militer dan politfik di masa orde lama dan orde baru

Upload: waritsa-yolanda

Post on 02-Mar-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    1/25

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji dan syukur kehadirat Allah Swt untuk rahmat, bimbingan dan hidayah-Nya, makalah

    ini akhirnya dapat diselesaikan dalam tepat waktu dan tidak lupa penyusunmengucapkan terima

    kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

    Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu referensi, acuan maupun

    pedoman bagi pembaca dalam mempelajari tentang peran militer dalam politik di masa orde

    lama dan orde baru.

    arapan penyusun, semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

    pengalaman bagi para pembaca.Penyususn mengakui bahwa makalah ini belum sempurna. !leh

    karena itu, tim penyusun berharap kepada pembaca supaya dapat memeberi masukkan serta

    komentar yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga penyusun dapat

    memperbaiki susunan maupun isi dari makalah ini menjadi lebih baik untuk ke depannya.

    Pekanbaru, " April "#$%

    Penulis

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    2/25

    DAFTAR ISI

    Contents

    KATA PENGANTAR........................................................................................................

    DAFTAR ISI..................................................................................................................

    BAB I...........................................................................................................................

    PENDAHULUAN...........................................................................................................

    1.1. Latar Belakang.................................................................................................

    1.2. Rumusan asala!............................................................................................

    1.". Tu#uan Penul$san...............................................................................................

    1.%. an&aat Penul$san............................................................................................

    1.'. et()(l(g$ Penul$san........................................................................................

    BAB II..........................................................................................................................

    PEBAHASAN.............................................................................................................

    2.1. La!$rn*a Tentara Nas$(nal In)(nes$a................................................................

    2.1. Asal+mula Peranan P(l$t$k Tentara....................................................................

    2.2. Tentara se,aga$ Kekuatan P(l$t$k 1-%'+1-'....................................................

    2.2.1. asa Dem(kras$ Parlementer....................................................................

    2.2.2. TNI+AD )an /atu!n*a Ka,$net Al$................................................................

    2.2.". un0uln*a $l$ter se,aga$ Kekuatan P(l$t$k a)a asa Trans$s$

    1-'+1-'-..........................................................................................................

    2.2.%. P(l$t$k setela! RI Kem,al$ ke Un)ang Un)ang Dasar 1-%'.......................

    2.". Kr$s$s Nas$(nal 1-'+1- )an Ben$! D(m$nas$ P(l$t$k 3le! $l$ter................

    2.".1. Ku)eta Ber)ara! )an PKI..........................................................................

    2.".2. Tam$ln*a /en)eral S(e!art( se,aga$ F$gure+Hea) TNI+AD.......................

    2.".". Gerakan "4 Setem,er D$gagalkan.........................................................

    2.%. Surat Per$nta! 11 aret..............................................................................

    2.'. Penge,$r$an Parta$+Parta$ P(l$t$k......................................................................

    BAB III.......................................................................................................................

    PENUTUP..................................................................................................................

    ".1. Kes$mulan.....................................................................................................

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    3/25

    DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    4/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Salah satu organ yang perlu dimiliki pemerintah suatu Negara adalah militer,

    yang merupakan suatu kelompok orang-orang yang diorganisir dengan disiplin untuk

    melakukan pertempuran, yang diperbedakan dari orang-orang sipil. &iner

    mengemukakan tujuan pokok adanya militer dalam suatu Negara yaitu' untuk

    bertempur dan memenangkan peperangan guna mempertahankan dan memelihara

    eksistensi Negara.$&ungsi militer di dalam Negara adalah melakukan tugas dibidang

    pertahanan dan keamanan, yang disebut (fungsi militer).Sedangkan tugas tugas di

    luar bidang pertahanan dan keamanan negara menjadi tugas golongan sipil."

    Akan tetapi, kaum militer di Negara berkembang dalam kadar yang berbeda-beda dan

    dengan *ariasi yang bermacam-macam melakukan fungsi sosial dan politik, memikul

    tugas-tugas sipil, bahkan memegang peranan politik yang dominan melebihi kaum

    sipil. Ada beberapa sebab yang mendorong militer secara aktif memasuki arena politik

    dan memainkan peranan politik.&actor-faktor ini lebih terletak pada kehidupan politik

    atau system politik, bukan pada militer, dan dikelompokkan menjadi tiga. +Pertama,

    rangkaian-sebab yang menyangkut adanya ketidakstabilan system politik. eadaan

    seperti ini akan menyebabkan terbukanya kesempatan dan peluang yang besar untuk

    menggunakan kekerasan di dalam kehidupan politik. System politik yang peka ini

    pula yang paling sering mengakibatkan timbulnya hal-hal yang mendikreditkan

    pemerintahan sipil.

    edua, rangkaian-sebab yang bertalian dengan kemampuan golongan militer untuk

    mempengaruhi atmosfir kehidupan politik, bahkan untuk memperoleh peranan-

    peranan politik yang menentukan.alam beberapa hal, dominasi militer di dalam

    politik justru (diundang) atau dipermudah oleh golongan sipil.al ini dilakukan

    karena militer diperlukan untuk menghadapi musuh dari luar atau guna mengatasi

    pergolakan di dalam negeri.apasitas militer dalam mempengaruhi kehidupan politik

    bergantung pada kecakapan, perlengkapan dan persenjataan yang dimilikinya.Namun

    1S.E5 F$ner.The Man On Horseback: The Role of the Military in

    Politics. 6Ne7 8(rk5 N.8.9 Fre)er$0k. A. Praeger5 1-2:5 !al. .

