minapolitan kabupaten kaur prov. bengkulu
TRANSCRIPT
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fokus pemerintah dan masyarakat terhadap sumber daya
perikanan yang besar akhir-akhir ini membawa kepada keputusan
pemerintah untuk lebih mengintensifkan kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi dengan membentuk beberapa kegiatan pemberdayaan untuk
masyarakat perikanan. Keputusan ini bukan hanya disebabkan oleh
kondisi ekonomi nasional dan global yang sedang dilanda krisis tetapi
juga oleh kesadaran akan potensi yang dimiliki oleh sumber daya
perikanan tersebut. Fakta bahwa Indonesia merupakan daerah budidaya
perikanan darat dan disokong pula sebagai negara kepulauan dengan
17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut
sekitar 3,1 juta km2 adalah sebuah ironi jika pemerintah tidak
memberikan perhatian yang memadai terhadap sektor ini. Hal Ini berarti
bahwa sektor budidaya perikan dan merupakan salah satu pusat
kegiatan ekonomi nasional melalui kegiatan masyarakat seperti
budidaya perikanan darat (aquakultur), explorasi perikanan laut,
perdagangan, transportasi, pariwisata, pengeboran minyak dan
sebagainya. Seperti diketahui bahwa secara biologis sektor prikanan
darat maupun ekplorasi perikanan laut yang paling produktif dengan
budidaya perikanan maritime utamanya seperti hutan bakau
(mangrove), terumbu karang (coral reefs), padang lamun (sea grass
beds), estuaria, daerah pasang surut dan laut lepas serta sumber daya
yang tak dapat diperbaharui lainnya.
Selama ini sektor perikanan terkhusus subsektor budidaya
I . PENDAHULUANI - 1
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
perikanan belum memberikan kontribusi yang optimal terhadap kegiatan
pembangunan. Pada tahun 1997, kontribusi sumber daya sektor
perikanan (kontribusi kegiatan pembangunan perikanan, pertambangan
dan energi, pariwisata bahari, transportasi, dan lainnya) terhadap produk
domestik bruto (PDB) hanya 12,4 persen (Rp 56 triliun). Jumlah ini jauh
lebih kecil dibandingkan dengan potensi pembangunan kelautan yang
dimiliki. Dibandingkan dengan negara-negara seperti Thailand, Korea
Selatan, RRC, Jepang dan Denmark yang luas lautnya jauh lebih kecil dari
Indonesia kontribusi sekor kelautan mereka terhadap PDB-nya sudah di
atas 30 persen,.
Selain itu, Wilayah pesisir sebagai nasis perikana selain budidaya
adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan dimana
batasnya dapat didefinisikan baik dalam konteks struktur administrasi
pemerintah maupun secara ekologis. Batas kearah darat dari wilayah
pesisir mencapkup batas administratif seluruh desa (sesuai dengan
ketentuan Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan otonomi Daerah,
Depdagri) yang termasuk dalam wilayah pesisir menurut Program
Evaluasi Sumber Daya Kelautan (MREP). Sementara batas kearah laut
suatu wilayah pesisir untuk keperluan praktis dalam proyek MREP adalah
sesuai dengan batas laut yang terdapat dalam peta Lingkungan Pantai
Indonesia (LIPI) dengan skala 1:50.000 yang telah diterbitkan oleh Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), (Dahuri. et.al:
1996).
Secara umum wilayah pesisir didefinisikan sebagai daerah
pertemuan antara darat dan laut; kearah darat wilayah pesisir meliputi
bagian daratan baik kering maupun terendam air, yang masih
dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan
I . PENDAHULUANI - 2
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
perembesan air asin; sedangkan kearah laut mencakup bagian laut yang
masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan
manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Dalam konteks ekologis wilayah pesisir dapat mencakup daerah
pedalaman pesisir (coastal hinterland), daerah rendah (lowlands),
perairan pesisir (coastal waters), dan laut dalam sampai dengan zona
ekonomi eksklusif (ZEE) yang diantaranya mempunyai hubungan saling
keterkaitan satu dengan lainnya. Wilayah pesisir juga dicirikan oleh
sejumlah bentuk ekologis seperti pantai berbatu (rocky shores), pantai
pasir (sandy beaches), estuaria (estuaries), laguna (lagoons), daerah
pasang surut (intertidal flats), lahan basah (wetlands), dan pulau-pulau
kecil (small islands). Wilayah-wilayah tersebut membentuk habitat-
habitat bagi sejumlah komunitas biologis spesifik termasuk komunitas
pasang surut (intertidal communities), hutan mangrove (mangroves),
padang lamun (sea grass beds), terumbu karang (coral reefs), dan
komunitas-komunitas laut dalam/lepas.
