modul 8 kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir€¦ · modul kelembagaan dan koordinasi...

37
Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir MODUL KELEMBAGAAN DAN KOORDINASI PENGENDALIAN BANJIR PELATIHAN PENGENDALIAN BANJIR 2017 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI MODUL 08

Upload: others

Post on 15-Dec-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

MODUL KELEMBAGAAN DAN KOORDINASI PENGENDALIAN BANJIR

PELATIHAN PENGENDALIAN BANJIR

2017

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

MODUL 08

Page 2: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya

pengembangan Modul Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir sebagai

materi inti/substansi dalam Pengendalian Banjir. Modul ini disusun untuk memenuhi

kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang SDA.

Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga)

bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan

modul yang sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam

memahami kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir. Penekanan orientasi

pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.

Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim

Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka

dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan

yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi

peningkatan kompetensi ASN di bidang SDA.

Bandung, September 2017

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Sumber Daya Air dan Konstruksi

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc.

NIP. 19670908 199103 1 006

Page 3: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v

PETUNJUK PENGGUNAAN ................................................................................ vi

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Deskripsi Singkat ........................................................................................... 1

C. Tujuan Pembelajaran ..................................................................................... 1

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok .............................................................. 2

E. Estimasi Waktu .............................................................................................. 2

MATERI POKOK 1 KELEMBAGAAN DAN KOORDINASI PENGENDALIAN

BANJIR ................................................................................................................. 3

1.1 Peran Serta ................................................................................................... 4

1.1.1 Peran BNPB, BPBD dan Instansi Terkait ............................................ 5

1.2 Posko Penanggulangan Banjir ....................................................................... 8

1.2.1 Tugas dan Kegiatan Posko PB Pusat .................................................. 9

1.2.2 Prosedur Penanggulangan Bencana Alam ........................................ 10

1.3 Peran Serta Masyarakat .............................................................................. 13

1.4 Informasi dan Sosialiasi ............................................................................... 14

1.4.1 Penyelenggaraan dan Materi Informasi ............................................. 14

1.4.2 Jaringan Informasi ............................................................................. 14

1.4.3 Penyelenggaraan Informasi ............................................................... 15

1.4.4 Penyelenggaraan Informasi ............................................................... 15

1.5 Konsultasi dan Koordinasi ........................................................................... 16

1.5.1 Wadah Koordinasi ............................................................................. 16

1.5.2 Kegiatan Koordinasi .......................................................................... 16

1.6 Fasilitas ....................................................................................................... 17

1.7 Law Enforcement ......................................................................................... 17

1.8 Latihan ......................................................................................................... 22

1.9 Rangkuman ................................................................................................. 22

Page 4: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii

PENUTUP ............................................................................................................ 23

A. Simpulan ..................................................................................................... 23

B. Tindak Lanjut ............................................................................................... 24

EVALUASI FORMATIF ....................................................................................... 25

A. Soal ............................................................................................................. 25

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

GLOSARIUM

KUNCI JAWABAN

Page 5: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 - Stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan bencana banjir ............... 4

Tabel 1.2 - Instansi, rencana tindak (action plan) dan jangka waktu ....................... 4

Page 6: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi v

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 - Struktur organisasi PB DPU ............................................................ 8

Gambar I.2 - Debit Q untuk beberapa macam curah hujan ................................ 12

Gambar I.3 - Skema manajemen penanggulangan bencana banjir .................... 11

Gambar I.4 - Tata laksana kerja penanggulangan bencana banjir...................... 11

Gambar I.5 - Skema koordinasi penanggulangan bencana banjir ...................... 12

Gambar I.6 - Mekanisme alur pelaporan dan pertanggungjawaban PB .............. 12

Gambar I.7 - Bangunan pompa pengendali banjir tidak bisa berfungsi baik akibat

menumpuknya sampah ................................................................. 18

Gambar I.8 - Bangunan permanen yang didirikan di pinggir sungai

melanggar peraturan garis sempadan ........................................... 19

Gambar I.9 - Pembangunan tak terkendali di hulu DAS meningkatkan banjir dan

kekeringan di hilir .......................................................................... 20

Gambar I.10 - Penataan ruang hulu dan hilir ........................................................ 21

Page 7: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi

PETUNJUK PENGGUNAAN

Deskripsi

Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir ini terdiri dari 1 (satu)

materi pokok yang membahas mengenai kelembagaan dan koordinasi

pengendalian banjir.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.

Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami

kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir. Setiap materi pokok dilengkapi

dengan latihan yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan

setelah mempelajari materi pada materi pokok.

Persyaratan

Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak

dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan baik

materi yang merupakan materi inti/substansi dari Pelatihan Pengendalian banjir.

Untuk menambah wawasan, peserta diharapkan dapat membaca terlebih dahulu

materi yang berkaitan dengan kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir

dari sumber lainnya.

Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan

kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator, adanya

kesempatan diskusi dan studi kasus.

Alat Bantu/Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media

pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board dengan spidol dan

penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan ajar.

Page 8: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vii

Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta diharapkan mampu

memahami kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir.

Page 9: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana

tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Dengan semakin bertambahnya volume dan kompleksitas tugas-tugas

lembaga pemerintahan dan silih bergantinya regulasi yang begitu cepat perlu

upaya-upaya preventif untuk memperlancar tugas-tugas yang harus diemban oleh

Pegawai Negeri Sipil.

Untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, Pegawai

Negeri Sipil harus memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi

politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu

menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan

peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, hal

tersebut dapat terwujud dengan melalui pembinaan yang dilaksanakan

berkelanjutan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 yang

dinyatakan bahwa manajemen PNS diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan

tugas pemerintahan dan pembangunan secara berhasil guna dan berdaya guna.

B. Deskripsi Singkat

Mata pelatihan ini membekali peserta pelatihan dengan pengetahuan/wawasan

mengenai kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir, melalui metode

ceramah interaktif, diskusi dan studi kasus. Keberhasilan peserta pelatihan dinilai

dari kemampuan memahami kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan mampu

memahami kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir.

