analisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
USAHA MUSTAHIK DALAM MENGELOLA ZAKAT PRODUKTIF
(STUDI PADA PROGRAM SEJUTA BERDAYA LAZNAS AL AZHAR)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh
Fakhriah Hasna
NIM : 11150860000035
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
USAHA MUSTAHIK DALAM MENGELOLA ZAKAT PRODUKTIF
(STUDI PADA PROGRAM SEJUTA BERDAYA LAZNAS AL AZHAR)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh
Fakhriah Hasna
NIM : 11150860000035
Di bawah Bimbingan
Dr. -
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Rabu, 10 April 2019 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Fakhriah Hasna
NIM : 11150860000035
Jurusan : Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Mustahik Dalam Mengelola Zakat Produktif (Studi Pada Program
Sejuta Berdaya LAZNAS Al Azhar)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
.
Jakarta, 10 April 2019
1. Dr. Burhanuddin Yusuf, M.M., M.A. (…………………….........)
NIP. 195406181981031005 Penguji I
2. Prilla Kurnia Ningsih, Lc., M.E.Sy. (…………………….........)
NIDN. 2008048301 Penguji II
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Jum’at Tanggal 19 Bulan Juli Tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah
diadakan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Fakhriah Hasna
2. NIM : 11150860000035
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Mustahik Dalam Mengelola Zakat Produktif (Studi Pada Program Sejuta
Berdaya LAZNAS Al Azhar)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut
dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 Juli 2019
1. Dr. Erika Amelia, SE., M.Si (___________________)
NIP. 197711092009122001 Ketua
2. Dr. Moch. Bukhori Muslim, MA (___________________)
NIP. 197606262009011013 Sekretaris
3. Nurul Ichsan, MA (___________________)
NIP. 197311282005011004 Penguji Ahli
4. Dr. Moch. Bukhori Muslim, MA (___________________)
NIP. 197606262009011013 Pembimbing I
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fakhriah Hasna
NIM : 11150860000035
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakn karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 24 Juni 2019
Yang Menyatakan
(Fakhriah Hasna)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Fakhriah Hasna
2. Nama Panggilan : Hana
3. Tepat dan Tanggal Lahir : Tangerang, 24 Desember 1997
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jalan Limun, Kelurahan Pisangan,
Kecamatan Ciputat Timur,
Tangerang Selatan.
7. Telepon : 087741650340
8. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
A. Formal
Tahun 2015 – 2019 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012 – 2015 : Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 4 Jakarta
Tahun 2009 – 2012 : Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Darunnajah Ulujami-Pesanggrahan,
Jakarta Selatan
Tahun 2003 – 2009 : Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Kampung Utan II
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Federasi Olahraga Mahasiswa (FORSA) cabang Tapak
Suci UIN Jakarta (Tahun 2015 – 2016).
2. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat (Tahun 2015 – 2019).
3. Anggota Departemen Olahraga dan Seni Himpunan Mahasiswa
Jurusan Ekonomi Syariah (Tahun 2015 – 2016).
4. Wakil Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi
Syariah (Tahun 2016 – 2017).
5. Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah
(Tahun 2017 – 2018).
IV. PENGALAMAN KERJA
1. Relawan Jakarta Keren Tahun 2016.
2. Surveyor Lembaga Charta Politika Tahun 2017.
3. Surveyor Lembaga Indikator Tahun 2018.
4. Surveyor Lembaga LP3ES Tahun 2018.
5. Divisi Hubungan Masyarakat Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Kelompok 41 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2018.
6. Admin Apparel Indonesia Clothing Tahun 2019.
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : M. Askolani
2. Tempat, Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 8 Oktober 1959
3. Pekerjaan Ayah : PNS – Guru
4. Ibu : Rosyidah
5. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 14 April 1963
6. Pekerjaan Ibu : PNS – Guru
9. Alamat : Jalan Limun, Kelurahan Pisangan,
Kecamatan Ciputat Timur,
Tangerang Selatan.
7. Anak ke : 3 dari 3 bersaudara.
ABSTRACT
This research aims to analyze the factors influencing the successful
business of the zakat recipient in managing productive zakat in the program of
“Sejuta Berdaya” empowered by national zakat institution namely Lembaga Amil
Zakat Nasional (LAZNAS) Al Azhar. The objects of the research are 5 KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat) or Self Help Groups (SHGs) located in Greater
Jakarta. Regarding the factors, there are work ethic, entrepreneurial
characteristics, zakat capital, training, and assistance factors that were studied.
The research method used in this study was quantitative approach with logistic
regression analysis as the technique. The research sample was the participating
zakat recipients of productive zakat on LAZNAS Al Azhar “Sejuta Berdaya”
program. 122 people were obtained as the sample after been calculated using
Slovin formula, widely spread from 5 SHGs in the Greater Jakarta area. Next, the
instrument used to measure the factors of work ethic, entrepreneurial
characteristics, training and assistance in this study was questionnaire.
The result of this research shows that : simultaneous and partial test results
showed that the four models prevailed significant results. It means that (1) there
was an influence between the work ethic on the success of zakat recipients’
business in managing productive zakat, (2) there was an influence between
entrepreneurial characteristics on the success of zakat recipients’ business in
managing productive zakat, (3) there was an influence between the zakat capital
on the success of zakat recipients’ business in managing productive zakat, (4)
there was an influence between training and assistance to the success of zakat
recipients’ business. This research is expected to be a reference for zakat
recipients in order to find out the success factors carrying out their business in
terms of increasing business turnover, and help zakat agencies to apply the factors
mentioned so that productive zakat utilization can be more developed. Further
studies need to be conducted by adding variables or indicators outside of this
study, in order to produce a better and varied equation model.
Key Word : Zakat, Productive Zakat, Successful Business, Work Ethic,
Entrepreneurial Characteristics, Zakat Capital, Training and Assistance.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif
pada program sejuta berdaya Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Al Azhar
dengan objek penelitian yaitu 5 KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang
berada di wilayah JABODETABEK. Adapun faktor-faktor yang diteliti yaitu etos
kerja, karakteristik wirausaha, modal zakat, pelatihan dan pendampingan. Metode
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis
regresi logistik. Sampel penelitian adalah mustahik pengelola zakat produktif pada
program sejuta berdaya LAZNAS Al Azhar dengan jumlah 122 orang yang
diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus slovin, tersebar dari
5 KSM yang berada di wilayah JABODETABEK. Instrumen yang digunakan
untuk mengukur faktor etos kerja, karakteristik wirausaha, serta pelatihan dan
pendampingan dalam penelitian ini adalah angket.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : uji secara simultan dan
parsial menunjukkan keempat model memperoleh hasil yang signifikan. Artinya
(1) terdapat pengaruh antara etos kerja terhadap keberhasilan usaha mustahik
dalam mengelola zakat produktif, (2) terdapat pengaruh antara karakteristik
wirausaha terhadap keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat
produktif, (3) terdapat pengaruh antara modal zakat terhadap keberhasilan usaha
mustahik dalam mengelola zakat produktif, (4) terdapat pengaruh antara pelatihan
dan pendampingan terhadap keberhasilan usaha mustahik. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi referensi bagi mustahik untuk mengetahui faktor
keberhasilan dalam menjalankan usahanya ditinjau dari aspek peningkatan omset
usaha, dan membantu pihak badan atau lembaga amil zakat untuk menerapkan
faktor-faktor dalam penelitian ini sehingga pendayagunaan zakat produktif dapat
lebih berkembang. Perlu dilakukan studi lanjutan dengan menambah variabel atau
indikator diluar penelitian ini, agar menghasilkan model persamaan yang lebih
baik dan bervariasi.
Kata Kunci : Zakat, Zakat Produktif, Keberhasilan Usaha, Etos Kerja,
Karakteristik Wirausaha, Modal Zakat, Pelatihan dan Pendampingan.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Mustahik Dalam Mengelola Zakat Produktif
Pada Program Sejuta Berdaya LAZNAS Al Azhar”. Shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Ide penulisan skripsi ini berawal dari ketertarikan peneliti untuk
mengkaji tentang zakat produktif. Pada dasarnya mengkaji peranan zakat tidak
hanya sebatas tentang pendistribusian dana zakat kepada mustahik lalu
dipergunakan untuk kebutuhan konsumtif, namun zakat memiliki peranan atau
manfaat yang lebih dari sekedar itu jika penyalurannya untuk kegiatan
pemberdayaan secara produktif. Kewajiban zakat dalam Islam memiliki makna
yang fundamental. Selain berkaitan dengan aspek-aspek ke-Tuhan-an, namun
zakat juga berkenaan terhadap aspek ekonomi dan sosial.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi
ini tidak akan selesai dan terwujud tanpa adanya bimbingan, bantuan, dan support
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
2. Ibu Dr. Erika Amelia, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
3. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, MM selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Moch. Bukhori Muslim, MA selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang secara langsung telah meluangkan waktunya untuk memberikan
wawasan, bimbingan, serta kritik dan saran kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Bapak Dr. M. Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si dan Ibu RR. Tini Anggraeni,
ST., M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Prodi Ekonomi Syariah periode
sebelumnya, yang telah memberikan arahan dan saran kepada penulis.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Ekonomi Syariah yang telah banyak
memberikan wawasan pengetahuan, pembinaan sikap, dan keterampilan
selama penulis mengikuti perkuliahan. Serta seluruh staf dan civitas
akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kedua Orang Tua penulis, ayahanda tercinta M. Askolani dan ibunda
tercinta Rosyidah, yang selalu memberikan dorongan dan dukungan,
semangat baik berupa moril maupun materil dan doa kepada penulis.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan, serta
kemuliaan kepada ayahanda dan ibunda.
8. Kedua kaka penulis. Pertama Nina Rusydiana, yang selalu memberikan
arahan dan saran, serta bantuan secara langsung kepada penulis hingga
dapat menyelesaikan skripsi ini. Kedua Rahmawati, yang juga selalu
memberi dukungan dan doa kepada penulis. Serta kepada seluruh
keponakan penulis yaitu Alvin, Haura, Hanifah, dan Haikal.
9. Segenap pengurus Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Al Azhar
Jakarta Selatan Bapak Agus Nafi selaku Direktur Eksekutif, Bapak
Rahmatullah Sidik selaku Kadiv Diklat & Litbang, Bapak Iwan Rachmat
selaku Kadiv Program, Bapak Eko Sugiyanto selaku Spv. Zakat Pride,
xii
Bapak Ulil Ansor selaku Spv. Sejuta Berdaya, Bapak Deden selaku
Klaster Pemberdayaan Ekonomi & Infrastruktur, Mba Nurlaela Firdaus
selaku Relawan Divisi Litbang, yang bersedia memberikan izin penelitian
dan informasi kepada penulis dengan sangat baik.
10. Bapak dan Ibu Pengurus serta Anggota KSM Jabodetabek (Marunda Pulo,
Pelita Jampang Gemilang, Pengasinan Gemilang, Rizqi Gemilang
Serpong, dan Muara Gembong) program Sejuta Berdaya, yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis serta
memberikan informasi dengan sangat ramah dan penuh antusias.
11. Seluruh kawan-kawan seperjuangan Mahasiswa/I Ekonomi Syariah
angkatan 2015, terutama Laras, Deris, Iqoh, Yaritsa dan Fitri. Yang telah
menemani perjalanan perkuliahan selama 4 tahun ini dan memberikan
dukungan motivasi serta doa selama proses penyelesaian skripsi.
12. Kakak dan Adik-adik Jurusan Ekonomi Syariah angkatan 2013, 2014, dan
2016, 2017, 2018 terutama yaumil, trace, raju, ami, ara, aziza, niza,
rozana, syahnaz, adibah, suci, lilis, tira, zilfi, diny, sarah, imel, yang telah
memberikan warna saat penulisan skripsi ini, dan masih banyak yang
lainnya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
13. Segenap Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah
Periode 2018 terkhusus Niza, Harry, Maulana, Faruq, Ishlah, Barok, dan
Fauzan.
14. Kerabat penulis, yaitu khusnul, ghina, karimah, pawit, farida, kartika, dan
shofi yang telah memberikan dukungan secara langsung, motivasi maupun
doa kepada penulis.
15. Seluruh teman-teman GALERI KKN 41, terkhusus Euis yang senantiasa
membantu penulis dalam kegiatan penelitian. Serta Febiola, Aisyah, dan
Adinda, yang selalu memberikan dukungan motivasi dan doa kepada
penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
xiii
16. Bagi semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semoga bantuan dan
kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin
yaa Robbal Alamin.
Penulis menyadari keterbatasan dan kemampuan dalam penyusunan
skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dengan harapan agar skripsi ini lebih berkualitas dan
bermanfaat umumnya bagi yang membacanya, serta khususnya bagi penulis
sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 24 Juni 2019
Penulis,
(Fakhriah Hasna)
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................ viii
ABSTRAK ................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................ xviii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xix
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Masalah Penelitian ........................................................ 12
1. Identifikasi Masalah ................................................ 12
2. Pembatasan Masalah .............................................. 13
3. Perumusan Masalah ................................................ 14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................... 15
1. Tujuan Penelitian .................................................... 15
2. Manfaat Penelitian .................................................. 15
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 17
A. Landasan Teori ............................................................. 17
1. Zakat ....................................................................... 17
a. Definisi Zakat .................................................. 17
b. Landasan Hukum Zakat ................................... 19
c. Prinsip dan Tujuan Zakat ................................. 21
d. Golongan Mustahik ......................................... 23
e. Zakat Produktif ................................................ 26
xv
2. Keberhasilan Usaha ................................................ 31
3. Etos Kerja .............................................................. 34
a. Definisi Etos Kerja .......................................... 34
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja
.......................................................................... 35
c. Aspek-aspek Etos Kerja ................................... 38
4. Modal Zakat ........................................................... 40
5. Karakteristik Wirausaha ........................................ 43
6. Tinjauan Mengenai Pelatihan ................................ 47
a. Definisi Pelatihan ............................................. 47
b. Tujuan Pelatihan .............................................. 48
c. Pentingnya Program Pelatihan ......................... 49
d. Indikator Pelatihan ........................................... 52
7. Tinjauan Mengenai Pendampingan ....................... 54
a. Definisi Pendampingan .................................... 54
b. Fungsi Pendampingan ...................................... 55
c. Strategi Pendampingan .................................... 56
8. Lembaga Amil Zakat Nasional Al Azhar ............... 58
a. Gambaran Umum LAZNAS Al Azhar ............. 58
b. Gambaran Umum Program Sejuta Berdaya ..... 61
c. Strategi Dalam Penyelesaian Kendala Pada
Program Sejuta Berdaya ................................... 65
B. Penelitian yang Relevan .............................................. 69
C. Kerangka Pemikiran .................................................... 74
D. Hipotesis Penelitian ..................................................... 77
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...................................... 78
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................... 78
B. Metode Penentuan Sampel .......................................... 79
1. Populasi ................................................................... 79
2. Sampel .................................................................... 79
xvi
C. Metode Pengumpulan Data ........................................... 81
1. Sumber Data .......................................................... 81
2. Teknik Pengumpulan Data .................................... 81
3. Pengukuran Data (Uji Pengukuran) ....................... 82
a. Uji Validitas ...................................................... 83
b. Uji Reliabilitas .................................................. 83
D. Definisi Operasional Variabel ...................................... 84
E. Metode Analisis Data ................................................... 86
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 95
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................. 95
B. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ............................ 98
1. Statistik Deskriptif .................................................. 98
2. Pengujian Hipotesis .............................................. 104
a. Uji Wald .......................................................... 104
b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model
Fit) .................................................................. 106
c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
........................................................................ 109
d. Menguji Kelayakan Model Regresi Goodness
of Fit) ............................................................. 110
e. Hasil Uji Multikolinearitas ............................. 111
f. Matriks Klasifikasi .......................................... 113
g. Hasil Uji Regresi Logistik .............................. 114
C. Analisis Data dan Pembahasan ................................... 115
1. Uji Validitas Data ................................................. 115
2. Uji Reliabilitas Data ............................................. 120
3. Analisis Faktor ...................................................... 122
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ........................................ 126
A. Kesimpulan ................................................................. 126
B. Saran ........................................................................... 129
xvii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 130
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian .......................................................... 136
Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian Variabel Keberhasilan Usaha
Mustahik ........................................................................... 141
Lampiran 3 : Tabulasi Data Penelitian Variabel Etos Kerja ................... 145
Lampiran 4 : Tabulasi Data Penelitian Variabel Karakteristik Wirausaha
.......................................................................................... 149
Lampiran 5 : Tabulasi Data Variabel Pelatihan dan Pendampingan ....... 153
Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian ..................................................... 157
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian .......................................................... 160
Lampiran 8 : Surat Keterangan Penelitian LAZNAS Al Azhar .............. 161
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Data Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2015 – 2018 ........................................................................5
Tabel 2.1 : Profil KSM Jabodetabek Program Sejuta Berdaya .....................64
Tabel 4.1 : Jumlah Pengamatan ................................................................... 97
Tabel 4.2 : Kategori Variabel Dependen...................................................... 97
Tabel 4.3 : Statistik Deskriptif Variabel Etos Kerja .................................... 99
Tabel 4.4 : Statistik Deskriptif Variabel Karakteristik Wirausaha ............ 100
Tabel 4.5 : Statistik Deskriptif Variabel Modal Zakat ............................... 101
Tabel 4.6 : Statistik Deskriptif Variabel Pelatihan dan Pendampingan
.................................................................................................. 102
Tabel 4.7 : Statistik Deskriptif Variabel Keberhasilan Usaha Mustahik ... 103
Tabel 4.8 : Uji Wald ................................................................................... 104
Tabel 4.9 : Nilai -2LL yang Hanya Terdiri dari Konstanta.........................107
Tabel 4.10 : Nilai -2LL yang Terdiri dari Konstanta dan Variabel Bebas
.................................................................................................. 107
Tabel 4.11 : Perbandingan Nilai -2LL ......................................................... 108
Tabel 4.12 : Koefisien Determinasi ............................................................. 109
Tabel 4.13 : Menguji Kelayakan Model ...................................................... 111
Tabel 4.14 : Uji Multikolinearitas ................................................................ 112
Tabel 4.15 : Matriks Klasifikasi ................................................................... 113
Tabel 4.16 : Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ....................................... 114
Tabel 4.17 : Hasil Uji Validitas Variabel Etos Kerja ................................... 116
Tabel 4.18 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Wirausaha ............. 117
Tabel 4.19 : Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan dan Pendampingan ..... 119
Tabel 4.20 : Hasil Uji Reliabilitas Variabel Etos Kerja ............................... 120
Tabel 4.21 : Hasil Uji Reliabilitas Variabel Karakteristik Wirausaha ......... 121
Tabel 4.22 : Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pelatihan Dan Pendampingan
...................................................................................................122
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Ethos – Oktagon Etos Kerja Profesional ............................. 39
Gambar 2.2 : Konsep Dasar Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
............................................................................................ 65
Gambar 2.3 : Kerangka Pemikiran ............................................................ 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara dengan penduduk yang didominasi
menganut agama Islam. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, pemeluk
Agama Islam (Muslim) berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadis. Salah satu
kewajiban Muslim yang diajarkan di dalam Al-Qur’an dan Hadis adalah
mengenai membayar zakat. Kewajiban zakat yang merupakan salah satu
ibadah pokok dalam Islam sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah
SAW yang artinya :
ي هللا ع عت رسول هللاي عن أبي عبدي الرحني عبدي هللاي بني عمر بني الطابي رضي هما قال : سي ن دا رسول سالم على خس : شهادة أن ال إيله إيال هللا وأن مم اإلي هللاي صلى هللا وسلم ي قول : بني
)رواه الرتمذي ومسلم( وإيقام الصالةي وإيي تاء الزكاةي وحج الب يتي وصوم رمضان
Artinya: “Dari ‘Abdullah r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda : “Islam
dibina atas lima perkara : Pengakuan (syahadat) bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah, dan Muhammad hamba-Nya dan Rasul-Nya; Mendirikan
Shalat; Membayar zakat; Haji ke bait; Puasa Ramadhan.”[HR. Tirmidzi dan
Muslim (40)-3].”
