bupati kaur lembaran daerah peraturan daerah …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1...

27
LEMBARAN DA KABUPATEN KA TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABU NOMOR 22 TAHUN 2 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PE PERKOTAAN Diterbitkan oleh BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABU 1 AERAH AUR NOMOR 195 UPATEN KAUR 2013 ERDESAAN DAN h; M UPATEN KAUR PE PAJA DE Menimba BUPATI KAUR ERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG AK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN ENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAUR, ang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (2) huruf j Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, salah satu jenis pajak kabupaten/kota adalah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ; b. bahwa Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan merupakan sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan urusan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat serta untuk mewujudkan kemandirian daerah ;

Upload: trinhxuyen

Post on 02-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

1

LEMBARAN DAERAHKABUPATEN KAUR

TAHUN 2013 NOMOR 195

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAURNOMOR 22 TAHUN 2013

TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DANPERKOTAAN

Diterbitkan oleh;

BAGIAN HUKUMSEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KAUR

BUPATI KAURPERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR

NOMOR 22 TAHUN 2013

TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DANPERKOTAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAUR,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat(2) huruf j Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah, salah satu jenis pajakkabupaten/kota adalah Pajak Bumi danBangunan Perdesaan dan Perkotaan ;

b. bahwa Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan merupakansumber pendapatan daerah yang pentingguna membiayai penyelenggaraan urusanpemerintahan, pembangunan danpelayanan kepada masyarakat serta untukmewujudkan kemandirian daerah ;

1

LEMBARAN DAERAHKABUPATEN KAUR

TAHUN 2013 NOMOR 195

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAURNOMOR 22 TAHUN 2013

TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DANPERKOTAAN

Diterbitkan oleh;

BAGIAN HUKUMSEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KAUR

BUPATI KAURPERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR

NOMOR 22 TAHUN 2013

TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DANPERKOTAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAUR,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat(2) huruf j Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah, salah satu jenis pajakkabupaten/kota adalah Pajak Bumi danBangunan Perdesaan dan Perkotaan ;

b. bahwa Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan merupakansumber pendapatan daerah yang pentingguna membiayai penyelenggaraan urusanpemerintahan, pembangunan danpelayanan kepada masyarakat serta untukmewujudkan kemandirian daerah ;

1

LEMBARAN DAERAHKABUPATEN KAUR

TAHUN 2013 NOMOR 195

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAURNOMOR 22 TAHUN 2013

TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DANPERKOTAAN

Diterbitkan oleh;

BAGIAN HUKUMSEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KAUR

BUPATI KAURPERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR

NOMOR 22 TAHUN 2013

TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DANPERKOTAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAUR,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat(2) huruf j Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah, salah satu jenis pajakkabupaten/kota adalah Pajak Bumi danBangunan Perdesaan dan Perkotaan ;

b. bahwa Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan merupakansumber pendapatan daerah yang pentingguna membiayai penyelenggaraan urusanpemerintahan, pembangunan danpelayanan kepada masyarakat serta untukmewujudkan kemandirian daerah ;

1

LEMBARAN DAERAHKABUPATEN KAUR

TAHUN 2013 NOMOR 195

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAURNOMOR 22 TAHUN 2013

TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DANPERKOTAAN

Diterbitkan oleh;

BAGIAN HUKUMSEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KAUR

BUPATI KAURPERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR

NOMOR 22 TAHUN 2013

TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DANPERKOTAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAUR,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat(2) huruf j Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah, salah satu jenis pajakkabupaten/kota adalah Pajak Bumi danBangunan Perdesaan dan Perkotaan ;

b. bahwa Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan merupakansumber pendapatan daerah yang pentingguna membiayai penyelenggaraan urusanpemerintahan, pembangunan danpelayanan kepada masyarakat serta untukmewujudkan kemandirian daerah ;

Page 2: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

2

c. bahwa berdasarkan pertimbangansebagaimana maksud pada huruf a, danhuruf b di atas, perlu membentukPeraturan Daerah tentang Pajak Bumi danBangunan Perdesaan dan Perkotaan.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945 ;

2. Undang-Undang Nomor 09 Tahun 1967tentang Pembentukan Propinsi Bengkulu(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1967 Nomor 19, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 2828);

3. Undang–Undang Nomor 19 Tahun 1997tentang Penagihan Pajak dengan SuratPaksa (Lembaran Negara Tahun 1997Nomor 42, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3686) sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun2000 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 19 Tahun 1997tentang Penagihan Pajak dengan SuratPaksa (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 129,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3987);

4. Undang–Undang Nomor 14 Tahun 2002tentang Pengadilan Pajak (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4189);

5. Undang–Undang Nomor 3 Tahun 2003tentang Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma dan KabuptenKaur di Propinsi Bengkulu ( LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 23, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4266 );

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4286 );

7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 5, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4355 );

8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004tentang Pemeriksaan Pengelolaan danTangguang Jawab Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4400);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintah Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4437) sebagaimana telah diubahterakhir dengan Undang Undang Nomor 12Tahun 2008, tentang Perubahan Kedua atasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008

Page 3: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

3

Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4844);

10. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Nomor 4438);

11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 130, TambahanLembaran Negara Nomor 5049);

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011tentang Pembentukan PeraturanPerundang-Undangan ( Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Nomor 5233);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun1983 tentang Pelaksanaan Undang-UndangNomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum AcaraPidana (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1981 Nomor 6, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3258);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun2005 tentang Tata Cara PenghapusanPiutang Negara/Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 31,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4488);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 140, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4578);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun2010 tentang Tata Cara PemberianPemanfaatan Insentif Pemungutan PajakDaerah dan Retribusi Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2010Nomor 119, tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5161);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun2010 tentang Jenis Pajak Daerah yangdipungut berdasarkan Penetapan KepalaDaerah atau Dibayar Sendiri Oleh WajibPajak (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2010 Nomor 153, tambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5179);

18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110Tahun 2009 tentang PemberianPengurangan Pajak Bumi Bangunan;

19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111Tahun 2009 tentang Tata CaraPengurangan atau Penghapusan SanksiAdministrasi Pajak Bumi dan Bangunandan Bea Perolehan Hak Atas Tanah danBangunan, dan Pengurangan atauPembatalan Surat Pemberitahuan PajakTerhutang, Surat Ketetapan Pajak Bumi danBangunan, Surat Tagihan Pajak Bumi danBangunan, Surat Ketetapan Bea PerolehanHak Atas Tanah dan Bangunan, atau SuratTagihan Bea Perolehan Hak Atas Tanah danBangunan, Yang Tidak Benar;

