model konseing trait factor

Upload: sumadiyasa

Post on 10-Feb-2018

294 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    1/20

    MODEL-MODEL KONSELING

    TRAIT AND FACTOR

    Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

    Model-Model Konseling

    Dosen Pengampu : Prof. Dr. Gede Sedanayasa, M.Pd.

    Anggota Kelompok :

    Nur Hikmah ( 1011011081 )

    I Made Sumadiyasa ( 1011011103 )

    Gusti Ayu Ryana Mahasari ( 1111011014 )

    JURUSAN BIMBINGAN KONSELING

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    2013

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    2/20

    KATA PENGANTAR

    Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

    karena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini.Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari

    pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses

    penyusunan dan pembuatan makalah ini. Rasa terima kasih kami sampaikan

    kepada pihak-pihak yang turut serta membantu demi terselesaikannya makalah ini

    sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya.

    Kami sebagai manusia yang banyak memiliki kekurangan menyadari

    bahwa apa yang kami sampaikan dalam makalah ini masih jauh dari

    kesempurnaan baik dalam proses penyampaiannya maupun isi atau hal-hal yang

    terkandung di dalamnya. Maka dari itu kami selaku penulis dan penyusun

    makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang kami

    banggakan yang bersifat membangun sehingga dapat membantu kami untuk dapat

    lebih menyempurnakan lagi makalah yang kami buat ini. Kami sangat berharap

    apa yang kami sajikan dan apa yang kami sajikan dalam makalah ini dapat

    memberikan manfaat-manfaat yang sedianya dapat berguna pagi pembaca padaumumnya dan para calon konselor pada khususnya sehingga apa yang menjadi

    tujuan pendidikan di Indonesia serta tujuan Bangsa Indonesia dapat tercapai

    sebagaimana yang diharapkan.

    Singaraja, 20 April 2013

    Kelompok 7,

    ii

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    3/20

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR.............................................................................. ii

    DAFTAR ISI............................................................................................ iii

    BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

    1.1. Latar Belakang Masalah......................................................... 11.2. Rumusan Masalah................................................................... 21.3. Tujuan..................................................................................... 21.4. Manfaat.................................................................................. 2

    BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3

    2.1. Konsep Dasar......................................................................... 32.2. Pandangan Tentang Manusia................................................. 72.3. Tujuan.................................................................................... 92.4. Peranan Konselor & Konseli................................................. 102.5. Teknik dan Prosedur.............................................................. 102.6.

    Langkah-Langkah.................................................................. 12

    2.7. Kekhasan Teori...................................................................... 15BAB III PENUTUP.................................................................................. 16

    3.1. Kesimpulan............................................................................. 16DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 17

    iii

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    4/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah.Konselor adalah sebuah profesi yang mana setiap individu dengan

    profesi ini diwajibkan untuk mengikuti pendidikan yang mencetak sumber

    daya manusia yang profesional dalam bidang bimbingan konseling.

    Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan pra - jabatan seperti

    pendidikan di sebuah perguruan tinggi. Selama mengikuti pendidikan ini

    seorang calon guru BK atau calon konselor diwajibkan untuk mengikuti

    setiap program pendidikan yang ditentukan, hal ini bertujuan untuk

    membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang bimbingan

    konseling. Pelaksanaan praktik konseling ini dapat dilakukan di lingkungan

    sekolah oleh seorang konselor sekolah atau guru BK yang telah mengikuti

    pendidikan pra-jabatan pada lembaga pendidikan yang mencetak kluaran

    dalam bidang Bimbingan Kosneling. Atau juga praktik konseling dapat

    dilakukan di luar lingkungan sekolah oleh orang yang telah memegang

    lisensi untuk melakukan praktek konseling tersebut atau yang telah memiliki

    titel Kons. Dalam pelaksanaan pemberian layanan Bimbingan Konseling

    baik yang dilakukan di sekolah maupun di masyarakat seorang Guru BK

    atau konselor harus menggunakan teknik-teknik konseling yang disesuaikan

    dengan masalah yang dihadapi oleh klien yang dihadapi. Hal ini

    dikarenakan setiap teknik konseling memiliki ide dasar atau konsep dasar

    serta tujuan yang berbeda, maka sebab itulah setiap masalah yang dihadapi

    teknik yang digunakan disesuaikan dengan masalah tersebut. Danbagaimana dengan penggunaan teknik Trait and Factor dalam menghadapi

    masalah atau kasus yang dihadapi oleh konselor? Untuk itulah makalah ini

    dibuat.