Menurut Saifuddin kewajiban zakat dalam islam memiliki makna yang
fundamental. Selain berkaitan dengan aspek-aspek ke-Tuhan-an, juga
ekonomi dan sosial (Saifuddin, 2013). Zakat merupakan salah satu topik yang
menarik untuk dikaji.
Zakat tidak hanya menciptakan pertumbuhan material dan spiritual bagi
kelompok miskin, tetapi juga mengembangkan jiwa dan kekayaan kelompok
2
yang kaya. Al Kasani menerangkan manfaat penting zakat adalah: Pertama,
menunaikan zakat merupakan upaya untuk menolong orang lemah dan
memiliki keterbatasan, membantu orang yang membutuhkan pertolongan, dan
menopang mereka yang lemah agar mampu melaksanakan apa yang
diwajibkan Allah SWT. Kedua, membayar zakat dapat membersihkan diri
dari berbagai dosa dan menghaluskan budi pekerti sehingga menjadi orang
yang pemurah. Ketiga, Allah SWT telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada kaum yang berkecukupan, sehingga mereka harus menyukuri
kelebihan rezeki yang telah mereka terima (Nurul Ichsan, 2018).
Pada dasarnya, mengkaji peranan zakat tidak hanya terbatas pada
pengentasan kemiskinan. Zakat memiliki peranan atau manfaat yang sangat
besar dalam kehidupan manusia. Tujuan zakat tidak hanya sekedar
menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi juga memiliki tujuan
permanen yaitu mengentaskan kemiskinan dan dapat mengangkat derajat
fakir miskin dengan membantu keluar dari kesulitan hidup. Telah banyak
literatur yang mencoba melihat zakat dari berbagai sisi, seperti dari aspek
hukum (fiqh), manajemen, potensi, pengelolaan dan peranannya dalam
pengentasan kemiskinan.
Perkembangan zakat tentu tidak hanya terjadi pada dataran
pengelolaannya saja, hal yang serupa juga terjadi pada kajian substansi zakat
yang di kemudian hari menghasilkan ijtihad tentang obyek dan penerima
zakat yang kontekstual. Peran serta negara dan masyarakat tentu tidak dapat
dinafikan dalam perkembangan zakat baik secara normatif maupun empiris.
3
Kondisi politik dan ekonomi memiliki andil yang cukup besar pula dalam
perubahan tersebut. Munculnya beberapa peraturan negara tentang zakat,
hingga usaha penggabungan antara zakat dan pajak, serta pembentukan badan
pengelolaan zakat resmi pemerintah dan sertifikasi terhadap lembaga
pengelola zakat non pemerintah merupakan bukti empiris bahwa negara turut
berperan penting dalam perkembangan zakat di Indonesia (Triantini, 2010).
Menurut Yusuf Qardhawi dalam al-Qur’an kata zakat disebut sebanyak
30 (tiga puluh) kali. Sebanyak 8 (delapan) kali terdapat didalam surat
Makkiyah dan sebanyak 24 kali terdapat dalam surat Madaniyah, kata zakat
dalam menggunakan isim ma’rifat disebutkan 30 (tiga puluh) kali di dalam al-
Qur’an, diantaranya 27 (dua puluh tujuh) kali disebutkan dalam satu ayat
bersama shalat, dan hanya satu kali disebutkan dalam konteks yang sama
dengan shalat tetapi tidak di dalam satu ayat, yaitu surat Al-Mu’minun : 1-4
(Hasan, 2011). Dalam karyanya yang begitu terkenal tentang zakat
mengungkapkan bahwa zakat memiliki peranan yang penting dalam
bermasyarakat dan bernegara, antara lain ia memiliki dimensi sosial,
ekonomi, politik, moral dan sekaligus agama (Qardhawi, 1993).
Zakat yang keberadaannya dipandang sebagai sarana komunikasi utama
antara manusia dengan manusia lain dalam masyarakat memiliki peranan
yang sangat penting dalam menyusun kehidupan yang sejahtera dan
berkeadilan di dalam sebuah negara, termasuk dalam hal mengatasi masalah
kemiskinan. Dengan demikian permasalahan dalam dunia Islam bukan hanya
sekedar pengumpulan, pengelolaan, dan penyaluran zakat kepada yang
4
berhak, tetapi lebih jauh mencakup upaya sistematisasi untuk
mentransformasikan nilai-nilai Islam dalam pengembangan masyarakat dan
negara (Purwakanta, 2008).
Pengumpulan dan pengelolaan zakat hendaknya dikelola dengan
manajemen yang amanah, profesional dan integral dengan bimbingan dan
pengawasan dari pemerintah. Manajemen yang profesional yang menerapkan
prinsip good governance dapat berdampak pada sebuah keinginan dan
kepercayaan masyarakat untuk berzakat di lembaga tersebut (Khasanah,
2010). Masyarakat akan menjadi pemacu gerak ekonomi di dalam masyarakat
dan menyehatkan tatanan sosial sehingga makin berkurangnya kesenjangan
antara kelompok masyarakat yang mampu dengan kelompok masyarakat
yang kurang mampu, dan bertujuan untuk mengatasi permasalahan sosial
seperti kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan sosial.
Permasalahan sosial merupakan problematika yang sudah sejak lama
berlangsung, salah satu yang menjadi tantangan terberat bagi Indonesia
adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Masalah kemiskinan merupakan hal yang krusial di Indonesia,
indikasinya adalah angka kemiskinan di Indonesia yang cukup tinggi
khususnya di wilayah ibu kota DKI Jakarta dan sekitarnya yaitu Bogor,
5
Depok, Tangerang, dan Bekasi (JABODETABEK). Berdasarkan data dari
Biro Pusat Statistik (BPS) bahwa penduduk miskin Indonesia di Wilayah
JABODETABEK dari Tahun 2015 sampai 2018 pada tabel 1.1 sebagai
berikut:
Tabel 1.1
Data persentase penduduk miskin menurut kabupaten/kota
Tahun 2015 – 2018
Nama Wilayah
Persentase Penduduk miskin menurut
kabupaten/kota (persen)
2015 2016 2017 2018
DKI Jakarta 3,93 3,75 3,77 3,57
Bogor (Jawa Barat) 8,96 8,83 8,57 7,14
Depok 2,40 2,34 2,34 2,14
Tangerang 5,71 5,29 5,39 5,18
Bekasi 5,27 4,92 4,73 4,37
Sumber : Badan Pusat Statistika (BPS)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tersebut tingkat kemiskinan di
Wilayah JABODETABEK selama 4 (Empat) tahun belakangan ini
mengalami kenaikan dan penurunan, dengan demikian persoalan mengenai
kemiskinan sangatlah urgen untuk dicarikan solusinya. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu terobosan untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut
tanpa menimbulkan masalah baru. Hal ini sangat sesuai dengan peran zakat
dalam mengentaskan kemiskinan, tidak hanya disalurkan untuk pemenuhan
6
kebutuhan secara konsumtif, namun juga melalui pemanfaatan yang lebih
produktif.
Penyaluran zakat yang dilakukan secara konsumtif tidak sepenuhnya
salah, karena hal tersebut memiliki tujuan untuk pemenuhan kebutuhan hidup
seorang mustahik. Namun alangkah lebih baik jika pendistribusian atau
penyalurannya dilakukan secara produktif yang dapat bermanfaat dalam
jangka waktu yang panjang. Harapannya adalah zakat mampu mengatasi
kemiskinan di Indonesia, karena prinsipnya zakat diberdayakan dan
manfaatnya dapat dirasakan dalam ruang lingkup yang lebih besar serta
jangka waktu yang lama, lalu dapat meningkatkan status sosial mustahik
sehingga diharapkan mampu untuk menjadi seorang muzakki.
Berdasarkan data dari Pusat Kajian Studi Baznas (Puskas Baznas,
2018) total penghimpunan zakat nasional pada tahun 2017 mencapai lebih
dari 6,2 Triliun rupiah. Jumlah ini meningkat lebih dari 1,2 Triliun dari total
penghimpunan pada tahun sebelumnya. Penyaluran zakat menyasar kepada
beberapa bidang salah satunya bidang ekonomi, pada tahun 2016 jumlah
penyalurannya sebesar 493,1 Miliar atau 18,30%, dan di tahun 2017
meningkat menjadi 882,5 Miliar atau 20,33%. Proyeksi pertumbuhan muzaki
pada tahun 2017 yaitu 12,2 Juta, sedangkan di tahun 2018 meningkat menjadi
15,8 Juta. Mustahik penerima manfaat berdasarkan bidang ekonomi di tahun
2017 sebesar 365,8 Ribu, dan untuk tahun 2018 meningkat yaitu 475,6 Ribu.
Nilai Indeks Zakat Nasional (IZN) pada tahun 2018 adalah 0,51 (cukup baik)
yang mengalami kenaikan nilai dari tahun sebelumnya yaitu 0,47 (cukup
7
baik), sehingga peningkatannya tidak mengalami perubahan yang signifikan
(Outlook Zakat Indonesia, 2019).
Basis zakat yang tergali masih terkonsentrasi pada dua jenis objek
zakat saja yaitu zakat fitrah dan zakat profesi (Outlook Zakat Indonesia,
2018), sedangkan zakat yang dapat dijadikan solusi untuk mengatasi
kemiskinan adalah zakat produktif. Zakat produktif adalah pendayagunaan
zakat secara produktif yang pemahamannya lebih kepada bagaimana cara atau
metode menyampaikan dana zakat kepada sasaran dalam pengertian yang
lebih luas, sesuai dengan ruh dan tujuan syara’. Cara pemberian yang tepat
guna, efektif manfaatnya dengan sistem yang serba guna dan produktif, sesuai
dengan pesan syariat dan peran serta fungsi sosial ekonomis dari zakat
(Asnaini, 2008).
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerbitkan regulasi
mengenai pemberian izin Lembaga Amil Zakat (LAZ). Peraturan ini
tercantum dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 333 Tahun 2015
yang memutuskan: Pertama, menetapkan pedoman pemberian izin
pembentukan LAZ sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini. Kedua, pedoman
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu merupakan acuan dalam
pelaksanaan pemberian izin pembentukan LAZ bagi pejabat pada
Kementerian Agama. Ketiga, keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan, yaitu 6 November 2015. KMA Nomor 333 Tahun 2015
8
merupakan turunan dari Peraturan Presiden (PP) Nomor 14 Tahun 2014
pedoman pemberian izin LAZ.
Salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah mendapat
pengukuhan sebagai Lembaga Zakat Skala Nasional oleh Kementrian Agama
Republik Indonesia melalui SK Menteri Agama RI Nomor 240 tahun 2016
tanggal 23 Mei 2016 adalah Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Al
Azhar. LAZ Al Azhar dibentuk oleh Badan Pengurus YPI Al Azhar pada 1
Desember 2004 melalui SK Nomor 079/XII/KEP/BP-YPIA/1425.2004 yang
ditandatangani oleh Ketua Badan Pengurus YPI Al Azhar H. Rusydi Hamka
dan sekretaris H. Nasroul Hamzah.
LAZNAS Al Azhar adalah satuan kerja yang dibentuk oleh Yayasan
Pesantren Islam Al Azhar yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat
dhuafa melalui optimalisasi dana Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) dan sosial
kemanusiaan lainnya yang dibenarkan oleh syariat agama dan sumber daya
yang ada di masyarakat dan bukan berorientasi pada pengumpulan profit bagi
pengurus organisasi. Indikator Kerja Utama (IKU) LAZ Al Azhar dalam
pelaksanaan program-program penyaluran zakat yaitu : jumlah mustahik yang
teridentifikasi, jumlah mustahik atau penerima manfaat yang terbantu, dan
jumlah keluarga miskin yang terentaskan dari garis kemiskinan. Dana zakat
yang telah dihimpun, kemudian dalam pendayagunaannya mampu
memberikan nilai manfaat kepada mustahik dan memberikan dampak
terhadap pengentasan kemiskinan, serta menyediakan pelayanan kepada
masyarakat melalui berbagai pengelolaan program untuk meningkatkan
9
Sumber Daya Manusia (SDM) secara produktif (http://alazharpeduli.com/e-
care).
Sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional yang diberikan mandat berupa
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, yaitu “lembaga pengelola ZIS
(Zakat, Infaq, dan Sedekah) berkewajiban tidak sekedar membantu orang
miskin tetapi juga mengentaskannya dari kemiskinan” dengan model
pertumbuhan dan pembangunan yang berorientasi pada penghapusan
kemiskinan (Michael P. Todaro, 1998). Maka program yang diciptakan oleh
LAZ Al Azhar harus mampu meningkatkan produktivitas mustahik
khususnya di bidang ekonomi. Oleh karena itu lahirlah program yang inovatif
yaitu program Sejuta Berdaya. Program ini merupakan solusi mewujudkan
keberdayaan ekonomi keluarga non riba yang berkah dan berkelanjutan.
