik

Seni Musik Club (SMC)

Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga

26 November

2015

Panitia 3

18 Surat Keputusan (SK)

“Pengangkatan Pengurus

14 Maret 2016 Pengurus 4

Page 136: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

120

Seni Musik Club (SMC)

Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga

Masa Bakti 2016 oleh

Rektor Institut Agama

Islam Negeri (IAIN)

Salatiga

19 Seminar Nasional

Problematika Hakim dan

Peradilan “Rekontruksi

Ideal Sistem Peradilan di

Indonesia” oleh HMJ

Ahwal Al-syakhshiyyah

22 September

2016

Peserta 8

20 Seminar Nasional “TAX

AMNESTI, Faktor-

Faktor yang

Melatarbelakangi

Lahirnya Amnesty Pajak

dan Dampaknya

Terhadap Perekonomian

di Indonesia” oleh HMJ

Ekonomi Syariah

12 Oktober 2016 Pengisi Acara 8

21 International Seminar 24 Oktober 2016 Entertainer 8

Page 137: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

121

“Developing Islamic

Economics Society

through Islamic Non-

bank Financial

Institution” by KSEI

22 Praktikum Mata Kuliah

Kewirausahaan

(Mahasiswa Jurusan PAI,

PGMI, dan PGRA)

“Keren itu Mahasiswa

Kreatif, Inovatif,

Mandiri, dan Berani

Berwirausaha”

14 Desember

2016

Peserta 2

23 Surat Keputusan (SK)

“Pengangkatan Pengurus

Seni Musik Club (SMC)

Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga

Masa Bakti 2017” oleh

Rektor Institut Agama

Islam Negeri (IAIN)

Salatiga

27 Februari 2017 Pengurus 4

24 International Seminar 6 November 2017 Peserta 8

Page 138: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

122

Page 139: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

123

Lampiran 6. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu mengenai homeschooling?

2. Apakah anak dari Bapak/ Ibu sendiri yang memilih homeschooling atau Bapak/

Ibu arahkan untuk memilih homeschooling? Mengapa?

3. Kemudian apa motivasi Bapak/ Ibu sampai ahirnya memilih untuk

homeschooling?

4. Menurut Bapak/ Ibu apa saja sisi positif yang dimiliki oleh homeschooling?

5. Bagaimanakah Bapak/ Ibu dalam memberikan waktu untuk anak saat

pendampingan homeschooling?

6. Bagaimana respon keluarga dan masyarakat saat pertama kali Bapak/ Ibu

memilih homeschooling?

7. Apakah ada perkembangan, atau kelebihan anak setelah homeschooling?

8. Setelah melakukan diskusi dengan Bapak/ Ibu, apakah target yang ingin

dicapai anak ketika sudah mengambil homeschooling?

Page 140: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

124

Lampiran 7. Transkrip Wawancara

TRANSKRIP WAWANCARA

No. Nama

Responden/

Tanggal

Wawancara

Tema Bahasan Hasil Wawancara

1. Ibu S/16 Juli

2018

Motivasi Awal

Sembari makan-makan di acara sekolah

anak ibu S yang kedua yang bertema outdoor, kami

mengobrol dan saya pun mulai bertanya dengan

ibu S mengenai motivasi awal mengapa beralih ke

homeschooling pada anaknya yang pertama,

Peneliti: Anak ibu 2 itu yang homeschooling baru

yang pertama ya bu, motivasi awalnya

kenapa memang bu kalau saya boleh tau?

Responden: Jadi waktu itu anak saya tiba-tiba

memutuskan untuk tidak mau sekolah

mbak, kaget dong saya, dia sampai nangis

yang bener bener kejer mbak, intinya dia

enggak mau sekolah lagi. Gimana saya

enggak bingung mbak, wong itu dia itu

udah kelas 2 SMA sebentar lagi kelas 3.

Saya tanya alasannya, tetep aja dia malah

nangis,tetep saya paksa buat sekolah, tapi

dia tetep nangis. Sampai akhirnya pas dia

udah tenang dia bercerita kalau di sekolah

dia merasa tidak cocok. Tidak cocok

bukan karena ada masalah dengan

temannya, atau ada masalah lain. Tetapi

karena dia merasa bahwa sistem sekolah,

kurikulum, dan bahasan dia dengan teman

sebayanya tidak cocok dengan dirinya.

Teman-temannya suka bergosip,

membahas trend fashion, dan membahas

percintaan hingga terlalu dalam, dan dia

tidak begitu tertarik dengan itu, materi

yang diajarkan juga telah ia kuasai semua,

sebagai contoh itu gurunya masuk dan

Page 141: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

125

Karakteristik

Homeschooling

Bakat Anak

mau memberikan materi, nah dia sudah

tahu mbak dan dia sudah menguasainya

dia jadi bosen nunggu temen-temennya

pada belajar, dia juga merasa kurang

dengan pelajaran agama yang hanya

diberikan seminggu satu kali. Jadi itulah

yang membuat dia merasa tidak cocok dan

tidak mau untuk masuk sekolah lagi. Dan

setelah itu saya berkonsultasi dengan bu

Septi, beliau pakar mbak mengenai

homeschooling. Diberilah beberapa

pilihan, untuk cut dikelas 2 dan lanjut cari

beasiswa ke luar negeri, atau cut di kelas

dua dan berkegiatan di CBE, atau mau

menyelesaikan sampai lulus dahulu baru

nanti mulai fokus pada keinginan anak.

Dan dia pilih mau homeschooling sambil

berkegiatan di CBE, setelah itu setelah

saya cari tau ilmu parenting dan mencoba

memahami keinginan anak, akhirnya saya

mantap dan tidak ada keraguan lagi

dengan homeschooling.

Jawab ibu S dengan sumringah.

Peneliti: Oh semacam itu ya buu, nah kalau

karakteristik homeschooling sendiri

menurut ibu itu apa aja bu, yang menurut

ibu beda dengan sekolah umumnya?

Responden: Homeschooling mengajarkan anak

untuk lebih bertanggung jawab akan

pilihannya sendiri mbak. Sebenernya

homeschooling itu ya natural aja sambil

ngalir sambil belajar. Dia jadi bisa belajar

banyak hal yang dari awal emang dia

sukai, jadi dia berkembang sesuai passion

dia

Peneliti: Terus bakat atau keunggulan dari diri

anak yang terlihat itu apa bu?

Dengan mata yang berbinar binar dan

senyum yang mengembang, ibu S mulai menjawab.

Responden: Kelihatan sekali mbak bedanya, ya

mungkin karena sekarang dia fokus sama

Page 142: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

126

Rencana ke

Depan

sesuatu yang lebih dia seneng dan kuasai

ya mba, itu dia bahasa Inggrisnya cas cis

cus banget sekarang, aksen dia udah

aksen Inggris, udah ga yang logat bahasa

Indonesia gitu, saya sampai merinding,

anak saya ternyata bisa sepinter itu

bahasa Inggrisnya, ibunya sendiri aja ini

saya kaya enggak percaya. Dia emang

seneng berinteraksi sama bule-bule gitu

mbak, dia suka bahasa, dia seneng kalau

ngobrol kan jadi mengasah kemampuan

bicara Inggrisnya dia. Anak saya

linguisticnya kuat, jadi sekarang dia lebih

sering berkegiatan yang bisa mendukung

kemampuannya dia mbak, Alhamdulillah

pokoknya. Pernah waktu itu dia kan

waktu berkegiatan di luar, bareng bule-

bule itu diajak ke café mbak, kan orang

luar itu suka minum-minum gitu kan, nah

anak saya ditawari itu, tapi dia

Alhamdulillahnya bisa jaga diri mbak, dia

langsung foto dan dikirim ke saya, apa-

apa dia langsung laporan, dia bilang kalau

dia bisa jaga diri, dia meyakinkan saya,

jadi saya ga khawatir lagi mbak, karena

dia berani jujur

Peneliti: Oh begitu buk, terus kalau anak yang

kedua ini rencananya apakah juga akan

homeschooling atau gimana bu?