Habitat-habitat yang berbeda ini memiliki hubungan yang dekat
dan dapat dianggap sebagai satu kesatuan ekosistem. Kesemua
ekosistem ini mengandung sejumlah sumber daya yang merupakan
sumber kehidupan utama bagi sebagian besar masyarakat miskin di
pesisir. Berikut ini akan dibahas secara garis besar potensi sumber daya
wilayah pesisir dan lautan yang menjadi perhatian utama kebijakan
sektor kelautan dan permasalahan yang dihadapinya.
Dengan memperhatikan dasar ekologis tersebut maka sangat
esensi sekali untuk merencanakan pembangunan wilayah di wilayah
pesisir. Rencana yang disusun meliputi aspek sosial, ekonomi,
I . PENDAHULUANI - 3
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
budaya,biofisik dan lingkungan berbasis lokalitas sesuai sesuai dengan
kebutuhan dan karaktaristik budaya masyarakat setempat. Hal ini sudah
menjadi kebijakan dan program secara nasional.
Seperti di ketahui dalam perencanaan pembangunan wilayah
secara umum terdapat runutan yang harus dipenuhi. Perencanaan
Pembangunan Wilayah di awali dengan Perencanaan Umum Wilayah
atau yang lebih dikenal dengan Rencana umum (Master Plan). Runutan
kedua adalah rencana rinci (Detail Plan) dan sebagai akhir runutan akhir
adalah Rencana Fisik (Physical Plan). Urutan penyusunan perencanaan
wilayah ini diperkuat dengan berbagai produk undang-undang 26 Tahun
2007.
RENCANA UMUM RENCANA RINCI
Nasional
Provinsi
Kota Kabupaten
I . PENDAHULUANI - 4
Rencana Nasonal (UU 26)Rencana Kawasan Startegis Nasional
Rencana Provinsi (UU 26)Rencana Kawasan Startegis Provinsi
Rencana Kabupaten (UU 26)
RUTRKAP (Kimpraswil 327)
RDTR (UU 26)
RDTRK (Kimpraswil 327)
Renc. Rinci Kawasan Strategis (UU 26)(Minapolitan, Industri, Wisata dll)
Renc. Rinci Kawasan Kota (UU 26)Renc. Kawasan Pedesaan (agropolitan)
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
Gambar 1.1. Skema Dokumen Perencanaan Berdasar UU 26
Tahun 2007
Sebagai diskripsi umum tentang Kabupaten Kaur yaitu Kabuputen
yang berda di yuridiksi provinsi Bengkulu Kabupaten Kaur yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 pada tahun 2003
bersama-sama dengan Kabupaten Seluma dan Kabupaten Mukomuko.
Kaur sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Bengkulu Selatan
secara hirarki harus mengikutinya. Ibukotanya adalah Bintuhan. Wilayah
Kabupaten Kaur di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Bengkulu Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera
Selatan sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia
dan sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung. Luas wilayah
Kabupaten Kaur 2.363,08 Km2 yang terbagi menjadi tujuh kecamatan.
Jumlah penduduk Kabupaten Kaur adalah 110.428 jiwa yang tersebar di
198 desa dan tiga kelurahan.
