modul 3 nani fidra wati.doc

15
BAB II PEMBAHASAN MODUL 3 MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR KEGIATAN BELAJAR 1 MODEL-MODEL BELAJAR Berikut akan dibahas 4 model belajar yang dapat membantu anda dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, yaitu belajar kolaboratif, belajar kuantum, dan belajar kooperatif serta belajar tematik. A. BELAJAR KOLABORATIF ( COLLABORATIOVE LEARNING ) 1. Hakikat Belajar Kolaboratif Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antarsiswa dalam suatu kelompok biasa, tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja bersama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif adalah (1) adanya tujuan yang sama, dan (2) ketergantungan yang positif. 2. Manfaat Belajar Kolaboratif. a. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok merupak faktor berpengaruh terhadap penguasaan konsep. b. Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.

Upload: olive-warman

Post on 30-Sep-2015

17 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

BAB II

PEMBAHASAN

MODUL 3MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR

KEGIATAN BELAJAR 1

MODEL-MODEL BELAJARBerikut akan dibahas 4 model belajar yang dapat membantu anda dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, yaitu belajar kolaboratif, belajar kuantum, dan belajar kooperatif serta belajar tematik.

A. BELAJAR KOLABORATIF ( COLLABORATIOVE LEARNING )1. Hakikat Belajar KolaboratifBelajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antarsiswa dalam suatu kelompok biasa, tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja bersama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif adalah (1) adanya tujuan yang sama, dan (2) ketergantungan yang positif.

2. Manfaat Belajar Kolaboratif.a. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok merupak faktor berpengaruh terhadap penguasaan konsep.

b. Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.

c. Memupuk rasa kebersamaan antarsiswa, setiap individu tidak dapat lepas dari kelompoknya, mereka perlu mengenali sifat, pendapat yang berbeda dan mampu mengelolanya. Selain itu hakikat manusia sebagai makhluk sosial mereka tidak dapat menyendiri melainkan memerlukan orang lain dalam hidupnya.d. Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan masalah bagi setiap individu yang diarahkan untuk mengajarkan atau memberi tahu pada teman kelompoknya jika mengetahui dan menguasai permasalahan.

e. Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama dalam bekerja agar tidak terjadi tumpang tindih atau perbedaan pendapat yang prinsip.

f. Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memili tanggung jawab karena kebersamaan dalam belajar menyebabkan mereka juga sangat memperhatikan kelompok.B. BELAJAR QUANTUM ( QUANTUM LEARNING )

1. Hakikat Belajar QuantumModel belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu kebosanan . Istilah kuantum secara harfiah berarti kualitas sesuatu , mekanis ( yang berkenaan dengan gerak ). Kuantum mekanis merupak suatu studi tentang gerakan-gerakan partikel-partikel subatomic (Shelton, 1999). Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar. De Porter & Hernacki (1999) mendefenisikan quantum learning sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, sedangkan Agus Nggermanto (2002) mengatakan bahwa quantum learning menjelaskan bagaimana belajar efektif sehingga mendapat hasil yang sama dengan kecepatan cahaya. Metode membaca kuantum adalah sebagian quantum learning mencapai kecepatan cahaya.2. Prinsip-Prinsip Utama Pembelajaran Kuantuma. Segalanya berbicara, segala sesautu, lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar.

b. Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam penggubahan mempunyai tujuan, yaitu para siswa mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.

c. Berangkat dari pengalaman, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa tealah mengalami informasi sebelum memperoleh label untuk sesuatu yang dipelajari.

d. Hargai setiap usaha, belajar mengandung resiko, belajar berati melangkah keluar dari kenyamanan, saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan dirinya.

e. Rayakan setiap keberhasilan; perayaan memberikan umpan balik tentang kemajuan belajar dan meningkatkan asosiasi emosi yang positif.

3. Manfaat Belajar Kuantuma. Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar

b. Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekelilingnya sebagai pendorong belajar

c. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.

d. Apapun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.

C. BELAJAR KOOPERATIF ( COOPERATIVE LEARNING )

1. Hakikat Belajr KooperatifBelajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain.2. Prinsip Utama Belajar Kooperatifa. Kesamaan Tujuan

Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membiuat kegiatan belajar lebih kooperatif.

b. Ketergantungan Positif

Ketergantungan positif, beberapa orang direkrut sebagai anggota kelompokkarena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota dapat bekerja sama.3. Manfaat Belajar Koperatif1. Meningkatkan hasil belajar pebelajar

2. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belakjar koperatif memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berintekasi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pelajaran.

3. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar, belajar kooperatif dapat membina sifat kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai rasa andil terhadap keberhasilan tim.

4. Menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berfikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kajian proyek, dan latihan memecahkan maslah.

5. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.

6. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.

7. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.

4. Keterbatasan pembelajaran kooperatif

a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.

b. Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.

c. Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi ajar, materi ajar harus dipilih sebaik-baiknya agar sesuai dengan misi belajar kooperatif.

d. Memerlukan model penilaian belajar yang berbeda.

e. Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan koperatif.

D. BELAJAR TEMATIK1. Hakikat Belajar TematikBelajar tematik didefenisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokok (tema), dan melibatkan beberapa bidang studi ( mata pelajaran ) yang berkaitan dengan tema.

2. Prinsip Belajar TematikBelajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlansung. Semua kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Meinbach (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengombinasikan struktur, urutan, dan strategi yang di organisasikan dengan baik.3. Karakteristik Pembelajaran TematikPembelajaran tematik memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya, kegiatan belajarnya lebih banyak dilakukan melalui pengalaman lansung atau hands on experiences.4. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya Di SD

a. Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh, global/tematis.

b. Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif,

c. Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan teamtis.

d. Ada konteksnya

e. Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh, akan sulit mengajar sub-subkonsep secara terpisah-pisah.

5. Manfaat belajar tematik

Pembelajaran menhadapkan pembelajar pada arena yang realistik, mendorong pebelajar memanfaatkan suatu konteks dan literatur yang luas.KEGIATAN BELAJAR 2

RUMPUN MODEL BELAJARA. RUMPUN MODEL SOSIAL

Joice & Weil (2000) mengatakan bahwa model-model sosial dirancang untik menilai keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik, dan memecahkan masalah.

1. Partner Dalam Belajar2. Investigasi Kelompok3. Bermain Peran4. Inkuiri Yurisprudensi5. Kepribadian Dan Gaya Belajar6. Inkuiri SosialB. RUMPUN MODEL PEMROSESAN INFORMASI

Banyak model pemrosesan informasi yang berguna untuk mempelajari kemampuan diri maupun masyarakat untuk menilai tujuan pendidikan pribadi maupun sosial.

1. Berpikir Induktif2. Pencapaian Kondep3. Inkuiri Ilmiah4. Latihan Inkuiri5. Mnemonic

6. Sinektik

7. Pengorganisasi Awal (Advance Organizer)8. Penyesuaian Dengan PebelajarC. RUMPUN MODEL PERSONAL1. Pengajaran NondirektifDikembangkan dengan teori konseling, model ini menekankan kerja sama antara pebelajar dengan guru. Guru berusaha membantu pebelajar memahami bagaimana memainkan peran utama dalam pencapaian pendidikannya.2. Peningkatan Harga DiriKarya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri. Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegiatan-kegiatan kerja sama dengan pebelajar untuk meyakinkan dan memberikan gambaran tentang pribadi si pebelajar sebaik mungkin.

D. RUMPUN MODEL SISTEM PERILAKU

Dasar teoritik model ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi, perilaku, terapi perilaku, dan cybernetic.1. Belajar Tuntas Dan Pembelajaran TerprogramAplikasi teori sistim perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut belajar tuntas (mastery learning). Pertama, materi yang dipelajari dipecah menjadi unit-unit dari yang sedrhana sampai ke kompleks.

2. Pembelajaran Lansung3. Belajar Melalui Simulasi : Latihan Dan Latihan Mandiri.MODUL 4

PROSEDUR PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR 1

KEGIATAN PRA DAN AWAL PEMBELAJARAN

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa siap mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Keberhasilan dalam melaksanakan pendahuluan pembelajaran dapat mendukung proses dan hasil belajar siswa.A. KEGIATAN PRA PEMBELAJARAN

Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran diantaranya sebagai berikut.

1. Menciptakan Sikapdn Suasan Kelas Yang Menarik2. Memeriksa Kehadiran Siswa3. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswwa4. Menciptakan Suasan Belajar Yang DemokratisB. KEGIATAN AWWAL PEMBELAJARAN

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan ini pembelajaran.

1. Menimbulkan Motivasi Dan Perhatian Siswa2. Memberi AcuanDalam kaitan dalam kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selam pembelajaran berlansung.

a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari.

b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswwa.

3. Membuat Kaitana. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.

b. Menunjukan manfat materi yang dipelajari

c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

d. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

4. Melaksanakan Tes AwalKEGIATAN BELAJAR 2

KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARANKegiatan prapembelajaran yang dapat dilakukan guru adalah menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik, memeriksa kehadiran siswa, menciptakan kesiapan belajar siswa, dan menciptakan suasana belajar yang demokratis.

A. PEMBAHASAN MATERI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN KLASIKAL

Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi (eksploratif). Penyajian dalam pembelajaran klasikal lebih menekankan pada kegiatan pemberian informasi atau penjelasan materi yang belum dipahami siswa.

1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Klasikala. Sistematis

b. Perhatian dan aktivitas

c. Media pembelajaran

d. Latihan atau penugasan

2. Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran KlasikalPertama, menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.

Kedua, melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedabg dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain atau dengan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.

B. PEMBAHASAN MATERI PELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN KELOMPOK

Pelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar.

1. Prinsip-Prinsip Pembelajarn KelompokAgar pembelajaran kelompok dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut.

a. Adanya topik dan permasalahan

b. Pembentukan kelompok

c. Kerja sama

d. Perhatian

e. Motivasi

f. Sumber belajar dan fasilitas

g. Latihan dan tugas2. Kegiatan Inti Dan Pembelajaran KelompokMetode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok di antaranya adalah metode diskusi. Metode ini membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh.

C. PEMBAHASAN MATERI PELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PERSEORANGAN

Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu.KEGIATAN BELAJAR 3

KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN

A. KEGIATAN AKHIR PEMBELAJARAN

Kegiatan akhir dalam pemebelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran. Yang lebih penting adalah untuk mengetahui penugasan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan.

1. Meninjau Kembali Penguasaan Siswa2. Melaksanakan Penilaian

B. MELAKSANAKAN KEGIATAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN

Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut byang dapat anda lakukan untuk mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap kemampuan yang di harapkan dimiliki siswa.

1. Memberikan Tugas Atau Latihan Yang Harus Dikerjakan Dirumah

2. Membahas Kembali Bahan Pelajaran Yang Belum Dikuasai Oleh Siswa

3. Membaca Materi Pelajaran Tertentu

4. Memberikan Motivasi Atau Bimbingan Belajar

5. Menggunakan Tentang Topik Yang Akan Dibahas Pada Waktu Yang Akan Datang