Responden: Kalau anak yang kedua ini kan masih

kelas 6 SD ya mbak, nanti selepas ini

saya serahkan ke anak, mau ke mana dia,

nanti saya dan keluarga biar bisa

berembug dan memutuskan mau dibawa

ke mana dia.

2. Ibu BD/16

Juli 2018

Motivasi Awal

Malam itu saya mengunjungi rumah salah

satu penggerak homeschooling di Salatiga. Dan

saya mencoba awali dengan bertanya mengenai

homeschooling kepada beliau.

Peneliti: Kalau boleh tahu, pada awalnya mengapa

ibu bisa tertarik di dunia homeschooling?

Responden: Sebelum saya jawab, saya ingin tahu

Page 143: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

127

dulu dari mbak, kalau homeschooling

menurut mbak itu apa sih? Biar saya tahu

dulu, nanti kan bisa ngobrol dengan enak

dan nyambung.

Saya pun sedikit menjawab pertanyaan dari

beliau, menurut sepemahaman saya.

Peneliti: Kalau sepemahaman saya itu,

homeschooling adalah sekolah yang

berbasis di rumah bu. Jadi ya orang tua

jadi fasilitator, orang tua membersamai

anak, dan orang tu bertanggung jawab

penuh di situ.

Responden: Kalau menurut embak, anak-anak

yang ambil homeschooling itu harus anak

yang berkebutuhan khusus atau ndak sih

mbak?

Peneliti: Kalau menurut saya endak sih ya bu,

karena balik lagi itu kaya kesepakatan

antara orang tua dan anak mau

mengambil sistem pendidikan yang

seperti apa, kecocokan anak juga.

Responden: Nah kan mbak bener saya juga setuju

sama mbak, kadang yang perlu

diluruskan itu pemahaman orang-orang

tentang homeschooling. Kadang orang-

orang menilai kalau homeschooling itu

hanya untuk anak yang malas dan ngga

mau sekolah, untuk anak yang

berkebutuhan khusus, padahal engga juga

mbak. Kenapa awal saya tertarik dan

memilih homeschooling itu karena pada

awal mulanya, saya waktu itu masih cari-

cari referensi ke sekolah mana anak saya

akan lanjut, karena waktu itu kan anak

saya masih bersekolah di sekolah formal.

Tetapi saya agak merasa kurang cocok,

dan mencoba mencari alternatif lain, dan

ketemulah homeschooling karena

kebetulan saya juga ada teman yang

sudah homeschooling duluan, jadi saya

belajar banyak sama beliau. Ternyata

anak saya pun juga meminta mbak, dia

juga ingin homeschooling karena dia

Page 144: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

128

Respon

Keluarga

Karakteristik

Homeschooling

merasa cocok di situ. Anak saya ini kan

baik di seni tari, jadi saya dan keluarga

ingin mengembangkannya dan fokus di

situ, akhirnya kami sekeluarga memilih

homeschooling mbak untuk pendidikan

anak saya.

Peneliti: Dari pihak keluarga sendiri bagaimana bu

responnya ketika mengetahui pilihan ibu

ini?

Responden: Kalau dari keluarga saya, terutama ibu

saya sendiri itu beliau engga

mempermasalahkan sih mbak. Tapi

beliau cuman tanya aja, “oh sekarang

sekolah ki bisa di rumah juga to?” gitu

hahaa..

Peneliti: Hehe oh begitu, jadi keluarga ngga

masalah ya bu ya?

Responden: Iya mbak, ngga ada masalah. Karena

dari orang tua sendiri ngelihat anak saya

yang nyaman-nyaman saja, dia bahkan

enjoy ngejalaninnya. Jadi ibu saya merasa

itu pilihan yang baik.

Peneliti: Terus setelah ibu menjalani, yang ibu

ketahui tentang karakteristik atau sisi

istimewa, kelebihannya itu apa aja bu?

Responden: Seperti alasan awal saya milih

homeschooling ya mbak, pasti kan juga

ada kelebihan dari homeschooling yang

membuat saya beralih ke homeschooling.

Salah satunya ya ini mbak, ketika anak

saya memang sudah kelihatan

kecenderungannya di mana, ya sebisa

mungkin kita harus bantu dia untuk

mengembangkan apa yang dia punya dan

apa yang dia sukai. Kan kalau di sekolah

formal, anak masih harus terbagi

fokusnya untuk belajar berbagai macam

pelajaran yang sebenarnya itu tidak

terlalu mendukung dalam mencapai

tujuan akhir dia. Bukan berarti pelajaran-

pelajaran itu enggak penting lho ya

mbak, hanya saja kurang pas dengan

kecenderungan anak. Kalau di

homeschooling kan enggak mbak, kita

tahu tujuan akhir mau kemana, ya gimana

caranya kita meraih itu. Di

Page 145: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

129

Kecenderungan

atau Kelebihan

Anak

homeschooling anak jadi lebih terfokus

sama apa yang dia sukai dan

kecenderungan yang dia miliki.

Peneliti: Kalau kecenderungan yang udah mulai

kelihatan dari anak ibu itu apa bu?

Responden: Anak saya itu kan lebih dominan di

aktivitas fisik mbak, dia suka seni tari,

dia sudah kelihatan tuh dari kecil suka

sama tari. Tapi kan dia sampai kelas 6

SD di sekolah formal ya mbak, jadi

keunggulan dia itu kurang bisa

dikembangkan secara optimal. Setelah itu

mulai beralihlah ke homeschooling,dan

bakat dia semakin kelihatan. Untuk jadi

penari professional kan berarti dia harus

belajar banyak mengenai sejarah tari,

mengenai macam-macam tarian di

Indonesia, belum lagi kalau dia ingin go

international, tak dipungkiri dia butuh

menguasai bahasa asing. Ya jadi gitu

mbak, bakat dia sekarang jadi makin

kelihatan.

3. Ibu PS/17

Juli 2018

Motivasi Awal

Siang hari, di ruang tamu dengan angin

yang cukup sepoi-sepoi waktu itu, saya berbincang

dengan ibu PS yang punya pembawaan sangat

ramah. Sambil disuguhi teh dan juga camilan, saya

mulai sedikit-sedikit bertanya dengan ibu PS

mengenai anak beliau yang homeschooling.

Peneliti: Kalau boleh tahu anak ibu yang

homeschooling ada berapa bu?

Sambil menunjuk foto yang ada di buffet

ruang tamu, beliau menjawab,

Responden: Oh anak saya yang homeschooling itu

satu mbak, yang anak ke dua Zada mbak

namanya, dia udah 13 tahun. Kalau yang

pertama itu dia udah kuliah, dan yang

terahir masih kecil. Kebetulan ketiga

Page 146: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

130

anak saya laki semua hehee.. saya

dikelilingi cowok-cowok ganteng.

Peneliti: Terus awal mula anak ibu yang kedua itu

beralih ke homeschooling itu kenapa bu?

Motivasi dan alasan awalnya?

