mikrobiologi 4

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan morfologi dari masing-masing sel mikroba. 1.2 Dasar Teori Christian Gram, seorang ahli bakteri Denmark pada tahun 1884 secara kebetulan menemukan prosedur pewarnaan Gram. Pewarnaan Gram merupakan salah satu prosedur yang amat penting dan paling banyak digunakan dalam klasifikasi mikrobia. Berdasarkan metode ini, mikrobia dapat dibedakan secara umum menjadi dua kelompok besar yaitu: 1. Organisme yang dapat menahan kompleks pewarna primer ungu kristal iodium sampai pada akhir prosedur (sel-sel tampak biru gelap atau ungu) disebut Gram positif. 2. Organisme yang kehilangan kompleks warna ungu kristal pada waktu pembilasan dengan alkohol, namun kemudian terwarnai oleh pewarna tandingan

Upload: alviindo

Post on 05-Dec-2014

21 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

FKFHFJH

TRANSCRIPT

Page 1: MIKROBIOLOGI 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan morfologi dari

masing-masing sel mikroba.

1.2 Dasar Teori

Christian Gram, seorang ahli bakteri Denmark pada tahun 1884

secara kebetulan menemukan prosedur pewarnaan Gram. Pewarnaan Gram

merupakan salah satu prosedur yang amat penting dan paling banyak

digunakan dalam klasifikasi mikrobia. Berdasarkan metode ini, mikrobia

dapat dibedakan secara umum menjadi dua kelompok besar yaitu:

1. Organisme yang dapat menahan kompleks pewarna primer ungu kristal

iodium sampai pada akhir prosedur (sel-sel tampak biru gelap atau

ungu) disebut Gram positif.

2. Organisme yang kehilangan kompleks warna ungu kristal pada waktu

pembilasan dengan alkohol, namun kemudian terwarnai oleh pewarna

tandingan safranin sehingga sel tampak merah muda, disebut Gram

negatif (Hadioetomo, 1993).

Pengecatan atau pewarnaan bakteri merupakan cara untuk

mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi. Hal

tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu

mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.

Bentuk dan struktur bakteri dapat diamati dengan dua cara yaitu :

1. Dengan mengamati pergerakan sel-sel hidup tanpa pewarnaan.

Page 2: MIKROBIOLOGI 4

2. Dengan mengamati sel-sel yang mati dengan pewarnaan.

Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah

satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion

bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan

bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakteri akan memberikan warna

berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri

(Sutedo, 1991).

Teknik untuk menentukan ukuran, bentuk dan struktur sel-sel

mikroba tersedia bermacam-macam. Salah satu cara yang umumnya

digunakan untuk menumbuhkan (membiakkan) mikroorganisme yaitu

dengan teknik pewarnaan untuk mewarnai mikroorganisme. Teknik

pewarnaan diferensial yang paling penting dan paling luas digunakan untuk

bakteri adalah pewarnaan Gram. Proses ini olesan bakteri yang terfiksasi

dikenai larutan ungu kristal, larutan iodium, alkohol (bahan pemucat) dan

safranin atau beberapa pewarna tandingan lain yang sesuai. Bakteri yang

diwarnai dengan metode Gram dibagi menjadi dua kelompok yaitu bakteri

Gram positif yang mempertahankan warna ungu kristal dan tampak ungu

tua, sedangkan bakteri lain yaitu bakteri Gram negatif yang kehilangan

warna ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi

pewarna merah safranin tampak berwarna merah (Gaman, 1994).

Beberapa spesies bakteri disebut Gram positif setelah pewarnaan,

tetapi ada juga yang disebut Gram negatif karena dalam proses pewarnaan

itu belum komplit. Salah satu dari warna spesies Gram negatif akan menjadi

Gram positif tetapi dapat dibedakan dengan mudah perbedaan warna

Page 3: MIKROBIOLOGI 4

diantara keduanya. Keuntungan dari teknik pewarnaan untuk memudahkan

melihat bakteri dengan mikroskop (memungkinkan perbesaran dalam

pengamatan), memperjelas bentuk dan ukuran bakteri, memungkinkan

pengamatan salah satu bagian dari sel bakteri misalkan spora, kapsul atau

flagela, serta menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada

bakteri dengan zat warna (Sutedo, 1991).

Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara

5-20 mikron. Biasanya berukuran 5-10 kali lebih besar dari bakteri. Sel

khamir dapat berbentuk lonjong, batang atau bulat. Khamir tidak bergerak

karena tidak mempunyai struktur tambahan di bagian luar selnya seperti

flagella. Zat warna yang cocok untuk pewarnaan khamir adalah larutan

methylen blue. Pada pengecatan sederhana dengan pemberian methylen blue

0,1 %, sel khamir dapat dibedakan antara sel mati dan yang hidup. Sel yang

mati akan berwarna biru, sedangkan yang hidup akan berwarna transparan.