Di sektor pertanian, Kabupaten Kaur banyak memproduksi
tanaman pangan padi dan palawija. Khusus palawija, Kaur memiliki luas
tanam dan luas panen tanaman kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar
yang cukup luas. Di sektor perkebunan, kabupaten ini memiliki iklim dan
tanah yang cukup cocok ditanami tanaman perkebunan. Komoditas yang
di hasilkan kabupaten ini antara lain kelapa sawit dan karet. Kaur sejak
tahun 2005 mulai memproduksi minyak kelapa sawit pelmintasi alami
yang diekspor ke luar negeri. Sentra tanaman kelapa sawit ada di
Kecamatan Kaur Utara, Kaur Tengah, dan Kaur Selatan, sedangkan karet
banyak di Kaur Tengah. Sebenarnya, ada juga tanaman lada yang sejak
dulu dikenal sebagai salah satu produk unggulan Kaur. Akan tetapi,
I . PENDAHULUANI - 5
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
kurangnya pembinaan membuat lada kini agak terbengkalai. Apalagi
harga lada pun berfluktuatif. Ini menjadi salah satu sebab mengapa
banyak petani kopi dan lada mengalihkan lahan mereka untuk ditanam
komoditas lain atau bahkan menjualnya untuk dijadikan lahan dengan
fungsi berbeda.
Selain karet dan kelapa sawit, Kaur masih memiliki komoditas
perkebunan unggulan yang cukup khas, yaitu jahe gajah yang areal
penanaman terluas ada di Kecamatan Nasal. Di antara kabupaten
tetangga, yaitu Bengkulu Selatan dan Seluma, tanaman ini hanya
ditemukan di Kaur. Untuk pengembangan potensi ini, pemkab
mendirikan sebuah pabrik minuman jahe instan yang mulai beroperasi
sejak bulan Januari tahun 2004. Hal itu diupayakan sebagai bagian dari
program pembudidayaan jahe gajah besar-besaran meski pemasarannya
masih lokal. Pabrik minuman jahe instan ini dibangun atas kerja sama
pemkab dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu.
Di sektor perikanan, secara geografis, ia berada di pesisir Samudra
Hindia, yang berarti cukup besar kekayaan laut yang bisa digali. Garis
pantai yang dimiliki sepanjang lebih kurang 100 kilometer. Produk utama
perikanan laut dari Kaur adalah ikan tuna dan udang jenis lobster.
Seluruh produksi laut, termasuk tuna dan lobster. Mayoritas nelayan di
Kaur adalah pelaut tradisional yang menangkap ikan hanya dengan
perahu layar atau kapal tidak bermotor. Jumlah kapal jenis ini 294 unit,
sementara kapal dengan motor tempel sejumlah 243 unit. Jumlah kapal
bermotor hanya tujuh unit. Produksi perikanan laut tahun itu sekitar
1.230 ton, dengan jumlah tangkapan terbesar dari Kecamatan Nasal.
Cukup besarnya kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Kaur,
baik yang telah dimanfaatkan maupun yang masih berupa potensi,
I . PENDAHULUANI - 6
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
mengakibatkan pemerintahan yang terbilang masih baru ini membuat
banyak rencana pembangunan. Untuk perbaikan jaringan listrik,
misalnya, telah diupayakan agar gardu listrik di Kecamatan Kaur Utara,
yang selama ini berbagi daya dengan Kabupaten Bengkulu Selatan,
dimiliki sebagai gardu sendiri. Pemkab Kaur juga berencana membuat
saluran irigasi yang juga terletak di Kecamatan Kaur Utara, yang
nantinya mampu mengairi lahan sawah hingga 8.000 hektar. Selain itu,
pembuatan jalan tembus sepanjang 150 kilometer, yang
menghubungkan wilayah Kaur Utara hingga perbatasan Provinsi
Lampung, juga sedang diupayakan. Dengan kata lain, ada banyak
garapan yang direncanakan Pemkab Kaur demi menjadikan wilayahnya
benar-benar mandiri.
Wilayah kabupaten Kaur di bagi dalam tiga zona pembangunan :1.