Sambil tertawa beliau menjawab,

Responden: Apa yang saya tahu dan yang saya

alami itu yang akan saya sampaikan ya

mbak, jadi kebetulan pada awalnya, saya

enggak menyekolahkan dia di

homeschooling mbak, cuman dari

pengelaman anak saya, dia itu sejak kecil

memang seneng gerak, dia emang ga bisa

diem orangnya, dia ga suka duduk lama-

lama, tapi saya masih tidak begitu paham,

saya kira juga tidak apa dengan dia

sekolah di sekolah formal. Pernah saya

konsultasikan ke psikolog anak, saya kira

anak saya itu hiperaktif karena

sepemahaman saya anak yang ga bisa

diem itu ya hiperaktif, tapi dari psikolog

anak menyampaikan bahwa ini anak

bukan tipe anak hiperaktif, tapi dia hanya

mudah bosan saja. Jadi dia tidak bisa

kalau mempelajari sesuatu atau

melakukan kegiatan rutinan yang itu-itu

saja. Dari psikolog bilang ya coba

disuruh ngasih permainan yang seru,

kaya monopoli, atau yang lainnya gitu-

gitu. Itu pernah ada cerita lucu mbak

sewaktu dia masih TK, kan kalau mau ke

sekolah ada jemputannya, tiap harinya itu

kalau dia udah denger mobil jemputan di

depan rumah, dia nangis histeris gidro-

gidro gitu mbak. Tapi anak tetap saya

sekolahkan sampai SD kelas 6 mbak,

karena saya juga belum begitu paham

dengan keinginan dan karakteristik pasti

dia, dan belum terbesit juga untuk

homeschooling, walaupun dia kalau di

sekolah ya itu kadang suka ga ikut

pelajaran, dia seneng di luar cari cari

sesuatu yang baru di lingkungan sekitar,

dia sering ngobrol sama tukang kebon,

Page 147: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

131

Karakteristik

Homeschooling

terus cari apa, ngeksplor apa. Ya waktu

itu saya masih bodoh sih ya mbak ga

mudeng sama anak saya itu tipe yang

gimana, ga tau mau dia gimana, saya

malah marah-marah terus sama dia,

karena saya kira dia itu bandel dan anak

nakal hahaaa.. adanya mung tak marahin

kamu mbok jangan nakal to leee ya

Allah. Dan sampai akhirnya setelah lulus

kelas 6, dia saya beri pilihan untuk

memilih SMP mana yang dia inginkan.

Dia enggak pernah ngasih jawaban mau

kemana, dan sampai akhirnya dia bilang,

“aku tidak mau sekolah, aku mau

homeschooling”. Waduh bingung saya,

saya ya tau mbak tentang homeschooling

tapi belum paham sampe ke akar-akar,

saya kan orang kantoran mbak waktu itu,

yaa kerja pagi pulang soree gitu terus.

Saya konsultasi tuh sama bu Septi, pakar

homeschooling itu. Bu Septi juga bilang,

ibu ini berarti anak memang harus

homeschooling bu. Duh saya geblak-

geblak meja itu bingung soalnya

aahahaha.. Tapi disitulah yaudah saya

mulai menimbang-nimbang demi

kebaikan anak, saya akhirnya resign dari

pekerjaan dan Bismillahsaya mulai

membersamai anak untuk

homeschooling.

Peneliti: Terus kalau sejauh ini ibu rasakan, apa

saja sih bu karakteristik dari

homeschooling itu sendiri, yang

membedakan dia dari sekolah formal

umumnya?

Responden: Wah banayak mbaak.. dengan

homeschooling ini Zada mulai

menghadirkan hal-hal yang baru untuk

saya, wow ternyata begini to mendidik

anak, wow ternyata dunia pendidikan itu

luas sekali, ooh ternyata pilihan

pendidikan itu banyak, oh ternyata

sekolah itu tidak harus formal, wah saya

jadi tau banyak sekali hal. Dia juga jadi

bisa mempunyai waktu yang lebih

banyak seperti sekolah yang tidak ada

Page 148: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

132

Kecenderungan

/Kelebihan

Anak

batasan, sejauh ini dia happy. Dia ngga

pernah nyesel juga akan pilihannya. Pada

dasarnya kan orang tua itu wajibnya

mendidik, membiayayai, dan mendoakan,

setelahnya itu semua adalah rahasia

Allah. Homeschooling itu adalah sekolah

kehidupan mbak, dari bangun tidur

sampai dia tidur lagi itulah sekolah. Dia

jadi bisa mengembangkan fitrah yang

dimilikinya, dia jadi bisa menemukan oh

siapakah saya? Apa sih bakat saya? Saya

harus bagaimana? Dan apa yang bisa

saya berikan untuk orang lain? Seperti itu

mbak, ya itulah kaya sisi positif dan

karakteristik dari homeschooling itu

sendiri.

Peneliti: Sisi dari Zada yang paling kelihatan

sebelum dia homeschooling dan setelah

homeschooling menurut ibu itu apa aja

bu?

Responden: Zada jadi lebih kelihatan mbak sisi

penyayangnya kalau saya lihat sejauh ini.

Kecerdasan yang dia punya itu dia tipe

kinestetik, naturalis juga. Dia engga

begitu bagus kalau disuruh membaca atau

menulis, yang lama-lama gitu, dia kan

cepet bosan, tapi kemampuan menghafal

dia tentang sesuatu, terus kalau itu

berhubungan dengan aktifitas fisik,, duh..

itu anak cespleng mbak. Jadi ya waktu

sekolah dulu, dia itu ngga punya catetan,

engga punya buku, kerjaannya main aja,

hahaa.. tapi kok ya anehnya anaknya

kalau pas tes gitu ya paham, dia mudeng

walaupun engga pernah nyatet. Yaa

setelah dia sekarang homeschooling jadi

lebih kebentuk mbak. Dia seneng

ngobservasi-ngobservasi hal-hal yang

baru gitu, ngobservasi belut. bawa belut

ke rumah, seneng ngekplor gitu-gitu

mbak. Dan satu lagi yang paling saya

lihat perbedaannya Zada, dia jadi jauh

lebih bahagia dari sebelumnya, dia jadi

nemu dia yang sesungguhnya, itu mbak

yang saya syukuri sekarang ini.

Peneliti: Terus kalau ibu sendiri pernah ngga bu

Page 149: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

133

Rencana ke

Depan

nawarin anak buat sekolah lagi, atau

gimana gitu?

Responden: Duhh haha tetep mbak, saya coba-coba

gitu, tiap anak-anak lain pada kenaikan

kelas saya tawarin tuh, eh mau sekolah

nggaak? ini ajaran baru lho. tapi jawaban

dia tetap satu, NOOOOOO haha...

yaudah berarti ini anak kan emang udah

nyaman mbak, kalau udah nyaman kan

jadi enak mau belajar apa-apa aja jadi

nyambung.

4. Ibu SA/18

Juli 2018

Motivasi Awal

Waktu itu, siang hari sehabis dzuhur. saya

mengunjungi rumah salah satu praktisi

homeschooling yang bertempat di Salatiga. Saya

pun dipersilahkan duduk oleh ibu tersebut, dan

sambil duduk, beliau memperkenalkan anaknya

yang bernama Oza. Oza yang masih anak-anak tak

sungkan untuk menawarkan minum kepada saya

dan teman saya waktu itu, saya sempat kagum dan

kaget melihat anak di umur yang sangat belia bisa

sangat santun dan berinisiatif membuatkan minum

untuk tamu yang berkunjung ke rumah. Saya pun

bertanya pada ibu SA,

Peneliti: Ibu, itu kok anaknya umur segitu udah

pinter banget, santun begitu bu.

Responden: Hehe, iya mbak dia memang gitu

anaknya, seneng melayani, dan perhatian

gitu.

Peneliti: Alhamdulillah ya bu ya, itu anak ibu yang

homeschooling ya bu?

Responden: Iya mbak, itu anak saya yang

homeschooling.

Peneliti: Terus itu ibu pada awalnya gimana bu,

kok bisa memilih homeschooling untuk

Page 150: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

134

anak ibu?