Hal ini disebabkan karena sifat membran sel yang selektif semipermeabel

(Buckle, 1987).

Fungi mempunyai tubuh vegetatif berupa talus yang mengandung

filamen dengan diameter sekitar 5m yang mempunyai cabang dan

penyebaran diatas permukaan medium nutrien. Filamen/hifa mengandung

dinding sel dan sitoplasma yang mencakup didalamnya. Hifa bisa tanpa

sekat sel yang disebut fungi tingkat rendah sedangkan hifa yang bersekat

disebut fungi tingkat tinggi. Kumpulan dari beberapa hifa dalam fungi

disebut miselium (Schlegel, 1993).

Page 4: MIKROBIOLOGI 4

BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 19 Maret 2012, pukul

10.00-12.10 WITA, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru.

2.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah botol semprot, mikroskop, pipet

steril, jarum inokulasi/ose, lampu spritus dan kertas label.

Bahan-bahan yang digunakan adalah alkohol, spritus, biakan bakteri

(Eschericia coli, Staphylococcus aureus dan Bacillus sp.), dan cat Gram.

2.3 Prosedur Kerja

2.3.1 Pengecatan Gram Sel Bakteri

1. Disiapkan mikroskop, dibersihkan gelas benda dan gelas penutup.

2. Dinyalakan bunsen, dipanaskan jarum ose sampai panas memijar.

3. Dibiarkan jarum ose beberapa saat hingga sedikit dingin.

4. Diambil biakan bakteri (Eschericia coli, Staphylococcus aureus dan

Bacillus sp.) dengan jarum ose sesedikit mungkin.

5. Diratakan setipis mungkin di bagian tengah gelas benda dan dikering

anginkan.

6. Ditetesi cat Gram A (kristal violet) sampai menutup seluruh suspensi

bakteri. Dibiarkan 1 menit dan dicuci dengan botol semprot serta

dikering anginkan.

Page 5: MIKROBIOLOGI 4

7. Ditetesi cat Gram B (lugol iodine) dan dibiarkan selama 1 menit. Dicuci

dengan botol semprot dan dikering anginkan.

8. Ditetesi dengan cat Gram C (aseton alkohol), dibiarkan selama 30 detik

dan dicuci dengan botol semprot serta dikering anginkan.

9. Ditetesi dengan cat Gram D (safranin) dan dibiarkan selama 1 menit,

dicuci dengan botol semprot dan dikering anginkan.

10.Ditutup dengan gelas penutup dan diamati dengan mikroskop serta difoto

penampakan sel bakteri.

Page 6: MIKROBIOLOGI 4

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan, yaitu

sebagai berikut :

No

.

Gambar Keterangan

1.

d

Gambar 1. Pengecatan Gram Sel Bakteri (E. coli)

a) Spesies : Eschericia coli

b) Gram negatif (-) berwarna

merah

c) Perbesaran : 100 X

d) Berbentuk : Bacil / batang

2.

d

Gambar 2. Pengecatan Gram Sel Bakteri (Staphylococcus aureus)

a) Spesies : S. aureus

b) Gram positif (+) berwarna

ungu

c) Perbesaran : 400 X

d) Berbentuk : Coccus / bulat

3.

d

a) Spesies : Bacillus sp.

b) Gram positif (+) berwarna

ungu

c) Perbesaran : 100 X

Page 7: MIKROBIOLOGI 4

Gambar 3. Pengecatan Gram Sel Bakteri (Bacillus sp.)

d) Berbentuk : Bacil / batang

3.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini membahas tentang perbedaan morfologi dari

masing-masing sel-sel mikroba. Cara yang sering digunakan untuk

mengamati atau mempelajari perbedaan morfologi dari masing-masing sel

mikroba adalah dengan pewarnaan Gram. Pewarnaan Gram merupakan

salah satu prosedur yang amat penting dan paling banyak digunakan dalam

klasifikasi bakteri.

Fungsi pewarnaan Gram adalah untuk memudahkan melihat bakteri

dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, melihat struktur

luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola,

meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya serta mengetahui

sifat fisiologisnya, yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri. Dinding sel

bakteri dapat bersifat positif atau negatif tergantung dari cat yang terserap

oleh dindingnya, jika yang terserap adalah cat utama (kristal violet) maka

disebut bakteri Gram positif dan jika yang terserap adalah cat penutup

(safranin) maka disebut bakteri Gram negatif.

