modul_6_melakukan kontrak pinjaman_pembiayaan dan pengikatan agunan

88
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU ASTHAGUNA Kode Modul KJK.SP02.014.01 KATA PENGANTAR Aset KJK sebagian besar tertanam pada aset dalam bentuk pinjaman, maka untuk menjaga kehati-hatian KJK dalam menyalurkan pinjamannya dari hal-hal yang tidak diinginkan, KJK perlu melakukan perjanjian (kontrak) pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan. Dalam kaitan ini Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola KJK dituntut untuk mampu dan kompeten dalam melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan, dalam rangka menjaga dan mengembangkan agar KJK dapat dipercaya oleh masyarakat. Perjanjian pinjaman sangat penting dalam pengelolaan pinjaman, karena Perjanjian pinjaman memiliki fungsi-fungsi antara lain : a) Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai perjanjian pokok yang merupakan sesuatu yang menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian lain yang mengikutinya (accessoir) seperti perjanjian pengikatan agunan. b) Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan hak dan kewajiban di antara KJK dan peminjam. c) Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai alat melakukan monitoring, pembinaan dan pengawasan pinjaman. Dengan mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu meningkatkan dan menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap Unit Simpan Pinjam dan Jasa Keuangan Koperasi Asthaguna Pilarta Wargari Halaman: 1 dari 88

Upload: arfi

Post on 30-Dec-2015

347 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

f

TRANSCRIPT

Page 1: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

KATA PENGANTAR

Aset KJK sebagian besar tertanam pada aset dalam bentuk pinjaman, maka untuk

menjaga kehati-hatian KJK dalam menyalurkan pinjamannya dari hal-hal yang tidak

diinginkan, KJK perlu melakukan perjanjian (kontrak) pinjaman/pembiayaan dan

pengikatan agunan. Dalam kaitan ini Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola KJK

dituntut untuk mampu dan kompeten dalam melakukan kontrak

pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan, dalam rangka menjaga dan

mengembangkan agar KJK dapat dipercaya oleh masyarakat.

Perjanjian pinjaman sangat penting dalam pengelolaan pinjaman, karena Perjanjian

pinjaman memiliki fungsi-fungsi antara lain :

a) Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai perjanjian pokok yang merupakan

sesuatu yang menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian lain yang

mengikutinya (accessoir) seperti perjanjian pengikatan agunan.

b) Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan

hak dan kewajiban di antara KJK dan peminjam.

c) Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai alat melakukan monitoring,

pembinaan dan pengawasan pinjaman.

Dengan mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu meningkatkan dan

menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam melakukan kontrak

pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan; disisi lain peserta mampu

mengembangkan kompetensi kerja individu antara lain melakukan kontrak pinjaman/

pembiayaan dan pengikatan agunan.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 1 dari 61

Page 2: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................1

Daftar Isi..................................................................................................................2

Standar Kompetensi................................................................................................3

Pendahuluan...........................................................................................................5

a. Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan....................................5

b. Pengertian dalam Kontrak Pinjaman dan Pengikatan Agunan............................6

Bab. I. Merencanakan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan. .8

1.1. Sarana Pendukung Untuk Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/ Pembiayaan dan Pengikatan Agunan ...............................................8

1.2. Jadual Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/ Pembiayaan dan Pengikatan Agunan .........................................................................10

1.3.Draft Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan ...........................................................................................11

1.4. Konfirmasi Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan..........................................................................25

1.5. Undangan Kepada Para Pihak Secara Resmi.................................25

Bab.II. Melaksanakan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

.................................................................................................................27

2.1 Penjelasan Draft Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan Kepada Para Pihak..........................................27

2.2 Penandatangan Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan..........................................................................43

2.3 Pengarsipan Berkas Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan .........................................................................47

2.4 Evaluasi Hasil Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan .........................................................................49

Bab.III. Melaporkan Hasil Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan Dan

Pengikatan Agunan..................................................................................55

3.1 Format Laporan. .............................................................................553.2 Laporan Kegiatan Melakukan Kontrak Pinjaman/ Pembiayaan dan

Pengikatan Agunan..........................................................................55

Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi)...................................................59

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 2 dari 61

Page 3: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Standar Kompetensi

Judul Unit : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan

Kode Unit : KJK.SP02.014.01Deskripsi Unit : Unit ini berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan dan

sikap kerja yang dibutuhkan dalam melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan pada Koperasi Jasa Keuangan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1 Merencanakan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan

1.1. Sarana pendukung untuk pelaksanaan kontrak pinjaman/ pembiayaan dan pengikatan agunan disiapkan.

1.2. Jadual pelaksanaan kontrak pinjaman/ pembiayaan dan pengikatan agunan disusun.

1.3. Draft dokumen kontrak dan pengikatan agunan dirumuskan.

1.4. Pelaksanaan kontrak dan pengikatan dikonfirmasikan kepada para pihak.

1.5. Para pihak diundang secara resmi.2 Melaksanakan Kontrak

pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan

2.1 Draft dokumen kontrak dan pengikatan dijelaskan kepada para pihak

2.2 Penandatangan dokumen kontrak dan pengikatan dilakukan oleh para pihak.

2.3 Berkas dokumen kontrak dan pengikatan agunan diarsipkan.

2.4 Hasil kontrak dan pengikatan agunan dievaluasi.

3. Melaporkan hasil melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan

3.1Format laporan disiapkan.3.2Laporan kegiatan melakukan kontrak

pinjaman/ pembiayaan dan pengikatan agunan.

BATASAN VARIABEL :3 Kontek variabel :

Unit ini berlaku untuk merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan, yang digunakan untuk melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan pada Koperasi Jasa Keuangan

4 Perlengkapan untuk melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan pada Koperasi Jasa Keuangan, mencakup : 2.1 Dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan 2.2 Meterai.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 3 dari 61

Page 4: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

2.3 Stempel Koperasi Jasa Keuangan.2.4 Alat tulis kantor .

3. Tugas pekerjaan untuk melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan pada Koperasi Jasa Keuangan meliputi : 3.1 Merencanakan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan.3.2 Melaksanakan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan.3.3 Melaporkan hasil melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan

agunan.4. Peraturan untuk melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan

pada Koperasi Jasa Keuangan adalah : 4.1 Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.4.2 PP. Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam

oleh Koperasi.4.3 Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan khusus lain yang

berlaku di masing-masing Koperasi Jasa Keuangan.4.4 Standar Oprasional Prosedur (SOP)..

PANDUAN PENILAIAN :1. Penjelasan prosedur penilaian :

Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi yang terkait : 1.1. KJK.SP02.010.01 : Melakukan Penilaian Kelayakan Usaha

2. Kondisi penilaian :2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh

atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan perencanaaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil pelaksanaan kontrak dan pengikatan agunan.

2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/ praktek, dan simulasi di workshop dan atau di tempat kerja.

3. Pengetahuan yang dibutuhkan : Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut: 3.1 Peraturan dan ketentuan simpan pinjam.3.2 Hukum perdata.3.3 Manajemen simpan pinjam.3.4 Interpersonal skill.

4. Keterampilan yang dibutuhkan :Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut :4.1 Menyusun draft kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan.4.2 Melakukan interpersonal4.3 Menyusun laporan

5. Aspek kritis : Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit kompetensi ini, sebagai berikut : 5.1. Perbedaan persepsi pada isi kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan

agunan.5.2. Beban biaya kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan.

KOMPETENSI KUNCINO. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT

1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisis informasi 22. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 33. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 24. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 4 dari 61

Page 5: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 16. Memecahkan masalah 27. Menggunakan teknologi 1

PENDAHULUAN a. Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

Koperasi Jasa Keuangan (KJK) adalah lembaga keuangan mikro yang berfungsi

sebagai lembaga intermediasi yaitu antara lain melaksanakan tugas pokoknya

menghimpun dana, mengelola dan menyalurkan dana dari oleh dan untuk

anggota. Dana yang dapat dihimpun oleh KJK selanjutnya disalurkan kembali

dalam bentuk produk lending kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan

atau anggotanya.

Berdasarkan kegiatan usahanya tersebut di atas, terutama penyaluran pinjaman

sangat erat berkaitan dengan masalah yuridis, yakni perikatan utang piutang. Jika

KJK ingin mempunyai kedudukan hukum yang kuat, maka perjanjian pinjaman

dan perikatan agunan harus diperjanjikan secara tegas dan tertulis. Perjanjian

pinjaman merupakan Pactum de Contrahendo artinya merupakan perjanjian

pokok yang mendahului dari perjanjian hutang piutang atau perjanjian ikutan

lainnya (accessoir) seperti Pembebanan Hak Atas Tanah (Hipotik). Perjanjian

pinjaman bersifat consensus, perjanjian ini berlaku walaupun belum ada

penyerahan uang secara nyata kepada peminjam.

Modul ini memiliki keterkaitan terhadap Modul Melakukan Penilaian Kelayakan

Usaha KJK, terutama dalam:

a) Menghitung kebutuhan pinjaman/pembiayaan

Dalam menghitung kebutuhan pinjaman/aspek keuangan nasabah dapat

diketahui dari data laporan keuangan, realisasi dan rencana usaha yang

dibuat oleh nasabah/peminjam.

Dari nota analisa pinjaman dapat diambil kesimpulan apakah permohonan

pinjaman nasabah layak untuk dapat disetujui atau tidak. Jika disetujui

langsung diberikan rekomendasi. Hasil kesimpulan atas penilaian kelayakan

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 5 dari 61

Page 6: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

usaha terhadap permohonan pinjaman yang telah disetujui dobuatkan

rekomendasi dan saran-saran untuk dilaporkan kepada manajer.

b) Menilai aspek agunan

Agunan yang diserahkan oleh calan peminjam/nasabah dan diterima oleh

KSP/USP Koperasi harus dipastikan mudah dijual (marketable)). Contoh

untuk tanah dan bangunan dapat dilihat dari :

Lokasi dekat jalan tidak terletak di gang yang sempit

Telah mempunyai sertifikat

Ada Ijin Mendirikan Bangunan

Sarana penunjnag lengkap missal listrik, telepon dan PAM

Layak huni dll.

Dalam hal penentuan besarnya pinjaman tidak selalu berdasarkan nilai agunan

tapi atas dasar rumus pembiayaan yang ada, sedangkan agunan hanya sebagai

tambahan untuk mengcover fasilitas pinjaman yang diberikan. Agunan ini nilainya

harus di atas fasilitas pinjaman yang diberikan

Tujuan mempelajari unit kompetensi ini, setelah mempelajari modul Melakukan

Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan

(KJK), peserta mampu :

Merencanakan dan menyusun dan kontrak pinjaman/pembiayaan dan

pengikatan agunan

Melaksanakan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan

Menyusun laporan kegiatan melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan

pengikatan agunan

b. Pengertian dalam kontrak pinjaman dan pengikatan agunan

Koperasi Jasa Keuangan disingkat KJK adalah koperasi yang dalam

kegiatan usahanya menghimpun dana dari anggota dan calon anggota dan

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 6 dari 61

Page 7: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman kepada anggota dan calon

anggota serta masyarakat yang memenuhi persyaratan tertentu.

Pinjaman adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat disamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara KSP /USP-Koperasi dengan anggotanya dan mewajibkan anggotanya

untuk melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah

bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Kontrak Pinjaman, adalah perjanjian pinjam meminjam dengan mana pihak

yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-

barang yang habis karena pemakaian dengan syarat bahwa pihak yang

belakang ini mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan

yang sama pula (KUH perdata pasal 174).

Jaminan pemberian pinjaman, adalah keyakinan yang mendalam dari KJK

atas kesanggupan peminjam untuk melunasi pinjaman sesuai yang

diperjanjikan. Pinjaman adalah salah satu produk KJK yang beresiko tinggi

maka pemberian pinjaman harus disertai dengan jaminan yang memadai

bahwa pinjaman yang diberikan dapat dikembalikan serta tetap berdasarkan

pada azas pinjaman yang sehat. Unsur jaminan dalam pemberian pinjaman

adalah keyakinan KJK, agunan, garansi dari pihak lain, atau jaminan dari

lembaga penjamin (asuransi).

Agunan, adalah jaminan material, surat berharga dan garansi yang

disediakan oleh peminjam untuk menanggung pembayaran pinjaman, jika

peminjam tidak dapat melunasi pinjaman sesuai dengan yang diperjanjikan.

Agunan dapat berupa benda tidak bergerak (benda tetap), barang bergerak

atau sesuatu yang dapat dipersamakan dengan itu, dimana nilainya dapat

diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang diserahkan oleh

peminjam kepada KJK. Fungsi Agunan adalah sebagai alat pengaman

ataupun alat untuk mengurangi resiko akhir atas fasilitas yang diberikan oleh

KJK apabila terjadi cidera janji (wanprestasi) oleh peminjam.

Pengikatan agunan adalah upaya yang dilakukan untuk memindahkan suatu

hak/pengakuan terlebih dahulu atas jaminan jika terjadi sesuatu terhadap

jaminan yang diserahkan kepada koperasi.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 7 dari 61

Page 8: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

BAB I

MERENCANAKAN KONTRAK PINJAMAN/PEMBIAYAAN DAN

PENGIKATAN AGUNAN

1.1. Sarana Pendukung untuk Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/ Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan kontrak dan pengikatan agunan

yang dilakukan di kantor KJK, maka pengelola KJK menyiapkan sarana

pendukung yang diperlukan, antara lain :

Ruangan yang cukup nyaman.

Meja dan Kursi cukup untuk para pihak melakukan kegiatan kontrak

dan pengikatan agunan.

Surat Persetujuan Permohonan Pinjaman (SPPP).

Peraturan atau perundang-undangan yang berlaku (seperti KUH

Perdata).

Formulir-formulir yang siap untuk ditandatangani oleh para pihak.

Sarana lainnya seperti meterai, alat tulis, dlll.

Jika pelaksanaan penandatanganan kontrak pinjaman dan pengikatan agunan

di lakukan di kantor notaris, biasanya tempatnya memang sudah di format untuk

kegiatan tersebut, namun pengelola KJK yang harus diperhatikan adalah alat

transportasi untuk menuju kantor notaris, jangan sampai terlambat datang di

kantor notaris, karena itu menunjukkan sikap yang kurang profesional sebagai

pengelola di bidang jasa kuangan.

Dalam pelaksanaan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan,

perlu adanya :

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 8 dari 61

Page 9: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

2.1 Dokumen kontrak dan pengikatan, Dokumen kontrak dan persyaratan

pinjaman disiapkan 2 (dua) rangkap serta disusun sesuai prosedur.

2.2 Dokumen kontrak dan pengikatan, Untuk menjaga hal-hal yang tidak

diinginkan atau diluar dugaan seperti salah ketik, maka perlu diteliti

kembali keakuratan dan keabsahannya.

2.3 Para pihak diundang, Pihak-pihak yang terkait dalam kontrak dan

pengikatan diundang secara resmi seperti: manajer, kabag pinjaman,

petugas pinjaman dan calon peminjam (perorangan : suami dan isteri,

sedangkan perusahaan : direktur dan komisari).

Persiapan Dokumen Kontrak Pinjaman dan Pengikatan Agunan

Selain alasan adminisrasi dan alasan pembuktian di depan pengadilan, ada

juga kontrak-kontrak yang harus dibuat secara tertulis oleh undang-undang

ataupun peraturan-peraturan yang berlaku dengan konsekuensi hukum bahwa

kontrak tersebut akan dianggap tidak ada ataupun batal demi hukum apabila

dibuat secara lisan.

