modul2 fuad

Upload: fajar-suryanto

Post on 22-Jul-2015

428 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ABSTRAK

Hasil suatu produksi dikatakan mempunyai hasil yang baik apabila cacat yang terjadi sangatlah sedikit pada hasil produksi tersebut. Macam jenis cacat, seperti cacat material,cacat geometri, berat suhu dan lain-lain. Dalam praktikum ini kita akan mengetahui cara pengukuran suatu kebulatan dan kesilindrisan dengan benar. Dalam praktikum ini kita akan melakukan percibaan pengukuran dengan menggunakan batang sinus dan pengukuran kebulatan dan kesilindrisan dengan metode u-block dan senter meja, dimana dengan alat ukur ini kita dapat mengukur dimensi, sudut serta kebulatan dan kesilindrisan dari benda ukur.

Hasil yang didapatkan pada praktikum ini adalah diharapkan agar mengetahui dimensi benda ukur yang akan kita ukur, serta mengetahui dimensi sudut dan benda ukur yang akan kita ukur, serta mengetahui bagaumana menggunakan alat ukur dengan benar.

1

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam dunia industri ketepatan dimensi dan geometri suatu produk sangat penting. Tidak semua produk sesuai dengan yang diharapkan seperti mengalami kecacatan. Untuk menjaga kualitas suatu produki dapat dilakukan dengan memisahkan produk yang lolos kualifikasi dengan produk yang cacat melalui pengukuran. Setelah melakukan pengukuran linier, maka dilakukan pengukuran sudut, kesilindrisan, atau kebulatan. Kedua pengukuran tersebut sangat penting untuk menjamin fungsi dari komponen mesin. Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini untuk mengetahui cara pengukuran sudut, kebulatan, dan kesilindrisan dengan benar.

I.2 Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah : 1. Bagaimana cara pengukuran kebulatan dan kesilindrisan menggunakan metode v-block dan metode senter meja ? 2. Bagaimana cara pengukuran sudut menggunakan batang sinus ?

I.3 Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah 1. Untuk mengetahui cara pengukuran kebulatan dan kesilindrisan dengan v-block dan center meja.2

2. Untuk mengetahui cara pengukuran sudut dengan menggunakan batang sinus. 3. I.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam praktikum ini adalah 1. Meja datar. 2. Alat ukur telah dikalibrasi. 3. Kondisi pengukuran dalam laboratorium merupakan kondisi yang ideal.

I.5 Sistematika laporan BAB I I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 I.6 BAB II BAB III III.1 III.2 BAB IV : Pendahuluan : Latar Belakang : Perumusan Masalah : Batasan Masalah : Tujuan Percobaan : Manfaat : Sistematika Laporan : Dasar Teori : Metodologi Percobaan : Peralatan yang digunakan : Langkah-langkah Percobaan : Analisa Data dan Pembahasan3

IV.1 IV.2 IV.3 IV.3.1 IV.3.2 IV.3.3 IV.3.4

: Data Praktikum : Contoh Perhitungan ( Toleransi Kebulatan ) : Pembahasan : Metode V-Block : Metode Senter Meja : Kesilindrisan : Batang Sinus

BAB V: Kesimpulan dan Saran V.1 V.2 : Kesimpulan : Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

4

BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengukuran 2.1.1 Dial Indicator dengan Metode V-block Dial Gauge atau ada yang menyebutnya Dial Indicator adalah alat ukur yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (Dial Gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit. Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur : - Kerataan permukaan bidang datar. - Kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros.

5

- Kerataan permukaan dinding silinder. - Kebengkokan poros, run out, kesejajaran dan lain-lain. Pada alat ukur ini didalamnya terdapat mekanisme spesial yang dapat memperbesar gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan yang diukur, gerakan ini diperbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya ditunjukkan oleh penunjuk (pointer).

Gambar 2.1 Metode V-block

6

Metode V-blok adalah metode alat ukur (teknik) Sebuah persegi atau persegi panjang baja blok yang memiliki sudut alur V 90 melalui pusat, dan kadang-kadang dilengkapi dengan penjepit untuk mengamankan benda kerja bulat.Metode V-blok ini dapat digunakan untuk mengukur kebulatan. Metode V-blok ini seperti gambar 2.