    2 8a!*a A. u!a$m$n. Perkem,angan $l$ter )alam P(l$t$k )$

    In)(nes$a 1-%'+1-'.68(g*akarta9 Ga#a! a)a Un$;ers$t* Press5

    244':5 Hal. 2.

    "/(!n P. L(;ell )an a$rs9 Un$;ers$t* (& Br$t$s!

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    5/25

    tidak dapat dipastikan adanya hubungan langsung antara kemampuan berpolitik kaum

    militer dengan tingkah-laku politik militer.

    etiga, rangkaian-sebab yang berhubungan dengan political perspectiveskaum

    militer./ang paling menonjol dari perspektif politik mereka adalah peranan dan status

    mereka di masyarakat, dan juga persepsi mereka terhadap kepemimpinan kaum sipil

    dan terhadap system politik secara keseluruhan. alam suatu keadaan di mana

    kepemimpinan politik sipil dianggap oleh mereka itu tidak beres, korup, lemah dan

    tidak mampu melaksanakan tugas-tugas pokok pemerintahan maka drongan untuk

    melakukan inter*ensi ke dalam politik oleh golongan militer akan besar.0

    Pada Negara di mana lembaga militer relati*e telah berkembang mantap dan sudah

    memiliki pola perkembangan tersendiri, para perwiranya tidak mau mengambil

    tindakan politik yang berarti, atau tidak mau mengambil-alih kekuasaan

    pemerintahan. Alasan mereka biasanya adalah partispasi mereka secara intensif di

    dalam politik akan mengancam profesionalisme kemiliteran mereka.%

    1erdapat alasan subyektif yang mendorong militer memasuki dunia politik, hal ini

    disebut mood.Ada dua elemen dalam hal ini. Satu, kaum militer menyadari dirinya

    memiliki kekuatan tidak terkalahkan di dalam masyarakatnya sehingga mereka

    merasa tidak akan ada yang mampu mencegah tindakannya. ua, berkaitan dengan

    yang pertama, yaitu adanya perasaan dendam atau rasa kecewa pada kalangan militer

    terhadap rakyat sipil karena harga-dirinya yang tinggi tadi merasa tersinggung oleh

    kelompok masyarakat lainnya atau pemerintaha sipil.2adi hal ini sepenuhnya

    menyangkut hal pikologis.

    1.2. Rumusan asala!

    3erdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan rumusan

    masalahnya sebagai berikut' "Baga#mana Peran serta #l#ter $alam P%l#t#k $#

    asa &r$e Lama $an &r$e Baru '(

    1.). Tu*uan Penul#san

    Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut'

    $. 4akalah ini ditulis dengan tujuan untuk pengumpulan tugas mata

    kuliah Sistem Politik 5ndonesia.

    % I,$).

    ' I,$).

    Samuel P. Hunt$ngt(n. The Soldier and the State: The Theory and

    Politics of Civil-Military Relations. 6

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    6/25

    ". 6ntuk mengetahui peran militer dalam politik di masa orde lama dan

    orde baru.

    1.+. an,aat Penul#sanPenulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai'

    $. 3ahan informasi dan kajian bagi akademisi terkait peran militer dalam

    politik di masa orde lama dan orde baru, khususnya mahasiswa

    ubungan 5nternasional se-5ndonesia.

    ". 4anfaat praktis' di mana dalam manfaat praktisnya penulisan makalah

    ini diharapkan untuk mengajukan penelitian selanjutnya seperti'

    penulisan tugas-tugas selanjutnya, proposal dan skripsi.

    1.-. et%$%l%g# Penul#sanalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan.

    7ara-cara yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi pustaka' dalam

    metode penulisan ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan

    makalah ini seperti' majalah berita, buku referensi, artikel, jurnal dan berbagai jenis

    buku lainnya, serta berbagai sumber dari internet yang berhubungan dengan militer

    dan politik di masa orde lama dan orde baru serta sesuai dengan tema makalah ini.

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    7/25

    BAB II

    PEBAHASAN

    2.1. La!#rna Tentara Nas#%nal In$%nes#a

    Proklamasi emerdekaan 5ndonesia, tanggal $8 Agustus $90, adalah sumberdaripada seluruh tatanan dan kehidupan politik bagi 5ndonesia sebagai Negara

    baru.Sehari setelah pernyataan kemerdekaan itu, Panitia Persiapan emerdekaan

    5ndonesia mulai mengadakan tiga kali sidang untuk membicarakan hal-hal yang urgen

    sehubungan dengan telah berdirinya :eublik 5ndonesia.

    alangan pemuda dan pejuang bersenjata mempunyai anggapan yang kuat,

    bahwa adalah suatu kelambatan dan kesalahan besar yang dilakukan pimpinan

    kemerdekaan, bahwa Proklamasi emerdekaan itu tidak serta merta juga disertai

    dengan pernyataan atau dekrit oleh pimpinan Negara dan re*olusi untuk menjadikan

    bekas-bekas eiho dan P;1A menjadi tentara nasional sebagai Angkatan Perang

    Negara yang merupakan aparat *ital yang menentukan tegak rubuhnya serta timbul

    tenggelamnya Negara.8

    1N5 adalah tentara yang menciptakan diri sendiri

    2.1. Asal/mula Peranan P%l#t#k Tentara

    Persepi tentara mengenai dirinya sebagai kekuatan politik berasal dari perbedaan yang

    kabur tentang fungsi militer dan fungsi politik dalam masa perang kemerdekaan

    melawan 3elanda.Sifat perjuangan itu bersifat politik sekaligus militer.Para pemudayang waktu itu mngangkat senjata melawan 3elanda tidak didorong oleh keinginan

    untuk membina karir dalam kehidupan militer, tetapi oleh semangat patriotic yang

    dinyatakan terhadap republik yang telah diproklamasikan oleh para politisi dari

    kalangan nasionalis.Watak perjuangan tersebut selanjutnya telah memperkuat

    kecondongan golongan militer ke soal-soal politik.1iadanya tradisi yang apolitis di

    8a!*a A. u!a$m$n5 (. 0$t.5 !al. 22+2".

