tesis fuad

93
TESIS ANALISIS EFISIENSI OPERASI PENANGKAPAN KAPAL PURSE SEINE DI PERAIRAN PROBOLINGGO Oleh : F U A D NRP: 4104 204 001 PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM DAN PENGENDALIAN KELAUTAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2006

Upload: subairsultan

Post on 12-Jun-2015

2.578 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS FUAD

TESIS

ANALISIS EFISIENSI OPERASI PENANGKAPAN KAPAL PURSE SEINE DI PERAIRAN PROBOLINGGO

Oleh :

F U A D

NRP: 4104 204 001

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM DAN PENGENDALIAN KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2006

Page 2: TESIS FUAD

7

ANALISIS EFISIENSI OPERASI PENANGKAPAN KAPAL PURSE SEINE DI PERAIRAN PROBOLINGGO

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Teknik (M.T.)

di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Oleh :

F U A D

NRP. 4104 204 001 Hari / Tanggal Ujian : Jumat, 7 Juli 2006

Tempat : Ruang Sidang Pasca Sarjana Teknologi Kelautan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Periode Wisuda : September 2006

Dosen Pembimbing :

1. Ir. Agoes Santoso, M.Sc Eng. 1.……………….…

2. Ir. Eddy Setyo K, M.Sc 2.…………………

Disetujui oleh tim Dosen Penguji :

1. Ir. Agoes Santoso, M.Sc Eng 1.………………….

2. Ir. Alam Baheramsyah, M.Sc Eng. 2.…………………

3. Dr. Ir. Ketut Buda A, M.Sc 3.………………….

4. Ir. Eddy Setyo K, M.Sc . 4.…………………

Mengetahui, Direktur Program Pascasarjana

Prof. Ir. Happy Ratna S., M.Sc.,Ph.D. NIP. 130 541 829

Page 3: TESIS FUAD

8

ANALISIS EFISIENSI OPERASI PENANGKAPAN KAPAL PURSE SEINE DI PERAIRAN PROBOLINGGO

Oleh : Fuad NRP : 4104 204 001 Pembimbing I : Ir. Agoes Santoso, M.Sc Eng Pembimbing II : Ir. Eddy Setyo K, M.Sc

ABSTRAK Meningkatnya biaya operasi penangkapan ikan dengan kapal purse seine

semakin tidak terkendali dengan adanya kenaikan bahan bakar minyak tanggal 1 Oktober 2005. Melihat fenomena tersebut penulis mencoba mengkaji dan menganalisa kemungkinan penerapan operasi penangkapan ikan yang efisien dengan penggunaan daya mesin yang optimal dan penggunaan roller sebagai alat bantu penangkapan.

Hasil penelitian yang dilakukan di Perairan Probolinggo menunjukkkan efisiensi daya mesin sekitar 75,08 %, efisiensi waktu operasi sekitar 55 %, efisiensi palka sekitar 35,2 % dan efisiensi alat tangkap purse seine sekitar 72,67 %.

Dengan penerapan efisiensi daya mesin, penggunaan daya mesin masih bisa dioptimalkan untuk memutar roller dan line hauler sebagai alat bantu penangkapan. Penggunaan alat bantu penangkapan mampu menghemat kebutuhan tenaga ABK dari 28 orang menjadi 10 orang, sehingga pendapatan ABK mampu ditingkatkan dari Rp 40.400 per trip menjadi Rp 95.700 per trip. Kata Kunci : Purse seine, Roller, Line hauler, Probolinggo

Page 4: TESIS FUAD

9

EFFICIENCY ANALYZE OF CAPTURE OPERATION BY USING PURSE SEINE VESSEL AT THE PROBOLINGGO TERRITORIAL

By : Fuad NRP : 4104 204 001 Counselor I : Ir. Agoes Santoso, M.Sc Eng Counselor II : Ir. Eddy Setyo K, M.Sc

ABSTRAC

The increasing operation cost of fish capture with purse seine vessel has been uncontrollable since the government made fuel cost more expensive on October 1, 2005. According to that phenomenon, the author tried to learn and analyze the possible implementation of efficient capture operation by using optimum machine power and roller as an auxiliary capture equipment.

The result of this reseach shows that efficiency of machine power about 75,08

%, efficiency of time operation about 55 %, efficiency of fish hold about 35,2 % and efficiency of purse seine capture equipment about 72,67 %.

By implementing efficiency analysis of machine power, the use of machine

power is still be able to optimize in rolling the roller and line hauler as an auxiliary equipment. The Use of this auxiliary equipment will save the amount of man power of crew vessel from twenty eight to ten, so that crew vessel’s earnings can be rised from Rp 40.400,00 per trip to Rp 95.700,00 per trip.

Key Word : Purse seine, Roller, Line hauler, Probolinggo

Page 5: TESIS FUAD

10

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

taufik serta hidayah kepada saya, sehingga saya bisa menyelesaikan tesis ini.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa pencerahan kepada umatnya.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang secara

langsung maupun tidak langsung yang telah membantu saya selama penyelesaian

studi di Pascasarjana Teknik Sisitem dan Pengendalian Kelautan, diantaranya:

1. Keluarga besar saya (orang tua, mertua, anak dan istri) yang telah

memberikan semangat kepada saya untuk cepat menyelesaikan studi strata 2

ini .

2. Ir. Agoes Santoso, M.Sc Eng dan Ir. Eddy Setyo K, M.Sc sebagai dosen

pembimbing yang telah banyak membantu saya untuk menyelesaikan tesis ini

dengan baik.

3. DR. Ir. A.A. Masroeri, M. Eng sebagai Direktur Pascasarjana Fakultas

Teknologi Kelautan dan Ir. Alam Baheramsyah, M.Sc sebagai dosen wali dan

Ketua Program Studi Teknik Sistem dan Pengendalian Kelautan, yang

banyak membantu memberikan masukan dan saran untuk peningkatan

keilmuan saya.

4. Seluruh Dosen Pengajar dan Karyawan Pascasarjana Fakultas Teknologi

Kelautan (FTK) ITS, yang telah memberikan pengetahuan dan membantu

selama penulis menyelesaikan kuliah di sini.

5. Semua pihak yang tidak disebutkan disini yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan tesis ini.

Penulis berharap tesis ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan berguna untuk

perkembangan teknologi permesinan kapal perikanan. Amin.

Surabaya, 7 Juli 2006

Penulis

Page 6: TESIS FUAD

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................ii ABSTRAK ..........................................................................................................iii KATA PENGANTAR........................................................................................iv DAFTAR ISI .....................................................................................................v DAFTAR TABEL ..............................................................................................vii DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..............................................................................3 1.3 Batasan Masalah ................................................................................3 1.4 Maksud dan Tujuan ..........................................................................4 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................5 1.6 Hipotesis ............................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Efisiensi Operasi Penangkapan ........................................6 2.2 Potensi Perikanan Perairan Probolinggo ..........................................9 2.3 Karakteristik Kapal Purse Seine ........................................................11

2.3.1 Tahanan Kapal ...............................................................12 2.3.2 Daya Mesin Kapal ..........................................................13

2.4 Karakteristik Alat Tangkap Purse Seine ............................................13 2.4.1 Diskripsi Alat Tangkap Purse Seine ...............................15 2.4.2 Metode Pengoperasian Jaring Purse Seine ......................21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data.............................................................................26 3.2 Analisa Data.......................................................................................26

3.2.1 Analisa Regrasi ...................................................................27 3.2.2 Analisa Efisiensi .................................................................28

BAB VI PENGUNPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Efisiensi Daya Mesin .........................................................................36 4.1.1 Analisis Regresi .......................................................................36 4.1.2 Perhitungan Kecepatan Maksimum Penangkapan....................37 4.1.3 Peritungan Kebutuhan Daya Mesin ..........................................38 4.1.4 Perhitungan Efisiensi Daya Mesin............................................40

4.2 Efisiensi Waktu Operasi ....................................................................40 4.3 Efisiensi Palka Kapal .........................................................................41 4.4 Efisiensi Alat Tangkap Purse Seine...................................................43

Page 7: TESIS FUAD

12

4.4.1 Perhitungan Shorthening, Hanging Ratio..........................42 4.4.2 Perhitungan Mata Jaring....................................................46 4.4.3 Perhitungan Daya Apung dan Tenggelam ........................47 4.4.4 Extra Bouyancy .................................................................53 4.4.5 Tahanan Jaring .................................................................54

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1 Proyeksi Perkembangan Alat Tangkap Purse Seine ..........................56 5.2 Kajian Efisiensi Operasi Penangkapan ..............................................57

5.2.1 Pengaruh Efisiensi Daya Mesin Terhadap Waktu Operasi.......58 5.2.2 Pengaruh Efisiensi Daya Mesin Terhadap ABK ......................59 5.2.3 Pengaruh Efisiensi Daya Mesin dan Waktu Operasi Terhadap Hasil Tangkapan .......................................................59 5.2.4 Pengaruh Efisiensi Daya Mesin Terhadap Jumlah Setting dan Hasil Tangkapan........................................60

5.3 Efisiensi dengan Merubah Pola Penangkapan ..................................61 5.3.1 Perbaikan Pola Penangkapan ....................................................62 5.3.2 Perbaikan Pola Penangkapan Terhadap Pendapatan ABK .......65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .......................................................................................69 6.2 Saran .................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................71 LAMPIRAN .......................................................................................................73

Page 8: TESIS FUAD

13

DAFTAR TABEL

Tabel Perbandingan Ukuran Utama Kapal Purse Seine ...................................12

Tabel Hasil Regresi ............................................................................................36

Tabel Perhitungan Biaya Operasi dan Hasil Ikan ...............................................65

Tabel Sistem Bagi Hasil ......................................................................................66

Tabel Pendapatan dan Efisiensi ...........................................................................66

Page 9: TESIS FUAD

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar Grafik Jenis Ikan di Perairan Probolinggo ...........................................9

Gambar Grafik Prosentase Jumlah Alat Tangkap ...............................................10

Gambar Grafik Jumlah Ikan Berdasarkan Alat Tangkap.....................................10

Gambar Jaring Purse Seine .................................................................................16

Gambar Diagram Metodologi ............................................................................25

Gambar Diagram Efisiensi Operasi Penangkapan...............................................31

Gambar Diagram Efisiensi Waktu Operasi ........................................................32

Gambar Diagram Efisiensi Palka ........................................................................33

Gambar Efisiensi Alat Tangkap...........................................................................35

Gambar Grafik Kecepatan Optimum Operasi ..................................................38

Gambar Grafik Tahanan Kapal ...........................................................................38

Gambar Grafik Kebutuhan Daya Mesin Saat Optimum .....................................39

Gambar Grafik Efisiensi Waktu Operasi ..........................................................41

Gambar Grafik Efisiensi Palka ...........................................................................42

Gambar Perhitungan Luas Jaring .......................................................................44

Gambar Jaring Purse Seine Tanpa Tali Kolor .....................................................63

Gambar Jaring Purse Seine Dengan Tali Kolor...................................................65

Gambar Diagram Efisiensi Operasi Penangkapan ..............................................68

Page 10: TESIS FUAD

15

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Sumberdaya perikanan merupakan kekayaan alam milik bersama (Common

Property) dan siapapun boleh memanfaatkannya (Open access) (Yahya 2001).

Paradigma ini dipahami dengan pengelolaan sumberdaya perikanan tidak terbatas

sehingga mengakibatkan beberapa wilayah perairan kita mengalami over fishing

salah satunya perairan Selat Madura. Keterbatasan sumberdaya perikanan membuat

nelayan Probolinggo semakin sulit untuk mendapatkan hasil tangkapan, kondisi ini

disikapi dengan meningkatkan kecepatan kapal untuk memburu ikan dengan

menambah daya dan jumlah mesin kapal. Penambahan daya dan jumlah mesin kapal

tanpa disadari telah membuat biaya operasi (Cost Operation) semakin membengkak

sedangkan sumberdaya ikan semakin terbatas. Kondisi ini menyebabkan persaingan

yang semakin ketat dan menimbulkan konflik antar nelayan.

Kenaikan bahan bakar minyak tanggal 1 Oktober 2005 membawa dampak

yang luas pada usaha perikanan tangkap. Kenaikan bahan bakar solar menyebabkan

biaya operasi penangkapan (Capture Cost Operations) semakin tinggi sedangkan

disisi lain sumberdaya ikan (Fish Resources) semakin terbatas. Kondisi ini berakibat

pada meningkatnya tingkat persaingan usaha perikanan tangkap dan konflik nelayan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad dkk (2002), mengatakan

bahwa keterbatasan sumberdaya perikanan merupakan penyebab utama dari konflik

nelayan di perairan Muncar dan Selat Madura. Keterbatasan sumberdaya perikanan

disebabkan oleh pola tangkap nelayan yang tidak memperhatikan kelestarian

sumberdaya perikanan dan lingkungan.

Page 11: TESIS FUAD

16

Menurut Diniah dkk (2001), untuk mengatasi keterbatas sumberdaya

perikanan dan peningkatan biaya operasi penangkapan maka nelayan harus menjaga

kelestarian lingkungan dan melakukan efisiensi biaya operasi penangkapan dengan

memperbaiki terknologi penangkapan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Teknologi penangkapan yang efisiensi dan efektif akan memperkecil biaya operasi

penangkapan dengan jumlah hasil tangkapan yang sama.

Alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap yang cukup produktif dan

tergolong alat tangkap aktif. Pengoperasian alat tangkap purse seine dilakukan

dengan cara melingkarkan jaring pada gerombolan ikan sehingga ikan yang

terkepung tidak bisa melarikan diri dan tertangkap. Alat tangkap purse seine banyak

digunakan di perairan pantai dan pengoprasiannya menggunakan satu atau dua kapal.

Sistem operasi satu kapal (one-boat system) banyak diterapkan di perairan Selat

Madura, dan model ini mengunakan line hauler sebagai alat bantu operasi

penangkapan. Biaya operasi penangkapan purse seine sangat besar dibandingkan

dengan alat tangkap lainnya, alat tangkap ini dioperasikan dengan satu kapal, 1 atau

2 motor disel dan ABK sekitar 25-30 orang. Keterbatasan sumberdaya ikan dan

meningkatnya biaya operasi penangkapan merupakan dilema yang harus dihadapi

dengan melakukan efisiensi dan efektifitas operasi penangkapan.

Menurut Muntaha (2003), hasil tangkapan ikan akan meningkat dengan

meningkatnya kecepatan kapal saat operasi penangkapan namun sampai pada

kecepatan tertentu hasil tangkapan akan konstan. Hal ini menunjukkan bahwa

kecepatan kapal sudah mencapai titik maksimum dan penggunaan kecepatan yang

berlebihan akan menyebabkan inefisiensi biaya operasi. Diskripsi di atas

menunjukkan bahwa perlu adanya penelitian tentang pengaruh kecepatan maksimum,

Page 12: TESIS FUAD

17

penggunaan line hauler, power blok, panjang jaring, berat jaring dan kecepatan

tenggelam jaring terhadap efisiensi operasi penangkapan ikan di perairan

Probolinggo.

1.1 Rumusan Masalah

Efisiensi operasi penangkapan ikan dipengaruhi oleh kecepatan kapal, daya

mesin yang dibutuhkan, waktu operasi yang dibutuhkan, dan dimensi alat tangkap,

sehingga rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hubungan dan pengaruh kecepatan operasi penangkapan terhadap

hasil tangkapan.

2. Berapa kecepatan maksimum kapal saat operasi penangkapan.

3. Berapa daya mesin yang dibutuhkan saat untuk mencapai kecepatan maksimum

operasi penangkapan.

4. Berapa nilai efisiensi daya mesin saat kecepatan maksimum.

5. Berapa nilai efisiensi waktu operasi, efisiensi palka, dan efisiensi alat tangkap.

6. Bagaimana pola operasi penangkapan ikan yang efisien untuk Perairan

Probolinggo.

Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan masalah yang membutuhkan jawaban

yang komprehensif namun disatu sisi kita tidak mungkin menyelesaikan penelitian

ini dalam satu waktu sehingga dalam penelitian ini ada beberapa batasan-batasan

masalah.

1.2 Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, maka batasan masalah penelitian ini

diantaranya :

Page 13: TESIS FUAD

18

1. Penelitian dilakukan pada kapal motor Putra Jaya dengan ukuran 30 GT yang

dioperasikan di perairan Selat Madura.

2. Perhitungan efisiensi hanya dilakukan untuk efisiensi daya mesin, waktu operasi,

palka dan alat tangkap.

3. Perhitungan ekonomi (NPV, IRR, BEP dan lain-lain) tidak dilakukan pada

penelitian ini.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi operasi penangkapan

ikan di perairan Probolinggo. Berdasarkan maksud di atas dapat ditarik suatu tujuan

penelitian diantaranya :

1. Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh kecepatan operasi penangkapan

terhadap hasil tangkapan ikan.

2. Untuk mengetahui kecepatan maksimum operasi penangkapan ikan di perairan

Probolinggo.

3. Untuk mengetahui daya mesin yang dibutuhkan saat kecepatan operasi

maksimum.

4. Mencari nilai efisiensi daya mesin, efisiensi waktu operasi, efisiensi palka dan

efisiensi alat tangkap.

5. Mencari pola operasi penangkapan ikan yang efisien untuk perairan

Probolinggo.

Page 14: TESIS FUAD

19

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi bagi praktisi perikanan

tangkap tentang metode operasi penangkapan ikan yang efisien untuk alat tangkap

purse seine di perairan Probolinggo.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan gambaran di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah

kecepatan kapal, daya mesin, waktu operasi yang dibutuhkan, dan dimensi alat

tangkap sangat berpengaruh terhadap efisiensi operasi penangkapan.

Page 15: TESIS FUAD

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Efisiensi Operasi Penangkapan

Tujuan operasi penangkapan adalah untuk memperoleh jumlah tangkapan

yang sebanyak-banyaknya dan ramah lingkungan. Ada tiga faktor yang harus

dikendalikan untuk mencapai tujuan efisiensi operasi penangkapan yaitu (1) ikan,

(2) kapal, dan (3) alat tangkap.

1. Faktor Ikan

Pengendalian gerakan ikan saat operasi penangkapan dilakukan dengan dua

cara yaitu dengan alat yang mampu memonitor gerakan ikan dan lampu. Alat

pemonitor gerakan ikan dilakukan untuk mengetahui besarnya gerombolan dan

jenis ikan yang menjadi sasaran penangkapan. Alat pemonitor ikan terdiri dari

fish finder, sonar, kamera bawah laut dan alat ini biasanya digunakan oleh kapal

yang memakai alat tangkap aktif.

Operasi penangkapan ikan dengan menggunakan lampu (light fishing) banyak

digunakan oleh nelayan jawa, karena alat ini sangat murah dan mudah

dioperasikan. Ikan sangat tertarik terhadap cahaya lampu karena mata ikan selalu

menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang ada di sekitarnya. Menurut

Laevastu dan Hayes 1991, ikan memberikan reaksi positif terhadap cahaya

dengan intensitas antara 0,01 - 0,001 lux dan sensitifitas mata ikan laut tergolong

sangat tinggi yaitu sekitar 75% untuk cahaya warna biru-hijau. Alasan di atas

yang mendorong para nelayan menggunakan lampu sebagai alat bantu (auxiliary

equipment) operasi penangkapan.

Page 16: TESIS FUAD

21

2. Faktor Kapal.

Biaya operasional penangkapan sangat dipengaruhi oleh faktor bahan bakar,

konsumsi ABK, alat bantu penangkapan, dan pendingin ikan. Menurut

Muhammad 2003, biaya bahan bakar untuk kapal purse seine mencapai 60 % dari

total biaya operasi penangkapan. Tingginya biaya bahan bakan disebabkan

kapasitas mesin terpasang terlalu besar sehingga konsumsi bahan bakar tinggi

dan penggunaan daya kurang efisien. Kapal ikan yang mempunyai ukuran

panjang kurang dari 35 meter umumnya terjadi kebutuhan power yang sangat

signifikan untuk kecepatan di atas 7 knot (Santoso, 2005).

Efisiensi biaya operasi dilakukan dengan menurunkan kebutuhan daya mesin

sesuai dengan kecepatan maksimum operasi penangkapan dan pemanfaatan sisa

daya mesin untuk menggerakkan alat bantu penangkapan (auxiliary equipment).

Pola operasi yang sesuai dengan karakteristik perairan dan kemampuan nakoda

memprediksi gerakan ikan akan menentukan keberhasilan operasi penangkapan.

3. Faktor Alat Tangkap.

Bentuk rancangan dan dimensi alat tangkap purse seine harus sesuai dengan

bentuk kapal, alat bantu penangkapan, pola operasi dan jenis ikan. Untuk ikan

perenang cepat dan pola operasinya dilakukan pada siang hari mempunyai

ukuran yang lebih panjang dari pada purse seine yang pola operasinya malam

hari. Jaring purse seine yang baik mempunyai kecepatan tenggelam yang tinggi,

sehingga jumlah ikan yang meloloskan diri sangat kecil. Menurut Fridman 1988,

jaring purse seine yang baik mempunyai gaya extra bouyancy sekitar 25 - 35%.

Page 17: TESIS FUAD

22

Efisiensi Operasi Penangkapan

Pengendalian Gerak Ikan Ikan

Kapal

Alat Tangkap

Biaya Operasional Penangkapan

Extra Bouyancy Alat Tangkap

Fish Finder, Sonar, Kamera, GPS

Rumpon, Lampu, Atraktan

Bahan Bakar

Konsumsi ABK

Alat Bantu

Pendingin, Es

Pelampung

Pemberat

Netting

“Pengembangan paket teknologi multi alat tangkap di perairan lepas pantai utara Jawa Timur” (Muhammad, 1999)

“Efficiency of tuna purse seiners and effective effort”: alat bantu pencari ikan dan pengontrol ikan. (Gaertner and Pilar , 2001)

„Pengaruh kecepatan kapal purse seiner dan dimensi alat tangkap terhadap hasil produksi yang optimal“ Minimalisasi ikan lolos.(Muntaha, 2004)

Penurunan kecepatan desain kapal penangkapan ikan untuk menghemat bahan bakar” Efisiensi bahan bakar mesin.( Santoso, 2005)

“Analisis efisiensi operasi penangkapan kapal purse seine di perairan Probolinggo“ Efisiensi daya mesin, waktu operasi, palka dan alat tangkap. (Fuad, 2006)

Page 18: TESIS FUAD

2.2 Potensi Perikanan Perairan Probolinggo.

Berdasarkan penelitian Muhammad, 2004 mengatakan bahwa potensi ikan

perairan Probolinggo pada tahun 2004 sekitar 11.125.000 ton/tahun, dari potensi

tersebut jenis ikan yang dominan tertangkap adalah ikan layang, kembung, selar,

lemuru dan beluso. Berikut grafik jenis ikan yang tertangkap di perairan Probolinggo

Grafik Jenis Ikan Yang Tertangkap di Perairan Probolinggo Tahun 2004

Lemuru6%

Cakalang2%

Tengiri2%

Layur0%

Julung-julung0%

Peperek6%

Beloso7%

Biji Nangka5%

Gerot-gerot2%

Kurisi3%

Talang-talang4%

Tongkol2%

Udang1%

Teri2%

Tembang7%

Selar5%

Kembung7%

Bawal2%

Layang5%

Tiga Waja5%Ekor Kuning

4%Pari0% M anyung

3%

Bang-Bangan3%

Belanak3%

Cumi-cumi4%

Terubuk1%

Lain-lain9%

Alu-alu1%

Gambar 2.1 Grafik Jenis Ikan di Perairan Probolinggo

Keberadaan alat tangkap purse seine di perairan Probolinggo sangat berarti,

dimana alat tangkap ini mampu menangkap ikan 65% dari total produksi ikan,

sedangkan jumlah alat tangkap purse seine pada tahun 2004 sebesar 44 unit atau 6%

dari total alat tangkap yang ada di Probolinggo. Berikut gambaran prosentase purse

seine dan jumlah ikan yang tertangkap di perairan Probolinggo.

Page 19: TESIS FUAD

24

Grafik Alat Tangkap Yang Beroperasi di Probolinggo

Serok Kerang7%

Pukat Pantai1%

Bubu16%

Payang11% Pancing

17%Raw ai

9%

Serok7%

Bagan Tancap4%

Jaring Klitik4%

Tramel Net2%

Gillnet7%

Purse seine6%

Alat Lain9%

Gambar 2.2 Grafik Prosentase Jumlah Alat Tangkap di Probolinggo

Grafik Produksi Ikan Berdasarkan Alat Tangkap di Probolinggo

Purse seine65%

Bubu14%Payang

14%

Raw ai7%

Pukat Pantai0% Serok Kerang

0%Alat Lain

0%

Tramel Net0%

Jaring Klitik0%

Gillnet0%

Bagan Tancap0%

Serok0%

Pancing0%

Gambar 2. 3 Prosentase Jumlah Ikan Berdasarkan Alat Tangkap di Probolinggo

Berdasarkan penelitian unit pengembangan penangkapan ikan (UPPI)

Probolinggo menyatakan bahwa musim ikan di perairan Probolinggo dibagi menjadi

tiga periode yaitu : (1) Musim puncak berlangsung sekitar 6 bulan dari bulan

Nopember sampai dengan April dan ikan yang dominant tertangkap adalah ikan teri

(Stolephorus Spp), ikan tembang (Sardinella fimbriata), ikan lemuru (Sardinella

Page 20: TESIS FUAD

25

longiceps), ikan kembung (Restrilliger spp ), (2) Musim sedang selama dua bulan

dari bulan April sampai dengan Mei dan jenis ikan yang dominan tertangkap adalah

ikan tembang (Sardinella fimbriata), ikan lemuru (Sardinella longiceps), ikan

kembung (Restrilliger spp). (3) Musim paceklik selama bulan Juni sampai September

dan jenis ikan yang dominan tertangkap adalah ikan terubuk (Clupea tail), ikan

layang (Decapterus spp).

2.3 Karakteristik Kapal Purse Seine

Kapal purse seine harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi di daerah

perairan pantai dengan berbagai kondisi cuaca dan iklim, sehingga kapal purse seine

termasuk dalam perikanan pantai. Perkembangan teknologi kapal purse seine

semakin maju dengan jangkauan daerah penangkapan (Fishing ground) semakin luas

dan jenis ikan yang tertangkap semakin beragam. Kapal purse seine sangat

memerlukan adanya tempat penyimpanan jaring, ruang akomodasi, gardan (line

Hauler) sehingga operasi penangkapan berjalan dengan cepat dan efisien.

Sistem pengoperasian alat tangkap purse seine terdiri dari dua macam yaitu

sistem yang menggunakan satu kapal (One boat siytem) dan sistem yang

menggunakan dua kapal (Two boat system). Sistem yang menggunakan satu kapal

biasanya dilengkapi dengan gardan (line hauler) yang berfungsi untuk menarik tali

kolor jaring purse seine. Untuk sistem yang menggunakan dua kapal (Two boat

system) fungsi gardan (line hauler) diambil alih oleh kapal yang pertama sedangkan

kapal yang kedua berfungsi sebagai tempat penampung ikan.

Kapal purse seine dirancang dengan stabilitas yang baik dan turning ability

yang besar sehingga kapal saat melingkarkan jaring pada gerombolan ikan tidak

Page 21: TESIS FUAD

26

mengalami gaya oleng yang terlalu besar. Karakteristik kapal purse seine berbeda

dengan karakteristik kapal penangkap ikan lainnya. Karakteristik kapal purse seine

dapat ditunjukkan dari nilai perbandingan ukuran utama kapal, koefisien blok dan

stabilitas kapal, (Mulyanto 2000). Nilai perbandingan ukuran utama kapal purse

seine dapat dilihat pada table 1 di bawah ini :

Tabel 2.1 Perbandingan ukuran utama kapal purse seine.

Baja Kayu Panjang (L)

Meter

GT Kapal (RT) L/B L/H LxBxH L/B L/H LxBxH

Mesin Utama (Hp)

L < 20 Meter

5 7 10 15 20 30 40 50

- - - - < 4.50 4.50 4.50 4.50

- - - - > 2.15 2.15 2.15 2.15

- - - - < 87 128 169 210

< 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50

> 2.35 2.35 2.35 2.35 2.15 2.15 2.15 2.15

< 25 34 48 72 96 140 184 230

45 60 75 110 150 200 250 300

L > 20 Meter

50 60 70 80 90

< 4.50 4.60 4.60 4.60 4.60

> 2.15 2.10 2.10 2.10 2.10

< 227 272 317 360 391

< 4.50 4.60 4.60 4.60 4.60

> 2.15 2.10 2.10 2.10 2.10

< 217 252 294 335 375

300 360 420 480 540

Sumber, Mulyanto dkk, (2000) Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang

2.3.1 Tahanan Kapal

Tahanan kapal merupakan gaya fluida yang bekerja melawan gerakan kapal,

dan besarnya sama dengan komponen gaya fluida yang bekerja sejajar dengan sumbu

gerakan kapal, (Harvald, 1992). Tahanan yang bekerja pada kapal ikan terdiri dari :

(1) Tahanan Gesek : tahanan kapal yang disebabkan gesekan fluida (air) dengan

badan kapal yang besarnya sama dengan integral tegangan tangensial ke seluruh

permukaan basah kapal. (2) Tahanan sisa : tahanan kapal yang diperoleh dari hasil

pengurangan tahanan total badan kapal, (3) Tahanan Tambahan : tahanan kapal yang

disebabkan adanya tambahan luasan maupun bentuk penampang yang berada pada

Page 22: TESIS FUAD

27

bagian bawah kapal dan bergesekan dengan air laut. (4) Tahanan Kemudi : Tahanan

kapal yang disebabkan oleh gesekan kemudi kapal dengan air laut, (5) Tahanan

Udara : tahanan kapal yang disebebkan oleh gesekan badan kapal dengan udara dan

besarnya sangat tergantung dari bentuk dan kecepatan kapal.

2.3.2 Daya Mesin Kapal

Penentuan besarnya daya mesin dihitung berdasarkan besarnya tahanan total

kapal yang dikalikan dengan kecepatan kapal. Perhitungan tahanan total diestimasi

dari gambar line plan kapal berdasarkan ukuran utama dan rencana umum kapal.

Penentuan daya penggerak kapal pada prinsipnya untuk menjamin agar kapal dapat

bergerak dengan kecepatan (Vs) sesuai dengan keinginan owner, (Santoso, 2005).

Kapal purse seine mengenal dua sistem pemasangan mesin kapal yaitu : (1)

Outboard system : yaitu sistem pemasangan mesin kapal yang dipasang di atas dek

kapal. Sistem ini banyak digunakan oleh kapal purse seine untuk operasi

penangkapan dengan dua kapal, contohnya kapal purse seine di Muncar

Banyuwangi. (2) Inboard System : yaitu sistem pemasangan mesin kapal yang

dipasang di bawah dek kapal. Sistem ini mempunyai efisiensi daya mesin yang lebih

tinggi dari pada outboard System.

2.4 Karakteristik Alat Tangkap Purse Seine

Selama musim makanan atau plankton biasanya ikan bergerak lincah,

gerakannya cepat dan bereaksi aktif terhadap berbagai rangsangan. Menjelang masa

pemijahan, ikan berenang lebih lambat dan tidak mudah merespon terhadap semua

rangsangan. Informasi tentang tingkah laku ikan (Fish bihaviour) ukuran gerombolan

ikan, bentuk gerombolan, kecepatan migrasi, kedalaman dan ketebalan gerombolan

Page 23: TESIS FUAD

28

merupakan informasi yang harus diketahui untuk menjamin operasi penangkapan

berjalan sukses.

Purse seine merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan

pelagis yang membentuk gerombolan dan berada di permukaan perairan. Prinsip

pengoperasian alat tangkap purse seine adalah dengan melingkari gerombolan ikan

dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertikal, dengan

demikian gerakan ikan ke arah horisontal dapat dihalangi, Setelah itu bagian bawah

jaring dikerucutkan sehingga membentuk kantong dan ikan yang ada di dalamnya

diangkat ke atas kapal.

Panjang purse seine sangat dipengaruhi oleh dimensi kapal, waktu operasi,

dan jenis ikan yang menjadi sasaran penangkapan. Purse seine yang dioperasikan

untuk menangkap ikan pada siang hari mempunyai ukuran panjang lebih besar dari

pada purse seine yang dioperasikan pada malam hari. Begitu pula purse seine yang

digunakan untuk menangkap ikan jenis tuna mempunyai ukuran panjang yang lebih

besar dari pada purse seine ikan lemuru, karena jenis ikan tuna merupakan ikan

perenang cepat. Jaring yang terlalu pendek akan menyebabkan ikan banyak yang

lolos dan sebaliknya jaring purse seine yang terlalu panjang tidak akan menjamin

hasil tangkapan bertambah banyak. Dimensi kapal yang besar akan meningkatkan

kemampuan kapal untuk membawa jaring dan alat bantu penangkapan ke fishing

ground yang lebih luas.

Berdasarkan bentuknya alat tangkap purse seine dikelompokkan menjadi 3

yaitu : (1) berbentuk persegi panjang yang dioperasionalkan dengan satu kapal,

(2) berbentuk satu trapesium terbalik yang dioperasionalkan dengan satu kapal,

(3) berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasionalkan dengan dua kapal.

Page 24: TESIS FUAD

29

Bentuk yang banyak berkembang di Indonesia adalah berbentuk satu trapesium

terbalik yang dimodifikasi menjadi bentuk trapesium sama kaki. Sedangkan

berdasarkan ukurannya alat tangkap purse seine dibagi menjadi 4 yaitu :

1) Mini purse seine : purse seine yang mempunyai ukuran panjang tidak lebih

dari 300 meter, biasanya dioperasikan di perairan pantai untuk menangkap

ikan pelagis kecil.

2) Purse seine ukuran sedang : purse seine yang mempunyai ukuran panjang

antara 300 – 600 meter dan biasanya dioperasikan di perairan lepas pantai

untuk menangkap ikan tongkol dan ikan kembung.

3) Purse seine ukuran besar : purse seine yang mempunyai ukuran panjang

antara 600 - 1000 meter yang dioprasikan di perairan dalam dan zona

ekonomi eksklusif untuk menangkap ikan cakalang dan tuna.

4) Purse seine super : purse seine yang mempunyai ukuran panjang lebih dari

1000 meter dan beroperasi di laut lepas.

2.4.1 Diskripsi Alat Tangkap Purse Seine

Satu unit purse seine terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (line hauler,

lampu, power blok, dll). Secara garis besar purse seine terdiri dari badan jaring,

Kantong jaring (bag, bunt), tepi jaring, pelampung (float, corck), tali pelampung

(float line), sayap jaring (wing), pemberat (singker, lead), tali penarik (purse line),

tali cincin (purs ring), dan selvage. Untuk lebih jelasnya berikut gambar dan bagian-

bagian jaring purse seine:

Page 25: TESIS FUAD

30

Gambar 2.4 Jaring purse seine dan bagian-bagiannya

Pemilihan material netting untuk purse seine sangatlah penting, kecepatan

tenggelam yang lebih tinggi akan menunjukkan jaring yang baik. Twine yang kuat

dan keras menunjukkan nilai yang lebih efisien dan mempunyai tahanan

hidrodinamika yang lebih kecil. Pemilihan netting purse seine harus

mempertimbangkan kekuatan arus dan stabil tidaknya arus tersebut. Jaring yang

mempunyai singker speed yang tinggi tidak akan mudah dihanyutkan oleh arus,

sehingga ikan sulit untuk melarikan diri. Jaring purse seine yang baik mempunyai

twine yang halus, berat dan permukaannya licin (lunak), (Sudirman 2004).

75 m 55 m 115 m 75 m 55 m

35 m

40 m

45 m

Nylon

Nylon

Nylon

Nylon

Nylon

S B dKantong

Sayap Badan

Tali pelampung 360 m

Tali ris atas 360 m

Pelampung PVC

Poly etiline # 1”

Pemberat (timah)

Cincin (kuningan)

Tali kolor 700 m

0,3 m

0,3 m

Tali ris bawah

Tali pemberat

Page 26: TESIS FUAD

31

Mesh size purse seine merupakan faktor penting yang harus diperhatikan,

karena berhubungan langsung dengan ukuran ikan yang menjadi tujuan penangkapan

dan banyaknya ikan yang tertangkap. Pemilihan mesh size yang terlalu kecil akan

menyebabkan sinking speed menurun, tetapi mesh size yang terlalu besar akan

mengakibatkan tangkapan banyak yang lolos atau terjerat. Ikan yang terjerat sangat

sulit untuk dikeluarkan sehingga akan mengganggu operasi penangkapan. Mesh size

jaring purse seine telah sesuai ukuran jika bunt telah memenuhi persamaan berikut

ini:

a0= (0,6 – 0,7)a

dimana a0 adalah mesh size untuk purse seine pada bagian bunt dan a adalah mesh

size gill net untuk species ikan yang sama (Fridman 1973).

A. Panjang dan Lebar Purse Seine

Untuk menentukan panjang jaring perlu diperhatikan faktor-faktor seperti di

bawah ini :

1. Waktu operasi purse seine pada siang hari lebih panjang dibandingkan dengan

purse seine yang beroperasi pada malam hari

2. Tonase dan panjang kapal

3. Jenis ikan yang akan ditangkap. Purse seine ikan tuna harus lebih panjang dari

pada ikan kembung karena ikan tuna perenang cepat.

Lebar purse seine rata-rata 14% - 16%dari panjang jaring. Hubungan panjang dan

lebar purse seine dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 27: TESIS FUAD

32

Tabel 2.2 Hubungan panjang dan lebar dari berbagai jenis purse seine.

Jenis Purse seine Panjang (depa) Lebar (depa)

Night time sardine purse seine

Day time sardine purse seine

Night time mackerel/horse mackerel purse seine

Day time mackerel/horse mackerel purse seine

Small type tuna purse seine

Medium type tuna purse seine

Large type tuna purse seine

180 – 220

250 – 300

200 – 250

300 – 350

350 – 400

350 – 400

400 – 500

35 – 40

40 – 45

48 – 45

45 – 50

45 – 50

45 – 50

50 – 60

B. Hanging Rate

Hanging rate merupakan perbandingan antara panjang jaring dengan panjang

tali jaring yang dinyatakan dengan persen. Panjang jaring yang diukur dalam

keadaan mata jaring tertutup nantinya dirangkaikan dengan tali (rope) jaring yang

lebih pendek dengan tujuan agar saat jaring di air, mata jaring membuka dengan

sempurna. Perbandingan panjang rata-rata antara panjang tali dengan panjang jaring

disebut hanging rate.

C. Shorthening (S).

Shorthening merupakan perbandingan panjang jaring dengan panjang jaring

yang dikurangi panjang tali ris dikalikan 100%. Penghitungan shorthening bertujuan

untuk memprediksi rentangan jaring purse seine saat dioperasikan di laut. Prediksi

pajang jaring dapat dihitung dengan mengalikan jumlah mata jaring dengan panjang

mata jaring.

Page 28: TESIS FUAD

33

D. Float (pelampung)

Jumlah pelampung sangat menentukan posisi jaring purse seine, purse seine

yang mempunyai daya apung lebih besar dengan daya berat maka jaring tersebut

akan mengapung. Penentuan jumlah pelampung yang akan dipasang pada purse seine

dirediksi dari nilai gaya extra buoyancy yang diinginkan owner. Gaya extra

buoyancy jaring purse seine yang baik berkisar antara 25 – 35 %. Penghitungan extra

buoyancy bertujuan untuk memastikan jaring purse seine tetap terapung meskipun

ada pengaruh arus, angin dan pengaruh penarikan jaring pada waktu operasi. Untuk

menentukan jumlah pelampung jaring dihitung dengan rumus sebagai berikut:

N = ( )b

LPSTLb

LPST

11...11...+

=×+

Keterangan:

N = no. of float

T.S.P. = total sinking power

L = length of float line

11 = 11 lib extra buoyancy/fathom of L

b = buoyancy of float

E. Purse ring (Cincin)

Penentuan jumlah cincin pada purse seine sangat dipengaruhi oleh faktor-

faktor diantaranya:

Kapasitas winch untuk purse-line. Winch mempunyai kapasitas yang lebih

besar, maka dapatlah menggunakan ring yang lebih banyak.

Page 29: TESIS FUAD

34

Tinggi ring lift block, yang tingginya sama dengan ½ dari panjang tali ring

( 1 sisi dari brede l ring ) ditambah ½ dari jarak antar ring.

Jarak dari sudut jaring bagian bawah sampai pada ikatan tali ring pertama.

Jarak ini sama dengan jarak dari davit ke block tali pelampung bagian depan

dan belakang.

Untuk menentukan jumlah ring yang diperlukan dengan meggunakan rumus

berikut:

N = ( )i

sL

22

Keterangan:

N = Jumlah ring

L = Panjang tali pemberat ( sinker line )

S = Jarak antara block tali depan belakang

I = Jarak antara ikatan-ikatan bredel atau sama dengan tinggi ring lift

F. Extra bouyancy

Menurut Sadhori (1985), untuk mengapungkan alat tangkap purse seine di

permukaan air diperlukan gaya apung yang lebih besar dari berat alat di dalam air.

Kelebihan daya apung ini biasanya disebut dengan extra buoyancy. Extra buoyancy

adalah merupakan selisih antara jumlah keseluruhan gaya apung (total buoyancy)

dengan sinking power. Extra buoyancy dihitung dengan rumus :

EB(%) = %100xTB

STB −

Dimana :

Page 30: TESIS FUAD

35

EB = extra buoyancy

TB = total bouyabcy

S = total sinker

G. Luas jaring

Untuk menghitung luas jaring dilakukan pembagian lembaran jaring menjadi

panel-panel, pembagian panel tersebut berdasarkan besar mesh size dan ukuran

benang pada jaring. Pengukuran luas jaring dilakukan dengan persamaan sebagai

berikut :

S = E x 21 E− x Lx H x a2

Dimana :

S = Luas jaring (m2)

E = Hanging ratio ( horizontal )

L = Jumlah mata jaring memanjang

H = Jumlah mata jaring vertical

a2 = Ukuran mata jaring tegang (m2)

2.4.2 Metode Pengoperasian Jaring Purse Seine

Metode pengoperasian purse seine dikenal dua cara yaitu (1) purse seine yang

dioperasikan dengan mengejar gerombolan ikan, hal ini biasanya dilakukan pada

siang hari; (2) purse seine yang dioperasikan dengan alat bantu penangkapan seperti

rumpon dan cahaya, cara ini biasanya dilakukan pada malam hari. Pengoperasian

jaring purse seine dilakukan dengan cara: (1) Melingkarkan jaring pada gerombolan

ikan dengan menghadang arah renang ikan, kapal dijalankan dengan kecepatan

Page 31: TESIS FUAD

36

maksimum agar gerombolan ikan segera terkepung, (2) Setelah kedua tali tepi jaring

bertemu, maka dilakukan penarikan tali selambar dengan maksud untuk mencegah

ikan tidak lari kearah bawah jaring, (3) Penarikan tubuh jaring dan float line setelah

bagian bawah jaring tertutup, (4) Pengambilan ikan yang terjaring di badan purse

seine diangkat ke atas dan dimasukkan ke palka kapal.

Page 32: TESIS FUAD

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini akan memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi efisiensi operasi penangkapan khususnya daya mesin, waktu operasi

dan tenaga ABK yang digunakan. Menurut Kepas (1987) teknologi penangkapan

ikan di kawasan pantai masih bersifat tradisional, sehingga perlu suatu pola yang

diarahkan pada perbaikan teknologi. Perbaikan teknologi yang diarahkan pada

penggunaan kapal yang mempunyai daya jangkau yang lebih luas dan mesin kapal

yang lebih efisien.

Modernisasi teknologi penangkapan sangat terkait dengan biaya operasi

penangkapan, penggunaan teknologi yang kurang tepat akan meningkatkan biaya

operasi (Cost Operation) penangkapan. Sejalan dengan itu maka analisis efisiensi

operasi penangkapan yang dikaitkan dengan penggunaan teknologi sangat perlu

untuk dilakukan mengingat saat ini banyak nelayan yang tidak melaut disebabkan

meningkatnya biaya operasi khusunya harga bahan bakar. Menyikapi mahalnya

bahan bakar solar, banyak nelayan yang menganti bahan bakar solar dengan minyak

tanah yang dicampur dengan oli bekas atau minyak tanah yang dicampur dengan

aspal cair.

Metode yang digunakan untuk menganalisis efisiensi operasi penangkapan

adalah dengan menggunakan analisis regresi. Metode regresi digunakan untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap efisiensi dan

berapa besarnya. Efisiensi operasi penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh harga

bahan bakar, konsumsi ABK, pola penangkapan, jumlah ABK dan efektifitas operasi

Page 33: TESIS FUAD

38

(Muhammad 2003). Pada penelitian ini efisiensi operasi penangkapan dititik beratkan

pada daya mesin, waktu operasi, kapasitas palka dan dimensi alat tangkap. untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini :

Page 34: TESIS FUAD

39

Gambar 3.1 Diagram Metodologi Penelitian

Keterangan : R2 = 0 tidak berpengruh. R2 = 0.1 - 0,5 berpengaruh sangat kecil, R2 = 0.5 - 0,8 Berpengaruh sedang

R2 = >0.8 Sangat Berpengaruh η = 1 : sangat efisien, η = < 0.8 kurang efisien

Sangat Efisien

START

Pengumpulan Data

Analisis Data

Survei Pendahuluan Penentuan lokasi penelitian

Penentuan tipe kapal dan alat

Dimensi Kapal dan Mesin

Dimensi Alat Tangkap

Kecepatan kapal Hasil ikan per setting

Biaya operasi per trip

Efisiensi Operasi : 1. Kecepatan kapal saat setting. 2. Kecepatan maksimum operasi. 3. Efisiensi daya mesin saat

kecepatan maksimum. 4. Efisiensi daya mesin, waktu

operasi, palka dan alat tangkap.

Analisis Efisiensi Analisis Regresi

Mencari hubungan dan pengaruh 1. Kecepatan melingkarkan jaring

purse seine saat setting Terhadap hasil tangkapan ikan setiap setting.

Pembahasan :1. Pengaruh kecepatan terhadap hasil tangkapan ikan. 2. Pengaruh penggunaan daya mesin untuk line hauler

terhadap kecepatan hauling, jumlah ABK, hasil tangkapan ikan.

3. Efisiensi kapasitas palka kapal dan efisiensi purse seine ukuran 375 m x 45m

4. Mencari alternatif metode penangkapan yang lebih efisien

Kesimpulan dan Saran

Tdk Berpengaruh Kurang EfisienBerpengaruh

Mencari model operasi yang fi i

Page 35: TESIS FUAD

40

3.1 Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilakukan setelah penentuan lokasi penelitian, penentuan

lokasi penelitian harus mempertimbangkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian kali

ini adalah untuk mengetahui efisiensi operasi penangkapan kapal purse seine dan

mencari pola operasi yang lebih efisien di perairan Probolinggo. Untuk mencapai

tujuan tersebut maka data yang perlu dihimpun adalah data primer dan data sekunder.

Data sekunder diperoleh dari Departemen Kelautan dan Perikanan, Dinas

Perikanan dan Kelautan Kabupaten Probolinggo. Data sekunder digunakan untuk

memprediksi potensi perikanan, perkembangan teknologi perikanan (alat tangkap

dan kapal), dan rencana pengembangan teknologi perikanan perairan Probolinggo.

Data primer merupakan data yang langsung diambil dilapangan dengan

melakukan pengukuran langsung pada obyek penelitian. Data primer yang diambil

antara lain : data dimensi kapal dan mesin, data alat tangkap purse seine, data

kecepatan dan waktu yang dibutuhkan kapal saat operasi penangkapan, hasil

tangkapan ikan tiap setting, dan biaya operasi penangkapan tiap trip. Data primer

digunakan untuk menganalisis efisiensi operasi penangkapan dengan alat tangkap

purse seine dan mencari alternatif pola operasi penangkapan yang lebih efisien.

3.2 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan dua tahapan yaitu analisa regresi dan analisa

efisiensi. Analisa regresi bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kecepatan

kapal terhadap hasil tangkapan ikan, sedangkan analisa efisiensi bertujuan untuk

mengetahui efisiensi daya mesin, efisiensi waktu operasi, efisiensi palka dan efisiensi

alat tangkap. Hasil dari analisa tersebut dapat dijadikan dasar untuk mencari pola

Page 36: TESIS FUAD

41

operasi penangkapan yang lebih efisien untuk perairan Probolinggo. Analisa data

dilakukan dengan menggunakan software microsoft exel untuk analisa regresi dan

software marxsurf untuk memprediksi tahanan dan kebutuhan daya mesin.

3.2.1 Analisa Regresi

Analisis regresi adalah suatu persamaan matematis yang mendifinisikan suatu

hubungan antara dua variabel atau lebih (Atmaja 1998). Hubungan antara variabel Y

dengan variable X dapat bersifat linier atau bukan linier. Analisis regresi berusaha

menemukan suatu garis linier yang paling mewakili titik-titik pada grafik. Untuk

menemukan menemukan garis linier semacam ini harus menggunakan metode

kuadrat terkecil atau least aquare. Persamaan regresi sederhana seperti berikut ini :

eXbaY ++= .

Dimana :

Y : Nilai Y prediksi

a : Intersep atau nilai rata-rata Y prediksi jika X=0

b : Slope atau rata-rata perubahan pada Y jika X berubah satu satuan.

e : Kesalahan prediksi (Error)

X : Variabel bebas

Analisa regresi pada penelitian ini untuk menentukan besarnya pengaruh

kecepatan terhadap hasil tangkapan ikan, dimana kecepatan sebagai faktor penentu

dan hasil tangkapan sebagai faktor yang ditentukan.

Perhitungan Standart Error.

Perhitungan Standart error of estimate (SY;X) pada analisis regresi bertujuan

untuk mengetahui variasi nilai Y aktual dari garis regresi. Perhitungan standart error

of estimate dilakukan dengan rumus :

Page 37: TESIS FUAD

42

1)'( 2

. −−−∑

=kn

YYS XY

dimana :

Y : Y aktual

Y’ : Y prediksi

n : Jumlah / pasangan observasi

K : Jumlah variabel independent

Perhitungan Hubungan Korelasi

Analisis korelasi berganda mempunyai nilai berkisar dari -1 sampai +1,

koefisien korelasi merupakan kekuatan asosiasi atau hubungan antara variabel

dependen dengan dua atau lebih variabel independent. Nilai hubungan korelasi dapat

dihitung dengan rumus :

YYYr n

nYXbXbYaxx 22

22

21 ..2.21.1

−∑

−∑+∑+∑=

Analisa statistik sangat membantu kita dalam menentukan besarnya pengaruh

kecepatan kapal terhadap hasil tangkapan ikan yang selanjutnya digunakan untuk

menentukan kecepatan maksimum kapal saat operasi penangkapan ikan. Penelitian

kali ini kami menggunakan software exel untuk menganalisis pengaruh kecepatan

terhadap hasil tangkapan ikan dan penentuan kecepatan maksimum operasi

penangkapan.

3.2.2 Analisa Efisiensi

Analisis efisiensi operasi penangkapan dilakukan dengan cara menghitung

nilai efisiensi daya mesin yang dibutuhkan saat kecepatan maksimum, efisiensi

waktu operasi penangkapan ikan, efisiensi palka kapal, dan efisiensi alat tangkap

Page 38: TESIS FUAD

43

purse seine. Nilai efisiensi operasi penangkapan sangat membantu untuk

menemukan pola operasi yang tepat untuk alat tangkap purse siene.

Efisiensi Daya Mesin

1. MenghitungTahanan Kapal

Untuk mengetahui daya mesin kapal terlebih dahulu kita hitung tahanan

kapal, tahanan kapal dihitung dengan dengan rumus sebagai berikut :

WWRwxSxCtxxRt V += 2

21 ρ (Harvald, 1992. 125)

Dimana :

Rt : Tahanan total

Ct : Koefisien tahanan total

ρ : Massa jenis

V : Kecepatan kapal (m/s)

S : Luas permukaan basah (WSA) (m2)

Rw : Tahanan gelombang

Pada penelitian ini perhitungan tahanan kapal dihitung dengan bantuan

software Maxsurf .

2. Perhitungan Daya Mesin

Daya yang diperlukan (daya efektif) untuk menggerakkan kapal di atas air

atau untuk menarik kapal dengan kecepatan V adalah :

PE = Rt V (Harvald, 1992. 135)

Dimana :

PE : Daya efektif yang diperlukan

Rt : Tahanan total

V : Kecepatan yang diinginkan

Page 39: TESIS FUAD

44

3. Menghitung Efisiensi Daya Mesin

Efisiensi daya mesin diperoleh dengan membandingkan antara daya yang

dibutuhkan saat kecepatan maksimum dengan daya mesin terpasang. Nilai efisiensi

ini digunakan untuk mengetahui jumlah daya yang terpakai dan apabila ada sisa daya

yang belum terpakai, maka bisa digunakan untuk keperluan lainnya (memutar line

houler, lampu, krane, dll). Rumus efisiensi daya mesin adalah :

%1000

xpp

Dimana :

P : Daya mesin saat kecepatan maksimum.

P0 : Daya mesin terpasang

Page 40: TESIS FUAD

45

Gambar 3.2 Diagram Analisis Efisiensi Operasi Penangkapan.

Kecepatan saat setting

Kecepatan line hauler

Hasil tangkapan ikan

Kebutuhan daya yang sebenarnya

Daya yang terpasang dikapal

Dimensi Kapal

Dimensi Alat Tangkap

Kec. Renang Ikan

Evisiensi Daya Mesin

Kecepatan maksimum operasi penangkapan

Page 41: TESIS FUAD

Efisiensi Waktu Operasi

Efisiensi waktu operasi penangkapan ikan sangat berpengaruh terhadap jumlah

operasi penangkapan (Setting) yang dilakukan dalam satu trip. Semakin tinggi nilai

efisiensi waktu operasi, maka semakin banyak jumlah operasi penangkapan (Setting)

yang dilakukan dan semakin banyak pula jumlah ikan yang diperaoleh. Rumus efisiensi

waktu operasi adalah :

%1000

xtt

Dimana :

t : Waktu operasi penangkapan dengan menggunakan roller.

t0 : Waktu operasi penangkapan tanpa menggunakan roller.

Gambar 3.3 Diagram Efisiensi Waktu Operasi Penangkapan

Efisiensi Palka Kapal

Efisiensi palka ikan sangat berkaitan dengan pemanfaatan ruang dan beban

maksimum (maximum load) kapal. Efisiensi palka diprediksi dengan membandingkan

jumlah ikan yang tertangkap dengan kapasitas muat palka. Semakin tinggi nilai efisiensi

Waktu Operasi tanpa roller

Evisiensi Waktu Operasi Penangkapan

Waktu Operasi dg roller

Page 42: TESIS FUAD

56

palka maka semakin baik penggunaan ruang pada kapal. Efisiensi palka dihitung dengan

rumus berikut ini :

%1000

xdd

Dimana :

d : Jumlah ikan yang tertangkap

d0 : Kapasitas muat palka

Gambar 3.4 Diagram Efisiensi Palka

Efisiensi Alat Tangkap

1. Menghitung Panjang Jaring

Perhitungan panjang jaring dilakukan untuk mengetahui panjang jaring minimum

agar semua gerombolan ikan dapat dilingkari mulai jaring dilempar sampai kapal

kembali pada titik awal. panjang jaring dapat dihitung dengan rumus :

).()22(

..22 rE

Er SV

Vn aL +== π

ππ (Fridman, 1988. 247)

Dimana :

Hasil Tangkapan Setiap Trip

Kapasitas Palka Kapal

Evisiensi Palka

Page 43: TESIS FUAD

57

L : Panjang Jaring

EV : Perbandingan Kecepatan kapal dengan kecepatan ikan (Vs/Vf)

rs : Radius gerombolan ikan

2. Menghitung Lebar Jaring atau Kedalaman Jaring

Menentukan lebar atau kedalaman jaring harus mempertimbangkan dua faktor

yaitu kedalaman maksimum yang mungkin dicapai ikan dan kecepatan tenggelamnya

jaring. Agar operasi penangkapan ikan berjalan dengan baik maka tali pemberat

dirancang agar mencapai kedalaman 20 - 30% lebih dalam dari pada kedalaman

maksimum kemampuan renang ikan. Kedalaman jaring purse seine dapat dihitung

dengan rumus :

HEH oh −−= 211 atau HEH oh .2= (Fridman, 1988. 252)

Dimana :

E1 dan E2 : Hanging rasio Pertama (horisontal) dan kedua (vertikal).

Ho : Kedalaman terentang jaring purse seine antara tali pemberat dan tali

pelampung.

3. Menghitung Kecepatan Tenggelam Jaring

Tali pemberat jaring purse seine akan tenggelam dengan kecepatan yang semakin

berkurang, waktu yang dibutuhkan oleh tali pemberat agar sampai pada kedalaman H

adalah :

FTS

s

HH ..9,0= (Fridman, 1988. 253)

Dimana :

Page 44: TESIS FUAD

58

H : Kedalaman atau Lebar Jaring

Fs : Daya Tenggelam per satuan panjang tali pemberat (kgf/m).

4. Menghitung Efisiensi Alat Tangkap

Efisiensi Alat tangkap diperoleh dengan membandingkan luas jaring saat operasi

penangkapan dengan luas jaring saat bukaan mata jaring maksimum. Nilai efisiensi alat

tangkap yang tinggi mencerminkan luasan jaring yang maksimum saat operasi

penangkapan, sehingga diharapkan hasil tangkapan maksimum pula. Rumus efisiensi alat

tangkap purse seine adalah :

%1000

xAA

Gambar 3.5 Diagram Efisiensi Alat Tangkap

Luas Jaring Saat Operasi Penangkapan

Luas Jaring Saat Direntangkan

Evisiensi Alat Tangkap

Hanging Ratio

Shortening

Luas Jaring

Page 45: TESIS FUAD

59

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA

4.1 Efisiensi Daya Mesin.

Efisiensi daya mesin diperoleh dengan membandingkan kebutuhan daya saat

kecepatan maksimum penangkapan dengan daya terpasang pada kapal. Berikut tahapan

perhitungan efisiensi daya mesin:

4.1.1 Analisis regresi kecepatan terhadap hasil tangkapan ikan.

Besarnya pengaruh kecepatan terhadap hasil tangkapan ikan dapat diketahui

dengan analisis regresi dimana kecepatan sebagai faktor penentu dan hasil tangkapan

ikan sebagai faktor yang ditentukan. Berikut hasil analisa regresi kecepatan kapal dan

kebutuhan bahan bakar terhadap hasil tangkapan ikan.

Taber 4.1 Tabel Hasil Regresi Regression Statistics

Multiple R 0.793530516 R Square 0.62969068 Significance F 1.68833E-09 Standard Error 16.15668383 Observations 39

Berdasarkan analisis regresi, kecapatan kapal dan kebutuhan bahan bakar

berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan ikan sebesar 63 % dari total faktor yang ada.

Pengaruh kecepatan kapal terhadap hasil tangkapan ikan menjadi titik tekan dari efisiensi,

sehingga perlu dicari kecepatan maksimum penangkapan. Menurut Setyohadi,2001

mengatakan bahwa kecepatan kapal merupakan faktor yang paling dominan

mempengaruhi hasil tangkapan ikan terutama untuk kapal purse seine yang beroperasi

pada siang hari.

Page 46: TESIS FUAD

60

4.1.2 Penghitungan kecepatan maksimum penangkapan.

Kecepatan maksimum penangkapan diperoleh dengan membandingkan kecepatan

kapal tiap setting dengan hasil tangkapan ikan dan konsumsi bahan bakar. Penelitian ini

tidak memasukkan faktor biaya saat menghitung kecepatan maksimum karena sangat

sulit menghitung biaya operasi penangkapan tiap setting. Penentuan titik kecepatan

maksimum ditentukan berdasarkan hasil tangkap yang paling tinggi dengan kecepatan

dan waktu yang paling kecil. Penentuan titik kecepatan maksimum diperoleh dengan

meningkatkan kecepatan kapal sampai titik tertentu dimana hasil tangkapan mencapai

titik konstan. Kecepatan kapal dimulai dari 6,85 knot sampai 8,25 knot, hal ini didasarkan

pada penelitian Ayodya, 1984 yang mengatakan bahwa kecepatan renang ikan pelagis

kecil seperti layang, kembung dan lemuru sekitar 5 knot. Pengamatan penulis saat

penelitian, kecepatan kapal di bawah 6,5 knot kurang efektif untuk menangkap ikan

karena banyak ikan yang lolos dan beberapa kali mengalami kegagalan operasi

penangkapan. Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa kecepatan maksimum

penangkapan diperoleh saat kecepatan 8,01 knot dengan hasil tangkapan ikan sekitar

211,5 kg. Kecepatan operasi penangkapan di atas 8,01 knot sudah tidak efisien lagi

karena terjadi lonjakan konsumsi bahan bakar yang yang cukup signifikan dan hasil

tangkapan tidak seimbang dengan biaya operasi.

Page 47: TESIS FUAD

61

Grafik Perpotongan Konsumsi BBM dan Hasil Ikan Terhadap Kecepatan Operasi

0.0

40.0

80.0

120.0

160.0

200.0

240.0

280.0

8.28 8.02 7.78 7.40 7.29 7.21 7.21 7.13 6.97 6.88

Kecepatan (knot)

Has

il Ika

n (k

g)

0

4

8

12

16

20

BBM

(lite

r)

Liter BBM Hasil Ikan

Gambar 4.1 Grafik kecepatan maksimum operasi penangkapan.

4.1.3 Penghitungan kebutuhan daya saat kecepatan maksimum.

Perhitungan daya yang diperlukan saat kecepatan maksimum dilakukan setelah

kita mengetahui tahanan total kapal saat kecepatan maksimum. Tahanan total diprediksi

berdasarkan rencana garis kapal dengan bantuan software maxsurf. Berdasarkan hasil

analisa diperoleh bahwa tahanan kapal saat kecepatan maksimum sekitar 15,25 KN, dan

terjadi lonjakan tahanan yang signifikan saat kecepatan diatas 7 knot.

Grafik Hubungan Kecepatan Dengan Tahanan Kapal

0

3

6

9

12

15

18

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kecepatan (Knot)

Taha

nan

(KN

)

Holtrop

Series 60

Gambar 4.2 Grafik tahanan kapal saat kecepatan maksimum penangkapan

Page 48: TESIS FUAD

62

Kebutuhan daya mesin saat kecepatan maksimum diprediksi dengan mengalikan

tahanan total dengan kecepatan maksimum kapal. Kecepatan maksimum saat

melingkarkan jaring sudah mempertimbangkan kemiringan kapal, dimana akan terjadi

penurunan kecapatan kapal sebesat 20% dari kecepatan biasa (Fridman,1988). Daya

mesin yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan maksimum sekitar 142,67 HP,

sehingga masih ada sisa daya yang belum termanfaatkan sekitar 47,33 HP. Kelebihan

daya tersebut digunakan sebagai cadangan daya untuk mengantisipasi kondisi lingkungan

perairan yang kurang baik dan selama operasi penangkapan digunakan untuk memutar

line hauler dan roller. Penggunaan roller sangat jarang digunakan oleh kapal purse seine

untuk ukuran di bawah 30 GT, pada hal alat ini mampu mengurangi kebutuhan tenaga

ABK sampai 150% dan waktu operasi lebih singkat dari biasanya.

Grafik Hubungan Kecepatan Dengan Daya Mesin

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kecepatan (Knot)

Day

a M

esin

(HP)

Holtrop

Series 60

Gambar 4.3 Grafik kebutuhan daya mesin saat kecepatan maksimum

4.1.4 Penghitungan nilai efisiensi daya mesin.

Page 49: TESIS FUAD

63

Penghitungan efisiensi daya mesin sangat berguna untuk memprediksi kebutuhan

daya mesin yang sebenarnya, sehingga sisa daya mesin yang belum termanfaatkan

mampu dioptimalkan untuk menggerakkan alat bantu penangkapan (auxiliary

equipment). Alat bantu penangkapan yang biasa digunakan untuk alat tangkap purse seine

adalah line hauler dan roller, line hauler berfungsi untuk menarik tali kolor sedangkan

roller berfungsi mengangkat jaring purse seine ke atas kapal. Kedua alat bantu ini

membutuhkan tenaga penggerak agar bisa beroperasi, biasanya untuk kapal kecil hanya

menggunakan line hauler saja. Pada penelitian ini kami mencoba menerapkan alat bantu

roller sebagai alat bantu untuk mengangkat jaring purse seine dengan memanfaatkan

daya mesin yang ada.

Berdasarkan grafik di atas kebutuhan daya saat kecepatan maksimum optimum

adalah 142,67 HP sedangkan daya terpasang sebesar 190 HP, sehingga nilai efisiensi

daya mesin sebesar 75,08 %. Kapal pembanding dalam penentuan kebtutuhan daya dan

tahanan kapal pada penelitian ini adalah kapal fish carrier 30 GT yang diambil dari hasil

penelitian Santoso, 2005.

4.2 Efisiensi Waktu Operasi

Penelitian efisiensi waktu digunakan untuk mencari pola operasi penangkapan

yang lebih cepat dengan biaya yang lebih kecil atau tetap. Efisiensi waktu akan tercapai

apabila adanya penambahan alat bantu penangkapan (auxilary equipment) untuk

mempercepat proses penangkapan, penambahan alat ini diikuti oleh penghematan tenaga

ABK. Efisiensi waktu operasi diperoleh dengan membandingkan jumlah waktu operasi

penangkapan dengan menggunakan alat bantu roller dibandingkan dengan jumlah waktu

operasi penangkapan yang tidak menggunkaan alat bantu roller. Jumlah waktu operasi

Page 50: TESIS FUAD

64

penangkapan dengan alat bantu roller diprediksi dengan hitungan yang mengacu pada

kapal yang menggunakan roller. Berdasarkan hasil penelitian, waktu operasi rata-rata

yang dibutuhkan tanpa alat bantu roller sekitar 64,37 menit sedangkan waktu operasi

rata-rata dengan alat bantu roller sekitar 35,50 menit, sehingga nilai efisiensi waktu

operasi penangkapan adalah 55 %.

Grafik Perbandingan Waktu Operasi Penangkapan Antara Metode Lama dg Metode Baru

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39Jumlah Setting

Wak

tu (m

enit)

Metode Lama Metode Baru

Gambar 4.4 Grafik efisiensi waktu operasi penangkapan

4.3 Efisiensi Palka

Efisiensi palka sangat membantu untuk mengetahui penggunaan ruang pada kapal

ikan, ruang palka yang terlalu besar akan berpengaruh terhadap dimensi utama kapal.

Berdasarkan pengamatan penulis, hampir semua kapal yang beroperasi diperairan

Probolinggo rata-rata mempunyai kapasitas diatas 2 ton, sedangkan hasil tangkapan

tertinggi hanya sekitar 1,8 ton yag dicapai saat musim ikan. Sebagian kapal purse seine di

Probolinggo tidak memanfaatkan ruang palkahnya untuk menyimpan ikan, tetapi mereka

menggunakan keranjang sebagai tempat ikan. Alasan mereka menggunakan keranjang

adalah lebih praktis dan cepat saat menurunkan hasil tangkapan dari atas kapal.

Page 51: TESIS FUAD

65

Efisiensi palka merupakan perbandingan antara kapasitas palka kapal dengan

hasil tangkapan ikan tiap trip. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas

palka kapal sebesar 2500 kg sedangkan hasil tangkapan rata-rata tiap trip tanpa roller

sebesar 879,8 kg, sehingga nilai efisiensi palka tanpa roller sebesar 35,2%. Hasil

tangkapan untuk operasi dengan menggunakan roller sekitar 1.286 kg sehingga efisiensi

palka untuk operasi dengan menggunakan roller sekitar 51 %.

Grafik Perbandingan Kapasitas Palka Dengan Hasil Tangkapan Ikan

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8 9Trip

Ikan

(kg)

Kapasitas Palka Hasil Tangkapan

Gambar 4.5 Grafik efisiensi palka kapal

Kapasitas palka dirancang dengan ukuran maksimal pada saat kapal dibuat, pada

hal jumlah tangkapan ikan semakin menurun tiap tahunnya. Penghitungan efisiensi palka

kapal yang beroperasi di perairan Probolinggo sangat berguna untuk menentukan

kapasitas dan ukuran kapal. Berdasarkan status sumberdaya ikan, Perairan Probolinggo

sudah mengalami over fishing sehingga ukuran palka dan ukuran kapal yang beroperasi

disana sebaiknya diperkecil, sehingga akan menurunkan daya mesin terpasang dan biaya

operasi penangkapan.

4.4 Efisiensi Alat Tangkap

Page 52: TESIS FUAD

66

Efisiensi alat tangkap sangat berguna untuk memprediksi rentangan jaring dan

bukaan mata jaring saat operasi penangkapan dilakukan. Alat tangkap purse seine

termasuk alat tangkap aktif yang dioperasikan dengan melingkarkan jaring pada

gerombolan ikan. Alat tangkap ini sangat efektif untuk menangkap ikan yang berada di

permukaan perairan (ikan pelagis). Keberhasilan operasi penangkapan dengan alat

tangkap purse seine sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan seperti gelombang, arus,

angin dan faktor lain, sehingga sangat perlu untuk memprediksi rentangan jaring saat

dioperasikan. Prediksi rentangan dan bukaan mata jaring dilakukan dengan

membandingkan gaya extra bouyancy yang bekerja pada jaring. Berikut tahapan

perhitungan gaya extra bouyancy jaring purse seine.

4.4.1 Perhitungan Shorthening, Hanging Ratio, Dan Luas Jaring.

Kemampuan jaring untuk merubah luas dan bentuk saat dioperasikan dapat

digunakan untuk meningkatkan nilai efisiensi dan mengurangi harga alat tangkap. Bentuk

mata jaring sesungguhnya dapat ditentukan dari proses penggantungan jaring pada tali

rangka (Fridman, 1988 hal 24). Parameter untuk menilai kemampuan rentangan jaring di

udara adalah hanging ratio (E) dan shortening (S). Hanging ratio untuk mengukur

rentangan jaring secara horisontal yang diprediksi dengan membandingkan panjang tali

selambar dengan jaring yang mengantung. Berikut nilai hanging ratio salah satu jaring

purse seine di Probolinggo.

1). Hanging Ratio (E)

E = LoL =

375325 = 0,86 = 86%

Dimana :

Page 53: TESIS FUAD

67

- E = Hanging Ratio

- L = Panjang tali tempat lembaran jaring di pasang

- Lo = Panjang jaring tegang yang digantung pada tali tersebut Shortening digunakan untuk mengukur nilai kekerutan jaring purse seine,

sehingga diketahui panjang jaring purse seine yang sesungguhnya saat dioperasikan.

Semakin kecil nilai shortening maka semakin tinggi kualitas purse seine tersebut, nilai

shortening purse seine rata-rata berkisar antara 10 – 15 %. Berikut nilai shortening jaring

purse seine dalam penelitian ini.

2). Shortening (S)

S = L

IL − x 100%

Dimana : - S = Shortening (%) - I = Panjang tali ris (m) - L = Panjang jaring (m)

= 375

325375 − x 100 %

= 0,133

= 13,3 % = 14 %

Luas jaring purse seine dihitung untuk memprediksi beban yang diterima oleh

jaring saat operasi penangkapan. Luas jaring dihitung perbagian untuk mempermudah

perhitungan. Berikut pembagian jaring purse seine perbagian.

Gambar 4.6 Perhitungan Luasan Jaring Purse Seine Dengan Bagian

3). Luas Jaring

Sayap Badan

Kantong

Sayap Badan

A B C B’ A’

DE E’

Page 54: TESIS FUAD

68

a. Panel A, B, A’ dan B’

Luas jaring dihitung dengan rumus berikut ini :

S = E x √1-(E)2 x L x H x (a)2

Dimana : - S = Luas jaring (m2)

- E = Hanging ratio horisontal / mendatar

- L = Jumlah mata jaring memanjang

- H = Jumlah mata jaring vertikal

- a2 = Ukuran mata jaring tegang (m) = 0,86 x √1-(0,86)2 x 3000 x1800 x(0,025)2

= 0,4388 x 3375

= 1480,95 m2

b. Panel C

S = 0,4388 x 4010 x 2406 x 0,0003515

= 1488,09 m2

c. Panel D

S = 0,4388 x 3000 x 600 x 0,000625

= 493,65 m2

d. Panel E

Luas ABCD = 0,4388 x 6000 x 600 x 0,000625

= 987,3 m2

Luas ABC = 987,3 : 2 = 493,65 m2

Panel kuralon merupakan jaring penguat yang berada disekeliling jaring purse

seine yang ukuran benangnya lebih besar dari jaring biasanya. Panel kuralon dibagi

menjadi 3 yaitu: Panel kuralon atas (F), panel kuralon samping (G), dan panel kuralon

bawah (H). Berikut luas panel kuralon jaring purse seine pada penelitian ini :

e. Panel Kuralon F

Page 55: TESIS FUAD

69

S = 0,4388 x 14000 x 15 x 0,000625

= 59,238 m2

f. Panel Kuralon G

S = 0,4388 x 15 x 1800 x 0,000625 x 2

=14,80 m2

g. Panel Kuralon H

S = 0,4388 x 19200 x 20 x 0,000625

= 105,312 m2

Total Luas Jaring Adalah

= (1480,95 m2 x 4) +1488.09 m2 + 493,65 m2 + (493,65 m2 x 2 ) + 59,238 +

(7,40 x 2) + 105,312

= 5923,8 m2 + 1488,09 m2 + 493,65 m2 + 987,3 m2 + 59,238 m2 + 14,8 m2 +

105,312 m2 = 9072,17 m2

4.4.2 Perhitungan Bukaan Mata Jaring dan Ukuran Panjang Ikan Yang

Tertangkap

Bukaan mata jaring (mesh size) digunakan untuk memprediksi ukuran ikan

yang menjadi sasaran penangkapan. Mesh size purse seine harus disesuaikan dengan

lingkar tubuh ikan dibagian operkulum, sehingga ikan tidak terjerat dan mudah diambil

saat penangkapan. Mesh size purse seine pada penelitian kali ini adalah 18,75 mm dengan

ukuran ikan yang tertangkap sekitar 50,63mm.

Diketahui :

Diameter Benang = 2 mm

Panjang simpul = 6 x Ø

= 6 x 2 mm

= 12 mm

Mesh Size (a) = 18,75 mm

Jadi Bukaan mata jaring (OM) adalah =

Page 56: TESIS FUAD

70

OM = a – 1 panjang simpul

OM = 18,75 mm – 12 mm

OM = 6,75 mm

Perhitungan panjang ikan minimal yang tertangkap :

OM = 32 x

KL

6,75 = 53

2 Lx

6,75 = 152L

2L = 101,25

L = 2

25,101

L = 50,625 mm = 5,0625 cm Keterangan :

OM = Bukaan mata (mm) pada bagian kantong (bunt)

L = Panjang (mm) jenis ikan yang akan ditangkap

K = Koefisien, tergantung dari ikan yang akan ditangkap

K = 5 untuk ikan berukuran panjang dan berbadan sempit

K = 3,5 untuk bentuk dan ukuran ikan umum

K = 2,5 untuk ikan-ikan yang pipih dan lebar

Berdasarkan ukuran mesh size dan ukuran ikan yang tertangkap jaring purse seine

ini termasuk alat tangkap yang kurang selektif (ramah lingkungan), karena ikan yang

tertangkap terlalu kecil dan belum memijah.

4.4.3 Perhitungan Daya Apung Dan Daya Tenggelam.

Perhitungan daya apung dan daya tenggelam digunakan untuk mengetahui

rentangan jaring secara vertikal. Nilai daya apung dan daya tenggelam bisa ditentukan

saat pembuatan jaring dengan mengetahui total daya apung pelampung dan total daya

tenggelam pemberat jaring. Purse seine mempunyai tiga macam pelampung yaitu :

Page 57: TESIS FUAD

71

pelampung kecil (foam plastik), pelampung besar dan pelampung as yang diletakkan

ditengah.

