modul 3 onko at
DESCRIPTION
modul 3 onko ATTRANSCRIPT
9) Limfoma Kelenjar Getah Bening
Yang dimaksud kanker kelenjar getah bening atau limfoma adalah kanker ganas yang berkaitan
dengan sistem limfatik. Sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh
dan bertugas dalam membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker.
Cairan limfatik sendiri adalah cairan putih menyerupai susu yang mengandung protein lemak dan
limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh limfatik.
Gejala umum yang dirasakan penderita kanker kelenjar getah bening meliputi pembengkakan
kelenjar getah bening pada leher, ketiak, atau pangkal paha. Berikut keterangan jelasnya.
Klasifikasi dan Gejala-Gejala Kanker Getah Bening
1. Hodgkin's — Merupakan jenis limfoma yang ditandai dengan pembesaran kelenjar getah
bening dan limpa tanpa disertai rasa sakit. Kanker ini sangat progresif pada beberapa jaringan
limfoid dan pertumbuhan abnormal sel terjadi secara cepat. Faktor resiko terkena kanker getah
bening jenis Hodgkin's:
Pria atau wanita usia 15-38 tahun dan usia di atas 50 tahun.
Mempunyai kelainan dalam fungsi sistem kekebalan seluler tubuh (sel-T) meskipun
produksi antibodi normal.
Dan berikut adalah gejala-gejala terkena kanker getah bening jenis Hodgkin's:
Pembengkakan menyeluruh kelenjar getah bening di sekujur tubuh: Leher, ketiak, dan
lipat paha (tidak terasa nyeri).
Demam, berkeringat pada malam hari, kurang nafsu makan, dan berat badan turun.
Pada beberapa orang, kadang-kadang menyerang dada yang menyebabkan gangguan
pernafasan.
Semakin berkembang, sel-sel abnormal akan menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya
dan mulai menyerang struktur lain termasuk paru-paru, hati, dan organ-organ abdominal.
2. Non-Hodgkin — Merupakan kanker ganas yang berasal dari limfonodus dan jaringan limfa
lainnya. Gejala-gejala kanker getah bening jenis Non-Hodgkin:
Pembesaran kelenjar getah bening.
Pembesaran tonsil dan kelenjar adenoid, limfonodus di leher dan sekitarnya menjadi
kemerahan.
Limfoma yang berkembang menunjukkan gejala demam, berkeringat pada malam hari,
lelah, dan berat badan menurun.
Limfoma jenis ini lebih sering terjadi pada pria terutama pada usia di atas 50 tahun. Semakin tua
usia seseorang semakin tinggi resiko terkena limfoma.
Hingga kini penyebab limfoma belum diketahui secara pasti. Ada empat kemungkinan
penyebabnya yaitu faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteri dan
toksin lingkungan (herbisida, pengawet, pewarna kimia
Gejala
Limfoma Non-Hodgkin dapat menyebabkan berbagai gejala:
Kelenjar getah bening yang bengkak di leher, ketiak atau selangkangan tapi tidak ada rasa
sakit
Kehilangan berat badan tanpa alasan
Demam
Keringat bercucuran saat malam
Batuk-batuk, sukar bernafas, atau nyeri di dada
Lemah dan letih yang tidak kunjung sembuh
Nyeri, bengkak atau merasa begah di perut
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa pembengkakan kelenjar getah bening di leher,
ketiak dan selangkangan Anda. Dokter juga akan memeriksa limpa dan hati Anda untuk
memastikan apakah ada pembengkakan.
Tes darah: Laboratorium akan melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk memeriksa jumlah
sel-sel darah. Laboratorium juga akan memeriksa zat-zat lain, seperti Lactate dehydrogenase
(LDH). Limfoma menyebabkan tingkat LDH yang tinggi.
Sinar X untuk dada: Anda perlu menjalani sinar X untuk memeriksa kelenjar getah bening
yang bengkak atau tanda-tanda penyakit lain di dada Anda.
Biopsi: Dokter akan mengambil jaringan untuk mencari sel-sel limfoma. Biopsi adalah satu-
satunya cara terbaik untuk mendiagnosis limfoma. Dokter bisa mengangkat seluruh kelenjar
getah bening (biopsi eksisi) atau hanya sebagian kelenjar getah bening (biopsi insisional). Dokter
patologi akan memeriksa jaringan sel-sel limfoma dengan menggunakan mikroskop.