    ? Sal$m Sa$)5 enesis of Po!er" eneral S#dir$an and The

    %ndonesian Military in Politics: &'()-&'('5 S$ngaura )an /akarta9ISEAS )an Pustaka S$nar Haraan5 1--15 !al. '.

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    8/25

    kalangan tentara lebih memudahkan para pemimpin tentara memainkan peran-peran

    mereka semacam re*olusi.9

    Para akademisi lulusan 3elanda yang bertolak dari paham 3arat mengindoktrinasi

    agar tentara bersikap netral dalam politik, para pemimpin tentara nonprofessional

    yang dilatih 2epang menganggap tidak perlu merasa enggan untuk terlibat dalam

    dunia politik, sementara para pemuda yang memasuki kesatuan-keatuan laskar sering

    pula menjadi anggota-anggota salah satu organisasi politik atau organisasi yang lain.

    engan demikian, terdapat pemimipin-pemimpin korps termasuk beberapa komandan

    yang berpandangan bahwa angkatan bersenjata adalah alat Negara yang bersifat non-

    politik, sementara banyak pula yang merasa siap memasuki gelanggang perpolitikan.

    ingga pada akhirnya, kejadian-kejadian antara tahun $90% dan $90> telah

    memberikan pengaruh amat luas, baik terhadap system politik 5ndonesia secara

    keseluruhan maupun peranan Angkatan arat di dalamnya. eadaan darurat perang

    telah membuka jalan bagi perluasan yang cepat dari peranan tentara bukan saja di

    bidang politik tetapi juga di bidang-bidang administrasi umum dan pengelolaan

    ekonomi. Setelah membuktikan bahwa tentara adalah kekuatan yang tak mungkin

    terelakkan dalam menghadapi krisis yang ditimbulkan oleh pemberontakkan,

    pimpinan tentara telah menegaskan pula tuntutannya akan peran yang lebih kuat

    dalam pemerintahan.

    2.2. Tentara se0aga# Kekuatan P%l#t#k 1+-/1-

    1entara 5ndonesia tidak pernah membatasi dirinya hanya sebagai kekuatan

    militer.Para perwira beranggapan bahwa peranan mereka di bidang politik sesewaktudiperlukan, tetapi mereka tidak pernah muncul sebagai kekuatan politik yang utama di

    tengah-tengah arena. Namun, sepadan dengan kelemahan kehidupan politik yang

    disebabkan oleh system parlementer yang makin lama makin nyata, telah memperkuat

    keyakinan di kalangan perwira-perwira militer bahwa mereka juga memiliki beban

    tanggung jawab untuk campur tangan agar Negara dapat diselamatkan.$#

    alam seminar pertama yang diselenggarakan pada bulan April $9%0, tentara

    mencetuskan sebuah doktrin yang menyatakan bahwa angkatan bersenjata memiliki

    peranan rangkap yaitu sebagai (kekuatan militer) dan (kekuatan sosial politik).

    Sebagai (kekuatan sosial politik), kegiatan-kegiatan tentara meliputi bidang-bidang(ideology, politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan).$$

    - Har(l)

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    9/25

    2.2.1. asa Dem%kras# Parlementer

    Peristiwa $8 !ktober $90" serta kejadian yang mengawali dan mengakhirinya,

    mungkin dapat dilihat sebagai suatu peristiwa yang paling dapat menjelaskan awal

    keterlibatan kembali tentara dalam percaturan politik pada masa ini. Pada saat itu

    terjadi demonstrasi di gedung parlemen, demonstrasi dilakukan oleh sekitar 0###

    orang dan kemudian bertambah sampai sekitar +#.### orang?$"@. emonstrasi ini

    kemudian bergerak ke istana presiden, dimana massa menuntut pembubaran parlemen

    dan menggantinya dengan parlemen baru, serta menuntut segera dilaksanakannya

    pemilihan umum.

    Peristiwa ini dipicu oleh mosi 4anai Sophiaan, Sekretaris 2enderal PN5, yang diawali

    oleh serangkaian kegiatan politik di parlemen yang menurut penilaian 1N5 telah

    mencampuri teknis militer. 4osi 4anai Sophiaan bermula dari rencana 1N5 untuk

    me-reorganisasi 1N5 menjadi tentara 5ndonesia yang profesional dan (to transform

    the existing army into highly trained core army)?$+@. :encana ini disetujui dan

    didukung oleh 4enteri amengkubuwono, namun rencana demobilisasi ini ditentang

    oleh olonel 3ambang Supeno yang pada bulan 2uli $90" kemudian mendesak

    kepada Presiden Sukarno untuk mengganti epala Staf Angkatan arat olonel A..

    Nasution. Akibat konflik intern Angkatan arat ini, olonel 3ambang Supeno

    kemudian dipecat. Sementara itu, persoalan ini ternyata telah menjadi sorotan

    parlemen Komisi Pertahanansehingga akhirnya masalah ini menjadipolitical issue,

    yang memancing munculnya serangkaian mosi di parlemen. 1anggal "> September

    $90", ainal 3aharuddin

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    10/25

    tanggal $ !ktober $90" muncul mosi ketiga yang dimotori oleh Sekjen PN5, 4anai

    Sophiaan yang didukung oleh N6

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    11/25

    Simatupang.?$8@ ari pertemuan tersebut terungkap bahwa tentara

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    12/25

    merupakan manuver politik TNI ?"#@ yang gagal, karena Presiden Sukarno sampai

    akhir pertemuan dengan pimpinan 1N5 menolak untuk melakukan tindakan diktator

    dengan membubarkan parlemen seperti yang diharapkan oleh 1N5. Namun peristiwa

    ini tidaklah hanya sampai disitu saja, masalah ini berekor panjang dikemudian hari

    dan menjadi inspirasi bagi para pimpinan 1N5 untuk kembali ke dalam gelanggang

    politik.