Contohnya, dalam KUH Perdata pasal 613 dengan tegas mengatur bahwa

dalam melakukan perjanjian pengalihan utang-piutang atas nama dan

kebendaan tidak bertubuh lainnya, maka perjanjian pengalihan tersebut harus

dibuat secara tertulis baik dalam bentuk akte notaris, ataupun perjanjian di

bawah tangan. Dengan pengertian lain, tidak ada perjanjian pengalihan hak

tagih piutang kepada orang lain (cessie) bila tidak dibuktikan dengan suatu

perjanjian tertulis, baik itu dalam bentuk akta notaris ataupun di bawah tangan,

seperti diatur dalam pasal 613, sebagai berikut : Penyerahan akta utang piutang

dilakukan dengan jalan membuat sebuat akta otentik atau dibawah tangan,

dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain.

Selain harus tertulis, ada juga perjanjian yang harus dibuat dalam bentuk akta

otentik di hadapan notaris publik dan PPAT. Jika ketentuan tersebut tidak

dipenuhi, perjanjian tersebut akan batal demi hukum (null and void). Contohnya,

perjanjian pengalihan hak atas benda tidak bergerak seperti yang diatur dalam

pasal 617 KUH Perdata, antara lain sebagai berikut :

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 9 dari 61

Page 10: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Tiap-tiap akta dengan mana kebendaan tak bergerak dijual, dihibahkan, dibagi,

dibebani atau dipindahtangankan, harus dibuat dalam bentuk otentik, atas

ancaman kebatalan.

1.2. Jadual Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

Setelah mempertimbangkan bahwa rencana pemberian pinjaman kepada

anggota/peminjam disetujui, sebelum melangkah lebih lanjut harus diperhatikan:

Persyaratan yang diminta harus terlebih dulu dipenuhi oleh calon peminjam

seperti agunan (sertifikat tanah, BPKB dll).

Surat Kuasa menyerahkan/memindahkan hak atas barang yang dibiayai dan

agunan yang diserahkan kepada KJK.

Maka langkah selanjutnya menyusun jadwal pelaksanaan kontrak dan

pengikatan agunan dengan cara menentukan :

a. Hari

b. Tanggal

c. Jam

d. Tempat

e. Siapkan dokumen kontrak.

f. Buatkan surat panggilan kepada calon peminjam.

Kemudian jadual pelaksanaan kontrak dan pengikatan agunan disusun,

dengan mempertimbangkan tingkat kesibukan KJK dan ketersediaan

waktu para pihak, berikut ini dapat dijadikan sebagai contoh jadual

dimaksud.

Jadual Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

Koperasi Jasa Kuangan

Periode : 01 Maret s/d 15 Maret 2006

No

Nama Peminjam Nama Notaris Tempat Tanggal Pelaksanaa

Konfirmasi Ket.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 10 dari 61

Page 11: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

n1. H. Subali Darwis, SH Kantor KJK 01-03-2006 ok done

2. Dede Kurnia Darwis, SH Kantor KJK 01-03-2006 ok done

3. Alimudin Rini Sugi, SH Kant. Notrais 10-03-2006

4. Rizal Rini Sugi, SH Kant. Notrais 10-03-2006

dst....

Pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan, surat yang

telah dibuat dikirim kepada nasabah/ calon peminjam/mitra pembiayaan

sebagai konfirmasi kepada para pihak. Agar para pihak dapat mengetahui

jadwal pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan,

maka para pihak dikonfirmasi telebih dahulu via telepon, kemudian setelah

jadual definitive disusun, diinfromasikan kembali kepada mereka.

1.3. Draft Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

Perjanjian pinjaman/pembiayaan (akad pembiayaan) sangatlah penting karena:

a. Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai perjanjian pokok yang

merupakan sesuatu yang menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian

lain yang mengikutinya (accessoir) seperti perjanjian pengikatan agunan.

b. Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-

batasan hak dan kewajiban di antara KJK dan peminjam.

c. Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai alat melalukan monitoring,

pembinaan dan pengawasan pinjaman.

Dalam hal ini Perjanjian pinjaman/pembiayaan (akad pembiayaan) merupakan

kata lain dari Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan. Kontrak

merupakan hubungan hukum antara para pihak yang menimbulkan kewajiban

dari masing-masing pihak yang berkontrak untuk saling memenuhi perikatan-

perikatan yang telah disepakati dalam kontrak tersebut. Kewajiban yang timbul

pada satu pihak dalam kontrak diterjemahkan juga sebagai utang yang

memberikan keharusan pada pihak tersebut untuk pelaksanaanya kepada mitra

berkontraknya sebagai pihak yang berhak atas pelaksanaan dari prestasi

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 11 dari 61

Page 12: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

tersebut. Jika kewajiban tersebut tidak dipenuhi atau salah satu pihak lalai

dalam pemenuhannya (wanprestasi), pihak yang berhak atas pemenuhan

kewajiban tersebut berhak untuk menuntut ganti rugi atas wanprestasi terhadap

pelaksanaan kewajiban tersebut yang wujudnya dalam bentuk uang.

Pendekatan pengertaian diatas, sangat perlu dipahami membuat draft kontrak

dan pengikatan, untuk dapat melihat sampai sejauh mana akibat dari

kesepakatan suatu kontrak terhadap para pihak. Kedudukan sebagai

peminjam/mitra pembiayaan dalam kontek pelaksanaan kewajibanya, akan

berubah menjadi kewajiban pelunasan utang yang dinilai dengan uang yang

pelunasannya berdasarkan pasal 1131 KUH Perdata akan diambil dari harta

milik peminjam/mitra pembiayaan tersebut baik yang telah ada maupun yang

akan ada di kemudian hari.

Kata perjanjian dan kata perikatan merupakan istilah-istilah yang telah dikenal

dalam KUH perdata dalam menggambarkan tercapainya suatu kesepakatan

atara pihak untuk saling mengikatkan diri satu sama lain, dalam menyikapi

konsekuensi hukum dari kesepakatan untuk saling meningkatkan diri tersebut,

ternyata pengertian perjanjian tidak selalu mempunyai pengertian yang sama

dengan perikatan. Sehingga perlulah lebih dahulu dikaji dalam hal apa

pengertian dari perjanjian dapat disamakan dengan perjanjian dalam hal apa

pengertian perjanjian dan perikatan dapat dibedakan.

Pada dasarnya KUH Perdata tidak secara tegas memberikan definisi dari

perikatan, akan tetapi dalam pasal 1313 diberikan definisi dari perjanjian: Suatu

perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Walaupun definisi dari perikatan tidak secara tegas diatur dalam KUH Perdata,

akan tetapi dalam pasal 1233 KUH Perdata ditegaskan bahwa perikatan selain

dapat dilahirkan dari undang-undang, dapat juga dilahirkan dari perjanjian.

Dengan kalimat lain, bila definisi dari pasal 1313 KUH Perdata tersebut

dihubungkan dengan maksud dari pasal 1233 KUH Perdata, maka terlihat

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 12 dari 61

Page 13: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

bahwa pengertian dari perjanjian dapat meliputi pengertian dari perikatan,

karena perikatan tersebut dapat lahir dari perjanjian itu sendiri.

Prof. Subekti dalam bukunya Hukum Perjanjian membedakan pengertian dari

perikatan dengan perjanjian. Beliau memberikan definisi dari perikatan sebagai

berikut : suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang

atau dua pihak, berdasarkan dimana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu

hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi

tuntutan itu.

Adapun perjanjian didefinisikan sebagai berikut : Suatu perjanjian adalah suatu

peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang

itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.

Dari kedua definisi tersebut di atas, terlihat perbedaan yang tegas dari sisi

konsekuensi hukumnya. Pada perikatan masing-masing pihak mempunyai hak

hukum untuk menuntut pelaksanaan prestasi dari masing-masing pihak yang

telah bersepakat untuk terikat. Sementara pada perjanjian tidak ditegaskan

tentang hak hukum yang dimiliki oleh masing-masing pihak yang berjanji

apabila salah satu dari pihak yang berjanji tersebut ternyata ingkar janji. Yang

ditegaskan oleh ahli hukum tersebut adalah bahwa konsekuensi dari perjanjian

tersebut dapatlah dilahirkan perikatan dengan konsekuensi hukum seperti yang

telah dijelaskan di atas.

Adapun pengertian kontrak secara tegas dimaksudkan sebagai kesepakatan

para pihak yang mempunyai konsekuensi hukum yang mengikat walaupun

istilah kontrak merupakan istilah yang telah lama diserap ke dalam bahasa

Indonesia, karena telah secara tegas digunakan dalam KUH Perdata,

pengertian kontrak tidak dimaksudkan seluas dari pengertian perjanjian seperti

yang dimaksud dalam pasal 1313 KUH Perdata. Pengertian kontrak lebih

dipersamakan dengan pengertian dari perikatan atau hukum perikatan yang

digambarkan dalam pasal 1233 KUH Perdata (Prof. Dr. E. Utercht, SH

menyebutnya hukum perutangan, van verbintenissen). Ataupun the law of

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 13 dari 61

Page 14: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

obligation seperti yang digambarkan dalam buku-buku teks hukum negara-

negara common law.

Perumusan draft kontrak yang berjalan seiring dengan proses negosiasi

umumnya dapat dilakukan dengan cara kedua pihak (atau pun kuasanya ) yang

akan berkontrak sama-sama mencoba mendiskusikan poin-poin yang akan

menjadi dasar perancangan kontrak. Jadi proses perancangannya dimulai dari

sangat awal, dengan mengidentifikasi seluruh poin keinginan masing-masing

pihak. Seterusnya ini mengalami penyempurnaan seiring dengan kemajuan

proses negosiasi di antara mereka, sehingga akhirnya menjadi kontrak yang

siap ditandatangani.

Pada bentuk lain, dapat saja salah satu pihak yang akan berkontrak telah lebih

dahulu melakukan perancangan kontrak dengan format yang dipahami dan

diinginkannya dan kemudian menyerahkan rancangan kontrak yang

dirancangnya kepada calon mitra berkontraknya untuk direvisi ataupun untuk

disetujui. Ternyata pihak tersebut dapat menyetujui seluruh poin kesepakatan

yang terdapat dalam rancangan kontrak yang diajukan tersebut dapat

menyetujui seluruh poin kesepakatan yang terdapat dalam rancangan kontrak

yang diajukan tersebut. Atau dengan cara lain lagi. Dapat saja kedua pihak

yang akan berkontrak menyerahkannya kepada ahli perancangan kontrak

ataupun kepada Notrais Publik, dalam hal pembuatan kontrak dalam bentuk

akta otentik. Di sini rancangan kontrak tersebut sebelum akhirnya disepakati

menjadi kontrak yang mengikat.

Bila kontrak yang akan disepakti merupakan aktivitas hukum yang dilakukan

hanya dengan satu atau dua orang calon mitra kontrak, maka ketiga

kemungkinan cara perumusan draft dan menegosiasi kontrak di atas masih

memungkinkan untuk dilakukan. Misalnya, kontrak pembangunan suatu

jembatan, maka hubungan hukum yang akan disepaktai antara pemberi kerja

dengan kontrak dapat saja dibuat dengan menggunakan salah satu dari ketiga

cara di atas. Mengingat pada masing-masing pihak aktivitas bisnis tersebut

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 14 dari 61

Page 15: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

bukanlah aktivitas yang dilakukan setiap hari ataupun dilakukan dengan banyak

pihak.

Jika salah satu pihak gagal maupun lalai dalam melaksanakan kesepakatan

tersebut, akan membuat pihak yang lalai atau gagal (sebut Peminjam/Mitra

Pembiayaan), maka dihukum untuk melakukan pembayaran ganti rugi terhadap

pihak yang dirugikan akibat dari kelalaian ataupun kegagalan tersebut

(kreditur/KJK). Umumnya aktivitas-aktivitas ataupun hubungan hukum tersebut

dilakukan begitu saja, hanya didasarkan pada saling percaya dan tanpa suatu

prosedur ataupun melibatkan dokumentasi dan administrasi yang tidak mudah.

Secara prakitis, hubungan-hubungan hukum di atas dilihat dari sudut pandang

non hukum, seakan-akan tidak ada yang perlu dipersoalkan.

Sehingga para pelaku bisnis merasa seakan-akan kontrak bukanlah suatu

permasalahan hukum akan tetapi dianggap lebih merupakan permasalahan

sosial dan bisnis yang berhubungan dengan penghargaan komitmen. Alhasil,

keharusan untuk secara dini memahami dan menyertai kensekuensi hukum dari

suatu kesepakatan kontrak sering dianggap sebagai hal yang berlebihan dan

hanya akan mempersulit tercapainya kelancaran aktivitas bisnis tersebut, hal ini

yang sering terjadi dalam KJK.

Sikap yang menempatkan kontrak seolah-olah bukan masalah hukum, sehingga

menjadi dasar dari pebentukan perikatan-perikatan yang bahkan sebenarnya

tidak lagi bersifat sederhana akan tetapi telah berhubungan dengan aktivitas

bisnis yang lebih rumit dan melibatkan biaya dan nilai yang semakin besar.

Sanksi hukuman bagi pihak yang gagal ataupun lalai melakukan kewajiban

atupun prestasi yang telah disanggupinya dalam kontrak (wanprestasi)

pelaksanaannya dijamin oleh pengadilan. Pengadilan akan membuat suatu

putusan yang menghukum pihak yang wanprestasi untuk mengganti kerugian

dalam bentuk uang yang dapat meliputi : biaya yang telah dikeluarkan

sehubungan dengan pelaksanaan kontrak, ganti kerugian yang dialami oleh

pihak berkontrak yang dirugikan akibat dari tindakan wanprestasi, termasuk

juga bunga yang dapat dibebankan terhadap ganti rugi.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 15 dari 61

Page 16: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Kontrak yang dibuat secara notariel seperti akta perjanjian pinjaman notariil /

otentik, ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu :

1. Kekuatan Pembuktian

Pada suatu akta otentik terdapat 3 (tiga) macam kekuatan pembuktian :

Membuktikan antara para pihak, bahwa mereka sudah menerangkan apa

yang ditulis dalam akta tadi ( kekuatan pembuktian formal).

Membuktikan antara para pihak yang bersangkutan,bahwa sungguh –

sungguh peristiwa yang disebutkan disitu telah terjadi (kekuatan

pembuktian material atau yang kita namakan kekuatan pembuktian

mengikat).

Membuktikan tidak saja antara para pihak yang bersangkutan tetapi juga

terhadap pihak ketiga bahwa pada tanggal tersebut dalam akta kedua

belah pihak tersebut sudah menghadap di muka pegawai umum

(notaris) dan menerangkan apa yang ditulis dalam akta tersebut

(kekuatan pembuktian keluar).

2. Grosse Akta Pengakuan Hutang

Kelebihan lain daripada akta perjanjian pinjaman/pengakuan hutang yang

dibuat secara notariil (otentik) adalah dapat dimintakan Grosse Akta

Pengakuan Hutang Tersebut. Grosse akta pengakuan hutang ini mempunyai

kekuatan eksekutorial, artinya disamakan dengan keputusan hakim yang

oleh KJK diharapkan pelaksanaan eksekusinya tidak perlu lagi melalui

proses gugatan yang biasanya menyita waktu lama dan memakan biaya

yang besar.

