model pendampingan bisnis mahasiswa penerima …

16
Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013” Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 277 MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA HIBAH PKM- K/PMW MELALUI TEKNIK COACHING SEBAGAI UPAYA AKSELERASI PERTUMBUHAN BISNIS MAHASISWA Noor Fitrihana 1 , Tejo Nurseto 2 , M. Adam Jerusalem 3 Negeri Yogyakarta ABSTRAK Untuk mencetak lulusan yang berorientasi pencetak lapangan kerja, maka Kemendikbud meluncurkan program mahasiswa wirausaha, PKM-K dan PMW. Salah satu masalah dalam program tersebut adalah ketidakefektifan pendampingan bisnis oleh dosen. Akibatnya bisnis yang dijalankan mahasiswa tidak berkembang, dan karakter entrepreneurships juga tidak tumbuh. Tujuan utama dalam jangka panjang penelitian ini adalah akselerasi penumbuhan bisnis mahasiswa. Dalam penelitian ini, tujuan yag hendak dicapai adalah pengembangan model model pendampingan bisnis mahasiswa yang efektif, efisien dan terkurikulum sehingga dapat mempercepat pertumbuhan bisnis. Pengembangan model menghasilkan model pendampingan bisnis mahasiswa yang terdiri atas 2 fase; review, coaching, dan challenge. Model ini efektif dalam merangsang mahasiswa untuk merancang dan melakukan aksi bisnis untuk menumbuhkembangkan bisnisnya. Kata kunci: pendampingan, wirausaha, mahasiswa PENDAHULUAN UNY mempunyai kebijakan yang menetapkan Kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib di semua program studi. Disamping itu, terdapat program UNY yang secara langsung melatih mahasiswa untuk berwirausaha yaitu Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), juga Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dari Dikti Kemendikbud. Proposal bisnis mahasiswa UNY yang didanai Dikti melalui PKM-K tahun 2012 ada 64 dan 61 pada tahun 2013 ini. Sementara penerima hibah PMW tahun 2012 ada 34 bisnis. Dalam menjalankan PMW dan PKM-K, mahasiswa seringkali masih mengalami kebingungan dalam menjalankan bisnisnya. Maka bisnis yang

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 277

MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA HIBAH PKM-

K/PMW MELALUI TEKNIK COACHING SEBAGAI UPAYA AKSELERASI

PERTUMBUHAN BISNIS MAHASISWA

Noor Fitrihana1, Tejo Nurseto2, M. Adam Jerusalem3

Negeri Yogyakarta

ABSTRAK Untuk mencetak lulusan yang berorientasi pencetak lapangan kerja, maka Kemendikbud meluncurkan program mahasiswa wirausaha, PKM-K dan PMW. Salah satu masalah dalam program tersebut adalah ketidakefektifan pendampingan bisnis oleh dosen. Akibatnya bisnis yang dijalankan mahasiswa tidak berkembang, dan karakter entrepreneurships juga tidak tumbuh. Tujuan utama dalam jangka panjang penelitian ini adalah akselerasi penumbuhan bisnis mahasiswa. Dalam penelitian ini, tujuan yag hendak dicapai adalah pengembangan model model pendampingan bisnis mahasiswa yang efektif, efisien dan terkurikulum sehingga dapat mempercepat pertumbuhan bisnis. Pengembangan model menghasilkan model pendampingan bisnis mahasiswa yang terdiri atas 2 fase; review, coaching, dan challenge. Model ini efektif dalam merangsang mahasiswa untuk merancang dan melakukan aksi bisnis untuk menumbuhkembangkan bisnisnya.

Kata kunci: pendampingan, wirausaha, mahasiswa

PENDAHULUAN

UNY mempunyai kebijakan yang menetapkan Kewirausahaan sebagai

mata kuliah wajib di semua program studi. Disamping itu, terdapat

program UNY yang secara langsung melatih mahasiswa untuk berwirausaha

yaitu Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), juga Program Kreativitas

Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dari Dikti Kemendikbud.

Proposal bisnis mahasiswa UNY yang didanai Dikti melalui PKM-K tahun

2012 ada 64 dan 61 pada tahun 2013 ini. Sementara penerima hibah PMW

tahun 2012 ada 34 bisnis.

Dalam menjalankan PMW dan PKM-K, mahasiswa seringkali masih

mengalami kebingungan dalam menjalankan bisnisnya. Maka bisnis yang

Page 2: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 278

dilakukan hanya dengan sekedarnya, yang pada akhirnya berakhir dengan

dibubarkannya usaha itu. Salah satu permasalahan dalam PMW dan PKM-K

adalah pendampingan bisnis. Memang benar ada dosen pembimbing PMW

dan PKM-K, namun pembimbingannnya tidaklah intensif sebagaimana

pembimbingan skripsi. Sehingga banyak program PMW dan PKM-K yang

tidak efektif, meskipun juga ada monitoring dari UNY dan Dikti.

Ketidakefektifan ini dilihat dari tidak adanya pertumbuhan pesat bisnis

yang dijalankan, karakter entrepreneurships yang tidak tumbuh, serta tidak

ada keberlanjutan bisnis setelah selesainya PMW dan PKM-K. Bahkan, tidak

sedikit mahasiswa mencari dana PKM-K dan PMW bukan dilandasi untuk

berlatih bisnis, namun hanya untuk mendapatkan dananya. Hal ini sangat

disayangkan mengingat potensi mahasiswa UNY yang sangat besar dan

sering menorehkan berita inovasi bisnis.

Apabila UNY mempunyai model pandampingan bisnis mahasiswa

yang intensif dan terkurikulum maka berita mahasiswa UNY yang berkibar

dalam dunia bisnis semakin banyak. Mengingat tiap tahunnya, UNY

berhasil meloloskan sekitar 64 kelompok mahasiswa dalam PKM-K. Dengan

adanya model pendampingan yang efektif dan efisien, maka sangat

mungkin mahasiswa UNY akan menjuarai berbagai kompetisi bisnis

mahasiswa yang sangat bergengsi seperti Wirausaha Muda Mandiri dari

Bank Mandiri, Joy Tea Business Competition dari Sosro, Shell-liveWIRE dari

Shell, Danone Trust, serta ITB Entreprenership Challenge.

Tujuan utama dalam jangka panjang penelitian ini adalah akselerasi

penumbuhan bisnis mahasiswa. Dalam penelitian ini, tujuan yag hendak

dicapai adalah pengembangan model model pendampingan bisnis

mahasiswa yang efektif, efisien dan terkurikulum sehingga dapat

mempercepat pertumbuhan bisnis.

Page 3: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 279

A. Kajian Teori

Coaching lebih sering dipakai dalam hal yang berhubungan dengan

olah raga. Namun demikian seiring dengan berjalannya waktu, coaching

mulai diterapkan pada kehidupan bisnis maupun hal-hal lain yang lebih

spesifik. Coaching yang dimaksud disini adalah bagaimana membantu

seseorang menemukan apa yang diinginkan dari posisi dimana dia

sekarang, dengan menggali sumber daya apa saja yang dibutuhkan, sikap

mental yang harus dibangun, dan teknik-teknik yang cocok dalam

menerapkannya. Hal tersebut dilakukan dengan mengajukan pertanyaan

yang tepat, sehingga peserta latih (coachee) akan menemukan sendiri

jawaban yang dibutuhkannya. Coaching juga dapat diterjemahkan

menjadi seseorang yang dapat memfasilitasi orang yang di-coaching

untuk menggapai kinerja yang lebih baik dari keadaan sekarang, dengan

menanyakan pertanyaan yang tepat. Sehingga ada yang mengatakan,

coaching adalah seni dari bagaimana bertanya (Salim, 2010). Sementara

istilah coaching menurut The European Mentoring and Coaching Council

(dalam Thompson, 2006) adalah:

“working with a person inside the business to get things done and

improve performance – using a directive (show and tell)

approach. Performance Coaches improve competencies in key

business functions”

Dalam teknik coaching, pelatih (coach) memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang tepat dan mendalam untuk menguak jawaban-jawaban

yang akan dimunculkan oleh coachee. Sehingga coachee akan

menemukan sendiri jawaban dari permasalahannya, dan pada gilirannya

nanti coachee sendiri akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan,

dan bukan yang ingin dilakukan. Apabila teknik yang digunakan salah

pada kasus yang salah, maka hasilnya hanya akan menyebabkan

kefrustasian. Dengan teknik coaching, klien atau coachee-lah yang

bertanggungjawab akan jawaban yang muncul dari dirinya. Dalam teknik

Page 4: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 280

coaching, coach tidak bertangggung jawab untuk menyediakan jawaban

atas pertanyaan dan permasalahan bisnis yang dihadapi coachee. Apabila

jawaban yang menyediakan pihak coach, maka itu adalah teknik

mentoring atau consulting.

Coaching juga diartikan sehubungan dengan teknologi (orang yang

memberikan bantuan just-in-time, tugas-based) dan pengaturan bisnis

(orang-orang yang disewa untuk memberikan panduan mengenai tugas

tertentu pada tingkat individu atau organisasi. Collins, dkk (1989)

menjelaskan coaching sebagai bantuan dari seorang pakar/ahli. Coach

(pelatih) akan terlibat dalam lebih konkret, berorientasi pada tujuan

tugas-tugas seperti mendapatkan pekerjaan baru atau promosi. Guzdial

(1995) menyatakan coaching adalah proses membantu seorang siswa

melalui suatu kegiatan. Burton, Brown, and Fischer (1999) menyebutkan

ada empat hal yang dilakukan coach untuk mencapai tujuan coaching

tercapai, yaitu:

1. memastikan bahwa sub-skills tepat diperoleh,

2. merancang latihan yang sesuai dan menyediakan teknologi yang

dibutuhkan,

3. menunjukkan kinerja coachee dalam menghadapi masalah, dan

4. memberikan penjelasan dan perintah yang jelas.

Coach harus selalu mempertahankan fokus pada tujuan,

mengarahkan ketika coachee mengalami kegagalan dan ketika coachee

siap untuk terus belajar dan maju.

B. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian pengembangan model pendampingan

bisnis mahaisiswa ini adalah metode penelitian dan pengembangan

(R&D) yang mengacu pada model Borg dan Gall (Gambar 1). Sementara

metode pendampingan yang akan dikembangkan adalah metode

coaching. Dengan metode coaching ini, mahasiswa wirausaha akan

Page 5: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 281

terangsang untuk selalu menumbuhkembangkan bisnisnya secara

mandiri.

research and information collection

planning

develop preliminary form of product

preliminary field testing

main product revision

main field testing

operational product revision

operational field testing

final product revision

disemination and implementation

Teknik: wawancara

Instrumen: pedoman

wawancara

Teknik: angket

Instrumen: angket

Teknik: angket

Instrumen:

angket

Teknik: angket, observasi

Instrumen: angket, lembar

pengamatan

Gambar 1. Prosedur R&D dalam pengembangan model

Populasi penelitian pengembangan model pendampingan bisnis

mahasiswa ini adalah seluruh kelompok/individu mahasiswa yang

mendapatkan hibah/bantuan permodalan bisnis melalui program PKM-K

tahun 2013 dan PMW pada tahun 2012 dengan total keseluruhan

sebanyak 95 bisnis. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 4 kelompok

bisnis. Pemilihan kelompok didasarkan atas pertimbangan perwakilan

tiap fakultas, keberlanjutan bisnis karena tidak jarang kelompok bisnis

dari populasi tidak lagi berlangsung, serta kesediaan dari kelompok

bisnis untuk menjadi obyek penelitian ini. Kelompok bisnis yang menjadi

obyek penelitian ini adalah:

1. Akretalik Tas (tas lurik)

2. Sicata Dieng (minuman kesehatan berbahan carica)

3. Astutik (kompor batik)

Page 6: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 282

4. Rikswa Craft (kerajinan relief kaligrafi aksara jawa)

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis kelayakan dan

efektifitas model pendampingan bisnis mahasiswa dengan menggunakan

penelitian tindakan dengan mengacu pada model Kemmis and Taggart.