Sejuta Berdaya adalah program pemberdayaan ekonomi masyarakat
memanfaatkan dana kebajikan (qardhul hasan) dan dana-dana sosial lainnya
(Zakat – CSR) dari lembaga keuangan syariah (Perbankan, Asuransi,
Multifinance, Pasar Modal, dll). Program ini memiliki target sejuta keluarga
berdaya, penguatan, pelatihan serta pendampingan penerima manfaat program
ini bersinergi dengan kelompok lembaga zakat yang terpilih dan sudah
memiliki model-model pemberdayaan ekonomi masyarakat yang
komprehensif dan terintegrasi.
Pemberdayaan ekonomi melalui program Sejuta Berdaya merupakan
program pemberdayaan berbasis kelompok dengan pendampingan
masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga secara
10
komprehensif dan berkelanjutan. Secara keseluruhan penerima manfaat pada
program Sejuta Berdaya ini sudah ada sebanyak 998 keluarga dari 18 KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat) yang telah tersebar di 12 kota/kabupaten di
Indonesia antara lain Bogor, Bandung, Purwakarta, Cianjur, Depok,
Tangerang, Bekasi, Jakarta Utara, Muara Enim, Klaten, Wonogiri, Kediri
(http://alazharpeduli.com/sejutaberdaya).
Berdasarkan data dari situs resmi LAZ Al Azhar hasil perolehan
Zakat, Infaq, Sedekah dan sosial keagamaan lainnya di Tahun 2018
meningkat 12% dari tahun sebelumnya. Jumlah mustahik yang terbantu
sebanyak 227.632 jiwa melalui 5 klaster program komprehensif. Sedangkan
mustahik yang terentaskan dari garis kemiskinan sebanyak 596 keluarga.
Rasio penyaluran zakat terhadap jumlah penghimpunan (donation and
distribution) pada tahun 2018 mencapai 98%, artinya total dana yang
terhimpun sebesar 98% telah didistribusikan dan didayagunakan dengan baik
dan tepat sasaran (http://alazharpeduli.com/e-care).
Program yang bertujuan untuk membantu usaha mikro mustahik
dengan memberikan bantuan modal usaha sangatlah diperlukan. Hal ini
dikarenakan peningkatan dan keberhasilan usaha mustahik berbanding lurus
dengan tingkat ekonominya, artinya semakin meningkatnya usaha mustahik
semakin baik pula tingkat perekonomianya. Keberhasilan usaha diidentikkan
dengan perkembangan usaha yang merupakan suatu proses peningkatan
kuantitas dari dimensi perusahaan. Suatu usaha dikatakan berhasil di dalam
usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami
11
peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha
atau pengelolaan (Erliah, 2007).
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan dan keberhasilan
usaha mustahik dari segi internal maupun eksternal, diantaranya adalah : etos
kerja, karakteristik wirausaha, modal usaha, serta pelatihan dan
pendampingan usaha mustahik. Faktor-faktor tersebut diperkuat oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Riyaldi yang menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan penerima zakat produktif yang telah
berhasil, ditemukan bahwa terdapat faktor eksternal dan faktor internal yang
dapat mempengaruhi keberhasilan mereka. Adapun faktor eksternal yang
dimaksud adalah bantuan modal serta pelatihan dan pendampingan dari
petugas BMA. Sedangkan faktor internal terdiri dari aspek spiritual dan
sumber daya manusia para penerima zakat produktif (Riyaldi, 2015).
Lebih lanjut (Purwanti, 2012) menyimpulkan hasil penelitiannya
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh karakteristik wirausaha terhadap perkembangan usaha
UMKM di desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga secara signifikan, hasil
penelitian menunjukan pengaruh positif, yang berarti semakin tinggi
karakteristik wirausaha maka akan semakin tinggi perkembangan usaha
UMKM di desa Dayaan dan desa Kalilondo Salatiga.
2. Modal usaha terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perkembangan usaha, hal ini perlu mendapat perhatian dikarenakan hasil
12
penelitian menunjukan bahwa modal usaha mempunyai pengaruh yang
paling dominan.
3. Terdapat pengaruh karakteristik usaha, modal usaha dan strategi
pemasaran secara bersama terhadap perkembangan UMKM di desa
Dayaan dan desa Kalilondo Salatiga.
Oleh karena itu, peneliti berniat untuk mengkaji dan meneliti lebih
mendalam mengenai faktor-faktor yang mendukung keberhasilan usaha
mustahik dalam mengelola zakat produktif. Dengan mengambil fokus
penelitian ini pada KSM yang berada di Wilayah JABODETABEK dan telah
mengikuti program Sejuta Berdaya minimal selama 5 tahun. Maka peneliti
merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul :
“Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Mustahik
Dalam Mengelola Zakat Produktif (Studi Pada Program Sejuta Berdaya
LAZNAS Al Azhar).”
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Masalah yang muncul berkenaan dengan keberhasilan mustahik
dalam mengelola usaha, diidentifikasikan sebagai berikut:
1) Kemiskinan merupakan hal yang krusial di Indonesia.
2) Angka kemiskinan di Indonesia terindikasi relatif tinggi.
3) Sulitnya mengatasi masalah kemiskinan, tanpa menimbulkan
masalah yang baru.
13
4) Penyaluran zakat di Indonesia lebih dominan untuk pemenuhan
kebutuhan mustahik secara konsumtif..
2. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian menjadi lebih
terarah, fokus dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis membatasi
penelitian ini dengan di fokuskan pada KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) yang berada di wilayah JABODETABEK (Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi) serta telah mengikuti program Sejuta
Berdaya ini dalam kurun waktu minimal 5 Tahun.
Oleh karena itu, penulis memfokuskan pembahasan atas masalah-
masalah pokok yang dibatasi dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1) Menganalisis pengaruh antara etos kerja terhadap keberhasilan
usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif.
2) Menganalisis pengaruh antara karakteristik wirausaha terhadap
keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif.
3) Menganalisis pengaruh antara modal zakat terhadap keberhasilan
usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif.
4) Menganalisis pengaruh antara pelatihan dan pendampingan
terhadap keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat
produktif program.
5) Menganalisis pengaruh antara etos kerja, karakteristik wirausaha,
modal zakat, pelatihan dan pendampingan terhadap keberhasilan
14
usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif.
Selanjutnya untuk lebih memperdalam penelitian, maka dipilih
empat variabel yang relevan dengan permasalahan pokok yaitu : etos
kerja (X1), karakteristik wirausaha (X2), modal zakat (X3), serta
pelatihan dan pendampingan (X4) sebagai variabel prediktor atau
independen serta satu variabel respon/dependen yaitu keberhasilan
usaha mustahik (Y).
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan masalah pokok yang dijadikan fokus
penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Apakah terdapat pengaruh antara etos kerja terhadap keberhasilan
usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif?
2) Apakah terdapat pengaruh antara karakteristik wirausaha terhadap
keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif?
3) Apakah terdapat pengaruh antara modal zakat terhadap
keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif?
4) Apakah terdapat pengaruh antara pelatihan dan pendampingan
terhadap keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat
produktif?
5) Apakah terdapat pengaruh antara etos kerja, karakteristik
wirausaha, modal zakat, pelatihan dan pendampingan terhadap
keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif?
15
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, secara umum
penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat
produktif, adapun faktor-faktor tersebut antara lain: etos kerja,
karakteristik wirausaha, modal zakat, serta pelatihan dan pendampingan,
baik berpengaruh secara parsial maupun secara simultan.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat atau kegunaan dari
berbagai aspek, diantaranya :
a. Manfaat Praktis:
1. Bagi mustahik, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi
untuk keberhasilan dalam menjalankan usahanya dari aspek
peningkatan omset usaha.
2. Bagi Badan atau Lembaga zakat, penelitian ini dapat diterapkan
untuk meningkatkan usaha mustahik ditinjau dari etos kerja,
karakteristik wirausaha, modal zakat, serta pelatihan dan
pendampingan terhadap mustahik.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi pembelajaran
dalam rangka memperdalam ilmu ekonomi syariah khususnya
dalam kajian keberhasilan usaha mustahik.
16
b. Manfaat Teoritis:
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan teori mengenai
keberhasilan usaha mustahik ditinjau dari aspek etos kerja,
karakteristik wirausaha, modal zakat, serta pelatihan dan
pendampingan lembaga atau badan pengelola zakat. Serta dapat
memperkaya teori dalam ranah ekonomi syariah.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
berarti dalam bidang ekonomi, khususnya di bidang ekonomi
syariah.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Zakat
a. Definisi Zakat
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai definisi
zakat, antara lain Menurut lisanul Arab (dalam Yusuf Al-Qaradawi)
arti dasar dari kata zakat ditinjau dari sudut bahasa adalah suci,
tumbuh, berkah dan terpuji, semuanya digunakan dalam Al-Qur’an
dan Hadits. Zakat adalah istilah Al-Qur’an yang menandakan
kewajiban khusus memberikan sebagian kekayaan individu dan
harta untuk amal. Secara harfiah zakat berasal dari akar kata dalam
bahasa Arab yang berarti “memurnikan” dan “menumbuhkan”
(Mannan, 1986). Lebih lanjut, menurut Qardhawi yang
diterjemahkan oleh (Salman dkk, 2010) menjelaskan istilah fikih
Zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT
diserahkan kepada orang-orang yang berhak.
Menurut UU No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat,
bahwa Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang
muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Sedangkan dalam UU
Nomor 38 Tahun 1999 pasal 1 ayat 2, Zakat adalah harta yang wajib
18
disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang
muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang
berhak menerimanya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2018)
memberikan dua definisi Zakat, yakni :
1) Jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang
beragama islam dan diberikan kepada golongan yang berhak
menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan
yang telah ditetapkan oleh syarak.
2) Salah satu rukun Islam yang mengatur harta yang wajib
dikeluarkan kepada mustahik.
Menurut Yusuf Qardhawi yang diterjemahkan oleh Salman
Harun Zakat secara etimologis berasal dari kata zaka yang artinya,
“berkah, bersih, dan baik”, selain itu zaka dapat berarti “tumbuh dan
berkembang”. Secara terminologi, zakat berarti “Sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan Allah SWT untuk diserahkan kepada
orang-orang yang berhak” (Salman, 2010). Berdasarkan kedua
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa zakat merupakan harta
yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim untuk menyucikan atau
membersihkan hartanya dengan tujuan mencari keberkahan pada
harta yang dimiliki.
19
b. Landasan Hukum Zakat
Zakat merupakan pilar ketiga dari rukun Islam yang lima, dan
hukumnya fardhu‘ain bagi setiap muslim yang telah memenuhi
syarat-syarat seperti yang telah ditentukan oleh syariat. Pada
dasarnya Zakat merupakan ibadah yang memiliki dua dimensi yaitu
vertikal dan horizontal, yang tidak hanya berorientasi pada ibadah
namun juga rasa sosial dan kemanusiaan. Landasan hukum mengenai
zakat terdapat dalam nash yang shahih baik terkandung di dalam Al-
Qur’an maupun Al-Hadits.
Berdasarkan Al-Qur’an antara lain:
1) QS. Al-Baqarah (2): 43
وأقيموا ٱلصلوة وءاتوا ٱلزكوة وٱركعوا مع ٱلركعني.
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuk
lah beserta orang-orang yang rukuk”.
2) QS. Al-Baqarah (2): 83
لدين إحسانا وذى عبدون إل ٱلل وبٱلو وإذ أخذن ميثق بن إسرءيل ل ت كني وقولوا للناس حسناا وأقيموا ٱلصلوة وءاتوا مى وٱلمس ت ٱلقرب وٱلي
نكم وأنتم معرضون تم إل قليلا م ولي ٱلزكوة ث ت
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari
Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah,
dan berbuat kebaikan kepada ibu, bapa, kaum kerabat, anak-
anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-
kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,
20
kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling”.
3) QS. At-Taubah (9): 103
يهم با وصل عليهم إن صلوتك سكن لم رهم وت زك لم صدقةا تطه خذ من أمويع عليم س وٱلل
Artinya: “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan diri dan mensucikan mereka dan
berdo’a lah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu
(menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Berdasarkan Hadits antara lain:
1) Hadits Riwayat Muslim
سلم على خسة عن ابن عمر عن النب صلى الل عليه وسلم قال بن الد الل وإقام الصلة وإيتاء الزكاة وصيام رمضان وال قال على أن ي وح ج ف
عته من رجل الج وصيام رمضان قال ل صيام رمضان والج هكذا س عليه وسلم ومسلم( )رواه رسول الل صلى الل
Artinya: “Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Islam
dibangun diatas lima (tonggak): mentauhidkan (mengesakan)
Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, puasa
Ramadhan, dan haji”. Seorang laki-laki mengatakan: “Haji
dan puasa Ramadhan,” maka Ibnu Umar berkata: “Tidak,
puasa Ramadhan dan haji, demikian ini aku telah mendengar
dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam” [HR. Muslim,
no. (16)-19].”
Dasar hukum formalnya, sebagai berikut :
1) Undang-Undang No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 14 Tahun 2014
21
tentang Pelaksanaan Undang-Undang No 23 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat.
3) Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan
Urusan Haji No. D-291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Zakat.
4) Undang-Undang RI No 17 Tahun 2000 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang-Undang No 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan. Dalam UU ini diatur bahwa zakat yang dibayarkan
oleh wajib pajak baik perseroan maupun pribadi pemeluk agama
Islam atau wajib pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh
pemeluk Islam kepada Badan Amil Zakat yang telah
dikukuhkan dapat dikurangkan dari penghasilan Kena Pajak.
5) Pedoman Pengelolaan Zakat, Direktorat Pengembangan Zakat
dan Wakaf, Depag, 2003 (Zuhri, 2012).
c. Prinsip dan Tujuan Zakat
M.A. Mannan dalam bukunya Islamic economics: Theory and
Practice, sebagaimana yang dikutip oleh Hikmat Kurnia dan A.
Hidayat (2008) menyebutkan bahwa zakat mempunyai enam prinsip,
yaitu:
1) Prinsip Keyakinan Keagamaan, yaitu bahwa orang yang
membayar zakat merupakan salah satu manifestasi dari
keyakinan agamanya.
2) Prinsip Pemerataan dan Keadilan. Merupakan tujuan sosial
22
zakat, yaitu membagi kekayaan yang diberikan Allah lebih
merata dan adil kepada manusia.
3) Prinsip Produktivitas, yaitu menekankan bahwa zakat memang
harus dibayar karena milik tertentu telah menghasilkan produk
tertentu setelah lewat jangka waktu tertentu.
4) Prinsip Nalar, yaitu sangat rasional bahwa zakat harta yang
menghasilkan itu harus dikeluarkan.
5) Prinsip Kebebasan, yaitu bahwa zakat hanya dibayar oleh
orang yang bebas atau merdeka (hurr).
6) Prinsip Etika dan Kewajaran, yaitu zakat tidak dipungut secara
semena-mena, tapi melalui aturan yang disyariatkan.
Para cendekiawan muslim menerangkan tentang tujuan-tujuan
zakat baik secara umum maupun yang menyangkut tatanan ekonomi,
sosial dan kenegaraan, maupun secara khusus yang ditinjau dari
tujuan-tujuan nash secara eksplisit (Kurnia dan Hidayat, 2008).
Tujuan-tujuan itu antara lain:
1) Menyucikan harta dan jiwa Muzakki
2) Mengangkat derajat fakir miskin
3) Membantu memecahkan masalah pada gharimin, ibnu sabil,
dan mustahik zakat lainnya.
4) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat
Islam dan manusia pada umumnya.
5) Menghilangkat sifat kikir para pemilik harta
23
6) Menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari
hati orang-orang miskin
7) Menjembatani jurang antara si kaya dengan si miskin di dalam
masyarakat agar tidak ada kesenjangan antara keduanya.
8) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri
seseorang, terutama bagi yang memiliki harta.
9) Mendidik manusia untuk disiplin dalam menunaikan
kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.
10) Zakat merupakan manifestasi syukur atas Nikmat Allah SWT.