Page 4: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

4

20. Peraturan Bersama Menteri Keuangan danMenteri Dalam Negeri Nomor213/PMK.07/2010 dan Nomor 58 Tahun2010 tentang Tahapan PersiapanPengalihan Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan Sebagai PajakDaerah;

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

KAURDAN

BUPATI KAUR

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAKBUMI DAN BANGUNAN PERDESAANDAN PERKOTAAN

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kaur;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerahsebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah ;

3. Kepala Daerah adalah Bupati Kaur ;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnyadisingkat DPRD adalah lembaga perwakilan daerahsebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah ;

5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalampenyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dariSekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,Lembaga Teknis Daerah dan Kecamatan ;

6. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentudibidang perpajakan daerah sesuai dengan peraturanperundang–undangan yang berlaku ;

7. Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah danperairan pedalaman serta laut wilayah kabupaten ;

8. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam ataudiletakan secara tetap pada tanah dan/atau perairanpedalaman dan/atau laut;

9. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaanyang selanjutnya disingkat dengan PBB-P2 adalah pajakatas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan,kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usahaperkebunan, perhutanan, dan pertambangan;

10. Badan adalah Sekumpulan orang dan/atau modal yangmerupakan kesatuan, baik yang melakukan usahamaupun yang tidak melakukan usaha yang meliputiPerseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroanlainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau BadanUsaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalambentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,persekutuan, perkumpulan yayasan, organisasi massapolitik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentukusaha tetap, dan bentuk usaha badan lainya ;

Page 5: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

5

11. Nilai Jual Objek Pajak, yang selanjutnya disebut NJOP,adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jualbeli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidakterdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melaluiperbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, ataunilai perolehan baru, atau NJOP pengganti ;

12. Pajak terhutang adalah pajak yang harus dibayar padasuatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak, ataubagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku ;

13. Surat Pemberitahuan Objek Pajak, Bumi dan Bangunanyang selanjutnya disingkat SPOP, adalah surat yangdigunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan datasubjek dan objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaandan Perkotaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan daerah ;

14. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang yang selanjutnyadisingkat SPPT adalah surat yang digunakan untukmemberitahukan besarnya Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan yang terutang kepada wajbpajak ;

15. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkatSSPD adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajakyang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atautelah dilakukan dengan cara lain ke Kas Daerah atautempat lain yang ditunjuk oleh Bupati ;

16. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnyadisingkat SKPD adalah surat ketetapan yangmenentukan besarnya jumlah Pajak yang terutang ;

17. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yangselanjutnya disingkat SKPDKB, adalah surat ketetapanyang menentukan besarnya jumlah kekuranganpembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih kecil

dari pada pajak yang terutang atau seharusnya tidakterutang ;

18. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahanyang selanjutnya disingkat SKPDKBT adalah suratketetapan yang menentukan tambahan atas jumlahpajak yang telah ditetapkan ;

19. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yangselanjutnya disingkat SKPDLB adalah surat keputusanyang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajakkarena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yangterutang atau tidak seharusnya terutang ;

20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnyadisingkat SKPDN adalah surat ketetapan yangmenentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnyadengan kredit pajak, atau pajak tidak terutang dan tidakada kredit pajak ;

21. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkatSTPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak danatau sanksi administratif berupa bunga dan atau denda ;

22. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnyadisingkat SKPDN adalah surat ketatapan pajak yangmenentukan jumlah pokok pajak sama besarnya denganjumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidakada kredit pajak ;

23. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat ketetapanyang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung,dan/atau kekeliruan dalam penerapan peraturantertentu dalam peraturan peundang-undanganperpajakan daerah yang terdapat dalam SPPT, SKPD,SKPDKB, SKPDLB, STPD, Surat Keputusan Keberatan ;

24. Surat Keputusan Keberatan adalah surat ketetapan ataskeberatan terhadap SPPT atau SKPD ;

Page 6: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

6

25. Banding adalah upaya hukum yang dilakukan wajibpajak atau penanggung pajak terhadap suatu keputusanyang dapat diajukan banding berdasarkan peraturanperundang-undangan perpajakan yang berlaku ;

26. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajakatas banding terhadap surat keputusan keberatan yangdiajukan oleh wajib pajak ;

27. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpundan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yangdilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkanstandar suatu pemeriksaan untuk menguji kepatuhanpemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan/atautujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan daerah ;

28. Penyidikan tindak pidana perpajakan daerah adalahserangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidikuntuk mencari dan mengumpulkan bukti yang denganbukti itu membuat terang tindak pidana dibidangperpajakan daerah yang terjadi serta menemukantersangkanya ;

29. Penyidik adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kaur yang diberiwewenang khusus untuk melakukan penyidikan tindakpidana di bidang perpajakan daerah sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana ;

30. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utangpajak dan biaya penagihan pajak.

BAB IINAMA, OBYEK, DAN SUBYEK PAJAK

Pasal 2Dengan nama Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan dipungut pajak atas kepemilikan, penguasaandan/atau pemanfaatan bumi dan/atau bangunan.

Pasal 3(1) Obyek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan adalah bumi dan/atau bangunan yangdimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh pribadiatau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untukkegiatan usaha perkebunan, perhutanan, danpertambangan.

(2) Termasuk dalam pengertian bangunan adalah :

a. jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleksbangunan sepert hotel, pabrik, dan emplasmennya,yang merupakan satu kesatuan dengan kompleksbangunan tersebut;

b. jalan tol;c. kolam renang;d. pagar mewah;e. tempat olahraga;f. galangan kapal, dermaga;g. taman mewahh. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas,

pipa minyak; dani. menara.

(3) Objek pajak yang tidak dikenakan pajak bumi danbangunan perdesaan dan perkotaan adalah objek pajakyang :

a. digunakan oleh pemerintah dan daerah untukpenyelenggaraan pemerintahan ;

Page 7: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

7

b. digunakan semata-mata untuk melayanikepentingan umum di bidang ibadah, sosial,kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional,yang tidak dimaksudkan untuk memperolehkeuntungan ;

c. digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala,atau yang sejenis dengan itu ;

d. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam,hutan wisata, taman nasional, tanah pengembalaanyang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yangbelum dibebani suatu hak ;

e. digunakan oleh perwakilan diplomatik dankonsultan berdasarkan asas perlakuan timbal balik; dan

f. digunakan oleh badan atau perwakilan lembagainternasional yang ditetapkan dengan PeraturanMenteri Keuangan.

Pasal 4

(1) Subyek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan adalah orang pribadi atau badan yang secaranyata mempunyai hak atas Bumi dan/atau memperolehmanfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai,dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.