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah model dapat

merangsang mahasiswa melakukan aksi bisnis dalam mencapai targetnya

sehingga terjadi pertumbuhan dalam bisnisnya. Aksi bisnis ini

mempunyai tingkatan dengan skala 4 sebagaimana tertera pada tabel 1.

Penelitian berhasil manakala tingkat aksi bisnis mempunyai skala

minimal 2.5.

Tabel 1. Tingkatan aksi bisnis dalam mencapai targetnya

Tingkatan aksi bisnis Skala

Melakukan aksi bisnis yang direncanakan dalam challange dan mencapai target seperti yang direncanakan dalam challange

4

Melakukan aksi bisnis yang direncanakan dalam challange namun belum mencapai seluruh target seperti yang direncanakan dalam challange

3

Melakukan sebagian aksi bisnis yang direncanakan dalam challange dan sebagian target tercapai

2

Belum melakukan aksi bisnis sebagaimana direncanakan dalam challange

1

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil pengembagan model pendampingan bisnis mahasiswa

Model pendampingan ini terdiri dari 3 fase yaitu review, coaching,

dan challange. Fase review digunakan untuk mengkaji pertumbuhan

terakhir dari bisnis mahasiswa (pada siklus pertama). Disamping itu juga

untuk melihat aksi bisnis yang dilakukan berdasarkan challange yang

ditetapkan sendiri oleh mahasiswa pada siklus sebelumnya. Fase

coaching berisi penggalian pemikiran, kesadaran, serta motivasi

mahasiswa untuk melakukan aksi bisnis berikut dalam

Page 7: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 283

menumbuhkembangkan bisnisnya. Pada fase ini akan lebih didominasi

tanya jawab tentang tujuan, target, dan permasalahan bisnis mahasiswa.

Fase challange merupakan fase penetapan rencana aksi (action plan)

bisnis. Rencana aksi ini ditetapkan sendiri oleh mahasiswa supaya

mahasiswa mempunyai pola pikir (mind set) berorientasi pada aksi bisnis

dari pada khayalan dan rencana. Dengan ditetapkan sendiri, mahasiswa

dilatih untuk bertanggung jawab atas rencana dan pemikirannya

tersebut. Apabila digambarkan, maka model pendampingan bisnis ini

akan seperti pada gambar 2 berikut.

Gambar 2. Model Pendampingan Bisnis Mahasiswa

Skenario pelaksanaan pendampingan bisnis mahasiswa seperti pada

tabel 2.

Tabel 2. Skenario coaching pendampingan bisnis mahasiswa

Fase Kegiatan Waktu Instrumen

Review Melihat ulang pertumbuhan terakhir bisnis mahasiswa dan

aksi berdasar challenge

5 menit Form kondisi bisnis

Coaching Pertanyaan-pertanyaan tentang tujuan, target, dan

permasalahan bisnis mahasiswa

20 menit Draf pertanyaan

Challenge aksi bisnis yang akan dilakukan mahasiswa dalam 2 minggu

kedepan

5 menit Form catatan

challenge

Disamping itu, model pendampingan bisnis mahasiswa dalam penelitian

ini mempunyai unsur-unsur sebagai berikut.

a. Pendampingan dilakukan secara kontinyu setiap 2 minggu sekali.

Page 8: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 284

b. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi perkembangan bisnis

mahasiswa pada fase review.

c. Pemberian motivasi penumbuhan bisnis mahasiswa pada fase

coaching.

d. Penetapan rancana aksi bisnis yang akan dilakukan mahaiswa dalam

dua minggu kedepan pada fase challenge dimana challenge ini

ditentukan mahasiswa sendiri.

e. Penentuan target bisnis ditentukan oleh mahasiswa sendiri sehingga

mahasiswa merasa bertanggung jawab dengan target yang

dicanangkannya.

f. Dalam proses pendampingan dengan teknik coaching dilakukan

dengan cara memberikan pertanyaan yang mengarahkan mahasiswa

untuk berpikir dan berpikir dalam mengembangkan bisnisnya – tidak

memberikan arahan bagaimana pengembangan bisnisnya.

g. Pertanyaan berdasar topik mingguan pendampingan atau

permasalahan yang ada.

h. Dilakukan kompetisi diantara kelompok bisnis dengan kriteria aksi

nyata dalam bisnis dalam pencapaian target.

2. Hasil pendampingan bisnis mahasiswa

Bisnis mahasiswa yang didampingi adalah Akretalik Tas (tas lurik),

Sicata Dieng (minuman kesehatan berbahan carica), Astutik (kompor

batik), Rikswa Craft (kerajinan). Proses pendampingan dilakukan selama

dua bulan dalam 4 siklus. Data dalam proses pendampingan bisnis

mahasiswa dapat dilihat pada tabel 3 tentang hasil pendampingan bisnis

mahasiswa.

Dari data terlihat bahwa mahasiswa yang berbisnis senantiasa

mengupayakan pertumbuhan bisnisnya dengan melakukan aksi bisnis

yang dirancangnya sendiri. Berbagai aksi bisnis meskipun kecil namun

nyata berhasil membuahkan hasil, seperti menawarkan produk untuk

Page 9: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 285

dititipkan di Mirota Batik (Rikswa Craft); memasarkan kompor batik

langsung ke sekolah yang mengajarkan batik (Astutik); menjual Sicata

Dieng melalui outlet oleh-oleh membuahkan omzet sebesar 1 juta (Sicata

Dieng), serta produksi tas untuk berbagai sampel, katalog, sekaligus

dipasarkan (Akretalik).

Apabila nilai tingkat pelaksanaan aksi bisnis diplot dalam

histogram sebagaimana gambar 3 maka dapat menggambarkan

bagaimana mahasiswa cukup termotivasi untuk menumbuhkembangkan

bisnisnya.

Gambar 3. Histogram nilai aksi bisnis mahasiswa

0

1

2

3

4

5

Akretalik Sicata Dieng Astutik Rikswa Craft

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

Siklus 4

Page 10: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 286

Tabel 3. Hasil pendampingan bisnis mahasiswa

Uraian Siklus

1. Akretalik Siklus 1 (2 Sept) Siklus 2 (16 Sept) Siklus 3 (30 Sept) Siklus 4 (14 Okt)

Keadaan Sekarang (Review)

- Omset ± 8 jt/bulan - Laba ± 5 jt/bulan - Pemasaran online - Mitra produksi : 2 mitra - Produksi 85 tas/3 bln - Aset: kulit full up, tenun

lurik, dan label

- Produksi 24 pcs belum bisa terpenuhi karena mitra overload order

- Omset minggu ini 350 ribu (menjual 1 tas dr produksi minggu lalu)

- Laba 100 ribu

- Tidak ada penjualan untuk minggu ini

- Produksi 24 pcs belum bisa terpenuhi karena mitra overload order

- Tim sedang sibuk dengan skripsi

- Terproduksi 10 tas untuk pembuatan katalog

- Pembuatan catalog belum selesai

Keadaan Diinginkan/ Permasalahan (Coaching)

- Produksi 80 tas/bl - Omset 8 jt/bl - Mengikuti expo dan pameran - Ikut serta dalam Indonesia

Fashion Week 2014

Tidak ada keterlambatan produksi

Tidak ada keterlambatan produksi

Manajemen pemasaran melalui online shop Akretalik belum maksimal

Rencana Aksi (Challange)

- Memproduksi 24 tas untuk pembuatan katalog

- Penyebaran katalog (ke kantor instansi pemerintah, dosen, karyawan di kampus, teman)

- Menambah mitra produksi - Menyiapkan lay out desai

katalog - Produksi 24 tas - Persiapan kemptetisi

wirausaha di indonesia fashion Week 2014

- Menambah mitra produksi - Menyiapkan lay out desain

katalog - Produksi 24 tas - Persiapan kemptetisi

wirausaha di indonesia fashion Week 2014

- Perbaikan manajemen pemasaran online

- Menambah mitra produksi - Produksi 14 tas yang tersisa

Nilai Skala Aksi

3 2 3

Page 11: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 287

2. Sicata Dieng

Siklus 1 (2 Sept) Siklus 2 (16 Sept) Siklus 3 (30 Sept) Siklus 4 (14 Okt)