Sebagai sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai
keadilan sosial.
d. Golongan Mustahik
Orang-orang atau golongan yang berhak menerima Zakat telah
diatur dalam syariat Islam, yaitu ada delapan Ashnaf, sebagaimana
disebutkan dalam QS. At-Taubah : 60
ا الصدقات للفقراء والمساكني ها والمؤلفة ق لوب هم وف الر قاب إن والعاملني علي عليم حكيم والل والغارمني وف سبيل الل وابن السبيل فريضةا من الل
Artinya: “sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-
orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang, untuk dijalan Allah dan untuk mereka yang
sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Delapan golongan tersebut, di rincikan oleh M. Nur Rianto Al
Arif (2013) yaitu :
24
1) Fakir, merupakan suatu kondisi dimana seseorang tidak
mempunyai sumber penghasilan, sehingga kehidupannya sehari-
hari sangat kekurangan. Dalam pembahasan biasanya akan
selalu dikaitkan dengan miskin, karena kemiripan situasi hidup
yang dihadapinya.
2) Miskin, merupakan kondisi dimana seseorang mempunyai
sumber penghasilan akan tetapi penghasilan yang diperoleh
masih sangat kecil sehingga tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Permasalahan yang muncul terkait dengan
penentuan kemiskinan adalah bagaimana cara menentukan
standar hidup minimal yang layak. Namun selain itu,
kemiskinan di sini dapat diartikan dengan kemiskinan
intelektual atau kebodohan yang selama ini melekat pada kaum
muslimin sereta kemiskinan iman.
3) Amil zakat, yaitu individu, lembaga atau institusi pengelola
zakat. Mereka berhak menerima zakat untuk biaya operasional
dan biaya hidup mereka, akan tetapi besaran jatah untuk amil
dibatasi maksimal hanya 12,5%. Diharapkan dengan
memasukkan amil sebagai salah satu asnaf penerima zakat, akan
memacu mereka untuk bekerja lebih baik lagi bagi kemaslahatan
dan kesejahteraan umat.
4) Muallaf, yaitu individu yang baru saja memeluk ataupun masuk
ke dalam Islam. Mereka berhak menerima zakat karena
25
seringkali dengan masuknya mereka ke dalam Islam membuat
mereka dikucilkan dari kehidupan yang seringkali membuat
mereka terkucilkan dalam hal ekonomi.
5) Riqab atau Budak, merupakan kondisi dimana manusia
diperlakukan tidak layak yang dianggap sebagai benda. Pada
masa sekarang budak sudah tidak ada lagi, akan tetapi kondisi
yang mendekati hal tersebut masih ada, contohnya Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) terutama seorang wanita, seringkali menerima
perlakuan yang tidak baik dari majikannya. Karena di beberapa
negara, pembantu masih dianggap sebagai budak.
6) Gharim, yaitu orang yang terlilit hutang, dimana hutang tersebut
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan bukan
untuk keperluan maksiat dan ia tidak mampu untuk membayar
atau melunasinya.
7) Sabilillah, merupakan kondisi individu yang berjuang untuk
menegakkan agama Allah. Hal ini terjadi pada para mujahid
Islam di Palestina atau Afganisthan yang berjuang untuk
menegakkan agama Allah dalam melawan para sekutunya. Serta
dana bagi pembangunan masjid, rumah sakit, pesantren dan
sekolah-sekolah islam lainnya yang dapat dikategorikan sebagai
perjuangan di jalan Allah (fi sabilillah), serta mampu
memberikan kesegaran spiritual kepada kaum muslimin yang
membutuhkan.
26
8) Ibnu Sabil, yaitu individu yang sedang dalam perjalanan dimana
perjalanan yang dilakukan adalah untuk kebajikan dan bukan
untuk kemaksiatan.
e. Zakat Produktif
Zakat merupakan tindakan Transfer of Income (pemindahan
kekayaan) dari golongan kaya ke golongan miskin. Jika mampu di
maksimalkan untuk usaha yang produktif, hal ini berpotensi dapat
mengembangkan kondisi ekonomi dan produktivitas mustahik
(orang yang menerima zakat).
Pendayagunaan Zakat berkaitan dengan bagaimana cara
pendistribusiannya yang tepat sasaran dan tepat guna, di dalam
Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,
dijelaskan mengenai pendayagunaan zakat yaitu:
1) Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam
rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas
umat.
2) Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar
mustahik telah terpenuhi.
Untuk kata produktif sendiri secara bahasa, berasal dari bahasa
Inggris yaitu “productive” yang berarti “banyak menghasilkan,
memberikan banyak hasil, banyak menghasilkan barang-barang
27
berharga yang mempunyai hasil baik. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 2018), definisi Produktif adalah :
1) Bersifat atau mampu menghasilkan (dalam jumlah besar).
2) Mendatangkan (memberi hasil, manfaat, dan sebagainya),
menguntungkan.
3) Mampu menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk
membentuk unsur-unsur baru.
Menurut Yusuf Qardhawi (2005), zakat produktif adalah zakat
yang dikelola sebagai suatu upaya dalam meningkatkan ekonomi
para fakir miskin dengan memfokuskan pada pemberdayaan sumber
dayanya dengan melalui pelatihan-pelatihan yang mengarah pada
peningkatan skill-nya, yang pada akhirnya dana zakat tersebut
menjadi modal bagi pengembangan usahanya sehingga mereka
mempunyai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan
menjadi mandiri dalam mengembangkan ekonominya.
Tujuan zakat produktif menurut Yusuf Qardhawi (2011), untuk
menanggulangi kemiskinan, menginginkan agar orang-orang miskin
menjadi berkecukupan selama-lamanya, mencari pangkal penyebab
nya, serta mengusahakan agar orang-orang miskin tersebut mampu
memperbaiki kehidupan mereka.
Menurut Sahal Mahfudh (1994), zakat produktif adalah zakat
yang dikelola secara produktif dimana pemberian dana zakat bisa
membuat penerima zakat (mustahik) mampu menghasilkan sesuatu
28
secara konsisten dengan harta zakat yang telah diterimanya. Dana
zakat yang diberikan dikembangkan untuk membuka usaha yang
mampu memenuhi kebutuhan hidup dan tidak dihabiskan untuk hal-
hal yang bersifat konsumtif.
Tujuan dari pengelolaan zakat secara produktif menurut Sahal
Mahfudh (1994) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penerima
zakat dan mendapatkan manfaat lebih dari dana yang diterima,
sehingga nantinya mereka yang sebelumnya sebagai penerima zakat
(mustahik) berubah menjadi orang yang wajib mengeluarkan zakat
(muzakki).
Abdurrahman Qadir (2001) menyatakan bahwa, zakat
produktif adalah zakat yang diberikan kepada mustahik sebagai
modal untuk menjalankan kegiatan ekonomi dengan tujuan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan produktivitas mustahik.
Sedangkan menurut Asnaini (2008) zakat produktif adalah zakat
dimana harta atau dana zakat yang diberikan kepada para mustahik
tidak dihabiskan tetapi dikembangkan dan digunakan untuk
membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka
dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus menerus.
Dalam mengelola zakat produktif diperlukan adanya suatu
mekanisme atau sistem pengelolaan yang baik untuk digunakan,
sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi hal-hal seperti
penyelewengan dana ataupun meminimalisir kendala lainnya yang
29
akan terjadi, berikut ini adalah macam-macam model sistem
pengelolaan zakat produktif (M. Ridwan Mas’ud, 2005):
1) Surplus Zakat Budget.
Merupakan pengumpulan dana zakat yang
pendistribusiannya hanya di bagikan sebagian dan sebagian
lainnya digunakan dalam pembiayaan usaha-usaha produktif
dalam bentuk zakat certificate. Dalam pelaksanaannya zakat
diserahkan oleh muzakki kepada amil yang kemudian dikelola
menjadi dua bentuk yaitu bentuk sertifikat dan uang tunai,
selanjutnya sertifikat diberikan kepada mustahik dengan
persetujuan mustahik tersebut.
Uang tunai yang terkandung dalam sertifikat tersebut
selanjutnya digunakan untuk operasional perusahaan, dengan
harapan perusahaan tersebut dapat berkembang pesat dan
menyerap tenaga kerja dari golongan mustahik sendiri, selain itu
perusahaan juga diharapkan dapat memberikan bagi hasil
kepada mustahik pemegang sertifikat. Apabila jumlah bagi hasil
telah mencapai nishab dan haul nya maka mustahik tersebut
dapat berperan menjadi muzakki yang mampu membayar zakat
atau memberikan shadaqah.
2) In Kind
Merupakan sistem pengelolaan zakat dimana alokasi dana
zakat yang akan didistribusikan kepada mustahik tidak
30
dibagikan dalam bentuk uang tunai, melainkan dalam bentuk
alat-alat produksi seperti mesin ataupun hewan ternak yang
dibutuhkan oleh kaum ekonomi lemah yang memiliki keinginan
untuk berusaha atau berproduksi, baik untuk mereka yang baru
akan memulai usaha maupun yang ingin mengembangkan usaha
yang sudah dijalaninya.
3) Revolving Fund
Merupakan sistem pengelolaan zakat dimana amil
memberikan pinjaman dana zakat kepada mustahik dalam
bentuk pembiayaan qardhul hasan. Tugas mustahik adalah
menggunakan dana pinjaman tersebut untuk usaha agar dapat
mengembalikan sebagian atau seluruh dana yang dipinjam
tersebut dalam kurun waktu tertentu. Setelah dana tersebut
dikembalikan kepada amil kemudian amil menggulirkan dana
tersebut kepada mustahik lainnya.
Berdasarkan macam-macam model sistem pengelolaan zakat
produktif yang telah dijelaskan, sistem yang digunakan oleh
Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Al Azhar yaitu sistem
Revolving Fund, karena LAZNAS Al Azhar pada awalnya
membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) disuatu daerah
dengan menunjuk kader pilihannya sebagai pengurus, kemudian
memberikan dana zakat tersebut kepada masing-masing KSM untuk
diberikan kepada anggotanya dan dikelola secara produktif.
31
2. Keberhasilan Usaha
Usaha yang sukses atau berhasil didefinisikan sebagai tingkat
pencapaian hasil atau tujuan organisasi (Riyanti, 2003). Keberhasilan
usaha adalah keberhasilan dari suatu bisnis untuk mencapai tujuannya,
suatu bisnis dikatakan berhasil apabila mendapat laba/keuntungan,
karena keuntungan adalah tujuan dari orang melakukan bisnis (Henry,
2007).
Berdasarkan penelitian dari Zafir Mohd Makhbul (2011) dalam
jurnalnya yang berjudul Entrepreneurial Success: An Ecploratory Study
among Entrepreneurs, menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan kewirausaan yaitu karakteristik khusus
wirausahawan termasuk ketekunan, keterampilan sosial yang baik,
percaya diri dan mampu mengontrol diri, keterampilan dalam
berkomunikasi, serta faktor religiusitas seperti kejujuran, amanah,
memiliki etika dan moral yang baik.
Menurut Suranti (2006), untuk mencapai keberhasilan usaha dapat
menggunakan suatu pendekatan, yaitu meliputi pencapaian tujuan,
pendekatan sistem, pendekatan konstituensi strategis, dan pendekatan
nilai-nilai bersaing. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan pencapaian tujuan, menyebutkan bahwa keberhasilan
usaha harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan yaitu
mendapatkan laba atau keuntungan yang merupakan selisih antara
harga jual dengan biaya produksi.
32
b. Pendekatan sistem, mengatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai
dari cara yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan akhir, yaitu
bagaimana hubungan antar individu dalam unit usaha dapat
bekerjasama dan koordinasi sehingga terciptanya kondisi kerja
yang kondusif.
c. Pendekatan konstituensi strategis, menyatakan bahwa keberhasilan
usaha dinilai dari hubungan baik dengan mitra kerja yang menjadi
pendukung kelanjutan unit usaha.
d. Pendekatan nilai-nilai bersaing, menyatakan bahwa keberhasilan
usaha dikatakan berhasil apabila unit usaha mampu bersaing
dengan unit usaha yang sejenis.
Menurut Suryana, empat ciri wirausahawan yang berhasil yang
tercermin pada sifat-sifat kepribadiannya, sebagai berikut (Suryana,
2013):
a. Memiliki kepercayaan diri untuk dapat bekerja keras secara
independen dan berani menghadapi resiko untuk memperoleh hasil.
b. Memiliki kemampuan berorganisasi, dapat mengatur tujuan,
berorientasi hasil, dan tanggung jawab serta kerja keras.
c. Kreatif dan mampu melihat peluang yang ada dalam
kewirausahaan.
d. Menikmati tantangan dan mencari kepuasan pribadi dalam
memperoleh ide.
33
Keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai
tujuannya, suatu ukuran atau indikator keberhasilannya antara lain, yaitu
permodalan, pendapatan, dan volume penjualan. Adapun penjelasannya
sebagai berikut (Suryana, 2013):
a. Modal, merupakan semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan
secara langsung maupun tidak langsung dalam program untuk
menambah output, yaitu terdiri dari barang-barang yang dibuat
untuk penggunaan produksi pada masa yang akan datang (Irawan
dan Suparmoko, 1998).
b. Pendapatan adalah sejumlah penghasilan yang diperoleh
masyarakat atas prestasi kerjanya dalam periode tertentu, baik
harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan (Sukirno, 2006).
c. Volume penjualan adalah tingkat aktivitas perusahaan baik
produksi maupun penjualan. Volume penjualan merupakan
penjualan yang dinyatakan dalam jumlah penjualan banyaknya
satuan fisik atau jumlah uang yang harus dicapai. Menurut Mulyadi
(2005) volume penjualan merupakan ukuran yang menunjukkan
banyaknya atau besarnya jumlah barang dan jasa yang terjual.
Suatu usaha dapat dikatakan berhasil apabila setelah jangka waktu
tertentu usahanya mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala
usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaannya (Erliah, 2007).
34
Berdasarkan deskripsi terkait teori, konsep, dan indikator
keberhasilan usaha yang telah dijelaskan, kesimpulan dari tingkat
keberhasilan bisnis seseorang yaitu dilihat dari segi permodalan yang
digunakan, peningkatan omset usaha dalam jangka waktu tertentu
(tahunan), serta meningkatnya volume penjualannya.
3. Etos Kerja
a. Definisi Etos Kerja
Secara etimologis istilah etos berasal dari bahasa Yunani yang
mempunyai arti sebagai sikap, kepribadian, karakter serta keyakinan
tertentu. Kata yang senada dengan kata etos adalah “etika“ dan “etis”
yang hampir mendekati makna khuluq atau akhlaq dalam bahasa
arab yang berkaitan dengan baik dan buruk. Dalam kamus webster,
“etos” didefiniskan sebagai “keyakinan yang berfungsi sebagai
panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok atau sebuah
institusi (guiding belleft of a person, group or insttution)” (Sinamo,
2006).
Sedangkan pengertian kerja secara istilah atau terminologi
adalah “melakukan sesuatu untuk menghasilkan karya yang
bermanfaat bagi diri dan lingkungannya” (Chalil, 2011).
Etos kerja dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, karakter,
akhlak, dan etika seseorang dalam bekerja yang tak lepas dari
landasan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai spiritualitas yang
bersumber dari hati nurani” (Santoso, 2012).
35
Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap suatu bangsa
atau umat terhadap kerja. Bila individu dalam komunitas
memandang kerja sebagai suatu yang luhur bagi eksistensi manusia,
maka etos kerjanya cenderung tinggi. Sebaliknya sikap dan
pandangan terhadap kerja sebagai suatu yang bernilai rendah bagi
kehidupan, maka etos kerja dengan sendirinya akan rendah
(Anoraga, 2009).
Menurut Nurcholish Madjid (1995), etos kerja dalam islam
adalah hasil suatu kepercayaan seorang muslim, bahwa kerja
mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh
perkenan Allah SWT.
