modul pelatihan: pengelolaan media massa dan relasi …

33
MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media Penulis: Ir Febrina M I Siahaan M.A (Fin&Acc) M.Ikom TN BTS @tometrianto Kupu-kupu di lantai hutan @TN Gunung Palung

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media

Penulis: Ir Febrina M I Siahaan M.A (Fin&Acc) M.Ikom

TN BTS @tometrianto

Kupu-kupu di lantai hutan

@TN Gunung Palung

Page 2: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

-----------------------------------------------------

Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka meningkatkan kesadartahuan masyarakat terhadap upaya konservasi alam

sehingga mau bekerja sama dalam menjaga alam, maka diperlukan sumber daya manusia yang

kompeten dalam berkomunikasi. Kompetensi ini dibutuhkan untuk promosi dan pemasaran

jasa lingkungan wisata alam di kawasan konservasi. Untuk meningkatkan kompetensi sumber

daya manusia, maka dilakukan Pelatihan Strategi Komunikasi Untuk Promosi dan Pemasaran

Jasa Lingkungan Wisata Alam di Hutan Konservasi.

Terkait dengan pelaksanaan tersebut maka perlu ditetapkan kurikulum pelatihan dengan

Keputusan Kepala Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Modul Keterampilan

komunikasi ini dibagi atas empat bagian, yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Modul

pertama adalah tentang Komunikasi Persuasif, kemudian Modul Identifikasi Unique Selling

Points (USP) dan Penyusunan Pesan Kunci, dilanjutkan dengan Modul Pengelolaan Media Massa

dan Relasi Media, dan terakhir Modul Strategi Komunikasi (dan penyusunan Action Plan).

Naskah ini dimungkinkan dengan dukungan Rakyat Amerika melalui Badan Pembangunan

Internasional Amerika Serikat (USAID). Isi dari naskah ini adalah pendapat para penulis dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.

TN BTS @tometrianto

Page 3: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................... ii

Petunjuk Penggunaan Modul ..................................................................................................................................... 1

BAB 1: PENDAHULUAN ......................................................................................................................................... 2

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................................... 2

1.2 Deskripsi ..................................................................................................................................................... 3

1.3 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................................ 5

BAB 2: MEMAHAMI MEDIA MASSA ..................................................................................................................... 6

2.1 Fungsi Media Massa .................................................................................................................................. 8

2.2 Mengapa Anda Membutuhkan Media? ................................................................................................. 9

2.3 Mengapa Media Membutuhkan Anda? ............................................................................................... 12

2.4 Media Baru ............................................................................................................................................... 12

2.5 Media baru merupakan media yang pada saat ini sekarang sedang berkembang dan akan

terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Fenomena Viral ..................................................... 14

BAB 3: CARA KERJA JURNALIS .......................................................................................................................... 16

3.1 Tenggat Waktu (deadline) .................................................................................................................... 16

3.2 Jurnalis Bekerja dengan Penugasan ..................................................................................................... 17

3.3 Relasi Media (media relation) .............................................................................................................. 18

BAB 4: NILAI BERITA (NEWS VALUE) .............................................................................................................. 19

4.1 Apa Itu berita? ......................................................................................................................................... 20

4.2 Nilai Kekinian/ Keaktualan (recency) ................................................................................................. 20

4.3 Nilai Kedekatan (proximity) ................................................................................................................ 21

4.4 Nilai Keunikan (uniqueness) ................................................................................................................. 21

4.5 Nilai Kemanusiaan (human interest) .................................................................................................. 21

4.6 Nilai Tokoh (prominence) .................................................................................................................... 21

4.7 Nilai Skala (magnitude) .......................................................................................................................... 22

BAB 5: WAWANCARA ......................................................................................................................................... 23

5.1 Jenis-jenis Wawancara ........................................................................................................................... 24

5.2 The Do’s dan the Don’ts ...................................................................................................................... 25

BAB 6: DRILLING INTERVIEW ............................................................................................................................ 29

PENUTUP ................................................................................................................................................................... 30

Page 4: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 1

Petunjuk Penggunaan Modul

Modul disusun secara deduktif. Artinya, akan diawali dengan pemahaman-pemahaman yang

sifatnya umum, hingga keterampilan khusus dalam menghadapi jurnalis dan diakhiri dengan

pelaksanaan latihan (drilling) one on one1 yang akan disertai evaluasi per peserta.

Modul di bagian awal berisikan pengenalan tentang fungsi media massa. Selanjutnya peserta

akan dapat memahami tentang bagaimana cara kerja jurnalis, termasuk di dalamnya perihal

tenggat waktu atau deadline media yang penting untuk dipahami oleh juru bicara.

Bagian penting selanjutnya adalah mengenali News Value. Akan diuraikan bahwa ada “kriteria”

bagi sebuah informasi untuk dapat dimuat oleh media. Diharapkan saat memberikan

pernyataan, juru bicara atau pengelola Taman Nasional dapat memenuhi kriteria tersbut.

Bagian akhir adalah memahami tentang sifat dari wawancara media, serta apa yang patut (Do’s)

dan tidak patut (Don’ts) dilakukan selama wawancara.

1 One on One interview adalah terminologi dalam dunia jurnalistik yang berarti satu narasumber diwawancara oleh satu media. Terkadang, di beberapa media sering disebut dengan Wawancara Ekslusif

Page 5: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama ini banyak pihak yang melupakan pentingnya peran media bagi pembentukan “brand”

institusi atau organisasi. Masyarakat pada umumnya dan kelompok narasumber pada khususnya

mulai terjerat pada fungsi media sebagai penyampai informasi semata. Saya menyebut kondisi

seperti ini sebagai relasi satu arah: secara pasif Anda hanya menikmati sajian yang dihidangkan

oleh media. Tapi untuk menjalin kerja sama atau menjadi mitra kerja, banyak pihak yang merasa

enggan malah cenderung “anti pers”.

Selama proses pelatihan Media Handling ini kita akan melihat bagaimana Anda, yang diposisikan

sebagai Kelompok Narasumber dapat menjalin relasi simbiosis mutualisme dengan para

jurnalis.

Tahukah Anda bahwa taman nasional adalah kekuatan Indonesia? Dari 54 taman nasional, 6 di

antaranya adalah Situs Warisan Dunia, 9 taman bagian dari Jaringan Cagar Biosfer Dunia dan

5 taman merupakan lahan basah yang secara internasional dilindungi oleh Konvensi Ramsar.

Namun pertanyaannya adalah bagaimana memanfaatkan berita baik tersebut menjadi nilai

tambah bagi taman nasional khususnya dan negara pada umumnya. Bagaimana memublikasikan

informasi tersebut secara massal dan masif? Jawabannya, dengan memanfaatkan media massa.

Media massa dibutuhkan ketika sebuah institusi ingin membentuk citra positif di mata publik

ataupun ketika sebuah institusi ingin memberitakan sebuah informasi kepada publik. Media

massa dibutuhkan ketika sebuah institusi ingin membentuk opini publik, mempersuasi publik

untuk datang, menikmati, mengonsumsi dan mendayagunakan aset-aset budaya dan keindahan

alam Taman Nasional untuk kemaslahatan bersama.

Page 6: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 3

1.2 Deskripsi

Pada modul sebelumnya - Komunikasi Persuasi - peserta telah diperkenalkan pada Hirarki

Komunikasi dimana Komunikasi Massa adalah salah satu diantaranya. Secara singkat, telah

dibahas definisi dari Komunikasi Massa dan yang membedakannya dari Komunikasi

Interpersonal, Korporasi atau Grup. Namun, untuk memperdalam pemahaman, di bawah ini

ada DUA penjabaran makna dari Komunikasi Massa dari para teorist/cendikia dibidang

Komunikasi. Tulisan dan pemikiran mereka menjadi pegangan perkembangan Ilmu Komunikasi

hingga saat ini.

Pertama adalah John R Bittner, profesor bidang komunikasi yang bukunya menjadi pegangan

dibanyak universitas. Bitter mengatakan Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Selanjutnya, Mevlin De Fleur

dan Everett Dennis, dua pakar komunikasi lain mengatakan bahwa “Komunikasi massa adalah

suatu proses dalam mana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan

secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat

mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara.

Sedikit berbeda, namun kedua definisi memiliki persamaan yaitu: penggunaan media massa

sebagai chanel atau saluran untuk menyebarkan pesan kepada khalayak. Media adalah alat atau

sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak,

sedangkan pengertian media massa sendiri alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari

sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film,

radio dan televisi.

Media massa sendiri bisa dibagi atas dua kategori, yaitu:

1. Media cetak adalah media massa yang menggunakan gambar dan tulisan di atas kertas

dalam penyampaian informasinya, yakni Koran, Majalah, Tabloid, Buletin dan buku

2. Media elektronik. Berbeda dengan media cetak yang dibuat dengan menggunakan media

kertas, maka media elektronik menggunakan berbagai macam peralatan elektronik

dalam penyampaian informasinya. Yaitu, Televisi, Radio dan Internet.

Page 7: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 4

Pada Komunikasi Massa, komunikator umumnya adalah institusi. Bisa itu perusahaan,

pemerintah atau Lembaga non profit (LSM). Komunikator akan menggunakan channel yakni

MEDIA MASSA dalam menyampaikan sebuah informasi kepada publik.

Apakah semudah itu media massa akan memuat informasi yang disodorkan oleh insititusi?

Jawabannya: Tidak. Bayangkan jika semua informasi yang ditawarkan oleh publik, disebarkan

dan diterbitkan oleh media massa. Bisa-bisa koran terbit dengan 100 halaman dan durasi tayang

berita di TV bukan lagi 60 menit tapi 24 jam penuh. Artinya apa? Artinya ada kriteria berita

yang ditetapkan oleh media.

Hal itu juga berarti, pernyataan dan informasi yang Anda sampaikan selama dikemas dalam

frame newsworthy atau berita layak muat/ tayang, kemungkinan besar akan dimuat oleh media

yang bersangkutan. Kemasan newsworthy yang juga akan dibahas dalam pelatihan ini bukan

sesuatu yang sulit selama Anda mengetahui tips dan triknya.

Manual dan sesi pelatihan ini dirancang untuk membantu Anda menemukan cara-cara terbaik

dan memaksimalkan kesempatan Anda untuk memperoleh liputan media. Mengapa saya

menggarisbawahi kata “cara terbaik”? Karena sebagai narasumber, Anda tidak dapat menjamin

bahwa media yang hadir dalam acara Anda, akan menulis laporan tentang acara tersebut.

Seringkali jurnalis meliput satu acara, tapi tidak mempublikasikannya.

Jika Anda ingin acara Anda pasti dimuat di media, cara termudah adalah dengan membeli

“kapling,” misalnya dengan membuat advertorial atau inforial pada media cetak (koran atau

majalah). Namun harus diingat bahwa informasi yang muncul dalam pemberitaan memiliki nilai

yang lebih baik dibandingkan informasi yang tersaji lewat iklan (inforial/ advertorial). Secara

umum, kepercayaan publik terhadap media massa lebih tinggi jika dibandingkan dengan

periklanan.

Informasi yang dimuat dalam sebuah iklan layanan masyarakat sekalipun sering dianggap bias

dan hanya memuji-muji diri sendiri. Apalagi jika bentuknya adalah adver-torial (mirip

advertising). Tidak akan banyak orang menaruh minat untuk membacanya karena dinilai berat

sebelah. Kunci dari kemampuan membuat sebuah informasi yang memiliki nilai berita adalah

memahami apa yang publik inginkan dan perlu ketahui.

Page 8: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 5

1.3 Tujuan Pembelajaran

Mengikuti Pelatihan Media Handling dalam 1-2 hari tentunya tidak menjadikan Anda seorang

narasumber atau spokesperson yang piawai. Tidak akan secepat itu.

• Pelatihan ini akan pertama-tama memberi Anda pehamaman dasar tentang apa itu

media, jurnalis dan cara kerjanya;

• Lalu menggali apa kendala Anda ketika berhadapan dengan media;

• Bagaimana menemukan kesempatan untuk menyampaikan begitu banyak informasi

berharga di lingkungan kerja Anda kepada publik, melalui media, dan terakhir setelah

kesempatan itu ditemukan;

• Bagaimana Anda menyampaikan pesan-pesan itu dalam sebuah wawancara, baik melalui

wawancara doorstop, wawancara one-on-one atau melalui telepon.

Maksimalkan diri Anda dengan manual ini, juga sesi-sesi daring dan luring yang disajikan.

Page 9: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 6

BAB 2

MEMAHAMI MEDIA MASSA

Bagian penting dari sebuah berita adalah Lead yang sering juga disebut sebagai “teras” berita,

sebuah paragraf mini yang menggambarkan keseluruhan berita.

Coba perhatikan contoh-contoh lead di bawah ini:

Contoh pertama:

Kementerian Lingkungan Hidup dinilai gagal menindak tegas pelaku penembakan orangutan

di kawasan Taman Nasonal Tanjung Puting. Organisasi pelindung satwa langka nasional maupun

dunia mengutuk lambatnya pemerintah menangani hal ini.

Contoh kedua:

Pengamat Pariwisata, Sapta Nirwandar mengatakan, “Fakta bahwa ada taman nasional yang

melarang dan menutup jalur pendakian, tapi ada juga yang masih dibuka walaupun kondisi

COVID-19 belum reda menunjukkan inkonsistensi dan lemahnya pengawasan dari

Direktorat KSDAE di lapangan”.

Contoh ketiga:

Penemuan telur makhluk purba di Pulau Melinjo membuat petugas Taman Nasional Kepulauan

Seribu bergerak, Rabu 3 Juni 2020. Bahkan para petugas sampai menerjang ombak di laut

Kepulauan Seribu untuk buru-buru melihat lokasi telur makhluk purba tersebut. Kisah ini

dibagikan akun instagram resmi Taman Nasional Kepulauan seribu @tnlkepulauanseribu yang

ditulis oleh Bhaktiar.

Perhatikan contoh pertama dan kedua. Kata-kata: lemah, inkonsistensi,

gagal, menunjukkan bahwa kedua pemberitaan tersebut memiliki ”tone” negatif. Sebagai

respon dari kedua pemberitaan tone negatif tersebut maka ada hal yang harus Anda

perhatikan:

Page 10: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 7

1. Siap-siaplah menerima telepon/ doorstop/ surat wawancara dari media/ jurnalis yang

pasti akan menindaklanjuti pemberitaan tersebut.

2. Anda harus menyiapkan key message atau Corporate Statement, yang merupakan

jawaban resmi dari Kementerian. Hati-hatilah jika tidak ada jawaban resmi atau Anda

menyiapkan jawaban sendiri karena malah bisa menjadi ”bola liar”. Mengapa? Bayangkan

jika jawaban yang diberikan oleh Menteri, Staf Ahli, dan para dirjen berbeda untuk

pertanyaan yang sama.

Untuk berita ketiga, Anda mungkin lebih bisa bernafas lega karena tonenya yang positif.

Tetapi harus diingat, bagaimanapun tone peliputan media atas institusi Anda (positif atau

negatif), tetap keduanya dihasilkan sebagai produk karya seorang jurnalis. Jadi, apapun isi dari

peliputan tersebut (baik atau buruk) maka Anda tetap memiliki kemungkinan untuk

berhadapan dengan jurnalis yang menulisnya.

Bedanya, jika mendapat pemberitaan negatif maka yang

menindaklanjuti berita tersebut tidak hanya media yang

menayangkan berita, tetapi media-media lain juga akan ikut-

ikutan menindaklanjuti.

Katakan berita pertama diunggah di Detik.com, maka keesokan

harinya Kompas, Media Indonesia, Vivanews, Suara.com,

Detik.com sendiri, Investor Daily, dan lain-lain besar kemungkinan akan menindaklanjuti berita

hangat tersebut. Sementara untuk berita yang positif atau normatif, kecil kemungkinan untuk

terjadi “tindak lanjut beramai-ramai” seperti itu. Kecuali, skala peristiwa cukup besar dan nilai

berita tinggi.

Jika berita yang dimuat menguntungkan KSDAE , maka Anda perlu untuk terus

berkorespondensi dengan media guna menyampaikan keberhasilan program Anda yang lain.

Jika berita yang dimuat merugikan, Anda pun tetap harus berkorespondensi dengan media guna

memberikan klarifikasi. Jika tidak, isu negatif dapat bergulir terus seperti bola salju dan Anda

tidak akan pernah tahu bagaimana akhirnya.

Page 11: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 8

2.1 Fungsi Media Massa

Media massa bisa menjadi sebuah alat (tools) yang sangat efektif untuk memberitakan

kesuksesan kebijakan, pengawasan dan program-program dari Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan.

Media massa adalah lembaga yang secara hukum diberikan keleluasaan untuk menyebarkan

informasi tidak hanya nasional, tapi internasional. Mereka memiliki jaringan operasinal dan

system kerja yang memungkinkan informasi tersebar.

Fungsi utama media massa adalah sebagai channel informasi. Dan ini berlaku dua arah. Sebagai

narasumber, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggunakan media massa untuk

menyebarkan informasi kepada masyarakat. Dan bisa berlaku sebaliknya. Informasi dari

masyarakat dapat ditampung sebagai sebuah masukan bagi kementrian. Misalnya, ketika ada

wawancara dengan Asosiasi Travel perihal kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional

Komodo, yang menyebabkan penurunan drastis paket-paket liburan ke Pulau Komodo dan

sekitarnya, tentu Anda sebagai pejabat kementerian terkait bersyukur atas insight yang dimuat

oleh media tersebut.

Selain sebagai saluran penyebar informasi, fungsi-fungsi media yang lain, adalah:

- Memotivasi publik:

Pengusaha akan termotivasi ketika ada kebijakan dari Pemda perihal penyediaan rumah

murah kontrakan bagi buruh karena dapat membantu menekan biaya hidup buruh.

- Memberi rasa aman kepada masyarakat:

Masyarakat akan merasa aman ketika ada informasi dan sosialisasi dari Direktorat

Pengelolaan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahwa pemerintah

telah menyediakan teknologi dan alat pendeteksi hujan badai buatan Jerman. Sehingga

hujan badai bisa diantisipasi dan dapat mengurangi resiko banjir bandang.

- Memberikan peringatan atau saran:

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan peringatan kepada para pelaku

illegal logging bahwa pemerintah dan parlemen sedang menggodok Undang-undang

Page 12: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 9

baru perihal tindakan mereka. Setelah disahkan, maka para pelaku bisa dikenakan

hukuman penjara seumur hidup.

- Melakukan edukasi untuk membangun kesadaran publik:

Edukasi dari Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem tentang fenomena

alam yang terjadi ribuan tahun lalu di Taman Nasional Gunung Tambora. Ditemukan

bukti-bukti bahwa Indonesia dan Australia adalah satu benua.

- Mempromosikan suatu kegiatan, barang atau isu:

Berita berkelanjutan tentang perkembangan pertemuan menteri-menteri lingkungan

hidup se- ASEAN, termasuk dalam fungsi ini.

- Meningkatkan profil Anda

Fungsi ini akan lebih terasa ketika (misalnya) Taman Nasional Leuser menjadi lokasi

pertemuan para ahli sejarah se-dunia.

- Mempengaruhi opini publik

Pemberitaan bertubi-tubi atau gencar disertai foto-foto yang dramatis tentang

kematian orang utan, akan menggerakkan massa untuk bergerak dan menyelamatkan

orang utan. Biasanya aksi solidaritas akan diciptakan di media sosial, dunia maya, lalu

bergerak secara luring.

- “Mencuri perhatian” para pembuat keputusan (misalnya DPR)

Contoh tentang pemberitaan orang utan di atas, berpotensi juga membuat anggota

DPR bersuara.

2.2 Mengapa Anda Membutuhkan Media?

Perlu Anda pahami bahwa dalam dalam sebuah susunan redaksi, jurnalis dibagi atas bidang-

bidang peliputan seperti jurnalis politik atau nasional, yakni mereka yang meliput berita politik

dan/atau kejadian berskala nasional; jurnalis kesehatan yang biasanya digabung dengan

Page 13: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 10

kebudayaan atau bidang lain yang beritanya tidak terlalu banyak dimuat pada media umum;

jurnalis olahraga; jurnalis musik dan seni, lalu jurnalis ekonomi dan bisnis.

Jurnalis ekonomi dan bisnis (ekbis) pun dibagi pula dalam beberapa sub-bidang, seperti: jurnalis

keuangan/ makro yakni mereka yang sehari-harinya nongkrong di Kementerian Keuangan atau

Bank Indonesia; jurnalis pertambangan dan energi (yang biasanya liputan di Pertamina atau

Kementerian ESDM), jurnalis Sektor Riil/Retail (umumnya liputan di Kementerian Industri dan

Kementerian Perdagangan) dan seterusnya. Beberapa media mungkin memiliki segmen/ bidang

yang berbeda lagi, namun garis besarnya atau lazimnya adalah seperti digambarkan di atas.

Jika Anda adalah pejabat di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan, maka mitra kerja Anda adalah jurnalis dari berbagai desk

(segmen liputan). Bisa jadi suatu ketika Anda diwawancara oleh jurnalis

desk ekonomi bisnis tentang penerimaan negara dari penjualan tiket

Taman Nasional. Bisa juga dengan jurnalis lingkungan tentang ancaman

kepunahan satwa langka. Bisa dengan jurnalis kriminal tentang

penyeludupan gading gajah ke pasar gelap di Amerika Latin. Bisa dengan jurnalis kesehatan

tentang Taman Nasional sebagai paru-paru dunia dan seterusnya.

Artinya Anda perlu betul memahami cara kerja jurnalis. Apa beda jurnalis desk satu dengan

yang lainnya? Dan bagaimana konsekuensinya terhadap Anda sebagai seorang narasumber.

Artinya juga, sebenarnya insitusi Anda berpotensi untuk mendapat banyak peliputan media

massa, dari berbagai sudut pandang (angle).

Kabar baik, bukan? Satu hal yang perlu dipahami sebagai pelayan masyarakat, lembaga

pemerintahan perlu akses untuk menjangkau rakyat yang dilayaninya. Akses ini diperlukan tidak

hanya untuk menyampaikan sebuah informasi, tapi juga untuk menangkap suara masyarakat.

