mikroskop dan mikroorganisme di alam jeffry

50
1. TINJAUAN PUSTAKA Ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk hidup yang bersifat mikroskopik (mikroorganisme) adalah mikrobiologi. Makhluk hidup yang mempunyai ukuran sel sangat kecil inilah yang disebut mikroorganisme, di mana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Mikrobiologi juga merupakan ilmu yang sangat penting dalam bidang teknologi pangan. Sebagai contoh, mikroorganisme dapat mengakibatkan pembusukan pada makanan, untuk itu kita dapat melakukan tindakan pencegahan atau pengawetan yang paling tepat untuk menghindari peristiwa pembusukan tersebut. Selain itu, mikrobiologi juga bekaitan dengan fermentasi makanan, sanitasi, dan pengawasan mutu pangan. Munculnya mikroorganisme dalam makanan, pasti tidak diinginkan jika mengakibatkan pembusukan. Namun, dalam fermentasi makanan dan minuman, mikroorganisme malah dirangsang untuk mengubah komponen-komponen dalam makanan menjadi produk yang diinginkan (Fardiaz, 1992). Di alam ada makhluk hidup yang bisa dilihat dengan mata langsung dan ada pula yang harus menggunakan alat bantu. Misalnya ketika kita ingin mengamati sel, kita perlu menggunakan mikroskop. Seorang peneliti, Anton van Leuwenhoek, pertama kali mampu melihat bakteri dengan menggunakan instrumen optik dari lensa - lensa bikonveks. Sebenarnya sebelum Leuwenhoek meneliti, ditemukan lensa

Upload: verlenciakhosasih

Post on 07-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fdsf

TRANSCRIPT

Panjang gelombang spektrum warna :

1. TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk hidup yang bersifat mikroskopik (mikroorganisme) adalah mikrobiologi. Makhluk hidup yang mempunyai ukuran sel sangat kecil inilah yang disebut mikroorganisme, di mana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Mikrobiologi juga merupakan ilmu yang sangat penting dalam bidang teknologi pangan. Sebagai contoh, mikroorganisme dapat mengakibatkan pembusukan pada makanan, untuk itu kita dapat melakukan tindakan pencegahan atau pengawetan yang paling tepat untuk menghindari peristiwa pembusukan tersebut. Selain itu, mikrobiologi juga bekaitan dengan fermentasi makanan, sanitasi, dan pengawasan mutu pangan. Munculnya mikroorganisme dalam makanan, pasti tidak diinginkan jika mengakibatkan pembusukan. Namun, dalam fermentasi makanan dan minuman, mikroorganisme malah dirangsang untuk mengubah komponen-komponen dalam makanan menjadi produk yang diinginkan (Fardiaz, 1992).

Di alam ada makhluk hidup yang bisa dilihat dengan mata langsung dan ada pula yang harus menggunakan alat bantu. Misalnya ketika kita ingin mengamati sel, kita perlu menggunakan mikroskop. Seorang peneliti, Anton van Leuwenhoek, pertama kali mampu melihat bakteri dengan menggunakan instrumen optik dari lensa - lensa bikonveks. Sebenarnya sebelum Leuwenhoek meneliti, ditemukan lensa sederhana oleh Roger Bacon, dan penemuan lensa ganda oleh Zacharias Janssen. Roger Bacon ( 1214, 1294 ) adalah orang yang pertama kali membuat lensa sederhana untuk melihat benda benda berukuran kecil. Zacharias Janssen dari Belanda dalam tahun 1590 juga telah membuat suatu system lensa ganda yang pertama. Sedangkan Athanasius Kircher ( 1601 1680 ) mengembangkan instrumen pembesaran yang pertama dan mungkin telah melihat bakteri dengan alat tersebut. Dari penemuan -penemuan itu, penemuan Leuwenhoek lah yang diakui sebagai cikal bakal mikroskop. Anton van Leuwenhoek pada tahun 1675 diakui sebagai orang yang pertama kali dapat melihat bakteri menggunakan suatu instrumen optik yang terdiri dari lensa bikonveks. Penemuan mikroskop saat itu membuka peluang untuk dilakukan penelitian mengenai terjadinya proses fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Fardiaz, 1992).

Dalam abad pertama orang sudah menjumpai bahwa benda tampak lebih besar bila dilihat lewat jambang kaca yang dipenuhi air. Tidak jelas siapa yang pertama kali membuat mikroskop, namun Galileo diketahui merancang alat seperti mikroskop sekarang ini dalam tahun 1612. Mikroskop yang dewasa ini digunakan, memberikan gambar terbalik. Rancangan mikroskop ini meniru rancangan teropong bintang Kepler yang juga memberikan gambaran terbalik. Dalam abad ke 17, Anton van Leeuwenhoek, seorang perajin Belanda membuat sendiri mikroskop dan melakukan banyak penelitian terhadap mikroorganisme dengan mikroskop itu. Robert Hooke, ilmuwan Inggris berjasa dalam menyempurnakan mikroskop (penyesuaian kasar dan halus, sistem penyinaran, dan pemegang objek). Perkembangan mikroskop dalam paro pertama abad ke 19 terasa dampaknya dalam paro kedua abad itu, yaitu pemahaman dan penyembuhan berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroba (Anonim, 1990).

Mikroskop merupakan suatu alat optik dengan satu lensa atau lebih untuk menghasilkan bayangan yang sangat dibesarkan dari objek, yang tak tampak dengan menggunakan mata biasa. Kaca pembesar merupakan sebuah mikroskop yang sederhana. Mikroskop dengan dua lensa atau lebih disebut mikroskop majemuk. Mikroskop yang baik sanggup membesarkan objek sampai 1500 kali. Untuk memperoleh pembesaran yang lebih tinggi digunakan mikroskop lain antara lain mikroskop elektron dan mikroskop emisi - medan yang tidak menggunakan lensa optis biasa. Selanjutnya yang dimaksud dengan mikroskop di sini adalah mikroskop optis majemuk. Sebenarnya mata manusia pun merupakan alat optik seperti mikroskop, hanya kekuatan daya pisahnya terbatas yaitu 100 mikron. Karena umunya komponen biologi seperti jaringan, sel, subsel, dan molekul berukuran lebih kecil daripada batas terkecil bagi kekuatan daya pisah mata manusia maka manusia perlu menggunakan mikroskop untuk mengamati komponen - komponen biologi tadi. (Anonim, 1990).

Mikroskop merupakan alat utama yang sering digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan benda yang dilihat sehingga membantu untuk mengamati benda yang renik Dengan pertolongan mikroskop kita dapat mengamati bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mata telanjang yaitu keadaan di mana tidak dapat membedakan benda dengan diameter < 0,1 mm (Lay, 1994). Pembesaran oleh suatu mikroskop merupakan hasil dari dua sistem lensa yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Resolving power adalah kemampuan suatu lensa untuk melihat sebuah benda sebagai objek yang terpisah secara jelas ( Fardiaz, 1992 ). Mikroskop electron dapat membesarkan benda yang jauh lebih kecil karena panjang gelombang electron kira kira hanya seperseratus ribu panjang gelombang normal cahaya putih ( Pfeiffer, 1981 )

Mikroskop terdiri dari kombinasi lensa - lensa yang berguna untuk memberikan bayangan diperbesar dari benda - benda yang tidak dapat dilihat oleh mata. Mikroskop mempunyai alat - alat optik yang lebih kompleks sehingga dapat digunakan untuk membedakan bagian - bagian sel dengan jelas (Kimball, 1992). Mikroskop dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu mikroskop kontras, mikroskop medan gelap, mikroskop ultraviolet, mikroskop fluoresen, dan mikroskop elektron. Meskipun berbeda jenisnya, tetapi semuanya memiliki mekanisme kerja yang sama (Fardiaz, 1992).

