meutia fakhriah tekrem b
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Meutia Fakhriah Tekrem B
1/7
Remediasi PT. Chevron
1. Perencanaan dan Teknologi yang diterapkan
Metode bioremediasi bersifat organik dan terbukti aman serta efektif untuk
membersihkan tanah yang terpapar minyak mentah dan minyak lainnya dari sisa
pengolahan berbagai industri.
Bioremediasi mengacu pada segala proses yang menggunakan mikroba atau enzim-
enzim yang dihasilkan oleh mikroba tersebut untuk membersihkan atau menetralkan
bahan-bahan kimia dan limbah secara aman. Metode bioremediasi bersifat organik dan
terbukti aman serta efektif untuk membersihkan tanah yang terpapar minyak mentah,
dalam kaitannya dengan proses eksplorasi dan produksi migas. Selain untuk proses
eksplorasi minyak dan gas, bioremediasi telah digunakan di berbagai aplikasi industri,
misalnya untuk membersihkan minyak baik di dalam dan sekitar pabrik-pabrik amunisi,
fasilitas petrokimia, tangki penyimpanan bawah tanah, rel kereta, dan kapal laut.
Cara Kerja Bioremediasi
Mikroba yang hidup di tanah dan air tanah memakan senyawa minyak. Setelah
senyawa minyak dimakan, proses pencernaan pada hama tersebut secara alami
mengubah senyawa minyak menjadi air dan gas yang tidak berbahaya. Prosesbioremediasi mengembalikan tanah ke bentuk asalnya, sehingga aman untuk digunakan
di berbagai jenis lingkungan.
Berdasarkan lokasi bioremediasi, ada dua metode yang biasanya digunakan dalam
bioremediasi: In-Situ: Metode ini memproses materi yang terpapar minyak di lokasi
yang bersangkutan dan biasanya digunakan pada kondisi ketika tidak mungkin
memindahkan tanah dari lokasi. Namun metode in-situ dinilai kurang efektif untuk
eksplorasi dan produksi minyak mentah karena lokasi yang terpapar minyak mentah
tidak dapat digunakan sampai proses bioremediasi selesai dilaksanakan. Selain itu
proses bioremediasi memerlukan irigasi dan aerasi tanah secara teratur selama periode
waktu tertentu. Aerasi tanah di dalam dan sekitar lokasi produksi minyak mentah
merupakan hal yang sulit, bahkan kadangkala tidak mungkin untuk dilakukan tanpa
menghentikan produksi. Dengan demikian, metode ini dapat menyebabkan hilangnya
kapasitas produksi minyak dari lokasi yang bersangkutan dalam jangka waktu yang
lama. Ex-Situ: Dalam metode ini, materi yang terpapar minyak mentah digali dan
-
7/26/2019 Meutia Fakhriah Tekrem B
2/7
dikirim dengan aman ke lokasi yang secara khusus dirancang untuk mengolah dan
membersihkan tanah tersebut secara efektif dan efisien. Lokasi pengolahan terdiri atas
bebepa sel pengolahan yang secara berkala dilakukan proses penyiraman dan
pembajakanuntuk memastikan aerasi berjalan dengan baik. Antara aktivitas irigasi danaerasi, lokasi didiamkan agar mikroba dapat bekerja untuk memakan senyawa minyak.
Ex-situ adalah metode yang terbukti efektif untuk pengolahan tanah terpapar minyak
mentah karena metode ini memungkinkan pengolahan tanpa mengganggu proses
produksi.
Bioremediasi di Indonesia
PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) telah bekerja sama dengan Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH), instansiinstansi pemerintah terkait dan ahli-ahli di bidang
lingkungan untuk merintis program bioremediasi di Indonesia sebagai metode
pembersihan tanah yang aman dan ramah lingkungan. Kerja sama antar institusi ini
dalam merancang, menjalankan serta mengawasi pelaksanaan program bioremediasi
telah berhasil membantu CPI dan mendukung pemerintah Indonesia mencapai target
produksi minyak nasional secara bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
Saat ini CPI mengoperasikan sembilan fasilitas bioremediasi di Riau, Sumatera.