Page 10: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2

2. Indikator Keberhasilan

Setelah pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan

kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Dalam modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir ini akan membahas

materi:

1. Peran serta:

a. Peran BNPB, BPBD dan instansi terkait.

2. Posko penanggulangan banjir:

a. Tugas dan kegiatan posko PB pusat,

b. Prosedur penanggulangan bencana alam.

3. Peran serta masyarakat;

4. Informasi dan sosialisasi:

a. Penyelenggaraan dan materi informasi,

b. Jaringan informasi,

c. Penyelenggaraan informasi,

d. Pengelolaan sistem informasi.

5. Konsultasi dan koordinasi:

a. Wadah koordinasi,

b. Kegiatan koordinasi.

6. Fasilitas;

7. Law enforcement.

E. Estimasi Waktu

Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk

mata pelatihan “Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir” ini adalah 10

(sepuluh) jam pelajaran (JP) atau sekitar 450 menit.

Page 11: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3

MATERI POKOK 1

KELEMBAGAAN DAN KOORDINASI PENGENDALIAN BANJIR

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan

kelembagaan terkait pengendalian banjir

Dari uraian dalam subbab-subbab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa persoalan

banjir merupakan persoalan yang kompleks. Walaupun metode sudah terbentuk,

namun dalam praktek lapangannya sering (bahkan hampir selalu) terjadi semua

metode tidak dapat diterapkan. Berbagai persoalan akan timbul baik dari multi-multi

aspek, dimensi, stakeholders yang terkait secara langsung maupun tidak langsung.

Setiap keputusan yang diambil bisa menimbulkan konsekuensi persoalan baru.

Solusi banjir tidak sekedar membebaskan suatu wilayah bebas banjir. Sehingga

tidak berlebihan bila dikatakan bahwa persoalan banjir sama dengan persoalan

kehidupan manusia.

Institusi yang mengelola terjadinya banjir kiriman adalah Dinas Sumber Daya Air

dan Departemen Pekerjaan Umum melalui Balai Besar. Terjadinya banjir lokal, rob

dan back water dikelola oleh instansi Dinas Permukiman dan Tata Ruang dan

Pemerintah Kota atau Kabupaten (Baca juga modul 2 Ketentuan hukum dan

kebijakan penanggulangan bencana). Pengelolaan bencana banjir melibatkan

banyak pihak. Pihak-pihak tersebut adalah: pemerintah, DPR/DPRD, masyarakat,

Perguruan Tingi, Asosiasi, Pihak swasta dan Institusi lain. Stakeholders yang

terlibat disajikan berikut :

Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan

mampu menjelaskan kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir.

Page 12: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4

Tabel 1.1 - Stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan bencana banjir

Swasta & institusi

lain

- Investor

- Industri peralatan

- Kontraktor

- Konsultan Supplier

- Sukarelawan

- Perusahaan

Swasta, DLL.

Masyarakat

- Perkotaan

- Pedesaan

- LSM, Dll.

Perguruan Tinggi

Negeri dan Swasta

Lembaga Riset

Asosiasi: IAI, PII,

HATHI, HAGI,

HATTI, Gapensi,

Gapeknas, Inkindo,

Dll

DPR, DPRD

Pemerintahan: Departemen2:

- Pertanian

- Kesehatan

- Sosial

- Kehutanan - Kelautan dan Perikanan - Keuangan - Penerangan/Inform &

Komuni - Tenaga Kerja &

Transmigrasi - Lingkungan - Pariwisata - Perhub & Telekomunikasi - Sumber Daya Energi &

Mineral - Pekerjaan Umum - Kehakiman - Kantor Kementrian KLH - BMG Kejaksaan Kantor

Pos

Pemerintah Propinsi

Pemerintah Kab./Kota

Bappeda Propinsi,

Kab./Kota Dinas-Dinas

Prop, Kab/Kota:

PU Pengairan, Bina

Marga Kesehatan, Sosial,

Pertanian,

Cipta Karya,

Pertambangan

Rumah Sakit

Camat, Lurah dan

perangkatnya

Jasa Tirta

Proyek-proyek Infrastruktur

PLN TNI Polri Tim SAR Palang Merah Indonesia

Pemadam Kebakaran

Badan-Badan Institusi-Institusi

1.1 Peran Serta

Tabel 1.2 menunjukkan aktifitas pengendalian banjir dikaitkan dengan instansi yang

menangani.

Tabel 1.1 - Instansi, rencana tindak (action plan) dan jangka waktu

Instansi Action Plan Jangka waktu

Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)

Kajian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)

Kajian Kelembagaan Pola PSDA

Kajian Finansial Pola PSDA

Kajian Pengendalian banjir sebagai bagian SDA

Menengah, Panjang Menengah, Panjang Menengah, Panjang Pendek, Menengah

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Perencanaan menyeluruh yang komprehensip (a master linking or integrated plan)

Rencana induk untuk setiap pembangunan dan pengembangan sistem (master plans for the development of each service infrastructure system)

Perkiraan biaya (assessments that tie to the budgeting process)

Perencanaan organisasi dan institusi

Perencanaan peningkatan sistem yang ada (plans to improve operation services)

Panjang Panjang Menengah Pendek Pendek

Dinas Pengelolaan Sumbr Daya Air (PSDA)/ Dinas Pengairan

Evaluasi dan review WS dan DAS

Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pengendalian Banjir

Evaluasi & review sistem pengendalian banjir tiap DAS

Pemetaan daerah-daerah banjir

Pemetaan daerah-daerah rawan longsor

Menengah, Panjang Menengah, Panjang Pendek, Menengah Pendek Pendek

Page 13: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5

Upaya-upaya perbaikan daerah banjir dan longsor

Pelaksanaan pembangunan yang diprioritaskan

Flood Warning System

Pendek Pendek, Menengah Pendek

Kehutanan

Review sistem pengelolaan hutan di hulu DAS.

Perubahan Kebijakan Pengelolaan Hutan

Masterplan eksploitasi sumber daya hutan

Pendek Menengah, Panjang Menengah, Panjang

Pertambangan

Review kebijakan penambangan galian C.

Pemetaan daerah penambangan galian C

Pemetaan daerah rawan longsor

Pendek Pendek, Menengah Pendek

Kab./Kota termasuk Institusi & Dinas terkait

Evaluasi dan review sistem DAS di wilayah Kab./Kota

Koordinasi dan review sistem DAS antar Kab./Kota

Evaluasi RTRW KOTA atau RTRW

Kompensasi kawasan-kawasan terbangun untuk mengembalikan resapan air sebelum diubah

Perkiraan biaya

Perencanaan organisasi dan institusi

Pemetaan daearah-daerah banjir

Pemetaan daerah-daerah rawan longsor

Pelaksanaan pembangunan yang diprioritaskan

Pendek Pendek, Menengah Pendek Pendek, Menengah Pendek Pendek Pendek Pendek Pendek, Menengah

Stakeholders pendukung yang perlu dilibatkan antara lain: pengembang, investor,

masyarakat.

1.1.1 Peran BNPB, BPBD dan Instansi Terkait

Lembaga pengelolaan bencana di Indonesia sudah ada sejak tahun 1966, dimana

pemerintah membentuk suatu badan yang menangani masalah penganggulangan

bencana alam, yang kemudian diperbaharui pada tahun 1979. Pada tahun 1990

ditetapkan KepPres No.43 tahun 1990, yang memberi luang lingkup tugas Badan

lebih luas tidak hanya bencana alam saja tetapi termasuk bencana yang timbul

akibat kegiatan manusia. Ruang lingkup tugas kemudian diperluas lagi melalui

Keppres No.106 tahun 1999 yang mencakup korban bencana akibat konflik sosial

di suatu daerah. Kemudian pada tahun 2001 ditetapkan KepPres No. 3 tentang

Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi

(BAKORNAS PBP).

Sekarang dengan terbitnya UU No: 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana

yang merupakan undang-undang yang cukup komprehensif dalam pengelolaan

bencana baik bencana alam, bencana non-alam dan bencana sosial, maka institusi

yang bertanggung jawab menangani penanggulangan bencana ditingkat pusat

adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan di daerah adalah Badan

Page 14: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6

Penanggulangan Bencana Daerah. Dasar hukum pembentukan Badan ini tidak lain

adalah berpangkal kepada alinea 4 Pembukaan UUD 1945.

Berdasarkan UU no 24. tahun 2007 ditetapkan Peraturan Presiden RI No. 8 tahun

2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan lembaga pemerintah non

departemen yang dipimpin seorang kepala dan bertanggung jawab langsung

kepada Presiden.

BNPB mempunyai tugas :

memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat,

rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara;

menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan

bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan;

menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada

masyarakat;

melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap

sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat

bencana;

menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional

dan internasional;

mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara;

melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

dan

menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

BNPB menyelenggarakan fungsi :

perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan

efisien; dan

Page 15: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7

pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana, terpadu, dan menyeluruh.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BNPB dikoordinasikan oleh Menteri

Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Susunan organisasi BNPB terdiri atas :

Kepala;

Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana; dan

Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana.

Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari Ketua yang dijabat oleh

Kepala BNPB dan 19 (sembilan belas) Anggota.

Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari :

- 10 (sepuluh) Pejabat Pemerintah Eselon I atau yang setingkat, yang

diusulkan oleh Pimpinan Lembaga Pemerintah; dan

- 9 (sembilan) Anggota masyarakat profesional.

Pejabat Pemerintah sebagaimana dimaksud pada point (1) huruf a, mewakili:

- Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat;

- Departemen Dalam Negeri;

- Departemen Sosial;

- Departemen Pekerjaan Umum;

- Departemen Kesehatan;

- Departemen Keuangan;

- Departemen Perhubungan;

- Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;

- Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

- Tentara Nasional Republik Indonesia.

Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal dari masyarakat

profesional sebagaimana dimaksud pada point (1) huruf b, berasal dari para

pakar/profesional dan/atau tokoh masyarakat.

Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana terdiri dari :

Sekretariat Utama;

Page 16: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan ;

Deputi Bidang Penanganan Darurat;

Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;

Deputi Bidang Logistik dan Peralatan;

Inspektorat Utama;

Pusat; dan

Unit Pelaksana Teknis.

Lembaga-lembaga Pemerintah yang menangani masalah banjir sangatlah banyak,

hampir diseluruh Provinsi terdapat Proyek dibawah Dinas Pekerjaan Umum/Dinas

Pengairan menurut asas tugas pembantuan dengan dana APBN/APBD antara lain

Proyek Perbaikan dan Pemeliharaan Sungai (PPs), Proyek Pengaturan dan

Pemeliharaan Sungai (PPS) Proyek Pengembangan Wilayah Sungai (PWS) yang

sekarang Proyek- Proyek tersebut (PPS & PPs) melebur menjadi Proyek

Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pengendalian Banjir (PSAPB) dan Proyek ini

bersama dengan PWS yang sekarang menjadi Balai Besar Wilayah Sungai

(BBWS).

1.2 Posko Penanggulangan Banjir

Struktur Organisasi Penanggulangan Bencana DPU dapat dilihat pada bagan

dibawah ini.

Gambar I.1 - Struktur organisasi PB DPU

Page 17: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9

1.2.1 Tugas dan Kegiatan Posko PB Pusat

Tugas :

Melaksanakan piket bencana di POSKO PB yang lengkap kegiatannya berada

dalam bidang Ditjen SDA, Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang.

Mengevaluasi dan Menganalisa kejadian bencana.

Menyusun upaya penanggulangan tanggap darurat sesuai tupoksinya PU.

Kegiatan :

Menyediakan informasi bencana melalui Pusat Komunikasih Publik.

Menyusun laporan saat kejadian bencana atau menyusun laporan dalam

beberapa kondisi.

Menyusun laporan dalam berbagai kondisi seperti kondisi siapa, kondisi siaga

dan kondisi awas.

Menyusun laporan dalam penanggulangan darurat

Melakukan evaluasi kejadian bencana dan menyusun laporan evaluasi

pelaksanaan penanggulangan darurat.

Adapun mekanisme kerja SATUAN KERJA PENANGGULANGAN BENCANA di

lingkungan Departemen Pekerjaan Umum adalah :

Satgas PB Pusat:

- Memberikan arahan dan dukungan kepada Satgas Provinsi

- Mengkoordinir kegiatan Satgas PB

- Melaporkan kepada Menteri PU tentang upaya-upaya PB

- Menyampaikan laporan pelaksanaan PB kepada Menteri PU dan BNPB

Satgas PB Provinsi :

- Memberikan arahan dan dukungan kepada Satgas PB Kab/ Kota

- Melakukan koordinasi dengan SATKORLAK PBD setempat.

- Menyampaikan peringatan dini kepada Satgas PB Kab/ Kota

- Membantu pelaksanaan kegiatan PB pada saat terjadi bencana

- Mengevaluasi hasil laporan PB yang dilaksanakan Satgas PB Kab/Kota.

- Menyampaikan laporan pelaksanaan PB kepada Satgas PB Pusat dan

SATKORLAK PBD.

Page 18: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10

Satgas PB Kabupaten/Kota

- Mengidentifikasi daerah rawan bencana, kondisi dan kesiapan prasarana &

sarana pengendalian bencana, peralatan dan bahan yang ada.

- Melakukan koordinasi dengan SATLAK PBD setempat.

- Menyampaikan peringatan dini kepada Posko PB Kecamatan.

- Membantu pelaksanaan kegiatan PB pada saat terjadi bencana.

- Membantu kesiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana (evakuasi

& pengungsian)

- Mengawasi & memonitor pelaksanaan penyediaan prasarana & sarana PB

- Menyampaikan laporan kepada Satgas PB Provinsi tentang kegiatan PB

- Pengendalian kegiatan di Kecamatan & Desa (Posko PB & Pokmas PB)

1.2.2 Prosedur Penanggulangan Bencana Alam

Gambar I.2 - Prosedur penanggulangan bencana alam

Page 19: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11

Gambar I.1 - Skema manajemen penanggulangan bencana banjir

Gambar I.2 - Tata laksana kerja penanggulangan bencana banjir

Page 20: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12

Gambar I.3 - Skema koordinasi penanggulangan bencana banjir

Gambar I.4 - Mekanisme alur pelaporan dan pertanggungjawaban PB

Page 21: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13

1.3 Peran Serta Masyarakat

Masyarakat baik secara individu maupun masyarakat secara keseluruhan dapat

berperan secara signifikan dalam manajemen bencana banjir yang bertujuan untuk

memitigasi dampak dari bencana banjir. Peranan dan tanggung jawab masyarakat

dapat dikategorikan dalam dua aspek yaitu aspek penyebab dan aspek partisipatif.

Aspek penyebab, jika beberapa peraturan yang sangat berpengaruh atas faktor-

faktor penyebab banjir dilaksanakan atau dipatuhi akan secara signifikan

mengurangi besaran dampak bencana banjir, faktor-faktor tersebut adalah

Tidak membuang sampah/limbah padat ke sungai, saluran dan sistem drainase

Tidak membangun jembatan dan atau bangunan yang menghalangi atau

mempersempit palung aliran sungai

Tidak tinggal dalam bantaran sungai

Tidak menggunakan dataran retensi banjir untuk pemukiman atau untuk hal-

hal lain diluar rencana peruntukkannya

Menghentikan penggundulan hutan di daerah tangkapan air

Menghentikan praktek pertanian dan penggunaan lahan yang bertentangan

dengan kaidah-kaidah konservasi air dan tanah

Ikut mengendalikan laju urbanisasi dan pertumbuhan penduduk

Aspek partisipatif, dalam hal ini partisipasi atau kontribusi dari masyarakat dapat

mengurangi dampak bencana banjir yang akan diderita oleh masyarakat sendiri,

partisipasi yang diharapkan mencakup :

Ikut serta dan aktif dalam latihan-latihan (gladi) upaya mitigasi bencana

banjir misalnya kampanye peduli bencana, latihan kesiapan penanggulangan

banjir dan evakuasi, latihan peringatan dini banjir dan sebagainya

Ikut serta dan aktif dalam program desain dan pembangunan rumah tahan

banjir antara lain rumah tingkat, penggunaan material yang tahan air dan

gerusan air

Ikut serta dalam pendidikan publik yang terkait dengan upaya mitigasi bencana

banjir

Ikut serta dalam setiap tahapan konsultasi publik yang terkait dengan

pembangunan prasarana pengendalian banjir dan upaya mitigasi bencana banjir

Page 22: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14

Melaksanakan pola dan waktu tanam yang mengadaptasi pola dan kondisi

banjir setempat untuk mengurangi kerugian usaha dan lahan pertanian dari

banjir

Mengadakan gotong-royong pembersihan saluran drainase yang ada

dilingkungan masing-masing.

1.4 Informasi dan Sosialiasi

1.4.1 Penyelenggaraan dan Materi Informasi

Untuk mendukung pengelolaan sumber daya air, Pemerintah dan Pemerintah

Daerah menyelenggarakan pengelolaan sistem informasi sumber daya air sesuai

dengan kewenangannya.