Secara garis besar, ada dua jenis mikroskop yaitu :

Mikroskop optik (cahaya)

Mikroskop optik menggunakan lensa dari gelas dan cahaya matahari atau lampu sebagai penyinaran (Lay, 1994).

Cara kerja mikroskop cahaya (Syamsuri, et al, 2004) :

Menggunakan cahaya sebagai sumber penyinaran, oleh karena itu diperlukan lensa untuk memperbesar bayangan benda.

Untuk mengamati objek diperlukan preparat yang tembus cahaya, preparat harus diiris setipis mungkin. Medium yang digunakan adalah air yang diteteskan ke atas gelas benda.

Objek dapat diamati dalam keadaan hidup atau mati.

Pengamat dapat mengamati langsung melalui lensa okuler sehingga pengamat dapat menentukan bentuk, warna, dan gerakan objek.

Bayangan yang diperoleh dapat diperbesar 100x, 400x, atau 1000x.

Mikroskop elektron.

Mikroskop elektron memakai magnit sebagai pengganti lensa, dan elektron sebagai pengganti cahaya (Lay, 1994).

Cara kerja mikroskop elektron (Syamsuri, et al, 2004) :

Menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya dan medan magnet sebagai pengganti lensa. Bayangan yang dihasilkan ditampilkan di layar monitor.

Objek yang akan diamati harus sangat tipis dan berada di ruangan hampa udara agar dapat ditembus elektron.

Tidak dapat mengamati objek yang masih hidup.

Tidak dapat mengamati secara langsung.

Bayangan yang diperoleh dapat diperbesar sejuta kali.

Mikroskop ada beberapa jenis, antara lain :

Mikroskop medan terang.

Suatu bentuk mikroskop dengan medan yang mengelilingi spesimen kelihatan terang (berwarna cerah), sedangkan spesimennya memperlihatkan warna lebih gelap. Hal ini disebabkan karena cahaya dari sumbernya lewat melalui sistem - sistem lensa ke atas tanpa mengalami perubahan sehingga terbentuklah medan yang terang (Hadioetomo,1993). Dalam mikroskop medan terang ini akan didapatkan gambar yang jelas atau tidak kabur jika perbesaran yang digunakan tidak melebihi kemampuan mikroskop. Sedangkan pembesaran yang dapat dilakukan mikroskop medan terang ini adalah sekitar 1000x (Lay, 1994). Mikroskop ini untuk melihat morfologi, bakteri, khamir, kepang, ganggang dan protozoa (Fardiaz, 1992).

Mikroskop medan gelap.

Berfungsi untuk melihat morfologi gelap jasad renik yang spesifik, misalnya spirokhita (Fardiaz, 1992).

Mikroskop kontras.

Berfungsi untuk melihat struktur jasad renik yang berukuran relatif besar, seperti sel khamir, ganggang, protozoa dan beberapa bakteri (Fardiaz, 1992).

Mikroskop flouresen.

Berfungsi untuk teknis diagnosis komponen fluoresen atau sel yang dapat dibuat menjadi fluoresen (Fardiaz, 1992).

Mikroskop ultraviolet.

Berfungsi untuk membedakan stuktur sel berdasarkan daya serapnya terhadap sinar UV (Fardiaz, 1992).

Mikroskop electron.

Suatu bentuk mikroskop yang menggunakan tembakan gelombang elektromagnet sebagai sumber iluminasi untuk mendapatkan manfaat besarnya daya resolusi bayangan benda yang sangat kecil dengan memperkecil panjang gelombang yang sangat pendek. Keuntungannya, memperoleh bayangan yang perbesarannya sampai dengan 10000x - 300000x, sehingga sekaligus mempunyai resolusi bayangan benda yang sangat kecil (ukuran 1 nm) (Muslim, 2003). Mikroskop ini untuk mengamati virus dan struktur sel yang sangat kecil seperti pili, DNA, dinding sel, membran sel, dsb (Fardiaz, 1992).

Bagian - bagian mikroskop adalah:

a. Perlengkapan optik, terdiri dari :

Lensa okuler

Seperti namanya okuler yaitu yang dekat dengan mata. Lensa okuler dibuat dalam berbagai perbesaran yang berbeda, yaitu 5x, 10x, 15x (x berarti berapa kali ukuran sebenarnya), namun lazimnya dipakai perbesaran 10x (Volk & Wheeler, 1993).Lensa ini terdapat di bagian ujung atas tubus mikroskop yang menghadap ke mata kita pada waktu pengamatan. Mikroskop sederhana biasanya hanya memiliki 1 lensa okuler disebut lensa monokuler, sedangkan yang memiliki 2 lensa disebut mikroskop binokuler (Nasir et al., 1993).

Lensa objektif

Suatu perangkat yang terdapat di dekat benda (obyek) yang dipelajari, oleh karena itu disebut obyektif. Lensa obyektif biasanya dipasang pada roda berputar yang disebut gagang putar. Setiap lensa obyektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. (Volk & Wheeler, 1993). Lensa ini terletak di bagian bawah tubus mengahadap pada letak kaca preparat sediaan. Biasanya ada 2, 3, atau 4 buah lensa yang terpasang pada bagian yang disebut revolver. Lensa objektif dan lensa okuler merupakan lensa majemuk yang dapat memberi gambar bayangan yang perbesarannya kelipatan kedua lensa (Nasir et al., 1993).

Kondensor

Dilengkapi dengan diafragma, alat pengatur diafragma dan penyaring cahaya. Fungsinya untuk menangkap cahaya yang akan diteruskan pada objek dan terus ke lensa. Banyaknya cahaya diatur oleh diafragma (Nasir et al., 1993). Kondensor untuk memusatkan cahaya. Diafragma iris untuk mengatur banyaknya cahaya yang jatuh pada spesimen. (Volk & Wheeler, 1993). Kondensor bawah objek bertugas memusatkan berkas cahaya untuk ditembus objek, kemudian berkas ini hendaknya memenuhi apertur objektif mikroskop. Untuk itu sistem lensa kondensor mempunyai diafragma yang mirip difragma kamera. Pengendali diafrgama ini digunakan untuk tujuan memenuhi apertur objektif sebanyak 2/3nya. Bila objek terlalu tembus cahaya sehingga tampak terlalu terang, orang bukan mengecilkan diafrgama kondensor, melainkan harus memasang filter. Sistem penyinaran dapat sangat sederhana sampai sangat rumit dan canggih. Dapat digunakan sumber cahaya berupa lampu pijar wolfram 15 - 20 watt sampai ke lampu wolfram halogen 15 - 100 watt (Anonim, 1990).

Sumbu cahaya

Sebuah cermin untuk memantulkan cahaya ke arah spesimen (kadang - kadang sebagai gantinya, digunakan sumber cahaya dari dalam). (Volk & Wheeler, 1993). Cahaya yang diperlukan dapat berasal dari matahari atau lampu. Kemudian cahaya ini diteruskan ke kondensor (Nasir et al., 1993).

Bagian penyambung listrik

b. Perlengkapan non optik, terdiri dari :

Alas mikroskop

Untuk mendudukkan mikroskop

Meja mikroskop

Untuk meletakkan objek yang akan diamati. Agar objek tidak bergerak, maka dilengkapi dengan penjepit.

Penggeser objek

Untuk menggerakkan objek ke kiri/kanan, ke depan/belakang.

Pengatur fokus

Untuk menggerakkan meja benda / tubus lensa dengan gerakan cepat disebut makrometer. Pemutar fokus halus (mikrometer) untuk menggerakkan meja benda dengan gerakan halus.

Lengan mikroskop

Untuk membawa mikroskop.

(Nasir et al., 1993).