Responden: Oza pernah sekolah satu semester

mbak di sekolah negeri. Tapi dia lebih

seneng kalau mamanya yang ngajarin dia

kalau pas di rumah, kadang setelah pulang

sekolah itu biasanya saya buatin media,

soalnya anaknya emang lebih paham kalau

sambil bermain. Anaknya itu paham

banget kalau itu saya mbak yang

menjelaskan. Kan kalau di sekolah ngga

mungkin kan mbak kalau gurunya itu

ndampingin satu-satu dan bikin atau

jelasin media satu satu ke anak. Dan dia di

sekolah itu ada kejadian, Mmmm .. kan

dia itu tipe anak yang kalau ada aturan

begitu ya jadi harus gitu mbak, taat aturan

lah anaknya itu. Udah dikasih tahu bu

guru kalau upacara kan harus diam, ngga

boleh bicara atau ngobrol sama temen.

Nah dia itu ya nurut, saklek, tapi kan

namanya anak, kadang ada ya mbak yang

tetep ngajak ngobrol gutu-gitu, dan si Oza

ini selalu nasehatin temennya suruh diem.

Sampainya di rumah itu dia cerita, dia

bingung kok temen-temennya pada gitu.

Kadang kalau di suruh buang sampah ke

tempat sampahpun, anak-anak yang

lainnya pada buang asal. Dan anak saya

itu suka mungutin sampah, dia masukin ke

tempat sampah. Jadi temen-temennya tuh

suka mandang aneh dia mbak, padahal kan

dia ngelakuin itu karena mau taat aturan

aja, terus lama-lama dia mulai engga

nyaman. Dan ngepasi itu di sekolahnya,

dia dapet guru yang galak mbak. Ya

walaupun sebenernya ibu gurunya galak

bukan ke Oza, karena anaknya itu

Alhamdulillah paham dan tertib, tapi dia

sering lihat gurunya itu marah ke

temennya. Nah disitulah kaya Oza jadi

tambah terobsesi untuk jadi perfeksionis

supaya engga salah di depan gurunya.

Setiap malem itu kadang dia pas tidur

nangis, terus ngigau dari jam 10 malem

sampai jam 1, suka teriak teriak sendiri

jadi kaya ketakutan gitu lo mbak. Terus

Page 151: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

135

Karakteristik

Homeschooling

Kelebihan/

Kecenderungan

Anak

abis itu saya suruh buat engga sekolah

seminggu kira kira, karena dia engga

kunjung membaik juga, masih sering gitu.

Ada wacana saya suruh pindah ke sekolah

lain dia tetap ndak mau. Sampai anak

bilang kalau dia ingin belajar sama saya

saja, akhirnya ya saya memilih untuk

homeschooling seperti sekarang ini mbak

sebagai solusi.

Peneliti: Terus kalau sejauh ini yang ibu tahu

tentang karakteristik homeschooling itu

apa saja bu? Setelah ibu menjalaninya

sendiri.

Responden: Banyak yang bisa dia eksplor mbak

jadinya. Anak jadi bisa mengenal banyak

kegiatan, karena dia masih di bawah 10

tahun jadi dia boleh untuk mengenal

banyak hal dulu biar nanti 10 tahun ke atas

dia bisa bener bener ngembangin bakat

dan minat yang dia punya. Selain itu

homeschooling lebih kaya mengasah life

skill mbak, jadi fitrah anak bisa

dikembangin dengan baik. Karena setiap

anak kan punya fitrah sendiri ya mbak,

jadi biar tetap murni gitu lho engga

kecampur-campur dengan sesuatu yang

bikin dia bingung, sampai memang bekal

dia udah cukup.

Peneliti: Kalau kelebihan yang anak miliki atau

kecenderungan yang dia sukai itu apa bu?

Responden: Sejauh ini yang saya lihat, Oza itu suka

melayani mbak, dia care sama orang, rasa

kasih sayang dia itu besar. Jadi ketika dia

sekarang homeschooling, sisi positifnya

dia itu lebih keluar. Selain itu, Oza itu

paling suka beternak dan bercocok tanam.

Dia punya banyak tanaman mbak di kebun

kecil belakang rumah. Kalau dia nemu biji

apa gitu, dia penasaran terus dia tanem di

tanah. Ehh.. ternyata tumbuh jug mbak

haha. Dia juga punya kandang ayam

sendiri, di kandang ayamnya ditulisi “Oza

belajar beternak”. Jadi dia ya yang urus

sendiri tentang makannya, bersihin

kandangnya. Bahkan pakan ayamnya pun

dia beli sendiri dari uang saku dia. Dia

Page 152: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

136

ngamati waktu ayam itu bertelr, sampai

dia itu nangis mbak waktu ayamnya mati

karena keselek. Hehe… Nah jadi keliatan

betul sebelum dia homeschooling dan

sekarang homeschooling, Oza jadi bisa

mengeksplor banyak banget tentang

sesuatu yang belum tentu bisa dia dapetin

di sekolah formal pada umumnya. Kadang

saya juga berfikir, oiyaa ternyata

lingkungan itu ngasih pembelajaran yang

sangat banyak ke dia. Dia kan suka

beternak ya mbak, itu tetangga kana da

yang punya ternak lele, itu dia ke sana

mbak, sendirian gitu tanya-tanya, terus

ada yang bercocok tanam tentang apa, dia

pengen tahu, akhirnya kesana lah dia, cari

tahu. Jadi ya gitu mbak, dia sering

mengeksplor dan dia adaptasi dengan

lingkungan, dan komunikasi dengan antar

usia itu baik. Selain itu, Alhamdulillah nya

dia itu anak yang nurut mbak, anak yang

sudah tahu tentang kewajiban seorang

muslim itu seperti apa,dan bagaimana. Dia

sholat full mbak, dan puasa dia di

Romadhon juga udah ga ada bolong.

Alhamdulillah pokoknya mbak.

5. Ibu AK/21

Juli 2018

Motivasi Awal

Di siang hari, di ruang tengah, ibu AK

mempersilahkan saya duduk, tak lama kemudian

beliau ke belakang dan membawakan minuman

untuk saya. Sambil saya minum, saya diberikan

juga beberapa camilan untuk dimakan. Beberapa

saat saya ngobrol-ngobrol kecil dengan beliau.

Sampai akhirnya saya pun bertanya mengenai

homeschooling dengan beliau.

Peneliti: Awal mulanya bagaimana ceritanya ibu

bisa memilih homeschooling untuk anak

bu?

Responden: Awalnya karena kebutuhan anak sih

Page 153: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

137

Karakteristik

Homeschooling

mbak, karena awalnya pas TK itu anak

sudah menunjukkan gejala-gejala dia

enggak mau sekolah yang duduk manis

gitu. Tapi ya sudah karena saya kira anak

masih kecil dan saya juga belum ada

kepikiran untuk homeschooling, jadi anak

tetap saya paksa untuk sekolah. Sampai

waktu SD itu dia sudah makin keliatan

kalau dia tidak nyaman dengan sekolah.

Dia sering tidak ikut pelajaran, ya dia ikut

kalau pas dia suka, kalau emang engga

mau dia engga ikut.. Dulu kan dia sekolah

sistem full day school, jadi kadang pulang

sampai sore itu dia tidak ikut pelajaran

sama sekali, dia lebih memilih untuk

bermain bola dan seharian di aula

ketimbang ikut pelajaran. Sampai ahirnya

waktu dia kelas 3 itu dia minta untuk tidak

sekolah lagi, dia mau belaajar di rumah

saja sama mama katanya. Jujur saya

bingung waktu itu, saya sempat agak lama

untuk bisa memutuskan iya atau tidak

untuk saya jalankan homeschooling mbak.

