modul bahasa indonesia ok

Upload: prayogahatono

Post on 08-Mar-2016

98 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

muantep ni bang

TRANSCRIPT

MODUL

BAB I

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi republik Indonesia dan bahasa persatuan Indonesia. Bahasa Indonesia penggunaannya diresmikan satu hari setelah proklamasi Indonesia.

Dari sudut pandang linguistic bahasa Indonesia adalah suatu varian dari bahasa Melayu dan terus mengalami perkembangan karena penggunaannya sebagai bahasa kerja. Hingga saat ini bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Bahasa Indonesia dipahami oleh lebih dari 90% penduduk Indonesia, namun bahasa Indonesia tidak menduduki posisi sebagai bahasa ibu bagi mayoritas penduduknya. karena sebagian besar penduduk Indonesia menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibunya. bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan perguruan, surat kabar, media elektronik, perangkat lunak, surat resmi,dan berbagai forum public lainnya.

Bahasa Indonesia dikembangkan dari salah satu dialek bahasa Melayu yang telah digunakan sebagai lingua franca (perhubungan atau perantara) untuk kepulauan Indonesia selama berabad-abad. Bahasa Melayu merupakan bahasa Austronesia atau Melayu-Polinesia.

Penyebutan pertama istilah Bahasa Melayu terjadi pada periode 683-686 M. ditemukan di Palembang dan Bangka. Inskripsi ini ditulis dengan huruf Sansekerta atas perintah Raja Sriwijaya.

Pada masa itu, daerah perdagangan Selat Melaka, yang merupakan pintu antara China dan India, sudah terbentuk sebuah bahasa yang serupa dengan Bahasa Melayu. Kebanyakan perbendaharaan bahasa Melayu ini berhubungan dengan perdagangan dan tatabahasanya serupa dengan Melayu Pasar. Dari sinilah kemudian Bahasa Melayu digunakan.

Dari era Melayu Kuno, muncullah era Melayu Klasik. Dokumentasi yang ada tidak dapat menjelaskan dengan terperinci hubungan antara keduanya. Namun yang pasti, bahasa Melayu kuno berasal dari perpaduan kebudayaan Buddha serta Melayu klasik, dan akhirnya menjadi bahasa yang digunakan dalam kebudayaan Islam.Seiring dengan perkembangan agama Islam yang bermula dari Aceh pada abad ke-14, bahasa Melayu klasik lebih berkembang dan mendominasi sehingga tahap kenyataan Masuk Melayu berarti masuk agama Islam.

Bahasa Indonesia

Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan atau perantara). Pada waktu itu, belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya, bahasa daerah masih digunakan (yang jumlahnya bisa mencapai sebanyak 3600).

Bahasa Melayu Riau dijadikan sebagai bahasa persatuan Republik Indonesia dengan beberapa pertimbangan:

1. Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai bahasa lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh nusantara

2. Bahasa melayu mempunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari, dikembangkan pemakaiannya, mudah menerima pengaruh dari bahasa lain untuk memperkaya dan menyempurnakan fungsinya.

3. Bahasa melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan tingkat bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga tidak menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.

4. Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh dari bahasa Cina Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.

5. Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah yang lain untuk menerima bahasa melayu sebagai bahasa persatuan.

6. Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian disempurnakan lagi dengan tatabahasa, dan kamus tata bahasa juga diciptakan. Hal ini dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.

II. Awal peresmian Bahasa IndonesiaBahasa dianggap lahir atau diterima keberadaannya pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa nasional dan menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. Hal tersebut atas usulan Muhammad Yamin, dalam pidatonya pada kongres Nasional ke-2 di Jakarta.

Secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus 1945.

Empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia,yaitu :

a. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan, bahasa perdagangan

b. Bahasa melayu sederhana, mudah dipelajari, karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa

c. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas

d. Suku jawa, suku sunda, dan suku lainnya sukarela menerima bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

2. Peristiwa-Peristiwa Penting yang Berkaitan dengan Bahasa Indonesia

1. Tahun 1801 bahasa melayu dimuat dalam kitab Logat Melayu oleh CH.A.Van Ophuijsen dan Nawawi Soetan mamoer serta Moehammad Taib Soetan Ibrahim

2. Tahun 1908 didirikan taman bacaan rakyat dan pada tahun 1917 diubah

menjadi Balai Pustaka

3. Tanggal 28 Oktober 1928 Bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa persatuan

4. Tanggal 18 Agustus 1945 ditanda tangani UUD 1945 dan dalam pasal 36 menentapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara

5. Tanggal 19 maret 1947 ejaan soewandi mengganti pengganti ejaan Van Ophhuijen

6. Tanggal 16 Agustus 1972 diresmikan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan pada pidato kenegaraan

3. Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Masa kolonial

Meskipun bukti-bukti outentik tidak ditemukan, bahasa yang digunakan pada masa kejayaan sriwijaya adalah bahasa Melayu, namun bukti-bukti yang tertulis mengenai pemakaian bahasa Melayu dapat ditemukan pada tahun680 Masehi.antara lain :

a. prasasti kedukan bukit tahun 683 M

b. prasasti Talang Tuo (dekat Palembang tahun 686 M

c. prasasti kota kapur Bangka Barat tahun 686 M

d. prasasti karang brahi (antara Jambi dan sungai Musi) tahun 686 M

e. prasasti inskripsi Gandasuri daerah Kedu 832 M

f. tahun 1356 prasati dengan bahasa berbentuk prosa

g. tahun 1380 di Minye Tujoh Aceh berbentuk batu nisan dengan syair tertua

4. Perkembangan Bahasa Indonesia di masa kolonial

Pada abad ke XVI, ketika orang-orang Eropa datang ke Nusantara mereka sudah mendapati Bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan dan perantara dalam kegiatan perdagangan

Pengakuan orang Belanda Danckaerst pada tahun 1631 yang mendirikan sekolah-sekolah Bumi Putra merasa kesulitan dalam bahasa pengantar. Oleh karena itu Pemerintah Belanda mengeluarkan surat keputusan K.B 1871 No. 104 bahwa pengajaran disekolah-sekolah Bumi Putera menggunakan bahasa daerah

5. Perkembangan Bahasa Indonesia di masa Pergerakan

Setelah sumpah pemuda perkembangan bahasa Indonesia tidak Mulus. Pemerintah Belanda menganggap bahwa Bahasa Indonesia yang dijadikan bahasa persatuan akan menjadi ancaman untuk mereka. Oleh sebab itu mereka mendatangkan seorang ahli pendidikan Dr. G.J. Niewenhuis dengan politik bahasa kolonialnya. Pengaruh yang dibawa Niewehuis sangat berpengaruh besar pada penuda Indonesia. Sehingga pemuda Indonesia berbondong belajar bahasa Belanda.

Namun pada masa pendudukan Jepang perkembangan Bahasa Indonesia sangat pesat. karena Jepang tidak mau ada yang berbau Belanda

6. Perkembangan Bahasa Indonesia

A. tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Komisi untuk bacaan rakyat melalui surat ketetapan Gubernumen tanggal 14 September 1908

B. tahun 1933 terbit majalah Pujangga baru yang diasuh oleh S.Takdir Alisyahbana, Amir hamzah, Armin Pane. Pada Pujangga Baru bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang tidak mendapat batasan seperti angkatan balai pustaka

C. tahun 1938 dalam rangka 10tahun sumpah pemuda diselenggarakan kongres Bahasa Indonesia I, dengan memberikan keputusan antara lain :

mengganti ejaan Van ophesen

Mendirikan institus bahasa Indonesia

Menjadikan bahasa Indonesia bahasa pengantar pada perwakilan

D. tahun 1942 1945 (masa pendudukan Jepang) Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda yang dianggap sebagai bahasa musuh. Sementara penduduk Indonesia belum bisa bahasa jepang, maka bahasa Indonesia lebih leluasa berkembang.

E. 18 Agustus 1945. bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa negara yang ada dalam UUD 45 Bab XV pasal 36. Bahasa negara adalah bashasa Indonesia

F. 19 Maret 1947(SK No 246/Bhg.A/47) Menteri Pendidikan kebudayaan Mr.Soewandi. meresmikan ejaan Republik sebagai penyempurnaan atas ejaan yang sebelumnya, yang kemudian dikenal dengan Ejaan Soewandi.