Lalu bagaimana caranya? Jangan lupa bahwa negara kita adalah negara kepulauan di mana pulau

pulau tersebar sporadis. Jadi, lupakan cara komunikasi massa kuno lewat pertemuan tatap

muka di tanah lapang. Atau, dengan menggunakan metoda papan pengumuman. Alasannya,

pertama sumber daya manusia yang ada di Kementerian LHK tidak mencapai puluhan juta. Sulit

untuk menjangkau massa tanpa instrumen yang masif. Kedua, massa mungkin tidak terlalu

mempercayai Anda sebagai pemerintah, sehingga berkeinginan menumpahkan aspirasi, atau

uneg-uneg secara langsung.

Page 14: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 11

Maka, mau tidak mau, Anda perlu suatu perpanjangan tangan. Sebuah institusi atau organisasi

yang memiliki jaringan cukup luas, bahkan sangat luas kepada masyarakat. Selain itu, lembaga

atau organisasi itu harus bisa dipercaya, kredibel, sehingga tidak ada keengganan untuk berbagi

informasi. Jawabannya tentu saja: media massa.

Kenalilah cara pandang jurnalis

Jurnalis menganggap diri mereka sebagai penjaga masyarakat. Mereka hampir selalu

mendengarkan pemikiran dan kekhawatiran publik terlebih dahulu. Jurnalis ada bukan untuk

“menyenangkan Anda”. Mereka ada untuk mengatakan hal yang terjadi kepada masyarakat.

Di lapangan, seringkali yang terjadi adalah seperti ini: Jika hal yang terjadi adalah hal yang baik,

organisasi mencari perhatian media dengan mengadakan konferensi pers, kunjungan media dan

seterusnya. Sebaliknya, ketika ada kejadian yang tidak menguntungkan bagi insitutisi, maka

dengan segera menjauhi media. Menutup pintu rapat rapat dari permintaan wawancara jurnalis.

Sikap seperti yang terakhir ini tidaklah tepat. Mestinya, jika hal buruk terjadi, institusi tetap

harus bersikap kooperatif dan terbuka terhadap media massa.

Publik dan karenanya jurnalis juga, mengharapkan pihak yang memiliki tanggung

jawab atas suatu situasi atau kejadian, dapat bertanggung jawab dengan

memberikan informasi dan konfirmasi tentang keterlibatannya dengan sejujur-

jujurnya. Secara naluri, jurnalis terpanggil untuk selalu mengangkat isu korupsi atau

inkompetensi sebuah organisasi, pejabat, aparat, bahkan presiden sekalipun, jika berdampak

terhadap publik.

Jurnalis diharuskan untuk mengangkat kedua sisi sebuah

berita. Jadi jika ada kritik terhadap suatu hal yang berada di

bawah tanggungjawab Anda, maka Anda memiliki suatu

kesempatan untuk langsung mempersiapkan rekaman dan

menggunakan hak jawab Anda. Gunakan kesempatan ini

untuk menjelaskan kenapa dan apa yang telah anda

lakukan untuk memperbaikinya. Wawancara doorstop

Page 15: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 12

2.3 Mengapa Media Membutuhkan Anda?

Bukan rahasia lagi kalau pariwisata adalah salah satu penggerak ekonomi negara. Kalaupun

sekarang belum optimal, namun ke depan hal tersebut sangat diharapkan.

▪ Kepulauan Seribu adalah Taman Warisan ASEAN;

▪ Betung Kerihun adalah calon Situs Warisan DUNIA;

▪ Danau Sentarum adalah bagian dari Situs RAMSAR;

▪ Pulau Komodo masuk 50 tempat paling Instagramable di DUNIA.

Media membutuhkan berita-berita seperti itu, dibandingkan berita normatif yang sebenarnya

bobotnya kurang menjual. Ini sebenarnya peluang bagi Anda di Kementerian Lingkungan

Hidup, khususnya Ditjen KSDAE untuk memanfaatkan media, dengan menyampaikan informasi

tentang keberhasilan, atau program-program yang ingin Anda sosialisaikan secara nasional

maupun internasional.

2.4 Media Baru

Media baru adalah media yang berbasis internet dengan menggunakan komputer dan telepon

genggam canggih. Dua perkembangan teknologi yang memungkinkan lahirnya fenomena

media baru ini adalah perkembangan masif pada komunikasi satelit dan pemanfaatan

komputer hampir diseluruh aspek keseharian hidup manusia

Internet telah membawa perubahan yang signifikan terhadap kebaruan media (new media).

New media adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan era digital,

komputer atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. New media

dianggap sahih apabila dalam karakternya terdapat konvergensi atau penyatuan beragam

platform ke dalam satu wadah yang disebut multi platform.

International Telecommunication Union (ITU) (2006) mendefinisikan konvergensi media

sebagai kemampuan jaringan-jaringan yang berbeda untuk mengantarkan jenis layanan yang

sama, seperti melalui protokol internet. Media yang sudah mengalami konvergensi mempunyai

sifat interaktif dan tidak mengenal lagi batas-batas wilayah negara. Konvergensi juga

menyebabkan media baru menyatukan media-media yang sudah mucul sebelumnya, seperti

media cetak dan elektronik (media konvensional). Manifestasi dari konvergensi ini ditemukan

Page 16: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 13

dalam internet. Konsep internet inilah yang kemudian dipahami sebagai media baru dalam

sebuah tulisan dan sebagai penanda munculnya jurnalisme daring (online journalism).

Ciri-ciri utama internet sebagai media adalah :

a. Teknologi berbasis komputer

b. Potensi interaktif

c. Fungsi publik dan privat

d. Peraturan yang tidak ketat

e. Kesalingterhubungan

f. Ada dimana-mana, tidak tergantung lokasi

g. Dapat diakses individu sebagai komunikator

h. Media komunikasi massa dan pribadi

Perbedaan media baru dan media lama adalah:

a. Media baru menutupi keterbatasan pada media cetak dengan memungkinan terjadinya

percakapan antar banyak pihak

b. Memungkinkan penerimaan secara simultan

c. Menyediakan obyek global secara instan, bisa disiarkan langsung atau live dari mana pun

Fenomena lain adalah kelahiran media sosial. Apa itu? Media sosial adalah fitur berbasis

website yang dapat membentuk jaringan serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam

sebuah komunitas. Ya, komunitas! Pada media sosial, kita dapat melakukan berbagai bentuk

pertukaran, kolaborasi dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan visual maupun audiovisual.

Contohnya seperti Twitter, Facebook, Blog, Forsquare dan lainnya.

Manfaat sosial media adalah menentukan personal branding yang diinginkan, mencari

lingkungan yang tepat, mempelajari cara berkomunikasi, untuk konsistensi dan sebagai mix the

media. Lewat media sosial, Anda bisa menyaksikan sebuah tayangan di televisi, yang juga

disiarkan ke jutaan pemirsa di saat bersamaan. Konon, saat ini orang tidak lagi menonton TV.

Mereka menonton telepon genggamnya.

Media sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan konsumen, dapat

menjadi media untuk membentuk komunitas daring. Media sosial dapat menjadi bagian dari

Page 17: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 14

keseluruhan e-marketing strategy yang digabungkan melalui sosial media lain. Serta sebagai

jalan menemukan menciptakan para brand evangelist, yakni mereka yang sangat percaya pada

produk atau layanan tertentu, sehingga mempromosikannya secara agresif kepada orang lain.

Media sosial memberikan peluang masuk komunitas yang telah ada sebelumnya dan

memberikan kesempatan mendapatkan feedback secara langsung.

Apa yang dimaksud dengan network society juga menuai pendapat yang beragam dari

masyarakat. Sebagian besar orang beranggapan bahwa media sosial dan jaringan media adalah

format lain sebuah organisasi. Beberapa orang beranggapan bahwa jaringan adalah sebuah

demokrasi yang terjadi secara alami. Namun, ada kelompok yang sepakat mengatakan bahwa

network society itu jauh lebih transparan dibanding institusi. Terlepas dari beragam pendapat

di atas, network adalah sesuatu hal yang terbuka bagi siapa saja dan di mana saja..

2.5 Media baru merupakan media yang pada saat ini sekarang sedang

berkembang dan akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman.

Fenomena Viral

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V, kata “viral” memiliki arti berkenaan

dengan virus dan/ atau bersifat menyebar luas dengan cepat seperti virus. Begitu juga dalam

Oxford Learner‟s Pocket Dictionary Fourth Edition, kata “viral” memiliki arti virus. Merujuk

pada ilmu Sains, kata tersebut berhubungan dengan sifat, dampak yang dtimbulkan oleh virus

dan juga sesuatu yang berkaitan dengan virus tersebut.

Apabila diterjemahkan dari Cambridge Dictionary Online, kata tersebut memiliki dua makna,

yakni “relating to or caused by a virus (berkaitan atau disebabkan oleh virus),” dan juga “used

to describe something that quickly becomes very popular or well known by being published

on the internet or sent from person to person by email, phone, etc (digunakan untuk

menggambarkan sesuatu yang ketenarannya sangat cepat atau dikenal dengan penyebaaran

informasi di internet atau dikirim dari orang ke orang melalui e-mail, telepon dan lain-lain)”.

Viral dalam dunia marketing atau pemasaran memiliki arti sebagai sesuatu atau segala metode

yang digunakan untuk mengenalkan berbagai produk perusahaan ke masyarakat luas. Contoh

viral marketing yaitu, misalkan dalam video klip sebuah lagu ada penampakan hantu. Dengan

Page 18: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 15

tersebarnya isu tersebut maka masyarakat luas terutama netizen berlomba-lomba untuk

menonton video tersebut yang diduga ada hantunya. Sehingga lagu tersebut menjadi terkenal

di masyarakat. Berkaitan dengan media daring yang berhubungan langsung dengan internet,

kata viral di dunia maya ditunjukan kepada setiap status, gambar, foto, video dan segala

informasi lain yang menyebar dengan cepat dan meluas antar pengguna media sosial (internet).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa berita viral adalah informasi yang

cepat tersebar.

Page 19: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 16

BAB 3

CARA KERJA JURNALIS

3.1 Tenggat Waktu (deadline)

Ini sering dilupakan oleh narasumber, namun semacam harga mati bagi jurnalis. Maksudnya

begini. Produk media, yaitu berita adalah konten dari sebuah platform. Bisa digital (web) bisa

juga cetak (koran, majalah) atau elektronik seperti televisi, radio. Nah, apapun platform yang

dipakai untuk memuat sebuah berita namun ada satu kesamaan. Berita ada “masa”nya. Karena

penayangan maupun penerbitan memiliki jadwal. Koran memiliki jadwal terbit, yaitu setiap hari.

Majalah mingguan memiliki jadwal terbit. Misalnya Tempo setiap hari Senin. Televisi juga punya

jadwal. Liputan 6, besutan andalan dari stasiun TV SCTV memiliki skedul tayang yaitu pukul

17.00 hingga 18.00, dan seterusnya. Jika ada jadwal, berarti ada tenggat. Yaitu batas waktu

sebuah informasi ditunggu oleh dewan redaksi, agar bisa ditayangkan dan dipublikasikan kepada

publik pada edisi dan jadwal yang telah ditentukan.

Misal informasi Anda direncakan untuk tayang pada sebuah acara berita, pada pukul 6 sore.

Namun Anda baru menerima jurnalis pada pukul 17.30 atau setengah jam sebelumnya, maka

jangan berharap wawancara Anda bisa masuk berita tersebut. Memangnya tidak butuh

persiapan untuk menaikkan sebuah berita? Butuh editing, cutting, dan seterusnya. Kecuali

wawancara Anda berlangsung live. Bahkan tayangan langsung pun butuh persiapan untuk

urusan ini dan itu. Mungkin Anda harus selesai wawanacra paling lambat puku 2 sore untuk

bisa masuk berita di televisi pada jam 6 sore. Dengan kata lain, tenggat waktu atau deadline

Anda pukul 2 sore. Lewat dari itu, dead alias tidak ditayangkan.

Page 20: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 17

Ada dua alternatif jika ini terjadi: jika wawancara Anda begitu menarik dan memiliki nilai

berita tinggi, maka besar kemungkinan akan ditayangkan pada jam berikutnya atau besoknya.

Atau, jika benar-benar genting, maka akan dimuat di “breaking news” khusus.

Alternatif kedua, berita Anda tidak menarik, tidak memiliki nilai berita. Jika seperti ini

kondisinya maka wawancara Anda akan didrop. Kasarnya, dibuang.

3.2 Jurnalis Bekerja dengan Penugasan

Ingatlah, jurnalis profesional bekerja atas dasar penugasan. Tidak ada reporter/ jurnalis

keluyuran mencari berita tanpa ada penugasan yang resmi dari redaksi. Mengapa penugasan ini

penting? Jawabannya untuk koordinasi. Ini berkaitan dengan elemen kedua media, yaitu media

sebagai sebuah perusahaan atau institusi atau organisasi. Artinya, ada sebuah sistem kerja yang

terstruktur.

Sistem kerja media berputar pada sebuah sumbu yang teratur yang terorganisir oleh sebuah

Sidang Redaksi. Di beberapa media istilah Sidang Redaksi mungkin lazim disebut News Room,

Ruang Kontrol atau Ruang Kendali Berita. Intinya sama, cara kerjanya 11-13 antara satu dengan

lainnya. Untuk media harian, maka rapat-rapat redaksi diadakan di awal hari (pagi) untuk

menentukan apa saja berita yang akan dimuat, ditindaklanjuti atau sebaliknya diturunkan. Ini

penting, karena sebagaimana dibahas di atas, media memiliki batasan. Bisa batasan halaman,

durasi atau kuota data.

Sebut saja, Harian TEKAD. Di pagi hari, mulai dari pimpinan redaksi, pada redatur/ editor,

kordinator liputan, kordinator foto, grafis dan lainnya merencanakan outline pemuatan berita.

Halaman pertama, tentang nasib PDP Corona yang tersebar di rumah sakit di seluruh

Indonesia. Juga ada wawancara dengan Menteri Kesehatan Terawan, keluarga korban dan

Direktur Rumah Sakit Persahabatan. Halaman kedua, rubrik Ekonomi, menaikan berita

jatuhnya harga saham. Halaman ketiga, rubrik olahgara, tentang pembatalan Olimpiade 2020

dan seterusnya.

Dari rencana tayang, diturunkan menjadi penugasan-penugasan. Jurnalis A, menghadiri Jumpa

Pers Presiden Jokowi di Istana; Jurnalis B melakukan wawancara telepon dengan Menteri

Kesehatan; Jurnalis C melaju ke RS Perahabatan, dan seterusnya.

Page 21: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 18

3.3 Relasi Media (media relation)

Lalu, apa yang harus Anda lakukan untuk membina relasi profesional yang baik dengan

jurnalis atau media massa?

• Membuat kontak media adalah hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan

untuk menjamin bahwa permasalahan yang Anda anggap penting, akan dapat sampai ke

mata dan telinga publik. Hal demikian berlaku secara timbal-balik. Perlu Anda ketahui

bahwa setiap media memiliki database (paling tidak) nama dan nomor telepon orang-

orang yang dianggap penting. Jadi tidak perlu kaget jika suatu ketika seorang jurnalis

menelpon Anda, walaupun Anda tidak pernah memberikan nomor kontak Anda.

• Janganlah berharap bahwa jurnalis akan mendengarkan Anda jika Anda

tidak membantu mereka dalam upaya mencari informasi. Ingat bahwa jurnalis

memiliki akses untuk mendapatkan informasi dari mana saja dan dari siapa saja. Justru

dengan menolak untuk membantu, Anda mungkin akan kecewa dengan hasil dari liputan

mereka. Berkontribusilah terhadap proses tersebut untuk menjaga agar publik tetap

terinformasikan dengan baik.

• Berikan informasi terkini kepada para jurnalis. Segera setelah sesuatu hal yang

penting terjadi, beritahukan ke media. Anda membutuhkan mereka sesegera mungkin.

Jika Anda secara teratur muncul di hadapan publik, pertimbangkan untuk memiliki staf

komunikasi atau unit komunikasi dalam organisasi Anda. Pertimbangkan juga untuk

memiliki situs internet.

• Buat diri Anda tersedia untuk mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menggelar

pertemuan harian atau mingguan secara reguler atau ketika suatu situasi yang spesifik

terjadi. Anda juga dapat membantu dengan memberikan briefing kepada reporter

terhadap perkembangan-perkembangan penting yang terjadi. Jagalah agar hubungan

tetap profesional. Jangan pernah menawarkan para jurnalis uang atau imbalan dalam

meliput suatu berita atau agar tidak menyiarkan suatu informasi kepada publik. Hal

ini sangat tidak etis dan akan merusak kredibilitas dari para jurnalis tersebut. Hal

tersebut juga dapat menimbulkan kesan kepada jurnalis, bahwa Anda sedang

menyembunyikan sesuatu.

Page 22: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 19

BAB 4

NILAI BERITA (NEWS VALUE)

Penting untuk memahami apa yang diinginkan oleh media dari seorang Narasumber. Seringkali

pertanyaan-pertanyaan berikut ini muncul saat pelatihan semacam ini dilaksanakan:

Pertanyaan 1: “Bagaimana sebenarnya jurnalis memilah informasi yang dipublikasikan? Karena

sering kali saya sudah bicara panjang lebar, ehh, yang keluar hanya bagian tertentu saja, yang

justru tidak saya harapkan untuk keluar di koran.”

Pertanyaan 2: “Mengapa headline atau pemberitaan yang keluar di media yang satu berbeda

dengan yang lain? Padahal narasumbernya satu, yaitu saya sendiri.”

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas sebenarnya hanya satu: news value. Beberapa

media menyebutnya news worthy, bisa juga “Berita Layak Muat” atau layak tayang jika di media

elektronik.

Intinya: tidak semua informasi adalah berita!

Mungkin pernyataan di atas juga menjadi pertanyaan, atau bisa jadi kegundahan bagi Anda

pejabat di kalangan Kementerian Lingkungan Hidup. Seringkali materi yang disiapkan oleh staf

Hubungan Masyarakat (HUMAS), hanya berakhir di meja jurnalis, tanpa ada sedikitpun isinya

yang naik cetak atau dipublikasikan.

Untuk dapat memecahkan masalah tersebut, maka pahamilah bahwa ada unsur-unsur yang

harus terkandung dalam sebuah informasi sehingga media berselera untuk memuatnya. Satu

hal yang pasti, media menolak untuk memuat berita yang:

Normatif/ seremonial, atau sangat umum sifatnya. Contoh: Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan menambah 15 orang staf untuk membantu melaksanakan pelayanan

teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di daerah-daerah tertinggal.

Perhatikan bahwa berita ini sangat minim dalam aspek “What’s in it for public?” Orang bisa

saja setelah membaca lead atau paragraf mini yang menggambarkan keseluruhan berita,

Page 23: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 20

langsung enggan untuk membaca kelanjutan beritanya (jika dimuat, misalnya), dan hanya

berkata: So what? Contoh lain yang sifatnya seremonial, misalnya: Menteri Lingkungan Hidup

membuka turnamen bola voli antar divisi – Jurnalis dengan cepat akan berkata: so what?

4.1 Apa Itu berita?

Kecuali Anda memang sudah membeli ruang di media untuk sebuah iklan layanan atau

Advertorial, satu-satunya cara untuk memasukkan informasi ke media adalah dengan menjamin

bahwa informasi tersebut memiliki nilai berita (news value). Ketika memberi suatu

informasi, sasaran Anda bukan jurnalis tapi audiens dari media tempat jurnalis tersebut bekerja.

Anda perlu memberikan informasi yang diinginkan atau diperlukan oleh audiens mereka.

Jika hal tersebut bukanlah demi kepentingan publik atau hal yang menarik perhatian publik,

maka para jurnalis tidak akan meliput informasi yang dikirimkan ke

mereka. Triknya adalah bagaimana memahami cara

berpikir para jurnalis. Ketika mereka menerima informasi dari

kita, para jurnalis haruslah dapat menjawab “ya” untuk pertanyaan-

pertanyaan berikut ini:

4.2 Nilai Kekinian/ Keaktualan (recency)

Apakah informasi bersifat aktual atau terkini? Jika masyarakat sudah mengetahui informasi yang

Anda berikan, mengapa mereka mau membeli surat kabar untuk mengetahui mengenai hal

tersebut? “Terkini” merujuk kepada hal-hal yang baru saja terjadi atau akan terjadi, atau

informasi tersebut belum dipublikasikan atau disiarkan dalam suatu berita.

Contoh: Kinerja KLHK selama tahun 2019 adalah yang tertinggi selama satu dekade terakhir.

Berita ini memang sangat menggoda jika saja tidak dipublikasikan pada bulan Juni 2020.

Masyarakat lebih tertarik dengan kinerja Semester I 2020, yang bisa jadi tidak setinggi

ketertarikan berita pada 2019, karena Kinerja di 2020 lebih nyata dan baru.

Page 24: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 21

4.3 Nilai Kedekatan (proximity)

Apakah informasi ini relevan dengan keseharian? Apakah informasi tersebut penting bagi para

pembaca, pemirsa dan pendengar? Apakah hal tersebut akan membawa pengaruh bagi hidup

mereka? Apakah hal tersebut cukup penting atau menarik sehingga mempunyai nilai untuk

dipublikasikan atau disiarkan.

Kedekatan Geografis

Contoh: Masyarakat di Jakarta tidak tertarik membaca berita tentang bantuan buku tulis 500

lusin yang Anda berikan kepada sebuah sekolah di Pacitan.

Kedekatan Emosional

Contoh: “Menurut Anda, apakah masyarakat Indonesia tertarik dengan isu pergantian staf

eselon III atau IV di Kementerian Lingkungan Hidup?” Jawabannya: “Tidak.”

4.4 Nilai Keunikan (uniqueness)

Disebut juga keanehan (oddity), keluarbiasaan, keunikan, ketidaklaziman, ketidakumumam. Hal

yang unik, tidak lazim, aneh, tidak biasa. Manusia cenderung ingin tahu tentang segala hal yang

unik dan aneh. Hal-hal yang belum pernah atau tak bisa ditemui dalam kehidupan sehari-

hari dan menarik perhatian. Contoh: informasi bahwa di salah satu taman nasional di Sumatra

ditemukan hewan langka yang mirip Komodo di Timur Indonesia

4.5 Nilai Kemanusiaan (human interest)

Bisa berupa peristiwa yang menyentuh perasaan kemanusiaan seperti perbudakan dan

penganiayaan, perjuangan bangsa yang masih dijajah atau peritsiwa apa pun yang dapat

menimbulkan efek emosi dan menimbulkan simpati.

Pada dasarnya, manusia senang mendengarkan kisah tentang manusia lain. Itu sebabnya,

Tsunami Aceh sudah 15 tahun berlalu namun kisah Anak yang selamat di tengah lautan dengan

mengenakan kaos pemain bola internasional, hingga kini tak hilang ditelan waktu.

4.6 Nilai Tokoh (prominence)

Peristiwa yang melibatkan tokoh terkenal, figur publik, artis, pejabat atau idola masyarakat

selalu menarik. Semakin terkenal sesorang, maka beritanya akan semakin bernilai.

Page 25: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 22

4.7 Nilai Skala (magnitude)

Nilai berita magnitud artinya seberapa luas pengaruh suatu peristiwa bagi publik atau

masyarakat luas. Contoh: kenaikan harga BBM. Luasnya pengaruh suatu berita bagi masyarakat

menentukan apakah berita bernilai atau tidak.

- Siapakah audiens/ pembaca medianya?

Jika sasaran Anda adalah media nasional seperti Kompas, Tempo, Bisnis Indonesia, Media

Indonesia, Kontan dan lain-lain, maka Anda harus memberikan informasi yang memiliki

skala nasional. Sebaliknya jika berita Anda berskala lokal, misalnya berita kegiatan di

wilayah DKI Jakarta, Anda cukup berkorespondensi atau mengundang jurnalis dari media

lokal seperti Berita Kota, Warta Kota, Pos Kota dan sejenisnya atau dari radio yang

cakupan beritanya lebih luas dibanding koran nasional yang terbatas halamannya.

- Tips untuk menajamkan pertimbangan berita Anda: mulailah memperhatikan

berita-berita dan lakukanlah analisa mengapa berita-berita tersebut diliput. Jangan hanya

berpikir mengenai media nasional. Jurnalis lokal mungkin dapat lebih banyak membantu

Anda, terutama jika anda ingin memberikan informasi kepada suatu komunitas khusus

atau ketika suatu ada kegiatan tertentu atau ketika ada bencana alam terjadi. Mereka

mungkin juga dapat memberikan Anda ruang/ kolom lebih banyak. Misalnya, jika Anda

ingin publik disebuah kecamatan atau kabupaten, mengetahui tentang Kebijakan

terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perihal berbagai

fasilitas di Taman Nasional Bromo, maka lebih baik jika Anda fokus kepada media

lokal seperti Malang Post atau Jawa Pos dibanding Anda berusaha keras agar dimuat di

Kompas, Koran Tempo atau Bisnis Indonesia.

Page 26: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 23

BAB 5

WAWANCARA

Apapun medianya (radio, televisi atau koran) dan siapapun pewawancaranya, prinsip kunci yang

harus Anda pegang adalah: Selalu mengontrol diri dalam situasi wawancara.

Apakah yang dinamakan wawancara itu? Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang

untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Ketika

seorang jurnalis (interviewer) mewawancarai Anda (narasumber/ interviewee), maka yang ia

lakukan adalah berusaha mengumpulkan informasi yang lengkap, akurat dan adil.

Wawancara adalah pertemuan dua kepentingan: pencari berita

dan Anda, sebagai pejabat publik yang harus menunjukkan

akuntabilitas Anda sebagai pelayan publik. Apa artinya? Artinya:

masyarakat akan menyimak jawaban Anda. Maka pastikan Anda

tidak sedang mempermalukan diri sendiri ketika wawancara

sedang berlangsung, karena “terbawa” oleh pertanyaan yang

menggiring Anda, kepada jawaban-jawaban yang spekulatif.

Putuskan apa yang ingin Anda capai melalui wawancara dan tuangkan di dalam pesan utama

yang pada bagian sebelumnya telah kita bahas. Pelajari siapa audiensnya. Jika Bisnis Indonesia/

Investor Daily/ Kontan maka audiens Anda adalah para pelaku bisnis. Jika Kompas/Media

Indonesia/Koran Tempo, maka audiens Anda bervariasi mulai dari ibu rumah tangga hingga

pejabat pemerintah. Jika SWA, maka para wiraswasta kelas menengah atas yang menjadi

audiens sasaran Anda, dan seterusnya. Artinya: jangan berbicara terlalu detil tentang angka,

grafik, tren, dan lain-lain, ketika Anda berhadapan dengan media umum seperti Kompas dan

sebagainya. .

Lalu bagaimana jika sifatnya doorstop interview? Jawabnya: pastikan Anda menjawab dengan

singkat, padat, dan tidak bertele-tele.

Page 27: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 24

Pahami jenis wawancara yang dilakukan oleh setiap media. Ingatlah bahwa walaupun Anda

melakukan persiapan yang berbeda untuk wawancara cetak atau elektronik, kuncinya hanyalah

persiapan.

5.1 Jenis-jenis Wawancara

Semua jurnalis mencari informasi tetapi metode penyampaiannya kepada audiens berbeda,

sehingga pendekatan dan pertanyaan mereka ke narasumber yang diwawancara juga berbeda.

Jurnalis surat kabar membutuhkan fakta dan kutipan untuk menambahkan emosi atau

penjelasan. Mereka juga biasanya melontarkan lebih banyak pertanyaan. Pertanyaan dalam

jumlah yang banyak bagi reporter surat kabar tidak menjadi masalah karena mereka dapat

terus mengobrol hingga mendapatkan apa yang diinginkan.

Berikut adalah ragam wawancara:

1. Wawancara dengan perjanjian. Dengan jenis wawancara ini, jurnalis mendapatkan

informasi yang eksklusif dan tidak diketahui oleh jurnalis lain, agar informasi yang

didapatkan sempurna, maka pertanyaan yang akan diajukan haruslah matang.

Wawancara biasanya akan memakan waktu yang panjang dan mendalam. Jika tidak

terbiasa dan tidak berhati-hati, narasumber bisa terjebak dan tergiring oleh pertanyaan-

pertanyaan yang menjebak dari jurnalis. Selain itu pertanyaan juga sering melebar ke

hal-hal lain yang sebenarnya tidak masuk dalam agenda awal, sehingga menjadi resiko

tersendiri bagi narasumber dan institusinya.

2. Konferensi Pers, yaitu wawancara di mana beberapa jurnalis memenuhi undangan

seseorang atau lembaga terkait untuk mendengar penjelasan, serta diberikan

kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Konferensi Pers ini memakan waktu yang

sedikit, sehingga pertanyaan juga terbatas, dan pertanyaan tidak boleh mewakili

kebutuhan individu saja.

3. Selain itu, terdapat wawancara yang terjadi di tempat kejadian (on the spot). Sebagai

contoh di tempat terjadinya kecelakaan atau bencana. Kelemahan pada wawancara ini

adalah pertanyaan spontan yang akan diajukan kepada narasumber yang tidak dikenal.

Selain itu, sedikit sulit untuk mendapatkan informasi karena para korban atau saksi

mungkin mengalami gangguan psikologis akibat bencana atau kecelakaan tersebut.

Page 28: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 25

4. Wawancara Cegat Pintu (door stop) merupakan wawancara dengan cara mencegat

narasumber di tempat acara. Kelebihan jadi door stop yaitu mendapatkan jawaban yang

spontan, karena narasumber menjawab pertanyaan tanpa adanya persiapan. Sedangkan

kelemahannya adalah wawancara berlangsung di tempat yang ramai dengan suasana

yang ribut, sehingga informasi yang akan direkam atau dicatat akan sulit terdengar. Jika

Anda tidak terbiasa melakukan wawancara dengan media, sebaiknya menghindari

wawancara jenis ini karena akan tergiring oleh pertanyaan jurnalis.

5. Wawancara Telepon merupakan wawancara jarak jauh, di mana media yang digunakan

untuk melakukan kegiatan wawancara adalah telepon. Kelebihan dari cara ini adalah

sebagai narasumber Anda mungkin akan lebih tenang, karena segala kegugupan Anda

tidak terlihat oleh media. Tapi jika wawancara dilakukan pada momen dan tempat yang

tidak tepat, justru bisa mengagnggu konsentrasi Anda dalam menjawab. Juga tidak

tertutup kemungkinan masalah teknis seperti sinyal dan suara tidak jelas. Juga, Anda

sulit untuk mendapatkan bukti wawancara, kecuali Anda sudah sempat menekan

tombol "record" pada alat telepon Anda. Hal ini dibutuhkan jika suatu ketika hasil

wawancara yang dimuat tidak sesuai dengan yang sesungguhnya. Jika Anda tidak punya

bukti suara wawancara, sulit untuk mengajukan keluhan dan meminta hak jawab.

6. Wawancara Tertulis. Tujuan wawancara yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan

tertulis adalah agar narasumber menjawabnya dengan tertulis. Kelebihannya adalah

jurnalis bisa menyusun pertanyaan secara lengkap dan sumber bisa menjawab disertai

dengan data yang ada. Kelemahannya seringkali informasi yang diperoleh tidak utuh,

dan terlalu normatif. Akibatnya media enggan untuk memublikasikannya.

5.2 The Do’s dan the Don’ts

1. Jangan sekedar merespon atas sebuah pertanyaan. Buatlah sebuah jawaban, ketika

ditanya oleh jurnalis, seakan-akan Anda sedang membuat sebuah pernyataan. Dengan

kata lain, jika seorang reporter bertanya: “Apakah benar pengunjung ke taman nasional

terus meningkat?” Janganlah menjawab: “Ya, memang demikian”.

Saat ini adalah kesempatan untuk menyampaikan pesan Anda. Jawabannya seharusnya:

“Benar sekali, diperkirakan memang ada pertumbuhan pengunjung rata-rata pertahun

8 persen. Karena memang taman nasional yang kita miliki di Indonesia sangat spesifik,

Page 29: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 26

dan mengandung nilai edukasi dan sejarah sangat tinggi. Bayangkan, ada 6 taman

nasional yang masuk situs …”

2. Jagalah agar jawaban tetap singkat dan sederhana. Ingat KISS (keep it simple and

short).

3. Jangan gunakan istilah-istilah media atau jargon-jargon yang terlalu khusus

di mana publik kemungkinan besar tidak akan mengerti. Ingatlah bahwa Anda berbicara

di depan publik dan mereka tidak boleh dianggap sebagai ahli dalam bidang apapun.

Jangan pernah melihat ke arah kamera. Pertahankan kontak mata dengan si

pewawancara (atau jika Anda dalam suatu panel, maka pertahankan kontak tersebut

pada narasumber yang sedang mendapatkan giliran berbicara). Hal ini selain akan

membuat Anda terlihat lebih percaya diri, juga akan membantu Anda melupakan

keberadaan kamera.

4. Jika Anda melakukan wawancara yang disiarkan secara langsung, ingatlah

bahwa Anda dapat sewaktu-waktu disorot oleh kamera. Jangan pernah

terlihat bosan! Atau melakukan gerakan yang kurang terlihat elegan seperti duduk

leyeh-leyeh, garuk-garuk kepala, gigit-gigit kuku, dst. Cobalah untuk memperlihatkan

ketertarikan dengan mengangguk-anggukkan kepala atau gunakan ekspresi-ekspresi

wajah yang menunjukkan bahwa Anda sedang mendengarkan.

5. Latihan, latihan, latihan. Mintalah pada rekan atau kolega Anda untuk mengajukan

beberapa pertanyaan kepada Anda sehingga Anda bisa berlatih untuk merespon

pertanyaan-pertanyaan tersebut secara singkat, teratur dan alamiah.

Ada beberapa kesepakatan yang bisa Anda buat dengan media, terutama media cetak.

a. On the Record. Apapun yang dikatakan kepada jurnalis boleh

dipublikasikan dan langsung dilengkapi dengan nama orang yang

diwawancarai. Inilah cara yang baik dalam mempublikasikan pesan

Anda.

Page 30: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 27

b. On Background. Apapun yang dikatakan kepada jurnalis boleh dipublikasikan, tetapi

dengan identitas yang telah disetujui sebelumnya. Contoh “juru bicara resmi

dari_______,” “seorang sumber terpercaya,” “seorang ahli di bidang__________,”

dan lain-lain. Umumnya digunakan apabila kepentingan institusi ditampilkan oleh orang

yang diwawancarai dapat terganggu oleh atribusi langsung orang yang diwawancarai.

c. Off the record. Aturan dasar ini sering kali disalahartikan.

Sebagai mana frasa ini bermakna, berarti jurnalis akan menerima

informasi yang tidak boleh disiarkan dalam situasi apapun.

Umumnya pemakaiannya terbatas pada situasi-situasi darurat

menyangkut keselamatan fisik dari mereka yang menghadiri

wawancara atau orang lain yang menjadi subyek dari wawancara

tersebut. Hal ini tidak boleh dipakai untuk kondisi-kondisi lain karena akan memberikan

beban, baik kepada jurnalisnya maupun kepada yang diwawancarai.

On the Record adalah cara terbaik untuk dilakukan. Cara lainnya hanyalah panduan

keamanan bagi jurnalis dan narasumber sehubungan dengan pertimbangan-pertimbangan

politik, ekonomi dan penegakkan hukum yang sensitif.

Nasihat terbaik adalah untuk tidak terlalu mengandalkan pada terminologi-terminologi di

atas karena pengertian maknanya dapat berbeda dari satu satu jurnalis ke jurnalis yang lain.

Jika Anda tidak dapat melakukan wawancara secara “on the record,” bicarakan dengan

jurnalis sampai tercapai kesepakatan mengenai atribusi sebelum wawancara dimulai.

Bagaimana jika pewawancara terus menjauh dari pesan utama yang ingin saya

tekankan? Bersikaplah sopan tetapi giring kembali wawancara kepada pesan utama yang

ingin Anda tekankan dengan menggunakan teknik bridging atau kalimat pengait antar

paragraf. Beberapa komentar adalah “jembatan” yang berguna untuk menciptakan

kesempatan bagi Anda untuk mengutarakan poin – poin yang ingin Anda sampaikan,

misalnya seperti beberapa contoh di bawah ini:

• “Saya sering ditanya… “

• “Sebentar, saya mau tambahkan… “

• “Itu bukan bidang saya tapi saya tahu bahwa… “

• “Kelihatannya permasalahan yang penting adalah…”

Page 31: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 28

Page 32: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 29

BAB 6

DRILLING INTERVIEW

(Dilakukan saat sesi tatap muka atau sit in class)

Page 33: MODUL PELATIHAN: Pengelolaan Media Massa dan Relasi …

_____________________________________ Modul Pengelolaan Media Massa dan Relasi Media 30

PENUTUP