Gambar mikroskop dan bagiannya:

Keterangan

1. Lensa okuler

2. Turet objektif

3. Lensa objektif

4. Mekanisma pefokus

5. Pemegang objek atau pentas

6. Cermin

7. Kondenser

( Anonim, 2003 )

Mikroskop yang akan dipakai di laboratorium bukan lagi mikroskop sederhana (memiliki lensa tunggal) seperti yang dibuat dan digunakan oleh Leeuwenhoek, tetapi mikroskop yang disebut mikroskop majemuk karena memiliki dua perangkat lensa. Untuk mengatur fokus sistem pada lensa objek, digunakan dua buah knop yang dapat diputar yaitu knop pengatur kasar yang mengatur jarak antara lensa dengan objek dan knop pengatur halus untuk menggerakan tabung penyangga lensa secara halus sehingga menghasilkan fokus yang tepat (Fardiaz, 1992).

Komponen utama mikroskop majemuk adalah :

Kerangka untuk menyangga semua bagian mikroskop.

Kondensor untuk memusatkan cahaya.

Diafragma iris untuk mengatur banyak sedikit cahaya yang masuk ke specimen.

Cermin untuk memantulkan cahaya.

Penyesuaian halus dan kasar untuk menaikkan dan menurunkan lensa objektif.

Tabung yang memisahkan lensa objektif dan okuler.

Pentas untuk meletakkan specimen.

(Volk & Wheeler, 1993).

Untuk memperoleh tingkat perbesaran, setiap mikroskop pada umumnya dilengkapi dengan 3 buah lensa objektif yang dipasang pada nose piece yang dapat diputar, yaitu:

Lensa objektif berkekuatan rendah (low power, 16 mm)

Lensa ini ditandai dengan angka 10x pada bagian luarnya dan mempunyai jarak kerja 5-8,3 mm.

Lensa objektif berkekuatan tinggi (high power, 4 mm)

Lensa ini ditandai dengan angka 40x, 43x, 44x dan 45x serta berjarak kerja 0,46-0,72 mm.

Lensa objektif minyak imersi (1,8 mm)

Lensa ini ditandai dengan angka 95x, 97x atau 100x dan berjarak kerja 0,13-0,14 mm.

(Fardiaz, 1992).

Selain lensa objektif dan okuler, ada dua elemen lain yang penting yaitu lampu dan lensa kondensor. Sebagai sumber sinar untuk mikroskop, terkadang digunakan sinar matahari, tetapi biasanya digunakan sinar lampu tungsten karena warna, suhu, dan intensitasnya bersifat stabil dan dapat dikontrol dengan mudah. Adanya lampu dan kondensor akan mengatur iluminasi dari objek secara tepat. Pertambahan perbesaran tergantung dari bertambah banyaknya sinar yang harus masuk ke lensa objektif (Fardiaz, 1992).

Makhluk hidup dibagi menjadi hewan dan tumbuhan yang nyata perbedaannya. Ada makhluk hidup yang sangat sulit dibedakan apakah termasuk kelompok hewan maupun kelompok tumbuhan, yakni mikroorganisme. Makhluk hidup berdasarkan struktur selnya dibagi menjadi dua kelompok besar yakni:

Prokariot.

Prokariot adalah sel uniseluler (yang kadang berkoloni), mempunyai ciri-ciri :

Tidak bernukleus.

Tidak bermitokondria.

Tidak mempunyai plastida.

Tidak mempunyai apparatus golgi.

Tidak mempunyai mikrotubula.

Eukariot.

Eukaryot adalah organisme yang sudah mempunyai bagian-bagian sel yang lebih lengkap dibandingkan dengan prokariot, mempunyai ciri-ciri :

Bernukleus.

Bermitokondria.

Mempunyai plastida.

Mempunyai apparatus golgi.

Mempunyai mikrotubula.

(Kimball, 1992).

Bagan Klasifikasi Makhluk Hidup Modern (Audesirk , Audesirk, 1989).

Perbedaan pokok sel prokariotik dan eukariotik adalah sel eukariotik memiliki membran inti, sedangkan sel prokariotik tidak. Selain itu, sel eukariotik juga memiliki sistem endomembran, yakni memiliki organel - organel bermembran seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, mitokondria, dan lisosom (Syamsuri, et al, 2004). Mikroorganisme adalah sekelompok makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop cahaya atau mikroskop elektron. Dalam kelompok mikroorganisme termasuk berbagai jenis virus, bakteria, dan protozoa (Anonim, 1990).

Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang.

Kata "tomat" berasal dari kata dalam bahasa Nahuatl, tomatl (dieja: /t.mat/).

Klasifikasi tomat

1. Regnum: Plantae

2. Subkerajaan: Tracheobionta

3. Divisio: Magnoliophyta

4. Kelas: Magnoliopsida

5. Subkelas: Asteridae

6. Ordo: Solanales

7. Familia: Solanaceae

8. Genus: Solanum

9. Spesies:Solanum lycopersicum

(Wikipedia, 2008)

Tomat, adalah tanaman yang paling mudah dijumpai. Warnanya yang cerah sungguh menarik. Selain kaya vitamin C dan A, tomat konon dapat mengobati bermacam penyakit. Jika dirunut sejarahnya, tomat atau Lyopercisum esculentum pada mulanya ditemukan di sekitar Peru, Ekuador dan Bolivia. Di Prancis, tomat dinamakan apel cinta atau pomme damour. Dikatakan sebagai apel cinta, karena tomat diyakini mampu memulihkan lemah syahwat dan meningkatkanjumlah sperma serta menambah kegesitan gerakannya.

Tomat juga banyak digunakan untuk masakan, seperti sup, jus, pasta, dan lain-lain. Rasanya yang sedikit asam bahkan membuat selera makan meningkat. Lebih jauh menurut penelitian DR. John Cook Bennet dari Wiloughby University, Ohio, sebagai orang pertama yang meneliti manfaat tomat, pada November 1834, menunjukkan bahwa tomat dapat mengobati diare, serangan empedu,gangguan pencernaan dan memulihkan fungsi lever.Peneliti lain dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, juga berhasil menemukan manfaat tomat lainnya. Menurutnya, gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Hal ini juga diakui oleh dokter gizi, Dr. Leane Suniar Manurung, MSc. Melihat khasiat tomat begitu banyak, maka tomat baik dikonsumsi siapapun sejak usia dini. Apalagi tomat juga tinggi kandungan vitamin C dan vitamin A, yang bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Jika melihat dipasaran, kita bisa menemukan tomat dengan dua warna, yakni warna merah dan hijau. Perbedaan warna ini menunjukan kandungan vitaminnya. Menurut Leane, tomat yang baik dikonsumsi adalah tomat merah. Tomat berwarna merah mengandung vitamin C dan vitamin A lima kali lebih banyak dibandingkan dengan tomat hijau. Semakin matang tomat, semakin kaya kandungan vitaminnya. Karena itu anak kecil sebaiknya dibiasakan banyak makan tomat merah. Ini penting untuk kesehatan matanya, ujar Leane. Jadi, tak pelu ragu memberi si kecil tomat. Sejak usia 6 bulan, seorang anak mulai dibiasakan memakan tomat yang dicampur dengan sayuran lainnya.Menghancurkan Radikal Bebas.

Dalam pigmen warna merah pada tomat, mempunyai nilai lebih lainnya. Warna merah pada tomat lebih banyak mengandung lycopene, yaitu suatu zat antioksidan yang dapat menghancurkan radikal bebas dalam tubuh akibat rokok, polusi dan sinar ultraviolet. Selain itu, belakangan diketahui lycopene juga berkhasiat membantu mencegah kerusakan sel yang dapat mengakibatkan kanker leher rahim, kanker prostat, kanker perut dan kanker pankreas. Lycopene tidak hanya ditemukan pada tomat, tetapi juga pada anggur merah, semangka dan pepaya. Namun, lycopene yang paling banyak terdapat pada tomat.