Sedangkan menurut Toto Tasmara (1995), menyatakan bahwa
bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-
sungguh dengan mengerahkan seluruh asset, fikir dan zikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba
Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya
sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khairul ummah), atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dengan bekerja, manusia itu
memanusiakan dirinya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja
Jansen H. Sinamo mengembangkan apa yang disebut dengan
“Roh keberhasilan” (The spirit of Succes) yang dikembangkan
dengan tiga strategi besar yang harus diambil serentak, yaitu:
36
Strategi pertama, kondisi sosial politik sebagai lingkungan
makro bagi tumbuh kembangnya organisasi dan lembaga-lembaga
ekonomi masyarakat harus segera ditata secara positif, sehingga
terbebas dari distorsi yang sarat dengan kolusi dan korupsi. Jika
kondisi sosial politik masih demikian adanya, maka sudah barang
tentu memberikan kesan tidak percaya dari organisasi dan lembaga-
lembaga dibawahnya. Sehingga harapan untuk membangun etos
kerja demi tercapainya tujuan bersama akan melemah.
Strategi kedua, etos kerja harus disosialisasikan dan dikaitkan
secara tegas dengan upaya peningkatan ilmu dan pengetahuan
masyarakat. Meraih gelar keilmuan setinggi-tingginya harus menjadi
cita-cita baru bagi masyarakat. Dengan demikian etos kerja dan etos
belajar difungsikan menjadi basis motivasi untuk meraih sukses di
segala bidang. Dengan ini masyarakat akan berkembang menjadi
masyarakat yang cerdas dan berpengetahuan.
Strategi ketiga, pengembangan etos kerja harus dilaksanakan
dalam konteks pendidikan dan pelatihan manajemen, dalam arti
seluas-luasnya untuk memperoleh keterampilan organisasional
bermutu tinggi bagi seluruh warga organisasi.
Untuk mendukung ketiga strategi tersebut, Sinamo (2006)
menegaskan harus ditopang dengan stamina, energi, dan vitalitas
yang kuat. Di mana pada tingkat individual kekuatan pendorang
37
tersebut diberi nama dengan “Roh Keberhasilan” (The Spirit of
succes) yang merupakan sumber energi sukses itu sendiri.
Hamzah Ya’kub (1992) menjelaskan bahwa ada beberapa
sikap kematangan spiritual yang perlu diperhatikan dalam
menghadapi pekerjaan, yaitu (Saifullah, 2010):
1. Niat ikhlas. Niat merupakan kemantapan tujuan luhur untuk
apa pekerjaan itu dilakukan. Hal ini sesuai dengan falsafah
hidup muslim yang bekerja dengan tujuan mengharapkan
Ridha Allah SWT.
2. Kemauan keras (‘azam). Untuk mengembangkan usaha, agar
dapat maju dan sukses diperlukan sebuah kemauan atau usaha
yang keras, tekat membaja. Apabila sudah ber’azam maka
kebulatan tekat tentang berhasil dan tidaknya diserahkan
sepenuhnya kepada Allah, inilah arti tawakkal yang
sesungguhnya.
3. Ketekunan (Istiqamah), merupakan daya tahan mental dan
kesetiaan melakukan sesuatu yang telah direncanakan sampai
ke batas akhir suatu pekerjaan
4. Kesabaran, merupakan sikap hidup seorang muslim yang
sangat berharga. Sikap ini sangat dibutuhkan dalam berjuang
dan bekerja, hal ini termasuk Akhlakul Karimah yang
seharusnya diperjuangkan dalam hidup.
38
c. Aspek-aspek Etos Kerja
Sementara Jansen H. Sinamo (2006) terkait dengan aspek dan
dimensi etos kerja, beliau mengembangkan apa yang dikenal dengan
delapan etos kerja sebagai pengejawantahan dari konsep beliau yang
disebut dengan Tetra Darma Mahardika. Kedelapan etos kerja
tersebut adalah:
Etos 1 : Kerja adalah rahmat; Aku bekerja tulus penuh syukur.
Etos 2 : Kerja adalah amanah; Aku bekerja benar penuh tanggung
jawab.
Etos 3 : Kerja adalah panggilan; Aku bekerja tuntas penuh
panggilan.
Etos 4 : Kerja adalah aktualisasi; Aku bekerja penuh semangat.
Etos 5 : Kerja adalah ibadah; Aku bekerja serius penuh kecintaan.
Etos 6 : Kerja adalah seni; Aku bekerja kreatif penuh suka cita.
Etos 7 : Kerja adalah kehormatan; Aku bekerja tekun penuh
keunggulan.
Etos 8 : Kerja adalah pelayanan; Aku bekerja sempurna penuh
kerendahan hati
39
Gambar 2.1
Ethos – Oktagon Etos Kerja Profesional
Islam mengajarkan bahwa kerja itu harus dilaksanakan
berdasarkan beberapa prinsip, sebagai berikut (Mohammad Irham,
2012):
1. Bahwa pekerjaan itu dilakkukan berdasarkan pengetahuan
sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah dalam Al-
Qur’an, “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan mengenainya.” (QS. Al-Isra :
36).
2. Pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan keahlian
sebagaimana dapat dipahami dari hadis Nabi SAW, “Apabila
suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka
E-1
Kerja Adalah Rahmat;
Aku Bekerja Tulus
Penuh Syukur E-8
Kerja Adalah Pelayanan;
Aku Bekerja Sempurna
Penuh Kerendahan Hati
E-6
Kerja Adalah Seni; Aku
Bekerja Kreatif Penuh
Sukacita
Kerja Adalah Aktualisasi;
Aku Bekerja
Penuh Semangat
E-4 Kerja Adalah
Amanah; Aku
Bekerja Benar
Penuh
Tanggungjawab
E-2
Kerja Adalah Kehormatan;
Aku Bekerja Tekun
Penuh Keunggulan
E-7
E-5
Kerja Adalah Ibadah;
Aku Bekerja Serius
Penuh Kecintaan
E-3
Kerja Adalah Panggilan;
Aku Bekerja Tuntas Penuh
Integritas
ROH
KEBERHASILAN
40
tunggulah saat kehancurannya.” (Hadis Shahih Riwayat Al-
Bukhori).
3. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik sebagaimana
dapat dipahami dari firman Allah, “Dialah tuhan yang telah
menciptakan mati dan hidup untuk menguji siapa di antara
kalian yang dapat melakukan amal (pekerjaan) yang terbaik,
kamu akan dikembalikan kepada yang maha mengetahui yang
ghaib dan yang nyata, lalu dia memberitahukan kepadamu
tentang apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Mulk : 2).
4. Pekerjaan dilakukan dengan semangat dan etos kerja yang
tinggi.
5. Pekerjaan itu diawasi oleh Allah, Rasul, dan masyarakat, oleh
karena itu harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
6. Orang berhak mendapatkan imbalan atas apa yang telah ia
kerjakan.
7. Ajaran islam menunjukkan bahwa “kerja” atau “amal” adalah
bentuk keberadaan manusia. Artinya, manusia ada karena
kerja, dan kerja itulah yang membuat atau mengisi keberadaan
manusia.
4. Modal Zakat
Zakat memiliki peranan yang strategis dalam upaya pengentasan
kemiskinan atau pembangunan ekonomi. Nilai strategis zakat ini dapat
dilihat melalui: Pertama, zakat merupakan panggilan agama, ia
41
merupakan cerminan dari keimanan seseorang. Kedua, sumber keuangan
zakat tidak akan pernah berhenti, artinya orang yang membayar zakat
tidak akan pernah habis dan yang telah membayar setiap tahun atau
periode waktu yang lain akan terus membayar. Ketiga, zakat secara
empiris dapat menghapus kesenjangan sosial dan sebaliknya dapat
menciptakan redistribusi asset dan pemerataan pembangunan (Rodwan,
2005).
Untuk pendayagunan dana zakat, bentuk inovasi distribusi zakat
dikategorikan dalam empat bentuk, yaitu (Mufraini, 2006):
a. Distribusi bersifat konsumtif tradisional, yaitu zakat dibagikan
kepada mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat
fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari atau zakat maal yang dibagikan kepada para
korban bencana alam.
b. Distribusi bersifat konsumtif kreatif, yaitu zakat diwujudkan dalam
bentuk lain dari barangnya semula, seperti diberikan dalam bentuk
alat-alat sekolah atau beasiswa.
c. Distribusi bersifat produktif tradisional, dimana zakat diberikan
dalam bentuk barang-barang yang produktif seperti kambing, sapi,
alat cukur, dan lain sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini akan
menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja bagi fakir
miskin.
d. Distribusi dalam bentuk produktif kreatif, yaitu zakat diwujudkan
42
dalam bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial
atau menambah modal pedagang pengusaha kecil.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa yang
membolehkan penggunaan dana zakat untuk modal usaha, hal itu
tertuang dalam Fatwa DSN-MUI No. 4 Tahun 2003 tentang Penggunaan
Dana Zakat Untuk Istismar (Investasi), dengan syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Harus disalurkan pada usaha yang dibenarkan oleh syariah dan
peraturan yang berlaku (Al-Thuruq Al-Masyru’ah).
b. Diinvestasikan pada bidang-bidang usaha yang diyakini akan
memberikan keuntungan atas dasar studi kelayakan.
c. Dibina dan diawasi oleh pihak-pihak yang memiliki kompetensi.
d. Dilakukan oleh institusi/lembaga yang professional dan dapat
dipercaya (amanah).
e. Izin investasi (istismar) harus diperoleh dari pemerintah, dan
pemerintah harus menggantinya apabila terjadi kerugian atau pailit.
f. Tidak ada fakir miskin yang kelaparan atau memerlukan biaya
yang tidak bisa ditunda pada saat harta zakat itu diinvestasikan.
g. Pembagian zakat yang di-ta’khir-kan karena diinvestasikan harus
dibatasi waktunya.
Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan sebagai
pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila dikonsumsikan pada
kegiatan produktif yang berperan sebagai modal untuk usaha.
43
Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep
perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab
kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja,
dengan adanya masalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang
dapat mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut.
Dana zakat yang didapat mustahik jika digunakan sebagai modal
untuk usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya
fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara
konsisten. Dengan dana zakat tersebut, fakir miskin akan mendapat
penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta
mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung, bahkan
nantinya mereka diharapkan mampu berperan sebagai muzakki.
Dana zakat yang dimanfaatkan sebagai modal usaha kegiatan
produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan oleh Lembaga maupun
Badan Amil Zakat, karena sebagai organisasi yang terpercaya untuk
pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat, mereka
tidak memberikan zakat begitu saja melainkan juga mendampingi,
memberikan pengarahan serta pelatihan agar dana zakat tersebut benar-
benar dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut
memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri.
5. Karakteristik Wirausaha
Karakteristik wirausaha dapat diartikan sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan ciri khas, watak, perilaku, tabiat, serta sikap
44
seseorang dalam mengelola dan mengembangkan usahanya. Karakteristik
wirausaha yang sangat menonjol dan yang harus dimiliki oleh pebisnis
atau seorang wirausaha adalah sebagai berikut (Lukman Hakim, 2012):
a. Proaktif
Proaktif adalah suka mencari informasi yang ada berhubungan
dengan usaha yang digeluti. Misalnya adalah ada pesaing baru yang
memasarkan produk yang sejenis, jadi agar dapat membuat strategi
untuk menghadapi persaingan maka ia perlu tahu lebih dahulu apa
saja kelebihan dan kekurangan produk baru itu. Dengan bahan
informasi yang ia dapatkan maka ia akan tahu bagaimana menyusun
strategi untuk menghadapi persaingan pasar.
b. Produktif
Salah satu kunci untuk sukses adalah selalu ingin
mengeluarkan uang untuk hal-hal yang produktif. Tidak sembarang
mengeluarkan uang, teliti, cermat, dan penuh dengan perhitungan
dalam memutuskan pengeluaran. Dan mementingkan mengeluarkan
uang untuk hal yang produktif dari pada yang bersifat konsumtif.
Dengan cara demikian, tidak mustahil bagi seorang wirausaha jika
sumber penghasilannya tidak hanya dari satu pintu, tetapi bisa dari
berbagai pintu (multi income).
c. Pemberdaya
Seorang wirausaha adalah pemberdaya atau memberdayakan
orang lain. Seorang wirausaha sejati biasanya sangat mengerti
45
manajemen bagaimana menangani pekerjaan dengan membagi habis
dan memperdayakan orang lain yang ada dalam pembinaan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, disisi lain
tujuan bisnis tercapai, disisi lain karyawannya juga mendapatkan
pengalaman.
d. Tangan di atas
Sebagai entrepreneur yang berbasis syariah umumnya
memiliki karakter tangan diatas (suka memberi). Salah satu cara
yang dilakukan adalah dengan memperbanyak sedekah. Seperti yang
dianjurkan oleh Rasulullah saw dalam salah satu hadisnya “Tangan
di atas lebih mulai dari tangan di bawah”.
Berbagai ayat di dalam Al-Qur’an yang menyebutkan perintah
bersedakah atau berinfak. Salah satunya adalah QS. Al-Baqarah ayat
274. Yang memiliki arti: “Orang-orang yang menginfakkan
hartanya di waktu malam dan siang secara sembunyi dan terang-
terangan maka mereka mendapat pahala 42 dari Tuhannya. Maka
tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak ada berduka cita bagi
mereka.”
e. Takwa
Seorang muslim dalam berbisnis harus selalu mengingat Allah
dalam aktivitas mereka. Memiliki kesadaran penuh untuk dapat
responsif terhadap prioritas-prioritas yang telah ditentukan oleh Sang
Maha Kuasa. Kesadaran akan Allah ini hendaklah menjadi sebuah
46
kekuatan pemicu dalam segala tindakan. Semua kegiatan transaksi
bisnis hendaklah ditujukan untuk hidup yang lebih mulia. Dalam hal
bisnis, nilai-nilai religius hadir di kala melakukan transaksi bisnis,
selalu mengingat kebesaran Allah dan menyadari bahwa apapun
keberhasilan yang dimiliki merupakan ada kekuatan Allah yang
membantunya. Dapat terbebas dari sifat-sifat kecurangan,
kebohongan, kesombongan, kelicikan, dan penipuan. Sehingga tidak
seperti karun yang membanggakan diri dan mengaku semua
kekayaan yang dimilikinya adalah hasil kerja keras dan
kecerdasannya.
f. Amanah
Amanah adalah dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
Dalam menjalankan roda bisnis, setiap pebisnis harus bertanggung
jawab atas usaha dan pekerjaan atau jabatan yang telah dipilihnya.
Tanggung jawab yang dimaksud adalah mau dan mampu menjaga
amanah (kepercayaan) masyarakat. Nilai transaksi yang penting
dalam bisnis adalah al-amanah (kejujuran). Kejujuran merupakan
puncak moralitas iman dari orang yang beriman, bahkan kejujuran
merupakan karakteristik para nabi. Oleh karena itu, sifat terpenting
yang diridhai Allah adalah kejujuran.
g. Keadilan
Salah satu prinsip dalam bisnis yang harus diterapkan adalah
sikap adil. Implementasi sikap adil dalam bisnis merupakan hal yang
47
berat. Adapun yang dimaksud keadilan dalam wirausaha adalah
kebijakan upah bagi karyawan. Tujuan utama pemberian upah adalah
agar para pegawai mampu memenuhi segala kebutuhan pokok hidup
mereka. Sehingga mereka tidak terdorong untuk melakukan tindakan
yang tidak dibenarkan untuk sekedar memenuhi nafkah diri dan
keluarganya (tidak korupsi).
6. Tinjauan Mengenai Pelatihan
a. Definisi Pelatihan
Menurut Oemar Hamalik (2005), pelatihan adalah suatu proses
yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan
sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang
dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam
bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan
produktivitas dalam suatu organisasi.
Ike Kusdyah Rachmawati (2008) menyatakan bahwa pelatihan
merupakan wadah lingkungan bagi karyawan, dimana mereka
memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian,
pengetahuan, dan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pelatihan adalah upaya yang dilaksanakan dengan sengaja agar
memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian,
48
pengetahuan dan perilaku spesifik guna meningkatkan efektivitas
dan produktivitas dalam suatu organisasi.
b. Tujuan Pelatihan
Menurut T. Hani Handoko (2001) pelatihan (training)
dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan
dan teknik pelaksanaan tertentu, terinci dan rutin. Kegiatan pelatihan
merupakan tanggung jawab manajemen sumber daya manusia.
Menurut Panggabean (2002), tujuan dilakukan program
pelatihan dan pengembangan adalah untuk kepentingan pegawai dan
perusahaan. Kepentingan pegawai:
1. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
pegawai.