Secara umum bakteri Gram positif memberikan reaksi berbeda dari

bakteri Gram negatif dengan senyawa-senyawa kimia. Pewarnaan Gram

dilakukan untuk membedakan antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram

negatif. Pada saat pemberian warna terjadi perbedaan antara keduanya yaitu

pada bakteri Gram positif berwarna ungu, sedangkan pada bakteri Gram

negatif berwarna merah. Adanya perbedaan warna antara bakteri Gram

Page 8: MIKROBIOLOGI 4

positif dan bakteri Gram negatif disebabkan oleh perbedaan dinding sel

bakteri. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang lebih tebal, dinding

sel ini menyusut oleh pelakuan alkohol karena terjadinya dehidrasi

(kehilangan air). Hal ini menyebabkan pori-pori dinding sel menutup

sehingga dapat menahan kompleks warna ungu. Sel-sel Gram negatif

mempunyai kandungan lipid yang lebih tinggi pada dinding selnya dan lipid

ini larut dalam alkohol dan aseton sehingga tidak dapat menahan kompleks

warna ungu.

Perbedaan warna ini disebabkan dinding sel bakteri Gram positif

berbeda dengan dinding sel bakteri Gram negatif, kompleks zat pewarna

iodium rupanya terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma

organisme Gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel

organisme Gram negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan

kompleks zat pewarna iodium dapat disingkirkan dari sel. Dinding sel

organisme Gram positif cukup tebal (20-80 nm) dan terdiri atas 60-100%

peptidoglikan. Dinding sel bakteri Gram negatif mempunyai susunan kimia

yang lebih rumit dan lebih sedikit peptidoglikan 10-20%. Ada beberapa

faktor yang menyebabkan variasi dalam pewarnaan Gram yaitu perubahan

keasaman, penyimpangan cara pewarnaan, komposisi medium, umur bakteri

dan perlakuan khusus yang dilakukan (Volk & Wheeler, 1993).

Pengamatan morfologi bakteri dilakukan dengan pengecatan Gram

pada biakan bakteri. Bakteri jenis Eschericia coli merupakan bakteri Gram

negatif berwarna merah yang tidak dapat menahan cat utama (kristal violet)

setelah dicuci dengan alkohol dan dapat diwarnai dengan cat Gram D

Page 9: MIKROBIOLOGI 4

(safranin) yang memberikan warna merah, bentuknya basil/batang diamati

di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 X. Bakteri jenis Staphylococcus

aureus merupakan bakteri Gram positif berwarna ungu ditandai dengan

terserapnya cat Gram A (kristal violet) yang memberikan warna ungu,

bentuknya coccus/bulat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 400

X. Bakteri jenis Bacillus sp. merupakan bakteri Gram positif berwarna ungu

ditandai dengan terserapnya cat Gram A (kristal violet) yang memberikan

warna ungu, bentuknya basil/batang diamati di bawah mikroskop dengan

perbesaran 100 X.

Pewarnaan Gram untuk bakteri menggunakan larutan kristal violet,

lugol iodine, aseton alkohol dan safranin. Cat Gram A (kristal violet)

merupakan cat utama dalam pewarnaan Gram berfungsi untuk memberikan

warna ungu pada bakteri. Cat Gram B berfungsi untuk mempertahankan

warna ungu agar semakin jelas dan lebih baik. Cat Gram C berfungsi untuk

membilas cat pewarna kristal violet. Pemberian cat Gram C merupakan

langkah yang sangat penting karena pada langkah inilah bakteri dapat

ditunjukkan sebagai bakteri Gram positif atau bakteri Gram negatif. Bakteri

Gram positif akan mempertahankan kompleks kristal ungu iodium, sehingga

tetap berwarna ungu. Sedangkan bakteri Gram negatif warnanya hilang

setelah dicuci dengan alkohol. Cat Gram D merupakan cat penutup

berfungsi untuk memberikan warna merah. Bakteri Gram positif karena

telah jenuh mengikat cat Gram A maka bakteri tidak mampu untuk

mengikat cat Gram D. Sedangkan bakteri Gram negatif yang telah

Page 10: MIKROBIOLOGI 4

kehilangan warnanya maka bakteri akan mengikat warna cat Gram D

sehingga bakteri akan berwarna merah.

.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Pewarnaan Gram berguna meningkatkan kontras mikroorganisme dengan

sekitarnya sehingga mudah diamati dan mengetahui sifat fisiologisnya.

2. Pewarnaan Gram untuk bakteri menggunakan larutan kristal violet, lugol

iodine, aseton alkohol dan safranin.

3. Eschericia coli merupakan bakteri Gram negatif berwarna merah

berbentuk basil/batang. Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram

positif berwarna ungu berbentuk coccus/bulat. Bacillus sp. merupakan

bakteri Gram positif berwarna ungu berbentuk basil/batang.

4.2 Saran

Sebaiknya praktikan benar-benar memiliki keterampilan dalam

penanganan peralatan dan kecermatan dalam pengamatan hasil.

Page 11: MIKROBIOLOGI 4

DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta..

Gaman, P.M. dan Shernington, K. B. 1994. Ilmu Pangan dan Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. UGM. Jakarta.

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Schlegel, Hans G.1993. General Microbiology. Cambridge University Press. Australia.

Sutedo, M.M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Volk dan Wheeker. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta.