modul tugas akuntansi manajemen 2013 go
TRANSCRIPT
MODUL CATs BASIC – PRAKTIKUM 1
ANALISA CVP
TEORI
Cost Volume Profit
Cost Volume Profit Analysis (CVP) analysis adalah sebuah alat yang
menghubungkan kaitan antara Biaya, Volume, dan Profit (Laba) dari suatu
perusahaan dengan fokus kepada lima hal berikut :
. Harga Produk (Prices of products)
. Volume Produksi
. Variable Cost per Unit
. Fix Cost Cost
. Mix of Product sold(Product bauran dalam penjualan)
Analysis CVP ini menganalisa perubahan total pendapatan, total biaya, dan
hubungannya operating income yang terjadi pada tingkat output, selling price, biaya
variable, dan biaya tetap.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan tingkat penjualan dan
bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan.
Dalam Analisis CVP ini, ada beberapa asumsi yang harus diterapkan, yaitu :
1. Perubahan tingkat pendapatan dan biaya terjadi karena
adanya perubahan pada kuantitas produk/jasa yang diproduksi atau dijual
2. Total biaya merupakan jumlah dari fix cost dan variable cost
3. Harga jual, variable cost per unit, dan total fix cost sudah
diketahui jumlahnya
4. Dalam grafik, perilaku dari total pendapatan dan total biaya
dalah linear dalam hubungannya dengan unit penjualan produk dalam
suatu relevant range.
CVP ini berguna dalam mengkalkulasikan BEP (Break Even Point). Langkah
awal dalam menghitung BEP adalah dengan menentukan Contribution Margin
Contribution Margin
Contribution Margin adalah saldo dari revenues (pendapatan) setelah
dikurangi variable expense. Nilai tersebut sudah mencover fixed expense. Jadi
seandainya ContributionMargin lebih kecil daripada fixed expense, maka bisa
dipastikan bahwa perusahaan ada dalam keadaan rugi (loss).Rumus:
Contribution Margin
=Revenues – Variable Expense
Contribution Margin Per Unit
= Revenues Per Unit – Variable Expense Per Unit
Contribution Margin Percentage
= (Contribution Margin / Selling Price) X 100%
Operating Income
= Contribution Margin Per Unit X Quantity Sold) – Fixed Cost
Break Even Point
Break Even Point (BEP) adalah keadaan dimana Profit sama dengan nol.
Dengan kata lain Sales Revenue – expense = 0, atau, Sales Revenue = Fixed Cost +
Variable Cost. Berikut adalah rumus mengenai Break Even Point :
BEP unit
= Total Fixed Cost / Contribution Margin per Unit
BEP revenue
= Total Fixed Cost / Contribution Margin Percentage
Unit Sales to Achieve Targeted Operating Income (TOI)
= (Total Fixed Cost + TOI)/ Contribution Margin per Unit
Revenue to Achieve Targeted Operating Income (TOI)
= (Total Fixed Cost + TOI) / Contribution Margin Percentage
Degree of Operating Leverage
= Contribution Margin / Operating Income
Margin of Safety Percentage
= (Expected Sales – Break Even Point) / Expected Sales
SOAL TUGAS :
SIMULASI CVP ANALYSIS DAN PERHITUNGAN BEP PADA CATS BASIC
1. Apa fungsi dilakukannya analisis CVP di sebuah perusahaan?
Apa hubungan analisis CVP dengan anggaran yang dibuat
perusahaan?
2. Berikut ini dalah laporan laba rugi CATs Basic :
Harga Blazer per Piece Rp 450.000
Blazer Terjual (piece) 100 Piece
Blazer di Produksi 100 Piece
Variable Cost per Unit Rp 150.000
Revenue Rp xxxxx
Variable Cost Rp xxxxx
Fixed Cost Rp 40.000.000
Operating Income Rp xxxxx
3. Isilah tiap-tiap ‘xxxxx’ di atas berdasarkan data yang diberikan,
kemudian hitunglah Contribution Margin CATs Basic!
4. Hitung berapakah jumlah unit yang harus dijual agar BEP
tercapai!
5. Hitung kembali berapakah jumlah unit yang harus dijual agar
BEP tercapai, bila harga Blazer naik 20%!
MODUL TUGAS CATs BASIC – PRAKTIKUM 2
ACTIVITY BASED COSTING
TINJAUAN TEORI
Activity based costing adalah suatu sistem informasi akuntansi yang
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan
mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari
aktivitasnya. ABC memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan
aktivitas untuk memproduksi, mendistribusikan, atau menunjang produk yang
bersangkutan.
Activity based costing adalah satu alat terbaik untuk memperbaiki costing
system dengan mengidentifikasi aktivitas masing-masing sebagai objek biaya yang
mendasar. Sebuah aktivitas adalah sebuah kejadian, tugas, atau unit kerja dengan
tujuan spesifik; misalnya mendesain produk, mengatur untuk menyalakan mesin,
menjalankan mesin, dan mendistribusikan produk. Untuk mempermudah dalam
membuat keputusan strategis, sistem ABC mengidentifikasi semua aktivitas
perusahaan yang termasuk dalam value chain, lalu dilanjutkan dengan menghitung
biaya masing-masing aktivitas, lalu menempatkan biaya tersebut ke objek biaya
seperti produk atau jasa dengan basis dari gabungan aktivitas yang diperlukan
untukmemproduksi masing-masing produk atau jasa.
ABC akan menjawab pertanyaan “Bagaimana mengalokasikan biaya overhead
pabrik (BOP) sebagai komponen harga pokok produksi (cost of goods manufactured)
kepada produk dengan adil & tepat berdasarkan aktivitasnya?”.
Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi
akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai
aktivitas untuk menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh :
1. Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost
effective
2. Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya
overhead pabrik (BOP) dalam biaya produk menjadi lebih tinggi dari biaya
primer (biaya bahan baku langsung ditambah biaya tenaga kerja
langsung)
3. Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy
(biasanya jenis perusahaan ini menerapkan harga jual yang bersaing
secara kompetitif dengan harga pasar)
Syarat penerapan Activity Based Costing
Perusahaan-perusahaan yang layak memakai ABC jika memenuhi syarat-
syarat :
1. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas produk yang tinggi
2. Tingkat persaingan industri yang tinggi
3. Merupakan perusahaan padat modal (capital-intensive)
4. Mampu untuk menghitung estimasi biaya dari tiap cost pool,
mengidentifikasi & mengukur cost driver untuk menyajikan cost
allocation base
Hirarki biaya
Hirarki biaya mengelompokkan berbagai macam cost pool dalam berbagai
macam tipe cost driver atau basis alokasi biaya atau perbedaaan untuk mengukur
tingkat kesulitan dalam menentukan hubungan sebab-akibat. Sistem ABC biasanya
menggunakan hirarki biaya dalam 4 tingkat untuk mengidentifikasi basis alokasi
biaya yang merupakan cost driver dari tiap cost pool.
1. Aktivitas berlevel unit
Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas berlevel unit
bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi
2. Aktivitas berlevel batch
Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa memperhatikan berapa unit
yang ada pada batch tersebut.
3. Aktivitas berlevel produk
Aktivitas berlevel produk berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya
tidak terkait berapa jumlah unit yang diproduksi / dijual.
4. Aktivitas berlevel fasilitas
Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses operasi
perusahaan namun banyak sedikitnya aktivitas tidak berhubungan dengan volume /
unit kerja.
Prosedur pembebanan biaya overhead dengan sistem ABC melalui 2 tahap
kegiatan :
1. Tahap pertama
a. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam berbagai
aktivitas
b. Mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam berbagai aktivitas
c. Mengidentifikasikan cost driver
d. Menentukan tarif per unit cost driver (Tarif per unit cost driver =
jumlah cost driver / jumlah aktivitas)
2. Tahap kedua
a. Penelusuran & pembebanan BPO yang dibebankan = tarif per unit
cost driver x cost driver yang dipilih
Keunggulan sistem ABC
Tentang keunggulan ABC adalah :
1. Mereorganisasi proses, memperbaiki mutu, dan mengurangi biaya
2. ABC dapat membantu dalam mengambil keputusan
3. Manajemen akan melakukan penawaran kompetitif yang wajar
4. Analisis lebih akurat mengenai volume dan posisi break even
5. Mencari pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi
SOAL TUGAS - TEORI
1. Jelaskan perbedaan antara metode ABC (activity-based-costing) dan
metode tradisional (simple costing).
2. Bagaimana cara manajer memperbaiki sistem biaya produk mereka agar
harga yang dicatat mendekati akurat?
3. Apa yang dimaksud activity based management (ABM) ? Apa
hubungannya dengan ABC?
SOAL TUGAS – KASUS
SIMULASI APLIKASI ABC PADA CATs BASIC
Kaos Jaket
Biaya bahan baku
langsung per unit (Rp 000)
25 75
Biaya tenaga kerja
langsung per unit (Rp 000)
5 15
Jam tenaga kerja langsung 1500 900
Aktivitas, cost driver, kuantitas aktivitas, dan biaya yang dianggarkan
manajer produksi untuk perhitungan BOP (biaya overhead pabrik) adalah sebagai
berikut :
Aktivitas Cost driver Kuantitas aktivitas Biaya yang
dianggarkan
Pemotongan Unit yang
diproduksi
100.000 300.000.000
Penjahitan Lamanya
penjahitan per
kodi (jam)
600 60.000.000
Pengemasan Lamanya
pengemasan per
lusin (jam)
200 12.000.000
Total 372.000.000
Instruksi :
1. Dengan menggunakan simple costing:
a. hitunglah tarif yang ditetapkan untuk biaya overhead dengan
menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebagai single cost driver!
b. hitunglah biaya per unit untuk produk kaos dan jaket!
2. Dengan menggunakan sistem ABC, hitunglah biaya per unit untuk kaos
dan jaket.
3. Analisa dan berikan kesimpulan atas hasil perhitungan Anda untuk kedua
sistem biaya tsb
MODUL CATs BASIC PRAKTIKUM 3
OPERATIONAL BUDGETING
TINJAUAN TEORI
Definisi
Anggaran adalah suatu ekspresi kuantitatif dari rencana tindakan yang
direncanakan oleh manajemen untuk jangka waktu tertentu. Anggaran juga dapat
diartikan sebagai alat bantu untuk mengkoordinasikan apa saja yang perlu dilakukan
untuk melaksanakan rencana yang sebelumnya sudah ditetapkan. Anggaran
umumnya mencakup aspek finansial dan non finansial dari rencana manajemen dan
berfungsi sebagai blueprint bagi perusahaan untuk diikuti dalam periode mendatang.
Fungsi Anggaran
1. Koordinasi dan komunikasi
2. Dasar untuk menilai performa dan perhitungan kompensasi
3. Alat untuk memotivasi manajer dan karyawan
4. Alat implementasi strategi
Jenis Anggaran
Anggaran dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu anggaran operasional
(Operational budget) dan anggaran keuangan (Financial budget). Anggaran
operasional adalah anggaran yang memfokuskan pada perencanaan pendapatan dan
biaya yang merupakan komponen penyusun anggaran laba rugi. Sedangkan
anggaran finansial adalah anggaran yang mendukung penyusunan anggaran neraca
dan anggaran laba rugi.
Komponen Anggaran Operasional
o Anggaran pendapatan
Anggaran yang menyatakan berapa pendapatan yang
diproyeksikan untuk dicapai pada periode mendatang, untuk
menentukan anggaran pendapatan, harga jual produk atau jasa dan
proyeksi penjualan harus diperkirakan terlebih dahulu.
o Anggaran Produksi
Anggaran ini berhubungan dengan berapa jumlah unit produk
yang harus diproduksi untuk periode anggaran tersebut. anggaran
produksi bergantung pada penjualan yang diproyeksikan, persediaan
awal dan persediaan akhir yang ditargetkan oleh manajemen.
o Anggaran biaya penggunaan dan pembelian bahan baku
Anggaran ini menyatakan jumlah unit dan jumlah biaya dari
bahan baku yang digunakan dalam suatu proses produksi dalam
periode anggaran tersebut, anggaran ini juga bergantung pada
persediaan awal dan persediaan akhir dari bahan baku yang
ditargetkan oleh manajemen.
o Anggaran biaya tenaga kerja langsung
Anggaran ini menghitung kebutuhan biaya tenaga kerja
langsung. Dalam perhitungannya manajemen menggunakan standar
jam kerja yang dikalikan dengan tarif upah tenaga kerja.
o Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran yang menyatakakkn perkiraan dari biaya overhead
pabrik yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi dalam periode
anggaran tersebut. Dasar alokasi dan tarif overhead ditentukan diawal
untuk menghitung pengalokasian biaya overhead.
o Anggaran Harga Pokok Produksi
Anggaran ini merupakan anggaran yang mengkombinasikan
hasil dari anggaran Bahan baku langsung, Tenaga kerja langsung, dan
Biaya Overhead Pabrik untuk mendapatkan harga pokok produksi.
(Untuk lebih jelasnya, lihat HorngrenChapter 6 “Master Budget and
Responsibility Accounting)
SOAL TUGAS - TEORI
1. Jelaskan apa yang saudara ketahui mengenai responsibility
accounting ?
2. Jelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan anggaran dan
fungsinya secara komprehensif ?
SOAL TUGAS
SIMULASI PERHITUNGAN OPERATIONAL BUDGET PADA CATs BASIC
Danti Kehl merupakan manajer keuangan pada CATS Basic, dia ditugaskan
oleh CEO untuk membuat anggaran operasional tahun 201x dengan data-data yang
dimiliki sebagai berikut :
Projected Sales
Product Units Price
Tees 5000 $20
Pants 4000 $30
Invenetories Target (in Units)
Product January 1, 201x December 31, 201x
Tees 1200 1400
Pants 700 800
Bahan baku yang digunakan (/ units)
Direct
Material
Unit Tees Pants
Cotton Meter 1 2
Wool Meter 3 4
Proyeksi Data bahan baku pada tahun 201x
Direct
Material
Perkiraan
Harga
Expected
beg. Inv
Expected
end.inv
Cotton $3 200m 250m
Wool $1 400m 550m
Proyeksi tarif dan penggunaan tenaga kerja langsung
Products Jam per unit Tarif per unit
Tees 1 $2
Pants 2 $4
Biaya overhead pabrik dialokasikan dengan tarif $3 berdasarkan jam tenaga
kerja langsung.
Berdasarkan data-data diatas saudara diminta untuk mempersiapkan :
1. Revenue Budget
2. Production Budget
3. Direct material purchases budget ( dalam kuantitas)
4. Direct material purchases budget ( dalam dollar)
5. Direct labor budget
6. Budgeted Finsihed goods inventory at Dec, 201x (dalam dollar)
MODUL CATs BASIC – PRAKTIKUM 4
FINANCIAL BUDGETING
TINJAUAN TEORI
Master budget atau Anggaran Induk adalah sebuah anggaran komprehensif
yang menyatakan keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu
periode yang mencakup satu tahun atau kurang.
Induk Anggaran terdiri atas dua komponen utama, yakni :
1. Anggaran operasi/ Operational Budget (yang telah dipelajari di bab
sebelumnya), dan
2. Anggaran Finansial / Financial Budget
Anggaran Finansial (financial budget)
Merupakan bagian dari master budget yang fokus pada dampak dari operasi
perusahaan secara keseluruhan dan pengeluaran modal terhadap arus kas.Secara
umum, anggaran finansial merupakan anggaran prestasi kerja yang ingin dicapai
sesuai dengan perencanaan yang ada pada anggaran operasional.Dengan demikian,
anggaran finansial merupakan hasil dari perencanaan yang sudah didokumentasikan
pada anggaran operasional.
Anggaran yang terkait dengan Anggaran Finansial meliputi:
Anggaran Kas (cash budget)
Merupakan perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas.Penerimaan
merujuk pendapatan dari customer yang merupakan penjualan produk atau
jasa.Sedangkan Pengeluaran mendeskripsikan aktivitas-aktivitas yang konsumsi
atas penerimaan yang ada.Seringkali, antara penerimaan dan mengeluaran
tidak berimbang, penerimaan lebih kecil dibanding pengeluaran.Oleh
karenanya, diperlukan pembiayaan dari luar yang berupa pinjaman.
Pembiayaan dari luar yang berupa pinjaman pada akhirnya juga harus
mempertimbangkan beban (bunga) yang harus dibayar di masa yang akan
datang.
Anggaran Laba-Rugi (budgeted income statement)
Mendeskripsikan pendapatan dan biaya.Dokumen pendukung untuk
menyusun anggaran laba-rugi adalah anggaran penjualan, anggaran biaya
produksi dan anggaran biaya non-produksi.Anggaran laba-rugi penting bagi
manajer untuk pencapaian tujuan profit yang ditetapkan.Karena anggaran laba-
rugi dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu pendapatan dan biaya, maka
anggaran laba-rugi dapat dijadikan acuan bagaimana caranya perusahaan dapat
menghasilkan pendapatan sesuai atau melebihi yang dianggarkan dan menekan
biaya menjadi seminimal mungkin.
Ringkasnya, anggaran ini merupakan anggaran yang memuat
perhitungan operating income (yang dihitung di anggaran operasional) dan
diakumulasikan dengan beban-beban yang muncul di anggaran kas (seperti
beban bunga yang timbul akbiat adanya pinjaman saat terjadi defisiensi) dan
beban pajak.
Anggaran Neraca (budgeted balance sheet)
Mendeskripsikan perkiraan posisi aktiva, utang dan modal
perusahaan.Anggaran ini terbentuk setelah anggaran operasional pendukung
seperti; anggaran produksi, anggaran penjualan, dan nggaran pembelian
tersusun.Anggaran neraca merupakan akumulasi prestasi kerja yang tercermin
dalam aktiva, kewajiban yang harus dibayar dan akumulasi modal.
*Budgeted Income Statement bukanlah komponen dari financial budget, tapi
informasi yang ada didalamnya merupakan salah satu input bagi penyusunan
budgeted balance sheet. Sehingga penyusunan Budgeted Income Statement
menunjang penyusunan keseluruhan financial budget.
Capital Expenditure
Budget
Budgeted Income
Statement
Budgeted Statement Of
Cash Flow
Budgeted Balance
Sheet
Cash Budget
FINANCIAL BUDGET
PENYUSUNAN CASH BUDGET (ANGGARAN KAS)
Quarters Years
as a whole 1 2 3 4
Cash balance, beginning $ 300.000 $ 350.715 $ 350.657 $ 350.070 $ 300.000
Add receipts :
Collection from
customer
9.136.600
10.122.000
10.263.200
8.561.200
38.083.000
Total cash
available for needs
9.436.600 10.472.715 10.613.857 8.911
.270
38.383.000
Deduct disbursement :
DM
Payroll
MOH
Nonmanufacturing Cost
Machinery Purchase
Income Taxes
2.947.605
3.604.512
2.109.018
1.847.750
725.000
2.714.612
2.671.742
1.530.964
1.979.000
400.000
2.157.963
2.320.946
1.313.568
1.968.250
758.000
400.000
2.155.356
2.562.800
1.463.450
1.705.000
400.000
9.975.536
11.160.000
6.417.000
7.500.000
758.000
1.925.000
TOTAL DISBURSEMENT 11.232.885 9.296.318 8.918.727 8.286.606 37.735.536
Minimum cash balance
desired
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
Total cash needed 11.583.885 9.646.318 9.268.727 8.636.606 38.085.536
Cash excess (deficiency)* (2.147.285) 826.397 1.345.130 274.664 297.464
Financing
Borrowing (at beginning)
Repayment (at end)
Interest (12% per year)**
2.148.000
(779.000)
(46.740)
(1.234.000)
(111.060)
(135.000)
(16.200)
2.148.000
(2.148.000)
(174.000)
TOTAL EFFECTS OF
FINANCING
2.148.000
(825.740)
(1.345.060)
(151.200)
(174.000)
Cash balance, ending *** 350.715 350.657 350.070 473.464 473.464
*Cash excess = total cash available for needs – total cash needed before financing
** $779.000 x 0.12 x 0.5 ; $1.234.000 x 0.12 x 0.75 ; $135.000 x 0.12
Note that short term interest payment for financing pertain only to the amount of principal
being repaid at the end of each quarter.
*** ending cash balance = total cash available for needs – total disbursement + total effects of
financing
+ repayment (x) dapat dihitung dengan (untuk quarter 2)=
1. Tentukan total effect of financing (disesuaikan dengan cash excess, agar cash
balance endingnya sesuai dengan minimum cash balance desire) = $825.740
2. Buat persamaan
825.740 = X + (0.12 x 0.5 x X)
825.740 = 1,006X
X = 825.740/1,006
X = $779.000 Repayment
SOAL TUGAS - TEORI
Referensi horngren bab 6
1. Sebutkan anggaran-anggaran yang merupakan komponen penyususun
anggaran financial!
2. Jelaksan apa hubungan antara anggaran operasional dan anggaran
financial!
3. Jelaskan hubungan antara budget,plans dan strategy!
SOAL TUGAS – KASUS
SIMULASI FINANCIAL BUDGET PADA CATs BASIC
Cash Flow CATs Basic 2013
Quarters
1 2 3 4
Penerimaan
Penagihan dari pelanggan
Pendapatan lain-lain
Rp 85.780.000
13.529.900
Rp 87.402.000
12.526.400
Rp 90.085.000
10.526.400
Rp 75.248.000
15.035.200
Pengeluaran
Bahan baku dan penolong
Gaji
Biaya lain-lain
Pembelian mesin jahit
Beban bunga jangka panjang
Pajak penghasilan
Rp 35.889.000
18.698.000
7.568.000
794.000
5.208.000
Rp 39.989.000
22.098.000
9.467.000
30.000.000
794.000
5.208.000
Rp 38.289.000
19.932.000
8.497.000
794.000
5.208.000
Rp 38.018.000
19.657.000
8.537.000
794.000
5.208.000
Tambahan :
Pada awal tahun CAT’s memiliki saldo kas sebesar Rp 200.000.000
CAT’s basic menentukan minimum cash balance perusahaan sebesar Rp
200.000.000
Jika terjadi defisiensi kas, perusahaan akan melakukan pendanaan dengan
menggunakan utang jangka pendek dengan bunga 11% pertahun
INSTRUKSI :
1. Susunlah Cash Budget untuk CAT’s Basic dengan menggunakan data-data
diatas.
2. Susunlah Budgeted Income Statement dengaan cara menggunakan data-
data operating income yang tersedia di tinjauan umum CAT’s Basic
(operating income tahun sebelumnya dijadikan acuan dalam penyusunan
Budgeted Income Statement tahun berjalan) dan menambahkan biaya-
biaya yang muncul akibat adanya aktivitas-aktivitas pendanaan di Cash
Budget dan PPh badan 25%
MODUL CATS BASIC – PRAKTIKUM 5
DECISION MAKING AND RELEVANT INFORMATION
TINJAUAN TEORI
Manajer pada umumnya mengikuti sebuah model keputusan untuk memilih
diantara beberapa pilihan. Sebuah model keputusan adalah metode formal dalam
membuat keputusan yang biasanya melibatkan analisis kuantitatif dan kualiatif.
Akuntan manajemen menganalisis dan menyajikan data-data relevan untuk
memberikan pedoman untuk proses pengambilan keputusan manajer. Dalam
pengambilan keputusan, seorang akuntan manajemen harus memahami konsep
relevansi.
Biaya relevan adalah biaya yang akan timbul di masa yang akan datang, dan
pendapatan relevan adalah pendapatan yang diharapkan timbul di masa depan yang
membedakan di antara alternatif pilihan yang diambil. Biaya dan pendapatan yang
tidak mempengaruhi keputusan dikategorikan sebagai irrelevant.Dapat disimpulkan
bahwa pendapatan dan biaya yang relevan haruslah:
1. Terjadi di masa yang akan datang,
Setiap keputusan berhubungan dengan memilih serangkaian tindakan
berdasarkan pada hasil yang diharapkan akan datang.
2. Berbeda di antara alternatif tindakan,
Biaya dan pendapatan yang tidak berbeda tidak akan menjadi masalah, dan
karenanya tidak menjadi beban bagi keputusan yang dibuat.
Oleh karena itu, sunk cost yaitu biaya masa lalu tidak relevan dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan karena biaya tersebut sudah terjadi
dan tidak dapat dihindari. Keputusan apapun yang diambil biaya tersebut akan tetap
timbul. Dengan hanya menganalisis data relevan, manajer dapat mengeliminasi
biaya-biaya yang tidak relevan karena dapat membingungkan. Hanya dengan
berfokus pada data relevan, memahami biaya mana yang relevan atau tidak
membantu pengambil keputusan untuk mendapatkan data yang mempengaruhi
keputusan secara lebih efisien.
SOAL TUGAS
PENGAPLIKASIAN DECISION MAKING DAN PENERAPAN INFORMASI YANG
RELEVAN DALAM KASUS CATs BASIC
Berdasarkan kasus yang terjadi di CATS Basic ini, tentukanlah biaya mana saja yang
termasuk biaya relevan untuk pengambilan keputusan CATS Basic.
1. INFO :
a. Pemerintah Daerah Kota Bandung mengeluarkan Perda mengenai
kesejahteraan buruh di Jawa Barat, salah satunya adalah kenaikan
UMR. CATS Basic sebagai salah satu perusahaan yang menerapkan
Good Corporate Governance jelas harus mengikuti peraturan terbaru
ini. Kabar kenaikan UMR yang diumumkan pada awal bulan ini jelas
sangat membuat buruh CATS Basic semangat bekerja, terbukti pada
minggu kedua bulan tersebut, produksi kaos CATS Basic meningkat.
Dengan jumlah karyawan CATS Basic yang jumlahnya tidak sedikit,
CATS Basic memberikan upah sesuai UMR di Perda sebelumnya.
Perda saat ini menetapkan UMR 10% lebih tinggi dari UMR
sebelumnya.
2. INFO :
a. Saat ini CATS Basic sudah menjadi perusahaan yang dikenal cukup
remarkable di bidang konveksi, terbukti dengan melonjaknya demand
konsumen untuk pembuatan seragam panitia untuk event maupun
permintaan perusahaan besar. Saat ini, CATS Basic mengalami
kesulitan dalam mengangani demand karena saat ini CATS Basic hanya
memiliki satu mesin cetak. Hal ini jelas memperlambat proses
produksi sehingga mempengaruhi kecepatan pengiriman barang ke
konsumen. CATS Basic memiliki dua pilihan untuk menangani masalah
ini. Menyewa mesin ke perusahaan penyewaan mesin atau membeli
mesin baru. Penyewaan mesin paling lama adalah 1 tahun dengan
biaya sewa dibayar satu bulan sekali.
INSTRUKSI
1. Jelaskan perbedaan antara informasi kuantitatif dan informasi kualitatif.
2. Apa yang dimaksud dengan relevant revenue dan relevant cost.
3. Jelaskan mengenai Opportunity Cost Approach.
MODUL CATs BASIC – PRAKTIKUM 6
PRICING DECISION & PROFIT ANALYSIS
Bagaimana cara manajemen menetapkan harga jual suatu produk akan
sangat berpengaruh terhadap kondisi finansial maupun nonfinansial perusahaan
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ada 3 faktor yang sangat signifikan
akan mempengaruhi keputusan penetapan harga jual suatu produk, yakni 3C
(Customer, Competitor, and Cost). Konsumen akan mempengaruhi harga jual lewat
permintaan yang mereka ajukan di pasar, pesaing akan berusaha untuk menetapkan
harga jual yang kompetitif, dan biaya akan mempengaruhi setinggi apa produsen
akan menawarkan harga jual barang di pasar.
Untuk dapat bersaing di pasar, suatu produk harus memiliki harga jual
yang kompetitif. Ada dua metode untuk menetapkan harga jual bagi perusahaan
secara umum :
1. Cost plus pricing
2. Market based pricing
Cost plus pricing bisa dikatakan bahwa penentuan harga jual suatu produk
didapat dari jumlah harga pokok produksi ditambah jumlah keuntungan yang
diinginkan (at cost ditambah mark up).
Produk yang bersifat tersier juga mewah, bahkan unik, akan sangat
dimungkinkan bagi perusahaan untuk menetapkan keuntungan sebanyak-banyaknya
karena barang tersebut tidak dipengaruhi oleh perubahan demand dari konsumen
yang notabene adalah kalangan atas yang tidak sensitif terhadap (penetapan) harga
jual yang tinggi. Berbeda dengan produk consumer goods yang merupakan barang
kebutuhan sehari-hari, bahkan primer, maka perusahaan hanya mengestimasi
mengambil keuntungan yang sedikit.
Rumus umum =
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡𝑒𝑑 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 + 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑒𝑑
𝑎𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑒𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
Market based pricing dengan lugas menggambarkan bahwa penentuan harga
jual suatu produk didapat dari harga yang berlaku di pasaran. Harga barang sudah
cenderung tetap yang terbentuk (melalui mekanisme penawaran-permintaan yang
biasanya sudah teratur) di pasar. Perusahaan akan berupaya untuk memproduksi
barang di bawah harga pasar.
Istilah lain dalam penentuan harga jual berdasarkan metode market based
pricing adalah target pricing yang dikenal juga dengan istilah economic profit
maximizing profit. Sedangkan usaha untuk memproduksi barang dengan harga
pokok produksi di bawah pasar adalah target costing.
SOAL TUGAS
1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga jual?
2. Bagaimana perusahaan dapat menentukan target cost untuk suatu
produk?
3. Apa perbedaan antara locked-in costs dengan cost incurrence? Mengapa
penting untuk membedakan di antara keduanya?
MODUL CATs BASIC – PRAKTIKUM 7
COST OF QUALITY
TINJAUAN TEORI
Kualitas adalah karakteristik dari suatu produk atau jasa yang dibuat atau
dilakukan sesuai dengan spesifikasi yang sebelumnya telah ditentukan untuk
memuaskan pelanggan pada saat pembelian dan selama penggunaan.
Untuk memenuhi spesifikasi yang diinginkan perusahaan, maka perusahaan
perlu mengeluarkan sejumlah biaya yang disebut cost of quality. Biaya kualitas yang
dikeluarkan merupakan hal yang sangat penting karena jumlahnya yang relatif besar
dan biaya ini terkait dengan pengendalian kualitas dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelanggan. Berikut adalah gambar yang bisa mengilustrasikan kategori
biaya kualitas:
(Horngren……)
Design Quality
Terkait dengan pemenuhan spesifikasi suatu produk atau jasa yang
sebisa mungkin diciptakan sesuai dengan keinginan dari konsumen. Design
Quality terdiri atas:
1. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghindari
terjadinya kegagalan suatu barang atau jasa memenuhi spesifikasi
yang sudah ditentukan oleh perusahaan, contoh prevention cost
yang dikeluarkan perusahaan misalnya biaya evaluasi supplier,
design engineering dan lain-lain
2. Biaya Penaksiran (Appraisal cost)
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendteksi kegagalan
produk yang menyebabkan produk tidak sesuai dengan spesifikasi
yang sudah ditentukan sebelumnya, misalnya biaya inspeksi saat
proses produksi berlangsung, pengetesan produk dan lain-lain.
Conformance Quality
Terkait dengan tindakan perbaikan yang dilakukan oleh perusahaan
atas barang dan jasa yang tidak memenuhi spesifikasi yang sudah ditentukan
sebelumnya. Conformance quality terdiri atas:
1. Kegagalan internal (internal failure cost)
Biaya yang muncul akibat terjadi kegagalan suatu barang
atau jasa memenuhi spesifikasi tertentu selama barang atau jasa
tersebut belum dikirimkan kepada konsumen, misalnya biaya
pengerjaan kembali (rework), produk gagal (spoilage) dan lain-lain
2. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost)
Biaya yang muncul akibat terjadi kegagalan suatu barang
atau jasa memenuhi spesifikasi tertentu dan sudah dikirimkan
kepada konsumen, misalnya warranty repair, biaya penggantian
produk dan lain-lain.
(Untuk lebih jelasnya, lihat Horngren chapter 19 “Balance scorecard:
Quality, Time, and the Theory of Constraints”)
ENVIRONMENTAL COST
Terus meningkatnya aktivitas bisnis mengakibatkan maraknya perusakan lingkungan demi orientasi profit semata, hal ini juga diikuti dengan meningkatnya kesadaran semua elemen dalam masyrakat terhadap lingkungan yang ditunjukan oleh banyaknya peraturan pemerintah dan instansi yang berfokus pada masalah tersebut, para pelaku bisnis telah menyadari tuntutan masyarakat terhadap sustainable development, yang berarti aktivitas bisnis yang memproduksi jasa dan barang yang dibutuhkan pada masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi dimasa yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Lantas apa kaitan masalah ini dengan akuntansi manajemen ?Jawbannya adalah bagaimana akuntan manajemen mengelola biaya lingkungan yang timbul dari adanya isu diatas.Berikut adalah klasifikasi biaya lingkungan. Private vs Social Environmental Costs
Private environmental cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi keperluan perusahaan terkait pemeliharaan lingkungan perusahaan, seperti biaya yang dikeluarkan untuk membersihkan sungai yang tercemar akibat aktivitas bisnis perusahaan terkait.
Social (public) environmental costs adalah biaya yang ditanggung oleh masyarakat luas, seperti yang dilakukan para wajib pajak yang membayar pajak kemudian dana yang terhimpun digunakan untuk membersihkan udara kota yang tercemar polutan. Visible vs Hidden Environmental Costs
Visible environmental costs merupakan biaya yang diketahui dan dapat diidentifikasi secara jelas terkait dengan isu lingkungan, seperti biaya yang dikelurakan perusahaan untuk membersihkan danau yang tercemar.
Hidden environmental costs merupakan biaya yang tidak dapat diketahui dan diidentifikasi secara jelas yang terkait dengan lingkungan, seperti makin menipisnya lapisan ozon bumi yang dapat mengakibatkan kanker kulit karena maraknya aktivitas bisnis perusahaan yang merusak lapisan ozon. Sebagai akuntan manajemen sudah seharusnya yang menjadi perhatian kita dalam isu ini adalah pengukuran dan minimisasi private environmental cost . Berikut adalah klasifikasi dari private environmental cost :
Monitoring Costs adalah biaya yang dikeluarkan untuk memonitor apakah terjadi polusi, contohnya biaya yang dikeluarkan untuk mengetes kadar polutan yang terdapat di udara.
Abatement Costs adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengurangi polusi yang terjadi, contohnhya biaya yang dikeluarkan untuk mengganti material yang menyebabkan polusi.
Remediation Costs o On-site remediation adalah biaya untuk mengurangi atau mencegah
polusi yang terjadi akibat proses bisnis perusahaan, contohnya adalah biaya pemasangan filter untuk cerobong asap pabrik.
o Off-site remediation adalah biaya untuk mengurangi atau menghilangkan polutan dari lingkungan yang telah terjadi, contohnya
adalah biaya pembersihan sungai yang tercemar akibat aktivitas bisnis perusahaan.
(Untuk lebih jelasnya, lihatRonald W. Hilton “Managerial Accounting”
chapter 12 “Responsibility-Accounting, Quality Control, and Environmental
Cost Management)
SOAL TUGAS
1. Jelaskan mengenai korelasi antara biaya yang ada pada Design Quality
dengan biaya yang terdapat di Conformance Quality !
2. Jelaskan pengaruh cost of quality (design quality & conformance quality) yang
dimiliki perusahaan dengan kepuasaan pelanggan dan peningkatan pangsa
pasar perusahaan (customer perspective)
3. Jelaskan keuntungan yang akan didapatkan ketika perusahaan melakukan
pengukuran cost of quality ?
4. Sebutkan masing-masing 5 contoh untuk cost of quality (Prevention,
appraisal, int failure & ext failure) yang mungkin muncul dalam perusahaan
seperti CATS Basic
5. Apa yang saudara ketahui mengenai green accounting dan Kyoto Protocol ?
6. Jelaskan mengenai sustainable report dan peran akuntan dalam
pembuatannya !
7. Jelaskan secara rinci mengenai peraturan dan institusi terkait dengan isu
pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan !
8. Sebutkan dan jelaskan tiga strategi untuk mengelola biaya lingkungan
menurut hilton dalam buku Managerial Accounting !
MODUL CATs BASIC – PRAKTIKUM 8
TRANSFER PRICING
TINJAUAN TEORI
Desentralisasi
Desentralisasi adalah kebebasan membuat keputusan bagi para manajer
pada tingkat yang lebih rendah pada organisasi. Otonomi mengacu pada derajat
kebebasan untuk membuat keputusan. Semakin besar kebebasan, semakin besar
otonomi tersebut.
Manfaat Desentralisasi:
1.Menciptakan tingkat respon kebutuhan lokal yang lebih besar.
2.Mengambil keuntungan dari pengambilan keputusan yang lebih cepat
3.Meningkatkan motivasi para manajer subunit.
4.Membantu pengembangan dan pembelajran manajemen.
5.Mempertajam fokus para manajer subunit.
Biaya Desentralisasi :
1. Mengarah kepada pengambilan keputusan yang tidak sesuai atau
disfungsi (ingcongruent decision making) yang muncul saat suatu
manfaat keputusan bagi suatu subunit ternyata jauh terlampaui
oleh biaya atau hilangnya manfaat bagi organisasi secara
keseluruhan.
2. Memfokuskan perhatian manajer pada subunit dan bukan pada
perusahaan secara keseluruhan.
3. Meningkatkan biaya pengumpulan informasi
4. Mengakibatkan duplikasi kegiatan.
Pilihan Pusat dan Tanggungjawab
Untuk mengukur kinerja subunit diperusahaan tersentralisasi atau
terdesentralisasi, sistem pengendalian manajemen menggunakan satu atau bauran
dari 4 jenis pusat tanggungjawab diantaranya:
1. Pusat Biaya: manajer bertanggungjawab dalam hal biaya saja
2. Pusat Pendapatan: manajer bertanggungjawab dalam hal pendapatan
saja
3. Pusat Laba: Manajer hanya bertanggungjawab dalam hal pendapatan dan
biaya
4. Pusat Investasi: manajer bertanggungawab dalam hal investasi,
pendapatan, dan biaya.
Penetapan Harga Transfer
Didalam organisasi terdesentralisasi , sebagian besar kekuasaan pengambilan
keputusan berada pada subunit masing-masing. Dalam kasus ini, sistem
pengendalian manajemensering menggunakan harga transfer untuk
mengoordinasikan tindakan dari subunit-subunit dan untuk mengevaluasi kinerja
mereka.Harga Transfer adalah harga yang dibebankan dari satu subunit (divisi atau
departemen) untuk suatu produk atau jasa yang disediakan pafda subunit lain pada
organisasi yang sama.
Contoh: sebuah produsen mobil mempunyai suatu divisiterpisah yang
membuat mesin, harga transfer adalah harga yang dibebankan divisi mesin saat
meindahkan mesinke divisi perakitan mobil
Metode Penetapan Harga Transfer
1.Harga Transfer berbasis Pasar
Manajemen puncak boleh memilih untuk menggunakan harga suatu produk
atau jasa serupa yang terdaftar secara publik, atau harga pasarnya.Manajemen
puncak juga boleh memilih, untuk harga internal, harga eksternal yang dibebankan
subunit ke pelanggan diluar.
2.Harga Transfer berbasis Biaya
Manajemen puncak boleh memilih suatu harga transfer berdasarkan pada
biaya produksi produk yang dimaksud. Contoh: meliputi biaya produksi variable,
biaya produksi variable dan tetap, serta biaya penuh produk itu.
3.Harga Transfer yang dirundingkan
Subunit perusahaan bebas merundingkan harga transfer anatar mereka
sendiri dan kemudian memutuskan apakah akan membeli dan menjual secara
internal atau dengan pihak luar.Harga transfer yang dirundingkan adalah hasil proses
tawar-menawar antara subunit yang membeli dan menjual.
Penetapan Harga Ganda
Jarang harga transfer berbasis biaya tunggal yang memenuhi kriteria
kesesuaian tujuan, usaha manjemen, evaluasi kinerja subunit, dan otonomi subunit.
Sehingga beberapa perusahaan memimih penetapan harga ganda (dual pricing).,
menggunakan dua metode penetapan harga transfer yang terpisah untuk memberi
harga per transfer dari satu subunit ke unit yang lain.
Contoh: Divisi yang menjual menerima harga transfer berbasis biaya penuh,
dan divisi yang membeli membayar harga pasar untuk produk yang ditranser secara
internal.
Penetapan Harga Transfer Multinasional dan Pertimbangan Pajak
Harga transfer sering memiliki implikasi pajak. Faktor pajak meliputi tidak
hanya pajak pendapatan, tetapi juga pajak penggajian, bea pabean , tarif pajak
penjualan, pajak pertambahan nilai, pajak terkait dengan lingkunagan, dan restribusi
pemerintah lainnya. Tujuan disini adalah menyoroti faktor pajak dan khususnya
pajak pendapatan sebagai pertimbangan penting dalam menentukan harga transfer.
Soal Teori
1. Jelaskan mengapa penerapan dual pricing jarang digunakan?
KASUS
Diasumsikan pada tahun 2012, sebuah perusahaan manufaktur yang
bergerak dalam bidang textile yaitu PT.Saxom Textile membeli CATs Basic untuk
memperlas usahanya. PT.Saxom Textile adalah sebuah industri hulu yang bergerak
di sektor manufaktur pembuatan kain. CATs Basic yang menjadi industri hilir dari
sektor ini berencana untuk membeli kain, yang menjadi bahan utama pembuatan t-
shirt (untuk divisi t-shirt) pada PT.Saxom Textile, yang berarti akan menimbulkan
harga transfer.
Berikut adalah data-data pada tahun 2011 yang diperlukan untuk melakukan
aktivitas
tsb :
1 t-shirt= 2 meter kain
PT.Saxom Textile
biaya variabel per meter kain Rp. 11.500
biaya tetap Rp.20.500.000
produksi kain= 3500 meter
PT. Saxom Textile menjual 90% kainnya ke pihak luar (outsider), dan sisanya
ke CATs Basic.
CATs Basic
biaya variabel per unit adalah Rp 55.000
biaya tetap Rp 350.000.000
produksi t-shirt = 20.000 unit
Untuk memenuhi kebutuhan produksinya, CATs Basic juga harus membeli
kain dari pihak luar.
Harga jual kain sejenis dipasar Rp 24.000
Harga jual t-shirt per unit Rp 102.000
Manajer PT.Saxom Textile dan manajer CATs Basic tengah memutuskan
beberapa harga transfer yang akan digunakan dalam penjualan kain dari PT.Saxom
Textile ke CATs basic. Manajer PT.Saxom Textile berpendapat bahwa harga
transfer sebesar harga pasar dianggap memadai. Disisi lain manajer CATs Basic
berpendapatbahwa sebaiknyaharga transfer yang digunakan adalah sebesar biaya
produksi.
1. Hitunglah operating income PT.Saxom Textile dan CATs Basic jika
menggunakan metode:
i. market-based transfer prices
ii. full cost-based transfer prices
2. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, metode manakah yang menjadi
preferensi oleh masing-masing perusahaan?
3. Berapa harga transfer pricing yang anda rekomendasikan, hitung
operating income sesuai harga transfer rekomendasi anda!
MODUL CATs BASIC – PRAKTIKUM 9
NON FINANCIAL MEASUREMENT
TINJAUAN TEORI
Strategi menentukan bagaimana sebuah organisasi menyesuaikan
kemampuannya dengan kesempatan yang ada di pasar untuk mencapai tujuannya.
Dengan kata lain strategi menggambarkan bagaimana sebuah organisasi mampu
membuat nilai bagi pelanggan dan mampu untuk melakukan diferensiasi dari
kompetitornya.
Untuk mengimplementasikan strategi, dibutuhkan sebuah pendekatan
balance scorecard untuk melacak kemajuan dan mengatur implementasi tersebut.
Balance scorecard menerjemahkan misi dan strategi dari perusahaan ke dalam
seperangkat pengukuran performa yang menyediakan kerangka kerja untuk
pengimplementasian strategi tersebut. Balance scorecard memiliki empat perspektif,
di antaranya:
1. Finance Perspective
a. Perspektif ini mengevaluasi profitabilitas strategi dan penciptaan nilai
para pemegang saham.
2. Customer Perspective
a. Perspektif ini mengidentifikasi target pelanggan dan segmen pasar
dan mengukur kesuksesan segmen tersebut.
3. Internal business process perspective
a. Perspektif ini berfokus pada kegiatan operasi perusahaan yang
memberikan nilai bagi pelanggan yang kemudian mendukung
perspektif financial. Internal business process memiliki tiga subproses:
i. Innovation process
ii. Operations process
iii. Postsales service process
4. Learning and growth
a. Perspektif ini mengidentifikasi seberapa besar kemampuan sebuah
organisasi untuk mencapai bisnis proses internal yang superior.
Langkah pertama yang dilakukan dalam membuat balanced scorecard
adalah peta strategi (strategy map). Strategy map adalah sebuah diagram
yang memaparkan bagaimana sebuah organisasi mampu menciptakan nilai
dengan cara menghubungkan strategic objectives dalam hubungan sebab
akibat yang eksplisit di antara financial, customer, internal business process,
dan learning and growth objective. Ketika Learning and Growth mengalami
peningkatan, akan ada perkembangan juga di Internal Business Process
peerusahaan, yang akan menambah kepuasan konsumen dan akan
memperbesar pendapatan untuk dapat memenuhi keinginan stakeholders.
(Untuk lebih jelasnya, lihat Exhibit 13-3 halaman 495 di buku Horngren)
Seorang akuntan manajemen dapat menganalisis tiga faktor utama pada
pendapatan. Berikut adalah ketiga faktor tersebut :
Growth Component of Change In Operating Income
Revenue dan Variable Cost
Revenue effect of Growth
= (Actual Unit of Output Sold In Previous Year – Actual Units of Output Sold In
Current Year) X Selling Price In Previous Year
Cost Effect of Growth for Variable Cost
= (Units of Input Required to Produce Current Output in The Prior Period –
Actual Units of Input Used to Produce Prior Period Output) x Prior Period
Input Price
Fixed Cost : Asumsi Kapasitas Produksi Mencukupi
Cost Effect of Growth for Fixed Cost
= (Actual Units Of Capacity In Prior Period To Produce Current Period Output
– Actual Units of Capacity In The Prior Period) X Prior Period Price Per Unit
of Capacity
Fixed Cost : Asumsi Kapasitas Produksi Tidak Mencukupi
Cost Effect of Growth for Fixed Cost
= (Actual Units of Capacity Required To Produce Current Period Output in The
Prior Period – Actual Units Of Capacity In The Prior Period) X Prior Period
Price Per Unit of Capacity
Price Recovery Component of Change In Operating Income
Revenue dan Variable Cost
Revenue Effect of Price Recovery
= (Current Period Selling Price – Prior Period Selling Price) x Current Period
Units Sold
Cost Effect of Price Recovery for Variable Cost
= (Current Period Input Price – Prior Period Input Price) x Units of Input
Required to Produce Current Period’s Output in Prior Period
Fixed Cost : Asumsi Kapasitas Produksi Mencukupi
Cost Effect of Price-Recovery for Fixed Cost
= (Current Price per Unit of Capacity – Prior Period Price per Unit of Capacity)
x Actual Units of Capacity on Prior Period Produce Current Period’s Output
Fixed Cost : Asumsi Kapasitas Produksi Tidak Mencukupi
Cost Effect of Price-Recovery for Fixed Cost
= (Actual Units of Capacity in Current Period – Units of Capacity Required to
Produce Current Period’s Output in The Prior Period) x Price per Unit of
Capacity in Current Period
Productivity Component of Change In Operating Income
Variable Cost
Cost Effect of Productivity for Variable Cost
= (Actual Units of Input used to Produce Current Period Output – Units of
Input Required to Produce Current Period’s Output in Prior Period) x Input
Price in Current Period
Fixed Cost : Asumsi Kapasitas Produksi Mencukupi
Cost Effect of Productivity for Fixed Cost
= (Actual Units of Input used to Produce Current Period Output – Units of
Input Required in Produce Current Period’s Output in Prior Period) x Input
Price in Current Period
Fixed Cost : Asumsi Kapasitas Produksi Tidak Mencukupi
Cost Effect of Productivity for Fixed Cost
= (Actual Units of Capacity in Current Period x Units of Capacity Required to
Produce Current Period’s Output in the Prior Period) x Price per unit of
Capacity in Current Period
SOAL TUGAS
CATS Basic memutuskan untuk melakukan IPO (Initial Public Offering) pada
awal tahun 2012, di akhir tahun 2011 masih banyak hal yang perlu diperhatikan oleh
CATS Basic di segala perspektif. Masih banyak kesalahan kesalahan operasional yang
terjadi di CATS Basic. Hal ini akan memungkinkan CATS Basic untuk gagal IPO karena
saat diaudit oleh auditor independen masih banyak kekurangan dari CATS Basic
dalam operasionalnya. CATS Basic disarankan oleh auditor dan konsultan untuk
menunda IPO sampai tahun berikutnya karena CATS Basic belum mempunyai
Balanced Scorecard yang memadai. Disarankan oleh konsultan, CATS Basic
memperjelas Balanced Scorecard agar seluruh operasional perusahaan mampu
mendongkrak operating income. Berikut adalah data yang terjadi di CATS Basic
2011 2012
Unit aktual terjual 10.100 11.200
Harga jual/Pcs 50.000 52.000
Penggunaan bahan
baku
Kain
(meter)
8.080 8.960
Harga bahan baku
Kain
(Rp/Meter)
16.200 17.100
Biaya Lain
Listrik Parbrik
9.000.000 9.000.000
Instruksi:
1. Sebagai seorang akuntan manajemen CATS Basic, buatlah sebuah Balanced
Scorecard yang baik dan benar sesuai kriteria yang dibutuhkan
berdasarkan buku Horngren.
2. Berdasarkan data di atas, hitunglah:
i. Growth Component of Change in Operating Income
ii. Price Recovery of Change in Operating Income
iii. Productivity Component of Change in Operating Income (Gunakan
kedua asumsi)
MODUL CATs BASIC – PRAKTIKUM 10
FINANCIAL MEASUREMENT
TINJAUAN TEORI
Financial Measurement
Statements on Management Accounting 1A tentang definisi akuntansi
manajemen, dipaparkan sebagai berikut:
“Adalah proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisa, persiapan,
interpretasi, dan pengkomunikasian dari informasi finansial dan non finansial yang
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan melakukan
kotrol di dalam organisasi untuk memastikan bahwa sumber daya dialokasikan dan
digunakan dengan efektif dan efesien.
Hal diatas membuka penjelasan tentang perlunya atau pentingnya Financial
Measurement dalam perusahaan. Berikut penjabaran atas dilakukannya pengukuran
kinerja keuangan dalam perusahaan :
1. Mengelola operasi secara efektif dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia secara efisien
2. Hasil pengukuran menjadi bahan evaluasi dan motivasi karyawan,
manajemen, dan higher-ups
3. Hasil pengukuran dapat menjadi referensi untuk membantu pengambilan
keputusan
4. Menyediakan suatu dasar untuk distribusi penghargaan
5. Menjadi suatu bukti nyata bagaimana kinerja karyawan dinilai oleh atasan
mereka
Manager’s Performance and Responsibility Center’s Performance
Dalam melakukan financial measurement, satu hal penting yang harus
dibedakan adalah tentang perbedaan kinerja manajer, dan kinerja dari pusat
tanggung jawab atau sebuah divisi/departemen. Walau dipahami bahwa sebuah
kinerja departemen atau divisi tidak terlepas dari usaha menajernya, bab ini
menekankan pada performa atau kinerja dari divisi/departemen/responsibility
center.
ROI
ROI adalah singkatan dari Return on Investment. ROI adalah rasiouang yang
diperoleh atau hilang pada suatu investasi, relatif terhadap jumlah uang yang
diinvestasikan. Jumlah uang yang diperoleh atau hilang tersebut dapat disebut
bunga atau laba/rugi. Investasi uang dapat dirujuk sebagai aset, modal, pokok, basis
biaya investasi. ROI biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dan bukan dalam
nilai desimal.
ROI tidak memberikan indikasi berapa lamanya suatu investasi. Namun
demikian, ROI sering dinyatakan dalam satuan tahunan atau disetahunkan dan
sering juga dinyatakan untuk suatu tahun kalendar atau fiskal.
Singkatnya, ROI adalah pengukuran kinerja yang menitik beratkan pada
tingkat pengembalian investasi yang ditanam dibandingkan dengan income yang
didapat. Rumus ROI adalah :
Return on Investment =
(Operating Income/Total Asset)
atau
(Net Income/(Total Asset-Current Liabilities)
atau
Return on Sales x Investment Turnover
Atau
(Net Income/Sales) x (Sales/Total Asset)
Sebagai suatu alat ukur, ROI memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
ROI adalah bahwa Terlihat relasi yang jelas dan kombinasi antar penjualan, beban,
dan investasi dalam sebuah angka sehingga manajer dapat melihat apa yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan laba.
1. Dengan berdasar pada income, manajemen/manajer akan terpacu dalam
meningkatkan penjualan, pemanfaatan aset, dan efisiensi biaya untuk
meningkatkan income agar angka ROI semakin tinggi.
2. Dapat dengan mudah diperbandingkan antar perusahaan atau
departemen
3. Dapat dengan mudah dihitung dan lebih mudah dipahami.
Kelemahan ROI adalah :
1. Mendorong manajer berfikiran sempit pada profitabilitas divisi dengan
profitabilitas perusahaan. Dengan menggunakan ROI manajemen atau
manajer akan cenderung berusaha mengambil pilihan yang
menguntungkan bagi divisinya agar ROI terlihat bagus, namun belum
tentu keputusan yang diambil menguntungkan bagi perusahaan. Hal ini
dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
2. Mendorong manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek
Residual Income
Adalah pengukuran kinerja yang berfokus pada sisa laba operasi, yaitu
dengan mengurangkan operating income terhadap tingkat pengembalian investasi.
Laba residual adalah kelebihan laba neto terdadap persentase yang disyaratkan dari
aktiva operasional rata-rata.
Formula ini seringkali digunakan oleh investment center untuk mengevaluasi
atau mengukur kinerja responsibility center. Kinerja dapat dikatakan baik atau buruk,
dilihat dari batas minimum yang ditentukan suatu perusahaan terhadap residual
income. Batas minimum ini dikenal dengan apa yang disebut dengan minimum
Expected Rate of Return dari suatu investasi. Tingkat laba residual akan positif bila
laba neto lebih tinggi daripada tingkat return yang disyaratkan, demikian pula
sebaliknya.
Residual Income =
Operating Income – (rate of return x Investment)
Rate of Return =
(% investment from long term debt x % cost of debt) + (%Investment
from equity x %cost of equity)
Kelebihan dari metode pengukuran dengan menggunakan residual income
adalah :
1. Memiliki fokus untuk menerima investasi yang dapat
menguntungkan bagi perusahaan karena metode ini mengandalkan
rate of return sebagai acuan bagus atau tidaknya residual income
yang diperoleh.
Kelemahan dari metode ini adalah :
1. Residual income hanya mendorong manajer pusat laba memusatkan
orientasinya ke tujuan jangka pendek, karena laba dan komponen yang
mempengaruhinya hanya dibatasi oleh satu periode akuntansi yang
biasanya hanya satu tahun kalender.
2. Residual income menghasilkan angka absolut yang sulit digunakan untuk
membandingkan kemampuan berbagai departemen atau pusat laba
dalam menghasilkan laba.
Economic Value Added
Economic value added (EVA) diartikan sebagai suatu konsep yang dilandasi
oleh pemikiran bahwa dalam pengukuran laba operasi perusahaan harus dengan adil
mempertimbangkan harapan-harapan setiap penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham). Derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang dan struktur
modal yang ada.
Economic value added (EVA) adalah keuntungan operasi setelah pajak
dikurangi dengan biaya modal dari seluruh modal untuk menghasilkan laba. Laba
operasional setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan nilai (value) didalam
perusahaan, sedangkan biaya modal dapat diartikan sebagai pengorbanan yang
dikeluarkan dalam penciptaan nilai tersebut (Steward, 1997:10).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
economic value added (EVA) adalah keuntungan operasi setelah pajak, dikurangi
biaya modal yang yang di gunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan
memperhatikan secara adil harapan-harapan para pemegang saham dan krditur.
Economic value added (EVA) merupakan merupakan perangkat finansial untuk
mengukur keuntungan nyata perusahaan. Hal ini membuat perhitungan economic
value added (EVA) lain dengan perhitungan analisis rasio keuangan lainya.
Perbedaan tersebut dikarenakan pada perhitungan dengan menggunakan
pendekatan economic value added (EVA) di libatkannya biaya modal operasi setelah
laba bersih, dimana hal tersebut tidak dilakukan dalam perhitungan konvensional.
Setiap perusahaan tentunya menginginkan nilai economic value added (EVA)
akan naik terus menerus, karena economic value added (EVA) adalah tolak ukur
fundamental dari tingkat pengembalian modal (return of capital). Ada beberapa cara
untuk meningkatkan nilai economic value added (EVA) perusahaan yaitu
(Widayanto, 1993:32-33):
1. Meningkatkan keuntungan (profit) tanpa menambah modal
2. Menurangi pemakaian modal.
3. Melakukan investasi pada proyek-proyek dengan tingkat pengembalian
tinggi.
Konsep ini tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan
perusahaan sejenis dalam industri dan tidak perlu membuat analisis kecenderungan
dengan tahin-tahun sebelumnya. Konsep ini lebih menekankan pada seberapa besar
laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan biaya modal rata-rata tertimbang.
Singkatnya, EVA adalah nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan
dari kegiatan atau strateginya dalam suatu periode tertentu.
Economic Value Added =
NOPAT – (Investment x WACC)
Kelebihan dari EVA adalah :
1. Memfokuskan penilaian terhadap nilai tambah dengan
memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi.
Kelemahan dari EVA adalah :
1. EVA hanya mengukur hasil akhir dan tidak mengukur tugas penentu
2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan investor dengan pendekatan
fundamental
3. Hanya mendorong investasi jangka pendek
4. Merupakan angka absolut yang sulit digunakan untuk membandingkan
kemampuan berbagai pusat laba dalam menghasilkan laba.
SOAL TUGAS :
SIMULASI PERHITUNGAN FINANCIAL MEASUREMENT PADA CATs BASIC
1. Jelaskan murut anda, saat perusahan memiliki banyak profit
centre dan prestasi kerja satu dan lainnya tidak terpaut jauh
berbeda, metode perhitungan financial measurement mana yang
paling tepat untuk dilakukan? Mengapa?
2. Berikut adalah data mengenai dua anak perusahaan yang ada di
dalam CATs Basic :
DATA CATs BASIC tahun 2011 Mark’s Ladies Wear
Corp.
Jeans and Top Co.
Ltd
Operating income (Rp) 120.110.100 101.302.100
Long Term Debt 200.900.000 310.560.000
Interest 10% 9%
Stockholder’s Equity 4.000.000.000 6.000.000.000
Return percentage 5% 7%
Tax Rate 25%
DATA CATs BASIC tahun 2012 Mark’s Ladies Wear
Corp.
Jean’s and Top Co.
Ltd
Operating income (Rp) 130.100.100 115.300.100
Long Term Debt 180.000.000 270.000.000
Interest 10% 9%
Stockholder’s Equity 4.000.000.000 6.000.000.000
Return percentage 5% 7%
Tax Rate 25%
a. Berdasarkan data di atas, hitunglah ROI kedua perusahaan tersebut pada tahun
2011! Jelaskan apa arti angka dari hasil perhitungan tersebut!
b. Hitung EVA kedua perusahaan tersebut dan jelaskan apa arti angka dari hasil
perhitungan tersebut!
c. Seandainya pengambilan keputusan berdasar pada ROI.
a. Mark adalah Chief Operating Officer yang bertanggung jawab atas Mark’s
Ladies Wear, sedangkan Jean adalah COO yang bertanggung jawab atas
Jean’s and Top Cp. Ltd. Pada tahun 2012, Board of Directors CATs Basic
memutuskan untuk menukar Mark dan Jean (Mark menjadi COO untuk
Jean’s and Top Co.Ltd begitu pula sebaliknya) untuk menjadi COO yang
baru di tiap perusahaan tersebut.
b. Berdasarkan data CATs Basic tahun 2012, menurut pendapat kalian,
apakah keputusan Board of Directors CATs Basic ini untuk menukar Mark
dan Jean tepat atau tidak? Manakah COO yang lebih baik menurut kalian,
Mark atau Jean? Sertakan perhitungan ROI dan alasan kalian!