membandingkan pelaksanaan pemilu masa orde lama, orde baru dan reformasi
TRANSCRIPT
KD.2.3. MENGANALILIS
PELAKSANAAN
DEMOKRASI DI
INDONESIA SEJAK ORDE
LAMA, ORDE BARU DAN
REFORMASIIndikator 3. Membandingkan PelaksanaanPemilu Masa Orde Lama, Orde Baru Dan Reformasi
MembandingkanPelaksanaan Pemilu
Masa Orde Lama, Orde Baru Dan
Reformasi
Pengertian Pemilu
Cara PelaksanaanPemilu
Sistem Pemilu
Tujuan Pemilu
Fungsi pemilu
Landasan Pemilu
Asas Pemilu
Pemilu diIndonesia
Pemilu MasaOrde Lama
Pemilu masaorde baru
Pemilu masareformasi
Pengertian Pemilu
Dalam undang-undang disebutkan bahwa
pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan
rakyat dalam Negara kesatuan republik
Indonesia berdasarkan pancasila dan undang-
undang dasar 1945
Undang-undang yang mengatur tentang pemilu
adalah
1. Undang-undang no.12 tahun 2003 tentang
pemilihan umum anggota DPR, DPD dan
DPRD
2. Undang-undang no. 23 tahun 2003 tentang
pemilu Presiden dan wakil presiden.
Cara Pelaksanaan Pemilu
pemilihan umum dapat dilakukan dengan 2 cara
1. Cara langsung
Rakyat secara langsung memilih wakil-wakilnya yang akan duduk di badan-badanperwakilan rakyat.
2. Cara bertingkat
rakyat memilih wakilnya dulu (senat), kemudian wakilnya itulah yang akanmemilih wakil rakyat yang akan duduk dibadan perwakilan rakyat.
erlangga (55-57)
Sistem Pemilu
A. Sistem distrik
sistem distrik merupakan sistem pemilu yang
paling tua dan didasarkan pada persatuan
geografis, dimana satu kesatuan geografis
memiliki satu wakil di parlemen.
a) Kelebihan
1. Calon yang dipilih dikenal baik karena
batas distrik
2. Mendorong ke arah intgrasi parpol karena
hanya memperebutkan satu wakil
3. Berkurangnya parpol memudahkan
pemerintahan yang lebih stabil
4. Lebih mudah bagi suatu partai untuk
mencapai kedudukan mayoritas dalam
parlemen, tidak perlu di adakan koalisi
partai lain
5. Sederhana dan mudah untuk
dilaksanakan
b) Kekurangan
1. Kurang memperhatikan partai kecil
2. Kurang representatif karena calon yang
kalah kehilangan suara pendukungnya
3. Ada kecenderungan si wakil lebih
mementingkan kepentingan daerah
pemilihannya daripada kepentingan
nasional
4. Kurang efektif bagi masyarakat homogen
B. Sistem proporsional
seluruh wilayah merupakan satu kesatuan.
Partai kecil yang ada di daerah-daerah bisa
dijumlahkan sehingga memungkinkan partai
kecil berkiprah di parlemen
a) Keuntungan
1. Setiap suara dihitung
2. Yang kalah suaranya dikompensasikan
sehingga tidak ada suara yang hilang
b) Kerugian
1. Mempermudah pembentukan partai baru
2. Banyaknya partai mempersulit
terbentuknya pemerintah stabil
3. Wakil lebih terikat dan loyal dengan partai
daripada rakyat
4. Karena banyaknya partai yang bersaing ,
lebih sulit bagi suatu partai untuk meraih
mayoritas dalam parlemen
C. Sistem gabungan
gabungan antara distrik dan proporsional. Sistem ini membagi wilayah negara dalamberbagai darah pemilihan. Sisa suarapemilihan tidak hilang, melainkandiperhitungkan dengan jumlah kursi yang belum dibagi. Sistem ini juga disebutproporsional berdasarkan stelsel daftar.
www.jihan240893.multiply.multiplycontent.comerlangga (55-57)
Tujuan Pemilu
Tujuan dilaksanakannya pemilu secara umum
adalah:
1. Melaksanakan kedaulatan rakyat
2. Mewujudkan hak asasi politik rakyat
3. Melaksanakan pergantian personil pemerintah
secara damai, aman, tertib dan konstitusional
4. Menjamin kesinambungan pembangunan
nasional
5. Adanya dukungan mayoritas rakyat dalam
menentuka pemegang eksekutif untuk jangka
waktu tertentu
6. Rakyat melalui perwakilan secara periodik
dapat mengoreksi atau mengawasi eksekutif
Berdasarkan undang-undang pemilu no. 12 tahun
2003 dijelaskan bahwa tujuan pemilu adalah :
1. Memilih wakil-wakil rakyat yang duduk dalam
MPR, DPR dan DPRD baik provinsi maupun
kota/kabupaten, DPD serta presiden dan wakil
presiden
2. Memilih wakil-wakil yang akan mempertahankan
tetap tegaknya negara kesatuan republik
Indonesia
3. Memilih wakil-wakil rakyat yang benar-benar
dapat membawakan isi hati nurani rakyat dalam
melanjutkan perjuangan mempertahankan dan
mengembangkan Negara kesatuan republik
Indonesia
FUNGSI PEMILU
Fungsi utama pemilu adalah
1. Pemilu sebagai prosedur atau cara rakyat untuk
memilih pemerintahan dan para wakilnya yang
akan memimpin dan mengawasi jalannya
pemerintahan (fungsi perwakilan)
2. Sebagai sarana legitimasi politik, yaitu
pemerintah terbentuk melalui pemilu akan
memiliki keabsahan sehingga kebijakan yang
dibuat akan ditaati rakyat.