Informasi sumber daya air meliputi informasi mengenai kondisi hidrologis,

hidrometeorologis, hidrogeologis, kebijakan sumber daya air, prasarana sumber

daya air, teknologi sumber daya air, lingkungan pada sumber daya air dan

sekitarnya, serta kegiatan sosial ekonomi budaya masyarakat yang terkait

dengan sumber daya air. Informasi kondisi hidrologis misalnya tentang curah

hujan, debit sungai, dan tinggi muka air pada sumber air. Informasi kondisi

hidrometeorologis misalnya tentang temperatur udara, kecepatan angin dan

kelembaban udara. Informasi kondisi hidrogeologis mencakup cekungan air

tanah misalnya potensi air tanah dan kondisi akuifer atau lapisan pembawa air.

1.4.2 Jaringan Informasi

Sistem informasi sumber daya air merupakan jaringan informasi sumber daya air

yang tersebar dan dikelola oleh berbagai institusi.

Jaringan informasi sumber daya air harus dapat diakses oleh berbagai pihak

yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air. Akses terhadap informasi

sumber daya air yang tersedia di pusat pengelolaan data di instansi pemerintah,

badan atau lembaga lain di masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara,

antara lain melalui internet, media cetak yang diterbitkan secara berkala, surat

menyurat, telepon, facsimile atau kunjungan langsung dengan prinsip terbuka

untuk semua pihak yang berkepentingan di bidang sumber daya air.

Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat membentuk unit pelaksana teknis

untuk menyelenggarakan kegiatan sistem informasi sumber daya air.

Page 23: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15

1.4.3 Penyelenggaraan Informasi

Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta pengelola sumber daya air, sesuai

dengan kewenangannya, menyediakan informasi sumber daya air bagi semua

pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air.

Untuk melaksanakan kegiatan penyediaan informasi, seluruh instansi

Pemerintah, Pemerintah Daerah, badan hukum, organisasi, dan lembaga serta

perseorangan yang melaksanakan kegiatan berkaitan dengan sumber daya air

menyampaikan laporan hasil kegiatannya kepada instansi Pemerintah dan

Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab di bidang sumber daya air. Yang

dimaksud dengan kegiatan berkaitan dengan sumber daya air adalah kegiatan

studi, penelitian, seminar, lokakarya, kegiatan pemberdayaan masyarakat,

kegiatan pembangunan sarana dan/atau prasarana yang berkaitan dengan

pengelolaan sumber daya air.

Pemerintah, Pemerintah Daerah, pengelola sumber daya air, badan hukum,

organisasi, lembaga dan perseorangan bertanggung jawab menjamin

keakuratan, kebenaran, dan ketepatan waktu atas informasi yang disampaikan.

1.4.4 Penyelenggaraan Informasi

Untuk mendukung pengelolaan sistem informasi sumber daya air diperlukan

pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan hidrogeologi

wilayah sungai pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

Kebijakan pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan

hidrogeologi ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan usul Dewan Sumber Daya

Air Nasional.

Pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan hidrogeologi

dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengelola sumber daya

air sesuai dengan kewenangannya.

Pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan hidrogeologi dapat

dilakukan melalui kerjasama dengan pihak lain.

Page 24: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 16

1.5 Konsultasi dan Koordinasi

1.5.1 Wadah Koordinasi

Koordinasi dilakukan oleh suatu wadah koordinasi yang bernama dewan sumber

daya air 10 atau dengan nama lain. Yang dimaksud dengan nama lain misalnya

panitia tata pengaturan air provinsi dan panitia tata pengaturan air

kabupaten/kota.

Wadah koordinasi mempunyai tugas pokok menyusun dan merumuskan

kebijakan serta strategi pengelolaan sumber daya air.

Wadah koordinasi beranggotakan unsur pemerintah dan unsur nonpemerintah

dalam jumlah yang seimbang atas dasar prinsip keterwakilan.Yang dimaksud

dengan prinsip keterwakilan adalah terwakilinya kepentingan unsur-unsur yang

terkait, misalnya sektor, wilayah, serta kelompok pengguna dan pengusaha

sumber daya air. Kelompok pakar, asosiasi profesi, organisasi masyarakat dapat

dilibatkan sebagai narasumber. Yang dimaksud dengan seimbang adalah jumlah

anggota yang proporsional antara unsur pemerintah dan unsur nonpemerintah.

Susunan organisasi dan tata kerja wadah koordinasi diatur lebih lanjut dengan

keputusan presiden.

1.5.2 Kegiatan Koordinasi

Koordinasi pada tingkat nasional dilakukan oleh Dewan Sumber Daya Air 11

Nasional yang dibentuk oleh Pemerintah dan pada tingkat provinsi dilakukan oleh

wadah koordinasi dengan nama dewan sumber daya air 12 provinsi atau dengan

nama lain yang dibentuk oleh pemerintah provinsi.

Untuk pelaksanaan koordinasi pada tingkat kabupaten/kota dapat dibentuk

wadah koordinasi dengan nama dewan sumber daya air13 kabupaten/kota atau

dengan nama lain oleh pemerintah kabupaten/kota.

Wadah koordinasi pada wilayah sungai dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan

pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan.

Hubungan kerja antar wadah koordinasi tingkat nasional, provinsi,

kabupaten/kota, dan wilayah sungai bersifat konsultatif dan koordinatif.

Pedoman mengenai pembentukan wadah koordinasi pada tingkat provinsi,

kabupaten/kota, dan wilayah sungai diatur lebih lanjut dengan keputusan menteri

yang membidangi sumber daya air.

Page 25: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17

1.6 Fasilitas

Permasalahan banjir adalah merupakan permasalahan umum, terutama di daerah

bawah, maka sudah saatnya masyarakat yang berada pada daerah tersebut peduli

akan pencegahan terhadap bahaya banjir. Disamping itu pihak yang berwenang

termasuk instansi yang terkait, harus betul-betul melaksanakan pembinaan,

pengawasan, pengendalian dan penanggulangan terhadap banjir secara intensif

dan terkoordinasi.