Saya diskusi sama bapaknya, dan bapak

juga ahirnya mengiyakan untuk memilih

yang terbaik untuk anak. Saya juga

berfikir, saya timbang-timbang lagi mbak,

daripada anak seperti itu terus, dia tidak

nyaman dan malah bolos setiap hari kan

agak kasian juga ya, waktu dia jadi

terbuang sia-sia. Ahirnya dengan

Bismillah saya berani untuk membersamai

anak homeschooling.

Peneliti: Terus kalau karakteristik dari

homeschooling sejauh ibu ketahui dari

pengalaman ibu selama ini apa bu?

Responden: Lebih mudah untuk mengontrol anak

sih mbak, kita jadi tahu apa-apa saja yang

dimiliki anak, bisa kita kembangkan.

Terus enaknya juga kita bisa belajar

bareng, saya jadi tahu banyak hal karena

mau tidak mau ketika saya dan suami

memutuskan untuk homeschooling tentu

saja intensitas saya bertemu dengan anak

dan membersamainya juga lebih tinggi

dan dominan. Jadi saya juga harus terus

Page 154: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

138

Pembagian

Waktu dalam

Membersamai

Anak

Respon

Keluarga

Kelebihan/

Kecenderungan

Anak

belajar dan mengasah ilmu saya, supaya

nantinya dapat memfasilitasi anak dengan

baik.

Peneliti: Oh begitu bu, terus ibu dalam membagi

waktu untuk memfasilitsasi anak itu

bagaimana bu?

Responden: Kebetulan saya ibu rumah tangga

murni mbak hehee.. Jadi tidak begitu jadi

masalah untuk saya, kalau untuk

memfasilitasi anak. Saya di sini istilahnya

juga belajar bareng dengan anak. Jadi saya

kalau masalah waktu untuk dia InsyaAllah

saya bisa memberikan waktu penuh. Tapi

kalau suami saya kan engga bisa seintens

saya mbak, karena beliau harus bekerja.

Peneliti: Dari keluarga sendiri ada pertentangan

atau tidak bu?

Responden: Jelas mbak kalau itu hehee.. Sampai

dulu itu bener-bener seluruh keluarga

kumpul di sini, saya dan suami bener-

bener kaya disidang. Saya ditanya-tanyai

kenapa, sempet juga dikira tidak ada

biaya. Tapi saya akhirnya menjelaskan,

dan orang tua saya dengan keluarga bisa

menerima, mereka bisa ikhlas itu ya

setelah mereka tahu dari anak saya sendiri

kalau anak saya bahagia dan nyaman

dengan homeschooling.

Peneliti: Kalau dari anak bu, anak ibu sudah mulai

kelihatan atau belum bu perihal

kecenderungan dia akan sesuatu, atau

bakat dia?

Responden: Aksa, sebelum dan sesudah mengikuti

homeschooling itu sudah mulai keliatan

bedanya sih mbak. Dia kalau saya lihat

sekarang auranya sudah beda. Dia jadi

lebih bahagia dibandingkan dulu. Itu mbak

yang saya pribadi juga senang melihatnya.

Disamping itu, Aksa ini kan tipikal anak

yang mudah bosan kalau melakukan

aktivitas yang itu itu saja, padahal kan

kalau dia di sekolah formal biasa itu juga

membatasi dia untuk bergerak kan mbak,

jadi ketika dia homeschooling seperti

sekarang ini, dia jadi bisa belajar dengan

caranya dia dan pastinya dia nyaman.

Page 155: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

139

Aksa kan ini selain hobi membaca, dia kan

seneng belajar jadi programmer-

programmer gitu kan mbak, jadi kalau dia

homeschooling gini kan dia jadi bisa

memaksimalkan hobi dia dan ngembangin

bakat yang dia miliki.

6. Ibu AH/23

Juli 2018

Motivasi Awal

Sambil menunggu ibu AH yang sedang

menunaikan sholat duhur, di situ saya disambut

oleh anak ibu AH yang sangat ramah sekali. Saya

dipersilahkan masuk dan disiapkan tempat duduk.

Cukup sumringah saya melihat anak lelaki

tersebut. Tak lama kemudian ibu AH datang dan

membawa minuman untuk saya dan rekan saya.

Sambil saya minum, saya pun menjelaskan niat

saya untuk sedikit wawancara dengan beliau.

Kemudian beliau pun bertanya,

Responden: Mbak Ina sendiri memahami

homeschooling iytu seperti apa mbak?

Peneliti: Sejauh yang saya tau sekolah yang

berbasis di rumah bu, orang tua fasilitator

utamanya.

Responden: Iya mbak, jadi homeschooling itu yang

sekolah di rumah, sekolah kehidupan,

sekolah yang tanpa batasan. Eh sebentar

ya mbak, saya itu punya bayi hehe.. saya

ambil dulu sebentar.

Sambil menggendong bayi yang baru

berumur 3 bulan, beliau pun meneruskan

ucapannya,

Sebenernya kenapa saya memilih

homeschooling itu bukan gimana-gimana

ya mbak, sebenarnya mau orang tua itu

Page 156: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

140

Karakteristik

Homeschooling

menyekolahkan anak di sekolah formal

atau memilih homeschooling itu sama aja

mbak sama baiknya, tinggal kecocokan

keluarga itu sendiri dengan konsep dari

masing masing pilihan tadi mbak, dan

kebetulan saya lebih cocok di konsep

homeschooling. Saya kurang begitu cocok

dengan konsep penyeragaman yang ada di

sekolah mbak, konsep penyama rataan

kemampuan anak. Padahal setiap anak itu

berbeda lho mbak, dan secara enggak

langsung, di sini anak jadi kaya di drilling,

semua harus tetap mengejar ketertinggalan

demi nilai supaya tidak tinggal kelas.

Walaupun di sini saya sih santai ya mbak,

tidak memaksa anak di luar

kemampuannya, tapi kan anak saya di situ

sekolah mbak, jadi mau engga mau ya

saya harus bantu ngear ketertinggalan

anak saya, yang awalnya saya ngga mau

maksa dia kan juga jadi saya paksa, lha

mau gimana lagi kalau patokannya nilai

kan ya mau gamau saya harus ngikut

mbak, karena nanti anak saya bisa-bisa

tinggal kelas dong. Yang saya merasa

bertolak belakang sama hati kecil saya ya

itu mbak, saya ingin memutus mata rantai

itu. Dan anak saya yang pertama itu

kinestetik banget, jadi saya dan suami

memutuskan untuk cut dari sekolah formal

ketika dia kelas satu, dan beralih ke

homeschooling. Begitupun dengan anak

kedua saya yang dia lebih condong ke

auditory dan dia tipe anak observer. Jadi

setelah kami menjalaninya, saya dan

keluarga sudah menemukan kecocokan

dengan homeschooling sampai sekarang,

seperti itu mbak.

Peneliti: Oh begitu ya bu, dan anak sejauh ini

bagaimana bu?

Responden: Anak sejauh ini menikmati mbak, dia

enjoy tanpa ada masalah lah sejauh ini

mbak.

Peneliti: Terus kalau yang ibu rasakan dari

pengalaman ibu, karakteristik

homeschooling itu sendiri apa bu?

Page 157: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

141

Pembagian

Waktu dalam

Membersamai

Anak

Kelebihan/

Kecenderungan

Anak

Keistimewaan atau sisi positifnya?

Responden: Anak bisa belajar di manapun dan

kapanpun mbak, tidak hanya textbook.