(2) Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan adalah orang pribadi atau badan yang secaranyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/ataumemperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki,menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atasbangunan.

BAB IIIDASAR PENGENAAN, TARIF, DAN CARA PERHITUNGAN

PAJAK

Pasal 5

(1) Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bagunan Perdesaandan Perkotaan adalah NJOP ;

(2) Besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objekpajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuaidengan perkembangan wilayahnya ;

(3) Besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)ditetapkan dengan Peraturan Bupati ;

(4) Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajakditetapkan sebesar Rp. 25.000.000,00 (dua puluh limajuta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak.

Pasal 6

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaanditetapkan sebesar 0,1 % (nol koma satu persen).

Pasal 7Besaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikantarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dengan dasarpengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat(3) setelah dikurangi Nilai Obyek Pajak Tidak Kena Pajaksebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (4).

Page 8: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

8

BAB IV

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 8

Wilayah pemungutan pajak adalah di daerah

BAB V

MASA PAJAK

Pasal 9

(1) Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahunkalender.

(2) Saat yang menentukan pajak yang terutang adalahmenurut keadaan obyek pajak pada tanggal 1 Januari.

BAB VI

PENDATAAN DAN PENETAPAN PAJAK

Pasal 10

(1) Pendataan dilakukan dengan menggunakan SPOP

(2) SPOP sebagaimana dimaksud ayat (1) harus diisi denganjelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani dandisampaikan kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk,selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelahtanggal diterimanya SPOP oleh subjek pajak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, isi, tata carapengisian dan penyampaian SPOP diatur denganPeraturan Bupati.

Pasal 11(1) Berdasarkan SPOP, Bupati atau Pejabat yang ditunjuk

menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan SPPT.

(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat menetapkanSKPD dalam hal :

a. SPOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)tidak disampaikan dan setelah wajib pajak ditegursecara tertulis oleh Bupati sebagaimana ditetentukandalam surat teguran.

b. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lainternyata jumlah pajak yang terutang lebih besar darijumlah pajak yang di hitung berdasarkan SPOP yangdisampaikan oleh wajib pajak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, isi, tata carapenerbitan dan penyampaian SPPT sebagaimanadimaksud ayat (1) dan SKPD sebagaimana dimaksudayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VIIPEMUNGUTAN PAJAK

Bagian PertamaTata Cara Pemungutan

Pasal 12

(1) Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan dilarang diborongkan.

(2) Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak terutangberdasarkan SPPT dan SKPD

Page 9: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

9

Bagian KeduaSurat Tagihan Pajak

Pasal 13(1) Bupati dapat menerbitkan STPD jika:

a. pajak dalam tahun berjalan berdasarkan SPPTdan/atau SKPD tidak atau kurang bayar.

b. wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupabunga dan/atau denda.

(2) Jumlah pajak terutang dalam SPPT/SKPD yang tidakatau kurang bayar setelah jatuh tempo pembayarandikenakan sanksi adminitrasi berupa bunga sebesar 2%(dua persen) sebulan dan ditagih melalui STPD.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengisian danpenyampaian STPD sebagaimana dimaksud ayat (1)diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian KetigaPembayaran, dan Penagihan Pajak

Pasal 14(1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk menentukan jatuh

tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang.

(2) Pajak terutang berdasarkan SPPT sebagaimanadimaksud pasal 12 ayat (2) dilunasi paling lama 6 (enam)bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajakyang merupakan tanggal jatuh tempo bagi wajib pajakuntuk melunasi pajaknya.

(3) Pajak terutang berdasarkan SKPD, STPD, SuratKeputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, danPutusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yangharus dibayar bertambah harus dilunasi dalam jangka

waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggalditerbitkan.

(4) Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas permohonanWajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yangditentukan dapat memberikan persetujuan kepada WajibPajak untuk mengangsur atau menunda pembayaranpajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% sebulan.

Pasal 15

(1) Pembayaran pajak yang terutang dilakukan di KasDaerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati.

(2) Pembayaran pajak terutang sebagaimana dimaksud ayat(1) dengan menggunakan SSPD, atau dokumen lain yangdipersamakan

(3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) berupa karcis atau notaperhitungan

(4) Tata cara penerbitan SSPD atau dokumen lain yangdipersamakan sebagaimana dimaksud ayat (2), tata carapembayaran, penyetoran dan tempat pembayaran pajakdiatur dengan Peraturan Bupati

Pasal 16(1). Apabila dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan

dalam STPD, pajak terutang dan sanksi administrasitidak/atau kurang bayar diterbitkan surat teguran atausurat peringatan atau surat lain yang sejenis ;

(2). Apabila jumlah pajak yang belum dibayar tidak di lunasidalam batas waktu sebagaimana ditentukan dalam suratteguran atau surat peringatan atau surat lain yangsejenis sebagaimana dimaksud ayat (1), pajak terutangberdasarkan STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat

Page 10: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

10

Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang tidakatau kurang dibayar dapat ditagih dengan Surat Paksa.

(3). Penagihan pajak dengan surat paksa dilaksanakanberdasarkan peraturan perundang-undangan ;

(4). Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penagihanpajak, di atur dengan Peraturan Bupati.

Bagian KeempatKeberatan Dan Banding

Pasal 17(1) Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada

Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas suatu:

a. SPPT;

b. SKPD;

(2) Permohonan keberatan diajukan secara tertulis dalambahasa indonesia disertai alasan-alasan yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu palinglama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat, tanggalpemotongan atau pemungutan.

(4) Keberatan dapat diajukan apabila wajib pajak telahmembayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujuiwajib pajak.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratansebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat, (3),dan ayat (4) tidak dianggap sebagai Surat Keberatansehingga tidak dipertimbangkan.

(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan olehBupati atau Pejabat yang ditunjuk atau tandapengiriman surat keberatan melalui surat pos tercatatsebagai tanda bukti penerimaan surat keberatan.

Pasal 18(1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu

paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal suratkeberatan diterima, harus memberi keputusan ataskeberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk ataskeberatan dapat berupa menerima seluruhnya atausebagian, menolak atau menambah besarnya pajak yangterutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) telah lewat dan Bupati atau pejabat yang ditunjuktidak memberi suatu keputusan, keberatan yangdiajukan tersebut dianggap dikabulkan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan danpenyelesaiaan keberatan, diatur dengan PeraturanBupati.