Rasa asam pada tomat berasal dari kandungan asam sitrat menyebabkan tomat terasa segar, sehingga dapat menambah nafsu makan. Rasa asam ini sangat baik dikonsumsi saat kita mengalami mual atau dikonsumsi oleh para wanita yang mengalami PMS (Pre Menstrual Syndrome). Berbeda dengan sayuran lainnya yang lebih bermanfaat jika dimakan mentah-mentah, ternyata tomat lebih baik dicampur dengan masakan atau dihancurkan sebelum dimakan. Para peneliti menemukan lycopene yang dikeluarkan pada tomat tersebut lebih banyak dibandingkan dengan tomat yang langsung dimakan tanpa diolah terlebih dahulu. Sayangnya, meskipun kandungan lycopennya berlimpah, pasta tomat dan saus tomat yang dijual dipasaran sudah banyak dibubuhi bahan tambahan makanan seperti pewarna atau pengawet sintetis. Bahan tambahan ini justru merangsang munculnya banyak radikal bebas yang memicu kanker.

Manfaat Tomat

Membantu menurunkan resiko gangguan jantung

Menghilangkan kelelahan dan menambah nafsu makan.

Menghambat pertumbuhan sel kanker pada prostat, leher rahim, payudara dan endometrium.

Memperlambat penurunan fungsi mata karena pengaruh usia ( age-related macular degeneration).

Mengurangi resiko radang usus buntu.

Membantu menjaga kesehatan organ hati, ginjal, dan mencegah kesulitan buang air besar.

Menghilangkan jerawat.

Mengobati diare

Meningkatkan jumlah sperma pada pria

Memulihkan fungsi lever.

Mengatasi kegemukan (Anonim, 2007)

Susu merupakan cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum dapat mencerna makanan yang padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lain untuk konsumsi manusia. Semua orang di dunia ini membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi sampai orang yang sudah lanjut usia.

Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu membantu pertumbuhan. Untuk orang lanjut usia, susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak vitamin dan protein. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik.Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Ada juga susu yang berbentuk fermentasi.

Pada zaman dahulu, susu telah dipakai sebagai bahan pokok pangan manusia. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu, seperti sapi dan domba. Sapi dan domba mulai dijinakkan sejak 8000 SM untuk diambil daging, bulu, dan susunya. Ada dua jenis konsumsi susu, yaitu untuk nutrisi hewan mamalia melalui ASI dan sebagai kebutuhan gizi untuk manusia. Sebagian besar hewan mamalia, termasuk manusia, susu diberikan oleh induk melalui kelenjar susu induk. Susu tidak hanya dari sapi, tapi juga dari beberapa hewan mamalia lainnya. Seperti domba, kambing, kuda, kedelai, dan unta (Wikipedia, 2008).

Air susu adalah media yang sangat baik bagi pertumbuhan banyak jenis bakteri, yang meliputi patogen. Air susu tidak mempunyai flora alam, tetapi bakteri-bakteri tertentu selalu terdapat dalam air susu yang paling jernih. Bakteri mungkin masuk ke dalam air susu dari berbagai sumber seperti pekerja sapi yang terinfeksi, susu sapi, kotoran dan sebu di kandang dan wadah susu atau perlengkapan lain (Volk & Wheeler, 1999).

Air susu memiliki kandungan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, dan mempunyai pH sekitar 6,8 dan hampir mendekati pH netral, sehingga tidaklah mengherankan bahwa selain merupakan makanan yang sangat baik untuk dikonsumsi oleh manusia, tapi juga merupakan medium pertumbuhan yang sangat baik bagi mikroorganisme. Bakteri non-patogen terdapat dalam air susu bahkan bila kondisi saniter yang paling ketat berlangsung. Bakteri yang paling banyak menyusun flora normal air susu tergolong ke dalam suku Lactobacillaeceae dan Steptococcaceae.

Organisme utama dalam kelompok Lactobacillaeceae dan Steptococcaceae yang terdapat sebagai bagian flora yang khas air susu ialah sejumlah jenis dari marga Streptococcus seperti Streptococcus lactis, dan Streptococcus cremoris. Sejumlah jenis dari marga Lactobacillus seperti Lactobacillus casei, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus brevis. Organisme-organisme dalam suku-suku ini sering disebut bakteri asam laktat. Beberapa anggota Steptococcaceae menimbulkan penyakit pada manusia, tetapi ada juga yang tidak menimbulkan penyakit pada manusia. Apabila pH menurun hingga 4,5 kasein dalam air susu menjadi menggumpal dan terjadi endapan gumpalan. Juga karena terbentuknya asam, air susu ini terasa asam. Oleh karena itu, jelas bahwa rasa asam air susu adalah hasil kegiatan bakteri yang biasanya terdapat dalam air susu. Karena air susu merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri, suhu dingin untuk menghambat pertumbuhan bakteri merupakan sesuatu yang perlu (Volk & Wheeler, 1999).

Air susu yang steril terdapat dalam sapi sehat. Air susu ini memperoleh flora organisme nonpatogen yang khas segera setelah meninggalkan sapi. Peran sanitasi pada produk susu adalah menjamin agar mikroorganisme yang menimbulkan penyakit tidak masuk dalam air susu untuk menyebarkan penyalur kepada konsumen (Volk & Wheeler, 1999). Susu yang hangat mempercepat pertumbuhan bakteri pembusuk makanan. Susu yang lebih dingin memperlambat pertumbuhan bakteri. Tetapi susu akan tetap busuk bila dibiarkan terlalu lama di kulkas. Bakteri tetap ada dan berkembang sangat lambat pada suhu yang dingin ( Vancleave, 1991 ).

Fungi merupakan mikroba kedua setelah bakteri yang sering terdapat pada berbagai produk susu. Fungi atau yang disebut kapang dapat tumbuh pada suasana asam dan pada suhu optimum, yaitu 30C. Keberadaan kapang pada produk susu merusak protein dan lemak, selain itu juga menyebabkan perubahan rasa/flavor seperti terjadinya ketengikan. Contah kapang yang sering terdapat pada susu ialah Oospora lactis yang menyebabkan ketengikan, dan Penicillium sp yang sering disebut jamur susu (Widodo, 2003).

Geotrichum candidum sering disebut kapang susu (dairy mold) karena sering tumbuh pada produk susu, kapang ini membentuk koloni yang berwarna kekuningan. Hifanya bersepta dan bercabang. Ada pula Enterobacter aerogenes yang menyebabkan kelendiran pada susu Spesies ini dapat tumbuh dengan baik pada medium yang hanya mengandung glukosa sebagai sumber nutrien organik (Fardiaz, 1992).

Pasteurisasi merupakan sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir. Proses ini diberi nama atas penemunya Louis Pasteur seorang ilmuwan Perancis. Tes pasteurisasi pertama diselesaikan oleh Pasteur dan Claude Bernard pada 20 April 1862. Tidak seperti sterilisasi, pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk membunuh seluruh mikroorganisme di makanan. Bandingkan dengan appertisasi yang diciptakan oleh Nicolas Francois Appert. Pasteurisasi bertujuan untuk mencapai "pengurangan log" dalam jumlah organisme, mengurangi jumlah mereka sehingga tidak lagi bisa menyebabkan penyakit (dengan syarat produk yang telah dipasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum tanggal kadaluwarsa). Sterilisasi skala komersial makanan masih belum umum, karena dia mempengaruhi rasa dan kualitas dari produk. Produk yang bisa dipasteurisasi susu, anggur, bir, jus buah, cider (sari buah apel), madu, telur, minuman olah raga, dan makanan kaleng (Wikipedia, 2008).

