monografi bahan

10
Monografi Bahan 1. Asam Salisilat ( ) Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% . Pemerian hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau; rasa agak manis dan tajam. Kelarutan Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan eter P; larut dalam amonium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P. Identifikasi : A. Menunjukkan reaksi Salisilat yang tertera pada reaksi identifikasi.B. Larutkan bereaksi asam terhadap larutan merah metil P. Suhu lebur antara dan . Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, khasiat dan penggunaan keratolitikum, anti fungi (Anonim, 1979). Berdasarkan pemeriksaan organoleptis, asam salisilat berasa asam, tidak berbau, berwarna putih, dan berbentuk serbuk halus. Larut dalam alcohol 96% dan tidak larut dalam aqua dan kloroform, menurut kelompok kami tidak larut dalam air karena kadar air yang diberikan hanya sedikit dan kloroform

Upload: nisadiyah-faridatus-shahih

Post on 26-Oct-2015

870 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

:)

TRANSCRIPT

Page 1: Monografi Bahan

Monografi Bahan

1. Asam Salisilat ( )

Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% .

Pemerian hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau;

rasa agak manis dan tajam. Kelarutan Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian

etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan eter P; larut dalam amonium asetat

P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P. Identifikasi : A.

Menunjukkan reaksi Salisilat yang tertera pada reaksi identifikasi.B. Larutkan bereaksi

asam terhadap larutan merah metil P. Suhu lebur antara dan . Penyimpanan

dalam wadah tertutup baik, khasiat dan penggunaan keratolitikum, anti fungi (Anonim,

1979).

Berdasarkan pemeriksaan organoleptis, asam salisilat berasa asam, tidak berbau,

berwarna putih, dan berbentuk serbuk halus. Larut dalam alcohol 96% dan tidak larut

dalam aqua dan kloroform, menurut kelompok kami tidak larut dalam air karena kadar air

yang diberikan hanya sedikit dan kloroform yang diberikan tidak pekat. Dan rasanya

berbeda mungkin karena penyimpanan bahan sudah tercampur dengan bahan lain.

2. Paracetamol

Page 2: Monografi Bahan

Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%

, dihitung terhadap zat anhidrida. Pemerian serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa

sedikit pahit. Kelarutan larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N;

mudah larut dalam etanol. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak

tembus cahaya (Anonim, 1995).

Berdasarkan pemeriksaan organoleptis, Paracetamol berasa pahit, berbau khas,

berwarna putih, dan berbentuk serbuk halus sesuai dengan literature.

3. Sulfaguanidin

Sulfaguanidin mengandung tidak kurang dari 99,0% S, dihitung terhadap zat

yang telah dikeringkan. Pemerian hablur atau serbuk; putih atau hampir putih; tidak

berbau atau hampir tidak berbau; oleh cahaya lambat laun berubah menjadi gelap

Kelarutan mudah larut dalam air mendidih dan dalam asam mineral encer; sukar larut

dalam etanol (95%) P dan dalam aseton P; sangat sukar larut dalam air; praktis tidak larut

dalam larutan alkali hidroksia. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari

cahaya. Khasiat dan penggunaan antibakteri (Anonim 1979).

Berdasarkan pemeriksaan organoleptis, sulfaguanidin tidak berasa, tidak berbau,

berwarna putih, dan berbentuk serbuk halus sesuai dengan literature.

4. Talk

Page 3: Monografi Bahan

Talk dalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung sedikit

aluminium silikat. Pemerian serbuk hablur; sangat halus; mudah melekat pada kulit;

bebas dari butiran; warna putih atau putih kelabu.Kelarutan tidak larut dalam hampir

semua pelarut.Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan zat

tambahan (Anonim 1979). Hal ini sesuai dengan hasil praktikum talk berbenuk halus,

warna putih, dan rasa hambar, dan kelarutan hanya larut pada alcohol dan klorofom.

5. Sulfanilamid

Sulfanilamid mengandung tidak kurang dari 99,0% , dihitung terhadap zat

yang telah dikeringkan. Pemerian hablur, serbuk hablur atau butiran; putih; tidak berbau;

rasa agak pahit kemudian manis. Kelarutan larut dalam 200 bagian air; sangat mudah

larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; sangat sukar larut dalam

aseton P; larut dalam gliserol P, dalam asam klorida P dan dalam alkali hidroksida.

Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. Khasiat dan

penggunaan antibakteri (Anonim 1979). Hasil praktikum organoleptis menunjukkan hal

yang sama dengan literature namu berbeda pada kelarutan, sulfanilamid tidak larut dalam

aqua, klorofom, dan alcohol 96%. Hal ini disebabkan perbandingan antara kadar zat

dengan pelarut tidak sama.

6. Natrium Benzoat

Page 4: Monografi Bahan

Natrium benzoat mengandung tidak kurang dari 99,0% . Dihitung terhadap zat

anhidrat. Pemerian butiran atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau hampir tidak

berbau. Kelarutan larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%) P.

Identifikasi menunjukkan reaksi natrium dan benzoat yang tertera pada reaksi identifikasi

(Anonim, 1979). Hasil praktikum menunjukkan perbedaan pada kelarutan, dimana Na

benzoate tidak larut pada semua pelarut. Hal ini disebabkan perbedaan antara

perbandingan kadar zat dengan pelarut.