Pasal 19(1) Wajib pajak dapat mengajukan permohonan banding

hanya kepada Pengadilan Pajak terhadap keputusanmengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati

(2) Permohonan banding sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia,dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga)bulan sejak keputusan diterima, dengan dilampirisalinan dari surat keputusan keberatan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkankewajiban membayar pajak sampai dengan 1 (satu) bulansejak tanggal penerbitan putusan banding.

Page 11: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

11

Pasal 20(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding

dikabulkan sebagian atau seluruhnya kelebihanpembayaran pajak dikembalikan dengan ditambahimbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untukpaling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)dihitung sejak bulan pelunasan sampai denganditerbitkanya SKPDLB.

(3) Dalam hal keberatan wajib pajak ditolak atau dikabulkansebagian, wajib pajak dikenai sanksi administratif berupadenda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajakberdasarkan keputusan keberatan dikurangi denganpajak yang dibayar sebelum mengajukan keberatan.

(4) Dalam hal wajib pajak mengajukan permohonanbanding, sanksi administratif berupa denda sebesar 50%(lima puluh persen) sebagaimana dimaksud dalam ayat(3) tidak dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau tidakdikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai sanksiadministratif berupa denda sebesar 100% (seratuspersen) dari jumlah pajak berdasarkan putusan bandingdikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayarsebelum mengajukan keberatan.

Bagian KelimaTata Cara Pembetulan, Pembatalan, PenguranganKetetapan, dan Penghapusan atau Pengurangan

Sanksi Administratif

Pasal 21(1) Atas permohonan wajib pajak, Bupati atau pejabat yang

ditunjuk karena jabatannya dapat membetulkan SPPT,SKPD, STPD, SKPDLB, atau SKPDN yang dalam

penerbitannya terdapat kesalahan tulis dan/atau hitungdan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentudalam peraturan perundang-undangan perpajakandaerah.

(2) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat :

a. mengurangkan dan menghapuskan sanksiadministrasi berupa bunga, denda, dan kenaikanpajak yang terutang dalam hal sanksi tersebutdikenakan karena kekhilafan wajib pajak atau bukankesalahan wajib pajak.

b. mengurangkan atau membatalkan SPPT, SKPD,STPD, atau SKPDN, SKPDLB, yang tidak benar.

c. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapanpajak yang dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuaidengan tata cara yang ditentukan dalam peraturanperundang-undangan perpajakan daerah.

d. mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajakterutang dalam hal objek pajak terkena bencana alamatau sebab lain yang luar biasa.

e. mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkanpertimbangan kemampuan membayar wajib pajakatau kondisi tertentu objek pajak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penguranganatau penghapusan sanksi administratif dan ataupembatalan ketetapan pajak sebagaimana dimaksudpada ayat (2), diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 12: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

12

BAB VIIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 22

(1) Atas kelebihan pembayaran pajak, wajib pajak dapatmengajukan permohonan pengembalian kelebihanpembayaran kepada Bupati atau Pejabat.

(2) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktupaling lama 12 (dua belas) bulan, sejak diterimanyapermohonan pengembilan kelebihan pembayaran pajaksebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikankeputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat(2) telah dilampaui dan Bupati atau Pejabat tidakmemberikan keputusan, maka pengembalian kelebihanpembayaran dianggap dikabulkan dan SKPDLBditerbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu)bulan.

(4) Apabila wajib pajak mempunyai utang pajak lainnya,kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utangpajak yang dimaksud.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran dilakukan dalamjangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejakditerbitkannya SKPDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran Pajaktersebut dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Bupatimemberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihanpembayaran pajak.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengembaliankelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksudayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IXKEDALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 23(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak menjadi

kedaluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahunterhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali apabilawajib pajak melakukan tindak pidana di bidangperpajakan daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) tertangguh apabila:

a. diterbitkan surat teguran dan/atau surat paksa; atau

b. ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak, baiklangsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan surat teguran dan surat paksasebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggalpenyampaian surat paksa tersebut.

(4) Pengakuan utang pajak secara langsung sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b adalah wajib pajakdengan kesadarannya menyatakan masih mempunyaiutang pajak dan belum melunasinya kepada PemerintahDaerah.

(5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui daripengajuan permohonan angsuran atau penundaanpembayaran dan permohonan keberatan oleh wajibpajak.

Page 13: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

13

(6) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karenahak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsadapat dihapuskan.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusanpiutang pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (6)diatur dengan Peraturan Bupati

BAB XPEMERIKSAAN

Pasal 24

(1) Bupati atau pejabat yang ditunjuk melakukanpemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhankewajiban perpajakan daerah dalam rangkamelaksanakan peraturan perundang-undanganperpajakan daerah.

(2) Wajib pajak yang diperiksa wajib :

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan dokumenyang menjadi dasarnya dan dokumen lain yangberhubungan dengan objek pajak yang terhitung;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempatatau ruangan yang dianggap perlu dan memberikanbantuan guna kelancaran pemeriksaan dan/atau

c. memberikan keterangan yang diperlukan.

(3) Apabila saat pemeriksaan, wajib ajak tidak melakanakankewajiban sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)maka pajak terutang ditetapkan secara jabatan.

(4) Kententuan lebih lanjut mengenai tatacara pemeriksaanpajak diatur dengan Peraturan Bupati

BAB XIINSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 25(1) SKPD yang melaksanakan pemungutan pajak diberikan

insentif atas dasar pencapaian kenerja tertentu.

(2) Besarnya insentif sebagaimana dimaksud ayat (1)ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari realisasipenerimaan pajak pada periode yang sama pada tahunanggaran sebelumnya.

(3) Pemberian insentif sebagai mana yang dimaksud padaayat (1) ditetapkan melalui anggaran pendapatan danbelanja daerah.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara pemberian danpemanfaatan insentif sebagai mana dimaksud pada ayat(1) diatur dengan Peraturan Bupati dengan berpedomankepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIIKETENTUAN KHUSUS

Pasal 26(1) Setiap Pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak

lain segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukankepadanya oleh wajib pajak dalam rangka jabatan ataupekerjaanya untuk menjalankan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlakujuga terhadap tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupatiuntuk membantu dalam melaksanakan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagai mana yangdimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah :

Page 14: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

14

a. pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksiatau saksi ahli dalam sidang pengadilan;

b. pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan olehBupati untuk memberikan keterangan kepada pejabatlembaga negara atau instansi pemerintah yangberwenang melakukan pemeriksaan dalam bidangkeuangan daerah;

(4) Untuk kepentingan daerah, Bupati berwenang memberiizin tertulis kepada pejabat sebagai mana yang dimaksudpada ayat (1) dan tenaga ahli sebagai mana yangdimaksud pada ayat (2) agar memberikan keterangan,memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang wajibpajak kepada pihak yang ditunjuk.