    1

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    5/20

    1.2. Rumusan Masalah.Berdasarkan apa yang terdapat di dalam latar belakang masalah,

    maka yang menjadi rumusan masalah di sini adalah :

    - Apakah konsep dasar teknik Trait and Factor ?- Bagaimanakah konsep tentang manusia menurut teori ini ?- Apakah tujuan dari penggunaan teknik ini ?- Seperti apakah peranan konselor dan konseli ?- Bagaimanakah teknik atau prosedur teori ini ?- Dan Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan teori Trait and

    Factor ini ?

    1.3. Tujuan.Sesuai dengan penjelasan dalam latar belakang masalah dan

    rumusan masalah, tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

    - Memenuhi tugas mata kuliah Model-Model Konseling.- Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang teori Trait

    and Factor.

    1.4. Manfaat.Berdasarkan apa yang terdapat di dalam latar belakang masalah,

    rumusan masalah dan tujuan, manfaat dari makalah ini adalah :

    - Pembaca dapat memahami tentang materi-materi yangdisajikan.

    - Terselesaikannya tugas makalah mata kuliah Model-ModelKonseling.

    2

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    6/20

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Konsep Dasar.Teori Trait and Factor tersusun melalui perkembangan yang lama dan

    berasal dari sumbangan sejumlah pakar. Para ahli seperti F. Parsons, D. G.

    Paterson, J. G. Darley, E. G. Wiliiamson memberikan sumbangan yang

    besar dalam kemajuan psikologi diferensial yang menekankan

    pengungkapan ciri-ciri kepribadian melalui alat ukur ilmiah, yang berlandas

    pada paham dan pengakuan adanya peredaan antar pribadi. Psikologi

    diferensial bertujuan untuk mengetahui apa kaitan dan arti penting

    perbedaan-perbedaan itu. Hal-hal itulah yang juga dibahas dalam teori

    perkembangan karier Trait and Factor. Yang dimaksud dengan Traitadalah

    suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan

    berprilaku, seperti intelegensi ( berpikir ), iba hati ( berperasaan ), dan

    agresif ( berprilaku ). Sedangkan ciri-ciri dasar yang ditemukan disebut

    Factor. Teori Trait and Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa

    kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah

    ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-

    masing dimensi kepribadian itu.

    Among the earliest theorists on the vocational counseling, Parsons

    ( 1909 ) maintained that vocational guidance is accomplished first by

    studying the individual, second by surveying occupations, and finally by

    matchingthe individuals with the occupations. This process, called Trait-

    and-Factor theory . . . ( Vernon G. Zunker, 2011 ). Di kalangan para peloporteori konseling vokasional, Parsons ( 1909 ) berpendapat bahwa bimbingan

    vokasional dilakukan pertama dengan mempelajari individu, kemudian

    dengan menelaah berbagai okupasi, dan akhirnya dengan mencocokkan

    individu dengan okupasi. Proses ini, yang disebut teori Trait and Factor,

    Simply stated, it means matching the individuals traits with requirements of

    a specific occupation, subsequently solving the career-search problem

    ( Vernon G. Zunker, 2011 ). Secara sederhana dapat diartikan sebagai

    3

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    7/20

    mencocokkan karakter individu dengan tuntutan suatu okupasi tertentu,

    yang pada gilirannya akan memecahkan masalah penelusuran kariernya.

    Teori Trait and Faktor ini berkembang dari studi tentang perbedaan-

    perbedaan individu dan perkembangan selanjutnya terkait erat dengan

    gerakan testing atau psikometri. Teori ini berpengaruh besar terhadap studi

    tentang deskripsi pekerjaan dan persyaratan pekerjaan dalam upaya

    memprediksi keberhasilan pekerjaan di masa depan berdasarkan pengukuran

    trait yang terkait dengan pekerjaan. Karakteristik utama dari teori ini adalah

    asumsi bahwa individu mempunyai pola kemampuan unik atau traits yang

    dapat diukur secara objektif dan berkorelasi dengan tuntutan berbagai jenis

    pekerjaan.

    Konseling Trait and Factor berpegang pada pandangan yang sama dan

    menggunakan tes-tes psikologis untuk menganalisis atau mendiagnosis

    seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang

    diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan

    seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi. Dan juga

    istilah konseling Trait and Factor dapat dideskripsikan adalah corak

    konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan

    penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beragam problem yang

    dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi/bidang

    pekerjaan.

    Williamson berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari sistem sifat

    atau faktor yang saling tergantung, seperti kemampuan, minat, sikap dan

    temperamen. Perkembangan individu dari masa kanak-kanak ke masa

    dewasa maju kalau faktor-faktor tersebut diperkuat dan menjadi matang.Studi ilmiah telah dilakukan untuk mengetahui berbagai sifat individu dan

    membantunya mengenal dirinya sendiri serta meramalkan keberhasilannya

    dalam berbagai kegiatan atau jabatan.

    Williamson pun memiliki konsep pokok bahwa terdapat sifat ( trait )

    yang unik pada tiap individu dan yang harus diselidiki secara objektif

    dengan pengukuran yang objektif pula. Tujuan penyuluhan tidak dapat

    terbatas kepada bantuan kepada individu untuk mengenal dirinya sendiri dan

    4

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    8/20

    mengatur dirinya sendiri saja. Dengan demikian, ia mungkin menjadi orang

    yang berpusat pada diri sendiri dan hanya mementingkan diri sendiri dan tak

    menuntut kemungkinan pula ia menjadi orang yang baik dalam arti yang

    sebenarnya.

    Menurut Allport, sifat dapat disebut struktur mental yang ditemukan

    melalui pengamatan perilaku dan merupakan keteraturan dan ketetapan dari

    perilaku tertentu. Ada beberapa jenis dan pengelompokan sifat, yaitu:

    Kategori Kepemilikan.Sifat umum ( common traits ) ialah sifat yang terdapat pada semua

    manusia namun dalam tingkatan yang berbeda. Misalnya,

    inteligensi, sifat introvert, dan lain-lain. Sifat ini dimiliki semuaorang karena latar belakang manusia yang kurang lebih sama,

    berada dalam budaya yang sama, atau menghadapi tekanan sosial

    yang hampir sama.

    Sifat khas ( unique traits ) yang terdapat pada orang-orang tertentu,namun dengan kombinasi antar trait yang berbeda. Sifat yang unik

    ini berkaitan dengan minat dan sikap seseorang.

    Kategori Kedalaman. Surface trait, trait yang tampak di permukaan dan menjadi tema

    umum dari beberapa tingkah laku. Misalnya remaja energik, lincah,

    menyenangkan, dapat dikatakan memiliki surface trait periang.

    Source trait, trait yang tidak dapat disimpulkan secara langsungdari pengamatan tingkah laku, karena hanya dapat diidentifikasi

    dengan analisis faktor, yaitu dengan mencari hubungan antara

    faktor dari surface trait dan mencari latar belakang surface traittersebut. Source trait itu dapat bersifat konstitusional atau dibawa

    sejak lahir dan dibentuk oleh lingkungan.

    Kategori Modalitas Ekspresi.Ability, trait yang menunjukkan keefektifan seseorang dalam

    mencapai tujuan. Misalnya kecerdasan.

    Temperament, trait yang menunjukkan gaya atau irama tingkahlaku. Misalnya ketenangan, keberanian, santai, dll.

    5

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    9/20

    Dynamic, trait yang menunjukkan motivasi atau kekuatanpendorong tingkah laku. Misalnya dorongan, minat, dan ambisi

    menguasai sesuatu.

    Berikut ada beberapa asumsi tentang teori Trait and Faktor yang

    diperoleh dari berberapa sumber. The following assumtions of the Trait and

    Factor approach also raise concerns about this theory :

    - There is a single career goal for everyone, and- Career decisions are based primarily on measures abilities ( Herr,

    Cramer & Niles, dalam Vernon G. Zunker, 2011 ).