Fasilitas-fasilitas ini memiliki luas lebih dari sepuluh hektar dengan kapasitas gabungan
yang mampu membersihkan kurang lebih 42 ribu meter kubik tanah per siklus
pengolahan. Sejak awal sampai sekarang program bioremediasi telah melibatkan lebih
dari seratus karyawan dari masing-masing keahlian di bidang operasi, pengelolaan
lingkungan, teknis dan fungsi pendukung. Saat ini program bioremediasi didukung oleh
dua kontraktor yang membantu pelaksanaan aktifitas lapangan termasuk menyediakan,
mengoperasikan dan memelihara alat-alat berat yang diperlukan dalam siklus
pengolahan.
Sejarah proyek Remediasi
1994: CPI bekerja sama dengan para ahli di bidang Lingkungan melakukan studi dan
uji laboratorium mengenai bioremediasi untuk pertama kalinya di Indonesia.
1997: Hasil pengujian skala lapangan menyatakan bahwa bioremediasi ex-situ
dengan metode land farming merupakan metode yang terbukti efektif dan efisien untukmembersihkan tanah yang terpapar minyak.
-
7/26/2019 Meutia Fakhriah Tekrem B
3/7
2000: CPI mengajukan permohonan izin penggunaan bioremediasi sebagai metode
pengolahan tanah terpapar minyak untuk pertama kalinya di Indonesia.
2002: Kementerian Lingkungan Hidup mengabulkan permohonan izin CPI untuk
memulai program bioremediasi menyeluruh di daerah operasi Sumatera.2003-sekarang: Dengan menerapkan teknologi bioremediasi, CPI berhasil secara
aman mengolah lebih dari setengah juta meter kubik tanah yang setara dengan ukuran
200 kolam renang berstandar olimpiade. Tanah yang telah diolah tersebut digunakan
untuk penghijauan kembali 60 hektar lahan di provinsi Riau, Sumatera yang setara
dengan 75 lapangan sepak bola.
Proses Bioremediasi dan Pengujian Tanah
CPI menggunakan proses bioremediasi ex-situ dengan metode land farming. Tanah
yang terpapar minyak dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pengujian kandungan
minyak mentahnya melalui test TPH (Total Petroleum Hydrocarbon). Sesuai dengan
Kepmen KLH no. 128/2003, tanah yang mengandung TPH maksimal 15% dinilai efektif
untuk diolah dengan proses bioremediasi. Setelah tanah digali, diangkut dan diolah di
sel-sel pengolahan pada fasilitas bioremediasi, tanah tersebut akan menjalani pengujian
yang ketat. Tanah tersebut diuji minimal sekali dalam dua minggu selama siklus proses
bioremediasi yang berlangsung maksimal 8 bulan tergantung karakteristik tanah dan
tingkat TPH. Jika hasil uji tanah menunjukan nilai TPH kurang atau sama dengan 1%,
proses bioremediasi dinyatakan berhasil berdasarkan Kepmen KLH no 128/2003 dan
dapat dipergunakan untuk program penghijauan atau keperluan operasi dengan ijin dari
KLH. CPI terus memantau dan menguji tanah yang telah dikembalikan ke lingkungan
untuk memastikan integritas hasil bioremediasi. CPI mengoperasikan fasilitas riset dan
laboratorium pengujian tanah yang terakreditasi. Fasilitas ini mempekerjakan tenaga
ahli, periset, dan teknisi termasuk mereka yang merancang dan mengawasi program
bioremediasi. Dalam setiap tahap pengujian, CPI menggunakan standar industri untuk
ekstraksi tanah dan prosedur pencatatan yang rapi guna melindungi dan menjaga
integritas sampel tanah sehingga dapat memastikan hasil pengujian seakurat mungkin.
Lahan yang sudah dibersihkan harus diverifikasi oleh KLH untuk mendapatkan Surat
Status Penyelesaian Lahan Terkontaminasi (SSPLT).
Pengelolaan Proyek
-
7/26/2019 Meutia Fakhriah Tekrem B
4/7
Program bioremediasi melibatkan berbagai tim seperti manajemen lingkungan,
operasi, teknis dan tim lain yang masing-masing memiliki fungsi dan peran yang
berbeda dan saling mendukung dalam mengelola program ini. Dalam pelaksanaan
program ini, CPI dibantu oleh kontraktor yang dipilih melalui proses tender yangterbuka, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan pemerintah. Kontraktor ini membantu pengerjaan aktivitas lapangan,
termasuk menyediakan, mengoperasikan dan memelihara alat berat yang dibutuhkan
dalam siklus pengolahan. Ketika tanah dinyatakan berhasil diremediasi berdasarkan
peraturan yang berlaku, kontraktor CPI mengangkut tanah tersebut keluar dari fasilitas
bioremediasi dan menempatkannya ke lokasi yang telah disetujui.
2.
Peraturan dan Pembiayaan yang bermasalah
PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) president director, A. Hamid Batubara,
menyatakan,Kami sangat kecewa dengan keputusan majelis hakim untuk melanjutkan
sidang kasus ini sebagai perkara pidana. Dalam pandangan kami, jaksa penuntut umum
tidak dapat menunjukkan dakwaan yang jelas, cermat dan lengkap serta bukti adanya
kerugian Negara atau tindakan kriminal yang dilakukan oleh karyawan CPI sebagaimana
keputusan majelis hakim pada praperadilan. Meskipun demikian kami akan terus
bekerjasama dengan Kejagung dan pengadilan serta proses hukum yang berlangsung.
Proyek bioremediasi merupakan proyek pengelolaan lingkungan yang sukses yang telah
disetujui dan dimonitor oleh lembaga pemerintah yang berwenang. Kami tetap yakin
bahwa peninjauan yang obyektif atas fakta-fakta akan membuktikan bahwa tidak ada
kasus kriminal dalam proyek ini. Chevron IndoAsia business unit managing director,
Jeff Shellebarger, menyatakan,Kami menghormati otoritas yang berwenang. Namun
kami meminta majelis hakim untuk merujuk penyelesaian kasus proyek bioremediasi ini
kepada lembaga pemerintah yang berwenang dalam audit dan persetujuan proyek-
proyek dalam Production Sharing Contract (PSC) yang melandasi operasi CPI. Kami
akan terus menggunakan semua sumberdaya untuk memastikan bahwa hak-hak
karyawan kami sebagai warga Negara Indonesia tetap terlindungi dan kami akan terus
mempertahankan reputasi perusahaan dan memastikan hak kami sesuai PSC, sebagai
kesepakatan hukum yang mengikat antara CPI dan pemerintah Indonesia, tetap
dihormati dan dilindungi.
-
7/26/2019 Meutia Fakhriah Tekrem B
5/7
Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), A. Hamid Batubara,
menyatakan,PT CPI dan para karyawan terus bekerjasama sepenuhnya dengan
Kejaksaan Agung. Kami sangat berharap atas sidang praperadilan oleh Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan yang sedang menguji sah tidaknya alasan penahanan karyawankami. Namun demikian, mewakili karyawan dan keluarganya, kami sangat kecewa dan
memprotes keras pengumuman hari ini bahwa Kejaksaan Agung akan memperpanjang
penahanan karyawan kami dalam kasus bioremediasi selama 30 hari kedepan. Tindakan
memperpanjang masa penahanan yang tidak lazim ini diambil Kejagung sebelum
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan membuat keputusan atas praperadilan yang sedang
memeriksa keabsahan penyelidikan, penerapan prosedur hukum dan penghormatan
hak-hak asasi manusia warga negara Indonesia oleh Kejaksaan Agung dalam kasus ini.
Dalam sesi sidang praperadilan sampai saat ini, tidak ada bukti yang disampaikan oleh
Kejagung yang membuktikan adanya kerugian negara. Tidak juga ada bukti yang
menyatakan terdapat aktivitas melawan hukum yang dilakukan para karyawan CPI. Dan
tidak ada alasan yang jelas yang disampaikan oleh Kejagung mengapa karyawan-
karyawan ini dijadikan tersangka atas keterlibatan mereka dalam program lingkungan
yang terbukti sukses dan disetujui oleh pemerintah. Kami yakin bahwa penahanan
Kejagung atas karyawan kami, warga negara Indonesia ini, tidak disertai bukti-bukti
adanya tindakan kriminal. Para karyawan ini, sebagai ayah dan ibu, dikenal baik di
lingkungannya dan di industri ini telah dipisahkan dari keluarga mereka selama hampir
dua bulan. Salah satu karyawan, seorang wanita, sempat dimasukkan ke dalam sel
tahanan laki-laki. Permintaan penangguhan penahanan sebelum persidangan telah
ditolak meski sudah ada jaminan bahwa mereka akan hadir dalam persidangan. Bahkan
Kejagung kembali memperpanjang masa penahanan mereka tanpa alasan yang sah dan
bisa dipahami. Jeff Shellebarger, Managing Director Chevron IndoAsia business unit,
menyatakan,Kami sangat prihatin dan sangat khawatir atas tidak dihormatinya hak-hak
hukum, hak sipil dan hak asasi para karyawan kami. Karyawan kami memiliki hak untuk
mengetahui alasan dijadikan tersangka dan alasan ditahan oleh Kejagung. Kami akan
terus memberikan dukungan penuh untuk mempertahankan hak dan reputasi karyawan
kami dan keluarganya dan berharap Pengadilan Negeri Jakarta Selatan akan berlaku adil
dan obyektif terhadap fakta-fakta yang ada dalam memeriksa kasus ini.
-
7/26/2019 Meutia Fakhriah Tekrem B
6/7
Proyek bioremediasi yang dilaksanakan oleh PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI)
merupakan program pengelolaan lingkungan yang berhasil yang telah disetujui dan
dimonitor oleh instansi pemerintah terkait. Proyek ini nyata dan tidak fiktif. CPI
menyayangkan proses penyidikan Kejaksaan Agung yang sedang berlangsung ini, karenamenurut CPI bertentangan dengan kerangka peraturan di industri minyak dan gas di
Indonesia. Menurut Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract/PSC), semua
proyek yang bisa dibebankan ke dalam cost recovery merupakan kewenangan mutlak
BPMIGAS dan proses audit pemerintah. Selanjutnya, semua biaya yang terkait proyek
bioremediasi CPI dibiayai sepenuhnya oleh CPI dan belum dimasukan ke dalam cost
recovery, sehingga tidak ada uang negara yang dipakai untuk pelaksanaan proyek ini.
CPI memiliki proses tender/kontrak yang sangat ketat, harus mendapatkan persetujuan
BPMIGAS dan sejalan dengan kode perilaku dan etika bisnis yang tinggi, yang harus
ditaati oleh semua karyawan. CPI akan sepenuhnya mempertahankan karyawan yang
melakukan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memegang teguh kode
prilaku dan etika bisnis yang ditetapkan.
3. Evaluasi dan Putusan peradilan
Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Matheus Samiadji, menegaskan empat
orang tersangka perkara proyek bioremediasi PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI)
tidak bebas dari perkara yang menjeratnya, meski mereka keluar dari tahanan.
"Bukan bebas tetapi dibebaskan dari tahanan dan mereka tetap tersangka. Kecuali
penyidik menghentikan penyidikan," kata Samiadji saat berbincang dengan
VIVAnews.com, Rabu 28 November 2012.
Samiadji menuturkan, ada setidaknya enam gugatan atau permohonan yang
diajukan empat tersangka itu dalam sidang praperadilan. Dari enam itu, hanya dua
pokok yang dikabulkan. "Yang empatnya bisa dikatakan ditolak. Antara lain adalah
penyelidikan, penetapan tersangka, dan pencekalan yang disebut tidak sah. Karena itu
bukan materi praperadilan," ujarnya. Samiadji melanjutkan dua pokok permohonan
yang dikabulkan adalah terkait dengan penahanan dan ganti rugi atas kesalahan dalam
proses penahanan itu dengan jumlah maksimal senilai Rp1 juta. "Syarat ditahan harus
didasarkan bukti yang cukup. Kemarin bukti tidak cukup seperti yang diatur dalam pasal
21 ayat 1 KUHAP. Dan 184 dan 183 KUHAP," jelasnya. Sebelumnya, Kejagungmenetapkan tujuh tersangka dalam kasus yang berdasar audit BPKP diperkirakan
-
7/26/2019 Meutia Fakhriah Tekrem B
7/7
merugikan negara mencapai US$9 juta atau Rp100 milliar. Mereka diduga keras dan
cukup bukti terlibat dalam tindak pidana korupsi. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
mengabulkan sebagian permohonan praperadilan empat tersangka kasus proyek
bioremediasi dari PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) antara lain Kukuh Kertasafari,Widodo, Bachtiar Abdul Fatah dan Endah Rumbiyanti atas penahanan mereka yang
dianggap tidak sah. "Memutuskan mengabulkan sebagian permohonan pemohon dan
menyatakan penahanan tidak sah," kata hakim Matheus Samiadji dalam sidang
tersangka Bachtiar Abdul Fatah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin.