monografi dan aplikasi

8
Monografi Bahan 1. Furosemid Asam4-kloro-N-furfuril- 5sulfamoylantranilat(C 12 H 11 ClN 2 O 5 S) BM 330,74. Furosemida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0 % C 12 H 11 ClN 2 O 5 S, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian serbuk hablur, putih hampir kuning, tidak berbau. Kelarutan praktis tidak ,larut dalam air, mudah larut dalam aseton, dalam dimetil formamida dan dalam larutan alkali hidroksida. Larut dalam metanol, agak sukar larut dalam etanol, sukar larut dalam eter, dan sangat sukar larut dalam kloroform (Anonim, 1995). 2. Hidroklortiazid 6-kloro-3,4-dihidro-2H-1,2,4-Benzotiadiazina-7- sulfonamida-1,1-dioksida (C 7 H 8 ClN 3 O 4 S 2 ) BM 297,737. Hidroklorotiazid mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 102,0 % C 7 H 8 ClN 3 O 4 S 2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian serbuk hablur, putih atau praktis putih, praktis tidak berbau. Kelarutan sukar larut dalam air, mudah larut dalam larutan natrium hidroksida, dalam n-butil amina

Upload: intan1807

Post on 12-Dec-2014

183 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Monografi Dan Aplikasi

Monografi Bahan1. Furosemid

Asam4-kloro-N-furfuril-5sulfamoylantranilat(C12H11ClN2O5S) BM 330,74. Furosemida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0 % C12H11ClN2O5S, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian serbuk hablur, putih hampir kuning, tidak berbau. Kelarutan praktis tidak ,larut dalam air, mudah larut dalam aseton, dalam dimetil formamida dan dalam larutan alkali hidroksida. Larut dalam metanol, agak sukar larut dalam etanol, sukar larut dalam eter, dan sangat sukar larut dalam kloroform (Anonim, 1995).

2. Hidroklortiazid

6-kloro-3,4-dihidro-2H-1,2,4-Benzotiadiazina-7-sulfonamida-1,1-dioksida (C7H8ClN3O4S2) BM 297,737.Hidroklorotiazid mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 102,0 % C7H8ClN3O4S2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian serbuk hablur, putih atau praktis putih, praktis tidak berbau. Kelarutan sukar larut dalam air, mudah larut dalam larutan natrium hidroksida, dalam n-butil amina dan dalam dimetil formamida, agak sukar larut dalam metanol, tidak larut dalam eter dan dalam kloroform dan asam mineral encer (Anonim, 1995).

3. Metanol

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia C H 3OH. Berat molekul 32, titik didih 640-650C (tergantung kemurnian), dan berat jenis 0,7920-0,7930 (tergantung kemurnian) dan merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada

Page 2: Monografi Dan Aplikasi

"keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan aditif bagi etanol industry (Anonim, 1995).

4. Etil Asetat

Etil Asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3. Massa molar 88,12 g/mol, densitas 0,897 g/cm3, titik lebur -83,6oC dan titk didih 77,1oC. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc, dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi dalam skala besar sebagai pelarut. Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap), tidak beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah, dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena tidak adanya proton yang bersifat asam (yaitu hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif seperti flor, oksigen, dan nitrogen. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air yang mengandung basa atau asam (Anonim, 1995).

5. Obat tradisional (jamu)Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan

populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang juga buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya. Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan. Selain itu jamu juga diproduksi di pabrik-pabrik jamu oleh perusahaan besar seperti Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer atau Djamu Djago, dan dijual di berbagai toko obat dalam kemasan sachet. Jamu seperti ini harus dilarutkan dalam air panas terlebih dahulu sebelum diminum. Pada perkembangan selanjutnya jamu juga dijual dalam bentuk tablet, kaplet dan kapsul (Anonim, 2009).

Page 3: Monografi Dan Aplikasi

Aplikasi KLT

KLT digunakan secara luas untuk analisis solut-solut organik terutama dalam bidang biokimia, farmasi, klinis, forensik, baik untuk analisis kualitatif dengan cara membandingkan nilai Rf solut dengan nilai Rf senyawa baku atau untuk analisis kualitatif. Penggunaan umum KLT adalah untuk : menentukan banyaknya komponen dalam campuran, identifikasi senyawa, memantau berjalannya suatu reaksi, menentukan efektifitas pemurnian, menentukan kondisi yang sesuai untuk kromatografi kolom, serta untuk memantau kromatografi kolom, melakukan screening sampel untuk obat ( Gandjar, 2007 ).1. Penggunaan KLT untuk analisis obat