2. Meningkatkan moral pegawai. Dengan keterampilan dan
keahlian yang sesuai dengan pekerjaan mereka akan antusias
untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
3. Memperbaiki kinerja. Program pelatihan dan pengembangan
dapat meminimalkan ketidakpuasan pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan.
4. Membantu pegawai dalam menghadapi perubahan-perubahan,
baik perubahan struktur organisasi, teknologi, maupun sumber
daya manusianya.
5. Peningkatan karier pegawai. Peluang ini menjadi besar karena
keterampilan dan keahlian mendukung untuk bekerja lebih baik.
49
6. Meningkatkan jumlah balas jasa yang dapat diterima pegawai.
Kepentingan perusahaan :
1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya
manusia.
2. Penghematan. Dengan adanya pelatihan dan pengembangan di
harapkan pegawai dapat bekerja lebih efektif dan efisien.
3. Memperkuat komitmen pegawai.
c. Pentingnya Program Pelatihan
Dalam bukunya, Oemar Hamalik (2005), penyusunan program
pelatihan dinilai sangat penting berdasarkan beberapa pertimbangan
berikut ini:
1. Perlunya mengorientasikan tenaga kerja baru. Tenaga kerja
yang baru memasuki dunia kerja dalam suatu organisasi/
perusahaan/lembaga perlu mengenal dan memahami bidang
pekerjaannya, seperti: tujuan, tugas, dan kewajiban, cara kerja,
sasaran, dan hasil yang diharapkan dari pekerjaan itu.
2. Perlunya melakukan reorientasi bagi tenaga kerja lama yang
telah sekian lama tidak melaksanakan pekerjaannya. Tenaga
kerja sering ditempatkan di bidang kerja lain, dalam negeri
atau luar negeri. Terhadap tenaga kerja ini, sebelum dia
menempati bidang pekerjaannya kembali (semula) perlu
diperkenalkan kembali dengan organisasi dimana dia pernah
bekerja, karena umumnya suatu organisasi senantiasa
50
mengalami perubahan dan kemajuan baik tujuan, hasil yang
diharapkan, sistem kerja, dan lain-lain.
3. Perlunya pelatihan penyegar bagi tenaga yang diangkat tanpa
persiapan sebelumnya. Suatu organisasi yang kekurangan
tenaga pegawai, karena waktu yang sangat mendesak terpaksa
mengangkat tenaga baru yang belum siap pakai. Bagi tenaga
seperti itu diperlukan latihan penyegar (refreshing), agar dia
siap bekerja.
4. Perlunya latihan khusus bagi tenaga kerja untuk kegiatan
tertentu. Banyak lembaga/instansi atau perusahaan yang
memerlukan tenaga yang memiliki kecakapan khusus. Karena
organisasi tersebut tidak memiliki jenis tenaga yang
diperlukan, maka organisasi mengirimkan tenaga ke lembaga
atau organisasi lain yang khusus melatih tenaga dalam bidang
tersebut.
5. Perlunya pelatihan bagi tenaga yang akan ditugaskan untuk
organisasi berhubungan dengan adanya penemuan-penemuan
baru, misalnya dalam bidang teknologi. Jika tenaga tersebut
telah mengalami latihan di bidang baru itu, maka diharapkan
dia telah mampu bekerja secara produktif, contohnya:
pelatihan penggunaan komputer.
6. Perlunya latihan bagi tenaga pengawas. Tenaga ini
bertanggung jawab mengawasi kelancaran dan keberhasilan
51
pekerjaan tenaga pelaksana dan tenaga teknis. Kemampuan
pengawas perlu ditingkatkan agar pekerjaan bawahan lebih
berhasil, sehingga sumbangannya terhadap produktivitas
organisasi semakin tinggi.
7. Perlunya pelatihan bagi tenaga kerja eksekutif (pemimpin).
Tenaga ini bertanggung jawab mengelola kegiatan organisasi.
Untuk itu perlu dilakukan pelatihan, baik bagi tenaga pimpinan
maupun tenaga eksekutif yang telah menempati jabatannya.
8. Perlunya pelatihan bagi tenaga yang bertugas memberikan
pelayanan bagi masyarakat. Suatu organisasi/lembaga dapat
meningkatkan hasil pekerjaan dan lebih besar mendapat
keuntungan jika organisasi tersebut memiliki dan
mempekerjakan tenaga pegawai yang mampu berhubungan
dengan masyarakat dan sasaran lembaga itu sendiri. Karena
itu, pelatihan dalam bidang hubungan masyarakat (public
relation) perlu dikembangkan secara efektif.
9. Perlunya pelatihan bagi tenaga kerja dalam rangka promosi
jabatan. Tiap tenaga pegawai seharusnya mendapat
kesempatan untuk menempati jabatan pada jenjang yang lebih
tinggi. Kesempatan ini hendaknya dibarengi dengan adanya
penyediaan kesempatan berlatih untuk meningkatkan
kemampuan yang diperlukan untuk jabatan tersebut.
52
10. Perlunya pelatihan bagi tenaga dalam rangka pengembangan
diri. Tiap tenaga pegawai tentunya ingin menambah
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tertentu dengan
motif untuk pembinaan dirinya sendiri dan bermanfaat bagi
pelaksanaan tugas-tugasnya. Kesempatan pelatihan untuk
pengembangan diri ini perlu disediakan oleh
organisasi/lembaga dimana ia mengabdikan diri.
d. Indikator Pelatihan
Vethzal Rivai dan Ella Jauvani (2010), menjelaskan bahwa
indikator pelatihan terdiri dari enam hal yaitu:
1. Peserta Pelatihan.
Agar program pelatihan dapat mencapai sasaran hendaknya
para peserta dipilih yang benar-benar siap dilatih artinya
mereka yang diikutsertakan dalam pelatihan adalah mereka
yang secara mental telah dipersiapkan untuk mengikuti
program tersebut. Pada langkah ini harus selalu dijaga agar
pelaksanaan kegiatan pelatihan benar-benar mengikuti
program yang telah ditetapkan.
2. Pelatih (Instruktur) Pelatihan.
Pelatih harus didasarkan pada keahlian dan kemampuannya
untuk mentransformasikan keahlian tersebut pada peserta
pelatihan karena pelatih memegang peran yang penting
terhadap kelancaran dan keberhasilan program pelatihan.
53
3. Materi (Bahan) Pelatihan.
Penyusunan materi pelatihan dilakukan dengan melihat
kebutuhan pelatihan serta memperhatikan faktor-faktor seperti
tujuan pelatihan, peserta pelatihan, harapan lembaga pelatihan
dan lamanya waktu pelatihan.
4. Metode Pelatihan.
Sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan, maka
ditentukanlah metode atau cara penyajian yang paling tepat.
Metode pelatihan harus disesuaikan dengan jenis pelatihan
yang akan dilaksanakan dan tingkat kemampuan peserta
latihan.
5. Lama Pelatihan.
Lamanya waktu (durasi) pelatihan ditentukan berdasarkan
pertimbangan mengenai tingkat kesulitan materi pelatihan,
tingkat kemampuan peserta dan media yang digunakan
pelatihan.
6. Tujuan dan Sasaran Pelatihan.
Secara umum pelatihan bertujuan untuk mengembangkan
keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih
cepat dan efektif dan untuk mengembangkan pengetahuan,
sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara rasional. Kegiatan
pelatihan pada dasarnya dilaksanakan untuk menghasilkan
perubahan tingkah laku dari orang-orang yang mengikuti
54
pelatihan. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah dapat
berupa tambahnya pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
perubahan sikap dan perilaku.
7. Tinjauan Mengenai Pendampingan
a. Definisi Pendampingan
Menurut Edi Suharto (2009), pendampingan sosial adalah
interaksi dinamis antara kelompok miskin dan pekerja sosial untuk
secara bersama-sama menghadapi beragam tantangan seperti: (1)
merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi. (2)
memobilisasi sumber daya setempat. (3) memecahkan masalah
sosial. (4) menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan
kebutuhan. (5) Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang
relevan dengan konteks pemberdayaan masyarakat.
Mustofa Kamil (2010) menyatakan bahwa pendampingan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang bersifat
konsultatif yaitu menciptakan suatu kondisi sehingga pendampingan
maupun yang didampingi bisa berkonsultasi memecahkan masalah
bersama-sama, interaktif yaitu antara pendampingan dan yang
didampingi dapat dipahami bersama (persamaan pemahaman),
motivatif yaitu pendampingan harus dapat menumbuhkan
kepercayaan diri dan dapat memberikan semangat/motivasi dan
negosiatif yaitu pendampingan dan yang didampingi mudah
melakukan penyesuaian.
55
b. Fungsi Pendampingan
Menurut Edi Suharto (2009), pendampingan sosial berpusat
pada empat bidang tugas atau fungsi yakni:
1. Pemungkinan atau Fasilitasi.
Pemungkinan atau fasilitasi merupakan fungsi yang
berkaitan dengan pemberian motivasi dan kesempatan bagi
masyarakat. Beberapa tugas pekerja sosial yang berkaitan
dengan fungsi ini antara lain menjadi model (contoh),
melakukan mediasi dan negosiasi, membangun konsensus
bersama, serta melakukan manajemen sumber.
2. Penguatan.
Fungsi ini berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan
guna memperkuat kapasitas masyarakat (capacity building).
Pendampingan berarti aktif sebagai agen yang memberi
masukan positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya serta bertukar gagasan dengan pengetahuan
dan pengalaman masyarakat yang didampingi. Membangkitkan
kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi, melakukan
konfrontasi, menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat
adalah beberapa tugas yang berkaitan dengan fungsi
penguatan.
3. Perlindungan.
Fungsi ini berkaitan dengan interaksi antara pendamping
56
dengan lembaga-lembaga eksternal atas nama dan demi
kepentingan masyarakat dampingannya. Pekerja sosial dapat
bertugas mencari sumber-sumber melakukan pembelaan,
menggunakan media, meningkatkan hubungan masyarakat,
dan membangun jaringan kerja. Fungsi perlindungan juga
menyangkut tugas pekerja sosial sebagai konsultan, orang yang
bisa diajak berkonsultasi dalam proses pemecahan masalah.
4. Pendukungan.
Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat
praktis yang dapat mendukung terjadinya perubahan positif
pada masyarakat. Pendamping dituntut tidak hanya mampu
menjadi manajer perubahan yang mengorganisasi kelompok,
melainkan pula mampu melaksanakan tugas-tugas teknis
sesuai dengan berbagai ketrampilan dasar, seperti melakukan
analisis sosial, mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi,
bernegosiasi, berkomunikasi, dan mencari serta mengatur
sumber dana.
c. Strategi Pendampingan
Edi Suharto (2009) mengungkapkan berdasarkan pengalaman
di lapangan, kegiatan pendampingan sosial seringkali dilakukan atau
melibatkan dua strategi utama, yakni pelatihan dan advokasi atau
pembelaan masyarakat. Terdapat lima aspek penting yang dapat
57
dilakukan dalam melakukan pendampingan sosial, khususnya
melalui pelatihan dan advokasi terhadap masyarakat.
1. Motivasi. Masyarakat didorong agar dapat memahami nilai
kebersamaan interaksi sosial, dan kekuasaan melalui
pemahaman akan haknya sebagai warga negara dan anggota
masyarakat.
2. Peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan. Peningkatan
kesadaran masyarakat, misalnya, dicapai melalui pendidikan
dasar, permasyarakatan, imunisasi dan sanitasi. Sedangkan
keterampilan-keterampilan vakasional dikembangkan melalui
cara-cara partisipatif.
3. Manajemen diri. Kelompok harus mampu memilih pemimpin
mereka sendiri dan mengatur kegiatan mereka sendiri, seperti
melaksanakan pertemuan-pertemuan, melakukan pencacatan
dan pelaporan, mengoperasikan tabungan dan kredit, resolusi
konflik dan manajemen kepemilikan masyarakat. Pada tahap
awal, pendamping dari luar dapat membantu mereka dalam
mengembangkan sebuah sistem. Kelompok kemudian dapat
diberi wewenang penuh untuk melaksanakan dan mengatur
sistem tersebut.
4. Mobilisasi sumber. Merupakan sebuah metode untuk
menghimpun sumber-sumber individual melalui tabungan
reguler dan sumbangan sukarela dengan tujuan menciptakan
58
modal sosial. Ide ini didasari pandangan bahwa setiap orang
memiliki sumbernya sendiri yang dihimpun, dapat
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi secara substansial.
Pengembangan sistem penghimpunan, pengalokasian dan
penggunaan sumber perlu dilakukan secara cermat sehingga
semua anggota memiliki kesempatan yang sama. Hal ini dapat
menjamin kepemilikan dan pengelolaan secara berkelanjutan.
5. Pembangunan dan pengembangan jaringan. Pengorganisasian
kelompok-kelompok swadaya masyarakat perlu disertai
dengan peningkatan kemampuan para anggotanya membangun
dan mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem sosial di
sekitarnya. Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan
mengembangkan berbagai akses terhadap sumber dan
kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat miskin.
8. Lembaga Amil Zakat Nasional Al Azhar
a. Gambaran Umum LAZNAS Al Azhar
Lembaga Amil Zakat Al Azhar adalah satuan kerja yang
dibentuk oleh Yayasan Pesantren Islam Al Azhar yang bertujuan
untuk memberdayakan masyarakat dhuafa melalui optimalisasi dana
Zakat, Infaq, Sedekah dan sosial kemanusiaan lainnya yang
dibenarkan oleh syariat agama dan sumber daya yang ada di
masyarakat dan bukan berorientasi pada pengumpulan profit bagi
pengurus organisasi.
59
LAZ Al Azhar dibentuk oleh Badan Pengurus YPI Al Azhar
pada 1 Desember 2004 melalui SK Nomor 079/XII/KEP/BP-
YPIA/1425.2004 yang ditandatangani oleh Ketua Badan Pengurus
YPI Al Azhar H. Rusydi Hamka dan sekretaris H. Nasroul Hamzah
dan telah mendapat pengukuhan sebagai Lembaga Zakat Skala
Nasional oleh Kementrian Agama Republik Indonesia melalui SK
Menteri Agama RI Nomor 240 tahun 2016 tanggal 23 Mei 2016.
LAZ Al Azhar memiliki visi yaitu “Menjadi Lembaga Amil
Zakat yang terpercaya dalam pengelolaan dana Zakat, Infaq,
Sedekah untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat. Dengan misi
antara lain :
1. Mengembangkan edukasi Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf dan
layanan berkarakter berbasis teknologi.
2. Mengembangkan program yang komprehensif, terukur, dan
berkelanjutan untuk mendorong keberdayaan masyarakat
berbasis kearifan lokal.
3. Meningkatkan akuntabilitas kinerja lembaga melalui
penguatan sistem dan manajemen yang didukung oleh Sumber
Daya Insani yang profesional.
4. Membangun Kemitraan Berkelanjutan (Sustainable
Partnership) dengan kalangan ABCG (Academic, Business,
Civil Society, Government) dalam pelaksanaan program.
60
Sebagai lembaga yang melayani ibadah sekaligus mengelola
dana, LAZ Al Azhar mendukung pembangunan sosial (pendidikan,
kesehatan, ekonomi) dan akhlaq dengan memberdayakan dan
menyinergikan potensi-potensi masyarakat, memberikan produk dan
pelayanan berkarakter, peningkatan pendapatan dan sumber-sumber
pendanaan. Selain itu LAZ Al Azhar memiliki budaya lembaga yang
berfungsi sebagai jati diri dan spirit kinerja yang terangkum dalam 5
(lima) sikap yang disebut UMMAT (http://alazharpeduli.com/profil):
U : Universal.
Melayani sepenuh hati pada seluruh aspek kehidupan umat
manusia yang berlaku di setiap tempat dan masa sebagai
implementasi nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
M : Manfaat.
Selalu berupaya memberikan manfaat kepada orang lain.
M : Martabat.
Menjunjung harga diri amil, muzakki, dan penerima manfaat.
A : Amanah.
Penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan
melayani ummat.
T : Tabligh.
Mendidik, mencerahkan, membina, dan memotivasi diri dan
masyarakat untuk menjadi lebih baik.