G. tahun 1948 terbentuk Lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan nama Balai Bahasa.tahun 1968 diubah menjadi Lembaga Bahasa nasional. Tahun 1972 menjadi Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama Pusat bahasa

H. Berdasarkan Keputusan Presiden nomor 57 tahun 1972 diresmikan ejaan baru yang berlaku mulai 17 agustus 1972 dengan nama Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dan Tap MPR No.2 1972

7.Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting.

a. Bahasa nasional

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak tanggal 28 Oktober 1928 dalam sumpah pemuda. Bahasa Indonesia kedudukannya sebagai bahasa nasional sekaligus kedudukannya sebagai bahasa persatuan.

Sebagai Bahasa nasional fungsinya sebagai :

Lambang jati diri (identitas) bangsa

kebanggaan bangsa

alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan sosial budaya, serta bahasa daerah berbeda.

alat penghubung antar budaya dan antar daerah

b. Bahasa Resmi/negara

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedudukan ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni bab XV pasal 36 UUD 45. Fungsinya adalah :

Bahasa pengantar resmi lembaga pendidikan

Bahasa resmi hubungan tingkat nasional untuk kepentingan pelaksanaan dan perencanaan pembangunan serta pemerintahan

bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi

TUJUAN DIAJARKANNYA BAHASA INDONESIA

Apa Saja Tujuan dari Diajarkannya Bahasa Indonesia.

Kita dari kecil pun sudah diajarkan bagaimana berbicara bahasa Indonesia yang baik oleh orang tua kita, karena berbahasa Indonesia yang baku itu ciri sopan santun kita dalam berbicara. Ketika masuk sekolah dasar, kita diajarkan bagaimana berbicara bahasa Indonesia yang baik, bahkan di SMP, SMA, sampai kuliahpun kita masih diajarkan bahasa Indonesia. Ini semua bertujuan agar kita dari kecil hingga dewasa dapat memahami lebih jauh berbahasa Indonesia yaitu bahasa kita sendiri agar kita dapat mengetahui cara berbicara bahasa Indonesia yang benar seperti apa, dan juga kita dapat mempraktikannya di dalam berbicara sehari-hari. Kita juga harus melestarikan berbahasa Indonesia agar tidak hilang, justru kita juga harus membanggakannya sebagai warga bangsa Indonesia.

APA YANG AKAN TERJADI

Apa yang Akan Terjadi Jika Kita Tidak Melestarikan Bahasa Indonesia..?Jika kita tidak melestarikan tata cara berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka bangsa kita ini akan terjajah oleh bangsa asing, karena apa yang dibicarakan dalam kehidupan sehari-haripun kita sudah tidak memakai bahasa Indonesia. Semua itu sama saja kita sudah terjajah oleh bahasa asing. Dampak lain yang tadi dikatakan bahasa Indonesia sudah tidak akan dipakai lagi mungkin akan hilang, dan bisa-bisa dampaknya akan berpengaruh kepada kebudayaan bangsa kita.

HAL APA SAJA

Hal Apa Saja yang Harus Diperhatikan Jika Kita Ingin Melestarikan Bahasa Indonesia..? Hal pertama kita harus mengajarkan anak kita belajar berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan sopan, karena hal ini perlu kita ajarkan sejak dini agar mereka bisa memahami dasar-dasarnya.Kedua kita harus mengajarkan mereka lebih dalam tentang bahasa Indonesia, misalkan diajarkan tata bicara yang sopan. Peran sekolah pun penting dalam mengajarkan bahasa Indonesia. Kita ajarkan tentang kata baku dan tidak baku, kita ajarkan ragam bahasa, kita ajarkan majas, pembuatan surat, dan cara berpidato, itu contoh kecil yang harus kita ajarkan agar bahasa Indonesia itu tetap dipakai dalam bahasa berbicara sehari-hari bahkan bisa dengan kata-kata yang baik dan benar. Dengan begitu juga bahasa kita tidak akan hilang termakan zaman.

JADI KESIMPULANNYA ADALAH..

Ajarkanlah sejak dini cara berbicara yang baik dan benar. Ajarkan tentang ragam bahasa, kita ajarkan apa saja yang akan terjadi bila bahasa Indonesia tidak dipakai lagi, terus bagaimana cara menanggulanginya, dan setiap sekolah dasar, menengah, atas, bahkan perguruan tinggi bahasa Indonesia itu harus menjadi pelajaran yang wajib dan pokok.

BAB II

PENGERTIAN DAN HAKIKAT BAHASA

2.1 . Hakikat Bahasaa)Bahasa itu sistematik,Bahasa itu bersifat Sistematik artinya beraturan atau berpola. Bahasa memiliki sistem bunyi dan sistem makna yang beraturan. Dalam hal bunyi, tidak sembarangan bunyi bisa dipakai sebagai suatu simbol dari suatu rujukan (referent) dalam berbahasa. Bunyi mesti diatur sedemikian rupa sehingga terucapkan. Kata pnglln tidak mungkin muncul secara alamiah, karena tidak ada vokal di dalamnya. Kalimat Pagi ini Faris pergi ke kampus, bisa dimengerti karena polanya sitematis, tetapi kalau diubah menjadi Pagi pergi ini kampus ke Faris tidak bisa dimengarti karena melanggar sistem.

Bukti lain, dalam struktur morfologis bahasa Indonesia, prefiks me- bisa berkombinasi dengan dengan sufiks kan dan i seperti pada kata membetulkan dan menangisi. Akan tetapi tidak bisa berkombinasi dengan ter-. Tidak bisa dibentuk kata mentertawa, yang ada adalah mentertawakan atau tertawa. Mengapa demikian ? Karena bahasa itu beraturan dan berpola.b)Bahasa itu manasuka (Arbitrer)Manasuka atau arbiter adalah acak , bisa muncul tanpa alasan. Kata-kata (sebagai simbol) dalam bahasa bisa muncul tanpa hubungan logis dengan yang disimbolkannya. Mengapa makanan khas yang berasal dari Garut itu disebut dodol bukan dedel atau dudul ? Mengapa binatang panjang kecil berlendir itu kita sebut cacing ? Mengapa tumbuhan kecil itu disebut rumput, tetapi mengapa dalam bahasa Sunda disebut jukut, lalu dalam bahasa Jawa dinamai suket ? Tidak adanya alasan kuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas atau yang sejenis dengan pertanyaan tersebut.

Bukti-bukti di atas menjadi bukti bahwa bahasa memiliki sifat arbitrer, mana suka, atau acak semaunya. Pemilihan bunyi dan kata dalam hal ini benar-benar sangat bergantung pada konvensi atau kesepakatan pemakai bahasanya. Orang Sunda menamai suatu jenis buah dengan sebutan cau, itu terserah komunitas orang Sunda, biarlah orang Jawa menamakannya gedang, atau orang Betawi menyebutnya pisang.

Ada memang kata-kata tertentu yang bisa dihubungkan secara logis dengan benda yang dirujuknya seperti kata berkokok untuk bunyi ayam, menggelegar untuk menamai bunyi halilintar, atau mencicit untuk bunyi tikus. Akan tetapi, fenomena seperti itu hanya sebagtian kecil dari keselurahan kosakata dalam suatu bahasa. c)Bahasa itu vokalVokal dalam hal ini berarti bunyi. Bahasa mewujud dalam bentuk bunyi. Kemajuan teknologi dan perkembangan kecerdasan manusia memang telah melahirkan bahasa dalam wujud tulis, tetapi sistem tulis tidak bisa menggantikan ciri bunyi dalam bahasa. Sistem penulisan hanyalah alat untuk menggambarkan arti di atas kertas, atau media keras lain. Lebih jauh lagi, tulisan berfungsi sebagai pelestari ujaran. Lebih jauh lagi dari itu, tulisan menjadi pelestari kebudayaan manusia. Kebudayaan manusia purba dan manusia terdahulu lainnya bisa kita prediksi karena mereka meninggalkan sesuatu untuk dipelajari. Sesuatu itu antara lain berbentuk tulisan.