I. Daya Apung

Daya apung dan daya tenggelam dari alat tangkap purse seine dapat diketahui

dengan menggunakan persamaan :

Q = Ey . W

Ey = 1-γw /γ

Dimana :

Q = berat terapung atau tenggelam dari benda didalam air (kgf)

Ey = koefisien daya apung atau tenggelam

W = berat benda di udara

γw = berat jenis air laut (1025 kgf / m3)

A.Pelampung foam plastic

Pelampung Kecil

- Berat jenis : 0,15 kgf/m3

- Berat pelampung : 166 gr (0,166 kg)

- Jumlah pelampung : 898 buah

- Daya Apung

Q = Ey . W

Ey = 1-γw /γ

= 1 – 1,025 / 0,15

= - 5,83

W = 0,166 x 898

= 149,06 kg

Q = - 5,83 x 149,06

= - 869,06 kgf

Pelampung Besar

- Berat jenis : 0,15 kgf/m3

Page 58: TESIS FUAD

72

- Berat pelampung : 200 gr (0,2 kg)

- Jumlah pelampung : 250 buah

- Daya Apung :

Q = Ey . W

Ey = 1-γw /γ

= 1 – 1,025 / 0,15

= - 5,83

W = 0,2 x 250

= 50 kg

Q = - 5,83 x 50

= - 292 kgf

Pelampung AS

- Berat jenis : 0,15 kgf/m3

- Berat pelampung : 450 gr (0,45 kg)

- Jumlah pelampung : 1 buah

- Daya Apung :

Q = Ey . W

Ey = 1-γw /γ

= 1 – 1,025 / 0,15

= - 5,83

W = 0,45 kg

Q = - 5,83 x 0,45 kg

= - 2,6235 kgf

Total daya apung pelampung = - 869,06 kgf +- 292 kgf + - 2,6235 kgf

= - 1163,68 kgf

B. Tali temali

Page 59: TESIS FUAD

73

Tali polyethylene, berat jenis = 0,95 kgf / m3

1. Tali Pelampung : - panjang = 325 m

- diameter = 9 mm

- berat tali per 100 m = 3,85 kg

- berat tali pelampung = (325 : 100 ) x 3,85 kg

= 12,51 kg

2. Tali Penguat Ris Atas : - panjang = 325 m

- diameter = 7 mm

- berat tali per 100 m = 2,15 kg

- berat tali pelampung = (325 : 100 ) x 2,15 kg

= 6,98 kg

3. Tali Ris Atas : - panjang = 325 m

- diameter = 7 mm

- berat tali per 100 m = 2,15 kg

- berat tali pelampung = (325 : 100 ) x 2,15 kg

= 6,98 kg

4. Tali Ris Bawah : - panjang = 400 m

- diameter = 7 mm

- berat tali per 100 m = 2,15 kg

- berat tali pelampung = (400 : 100 ) x 2,15 kg

= 8,6 kg

5. Tali Penguat Ris Bawah : - panjang = 400 m

- diameter = mm

- berat tali per 100 m = 2,15 kg

- berat tali pelampung = (400 : 100 ) x 2,15 kg

= 8,6 kg

Page 60: TESIS FUAD

74

6. Tali Pemberat : - panjang = 400 m

- diameter = 7 mm

- berat tali per 100 m = 2,15 kg

- berat tali pelampung = (400 : 100 ) x 2,15 kg = 8,6 kg

7. Tali Cincin : - panjang = 1,5 m

- diameter = 10 mm

- berat tali per 100 m = 4,7 kg

- berat tali pelampung = (1,5 : 100 ) x 4,7 kg

= 0,07 kg

8. Tali Selambar : - panjang = 10 m

- diameter = 7 mm

- berat tali per 100 m = 2,15 kg

- berat tali pelampung = (10 : 100 ) x 2,15 kg

= 0,215 kg

Total Berat tali polyethylene = 52,5 kg

Daya Apung tali polyethylene :

Q = Ey . W

Ey = 1-γw /γ

= 1 – 1,025 / 0,95

= - 0,0789

Q = - 0,0789 x 52,5 kg = - 4,142 kgf

Total Daya Apung = daya apung foam plastik + daya apung tali temali

= - 1163,68 kgf +- 4,142kgf

= - 1167,822 kgf

II. Daya Berat ( sinker )

Page 61: TESIS FUAD

75

A. Daya Berat Cincin

- Jumlah ring = 73 buah

- Berat Jenis kuningan = 7,4 kgf/m3

- berat keseluruhan cincin = 24,09 kg

Q = Ey . W

Ey = 1-γw /γ

= 1 – 1,025 / 7,4

= 0,861

Q = 0,861 x 24,09 kg

= 20,74 kgf

B. Daya Berat Pemberat

- Jumlah pemberat = 1665 buah

- Berat Jenis timah = 11,3 kgf/m3

- berat keseluruhan pemberat = 333 kg

Q = Ey . W

Ey = 1-γw /γ

= 1 – 1,025 / 11,3

= 0,91

Q = 0,91 x 333 kg

= 303,03 kgf

C. Daya Berat Jaring

- Berat jaring = 4631,1 kg

- Berat Jenis Polyamide = 1,14 kgf/m3

Q = Ey . W

Ey = 1-γw /γ

Page 62: TESIS FUAD

76

= 1 – 1,025 / 1,14

= 0,101

Q = 0,101 x 4631,1 kg

= 467,74 kgf

D. Daya Berat Tali Kolor

- Berat jenis Tali Polyvinyl Alcohol (PVA) = 1,30 kgf/m3

- panjang = 460 m

- berat tali per 100 m = 60 kg

- berat tali kolor = (460 : 100 ) x 60 kg

= 276 kg

Q = Ey . W

Ey = 1-γw /γ

= 1 – 1,025 / 1,30

= 0,212

Q = 0,212 x 276 kg

= 58,51 kgf

Total Daya Berat :

= daya berat cincin + daya berat pemberat + daya berat jaring + daya berat tali

polyvinyl alcohol

= 20,74 + 303,03+ 467,74 + 58,51

= 850 kgf

Daya apung jaring purse seine diketahui sekitar - 1167,822 kgf, sedangkan daya

tenggelam sekitar 850 kgf. Jaring purse seine ini termasuk dalam jaring permukaan,

karena nilai daya apung lebih besar dari pada nilai daya tenggelam.

4.4.4 Extra Bouyancy :

Page 63: TESIS FUAD

77

EB(%) = %100xTB

STB −

EB = %100822,1167

850822,1167 x−

EB = 27,33 %

Efisiensi alat tangkap purse seine diprediksi dengan mengurangi luas jaring saat

terentang sempurna dengan extra buoyancy jaring. Berdasarkan perhitungan diperoleh

efisiensi jaring purse seine sebesar 72,67 %.

4.4.5 Tahanan Jaring

Tahanan jaring digunakan untuk memprediksi beban tahanan yang akan diterima

oleh kapan. Jaring purse seine diasumsikan mendapat tekanan arus yang sama diseluruh

permukaan jaring, bentuk jaring diasumsikan sempurna (tabung) dan kecepatan arus

sekitar 0,8 m/det. Tahanan jaring diprediksi dengan rumus :

R = Kh x An x V2

R = 6,4 x 9072,2 x 0.64

= 37.178,1 kgf

Dimana :

R : Tahanan jaring

Kh : α (dt/m1)

An : Luas jaring

V : Kecepatan arus

Berdasarkan perhitungan tahanan jaring diperoleh tahanan total jaring purse seine

sekitar 37.178,1 kgf.

Page 64: TESIS FUAD

78

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi penangkapan ikan di perairan Probolinggo masih

tergolong konvensional, hal ini dibuktikan dengan keterbatasan sumberdaya ikan selalu

disikapi dengan peningkatan kapasitas kapal dan alat tangkap. Penurunan hasil tangkapan

ikan seharusnya disikapi dengan memperbaiki ekosistem ikan dan menerapkan

manajemen operasi penangkapan ikan yang benar. Manajemen operasi penangkapan ikan

merupakan pola penangkapan yang mempertimbangkan kapasitas tangkap (Carying

Capasity) dengan kapasitas kapal dan alat tangkap (equipment capacity). Ciri khas pola

operasi penangkapan modern selalu memperhatikan kapasitas kapal, alat tangkap

(equipment capacity) dan efisiensi biaya operasi penangkapan sebagai input dan hasil

tangkapan ikan sebagai output. Pola operasi penangkapan di atas belum berjalan

sepenuhnya di perairan Probolinggo.

Salah satu penyebab lambatnya perkembangan teknologi penangkapan di perairan

Probolinggo adalah prilaku nelayan yang sulit untuk menerima teknologi baru dan pola

penangkapan yang bersifat turun temurun. Nelayan Probolinggo awalnya menolak

kehadiran alat tangkap purse seine namun setelah ada salah satu nelayan yang memakai

alat tangkap purse seine dan sangat menguntungkan, maka hampir semua nelayan

Probolinggo mengganti alat tangkapnya dengan purse seine. Perkembangan alat tangkap

purse seine yang tidak terkendali di Probolinggo menyebabkan tangkapan lebih (over

Fishing) untuk ikan-ikan pelagis, dan hasil tangkapan nelayan mulai menurun. Penurunan

Page 65: TESIS FUAD

79

hasil tangkapan ikan diikuti dengan memperbesar ukuran kapal dan alat tangkap purse

seine sehingga terjadi peningkatan biaya operasi penangkapan dan hasil tangkapan

cenderung tetap.

Tindakan efisiensi operasi penangkapan di perairan Probolinggo belum diterapkan

secara menyeluruh, mereka hanya menggunakan alat bantu lampu sebagai pengumpul

ikan namun biaya bahan bakar, jumlah ABK, pendingin es masih tergolong sangat besar

dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Jumlah ABK untuk alat tangkap purse seine

rata-rata sekitar 25-30 orang, sedangkan untuk alat tangkap payang hanya sekitar 6 orang.

5.1 Proyeksi Perkembangan Alat Tangkap Purse Seine

Alat tangkap yang beroperasi di perairan Probolinggo sebagian besar terdiri dari

purse seine, payang, pancing dan gillnet. Jumlah purse seine yang beroperasi sekitar 44

unit atau 6 % dari total alat tangkap yang beroperasi, namun hasil tangkapan purse seine

sekitar 49.014,4 ton per tahun atau sekitar 65 % dari total produksi ikan di Probolinggo.

Alat tangkap purse seine tergolong alat tangkap yang sangat produktif dibandingkan

dengan pancing, gillnet dan payang, namun biaya operasinya juga sangat tinggi.

Tingginya biaya operasi penangkapan disebabkan oleh harga bahan bakar yang mahal

dan penggunaan tenaga ABK yang banyak.

Banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari faktor yang berpengaruh

terhadap biaya operasi penangkapan, sehingga ditemukan pola operasi yang lebih efisien.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Gaertner dan Pilar , 2001 mengatakan bahwa

alat tangkap purse seine dengan ukuran di atas 500 meter sebaiknya dilengkapi dengan

fish finder, sonar dan kamera untuk memprediksi jumlah dan ukuran gerombolan ikan,

sehingga kegagalan operasi penangkapan dapat dihindari. Muntaha, 2004 mengatakan

Page 66: TESIS FUAD

80

bahwa kecepatan kapal yang sesuai dengan kecepatan renang ikan bisa memperkecil

jumlah ikan yang lolos dan mampu meningkatkan hasil tangkapan.

Alat tangkap purse seine di perairan Probolinggo masih sangat memungkinkan

berkembang pesat. Ada beberapa alasan mengapa alat tangkap purse seine masih

berpotensi diantaranya:

1. Alat tangkap purse seine tergolong alat tangkap aktif mengejar gerombolan ikan

sehingga mempunyai nilai produktifitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan

pancing, gillnet dan payang.

2. Potensi perikanan di laut jawa masih cukup besar terutama untuk ikan pelagis

kecil yang berada di zona ekonomi eksklusif.

3. Pola penangkapan purse seine sangat memungkinkan dirubah dari satu hari

melaut (one day Fishing) menjadi enam hari melaut (six day fishing).

4. Efisiensi operasi penangkapan dengan multi alat tangkap dan penggunaan alat

bantu penangkapan (auxiliary equipment) masih terbuka lebar untuk dilakukan.

Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di Probolinggo cendrung tetap,

namun ukuran alat tangkap semakin meningkat. Awal tahun 2000 ukuran alat tangkap

purse seine di Probolinggo rata-rata antara 300-400 meter, namun saat ini ukuran alat

tangkap purse seine mencapai 500 meter dan purse seine yang ukurannya di bawah 350

meter sudah sangat langka. Peningkatan ukuran alat tangkap purse seine menjadi peluang

untuk melakukan ekspansi daerah penangkapan ke zona ekonomi eksklusif.

5.2 Kajian Efisiensi Operasi Penangkapan

Efisiensi operasi penangkapan bertujuan untuk mengurangi biaya operasi dengan

mengoptimalkan operasi penangkapan. operasi penangkapan akan berjalan dengan

Page 67: TESIS FUAD

81

optimal apabila kapal, alat tangkap, alat bantu penangkapan dan ABK kapal mampu

menjalankan proses penangkapan dengan cepat dan hasil tangkapannya banyak. Efisiensi

operasi penangkapan pada penelitian kali ini mengkaji 4 (empat) aspek yaitu (1) efisiensi

daya mesin dengan mengoptimalkan daya mesin untuk menggerakkan alat bantu

penangkapan (line hauler dan roller), (2) efisiensi waktu penangkapan dengan

mengurangi penggunaan tenaga ABK diganti dengan alat bantu penangkapan, (3)

efisiensi palka dengan mengkaji jumlah ikan yang tertangkap dibandingkan dengan

kapasitas palka terpasang dan (4) efisiensi alat tangkap purse seine dengan mengkaji

kemungkinan modifikasi alat tangkap purse seine yang lebih efisien.

5.2.1 Pengaruh Efisiensi Daya Mesin Terhadap Waktu Operasi

Mesin kapal yang digunakan pada kapal penelitian adalah mesin mitshubishi PS

190 dengan menggunakan pendingin air. Mesin ini berfungsi sebagai mesin utama kapal

dan penggerak alat bantu penangkapan (line hauler). Kapal berjalan dengan kecepatan

servis antara 6,8 – 7,5 knot saat berjalan dari fishing base menuju fishing ground dan

kecepatan ditingkatkan sampai 8,3 knot saat mengejar gerombolan ikan.

Penggunaan daya mesin paling besar adalah pada saat kapal mengejar

gerombolan ikan dan melingkarkan jaring purse seine. Daya mesin yang dibutuhkan saat

kecepatan 8,01 knot (kecepatan maksimum penangkapan) adalah sekitar 142,67 HP,

sehingga daya yang belum terpakai memungkinkan digunakan untuk memutar line hauler

saat hauling dilakukan. Saat hauling, daya mesin digunakan untuk memutar line hauler

dan roller. Line hauler berfungsi untuk menarik tali kolor purse seine sedangkan roller

untuk mengangkat jaring keatas kapal. Berdasarkan analisa efisiensi daya mesin dan

Page 68: TESIS FUAD

82

waktu operasi, penggunaan line hauler dan roller mampu menghemat waktu operasi

penangkapan sekitar 55,15%.

5.2.2 Pengaruh Efisiensi Daya Mesin Terhadap Tenaga ABK

Sejak tahu 1998 sebagian para tenaga ABK tidak mau lagi bekerja di kapal dan

mereka lebih memilih bekerja di darat karena hasil yang diperoleh semakin sedikit

dengan meningkatnya biaya operasi penangkapan. Juragan kapal mulai kesulitan mencari

tenaga ABK bahkan juragan kapal bersedia membeli tenaga ABK dari luar. Kesulitan

tenaga ABK terkadang membuat beberapa kapal tidak melaut karena tidak punya ABK.

Tenaga ABK yang dibutuhkan dalam operasi penangkapan sekitar 28 orang yang

bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. 1 orang nakoda kapal yang

bertugas mengemudikan kapal, 1 orang bertugas mencari dan memantau gerakan ikan, 2

orang bertugas menurunkan ujung purse seine saat setting, 2 orang bertugas menata tali

kolor saat hauling dan 22 orang bertugas menarik dan menaikkan jaring ke atas kapal saat

hauling. Penggunaan kelebihan daya mesin untuk menggerakkan line hauler dan roller

mampu menghemat tenaga ABK sekitar 18 orang, dan kapal mampu melakukan operasi

penangkapan dengan 10 orang saja. 1 orang nakoda kapal, 1 orang pencari dan pemantau

ikan, 2 orang menata tali kolor dan 6 orang menarik jaring sedangkan Roller berfungsi

untuk mengangkat jaring ke atas kapal.

5.2.3 Pengaruh Efisiensi Daya Mesin dan Waktu Operasi Terhadap Hasil

Tangkapan

Kapal purse seine berangkat dari pelabuhan pukul 14.30 WIB dan sampai di

daerah penangkapan sekitar pukul 17.00 WIB. Kapal mencari dan mengejar gerombolan

Page 69: TESIS FUAD

83

ikan sampai pukul 18.00 WIB tanpa menggunakan lampu. Memasuki malam hari kapal

menebar 3-4 lampu pengumpul ikan dan mereka tinggalkan sampai pukul 21.00 WIB.

Operasi penangkapan dimulai sekitar pukul 21.00 sampai pukul 02.00 dan kembali ke

pelabuhan sekitar pukul 04.00.

Setiap trip mampu melakukan operasi penangkapan antara 3-5 kali, satu kali

dilakukan pada sore hari tanpa menggunakan lampu dan 4 kali pada malam hari dengan

bantuan lampu. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali operasi penangkapan

sekitar 64,37 menit dengan menggunakan alat bantu line hauler sebagai penarik tali kolor.

Sedangkan dengan menggunakan line hauler dan roller, waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan satu kali operasi penangkapan sekitar 35,50 menit, sehingga mampu

menghemat waktu operasi sekitar 28,8 menit atau sekitar 45% dari total waktu operasi

penangkapan. Efisiensi waktu operasi penangkapan diperkirakan mampu memperbanyak

jumlah operasi penangkapan sampai dengan 7 kali operasi penangkapan dalam setiap trip

dan hal ini akan meningkatkan jumlah hasil tangkapan.

5.2.4 Pengaruh Efisiensi Daya Mesin Terhadap Jumlah Setting dan Hasil

Tangkapan.

Penggunaan line hauler dan roller yang digerakkan dengan mesin utama kapal

juga membawa pengaruh terhadap peningkatan jumlah setting dan jumlah hasil

tangkapan tiap trip. Berdasarkan hasil analisa, jumlah setting meningkat dari 5 kali

setting dalam tiap trip meningkat menjadi 7 kali setting tiap trip. Meningkatnya jumlah

setting mampu meningkatkan hasil tangkapan ikan dari 879,8 kg tiap trip menjadi 1.286

kg tiap trip.

Page 70: TESIS FUAD

84

5.3 Efisiensi Operasi Penangkapan dengan Merubah Pola Penangkapan

Pola penangkapan sangat dipengaruhi oleh alat bantu penangkapan dan tingkah

laku ikan. Alat bantu penangkapan yang lengkap akan mempermudah dan

memperpendek waktu operasi penangkapan, sedangkan ikan yang membentuk

gerombolan yang kompak akan lebih mudah ditangkap dibandingkan dengan ikan yang

tidak bergerombol atau menyebar. Operasi penangkapan dengan alat tangkap purse seine

di perairan Probolinggo dilakukan pada sore hari menjelang petang dan malam hari.

Operasi penangkapan pada sore hari menjelang petang dilakukan dengan mengejar

gerombolan ikan, sedangkan operasi penangkapan pada malam hari dilakukan dengan

bantuan lampu sebagai alat pengumpul ikan (light Fishing). Penangkapan yang dilakukan

pada sore menjelang petang mempunyai tingkat kegagalan yang cukup tinggi karena ikan

sangat aktif dan lincah merespon turunnya jaring purse seine dari kapal. Bantuan lampu

sebagai pengumpul ikan sangat menguntungkan karena ikan cendrung membentuk

gerombolan yang kompak.

Pola penangkapan purse seine tidak pernah berubah dari semenjak adanya jaring

purse seine di Probolinggo. Pola penangkapan yang yang selama ini berjalan

membutuhkan tenaga ABK antara 25-30 orang dan waktu operasi penangkapan di atas

satu jam. Besarnya tenaga ABK dan lamanya waktu penangkapan membuat konsumsi

ABK sangat besar dan jumlah setting dalam satu trip maksimal hanya 5 kali setting.

Berdasarkan pengamatan penulis, pola penangkapan purse seine di Probolinggo kurang

efisien. Ada beberapa hal yang menyebabkan pola penangkapan purse seine kurang

efisien diantaranya :

Page 71: TESIS FUAD

85

1. Konstruksi jaring purse seine cenderung tetap dan belum pernah ada usaha untuk

mencari konstruksi jaring yang lebih efisien.

2. Alat bantu penangkapan yang digunakan hanya line hauler dan penggunaannya

kurang optimal.

3. Operasi penangkapan dilakukan hanya satu hari kerja (one day fishing), sehingga

jangkauan penangkapan cendrung pendek.

Untuk memperbaiki pola panangkapan diperlukan usaha untuk memperbaiki

konstruksi jaring purse seine dan penggunaan alat bantu penangkapan yang optimal.

Perbaikan pola penangkapan akan mempersingkat waktu operasi dan memperkecil biaya

operasi penangkapan.

5.3.1. Perbaikan Pola Penangkapan Purse Seine

Mesin kapal selain berfungsi untuk menggerakkan kapal juga digunakan untuk

memutar line hauler dan menghidupkan lampu. Berdasarkan analisa, daya mesin yang

terpakai hanya sekitar 75,08 % dan masih ada kelebihan daya mesin sekitar 47,33 HP.

Kelebihan daya ini sebaiknya dioptimalkan untuk memutar alat bantu penangkapan

seperti line hauler dan roller. Line hauler berfungsi untuk menarik tali kolor jaring purse

seine, sedangkan roller berfungsi untuk mengangkat jaring purse seine ke atas kapal.

Keberadaan line hauler dan roller mampu menghemat waktu operasi penangkapan dari

64,37 menit menjadi 35,50 menit dan tenaga ABK dari 28 orang menjadi 10 orang.

Jumlah ABK di atas ditentukan berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing yaitu 1

orang nakoda kapal, 2 orang menata tali kolor, 6 orang menarik dan menata jaring dan 1

orang pemberi komando. Berikut kajian perbaikan pola panangkapan purse seine

Probolinggo :

Page 72: TESIS FUAD

86

A. Pola penangkapan yang ada sekarang.

1. Tahapan operasi penangkapan.

Jaring purse seine dilingkarkan pada gerombolan ikan, setelah jaring

membentuk lingkaran penuh, ujung tali ris atas diambil.

Line hauler menarik tali kolor bawah sampai jaring purse seine

membentuk kantong.

Jaring purse seine dikumpulkan disekitar kapal. Proses ini

menggunakan tenaga ABK dan membutuhkan waktu sekitar 45 menit.

Setelah jaring purse seine terkumpul, jaring diangkat ke atas kapal

dengan tenaga ABK.

Hasil tangkapan dimasukkan ke dalam keranjang dan jaring ditata

kembali untuk persiapan setting berikutnya.

2. Konstruksi jaring purse seine

Gambar 5.1 Jaring purse seine tanpa tali kolor atas

Tali kolor

Cincin (kuningan)

Tali pelampung

Tali ris atas

Pelampung PVC

Pemberat

Tali ris bawah

Tali pemberat

Page 73: TESIS FUAD

87

3. Alat bantu penangkapan :

Line hauler untuk menarik tali kolor bawah.

Lampu sebagai pengumpul ikan.

B. Pola penangkapan hasil kajian

1. Tahapan operasi penangkapan

Jaring purse seine dilingkarkan pada gerombolan ikan, setelah jaring

membentuk lingkaran penuh, ujung tali ris atas diambil.

Line hauler menarik tali kolor bawah sampai jaring purse seine

membentuk kantong.

Line hauler menarik tali kolor atas untuk mengumpulkan jaring purse

seine disekitar kapal.

Setelah jaring purse seine terkumpul, jaring diangkat ke atas kapal

dengan menggunakan roller.

Hasil tangkapan dimasukkan ke dalam keranjang dan jaring ditata

kembali untuk persiapan setting berikutnya

Page 74: TESIS FUAD

88

2. Konstruksi jaring purse seine

Gambar 5.2 Jaring purse seine dengan tali kolor atas

3. Alat bantu penangkapan

Line hauler untuk menarik tali kolor bawah dan tali kolor atas.

Roller untuk mengangkat jaring ke atas kapal.

Lampu sebagai pengumpul ikan.

Kajian pola penangkapan di atas didasarkan kepada hasil analisa efisiensi daya

mesin, waktu operasi dan alat tangkap, sehingga untuk penerapannya harus

mempertimbangkan faktor kemampuan dan kebiasaan nelayan Probolinggo. Berdasarkan

diskusi penulis dengan nelayan dan petugas perikanan, pola penangkapan di atas sangat

mungkin untuk diterapkan, namun nelayan perlu mengetahui cara penggunaan dan cara

kerja roller.

5.3.2 Perbaikan Pola Penangkapan Terhadap Pendapatan Nelayan

Pola penangkapan yang efisien akan berpengaruh terhadap peningkatan

pendapatan nelayan terutama ABK kapal. Berikut hasil kajian peningkatan pendapatan

nelayan dengan adanya perbaikan pola penangkapan.

Tali kolor bawah

Cincin bawah

Tali pelampung

Tali ris atas

Pelampung PVC

Pemberat

Tali ris bawah

Tali pemberat

Tali kolor atasCincin atas

Page 75: TESIS FUAD

89

Tabel 5.1 Perhitungan Biaya Operasi dan Hasil Tangkapan

Biaya Tiap Trip Trip Solar Kansumsi Lampu Pelumas Total Harga ikan J.Ikan Pendapatan

Kotor 1 387,000 195,000 49,500 5,000 636,500 3,500 1,008.08 3,528,2782 344,000 188,500 50,500 3,500 586,500 3,500 855.54 2,994,3903 365,500 195,000 51,000 4,500 616,000 3,500 582.32 2,038,1194 378,400 162,500 49,500 3,500 593,900 3,500 947.34 3,315,6915 322,500 182,000 50,000 4,500 559,000 3,500 799.36 2,797,7746 365,500 195,000 49,500 5,000 615,000 3,500 854.38 2,990,3337 344,000 188,500 51,000 4,500 588,000 3,500 1,003.94 3,513,7928 359,500 190,000 50,500 5,000 605,000 3,500 1,081.98 3,786,9479 325,000 150,000 48,500 4,900 528,400 3,500 785.82 2,750,378

Sistim bagi hasi yang berlaku di Probolinggo hampir sama dengan daerah lain

yaitu juragan mendapatkan 50 % dari total hasil tangkapan setelah dipotong biaya operasi

penangkapan, 50 % sisanya untuk ABK yang dibagi berdasarkan posisi dan tanggung

jawabnya. Nakoda kapal mendapatkan 3 bagian, juru mesin dan juru kapal mendapatkan

1,5 bagian, ABK biasa mendapatkan 1 bagian. Pendapatan kotor tiap trip rata-rata

sekitar Rp. 3,079,500 dengan biaya operasi rata-rata sekitar Rp. 592.000.

Tabel 5.2 Sistim Bagi Hasil

Trip Pendapatan Kotor

Biaya operasi Hasil Bersih Bagian

Juragan JumlahABK

Bagian ABK

1 3,528,278 636,500 2,891,778 1,445,889 30 43,8152 2,994,390 586,500 2,407,890 1,203,945 29 37,6233 2,038,119 616,000 1,422,119 711,059 30 21,5474 3,315,691 593,900 2,721,791 1,360,896 25 48,6035 2,797,774 559,000 2,238,774 1,119,387 28 36,1096 2,990,333 615,000 2,375,333 1,187,666 30 35,9907 3,513,792 588,000 2,925,792 1,462,896 29 45,7158 3,786,947 605,000 3,181,947 1,590,974 29 53,0329 2,750,378 528,400 2,221,978 1,110,989 27 41,148

Rata-rata hasil bersih setelah dipotong biaya operasi penangkapan sekitar

Rp. 2,487,000 dan hasil ini dibagi menjadi dua bagian, 50 % untuk juragan, 50 % untuk

ABK. Pendapatan juragan rata-rata tiap trip sekitar Rp. 1,243,500 sedangkan pendapatan

Page 76: TESIS FUAD

90

rata-rata per ABK sekitar Rp. 40,400. Pendapatan ABK tersebut dihitung berdasarkan

pola penangkapan tanpa menerapkan efisiensi operasi penangkapan. Penerapan efisiensi

operasi penangkapan mampu menghemat tenaga ABK dari 28 orang menjadi 10 orang.

Berikut perhitungan pendapatan nelayan jika menerapkan efisiensi operasi penangkapan.

Tabel 5.3 Perhitungan Pendapatan dengan Efisiensi

Trip Biaya Operasi

Pendapatan Kotor

Jumlah ABK

Bagian Juragan

Bagian ABK

1 636,500 3,528,278 10 1,445,889 111,222 2 586,500 2,994,390 10 1,203,945 92,611 3 616,000 2,038,119 10 711,059 54,697 4 593,900 3,315,691 10 1,360,896 104,684 5 559,000 2,797,774 10 1,119,387 86,107 6 615,000 2,990,333 10 1,187,666 91,359 7 588,000 3,513,792 10 1,462,896 112,530 8 605,000 3,786,947 10 1,590,974 122,383 9 528,400 2,750,378 10 1,110,989 85,461

Penerapan efisiensi operasi penangkapan mampu meningkatkan pendapatan rata-

rata ABK dari Rp. 40,400 menjadi Rp. 95,600 sedangkan pendapatan rata-rata juragan

tetap sekitar Rp. 1,243.000. Efisiensi operasi penangkapan dengan penambahan alat

bantu roller bisa meningkatkan pendapatan dan bisa meringankan beban kerja ABK.

Page 77: TESIS FUAD

73

Gambar 5.3 Diagram Efisiensi Operasi Penangkapan Alat Tangkap Purse Seine

Efisiensi Daya Mesin

Memutar line hauler

Memutar roller

Efisiensi Tenaga ABK dan Efisiensi Waktu Operasi Penangkapan

Efisiensi Palka Kapal

Efisiensi Alat Tangkap

Efisiensi Penggunaan

R

Efektifitas Operasi Penangkapan

Efisiensi Operasi Penangkapan Alat

Tangkap Purse Seine

Page 78: TESIS FUAD

73

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Efisiensi operasi penangkapan merupakan suatu langkah yang bertujuan

untuk mengurangi biaya operasi penangkapan dengan mengoptimalkan proses

penangkapan dan alat bantu penangkapan. Efisiensi operasi penangkapan di perairan

Probolinggo bisa dilakukan dengan merubah pola penangkapan dari tanpa

menggunakan roller menjadi menggunakan roller. Berdasarkan hasil penelitian kali

ini dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Kecepatan kapal sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan yaitu sebesar

63% dari total faktor yang ada, dan kecepatan maksimum dicapai pada kecepatan

8,01 knot dengan hasil tangkapan sekitar 211,5 kg.

2. Hasil perhitungan efisiensi daya mesin diperoleh sekitar 75,08 %, sedangkan

efisiensi waktu operasi sekitar 55,15 %, efisiensi palka sekitar 35,2 %, dan

efisiensi alat tangkap sekitar 72,67%.

3. Pola penangkapan yang efisien adalah pola penangkapan yang mampu

mengoptimalkan penggunaan daya mesin untuk memutar alat bantu penangkapan

seperti line hauler dan roller. Kedua alat bantu penangkapan ini mampu

mempercepat proses penangkapan, menghemat tenaga ABK sekitar 18 orang dan

meringankan kerja ABK.

4. Efisiensi operasi penangkapan dengan mengoptimalkan daya mesin untuk

memutar line hauler dan roller mampu memberikan tambahan pendapatan ABK

dari Rp. 40.400/orang menjadi Rp. 95.600/orang

Page 79: TESIS FUAD

74

6.2 Saran

Penelitian efisiensi operasi penangkapan kali ini lebih menitik beratkan pada

faktor teknis operasi penangkapan, sehingga faktor lain seperti faktor ekonomi dan

faktor lingkungan kurang tersentuh. Keberadaan faktor ekonomi dan faktor

lingkungan mampu melengkapi hasil penelitian ini, sehingga diperoleh hasil analisa

yang lebih komprehensif. Untuk penelitian berikutnya kami sarankan agar faktor

ekonomi (IRR, BEP, gros B/C, dll) dan faktor lingkungan (musim ikan, cahaya

lampu, arus, dll) menjadi kajian khusus untuk melengkapi kajian teknis.

Page 80: TESIS FUAD

75

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, L, S, 1998 “ Memahami Statistika Bisnis” Penerbit Andi, Yogyakarya Ayodya, 1984 “ Metode Penangkapan Ikan “ Yayasan Dewi Sri, Bogor Diniah dkk, 2001 “Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Tina-Cakalang Secara

Terpadu” IPB, Bogor Fridman, 1988 “Perhitungan Dalam Merancang Alat Penangkapan Ikan”. Balai

Pengembangan Penangkapan Ikan, Semarang. Gaertner dan Pilar, 2001’’Efficiency of tuna purse seiners and effective effort”

Alaska Fishery Research Bulletin, Alaska. Harvald, V.Lewis. 1992 “Tahanan dan Propulsi kapal” Airlanggga University

Press, Surabaya. Kepas, 1987 “ Perubahan dan Pengelolaan Kawasan Pantai Utara Jawa”,

Departemen Pertanian, Jakarta Laevastu dan Hayes, 1991 ’’ Fisheries Oceanography and Ecology ’’ Fishing News.