Sebagai contoh nih, anak tersebut dari

keluarga treveller, yasudah mereka

belajarnya ya dengan cara travelling,

belajar dari penduduk lokal, belajar cara

beradaptasi, belajar bahasa baru, dan

belajar yang tidak selalu berpusat pada

buku. Contoh juga keluarga homeschooler

itu dari keluarga petani, ya mereka

belajarnya dari situ. Jadi fleksibel gitu loh

mbak, menyesuaikan kebutuhan dan

kondisi juga. Kaya kemarin anak saya,

saya ajak ke pasar dan ke kantor pos.

Anak sangat antusias sekali mbak, dia

bertanya apa saja ketika dia di pasar, dia

juga belajar cara mengirim surat, jadi

secara tidak langsung dia juga belajar

untuk berinteraksi dengan orang-orang

yang asing bagi dia. Istilahnya belajarnya

tidak terbatas lah mbak, dia jadi bisa

terfokus dengan hal-hal yang memang dia

sukai.

Peneliti: Kalau perihal membagi waktu untuk

membersamai anak itu gimana bu, kalau

semisal ibu ada acara yang mengharuskan

ibu ke luar kota?

Responden: Ya kembali lagi mbak, karena di sini

orang tua bertanggung jawab penuh, orang

tua jadi fasilitator, jadi ya kegiatan saya

itu kegiatan dia, kegiatan dia juga kegiatan

saya.

Peneliti: Bakat atau kecenderungan anak yang

sudah mulai terlihat apa saja bu kalau

boleh tau?

Responden: Anak saya yang pertama itu kan

kinestetik banget ya mbak, jadi ketika dia

homeschooling seperti sekarang ini, bakat

dia jadi mulai kebentuk. Dia kan minat di

kegiatan fisik, kegiatan kegiatan outdoor,

sama teknologigitu, contohnya olahraga,

fotografi, seni, dia juga suka editing-

editing video, programmer, gitu-gitu

mbak. Kalau anak saya yang kedua itu kan

tipe anak auditory, dia baik dalam

Page 158: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

142

mendengarkan, dia baik dalam mengingat,

dan dia itu observer mbak. Jadi dia seneng

mencari tahu sesuatu yang baru, kadang

dia udah cari tahu sesuatu terus ditanyain

sama bundanya padahal sebelumnya saya

belum pernah mengajari.

Peneliti: Ibu kan masuk dalam komunitas CBE ya

bu dan saya dengar ibu sebagai ketuanya,

nanti kan di skripsi saya tetap saya

cantumkan gambaran umum tentang

komunitas ini, nah apakah ada database

atau informasi-informasi mengenai

komunitas ini bu yang sekiranya bisa saya

minta?

Responden: Hmm begini mbak, komunitas kami ini

kan terhitung masih baru, jadi untuk

gambaran umum komunitas ini yang kaya

data-data gitu kita belum ada, kita masih

cair aja masih ngalir aja, ya karena tadi

juga mbak kita non formal. Yang penting

kita punya value yang sama, kita sepakat

punya visi-misi yang sama, yaitu berbagi

dan melayani.

7. Ibu FS/24

Juli 2018

Motivasi Awal

Saya mengunjungi tempat berjualan suami

ibu FS, yang buka mulai sore hingga malam.

Kadang ibu FS menemani berjualan, kadang tidak,

dan kebetulan waktu itu, beliau sedang menemani

suaminya bersama dengan kedua anaknya. Saya

dipersilahkan duduk dan diberikan minuman.

Sembari menikmati angin yang sepoi-sepoi, saya

pun menjelaskan maksud kedatangan saya, dan

kami pun mulai berbincang,

Peneliti: Ini ibu setiap hari di sini bu?

Responden: Oh engga mbak, ini kan kebetulan saya

dan anak-anak free, anak-anak juga

pengen ke sini , yaudah kita semua ke sini

deh, paling nanti sampai jam berapa doing

Page 159: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

143

Karakteristik

Homeschooling

mbak.

Peneliti: Anak ibu yang homeschooling ada berapa

bu?

Responden: Masih satu mbak, yang pertama. Yang

kedua masih kecil soalnya, tapi nanti dia

tetep homeschooling, saya perkenalkan

dan saya tawari dulu tentu saja mbak.

Peneliti: Terus kalau boleh tau, awal mula ibu

memilih homeschooling itu kenapa bu?

Responden: Pada dasarnya karena di awal sudah

merasa cocok sih mbak, karena kembali

lagi semua tergantung kecocokan

masing-masing keluarga, dan keluarga

saya cocok dengan homeschooling.

Selain itu ada hal-hal yang saya dan

keluarga ingin hindari, yaitu salah

satunya ya ketika anak belajar bukan

karena dia ingin belajar, tapi hanya

karena mengejar nilai dan mengikuti rata-

rata nilai kelas supaya dia tidak

ketinggalan. Saya benar-benar ingin

fokus dengan masa kecilnya dia, supaya

dia engga terkontaminasi macem-macem

mbak. Anak itu kalau masih umur segini

masih mudah sekali untuk ditanamkan

nilai-nilai agama, nilai-nilai kehidupan

yang baik. Jadi saya bener-bener mau

pegang dia mbak. Anak juga nyaman dan

enjoy.

Peneliti: Untuk perihal ngaji anak gitu-gitu ibu

sendiri yang handle atau ngaji di TPA

bu?

Responden: Alhamdulillah saya sendiri mbak yang

pegang.

Peneliti: Terus kalau karakteristik dari

homeschooling yang ibu ketahui sejauh

pengalaman ibu selama ini itu apa saja

bu?

Responden: Saya lebih terfokus ya ketika saya

ingin menanamkan visi misi dan nilai-

nilai keluarga kepada anak. Karena punya

anak itu kan ibarat buku dan tulisan ya

mbak, akan lebih mudah menulis

daripada menghapusnya, dan saya ingin

anak saya nanti ditulis dengan baik. Jadi

ketika di homeschooling itu saya lebih

Page 160: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

144

Kelebihan/

Kecenderungan

Anak

bisa memantau anak dan terfokus dalam

mendidik anak mbak dan menanamkan

nilai-nilai keluarga, dan juga pendidikan

pendidikan lainnya.

Peneliti: Kalau kelebihan atau kecenderungan dari

diri anak yang sudah mulai terlihat itu

apa saja bu?

Responden: Kalau saya melihat kecenderungan dia,

dia itu dia suka aktivitas fisik. Selain itu

dia juga suka membaca mbak, di

umurnya dia yang sekarang, dia sudah

aktif membaca, sering dia ke perpus

daerah lama-lama buat membaca. Kita

kan di rumah ada jadwal gitu ya mbak,

nah dia itu Alhamdulillahnya sudah

mengerti tentang tanggung jawab, itu

yang saya ingin tanamkan ke anak mbak.

Tapi karena di sini saya dan suami

berdagang ya mbak, ya saya dan suami

juga mengenalkan dunia dagang ke anak,

dia sering bantu-bantu, dan dia juga

tertarik ke arah sini. Ya intinya saya ingin

kenalkan hal-hal baik untuk dia, biarkan

dia mengeksplor apa yang memang dia

sukai selagi itu baik untuk dia.

8. Ibu E/27 Juli

2018

Motivasi Awal

Pada siang hari tepatnya sehabis dzuhur,

saya mengunjungi rumah salah satu keluarga

homeschooler, sosok ibu yang berjilbab panjang

dan berwajah teduh tersebut membukakan pintu

dan mempersilahkan saya untuk masuk. Sambil

duduk lesehan di ruang tengah beliau, saya

mencoba mengawali pembicaraan,

Peneliti: Jadi begini bu, saya kemarin kan juga

sudah menemui beberapa ibu lainnya dan

ngobrol sedikit mengenai homeschooling,

dan saya kemarin diberikan informasi

kalau ibu juga mengambil homeschooling

untuk anak, kalau saya boleh tau itu bu,

awal mula mengapa ibu bisa memilih

Page 161: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

145

homeschooling itu mengapa ya bu?