Realitas yang menunjukkan bahwa bahwa bahasa itu vokal mengakibatkan telaah tentang bahasa (linguistik) memiliki cabang kajian telaah bunyi yang disebut dengan istilah fonetik dan fonologi.

d)Bahasa itu simbol

Simbol adalah lambang sesuatu, bahasa juga adalah lambang sesuatu. Titik-titik air yang jatuh dari langit diberi simbol dengan bahasa dengan bunyi tertentu. Bunyi tersebut jika ditulis adalah hujan. Hujan adalah simbol linguistik yang bisa disebut kata untuk melambangkan titik-titik air yang jatuh dari langit itu. Simbol bisa berupa bunyi, tetapi bisa berupa goresan tinta berupa gambar di atas kertas. Gambar adalah bentuk lain dari simbol. Potensi yang begitu tinggi yang dimiliki bahasa untuk menyimbolkan sesuatu menjadikannya alat yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Tidak terbayangkan bagaimana jadinya jika manusia tidak memiliki bahasa, betapa sulit mengingat dan menkomunikasikan sesuatu kepada orang lain.

e)Bahasa itu mengacu pada dirinyaSesuatu disebut bahasa jika ia mampu dipakai untuk menganalisis bahasa itu sendiri. Binatang mempunyai bunyi-bunyi sendiri ketika bersama dengan sesamanya, tetapi bunyi-bunyi yang meraka gunakan tidak bisa digunakan untuk membelajari bunyi mereka sendiri. Berbeda dengan halnya bunyi-bunyi yang digunakan oleh manusia ketika berkomunikasi. Bunyi-bunyi yang digunakan manusia bisa digunakan untuk menganalisis bunyi itu sendiri. Dalam istilah linguistik, kondisi seperti itu disebut dengan metalaguage, yaitu bahasa bisa dipakai untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Linguistik menggunakan bahasa untuk menelaah bahasa secara ilmiah.

f)Bahasa itu manusiawi

Bahasa itu manusiawi dalam arti bahwa bahwa itu adalah kekayaan yang hanya dimiliki umat manusia. Manusialah yang berbahasa sedangkan hewan dan tumbuhan tidak. Para hali biologi telah membuktikan bahwa berdasarkan sejarah evolusi, sistem komunikasi binatang berbeda dengan sistem komunikasi manusia, sistem komunikasi binatang tidak mengenal ciri bahaya manusia sebagai sistem bunyi dan makna. Perbedaan itu kemudian menjadi pembenaran menamai manusia sebagai homo loquens atau binatang yang mempunyai kemampuan berbahasa. Karena sistem bunyi yang digunakan dalam bahasa manusia itu berpola makan musia pun disebut homo grammaticus, atau hewan yang bertata bahasa.

g)Bahasa itu komunikasi

Fungsi terpenting dan paling terasa dari bahasa adalah bahasa sebagai alat komunikasi dan interakasi. Bahasa berfungsi sebagai alat memperaret antar manusia dalam komunitasnya, dari komunitas kecil seperti keluarga, sampai komunitas besar seperti negara. Tanpa bahasa tidak mungkin terjadi interaksi harmonis antar manusia, tidak terbayangkan bagaimana bentuk kegiatan sosial antar manusia tanpa bahasa.

Komunikasi mencakup makna mengungkapkan dan menerima pesan, caranya bisa dengan berbicara, mendengar, menulis, atau membaca. Komunikasi itu bisa beralangsung dua arah, bisa pula searah. Komunikasi tidak hanya berlangsung antar manusia yang hidup pada satu jaman, komunikasi itu bisa dilakukan antar manusia yang hidup pada jaman yang berbeda, tentu saja meskipun hanya satu arah. Nabi Muhammad SAW telah meninggal pada masa silam, tetapi ajaran-ajarannya telah berhasil dikomunikasikan kepada umat manusia pada masa sekarang. Melalui buku, para pemikir sekarang bisa mengkomunikasikan pikirannya kepada para penerusnya yang akan lahir di masa datang. Itulah bukti bahwa bahasa menjadi jembatan komunikasi antar manusia.

Pengertian bahasa.

Dalam kamus umum, dalam hal ini Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 66) bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

Jalaludin Rakhmat (1992:269), seorang pakar komunikasi, melihat bahasa dari dua sisi yaitu sisi formal dan fungsional. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dibuat menurut tatabahasa. Sedangkan secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Definisi yang diajukan Rakhmat ini tampak mencoba merangkum pengertian umum dengan pendapat linguis. Istilah sisi formal yang dikemukakan Rakhmat mirip dengan istilah sistem, sedangkan sisi fungsional sejalan dengan bahasa sebagai alat komunikasi.

Penggambaran yang lebih luas tentang bahasa pernah disampaikan oleh bapak linguistik modern, Ferdinan de Saussure. Ia menjelaskan bahasa dengan menggunakan tiga istilah yaitu langage, Langue, dan parole. Ketiga istilah dari bahasa Prancis itu dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan satu istilah saja yaitu bahasa. Langage adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara verbal. Langage ini bersifat abstrak. Istilah langue mengacu pada sistem lambang bunyi tertentu yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat tertentu. Sedangkan parole adalah bentuk konkret langue yang digunakan dalam bentuk ujaran atau tuturan oleh anggota masyarakat dengan sesamanya (Chaer, 1995:39-40; Chambers, 95:25; Verhaar,81:1).

Dari sudut pandang psikologi, karena bahasa itu sebuah sistem simbol terstruktur, maka bahasa bisa dipakai sebagai alat berpikir, merenung, bahkan untuk memahami segala sesuatu. De Vito menyatakan bahwa bahasa adalah A potentially self-refleksive, structired system of symbols which catalog the objects, events, and relation in the world .Manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia perlu berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui, maka interaksi itu terasa semakin penting. Kegiatan berinteraksi ini membutuhkan alat, sarana atau media, yaitu bahasa. Sejak saat itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media. Bentuk dasar bahasa adalah ujaran. Ujaranlah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.Bahasa = sarana komunikasi mencakup aspek bunyi dan makna 1. Pengertian Bahasa

a. Bahasa adalah : sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri

b. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang yang dihasilkan oleh alat ucap pada manusia

c. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk kalimat yang memiliki arti.

d. Bahasa adalah : bunyi-bunyi vokal yang digunakan dalam ujaran atau lambang-lambang tertulis dari bunyi-bunyi vokal tersebut.

2. Definisi bahasa

a. Suatu sistem untuk mewakili bend, tindakan, gagasan, dan keadaan

b. Suatu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka ke dalam pikiran orang lain.

c. Suatu kesatuan sistem makna

d. Suatu kode yang digunakan oleh pakar linguistic untuk membedakan antara bentuk dan makna

e. Suatu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (kata, kalimat, dan lain-lain)

f. Suatu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistic (pengguna bahasa)

3. Hakikat bahasa

a. Bahasa adalah sistem yang sistematis

b. Bahasa adalah seperangkat lambang-lambang manasuka atau symbol-simbol arbitrer (tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya)

c. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi bahasa beroperasi dalam suatu masyarakat atau budaya

d. Bahasa pada hakikatnya bersifat kemanusiaan, walaupun mungkin tidak terbatas pada manusia saja.

4. Hakikat bahasa menurut Anderson

a. Bahasa adalah suatu system

b. Bhasa adalah vokal (lambang bunyi)

c. Bahasa tersusun dalam manasuka

d. Bahasa bersifat unik, khas

e. Bahasa berhubungan erat dengan budaya

f. Bahasa berubah-ubah

5. Hakikat bahasa

a. bahasa itu semantik semantik artinya beraturan atau berpola

b. Bahasa itu vokal ( berwujud bunyi)

c. Bahasa itu simbol (lambang) simbol berupa bunyi, gambar

d. Bahasa mengacu pada dirinya bahasa digunakan untuk menganalisis bahasa itu sendiri (metalaguage)

e. Bahasa itu manusiawi bahasa kekayaan yang haya dimiliki oleh manusia

f. Bahasa itu komunikasi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dan interaksi

6. Aspek Penguasaan Bahasa

a. Penguasaan kosakata

b. Penguasaan kaidah bahasa

c. Penguasaan dalam penerapan gaya bahasa

d. Penerapan logika bahasa

7. Tujuan Kemahiran Bahasa

a. Memperoleh dasar-dasar kemahiran bahasa

b. Melancarkan komunikasi yang jelas dan teratur

c. Dapat menggunakan bahasa dengan baik (resmi dan pergaulan)

d. Mampu menyusun karya ilmiah(skripsi)

BAB III

FUNGSI BAHASA/ FUNGSI POKOK BAHASA

a. Definisi Fungsi Bahasa

Fungsi bahasa menurut Mahmud dan Ramlan adalah : alat komunikasi antar anggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga berfungsi melambangkan pikiran dan gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku sesorang.

b. Fungsi Bahasa menurut Gorys Keraf ada empat, yaitu :

1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri (bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat dalam pikiran dan perasaan)

2. Alat komunikasi (Bahasamemungkinkan adanya kerjasama antar individu)

3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial (bahasa merupakan unsur kebudayaan yang memungkinkan untuk mempelajari, memanfaatkan pengalaman, dan belajar dari orang lain)

4. Alat mengadakan kontrol sosial (bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah dalam proses sosialisasi suatu masyarakat)

c. Fungsi Bahasa menurut Chaer ada enam, antara lain :

A. Alat komunikasi ekspresi ; menyampaikan, mengekspresikan (perasaan, pikiran, dan kehendak) dan sikap

Contoh : sedih, emosi, kehendak prilaku

b. Alat komunikasi argumentatif; menyampaikan suatu pengetahuan sebagai buah pengetahuan lengkap dengan jalan pikiran yang melatar belakanginya (komukasi ilmiah)

Contoh : hasil karya, penemuan

c. Sifat mempengaruhi fungsi informasi;fungsi untuk menyampaikan pesan atau amanat pada orang lain

Contoh ; berupa surat, tulisan

d. Fungsi eksplorasi ; penggunaan bahasa untuk menjelaskan suatu hal, perkara dan keadaan

Contoh ; bahasa hukum

e. Fungsi persuasi ; penggunaan bahasa yang berfungsi untuk mempengaruhi orang lain malakukan atau tidak melakukan sesuatu secara baik

Contoh ; ajakan pada seseorang

f. Fungsi entertainment ; penggunaan bahasa untuk menghibur, menyenangkan, memuaskan perasaan bathin.