Tempe merupakan salah satu bahan makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang rhizopus. Selain itu, terdapat pula makanan serupa tempe yang tidak berbahan kedelai yang juga disebut tempe. Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat, kalsium, vitamin B dan zat besi. Banyak kandungan dalam tempe yang mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang kompak. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi pembuatan tempe membuat tempe memiliki rasa khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam (Wikipedia, 2008).

Mikroba merupakan makhluk hidup yang berukuran mikroskopis dan dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu bakteri, khamir/yeast, dan jamur/kapang. Daya tahan dan kemampuan mikroba berkembang biak tergantung pada faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi: derajat keasaman (pH), ketersediaan air, tekanan oksigen, kandungan zat gizi, dan senyawa penghambat. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi: suhu kelenggasan relatif, adanya tidaknya gas, dan radiasi. Semua faktor itu merupakan kebutuhan intrinsik dan ekstrinsik yang harus berada dalam keadaan seimbang untuk mencapai kondisi optimal bagi mikroba untuk berkembang biak (Winarno, 1994).

2. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengenal mikroskop dan aplikasinya dalam mengamati objek mikroskopik serta dapat memahami bagian - bagian dari mikroskop, fungsi bagian - bagian tersebut dan cara penggunaannya dengan baik. Mengetahui adanya miselia kapang pada tempe, dan bagaimana bentuknya ketika diteliti di bawah mikroskop. Mengetahui adanya yeast/khamir pada jus buah tomat. Dan dapat mengamati pertumbuhanmikroorganisme pada susu.

3. MATERI METODE

3.1. Materi

3.1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop cahaya, pinset, bunsen, kaca preparat datar dan cekung serta penutupnya, tabung reaksi beserta raknya, labu erlenmeyer, pipet tetes, mikropipet, bluetip, penangas, label, kapas, kantong plastik bening.

3.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah susu segar, jus tomat, tempe (kedelai), alcohol, media NA.

3.2. Metode

3.2.1. Mengamati Bagian - bagian Mikroskop

Pertama - tama mikroskop disiapkan dan diletakkan di atas meja, kemudian mikroskop diamati bagian - bagiannya. Setelah diamati, bagian - bagian mikroskop digambar dan diberi keterangan nama masing - masing bagian pada gambar tersebut.

3.2.2. Pengamatan Miselia Kapang pada Tempe

Pertama-tama tempe yang digunakan dalam praktikum disiapkan. Kemudian miselia kapang pada tempe, yang berwarna putih diambil dengan menggunakan pinset dengan sangat perlahan dan sangat hati-hati agar struktur miselia kapang yang akan diamati tidak rusak. Sementara itu kaca preparat datar beserta penutupnya disiapkan dan dibersihkan dengan menggunakan alkohol. Miselia kapang tempe yang telah diperoleh, diletakan di atas kaca preparat dan kemudian ditutup. Kemudian objek diamati di bawah mikroskop. Kemudian hasil pengamatan di bawah mikroskop digambar dan diberi keterangan.

3.2.3. Pengamatan Yeast/khamir pada Jus Buah Tomat

Pertama-tama sampel yang diambil dari jus buah tomat yang telah didiamkan selama semalam disiapkan. Sementara itu kaca preparat cekung beserta penutupnya disiapkan dan dibersihkan dengan menggunakan alkohol. Sampel kemudian diambil dengan menggunakan pipet tetes dan diteteskan pada kaca preparat di bagian cekungannya. Kemudian objek diamati di bawah mikroskop. Kemudian hasil pengamatan di bawah mikroskop digambar dan diberi keterangan.

3.2.4. Pengamatan Pertumbuhan Mikroorganisme pada Susu

Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan susu cair segar ke dalam dua buah gelas dengan ukuran sama banyak. Satu bagian dibiarkan saja tanpa diberi perlakuan, sedangakan susu yang satunya lagi dipanaskan selama 15-16 detik pada suhu 71.7-75C. Beri label berbeda untuk kedua gelas tersebut. Kemudian dari masing masing perlakuan diambil sampel sebanyak 1ml dengan menggunakan mikropipet secara aseptis. Sampel tersebut kemudian dipindahkan kedalam tabung reaksi yang sudah berisi aquades sebanyak 9ml. Sehingga didapatkan pengenceran sebesar 10-1. Dari pengenceran tersebut kemudian diambil lagi 1ml dan dimasukkan lagi kedalam tabung reaksi lain yang berisi aquades sebanyak 9ml, sehingga didapatkan pengenceran sebesar 10-2. Dari pengeceran tersebut kemudian diambil lagi 1ml dan dimasukkan lagi kedalam tabung reaksi lain yang berisi aquades sebanyak 9ml, sehingga didapatkan pengenceran sebesar 10-3. Kemudian dari tabung reaksi yang berisi pengenceran 10-2 dan 10-3, masing-masing diambil 1ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah berisi agar yang telah disiapkan sebelumnya. Kemudian suspensi di atas permukaan agar diratakan. Cawan petri kemudian dibungkus terbalik, lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu sekitar 35C. Kemudian koloni yang terbentuk dihitung.

4. HASIL PENGAMATAN

4.1. Mengamati Bagian - bagian Mikroskop

Hasil pengamatan bagian - bagian mikroskop dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Bagian - bagian Mikroskop

No.

Gambar

Keterangan

1.

Gambar Mikroskop Monokuler

1. Lensa okuler

2. Lensa objektif

3. Revolver

4. Kondensor

5. Lengan mikroskop

6. Makrometer

7. Mikrometer

8. Meja mikroskop

9. Penggeser objek (depan-belakang)

10. Penggeser objek (kanan-kiri)

11. Sumbu cahaya

12. Penjepit

13. Alas mikroskop

Pada tabel 1 kita dapat melihat bagian - bagian dari mikoskop. Bagian - bagian mikroskop yang dapat dilihat adalah lensa okuler, lensa objektif, revolver, kondensor lengan mikroskop, makrometer, micrometer, meja mikroskop, penggeser objek (depan-belakang), penggeser objek (kanan-kiri), sumbu cahaya, penjepit, dan alas mikroskop.

4.2. Pengamatan Miselia Kapang pada Tempe

Hasil pengamatan miselia kapang pada tempe dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Pengamatan Miselia Kapang pada Tempe

No.

Gambar

Keterangan

1.

1. Miselia kapang

2. Hifa kapang

3. Larutan laktofenol

Gambar :Miselia kapang pada tempe

Perbesaran : 10x40 (400 x)

Warna : Hijau

Pada tabel 2 kita dapat melihat miselia kapang pada tempe yang berwarna hijau dengan menggunakan mikroskop. Dari penelitian di bawah mikroskop, kita dapat melihat adanya miselia kapang dan hifa kapang pada tempe.

4.3. Pengamatan Yeast/khamir pada Jus Buah Tomat

Hasil pengamatan yeast/khamir pada jus buah tomat dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Pengamatan Yeast/khamir pada Jus Buah Tomat

No.

Gambar

Keterangan

1.

1. Mikroorganisme

2. Serat jus tomat

3. Air jus tomat

Gambar :Yeast pada jus tomat

Perbesaran : 10x40 (400 x)

Warna & Aroma : Bening & asam

Pada tabel 3 kita dapat melihat yeast/khamir pada jus tomat yang berwarna bening dengan menggunakan mikroskop. Dari penelitian di bawah mikroskop, kita dapat melihat adanya mikroorganisme pad jus tomat.