3. Ketergantungan terhadap Notaris

Ada suatu hal yang harus benar – benar diingat, yaitu bahwa notaris sebagai

pejabat tetap juga sebagai seorang manusia biasa sehingga di dalam

mengadakan perjanjian/pengakuan hutang oleh atau dihadapan notaris,

tetap dituntut berperan aktif guna memeriksa segala aspek hukum dan

kelengkapan yang diperlukan. Kemungkinan terjadi kesalahan/kekeliruan

atas suatu perjanjian pinjaman/ pengakuan hutang yang dibuat secara

notariil tetaplah ada. Dengan demikian KJK tidak boleh secara mutlak

bergantung kepada notaris,

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 16 dari 61

Page 17: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Untuk sahnya suatu perjanjian, perjanjian tersebut harus memenuhi syarat –

syarat yang telah diatur dalam pasal 1320 KUH perdata, yaitu :

1. Mereka sepakat mengikatkan dirinya

2. Mereka mempunyai kecakapan untuk membuat suatu perikatan

3. Mereka mempunyai suatu hak tertentu

4. Ada suatu sebab yang halal

Setelah anggota/ calon peminjam/mitra binaan mengembalikan Surat

Persetujuan Pinjaman/pembiayaan yang telah ditandatangani, maka tahap

selanjutnya perlu disiapkan draft kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan

agunan. Kontrak pinjaman/pembiayaan berfungsi sebagai perjanjian pokok dan

alat bukti tentang batasan-batasan hak dan kewajiban antara KJK dengan calon

peminjam.

Agar memudahkan verifikasi oleh para pihak, maka dokumen kontrak dan

pengikatan disusun sedemikian rupa, biasanya susunannya sebagai berikut :

Perjanjian Pinjaman (akte perjanjian pinjaman yang notariel).

Surat Persetujuan Permohonan Pinjaman (SP3).

Surat Kuasa menyerahkan/memindahkan hak atas barang yang dibiayai dan

agunan yang diserahkan kepada KJK (jika pengikatan secara notariel, maka

akan dibuatkan akte pengikatan agunan sesuai objek agunannya oleh

notaris).

Dokumen Agunan : Asli sertifikat (SHM, SHGB), Asli surat izin

pemakaian/penempatan kios, Asli Buku Pemilik Kendaraan Bermotor

(BPKB) dan Foto copy STNK (aslinya diperiksa).

Jika agunan berupa mesin-mesin : Invoice/faktur pembelian yang sah.

Agunan berupa stock barang dagangan : Daftar stock yang ada yang

ditandatangani pemilik di atas kertas bermeterai cukup.

Fotocopi Surat Nikah, Kartu Keluarga (KK) dan KTP suami/isteri.

Dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan disiapkan dalam rangkap 2

(dua) yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, sedangkan akte-akte yang

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 17 dari 61

Page 18: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

dibuat secara notaril akan dibuat rangkap sesuai standar notaris masing-

masing, prinsipnya baik pihak KJK maupun peminjam, masing-masing

memegang dokumen dimaksud.

Klausula covenant dalam kontrak pinjaman/pembiayaan mempunyai hubungan

yang saling menguatkan dengan klausula representation and warranties, dalam

upaya membangun kekuatan control dari salah satu pihak berkontrak dengan

mitra berkontraknya. Sehingga dalam perumusan kontak kehadiran kedua

klausula ini sangat penting untuk dihadirkan.

Affirmative covenant (hal yang harus dilakukan oleh peminjam/mitra

pembiayaan). Peminjam/mitra pembiayaan dengan ini berjanji dan menyetujui

serta mengikatkan diri untuk selama berlakunya perjanjian ini, peminjam/mitra

pembiayaan wajib untuk :

a. Menggunakan kredit tersebut sesuai dengan tujuan penggunaan.

b. Membentuk dan memelihara system pembukuan administrasi dan

pengawasan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang umumnya

diterima di Indonesia dan yang diterapkan secara terus menerus untuk

mencerminkan secara wajar keadaan harta kekayaan, keuangan serta hasil

usaha debitur.

c. Mengaktifkan rekening dan transaksi di KJK.

d. Segera memberitahukan kepada kreditor tentang semua perkara yang

menyangkut peminjam/mitra pembiayaan, baik perkara perdata, pidana

maupun kepailitan, maupun perkara dengan instansi pemerintah yang akan

mempengaruhi usaha ataupun kekayaan peminjam/mitra pembiayaan,

termasuk juga tindakan wanprestasi yang dilakukan oleh peminjam/mitra

pembiayaan.

e. Memisahkan seluruh administrasi keuangan debitur dengan administrasi dan

transaksi keuangan kolompok/group perusahaan peminjam/mitra

pembiayaan.

f. Mengijinkan kreditur ataupun pihak yang ditunjuk oleh kreditor pada setiap

waktu untuk memeriksa kegiatan.aktivitas perusahaan, pembukuan dan

catatan-catatan yang dibuat oleh peminjam/mitra pembiayaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya dan seluruh biaya yang timbul akibat

pemeriksaan tesebut menjadi beban peminjam/mitra pembiayaan.

g. Memastikan setiap saat jumlah yang berutang di dalam perjanjian

mempunyai kedudukan yang sama atau lebih tinggi daripada utang-utang

debitur kepada pihak lain;

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 18 dari 61

Page 19: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

h. Melaksanakan pengikatan atas agunan sesuai ketentuan yang berlaku dan

syarat-syarat yang ditetapkan oleh kreditor dan/ atau melakukan tindakan-

tindakan yang dianggap perlu oleh kreditor dalam hubunganya dengan

agunan dan/atau dokumen agunan;

i. Membayar semua kewajiban-kewajiban pajak dan/atau pungutan-pungutan

lain pada saat kewajiban tersebut harus dibayar, termasuk pajak dan/ atau

pungutan-pungutan lain atas pembayaran yang harus dilakukan oleh debitur

kepada kreditur sehubungan dengan perjanjian ;

j. Mempertahankan semua hak-hak serta ijin-ijin yang sekarang dipunyai

debitur dan segera memohon ijin-ijin baru bilamana ijin-ijin tersebut

diperlukan untuk menjalankan usaha debitur.

k. Memberikan dengan segera, tepat dan lengkap dari waktu kewaktu segala

keterangan yang diminta oleh kreditur yang berhubungan dengan pemberian

kredit berdasarkan perjanjian.

Negative Covenant (Hal-hal yang disepakati untuk tidak dilakukan debitur),

selama peminjam/mitra pembiayaan masih terikat dalam perjanjian ini,

peminjam/mitra pembiayaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal yang

tercantum di bawah ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu

dari kreditur :

a. Mengikat diri sebagai penanggung/penjamin utang dan/atau menjaminkan

harta kekayaan debitur kepada pihak lain;

b. Mendapat pinjaman kredit dari pihak lain.

c. Melakukan transaksi dengan seorang atau suatu pihak, termasuk tetapi tidak

terbatas pada perusahaan afiliasinya dengan cara yang berbeda atau di luar

praktek-praktek dan kebiasaan-kebiasaan dagang yang ada dan melakukan

pembelian lebih mahal dan/atau melakukan penjualan lebih murah dari

harga pasar;

d. Meminjamkan uang kepada pihak lain;

e. Melakukan tindakan yang melangar suatu ketentuan hukum atau peraturan

yang berlaku ;

f. Memohom pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang terhadap

debitur sendiri ;

g. Mengubah kegiatan usaha dan/atau membuka usaha baru selain usaha

yang telah ada ;

h. Melakukan pembayaran utang sebelum jatuh tempo, kecuali dalam

menjalankan kegiatan usaha sehari-hari.

i. Mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain ;

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 19 dari 61

Page 20: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

j. Mengalihkan kepada pihak lain sebagian atau seluruh hak dan kewajiban

debitur yang timbul dari Perjanjian atau dokumen agunan.

Terlihat dalam contoh klausula covenant di atas, bagaimana KJK melakukan

kewenangan pengawasan bagi peminjam/mitra pembiayaan untuk memastikan

kesehatan dari debitur tersebut selama masa kontrak pinjam meminjam uang

tersebut untuk menjamin kemampuan dari debitur membayar kembali uang

pinjaman yang telah diterimanya berikut bunga yang disepakati dalam kontrak

tersebut. Dan seperti juga terhadap klausula representation anda warranties,

pelanggaran terhadap kausula covenant tersebut akan ditetapkan sebagai salah

satu alasan yang kuat untuk terjadinya wanprestasi (default).

Model-Model Dokumen Kontrak dan Pengikatan

Jika bentuk kontrak lisan saja mempunyai kekuatan hukum yang sah dan harus

dipatuhi oleh para pihak yang terikat padanya, maka prinsip tersebut

menunjukkan bahwa pada dasarnya kontrak tidak mempunyai sesuatu bentuk

yang baku. Perumusan kontrak sangat fleksibel pada bentuk-bentuk ataupun isi

yang diyakini oleh perumusan ataupun pemakaiannya dapat secara maksimal

melindungi hal hukumnya, dengan kalimat lain, kontrak tidak akan batal

walaupun bentuknya tidak lazim, sepanjang memenuhi ketentuan keabsahan

kontrak seperti yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata.

Akan tetapi pengertian dari kesederhanaan, kejelasan, dan ketegasan

pengertian sebagai suatu komunikasi hukum para pihak untuk mengatur hak

dan kewajiban membuat sebaiknya kontrak tersebut dirancang dalam wujud

yang lebih umum ditentukan. Misalnya dimulai dari hari, tanggal dan tempat

penandatangan kontrak, lalu diikuti oleh para pihak dan seterusnya.

Dalam praktek, formalitas dari perumusan suatu kontrak sering sangat

dipengaruhi oleh tempat, keadaan, kesiapan, termasuk juga jumlah nilai yang

akan disepakati para pihak yang akan berkontrak, misalnya, dalam aktivitas

pelaksanaan kontrak kontrak pinjam meminjam, kontrak tersebut akan berbeda

bentuk dan susunannya bila dibandingkan dengan kontrak-kontrak dengan

maksud yang sama yang dirumuskan dan disepakati oleh para pedagang di

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 20 dari 61

Page 21: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

pasar sehari-harinya. Atau mungkin dengan kontrak yang dirancang dengan

melibatkan atau tidak melibatkan contract drafter.

Kontrak ini hanya dibuat dalam satu halaman kertas saja yang secara singkat

menggambarkan poin-poin penting dalam kontrak pemasangan instalasi alarm

anti maling tersebut, seperti :

1). Nama dan alamat para pihak yang berkontrak.

2). Hak dan kewajiban dari KJK.

3). Hak dan kewajiban dari peminjam/mitra pembiayaan.

4). Tanda tangan para pihak yang berkontrak.

5). Tanggal penandatanganan dan masa keberlakuan kontrak.

Draft suatu kontrak tidak dibatasi oleh suatu bentuk atau format yang telah baku

yang tinggal dapat dibuat oleh para pihak dengan menyesuaikan pada format

tersebut, walaupun mungkin dapat saja meninggalkan banyak ketidakjelasan

akibat pengaturan hak dan kewajiban para pihak yang kurang mendetil, namun

tidak berarti kekurang jelasan informasi tersebut akan mengurangi legalitasnya

sebagai suatu kontrak yang sah.

Berikut ini contoh Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan:

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 21 dari 61

Page 22: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Contoh Kontrak Pinjaman:

“KSP SHARIA MANDIRI”Jl. Kemiri Raya No. 13, Kota Bekasi, Telp.02188958638, Fax.0218845840

PERJANJIAN PINJAMAN NO. : 002/III/2008

Pada hari ini Kamis tanggal enam bulan Maret tahun duaribudelapan (06-03-2008) bertempat di Kota Bekasi, kami yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing :

1. Nama : Eyo A. Sasmita, Drs, MM Jabatan : Manajer Untuk dan atas nama KSP SHARIA MANDIRI untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : Dede Burhan, SE Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Kenari III/9 Harapan Baru Bekasi Untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Para pihak menerangkan bahwa :PIHAK KEDUA telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA untuk membeli barang dan selanjutnya PIHAK PERTAMA menyetujui untuk menyediakan pembiayaan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :

1. PIHAK KEDUA wajib menggunakan dana pinjaman ini hanya untuk modal kerja2. PIHAK KEDUA berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menerima pembiayaan tersebut dari

dan karenanya telah berutang kepada PIHAK PERTAMA sejumlah sebagai berikut : Jumlah Utang Pokok Rp 20.000.000,00 Bunga / Jasa Rp 2.000.000,00… +/+ Jumlah Besarnya Utang Rp 22.000.000,00…

3. PIHAK KEDUA wajib membayar harga barang ditambah Bunga / jasa atas penyediaan fasilitas pembiayaan ini kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu tertentu sesuai daftar angsuran terlampir.

4. Setiap terjadi keterlambatan pembayaran oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA berjanji dengan ini mengikatkan diri untuk membayar denda/biaya administrasi pada PIHAK PERTAMA sebesar Rp. 110.000,00 (seratus sepuluh ribu rupiah) atau 5% dari total

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 22 dari 61

Page 23: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

tunggakan per bulan, terhitung sejak saat kewajiban pembayaran tersebut jatuh tempo sampai dengan tanggal dilaksanakannya pembayaran kembali.

5. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran sampai dengan 2 (dua) kali berturut-turut, maka PIHAK PERTAMA akan menarik kembali barang tersebut diatas, dan segala biaya yang timbul akibat penarikan tersebut tetap menjadi beban PIHAK KEDUA.

6. Untuk menjamin tertibnya pembayaran kembali/pelunasan pembiayaan dan margin keuntungan tepat pada waktu yang telah disefakati kedua belah pihak berdasarkan Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA berjanji dan dengan ini mengikatkan diri menyerahkan barang jaminan berupa BPKB Mobil merk Toyota Kijang Tahun 1999 (sesuai Pengikatan Agunan tanggal 6 Maret 2008)

7. Apabila terjadi perselisihan pendapat akibat Perjanjian ini pada dasarnya diselesaikan berdasarkan cara musyawarah untuk mufakat. Apabila terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, kedua belah pihak memilih tempat kedudukan yang tetap dan syah di Pengadilan Negeri Kota Bekasi

Demikian Perjanjian ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

PIHAK KEDUAPIHAK PERTAMAKSP SHARIA MANDIRI

Dede Burhan, SE Eyo A. Sasmita, Drs, MMnama jelas ManajerContoh Pengikatan Agunan :

“KSP SHARIA MANDIRI”Jl. Kemiri Raya No. 13, Kota Bekasi, Telp.02188958638, Fax.0218845840

PENGIKATAN AGUNAN

Pada hari ini Kamis tanggal enam bulan Maret tahun duaribudelapan (06-03-2008) bertempat di Kota Bekasi, kami yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing :

1. Nama : Eyo A. Sasmita, Drs, MM Jabatan : Manajer Untuk dan atas nama KSP SHARIA MANDIRI untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : Dede Burhan, SE Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Kenari III/9 Harapan Baru Bekasi Untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Para pihak menerangkan bahwa :PIHAK KEDUA telah menyerahkan jaminan/agunan kepada PIHAK PERTAMA untuk menjamin pinjamannya dan selanjutnya PIHAK PERTAMA menyetujui untuk menerima jaminan/agunan, Berupa barang-barang di bawah ini :

1. BPKB Asli kendaraan bermotor atas nama Dede Burhan, SE.X Nomor Polisi : B. 8555 DB

Jenis : Toyota KijangTahun Pembuatan : 1999No./Tanggal BPKB : 7593896GWarna : Hijau

2. Surat Tanah atas nama …..………………………………………………....No.Ake/Sertifikat : ……..…………………………………….…………Tanggal : …..……………………………………………….…Luas Tanah : ..………………………………………….…………Letak tanah : ..…………………………………….………………

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 23 dari 61

Page 24: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

………………………………………………………Barang-barang diatas diserahkan sebagai agunan/jaminan atas nama yang menyerahkan kepada KSP SHARIA MANDIRI.