Contoh ; pelawak, pembawa acara

d. Fungsi bahasa :

Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal-balik antar anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat.

Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan,emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembaca.

Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat, melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakatnya.

Fungsi kontrol sosial. Bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.

e. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi : Fungsi instrumental, yakni bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu

Fungsi regulatoris, yaitu bahasa digunakan untuk mengendalikan prilaku orang lain

Fungsi intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain

Fungsi personal, yaitu bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain

Fungsi heuristik, yakni bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu

Fungsi imajinatif, yakni bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi

Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi

f. Fungsi bahasa Indonesia : Bahasa resmi kenegaraan

Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan

Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah

Alat pengembangan kebudayaan

g. Fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa baku : Fungsi Pemersatu, artinya bahasa Indonesia mempersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda Fungsi pemberi kekhasan, artinya bahasa baku memperbedakan bahasa itu dengan bahasa yang lain Fungsi penambah kewibawaan, penggunaan bahasa baku akan menambah kewibawaan atau prestise.

Fungsi sebagai kerangka acuan, mengandung maksud bahwa bahasa baku merupakan kerangka acuan pemakaian bahasa

h.Kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

a. Lambang kebanggaan nasional

b. Lambang identitas nasional

c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial,

budaya dan bahasanya

d. Alat penghubung antar budaya, antar daerah

i. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara/ bahasa resmi

a. Bahasa Indonesia diresmikan sejak sumpah pemuda 28 Oktober 1928

b. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara sejak 18 Agustus 1945 tecantum dalam UUD 1945, Bab XV Pasal 36j. Hal-hal sebagai penentu bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara apabila ;

1. Bahasa tersebut harus dikenal dan dikuasai oleh sebagian besar penduduk Negara.

2. Secara geografis, bahasa tersebut lebih menyeluruh penyebarannya

3. Bahasa tersebut diterima oleh seluruh penduduk negaral. Sejak tanggal 25 Februari 1975, bahasa Indonesia berfungsi sebagai ;

Bahasa resmi kenegaraan

Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan

Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional

Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern m. Perbedaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara/Resmi

1. Perbedaan wujud, bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi lebih pada penggunaan lisan dan tulisan secara resmi

Contoh ; pidato kenegaraan, surat dinas

2. Perbedaan proses, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional terbentuk karena didorong oleh rasa persatuan pemuda Indonesia untuk mewujudkan suatu kekuatan yang menunjang terbentuknya persatuan.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara/resmi dilatarbelakangi oleh kondisi bahasa Indonesia yang secara gegrafis menyebar pemakaiannya ke seluruh wilayah Indonesia dan dikuasai oleh sebagian besar penduduknya.

3. Perbedaan fungsi ; bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara adalah dipakai sebagai alat penghubung antar sukun. Fungsi Pokok Bahasa Indonesia menurut Delli hymes

Fungsi kognitif ; menunjukkan, menyampaikan, informasi, komunikasi arti (konsep, gagasan, penggunaan) dan konstruksi simbol.

Fungsi emotif ; menyatakan dan membangkitkan emosi, perasaan, suasana hati, sensasi, gambaran sikap, nilai purbasangka yang sering mempengaruhi tingkah laku.

Fungsi imperative ; memerintah, menasehatkan, mendesak, mewajibkan, ,mengikat.

Fungsi evaluative ; berfungsi untuk menganalisa, menilai manfaatnya o. Fungsi Bahasa berdasarkan tujuannya, adalah :

Tujuan praktis : mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari

Tujuan artistic : manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia

Sebagai kunci mempelajari pengetahuan lain diluar bahasa

Untuk mempelajari naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, kebudayaan, dan perkembangan bahasa p. Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah peraturan bahasa, yaitu:

Tata bahasa

Pilihan kata (diksi)

Tanda baca

ejaan Q. Kriteria penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa, kaidah tersebut meliputi aspek ;

Tata bunyi (fonologi)

Tata bahasa (kata dan kalimat)

Kosa kata (istilah) Ejaan makna Kelemahan bahasaR. Vaquenes (kesamaran) makna yang terkandung dalam bahasa hanya mewakili bukan makana sebenarnya

Contoh ; aneka bunga anggrek,

Ambiguity (ketaksaan) penggunaan bahasa sinonim, antonim, anonym, akronim

Contoh ; bisa, apel, bunga

Inexpicitnees (tidak eksplisit) bahasa kadang-kadang tidak mampu mengungkapkan secara eksak/ nyata

Contoh ; tulang- belulang

Contex dependen pemakaian suatu bentuk kadang berubah makna

Contoh ; teks-teks

Misleadingness (menyesatkan) bahasa dalam komunikasi kadang salah tafsir

Contoh ; pusaran energy kabah

Kekurangan bahasa

Bahasa indonesia adalah bahasa yang susah-susah gampang

Banyak aturan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar

Adanya ungkapan yang sering digunakan dalam bahasa indonesia, sehingga harus memahami ungkapan tersebut

Sulit dipromosikan sebagai bahasa internasional

Tergantung konteks

Kelebihan bahasa

Dapat mengkomunikasikan pengetahuan pada orang lain

Dapat berpikir secara sistematis

Mengungkapkan perasaan pikiran, perasaan orang lain

Bahasa persatuan di tanah air

Bahasa indonesia mudah dipelajari oleh masyarakatnya sendiri

Bahasa indonesia tergolong unik karena hamper semua kata dibaca sesuai dengaan abjadnya

Bahasa dapat menggambarkan realitas

Bahasa mengmbangkan kebudayaan

Kedudukannya sebagai bahasa Negara, fungsi bahasa Indonesia adalah ;

Bahasa resmi kenegaraan atau pemerintahan

Bahasa pengantar resmi di lembaga pendidikan Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional

Bahasa resmi dalam pmbangunan serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi 8. Fungsi bahasa sebagai bahasa nasional adalah :

a. Lambang kebanggaan

b. Lambang identitas nasional

c. Alat penghubung antar warga, antar daerah, dan antar budaya

d. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar sosial budaya dan bahasa yang berbeda9. Fungsi bahasa sebagai bahasa Negara

a. Bahasa resmi kenegaraan

b. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan

c. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi

10. Fungsi bahasa :

a. Sebagai alat ekspresi diri sebagai ungkapan perasaan, gagasan, maksud

b. Sebagai alat komunikasi sebagai alat hubung sesama baik lisan ataupun tulisan

c. Sebagai alat kontrol sosial sebagai peredam rasa emosional juga sebagai alat kontrol dalam bersosialisasi.sebagai alat kontrol penggunaan bahasa dalam komunikasi sosial

d. Sebagai adaptasi sosial sebagai alat beradaptasi dalam suatu lingkungan agar dapat dipahami

e. Sebagai alat integritas atau pemersatu sebagai alat pemersatu bangsa yang berbeda-beda

f. Bahasa alat mempererat antar manusia dalam komunitasnya, dari komunitas kecil (keluarga) sampai komunitas besar (negara)

g. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain

h. Bahasa sebagai sarana berpikir logis

i. Bahasa membangun kecrdasan

j. Bahasa mengembangkan profesi

k. Bahasa sarana menciptakan kreativitas baru

BAB IV

RAGAM dan UNSUR SERAPAN BAHASA INDONESIA

4.1 RAGAM BAHASA INDONESIA

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.

Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.

Ragam bahasa dapat didefinisikan sebagai kevariasian bahasa dalam pemakainya sebagai alat komunikasi. Kevariasian bahasa ini terjadi karena beberapa hal, seperti: media yang digunakan, hubungan pembicara, dan topik yang dibicarakan.MACAM-MACAM RAGAM BAHASA

1. Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.

2. Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.

3. Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.

4. Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.

5. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.

6. Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.

7. Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.

BAHASA INDONESIA DAHULU

Penggunaan Bahasa Indonesia di Zaman Dulu.

Bahasa Indonesia pada waktu dulu sangat tidak divariasikan dalam pengucapan berbicaranya, dalam penyampaiannya pun kata-katanya hampir baku, tapi tidak semua warga Indonesia pada waktu itu berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hanya orang-orang yang berpendidikanlah yang penggunaan bahasa Indonesianya baku, karena kita ketahui pada zaman dulu jarang orang-orang yang dapat bersekolah. Hanya orang yang mempunyai uanglah yang dapat bersekolah. Walaupun begitu, penggunaan bahasa Indonesia di zaman dulu lebih baik dari penggunaan bahasa Indonesia di zaman sekarang.BAHASA INDONESIA SEKARANG

Penggunaan Bahasa Indonesia di Zaman Sekarang

Bahasa Indonesia di zaman sekarang ini sudah banyak divariasikan dalam pengucapan berbicaranya. Dalam penyampaianpun kata-katanya sudah tidak baku lagi, hal ini disebabkan karena era globaliasi yang berkembang pesat di Indonesia, karena pengaruh-pengaruh budaya luar masuk ke Indonesia termasuk cara gaya berbicaranya, oleh karena itu, sekarang ini bahasa Indonesia yang baku sudah jarang dipakai lagi karena dampak globalisasi itu. Orang-orang berbicara dengan kata-kata yang baku hanya dipakai di kalangan lingkungan sekolah, atau jika sedang berlangsungnya rapat. Kejadian ini sungguh sangat ironi sekali karena seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia membanggakan bahasa kita sendiri, tapi malah kita yang tidak berbicara dengan berbahasa Indonesia.

BAHASA INDONESIA KEDEPAN

Penggunaan Bahasa Indonesia Kedepannya

Mungkin gaya bicara warga Indonesia ke depan diprediksi sudah tidak sama sekali menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapanya sehari-hari, nanti mungkin akan berbicara dengan bahasa negara lain, hal ini dapat kita lihat dari sekolah-sekolah menengah ke atas yang hampir rata-rata mengedepankan pelajaran-pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Jepang, bahkan sekarang ini sudah banyak sekolah menengah ke atas yang mempelajari bahasa Jerman dan Arab. Itu semua dimasukan ke dalam pembelajaran yang pokok, sedangkan bahasa Indonesia sendiri sudah jarang dipelajari karena beranggapan bahasa kita sendiri, jadinya dianggap sepele padahal justru bahasa kita sendirilah yang harus kita lestarikan. Kita juga dapat melihat dari perguruan-perguruan tinggi yang tes masuknnya itu harus dengan menguasai bahasa inggris, ini sangat ironi sekali justru seharusnya tes itu memakai bahasa Indonesia karena itu sama saja kita dari dini sudah tidak tertanam berbahasa Indonesia yang baku lagi, tapi sudah tertanam oleh bahasa luar. Hal-hal itulah yang menjadi penyebab bahasa Indonesia kedepannya nanti akan tidak dipakai lagi bahkan mungkin juga akan hilang.

Ragam bahasa berdasarkan media/sarana

A. Ragam Bahasa Lisan dan TulisBerdasarkan media atau sarana pemakaianya, ragam bahasa dibedakan atas ragam bahasa tulis dan ragam bahasa lisan. Ada yang mengatakan ragam bahasa tulis merupakan ragam bahasa lisan yang divisualkan atau dituliskan. Pendapat tersebut sesungguhnya ada benarnya tetapi tidak banyak salahnya karena tidak semua ragam bahasa lisan dapat dituliskan dan sebaliknya juga. Ada beberapa hal yang menjadi pembeda antara ragam bahasa tulis dan lisan misalnya: (1) ragam lisan memerlukan orang kedua sebagai lawan berbicara sedangkan tulis tidak harus, (2) fungsi gramatikal (subjek, predikat, objek) tidak selalu dinyatakan dalam ragam lisan karena memang dalam raga ini penggunaan bahasa sudah dibantu dengan situasi/ konteks, mimic pembicara, gerakkan, pandangan dan lain sebagainya, sedangkan dalam ragam tulis hal tersebut tidak ada atau diperlukan fungsi gramatikal yang lebih lengkap agar lawan bicara (pembaca tulisan) dapat memahami informasi yang disampaikan dengan jelas dan benar, (3) ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu, sedangkan ragam tulis tidak terikat, dan (4) ragam lisan dipengaruhi oleh panjang pendek dan tinggi rendah suara sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf capital, huruf miring dll. Dengan demikian dapat didefinisikan ragam lisan dan ragam tulis sebagai berikut:1. Ragam bahasa LisanRagam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.

Ragam bahasa lisanRagam bahsa lisan merupakan ragam bahasa yangdiungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.2. Ragam bahasa tulisRagam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.Contoh Ragam bahasa lisan Ragam bahasa tulis

1. Putri bilang kita harus pulang 1. Putri mengatakan bahwa kita harus pulang

2. Ayah lagi baca koran

2. Ayah sedang membaca koran

3. Saya tinggal di Bogor 3. Saya bertempat tinggal di Bogor

Ragam bahasa tulisRagam bahasa tulis merupakan ragam bahasa yangpemakaiannya melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur agar dapat dipahami dengan mudah dan benar. Ragam bahasa tulis memiliki kaidah yang baku dan teratur seperti tata cara penulisan (ejaan), tata bahasa, kosa kata, kalimat dll. Dapat dikatakan ragam bahasa tulis menuntut adanya adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca.B. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek). Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.

2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

contoh:

1) Ira mau nulis surat Ira mau menulis surat

2) Saya akan ceritakan tentang Kancil Saya akan menceritakan tentang Kancil.

3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi/formal, baik lisan maupun tulisan.

Bahasa baku dipakai dalam :

a. pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat

dinas memberikan kuliah/pelajaran;

b. pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat;

c. komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang;

d. wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.

Segi kebahasaan yang telah diupayakan pembakuannya meliputi

a. tata bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat, pedomannya adalah buku Tata Bahasa Baku Indonesia;

b. kosa kata berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);

c. istilah kata berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah;

d. ejaan berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD);

e. lafal baku kriterianya adalah tidak menampakan kedaerahan.

C. Ragam bahasa menurut pokok persoalan atau bidang pemakaianDalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.

Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran; improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni; pengacara, duplik, terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum; pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran/majalah, dll. Contoh kalimat yang digunakan dalam undang-undang.

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus jutarupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual pada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Ragam Baku dan Tidak BakuRagam baku merupakan ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaanya. Sedangkan ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh cirri-ciri menyimpang dari norma ragam baku. Ragam bahasa baku memiliki sifat yaitu kemantapan dinamis, cendekia dan seragam. Kemantapan diartikan sebagai kesesuaian dengan kaidah bahasa dan dinamis yaitu tidak kaku atau tidak kaku. Bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi yang lebih sering terlibat di dalamya adalah kaum terpelajar. Dan bersifat seragam karena pada dasarnya pembakuan bahasa merupakan proses penyeragaman bahasa. Agar dapat dipakai dan dimengerti setiap orang pemakainya.C. Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku LisanDengan adanya dua jenis ragam bahasa di atas yaitu ragam lisan dan tulis, dan ragam baku dan tidak baku muncul sebuah ragam bahasa yang lain yaitu ragam baku tulis dan ragam baku lisan. Kedua ragam ini memiliki konsep yang sama dengan ragam di atas.Ragam baku tulis merupakan ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah. Ragam baku tulis berpedoman pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, pedoman umum pembentukan istilah, dan KBBI. Sedangkan untuk ragam baku lisan adalah bagaimana menggunakan ragam bahasa baku seperti di atas dalam situasi lisan. Hal yang menentukan baik tidaknya ragam baku lisan seseorang adalah banyak sedikitnya pengaruh dialek atau logat bahasa daerah pembicara. Jika bahasa yang digunakan atau logat yang digunakan masih sangat menunjukan bahasa atau logat bahasa daerah maka dapat dikatakan bahasa baku lisan pembicara tersebut masih kurang baik.D. Ragam Sosial dan Ragam FungsionalRagam social dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam social membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status social orang yang menjadi lawan bicara. Ragam social ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh orang takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya kedudukan social yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut kamu pada lawan bicara yang merupakan teman tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status social yang lebih tinggi atau kepada orang tua.Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam bahasa yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :

a. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.

b. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.

c. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.

d. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.

e. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.

f. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).