Eks Zona Kecamatan kaur utara meliputi enam kecamatan 2. Eks zona
kecamatan kaur tengah meliputi lima kecamatan 3. Eks Zona
kecamatan kaur selatan meliputi empat kecamatan. Tiga zona itu
akan menerima prioritas dan fokus pembangunan berbeda disesuaikan
potensi dan karakter wilayah. Zona eks kecamatan kaur utara
diprioritaskan bagi percepatan pembangunan sektor pertanian dan
perkebunan. Meliputi Kecamatan Lungkang Kule, Padang Guci Hulu, Kaur
Utara, Padang Guci Hilir, dan Tanjung Kemuning. Zona kecamatan eks
kecamatan Kaur Tengah diprioritaskan pengembangan sektor
pertambangan dan perkebunan. Zona itu meliputi kecamatan Kaur
Tengah, Luas, Muara Saung, Semidang Gumay, dan Kinal. Zona eks
kecamatan Kaur Selatan diprioritaskan pengembangan sektor kelautan
dan perikanan, zona itu meliputi kecamatan Kaur Selatan, Tetap, Maje,
dan Nasal. Ditambahkan, pemetaan tiga zona pembangunan itu
I . PENDAHULUANI - 7
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
diharapkan mampu mendorong percepatan pembangunan di Kabupaten
Kaur. Dengan pengembangan terpadu di bidang masing-masing, maka
Pemkab akan lebih mudah mengarahkan investor yang masuk ke
kabupaten Kaur.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sektor yang memberikan
kontribusi kepada pembangunan Kabupaten Kaur salah satu adalah
Sektor Perikanan dan pengelolaan sumberdaya kelautan, maka untuk itu
Pemerintah Kabupaten Kaur merencanakan untuk mengembangkan
Kawasan Minapolitan yang berlokasi di sepanjang pesisir pantai di
Kabupaten Kaur yang di prioritaskan pada kecamatan Nasal dalam
bentuk perencanaan rinci dengan fokus Kegiatan Penyusunan
Rencana Detail Minapolitan Kabupaten Kaur
B. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Tujuan dilakukannya pekerjaan ini adalah untuk memperoleh satu
dokumen Rencana Ditail Kawasan Minapolitan Kabupaten Kaur yang
berisikan rencana kegiatan dan program pengmbangan fasilitas fisik
bidang perikanan dan pengelolaan sumberdaya kelautan yang dapat
menjadi dasar dalam penyusunan dokumen perancanaan Teknis dan tata
bangunan serta lingkungan nantinya berupa fasilitas dan sarana fisik
yang ada di dalam kawasan pesisir Kabupaten Kaur.
2. Sasaran
Penyusunan Rencanan Rinci Kawasan Minapolitan Kabupaten Kaur
dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai berikut:
I . PENDAHULUANI - 8
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
a. Melakukan kajian mengenai potensi lokasi untuk kegiatan
budidaya perikanan dan kelautan yang mencakup kajian
kondisi fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan berupa Kajian
Kondisi Eksisting, Kajian Kondisi Eksisting Kawasan Pesisir
Pantai Kabupaten Kaur.
b. Pemanfaatan ruang didalam kawasan pesisir Kabupaten
Kaur yang tercermin dalam penentuan zonasi dan jenjang
fungsi atau kegiatan-kegiatan pelayanan produksi keluatan
dan pengelolaan bidang perikanan kabupaten Kaur.
c. Sebagai arahan pengembangan bidang perikananan dalam
rangka upaya pengendalian, pengawasan, pelaksanaan
pembangunan fisik untuk masing-masing fungsi dan sarana
didalam kawasan pantai dan pesisir Kabupaten Kaur.
C. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat dari Rencana detail Minapolitan ini adalah sebagai berikut :
a. Sebagai sandaran dalam pelaksanaan program dan
kebijakan pengelolaan Bidang Budidaya perikanan dan
sokongan dari kawasan pantai dan pesisir di Kabupaten
Kaur.
b. Sebagai referensi untuk dokumen lainnya dalam wahana
ilmu-ilmu perencanaan.
c. Sebagai referensi pokok untuk stake holder bidang
perikanan dan pengelolaan sumberdaya keluatan
Kabupaten Kaur.
D. RUANG LINGKUP
I . PENDAHULUANI - 9
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
Ruang lingkup wilayah perencanaan adalah Kabupaten Kaur
sebagai yang berada si sebelah Selatan Provinsi Bengkulu. Kabupaten
kaur terletak di bagian paling selatan dari provinsi Bengkulu dan
berbatasan langsung dengan Provinsi Lampung. Disebelah timur
membentang bukit barisan dan berbatasan dengan Provinsi Sumatra
Selatan, bagian barat kabupaten ini langsung berhadapan dengan
Samudera Hindia dengan tepatnya Kabupaten Kaur terletak pada
4003’34”BT-103034’30”LS-4056’30”LS dan 103’34”BT-034’30”BT.