Keadaan Sekarang (Review)

- Produksi 1 kali produksi /minggu

- Penjualan secara online - Pemasaran masih di

wonosobo - Selesai pameran di LPPM - Omzet minggu lalu 70.000

- Produksi di wonosobo tapi cetak kemasan label botol/box di jogja sehingga ada ongkir

- Produksi dari pengupasan hingga pengemasan dilakukan 2 tenaga kerja

-

- Penjualan belum memenuhi target

- Produksi terkendala alat yang sedang diservis

- Omzet bulan sept 600.000

- Tempat produksi masih belum menetap

- Keuntungan masih sdk karena uang penjualan dialokasikan untuk pembayaran hutang investasi alat

- Penjualan via outlet dengan omzet 1 jt/bln (pertengahan okt)

Keadaan Diinginkan/ Permasalahan (Coaching)

- Meminimalkan harga pasar dengan mencari supply bahan langsung ke petani

- Menambah modal melalui kerja sama dengan BMT Marhamah

- Publikasi di BMT Marhamah

- Produksi 2 kali seminggu - Penambahan pegawai

- Perluasan pasar dg bekerjasama dg BMT marhamah

- Optimalisasi tenaga kerja - Membuat skala prioritas

pembiayaan

- Mempunyai tempat produksi tetap

- Neraca keuangan lancar - Mempunyai marketing area

jogja - Pelunasan alat produksi

(800rb) - Produksi 4 kali/bln tanpa

tergantung order - Mengefektifkan ecommerce

Rencana Aksi (Challange)

- Menambah tenaga marketing di area wonosobo

- Melobi petani carica di dieng - Melobi BMT Marhamah - Melobi ke dinas terkait

- Membuat job desk - Produksi dikontinyukan - Pemantauan barang yang

dititipkan di outlet secara kontinyu minimal 2 kali sebulan

- Edukasi pasar di lingkungan UNY

- Mendaftarkan Sicata Dieng di KUB Carica Wonosobo

- Produksi dikontinyukan

- Pemulihan modal - Pelunasan hutang modal

investasi alat - Mencari tenaga marketing

jogja dan wonosobo - Pembagian jobdesk

Nilai Skala Aksi

3 2 3

Page 12: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 288

3. Astutik Siklus 1 (2 Sept) Siklus 2 (16 Sept) Siklus 3 (30 Sept) Siklus 4 (14 Okt)

Keadaan Sekarang (Review)

- Omzet bulan lalu 4 jt/bln dg penjualan 10 kompor

- Laba bersih 500rb/bln - Pemasaran online dan direct

selling ke sekolah - Mempunyai mitra usaha - Ada 25 kompor produksi bln

yg lalu

- Melakukan pameran produk di bantul expo dan di TMII

- Persipan mengikuti kompetisi teknopreneur pemuda dari Kemenristek

- Penyebaran media promosi di SMKN 2 Sewon

- Pembuatan web

- Optimalisasi iklan di web - Melayani pemesanan secara

online dan sms - Produksi kompor - Produk masuk ke

kementerian??

- Produksi terus berjalan berdasarkan order

- Persipan mengikuti kompetisi teknopreneur pemuda dari Kemenristek

- Publikasi di berbagai media

Keadaan Diinginkan/ Permasalahan (Coaching)

- Omzet naik 2 kali lipat (8jt/bln)

- Publikasi kompor batik di media online

- Terpublikasi secara nasional

- Pemasaran secara nasional

- Omzet naik 2 kali lipat (8jt/bln)

- Publik semakin mengenal kompor batik

- Mempunyai sistem produksi make to supply

- Mendapat penguatan modal

Rencana Aksi (Challange)

- Menjual kompor batik (10 psc) ke SMK Adiwarna Tegal

- Mempunyai web, fanpage, twitter

- Menjalin kerjasama dengan beberapa sekolah

- Mengikuti pameran dan kompetisi

- Persipan pameran produk di bantul expo dan di TMII

- Memperbanyak iklan via website

- Membuat iklan di berita online

- Optimalisasi web www.spirit-groups.com

- Pembuatan film untuk promosi via TV

Nilai Skala Aksi

3 2 2

Page 13: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 289

4. Rikswa Craft

Siklus 1 (2 Sept) Siklus 2 (16 Sept) Siklus 3 (30 Sept) Siklus 4 (14 Okt)

Keadaan Sekarang (Review)

- Vakum 1 bulan selama Agustus dan tim bubar

- Sudah membawa contoh produk ke Mirota Batik dan mendapat beberapa masukan untuk memperbaiki produk.

- Belum dapat dimasukkan ke Mirota Batik karena hanya membawa 2 sampel, Mirota Batik meminta minimal 3 buah.

- Satu produk ditawarkan seharga Rp 35 rb dari Rikswa untuk Mirota Batik

- Proses finishing 5 produk Rikswa yang akan dititipkan di Mirota Batik.

- Dari perhitungan ulang, ternyata harga Rp 35rb dari Rikswa terlalu murah sehingga dinaikkan menjadi Rp 40rb per produk

- Produk sudah masuk Mirota Batik (sebanyak 5 buah di Mirota Batik dengan harga dari Rikswa Rp 40rb. oleh Mirota Batik dijual kepada konsumen akhir dengan harga Rp 60rb. Produk sudah didisplay di bagian kerajinan relief)

- Inventarisasi asset sudah dilakukan

- Sampel produk jenis souvenir pernikahan dalam proses penyelesaian 30%,

- Pendaftaran merek sedang proses (sudah datang ke Balai Bisnis dan mendaftar, namun masih perlu memperbaiki logo)

Keadaan Diinginkan/ Permasalahan (Coaching)

- Menambah produk berupa souvernir pernikahan.

- Tersedia di toko-toko kerajinan seperti Mirota Batik, Roemah Pelantjong, toko souvenir Keraton

- Mempunyai merek yang sudah dipatenkan.

- Sudah dipesan oleh wisatawan yg akan ke Jogja,

- Menambah produk berupa souvernir pernikahan.

- Tersedia di toko-toko kerajinan seperti Mirota Batik, Roemah Pelantjong, toko souvenir Keraton

- Mempunyai merek yang sudah dipatenkan.

- Sudah dipesan oleh wisatawan yg akan ke Jogja,

- Menambah produk berupa souvernir pernikahan.

- Tersedia di toko-toko kerajinan seperti Mirota Batik, Roemah Pelantjong, toko souvenir Keraton

- Mempunyai merek yang sudah dipatenkan.

- Sudah dipesan oleh wisatawan yg akan ke Jogja,

- Menambah produk berupa souvernir pernikahan.

- Tersedia di toko-toko kerajinan seperti Mirota Batik, Roemah Pelantjong, toko souvenir Keraton

- Mempunyai merek yang sudah dipatenkan.

- Sudah dipesan oleh wisatawan yg akan ke Jogja, sebelum

Page 14: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013”

Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 290

sebelum mereka datang, sehingga ketika sudah datang, produk tinggal diantar.

- Mempunyai administrasi yang rapi

sebelum mereka datang, sehingga ketika sudah datang, produk tinggal diantar.

- Mempunyai administrasi yang rapi

sebelum mereka datang, sehingga ketika sudah datang, produk tinggal diantar.

- Mempunyai administrasi yang rapi

mereka datang, sehingga ketika sudah datang, produk tinggal diantar.

- Mempunyai administrasi yang rapi

Rencana Aksi (Challange)

- Memulai bisnis lagi - Menginventarisasi asset

Rikswa, kemudian membuat neraca, jurnal dan buku besar.

- Mempromosikan dengan target wisatawan

- Menitipkan produk ke Mirota Batik, Toko Souvenir Kraton dan Roemah Pelantjong.

- Menyelesaikan proses produksi 3 produk yang akan dititipkan di toko namun belum jadi

- Melakukan perbaikan produk berdasarkan masukan dari Mirota Batik

- Menginventarisasi asset Rikswa, kemudian membuat neraca, jurnal dan buku besar.

- Mempromosikan dengan target wisatawan

- Menitipkan produk ke Mirota Batik, Toko Souvenir Kraton dan Roemah Pelantjong.

- Memasukkan produk ke Mirota Batik

- Menginverntarisasi asset, kemudian membuat neraca, jurnal dan buku besar.

- Mempromosikan dengan target wisatawan

- Menitipkan produk ke Toko Souvenir Kraton dan Roemah Pelantjong.

- Menyelesaikan pembuatan sampel produk jenis souvenir pernikahan, kemudian mempromosikannya

- Membuat neraca, jurnal dan buku besar.

- Mempromosikan dengan target wisatawan

- Menitipkan produk ke Mirota Batik, Toko Souvenir Kraton dan Roemah Pelantjong

- - Menyelesaikan pembuatan

sampel produk jenis souvenir pernikahan, kemudian mempromosikannya.

Nilai Skala Aksi

3 3 4

Page 15: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013” Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 291

Sebagai permulaan bisnis dan penerapan model, rerata

keberhasilan penerapan model cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil

rerata keseluruhan nilai aksi bisnis mahasiswa yang sebesar 2.75.

Mengingat target awal indicator keberhasilan yang sebesar 2.5, maka

penerapan model pendampingan bisnis ini dapat dikatakan mampu

untuk menumbuhkembangkan bisnis mahasiswa. Berikut adalah rerata

nilai aksi bisnis mahasiwa

Aksi nyata dalam berbisnis inilah yang menjadi fokus dalam

penelitian ini. Besar kecilnya omzet dan profit bukan menjadi

pertimbangan utama dalam tahap permulaan bagi pebisnis pemula yang

juga mempunyai kewajiban kuliah ini. Mengingat salah satu karakter

entrepreneur adalah berorientasi pada tindakan (Kasali, dkk, 2010).

Melalui model pendampingan yang kontinyu dan tanpa berjarak dengan

mahasiswa ini, Rikswa Craft yang sempat vakum karena bubarnya tim

PKM-K dapat termotivasi dan melakukan aksi bisnis yang nyata.

Dengan demikian, model pendampingan bisnis mahasiswa ini

cukup efektif dalam menumbuhkembangkan bisnis mahasiswa.

SIMPULAN

Model pendampingan bisnis ini meliputi 3 fase yaitu review, coaching

dan challange. Dari empat siklus yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

model ini cukup efektif dalam merangsang mahasiswa sebagai pebisnis

pemula merancang dan melakukan aksi nyata dalam

menumbuhkembangkan bisnisnya.

REFERENSI

Burton, R., Brown, J. S., & Fischer, G. (1999). Skiing as a model of instruction. dalam B. Rogoff & J. Lave (Eds.), Everyday cognition: Development in social context (pp. 139–150). Cambridge, MA: Harvard University Press

Page 16: MODEL PENDAMPINGAN BISNIS MAHASISWA PENERIMA …

Seminar Nasional 2013 “Kesiapan SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013” Jurusan PTBB FT UNY, 14 Desember 2013 292

Collins, A., Brown, J. S., & Newman, S. E. (1989). Cognitive apprenticeship: Teaching the craft of reading, writing, and mathematics.

Guzdial, M. (1995). Softwarerealized scaffolding to facilitate programming for

science learning. Interactive Learning Environments, 4(1), 1–44. Kasali, Rhenald, dkk. (2010). Kewirausahaan untuk S1. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama Salim, Gendro. (2010). Neuro Coaching, Neuro Linguistic Programming,

Merumuskan Aksi Business Coach dalam Sebuah Formula. Jakarta: Sinergi Media.

Thompson, John. Bale, Riger. dan Downing, Ron. (2006). Effective

Entrepreneur Enabling-Increasing the Effectiveness of Advising, Coaching and Mentoring Support. Cardiff-Caerdydd: Institute for Small Business and Entrepreneurships.

Makalah ini merupaan artikel hasil penelitian hibah bersaing 2013 dengan

judul Model Pendampingan Bisnis Mahasiswa Penerima Hibah Pkm-K/Pmw Melalui Teknik Coaching Sebagai Upaya Akselerasi Penumbuhan Karakter Dan Skill Wirausaha Mahasiswa