Dalam pengikatan jaminan/agunan ini, PIHAK KEDUA memberikan kuasa sepenuhnya yang tidak dapat ditarik kembali KSP SHARIA MANDIRI, untuk menjual barang-barang diatas, apabila yang menyerahkan agunan dimaksud lalai terhadap kewajibannya kepada KSP SHARIA MANDIRI.

Bekasi, 06 Maret 2008Yang menyerahkan Yang menerima

KSP SHARIA MANDIRI

Dede Burhan, SE nama jelas

Pemilik, Eyo A. Sasmita, Drs, MM ManajerDede Burhan, SE nama jelas isi tanda silang (X) sesuai agunan/jaminan yang diserahkan.

Contoh Kontrak Pembiayaan:

AKAD JUAL BELI (PIUTANG MURABAHAH)

Nomor : .......... /PM_BMT/BSM/2008

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah segala akad-akad itu…..” (QS.5 : 1)

Yang bertanda tangan di bawah ini :1. Nama : Abdul Hamid HM, BSc. Jabatan : Ketua BMT Sharia Mandiri Bekasi

Bertindak untuk dan atas nama BMT Sharia Mandiri Bekasi yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2. Nama : .................................................................................................................. Pekerjaan : .................................................................................................................. Alamat : ..................................................................................................................

..................................................................................................................Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA atau Mitra Pembiayaan.

Kedua belah pihak telah sepakat melakukan jual beli Murabahah dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pihak kesatu menerangkan dengan ini menjual kepada pihak kedua barang-barang sebagaimana tertulis dalam lampiran berupa :a. Modal Kerja Seharga Rp ……………………………………..b. Investasi Seharga Rp. ……………………………………. Jumlah Rp …………………………………….Rincian harga tersebut adalah a. Harga Pokok Pembelian Rp ……………………………………..c. Margin Rp ……………………………………..d. Harga pokok investasi Rp ……………………………………..e. Margin Rp ……………………………………..

Jumlah Rp …………………………………….

2. Pihak kedua telah/tidak*) membayar uang muka sebesar Rp …………………………………… kepada pihak kesatu, dengan demikian pada hakekatnya pihak kedua berhutang kepada pihak kesatu sebesar Rp…………………………. (…………………………….........................................rupiah) dikarenakan membeli sesuatu atau sejumlah barang seperti tersebut diatas.

3. Pihak kedua bersedia melunasi hutang tersebut paling lama ...........hari/minggu/bulan dengan cara cicilan sebesar Rp................................... perhari/minggu/bulan. Hutang tersebut terhitung sejak tanggal ......................... s.d .........................

4. Untuk menambah jaminan supaya amanah berjalan sebagaimana mestinya maka dengan ini pihak kedua menyerahkan jaminan berupa :

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 24 dari 61

Page 25: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

a. Jaminan Utama/Primer berupa tabungan atas nama....................... / tidak ada*. Atas jaminan tersebut BMT berhak melakukan penarikan tabungan jika pihak kedua tidak melakukan angsuran sebagaimana kesepakatan dalam akad piutang murbahah ini.

b. Jaminan Pelengkap/Sekunder berupa/tidak ada*. Jika pihak kedua menyalahi aturan sebagaimana tersebut dalam akad ini, maka terhadap barang jaminan/agunan yang diserahkan kepada BMT menurut ketentuan pengikatan jaminan, atas jaminan tersebut, pihak kedua secara otomatis menguasakan kepada pihak kesatu atau BMT untuk melakukan pemblokiran atau menjadi pengganti modal sepenuhnya setelah terlebih dahulu diperhitungkan biaya administrasi,

c. Kerugian yang terjadi oleh sebab apapun tidak merubah kewajiban pihak kedua terhadap BMT5. Pihak kesatu atau BMT dapat membatalkan akad ini bila ternyata pihak kedua menyalahi ketentuan-ketentuan dalam

perjanjian dan karena itu seluruh modal piutang serta margin yang menjadi hak BMT harus dikembalikan.6. Pihak kedua menjamin bahwa usaha yang dilakukannya tidak bertentangan dengan undang-undang hukum yang berlaku

atau sya’ra.

Jika dikemudian hari terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak didalam perjanjian ini maka akan diselesaikan dengan cara musyawarah yang dilandasi oleh ukhuwah islamiyyah. Demikian surat perjanjian ini dibuat satu rangkap untuk BMT, yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan disaksikan oleh dua orang saksi pada hari ……… tanggal …………………… di Bekasi

“Orang-orang yang telah sanggup untuk membayar kewajibannya, tetapi dilalaikannya juga,bolehlah orang merampas hartanya dan menyiksanya (memasukkan dalam penjara) “ Hadist riwayat Abu Daud dan Nasa’i

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Abdul Hamid HM, BSc. ....................................................

SAKSI :1. ................................................. 2. ......................................................

1.4. Konfirmasi Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

Setelah jadual disusun sebagaimana contoh di atas, maka pengelola KJK

segera melanjutkan konfirmasi terhada para pihak dengan terlebih dahulu

menghubungi notarisnya, mengingat para calon peminjam, biasanya lebih

mudah menyediakan waktunya untuk penandatanganan kontrak pinjaman,

ketimbang notaris yang biasanya mereka memiliki jadual yang ketat.

Jika notaris mitra KJK yang telah dihubungi bersedia dengan jadual KJK susun,

kemudian mengkonfirmasi kepada para calon peminjam mengenai tanggal dan

tempat dilaksanakannya kontrak pinjaman dan pengikatan agunan (jika ada).

Untuk kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan yang dilakukan di

bawah tangan, langkah menghubungi notaris tidak dilakukan, dan pelaksanaan

penandatanganan kontrak pinjaman dan pengikatan agunan mutlak dilakukan di

kantor KJK sendiri.

Perhatikan jam pelaksanaan penandatangan kontrak pinjaman dan pengikatan

agunan, termasuk memberikan pengertian kepada calon peminjam agar

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 25 dari 61

Page 26: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

memperhatikan waktu yang sudah terjadual, agar tidak menghambat kegiatan

para pihak lainnya. Cara mengkonfirmasikan rencana pelaksanaan kontrak

pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan kepada para pihak, dengan

menghubungi mereka melalui telepon/SMS mintakan kesediaan kepastian

waktu sesuai jadual, jika terjadi perubahan oleh salah satu pihak segera

informasikan kepada pihak lain.

1.5. Undangan kepada Para Pihak Secara Resmi.

Mengingat para pihak masing-masing mempunyai jadual kegiatan masing-

masing, maka sebelum pelaksanaan kontrak pinjaman dan pengikatan agunan,

terlebih dahulu dihubungi terutama kepada calon peminjam, karena jika

penantadatanganan di depan notaris, biasanya jadual yang telah disusun KJK

oleh notaris menjadi jadual kegiatan mereka. Sehingga peranan pengelola KJK

untuk mengundang para pihak terutama calon peminjam sangat penting,

walaupun calon peminjam sudah dihubungi melalui telepon/HP sebaiknya

disusul dengan surat resmi dan mintakan tandaterimanya

Pihak-pihak yang terkait dalam kontrak dan pengikatan agunan, terutama

notaris (jika aktenya notariel), calon piminjam (jika perusahaan sesuai

kewenangan bertindak dari perusahaan dimaksud), juga pastikan kehadiran

pemilik agunan (jika agunan bukan atas nama peminjam), berikut isteri-isteri

mereka jika diperlukan untuk memberikan persetujuan baik dalam kontrak

pinjaman maupun dalam pengikatan agunan. Demikian pula secara internal

perlu kesiapan para pengelola KJK diberitahukan secara resmi seperti :

manajer, kabag pinjaman, dan petugas pinjaman.

Pemberitahuan kepada para pihak dengan mengirim surat undangan resmi

tentang pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan,

caranya terlebih dahulu dengan memberitahukan lewat telepon/sms, kemudian

disusul dengan surat (biasanya SPPP) sekaligus dimintakan pesertujuan

terhadap isi SPPP tersebut.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 26 dari 61

Page 27: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

BAB II

MELAKSANAKAN KONTRAK PINJAMAN/PEMBIAYAAN

DAN PENGIKATAN AGUNAN

2.1 Penjelasan Draft Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan kepada Para Pihak

Semua dokumen yang telah disiapkan baik oleh KJK maupun oleh notaris,

kemudian ditindaklanjuti oleh para pihak dengan jalan sebagai berikut:

Dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan dibacakan agar dapat

dimengerti oleh para pihak tentang isi dari kontrak pinjaman dan pengikatan

agunan tersebut.

Diberikan kesempatan untuk para pihak mengerti pasal demi pasal dari isi

perjanjian pinjaman dan pengikatan agunan, untuk memastikan tidak ada lagi

yang dipermasalahkan oleh para pihak.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 27 dari 61

Page 28: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Notaris (jika kontrak pinjaman secara notaril) atau manajer KJK (jika kontrak

pinjaman di bawah tangan) untuk menanyakan kepada calon peminjam,

apakah masih ada hal-hal yang perlu ditanyakan.

Sebagaimana dijelaskan dalam pendahuluan bahwa penyaluran dana KJK yang

paling utama dalam bentuk pemberian pinjaman/pembiayaan, karena jika gagal

dalam pemberian pinjaman, berakibat kepada gagalnya kelangsungan usaha

KJK itu sendiri. Pinjaman/pembiayaan yang diberikan oleh KJK adalah

penyediaan dana atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara KJK dengan

anggotanya dan mewajibkan anggotanya untuk melunasi kewajibannya setelah

jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga/margin imbalan atau pembagian

hasil keuntungan. Sehingga untuk dibutuhkan pemahaman yang mendalam

tentang istilah pinjaman/pembiayaan dengan agunan terkait dengan

pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dengan pengikatan agunan.

Tujuan pinjaman/pembiayaan yang diberikan oleh KJK adalah untuk

meningkatkan usaha dan taraf hidup anggotanya melalui penyediaan dana baik

untuk tujuan usaha maupun tujuan konsumsi. Sasaran pinjaman/pembiayaan

yang diberikan KJK adalah diutamakan kepada anggota, calon anggota

(nasabah), bila memungkinkan kepada Koperasi lain dan atau anggotanya.

Di sisi lain pengertian jaminan dan agunan kredit sering disamakan, kendati

dalam UU Perbankan, pengertian keduanya sangat jelas. Jaminan Kredit

adalah untuk mendukung keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan

nasabah debitur melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan,

Jaminan Kredit meliputi unsur-unsur: watak, kemampuan, modal, agunan, dan

prospek usaha dari nasabah debitur. Menurut UU Perbankan yang Diubah,

agunan merupakan jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur

kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit/pinjaman atau

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 28 dari 61

Page 29: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Jaminan ada yang bersifat materiil dan inmateriil. Jaminan Materiil adalah

benda tertentu yang berwujud maupun tidak berwujud milik peminjam/mitra

pembiayaan atau pihak ketiga secara syah yang telah dijaminkan kepada

Kreditur untuk memenuhi kewajiban peminjam/mitra pembiayaan. Jaminan

Inmateriil adalah jaminan perorangan (personnal guarantee) dan/atau Jaminan

Korporasi (corporate guarantee) dari peminjam/mitra pembiayaan dan/atau

pihak ketiga untuk menanggung dipenuhinya kewajiban peminjam/mitra

pembiayaan.

Manfaat agunan pinjaman adalah :

memberikan kekuasaan kepada bank untuk mendapat pelunasan dari

agunan apabila debitur melakukan cidera janji,

menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk membiayai

usahanya,

memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi janjinya khususnya

mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah

diperjanjikan.

Jaminan yang bersifat umum, diberikan bagi kepentingan KJK dan menyangkut

semua harta peminjam/mitra pembiayaan, sebagaimana yang diatur dalam

pasal 1131 Kitab Undang-undang Hukum Perdata; dan jaminan yang bersifat

khusus merupakan jaminan dalam bentuk penunjukan atau penyerahan barang

tertentu secara khusus, sebagai jaminan atas pelunasan kewajiban debitur

kepada kreditur tertentu, baik secara kebendaan maupun perorangan.

Timbulnya jaminan khusus ini karena adanya perjanjian yang khusus diadakan

antara debitur atau peminjam/mitra pembiayaan dan kreditur/KJK yang dapat

berupa :

a) Jaminan yang bersifat kebendaan yaitu adanya benda tertentu yang

dijadikan jaminan (zakelijk).

b) Jaminan perorangan (personlijk), yaitu adanya orang tertentu yang sanggup

membayar atau memenuhi prestasi jika debitur cidera janji (diatur dalam

buku III Kitab Undang-undang Perdata).

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 29 dari 61

Page 30: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Jaminan yang bersifat kebendaan dilembagakan dalam bentuk hipotik, hak

tanggungan, fidusia dan gadai, serta cessie. Jaminan kebendaan wajib

memenuhi asas pencatatan dan publisitas agar dapat melahirkan hak mutlak

atas kebendaan yang dijaminkan tersebut. Ciri-cirinya adalah :

Berhubungan langsung atas kebendaan tertentu.

Dapat dipertahankan terhadap siapapun.

Selalu mengikuti bendanya (droit de suite).

Dapat diperalihkan.

Memberikan hak mendahulu (droit de preference) kepada KJK pemegang

hak jaminan kebendaan tersebut atas penjualan kebendaan yang

dijaminkan.

Peraturan dan Ketentuan Dalam Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam KJK.

Untuk dapat menjalankan kegiatan usaha simpan pinjam secara mantap dan

berkelanjutan maka KJK harus memahami dasar berpihak yang digunakan

sebagai acuan serta peraturan-perturan yang terkait dengan usaha simpan

pinjam tersebut. Sebagai panduan peraturan dan ketentuan yang dapat diacu

sekaligus merupakan sarana pendukung adalah :

1. Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoprasian Bab VIII Pasal

44 : Ayat (1) : Koperai dapat menghimpun dana dan menyalurkannya

melalui kegiatan usaha simpan pinjam dan dana (a) untuk anggota koperasi

yang bersangkutan, (b) koperasi lain dan atau anggotanya. Ayat (2) :

Kegiatan simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu dan satu-

satunya kegiatan usaha koperasi. Ayat (3) : Pelaksanaan kegiatan usaha

simpan pinjam oleh koperasi diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Pemerintah (PP).

2. Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Usaha

Simpan Pinjam.