3. Berfungsi sebagai mekanisme bagi pergantian
elit yang berkuasa
4. Sebagai pendidikan politik rakyat yang bersifat
langsung terbuka dan massal
5. Sarana pertanggung jawaban pejabat politik.
Secara tidak langsung rakyat telah
mendelegasikan wakil-wakilnya di
pemerintahan melalui hasil pemilu. Kinerja
para pejabat yang dipilih itu harus
dipertanggung jawabkan setelah akhir masa
kerjanya.
Yudhistira 37
Platinum 44
Landasan Pemilu
Landasan pemilu di Indonesia
1. Landasan idiil : pancasila
2. Landasasn konstitusional : UUD 1945
3. Landasan operasional
a) Ketetapan MPR no.III/MPR/1998
b) UU no.31 tahun 2002 tentang partaipolitik
c) UU no.12 tahun 2003 tentang pemilu
Yudhistira (37)
Asas Pemilu
Dalam pelaksanaannya pemilu yang dilaksanakan
harus secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, adil.
1. Langsung
rakyat berhak untuk memberikan suaranya
secara langsung sesuai kehendak dan hati
nuraninya tanpa perantara
2. Umum
menjamin kesempatan bagi semua warga
negara, tanpa diskriminasi berdasarkan suku,
agama, ras, golongan, jenis kelamin,
kedaerahan, pekerjaan dan status sosial
3. Bebas
setiap warga negara yang berhak memilih
bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan
dan paksaan dari siapapun
4. Rahasia
Pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan
diketahui oleh pihak pihak manapun dan
dengan jalan apapun
5. Jujur
Dalam pemilu semua pihak yang terkait harusbersikap dan bertindak jujur sesuai denganperaturan perundang-undangan
6. Adil
setiap pemilih dan peserta mendapatperlakuan yang sama, serta bebas darikecurangan pihak manapun
Grafindo (36)
Pemilu di Indonesia
Untuk mewujudkan diri sebagai negara
demokrasi Indonesia mengadakan pemilu.
Sampai saat ini pemilu di Indonesia sudah
dilaksanakan 10 kali
1. pemilu orde lama (1955)
2. Pemilu orde baru (1971, 1977, 1982, 1987,
1992 dan 1997)
3. Pemilu reformasi (1999, 2004 dan 2009)
Pemilu Masa Orde Lama (1955)
Pemilu pertama pada masa sistem pemerintahan
demokrasi parlementer dengan konstitusi UUDS 1950
Terlaksana pada masa Kabinet Burharudin Harahap
Dilaksanakan melalui 2 tahap
29 september 1955 memilih anggota parlemen
15 desember 1955 memilih anggota konstituante
Menganut sistem distrik
Diikuti 28 partai politik
Pada pemilu saat ini adalah pemilu yang paling
demokratiis.
Empat partai besar pemenang pemilu antara lain 1) NU,
2) Maysumi, 3) PNI, dan 4)
Pemilu masa orde baru (1971,
1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997)
Menggunakan sistem gabungan
Dilaksanakan hanya sekali untuk memilih partai
Tidak ada pemilihan presiden dan wakil presiden
serta anggota legislatif secara langsung
Presiden dipilih MPR
Semboyan : LUBER ( Langsung, umum, bebas,
rahasia )
Jumlah partai dibatasi (3 partai)
Memilih DPR, DPRD TK I, dan DPRD TK II
Presiden mempunyai hak pengangkatan anggota
DPR
ABRI tidak memilih tapi diberi wakil di DPR
Pemilu masa reformasi (1999,
2004 dan 2009)
Presiden dan wakil presiden serta anggota
legislatif secara langsung dipilih oleh rakyat
Semboyan : LUBER JURDIL (lamgsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil)
Jumlah partai politik tidak dibatasi
Memilih partai dan orang
Penyelenggaraan pemilu diserahkan kepada KPU
tidak ada indikator siginifikan yang menunjukkan
bahwa rakyat menolak hasil pemilu yang
berlangsung dengan aman.
Pemilu di Indonesia
NO TANGGAL MEMILIH JML
DPR
PESERTA KET
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
29 MAR 1955
15 DES 1955
3 JULI 1971
2 MEI 1977
4 MEI 1982 APRIL 1987
9 JUNI 1992
29 MEI 1997
7 JUNI 1999
5 APRIL 2004
5 JULI 2004
20 SEPT 2004
9 APRIL 2009
9 JULI 2009
DPR
BADAN KONSTITUANTE
DPR, DPRD TK I, DPRD TK II
DPR, DPRD TK I, DPRD TK II
DPR, DPRD TK I, DPRD TK II
DPR, DPRD TK I, DPRD TK II
DPR, DPRD TK I, DPRD TK II
DPR, DPRD TK I, DPRD TK II
DPR, DPRD TK I, DPRD TK II
DPR, DPRD TK I, DPRD TK II, DPD
PRESIDEN/WAPRES PUTARAN I
PRESIDEN/WAPRES PUTARAN II
DPR, DPRD TK I, DPRD TK II, DPD
PRESIDEN/WAPRES PUTARAN I
257
-
360
360
360
400
400
425
462
550
-
-
560
-
-
10 PARPOL
3 PARPOL
3 PARPOL
3 PARPOL
3 PARPOL
3 PARPOL
48 PARPOL
24 PARPOL
6 PASANG
2 PASANG
38+6 PARPOL LOKAL
3 PASANG
PEMILU I
PEMILU
ORBA
PEMILU
REFORMASI