mmd dan posyandu

26
KEPERAWATAN KOMUNITAS POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) DAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) Dosen Pengampu : Ani Kuswati Disusun oleh : Amalia Risky Primadika P17420213078 Andina Citra Nugraheni P17420213079 Andriyanto P17420213080 Annisatul Maqhfiroh P17420213081 Anugrah Pinundhi I.K P17420213082 Apri Zulkhum A P17420213083 KELAS III C

Upload: andriy-bastian

Post on 01-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ini adalah tugas komunitas tentang MMD dan Posyandu

TRANSCRIPT

Page 1: MMD Dan Posyandu

KEPERAWATAN KOMUNITAS

POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

DAN

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

Dosen Pengampu : Ani Kuswati

Disusun oleh :

Amalia Risky Primadika P17420213078

Andina Citra Nugraheni P17420213079

Andriyanto P17420213080

Annisatul Maqhfiroh P17420213081

Anugrah Pinundhi I.K P17420213082

Apri Zulkhum A P17420213083

KELAS III C

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2015

Page 2: MMD Dan Posyandu

POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

A. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,

oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari.

2005).

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk

mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen

Kesehatan RI. 2006 ).

Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu

program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi

pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan

atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat

(BKKBN, 1989).

B. Manfaat Posyandu

1. Bagi Masyarakat :

a. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga

sehingga:

1) Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau

pertumbuhannya.

2) Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali,

BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali.

3) Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru

(100.000 SI)

4) Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah

(200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)

Page 3: MMD Dan Posyandu

b. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat

c. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

dasar.

d. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

e. Mendukung pelayanan KB.

f. Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan.

g. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu.

2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh Masyarakat

a. Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan.

b. Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan.

3. Bagi Puskesmas

a. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan

kesehatan S1.

b. Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan.

c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian

pelayanan secara terpadu.

4. Bagi Sektor Lain

a. Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah.

b. Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-

masing.

C. Tujuan Posyandu

Tujuan didirikannya Posyandu yaitu :

1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu

Hamil, melahirkan dan nifas).

2. Membudayakan NKKBS.

3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang

menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

Page 4: MMD Dan Posyandu

4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,

Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

D. Jenis Posyandu

Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes RI 2006,

Posyandu secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :

1. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai

oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah

kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak

terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader

yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi

yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi

masyarakat serta menambah jumlah kader.

2. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya

masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk

perbaikan peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan

tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam

mengelola kegiatan Posyandu.

3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta

mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang

pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja

Posyandu.

Page 5: MMD Dan Posyandu

4. Posyandu Mandiri 

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5

(lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya

lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu

Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana

sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.

E. Kegiatan Utama Posyandu

Kegiatan utama di posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh

kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk

mencegah penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB penyuluhan dan

konseling/rujukan konseling bila diperlukan.

F. Pengelola dan Sasaran Posyandu

Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/ keluarga, utamanya

adalah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS.

1. Tingkat desa dan kelurahan

Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan

Pembinaan mutu Posyandu ditingkat desa dan kelurahan sebagai berikut :

a. Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD  (Kades/Lurah).

b. Penggungjawab operasional: Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)

c. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua

Tim Penggerak PKK).

d. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD

e. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.

2. Pokjanal Posyandu

Page 6: MMD Dan Posyandu

Pokjanal Posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan

terdiri dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam

pembinaan Posyandu yaitu :

a. Tingkat Propinsi : BKKBN, BKKBN tingkat provinsi terdiri dari PMD

(Pembinaan Masyarakat Desa), Bappeda, dan Tim Penggerak PKK.

b. Tingkat Kab/Kodya : Kantor Depkes/Kantor Dinkes, BKKBN, PMD,

Bappeda.

c. Tingkat Kecamatan : Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas,

Pembina petugas Lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala Urusan

Pembangunan), dan KPD (Kader Pembangunan Desa)

Pokjanal Posyandu bertugas :

a. Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.

b. Menyiapkan kader.

c. Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah.

d. Menyusunan rencana.

e. Melakukan pemantauan dan bimbingan.

f. Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.

g. Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.