3. Kepmen No. 194/KEP/MM/IX/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian

Koperasi.

4. Kepmen No. 351/KEP/M/XII/1998 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Simpan Pinjam oleh koperasi.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 30 dari 61

Page 31: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Pengikatan agunanJaminan pinjaman yang diserahkan harus memiliki harga dan nilai. Berharga

artinya jaminan tersebut mempunyai harga yang dapat dinilai dengan mata

uang resmi (rupiah), sedangkan bernilai artinya bahwa jaminan tersebut

mempunyai nilai ekonomis dan nilai tambah lainnya dalam transaksi

perdagangan. Untuk mengetahui harga dan nilai dari suatu jaminan pinjaman,

dilakukan penilaian jaminan yang pelaksanaannya dapat diserahkan kepada

pihak ketiga yakni perusahaan appraisal. Biasanya KJK menggunakan

pendekatan secara konservatif, dimana agunan dinilai dengan harga terendah,

kemudian dikalikan dengan angka 70%.

Misalnya sebidang tanah berikut bangunan memiliki nilai pasar Rp 500 jt. dan

nilai menurut NJOP Rp 300 jt, maka penilaian bank terhadap agunan tersebut =

70% x Rp 300 jt = Rp 210 jt. KJK sebaiknya melakukan pengikatan terhadap

agunan dalam jumlah tertentu, artinya jaminan tersebut mempunyai harga dan

nilai yang dapat diklarifikasikan menurut harga pasar.

Pengikatan adalah adanya perjanjian atas kebendaan milik peminjam/mitra

pembiayaan atau pihak yang ditunjuk oleh peminjam/mitra pembiayaan, dimana

peminjam/mitra pembiayaan akan menjamin kepemilikannya ke pihak KJK

karena terjadinya peristiwa hukum Perjanjian Pinjaman. Hak jaminan tersebut

untuk keamanan dan kepentingan peminjam/mitra pembiayaan sehingga harus

diadakan dengan suatu perikatan yang bersifat acesoir (ikutan).

Pengikatan mengandung konsekuensi biaya yang dibebankan kepada

peminjam/mitra pembiayaan, besarnya biaya pengikatan cukup berarti bagi

peminjam/mitra pembiayaan, karena biaya pengikatan cukup mahal dan tidak

ada tarif yang standar, maka permasalahan pemenuhan jaminan oleh

peminjam/mitra pembiayaan bukan saja pemenuhan nilai jaminan yang setara

dengan jumlah pinjaman/pembiayaan, akan tetapi juga biaya pengikatan yang

cukup memberatkan, sementara peminjam/mitra pembiayaan dalam posisi

tawar yang rendah.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 31 dari 61

Page 32: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Pengikatan agunan dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

yang berlaku, yakni:

a. UU No. 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan atas tanah beserta benda-

benda yang berkaitan, ada 2 ketentuan pokok mengenai objek hak

tanggungan yaitu :

Objek Hak tanggungan meliputi bangunan, tanamamn dan hasil karya

yang merupakan kesatuan dengan tanah, berupa Hak Milik, Hak Guna

Bangunan, Hak Guna Usaha.

Objek Hak Tanggungan meliputi Rumah Susun dan Hak Pakai atas

tanah negara (semangatnya dalam membantu golongan masyarakat

menengah ke bawah, karena dalam UU Pokok Agraria No. 5 Tahun

1960 hanya disebutkan Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Guna

Usaha).

b. Fiducia, merupakan pengembangan dari lembaga gadai. Barang-barang

yang diserahkan sebagai jaminan fiducia adalah benda/barang yang

secara sosial ekonomi dapat menunjang kelancaran jalannya suatu

usaha/perusahaan seperti kendaraan bermotor, stock barang dagangan,

inventaris dll. Selain barang bergerak, maka dengan berlakunya UU

Rumah Susun tanah dengan status hak pakai dapat diterima sebagai

jaminan dengan fiducia.

d. Gadai menurut Pasal 1150 KUH Perdata adalah suatu jaminan dalam hal

pelaksanaan suatu prestasi yang akan diberikan oleh peminjam/mitra

pembiayaan untuk masa yang akan datang mengingat bahwa gadai

memberikan kekuasaan kepada pemegang gadai untuk mengambil

pelunasan dari barang gadai secara didahulukan.

e. Cessie piutang dapat dijadikan jaminan pengembalian

pinjaman/pembiayaan, dengan memberikan hak untuk didahulukan dari

pada para piutang lainnya kepada KJK penerima jaminan cessi piutang.

Cessie merupakan bentuk pengalihan piutang sesuai Pasal 613 KUH

Perdata. Syarat-syarat cessie piutang sebagai Jaminan :

Harus ada perjanjian pinjaman sebagai perjanjian pokok.

Piutang atas nama dan piutang itu telah ada pada saat dijaminkan.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 32 dari 61

Page 33: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Cessie piutang sebagai jaminan pinjaman/pembiayaan harus

dituangkan dalam suatu perjanjian pemberian jaminan yang dibuat

dengan akta notaris, menurut standar perjanjian pemberian

pinjaman/pembiayaan yang berlaku.

Cessie piutang yang menjadi jaminan pada KJK tidak dibukukan

sebagai harta KJK, selain sebagai agunan yang dibukukan secara

administrasi pada KJK.

Jaminan yang menurut sifatnya sebaiknya diasuransikan kepada perusahaan

asuransi, Premi asuransi menjadi tanggungan peminjam/mitra pembiayaan.

Dalam penutupan asuransi dipersyaratkan hasil klaim asuransi dibayarkan

melalui KJK dengan nilai penutupan menurut harga pasar (full inssurance).

Asuransi barang jaminan yang lazim dalam perbankan adalah : Asuransi

Kebakaran dan Kendaraan Bermotor.

Dalam rangka mengcover resiko meninggalnya peminjam/mitra pembiayaan,

maka KJK dengan persetujuan peminjam/mitra pembiayaan, menutup asuransi

jiwa dari peminjam/mitra pembiayaan perseorangan untuk kepentingan

peminjam/mitra pembiayaan dalam rangka pelunasan utangnya kepada KJK.

Asuransi jiwa dimaksud adalah asuransi jiwa untuk menutup pertanggungan

jiwa peminjam/mitra pembiayaan apabila suatu saat di mana perjanjian

pinjaman berlangsung.

Pelepasan agunan

Proses likuidasi agunan dilakukan berdasar tahapan-tahapan secara berurutan.

Cara ini untuk menghindari kemungkinan yang disengaja dan berakibat

merugikan pihak lain. Tahapannya antara lain :

Menetapkan jadwal dan ketentuan pelaksanaan likuidasi. Buatkan jadwal

dan ketentuan pelaksanaan likuidasi sehingga Program likuidasi agunan

berjalan lancar. Memberitahukan rencana likuidasi agunan Rencana likuidasi

agunan diberitahukan kepada peminjam dengan harapan peminjam ada

persiapan dan membantu dalam hal penyelesaian likuidasi.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 33 dari 61

Page 34: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Menetapkan pembeli agunan, Pembeli dengan harga tertinggi dipilih dan

ditetapkan sebagai pembeli dari agunan. Menghitung hasil penjualan

agunan dengan sisa pinjaman/pembiayaan, harus dihitung selisih antara

hasil penjualan dengan sisa pinjaman/ pembiayaan.

Kelebihan hasil penjualan agunan, Apabila hasil penjualan agunan lebih

besar dari sisa pinjaman/pembiayaan, maka sisanya harus dikembalikan

pada peminjam dan apabila kurang harus ditagihkan.

Kekurangan hasil penjualan agunan, jika terjadi kekurangan dalam hal

penjualan agunan di mana tidak mencukupi untuk menutup sisa pinjaman

maka harus ditagihkan kembali kepada peminjam.

Wanprestasi terjadi apabila salah satu pihak dalam perjanjian tidak

melaksanakan atau lalai melaksanakan prestasi (kewajiban) yang menjadi objek

perikatan antara mereka dalam kontrak. Berdasarkan Pasal 1233 KUH Perdata,

prestasi yang harus dipenuhi oleh para pihak dalam berkontrak adalah

kewajiban untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, ataupun bahkan

untuk tidak berbuat sesuatu. Artinya, dalam hal kesepakatan-kesepakatan untuk

melakukan prestasi tersebut tidak dijalankan atau dijalankan dengan tidak

semestinya, maka orang yang tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan

yang telah disepakati tersebut akan dinyatakan wanprestasi (tidak berptestasi)

ataupun ingkar janji (default). Lebih spesifik Prof. Subekkti, SH dalam bukunya

Hukum Perjanjian menjelaskan bahwa wanprestasi seorang debitur

(peminjam/mitra pembiayaan) dapat didasarkan empat alasan, yaitu :

1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.

2) Melakukan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang

dijanjikan.

3) Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat.

4) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

Peminjam/mitra pembiayaan dapat dinyatakan Wanprestas, adanya fakta telah

terjadinya ingkar janji ataupun tindakan lalai dari mitra berkontraknya

merupakan ukuran yang sangat penting bagi mitra berkontrak yang dirugikan

KJK untuk terlebih dahulu dibuktikan agar dapat menuntut ganti rugi terhadap

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 34 dari 61

Page 35: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

kerugian yang dideritanya akibat dari wanprestasi. Artinya, tanpa pembuktian

terjadinya ingkar janji (wanprestasi) maka tidak ada alasan dari mitra pihak yang

dirugikan untuk meminta ganti kerugian atau meminta penghentian kontrak

secara sepihak (early termination). Hal ini secara tegas juga diatur dalam pasal

1243 KUH Perdata yang menyatakan sebagai berikut :

Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan,

barulah mulai diwajibkan, apabila si berutang, setelah dinyatakan lalai

memenuhi perikatannya, tetapi melalaikannya, atau jika suatu yang harus

diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang

waktu yang telah dilampaukannya.

Dalam pasal 1239 KUH Perdata diatur bahwa apabila pihak yang wanprestasi

(si berutang) tidak memenuhi kewajibannya, dalam hal berbuat sesuatu atau

tidak berbuat sesuatu, maka si berutang diwajibkan memberikan penggantian

biaya, rugi dan bunga. Yang akan diganti rugi oleh si berutang menurut pasal

1246 KUH Perdata adalah kerugian yang telah diderita oleh pihak yang

dirugikan atas kontrak tersebut dan kerugian yang diderita atas batalnya keditur

tersebut untuk menikmati keuntungan yang sedianya pasti diperolehnya

andaikata kontrak tersebut berjalan dengan semestinya. Maka, sangat mungkin

jumlah kerugian yang diajukan kreditur berada di luar perhitungan debitur.

Dalam hal ini, perdebatan tentang jumlah kewajiban yang sebenarnya harus

dibayarkan oleh debitur akan diputuskan oleh pengadilan.

Doktrin force majeure sebagai dukungan terhadap prinsip bahwa prestasi yang

diperjanjikan dalam suatu kontrak haruslah prestasi yang memungkinkan untuk

dilakukan merupakan doktrin (pemaafan) yang dikenal secara universal dalam

hukum kontrak Negara-negara di dunia. Artinya, secara prinsip pengakuan

terhadap ketidakmungkinan untuk melaksanakan suatu prestasi (impossibility of

performance) disebabkan oleh halangan yang tidak dapat diduga akan terjadi

sebelumnya serta yang bukan datang dari dirinya ataupun akibat dari

kesalahannya, membuat orang yang secara normal tidak memungkinkan lagi

untuk melaksanakan prestasinya tersebut dapat dimanfaatkan dan dibebaskan

dari hukuman untuk membayar biaya, ganti rugi dan bunga (damages).

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 35 dari 61

Page 36: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Dalam Hukum Perdata Indonesia, ketentuan tentang keadaan force majeure

yang dapat membebaskan seorang peminjam/mitra pembiayaan dari kewajiban

untuk membayar ganti rugi dengan tegas diatur dalam pasal 1244 dan pasal

1245 KUH Perdata.

Pasal 1245 KUH Perdata :

“Jika ada alasan untuk itu, si berutang harus dihukum untuk mengganti biaya,

rugi dan bunga apabila ia tak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau tidak

pada waktu yang tepat dilaksanakanya perikatan itu, disebabkan suatu hal yang

tidak terduga, pun tak dapat dipertanggungjawabkan padanya, kesemuanya itu

pun jika iktikad buruk tidaklah ada pada pihaknya”.

Pasal 1245 KUH Perdata :

“Tidaklah biaya rugi dan bunga harus digantinya, apabila lantaran keadaan

memaksa atau lantaran suatu kejadian tak disengaja si berutang berhalangan

memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau lantaran hal-hal yang

sama telah melakukan perbuatan yang terlarang”.

Dari pengaturan kedua pasal tersebut di atas terlihat bahwa dalam hukum

Indonesia dokrin force majeure dilaksanakan demi hukum, bukan pelaksanaan

karena kesepakatan dalam kontrak (contractualo obligatiaon). Artinya, walupun

para pihak tidak secara spesifik mengatur keberlakukan dokrin force majeure

dalam kontraknya, tetap saja demi hukum dokrin force majeure tersebut dapat

berlaku sebagai alasan hukum bagi salah satu pihak yang tidak dapat

melakukan kewajibannya sesuai dengan yang telah diperjanjikan dalam

kontrak.

Hapusnya Suatu Kontrak, normalnya, suatu kontrak akan hapus setelah

kontrak tersebut berakhir, artinya, ketika seluruh bentuk-bentuk perikatan yang

teah disepakti dalam kontrak telah dilaksanakan, maka kontrak tersebut akan

berakhir dan hapus dengan sendirinya. Misalnya, dalam hal disepakatinya

perjanjian pinjaman maka kontrak tersebut akan berakhir setelah seluruh

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 36 dari 61

Page 37: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

kewajiban untuk membayar angsuran seperti yang telah disepakati dalam

kontrak telah dilakukan oleh peminjam kepada KJK.

Secara keseluruhan, pasal 1381 KUH Perdata mengatur tentang tata cara dan

dasar hukum tentang pengakhiran dari suatu perikatan, sebagai berikut :

1) Karena pembayaran.

2) Karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau

penitipan.

3) Karena pembaharuan utang (novasi).

4) Karena perjumpaan utang atau kompensasi (se off).

5) Karena percampuran utang.

6) Karena pembebasan utangnya.

7) Karena musnahnya barang yang terutang.

8) Kebatalan atau pembatalan.

Karena dalam prakteknya perjanjian pinjaman secara umum berbentuk standar

yang disusun oleh pihak KJK sendiri, maka pengelola KJK perlu

memperhatikan:

Memberikan peringatan secukupnya kepada para peminjamnya akan

adanya dan berlakunya klausula – klausula penting tertentu dalam

perjanjian.

Pemberitahuan dilakukan sebelum atau pada saat penandatanganan

perjanjian pinjaman.

Dirumuskan dalam kata – kata dan kalimat yang jelas.

Memberikan kesempatan yang cukup bagi peminjam untuk mengetahui isi

perjanjian.