4.4. Pengamatan Pertumbuhan Mikroorganisme pada Susu

Hasil pengamatan pertumbuhan mikroorganisme pada susu dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Pengamatan Pertumbuhan Mikroorganisme pada Susu

Sampel

Jumlah Koloni

Pengenceran 10-2

Pengenceran 10-3

Susu Segar

non-pasteurisasi

A1

+ + + + +

+ + + +

A2

+ + + +

+ + +

A3

+ + + + +

+ + +

Susu Segar

pasteurisasi

A1

+ + +

+ +

A2

-

-

A3

+ +

+

Keterangan:

-:tidak ada mikroorganisme+ + + :banyak

+:sangat sedikit+ + + +:sangat banyak+ +:sedikit+ + + + +:tidak terhitung

Pada tabel 4, kita dapat membandingkan jumlah koloni antara susu segar non-pasteurisasi dengan susu segar pasteurisasi. Pada susu segar non pasteurisasi jumlah koloninya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah koloni pada susu segar yang sudah dipasteurisasi. Pada tabel ini kita juga dapat membandingkan jumlah koloni pada pengenceran 10-2 dan pengenceran 10-3. dapat dilihat bahwa jumlah koloni pada pengenceran 10-2 lebih banyak dibandingkan dengan jumlah koloni pada pengenceran 10-3. Pada kelompok A1 susu segar non pasteurisasi dengan pengenceran 10-2 jumlah koloninya tidak terhitung. Pada kelompok A1 susu segar non pasteurisasi dengan pengenceran 10-3 jumlah koloninya sangat banyak. Pada kelompok A1 susu segar pasteurisasi dengan pengenceran 10-2 jumlah koloninya banyak. Pada kelompok A1 susu segar pasteurisasi dengan pengenceran 10-3 jumlah koloninya sedikit. Pada kelompok A2 susu segar non pasteurisasi dengan pengenceran 10-2 jumlah koloninya sangat banyak. Pada kelompok A2 susu segar non pasteurisasi dengan pengenceran 10-3 jumlah koloninya banyak. Pada kelompok A2 susu segar pasteurisasi dengan pengenceran 10-2 tidak ada mikroorganisme. Pada kelompok A2 susu segar pasteurisasi dengan pengenceran 10-3 tidak ada mikroorganisme. Pada kelompok A3 susu segar non pasteurisasi dengan pengenceran 10-2 jumlah koloninya tidak terhitung. Pada kelompok A3 susu segar non pasteurisasi dengan pengenceran 10-3 jumlah koloninya banyak. Pada kelompok A3 susu segar pasteurisasi dengan pengenceran 10-2 jumlah koloninya sedikit. Pada kelompok A3 susu segar pasteurisasi dengan pengenceran 10-3 jumlah koloninya sangat sedikit.

5. PEMBAHASAN

5.1. Mengamati Bagian - bagian Mikroskop

Pada percobaan ini yang dilakukan adalah melakukan pengamatan bagian-bagian dari mikroskop. Menurut Volk & Wheeler (1993), mikroskop merupakan salah satu alat yang mempunyai fungsi penting di dalam melakukan penelitian, karena fungsi utama dari mikroskop di dalam melakukan penelitian adalah untuk pengamatan-pengamatan terhadap benda-benda, bagian-bagian sel atau bahkan mahkluk hidup yang berukuran sangat kecil atau yang sering disebut mahkluk bersel tunggal. Hal ini terbukti karena pada pengamatan-pengamatan dalam praktikum biologi selalu menggunakan mikroskop untuk melihat benda, makhluk hidup atau dengan hal-hal lain yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh mata. Menurut teori dari Hadioetomo (1993), mikroskop dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya menggunakan gelombang cahaya sebagai sumber iluminasinya. Mikroskop elektron menggunakan elektron untuk iluminasinya. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa mikroskop yang digunakan dalam pengamatan kali ini adalah mikroskop cahaya karena menggunakan gelombang cahaya sebagai sumber iluminasinya.

Mikroskop yang diamati dalam percobaan ini memiliki 13 bagian yaitu lensa okuler, lensa obyektif, revolver, kondensor, lengan mikroskop, makrometer, mikrometer, meja mikroskop, penggeser objek ke arah depan dan belakang, penggeser objek ke arah kanan dan kiri, sumbu cahaya, penjepit, dan alas mikroskop. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nasir et al. (1993), bahwa bagian-bagian mikroskop dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian perlengkapan optik dan perlengkapan non optik. Yang termasuk ke dalam perlengkapan optik adalah lensa okuler, lensa obyektif, revolver, kondensor, sumbu cahaya, dan penyambung listrik. Yang termasuk ke dalam perlengkapan non optik adalah makrometer, mikrometer, lengan mikroskop, meja mikroskop, penjepit, dan alas mikroskop.

Selain itu Nasir et al. (1993), juga menjelaskan tentang bagian-bagian mikroskop tersebut dengan lebih detail. Menurut Nasir et al. (1993), perlengkapan optik seperti lensa okuler merupakan bagian ujung atas tubus mikroskop yang menghadap ke mata kita pada waktu pengamatan. Lensa ini fungsinya untuk memberikan perbesaran mula-mula. Dalam percobaan ini digunakan mikroskop yang memiliki satu lensa okuler sehingga mikroskop ini disebut mikroskop monokuler. Namun, ada juga mikroskop yang memiliki dua lensa okuler, yang sering disebut mikroskop binokuler. Lensa obyektif merupakan lensa yang terletak di bagian bawah tubus menghadap pada letak kaca preparat sediaan. Lensa ini memiliki fungsi untuk memperbesar bayangan dari lensa objektif dan dapat menghasilkan bayangan maya yang kita lihat. Mikroskop yang digunakan dalam praktikum ini memiliki empat buah lensa obyektif. Keempat lensa obyektif ini terletak pada bagian yang bernama revolver. Jadi revolver berfungsi sebagai tempat untuk memasang lensa obyektif. Kondensor merupakan bagian yang dilengkapi dengan diafragma, alat pengatur diafragma dan penyaring cahaya. Kondensor berfungsi untuk menangkap cahaya yang akan diteruskan pada objek dan terus ke lensa. Sumbu cahaya yang memantulkan cahaya yang akan diteruskan ke kondensor. Banyaknya cahaya yang akan diteruskan pada objek diatur oleh diafragma yang terdapat di bawah kondensor.

Menurut Nasir et al. (1993), perlengkapan non-optik seperti makrometer dan mikrometer merupakan alat untuk mengatur fokus. Makrometer untuk menggerakkan meja mikroskop secara halus dan mikrometer untuk menggerakkan meja mikroskop secara cepat. Lengan mikroskop berfungsi untuk membawa mikroskop. Meja mikroskop berfungsi untuk meletakkan objek yang akan diamati. Penggeser objek ada dua yaitu, penggeser objek yang berfungsi untuk menggerakkan objek ke kiri dan ke kanan, dan penggeser objek ke arah depan dan belakang. Penjepit merupakan salah satu bagian dari meja mikroskop yang berfungsi untuk menjaga agar objek posisinya tetap dan tidak bergerak. Alas mikroskop digunakan untuk mendudukkan mikroskop.

Menurut Volk & Wheeler (1993), mikroskop memiliki 7 komponen utama yaitu kondensor untuk memusatkan cahaya, cermin untuk memantulkan cahaya, diafragma iris untuk mengatur cahaya yang masuk ke spesimen, penyesuaian halus dan kasar untuk menaikkan dan menurunkan lensa objektif, tabung yang memisahkan lensa objektif dan okuler, pentas untuk meletakkan spesimen, dan kerangka untuk menyangga semua bagian mikroskop.

Bagian - bagian mikroskop saling bekerja sama untuk menghasilkan perbesaran sehingga kita dapat melihat benda - benda yang sangat kecil agar tampak lebih jelas. Cara kerja mikroskop cahaya adalah menggunakan cahaya sebagai sumber penyinaran oleh sebab itu diperlukan lensa untuk memperbesar bayangan objek. Untuk melakukan pengamatan diperlukan preparat yang tembus cahaya sehingga preparat harus setipis mungkin. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung dengan melalui lensa okuler sehingga pengamat dapat menentukan bentuk, warna, dan gerakan objek.