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalamperkara pidana atau perdata, atas permintaan Hakimsesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum AcaraPerdata, Bupati dapat memberikan izin tertulis kepadapejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenagaahli sebagai mana dimaksud pada ayat (2), untukmemberikan dan memperlihatkan bukti tertulis danketerangan wajib pajak yang ada padanya.

(6) Permintaan Hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (5)harus menyebutkan nama tersangka atau namatergugat, keterangan yang diminta, serta kaitan antaraperkara pidana atau perdata yang bersangkutan denganketerangan yang diminta.

BAB XIIIPENYIDIKAN

Pasal 27(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu pada lingkungan

Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagaiPenyidik untuk melakukan penyelidikan tindak pidanadibidang perpajakan daerah, sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahPejabat Pegewai Negeri Sipil tertentu dilingkunganPemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yangberwenang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan menelitiketerangan atau laporan yang berkenaan dengantindak pidana dibidang perpajakan daerah agarketerangan atau laporan tersebut menjadi lebihlengkap dan jelas ;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keteranganmengenai orang pribadi atau badan tentangkebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungandengan tindak pidana perpajakan daerah ;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orangpribadi atau badan sehubungan dengan tindakpidana dibidang perpajakan daerah;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lainberkenaan dengan tindak pidana dibidang perpajakandaerah ;

Page 15: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

15

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkanbahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumenlain, serta melakukan penyitaan terhadap bahanbukti tersebut ;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkamelaksanakan tugas penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah ;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksaidentitas orang, benda, dan/atau dokumen yangdibawa ;

h. memotret seseorang berkaitan dengan tindak pidanaperpajakan daerah ;

i. memangil orang untuk mendengar keterangannya danpemeriksaan sebagai tersangka atau saksi ;

j. menghentikan penyidikan dan/atau;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untukmelancarkan penyidikan tindak pidana dibidangperpajakan daerah sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundang-undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikannya kepada PenuntutUmum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara RepublikIndonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalamUndang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB XIVKETENTUAN PIDAN

Pasal 28Tindak pidana dibidang perpajakan daerah tidak dituntutsetelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun sejak saatterutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak atauberakhirnya bagian tahun pajak atau berakhirnya tahunpajak yang bersangkutan.

Pasal 29(1) Pejabat dan tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang

karena kealpaannya tidak memenuhi kewajibannyamerahasiakan hal sebagaimana yang dimaksud denganpasal 26 ayat (1) ayat (2) dipidana dengan pidanakurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana dendapaling banyak Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah).

(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yangdengan sengaja tidak memenuhi kewajibannyamerahasiakan atau seseorang yang menyebabkan tidakdipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana dimaksuddengan pasal 26 ayat (1) dan ayat (2) dipidana denganpidana kurungan paling lama 2 (dua) Tahun dan pidanadenda paling banyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh jutarupaih)

(3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimanadimaksud ayat (1) dan ayat (2) hanya dilakukan ataspengaduan orang yang kerahasiannya dilanggar.

(4) Tuntutan pidana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) sesuaidengan sifatnya adalah menyangkut dengan kepentinganpribadi seseorang atau badan selaku wajib pajak, karenaitu dijadikan tindak pidana pengaduan.

Page 16: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

16

Pasal 30Denda sebagaimana dimaksud pasal 29 ayat (1) dan ayat (2)merupakan penerimaan negara.

BAB XVKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 31Pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan berdasarkan Undang-UndangNomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunansebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan masihtetap berlaku sampai dengan diberlakukannya PeraturanDaerah ini.

BAB XVIPEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 32

Pengaturan lebih lanjut tentang Pembinaan, pengawasan danpengendalian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan diatur dengan peraturan Bupati.

BAB XVIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 33Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaanperaturan daerah ini diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 34Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari2014.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini dalam Lembaran DaerahKabupaten Kaur.

Ditetapkan di Bintuhanpada tanggal 4 September 2013

BUPATI KAUR,

ttd

HERMEN MALIK

Diundangkan di Bintuhanpada tanggal 4 September 2013

Plt. SEKRETARIS DAERAH

ttd

NANDAR MUNADI, S.SosPembina TK INIP. 19690127 199003 1 004

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KAUR TAHUN 2013 NOMOR : 195

Disalin sesuai dengan aslinyaKEPALA BAGIAN HUKUM

MAWANSYA JUDIN, SHPembina TK I, NIP. 19621107 198803 1 005

Page 17: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

17

PENJELASAN

ATASPERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR

NOMOR 22 TAHUN 2013

TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DANPERKOTAAN

I. U M U M

Pajak Daerah adalah merupakan salah satu sumberpendanaan yang sangat penting dan strategis bagi daerahdalam rangka penyelenggaraan pemerintahan danpembangunan daerah. Untuk itu, sejalan dengan tujuanotonomi daerah penerimaan daerah yang berasal dari pajakdaerah perlu mendapat perhatian serius dan senantiasa perluditingkatkan dari waktu ke waktu. Hal ini dimaksudkan agarperanan pajak daerah dalam memenuhi kebutuhan daerahkhususnya dalam hal penyediaan pelayanan kepadamasyarakat dapat semakin meningkat.

Bahwa berdagh hgsarkan ketentuan Undang-Undang Nomor28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerahpasal 95 ayat (1) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan adalah merupakan kewenangan Daerah. Olehkarena itu sebagai landasan hukum pelaksanaanpemungutannya di Kabupaten Kaur, maka perlu di tuangkandalam Peraturan Daerah yang mengatur secara jelas dan tegasmengenai objek, subjek, dasar pengenaan dan tarif PajakBumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, disamping itujuga diatur hal-hal yang berkenaan dengan administrasipemungutannya.

Dalam penyusunan dan pembentukan Peraturan Daerah ini,disamping berpedoman pada peraturan perundang-undangandi bidang perpajakan daerah, juga harus memperhatikan danmempedomani serta mempunyai keterkaitan denganperaturan perundang-undangan lainnya baik secara eksplisitmaupun implisit, antara lain :1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3209);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang KetentuanUmum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 85, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4740);

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang PenagihanPajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimanatelah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3987);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang PengadilanPajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4489);

Page 18: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

18

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2Cukup jelas.