G. Dasar Pelaksanaan Posyandu

Surat keputusan bersama Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing

No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang

penyelenggaraan Posyandu yaitu :

1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan

Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK.

2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi

Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-

program pembangunan masyarakat desa.

3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan

peranan kader pembangunan.

Page 7: MMD Dan Posyandu

4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/ di daerah masing-

masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes

dan BKKBN.

5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara

penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara

paripurna.

H. Kegiatan Posyandu

Beberapa kegiatan di Posyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan

Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:

1. Kesehatan Ibu dan Anak

a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta

bayi, anak balita dan anak prasekolah.

b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk

karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian

makanan tambahan vitamin dan mineral

c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya

d. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan

program KIA.

2. Keluarga Berencana

a. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan

perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena

melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi

b. Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya

3. Immunisasi

Imunisasi Tetanus Toksoid 2 kali pada ibu hamil. Pada bayi umur 0-11

bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali,

DPT 3 kali dan campak 1 kali. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul

vitamin A warna biru (100.000 SI). Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul

vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan

Agustus).

Page 8: MMD Dan Posyandu

4. Peningkatan gizi

a. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.

b. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori

cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang

menyusui.

c. Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5

tahun.

5. Penanggulangan Diare

Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh

kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana

3. Immunisasi

4. Peningkatan gizi

5. Penanggulangan Diare

6. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan

air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman.

7. Penyediaan Obat essensial

Berdasarkan hal diatas adapun kegiatan pokok yang dilakukan dalam

pelaksanaan Posyandu yaitu :

1. KIA

2. KB

3. Lmunisasi

4. Gizi.

5. Penanggulangan Diare

I. Alasan Pembentukan dan Pendirian Posyandu

Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:

1. Pos penimbangan balita

2. Pos immunisasi

3. Pos keluarga berencana desa

Page 9: MMD Dan Posyandu

4. Pos kesehatan

5. Pos lainnya yang dibentuk baru

Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai

berikut:

1. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya

pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.

2. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat,

sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam

bidang kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, 1998).

J. Keberhasilan Posyandu

Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.

S  : Semua balita di wilayah kerja posyandu.

K : Semua balita yang memiliki KMS.

D : Balita yang ditimbang.

N : Balita yang Berat Badannya naik.

K. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu

Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu

adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu.

2. Motivasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu

3. Pekerjaan ibu

4. Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat

5. Sarana dan prasarana di posyandu

6. Jarak dari posyandu tersebut

Page 10: MMD Dan Posyandu

L. Sistem Informasi Posyandu (SIP)

Sistem informasi Posyandu (SIP) adalah rangkaian kegiatan untuk

menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan terhadap proses tumbuh

kembang anak dan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi

cakupan program, pencapaian program, kontinuitas penimbangan, hasil

penimbangan dan partisipasi masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan secara

tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. Oleh sebab itu Sistem

Informasi Posyandu  (SIP) merupakan bagian penting dari pembinaan

Posyandu secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah

apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan

kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi

karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas

maupun lingkup yang lebih luas.

Adapun manfaat System Informasi Posyandu (SIP) yaitu sebagai

bahan kader Posyandu untuk memahami permasalahan sehingga dapat

mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan

sasaran dan sebagai bahan informasi yang tepat guna dan tepat waktu

mengenai pengelolaan posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dalam

pengelolaan Posyandu dapat menggunakannya untuk membina posyandu demi

kepentingan masyarakat.

Macam-macam format System Informasi Posyandu (SIP) seperti:

1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil,

melahirkan nifas. Berisi catatan dasar mengenai sasaran posyandu.

2. Registrasi bayi dan balita di wilayah kerja posyandu. Berisi catatan

pemberian tablet besi, vitamin A, pemberian oralit, tanggal imunisasi, dan

apabila bayi meninggal, maka perlu dicatat tanggal bayi meninggal

diwilayah kerja posyandu tersebut.

3. Register WUS dan PUS diwilayah kerja posyandu. Berisi daftar ibu hamil,

catatan umur kehamilan, pemberian tablet tambah darah, imunisasi,

pemeriksaan kehamilan, tanggal dan penolong kelahiran, data bayi yang

hidup dan meninggal, serta data ibu meninggalndi wilayah kerja posyandu.

Page 11: MMD Dan Posyandu

4. Register ibu hamil dan nifas di wilayah kerja posyandu. Berisi daftar

wanita dan suami istri usia produktif yang memiliki kemungkinan

mempunyai anak ( hamil ).

5. Data posyandu. Berisi catatn jumlah pengunjung (bayi, balita, WUS, PUS,

ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang

hadir (kader posyandu, kader PKK, PKB/PLKB, paramedic dan

sebagainya).

6. Data hasil kegiatan posyandu. Berisi catatan jumlah ibu hamil yang

diperiksa dan mendapat tablet tambah darah, jumlah ibu menyusui, peserta

KB ulang yang dilayani, penimbangan balita, semua balita yang

mempunyai KMS, balita yang timbangannya naik dan di Bawah Garis

Merah (BGM), balita yang mendapatkan vitamin A, KMS yang

dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup besi, dan imunisasi

(DPT, Polio, campak, hepatitis B) serta balita yang menderita diare.

Mekanisme Operasional Sistem Informasi Posyandu (SIP) :

1. Penggung jawab Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah Pokjanal

Posyandu di Propinsi dan Dati II di tingkat kecamatan adalah Tim

Pembina LKMD/Kelurahan berkoordinasi dengan LKMD Seksi 10.

2. Pemerintah Desa bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi

Posyandu.

3. Pengumpul data dan informasi adalah Tim Penggerak PKK dan LKMD

dengan menggunakan instrumen :

a. Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok

Dasa Wisma (kader PKK) .

b. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d

Desember.

c. Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d

Desember.

d. Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d

Desember.

Page 12: MMD Dan Posyandu

e. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d

Desember.

f. Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan

kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.

g. Data hasil kegiatan Posyandu.

M. Pembiayaan Posyandu

Adapun beberapa pembiayaan yang didapatkan untuk melakukan

posyandu didapatkan dari:

1. Sumber Daya Masyarakat

a. Iuran Pengguna Posyandu

b. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat

c. Sumbangan dari perorangan atau kelompok masyarakat

d. Dana social keagamaa, misalnya zakat, infak dsb

2. Swasta/ Dunia Usaha

Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat

perusahaan dan bantuannya dapat berupa dana, prasarana atau tenaga

sukarelawan.

3. Hasil Usaha

Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha dimana

hasilnya dapat disumbangkab untuk pengelolaan Posyandu, contohnya

Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan Taman Obat Keluarga (TOGA).

4. Pemerintah

Bantuannya berupa dana stimulant atau dalam bentuk sarana dan

prasarana Posyandu.

Page 13: MMD Dan Posyandu

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

A. Pengertian

MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil

Survei Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah

kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD (Wrihatnolo, 2007).

Musyawarah masyarakat desa (MMD) adalah pertemuan seluruh

warga desa untuk membahas hasil survey Mawas Diri dan merencanakan

penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari survey mawas diri

(Depkes RI, 2007).

B. Tujuan MMD

Tujuan dari MMD ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.

2. Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.

3. Masyarakat menyusun rencana rencana kerja untuk menanggulangi

masalah kesehatan.

C. Peserta MMD

MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas

Puskesmas, dan sektor terkait di tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi

pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama, dan lain-lain).

D. Pola Penyelenggaraan MMD

Susunan tempat duduk sebaiknya berbentuk lingkaran (round table),

tidak ada peserta membelakangi peserta yang lainnya, komposisi jangan

seperti diruangan kelasPimpinan pertemuan duduk sederetan, setara dan

berada diantara para peserta, tidak memisah atau duduk dikursi

istemewaDuduk tidak harus selalu dikursi, boleh juga dilantai diatas

tikar/permadani/matras.

Page 14: MMD Dan Posyandu

E. Suasana MMD

Ciptakan suasana kekeluargaan yang akrab jangan cipatakan suasana

formal dengan meja yang ditata seperti dimeja persidangan.

