model base invers

Upload: fraztya-hebby

Post on 14-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • By Agus Budi Prastya [email protected]

    Alternative 1

    Inversi Seismik

    Inversi seismik didefinisikan sebagai teknik pemodelan geologi bawah

    permukaan menggunakan data seismik sebagai input dan data sumur sebagai

    kontrolnya (Sukmono, 2007). Model geologi yang dihasilkan oleh seismik inversi

    adalah model impedansi di antaranya berupa AI, SI atau EI yang merupakan parameter

    dari suatu lapisan batuan, bukan merupakan parameter batas lapisan seperti RC. Oleh

    karena itu, hasil seismik inversi lebih mudah untuk dipahami dan lebih mudah untuk

    diinterpretasi. Dari model impedansi ini dapat dikorelasikan secara kuantitatif dengan

    parameter fisik dari reservoir yang terukur pada sumur seperti porositas, saturasi air,

    dan sebagainya. Apabila korelasi antara hasil inversi dan data sumur cukup baik, maka

    hasil inversi dapat digunakan untuk memetakan parameter data sumur tersebut pada

    data seismik.

    Metode seismik inversi dapat dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan data seismik

    yang digunakan (Gambar 1), yaitu : post-stack seismic inversion dan pre-stack seismic

    inversion. Data seismik post-stack adalah data seismik yang mengasumsikan amplitudo

    seismik hanya dihasilkan oleh R(0), sehingga post-stack seismic inversion hanya dapat

    digunakan untuk menghasilkan tampilan model AI saja. Sementara data seismik pre-

    stack masih mengandung informasi sudut (R()), sehingga pre-stack seismic inversion

    dapat digunakan untuk menghasilkan parameter parameter, selain AI, seperti : EI,

    Vp/Vs, serta lambda-rho dan mu-rho.

  • By Agus Budi Prastya [email protected]

    Gambar 1. Metoda inversi seismik (Russel, 1988, opcite, Sukmono, 2007)

    1. Inversi Bandlimited

    Metoda inverse Bandlimited merupakan istilah lain dari Recursive Inversion.

    Dinamakan bandlimited karena trace akhir impedansi memiliki band frekuensi yang

    sama seperti pada data seismik. Metoda ini merupakan metoda inverse paling awal dan

    paling sederhana. Metoda ini dimulai dari definisi tentang koefisien refleksi yang

    ditulis dalam persamaan (3). Sehingga impedansi lapisan ke-i + 1 dapat dihitung dari

    lapisan ke-i dengan persamaan :

    (24)

    Dimulai dari lapisan pertama, impedansi dari setiap lapisan berturut-turut dapat

    diketahui secara rekursif menggunakan persamaan dibawah ini :

    (25)

    1 *1

    1-

    ii i

    i

    rZ Z

    r

    1 *1

    1-

    in

    i

    rZ Z

    r

  • By Agus Budi Prastya [email protected]

    Proses ini dinamakan sebagai inverse rekursif diskrit (discrete recursive inversion)

    yang menjadi dasar dari teknik inverse lainnya.

    Beberapa kelemahan dari metode ini di antaranya:

    1. tidak adanya control geologi pada saat melakukan inversi.

    2. sulit untuk mendapatkan komponen frekuensi rendah dan tinggi yang hilang

    pada saat proses konvolusi seismik.

    3. Mengabaikan wavelet dari seismik dan hanya menggunakan asumsi wavelet

    berfasa nol

    4. Bising (noise) pada data seismik dianggap sebagai signal (reflector) dan

    dimasukkan dalam proses inversi.

    2. Inversi Model Based

    Inversi Model Based mengikuti model konvolusi seperti pada persamaan (4).

    Pada inversi model based, reflektivitas disefiniskan sebagai sekuen yang memberikan

    kecocokan yang paling baik pada data seismik. Dengan kata lain, kita mencari

    reflektivitas yang dikonvolusikan dengan wavelet untuk memberikan pendekatan terbaik

    dengan trace seismik.

    Inversi model based dikembangkan untuk memecahkan masalah yang muncul

    pada metoda rekursif diantaranya yaitu : pengaruh akumulasi noise, bad amplitude

    recovery, dan band limited seismic data (Sukmono, 2007).

    Ada dua masalah utama pada metode model based, yaitu: (Sukmono, 2007)

  • By Agus Budi Prastya [email protected]

    1. tidak menggunakan data seismik pada saat melakukan proses inversi, hanya

    digunakan untuk mengekstrak wavelet.

    2. Hasil yang didapat berbeda-beda tergantung dari interpretasi kita.

    3. Inversi Spare Spike

    Inversi Sparse Spike (Sparse Spike Inversion) menggunakan asumsi bahwa

    hanya spike yang besar yang memiliki arti yang gunakan dalam proses inversi. Metoda

    ini mencari spike yang besar dengan memeriksa trace seismik. Deret reflektivitas satu

    spike dibuat dalam satu waktu. Spike tersebut ditambahkan sampai trace termodelkan

    secara akurat. Spike yang baru lebih kecil daripada sebelumnya.

    Ada beberapa metode dekonvolusi dalam proses Sparse Spike, yaitu:

    1. Metode dekonvolusi dan inversi Linear Program.

    2. Metode dekonvolusi dan inverse Maximum Like-Hood.

    3. Dekonvolusi minimum entropy

    Inversi spare spike menggunakan parameter yang sama dengan inversi model

    based. Parameter yang harus ditambahkan adalah parameter untuk menghitung berapa

    banyak spike yang akan dipisahkan dalam setiap trace.

  • By Agus Budi Prastya [email protected]

    Alternative 2

    Inversi Seismik

    Inversi seismik adalah suatu teknik untuk membuat model geologi bawah

    permukaan dengan menggunakan data seismik sebagai input dan data sumur sebagai

    kontrol (Sukmono, 2000). Inversi seismik bertujuan untuk mendapatkan kembali nilai

    impedansi akustik dari data seismik. Karena impedansi akustik merupakan salah satu

    parameter yang menyatakan sifat fisis batuan, maka impedansi akustik yang didapatkan

    ini dapat dengan lebih mudah dikonversi menjadi parameter fisis batuan yang lebih

    spesifik lainnya.

    Berdasarkan definisi di atas maka teknik inversi dapat dikatakan pula sebagai

    kebalikan dari teknik pemodelan kedepan (Forward Modelling), dimana dihasilkan

    penampang seismik sintetik berdasarkan model bumi. Pada dasarnya teknik ini untuk

    mengubah data seismik menjadi data sumur semu, seperti halnya log kecepatan, log

    densitas, atau log impedansi akustik, yang memiliki dimensi dan karakter yang sama

    dengan data sumur konvensional. Proses yang dilakukan dalam teknik inversi adalah

    dekonvolusi terhadap trace seismik untuk mendapatkan koefisien refleksi. Kemudian

    koefisien refleksi ini digunakan untuk mendapatkan nilai impedansi akustik. Sedangkan

    pemodelan kedepan berawal dari model bumi dan kemudian akan menghasilkan respon

    seismik (Gambar 3.10).

    Gambar 1. Skema pemodelan kedepan dan inversi (Sukmono, 2000)

  • By Agus Budi Prastya [email protected]

    Secara garis besar inversi seismik dapat dipisahkan menjadi dua jenis yaitu inversi

    pre-stack dan inversi post-stack (Gambar 3.11). Inversi pre-stack dilakukan pada

    seismik yang belum di-stack (CDP gather).

    Gambar 2. Macam-macam teknik inversi (Russel, 1991)

    1. Teknik Inversi Berbasis Model (Model Based Inversion)

    Metode inversi berbasis model (Model Based Inversion) disebut juga metode

    blocky karena impedansi akustik tersusun dari blok-blok kecil. Konsep inversi dengan

    metode ini dimulai dengan membuat model inisial impedansi akustik dengan ukuran

    blok yang telah ditentukan. Koefisien refleksi diturunkan dari impedansi akustik dan

    dikonvolusikan dengan wavelet yang menghasilkan seismogram sintetik pada tiap-tiap

    trace. Seismogram sintetik ini kemudian dibandingkan dengan trace seismik sebenarnya

    dan dihitung kesalahannya. Proses ini dilakukan secara iteratif dengan memodifikasi

    blok trace model hingga diperoleh hasil sintetik dengan kesalahan terkecil. Impedansi

    akustik hasil modifikasi model awal inilah yang merupakan hasil akhir inversi (Gambar

    3.12).

    Secara matematis, inversi model based dapat dirumuskan :

    St =Wt *

    RCt + nt (3.16)

    dengan :St = trace seismik

    Wt = wavelet seismik

    RCt = reflektifitas bumi

    nt = noise

  • By Agus Budi Prastya [email protected]

    Metode inversi model based mempunyai keunggulan karena hasil yang

    didapatkan memiliki kontrol yang baik karena menghindari inversi langsung dari data

    seismik. Hasil inversi digambarkan dalam bentuk blocky yang memiliki nilai impedansi

    akustik yang kontras, sehingga mempermudah dalam penentuan batas suatu lapisan

    reservoir. Kelemahan inversi model based terletak pada ketidakunikan inversi. Dengan

    kata lain, ada banyak kemungkinan solusi model untuk dapat menghasilkan suatu

    keluaran hasil yang sama. Keterangan lebih lanjut di Lampiran B.

    Seismogram sintetik (merah) dibandingkan dengan trace seismik (hitam)

    Seismogram sintetik dengan kesalahan terkecil

    Gambar 3.12. Proses inversi berbasiskan model (Russel, 2007)

    2. Impedansi Akustik

    Hasil akhir dari suatu proses inversi seismik adalah berupa data impedansi

    akustik yang memiliki informasi lebih lengkap dibandingkan data seismik. Perubahan

    amplitudo pada data seismik hanyalah mencerminkan suatu bidang batas antar lapisan

    batuan sehingga bisa dikatakan bahwa data seismik adalah atribut dari suatu bidang

    batas lapisan batuan, sedangkan impedansi akustik mencerminkan sifat fisis dari batuan.

  • By Agus Budi Prastya [email protected]

    Secara matematis impedansi akustik batuan adalah hasil perkalian antara kecepatan

    dengan nilai densitas suatu batuan, sehingga dapat dituliskan :

    IA=.v (3.17)

    dengan : IA = impedansi akustik

    = densitas batuan

    v = kecepatan gelombang seismik

    Pantulan gelombang seismik terjadi disebabkan oleh perubahan impedansi akustik

    lapisan. Nilai kontras impedansi akustik dapat diperkirakan dari amplitudo refleksinya,

    semakin besar amplitudo refleksi maka semakin besar pula kontras impedansi akustik.

    Jadi dapat dilihat bahwa data seismik konvensional melihat obyek bawah

    permukaan dalam bentuk bidang batas antara lapisan-lapisan batuan, sedangkan

    impedansi akustik sebagai hasil inversi akan melihat obyek bawah permukaan

    tersebut sebagai lapisannya itu sendiri. Sehingga tampilan impedansi akustik akan lebih

    mendekati dunia riil dan lebih mudah dipahami.