Isi Perjanjian/Pengikatan Pinjaman/Pembiayaan

Pada dasarnya suatu perjanjian pinjaman/pembiayaan atau pengakuan hutang

harus memenuhi 6 (enam) syarat minimal, yaitu ; (1) jumlah hutang;

(2)besarnya bunga/margin; (3)waktu pelunasan; (4)cara-cara pembayaran;

(5)klausula opeisbaarheid; dan (6)barang jaminan.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 37 dari 61

Page 38: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Apabila keenam syarat tersebut dikembangkan lebih lanjut maka isi dari

perjanjian pinjaman/pembiayaan atau pengakuan hutang yang termuat dalam

pasal-pasal tersebut adalah seperti berikut :

1. Jumlah maksimum pinjaman/pembiayaan (plafond) yang diberikan oleh KJK

kepada peminjamnya. Dalam prakteknya, KJK dapat juga memberikan

kesempatan kepada debiturnya untuk menarik dana melebihi plafond

pinjamannya (overdraft).

2. Cara/media penarikan pinjaman/pembiayaan yang diberikan, yang mana

penarikan dana tersebut dilakukan di kantor KJK yang bersangkutan dan

pembayaran yang dilakukan pada hari dan jam kantor dibuka. Penarikan

dan pembayaran mana akan dicatat pada pembukuan KJK dan rekening

peminjam.

3. Jangka waktu dan cara pembayaran sampai jatuh tempo. Ada 2 (dua) cara

pembayaran yang lazim digunakan, yaitu; (1)diangsur; atau (2) secara

sekaligus lunas. Peminjam berhak untuk sewaktu – waktu untuk mengakhiri

perjanjian tersebut sebelum jangka waktunya berakhir, asal membayar

seluruh jumlah yang terhutang termasuk bunga, denda dan biaya – biaya

lainnya.

4. Mutasi keuangan peminjam dan pembukuan oleh KJK. Dari mutasi

keuangan dan pembukuan KJK ini dapatlah diketahui berapa besar jumlah

yang terhutang oleh debitur.

5. Pembayaran bunga/margin, administrasi, provisi dan denda (bila ada).

Kecuali pembayaran bunga/margin, maka pembayaran biaya administrasi

dan provisi harus dibayar dimuka oleh peminjam bila terdapat tunggakan

angsuran ataupun bunga/margin.

6. Klausula opersbarheid, yaitu klausula yang memuat hal – hal mengenai

hilangnya kewenangan bertindak atau kehilangan hak bagi peminjam untuk

mengurus harta kekayaanya, ketentuan – ketentuan dalam perjanjian

peminjam atau pengakuan hutang, sehingga peminjam harus membayar

secara seketika dan sekaligus lunas. Klausula tersebut antara lain karena:

(1) peminjam tidak membayar kewajiban secara sebagaimana mestinya.

(2) peminjam/pemilik jaminan pailit.

(3) peminjam/pemilik jaminan meninggal dunia.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 38 dari 61

Page 39: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

(4) harta kekayaan peminjam/pemilik jaminan dilakukan penyitaan.

(5) Surcance van betaling.

(6) peminjam/pemilik jaminan ditaruh dibawah pengampunan (order curatele

gestesld).

7. Jaminan yang diserahkan oleh peminjam beserta kuasa – kuasa yang

menyertainya dan persyaratan penilaian jaminan, pembayaran pajak dan

asuransi atas barang jaminan tersebut.

8. Syarat – syarat lain yang harus dipenuhi oleh peminjam dan termasuk hak

untuk pengawasan/pembinaan pinjaman oleh KJK.

9. Biaya akta dan biaya penagihan hutang yang juga harus dibayar oleh

peminjam.

Jika KJK ingin mempunyai kedudukan hukum yang kuat, maka jaminan

pinjaman/pembiayaan harus diperjanjikan secara tegas dan tertulis; barangnya

apa?, orangnya siapa?, tanggungannya berapa? Dengan demikian kedudukan

KJK sebagai kreditur lebih diutamakan daripada kreditur yang lain.

Jaminan pinjaman/pembiayaan di KJK jenisnya antara lain :

1. Jaminan Barang, Bergerak atau Tidak Bergerak.

2. Jaminan Orang, Pribadi atau Kelompok Tanggung Renteng.

3. Jaminan Hak – Hak peminjam yang ada di KJK.

4. Jaminan Surat, Surat Berharga maupun Lainnya.

Yang perlu diperhatikan dalam pembebanan jaminan pinjaman pada KJK ialah :

Aspek Hukum, artinya perjanjiannya harus kuat / sah, mempunyai kekuatan

hukum, tidak melanggar hukum dan norma – norma lainnya.

Aspek Kooperatif, artinya pembebanan jaminan kredit tidak boleh melanggar

Asas dan Prinsip–prinsip Koperasi, Gotong royong, Kekeluargaan ; dan lain

sebagainya.

KJK diwajibkan melakukan pengikatan terhadap agunan pinjaman dalam jumlah

tertentu yang diterimanya dari peminjam. Dalam jumlah tertentu artinya agunan

pinjaman tersebut mempunyai harga dan nilai yang dapat diklarifikasikan

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 39 dari 61

Page 40: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

menurut harga pasar. Pengikatan adalah adanya perjanjian atas kebendaan

milik peminjam, dimana peminjam akan menjamin kepemilikannya ke pihak

KJK, karena terjadinya peristiwa hukum Perjanjian Pinjaman. Hak agunan

tersebut untuk keamanan dan kepentingan peminjam sehingga harus diadakan

dengan suatu perikatan yang bersifat acesoir (ikutan).

Pengikatan mengandung konsekuensi biaya yang dibebankan kepada

peminjam, besarnya biaya pengikatan cukup berarti bagi peminjam, karena

biaya pengikatan cukup mahal dan tidak ada tarif yang standar, oleh karena itu

KJK jarang melakukan pengikatan secara notariel, kecuali dengan kuasa

menjual (padahal secara yuridis tidak mempunyai kekuatan hukum, kecuali

mengikat secara psikologis saja).

Beberapa pengikatan agunan pinjaman, menurut ketentuan perundang-

undangan yang berlaku, dan perlu dipahami oleh pengelola KJK, yakni :

a. UU No. 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan atas tanah beserta benda-

benda yang berkaitan, ada 2 ketentuan pokok mengenai objek hak

tanggungan yaitu :

Objek Hak tanggungan meliputi bangunan, tanaman dan hasil karya

yang merupakan kesatuan dengan tanah, berupa Hak Milik, Hak Guna

Bangunan, Hak Guna Usaha.

Objek Hak Tanggungan meliputi Rumah Susun dan Hak Pakai atas

tanah negara (semangatnya dalam membantu golongan masyarakat

menengah ke bawah, karena dalam UU Pokok Agraria No. 5 Tahun

1960 hanya disebutkan Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Guna

Usaha ).

b. Fiducia, objek fiducia adalah untuk benda-benda bergerak yang

diserahkan sebagai jaminan fiducia adalah benda/barang yang secara

sosial ekonomi dapat menunjang kelancaran jalannya suatu

usaha/perusahaan seperti kendaraan bermotor, stock barang dagangan,

inventaris dll. Selain barang bergerak, maka dengan berlakunya UU

Rumah Susun tanah dengan status hak pakai dapat diterima sebagai

jaminan dengan fiducia.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 40 dari 61

Page 41: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

c. Gadai menurut Pasal 1150 KUH Perdata adalah suatu jaminan dalam hal

pelaksanaan suatu prestasi yang akan diberikan oleh debitur untuk masa

yang akan datang mengingat bahwa gadai memberikan kekuasaan

kepada pemegang gadai untuk mengambil pelunasan dari barang gadai

secara didahulukan. Objek gadai selain benda-benda bergerak juga

benda bergerak yang tak bertubuh sebagaimana pasal 1152, 1153 KUH

Perdata adalah tagihan-tagihan atau piutang, surat-surat atas unjuk dan

atau atas bawa.

d. Cessie piutang dapat dijadikan jaminan pengembalian pinjaman, dengan

memberikan hak untuk didahulukan dari pada para piutang lainnya kepada

Kreditur penerima jaminan cessi piutang. Cessie merupakan bentuk

pengalihan piutang sesuai Pasal 613 KUH Perdata. Syarat-syarat cessie

piutang sebagai Jaminan Kredit/Pinjaman :

Harus ada perjanjian pinjaman sebagai perjanjian pokok.

Piutang atas nama dan piutang itu telah ada pada saat dijaminkan.

Cessie piutang sebagai Jaminan pinjaman harus dituangkan dalam

suatu perjanjian pemberian jaminan yang dibuat dengan akta notaris,

menurut standar perjanjian pemberian pinjaman yang berlaku.

Cessie piutang yang menjadi jaminan pada KJK tidak dibukukan

sebagai harta KJK, selain sebagai agunan yang dibukukan secara

administrasi pada KJK.

Dokumen yang harus dilengkapi oleh peminjam dalam menyerahkan agunan

berupa benda bergerak kepada KJK, yakni :

1) Agunan barang tidak bergerak. Penyerahan agunan ini dilengkapi dengan

dokumen :

Asli sertifikat (SHM, SHGB, SHGU dan lainnya) yang dikeluarkan oleh

Kantor Badan Pertahan Nasional diwilayah tanah berada.

Photo copy SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang) dan tanda

bukti pembayaran lunas (setoran) PBB tahun terakhir.

Keterangan/penjelasan tentang peruntukkan atas tanah tersebut.

Asli IMB untuk yang ada bangunannya.

Surat Keterangan tidak sedang sengketa dari kelurahan (Asli).

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 41 dari 61

Page 42: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Tanah yang bisa dijaminkan adalah milik calon peminjam atau

keluarganya yang dibuktikan dengan kartu keluarga.

Akte nikah dari instansi yang berwenang untuk mengetahui suami-istri

pemilik jaminan.

2) Agunan Kios harus dilengkapi:

Asli surat izin pemakaian/penempatan kios dari pemda setempat/PD

Pasar.

Asli referensi/persetujuan dari Pemda setempat/PD Pasar untuk

menjaminkan hak pakai kios tersebut.

Fotokopy KTP dan KK pemilik.

Dokumen yang harus dilengkapi oleh peminjam dalam menyerahkan agunan

berupa benda tidak bergerak kepada KJK, yaitu:

a) Agunan berupa kendaraan bermotor :

Foto copy identitas diri pemilik.

Asli Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) atau surat pernyataan

dealer mengenai asli penyerahan BPKB yang sudah dikonfirmasi

kebenarannya secara tertulis, serta foto copy BPKB apabila belum dibalik

namakan.

Penyerahan BPKB maksimal satu bulan.

Foto copy STNK (aslinya diperiksa).

Copy asli/tindasan faktur/invoice

Untuk kendaraan lama/bekas harus ada kuitansi jual beli lengkap dari

pemilik lama.

Blanko kuitansi kosong rangkap 3, satu diantaranya bermeterai cukup

yang ditandatangani.

Pada saat jatuh tempo STNK, atas STNK tersebut harus dilakukan

proses balik nama sesuai dengan nama peminjam/pemilik juaminan.

b) Untuk kendaraan umum dilengkapi dengan :

Surat tanda lulus uji (laik jalan) dan atau surat tanda daftar kendaraan

bermotor yang dikeluarkan kantor Samsat Setempat.

Surat KIR dan izin trayek (untuk kendaraan umum).

c) Agunan berupa mesin-mesin.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 42 dari 61

Page 43: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Invoice/faktur pembelian yang sah.

Daftar barang-barang yang ditandatangani oleh peminjam diatas meterai

cukup.

Blanko kuitansi kosong yang telah ditandatangani dibuat rangkap 3, satu

diantaranya bermeterai cukup.

Agunan mesin-mesin tersebut harus diretaksasi minimal setahun sekali

atau pada saat dilaksanakan review pinjaman.

d) Agunan berupa stock barang dagangan.

Adalah barang dagangan (usaha/yang diperjualbelikan) baik yang sudah

ada maupun yang akan ada yang dapat dinilai baik secara kuantitatif

maupun kualitatif.

Stock barang dagangan harus sudah menjadi milik peminjam yang

dibuktikan dengan asli kuitansi atau faktur pembelian.

Daftar stock yang ada yang ditandatangani pemilik di atas kertas

bermeterai cukup (daftar ini harus dilaporkan oleh peminjam minimal satu

kali dalam satu bulan, atau sesuai dengan kebutuhan/mutasi dan

persediaan).

Yang dapat dijadikan jaminan pinjaman haruslah terbatas jenis, jumlah

dan kualitas tertentu, hal ini mengingat bahwa jaminan ini adalah

sekaligus sebagai barang dagangan yang dapat terjual habis, sehingga

dalam pengamanannya perlu pengamatan dan pengawasan yang ketat.

Peminjam harus melaporkan secara berkala mengenai stock barang

tersebut, baik laporan bulanan maupun laporan triwulan untuk

mengetahui rasio dari jumlah jaminan dan outstanding pinjaman yang

tersisa.

Hubungan Interpersonal

Hubungan antara para pihak yang terlibat dalam masing-masing aktivitas

komersial seperti yang dicontohkan di atas, secara hukum, diwujudkan dalam

suatu perikatan hak dan kewajiban (prestasi) yang memberikan konsekuensi

adanya pihak yang berkewajiban melaksanakan kewajiban bagi pihak lain

menjadi haknya. Karena jika perikatan hak dan kewajiban dilaksanakan sesuai

dengan kesepakatan, akan memberikan keuntungan sehubungan dengan

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 43 dari 61

Page 44: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

sasaran komersial yang diharapkan oleh masing-masing pihak tersebut.

Dengan kalimat lain, terhadap suatu perikatan ataupun kontrak, memang harus

ada pengaturan yang tegas dan jelas sebagai ketegasan dan kejelasan dari

maksud masing-masing pihak kontrak untuk membangun kepastian bahwa para

pihak yang melakukan peringatan tersebut memang harus tunduk untuk

melaksanakanya dengan niat baik dan konsekuen.

2.2 Penandatangan Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

Setelah dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan disiapkan, maka

sebelum ditandatangai terlebih dahulu dilakukan pengecekan ulang dengan

memastikan kebebanaran dan keakuratan, antara persyaratan yang terdapat

dalam SP3 dengan isi perjanjian pinjaman dan pengikatan agunannya, serta

data-data lainnya sesuai dengan dokumen sura nikah, KK, KTP, dan dokumen

agunan yang diserahkan peminjam kepada KJK.

Semua dokumen yang telah disiapkan oleh baik oleh KJK maupun oleh notaris,

kemudian ditindaklanjuti oleh para pihak dengan jalan sebagai berikut :

Jika para pihak telah sepakat bahwa isi perjanjian pinjaman maupun

pengikatan agunan dapat diterima, maka para pihak melakukan

penandatanganan pada dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan

Penandatanganan dilakukan pada tempat yang khusus disediakan pada

dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan termasuk pada

lampiran-lampirannya (jika ada) serta membubuhi paraf yang dibutuhkan.

Kontrak menggambarkan hubungan hukum yang mengikat para pihak untuk

melaksanakannya. Atau sebaliknya penggunaan perjanjian, persetujuan

ataupun kesepakatan pada hubungan yang tidak mempunyai konsekuensi

hukum yang mengikat. Penyerahan akta utang piutang dilakukan dengan jalan

membuat sebuat akta otentik atau dibawah tangan, dengan mana hak-hak atas

kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 44 dari 61

Page 45: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Semua dokumen yang telah disiapkan oleh para pihak ditindaklanjuti dengan

jalan sebagai berikut :

Penandatanganan dokumen kontrak dan pengikatan dokumen kontrak dan

pengikatan semua ditandatangani oleh para pihak yaitu pengurus, peminjam

dan notaris.