    The theory is based on the following promises :

    a.Individuals are organised in terms of a unique pattern of capabilitiesand potentialities ( traits ).

    b. These traits are correlated with the requirements of different jobs.c. Testing is the best means of predicting future job success.d.Each individuals attempts to indentify his own traits in order to find a

    way of working and living which will enable him to use his

    capabilities effectively ( W. P. Gothard, 1985 ).

    Terdapat pula asumsi lain seperti berikut ini :

    a. Pilihan karier berbeda karena individu memiliki sifat yang berbeda.b.Setiap individu memiliki pola ciri yang khas dan berusaha untuk

    mengidentifikasinya dan memanfaatkannya dalam pekerjaan.

    c. Sifat individu reliabel dan sah diukur dengan tes psikologis.d.Pekerjaan berbeda berkaitan dengan sifat-sifat yang dibutuhkan dari

    individu.

    e.Korelasi antara sifat-sifat individu dan persyaratan kerja dapatditentukan dengan cara tes baterai.

    f. Pilihan karier merupakan fungsi dari kesepakatan antara individu danpekerjaan ( AMG Schreuder & M. Coetzee, 2007 ).

    6

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    10/20

    2.2. Pandangan Tentang Manusia.Kepribadian merupakan suatu sistem sifat atau faktor yang saling

    berkaitan satu sama lain seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen.

    Hal yang mendasar bagi konseling trait dan factor adalah asumsi bahwa

    individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan

    kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya.

    Williamson menyebut filsafatnya sebagai personalisme bahwa

    manusia merupakan seorang individu yang unik untuk sebagian besar dapat

    mempengaruhi dan menguasai baik pembawaan, maupun lingkungannya.

    Pada tiap orang ada sifat-sifat yang umum secara manusiawi dan terdapat

    pada semua manusia. Di samping itu ada pula sifat yang khas terdapat pada

    seseorang yaitu sifat yang unik. Hal itu terjadi karena pembawaan dan

    lingkungan tiap orang berbeda-beda.

    Dasar psikologis dari aliran Trait and Factor ini banyak dipengaruhi

    oleh tokoh-tokoh psikologi lain, misalnya Cattell, Spearman, dan Mc.

    Dougall, juga dipengaruhi oleh psikoanalisa. Aliran ini memandang bahwa

    manusia bersifat rasional dengan kemampuan berkembang ke arah positif

    atau negatif. Manusia memerlukan bantuan orang lain dalam

    perkembangannya.

    Perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor keturunan dan

    lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Potensi pribadi

    seseorang relatif stabil setelah berumur 7 tahun. Eysenck mendapat

    pengaruh dari Alport yang menekankan adanya sistem, struktur dan

    organisasi dalam perilaku seseorang. Eysenk mengemukakan batasan

    kepribadian sebagai berikut. Karakter adalah sistem yang sedikit banyaktetap dan berkelanjutan dari perilaku konatif ( kemauan ). Yang dimaksud

    dengan temperamen adalah sistem yang sedikit banyak berkelanjutan dari

    perilaku afektif ( emosi ). Yang dimaksud dengan intelek adalah sistem

    yang sedikit banyak tetap dan berkelanjutan dari perilaku kognitif

    ( kecerdasan ). Yang dimaksud dengan fisik adalah sistem yang sedikit

    banyak tetap dan berkelanjutan dari bentuk tubuh dan pembawaan susunan

    7

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    11/20

    saraf kelenjar endokrin. Sedangkan Williamson memiliki pandangan tentang

    manusia adalah sebagai berikut:

    1.Manusia memiliki potensi berbuat baik dan buruk. Williamson berbedadengan Rouseau yang menganggap manusia pada dasarnya baik dan

    masyarakat atau lingkunganlah yang membentuknya menjadi jahat.

    Menurut Williamson, kedua potensi itu, baik dan buruk, ada pada setiap

    manusia. Tidak ada individu yang lahir membawa potensi baik semata

    dan sebaliknya juga tidak ada individu yang lahir semata-mata penuh

    dengan muatan yang buruk. Kedua sifat itu dimiliki oleh manusia, tetapi

    sifat mana yang akan berkembang tergantung pada interaksinya dengan

    manusia lain atau lingkungannya.