KLT biasanya merupakan metode pilihan pertama jika seseoang ingin memisahkan suatu campuan. Hal ini disebabkan karena KLT merupakan metode yang sederhana dan cepat. KLT digunakan secara luas untuk analisis obat. Berikut adalah penggunaan KLT untuk analisis beberapa sediaan farmasi (sumber : Adamovics, 1997) :

Obat (sediaan) Fase diam Fase gerak DeteksiAsetaminofen (serbuk)

Silika gel Heksan-aseton (75:25) UV

Allopurinol (serbuk)

Silika NH4OH-MeOH (1,5:100) KMnO4 yang diasamkan

Amoksisilin (tabet, kapsul, suspensi)

Silika Metanol-piridin-kloroform-air (90:10:80:10)

Ninhidrin

Vitamin C Silika Metanol-aseton-air (20:40:3)

UV

Vitamin A Silika Sikloheksan-eter (4:1) Asam fosfomolibdat

Atropin sulfat (injeksi)

Silika Kloroform-dietilamin (9:1) Iodoplatinat

Kaptopril (serbuk) Silika Benzen-asam asetat (75:25) Uap iodiumKlorfeniramin (eliksir)

Silika Etil asetat-metanol-asam asetat 1 M (5:3:20)

Dragendroff

Klorpromazin (tablet)

Silika Sikloheksan-aseton-dietilamin (8:1:1)

UV 254 nm

Kodein (serbuk) Silika Amonium hidroksida-sikloheksan-etanol (6:30:72)

Dragendroff

Dekstrometorpan (serbuk)

Silika Amonium hidroksida-metilen klorid (9:1)

UV 254 nm

Diazepam (serbuk) Silika Reptan-etil asetat (1:1) UV 254 nmDigitoksin Silika Sikloheksan-asam asetat-

aseton (49:49:2)Kloramin T

Page 4: Monografi Dan Aplikasi

Vitamin D2 Silika Kloroform-metanol (9:1) Disemprot dg bromokresol ungu 1%

Haloperidol (serbuk/larutan)

Silika Metanol-kloroform-amonium hidroksida 13,5 M (8:92:1)

Dragendoff

Indometasin (serbuk)

Silika yang dilapisi dengan bufer fosfat

Eter-petroleum ringan (2:8) UV 254 nm

Lorazepam (serbuk) Silika Kloroform-metanol (10:1) UV 254 nmParasetamol (serbuk)

Silika Kloroform-aseton-toluen (65:25:10)

UV 254 nm

Prometazin (serbuk) Silika Diisopropil eter-etil asetat-asam asetat (30:15:5)

Kalium permanganat

Propanolol (serbuk) Silika Toluen-metanol (9:1) Asam anisaldehidTeofilin (kapsul dg guaifensin)

Selulosa Metanol-air UV 254 nm

Klortetrasiklin hidroklorid (serbuk)

Kieselguhr dg gliserol, EDTA

Kloroform-asetan-etil asetat (2:1:1)

Uap amonia atau UV 350 nm

2. Pada Bidang Bioteknologi

Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya. Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama (Amin, 2008).

3. Pada Bidang Klinik

Teknik kromatogafi ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari

Page 5: Monografi Dan Aplikasi

sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi. Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama dalam membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan manusia secara umum (Amin, 2008).

4. Pada Bidang Forensik

Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama dilihat dari segi keamanan. Kini kromatrografi menjadi hal yang sangat penting dalam menganalisis berbagai bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak. Hal ini didorong karena dengan semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja bahan peledak, maka akan makin mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian keamanan untuk mengatasi daerah-daerah yang terkena ledakan serta antisipasi meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan mengena tubuh manusia di sekitar lokasi ledakan. Lebih jauh lagi, efek negatifnya terhadap lingkungan juga bisa segera diketahui (Amin, 2008)

Daftar PustakaAnonim.1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Anonim, 2009, Jamu, http://id.wikipedia.org/wiki/Jamu. Diakses tanggal 13 April 2013.

Amin, Muhammad, 2008, Kromatografi dan Aplikasinya pada Bidang Lain,

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi-ion/kromatografi-dan-aplikasinya-pada-bidang-lain/. Diakses tanggal 13 April 2013.

Adamovics, J.A., 1997, Chromatographic Analysis of Phamaceuticals, 2nd Edition, Marcel Dekker, New York.

Gandjar, I.G dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.