mixer

3
Sekarang saya mau membahas mengenai mixer untuk audio, pasti teman-teman sudah sering mendengar mengenai kata ‘mixer’ ini. Ada yang menamakannya sebagai mixer, ada yang menamakannya sebagai mixing desk, atau console, namun kata-kata itu mengacu pada benda yang sama. Karena kita sekarang pembahasannya adalah untuk audio, maka mixer yang kita bahas pun adalah mixer untuk audio, bukan mixer untuk membuat jus jambu! Hehehe.. Mixer untuk audio mempunyai sejumlah channel, dimana masing-masing channelnya mempunyai knob-knob yang sama, jika mixer tersebut mempunyai 12 channel, maka untuk 12-12nya akan terdapat knob yang sama, apakah itu knob pre amp, knob panning, knob untuk mengatur EQ(equalizer), knob untuk men- solokan, me-mute, dan lain-lain. Apabila teman-teman mengerti kegunaan knob tersebut untuk 1 channel saja, berarti teman-teman juga sudah mengerti untuk menggunakan di 12 channel yang lainnya. Ada dua jenis mixer yang biasanya dipakai, yaitu split mixer dan in line mixer, keduanya mempunyai perbedaan dan tentunya fungsi yang juga berbeda, yang satu lebih sering digunakan untuk keperluan live sound, sementara yang satunya lagi lebih sering digunakan untuk keperluan recording di dalam ruangan studio. Mixer Untuk Audio : Split Mixer Versus In Line Mixer Sebelumnya kita kenalan dulu dengan apa sih yang dinamakan dengan fader, bisa kita lihat dari penampakannya di bawah ini.. Nah jika teman-teman melihat mixer yang mempunyai fader di sebelah kanan, dimana fader yang di sebelah kanan ini berfungsi untuk mengatur keluaran terakhir dari mixer maka mixer yang seperti ini dinamakan dengan nama split mixer atau kadang disebut juga dengan namaconsole. Mari kita lihat pada foto di bawah ini..

Upload: tofan-nur-cahyadi

Post on 06-Feb-2016

238 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sedikit tentang mixer

TRANSCRIPT

Page 1: mixer

Sekarang saya mau membahas mengenai mixer untuk audio, pasti teman-teman sudah sering mendengar mengenai kata ‘mixer’ ini. Ada yang menamakannya sebagai mixer, ada yang menamakannya sebagai mixing desk, atau console, namun kata-kata itu mengacu pada benda yang sama. Karena kita sekarang pembahasannya adalah untuk audio, maka mixer yang kita bahas pun adalah mixer untuk audio, bukan mixer untuk membuat jus jambu! Hehehe..Mixer untuk audio mempunyai sejumlah channel, dimana masing-masing channelnya mempunyai knob-knob yang sama, jika mixer tersebut mempunyai 12 channel, maka untuk 12-12nya akan terdapat knob yang sama, apakah itu knob pre amp, knob panning, knob untuk mengatur EQ(equalizer), knob untuk men-solokan, me-mute, dan lain-lain. Apabila teman-teman mengerti kegunaan knob tersebut untuk 1 channel saja, berarti teman-teman juga sudah mengerti untuk menggunakan di 12 channel yang lainnya. Ada dua jenis mixer yang biasanya dipakai, yaitu split mixer dan in line mixer, keduanya mempunyai perbedaan dan tentunya fungsi yang juga berbeda, yang satu lebih sering digunakan untuk keperluan live sound, sementara yang satunya lagi lebih sering digunakan untuk keperluan recording di dalam ruangan studio.

Mixer Untuk Audio : Split Mixer Versus In Line Mixer

Sebelumnya kita kenalan dulu dengan apa sih yang dinamakan dengan fader, bisa kita lihat dari penampakannya di bawah ini..

Nah jika teman-teman melihat mixer yang mempunyai fader di sebelah kanan, dimana fader yang di sebelah kanan ini berfungsi untuk mengatur keluaran terakhir dari mixer maka mixer yang seperti ini dinamakan dengan nama split mixer atau kadang disebut juga dengan namaconsole. Mari kita lihat pada foto di bawah ini..

Page 2: mixer

gambar : Allen & Heath

Nah pada mixer diatas, kita lihat fader yang warna merah, fader itu mengatur keluaran total stereo dari mixer tersebut, biasanya ditulis dengan LR, atau singkatan dari Left dan Right. Sementara pada in line mixer, terdapat knob diatas masing-masing channelnya, yang mengatur seberapa besar sinyal yang akan kita kirimkan ke alat perekam, biasanya karena fungsi inilah, maka in line mixer ini lebih sering digunakan untuk keperluan recording dan jarang digunakan untuk keperluan live sound.

Konfigurasi Mixer Untuk Audio

Mixer untuk audio biasanya diberi embel-embel seperti misalnya Allen & Heath mixer 16x4x2, nah apaan sih itu?? Pasti teman-teman banyak yang bingung kalau membaca sebuah pamflet atau keterangan dari produknya. Kira uraikan ya angka-angka itu supaya kita bisa mengerti artinya.

Angka yang pertama, yaitu angka 16 pada contoh diatas, berarti bahwa mixer tersebut memiliki 16 channel input. Kemudian angka berikutnya, yaitu 4 adalah merupakan sub groupnya, atau dari 16 channel input yang ada, nanti kita bisa menggroupkannya ke dalam 4 buah sub group. Hal ini nanti sangat berguna ketika kita mau mengelompokkan, misalnya channel drum, yang isinya 8 channel, itu kemudian akan kita masukkan ke dalam group 1, lalu kemudian misalnya channel 9 dan 10 dari mixer yang dalam hal ini misalnya adalah channel untuk keyboard, akan kita masukkan ke group 2, dst. Keuntungannya menggunakan group ini apa sih? Supaya kita bisa menaik turunkan level drum, hanya dengan menaik turunkan sebuah fader saja, ketimbang kita harus menaikturunkan 8 buah inputnya. Jadi akan sangat memudahkan kita.

Nah kemudian, angka yang terakhir, yaitu angka 2, menunjukkan bahwa semua inputnya bisa dikeluarkan ke dalam sebuah stereo output, biasanya dinamakan dengan L dan R, yaitu tadi dari gambar diatas, yang fadernya berwarna merah. Kebetulan di mixer tersebut, fadernya berwarna merah, namun untuk mixer yang lain tentunya warna fadernya akan beda lagi, tapi biasanya akan dicantumkan tulisan L dan R.

Page 3: mixer

Nah bila tulisannya adalah 16x4x2x1, maka yang terakhir, angka 1 itu adalah selain bahwa mixer tersebut bisa dikeluarkan secara stereo Kiri(L) dan Kanan(R), mixer tersebut juga bisa dikeluarkan dalam mono output. Biasanya mono outputnya ini akan digunakan untuk sub woofer, sehingga lebih mudah bagi kita mengatur pembagian frekuensinya.

Nah teman-teman, sekian dulu pembahasan dari saya mengenai apa sih mixer itu, nanti di tulisan saya selanjutnya kita akan membahas mengenai pengenalan hal yang lain lagi. Sampai ketemu di tulisan saya berikutnya..