    2.Diri manusia hanya akan berkembang di dalam masyarakat. Manusiamemerlukan orang lain dalam mengembangkan potensi dirinya.

    Aktualisasi diri hanya akan dapat dicapai dalam hubungannya dan atau

    dengan bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup sepenuhnya

    dengan melepaskan diri dari masyarakat.

    3.Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik. Memperoleh kehidupanyang baik dan lebih baik lagi merupakan kepedulian setiap orang. Salah

    satu dimensi kebaikan adalah arte. Manusia berjuang mencapai arte

    yang menghasilkan kekayaan atau kebesaran diri. Konsep arte diambil

    dari bahasa Yunani yang dapat diartikan kecemerlangan ( axcelent ).

    4.Manusia banyak berhadapan dengan pengintroduksi konsep hidup yangbaik, yang menghadapkannya pada pilihan-pilihan.

    Dalam keluarga, individu berkenalan dengan konsep hidup yang baik

    dari orang tuanya. Di sekolah dia memperolehnya dari guru, selain itudari teman dan anggota masyarakat yang lain.

    5.Hubungan manusia berkait dengan konsep alam semesta ( The Universe ),Williamson menyatakan bahwa konsep alam semesta dan hubungan

    manusia terhadapnya sering terjadi salah satu dari : 1. Manusia

    menyendiri, ketidakramahan alam semesta. 2. Alam semesta bersahabat

    dan menyenangkan atau menguntungkan bagi manusia dan

    perkembangannya.

    8

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    12/20

    Pandangan mengenai manusia yang lainnya menurut Sugiharto

    ( 2007 ) :

    - Manusia merupakan sistem sifat atau faktor yang saling berkaitanantara satu dengan lainnya, seperti kecakapan, minat, sikap, dan

    temperamen.

    - Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa bayi sampaidewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor.

    - Manusia berusaha untuk menggunakan pemahaman diri danpengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan

    potensinya.

    - Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik atau buruk Maknahidup adalah mencari kebenaran dan berbuat baik serta menolak

    kejahatan.

    - Menjadi manusia seutuhnya tergantung pada hubungan dengan oranglain.

    2.3. Tujuan.Adapun tujuan dari konseling Trait and Factor adalah untuk mengajak

    siswa ( konseli ) untuk berpikir mengenai dirinya serta mampu

    mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat keluar dari masalah

    yang dihadapinya. Tugas konseling Trait and Factor adalah membantu

    individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri

    dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam

    kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karier

    ( Shertzer & Stone, 1980, 171 ). Maksud konseling menurut Williamsonadalah untuk membantu perkembangan kesempurnaan berbagai aspek

    kehidupan manusia. Menurut Eysenck, tujuan konseling ialah memperkuat

    keseimbangan antara pengertian dan pemahaman sifat - sifat, sehingga dapat

    bereaksi dengan wajar dan stabil. Selain itu, dimaksudkan agar siswa

    mengalami :

    Self Clarification / Klarifikasi diri. Self Understanding / Pemahaman diri.

    9

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    13/20

    Self Acceptance / Penerimaan diri. Self Direction / Pengarahan diri. Self Actualization / Aktualisasi diri.

    2.4. Peranan Konselor & Konseli.Peranan konselor menurut aliran Trait and Factor adalah memberi

    tahu konseli tentang berbagai kemampuannya yang diperoleh konselor

    melalui hasil testing, ia juga mengetahui kelemahan dan kekuatan

    kepribadian konseli, sehingga dapat meramalkan jabatan apa atau jurusan

    apa yang cocok bagi konseli. Konselor membantu konseli menentukan

    tujuan yang akan dicapainya disesuaikan dengan hasil testing. Juga dengan

    memberitahukan sifat serta bakat konseli, maka konseli bisa mengelola

    hidupnya sendiri sehingga dapat hidup lebih berbahagia. Jadi peranan

    konselor di sini adalah memberitahukan, memberikan informasi,

    mengarahkan, karena itu pendekatan ini disebut kognitif rasional.

    2.5. Teknik dan Prosedur.Konseling tidak dibatasi kepada jenis konflik tertentu, dan oleh karena

    itu konseling mencakup berbagai teknik yang relevan dan sepadan dengan

    hakikat masalah konseli dan situasi yang dihadapi. Keragaman individu

    memunculkan keragaman teknik konseling. Di dalam proses konseling,

    tidak ada teknik tertentu yang dapat digunakan untuk konseling kepada

    seluruh siswa dan arah konseling bersifat individual. Teknik konseling harus

    disesuaikan dengan individualitas siswa, dan kita tidak menghindari

    kenyataan bahwa setiap masalah siswa menuntut fleksibilitas dankeragaman konseling ( Williamson, dalam Petterson, 1996, hal. 36 ).

    Teknik konseling bersifat khusus bagi individu dan masalahnya.

    Setiap teknik hanya dapat digunakan bagi masalah dan siswa secara khusus.

    Teknik teknik yang digunakan dalam proses konseling ialah :

    1. Pengukuran Hubungan Intim ( rapport ). Konselor menerima konselidalam hubungan yang hangat, intim, bersifat pribadi, penuh

    pemahaman dan terhindar dari hal-hal yang mengancam konseli.

    10

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    14/20

    2. Memperbaiki pemahaman diri. Konseli harus memahami kekuatan dankelemahan dirinya, dan dibantu untuk menggunakan kekuatannya

    dalam upaya mengatasi kelemahannya.

    3. Pemberian nasihat atau perencanaan program kegiatan. Konselor mulaibertolak dari pilihan, tujuan, pandangan atau sikap konselor dan

    kemudian menunjukkan data yang mendukung atau tidak mendukung

    dari hasil diagnosis. Ada 3 metode pemberian nasihat yang dapat

    digunakan oleh konselor, yaitu :

    a.Nasihat langsung ( direct advising ), di mana konselor secaraterbuka dan jelas menyatakan pendapatnya. Pendekatan ini dapat

    digunakan kepada konseli yang berpegang teguh pilihan atau

    kegiatannya, yang oleh konselor diyakini bahwa keteguhan konseli

    itu akan membawa kegagalan bagi dirinya sendiri

    b.Metode persuasif, dengan menunjukkan pilihan yang pasti secarajelas. Penyuluh menata evidensi secara logis dan beralasan

    sehingga tersuluh melihat alternatif tindakan yang mungkin

    dilakukannya.

    c. Metode menjelaskan, yang merupakan metode yang palingdikehendaki dan memuaskan. Konselor secara hati- hati dan

    perlahan-lahan menjelaskan data diagnostik dan menunjukkan

    kemungkinan situasi yang menuntut penggunaan potensi konseli.

    4. Melaksanakan rencana, yaitu menetapkan pilihan atau keputusan.5. Mengalihkan kepada petugas atau ahli lain yang lebih berkompeten atau

    disebut dengan alih tangan kasus.

    Teknik penyuluhan di samping penggunaan tes, penting sekaliwawancara, hubungan tatap muka antara konselor dan konseli. Pendekatan

    konseling harus berbeda kalau berhadapan dengan anak - anak, remaja atau

    dewasa.

    Menurut Eysenck, hubungan konseling merupakan hubungan yang

    akrab, sangat bersifat pribadi dari hubungan yang akrab, sangat bersifat

    pribadi dari hubungan tatap muka kemudian konselor bukan hanya

    membantu individu mengembangkan individualitas apa saja yang sesuai

    11

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    15/20

    dengan potensinya, tetapi konselor harus mempengaruhi siswa berkembang

    ke suatu arah yang terbaik baginya. Konselor memang tidak menetapkan,

    tetapi hanya cara yang baik yang memberi pengaruh, karena itu pula aliran

    ini disebut dengan konseling direktif.

    2.6. Langkah-langkah.Dalam pelaksanaan konseling, ada beberapa langkah konseling

    menurut Cattell, yaitu :

    1.Selama satu jam tiap pertemuan konseli mengerjakan tes buku yangobjektif dan tes kepribadian maupun mengadakan pengukuran fisiologis.

    2.Setengah jam ia menceritakan tentang mimpi - mimpinya denganbantuan konselor biasanya ia dapat menafsirkan mimpi - mimpinya.

    3.Setengah jam terakhir konseli disuruh berasosiasi bebas tentangmimpinya.

    Proses konseling teori Trait and Factor dapat dibagi dalam 5 tahap /

    langkah, yaitu sebagai berikut :

    1.Analisis terdiri dari pengumpulan informasi dan data mengenai siswaatau konseli. Baik konseli maupun konselor harus mempunyai

    informasi yang dapat dipercaya, valid, dan relevan untuk mendiagnosa

    pembawaan, minat, motif, kesehatan jasmani dan lain sebagainya. Alat

    analisis yang dapat dikumpulkan adalah :

    a. Catatan kumulatif.b. Wawancara.c. Format distribusi waktu.d.

    Otobiografi.

    e. Catatan anekdot.f. Test psikologi.

    Study kasus dapat merupakan alat analisis maupun metode untuk

    memadukan semua data dan terdiri dari catatan komprehensif yang

    mencakup keadaan keluarga, perkembangan kesehatan, pendidikan

    maupun pekerjaan serta minat, dan kreasi dan kebiasaan - kebiasaan.

    12

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    16/20

    Selain mengumpulkan data obyektif, konselor memperhatikan pula cita

    - cita dan sikap konseli.

    2.Sintesis merupakan langkah untuk merangkum dan mengatur data darihasil analisis, sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat siswa,

    kelemahan serta kekuatannya. Penyesuaian diri maupun

    ketaksanggupan menyesuaikan diri.

    3.Diagnosis merupakan langkah pertama dalam bimbingan danhendaknya dapat menemukan ketetapan dan pola yang menuju kepada

    permasalahan, sebab - sebabnya serta sifat - sifat siswa yang berarti dan

    relevan yang berpengaruh kepada proses penyesuaian diri. Diagnosis

    meliputi 3 langkah, yaitu:

    a. Identifikasi masalah yang sifatnya deskriptif dapat menggunakan

    kategori Bordin dan Pepinsky. Kategori diagnosis Bordin :

    - Dependence ( ketergantungan ).

    - Lack of Information ( kurangnya informasi ).

    - Self Conflict( konflik diri ).

    - Choice Anxiety ( kecemasan dalam membuat pilihan ).

    Kategori diagnosis Pepinsky :

    - Lack of Assurance ( kurang dukungan ).

    - Lack of Information ( kurang informasi ).

    - Lack of Skill ( kurang keterampilan ).

    - Dependence ( ketergantungan ).

    - Self Conflict( konflik diri ).

    b. Menentukan sebab - sebab, mencakup pencaharian hubungan

    antara massa lalu, masa kini, dan masa depan yang dapatmenerangkan sebab - sebab gejala.

    b.Prognosis merupakan upaya untuk memprediksi kemungkinan yangakan terjadi berdasarkan data yang ada. Prognosis, misal

    diagnosisnya kurang cerdas, prognosisnya menjadi kurang cerdas

    untuk pengerjaan sekolah yang sulit, sehingga mungkin sekali

    gagal kalau ingin belajar menjadi dokter. Dengan demikian

    konselor bertanggung jawab dan membantu konseli untuk

    13

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    17/20

    mencapai tingkat pengambilan tanggung jawab untuk dirinya

    sendiri, yang berarti ia mampu dan mengerti secara logis, tetapi

    secara emosional belum mau menerima.

    4.Konseling merupakan hubungan membantu bagi konseli untukmenemukan sumber diri sendiri maupun sumber lembaga dan

    masyarakat membantu konseli mencapai penyesuaian optimal, sesuai

    dengan kemampuannya. Hal ini mencakup 5 jenis konseling :

    a. Belajar terpimpin menuju pengertian diri.b. Mendidik kembali atau mengajar kembali sesuai dengan kebutuhan

    individu sebagai alat untuk mencapai tujuan kepribadiannya dan

    penyesuaian hidupnya.

    c. Bantuan pribadi dari konselor supaya konseli mengerti dan terampildalam menerapkan prinsip dan teknik yang diperlukan dalam

    kehidupan sehari hari.

    d. Mencakup hubungan dan teknik yang bersifat menyembuhkan danefektif.

    e. Suatu bentuk mendidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis ataupenyaluran. Selain itu, terdapat juga proses dari pada konseling

    ( treatment ) yang berhubungan dengan pemecahan masalah

    konseling yaitu ada 4 langkah :

    Pengembangan alternatif masalah. Proses pemecahan masalah dengan menggunakan beberapa

    strategi.