    2.2.2. TNI/AD $an 4atu!na Ka0#net Al#

    Pada tanggal " 4ei $900, seminggu setelah onferensi Asia Afrika digelar, SA

    3ambang Sugeng mengundurkan diri dari jabatannya, didorong oleh

    ketidakmampuannya melaksanakan amanat Piagam /ogya sebagai buntut dari

    penyelesaian peristiwa $8 !ktober. 6ntuk menduduki jabatan tersebut, kabinetberketetapan akan mengangkat salah satu perwira dari (kelompok anti $8 !ktober)

    dan segera mengajukan calon-calonnya, namun pimpinan 1N5 A menjelang akhir

    4ei menegaskan bahwa pengisian dan pengangkatan SA harus didasarkan pada

    senioritas dan kecakapan sejalan dengan kepentingan militer."$1etapi kemudian

    kabinet Ali memutuskan untuk mengangkat olonel 3ambang 6tojo menjadi SA

    yang baru, yang sebenarnya pada saat itu senioritasnya masih rendah. Pimpinan 1N5

    menolak keputusan tersebut, dan menganacam akan melakukan boycott terhadap

    pengangkatan 3ambang 6tojo apabila tetap akan dilaksanakan. Pada hari

    pengangkatan olonel 3ambang 6tojo dengan suatu upacara pelantikan sebagai

    SA, dengan pangkat 4ayor 2enderal, Pimpinan 1N5 dan para perwira yang

    diundang memboikotnya atas perintah Pejabat SA ulkifli Cubis, dan Cubis

    menolak untuk menyerahkan otoritasnya kepada 3ambang 6tojo. Pemerintah

    kemudian melalui menteri pertahanan 4r. 5wa usuma Sumantri atas instruksi dari

    Presiden Sukarno bertindak dengan memecat Cubis dari segala jabatannya. olonel

    24L$!at em,a!asan er$st$7a 1 3kt(,er se0ara lengka a)a

    karangan Her,ert Fe$t!5 The *ilo+o Cabinet,5 !al 14+12. L(u$s

    F$s0!er erna! menan*akan #uga er$st$7a $n$ kea)a a*(r

    /en)eral A.H. Nasut$(n a)a tanggal 1? e$ 1-'?5 )an Nasut$(n

    )alam $nter;$e7 mengatakan5 ,a!7a er$st$7a terse,ut a)ala!

    se,aga$ half a co#+5 L$!at L(u$s F$s0!er5 (. 0$t.5 !al 21 )an 2?-.

    21L$!at )(kumen P$agam keutu!an Angkatan Darat Reu,l$k

    In)(nes$a )alam ,uku Se#ara! Tentara Nas$(nal In)(nes$a5 /akarta5a,es TNI5 Buku Ke)ua5 1---.

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    13/25

    Cubis tidak menggubris pemecatan itu dengan menyatakan bahwa dia didukung oleh

    seluruh perwira omandan 1eritorium, serta seluruh pimpinan 1N5. Akhirnya

    timbullah polemik dimana para pimpinan 1N5 disatu pihak dan Pemerintah di pihak

    yang lain tetap berkeras pada keputusan masing-masing. Sementara itu, ternyata

    keputusan politik pemerintah terhadap 1N5 A itu ditentang oleh partai-partai, dan

    bahkan partai-partai pemerintah di Parlemen mengajukan mosi tidak percaya atas

    keputusan tersebut, serta menuntut agar menteri-menterinya ditarik dari kabinet.

    anya PN5 dan P5-lah yang tetap mendukung keputusan tersebut, dan menyuarakan

    dalam media massa tentang adanya bahaya diktator militer.""

    arena masalah ini berlarut-larut, maka pada tanggal $+ 2uli $900, menteri

    5wa usuma Sumantri mengundurkan diri, sehingga mengakibatkan krisis politik

    yang demikian hebat dan memaksa Ali Sastroamidjojo menyerahkan mandatnya

    kembali kepada Pejabat Presiden 4ohammad atta pada tanggal " 2uli

    $900."+Walaupun apabila dilihat dari mekanisme sistem politik kabinet Ali jatuh

    karena partai-partai politik dan parlemen, namun pada hakikatnya momentum

    jatuhnya kabinet Ali adalah karena Angkatan arat. an sejak saat itulah Angkatan

    arat secara de facto merupakan suatu kekuatan politik yang mulai aktif memainkan

    peranannya.

    2.2.). un5ulna #l#ter se0aga# Kekuatan P%l#t#k 3a$a asa Trans#s# 1-6/

    1-

    Profesor &iner berpendapat mengenai peranan politik yang mungkin dimiliki oleh

    4iliter, bahwa sekalipun militer memiliki political strenght, namun 4iliter sebagai

    suatu institusi menderitapolitical weaknessyang lebih besar, yaitu bahwa walaupun

    militer pada suatu ketika telah merupakan suatu kekuatan politik de facto

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    14/25

    kaum sipil tidak mau mengakui keadaan itu, dan kewibawaannya tidak diakui kaum

    sipil.

    Pada masa transisi di dalam kehidupan politik di 5ndonesia ini 1entara

    Nasional 5ndonesia melalui 4ayor 2enderal A. . Nasution sebagai SA, menitik

    beratkan tindakannya untuk mengurangi, dan bahkan untuk menghilangkan kerapuhan

    politis yang merupakan kelemahan paling fundamentil yang ada pada 1N5. an

    2enderal Nasution menitik beratkan usahanya untuk mendapatkan legitimacy atau

    (dasar hukum) bagi 1N5 untuk melakukan peranan-peranan non-militer dalam hal ini

    peranan politik yang selama ini belum dimiliki 1N5.

    Pada bulan !ktober $90%, Presiden Sukarno menawarkan alternatif sistem

    pemerintahan (emokrasi 1erpimpin), yang merupakan konsepsinya sendiri yang

    kemudian pada tanggal "$ Pebruari $908, Sukarno mengemukakan konsepnya

    dihadapan pimpinan-pimpinan organisasi sipil dan militer di 5stana Negara?"@.

    6sulan-usulan Sukarno dalam rangka pelaksanaan ide emokrasi 1erpimpin adalah

    pertama, dibentuk kabinet baru yang mencakup semua partai besar G termasuk P5,

    kedua, dibentuk suatu badan penasehat tertinggi yang anggotanya terdiri dari seluruh

    wakil golongan fungsionil di dalam masyarakat?"0@. Akibat konsepsi yang

    dilemparkan oleh 3ung arno tersebut, timbullah reaksi pro dan kontra yang luar

    biasa dikalangan masyarakat dan terutama di kalangan partai-partai politik, sehingga

    muncul polarisasi antara dua kekuatan yang pro Sukarno maupun yang kontra

    Sukarno. 3ahkan daerah-daerah sudah banyak yang kemudian semakin keras

    menentang pemerintah pusat dan diantaranya menyatakan daerah kekuasaannya

    dalam keadaan darurat perang?"%@. 4elihat pimpinan pusat 1N5 yang terus berdiam

    diri sehubungan dengan gagasan politik Sukarno, hal bagi Sukarno menunjukkan

    keinginan 1N5 secara tersirat untuk (mendapatkan lebih banyak porsi kekuasaan).

    Sehingga ketika 2enderal Nasution tidak berhasil mengkompromikan kaum daerah

    2% Sama$ )$ s$n$5 t$n)akan Pres$)en Sukarn( )engan t$)ak !an*a

    mengun)ang arta$ (l$t$k5 namun #uga mengun)ang $!ak m$l$ter5

    menun#ukkan kea)a k$ta ,a!7a m$l$ter tela! mem$l$k$ kekuatan

    (l$t$k )$kalangan $m$nan nas$(nal la$nn*a5 7alauun ,elum

    mem$l$k$ aa *ang )$namakan S.E. F$nerA#thority

    2' Ka,$net $n$ )$usulkan ,ernama Ka,$net G(t(ng R(*(ng5 )an

    ,a)an enase!at *ang )$maksu) (le! Sukarn(5 )$usulkan ,ernama

    De7an Nas$(nal. L$!at K(nses$ Bung Karn(5 Pen#ulu! Agama9D$sek$tar K(nses$ Bung Karn(5 D#akarta5 1-'5 !al '+.

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    15/25

    dengan pusat, dan lalu mendesak Presiden Sukarno agar menyatakan seluruh wilayah

    negara berlaku (keadaan darurat perang), Sukarno-pun lalu mendesak Perdana

    4enteri Ali, yang pada saat itu memng tidak mampu lagi menghadapi tantangan yang

    ada, untuk menyetujui peraturan negara dalam keadaan darurat perang. Sehingga

    pada tanggal $ 4aret $908, sesaat sebelum Perdana 4enteri Ali menyerahkan

    mandatnya kembali kepada Presiden, dia menandatangani sebuah dekrit yang

    menatakan (keadaan darurat perang) untuk seluruh negara. Pada hari itu juga

    Presiden Sukarno mengumumkan Negara dalam keadaan daruratHbahaya perang, atau

    S.!.3?"8@.

    S!3 inilah yang akhirnya memberikan dasar hukum legitimacy kepada militer, untuk

    melakukan tindakan-tindakan non-militer khususnya tindakan politik.

    Setelah kabinet Ali kedua jatuh, Presiden menunjuk Suwirjo untuk membentuk

    kabinet, namun upaya inipun gagal sehingga akhirnya Sukarno menunjuk dirinya

    sendiri sebagai (warganegara Sukarno) menjadi formatir guna membentuk suatu

    kabinet darurat. Sukarno berhasil membentuk kabinet dengan 5r. juanda

    artawidjaja sebagai Perdana 4enteri merangkap sebagai 4enteri Pertahanan, dan

    kabinet tersebut diberi nama abinet erja. alam proses pemilihan anggota abinet

    erja tersebut, terlihat dengan kentara bahwa militer telah dijadikan landasan utama

    oleh pemerintah, dengan mengurangi peranan partai-partai politik serta parlemen, dan

    2 Pangl$ma K(man)( Daera! $l$ter II5 Letnan K(l(nel

    ent#e Sumual *ang mem,a7a!$ 7$l*a! Sula7es$5 Nusa Tenggara

    )an aluku men*atakan t$n)akan menetakan 7$la*a!n*a )alam

    )arurat erang a)ala! suatu gerakan *ang )$namakann*a

    Per#uangan Semesta 6Permesta: 5 *ang tuntutann*a !am$r sama

    )engan gerakan ara Pangl$ma $l$ter )$ Sumatera5 *a$tu se0ara

    ters$rat meng!arakan agar Cak$l Pres$)en Hatta )$kem,al$kan

    a)a &ungs$ emer$nta!an *ang )(m$nan.

    2 Kea)aan Darurat Perang )$)asarkan a)a statuta #aman H$n)$a

    Belan)a *a$tu Regeling o+ den Staat van Oorlog en belegatau

    ,erart$ Peraturan Negara )alam Ba!a*a )an Perang5 *ang la$mn*a

    )$s$ngkat S3B. Pasal " )ar$ S3B $tu antara la$n mem,er$kan

    kekuasaan kea)a $l$ter untuk men*$mang )ar$ erun)ang+

    un)ngan *ang a)a guna mengam,$l suatu t$n)akan )alam suatu

    kea)aan )arurat *ang memaksa5 aaun )an ,aga$manaun

    ma0amn*a $tu l$!at Dan$el S. Le;5 The transition to #ided

    e$ocracy: %ndonesian Politics" &')-&')'" (n(gra! Ser$es5

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    16/25

    sebaliknya selaras dengan naiknya peranan politik Presiden dan Angkatan arat?">@.

    engan dasar S!3 ini pula abinet juanda membentuk suatu ewan Nasional,

    yang keanggotaannya didasarkan pada golongan fungsionil, sehingga militer terutama

    1N5-A yang juga termasuk dalam golongan ini sangat mendukung adanya ewan

    Nasional. Sukarno beranggapan bahwa ewan Nasional ini merefleksikan seluruh

    masyarakat 5ndonesia berkedudukan lebih tinggi dari kabinet yang hanya mewakili

    parlemen?"9@.

    Atas dasar S!3 ini Angkatan arat yang dimotori oleh 2enderal Nasution, lebih

    berkesempatan memasuki arena politik, dan berusaha merenggangkan hubungan

    partai politik dengan kalangan fungsional yang merupakan inti perjuangannya.

    Nasution mendirikan berbagai organisasi yang berlabelkan 3adan erja Sama, seperti

    3S-P4

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    17/25

    hanya sementara, sehingga menjadi peranan politik yang memuaskan baik misi dan

    ambisi kaum elite-1N5.

    2.2.+. P%l#t#k setela! RI Kem0al# ke Un$ang Un$ang Dasar 1+-

    Selaras dengan dua tujuan yang telah ditetapkan pimpinan Angkatan arat

    sebelumnya, Nasution mengusulkan kepada Presiden untuk mengusahakan

    mengurangi ketegangan diantara partai-partai politik, dan perlunya suatu peraturan

    yang membatasi jumlah partai. emudian kepada ewan Nasional, Nasution juga

    mengusulkan agar seluruh pegawai negeri dilarang memasuki suatu partai politik,

    termasuk di dalamnya adalah anggota militer dan polisi. Sebagai implikasinya ia

    mengusulkan agar wakil-wakil militer harus ditunjuk untuk duduk di parlemen, serta

    badan-badan pemerintahan lainnya. 5nilah yang merupakan hal kunci dari pemikiranNasution untuk mengurangi ketidakstabilan peranan politik 1N5 dan kemudian

    memberikan kedudukan tetap dalam pemerintahan. unci pokok yang kedua,

    menurut Nasution, berdasarkan pengalaman re*olusi, 5ndonesia selalu membutuhkan

    kepemimpinan yang secure dan stabil. al ini menurutnya hanya dicapai dengan

    66 $90. ita dapat menganalisis tentang latar belakang pengusulan

    diberlakukannya kembali 66 $90 bagi 1N5 baik secara konstitusional maupun

    secara politis. Pertama, dalam 66 $90 ada pasal tertentu yang bisa ditafsirkan

    guna membentuk golongan fungsional. edua, guna membubarkan onstituante

    yang dianggap suatu perang ideologi partai?+#@. 1erhadap usul-usul Nasution di

    ewan Nasional itu, sekalipun ada yang mendukung, namun sebagian besar menolak

    dan tidak mau menerimanya.

    Namun pada saat berikutnya, berawal dari pemberitaan pers yang berturut-

    turut tentang beberapa kudeta militer di luar negeri, kemudian hingga Nasution

    memberikan ceramahnya pada peringatan ari 6lang 1ahun Akademi 4iliter

    Nasional di 4agelang pada tanggal $" Nopember $90>, yang oleh disebut pidato

    (jalan tengah)?+$@, issue tentang wakil golongan fungsional gagasan Nasution itu

    "4 8a!*a A. u!a$m$n5 Perkem,angan )alam P(l$t$k )$ In)(nes$a

    1-%'+1-5 Pener,$t Ga)#a! a)a Un$;ers$t* Press5 1-?25 !al 14?.

    "1 P$)at( /alan Tenga! Nasut$(n a)a $nt$n*a men*atakan ,a!7a

    TNI+AD t$)ak ,$sa meng$kut$ t$ngka! laku kaum m$l$ter )$ Amer$ka

    Lat$n *ang mema$nkan eranan (l$t$k se0ara langsung5 teta$ t$)ak

    ula akan meruakan suatu $nst$tus$ *ang as$& )alam (l$t$kse,aga$mana m$l$ter )$ Er(a ,arat5 maka TNI+AD akan men0ar$

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    18/25

    memperoleh kemajuan yang berarti.+"Namun pidato middle way Nasution, sungguh

    telah memberikan dampak psikologis yang menguntungkan bagi 1N5, dimana

    memberikan pilihan yang sulit bagi ewan Nasional' apakah 1N5 akan diberi

    kesempatan, atau 1N5 akan dipaksa untuk (merebut) kesempatan itu. Akhirnya pada

    sidang tanggal "$-"+ Nopember $90>, ewan Nasional menyetujui 1N5 diakui

    sebagai golongan fungsional Angkatan 3ersenjata :epublik 5ndonesia. ewan

    Nasional kemudian mengambil keputusan untuk kembali memakai 66 $90

    sebagai sistem pelaksanaan emokrasi 1erpimpin nantinya, dan keputusan ini lalu

    diajukan kepada abinet juanda. an pada tanggal $9 &ebruari $909, kabinet

    dengan suara bulat menyetujui keputusan tersebut serta mengucapkan keputusan

    kembali ke 66 $90 di depan sidang pleno P: pada tanggal " 4aret $909.

    itambah dengan deadlock-nya onstituante sejak bulan &ebruari $909 dalam rangka

    merumuskan serta memutuskan dasar negara, akhirnya dengan dukungan dari 1N5

    Presiden Sukarno pada tanggal 0 2uli $909 mengeluarkan ekrit yang antara lain

    menyatakan pembubaran onstituante dan pemberlakuan kembali 66 $90

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    19/25

    2.). Kr#s#s Nas#%nal 1-/1 $an Ben#! D%m#nas# P%l#t#k &le! #l#ter

    4eletusnya peristiwa (Derakan +# September) pada tanggal $ September $9%0,

    merupakan suatu turning point dalam perkembangan politik nasional

    5ndonesia.Selama :epublik 5ndonesia berdiri, kejadian ini adalah yang paling

    mengancam eksistensi dan keutuhan Negara./ang paling penting dalam hubungan ini

    ialah bahwa krisis yang ditimbulkan oleh Derakan +# September telah menjadi

    momentum yang membuka pintu selebar-lebarnya kepada 1N5-A untuk kemudian

    memegang peranan politik dan pemerintahan.

    2.).1. Ku$eta Ber$ara! $an PKI

    4enjelang fajar tanggal $ !ktober $9%0, enam orang perwira tinggi dari

    Pimpinan 1N5-A diculik dan kemudian dibunuh dalam suatu suasana (pesta para

    harum bungaK di Cubang 3uaya, di daerah dalam kompleks Pangkalan 6dara A6:5

    alim Perdana usuma.++

    PAS6AN 3imassakti yang dipimpin apten Suradi telah menguasai pusat jaringan

    komunikasi dan siaran pusat

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    20/25

    1idak lama setelah Derakan +# September dilancarkan, Aidit kemudian tertangkap di

    Surakarta. Sebelum ditembak mati, .N. Aidit menerangkan, bahwa pelaksanaan

    kudeta itu memang dipersiapkan P5, namun sebenarnya baru akan dilancarkan pada

    tahun $98#. 4enurut pengakuan Aidit, rencana P5 untuk melakukan kudeta itu

    dilakukan terlalu tergesa-gesa sebab rencan itu telah bocor dan sampai diketahui oleh

    Angkatan arat.+0

    2.).2. Tam3#lna 4en$eral S%e!art% se0aga# F#gure/Hea$ TNI/AD

    Pergolakan yang ditimbulkan oleh (Derakan +# September) etlah menampilkan

    seorang 2enderal yang sebelum meletusnya peristiwa itu kurang dikenal dalam

    percaturan politik di 5ndonesia, seorang 2enderal yang hampir sepenuhnya memainkan

    kecakapannya di bidang militerJ 4ayor 2enderal Soeharto.

    2.).). Gerakan )7 Se3tem0er D#gagalkan

    Ada dua factor pokok yang menggagalkan kudeta (Derakan +#

    September).Pertama, anak buah Cetnan olonel 6ntung tidak berhasil menculik dan

    membinasakan 2enderal A.. Nasution.Nasution adalah seorang perwira senior yang

    masih bertugas aktif dalam bidang militer dan berpengalaman dalam memimpin

    strategi gerilya, yang justru telah pula memimpin 1N5, Angkatan arat khususnya

    dalam memasuki arena percaturan politk.&actor kedua, para perencana dan pimpinan (Derakan +# September)

    mengabaikan 2enderal Soeharto sebagai Panglima omando 7adangan Strategis

    Angkatan arat

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    21/25

    lain-lain yang merupakan lawan utama pimpinan Angkatan arat.al ini

    menunjukkan bahwa Presiden tidak berniat untuk menerima tuntutan Angkatan arat

    untuk peran dominan dalam pemerintahan. Pengangkatan menteri pertahanan dan

    keamanan member indikasi bahwa ia akan mengisolasi pimpinan Angkatan arat

    dengan harapan baha Soeharto akan menerima kdudukan sebagai bawahan.

    Soeharto menyadari semakn merenggangnya keterikatan para pendukung

    presiden dalam kalangan Angkatan arat, dan merupakan obsesi baginya untuk

    menghindari tindakan terlalu awal yang dapat membalikkan situasi, menjadikan

    perwira-perwira pro-Soekarno merasa perlu untuk menyatakan berpihak kepada

    presiden melaan pimpinan Angkatan arat. 2alan yang dipilih yakni member restu

    kepada sekelompok perwira yang sangat anti-Soekarno yang member dukungan

    kepada para mahasiswa untuk menciptakan suasan anarkis di ibu kota. Setelah situasi

    mulai tidak terkendali, presiden merasa perlumeminta bantuan Soeharto yang

    dianggap moderat untuk memulihkan keamanan daripada membiarkan sekelompok

    tentara yang ekstrim mendapatkan kemenangan.

    Pada tanggal $$ 4aret sidang cabinet lengkap berlangsung di

    2akarta.4ahasiswa kembali turun ke jalan menghalangi lalu lintas, walaupun ada

    gangguan tersebut, semua menteri dapat hadir.Namun Soeharto tidak menghadiri

    pertemuan tersebut dikarenakan sakit tenggorokan ringan. Saat pertemuan

    berlangsung, sebuah nota yang bertuliskan bahwa sekelompk pasukan tak dikenal

    telah mengepung depan istana, telah diberikan kepada presiden melalui ajudannya.

    4engetahui hal tersebut, presiden, Subandrio dan 7haerul Saleh pergi meninggalkan

    istana menggunakan helicopter.

    4engetahui hal tersebut, Soeharto memerintahkan Amir 4achmud, 4ayor

    2enderal 4ohamad /usuf

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    22/25

    2.-. Penge0#r#an Parta#/Parta# P%l#t#k

    4unculnya Angkatan arat ke posisi dominan yang tak tertandingi dalam

    pemerintahan disambut hangat oleh sebagian kecil kalangan politik sipil, sebagian

    besar lainnya menerima hal itu sebagai hal yang tak terhindarkan.Pemerintahan

    Angkatan arat bermaksud menjamin iklim politik yang lebih stabil.

    Walaupun Angkatan arat memperketat penguasaannya atas pemerintahan

    pada tahun $9%%-$9%8, partai-partai politik tetap mewakili kekuatan-kekuatan yang

    sesungguhnya dalam masyarakat.terlepas dari peranan yang semakin kecil dari partai-

    partai non-komunis di dalam percaturan politik di 2akarta pada masa emokrasi

    1erpimpin, massa di pedesaan tetap menganggap diri anggota salah satu partai politik.

    Pemimpin-pemimpin Angkatan arat kemudian memperbaiki strateginya

    terhadap partai-partai politik dalam pertengahan tahun $9%8, yakni mereka tidak

    terlampau memperhatikan pembersihan parta-partai dari pendukung !rde Cama, tapi

    lebih sibuk menggalang basis kerja samadi mana partai-partai tidak akan menentang

    peranan utama Angkatan arat.

    Penasihat-penasihat presiden Soeharto agak ragu-ragu dan merasa tidak

    pastitentang diadakannya pemilihan umum pada tahun $98$ seperti yang

    direncanakan 4P:S, dan presiden tidak menjelaskan kepada pemimpin-pemimpin

    partai apakah pemilihan akan benar-benar dilaksanakan, sampai bulan !ktober $9%9.

    alam memutuskan untuk melanjutkan pemilu, pemerintah menerima

    pandangan bahwa hasil pemilu hanya akan memperkuat status Buo parlemen yang

    kira-kira %# persen dari kursinya diduduki oleh wakil-wakil partai. Walaupun

    pemerintah merencanakan untuk mengembangkan Sekretariat 3ersama Dolongan

    arya, pemerintah tidak telalu berharap dapat menciptakan mesin pemilihan yang

    benar-benar dapat menyusutkan art-arti pemerintahan yang telah mapan.

    1indakan-tindakan yang dilakukan oleh pemrintah dan Angkatan arat untuk

    memperkuat Dolkarternyata lebih efektif dari perkiraan semula.Pada tanggal 0 2uli

    $980, Dolkar mencatat kemenangan yang meyakinkan, memenangkan %",>L suara

    yaitu "+% dari kursiyang diperebutkan, sehingga memberikan mayoritas luar biasa

    dalam P: bagi pemerintah. emenangan Dolkar secara drastic telah mengurangi

    kemampuan beroposisidari organisasi-organisasi sipil terhadap regim tentara.

    1erlepas dari keberhasilan dalam pemilu, Dolkar pada dasarnya adalah hasil

    ciptaan para penguasa militer dan tidak dapat dipisahkan identitasnya dari mereka.Dolkar yang tidak berlandaskan suatu organisasi partai dan tidak memiliki akar sama

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    23/25

    sekali di masyarakat, adalah sebuah federasi yang majemuk yang dimobilisasi pihak

    tentara secara temporer dengan maksud untuk melemahkan kedudukan partai-partai

    politik.

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    24/25

    BAB III

    PENUTUP

    ).1. Kes#m3ulan

    Angkatan arat 5ndonesia berbeda dengan Angkatan arat pada umumnya

    yang telah merebut kekuasaan politik, karena tidak pernah sebelumnya menganggap

    diri sebagai suatu organisasi yang tidak berpolitik. ari awal sejarahnya dalam tahun

    $90 sebagai tentara gerilya yang memerangi kembalinya kekuasaan penjajah

    3elanda sampai konsolidasi kekuasaan politiknya di bawah !rde 3aru, para perwira

    Angkatan arat 5ndonesia senantiasa melibatkan dirinya ke dalam masalah-masalah

    politik dan hampir sepanjang masa itu dengan giat memainkan peran politik yang

    penting.Walaupun kekuasaan militer terhadap pemerintahan nampaknya tak

    tertandingi, namun tampak adanya tanda-tanda bahwa posisi kelompok jenderal-

    jenderal (politik) dan (uang) semakin tidak mantap. Apabila jenderal-jenderal

    Angkatan $90 yang telah berjuang telah mencapai usia pension, suatu generasi baru

    dari perwira-perwira dengan latar belakang pendidikan akademis telah tampil pada

    posisis-posisi tingkat menengah.

  • 7/26/2019 Militer Dan Politfik Di Masa Orde Lama Dan Orde Baru

    25/25

    DAFTAR PUSTAKA

    F$ner5 S. 61-2:. The Man On Horse3ack: The Role of The Military inPolitics.Ne7 8(rk5 N.89 Fre)er$0k. A. Praeger.

    L(;ell5 /. P.5 K$m5 a$rs9 Un$;ers$t* (& Br$t$s!