modelling sig wilayah kesesuaian pisang di provinsi gorontalo

16
Wilayah Kesesuaian Tanaman Pisang di Provinsi Gorontalo Oleh : Subhan Maulana Syifa (1006679301) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Provinsi Gorontalo adalah salah satu dari 32 provinsi di wilayah Republik Indonesia yang memanjang dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau Sulawesi. Wilayah Gorontalo juga sangat strategis bila dipandang secara ekonomis, karena berada pada poros tengah wilayah pertumbuhan ekonomi, yaitu antara 2 (dua) Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batui Provinsi Sulawesi Tengah dan Manado Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Letaknya yang strategis ini dapat dijadikan sebagai daerah transit seluruh komoditi dari dan menuju kedua KAPET tersebut. Akibat kegiatan arus barang antara kedua KAPET tadi, maka berdampak positif terhadap peningkatan aktivitas ekonomi di Daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan bahkan Sulawesi Tenggara dan Gorontalo. Selain itu, Gorontalo juga berada pada “mulut” Lautan Pasifik yang menghadap pada negara Korea, Jepang dan Amerika Latin. Sudah barang tentu “kelebihan posisi” ini dapat memberikan peluang yang baik dalam pengembangan perdagangan. Menurut data Produktivitas buah-buahan Provinsi Gorontalo Tahun 2008, produksi buah pisang sebanyak 8.359 ton. Ini merupakan produksi buah-buahan terbanyak di Provinsi Gorontalo. Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia. Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%. Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum

Upload: subhan-maulana-s

Post on 02-Jan-2016

190 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Subhan Maulana Syifa

TRANSCRIPT

Page 1: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

Wilayah Kesesuaian Tanaman Pisang di Provinsi Gorontalo

Oleh : Subhan Maulana Syifa (1006679301)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Provinsi Gorontalo adalah salah satu dari 32 provinsi di wilayah Republik Indonesia

yang memanjang dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau Sulawesi. Wilayah Gorontalo

juga sangat strategis bila dipandang secara ekonomis, karena berada pada poros tengah wilayah

pertumbuhan ekonomi, yaitu antara 2 (dua) Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batui

Provinsi Sulawesi Tengah dan Manado – Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Letaknya yang

strategis ini dapat dijadikan sebagai daerah transit seluruh komoditi dari dan menuju kedua

KAPET tersebut. Akibat kegiatan arus barang antara kedua KAPET tadi, maka berdampak

positif terhadap peningkatan aktivitas ekonomi di Daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah

dan bahkan Sulawesi Tenggara dan Gorontalo.

Selain itu, Gorontalo juga berada pada “mulut” Lautan Pasifik yang menghadap pada

negara Korea, Jepang dan Amerika Latin. Sudah barang tentu “kelebihan posisi” ini dapat

memberikan peluang yang baik dalam pengembangan perdagangan. Menurut data

Produktivitas buah-buahan Provinsi Gorontalo Tahun 2008, produksi buah pisang sebanyak

8.359 ton. Ini merupakan produksi buah-buahan terbanyak di Provinsi Gorontalo.

Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat

ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina.

Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur

teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi

standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas

perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat

besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia. Selain

berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang

yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau

dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%.

Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat

kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum

Page 2: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung penanaman pisang, karena itu

secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan. Begitu beragam manfaat yang

dapat diambil dari buah pisang ini sehingga buah ini berpotensi sebagai penghasil devisa

negara, dapat dijadikan komoditas ekspor ke pasar internasional.

I.2 Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui wilayah kesesuaian tanaman pisang

di Propinsi Gorontalo.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka pertanyaan masalah yang diajukan adalah sebagai

berikut : Dimana wilayah yang sesuai untuk menanam pisang yang berkualitas khususnya di

Gorontalo?

I.4 Batasan Penelitian

Batasan pada penelitian ini adalah batas administrasi Provinsi Gorontalo. Batasan materi yang

dikaji adalah variabel yang digunakan untuk mengetahui kesesuaian lahan tanaman pisang,

yaitu ketinggian, kemiringan lereng, dan curah hujan.

Page 3: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep Kesesuaian Lahan

Pengertian yang luas digunakan tentang lahan ialah suatu daerah permukaan daratan

bumi yang ciri-cirinya mencakup segala tanda pengenal, baik yang bersifat cukup mantap

maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur, dari biosfer, atmosfer, tanah, geologi,

hidrologi dan populasi tumbuhan dan hewan, serta hasil kegiatan manusia pada masa lampau

dan masa kini, sejauh tanda-tanda pengenal tersebut memberikan pengaruh murad atas

penggunaan lahan oleh manusia pada masa kini dan masa mendatang (FAO, 1977). Lahan

merupakan kesatuan berbagai sumber daya daratan yang saling berinteraksi membentuk suatu

sistem struktural dan fungsional. Sifat dan perilaku lahan ditentukan oleh macam sumber daya

yang merajai dan serta macam-macam intensitas interaksi yang berlangsung antar sumber daya.

Faktor-faktor sifat dan perilaku lahan tersebut berkaitan erat dengan ruang dan waktu.

Penilaian kesesuaian lahan bertujuan untuk menduga tingkat kesesuaian suatu lahan

untuk berbagai kemungkinan penggunaan lahan. Penilaian ini berdasarkan beberapa sifat-sifat

lahan (land characteristic) yang dihubungkan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang akan

dikembangkan. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian

lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan

aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan

sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala.

Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan

persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan

kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang

dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan

pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat

ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai (Evaluasi Kesesuain

Lahan, Balai Penelitian Tanah dan 2007 World Agroforestry Centre).

II.2 Gambaran Umum Tanaman Pisang

Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama

Islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Selanjutnya pisang

menyebar ke seluruh dunia, meliputi daerah tropis dan sub tropis. Negara-negara pengahsil

pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand,

Page 4: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

Karibia, Columbia, Meksiko, Venezuela dan Hawai. Indonesia merupakan negara penghasil

pisang nomor empat di dunia (Suyanti Satuhu, Achmad Supriyadi, 2000).

Tanaman pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui

tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah tanaman pisang

mempertahankan eksistensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia.

Berikut adalah manfaat dari buah pisang :

Pisang Kaya akan Nutrisi dan vitamin. Pisang mengandung vitamin A, vitamin B6,

vitamin C, vitamin E, dan vitamin G. Buah ini mengandung mineral kalium, kalsium,

magnesium, fosfor, dan selenium. Kalsium dan magnesium diperlukan untuk tulang

kuat dan mencegah insomnia.

Menurunkan tekanan darah.

Mengobati Katarak.

Anti-kanker usus besar.

Syarat tumbuh

Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun

demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih

tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat

diharapkan. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi

curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang. Tanaman

ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran

rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 mdpl. Pisang ambon, pisang dan tanduk tumbuh

baik sampai ketinggian 1.000 mdpl.

Tanaman pisang tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, namun pertumbuhan optimum

terjadi pada tanah alluvial, mengandung kapur, dan kaya akan bahan organik (humus) dan pH

tanah berkisar antara 5 - 7 serta suhu harian berkisar antara 25 o - 27 o C. Kemiringan lereng

yang cocok untuk tanaman pisang yaitu 0 - 8%.

Page 5: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Kajian Literatur

Untuk mengetahui wilayah yang sesuai untuk menanam pisang di Gorontalo adalah

dengan melakukan identifikasi variabel yang menyangkut kesesuaian hidup tanaman pisang,

seperti ketinggian, lereng, dan curah hujan. Variabel tersebut digambarkan dalam suatu peta

yang kemudian diolah dengan menggunakan teknik overlay peta yang kemudian akan

menghasilkan peta kesesuaian lahan tanaman pisang.

III.2 Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian yang dijadikan tempat untuk mengetahui wilayah kesesuaian

tanaman pisang adalah di provinsi Gorontalo.

III.2 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Curah hujan

2. Wilayah ketinggian

3. Kemiringan lereng

III.3 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder, yaitu data yang di dapat dari

instansi terkait dengan data yang diperlukan. Data yang termasuk dalam kategori tersebut

adalah:

1. Data SRTM Gorontalo untuk mendapatkan data wilayah ketinggian dan kemiringan

lereng

2. Peta Administrasi Provinsi Gorontalo

3. Peta Curah Hujan Provinsi Gorontalo

III.4 Pengolahan Data dan Peta

Semua data yang diperoleh akan disusun dan diolah dalam sistem data yang berbasis

GIS dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS 9.3, dimana semua data tersebut akan

diinformasikan melalui visualisasi peta yang mengandung informasi database spatial.

Data-data yang harus diolah, yaitu:

Page 6: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

a. Pembuatan peta tematik

Peta tematik yang dibutuhkan yaitu peta wilayah ketinggian, peta kemiringan lereng

dan peta curah hujan rata-rata tahunan.

b. Klasifikasi kesesuaian

Setelah mendapatkan data-data/ peta-peta tematik yang diperlukan, langkah

selanjutnya adalah membuat klasifikasi penentuan jenis lahan yang akan digunakan

untuk menentukan wilayah yang sesuai untuk tanaman pisang di Gorontalo.

Klasifikasi data untuk unsur fisik dibagi menjadi 3 kelas wilayah kesesuaian, yaitu

sangat sesuai, sesuai, dan tidak sesuai, menurut syarat tumbuh tanaman pisang.

- Klasifikasi Lereng

Pengklasifikasian dibentuk berdasarkan 3 kelas yakni sangat sesuai, sesuai, dan tidak

sesuai. Untuk wilayah yang memiliki areal yang sangat sesuai terdapat pada

kemiringan lereng <8% sedangkan pada wilayah yang memiliki kategori sesuai

terdapat pada kemiringan lereng 8% – 16%, sedangkan untuk wilayah yang kategori

tidak sesuai berada pada kemiringan lereng >16%.

- Klasifikasi wilayah ketinggian

Untuk wilayah yang sangat sesuai terdapat pada ketinggian 0-1000 mdpl, pada wilayah

yang memiliki kategori sesuai terdapat pada ketinggian 1000-2000 mdpl sedangkan

untuk wilayah yang kategori tidak sesuai berada pada ketinggian <0 mdpl dan >2000

mdpl.

- Klasifikasi curah hujan

Untuk wilayah yang sangat sesuai terdapat pada wilayah dengan curah hujan >1520

mm/tahun, pada wilayah yang memiliki kategori sesuai terdapat pada wilayah dengan

curah hujan 750-1520 mm/tahun sedangkan untuk wilayah yang kategori tidak sesuai

terdapat pada wilayah dengan curah hujan 300-750 mm/tahun.

c. Matriks Kesesuaian

Variabel Sangat sesuai Sesuai Tidak sesuai

Ketinggian (mdpl) 0-1000 1000-2000 >2000

Lereng (%) <8 8-16 16-30

Curah Hujan (mm/tahun) 1.520 - 3.800 750-1520 300-750

Page 7: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

III.5 Analisa Data

Analisis yang digunakan untuk menentukan wilayah yang sesuai penanaman pisang adalah

dengan menggunakan metode analisis overlay yang digambarkan sebagai berikut :

III.5.1 Model builder

Page 8: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

III.5.2 Modelling SIG

Keterangan :

- Peta ketinggian dan peta lereng dioverlay sehingga menghasilkan peta bentuk medan.

- Peta bentuk medan dan peta CH dioverlay menghasilkan peta kesesuaian lahan pisang.

III.5.3 Query

Sangat sesuai :

"Ketinggian" = '0 - 1000 mdpl' AND ( "Lereng" = '< 8%' OR "Lereng" = '8% - 16%' )

AND "CH" = '> 1520'

Sesuai:

"Ketinggian" = '1000 - 2000 mdpl' AND ( "Lereng" = '8% - 16%' OR "Lereng" = '< 8%' )

OR "Ketinggian" = '0 - 1000 mdpl' AND ( "Lereng" = '< 8%' OR "Lereng" = '8% - 16%' )

AND "CH" = '750 - 1520'

Tidak Sesuai:

"Ketinggian" = '< 0 mdpl' OR "Ketinggian" = '> 2000 mdpl' OR "Lereng" = '> 16%'

Ketinggian Lereng

Overlay

Bentuk Medan

Overlay

Kesesuaian Lahan Pisang

Curah Hujan

Page 9: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

BAB IV

FAKTA WILAYAH

IV. 1 Letak Wilayah

Provinsi Gorontalo terletak antara 0° 19' - 1° 15' Lintang Utara dan 121° 23' - 123° 43'

Bujur Timur. Wilayah provinsi ini berbatasan langsung dengan :

Barat : Provinsi Sulawesi Tengah

Timur : Provinsi Sulawesi Utara

Utara : Laut Sulawesi

Selatan : Teluk Tomini.

Luas Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah 11.967,64 km2. Jika dibandingkan

dengan wilayah Indonesia, luas wilayah provinsi ini hanya sebesar 0,63 persen. Provinsi

Gorontalo terdiri dari 5 (lima) kabupaten dan 1 (kota), yaitu Kabupaten Boalemo, Kabupaten

Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, dan

Kota Gorontalo.

IV. 2 Topografi

Permukaan tanah di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan. Oleh

karenanya, provinsi ini mempunyai banyak gunung dengan ketinggian yang berbeda-beda.

Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi di

Provinsi Gorontalo. Sedangkan Gunung Litu-Litu yang terletak di Kabupaten Gorontalo

merupakan gunung terendah.

Di samping mempunyai banyak gunung, provinsi ini juga dilintasi banyak sungai.

Sungai terpanjang adalah Sungai Paguyaman yang terletak di Kabupaten Boalemo dengan

panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai yang terpendek adalah Sungai Bolontio dengan

panjang aliran 5,3 km yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara.

IV. 3 Iklim

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut

dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Dengan kondisi wilayah Provinsi Gorontalo yang

letaknya di dekat garis khatulistiwa, menjadikan daerah ini mempunyai suhu udara yang cukup

panas.

Page 10: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

Suhu minimum terjadi di bulan Februari yaitu 23,0°C. Sedangkan suhu maksimum

terjadi di bulan Maret dengan suhu 33,9°C. Jadi pada tahun 2010, suhu udara rata rata Provinsi

Gorontalo berkisar antara 24,4 - 28,0°C.

Provinsi Gorontalo mempunyai kelembaban udara yang relatif tinggi, rata rata

kelembaban pada tahun 2010 mencapai 83,5 persen. Sedangkan untuk curah hujan tertinggi

terdapat di bulan Mei dengan 378 mm, tetapi jumlah hari hujan terbanyak ada pada bulan Juli

sebanyak 22 hari. Rata rata kecepatan angin pada tahun 2010 yang tercatat di stasiun

meteorologi umumnya merata untuk setiap bulannya, yaitu berkisar antara 1,0 - 3,0 m/detik.

IV. 4 Geomorfologi

Wilayah Gorontalo yang ditempati oleh Cekungan Air Tanah Limboto berada pada

bagian lengan utara Sulawesi, sebagian besar daerah ini ditempati oleh satuan batuan Gunung

Api Tersier. Di wilayah bagian tengah daerah ini dijumpai dataran rendah berbentuk

memanjang yang terbentang dari arah barat-barat laut ke timur-tenggara yang diduga semula

merupakan danau dengan pusatnya berada di Danau Limboto.