Berkas dokumen kontrak dan pengikatan setelah ditandatangani berkas

dokumen kontrak dan pengikatan yang bersifat legal diarsipkan pada tempat

khusus (file permanent) yang disediakan.

Hasil kontrak dan pengikatan yang berupa dokumen sebelum di file

dilaporkan kepada pengurus.

Kewenangan Bertindak Para Pihak

Subjek dari suatu kontrak adalah para pihak yang menyepakati kontrak tersebut

sehingga oleh karenanya menjadi terikat dan bertanggung jawab terhadap

pemenuhan kewajiban dalam poin-poin perikatan yang telah disepakatinya

dalam kontrak tersebut. Selain dari keterikatan untuk melaksanakan

kewajibannya sehubungan dengan kontrak yang telah disepakati, subjek hukum

juga merupakan pihak yang harus mempertanggung jawabkan akibat kerugian

yang dialami oleh mitra berkontraknya sebagai akibat dari tindakan ingkar janji

(wanprestasi) yang dilakukannya. Terhadap kerugian tersebut, seluruh harta

subjek hukum menjadi jaminan pembayarannya. Subjek kontrak tersebut dapat

berupa subjek hukum pribadi (personal entity) ataupun subjek hukum korporasi

(legal entity ataupun corporate entity) baik secara sendiri-sendiri ataupun

secara bersama-sama.

Subyek Kontrak Perorangan (Personal Entity)

Sebagai orang-orang yang dituntut pemahaman dan kematangannya dalam

memahami apa-apa yang menjadi hak dan kewajibannya sehubungan dengan

perbuatan hukum (kontrak) ataupun aktivitas bisnis yang dilakukannya, hukum

kontrak mensyaratkan bahwa dalam hal subjek dari kontrak tersebut adalah

subjek hukum pribadi (personal entity). Kapasitas hukum untuk berkontrak

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 45 dari 61

Page 46: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

hanya dimiliki ketika subyek hukum pribadi tersebut telah dewasa (majority).

Jika ternyata subjek kontrak perorangan tersebut belum (dewasa minor),

kontrak tersebut dapat dibatalkan (voidable)

Ukuran dewasa bagi subjek hukum perorangan untuk mempunyai kapasitas

kontrak sangat menarik untuk dicermati, hususnya pada zaman yang sangat

maju sekarang ini. Bila berpegang pada pasal 330 KUH perdata, pengertian

dewasa hanya diberikan kepada subjek hukum yang telah genap mencapai

umur 21 tahun, atau belum 21 tahun tapi telah dahulu menikah. Ketentuan

dalam pasal 330 KUH Perdata tersebut pada dasarnya sama dengan

pengertian dewasa dalam ketentuan common law yang juga menetapkan

ukuran dewasa pada umur 21 tahun atau belum 21 tahun tapi telah menikah.

Subjek Kontrak Badan Hukum (Legal Entity)

Subyek kontrak, selain dari perorangan seperti yang telah dijelaskan di atas,

juga dilakukan oleh orang koperasi, atau yang lebih dikenal dengan badan

hukum (legal entity). Dalam ketentuan hukum Indonesia, dikenal beberapa

badan hukum, yaitu Perseroan Terbatas (PT) yang ketentuannya diatur dalam

UU No. 12 tahun 1995, yayasan ketentuannya diatur dalam UU Yayasan No. 16

tahun 2001, dan koperasi berdasarkan UU Perkoprasian No. 12 Tahun 1976.

sebagai badan hukum, perlu kiranya untuk lebih dahulu diperhatikan keabsahan

dari status badan hukum itu sendiri, sebagai manusia mandiri atau pendukung

hak yang sempurna berdasarkan ketentuan anggaran dasarnya yang dibuat

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan telah mendapat persetujuan

dari Departemen Kehakiman dan HAM. Tidak adanya persetujuan dari

Departemen Kehakiman dan HAM terhadap status badan hukum yang dimiliki

subjek berkontrak akan mengakibatkan dapat dibatalkanya kontrak tersebut

sebagai konsekuensi hukum dari tidak terpenuhinya kapasitas berkontrak.

Obyek Kontrak

Obyek dari kontrak adalah prestasi (performance) itu sendiri, yaitu berupa suatu

tindakan dalam pelaksanaan kewajiban untuk memberikan/ menyerahkan

sesuatu, berbuat dan tidak berbuat sesuatu bagi kreditur maupun debitur

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 46 dari 61

Page 47: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

sebagai pihak-pihak yang terikat dalam pelaksanaan suatu kontrak. Contohnya,

dalam kontrak jual beli satu unit komputer. Objek dari kontrak jual beli tersebut

adalah kewajiban dari pembeli untuk melakukan pembayaran atas computer

yang disepakati untuk dibeli tersebut kepada penjual.

Kecakapan untuk melakukan tindakan hukum merupakan kewenangan yang

diberikan dan dijaminkan oleh hukum baik terhadap orang pribadi dan juga

orang korporasi (legal entity) sebagai subyek pendukung hak dan pelaksana

kewajiban. Kecakapan untuk melakukan tindakan ataupun hubungan hukum

untuk dan atas kepentingan pribadi adalah berbeda dengan kewenangan

hukum untuk dan atas kepentingan pribadi adalah berbeda dengan

kewenangan melakukan tindakan hukum untuk dan atas kepentingan buat

badan hukum (legal entity).

Jika subjek hukum tersebut adalah orang pribadi (person entity) maka

kewenangannya untuk melakukan perbuatan hukum akan dapat dimulai setelah

dia dewasa ataupun telah berumur 21 tahun. Pasal 1329 KUH Perdata

menegaskan bahwa setiap orang dinyatakan cakap untuk berkontrak, kecuali

bila undang-undang menyatakan tidak cakap. Dan orang-orang yang tidak

cakap untuk berkontrak dijelaskan dalam pasal 1330 KUH Perdata, yaitu :

1. Orang yang belum dewasa.

2. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan

3. Orang-orang perempuan, dalam hal yang ditetapkan oleh UU, dan pada

umumnya semua orang kepada siapa UU telah melarang membuat

persetujuan tertentu.

2.3 Pengarsipan Berkas Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

Setelah ditandatangani berkas dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan dan

pengikatan agunan, maka dilakukan pengarsipan sesuai dengan sifatnya

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 47 dari 61

Page 48: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

sebagai legal, berikut ini sebagai acuan dalam mengarsipkan dokumen kontrak

pinjaman dan pengikatan agunan pada KJK.

Berkas dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan merupakan

”dokumen legal”, yakni berkas yang memuat dokumen-dokumen yuridis/hukum

atas pinjaman yang diberikan kepada KJK kepada peminjam. Istilah lain

walaupun kurang popular disebut juga permanent file, karena dokumen kontrak

pinjaman dan pengikatan agunan masuk dalam kelompok arsip yang bersifat

tetap (permanent file), tetapi pemanfaatannya bersifat berkala.

Sebagai dokumen bersifat legal, maka dokumen kontrak pinjaman dan

pengikatan agunan disimpan pada tempat khusus (file legal/permanen) yang

disediakan, yakni harus disimpan pada lemari khusus, yakni lemari tahan api,

pada lembaga keuangan lain biasanya ditempat kluis bersama-sama dengan

tempat penyimpanan uang tunai. Kluis adalah ruangan khusus yang tahan api

dan pintu besi yang tahan api pula, ketebalan ruangan baik dinding, lantai

maupun atap di cor beton dengan ketebalan minimal 35 cm, luas ruangan

paling kecil biasanya 3m x 4 m. Ada beberapa KJK yang telah memiliki ruangan

tersebut, bahkan dilengkapi dengan alarm.

Secara teknis, dokumen kontrak akan merekam seluruh bentuk-bentuk

perikatan yang sangat berguna bila di kemudian hari terjadi permasalahan

dalam pelaksanaannya. Para pihak dapat bersama-sama melihat kembali

dokumen kontrak untuk membuktikan apa dan siapa yang menjadi penyebab

kegagalan pelaksanaan kontrak yang telah disepakati. Hal tersebut diperlukan

agar dapat secara tepat menghukum yang bersalah untuk membayar ganti rugi

akibat tidak dilaksanakannya ketentuan-ketentuan dalam kontrak yang sudah

disepakati.

Jika dikemudian hari terjadi pelanggaran terhadap kesepakatan-kesepakatan

tersebut, akan terasa urgensi untuk membuktikan telah terjadi atau tidaknya

pelanggaran tersebut. Dengan kalimat lain itulah yang terjadi salah satu dasar

mengapa perjanjian ataupun kesepakatan harus didokumentasikan secara baik

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 48 dari 61

Page 49: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

dalam suatu perjanjian ataupun kontrak tertulis yang harus secara jelas

mencantumkan dan meredaksikan seluruh bentuk-bentuk kesepakatan tersebut

dalam suatu tatanan kata ataupun kalimat yang baik dan jelas, tidak

menimbulkan penafsiran yang sangat berbeda.

Melakukan pengamanan dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan dan

pengikatan agunan adalah merupakan tugas lanjutan dari proses penyaluran

dana di mana tugas ini akan membantu pihak KJK jika timbul masalah

mengenai pinjaman/pembiayaan di kemudian hari. Sebagai alat bantu untuk

mendampingi kegiatan utama dari KJK yaitu dalam penyaluran dana atau

pinjaman/pembiayaan. Sebagai bentuk kepercayaan dari pinjaman/pembiayaan

yang memperoleh pinjaman bahwa agunan yang diagunkan ke KJK aman dan

terlindungi.

Melakukan pengamanan dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan dan

pengikatan agunan adalah sangat penting, karena merupakan alat deteksi dini

jika suatu saat timbul gejala-gejala yang tidak diharapkan terhadap

keadaan/kondisi dari usaha peminjam/mitra binaan. Pengamanan dokumen

kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan dilakukan dengan :

Menyusun system pengarsipan dokumen pinjaman/pembiayaan, susun

system arsip dokumen pinjaman/pembiayaan sehingga memudahkan dalam

pencarian dan tempatkan dalam keadaan aman dan terjaga serta rapih tata

letaknya.

Mengelompokkan dokumen pinjaman/pembiayaan, kelompokkan dokumen

pinjaman/pembiayaan menjadi arsip pinjaman dan dokumen legal.

Legal file merupakan kelompok arsip yang bersifat tetap (permanent file)

pemanfaatannya bersifat berkala harus disimpan pada lemari khusus tahan api.

Formulir-formulis yang disiapkan harus disesuaikan dengan keadaan bentuk

dokumen yang ada dan bisa menampung banyak serta tidak mudah rusak dan

harus tahan lama. Dokumen seperti perjanjian pinjaman (akad kredit)

pengikatan agunan, polis asuransi dan dokumen legal lainnya dimasukkan ke

legal file.

2.4 Evaluasi Hasil Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 49 dari 61

Page 50: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Mengingat dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan merupakan

dokumen legal yang mempunyai kekuatan hukum, maka harus benar dan

akurat, sehingga sah secara hukum, oleh karena itu pengecekan ulang tersebut

untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan atau diluar dugaan seperti salah

ketik, maka perlu diteliti kembali keakuratan dan keabsahannya, sehingga

dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan memiliki

kelebihan yakni sebagai alat bukti yang otentik, namun memiliki kelemahan

juga seperti sulit dilakukan secara tegas jika terjadi wanprestasi oleh pihak

peminjam, karena perjanjian dan pengikatan tersebut lebih banyak hanya

bersifat psikologis.

Seperti dijelaskan di atas, poin-poin perikatan akan menjadi hukum khusus

yang mengikat karena mempunyai konsekuensi terhadap harta milik dari

masing-masing para pihak tersebut dalam hal terjadinya wanprestasi. Namun

dalam prakteknya, kontrak sering dianggap sebagai suatu hal yang sepele

sehingga dalam pembuatan ataupun perancangannya dilakukan secara

serampangan dan asal jadi. Banyak kontrak-kontrak bisnis dirancang ataupun

dibuat, antara lain, dengan cara mencontoh ataupun memfotokopi bentuk-

bentuk kontrak yang telah ada (yang sering penulis istilahkan dengan pola

“copy and paste”). Dan itu dilakukan sering tanpa memahami sejauh mana

format dan isi dari kontrak yang ditirunya dapat sesuai dengan maksud dan

tujuan yang diinginkan serta secara hukum telah maksimal melindungi

kepentingannya ataupun kepentingan bisnis KJK.

Jika kontrak tersebut bermasalah dan tidak mampu memberikan perlindungan

yang maksimal kepada KJK. Hasil, dirinya harus mengganti kerugian aktibat

dari ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban yang telah disepakati

dalam kontraak. Akibatnya, pihak yang dihukum untuk mengganti kerugian

merasa telah diperlakukn tidak adil, ataupun mempersalahkan pengadilan

dalam mengimplementasikan hukum, padahal persoalan-persoalan tersebut

muncul karena tidak hati-hatinya ketika menyetujui kontrak.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 50 dari 61

Page 51: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Pembuktian dokumen kontrak dan pengikatan agunan

Walaupun suatu draft kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan

telah dirumuskan dengan sangat baik dan sangat aman, tetap saja masih

memungkinkan untuk terjadi dispute, bila memang salah satu pihak yang

berkontrak pada dasarnya mempunyai sifat buruk (bad faith party) atau

memang hobinya “ngemplang”. Pada satu sisi dapat dibenarkan pendapat yang

mengatakan bahwa keberhasilan suatu kontrak bukan pada perumusannya,

tetapi pada pelaksanaannya. Walaupun pada sisi lain tidak dapat dipungkiri

bahwa kegagalan pelaksanaan suatu kontrak dapat saja terjadi akibat suatu

keadaan masa depan yang tidak dibayangkan akan terjadi oleh masing-masing

pihak ketika pada awal kontrak.

Secara umum, kontrak lisan mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan

kontrak tertulis. Donnel Barnes Metzger berpendapat dalam bukunya, sebagai

berikut :

Many people mistakenly believe that oral xontracts are not binding and

enforceable. How many times have yau heard someone say :”I agreed, but they

didn’t get itu in writing? The truth of the matter is that oral cintracts are generally

every bit as binding and enforceable asa written ones.

Prinsip bahwa kontrak tidak harus tertulis merupakan suatu prinsip yang berlaku

secara universal atau berlaku secara internasional. Prinsip ini juga dengan

tegas diatur dalam pasal 1 ayat (2) dari dokumen The Peinciples of Intrnational

Commercial Contract yang menegaskan sebagai berkit :

Nothing in this Principles tequires a contract to be concluded in or evidenced by

writing. It may be proved by any means, incuding witnesses.

Sejalan dengan itu, dalam pasal 1320 KUH Perdata ditegaskan bahwa yang

menjadi ukuran terhadap keabsahan suatu kontrak, menurut hukum Indonesia,

adalah apabila telah memenuhi empat persyaratan fundamental: adanya

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 51 dari 61

Page 52: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

kesepakatan antara pihak yang berkontrak, para pihak tersebut cakap untuk

membuat suatu kontrak, hal yang diperjanjikan dalam kontrak tersebut jelas dan

kuasa dari perjanjian tersebut halal.