Ragam bahasa

Ada tiga istilah tentang ragam bahasa :

a. Idiolek = ciri khas yang dimiliki seseorang yang sulit sekali diubah

b. Dialek = sekelompok orang yang menggunakan logat yang sama karena berasal dari satu daerah yang berdekatan

c. Sosiolek = sekelompok orang yang berlogat sama mendiami satu daerah (bahasa kelompok akademis berbeda dengan bahasa orang jalanan)

d. Ragam bahasa bidang tertentu : istilah hokum, istilah sains, istilah jurnalistik, dan lain-lain.

e. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan tulisan

f. Ragam bahasa pada situasi seperti bahasa formal dan nonformalBahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.

Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri. Bahasa isyarat akan dibahas pada artikel lain di situs organisasi.org ini. Selamat membac

Macam dan jenis ragam bahasa:

1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, jurnalistik, dsb.

2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden soeharto, gaya bahasa binyamin s, dsb.

3. Ragam bahasa pada sekelompok anggota masyarakay suatu wilayah seperti dialeg bahasa madura, medan, sunda, dll.

4. Ragam bahasa pada masyarakat suatu golongan seperti ragam bahasa orang akademisi berbeda dengan ragam bahasaorang jalanan.

5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.

6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal dan informal.

Bahasa lisan lebih ekspresif dimana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau atau silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara atau target komunikasi.

Bahsa isyarat atau gestur atau bahasa tubuh adalah salah satu cara berkomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat digunakan permanen oleh penyandang cacat karena mereka mempunyai bahasa sendiri.

Bahasa bisa punah karena kebanyakan bahasa didunia ini tidak statis. Bahasa-bahasa itu berubah seiring waktu, mendapat kata tambahan, dan mencuri kata-kata dari bahasa lain. Bahasa hidup dan berkembang ketika masyarakat menuturkannya sebagai alat komunikasi utama. Ketika tidak ada lagi masyarakat penutur asli suatu bahasa disebut bahasa mati atau punah, meskipun masih ada sedikit penutur asli yang menggunakan tetapi generasi muda tidak lagi menjadi penutur bahasa tersebut.

Banyak situasi yang menyebabkan bahasa punah. Sebuah bahasa punah ketika bahasa itu berubah bentuk menjadi famili bahasa-bahasa lain.

Orang indonesia kini boleh jadi tidak mengerti bahasa melayu yang digunakan di indonesia awal abad ke-20. Karena bahasa indonesia saat ini berasal dari bahasa melayu yang telah mengalami infusi kata-kata bahasa asing. Bisa dikatakan bahasa melayu bermetamorfosis dalam bahasa indonesia. Kelak kalau bahasa indonesia makin berkembang dan demikian pula bahasa melayu malaysia kemungkinan bahasa melayu akan punah.

Karena pengaruh globali sasi dan IPTEK menyebabkan masyarakat indonesia menganggap bahasa indonesia itu :

Tidak gaul.

Terlalu formal.

Rapuhnya bahasa indonesia disebabkan :

Tergerus arus globalisasi.

Kemungkinan banyak oran yang tidak menyukai peraturan bahasa indonesia.

Tidak adanya relasi masyarakat dengan pemerintah tentang pembudidayaan.

Selain bahasa asing, bahasa daerah juga memberi pengaruh pada perkembangan bahasa indonesia. Karena bahasa indonesia mungkin dianggap terlalu formal untuk dipakai sehari-hari. Tidak apa-apa sebenarnya bahasa asing menyerap kedalam bahasa indonesia. Sebagai bahasa yang terbuka, bahasa indonesia harus luwes menerima unsur bahasa lain.

Bahasa indonesia mengenal dua macam serapan yakni :

Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indonesia.

Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya telah disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia.

BAB V

EYD dan TANDA BACA

BAB VI

DIKSI dan PILIHAN KATA

Jika kita menulis atau berbicara, kita itu selalu menggunakan kata. Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana.

Di dalam sebuah karangan,diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.

Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna :

Makna sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :

1. Makna Leksikal: makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).

2. Makna Gramatikal: untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna sebuah buku, menjadi buku-buku yang bermakna banyak buku.

3. Makna Referensial dan Nonreferensial:

Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan

kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).

4. Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatifadalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal.

Makna konotatifadalah: makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping.

5. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

Makna konseptualadalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai.

Makna asosiatifadalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa . Contoh: Kata melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.

6. Makna Kata dan Makna Istilah

Makna kata,walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan.

Makna istilahmemiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.

7. Makna Idiomatikal dan Peribahasa Maknaidiomadalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.

Makna pribahasabersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa

8. Makna Kias dan Lugas

Makna kiasadalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.

Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti :

Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.

Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.

Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.

Contoh Paragraf :

1) Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan kawanku. Udara disana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.2) Liburan tahun ini Aku dan kawanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulan1. Makna Denotatif dan Konotatif

a. Makna denotatifadalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalahsuatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.

b. Makna konotatifadalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.

2. Makna Umum dan Khusus

a. Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya.Makin luas ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya.

b. Makin sempit ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinanterjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat.

Misalnya:

Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.

3. Kata abstrak dan kata konkret.

a. Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara.

b. kata yang acuannya tidak mudah diserap panca-indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.

4.Sinonim

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.

Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.

5.Kata Ilmiah dan kata popular

Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.

Perbedaan antara kata ilmiah dengan kata populer

a. kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari.

b. kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.

Penentuan batas kataDalam ilmu linguistik barat ada minimal lima cara dalam menentukan batas-batas kata:

a.Pada jedaSeorang pembicara diminta untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan, diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metoda ini tidaklah sempurna: sang pembicara dapat dengan mudah memilah-milah kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata.

b.KeutuhanSeorang pengguna diminta untuk mengucapkan sebuah kalimat secara keras dan lalu diminta untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.

c.Bentuk bebas minimal

Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah leksem, jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.

d.Batas fonetisBeberapa bahasa mempunyai aturan pelafazan khusus yang membuatnya mudah ditinjau di mana batas kata sejatinya. Misalnya, di bahasa yang secara teratur menjatuhkan tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin jatuh setelah masing-masing suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa didengarkan pada bahasa yang mempunyai harmoni vokal (seperti bahasa Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi, tidak semua bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang mudah, kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula perkecualiannya.

e.Satuan semanticSeperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.

Dalam prakteknya, para ahli bahasa menggunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap.

BAB VII

RAGAM KALIMAT

Kalimat dapat dibagi menjadi beberapa jenis berikut.

1.Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu prediket serta mengandung satu maksud.Contoh

Toni menanam biji jarak di kebun

S P o Ket

Laki-laki itu beristri tiga orang

S P Pel

Berdasarkan predikatnya, kalimat tunggal di bagi menjadi atas :

a.Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.

Contoh :

Ayahnya seorang pelukis.

Yang berbaju biru itu,pak Yandi.b.Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kalimat kerja.

Contoh :

Anisuka makanbakso.

RinobelajarAritmatika.

c.Kalimat adjektival adalah kalimat yang predikatnya berupa adjektiva atau kata sifat.Contoh :

soal itu sulitsekali.

Tekadnyasangat kukuh2.Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri di atas dua pola kalimat atau lebih. Kalimatmajemuk tersusun dari beberapa kalimat tunggal. Kalimat mejemuk dapat di bedakan atas :

a.Kalimat majemuk setara/koordinatifKalimat majemuk setara adalah kalimat yang pola-pola kalimatnya memilikikedudukan yang sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya, kalimat majemuksetara terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1.Kalimat majemuk penjumlahan, ditandai oleh kata hubung dan,lalu,kemudian, dan sebagainya.Contoh :

Pak Heru membaca soal dan siswa mendengarkan dengan saksama.

Ia duduk di kursi,lalumenyalahkan televis

2.Kalimat majemuk pemilihan, di tandai oleh kata hubung atau.Contoh :

Kamu mau pesan soto ayamatausoto sapi?

Siapa yang akan menemaniku? Kamuataudia?