Pasal 3Ayat (1)

Yang dimaksud dengan kawasan adalah semua tanahdan bangunan yang digunakan oleh perusahaanperkebunan, perhutanan, pertambangan, di tanahyang diberi hak guna usaha perkebunan, tanah yangdiberi hak pengusahaan hutan dan tanah yangmenjadi wilayah usaha pertambangan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksudkan dengan tidak dimaksudkanuntuk memperoleh keuntungan adalah bahwaobjek pajak tersebut diusahakan untukmelayani kepentingan umum, dan nyata-nyatatidak ditujukan untuk mencari keuntungan.Hal ini dapat diketahui antara lain darianggaran dasar dan anggaran rumah tanggadari yayasan sosial, kesehatan, pendidikan,dan kebudayaan nasional. Termasukpengertian ini adalah hutan wisata milik

negara sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.di bidang ibadah, contoh : masjid, gereja,wihara ;di bidang kesehataan, contoh : rumah sakit ;di bidang pendidikan, contoh : madrasah,pesantren ;di bidang sosial, contoh : panti asuhan ;di bidang kebudayaan, contoh : museum,candi.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5Ayat (1)

Penetapan NJOP dapat dilakukan dengan :

Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis,adalah suatu pendekatan/metode penetuan nilai jualsuatu objek pajak dengan cara membandingkannyadengan objek pajak lainnya yang sejenis yangletaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telahdiketahui harga jualnya.

Page 19: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

19

Nilai perolehan baru, adalah suatupendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objekpajak dengan cara menghitung seluruh biaya yangdikeluarkan untuk memperoleh objek pajak tersebutpada saat penilaian dilakukan, yang dikurangidengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik objektersebut.

Nilai jual pengganti, adalah suatupendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objekpajak yang berdasarkan pada hasil produksi objekpajak tersebut.

Ayat (2)Pada dasarnya penetapan NJOP adalah 3 (tiga) tahunsekali. Untuk wilayah tertentu yang perkembanganpembangunan mengakibatkan kenaikan NJOP yangcukup besar, maka penetapan NJOP dapat setahunsekali.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal (6)Cukup jelas

Pasal (7)Nilai jual untuk bumi/dan atau bangunan sebelumditerapkan tarif pajak dikurangi terlebih dahuludengan NJOPTKP sebesar Rp. 25.000.000,00 (DuaPuluh lima juta Rupiah)

Contoh : 1

Wajib Pajak A mempunyai objek pajakberupa :Tanah seluas 800 m2 dengan NJOP per M2 :Bangunan seluas 400 m2 dengan NJOP perm2 :

Besarnya PBB-P2 terutang adalahsebagai berikut:NJOP Bumi 800 x Rp 300.000,-NJOP Bangunan 400 x Rp 350.000,-Total NJOP Bumi dan BangunanNJOPTKPDasar pengenaan pajak (NJOP-NJOPTKP)Tarif Pajak 0,1%PBB-P2 terutang 0,1% x Rp355.000.000,-

Rp. 300.000,-Rp. 350.000,-

Rp. 240.000.000,-Rp. 140.000.000,-Rp. 380.000.000,-Rp. 25.000.000,-Rp. 355.000.000,-

Rp. 355.000,-

Contoh : 2Wajib Pajak B mempunyai objek pajakberupa :Tanah seluas 300 m2 dengan NJOP perM2 :Bangunan seluas 180 m2 dengan NJOPper m2 :Besarnya PBB-P2 terutang adalahsebagai berikut:

NJOP Bumi 300 x Rp 10.000,-NJOP Bangunan 180 x Rp 350.000,-Total NJOP Bumi dan BangunanNJOPTKPDasar pengenaan pajak (NJOP-NJOPTKP)Tarif Pajak :PBB-P2 terutang 0,1% x Rp

Rp. 10.000,-

Rp. 350.000,-

Rp. 3.000.000,-Rp. 63.000.000,-Rp. 66.000.000,-Rp. 25.000.000,-Rp. 41.000.000,-

0,1%Rp. 41.000,-

Page 20: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

20

41.000.000,-

Pasal (8)Cukup jelas

Pasal (9)Ayat (1)

Yang dimaksud dengan 1 (satu) tahun kalenderadalah mulai dari 1 januari sampai dengan 31Desember.

Ayat (2)Saat yang menentukan pajak yang terutang adalahmenurut keadaan objek pajak pada tanggal 1 januari

Contoh:a. Objek pajak pada tanggal 1 Januari 2011 berupa

tanah dan bangunan, pada tanggal 10 Februari2011 bangunannya terbakar, maka pajak terutangtetap berdasarkan keadaan objek pajak padatanggal 1 Januari 2011, yaitu keadaan sebelumbangunan tersebut terbakar.

b. Objek pajak pada tanggal 1 Januari 2011 berupasebidang tanah tanpa bangunan di atasnya. Padatanggal 25 Juli 2011 dilakukan pendataan,ternyata diatas tersebut telah berdiri suatubangunan, maka pajak yang terutang untuk tahun2011 tetap dikenakan berdasarkan keadaan padatanggal 1 Januari 2011, sedangkan terhadapbangunan baru akan dikenakan pada tahun 2012.

Pasal (10)Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Dalam rangka pendataan Wajib Pajak diberikan SPOPuntuk diisi dan dikembalikan kepada Bupati atauPejabat yang ditunjuk. Wajib Pajak yang telahterdaftar pada SKPD pengeloah pajak daerah, tidakwajib mendaftarkan objek pajaknya kecuali kalauWajib Pajak menerima SPOP, maka Wajib Pajakmengisi dan mengembalikan kepada Bupati ataupejabat yang ditunjuk.

Yang dimaksud dengan jelas dan benar adalah :

Jelas, dimaksudkan agar penulisan data yang dimintadalam SPOP dibuat sedemikian rupa sehingga tidakmenimbulkan salah tafsir yang dapat merugikandaerah maupun Wajib Pajak sendiri.

Benar, berarti data yang dilaporkan harus sesuaidengan keadaan yang sebenarnya, seperti luas tanahdan/atau bangunan, tahun dan harga perolehan danseterusnya sesuai dengan kolom-kolom/pertanyaanyang ada pada SPOP.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 11Ayat (1)

SPPT diterbitkan atas dasar SPOP, namun untukmembantu Wajib Pajak SPPT dapat diterbitkanberdasarkan data objek pajak yang sebelumnya telahada pada SKPD pengelolah pajak daerah.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Page 21: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

21

Pasal 12Cukup jelas

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14

Ayat (1)Cukup jelas

Ayat (2)Contoh :SPPT tahun pajak 2012 diterima oleh wajib pajakpada tanggal 2 Maret 2012 dengan pajak yangterutang sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah).Jatuh tempo ditetapkan 6 bulan setelah SPPTditerima. Oleh wajib pajak, dibayar pada tanggal 5Oktober 2012, sehingga terjadi keterlambatanpembayaran selama 2 (dua) bulan.