Penyuluhan oleh pihak yang berwenang, bagaimana cara menghindari bahaya

banjir, supaya kerugian yang timbul tidak terlalu besar.

Meningkatkan kesadaran masyarakat, bahwa kerusakan daerah aliran sungai

yang diakibatkan oleh umat manusia, dapat mengakibatkan banjir yang lebih

parah.

Mengembangkan sikap masyarakat bahwa membuang sampah dan lain-lain di

sungai adalah tidak baik dan akan menimbulkan permasalahan banjir.

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa aktivitas di daerah alur sungai,

misalnya tinggal di bantaran sungai adalah mengganggu dan dapat menimbulkan

permasalahan banjir.

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa tinggal di daerah bawah atau

daerah dataran banjir, perlu mentaati peraturan-peraturan dan mematuhi

larangan yang ada, untuk menghindari permasalahan banjir dan menghindari

kerugian banjir yang lebih besar.

Maka akhirnya kembali pada masyarakat itu sendiri dan para aparat dari pihak yang

berwenang, untuk dapat meningkatkan kesadaran atas kewajiban sehubungan

dengan permasalahan banjir.

Karena penanganan yang lebih dini dan perhatian dari semua pihak, akan

memudahkan untuk pengendalian banjir dan dapat menurunkan biaya

pemeliharaan.

1.7 Law Enforcement

Salah satu hal yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya air adalah

penegakkan hukum (law enforcement). Peraturan-perundangan telah banyak

diterbitkan. Tujuannya agar pengelolaan sumber daya air dapat dilakukan secara

menyeluruh dan terpadu.

Page 26: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 18

Namun pada implementasi, sering peraturan-perundangan dilanggar atau tidak

dilaksanakan sepenuhnya. Bila terjadi pelanggaran maka sanksi hukum yang sudah

dinyatakan dalam peraturan tidak dilaksanakan, walaupun sudah dinyatakan

eksplisit dalam aturan. Pengawasan oleh pihak berwenang (lebih dominan dari

Pemerintah) tidak dilakukan.

Sebagai contoh: masyarakat menganggap bahwa sungai (atau saluran drainase)

adalah tempat pembuangan. Sehingga yang terjadi di banyak tempat terutama di

kota-kota besar, banyak sampah sebagai output dari aktifitas manusia langsung di

buang di sungai. Padahal sungai (atau drainase) adalah jalan air yang harus

berfungsi pada waktu hujan mengalirkan kelebihan air. Pemerintah membuat

pompa pengendali banjir yang dijalankan bilamana air telah mengisi seluruh

penampang sungai (drainase). Namun karena sungai juga menjadi tempat buangan

sampah, di tempat pompa pengendalian sampah menumpuk yang mengakibatkan

terjadinya kerusakan pada pompa atau hambatan aliran air yang masuk ke pompa.

Pembuangan sampah ke sungai dapat dikatakan sebagai salah satu contoh bentuk

pelanggaran yang dilakukan secara kolektif dan tidak ada sanksi. Gambar berikut

ini menunjukkan banyaknya sampah di suatu bangunan pompa pengendali banjir.

Gambar I.5 - Bangunan pompa pengendali banjir tidak bisa berfungsi

baik akibat menumpuknya sampah

Contoh lain pelanggaran hukum adalah bangunan permanen yang didirikan di

bantaran sungai atau drainase. Peraturan tentang garis sempadan sungai telah

diterbitkan namun tetap dilanggar juga. Gambar berikut ini merupakan contoh

pelanggaran tersebut

Page 27: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19

Gambar I.6 - Bangunan permanen yang didirikan di pinggir sungai

melanggar peraturan garis sempadan

Contoh-contoh tersebut dan yang divisualisasikan dalam Gambar I.5 dan Gambar

I.6 merupakan pelanggaran eksplisit yang dapat dilihat langsung. Penegakan

hukum untuk contoh tersebut menjadi sulit dilakukan tatkala penghuni atau pemilik

bangunan memiliki ijin untuk mendirikan bangunan di sempadan sungai yang

dikeluarkan oleh instansi resmi. Pemilik atau penghuni umumnya juga memiliki bukti

pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) dan juga bukti pembayaran rekening

listrik sehingga dengan izin dan bukti pembayaran dianggap sebagai bukti

pengesahan untuk bangunan tersebut.

Pelanggaran hukum menjadi lebih kompleks bila terjadi perubahan tata guna lahan

yang tidak terkendali yang mengakibatkan dampak tidak langsung terhadap

penurunan daya dukung lingkungan sumber daya air. Sebagai contoh di hulu

daerah aliran sungai yang memiliki pesona pemandangan yang indah bangunan

bangunan permanen baik rumah, perumahan (ril estat), hotel, restoran dll. tumbuh

subur dan tidak terkendali. Secara teknis diketahui bahwa perubahan lahan menjadi

bangunan permanen akan mengakibatkan aliran permukaan (run-off) meningkat

dan pengurangan resapan air ke dalam tanah. Akibatnya secara cepat dapat

dirasakan bahwa banjir di wilayah hilir menjadi lebih besar dan berkurangnya

cadangan air di dalam tanah. Dengan kata lain perubahan tata guna lahan yang

Page 28: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 20

tidak terkendali (yang dapat disebut sebagai bentuk pelanggaran) meningkatkan

bencana banjir dan bencana kekeringan.

Gambar I.7 - Pembangunan tak terkendali di hulu DAS meningkatkan banjir

dan kekeringan di hilir

Salah satu strategi penataan ruang yang cukup baik adalah dengan menjaga

keseimbangan penataan ruang di hulu dan di hilir. Bilamana karena pertumbuhan

penduduk meningkat terjadi peningkatan infrastruktur, sehingga kebutuhan untuk

lahan juga meningkat. Oleh karena itu perlu dibuat kebijakan mempertahankan

kawasan hijau terbuka di daerah hulu dalam bentuk peraturan, terutama di daerah

dengan ketinggian yang cukup besar. Berikut ini ditunjukkan gambar tentang

strategi penataan ruang yang cukup berhasil.

a. daerah atas kawasan hijau terbuka dan daerah bawah bangunan

Page 29: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 21

b. strategi penataan ruang hulu dan hilir

Gambar I.8 - Penataan ruang hulu dan hilir

Dengan melihat contoh-contoh dan strategi penataan ruang tersebut maka

penegakkan hukum perlu terus dilakukan dengan berbagai cara dan upaya. Cara–

cara dan upaya antara lain dapat berupa:

Sosialisasi peraturan-perundangan yang berkaitan dengan sumber daya air

kepada semua stakeholders.

Hal-hal substansi tentang aturan dan sanksinya perlu disosialisasikan lebih

detail. Misalkan dengan cara pemasangan papan aturan dan sanksi di tempat-

tempat strategis.

Perlu shock therapy yaitu dengan misalnya menerapkan sanksi, denda, atau

hukuman maksimal dari aturan yang ada. Hal ini dimaksudkan agar stakeholders

menjadi jera dan mau mentaati aturan yang berlaku.

Perlu lembaga pengawasan yang melekat pada instansi. Lembaga ini berfungsi

mengawasi pengelolaan sumber daya air baik internal maupun eksternal.

Karena isu-isu yang kompleks tersebut maka diperlukan kolaborasi yang baik

antara institusi penentu kuantitas dan kualitas air dengan institusi penegakan

hukum.

Implementasi penegakan hukum dilakukan dengan cara bertahap.

Page 30: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 22

1.8 Latihan

1. Sebutkan institusi yang terlibat dalam penendalian banjir!

2. Sebutkan lembaga pengelolaan bencana di Indonesia!

3. Sebutkan peraturan perundangan terkait penanggulangan bencana!

1.9 Rangkuman

Dalam pengendalian banjir ada beberapa lembaga/institusi yang bertanggung

jawab. Institusi yang mengelola terjadinya banjir kiriman adalah Dinas Sumber Daya

Air dan Departemen Pekerjaan Umum melalui Balai Besar. Terjadinya banjir lokal,

rob dan back water dikelola oleh instansi Dinas Permukiman dan Tata Ruang dan

Pemerintah Kota atau Kabupaten. Pengelolaan bencana banjir melibatkan banyak

pihak. Pihak-pihak tersebut adalah: pemerintah, DPR/DPRD, masyarakat,

Perguruan Tingi, Asosiasi, Pihak swasta dan Institusi lain. Stakeholders yang

terlibat disajikan berikut :

Stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan bencana banjir

Swasta & institusi

lain

- Investor

- Industri peralatan

- Kontraktor

- Konsultan Supplier

- Sukarelawan

- Perusahaan

Swasta, DLL.

Masyarakat

- Perkotaan

- Pedesaan

- LSM, Dll.

Perguruan Tinggi

Negeri dan Swasta

Lembaga Riset

Asosiasi: IAI, PII,

HATHI, HAGI,

HATTI, Gapensi,

Gapeknas, Inkindo,

Dll

DPR, DPRD

Pemerintahan: Departemen2:

- Pertanian

- Kesehatan

- Sosial

- Kehutanan - Kelautan dan Perikanan - Keuangan - Penerangan/Inform &

Komuni - Tenaga Kerja &

Transmigrasi - Lingkungan - Pariwisata - Perhub & Telekomunikasi - Sumber Daya Energi &

Mineral - Pekerjaan Umum - Kehakiman - Kantor Kementrian KLH - BMG Kejaksaan Kantor

Pos

Pemerintah Propinsi

Pemerintah Kab./Kota

Bappeda Propinsi,

Kab./Kota Dinas-Dinas

Prop, Kab/Kota:

PU Pengairan, Bina

Marga Kesehatan, Sosial,

Pertanian,

Cipta Karya,

Pertambangan

Rumah Sakit

Camat, Lurah dan

perangkatnya

Jasa Tirta

Proyek-proyek Infrastruktur

PLN TNI Polri Tim SAR Palang Merah Indonesia

Pemadam Kebakaran

Badan-Badan Institusi-Institusi

Page 31: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 23

PENUTUP

A. Simpulan

Modul ini menjelaskan mengenai kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir.

Seperti yang telah dijelaskan dalam modul 2 mengenai kebijakan dan peraturan

pengendalian banjir, ada beberapa lembaga/institusi yang bertanggung jawab baik

lembaga/institusi pemerintah maupun lembaga/instansi swata. Institusi yang

mengelola terjadinya banjir kiriman adalah Dinas Sumber Daya Air dan Departemen

Pekerjaan Umum melalui Balai Besar. Terjadinya banjir lokal, rob dan back water

dikelola oleh instansi Dinas Permukiman dan Tata Ruang dan Pemerintah Kota atau

Kabupaten (Baca juga modul 2 Ketentuan hukum dan kebijakan penanggulangan

bencana). Pengelolaan bencana banjir melibatkan banyak pihak. Pihak-pihak

tersebut adalah: pemerintah, DPR/DPRD, masyarakat, Perguruan Tingi, Asosiasi,

Pihak swasta dan Institusi lain. Adapun Stakeholders yang terlibat disajikan berikut:

Stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan bencana banjir

Swasta & institusi

lain

- Investor

- Industri peralatan

- Kontraktor

- Konsultan Supplier

- Sukarelawan

- Perusahaan

Swasta, DLL.

Masyarakat

- Perkotaan

- Pedesaan

- LSM, Dll.