Stadium limfoma non-hodgkin
Tahapan limfoma non-Hodgkin adalah sebagai berikut:
Stadium I: Sel-sel limfoma berada dalam satu kelompok kelenjar getah bening (misalnya
di leher atau di ketiak). Atau, jika sel-sel abnormal itu tidak berada dalam kelenjar getah
bening, tapi hanya pada satu bagian jaringan atau organ tubuh saja (misalnya di paru-
paru, tapi tidak di hati atau di sumsum tulang).
Stadium II: Sel-sel limfoma berada sekurangnya di dua kelompok kelenjar getah bening,
pada sisi diafragma yang sama (baik di atas atau di bawah). Atau, sel-sel limfoma ini
berada di organ tubuh dan di kelenjar getah bening di sekitarnya (pada sisi yang sama
seperti diafragma) Mungkin ada sel-sel limfoma di kelompok kelenjar getah bening yang
lain di sisi diafragma yang sama.
Stadium III: Limfoma terdapat dalam kelompok kelenjar getah bening di atas dan di
bawah diafragma. Juga dapat ditemukan di organ atau di jaringan di sekitar kelompok
kelenjar getah bening ini.
Stadium IV: Limfoma ini berada di seluruh satu organ atau jaringan (selain di kelenjar
getah bening). Atau, berada dalam hati, darah, atau sumsum tulang.
Pengobatan
Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi ini disebut terapi
sistemik karena obat akan mengalir di sepanjang aliran darah. Obat dapat mencapai sel-sel
kanker di hampir seluruh bagian tubuh.
Kita dapat menjalani kemoterapi melalui mulut, melalui pembuluh darah balik, atau di ruang
antara sumsum tulang belakang. Pengobatan biasanya berupa rawat jalan, baik di rumah
sakit/klinik atau di rumah. Beberapa pasien harus menginap di rumah sakit selama pengobatan
untuk mendapatkan pengamatan yang seksama.
Terapi Biologi
Penderita jenis limfoma non-Hodgkin tertentu dapat menjalani terapi biologi untuk memperkuat
sistem kekebalan tubuh agar dapat melawan kanker dengan efektif.
Antibodi monoklonal digunakan untuk mengatasi limfoma. Antibodi ini adalah protein yang
mengikatkan diri pada sel-sel kanker untuk membantu sistem kekebalan tubuh membunuh sel-sel
limfoma. Pasien mendapat pengobatan ini melalui pembuluh darah balik (vena), di klinik dokter
atau di rumah sakit.
Terapi Radiasi
Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi untuk
membunuh sel-sel limfoma non-Hodgkin. Pengobatan ini dapat memperkecil tumor dan
membantu mengendalikan rasa sakit.
Digunakan dua jenis terapi radiasi bagi penderita limfoma:
Radiasi eksternal: Sebuah mesin besar akan mengarahkan sinar ke bagian tubuh di mana
sel-sel limfoma terkumpul. Terapi ini bersifat lokal karena hanya mempengaruhi sel-sel
di area yang diobati saja. Sebagian besar penderita pergi ke rumah sakit atau klinik untuk
dirawat 5 hari dalam seminggu, selama beberapa minggu.
Radiasi sistemik: Beberapa penderita limfoma akan mendapat suntikan bahan radioaktif
yang akan mengalir ke seluruh tubuh. Bahan radioaktif itu akan terikat pada antibodi
yang menargetkan dan menghancurkan sel-sel limfoma.
Transplantasi Sel Induk (Stem Cell)
Orang dengan limfoma yang kambuh dapat memperoleh transplantasi sel induk (stem cell).
Transplantasi sel induk yang membentuk darah memungkinkan orang mendapatkan kemoterapi
dosis tinggi, terapi radiasi, atau keduanya. Kemoterapi dosis tinggi ini akan menghancurkan sel-
sel limfoma sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum tulang. Kemudian, pasien akan
mendapatkan sel-sel induk yang sehat melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah
balik besar di area dada atau leher. Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk hasil
transplantasi ini.
Tranplantasi sel induk dilakukan di rumah sakit. Sel-sel induk ini bisa didapatkan dari pasien
sendiri atau dari donor.