Terhadap Wajib Pajak tersebut dikenakan sanksiadministratif sebesar 2% (dua persen) perbulan, yakni: 2% x 2 bulan x 100.000,- = Rp 4.000,-Pajak yang terutang yang harus dbayar pada tanggal5 Oktober 2012 adalah :Pokok Pajak + sanksi administratif = Rp 100.000,- +Rp 4.000,- =Rp 104.000,-

Apa bila Wajib Pajak tersebut baru membayar utangpajak pada tanggal 10 November 2012, maka terjadiketerlambatan selama 3 bulan.Terhadap Wajib Pajak tersebut dikenakan sanksiadministratif sebesar 2% (dua persen) perbulan yakni:2% x 3 bulan x Rp 100,000,- = Rp 6.000,-

Pajak terutang yang harus dibayar pada tanggal 10November 2012 adalah :Pokok Pajak + sanksi administratif = Rp 100.000,- +Rp 6.000,- = 106.000,-

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 15Cukup jelas

Pasal 16Cukup jelas

Pasal 17Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan alasan-alasan yang jelasadalah mengemukakan data atau bukti bahwa jumlahpajak yang terutang atau kurang bayar yangditetapkan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yangditunjuk tidak benar.

Ayat (3)

Kepada Wajib Pajak diberi waktu yang cukup (palinglama 3 bulan) untuk mempersiapkan surat keberatanbeserta alasan-alasannya. Apabila ternyata bataswaktu 3 bulan tersebut tidak dapat dipenuhi olehWajib Pajak karena keadaan diluar kekuasaannya(force majeur) maka

Page 22: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

22

tenggang waktu tersebut masih dapatdipertimbangkan untuk diperpanjang.

Pengertian diluar kekuasaannya adalahketerlambatan Wajib Pajak bukan karenakesalahannya, misalnya karena musibah bencanaalam.

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Ayat (6)Cukup jelas

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Cukup jelas

Pasal 20Ayat (1)

Contoh :

SPPT tahun pajak 2012 diterima oleh wajib pajakpada tanggal 2 Maret 2012 dengan pajak yangterutang sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).Oleh Wajib Pajak dibayar tanggal 10 April 2012.

Wajib Pajak mengajukan keberatan atau permohonanbanding kepada Bupati atau pengadilan pajak.Keberatan atau banding dikabulkan dengandikeluarkannya SKPDLB/ Keputusan Pengadilan

Pajak tanggal 10 Desember 2012 (7 bulan setelahtanggal pembayaran) sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratusribu rupiah).

Kelebihan pembayaran pajak dikembalikan kepadaWajib Pajak ditambah imbalan bunga sebesar 2%perbulan.

Wajib Pajak menerima pengembalian dari PemerintahDaerah sebesar:

Kelebihan bayar + Bunga = RP 300.000,- + (2% x7 bulan x Rp 300.000,-)

= Rp 300.000,- + Rp 42.000,-= Rp 342.000,-

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 21

Ayat (1)Pembetulan menurut ayat ini dilaksakan dalamrangka menjalankan tugas pemerintah yang baiksehingga apabila terdapat kesalahan atau kekeliruanyang bersifat manusiawi perlu dibetulkan sebagaimana mestinya. Sifat kesalahan atau kekeliruantersebut tidak mengundang persengketaan antarafiskus dengan Wajib Pajak. Apabila ditemukankesalahan atau kekeliruan baik oleh fiskus maupun

Page 23: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

23

berdasarkan permohonan Wajib Pajak, kesalahanatau kekeliruan tersebut harus dibetulkan.

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan “kekhilafan Wajib Pajak”adalah keadaan Wajib Pajak secara sadar ataulupa atau dalam kondisi tertentu sulit untukmenentukan pilihan dalam memenuhi kewajibanperpajakan daerah.

Huruf bKepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk karenajabatannya dan berlandaskan unsur keadilandapat mengurangkan atau membatalkan SPPT,SKPD, SKPDLB, atau STPD yang tidak benar.Misalnya Wajib Pajak yang ditolak pengajuanpengurangannya karena tidk memenuhipersyaratan formal (memasukan suratpermohonan keberatan atau pengurangan tidakpada waktunya) meskipun persyaratannya materilterpenuhi.

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 22

Ayat (1)Untuk pengembalian kelebihan pembayaran pajak,Wajib Pajak harus mengajukan permohonan denganmenyebutkan sekurang-kurangnya :c. Nomor Objek pajak (NOP)d. Tahun Pajake. Besar kelebihan pajakf. Dokumen atau keterangan yang menjadi dasar

pembayaran pajak;g. Perhitungan pajak menurut Wajib Pajak.h. Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

pajak diproses setelah terlebih dahulu dilakukanpemeriksaan kepada Wajib Pajak untukmengetahui kebenaran atas permohonan tersebut.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Ayat (6)Cukup jelas

Ayat (7)Cukup jelas

Pasal 23Ayat (1)

Page 24: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

24

Saat Kedaluarsa penagihan pajak ini perlu ditetapkanuntuk memberi kepastian hukum kapan utang pajaktersebut tidak dapat ditagih lagi. kedaluarsapenagihan pajak 5 (lima) tahun dihitung sejak SPPT,atau STPD diterbitkan.

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonanpembetulan, keberatan, banding atau peninjauankembali, kedaluarsa penagihan pajak 5 (lima) tahundihitung sejak tanggal penerbitan surat KeputusanPembetulan, surat Keputusan Keberatan, PutusanBanding, atau Keputusan Peninjauan Kembali.Perhitungan kedaluarsa penagihan pajak tersebut diatas tidak dapat diberlakukan kepada Wajib Pajakapabila melakukan tindak pidana dibidangperpajakan daerah.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)CUkup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Ayat (6)Cukup jelas

Ayat (7)Cukup jelas

Pasal 24

Ayat (1)

Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam rangkapengawasan kepatuhan pemenuhan kewajibanperpajakan daerah berwenang melakukanpemeriksaan untuk :

a. menguji kepatuhan pemenuhan kewajibanperpajakan Wajib Pajak;

b. dalam rangka melaksanakan ketentuan praturanperundang- undangan perpajakan daerah.

Pemeriksaan dapat dilakukan di kantor (pemeriksaankantor) atau ditempat “Wajib Pajak” (pemeriksaanlapangan) yang ruang lingkup pemeriksaannya, baikuntuk tahun-tahun yang lalu maupun tahunberjalan.