61
Dalam mendukung pembangunan sosial khususnya di bidang
ekonomi, LAZ Al Azhar memberdayakan dan menyinergikan
potensi-potensi masyarakat, memberikan produk dan pelayanan
berkarakter, meningkatkan pendapatan dan memberikan bantuan
sumber pendanaan yang dikemas dalam suatu program yaitu Sejuta
Berdaya. Pemberdayaan ekonomi melalui program ini merupakan
program pemberdayaan ekonomi berbasis kelompok secara
komprehensif dan berkelanjutan di sektor pertanian, peternakan,
tranding, kerajinan, warung sembako, dan lain lain.
b. Gambaran Umum Program Sejuta Berdaya
Sejuta Berdaya adalah program pemberdayaan ekonomi
masyarakat memanfaatkan dana kebajikan (qardhul hasan) dan
dana-dana sosial lainnya (Zakat – CSR) dari lembaga keuangan
syariah (Perbankan, Asuransi, Multifinance, Pasar Modal, dll).
Melalui program ini menjadikan mereka yang semula tidak memiliki
akses terhadap sistem keuangan dan unbankable menjadi bankable,
seiring dengan program financial inclusion.
Seiring dengan program financial inclusion. Dengan memiliki
target sejuta keluarga berdaya, penguatan, pelatihan serta
pendampingan penerima manfaat program ini bersinergi dengan
kelompok lembaga zakat yang terpilih dan sudah memiliki model-
model pemberdayaan ekonomi masyarakat yang komprehensif dan
terintegrasi. Program ini juga bersinergi bersama perbankan,
62
asuransi, industri pasar modal, industri keuangan non-bank lainnya,
perguruan tinggi, lembaga amil zakat, dan lembaga pemberdayaan
masyarakat lainnya.
Melalui program pemberdayaan ekonomi berbasis kelompok
Sejuta Berdaya, berhasil menjaring 783 keluarga dari 20 Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) yang tersebar di 14 kota/kabupaten di
Indonesia antara lain provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Banten, DKI Jakarta dan Sumatera Selatan dengan ribuan
anggota telah diberikan penguatan pengetahuan dan keterampilan,
akses modal usaha dari dana kebajikan, dan akses pemasaran produk
usaha mikro, serta telah merasakan berkahnya merdeka dari riba
(http://alazharpeduli.com/e-care).
Program Sejuta Berdaya ini sangat erat kaitannya dengan
melakukan pengelolaan dana Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) dan dana
sosial lainnya untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat yang
dikategorikan sebagai golongan mustahik, dengan diberikan bantuan
modal usaha yang tujuannya untuk mengembangkan potensi zakat
sehingga tujuan zakat dalam mengentaskan kemiskinan bisa tercapai.
Konteks Sejuta Berdaya ini tidak hanya sebatas pada dana
zakat saja, tetapi merupakan sebuah program bantuan
pendayagunaan dana ZIS dan dana sosial lainnya untuk
pemberdayaan ekonomi berbasis kelompok dengan mengoptimalkan
dana-dana qordhul hasan atau dana-dana kebajikan didalam nya.
63
Karena dalam kaidah fiqih, zakat diperkenankan secara syariat untuk
diberikan kepada mustahik dan tidak dikembalikan lagi karena itu
merupakan hak penuh mustahik. Namun menurut para ulama fiqih
seperti ulama Syafi’iyyah, zakat untuk urusan yang produktif (zakat
produktif) sah dilakukan bila zakat diserahkan dan dikelola oleh
pemerintah atau amil yang sah. Menurut pendapat ulama Hanafiyyah
pemberian zakat produktif diperbolehkan, mengingat Hanafiyyah
memperbolehkan penggantian zakat dalam bentuk qimah atau nilai
suatu benda, qimah yang dimaksud boleh diubah sesuai dengan
kebutuhan mustahik (http://nucare.id/berita/opini/fiqih-zakat-
produktif/)
Pada program Sejuta Berdaya terdapat 20 Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota di
Indonesia, namun pada penelitian ini difokuskan pada KSM yang
berada di Wilayah JABODETABEK, yaitu:
64
Tabel 2.1
Profil KSM Jabodetabek Program Sejuta Berdaya
Nama KSM Alamat Ketua Jumlah
Anggota
Besaran
Dana
yang
Dikelola
Jenis Usaha
yang
Dikelola
Marunda
Pulo
(Jakarta
Utara)
Jl.
Marunda
Pulo
RT.01/07
Ibu Hj.
Leli
50
anggota
dan 7
pengurus
130.960.
000
Pedagang
sembako,
sayuran,
warung
makan dan
jajanan, toko
pulsa,
pakaian,
elektronik.
Pelita
Jampang
Gemilang
(Bogor)
Kp. Gang
Masjid
Kec.
Kemang
kab.
Bogor,
Jawa
Barat
Bapak
Cahyadi
30
anggota
dan 4
pengurus
160.000.
000
Pedagang
sembako,
sayuran,
warung
makan dan
jajanan,
peternakan
dan
perkebunan.
Pengasinan
Gemilang
(Depok)
Kp.
Kebon
Kopi
RT02/07
Kel.
Pengasina
n,
Sawangan
, Depok
Ibu
Nuryani
32
anggota
dan 3
pengurus
122.500.
000
Pedagang
sayuran,
sembako,
warung
makan dan
jajanan,
elektronik,
pakaian,
bahan
bangunan,
anyaman.
65
Rizqi
Gemilang
Serpong
(Tangerang)
Kp.
Curug
RT06/04,
Serpong.
Bapak
Mahpud
in
30
anggota
dan 3
pengurus
33.000.
000
Ternak
kambing,
penjual
makanan
(gorengan,
gado-gado,
nasi uduk,
ayam bakar),
ternak ikan,
jajanan
keliling,
warung
rumahan,
pengolah
sampah.
Muara
Gembong
(Bekasi)
Desa
pantai
harapan
jaya
RT02/09
kampung
bulak
Bapak
Hendri
12
anggota
dan 3
pengurus
15.000.
000
Perkebunan,
peternakan,
dan
Pertanian
Sumber: Hasil wawancara dengan pengurus masing-masing Kelompok Swadaya Masyarakat
Program Sejuta Berdaya merupakan pemberdayaan ekonomi
keluarga yang dirancang oleh LAZNAS Al Azhar dengan konsep
dasar seperti pada gambar 2.2 berikut ini :
Gambar 2.2
Konsep Dasar Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Sumber: http://sejutaberdaya.com/konsep-dasar-program/
66
Berdasarkan gambaran konsep dasar program pemberdayaan
ekonomi keluarga tersebut, dalam program ini terdapat empat
tahapan yaitu:
1. Zona Penyelamatan.
Pada zona ini mustahik sangat perlu diselamatkan,
karena dalam kondisi ini pendapatan mustahik lebih kecil dari
pada pengeluaran. Bisa dikatakan pendapatannya tidak jelas
namun pengeluarannya jelas. Maka zona tersebut dinamakan
zona merah dan perlu diselamatkan. Di zona ini belum
membahas tentang pemberdayaan, tetapi lebih kepada proses
penyelamatan mustahik.
2. Zona Penguatan
Zona ini adalah kondisi dimana pendapatan mustahik
sama dengan pengeluarannya. Keadaan mustahik pada zona ini
mulai konsumtif, yang artinya pendapatan dengan pengeluaran
sama besarnya. Dalam zona penguatan ini, para mustahik
merupakan mereka yang sudah mempunyai pendapatan yang
seimbang dengan pengeluarannya, atau sudah mempunyai
usaha tetapi tidak memiliki kapasitas yang mumpuni untuk
mengembangkan usahanya, maka dari itu zona ini dinamakan
dengan zona kuning.
Paza zona kuning lah program sejuta berdaya berperan.
Laz Al Azhar melalui KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)
67
di masing-masing daerah memberikan modal berupa pinjaman
kebajikan dengan akad qordhul hasan. Dana pinjaman ini
sebagai modal usaha mustahik yang sudah memiliki usaha dan
tidak memiliki utang, untung meningkatkan pendapatannya
sebelumnya yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Pada tahun pertama berlaku akad qordhul hasan, tetapi
anggota wajib menabung dan wajib mengumpulkan dan
menyimpan dana tabarru’ karena dana ini dipergunakan untuk
anggota yang sakit, dan hal-hal yang dapat menghambat
mustahik dalam melakukan usahanya. Dana pinjaman
dikembalikan kepada KSM dengan jumlah yang sama, tidak
ada penambahan biaya yang dikenakan (riba). Di tahun kedua
masih diberlakukan akad qordhul hasan tetapi ada dana ujroh
yang harus dibayarkan untuk administrasi ke kelompok. Lalu
di tahun ketiga dimulainya akad jual beli dan bagi hasil, karena
LAZ Al Azhar harus mendidik mustahik, dengan adanya akad
jual beli atau bagi hasil dengan syarat pencatatan keuntungan,
biaya, dan modalnya harus jelas.
3. Zona Pengembangan
Zona ini adalah kondisi dimana siklus ekonomi sudah
stabil dan seimbang, dan sudah mampu untuk menabung,
pengeluarannya sudah teratur dengan baik, serta usahanya
68
sudah meningkat. Pada zona ini sudah tidak menggunakan
akad qordhul hasan, akan tetapi akad tijari atau tijarah atau
bagi hasil (LAZNAS Al Azhar meminjamkan modalnya dan
ada persentase pembagian keuntungan bagi hasl untuk KSM),
agar asset kelompok bertambah, dan semakin banyak yang bisa
menerima manfaat dari kelompok, serta anggota KSM yang
mengalami pengembangan dapat terus berkembang dengan
baik dari jenis usaha yang sama, maupun menambah jenis
usaha lainnya.
4. Zona Ketahanan
Zona ini merupakan zona mandiri, pada zona ini LAZ Al
Azhar semakin memperkuat dan terus memberi dorongan agar
anggota KSM menjadi keluarga ketahanan ekonomi. Di zona
ini LAZ Al Azhar memberikan pendampingan kepada anggota
KSM dalam proses pengembangan usahanya dengan pihak
ketiga. Artinya, LAZ Al Azhar memberikan cara
pendampingan kepada anggota KSM dalam proses
peminjaman dana kepada Lembaga Keuangan Syariah (sebagai
pihak ketiga). Targer dari program Sejuta Berdaya ini adalah
ketika keluarga mustahik sudah berada pada zona mapan
(mandiri pangan), berdaya dan setara (sehat dan sejahtera).
Ketika kondisi ekonomi mustahik sudah seperti ini, barulah
69
LAZ Al Azhar perlahan melepaskan agar dapat mandiri dan
berdaya seperti yang diharapkan.
c. Strategi Dalam Penyelesaian Kendala Pada Program Sejuta
Berdaya
Dalam upaya meingkatkan perekonomian mustahik, LAZ Al
Azhar menyiapkan strategi bagi mustahik jika sewaktu-waktu
mengalami kebangkrutan atau sakit atau musibah lainnya, agar
mustahik tetap berada pada zona aman dan tidak turun ke zona
merah atau zona penyelamatan yang telah dijelaskan diatas.
Strateginya adalah berupa dana tabarru kesehatan dan
melakukan pendampingan, serta dana tabarru kematian, dimana dana
tabarru ini dapat digunakan mustahik jika mengalami kebangkrutan
atau sakit dan sebagainya sehingga dana modal dan keuntungan yang
diperoleh mustahik dari usahanya tidak terpakai. Pendampingan
yang diberikan oleh lembaga kepada anggota tidak hanya berupa
pelatihan, tetapi juga dengan cara memberikan akses modal usaha
untuk keberlangsungan ketahanan usaha mereka. Selain dari segi
sosialnya yaitu juga dengan penguatan nilai-nilai keagamaan,
memberikan kesadaran menerima kondisi yang ada dan usaha
melalui jalan yang halal.
B. Penelitian yang Relevan
1. Pengaruh Zakat, Infaq Dan Sedekah (ZIS) Terhadap Peningkatan
Penghasilan Para Mustahik (Studi Kasus Pada Program
70
Pemberdayaan Ekonomi Umat Di Rumah Zakat Indonesia) (Moch.
Bukhori Muslim, 2005)
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara Zakat,
Infaq, dan Sedekah terhadap peningkatan penghasilan para mustahik
dalam program pemberdayaan ekonomi umat di Rumah Zakat Indonesia.
Adapun variabel-variabel yang digunakan antara lain:
a) Variabel Bebas/Independen terdiri dari tiga variabel, yaitu: Total
pemberian modal usaha dari dana zakat, infaq, dan sedekah (X1).
Tingkat pendidikan mitra (X2). Masa bermitra (X3).
b) Variabel Terikat/Dependen yaitu peningkatan penghasilan (Y) para
peserta program pemberdayaan ekonomi umat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Pemberdayaan dana ZIS (Zakat, Infaq, Sedekah) memegang peranan
penting terhadap pengembangan ekonomi umat. Rumah Zakat
Indonesia mengembangkan dua program pembiayaan, yaitu sistem
pembayaran mudharabah dan al-Qardh al-Hasan.
2. Dana ZIS yang disalurkan kepada mitra binaan walaupun dalam
jumlah yang relatif rendah berkisar antara Rp 200.000,- hingga Rp
500.000,- terbukti memiliki pengaruh yang besar terhadap
peningkatan penghasilan para peserta program. Selain itu, faktor
tingkat pendidikan masing-masing peserta program juga
mempengaruhi, semakin tinggi tingkat pendidikan maka potensi
peningkatan penghasilan semakin besar. Adapun variabel lama usaha
71
atau bermitra memiliki pengaruh yang negatif terhadap peningkatan
pendapatan mustahik.
3. Hasil analisis ANN (Artificial Neural Networks System) menunjukkan
bahwa tidak semua peserta yang usahanya belum meningkatkan
penghasilan dan masih mengalami kendala harus dihentikan
pembinaannya atau bantuan modalnya.
2. Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi
Pemasaran terhadap Perkembangan UMKM di Desa Dayaan dan
Kalilondo Salatiga (Jurnal) (Endang Purwanti, 2012).
Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh
karakteristik wirausaha, modal usaha dan strategi pemasaran terhadap
perkembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) di Desa
Dayakan dan Kalilondo di Salatiga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh karakteristik wirausaha terhadap perkembangan
usaha UMKM di desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga secara
signifikan, (koefisien regresi karakteristik wirausaha sebesar 0,258
dengan t hitung sebesar 2,091 atau sig 0,043 lebih kecil dari alpha
0,05, maka koefisien regresi karakteristik wirausaha signifikan).
Hasil penelitian menunjukan pengaruh positif, yang berarti semakin
tinggi karakteristik wirausaha maka akan semakin tinggi
perkembangan usaha UMKM di desa Dayaan dan desa Kalilondo
Salatiga.
72
2. Modal usaha terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perkembangan usaha, (koefisien regresi modal usaha sebesar 0,568
dengan t hitung sebesar 4,080 atau sig 0,000 lebih kecil dari alpha
0,05, maka koefisien modal usaha signifikan). Hal ini perlu mendapat
perhatian dikarenakan hasil penelitian menunjukan bahwa modal
usaha mempunyai pengaruh yang paling dominan.
3. Nilai F hitung sebesar 17,262 dan sig 0,000, kondisi tersebut terlihat
bahwa nilai sig lebih kecil dari alpha 0,05. Kesimpulan yang dapat
diambil adalah koefisien regresi berganda signifikan. Atau terdapat
pengaruh karakteristik usaha, modal usaha dan strategi pemasaran
secara bersama terhadap perkembangan UMKM di desa Dayaan dan
desa Kalilondo Salatiga.
3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan
Mustahik Penerima ZIS Produktif (Studi pada Lazis Baitul Ummah
Malang) (Annisa Nur Rakhma, 2014).
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui bentuk distribusi ZIS
produktif yang dilakukan oleh Lagzis Baitul Ummah Malang; (2)
Mengetahui pengelolaan ZIS produktif di Lazis Baitul Ummah Malang;
dan (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan
mustahik Lazis Baitul Ummah Malang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Hanya dua variabel yang mempengaruhi kesejahteraan mustahik,
yaitu variabel frekuensi ZIS dan variabel umur mustahik, dimana
73
masing-masing variabel tersebut memiliki nilai signifikansi sebesar
0,007 dan 0,046.
2. Nilai Sig. F sebesar 0,013 < 0,05 menunjukkan bahwa secara
serentak variabel jumlah ZIS produktif, pendampingan, lama usaha,
jumlah anggota keluarga, frekuensi ZIS produktif, dan umur
mustahik berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik.
3. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,813.