    Pengujian alternatif pemecahan masalah. Dilakukan untukmenentukan alternatif mana yang akan diimplementasikan,sehingga perlu diuji kelebihan dan kelemahan, keuntungan dan

    kerugian, serta faktor pendukung dan penghambat.

    Pengambilan keputusan. Keputusan diambil berdasarkan syarat,kegunaan, dan fleksibilitas yang dipilih konseli.

    5.Tindak lanjut atau follow up mencakup bantuan kepada siswa dalammenghadapi masalah baru dengan mengingatkannya kepada masalah

    sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konseling. Teknik yang

    14

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    18/20

    digunakan konselor harus disesuaikan dengan individualitas siswa,

    mengingat bahwa tiap individu unik sifatnya, sehingga tidak ada teknik

    yang baku yang berlaku untuk semua.

    2.7. Kekhasan Teori.Adapun kekhasan dari teori Trait and Factor yang membedakan teori

    ini dengan teori lainnya adalah :

    Pandangan tentang kecocokan ciri-ciri pribadi dengan pekerjaannya. Menggunakan tes psikologi sebagai alat yang dipandang valid untuk

    memperoleh informasi yang obyektif mengenai keadaan diri individu

    atau klien.

    Asumsi bahwa orang memiliki pola kemampuan dan minat yang dapatdiketahui melalui testing, dapat juga diselidiki kualitas-kualitas apa

    yang dituntut dalam berbagai bidang pekerjaan.

    15

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    19/20

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. Kesimpulan.Berdasarkan apa yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat ditarik

    kesimpulan bahwa teori Trait and Factor merupakan teori yang yang

    mempunyai asumsi seperti psikologi diferensial yang melihat adanya

    perbedaan yang ada pada diri individu yang mana setiap perbedaan yang

    menjadi ciri khas individu tersebut kemudian dicocokkan dengan okupasi

    atau pekerjaan yang cocok dengan kepribadiannya. Tes psikologi

    merupakan alat yang dipandang valid untuk mengetahui kepribadian

    individu tersebut yang meliputi minat dan bakatnya. Teori ini dalam praktek

    konselingnya memiliki teknik dan prosedur yang dapat dilaksanakan untuk

    membantu individu dalam memecahkan masalahnya terutama dalam bidang

    karier.

    16

  • 7/22/2019 Model Konseing Trait Factor

    20/20

    DAFTAR PUSTAKA

    Anresta, D. S. 2012. Kekhasan Masing-Masing Teori Konseling. Diakses pada 20

    April 2013 dari http://anrestadeseruni.blogspot.com/2012/06/kekhasan-

    masing-masing-teori-konseling.html.

    Gothard, W. P. 1985. Vocational Guidance Theory and Practice. New York :

    Croom Helm.

    G. Zunker, Vernon. 2011. Career Counseling A Holistic Approach Eighth Edition.

    Belmont, CA : Wadswort Cengage Learning.

    Schreuder, AMG & Coetzee, M. 2007. Careers An Organisational Perspective

    Third Edition. Lansdowne : Juta Academic.

    Widiawati, Diah. 2011. Modul Psikologi Kepribadian I. Diunduh pada 16 Mei

    2013 dari http://kk.mercubuana.ac.id/files/61019-14-631067975848.doc.

    Tjiptorini, Sitawaty. 2009.Modul IV Trait Factor Theories. Diunduh pada 15 Mei

    2013 dari http://kk.mercubuana.ac.id/files/61019-4-788279281518.doc.

    Nurhayati, Siti. 2012. Trait and Factor. Diakses pada 11 Mei 2013 dari

    http://bubon2011.blogspot.com/2012/12/trait-and-factor.html.

    Ramadhan, Hilalan. 2012. Pendekatan Konseling Trait And Factor. Diakses pada

    9 Mei 2013 dari http://hilalanramadhan.wordpress.com/2012/10/17/

    pendekatan-konseling-trait-and-factor/.

    17