Kabupaten Kaur memiliki 15 kecamatan dengan 157 desa. Selain itu luas
perairan tawar yang tidak kalah dengan potensi pesisir/laut, tidak kurang
dari 10 buah sungai besar yang bermuara dilaut dan mengalir sepanjang
tahun, lahan sawah irigasi dengan luas 6,099 Ha, dan 94,955 Ha lahan
kolam air tenang yang sudah ada (Data Statistik Perikanan Budidaya DKP
Kab. Kaur 2006). Namun demikian, Kabupaten Kaur akan
direpresentasikan oleh 1 kecamatan sebagai focus yaitu Kecamatan
Nasal karena program ini akan berjenjang dengan mendahulukan
daerah atau kecamatan prioritas.
Sedangkan ruang lingkup materi dalam penyusunan laporan
Rencana Detail Minapolitan Kabupaten Kaur ini menghasilkan general
strategi sampai perencanaan program dan kegiatan yang diharapkan
dapat dilaksanakan dalam range tahun perencanaan yaitu 5 tahun
kedepan yang bertujuan peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat bidang perikanan dan masyarakat pesisir di Kabupaten Kaur.
Penulisan laporan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur ini
dilakukan dengan beberapa tahapan, yang diawali dengan penetapan
arah pengembangan sektor kelautan Kabupaten Kaur dan penetapan
I . PENDAHULUANI - 10
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
kawasan perencanaan. Setelah itu dibuat beberapa perencanaan fisik
pembangunan dan pranata bidang perikananan dan pengelolaan
Sumberdaya daya Kelauatan Kabupaten Kaur yaitu pemasangan
jaringan pipa dan dan pembangunan fasilitas pujasera. Dokumen
rencana fisik tersebut tentunya tidak terpisahkan dari laporan akhir
Penyusunan Rencana Detail Minapolitan Kabupaten Kaur ini.
E. OUTPUT YANG DI HASILKAN
Hasil yang diharapkan adalah adalah Laporan Lengkap
Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur yang meliputi kegiatan
prioritas dan kegiatan fisik, zonasi kawasan dan lainnya yang
memungkinkan dilaksanakan dalam jangka waktu perencanaan yaitu 3
Tahun.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan akan dituangkan dalam 5 Bab yaitu :
Bab 1. Pendahuluan
Pada bagian ini akan menguraikan ide dasar sebagai latar belakang,
permasalahan dan upaya permasalahan serta skenario Laporan Rencana
Detail Kawasan Minapolitan kabupaten Kaur.
Bab 2. Kerangka Konsep dan Metodologi
Pada Bab 2 dilakukan tinjuan teoritis tentang konsep Minapolitan dan
beberapa indikator pembangunan bidang perikanan dan budidaya
I . PENDAHULUANI - 11
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
perikanan serta pengelolaan wilayah pesisir dalam hal pengelolaan
perikanan dan pemanfaatan budi daya perikanan dan sumberdaya
kelautan. Dalam Bab 2 ini juga akan diuraikan tentang metodologi kajian
dalam penyusunan laporan pengembangan kawasan Minapolitan
Kabupaten Kaur.
Bab 3. Kondisi Umum Wilayah
Memuat data dan fakta pada Unit kajian, dalam bab ini juga dijelaskan
kondisi umum Kabupaten Kaur. Poin penting dalam bab 3 ini juga
dilakukan menjelaskan tentang existing condition Bidang perikanan.
Bab 4. Perencanaan Minapolitan Kabupaten
Pembahasan dilakukan dengan mengambil 3 topik dasar perencanaan
yaitu
a. perencanaan detail kawasan
b. Perencanaan kegiatan,
c. Perencanaan fasiltas pengeloaan Budidaya perikanan dan
sumberdaya kelautan.
Bab 5. Penutup
Bab ini bersubstansi simpualan dari semua kajian yang dilakukan. Dalam
Bab ini akan disamoaikan rekomendasi sebagai masukan dan
pertimbangan dalam menyangkat perencanaan pembangunan
Kabupaten Kaur secara umum.
I . PENDAHULUANI - 12
Laporan : Penyusunan Rencana Ditail Minapolitan Kabupaten Kaur
I . PENDAHULUANI - 13