Terjadinya suatu kontrak secara hukum harus memenuhi unsur-unsur yang

dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok : unsure essensialia, unsure

naturalia dan unsure accidentalia.

Unsur Essensialia

Unsur essensialia suatu kontrak adalah unsur yang sangat penting dan mutlak

harus dipenuhi untuk dapat dikatakan telah ada atau telah lahirnya suatu

kontrak. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kejelasan dari apa-apa

sebenarnya yang mutlak harus jelas dalam suatu kontrak. Seperti dalam

kontrak sewa-menyewa, hargra sewa dalam kontrak tersebut harus jelas. Begitu

juga dengan kuasa dari suatu kontrak. Karena apabila hal tersebut tidak

dipenuhi dalam suatu kontrak maka dapat membuat kontrak tersebut tidak

pernah hadir.

Unsur Naturalia

Unsur naturalia suatu kontrak adalah unsure perjanjian yang diatur dalam

undang-undang. Namun, keberlakuan kontrak dapat dikesampingkan oleh para

pihak yang berkontrak. Contohnya, dalam guarante ogreement, keditur pada

umumnya akan meminta untuk tidak diberlakukannya ketentuan pasal 1831,

1833 1837, 1847, 1849 KUH Perdata yang mengatur tentang kewajiban kreditur

untuk terlebih dulu mengusahakan pemenuhan utang tersebut dari debitur

sebelum melakukan penagihan kepada guarantor dari perjanjian kredit tersebut.

Contoh lain, dalam pasal 1831 KUH Perdata, dengan tegas diatur hak isimewa

dari seorang guarantor. Bila debitur utama (principal debitor) wanprestasi,

kreditur tersebut hanya dapat menggugat guarantor, sebagai penjamin dalam

hal telah lebih dahulu dibuktikan bahwa debitur utama tersebut tidak

mempunyai harta maupun kemampuan lagi untuk menyelesaikan utang-

utangnya. Namun, pasal yang mengatur hak istimewa dari seorang penjamin

tersebut ternyata dapat dikesampingkan keberlakuannya berdasarkan hak yang

diberikan oleh pasal 1832 KUH Perdata.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 52 dari 61

Page 53: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Unsur Accidentalia

Unsure accedentalia adalah suatu kontrak mengambarkan kebebasan kontrak

bagi para pihak, para pihak dalam hal ini dapat memperjanjikan hal-hal yang

telah disepakati bersama dan menuangkannya dalam kontrak, walaupun hal-hal

yang disepakati tersebut tidak diatur dalam undang-undang.

Dengan kata lain perikatan-perikatan yang lahir dari perjanjian antara pihak

tersebutlah yang menjadi hukum di antara mereka. Akan tetapi, sebagai hukum

yang bersifat menambah, walaupun para pihak tidak mencantumkan ketentuan-

ketentuan yang tercantum dalam hukum perjanjian, ketentuan-ketentuan terebut

tetap berlaku bagi para pihak tersebut selama mereka tidak

mengenyampingkan keberlakuannya. Hal ini secara khusus pada perjanjian

bersama yang telah secara khusus diatur dalam KUH Perdata.

Kepatuhan Pada Dokumen Kontrak dan Pengikatan Agunan

Perjanjian Pinjam Meminjam diatur dari pasal 246-308 KUH Dagang, dengan

telah diaturnya secara khusus ketentuan-ketentuan berkontrak untuk aktivitas

tertentu, seperti yang dimaksudkan dalam perjanjian bernama tersebut, maka

demi hukum pasal-pasal dalam masing-masing perjanjian bernama tersebut

akan menjadi ketentuan yang otomatis berlaku dan mengikat para pihak dalam

hal melakukan aktivitas hukum sesuai dengan jenis-jenis perjanjian dalam

perjanjian bernama tersebut.

Ketentuan-ketentuan tentang asas keterbukaan kontrak tersebut dengan tegas

diatur dalam pasal-pasal sebagai beriktu :

1). Pasal 1338 ayat (1) dan pasal 1340 KUH Perdata yang memberikan

kebebasan bagi para pihak yang berkontrak (party autonomy) untuk

membangun kesepakatan-kesepakatan tersebut akan merupakan hukum

yang berlaku dan mengikat pihak-pihak yang berkontrak tersebut secara

khusus berdasarkan doktrin lex spcialis derogate lexi generalis.

2). Kehadiran pasal 1320 yang memberikan koridor hukum tentang syarat-

syarat perancangan suatu kontrak yang sah sebagai tuntunan terhadap

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 53 dari 61

Page 54: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

hak kebebasan berkontrak yang diberikan oleh pasal 1338 ayat (1)

tersebut.

3). Kehadiran pasal 1319 yang secara tegas mengkorporasikan kontrak-

kontrak yang dibuat berdasarkan hak yang diberikan oleh pasal 1338 dan

pasal 1320 tersebut, untuk tunduk sehingga menjadi hukum yang

meningkat yang tidak terpisahkan dari KUH Perdata.

4). Pasal 1338 ayat (2) yang memberikan kepastian bahwa kontrak yang telah

dibuat dengan sah tersebut berlaku sebagai hukum khusus yang mengikat

pihak-pihak yang berkontrak sehingga tidak dapat dilakukan perubahan

sepihak tanpa ijin dari mitra berkontraknya terlebih dahulu.

Ketentuan-ketentuan di ataslah yang membuka kesempatan kepada seorang

contract drafter untuk secara bebas merancang sebuah kontrak dengan misi

untuk memberikan perlindungan secara maksimal bagi pihak-pihak yang

menggunakan kontrak yang dirancangnya tersebut. Dan terhadap ketentuan-

ketentuan yang secara tegas belum tentu diatur ataupun ketentuan yang

bertentangan dengan yang telah diatur dalam Buku KUH Perdata, maka

ketentuan-ketentuan tersebut harus secara tegas dicantumkan dalam

kesepakatan kontrak untuk membuktikan adanya kesepakatan dari para pihak

yang berkontrak tersebut yang berbeda dengan ketentuan-ketentuan dalam

KUH Perdata, sebagian kontrak yang mempunyai kekuatan mengikat khusus

terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku umum dalam KUH Perdata (lex

specialis derogate lexi generalis).

Seorang contract drafter yang baik harus sangat memahami bahwa kontrak-

kontrak yang di rancangnya atas dasar kebebasan berkontrak tersebut adalah

kontrak-kontrak yang harus memenuhi seluruh ketentuan yang diatur dalam

pasal 1320 KUH Perdata sebagai syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan

suatu kontrak yang sah dan mengikat berdasrakan ketentuan hukum Indonesia.

Artinya, tidak benar bila dalam merancang suatu kontrak yang pilihan hukumnya

(governing law) adalah hukum Singapura, seorang contract drafter tetap

menggunakan pasal 1320 KUH Perdata sebagai ukuran perancangan kontrak

tersebut.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 54 dari 61

Page 55: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Prinsip Informasi AsimetrisDalam menilai calon peminjam/mitra pembiayaan, semua lembaga keuangan

termasuk KJK pasti memiliki keterbatasan informasi tentang calon

peminjam/mitra pembiayaan atau nasabah/debitur, hal ini disebabkan karena

disatu pihak kreditur (KJK) ingin menggali informasi sebanyak-banyaknya, tapi

dipihak lain calon peminjam/mitra pembiayaan atau nasabah/debitur, selalu

berusaha menutupi informasi serapat-rapatnya, khususnya untuk informasi

yang dapat mengurangi kredibilitasnya.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 55 dari 61

Page 56: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

BAB III

MELAPORKAN HASIL MELAKUKAN KONTRAK

PINJAMAN/PEMBIAYAAN DAN PENGIKATAN AGUNAN

3.1 Format Laporan

Secara umum yang mengelola dan bertanggungjawab terhadap dokumen

kontrak pinjaman dan pengikatan agunan sampai dengan pengarsipan dan

pelaporan adalah Kabag Pinjaman/pembiayaan. Maka setelah dilakukan

pengarsipan hasil kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan sesuai

prosedur yang berlaku pada KJK, Kabag Pinjaman/pembiayaan melaporkan

kepada manajer dengan memo yang minimal memuat: nama peminjam, nomor

dan tanggal perjanjian, jumlah plafond pinjaman, agunan yang diikat, serta

persyaratan pinjaman lainnya.

Hasil pelaksanaan Melakukan Kontrak Pinjaman/ Pembiayaan dan

Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan dilaporkan dengan

menggunakan :

1) Form Laporan Evaluasi

2) Form Laporan Hasil Kegiatan secara berkala

3.2 Laporan Kegiatan Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

1) Pelaporan Teknik Pelaporan kegiatan melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan

pengikatan agunan KJK. Manajer mendiskusikan dengan para kepala

bagian mengenai terjadinya kekurangan-kekurangan dalam kegiatan yang

berkaitan dengan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan,

jika faktor penyebabnya adalah masalah skill SDM, maka segera dilakukan

upaya peningkatan kompetensi SDM melalui pembinaan dan diklat. Bila

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 56 dari 61

Page 57: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

faktor penyebabnya masalah internal lainnya seperti sarana dan prasarana,

segera dilengkapi dengan merekomendasikan kepada pengurus.

Pengertian Laporan adalah penyampaian informasi dari seorang manajer

kepada petugas/pejabat lain dalam suatu sistem administrasi. Laporan

memiliki fungsi informasi, pengawasan, pengambilan keputusan, dan fungsi

pertanggung jawaban.

Syarat- syarat Laporan adalah :

Isi laporan harus terperinci dan jelas.

Harus mengandung data dan fakta serta informasi yang diperlukan.

Isi laporan tidak boleh berbelit-belit.

Jenis Laporan dapat dibagi menjadi beberapa macam, berikut ini akan

diuraikan sebagai berikut :

a. Laporan menurut isinya :

• Laporan Informatif

• Laporan Rekomendasi

• Laporan Analitis

• Laporan pertanggungjawaban

• Laporan Kelayakan

b. Laporan menurut bentuknya :

• Laporan berbentuk Memo

• Laporan berbentuk Surat

• Laporan berbentuk Naskah

Laporan harus bersifat operasional, artinya laporan memiliki sifat-sifat

sebagai berikut :

Penyampaian laporan dapat dilakukan secara lisan atau tertulis.

Laporan berisi informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam proses

pengambilan keputusan.

Laporan harus faktual, didukung oleh data dan fakta yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Kriteria laporan yang efektif harus memenuhi kreteria sebagai berikut:

Mudah dimengerti dan dipahami oleh penerima laporan.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 57 dari 61

Page 58: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Mampu menguraikan masalah serta analisanya secara jelas bagi

pembaca laporan.

Mampu menyajikan permasalahan secara logis, konsisten, dan

sistimatis.

Persuasif, yaitu mampu mendorong pembaca untuk memberikan

perhatian dan mengambil keputusan sesuai dengan yang dikehendaki

oleh yang mempersiapkan laporan.

Meyakinkan, yaitu berdasar pada data dan informasi yang dapat

diandalkan.

2) Penyusunan Laporan

Hasil pelaksanaan Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan

Pengikatan Agunan, disusun rekomendasi atas permasalahan yang dihadapi

KJK dan menuangkannya dalam form yang telah tersedia, kemudian

bersama memo dikirimkan kepada pengurus untuk ditindaklanjuti pengurus

jika diperlukan.

Langkah-langkah dalam menyusun laporan dan rekomendasi:

1. Menyusun persiapan penulisan laporan, menyiapkan bahan

penyusunan laporan berupa data dan fakta serta sarana pendukungnya

seperti peralatan ATK (Komputer, printer) dan bahan ATK (kertas,

toner, dll)

2. Menyusun sistematika laporan dengan membuat struktur laporan

seperti berikut ini :

Pendahuluan

Isi laporan

Uraian / analisis

Penutup/ saran

3. Membuat isi Laporan dapat berupa pertanggung jawaban. Isi laporan

(rincian kegiatan secara kronologis beserta biaya yang sudah

dikeluarkan dengan menunjukkan nomor tanda bukti pengeluaran)

4. Membuat Evaluasi (bila ada), kemudian

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 58 dari 61

Page 59: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

5. Menyusun Penutup/Rekomendasi

3) Bertanggung Jawab Terhadap Hasil Pelaksanaan

Pengelola KJK harus bertanggung jawab terhadap hasil pelaksanaan

melakukan Kontrak Pinjaman/ Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

Koperasi Jasa Keuangan, dalam bentuk :

1) Laporan evaluasi yang akurat.

2) Laporan hasil kegiatan secara berkala tepat waktu.

Laporan evaluasi dan rekomendasi dapat dibuat dalam bentuk form dan dilaporkan untuk ditindak lanjuti seperti berikut :

Format Laporan (Form laporan berkala sesuai dengan ketentuan masing-masing KJK)

No. KegiatanTelah

Dilaksanakan RekomendasiYA TIDAK

1. Penyusunan draft dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan

√ Sesuai prosedur

2. Penyusunan draft dokumen pingakatan agunan √ Sesuai prosedur3. Penyiapan sarana pendukung untuk pelaksanaan

kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan

√ Sesuai prosedur

4. Penyusunan jadual pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan

√ Sesuai prosedur

5. Pelaksanaan konfirmasi kepada para pihak tentang jadual pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan

√ Belum dilakukan

6. Pemanggilan para pihal melalui undangan √ Secara lisan7. Penjelasan kontrak pinjaman/pembiayaan dan

pengikatan agunan kepada para pihak√ Sesuai prosedur

8. Penandatanganan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan oleh para pihak

√ Sesuai prosedur

9. Penyimpanan dan pengamanan dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan

√ Disimpan di filling cabinet

Jakarta, Desember 2006

Mengetahui, KJK “SEJAHTERA”

Wahyu Eko Santoso, MM Bambang Dwi Prayogo SE

Pengurus Manager

Laporan diatas disampaikan kepada pengurus dengan disertai dengan memo

yang memuat rekomendasi antara lain :

Untuk point 1 s/d 4, 7 dan 8 perlu dipertahankan.

Untuk point 5 dan 6 perlu ada pembinaan.

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 59 dari 61

Page 60: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

untuk point 9 untuk RAPB tahun yang akan datang harus dianggarkan

pembelian peti besi tahan api.

Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi)

a.Judul : Teknik Perancangan Kontrak Bisnis Penulis : Ricardo Simanjuntak SH, LLM, ANZIIP, CIP Penerbit : Kontan, Jakarta Tahun publikasi : 2006

b. Judul : Jaminan Fidusia Penulis : Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani Penerbit : Radja Grafindo Indonesia, Jakarta Tahun publikasi : 2000

c. Judul : Hak Tangungan Atas Tanah Beserta Benda Yang Berkaitan Atas Tanah Penulis : -- Penerbit : Radja Grafindo Indonesia, Jakarta Tahun publikasi : 1997

d.Judul : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Penulis : -- Penerbit : Pradnya Paramita, Jakarta Tahun publikasi : 1980

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 60 dari 61

Page 61: Modul_6_Melakukan Kontrak Pinjaman_Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK) – USP KSU

ASTHAGUNA

Kode ModulKJK.SP02.014.01

Unit Simpan Pinjam dan Jasa KeuanganKoperasi Asthaguna Pilarta Wargari

Halaman: 61 dari 61