Wilayah Cekungan Limboto dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) satuan morfologi,

yaitu : satuan morfologi satuan pegunungan berlereng terjal, satuan morfologi perbukitan

bergelombang dan satuan morfologi dataran rendah. Satuan morfologi pegunungan berlereng

terjal, terutama menempati wilayah bagian tengah dan utara wilayah Gorontalo, yang menjadi

pembatas sebelah timur dan sebelah utara dari Cekungan Air Tanah Limboto yaitu di dengan

beberapa puncaknya berada di Pegunungan Tilongkabila, antara lain : G. Gambut (1954 m),

G. Tihengo (1310 m),G. Pombolu (520 m) dan G. Alumolingo (377 m), satuan morfologi ini

terutama dibentuk oleh satuan batuan Gunung api tersier dan batuan Plutonik.

Page 11: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian. Di dalam proses

penentuan suatu wilayah kesesuaian tanaman pisang di Provinsi Gorontalo maka perlu

diketahui beberapa variabel yang berpengaruh, diantaranya adalah wilayah ketinggian,

kemiringan lereng, dan besaran curah hujan.

Sebagian besar wilayah di Provinsi Gorontalo mempunyai potensi untuk budidaya

tanaman pisang karena dalam peta wilayah kesesuaian tanaman pisang terlihat klasifikasi

sangat sesuai terdapat di sebagian besar wilayah Propinsi Gorontalo.

V.1 Variabel

V.1.1 Curah Hujan

Data curah hujan Provinsi Gorontalo didapatkan dari BMKG ( Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika) dari stasiun-stasiun pengukur curah hujan yang ada. Data dalam

bentuk shapefile tersebut diubah menjadi bentuk raster, setelah itu membuat klasifikasi yang

sesuai dengan syarat tumbuh pisang, lalu diubah kembali dalam bentuk shapefile. Curah hujan

yang sangat sesuai untuk tanaman pisang di Provinsi Gorontalo yaitu antara 1500-3800

mm/tahun. Berikut ini adalah peta distribusi curah hujan di provinsi Gorontalo :

Page 12: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

V.1.2 Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng merupakan salah satu komponen lahan dan faktor yang menentukan

kemampuan produktivitas lahan bagi pengembangan tanaman pisang. Data kemiringan lereng

Provinsi Gorontalo diperoleh dengan cara mengambil data dari Citra SRTM (Shuttel Raddar

Topographic Mission). Citra dalam bentuk raster tersebut diubah menjadi bentuk Slope,

setelah itu membuat klasifikasi yang sesuai dengan syarat tumbuh pisang, lalu diubah dalam

bentuk shapefile. Lereng yang memiliki kemiringan landai sangat sesuai untuk budidaya

tanaman pisang, sedangkan lereng yang terjal biasanya sulit untuk ditanami pisang.

Kemiringan lereng yang terdapat di Provinsi Gorontalo sangat bervariasi, karena hampir

keseluruhannya terdapat penggolongan kelas lereng yang sudah ditentukan sebelumnya. Dan

yang mendominasi adalah kemiringan lereng pada ukuran < 8%. Berdasarkan klasifikasi

kesesuaian untuk variabel kemiringan lereng maka bentuk lereng yang demikian sangat sesuai

untuk budidaya tanaman pisang, berikut peta kemiringan lereng Gorontalo :

V.1.3 Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat dari permukaan laut sangat menentukan pertumbuhan suatu

tanaman. Data ketinggian Provinsi Gorontalo diperoleh dengan cara mengambil data dari Citra

SRTM (Shuttel Raddar Topographic Mission). Citra dalam bentuk raster tersebut

Page 13: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

diklasifikasikan sesuai dengan syarat tumbuh pisang, lalu diubah dalam bentuk shapefile.

Wilayah yang sangat sesuai terdapat pada ketinggian 0-1000 mdpl, pada wilayah yang

memiliki kategori sesuai terdapat pada ketinggian 1000-2000 mdpl sedangkan untuk wilayah

yang kategori tidak sesuai berada pada ketinggian <0 mdpl atau >2000 mdpl. Berikut peta

wilayah ketinggian:

V.1.3 Wilayah Kesesuaian Tanaman Pisang

Setelah semua variabel di overlay dapat dilihat bahwa wilayah yang sangat sesuai

untuk tanaman pisang sebagian besar berada di bagian Barat propinsi Gorontalo. Kesesuaian

wilayah tanaman pisang di Provinsi Gorontalo terbentuk dari tiga variabel yakni, wilayah

ketinggian, kemiringan lereng, dan curah hujan. Kesesuaian wilayah tanaman pisang

diklasifikasikan atas wilayah yang sangat sesuai, sesuai, dan tidak sesuai untuk budidaya

tanaman pisang.

Dengan kriteria wilayah yang sangat sesuai adalah wilayah dengan wilayah ketinggian

0-1000 mdpl, curah hujan 1520-3800 mm/tahun, dan kemiringan lereng 0-8%. Wilayah yang

sesuai untuk lokasi tanaman pisang adalah wilayah dengan wilayah ketinggian 1000-2000

mdpl, curah hujan 750-1520 mm/tahun, dan kemiringan lereng 8-16%. Dan wilayah yang tidak

Page 14: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

sesuai untuk lokasi tanaman pisang adalah wilayah dengan wilayah ketinggian <0 mdpl

atau >2000 mdpl, curah hujan 300-750 mm/tahun, dan kemiringan lereng >16%.

Hasil yang didapat didominasi oleh wilayah yang sangat sesuai dan sesuai. Wilayah

yang tidak sesuai hanya sedikit yang tampak. Dengan demikian sebagian besar wilayah di

propinsi Gorontalo berpotensi untuk tanaman pisang tumbuh dengan baik. Berikut peta

wilayah kesesuaian pisang di Gorontalo :

Dari hasil calculate Geometry, di dapat luasan untuk masing-masing kelas wilayah

kesesuaian, yaitu :

Wilayah Kesesuaian Luas (km2)

Sangat Sesuai 9719,921564

Sesuai 1694,531303

Tidak Sesuai 472,2729481 Sangat Sesuai

82%

Sesuai14%

Tidak Sesuai

4%

Persentase Kesesuaian Tanaman Pisang

Sangat Sesuai

Sesuai

Tidak Sesuai

Page 15: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dengan metode overlay didapatkan hasil bahwa sebagian besar

wilayah di Gorontalo memiliki potensi untuk penanaman pisang. Hal ini dikarenakan wilayah

ketinggian, curah hujan, dan kemiringan lereng memenuhi kriteria untuk pertumbuhan

tanaman pisang. Dengan wilayah yang sangat sesuai untuk pertumbuhan tanaman pisang

adalah wilayah dengan wilayah ketinggian 0-1000 mdpl, curah hujan 1520-3800 mm/tahun,

dan kemiringan lereng 0-8%.

Melalui perhitungan yang telah dilakukan di hasil dan pembahasan, luas wilayah di

Provinsi Gorontalo yang sangat sesuai untuk perkembangan tanaman pisang adalah sebesar

9719,92 km2. Kemudian luas wilayah yang sesuai untuk menumbuhkan tanaman ini sebesar

1694,53 km2 dan yang tidak sesuai sebesar 472,27 km2. Dengan kata lain tanaman pisang

dapat tumbuh optimal di sebagian besar wilayah propinsi Gorontalo.

Page 16: Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo

DAFTAR PUSTAKA

Suyanti & Supriyadi, Ahmad. (2008). Pisang, Budi Daya dan Prospek Pasar. Jakarta

Rismunandar (1990). Bertanam Pisang. Bandung: C.V. Sinar Baru. 11

Pemerintah Provinsi Gorontalo (2012). Profil Daerah, Kondisi Geografis. From:

http://www.gorontaloprov.go.id/profil/kondisi-geografis, 25 Desember 2012.

BMKG, PU, Swasta (1970-2004). Stasiun-stasiun pengamatan hujan, Interpolasi krigging.

Citra SRTM 90m DEM version 4 (2004). CGIAR - Consortium for Spatial Information

(CGIAR-CSI)..

km.