7. Nipagin

Nipagin memiliki rumus kimia berupa C8H8O3 dengan berat molekul sebesar 152,2

gr/mol. Pemeriannya serbuk hablur halus, putih, hamper tidak berbau, tidak mempunyai

rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Larut dalam 500 bagian air, dalam 20

bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol 95% dan dalam 3 bagian aseton, mudah

larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol panas

dan 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. Titik

leburnya antara 125o C (Anonim, 1979). Hasil praktikum sesuai dengan literature untuk

uji organoleptis dan kelarutan.

8. Antalgin

Page 5: Monografi Bahan

N

N

R CH3

OCH3

Antalgin (metampiron) memiliki rumus berupa C13H16N3NaO4S. Pemeriannya yaitu

serbuk hablur, putih atau putih kekuningan. Susut pengeringan tidak lebih dari 5,5% .

Metampiron mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%

C13H16N3NaO4S, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Kelarutanya 1:1.5 dakm air, 1:30 dalam alchohol, sedikit larut dalam kloroform dan tidak

larut dalam eter. (Anonim, 1995).

9. Theofilin

Theofilin memiliki rumus molekul C7H8N4O2 dan berat molekul 198,18 gr/mol.

Mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat serta tidak kurang dari 97,0% dan tidak

lebih dari 102,0% C7H8N4O2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemeriannya

serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, stabil di udara. Theofilin sukar larut dalam air,

tetapi lebih mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkil hidroksida dan

dalam ammonium hidroksida, agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.

Titik leburnya antara 270-274oC. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat tidak

tembus cahaya. Khasiatnya untuk spasmolitikum bronkial.

10.Bolus Alba

Bolus alba atau kaolin ringan adalah alauminium silikat hidrat alam, bebas dari sebagian

besar cemaran dengan cara elutriasi dan dikeringkan, mengandung zat pendispersi yang

sesuai. Pemeriannya serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran kasar, tidak atau hampir

tidak berbau. Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral. Sebaikny disimpan dalam

wadah tertutup baik. Khasiatnya sebagai bahan tambahan (penyerap).

11.Amilum

Page 6: Monografi Bahan

Pemeriksaan organoleptik amilum berupa bubuk putih, tidak berasa dan tidak berbau.

Kelarutan amilum yaitu praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol. Pada amilum ada dua

macam ikatan glikosidik karena amilum mempunyai dua komponen., yaitu -amilosa dan

amilopektin. Monomer- monomer glukosa pada -amilosa dihubungkan oleh ikatan 1,4 -

glikosidik, sedangkan pada amilopektin, yang merupakan rantai cabang amilim, ikatannya

adalah 1,6 -glikosidik.

 12. Glukosa

RM : C6H12O6                                                                                                                            

BM : 198, 17

Glukosa mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,5% C6H12O6 , dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian  : hablur , tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih, tidak berbau, rasa manis. (Farmakope Indonesia III, 1979)

Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%)p mendidih, sukar larut dalam etanol (95%)p . (Farmakope Indonesia III, 1979)

Fungsi                         : Sebagai sumber kalori dan zat pengisotonis.

13.Aspirin

Nama lain dari asam asetil salisilat yaitu Asetosal, Aspirin, 2-( acetyloxy ) benzoic acid, Salicylic acid acetate, 2 –acetoxybenzoic acid, Acetilum acidulatum, Acenterine, Acetycyl, Acetophen.

Asetosal adalah golongan ester yang memiliki rumus molekul C9H8O4 dengan berat molekul 180,15. Asetosal berupa hablur tak berwarna atau hablur putih berbentuk jarum atau lempengan yang mmpunyai rasa asam. Dalam udara lembab, secara bertahap dapat terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat. Asetosal akan terurai dalam air panas atau jika dilarutkan dalam larutan alkali hidroksida dan karbonat. Selain itu, asetosal mempunyai titik leleh 135 oC. Satu gram asetosal larut dalam 300 ml air ( suhu 25 oC ), 100 ml air ( suhu 37 oC ), 5 ml alcohol, 17 ml kloroform, 10-15 ml eter ( The Merck Index : 11th ed ).

Bahaya senyawa ini yaitu dapat menyebabkangangguan pada gastrointestinal, iritasi mukosa lambung, anemia pada terapi lama. Dosisnya yaitu 1 gram sekali dan 8 gram sehari.

Page 7: Monografi Bahan

Asetosal adalah obat anti nyeri tertua yang sampai kini masih banyak digunakan di seluruh dunia. Zat ini juga berkhasiat sebagai anti demam kuat dan pada dosis rendah sekali ( 40 mg ) berdaya menghambat agregasi trombosit.

Penggunaan selain sebagai analgetikum, asetosal dewasa ini banyak digunakan sebagio alternativ antikoagulansia sebagai obat pencegah infark kedua setelah terjadi serangan. Obat ini juga efektif unutk orofilaksis serangan stroke kedua setelah menderita TIA ( transient Ischaemic Attack = serangan kekurangan darah sementara pada otak ), terutama pada pria.

 

 

2

Reasorbsinya cepat dan praktis lengkap, terutama di bagian pertama duodenum. Namun karena bersifat asam, sebagian zat diserap pula di lambung.

Mulai efek analgetis dan antipiretisnya cepat, yakni setelah 30 menit dan bertahan 3-6 jam; kerja antiradangnya baru nampak setelah 1-4 hari.

Efek samping yang sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan pendarahan samara. Selain itu, asetosal menimbulkan efek – efek spesifik, seperti alergi kulit dan tinnitus ( telinga berdengung ).

http://blogkesehatan.net/monografi-dan-efek-terapi-asam-asetil-salisilat/