modul dermatofitosis

15
MODUL DERMATOFITOSIS Mengembangkan kompetensi Waktu Diskusi kelompok, refleksi kasus Kuliah pakar dan tutorial Praktek klinik dengan desk side/ bed side teaching Praktek ketrampilan laboratorium 2x 60 menit 1x 60 menit 2 x 60 menit 2 x 60 menit Kegiatan dilakukan selama 5 hari kerja. Persiapan sesi: 1. Materi Presentasi: DERMATOFITOSIS LCD 1 : Definisi LCD 2 : Patofosiologi dan perjalanan alamiah penyakit LCD 3 : UKK dan diagnosis banding LCD 4 : Pemeriksaan penunjang LCD 5 : Manajemen terapi 2. Skenario kasus beserta contoh gambar. 3. Buku teks dan jurnal pendukung Kasus (Pasien apabila ada) Video, slide Alat dan bahan pemeriksaan laboratorium Penuntun belajar (Materi diskusi: modul/ skenario, bahan kuliah pakar) Tempat belajar: ruang dermatologi tropis, Poliklinik Kulit dan Kelamin, Laboratorium poli Kulit dan Kelamin 1

Upload: mrfajri

Post on 22-Oct-2015

83 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Dermatofitosis

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Dermatofitosis

MODUL DERMATOFITOSIS

Mengembangkan kompetensi Waktu

Diskusi kelompok, refleksi kasusKuliah pakar dan tutorialPraktek klinik dengan desk side/ bed side teachingPraktek ketrampilan laboratorium

2x 60 menit 1x 60 menit 2 x 60 menit

2 x 60 menit

Kegiatan dilakukan selama 5 hari kerja.

Persiapan sesi:1. Materi Presentasi: DERMATOFITOSIS

LCD 1 : Definisi LCD 2 : Patofosiologi dan perjalanan alamiah penyakit LCD 3 : UKK dan diagnosis banding LCD 4 : Pemeriksaan penunjang LCD 5 : Manajemen terapi

2. Skenario kasus beserta contoh gambar.

3. Buku teks dan jurnal pendukung Kasus (Pasien apabila ada) Video, slide Alat dan bahan pemeriksaan laboratorium Penuntun belajar (Materi diskusi: modul/ skenario, bahan kuliah pakar) Tempat belajar: ruang dermatologi tropis, Poliklinik Kulit dan Kelamin,

Laboratorium poli Kulit dan Kelamin

Tujuan Peserta didik diharapkan:

mempunyai pengetahuan dasar tentang infeksi dermatofitosis mampu mendiagnosis dan menatalaksana dermatofitosis mempunyai ketrampilan tentang tatacara pemeriksaan penunjang untuk

dermatofitosis misal: laboratorium diagnostik sederhana dan kultur, dermatopatologis

KompetensiSetelah mengikuti modul ini, peserta didik diharapkan mampu (L4):

Memahami dermatofitosis secara mendasar

1

Page 2: Modul Dermatofitosis

Melakukan diagnosis klinis, laboratoris, tatalaksana pasien secara benar dan terencana

Melakukan pengelolaan pasca pengobatan Memberikan edukasi kepada pasien, keluarga, masyarakat

KetrampilanSetelah mengikuti modul ini, peserta didik diharapkan terampil:

1. Memahami, menganalisis, mengevaluasi penyakit dermatofitosis dalam hal: etiopatogenesis, gejala dan tanda klinis, klasifikasi, perjalanan penyakit, factor risiko, diagnosis kerja dan diagnosis banding, uji diagnostik, pengelolaan pasien serta prognosis.

2. Mampu mendiagnosis pasien dermatofitosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan dermatologik, pemeriksaan penunjang diagnosis, menetapkan diagnosis dan diagnsosis banding, memberi terapi, dan menetapkan/ meramalkan prognosis.

3. Mampu melakukan pengelolaan pasien dermatofitosis secara paripurna mencakup tindakan medis dermatologik dan non medis, bekerjasama dengan cabang ilmu lain bilamana diperlukan, pengelolaan pasca pengobatan serta melakukan upaya pencegahan.

4. Mampu melakukan komunikasi, memberikan informasi dan edukasi kepada pasien termasuk keluarga dan masyarakat

Gambaran umumDermatofitosis merupakan infeksi superfisial pada kulit oleh dermatofita.[1] Dermatofita dibagi menjadi tiga genus yaitu: 1). Microsporum, yang meliputi beberapa spesies, yang paling sering dijumpai adalah M. canis, M. gypseum dan M. audouini; 2). Trichophyton, yang meliputi beberapa spesies, yang paling sering dijumpai adalah T. rubrum, T. mentagrophytes, T. verrucosum, dan T. schoenleini, dan 3). Epidermophyton yang terdiri atas satu spesies yaitu E. floccosum. Dari sisi pandang epidemiologis, dermatofita dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: 1). Antropophilic, yang merupakan parasit hanya pada manusia, menyebabkan infeksi yang lebih persisten misalnya T. rubrum dan E. floccosum; 2). Zoophilic, yang merupakan parasit pada hewan, pada manusia bertanggung jawab untuk infeksi transien, misalnya M. canis yang sering menyebabkan tinea korporis, T. verrucosum yang bertanggung jawab untuk terjadinya kerion, dan T. mentagrophytes; dan 3). Geophilic, yang hidup di tanah misalnya M. gypseum dan hanya kadang-kadang merupakan parasit pada manusia dan hewan.[2]Untuk menegakkan diagnosis infeksi jamur pada kulit, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang dengan KOH dan kultur.[2]Jika infeksi sangat luas, gagal berespon terhadap obat-obat topikal, kambuh-kambuhan atau kronik, atau jika kondisi menjadi lebih berat seperti pada tinea pedis tipe moccasin, perlu dipertimbangkan pemberian terapi oral.[3] Obat oral yang dianjurkan untuk tinea pedis, tinea korporis dan tinea kruris adalah griseofulvin dan ketoconazole.[3]

2

Page 3: Modul Dermatofitosis

METODA PEMBELAJARANTujuan UmumPembelajaran dan pelatihan dalam modul ini dirancang untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus dermatofitosis secara paripurna dalam waktu yang telah dialokasikan dan kompetensi sesuai dengan yang ditargetkan

Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti modul ini, diharapkan peserta didik mampu:

1. Mengenal tanda dan gejala klinis dermatofitosis2. Melakukan anamnesis secara benar untuk menegakkan diagnosis dermatofitosis3. Melakukan pemeriksaan fisik dan deskripsi dermatologis4. Menetapkan diagnosis dan diagnosis banding5. Melakukan pemeriksaan laboratorium, biopsi (bila diperlukan) dan pemeriksaan

lain untuk menunjang diagnosis6. Merencanakan dan melakukan penatalaksaan secara paripurna7. Mengenali kontraindikasi terapi8. Menetapkan prognosis9. Melakukan komunikasi efektif, memberi informasi dan edukasi kepada pasien, dan

introduksi kepada pasien, termasuk keluarga dan masyarakat

Proses Pembelajaran Introduksi/menguatkan proses pembelajaran

Fasilitator/instruktur memperkenalkan diri (jabatan dan tanggung jawabnya dalam proses pembelajaran dan pelatihan) serta mengemukakan cara mencapai tujuan pembelajaran dengan partisipasi penuh peserta didik.

Tujuan 1Mengenal tanda dan gejala klinis dermatofitosis yang spesifik, mengenal kemungkinan adanya variasi klinis sesuai kemungkinan jamur penyebab serta kondisi spesifik pasien (misal pekerjaan, status imunitas, dsb).Mengenali lesi dan gejala klinis penting lain yang mungkin menyertaiMengenali jenis-jenis dermatofitosis

Untuk mencapai tujuan tersebut maka dipilih metode pembelajaran berikut:Interactive lectureSmall group discussionJournal readingPeer assisted learning (PAL)

Must to know key points:DefinisiInsidensiEtiologi

3

Page 4: Modul Dermatofitosis

PatogenesisGambaran klinis

Tujuan 2Melakukan anamnesis secara benar untuk menegakkan diagnosis dermatofitosisMengumpulkan data dengan anamnesis, menjelaskan langkah-langkah yang benar pada proses anamnesis (misal: kronologi perkembangan penyakit, riwayat pengobatan)Untuk mencapai tujuan tersebut maka dipilih metode pembelajaran berikut:

Interactive lectureJournal readingPeer assisted learning (PAL)Bed side teachingDemonstration and coachingPractice with real patients

Must to know key points:Metode anamnesis yang tepat

Tujuan 3Melakukan pemeriksaan fisik dan deskripsi dermatologis. Menjelaskan cara pemeriksaan fisik yang teliti untuk menyokong diagnosis dan langkah-langkah/ cara mendeskripksikan lesi dengan rinci dan tepat

Untuk mencapai tujuan tersebut maka dipilih metode pembelajaran berikut:Journal readingCase studyDemonstration and coachingPractice with real patients

Must to know key points:Gambaran klinis

Tujuan 4Menetapkan diagnosis dan diagnosis banding.Menjelaskan dasar-dasar diagnostik dengan menggabungkan informasi subjektif (anamnesis) dengan informasi objektif (temuan klinis) yang diperlukan untuk menyokong diagnosis dermatofitosis dan bila dipandang perlu menjelaskan hubungannya dan menjelaskan diagnosis banding.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka dipilih metode pembelajaran berikut:Journal readingCase studyPractice with real patients

4

Page 5: Modul Dermatofitosis

Must to know key points:Gejala dan tanda klinisMemilah diagnosis banding dan menentukan diagnosis kerja

Tujuan 5Melakukan pemeriksaan laboratorium, biopsi dan pemeriksaan lain untuk menunjang diagnosis dermatofitosis.Melakukan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan (lab. sederhana misal dengan pengecatan KOH, Giemsa, ataupun dengan biopsi), menjelaskan tatacara pemeriksaan yang benar mulai dari pengambilan spesimen, pemrosesan serta penilaian/ penafsiran hasil, untuk menguatkan diagnosis dermatofitosis.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka dipilih metode pembelajaran berikut:Equipment characteristic and operating instructions

Must to know key points:Device sensitivity on anomaly findingsDevice specivity on anomaly findings

Tujuan 6Merencanakan dan melakukan penatalaksanaan secara paripurna. menjelaskan tentang perencanaan pengobatan memberikan pengobatan medis dermatologis dan nonmedis pemantauan hasil pengobatan pengenalan terhadap variasi pemilihan obat topikal ataupun sistemik sesuai keadaan pasien melakukan konsul ke bagian lain apabila diperlukan menjelaskan tentang perlunya untuk kontrol teratur untuk melihat perkembangan terapi

Tujuan 7Mengenali kontraindikasi terapiMenjelaskan tentang kemungkinan kontraindikasi pada pasien apabila diberikan pengobatan (misal antijamur sistemik)

Tujuan 8Menetapkan prognosisMenjelaskan proses penyembuhan lesi dan menjaga supaya lesi tidak kumat-kumatan

Tujuan 9Melakukan komunikasi efektif, memberi informasi dan edukasi kepada pasien, keluarga dan masyarakatMenjelaskan tentang penyebab, perjalanan penyakit, pengobatan, dan pentingnya upaya pencegahan kekambuhan.

5

Page 6: Modul Dermatofitosis

Untuk mencapai tujuan tersebut maka dipilih metode pembelajaran berikut:Interactive lectureJournal reading and reviewCase studySimulation and real examination exercises (physical and device)Demonstration and coachingPractice with real patients

Must to know key points:Komunikasi efektifEfek terapiKeberhasilan terapiPenyulit terapiAlternatif terapi

Contoh kasus untuk proses pembelajaran:Seorang perempuan usia 50 tahun, BB: 85 kg, pekerjaan pedagang pasar tradisional datang dengan keluhan terdapat bercak kemerahan yang gatal terutama saat berkeringat, pada lipat aksila, pantat, lipat pantat dan lipat paha sejak 2 tahun yang lalu. Penderita sudah berkali-kali berobat ke Puskesmas dan mendapatkan salep Hidrokortison 2,5% yang harus dioleskan 2x sehari dan interhistin tablet yang diminum 2 x sehari. Lesi tidak membaik hanya berkurang gatalnya.

Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan: Bercak kemerahan luas pada lipat aksila, lipat pantat dan lipat paha Keluhan lesi gatal terutama saat berkeringat Berat badan yang berlebih (obesitas) Penderita sering menggunakan baju ketat Sudah berkali-kali berobat ke Puskesmas dan mendapat salep Hidrokortison 2,5% Pada pemeriksaan fisik didapatkan plak eritem luas, batas tegas, tepi sirsiner,

dengan bagian tepi aktif dan bagian tengah menyembuh Pemeriksaan KOH 10-30% didapatkan hifa dan miselium Belum pernah dilakukan pemeriksaan laboratorium darah

Diagnosis: Tinea korporis

Diagnosis banding:1. Psoriasis inversa2. Erithrasma

Penatalaksanaan : Non medikamentosa:

6

Page 7: Modul Dermatofitosis

Kepada pasien dijelaskan tentang kemungkinan penyakitnya khususnya tentang penyebab penyakit, upaya pembuktian, perjalanan dan perkembangan penyakit, rencana pengobatan, bagaimana mengoptimalkan hasil pengobatan, harapan keberhasilan pengobatan yang dipilih, faktor penyulit dalam pengobatan, serta faktor risiko timbulnya penyakit.

Medikamentosa:Topikal: Miconazole cream 2 x sehari Sistemik: Griseofulvin 1 x 500 mg yang diminum setelah makan atau bersama susu, selama 1,5 s.d. 3 bulan.

Rencana :1. Pemberian pengobatan sesuai dengan keadaan klinis, pasien diminta kontrol 1-2

minggu sekali.2. Pemeriksaan laboratorium darah untuk mengetahui adanya penyulit (misal: DM)3. Konsultasi ke pusat pelayanan dermatologi yang lebih tinggi apabila tidak diperoleh

respon pengobatan seperti yang diharapkan, atau ke dokter spesialis penyakit dalam apabila dijumpai adanya faktor penyulit sistemik seperti misalnya diabetes mellitus.

Evaluasi :1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre test dalam bentuk essay dan oral untuk

mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik dan mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi pretest :

Definisi, gambaran klinis Patofisiologi dan perjalanan penyakit Pemeriksaan laboratorium penunjang Diagnosis banding Penatalaksanaan

2. Small group discussion bersama fasilitator untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi dari masing-masing peserta. Membahas isi dan hal-hal yang berkenaan dengan penuntun belajar, kesempatan yang diperoleh pada saat bed side teaching dan proses penilaian.

3. Setelah mempelajari penuntun belajar, mahasiswa diwajibkan untuk mengaplikasi langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk ”role play” dengan teman sekelompok (peer assisted evaluation) atau kepada SP (standardized patient). Pada saat tersebut, yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar, penuntun belajar yang dipegang oleh teman-temannya untuk melakukan evaluasi (Peer Assisted Evaluation) setelah dianggap memadai, melalui metoda bed side teaching dibawah pengawasan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar kepada model anatomik dan setelah kompetensi tercapai peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukan pada pasien sesungguhnya.

Pada saat pelaksanaan evaluator melakukan pengawasan langsung (direct observation) dan mengisi formulir penilaian sebagai berkut:

7

Page 8: Modul Dermatofitosis

a. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)

b. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikkan atau membantu untuk kondisi di luar normal

c. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai dengan urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien.

T/D langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

4. Setelah selesai bed side teaching, dilakukan kembali diskusi untuk mendapatkan penjelasan dari berbagai hal yang tidak memungkinkan dilakukan di hadapan pasien, dan peserta didik diberi masukan untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan.

5. Self Assesment dan Peer Assisted Evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar.

6. Pendidik / fasilitator: Pengamatan langsung dengan memakai evaluation checlist form (terlampir) Penjelasan lisan dari peserta didik/ diskusi Kriteria penilaian keseluruhan: cakap/ tidak cakap/ lalai

7. Pada akhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila perlu diberi tugas yang dapat memperbaiki kinerja (task-based medical education)

8. Pencapaian pembelajaran: Ujian OSCA (Knowledge, Attitude, Practice) dilakukan pada tahapan Kulit

dan Kelamin dasar oleh kolegium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Ujian akhir stase, setiap divisi/unit kerja oleh masing-masing sentra

pendidikan I.K. Kulit dan Kelamin, lanjut oleh kolegium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Ujian akhir kognitif dilakukan pada akhir tahap oleh masing-masing sentra pendidikan I.K. Kulit dan Kelamin, lanjut oleh kolegium I.K. Kulit dan Kelamin.

Instrumen Penilaian Kompetensi Kognitif

Penilaian kompetensio Hasil observasi selama alih pengetahuan dan ketrampilano Hasil kuesionero Hasil penilaian peragaan ketrampilan

Kuesioner sebelum pembelajaran (sebelum modul dilaksanakan)Dalam bentuk soal B (Betul) atau S (Salah)Contoh soal:

8

Page 9: Modul Dermatofitosis

Jamur dermatofita hanya tumbuh dalam lapisan keratin karena terdapat serum fungal inhibitory factor pada ruang ekstravaskular yang memproteksi jaringan terhadap penetrasi ke dalam oleh elemen jamur….B/S

Kuesioner tengah pembelajaran Dalam bentuk soal pilihan ganda, pilih salah satu jawaban. Contoh soal:Berikut ini adalah jamur yang bukan merupakan penyebab dermatoitosis:A. M. FerrugineumB. T. ViolaceumC. M. FurfurD. M. FulvumE. E. Floccosum

Essay/Ujian lisan/Ujian sumatif

9

Page 10: Modul Dermatofitosis

Instrumen Penilaian Kompetensi Psikomotor

PENUNTUN BELAJARPEMERIKSAAN INFEKSI DERMATOFITA

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)

2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikkan atau membantu untuk kondisi di luar normal

3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai dengan urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien.

T/D langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

PESERTA : _________________ TANGGAL: ___________

Penilaian Kinerja Ketrampilan (ujian akhir)

Berikan penilaian tentang kinerja pikomotorik atau ketrampilan yang diperagakan oleh peserta didik pada saat melaksanakan suatu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang diuraikan di bawah ini:

: Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau panduan standar : Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan prosedur atau panduan standarT/T: Tidak ditampilkan: Langkah, kegiatan atau ketrampilan tidak diperagakan oleh peserta didik selama proses evaluasi oleh pelatih

PESERTA : _________________ TANGGAL: ___________

No Langkah – langkah Pemeriksaan Skala Ketrampilan0 1 2

1. Sapa pasien dengan ramah, sopan dan memperkenalkan diri

2. Lakukan konsultasi awal untuk: Memahami harapan pasien dan membina

hubungan baik

10

Page 11: Modul Dermatofitosis

Mengidentifikasi apa yang menjadi perhatian dan keluhan pasien

Mengidentifikasi adanya kontraindikasi atau keadaan yang menjadi perhatian khusus.

Mengevaluasi penerimaan pasien terhadap segala risiko tindakan.

3. Jelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan, meliputi: Tujuan dilakukan pemeriksaan KOH (juga jika

diperlukan pemeriksaan kultur dan dermatopatologis)

Penjelasan tentang langkah-langkah apa yang akan dikerjakan

4. Menanyakan pada pasien hal-hal penting yang menyangkut keluhan utama:

Riwayat pengobatan

5. Lengkapi formulir informed consent dan meminta pasien untuk menandatanganinya

6. Sampel disiapkan untuk pemeriksaan KOH

Materi/bahan ajar:Martin AG, Kobayashi GS. Supeficial fungal infection: Dermatophytosis, tinea nigra,

piedra, in Dermatology in General Medicine, T.B. Fitzpatrick, et al., Editors. 2003, McGraw-Hill: New York.

1. Gelmetti C. Differential diagnosis of dermatophytosis. Eur J Pediatr Dermatol 2001; 11: 207-210.

2. Rand S. Overview: The treatment of dermatophytosis. J Am Acad Dermatol 2000; 43: S104-112.

11