Dengan ramah, ibu E mulai bercerita pada

awal mulanya mengapa ia memilih untuk

homeschooling,

Responden: Dulu itu awalnya saya kerja, di

perusahaan BUMN mbak, dan banyak

temen-temen kerja saya waktu itu yang

meninggal muda. Ada suami istri yang

meninggal karena perjalanan padahal

anaknya 2 masih kecil semua. Dan saya

waktu masih di perusahaan itu, saya itu

jarang sekali ada waktu untuk anak,

karena kan saya kerja sampai sore bahkan

sampai malem. Terus kan balik lagi

memang bener, kalau sebaik-baik

pengingat adalah kematian. Duh, kalau

seandainya saya mati besok terus apa

yang mau ditanya, bahkan kewajiban

saya untuk mendidik anak pun masih

sedikit saya lakukan. Saya akhirnya

mencari rujukan-rujukan, banyak

membaca buku tentang wanita-wanita

yang masuk surga, seperti Fatimah,

Khadijah, terus baca-baca tentang ibunda

para ulama. Dan saya akhirnya paham,

kalau mencari nafkah itu engga wajib

untuk saya, saya itu tugasnya ya

mendidik anak, merawat keluarga.

Istilahnya kalau kau ingin bermanfaat

untuk orang lain, jagalah keluargamu

terlebih dahulu, gitu. Dan di sini saya

dikasih amanah 2 anak, jadi saya ya harus

menjaga mereka. Saya engga mau mbak,

kalau saya bekerja terus saya mati saya

dintanyai apa saja yang sudah kamu

berikan pada anakmu. Saya takut sekali.

Terus setelah 5 tahun saya bekerja, hati

saya semakin berontak, tapi Allah

akhirnya membukakan jalan, mantaplah

saya untuk keluar. Saya keluar itu posisi

tidak megang apa-apa mbak, saya bener-

bener di rumah saja, saya engga jualan,

Page 162: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

146

Respon

saya engga berbisnis apa-apa. Tapi ya

balik lagi kewajiban utama saya itu

mendidik anak, jadi saya Bismillahaja.

Dan kebetulan anak saya itu aktif banget

bertanya, dia sering banget Tanya-tanya

tentang sesuatu, “mah kenapa kok bulan

begini, maah kenapa kok matahari

begini” dan saya ingin bisa menjawabnya

dengan baik, saya ingin anak saya

mendapat jawaban dari Al-Qur‟an

terlebih dahulu, tentang bagaimana

penciptaan bumi, tentang bagaimana

matahari dan bulan dijelaskan dalam Al-

Qur‟an. Supaya dia nantinya ketika

dewasa sudah terbiasa untuk membuka

Al-Qur‟an terlebih dahulu dibanding

yang lainnya mbak, jadi kalau dia

bertanya gitu yaa kita bukakan Al-

Qur‟an, saya bacakan dan saya tunjukkan

ke anak. Sedangkan saya tidak tau kalau

saya memasukkan dia ke Sekolah,

gurunya bisa dipastikan seperti itu juga

atau tidak mbak. Karena ya itu tadi mbak,

dia itu banyak bertanya, jadi saya ingin

memastikan dapat memberikan jawaban

yang baik untuk dia.

Peneliti: Jadi itulah mengapa ibu pada akhirnya

memilih homeschooling ?

Responden: Iya mbak, saya memilih untuk

homeschooling itu yaa semenjak saya

resign dari perusahaan. Jadi kira-kira 2

tahun ini. Dan kebetulan papanya anak-

anak itu kan kerjanya berpindah-pindah ya

mbak, ke tempat satu ke tempat lainnya.

Jadi akan memudahkan kita dan juga

anak-anak kalau kita mengambil

homeschooling mbak. Karena kalau kita

pake sekolah formalpun, anak-anak pasti

juga akan belajar beradaptasi dengan

teman-teman baru lagi, lingkungan yang

baru lagi, dan kurikulum sekolah yang

berbeda.

Peneliti: Kalau dari pihak keluarga sendiri bu,

apakah memang sudah ada basic

homeschooling, atau malah menuai pro

dan kontra dari keluarga?

Page 163: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

147

Keluarga

Karakteristik/

Keunggulan

Homeschooling

Responden: Yaa kalau dari keluarga pada awalnya

tetap kontra mbak. Apalagi ibu saya waktu

itu dikiranya saya engga punya biaya,

sampai mau dibiayai ibu saya. Tapi saya

kasih pengertian terus, dan sampai

akhirnya keluarga sekarang sudah ridho.

Peneliti: Terus kalau selama 2 tahun ini yang ibu

rasakan tentang keunggulan

homeschooling itu sendiri apa saja bu?

Beliau berfikir sesaat dan sambil terbatuk

beliau menjawab,

Responden: Saya itu jadi lebih bisa mengontrol dia,

apa saja yang dia lakukan dengan

temannya, apa saja kegiatan dia sehari-

hari. Dan kalau di sekolah, saya engga

bisa. Terus walau dia di rumah, dia itu

jarang sekali nonton televisi, gadget juga

dia jarang sekali pegang. Ada sebenernya

tv di rumah, tapi ya cuman tergantung

saja.

Jawab ibu E sambil tertawa.

Peneliti: Jadi dia bener-bener engga tergantung

sama tv dan gadget ya bu?

Responden: Iya mbak, dan jadinya anak itu punya

empati yang lebih tinggi, lebih peduli dengan

lingkungan, dan juga orang-orang di sekitar dia.

Beda kalau dia punya gadget, dia pasti ngga akan

peduli dengan sekitar. Tapi beda kalau dia ngga

pegang gadget mbak, dia jadi keluar rumah, jalan-

jalan, ketemu orang tua, dia akan banyak nanya.

Kaya kalau saya ajak dia ke toserba, dia nanya-

nanya sama mbak-mbak pegawainya, dia berani

ngomong sama orang lain, sama orang yang lebih

tua dari dia. Pernah waktu itu lagi jalan kemana ya,

ada mbak-mbak beliin nenek-nenek kue putu. Saya

kira kan anak-anak ga merhatiin ya mbak, ternyata

sampainya di rumah si kakaknya ini bilng “maa,

maa itu kok tadi mbak-mbaknya baik banget ya

beliin nenek tadi kue putu”. Naah dapet satu

pelajaran lagi kalau anak jadi lebih aware sama

lingkungan. Jadi kalau ambil homeschooling itu

Page 164: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

148

Kecenderungan

Anak

mau gimanapun juga motivasi orang tua harus kuat,

karena di sini orang tua yang jadi guru, kita ditiru,

mau ngga mau ya kita juga harus banyak belajar.

Peneliti: Nama anak ibu siapa bu kalau boleh tahu?

Responden: Cicu mbak, nama panggilannya Cicu.

Jawab ibu E sambil tertawa.

Peneliti: Kalau cicu sendiri itu udah kelihatan

belum bu bakat dia di mana,

kecenderungan dia gimana, atau dia lebih

suka ke arah mana?