Farnham. Muhammad, 2002 ”Penentuan Status Sumberdaya Perikanan Jawa Timur” Fakutas

Perikanan Unibraw, Malang. Muhammad, 2003 ’’ Simulasi Ekonomi Perikanan Tangkap (studi kasus perikanan

tangkap di laut jawa) ’’ Pasca Sarjana IPB, Bogor Muhammad dkk, 1998 “Studi Pengembangan Paket Teknologi Alat Tangkap Jaring

Dogol Dalam Rangka Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Demersal di Perairan Laut Jawa” Fakultas Perikanan Unibraw, Malang

Mulyanto, Soewito, Suryani, 2000 “Ketentuan Teknis Kapal Tuna Purse Seine”

Direktorat Jenderal Perikanan, Balai Pengembangan Penangkapan Ikan, Semarang.

Muntaha 2003 “ Pengaruh Kecepatan Kapal Terhadap Hasil Tangkapan Ikan

dengan Alat Tangkap Purse Seine di Perairan Probolinggo” ITS, Surabaya

Ridho, A 2002 “Analisis LCC Berbasis Keandalan Studi Kasus Penggantian Main

Engine Kapal Tunda” ITS, Surabaya Sadhori, N. 1985 ” Bahan Alat Penangkapan Ikan” Penerbit Angkasa, Bandung.

Page 81: TESIS FUAD

76

Santoso. A, 2005 ‘‘ Penurunan kecepatan desain kapal penangkap ikan untuk

menghemat pemakaian bahan bakar ‘‘ . ITS, Surabaya Setyohadi, 2001 ‘‘ Perikanan lemuru di Selat Bali ‘’ Buletin ilmiah. Fakultas

Perikanan Unibraw, Malang Sudirman, Mallawa,A, 2004 “Teknik Penangkapan Ikan” Rineka Cipta, Jakarta Yahya, 2001. ‘‘ Perikanan Tangkap Indonesia ’’ Teknologi Kelautan IPB, Bogor.

Page 82: TESIS FUAD

77

Lampiran 1.

Data Waktu Operasi, Kecepatan Kapal, Jumlah Hasil Tangkapan ikan

dan Jenis Ikan Yang Dominant Tertangkap Waktu Kecepatan JML Ikan TRIP 1 (Menit) (Knot) (Kg)

Ikan Dominan

Setting 1 1.55 6.54 207.67Setting 2 2.08 6.08 196.83Setting 3 2.01 6.31 218.39Setting 4 2.19 5.74 169.91

Setting 5 2.10 6.01 215.28

Ikan Kembung

TRIP 2 Setting 1 1.50 6.75 239.54Setting 2 1.53 6.64 226.80Setting 3 2.08 6.07 207.58

Setting 4 2.12 5.95 181.62

Ikan Kembung

TRIP 3 Setting 1 2.10 5.99 217.60Setting 2 2.12 5.92 201.90

Setting 3 2.16 5.81 162.82Ikan Kembung

TRIP 4 Setting 1 2.05 6.18 202.95Setting 2 2.05 6.15 213.36Setting 3 2.08 6.08 209.55Setting 4 2.19 5.74 152.47

Setting 5 2.19 5.73 169.00

Ikan Kembung

TRIP 5 Setting 1 1.56 6.48 213.90Setting 2 2.09 6.03 225.88Setting 3 2.10 6.01 204.58

Setting 4 2.20 5.71 155.00

Ikan Kembung

TRIP 6 Setting 1 1.49 6.80 250.36Setting 2 1.52 6.67 211.54Setting 3 2.10 6.01 222.78

Setting 4 2.19 5.74 169.70

Ikan Kembung

TRIP 7 Setting 1 1.48 6.85 250.11Setting 2 1.59 6.40 223.02Setting 3 2.12 5.94 197.07Setting 4 2.15 5.85 176.00

Setting 5 2.18 5.76 157.74

Ikan Kembung

Page 83: TESIS FUAD

78

TRIP 8 Setting 1 1.47 6.90 246.53Setting 2 2.05 6.17 221.51Setting 3 2.09 6.04 225.26Setting 4 2.10 6.01 210.33

Setting 5 2.15 5.84 178.35

Ikan Kembung

TRIP 9 Setting 1 1.52 6.68 203.46Setting 2 2.08 6.07 212.77Setting 3 2.10 6.01 192.60

Setting 4 2.12 5.95 176.99

Ikan Kembung

Page 84: TESIS FUAD

79

Lampiran 2.

Data Waktu Operasi Penangkapan Tanpa Menggunakan Roller dan Menggunakan Roller

Waktu (menit) Tanpa Roller Waktu (menit) Dengan Roller No

Setting Hauling-1 Hauling-2 Total

Waktu Setting Hauling 1 Hauling 2 Total

Waktu

1 1.47 6.25 48.25 56.37 1.47 6.25 21.25 29.372 1.48 6.30 50.13 58.31 1.48 6.30 21.30 29.483 1.49 6.44 49.00 57.33 1.49 6.44 21.44 30.174 1.50 6.32 48.00 56.22 1.50 6.32 21.32 29.545 1.52 6.27 49.25 57.44 1.52 6.27 21.27 29.466 1.52 6.50 48.36 57.18 1.52 6.50 21.50 30.327 1.53 6.47 52.36 61.16 1.53 6.47 21.47 30.278 1.55 6.28 58.23 66.46 1.55 6.28 21.28 29.519 1.56 6.21 45.45 54.02 1.56 6.21 21.21 29.3810 1.59 7.32 51.25 60.56 1.59 7.32 22.32 32.0311 2.01 7.39 58.00 67.40 2.01 7.39 22.39 32.1912 2.05 7.28 51.25 60.58 2.05 7.28 22.28 32.0113 2.05 7.46 60.12 70.03 2.05 7.46 22.46 32.3714 2.05 7.55 51.07 61.07 2.05 7.55 22.55 32.5515 2.08 7.51 55.36 65.35 2.08 7.51 22.51 32.1016 2.08 7.38 59.18 69.04 2.08 7.38 22.38 32.2417 2.08 8.44 58.15 69.07 2.08 8.44 23.44 34.3618 2.08 9.15 45.05 56.28 2.08 9.15 24.15 35.3819 2.09 9.50 55.36 67.35 2.09 9.50 24.50 36.0920 2.09 9.57 49.36 61.42 2.09 9.57 24.57 37.0321 2.10 10.32 51.45 64.27 2.10 10.32 25.32 38.1422 2.10 10.43 55.59 68.12 2.10 10.43 25.43 38.3623 2.10 10.58 49.51 62.59 2.10 10.58 25.58 39.0624 2.10 10.55 47.25 60.30 2.10 10.55 25.55 39.0025 2.10 11.55 57.50 71.55 2.10 11.55 26.55 41.0026 2.10 11.34 65.25 79.09 2.10 11.34 26.34 40.1827 2.12 11.43 50.36 64.31 2.12 11.43 26.43 40.3828 2.12 11.52 59.58 74.02 2.12 11.52 26.52 40.5629 2.12 12.01 51.46 65.59 2.12 12.01 27.01 41.1430 2.12 12.09 50.54 65.15 2.12 12.09 27.09 41.3031 2.15 12.02 55.45 70.02 2.15 12.02 27.02 41.1932 2.15 12.16 60.12 64.43 2.15 12.16 27.16 41.4733 2.16 12.26 54.25 69.07 2.16 12.26 27.26 42.0834 2.18 12.20 57.25 72.03 2.18 12.20 27.20 41.5835 2.19 12.14 51.25 65.58 2.19 12.14 27.14 41.4736 2.19 12.28 49.54 64.01 2.19 12.28 27.28 42.1537 2.19 13.17 58.25 74.01 2.19 13.17 28.17 43.5338 2.19 13.46 50.14 66.19 2.19 13.46 28.46 44.5139 2.20 13.58 50.25 66.43 2.20 13.58 28.58 45.16

Page 85: TESIS FUAD

80

Lampiran 3

Data Alat Tangkap Purse Seine

PANEL JARING A A’ B B’ C D E E’

Bahan Nylon Nylon Nylon Nylon Nylon Nylon Nylon Nylon Type Simpul Double

English knot Double

English knot Double

English knot Double

English knot Double

English knot Double

English knot Double

English knot Double

English knot Bentuk Benang O O O O O O O OTwin Size Tex d/6 d/6 d/6 d/6 d/12 d/6 d/6 d/6Warna Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau HijauUkuran Mata Jaring (inchi)

1 1 1 1 3/4 1 1 1

Jumlah Mata horizontal Bagian Atas

3000 3000 3000 3000 4010 3000 6000 6000

Jumlah Mata Horisontal Bagian Bawah

3000 3000 3000 3000 4010 3000 8100 8100

Jumlah Mata Vertikal Bagian Kiri

1800 1800 1800 1800 2406 600 600 2

Jumlah mata Vertikal Bagian Kanan

1800 1800 1800 1800 2406 600 2 600

Hanging Ratio 0,86 0,86 0,86 0,86 0,86 0,86 0,86 0,86Shorthening 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14Diameter Benang (mm) 1 1 1 1 2 1 1 1Pintalan Benang S S S S S S S SOM # (mm) 19,4 19,4 19,4 19,4 6,75 19,4 19,4 19,4

Page 86: TESIS FUAD

81

PANEL SELVEDGE F G G’ H

Bahan Kuralon Kuralon Kuralon Kuralon Type Simpul Double

English knot Double English knot

Double English knot

Double English knot

Bentuk Benang O O O O Twin Size Tex d/12 d/12 d/12 d/12 Warna Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Ukuran Mata Jaring (inchi)

1 1 1 1

Jumlah Mata horizontal Bagian Atas

14400 15 15 19200

Jumlah Mata Horisontal Bagian Bawah

14400 15 15 19200

Jumlah Mata Vertikal Bagian Kiri

15 1800 1800 20

Jumlah mata Vertikal Bagian Kanan

15 1800 1800 20

Hanging Ratio 0,86 0,86 0,86 0,86 Shorthening 0,14 0,14 0,14 0,14 Diameter Benang 2 2 2 2 Pintalan Benang S S S S OM # (mm) 13,4 13,4 13,4 13,4

TALI i ii iii iv v vi vii viii

Bahan PE PE PE PE PE PE PE PVA Bentuk O O O O O O O O

Warna Biru Biru Biru Hitam Hijau Hitam Biru Hijau Keliling (mm) 31,4 21,98 21,98 21,98 21,98 21,98 31,4 87,92

Diameter (mm) 10 7 7 7 7 7 10 28 Arah Pintalan Z Z Z Z Z Z Z Z Panjang (m) 325 325 325 425 425 425 1,5 460

JENIS PELAMPUNG Pelampung kecil Pelampung besar Pelampung tanda (as) Jumlah 898 250 1 Bahan Foam plastic Foam plastik PVC Bentuk Oval Oval Bola

Diameter (cm) 8 10 32 Panjang (cm) 14 16 ----

Daya Apung (Kgf) - 869,06 - 292 -2,6235 Berat (gr) 166 200 450

Page 87: TESIS FUAD

82

PEMBERAT CINCIN Pemberat Cincin

Jumlah 1665 73 Bahan Timah Kuningan Bentuk Oval

Diameter (cm) 2,5 10 Panjang (cm) 5,5

Gaya berat (Kgf) 299,7 20,732 Berat (gr) 200 330

Page 88: TESIS FUAD

83

Lampiran 4.

Hasil Analisa Regresi Pengaruh Kecepatan Kapal Terhadap Hasil Tangkapan Ikan SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics Multiple R 0.793530516R Square 0.62969068 Adjusted R Square 0.61968232 Standard Error 16.15668383Observations 39 ANOVA

df SS MS F Significance F Regression 1 16423.61668 16423.617 62.91647 1.68833E-09Residual 37 9658.421998 261.03843 Total 38 26082.03867

Coefficients Standard

Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0% Intercept -161.28193 46.00419675 -3.505809 0.001211 -254.4951958 -68.06866 -254.495196 -68.06866418X Variable 1 59.30333234 7.476475663 7.9319903 1.69E-09 44.15456848 74.452096 44.15456848 74.4520962

Page 89: TESIS FUAD

84

Lampiran 5.

Fish Hold 2 Fish Hold 1Fish Hold 3

Engine Room

Gambar Kapal Purse Seine Yang Beroperasi di Probolinggo

Page 90: TESIS FUAD

85

Lampiran 6.

Fish Hold 2 Fish Hold 1Fish Hold 3 Engine Room Fresh

Water

Bahan Bakar

Gambar Kapal Purse Seine Yang Dilengkapi Dengan Roller

Page 91: TESIS FUAD

73

Lampiran 7 .

Data Tahanan Kapal Dan Daya Mesin Dengan Metode Series 60 Dan Holtrop

Tahanan Tahanan Kecepatan (Holtrop) Kecepatan (Series 60) Kecepatan

knots KN kW HP KN kW HP 0 0 0 0.00 0 0 0

3.60 0.72 2.24 3.00 0.80 1.80 2.413.83 0.81 2.66 3.57 0.91 2.98 3.994.05 0.90 3.14 4.21 1.02 3.55 4.764.28 1.00 3.66 4.91 1.28 4.68 6.274.50 1.10 4.25 5.70 1.52 5.86 7.864.72 1.21 4.89 6.55 1.69 6.85 9.184.95 1.32 5.59 7.49 1.88 7.97 10.685.18 1.43 6.35 8.51 2.07 9.20 12.335.40 1.55 7.18 9.62 2.33 10.77 14.445.62 1.67 8.07 10.82 2.61 12.58 16.865.85 1.80 9.04 12.12 2.95 14.79 19.836.08 1.93 10.08 13.51 3.50 18.21 24.416.30 2.07 11.19 15.00 4.15 22.42 30.056.52 2.21 12.38 16.60 5.12 28.62 38.366.75 2.36 13.65 18.30 6.16 35.66 47.806.98 2.51 15.00 20.11 7.32 43.79 58.707.20 2.66 16.44 22.04 8.59 53.00 71.057.42 2.82 17.96 24.08 9.97 63.98 85.767.65 2.98 19.58 26.25 11.46 75.13 100.717.88 3.15 21.29 28.54 13.06 88.19 118.228.10 3.32 23.09 30.95 14.77 102.52 137.438.32 3.50 24.99 33.50 16.59 118.29 158.578.55 3.68 26.98 36.17 -- -- 8.78 3.87 29.08 38.98 -- --

Page 92: TESIS FUAD

74

Lampiran 8.

Data Kebutuhan Bahan Bakar , Kecepatan Kapal Dan Hasil Tangkapan Ikan Tiap Setting

No Bahan Bakar Kecepatan J umlah Ikan

1 18.2 8.3 246.52 17.5 8.2 250.13 16.8 8.2 250.44 16.2 8.1 239.55 15.3 8.0 203.56 15.2 8.0 211.57 14.8 8.0 226.88 13.6 7.8 207.79 13.0 7.8 213.9

10 12.1 7.7 223.011 11.2 7.6 218.412 10.0 7.4 203.013 9.9 7.4 221.514 9.8 7.4 213.415 9.1 7.3 209.516 9.1 7.3 196.817 9.1 7.3 212.818 9.0 7.3 207.619 8.7 7.2 225.320 8.7 7.2 225.921 8.4 7.2 204.622 8.4 7.2 215.323 8.4 7.2 192.624 8.4 7.2 210.325 8.4 7.2 222.826 8.3 7.2 217.627 8.0 7.1 177.028 7.9 7.1 181.629 7.9 7.1 197.130 7.7 7.1 201.931 7.2 7.0 176.032 7.1 7.0 178.333 6.8 7.0 162.834 6.5 6.9 157.735 6.4 6.9 152.536 6.4 6.9 169.937 6.3 6.9 169.738 6.3 6.9 169.039 6.2 6.9 155.0

Page 93: TESIS FUAD

75

Lampiran 9.