Pelaksanaan pemeriksaan dalam rangka mengujipemenuhan kewajiban perpajakan WAJIB PAJAKdilakukan dengan menelusuri kebenaran data SPOP.

Pemeriksaan lapangan dapat berupa penugasanpetugas untuk melaksanakan kegiatan gunamendapatkan data riil yang sesungguhnya.

Ayat (2)

Kewajiban yang harus dipenuhi Wajib Pajak yangdiperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat inidisesuaikan dengan tujuan dilakukannyapemeriksaan baik dalam rangka menguji kepatuhanpemenuhan kewajiban perpajakan maupun untuktujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan daerah.

Berdasarkan ayat ini Wajib Pajak yang diperiksa jugamemiliki kewajiban memberikan kesempatan kepadapemeriksa untuk memasuki tempat atau ruangan

Page 25: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

25

yang merupakan tempat penyimpanan dokumen,uang dan/atau barang yang dapat memberi petunjuktentang kebenaran data SPOP.

Dalam hal petugas pemeriksaan membutuhkanketerangan lain selain dokumen, data ataupuninformasi lainnya, Wajib Pajak harus memberikanketerangan lain yang dapat berupa keterangantertulis dan/atau keterangan lisan.

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 25Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “SKPD” yang melaksanakanpemungutan adalah dinas/badan/lembaga yangtugas pokok dan fungsinya baik secara langsungmaupun tidak langsung melaksanakan pemungutanpajak.

Yang dimaksud dengan “Kinerja Tertentu” adalahpencapaian target penerimaan Pajak yang ditetapkandalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahyang dijabarkan secara triwulanan dalam PeraturanBupati.

Ayat (2)Insentif dalam tahun anggaran dapat diberikanapabila memenuhi target kinerja sebagaimana ayat(1), besarnya insentif dihitung dengan mengalikanprosentase insentif yakni sebesar 5% dengan realisasipenerimaan pajak pada periode yang sama padatahun anggaran sebelumnya.

Contoh:

Target Kinerja pada tahun anggaran (Tahun 2013)pada periode Triwulan I (31 maret 2014) ditetapkan25% dari target Rp. 400.000.000,- atau Rp.50.000.000,-Realisasi Pajak PBB-P2 Pada tanggal 31 Maret 2014sebesar Rp. 60.000.000,- :

(Realisasi > Target Kinerja)= Target kinerjatercapai

Apabila Realisasi Pajak PBB-P2 pada periode yangsama tahun sebelumnya (31 maret Tahun 2011)adalah sebesar Rp. 30.000.000,-, maka besarnyainsentif Pajak triwulan I Tahun 2012 adalah sebesar5% x Rp. 30.000.000,- = Rp. 1.500.000,-

Ayat (3)Pemberian besarnya insentif dilakukan melaluiPembahasan dalam APBD setiap tahun anggaran.

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 26Ayat (1)

Setiap Pejabat, baik petugas pajak maupun merekayang melakukan tugas dibidang perpajakan daerahdilarang mengungkapkan kerahasian Wajib Pajakyang menyangkut masalah perpajakan daerah, antaralain:a. laporan keuangan dan hal-hal yang dilaporkan

oleh Wajib Pajak;b. Data yang diperoleh dalam rangka pelaksanaan

pemeriksaan;

Page 26: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

26

c. Dokumen dan/atau data yang diperoleh dari pihakketiga yang bersifat rahasia;

d. Dokumen dan/atau rahasia Wajib Pajak sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undanganyang berkenaan.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan tenaga ahli antara lain; ahlibahasa, akuntan dan pengacara yang ditunjuk olehBupati untuk membantu pelaksanaan peraturanperundang-undangan perpajakan daerah.

Ayat (3)Keterangan yang dapat diberitahukan adalahidentitas Wajib Pajak dan informasi yang bersifatumum tentang perpajakan daerah.Identitas Wajib Pajak meliputi :a. Nama Wajib Pajak;b. Nomor Objek Pajak (NOP)c. alamat Wajib Pajak/Penanggung pajakd. alamat Kegiatan Usahae. Jenis kegiatan usaha Wajib Pajak

Informasi yang bersifat umum tentang perpajakandaerah meliputi :a. penerimaan pajak secara globalb. penerimaan pajak secara jenis pajakc. jumlah Wajib Pajak yang terdaftard. register permohonan wajib Pajake. tunggakan pajak secara global

Ayat (4)

Untuk kepetingan daerah, misalnya dalam rangkauntuk penyidikan, penuntutan atau dalam rangkamengadakan kerja sama dengan instansi PemerintahProvinsi atau Kabupaten/Kota lain, keterangan atau

bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak dapatdiberikan atau diperlihatkan kepada pihak tertentuyang ditunjuk oleh Bupati.

Dalam surat izin yang diterbitkan oleh Bupati harusdicantumkan nama Wajib Pajak, nama pihak yangditunjuk, dan nama pejabat ahli, atau tenaga ahliyang diizinkan untuk memberikan keterangan ataumemperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang WajibPajak. Pemberian izin tertulis dilakukan secaraterbatas dalam hal-hal yang dipandang oleh Bupati.

Ayat (5)Untuk Melaksanakan Pemeriksaan pada sidangpengadilan dalam perkara pidana atau perdata yangberhubungan dengan masalah perpajakan daerah,demi kepentingan peradilan Bupati memberikan izinpembebasan atas kewajiban kerahasiaan kepadapejabat pajak dan tenaga ahli sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) atas permintaan tertulisHakim ketua sidang.

Ayat (6)Ketentuan ayat ini merupakan pembatasan danpenegasan bahwa keterangan perpajakan daerah yangdiminta hanya mengenai perkara pidana atau perdatatentang perbuatan atau peristiwa yang menyangkutbidang perpajakan daerah dan hanya terbatas padatersangka yang bersangkutan.

Pasal 27Cukup jelas

Pasal 28Cukup jelas

Page 27: BUPATI KAUR LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH …bengkulu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/...1 lembaran daerah kabupaten kaur tahun 2013 nomor 195 peraturan daerah kabupaten kaur

27

Pasal 29Ayat (1)

Pengenaan pidana kurungan dan pidana dendakepada pejabat tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupatidimaksudkan untuk menjamin bahwa kerahasiaanmengenai perpajakan daerah tidak akandiberitahukan kepada pihak lain, juga agar WajibPajak dapat memberikan data dan keterangan kepadapejabat mengenai perpajakan daerah tidak ragu-ragu.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 30Cukup jelas

Pasal 31Cukup jelas

Pasal 32Cukup jelas

Pasal 33Cukup jelas

Pasal 34Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KAURNOMOR : 10