F. WAKTU MMD

Mulailah tepat waktu, sesuai dengan rencana & jadwal , jangan sampai

peserta menungguYang mengundang hadir terlebih dahulu, jangan terlambat.

G. PERAN KETUA MMD

1. Para kader pelaksana SMD

2. Kepala Desa & perangkat Desa

3. Tokoh Masyarakat setempat (formal & non-Formal)

4. PKK

5. LPM / KPM

6. Karang Taruna, Saka bakti Husadha

7. PMR

8. Beberapa KK yg di SMD

9. Pimpinan Puskesmas & staf

10. Sektor Kecamatan(Sosial, BKKBN, KUA, dll)

11. Ketua Organisasi Masyarakat (NU, Muhammadiyah, Perempuan, Pemuda,

Partai)

H. LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN MMD

1. Persiapan :

a. Kader menyiapkan hasil analisis yang ditulis dalam lembar balik

b. Kader membantu kepala desa menyimpulkan acara, tata ruangan dan

perlengakapan

c. Kader memotivasi atau mengajak para Tomas, Toga, pimpinan  Ormas

yang ada didesa itu untuk hadir dalam MMD, agar dapat membantu

memecahkan masalah bersama-sama

d. Mengajak kader-kader didesa tersebut yang lainnya untuk ikut hadir

Page 15: MMD Dan Posyandu

2. Proses

Pembukaan dengan menguraikan maksud dan tujuan MMD

a. Dipimpin oleh Kades

b. Pengenalan masalah kesehatan dipimpin oleh bidan

c. Menyajikan hasil SMD oleh kelompok SMD

d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar

pengenalan masalah dan hasil SMD

e. Rekomendasi teknis dari bidan

f. Penyusunan rencana pelaksana kegiatan dipimpin oleh Kades

g. Penutup

3. Tindak lanjut

Kader membantu Kades menyebarkan hasil musyawarah tentang rencana

kerja penanggulangan masalah dan membantu menindak lanjuti untuk

kegiatan-kegiatan. Selanjutnya, mencari calon Kader baru, pelatihan Kader

dan pelaksanaan kegiatan

4. Tindak lanjut rencana kerja hasil MMD

a. Latihan Kader

b. Melaksanakan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan

c. Memantau atau memonitor hasil kegiatan

d. Memotivasi warga agar kegiatan dibidang kesehatan dapat

dikembangkan baik lokasinya maupun jenis kegiatannya

I. HAL HAL DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN MMD

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMD adalah

sebagai berikut :

1. Musyawarah Masyarakat desa harus dihadiri oleh pemuka masyarakat

desa, petugas puskesmas, dan sector terkaitdi kecamatan, (seksi

pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, pertanian, agama, dan lain-

lain).

2. Musyawarah Masyarakat desa  dilaksanakan dibalai desa atau tempat

pertemuan lainnya yang ada didesa.

Page 16: MMD Dan Posyandu

3. Musyawarah Masyarakat desa dilaksanakan segera setelah SMD

dilakukan.

J. CARA MELAKUKAN MMD

Cara melakukan Musyawarah Masyarakat desa (Ferry Efendi, 2009)

adalah sebagai berikut :

1. Pembukaan dengan menguraikan maksud dan tujuan MMD dipimpin oleh

kepala Desa.

2. Pengenalan maslah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah

pendapat  dengan mempergunakan alat peraga, poster, dan lain-lain

dengan dipimpin oleh ibu desa.

3. Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD

4. Perumusan dan penentuan prioritas maslah kesehatan atas dasar

pengenalan masalah dan hasil SMD,dilanjutkan dengan rekomendasi

teknis dari petugas kesehatandi desa atau perawat komunitas.

5. Penyusunan rencanapenanggulangan masalah kesehatan dengan dipimpin

oleh kepala desa.

6. Penutup.

Page 17: MMD Dan Posyandu

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan

Gizi Keluarga. Jakarta.

 Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: EGC.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu

Menuju Keluarga Sadar Gizi. Direktorat Bina Gizi.

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Widiastuti. Pemanfaaan Penimbangan  Balita di Posyandu.