3.Kalimat majemuk bertentangan, ditandai oleh kata hubung tetapi,melainkan.Contoh :

Ayah sering menasihatinya,tetapidia tetap tidak mau berubah.

Anaknya Bu Sari bukan yang berbaju biru,melainkanyang berbajumerahb.Kalimat majemuk bertingkat/subordinatifKalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat ataulebih yang tidak sederajat. Salah satu pola menduduki fungsi utama kalimat, yanglazimnya disebut dengan induk kalimat, sedangkan pola yang lain, yang lebih rendahkedudukannya disebut anak kalimat. Fungsi itu sekaligus menunjukkan relasi antarainduk kalimat dan anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat terbagi menjadi :

1)Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai oleh kata hubungsetelah,sewaktu, sejak, manakala, ketika,dan sebagainya.Contoh :

Ia menjadi sebatang karasejakayah dan ibunya meninggal

Aku sampai di rumahketikaibu sedang menyiram bunga.Manakalakamu sedang membutuhkan teman, datanglah padaku.

2)Kalimat majemuk hubungan tujuan, ditandai oleh konjungsi jika,seandainya, andaikan, asalkan, apabilaContoh :

kamu boleh membeli sepedaasalkannilai rapormu bagus.Seandainyadia tahu apa yang kamu lakukan, dia pasti tidak akanmemaafkanya.

3)Kalimat majemuk hubungan tujuan, ditandai oleh konjongsiagar,supaya,biar.Contoh :

Minumlah obat itu agarkamu cepat sembuh.

Aku sengaja memcerikatan rahasia ini kepadamu,supayakamupaham duduk personalnya.

4)Kalimat majemuk hubungan konsesif, ditandai oleh konjingsi walaupun,meskipun, sekalipun, biarpun, kendatipun, sungguhpun Contoh :

Dia tetap teguh pada pendiriannya walaupun setiap orangMenantangnya.

Biarpun hujan turun deras, dia tetap berjalan mengelilingi kompekmenjajakan dagangannya.

5) Kalimat majemuk hubungan perbandingan, ditantai oleh kata penghubung daripada, ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, alih-alih.Contoh:Daripada kamu duduk-duduk saja, lebih baik kamu bantu ibumumerapikan taman.

Pak Bahrun menyayangi semua kemenekannya seperti diamenyayangi anak kandungnya.

Saya akan menolongmu sebagaimana ayahmu juga menolongkeluargaku.6)Kalimat majemuk hubungan penyebaban, ditandai oleh kata penghubungsebab, karena, oleh karena.

Contoh:

saya tidak jadi berangkat ke Medankarenaada pekerjaan yang harus segera diselesaikan disisni.

Ian tidak diizinkan mengikuti pelajaran pertama sebab datang terlambat.

7)Kata majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung sehingga,sampai-sampai,maka.Contoh:

Kamu terlalu asyik menonton film sehingga lupa shalat.Kami tidak setuju,makakami protes.

8)Kata majemuk hubungan cara, ditandai oleh kata penghubung denganContoh:

Gelandang itu tidur di emperan toko dengan beralaskan koran.

9) Kalimat majemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh konjungsi seolah-olah,seakan-akan.Contoh:

Dia diam saja seakan-akan dia tidak mengetahui persoalan yangterjadi.

Segala usahanya masih belum berhasil seolah-olah semua pintukeberuntungan tertutup baginya.

10) Kalimat majemuk hubungan kenyataan ditandai oleh konjungsi padahal,sedangkan.Contoh: Pura-pura tidak tahu padahal dia tahu banyak.

Peserta rapat sudah berkumpul semua, sedangkan agenda rapatbelum disiapkan.

11) Kalimat majemuk hasil, ditandai oleh konjungsinya makanya Contoh:

Kamu susah sekali makan,makanya lambungmu sering sakit.

12)Kalimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu. Contoh: Kamu harus tahu bahwa kamu adalah putra Pak Sanjaya.

Rumah ini telah dijual setahun yang lalu,yaitu melalui agen properti.

13)Kalimat majemuk hubungan atributif,ditandai oleh konjungsi yang Contoh:

Pemuda yang berdiri di dekat pohon itu, kekasih Andrea.

Siswa yang tidak mematuhi peraturan akan dikenai sanksi.

c.Kalimat majemuk campuran.

Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimatmajemuk beringkkkat.Contoh:

Artis cantik itu hanya bisa diam lalu pergi begitu saja ketika beberapa wartawan menanyainya.

3.Kalimat LangsungKalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ujaran orang lain.Contoh:

Ibu berkata saya tidak senang melihat rambut gondrong.

Di mana rumahmu, Nak? tanya ibu.

Pergi kamu!ucap Ina sambil menunjuk pintu.

4.Kalimat Tidak Langsung.

Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menyampaikan kembali ujaran orang lain.Contoh:

Ibu mengatakan bahwa ia tidak senang melihat rambut gondrong.

Ibu menanyakan rumah anak itu.

Sambil menunjuk pintu, ina memintaku untuk pergi.

Pebedaan antara kalimat langsung dengan kalimat tidak langsung dapat dinyatakan dalam tabelberikut:

Kalimat langsungKalimat tidak langsung

Bertanda petik (....) dalam bahasa tulisTidak bertanda petik dalam bahasa tulis

Intonasi bagian yang dikutip lebih tinggi daripada bagian lainnyaIntonasi mendatar dan menurun pada bagian akhir kalimat

Kata ganti orang pada bagian kalimat yang dikutip, tetapKata ganti pada bagian kalimat yang dikutip,. mengalami perubahan

Tidak berkata tugas Berkata tugas seperti bahwa,sebab, untuk,supaya, dan sebagainya

Kalimat yang bertanda petik dapat berbentukkalimat berita, tanya, atau perintahHanya bentuk berita

5.Kalimat Aktif

Kalimat aktif ialah kalimatyang subjeknya menjadi pelaku. Ciri utama kalimat aktif adalahpredikatnya berupa kata dasar atau berimbuhan me(N)- dan ber-.Contoh:

Ibu sedang membuat martabak telurAndika senang makan kerangMedi tinggal di jalan SolontonganBerdasarkan hubungan antara prediket dan objeknya, kalimat aktif terbagi menjadi:

a)Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang predikatnya mutlak membutuhkanobjek.Contoh: Andre memperkenalkan Hendra kepada teman-temannya

P O

Nelayan menjala ikan di laut

P Ob)Kalimat aktif semitransitif adalah kalimat aktif yang predikatnya memerlukanpelengkap.Contoh: Negara indonesia berdasarkan hukum

P Pel

Cicin itu bertahtakan berlian

P Pel

c) Kalimat aktif dwitransitif adalah kalimat aktif yang predikatnya membutuhkan objekdan pelengkap.Contoh:

Petugas itu memperbolehkan saya merokok di ruangan ini

P O Pel6.Kalimat Pasif

Kalimat pasif ialah kalimat yng subyeknya dikenai pekerjaan.Ciri-ciri kalimat pasif adalah sebagi berikut:i.Predikatnya berisi kata kerja berawalan di-,ter-, dan konfiks ke-anContoh: Ina kehujanan tadi malam.

Gedung baru itu akan diresmikan oleh walikota Bandung.

ii.Betuk diri atau persona ku-, kau-.Contoh:

Coba kau lihat bunga ini.

Kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif.

Caranya adalah sebagai berikut: Tukarkan pengsi subjek (S) dengan pengisi objek (O) Ganti awalan me- dengan di- pada predikat

Tambahkan kata oleh di belakang predikat (manasuka)Pemerintah mencanangkan Program Indonesia Sehat 2010. (aktif)

S P O

Program Indonesia Sehat 2010 dicanakan (oleh) pemerntah. (pasif)

Jika subjek pada kalimat berupa kata ganti aku, saya, kami, kita, engkau, kamu, anda, dia, beliauataumereka,berlaku kaidah berikut:yUbah pola SPO menjadi OSPyHapus awalanmeN-dari PyRapatkan S dan P tanpa kata pemisahapa pun. Jika semula predikatnya mengadung katabantuseperti akan, dapat,atau kata ingkartidak,letakkan kata-kata tersebut sebelum S.yGantikanakudenganku-danengkaudengan kau (manasuka)Contoh: Mereka sedang menyelesaikan tugas yang sangat mulia (aktif)S P OTugas yang sangat mulia sedang mereka selesaikan. (pasif)7.Kalimat MayorKalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat, dapat berupaS-P, S-P-O, atau S-P-O-KCONTOH:Saya mengantukPrisiden berkunjung ke AustraliaSaya meminjam novel dari perpustakaan