2.1.2 Dial Indicator dengan Metode Senter meja Seperti pembahasan diatas Dial Gauge atau ada yang menyebutnya dial

indicator adalah alat ukur yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit. Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur : - Kerataan permukaan bidang datar. - Kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros. - Kerataan permukaan dinding silinder. - Kebengkokan poros, run out, kesejajaran dan lain-lain. Pada alat ukur ini didalamnya terdapat mekanisme spesial yang dapat memperbesar gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan yang diukur, gerakan ini diperbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya ditunjukkan oleh penunjuk (pointer). Metode senter meja adalah salah satu metode pengukuran untuk mengukur kebulatan dengan cara menyusun peralatan pada gambar 3,kemudian memutar benda

7

uji 180 , pada setiap posisi yang berbeda 30 (12 posisi),catat catat harga yang ditunjukkan oleh jarum (dial indicator).

2.1.2 Dial indicator dengan Metode Batang sinus Meode dengan batang sinus dapat mengukur kesilindrisan dan kebulatan dimana dengan menggunakan bevel protector (busur billah) sehingga dihasilkan sudut .Kemudian menghitung harga dari sin dan menentukan harga h = L sin . Batang sinus berupa suatu batang dengan dua buah rol yang diletakkan pada kedua ujung sisi bawah. Kedua rol mempunyai diameter dan kesilindrisan dengan toleransi yang cukup sempit ( 0,003 mm ) dan dipasangkan pada batang dengan ukuran jarak antar pusat rol tertentu ( 100, 200, 250, 300 mm). Secara teoritis penggunaan batang sinus sangatlah mudah. Prinsip dasarnya adalah dengan meletakkan batang sinus dan menempelkan pada sisi penahannya. Sebelumnya benda ukur diukur terlebih dahulu dengan busur, lalu akan didapatkan tinggi h pendekatan dengan rumus h = sin . L Selanjutnya h yang didapat digunakan untuk mengganjal batang sinus dengan menggunakan blok ukur. Lalu dilakukan pemeriksaan kesejajaran permukaan benda kerja dengan meja rata, untuk mengetahuinya dengan menggunakan jam ukur. Dan apabila jam berubah , maka akan timbul penyimpangan dari jam ukur sebesar d (positif/negatif). Jika sudah didapat harga penyimpangannya Y (positif / negatif) , maka tinggi h sebenarnya dapat diukur dengan menambah atau mengurangi h pendekatan, dari h sebenarnya akan didapat sudut sebenarnya.

8

Gambar 2.2 Perhitungan Sine Bar Y = d L/ L dimana : Y = penyimpangan ( + , - ) D = Harga yang ditunjukkan oleh jam ukur ( + , - ) L = Panjang antara senter rol L = Jarak pergeseran jam ukur

9

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. Peralatan yang digunakan III.1.1. Peralatan pengukuran kebulatan dan kesilindrisan. 1) Jam ukur ( Dial Indicator ) ketelitian 1m. 2) Dudukan pemindah. 3) Block V sudut 90. 4) Senter meja. 5) Blok ukur. III.1.2. Peralatan pengukuran sudut dengan batang sinus. 1) Meja datar. 2) Batang sinus (L=200mm). 3) Dial Indicator. 4) Blok ukur set 10. 5) Bevel protactor. 6) Dudukan Pemindah. III.2. Langkah Percobaan III.2.1. Pengukuran Kebulatan dan Kesilindrisan III.2.1.1. Metode V-block 1. Menyusun peralatan seperti gambar.

10

Gambar 3.1 Metode V blok 2. Mengatur posisi jam ukur pada posisi yang tepat dan jam di set pada posisi tertentu. 3. Memutar benda uji 180 pada setiap posisi berbeda 30 (12 posisi) cacat harga pada dial indicator. 4. Pengukuran cukup dilakukan 1 kali saja. III.2.1.2. Metode center meja 1. Menyusun peralatan. 2. Mengatur posisi jam ukur pada posisi yang tepat dan jarum di set pada posisi tertentu.

11

3. Memutar benda uji 180 pada setiap posisi berbeda 30 (12 posisi) cacat harga pada dial indicator. 4. Pengukuran cukup dilakukan 1 kali saja. III.2.2. Pengukuran sudut dengan batang sinus.1. Memeriksa harga sudut benda ukur dengan menggunakan bevel protector

sehingga didapatkan . 2. Menghitung harga dari sin dan menentukan h = L.sin . 3. Menyusun blok setinggi h. 4. Merangkai alat ukur diatas meja seperti gambar.5. Memeriksa kesejajaran benda ukur menggunakan dial indicator sepanjang L

(L sepanjang 20mm) dan catat perbedaan harga yang ditunjukkan dial Indicator.6. Menentukan harga Y dengan cara mengasumsikan sudut cukup kecil maka

berlaku Y =

Gambar 3.2 Perhitungan Sine Bar

12

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

1.1 1.

Data Praktikum Data Pengukuran kebulatan suatu titik dengan menggunakan metode V Blok posisi pengukuran 6 7 8 9 -4 4 4 4 2 2 -3 -4

pengamat 1 pengamat 2

1 0 0

2 -1 -4

3 -2 -4

4 -2 -4

5 -4 4

10 4 -4

11 4 -5

12 4 3

13 4 3

2.

Data Pengukuran kebulatan suatu titik dengan menggunakan metode Senter Meja posisi pengukuran um 5 6 7 8 9 24 30 45 52 51 28 34 51 59 51

pengamat 1 pengamat 2

1 2 0 4 0 5

3 24 34

4 23 28

10 45 51

11 30 33

12 16 21

13 2 2

3.

Data Pengukuran kesilindrisan13

titik ke 1 titik ke 2 titik ke 3

1 0 4 3

2 4 8 9

3 24 11 7

4 23 23 -29

5 24 35 49

posisi pengukuran um 6 7 8 9 30 45 52 51 41 46 53 51 53 52 51 43

10 45 41 29

11 30 25 21

12 16 14 12

13 2 6 -17

4.2 Analisa Grafik dan Pembahasan 4.2.1 Grafik dan Analisa Pengukuran kebulatan suatu titik dengan menggunakan metode V Blok

data yang diambil dengan metode V blok menunjukkan bahwa simpangan maksimum bernilai -5 mikromilimeter dan simpangan minimum bernilai 4 mikromilimeter sehingga simpangan bernilai 5 (-4_) = 9 m = 0,009 mm

14

4.2.2

Grafik

dan

Analisa

Pengukuran

kebulatan

suatu

titik

dengan

menggunakan metode V Blok

15

data yang diambil dengan metode senter meja menunjukkan bahwa simpangan maksimum bernilai 59 simpangan minimum bernilai 0 sehingga simpangan bernilai 59 (0) = 59 m = 0,059 mm Apabila metode V Blok dengan metode Senter Meja dibandingkan maka akan didapatkan bahwa metode V Blok mempunyai simpangan lebih kecil. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa metode V blok lebih teliti daripada metode senter meja

4.2.3

Grafik dan Analisa Pengukuran Kesilindrisan

16

data yang diambil untuk mengukur kesilindrisan menunjukkan bahwa simpangan maksimum bernilai -29 mikromilimeter, dan simpangan minimum bernilai 53, sehingga simpangan bernilai 53 (-29) = 82 m = 0,082 mm

4.2.4

Batang Sinus

>Sudut diukur menggunakan bevel -> 4o30= 21,5o >menggunakan persamaan h= L sin H=200 sin H=200 sin 21,5o =73.300 >blok ukur yang digunakan 73.30 1,3017

72 22 50 50 0 >Dari dial indicator di dapat Ccw 305o Jadi menggunakan persamaan Y= d =305 =1220 m =1,22 mm >Ditambahkan di asumsi awal: 73,30 + 1,22; 74,52 Blok ukur yang digunakan: 75,52 1,52 73,30 1,30 72 22 5018

50 0 Dari dial indicator didapat CCW 55 Menggunakan persamaan: Y= d =55 =220m =0.22 mm Ditambahkan di asumsi 74,52+0,22=74,74 H=L x sin =

: sin: =21,94o

BAB V PENUTUP19

5.1 Kesimpulan 1. Pengukuran kebulatan menggunakan V blok menghasilkan simpangan yang bernilai 9 m 2. Pengukuran kebulatan menggunakan V blok menghasilkan simpangan yang bernilai sehingga simpangan bernilai 59 m 3. Antara metode senter meja dan V-blok masing masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga masing masing metode sangat tepat dalam penggunaan dengan kriteria kriteria tertentu 4. Dalam praktikum ini didapatkan bahwa metode V blok lebih teliti daripada metode senter meja. 5. Pengukuran kesilindrisan menghasilkan simpangan yang bernilai 82 m 6. Pengukuran sudut dengan Batang Sinus memiliki ketepatan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Bevel Protactor dikarenakan pengukuran dengan batang sinus dibantu dengan blok ukur yang sudah standard an dial indicator yang sensitif dalam pengukuran. 5.2 Saran1. Sebaiknya suhu pada laboratorium pengukuran teknik dijaga pada suhu kurang

dari 20oC supaya tidak terjadi perubahan yaitu pemuaian pada tiap-tiap alat ukur2. Setelah praktikun pengukuran dilakukna sebaiknya grader mengcek seberapa

besar penyimpangan pengukuran, apabila terlalu besar sebaiknya dilakukan pengukuran ulang.

20