5.2. Pengamatan Miselia Kapang pada Tempe

Dalam percobaan ini yang dilakukan adalah melakukan pengamatan miselia kapang yang terdapat pada tempe. Berdasarkan data (Wikipedia, 2008) yang didapat melalui searching pada http://id.wikipedia.org/wiki/Tempe, tempe merupakan salah satu bahan makanan yang dibuat dari fermentasi kacang kedelai dengan menggunakan kapang rhizopus. Tempe kaya akan serat, kalsium, vitamin B dan zat besi. Banyak kandungan dalam tempe yang mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi pembuatan tempe membuat tempe memiliki rasa khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.

Pada percobaan ini dilakukan pengamatan miselia pada tempe dengan menggunakan bantuan mikroskop untuk mengamatinya, hal ini sesuai dengan pendapat dari Lay (1994), bahwa mikroskop merupakan alat utama yang sering digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan benda yang dilihat sehingga membantu untuk mengamati benda yang renik Dengan pertolongan mikroskop kita dapat mengamati bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mata telanjang yaitu keadaan di mana tidak dapat membedakan benda dengan diameter < 0,1 mm).

Dalam percobaan ini didapatkan bagian-bagian tempe, yaitu miselia kapang, dan hifa kapang. Hal ini sesuai dengan data (Wikipedia, 2008) yang didapat melalui searching pada http://id.wikipedia.org/wiki/Tempe, bahwa tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang kompak. Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia.

Pada percobaan diketahui bahwa jamur tempe memiliki hifa dan miselia. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fardiaz (1992), bahwa jamur hidup di tempat lembab, hifanya saling bergantung membentuk miselium. Selain itu fungi/jamur/kapang memiliki inti sel, bersifat heterotrof dan tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Jamur tidak memiliki alat gerak, sehingga tidak dapat melakukan perpindahan. Jamur berkembang biak dengan spora, dinding selnya berupa chitin, kecuali pada kelas oomycota yang berupa selulosa. Cadangan karbohidrat dari jamur berupa pati.

5.3. Pengamatan Yeast/khamir pada Jus Buah Tomat

Dalam percobaan ini yang dilakukan adalah melakukan pengamatan pada jus buah tomat. Hal ini sesuai dengan data (Anonim, 2007) yang diperoleh dari searching pada http://mumtazanas.wordpress.com/2007/05/29/. Bahwa tomat juga banyak digunakan untuk masakan, seperti sup, jus, pasta, dan lain-lain. Rasanya yang sedikit asam bahkan membuat selera makan meningkat. Yang harus diperhatikan adalah jus buah tomat yang digunakan dalam praktikum ini bukanlah jus tomat yang masih segar, akan tetapi jus buah tomat yang telah didiamkan selama semalaman. Dalam pengamatan yang dilakukan telah ditemukan mikroorganisme pada jus tomat yang berupa yeast.

Pada percobaan ini ditemukan sejenis mikroorganisme yaitu yeast yang memiliki bentuk bulat panjang dengan salah satu ujung runcing dan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Fardiaz (1992), bahwa yeast memiliki bentuk yang bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival, botol, apikulat, dan psedomiselium. Dan mikroorganisme yang ditemukan ini adalah yeast dengan bentuk psedomiselium. Sehingga organisme yang diperoleh dari percobaan sesuai dengan teori bahwa yang ditemukan adalah mikroorganisme yang tergolong yeast.

5.4. Pengamatan Pertumbuhan Mikroorganisme pada Susu

Dalam percobaan ini dilakukan pengamatan pada susu. Menurut Volk & Wheeler (1990) susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan mempunyai pH sekitar 6,8, sehingga susu merupakan media pertumbuhan yang sangat baik bagi mikroorganisme. Menurut Kimball (1992) faktor utama cepat lambatnya pertumbuhan mikroorganisme dalam susu adalah suhu. Pada suhu ruang akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme. Ada dua perlakuan terhadap susu yang diamati. Perlakuan pertama susu di pasteurisasi, perlakuan kedua susu tidak dipasteurisasi. Menurut data (Wikipedia, 2008) yang diperoleh dari searching pada http://id.wikipedia.org/wiki/Pasteurisasi. Pasteurisasi merupakan sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir. Proses ini diberi nama atas penemunya Louis Pasteur seorang ilmuwan Perancis. Tes pasteurisasi pertama diselesaikan oleh Pasteur dan Claude Bernard pada 20 April 1862.

Dalam pasteurisasi mikroorganisme pada susu tidak seluruhnya dibunuh. Tidak seperti sterilisasi yang membunuh seluruh mikroorganisme di makanan. Bandingkan dengan appertisasi yang diciptakan oleh Nicolas Francois Appert. Pasteurisasi bertujuan untuk mencapai "pengurangan log" dalam jumlah organisme, mengurangi jumlah mereka sehingga tidak lagi bisa menyebabkan penyakit. Dengan syarat produk yang telah dipasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum tanggal kadaluwarsa.

Dalam percobaan ini selain adanya dua perlakuan pada susu segar. Dalam tiap perlakuan juga ada dua macam konsentrasi susu untuk diamati, yaitu susu dengan pengenceran 10-2 dan susu dengan pengenceran 10-3. Pada percobaan ini, kita dapat mengetahui jumlah koloni antara susu segar non-pasteurisasi dengan susu segar pasteurisasi. Pada susu segar non pasteurisasi jumlah koloninya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah koloni pada susu segar yang sudah dipasteurisasi. Hal ini sesuai teori (Wikipedia, 2008) yang didapat dari searching pada http://id.wikipedia.org/wiki/Pasteurisasi. Bahwa pasteurisasi bertujuan untuk mencapai "pengurangan log" dalam jumlah organisme, sehingga mengurangi jumlah mikroorganisme. Pada percobaan ini kita juga dapat membandingkan jumlah koloni pada pengenceran 10-2 dan pengenceran 10-3. Jumlah koloni pada pengenceran 10-2 lebih banyak dibandingkan dengan jumlah koloni pada pengenceran 10-3.

Percobaan yang dilakukan adalah untuk mengetahui karakteristik tiap mikroorganisme, menurut teori yang dikemukakan oleh Winarno (1994) mikroorganisme dibagi menjadi 3 jenis, yaitu bakteri, khamir/yeast, dan jamur/kapang. Menurut Green, et al (1988) setiap mikroorganisme tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Bakteri merupakan mikroorganisme uniseluler, bakteri berdiameter kurang lebih 1 mikrometer, bakteri berukuran 0.1-10 mikrometer dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Bakteri tidak memiliki klorofil, maka dari itu di dalam fotosintesis, bakteri menggunakan pigmen fotosintesisnya. Terdapat endospora pada bakteri yang memungkinkan bakteri untuk hidup dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Bakteri memiliki beranekaragam bentuk, yaitu kokus, basilus, spiral, dan vibria. Fungi/jamur/kapang memiliki inti sel, bersifat heterotrof dan tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Jamur tidak memiliki alat gerak, sehingga tidak dapat melakukan perpindahan. Jamur berkembang biak dengan spora, dindini selnya berupa chitin, kecuali pada kelas oomycota yang berupa selulosa. Jamur hidup di tempat lembab, hifanya saling bergantung membentuk miselium. Cadangan karbohidrat dari jamur berupa pati. Menurut Fardiaz (1992), yeast atau khamir termasuk fungi akan tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang uniseluler. Khamir bereproduksi dengan cara pertunasan. Khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir tidak dapat berfotosintesis. Beberapa khamir tidak membentuk spora dan yang lain membentuk spora. Khamir berukuran panjang 1-50 mikrometer dan lebar 1-10 mikrometer. Bentuknya bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival, botol, apikulat, dan psedomiselium.

Menurut Kimball (1992) pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam mikroorganisme itu sendiri, jadi tiap mikroorganisme memiliki karakteristik pertumbuhan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Faktor eksternal berasal dari lingkungan di sekitar mikroorganisme tersebut. Faktor eksternal itu antara lain kelembaban, pertumbuhan mikroorganisme akan lebih baik dan lebih cepat pada kelembaban tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan mikroorganisme pada kelembaban rendah. Nutrient, jika nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk melakukan pertumbuhan tercukupi maka mikroorganisme tersebut akan dapat melakukan pertumbuhan lebih baik dibandingkan dengan jika kebutuhan nutrisi tidak tercukupi. Kadar air, jika kadar air pada lingkungan pertumbuhan mikroorganisme sesuai maka pertumbuhan mikroorganisme tersebut akan lebih baik daripada jika kadar airnya tidak sesuai. pH, pH optimal pada tiap mikroorganisme berbeda, jika pH pada lingkungan sesuai atau optimal maka pertumbuhan mikroorganisme akan berjalan lebih baik dibandingkan dengan jika pH nya tidak sesuai atau tidak optimal. Intensitas cahaya, masing-masing mikroorganisme memiliki tingkat kebutuhan cahaya yang berbeda, sehingga jika intensitas cahaya lingkungannya sesuai maka pertumbuhan mikroorganisme akan berjalan lebih baik daripada jika intensitas cahayanya tidak sesuai. Bahan/ substrat, setiap mikroorganisme memiliki substrat yang berbeda untuk melakukan pertumbuhan, maka jika substrat pertumbuhan mikroorganisme sesuai maka pertumbuhan mikroorganisme tersebut akan berjalan lebih baik daripada jika substratnya tidak sesuai. Suhu atau temperatur, suhu atau temperatur optimal pada tiap mikroorganisme berbeda, jika suhu atau temperatur pada lingkungan sesuai atau optimal maka pertumbuhan mikroorganisme akan berjalan lebih baik dibandingkan dengan jika suhu atau temperaturnya tidak sesuai atau tidak optimal.

6. KESIMPULAN

Ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk hidup yang bersifat mikroskopik (mikroorganisme) adalah mikrobiologi.

Mikroskop merupakan suatu alat optik dengan satu lensa atau lebih untuk menghasilkan bayangan yang sangat dibesarkan dari objek, yang tak tampak dengan menggunakan mata biasa.

Mikroskop merupakan alat utama yang sering digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi.

Secara garis besar, ada dua jenis mikroskop, yaitu mikroskop optik (cahaya) dan mikroskop elektron.

Jenis mikroskop, antara lain mikroskop medan terang, mikroskop medan gelap, mikroskop kontras, mikroskop flouresen, mikroskop ultraviolet, mikroskop electron.

Mikroskop yang dipakai di laboratorium disebut mikroskop majemuk karena memiliki dua perangkat lensa.

Makhluk hidup dibagi menjadi hewan dan tumbuhan yang nyata perbedaannya.

Makhluk hidup berdasarkan struktur selnya dibagi menjadi dua kelompok besar yakni prokariot dan eukariot.

Perbedaan pokok sel prokariotik dan eukariotik adalah sel eukariotik memiliki membran inti, sedangkan sel prokariotik tidak.

Mikroorganisme adalah sekelompok makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop cahaya atau mikroskop elektron.

Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae.

Air susu memiliki kandungan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, dan mempunyai pH sekitar 6,8

Susu selain merupakan makanan yang sangat baik untuk dikonsumsi oleh manusia, juga merupakan medium pertumbuhan yang sangat baik bagi mikroorganisme.

Bakteri yang paling banyak menyusun flora normal air susu tergolong ke dalam suku Lactobacillaeceae dan Steptococcaceae.

Fungi atau yang disebut kapang dapat tumbuh pada suasana asam dan pada suhu optimum, yaitu 30C.

Pasteurisasi merupakan sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir.

Pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk membunuh seluruh mikroorganisme di makanan.

Tempe merupakan salah satu bahan makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang rhizopus.

Mikroba merupakan makhluk hidup yang berukuran mikroskopis dan dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu bakteri, khamir/yeast, dan jamur/kapang.

Bagian-bagian mikroskop dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian perlengkapan optik dan perlengkapan non optik.

Yang termasuk ke dalam perlengkapan optik adalah lensa okuler, lensa obyektif, revolver, kondensor, sumbu cahaya, dan penyambung listrik.

Yang termasuk ke dalam perlengkapan non optik adalah makrometer, mikrometer, lengan mikroskop, meja mikroskop, penjepit, dan alas mikroskop.

Jamur hidup di tempat lembab, hifanya saling bergantung membentuk miselium.

Mikroorganisme yang ditemukan pada jus tomat adalah yeast dengan bentuk psedomiselium.

Yeast memiliki bentuk yang bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival, botol, apikulat, dan psedomiselium.

Setiap mikroorganisme tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.

Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal berasal dari dalam mikroorganisme itu sendiri

Faktor eksternal berasal dari lingkungan di sekitar mikroorganisme tersebut, seperti kelembaban,nutrient, kadar air, pH, intensitas cahaya, bahan/ substrat, dan suhu.

Semarang, 26 Oktober 2008 Asisten Dosen:

- Arya Widinata

- Adhiprana W

- Agustin Nitta P

Emanuel Jeffry Senjaya

08.70.0136

7. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2007). http://mumtazanas.wordpress.com/2007/05/29/. Diakses tanggal 25 Oktober 2008.

Anonim. (1990). Ensiklopedia Nasional Indonesia. PT Cipta Adi Pustaka. Jakarta.

Audesirk,G. & T. Audesirk. (1989). Biology Life of Earth. Macmillan Publishing Company, a Division of Macmillan, Inc. New York.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1.PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Green, N. P.O. (1988). Biological Science 1 : Organism, Energy and Environment. Press Syndicate of the University of Cambridge. Melbourne.

Hadioetomo, R. S. (1993). Mikrobiologi dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kimball, J.W. (1992). Biologi Jilid 1 Edisi 5. Erlangga. Jakarta.

Lay, B.W. (1994). Analisis Mikroba Di Laboratorium. Citra Niaga. Jakarta.

Muslim, C. (2003). Biologi Molekuler Sel. Biologi Universitas. Bengkulu.

Nasir, M.; Sugiyanto; Johanes; Situmorang; Jesmandt. (1993). Penuntun Praktikum Biologi Umum. Debdikbud. Yogyakarta.

Pfeiffer, J. ( 1981 ). Pustaka Ilmu Sel. Tira Pustaka. Jakarta.

Syamsuri, Istamar, et al. (2004). Biologi untuk SMA kelas IX jilid 2A. Erlangga. Jakarta.

Van Cleave, J.P. (1991). Gembira Bermain Dengan Biologi. Temprint. Jakarta.

Volk, A.W. & M.F. Wheeler. (1993). Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Volk, W. A. & M. F. Wheeler. (1999). Mikrobiologi Dasar Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Widodo, Ir., M. Sc. (2003). Bioteknologi Industri Susu. Lacticia Press. Yogyakarta.

Wikipedia. 2008. Pasteurisasi. Diakses tanggal 25 Oktober 2008.

Wikipedia. 2008. Susu. Diakses tanggal 25 Oktober 2008.

Wikipedia. 2008. Tempe. Diakses tanggal 25 Oktober 2008.

Wikipedia. 2008. Tomat. Diakses tanggal 25 Oktober 2008.

Winarno, F.G. (1994). Sterilisasi Komersial Produk Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

8. LAMPIRAN

8.1. Laporan Sementara

Fungi

Animal

Plant

Monera

Virus

Protista

Bacteri

Prokariot

Eukariot

Living Organisme

PAGE