Responden: Anak saya itu seneng banget bicara, dia

seneng membaca, ya tapi itu tadi emang

itu kan kalau saya tanya ke psikolog, umur

segini itu, umur 7 tahun gini masih diberi

macem-macem hal-hal yang baik, jadi kita

filter dan kasih hal-hal yang baik. Apalagi

masih kecil, kita tanamkan nilai-nilai

agama itu mudah sekali mbak. Dia

Alhamdulillah sholat 5 waktunya udah

jalan dengan kesadaran sendiri, dia pernah

nangis itu mbak gara-gara sholatnya telat,

saya lupa dia ketiduran atau gimana waktu

itu, dan ngepasi adeknya itu lagi sakit dan

rewel-rewelnya. Sampai dia waktu itu

pernah waktu TK, dia pernah sekolah TK

mbak, dan pas wisuda itu kan tiap anak

disuruh menyampaikan apa cita-citanya,

yang lainnya pengen jadi pilot, pengen

jadi tentara, atau apa, dan waktu itu hanya

anak saya sendiri yang dengan bangganya

bilang kalau dia pengen jadi penghafal Al-

Qur‟an. Saya terenyuh itu mbak, dan saya

jadi kepikiran untuk megang sendiri

pendidikan anak saya. Ada sebenernya

kan mbak, lembaga belajar buat anak-anak

penghafal Al-Qur‟an, tapi saya tetep

pengen megang sendiri mbak, saya kadang

mikir oiyaa saya itu diberi otak sama

Allah, diberi ilmu, kenapa ga saya

gunakan untuk mendidik anak saya,

otomatis itu juga jadi ladang pahala juga

untuk saya. Kalau seandainya pun besok

meninggal, saya tidak mau ada penyesalan

gitu aja sih mbak.

Page 165: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

149

Saya pun sempat menanyai dengan anak ibu

E yang sedang di situ mengenai hafalan dan

kenyamanan dia di rumah. Waktu itu dia sedang

baca buku, saya tanya lah bagaimana hafalannya

dan bagaimana sehari-hari dia. Dia bilang “aku

suka baca buku, baca Al-Qur‟an, sama menghafal

surat-surat Al-Qur‟an.”Dan Ibu E juga

menuturkan bahwa anaknya sudah punya

kesadaran sendiri untuk membaca buku, menghafal

Al-Qur‟an, dan dia nyaman dengan

homeschooling.

9. Ibu IA/28

Juli 2018

Motivasi Awal

Peneliti: Saya kemarin kan sudah mewawancarai

beberapa orang tua yang juga praktisi

homeschooling ya bu tentang motivasi

awal mengapa mereka memilih

homeschooling. Ada yang memang dari

awal memilih homeschooling, ada juga

yang karena anak mereka yang meminta.

Nah kalau dari ibu sendiri mengapa bisa

memilih homeschooling sebagai sarana

pendidikan anak ibu?

Responden: Motivasi awal itu, Alhamdulillah

Allah baru kasih amanah satu anak,

namanya Naila bisa dipanggil Aila juga.

Karena empat tahun pernikhan kami baru

diberi amanah, rentang waktu itu saya

buat untuk menambah ilmu parenting.

Dari internet dan dari info-info lainnya.

Karena dulu saya merasakan sendiri kalau

pas sekolah itu lebih suka kalau pas

kegiatan OSIS, pramuka, drumband,

paski, dll. Makanya saya itu bayangin

kalau punya anak mau tak coba dengan

belajar tanpa sekolah. Apalagi kalau

Page 166: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

150

Karakteristik

Homeschooling

Kelebihan/

Kecenderungan

Anak

melihat sekolah dengan segala

kepelikannya. Tambah mantaplah saya

untuk mencoba meng unschooling kan

Aila. Usia PAUD Aila sempat sekolah,

tapi cuma satu bulan. Dia minta belajar di

rumah sama bundanya. Usia TK saya

tawarkan lagi dia untuk sekolah. Dia mau

sekolah di lebah putih. Usia SD akhirnya

Aila minta mau belajar tanpa sekolah.

Yang jelas, kenapa memilih

homeschooling ini berkaitan dengan

pondasi dasar untuk Aila dalam kecintaan

kepada Allah. Aqidah dan akhlak biar

tidak tercampur, di tengah-tengah zaman

yang seperti ini. Jika dasar kecintaan pada

Allah sudah tumbuh, maka InsyaAllah ke

depannya untuk kumpul dengan yang

berbeda aqidah, Aila sudah ada penguatan

dalam dirinya.

Peneliti: Oh begitu ya bu, kalau karakteristik dari

homeschooling sendiri sejauh ibu ketahui

dan rasakan itu apa saja bu?

Responden: Dalam proses pembelajarannya, saya

lebih mudah untuk memantau anak dan

fokus dengan dia. Aila sendiri lebih

berbinar karena dia belajar apa yang

benar-benar dia butuhkan. Karena balik

lagi, belajar dapat di mana saja dan kapan

saja, Aila jadi bisa saya ajak kemana-

mana mbak. Kegiatan saya ya kegiatan

Aila juga. Yang jelas bisa main ke mall

saat weekdays, ke tempat wisata maupun

kolam renang jadi serasa milik sendiri

heheee…

Peneliti: Hehe iya juga ya bu, terus kalau bakat

atau kecenderungan dari Aila yang mulai

terlihat itu apa saja bu?

Responden: Aila itu naturalis sekali, gaya

belajarnya yang kinestetik dan semua

upaya pengenalan yang sudah saya

lakukan, dia itu berbinar kalau ketemu

hewan, senang membawa akar-akar,

batuan, dan hewan-hewan ke rumah. Dia

antusias sekali dengan discovery channel.

Dia begitu bahagia bercerita dengan

siapapun (anak kecil, orang tua) dari

Page 167: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

151

Pembagian

Waktu dalam

Membersamai

Anak

segala aspek. Start from the finish line,

Aila pengen mempunyai riding school.

Untuk itu kami fasilitasi Aila dengan

latihan berkuda di tempat yang InsyaAllah

tepat. Karena buka kompetisi berkuda

yang Aila cari, tapi belajar mengelola

riding school dengan kuda yang dibuat

hidup sesuai habitatnya (tanpa kandang).

Di rumah, dia belajar disiplin dengan

merawat kamar kucingnya yang berjumlah

tujuh. Untuk kesukaannya bercerita, saya

bantu juga untuk melatih perkembangan

story telling dia. InsyaAllah bulan depan

akan kami carikan coach untuk

memperdalam kesukaan dia ini mbak.

Peneliti: MasyaAllah ibu, kegiatan anak menarik

sekali. Sepertinya Aila punya banyak

bakat ya bu? Terus kalau untuk membagi

waktunya sendiri itu bagaimana bu?

Semisal ada kegiatan yang mengaharuskan

ibu pergi ke luar kota?

Responden: Alhamdulillah, sejak awal menikah,

saya tidak diijinkan suami bekerja di ranah

umum. Kalaupun harus ke luar kota ya

anak ikut mbak. Semua kegiatanku ya

kegiatan Aila juga. Contoh waktu harus

mendampingi orang tua dan mertua untuk

umroh, Aila terlibat full dalam kegiatan.

Dia bertugas mendampingi kedua orang

tua saya, dan saya mendampingi kedua

mertua saya. Pendampingannya juga full,

mulai dari memegang kedua orang tua

saya terkait naik turun lift, mengantar ke

toilet sewaktu di masjid maupun saat

ziarah tempat-tempat wisata maupun

mendampingi saat makan. Karena tempat

makan di zam-zam tower itu harus

melewati dua kali lift, dan itu Aila yang

handle.

Peneliti: MasyaAllah, semoga ibu senantiasa

diberikan kemudahan dalam merawat dan

mendidik anak ibu ya bu

Responden: InsyaAllah mbak, Aamiin. Minta

doanya saja ya mbak, semoga istiqomah.

Page 168: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

152

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Ibu S Wawancara dengan Ibu PS

Wawancara dengan ibu SA Wawancara dengan Ibu AK

Page 169: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

153

Wawancara dengan Ibu AH

Wawancara dengan Ibu FS

Wawancara dengan Ibu E

Page 170: MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4261/1/SKRIPSI.pdf · 2018-10-18 · Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa

154