8.Kalimat MinorKalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat.Unsur pusat tersrbutbiasanya berupa predikat.Contoh: Pergi!Tidur!Minggu depanRAGAM KALIMAT BERDASARKAN FUNGSI DAN TUJUANNYA1.KALIMAT BERITAKalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan suatu kejadian atausuatu keadaan. Dalam bentuk tulisan kalimat berita diakhiri dengan tanda titik (.),sedangkan dalam bentuk lisan nadanya naik di akhir kalimat.Contoh: Harga BBM akan dinaikkan mulai bula Mei 2008Presiden SBY akan meresmikan proyek jalan tol2.KALIMAT PERITAHKalimat perintah adalah kalimat yang berisikan perintah atau seruan untukmelakukan sesuatu. Kalimat berita dalam bentuk tulisan diakhiri dengan tanda seru(!) atau titik (.).Ciri-ciri kalimat perintah:Menggunakan kata kerja taktransitif dan predikatnya dapat menggunakanpartikellah.Dapat menggunakan katatolong, coba,atausilakanuntuk memperhaluskalimatKalimat perintah larangan sering didahului oleh katajangan.Contoh: Jangan bermain disini lagi!Tulislah namamu di atas kertas ini!Ambilkan kertas itu!3.KALIMAT TANYAKalimat tanya adalah kalimat yang berisikan pertanyaan seseorang kepada oranglain.Cara membuat kalmat tanya:Membalikkan urutan kata lalu ditambah partikel-kah.Contoh: kakak membeli mobil baru.Membeli mobil barukah kakak?Menggunakan kata tanyaapa, siapa, berapa, kapan, mengapa, bagaimana,di mana,dann sebagainyaContoh: kapan kamu datang?Bagaimana cara memenanam jagung?Menambahkan partikelkahpada kata tanyaContoh: di manakah dia berada?Siapakah pemenang piala uber 2008?Menggunakan katabukanatautidakContoh : sepatu ini milik mu, bukan?

Kamu ini serius tidak?Mengubah intonasi kalimat.Contoh: Rino sedang tidur.Rino sedang tidur?4.KALIMAT SERUKalimat seru adalah kalimat yang mengunkapkan perasaan.Contoh: Alangkah sengit pertandingan itu.Wah, luar biasa pertunjukan itu.5.KALIMAT EMPATIKKalimat empatik adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus kepada subjek.Contoh: Kamilah yang terlambat datang.Dialah yang memulai konflikBAB VIII

KALIMAT EFEKTIF

A. DEFINISI

Kalimat efektif adalah :

Kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan penutur atau penulis secara tepat, sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh pendengar/ pembaca secara tepat pula.

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :

1. Kalimat efektif adalah : kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja tetapi harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca (Rahayu ; 2007)

2. Kalimat efektif adalah : kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami oleh orang lain secara tepat (akhadiah, Arsjad, dan ridwan ; 2001)

3. Kalimat efektif adalah :kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca (Arifin : 1989)

4. Kalimat efektif adalah : kalimat yang dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi; 2009)

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa definisi di atas, bahwa kalimat efektif adalah : kalimat yang memenuhi syarat gramatikal, komunikatif, ringkas,dan sintaksis serta mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.

B. JENIS-JENIS

1. Kalimat efektif mewujudkan koheresi yang baik dan kompak

Koheresi adalah : pertautan antara unsur-unsur yang membangun kalimat alinea. Tiap kata atau frase dlam kalimat harus berhubungan ke dalam maupun keluar. Untuk menjaga koheresi itu, hendaknya penulis :

Kritis terhadap pemakaian kata ganti dalam kalimat. Ada kemungkinan bahwa pemakaian kata ganti tersebut menyebabkan kalimat tidak efektif.

Kritis terhadap pemakaian kata depan, adakalanya terpakai kata depan yang sebenarnya tidak diperlukan atau sebaliknya, terhapus kata depan yang sebenarnya harus dipakai.

Memanfaatkan kata kata peralihan atau transisi untuk mengeksplisitkan dan memperjelas hubungan gagasan antara kalimatyang satu dan kalimat yang lain dalam alinea, antara alinea yang satu dengan alinea yang lain.

2. Kalimat efektif merupakan komunikasi yang berharkat.

Harkat berarti daya, tenaga, kekuatan, bila penulis ingin agar komunikasinya sampai dan mengesam. Kalimat yang ditulis harus berharkat dan bbertenaga. Cara untuk mengharkatkan kalimat antara lain:

Bagian kalimat yang hendaknya dipentingkan atau diutamakan diletakkan pada awal kalimat, dalam hal ini dapat terwujud ialah INVERSI pada awal kalimat atau prolepso atau gabungan inverse dan prolepsis.

Inversi : Predikat diletakkan di depan subjek

Contoh : Penyakit AIDS merajalela dikalangan orang barat

O

P

S

Dikalangan orang barat penyakit AIDS merajalela

P

S

O

Rolepsis : Keterangan atau objek diletakkan di depan subjek, prolepsis keterangan lebih banyak terjadi pada prolepsis objek.

Contoh : Ayah suka makan sate, bakso tidak

Sate, ayah suka, bakso tidak

Gabungan inverse dan prolepsis

Bila penulisan menyebutkan serangkaian hal (peristiwa) hendaknya diperhatikan dan diusahakan agar urutan hal (peristiwa) itu logis, kronologis, dan berklimaks

Kata kunci diulang

Kata atau frase yang hendak dipentingkan dapat ditambah partikel pementing (lah, pun, kah)

Serangkaian hal yang disebutkan dapaat menjadi lebih kuat dengan pararelisme

3. Kalimat efektif memperhatikan pararelisme

Pararelisme (kesejajaran) adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur yang sama fungsinya. Jika sebuah pikirannya dinyatakan dengan frase, maka pikiran-pikiran lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk me-, di- dan sebagainya, maka gagasan lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk me-, di- dan sebagainya. Upaya-upaya untuk berhemat kata antara lain :

Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan

Menghindari pemakaian superordinat dan hiponim bersama-sama

Menjatuhkan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu

Menghindari penguraian kata yang tidak perlu

Menghilangkan kata-kata pembalut seperti : fakta, faktor, unsur yang sebenarnya tidak perlu.

Menghilangkan pleonasme

4. Kalimat efektif didukung variasi, adalah variasi kalimat yang membangun paragraf atau alinea

5. Kalimat efektif dibantu pemakaian EYD

Penakaian huruf capital, huruf capital digunakan sebagai :

Huruf peertama pada awal kalimat

Huruf pertama petikan langsung

Huruf pertama dalam ungkapam yang berhubungan dengan kitab suci, naama Tuhan, termasuk kata gantiunya.

Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, yang diikuti nama orang

C. CIRI-CIRI

1. Kesepadanan

Kesepadanan adalah ; keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu ; unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

Contoh : Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan

(Tidak efektif)

Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (Efektif)

2. Kecermatan daam pemilihan dan penggunaan kata

Dalam kalimat efektif tidak menimbulkan penafsiran ganda (menjadi ambigu).

Contoh : Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan

hadiah (tidak efektif)

Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu

mendapatkan hadiah (efektif)

3. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frase atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah ata bahasa indonesia. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan menguburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu :

Menghilangkan pengulangan subjek

Menghindarkan pemakaia superordinat pada hiponim kata

Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat

Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak

4. Kelogisan

Kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/ masuk akal.

Contoh :

Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini (Tidak efektif)

Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini (efektif)

5. Kesatuan atau kepaduan

Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu ;

Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak simetris

Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + cerbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif pesona.

Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita

6. Keparalelan atau kesejajaran

Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me-juga.

7. Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu ;

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Membuat urutan kata yang bertahap

Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

Mempergunakan partikel penekanan (penegasan) seperti ; partikel lah, -pun, -kah D. SIFAT

Kalimat efektif mempunyai empat sifat / ciri, yaitu :

1) Kesatuan (Unity)

2) Kehematan (Economy)

3) Penekanan (Emphasis)

4) Kevariasian (Variety)

1. Kesatuan (Unity)Kesatuan kalimat bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek - predikat, predikat objek, dan predikat keterangan. Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan p. Ada pula kalimat yang secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel.hal seperti ini hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan gagasan yang hendak disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca atau pendengar.

Contoh ;

1. Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian.

2. Kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa Indonesia

2. Kehematan (Economy)Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimay dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat kerena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan.

a. Mengulang subjek kalimat

b. Hiponim dihindarkan

c. Pemkaian kata depan dari dan daripada.

3. Penekanan (Emph