Perguruan Tinggi

Negeri dan Swasta

Lembaga Riset

Asosiasi: IAI, PII,

HATHI, HAGI,

HATTI, Gapensi,

Gapeknas, Inkindo,

Dll

DPR, DPRD

Pemerintahan: Departemen2:

- Pertanian

- Kesehatan

- Sosial

- Kehutanan - Kelautan dan Perikanan - Keuangan - Penerangan/Inform &

Komuni - Tenaga Kerja &

Transmigrasi - Lingkungan - Pariwisata - Perhub & Telekomunikasi - Sumber Daya Energi &

Mineral - Pekerjaan Umum - Kehakiman - Kantor Kementrian KLH - BMG Kejaksaan Kantor

Pos

Pemerintah Propinsi

Pemerintah Kab./Kota

Bappeda Propinsi,

Kab./Kota Dinas-Dinas

Prop, Kab/Kota:

PU Pengairan, Bina

Marga Kesehatan, Sosial,

Pertanian,

Cipta Karya,

Pertambangan

Rumah Sakit

Camat, Lurah dan

perangkatnya

Jasa Tirta

Proyek-proyek Infrastruktur

PLN TNI Polri Tim SAR Palang Merah Indonesia

Pemadam Kebakaran

Badan-Badan Institusi-Institusi

Page 32: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 24

B. Tindak Lanjut

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas lanjutan

untuk dapat memahami detail pengendalian banjir dan ketentuan pendukung terkait

lainnya, sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai

pengendalian banjir.

Page 33: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 25

EVALUASI FORMATIF

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan di akhir pembahasan modul

kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir pada pelatihan pengendalian

banjir. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

peserta pelatihan terhadap materi yang disampaikan dalam modul.

A. Soal

1. Di bawah ini institusi yang terlibat dalam penendalian banjir, kecuali...

a. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)

b. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)

c. Pekerjaan Umum

d. DPR/DPRD

e. MPR

2. Berikut ini merupakan lembaga pengelolaan bencana di Indonesia, yaitu...

a. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

b. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi

c. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

d. A, B, dan C

e. A dan B

3. Tugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah sebagai

berikut, kecuali...

a. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana

b. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan

c. Pemetaan daerah-daerah banjir

d. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden

e. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada

masyarakat

4. Kegiatan yang dapat dilakukan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dalam

kegiatan pengendalian banjir adalah sebagai berikut, kecuali...

a. Evaluasi dan review WS dan DAS

Page 34: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 26

b. Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pengendalian Banjir

c. Evaluasi & review sistem pengendalian banjir tiap DAS

d. Ikut mengendalikan laju urbanisasi dan pertumbuhan penduduk

e. Flood Warning System

5. Peran masyarakat dalam kegiatan pengendalian banjir adalah sebagai berikut,

kecuali...

a. Tidak membuang sampah/limbah padat ke sungai

b. Tidak menggunakan sungai sebagai prasarana transportasi

c. Tidak membangun jembatan dan atau bangunan yang menghalangi atau

mempersempit palung aliran sungai

d. Tidak tinggal dalam bantaran sungai

e. Tidak menggunakan dataran retensi banjir untuk pemukiman

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta pelatihan terhadap materi yang di

paparkan dalam materi pokok, gunakan rumus berikut :

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =Jumlah Jawaban Yang Benar

Jumlah Soal × 100 %

Arti tingkat penguasaan :

90 - 100 % : baik sekali

80 - 89 % : baik

70 - 79 % : cukup

< 70 % : kurang

Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat

memahami kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir. Proses berbagi dan

diskusi dalam kelas dapat menjadi pengayaan akan materi kelembagaan dan

koordinasi pengendalian banjir. Untuk memperdalam pemahaman terkait materi

kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir, diperlukan pengamatan pada

beberapa modul-modul mata pelatihan terkait atau pada modul-modul yang pernah

Anda dapatkan serta melihat variasi-variasi modul-modul yang ada pada media

internet. Sehingga terbentuklah pemahaman yang utuh akan pengendalian banjir.

Page 35: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Kodoatie R. J. dan Sugiyanto. 2001. Banjir. Pustaka Pelajar, Semarang. Kodoatie R. J. dan Syarief R. 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu. Andy,

Yogyakarta. Kodoatie R. J. dan Syarief R. 2010. Tata Ruang Air.Andy, Yogyakarta. Kodoatie, Robert J., 2012. Tata Ruang Air Tanah. xxvi + 514 = 540 Halaman.

Penerbit Andi, Yogyakarta. Kodoatie, Robert J., 2013. Rekayasa Manajemen Banjir Kota. Penerbit Andi,

Yogyakarta. Kodoatie R. J. dan Syarief R. 2013. Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu. Andy,

Yogyakarta. Peraturan Presiden No. 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional

Penanggulangan Bencana. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 4 Tahun 2015

tentang Penetapan Wilayah Sungai. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 26 Tahun 2015

tentang Pengalihan Alur Sungai dan/atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 27 Tahun 2015

tentang Bendungan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28 Tahun 2015

tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai, dan Garis Sempadan Danau. Suripin, 2001. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Andi Offset, Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan

Bencana.

Page 36: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

GLOSARIUM

Rehabilitasi : Pemulihan; Perbaikan.

Urbanisasi : Perpindahan penduduk dari desa ke kota

Page 37: Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir€¦ · Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas Pendahuluan, Materi

Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

KUNCI JAWABAN

Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir

pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan

maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.

Adapun kunci jawaban dari soal latihan pada setiap materi pokok, sebagai berikut :

Latihan Materi Pokok 1

1. Institusi yang terlibat dalam penendalian banjir antara lain adalah: Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pengelolaan

Sumber Daya Air (PSDA), Kehutanan, Pekerjaan Umum, pemerintah,

DPR/DPRD, dan masyarakat.

2. Lembaga pengelolaan bencana di Indonesia adalah Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD).

3. Peraturan perundangan terkait penanggulangan bencana adalah UU No.

24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Adapun kunci jawaban dari soal evaluasi formatif, sebagai berikut :

1. e (MPR)

2. d (A, B, dan C)

3. c (Pemetaan daerah-daerah banjir)

4. d (Ikut mengendalikan laju urbanisasi dan pertumbuhan penduduk)

5. b (Tidak menggunakan sungai sebagai prasarana transportasi)