Hal ini berarti bahwa variabel jumlah ZIS, pendampingan, lama
usaha, jumlah anggota keluarga, frekuensi ZIS, dan umur mampu
menjelaskan variabel kesejahteraan mustahik sebesar 81,3% dan
18,7% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerima Zakat
Produktif Baitul Mal Aceh: Satu Analisis (Jurnal Perspektif
Ekonomi Darussalam) (Muhammad Haris Riyaldi, 2015).
Berbagai faktor dapat mempengaruhi keberhasilan penerima zakat
produktif. Berdasarkan penelitian terhadap faktor-faktor yang mem-
pengaruhi keberhasilan penerima zakat produktif yang telah berhasil,
ditemukan bahwa terdapat faktor eksternal dan faktor internal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan mereka. Adapun faktor eksternal yang
dimaksud adalah bantuan modal dan bimbingan dari petugas BMA.
Sedangkan faktor internal terdiri dari aspek spiritual dan sumber
daya manusia para penerima zakat produktif. Faktor spiritual merupakan
faktor yang mendukung sikap jujur dan sabar dalam berusaha. Sedangkan
74
aspek spiritual pula perlu didukung oleh aspek sumber daya manusia.
Sumber daya manusia penerima zakat produktif menjadikan penerima
zakat produktif sebagai pekerja keras dalam meraih keberhasilan
usahanya.
5. Pengaruh Jumlah Zakat Produktif, Umur Produktif Mustahik, dan
Lama Usaha mustahik terhadap Produktivitas Usaha Mustahik
(Studi pada Baitul Mal Kota Banda Aceh) (Jurnal) (Iskandar Muda
dan Muhammad Arfan, 2016).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1) Jumlah zakat produktif, umur produktif mustahik, dan lama usaha
mustahik secara bersama-sama berpengaruh terhadap produktivitas,
usaha mustahik.
2) Jumlah zakat produktif berpengaruh terhadap produktivitas usaha
mustahik.
3) Umur produktif mustahik berpengaruh terhadap produktivitas usaha
mustahik.
4) Lama usaha mustahik berpengaruh terhadap produktivitas usaha
mustahik.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori
yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan
gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau
75
alternative solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Rodoni,
2010).
Kerangka berpikir yang baik memuat hal-hal seperti variabel-
variabel yang diteliti harus dijelaskan, diskusi dalam kerangka berpikir
harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan atau hubungan
antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari, diskusi juga
harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel itu positif atau negatif, kerangka berpikir tersebut selanjutnya
perlu dinyatakan dalam bentuk diagram, sehingga pihak lain dapat
memahami kerangka berpikir yang dikemukakan dalam penelitian
(Muis, 2008).
Berikut merupakan kerangka pemikiran yang disajikan dalam
penelitian ini (gambar 2.3) :
76
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Usaha Mustahik dalam Mengelola Zakat Produktif
(Studi Pada Program Sejuta Berdaya LAZNAS Al Azhar)
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Keberhasilan Usaha Mustahik (Y)
Uji Asumsi Klasik :
Uji Multikolinearitas
Uji Hipotesis :
- Uji Overall Model Fit (Simultan)
- Uji Wald (Parsial)
- Nagelkerke R Square (Koefisien Determinas)
- Uji Goodness of Fit (Uji Kelayakan Model Regresi)
Uji Regresi Logistik
Keberhasilan Usaha = + 1X1 + 2X2 + 3X3 +4X4 + e
Kesimpulan dan Saran
Etos Kerja (X1)
Modal Zakat (X3) Pelatihan dan Pendampingan
(X4)
Karakteristik Wirausaha (X2)
Uji Pengukuran Data:
Uji Validitas & Uji Reliabilitas
Hasil dan Pembahasan
77
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori di atas terdapat beberapa dugaan sementara dalam
penelitian ini, yaitu antara lain:
1. Terdapat pengaruh antara etos kerja terhadap keberhasilan usaha
mustahik dalam mengelola zakat produktif.
2. Terdapat pengaruh antara karakteristik wirausaha terhadap keberhasilan
usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif.
3. Terdapat pengaruh antara modal zakat terhadap keberhasilan usaha
mustahik dalam mengelola zakat produktif.
4. Terdapat Pengaruh antara pelatihan dan pendampingan terhadap
keberhasilan usaha mustahik.
5. Terdapat pengaruh antara etos kerja, karakteristik wirausaha, modal
zakat, pelatihan dan pendampingan terhadap keberhasilan usaha
mustahik dalam mengelola zakat produktif.
78
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Amil Zakat
Nasional, untuk mengetahui pengaruh etos kerja, karakteristik wirausaha,
modal zakat, serta pelatihan dan pendampingan (Variabel Bebas) terhadap
keberhasilan usaha mustahik (Variabel Terikat). Penelitian ini termasuk jenis
penelitian lapangan (Field research) yakni dengan pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Serta
menggunakan metode analisis statistika deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil studi pada KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat) di Wilayah JABODETABEK yang
mengelola dana Zakat, Infaq, Sedekah serta dana kebajikan lainnya sebagai
modal usahanya untuk kegiatan produktif pada program Sejuta Berdaya
LAZNAS Al Azhar.
Metode kuantitatif menurut Sugiyono, yaitu metode penelitian yang
berlandaskan terhadap filsafat positivisme, digunakan dalam meneliti
terhadap sampel dan populasi penelitian, teknik pengambilan sampel
umumnya dilakukan dengan acak atau random sampling, sedangkan
pengumpulan data dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen penelitian
yang dipakai (Sugiyono, 2017).
79
Sedangkan Metode Analisis Statistika Deskriptif adalah metode
statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data
yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi (Suharyadi dan Purwanto,
2015).
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi.
Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan
orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain dari objek yang menjadi
perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2015).
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah KSM di
Wilayah JABODETABEK pada program Sejuta Berdaya LAZNAS Al
Azhar yaitu sebanyak lima KSM, antara lain : KSM Marunda (Jakarta),
KSM Pelita Jampang Gemilang (Bogor), KSM Pengasinan Gemilang
(Depok), KSM Rizqi Gemilang Serpong (Tangerang), dan KSM Muara
Gembong (Bekasi).
2. Sampel.
Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi
perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2015). Artinya tidak akan ada
sampel jika tidak ada populasi. Penentuan sampel dilakukan dengan
mempertimbangkan homogenitas atau heterogenitas populasi serta
besaran populasi sehingga sampel yang ditetapkan dapat mewakili
populasi.
80
Teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel
penelitian ini adalah teknik acak (random sampling) yaitu teknik
pengambilan sampel secara random atau acak berdasarkan jumlah
populasi. Semua anggota populasi, tanpa kecuali, memiliki peluang
yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Adapun kriteria yang
digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Termasuk sebagai pengurus maupun anggota KSM (Kelompok
Swadaya Masyarakat) yang berada di Wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi (JABODETABEK), yaitu KSM
Marunda, KSM Pelita Jampang Gemilang, KSM Pengasinan
Gemilang, KSM Rizqi Gemilang Serpong, KSM Muara
Gembong.
b. KSM tersebut sudah mengikuti program Sejuta Berdaya dari LAZ
Al Azhar minimal selama Lima Tahun.
c. Mustahik yang sudah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh
pihak LAZ Al Azhar dalam program Sejuta Berdaya.
Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus dari Slovin
(Suyatno, 2013) sebagai berikut: 21 Ne
Nn
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Margin kesalahan ( 0,01, 0,02, 0,03, 0,04, 0,05, 0,10 dsb ).
81
C. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data yang di gunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari
responden yang merupakan hasil jawaban responden pada kuesioner
penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha mustahik dalam
mengelola zakat produktif pada program Sejuta Berdaya LAZNAS Al
Azhar. Beberapa cara dalam pengambilan data antar lain dengan cara
observasi, metode angket, dokumentasi, wawancara.
Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini dikumpulkan dari
literatur, jurnal, dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini.
Data sekunder dalam penelitian ini tidak diperoleh secara langsung oleh
peneliti, melainkan melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak luar) dengan menggunakan riset pustaka, riset dokumentasi.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
instrument dalam bentuk angket/kuesioner kepada responden yang terdiri
dari KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) di Wilayah
JABODETABEK pada program Sejuta Berdaya LAZNAS Al Azhar.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala penilaian (rating scale),
untuk memperoleh data mengenai etos kerja, karakteristik wirausaha,
serta pelatihan dan pendampingan.
82
Skala penilaian yang digunakan adalah skala likert yang
dikemukakan oleh Resis likerst dikutip oleh Wirawan yang memiliki
lima kategori pilihan jawaban yaitu (Wirawan, 2012): (5) sangat setuju,
(4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju.
Kategori pertanyaan positif diberi bobot nilai 5 (lima) sampai dengan
nilai 1 (satu), sedangkan kategori pertanyaan negatif diberi bobot nilai
sebaliknya, yaitu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima)”.
3. Pengukuran Data (Uji Pengukuran)
Uji pengukuran dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen sehingga dapat diketahui layak tidaknya digunakan
untuk pengumpulan data penelitian. Dalam setiap penelitian, sebelum
dilaksanakan penelitian lapangan, instrumen harus diuji-cobakan terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi beberapa persyaratan
dan prosedur yang harus dilaksanakan. Di antara persyaratan itu adalah
validitas butir dan reliabilitas instrumen. Untuk dapat memperoleh
instrumen yang valid dan reliabel, perlu dilaksanakan uji coba instrumen
sebelum instrumen tersebut digunakan dalam penelitian yang
sesungguhnya.
Uji coba instrumen dilakukan terhadap 30 orang responden. Hasil
uji coba instrumen penelitian ini diharapkan akan diperoleh instrumen
penelitian yang memenuhi persyaratan, baik validitas butir maupun
reliabilitas instrumen.
83
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana
instrumen pengukur mampu mengukur apa yang akan diukur (Albert
Kurniawan, 2011). Uji validitas instrumen dilakukan untuk menunjukkan
keabsahan dari instrumen yang akan dipakai pada penelitian
Instrumen penelitian harus valid, oleh karena itu, sebelum diadakan
penelitian lebih lanjut, setiap butir instrumen harus memenuhi syarat
validasi butir. Dalam mengukur validitas setiap butir instrumen etos kerja
mustahik, karakteristik musatahik, serta pelatihan dan pendampingan
dilakukan dengan membandingkan nilai korelasi Pearson’s Product
Moment (r). Apabila rhitung lebih besar daripada r tabel (rh > rt) maka butir
instrumen tersebut valid, tetapi sebaliknya bila rhitung lebih kecil daripada
r tabel (rh < rt) maka butir instrumen tersebut tidak valid (drop), dan tidak
dipergunakan dalam penelitian. Untuk mengukur validasi instrument
dilakukan dengan bantuan software SPSS 25.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Albert
Kurniawan, 2011). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan
suatu instrumen (alat ukur) di dalam mengukur gejala yang sama
walaupun dalam waktu yang berbeda
Reliabilitas Instrumen terhadap butir-butir instrumen yang valid
dianalisis dengan teknik Alpha Cronbach. Semakin besar nilai alpha
84
yang dihasilkan (lebih besar dari 0,6) berarti butir-butir kuesioner
semakin reliable. Untuk menguji reliabilitas dilihat dari nilai cronbach
alpha coefficient > 0,6. Perhitungan koefisien reabilitas instrumen
dilakukan setelah butir yang tidak valid (drop) tidak digunakan dalam
perhitungan ini. Pengujian reliabilitas pada ketiga variabel (etos kerja
mustahik, karakteristik musatahik, serta pelatihan dan pendampingan)
dilakukan dengan software SPSS 25.
D. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat lima data yang akan dikumpulkan, yaitu
data keberhasilan usaha mustahik (dilihat dari peningkatan omset usaha dan
volume penjualan mustahik), etos kerja, karakteristik wirausaha, modal zakat
serta pelatihan dan pendampingan. Pengumpulan data mengenai etos kerja
mustahik, karakteristik wirausaha, serta pelatihan dan pendampingan
menggunakan metode kuesioner dengan skala likert. Pendefinisian variabel
dilakukan agar variabel penelitian dapat diukur serta representatif. Adapun
definisi operasional dari variabel bebas dan terikat, adalah sebagai berikut :
1. Variabel Terikat
a. Variabel Keberhasilan Usaha Mustahik
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan keberhasilan usaha
mustahik adalah kondisi dimana mustahik mengelola usahanya secara
optimal yang diukur melalui aspek: 1) meningkatnya omset usaha
selama 5 tahun, dan 2) meningkatnya volume penjualan. Usaha
85
mustahik dikatakan berhasil jika memenuhi kedua indikator tersebut.
Jika meningkat diberi skor 1 dan jika tidak meningkat diberi skor 0.
2. Variabel Bebas
a. Variabel Etos Kerja
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan etos kerja mustahik
adalah sikap mustahik dalam bekerja yang mengacu pada prinsip etos
kerja Jansen H. Sinamo (2006). Etos kerja mustahik dalam bekerja
terdiri dari 8 aspek diantaranya : Kerja adalah rahmat, Kerja adalah
amanah, Kerja adalah panggilan, Kerja adalah aktualisasi, Kerja
adalah ibadah, Kerja adalah seni, Kerja adalah kehormatan, dan Kerja
adalah pelayanan.
b. Variabel Karakteristik Wirausaha
Dalam penelitian ini, karkateristik wirausaha terdiri dari 7 aspek
diantaranya : Proaktif, Produktif, Pemberdaya, Tangan diatas, Takwa,
Amanah, dan Keadilan.
c. Variabel Modal Zakat
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan modal zakat adalah
modal yang diperolah dari dana zakat produktif yang digunakan oleh
mustahik untuk membiayai usaha yang dilakukannya.
d. Variabel Pelatihan dan Pendampingan
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pelatihan adalah upaya
yang dilaksanakan dengan sengaja agar memperoleh atau mempelajari
sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku spesifik guna
86
meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi.
Sedangkan pendampingan adalah suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang yang bersifat konsultatif yaitu menciptakan suatu kondisi
sehingga pendamping maupun yang didampingi bisa berkonsultasi
memecahkan masalah bersama-sama, interaktif yaitu antara
pendamping dan yang didampingi dapat dipahami bersama
(persamaan pemahaman), motivatif yaitu pendampingan harus dapat
menumbuhkan kepercayaan diri dan dapat memberikan
semangat/motivasi dan negosiatif yaitu pendampingan dan yang
didampingi mudah melakukan penyesuaian.
E. Metode Analisis Data
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
regresi logistik. Menurut Hosmer dan Lemeshow yang dikutip oleh Kotimah
dan Sri (2014) regresi logistik adalah suatu metode analisis data yang
digunakan untuk mencari hubungan antara variabel respon/dependen (y) yang
bersifat biner dengan variabel prediktor/independen (x). Alasan pemilihan
metode ini adalah bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
non-metrik pada variabel dependen (y), sedangkan variabel independen
merupakan campuran antara variabel kontinyu (data metrik) dan kategorial
(data non-metrik).
Dengan adanya campuran skala data pada variabel bebas tersebut
menyebabkan asumsi multivariate normal distribution tidak dapat terpenuhi.
Hal tersebut menyebabkan perubahan fungsi menjadi logistik dan tidak
87
membutuhkan asumsi normalitas data pada variabel independennya. Analisis
logit digunakan untuk menganalisis dana kuantitatif yang mencerminkan dua
pilihan atau biasa disebut binary logistic regression (Ghozali: 2011). Regresi
logistik bertujuan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel
terikat (y) dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (x) (Ghozali: 2011).
Untuk menganalisis regresi logistik menggunakan program komputer yaitu
Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 25.
Menurut Ghozali (2009), pengujian metode regresi logistik tidak
memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebasnya. Artinya, variabel
penjelasnya tidak harus memiliki distribusi normal, linear, maupun memiliki
varian yang sama dalam setiap kelompok. Regresi logistik juga mengabaikan
masalah heteroscedacity, variabel dependennya tidak memerlukan
homoscedacity untuk masing-masing variabel independennya, sehingga
tahapan analisis hanya akan terdiri dari penjelasan statistik deskriptif dan
pengujian hipotesis penelitian (Gujarati, 2003).
Tahapan dalam analisis regresi logistik terdiri dari statistik deskriptif
dan pengujian hipotesis penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah metode statistika yang digunakan
untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah
dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Statistik deskriptif mempunyai
kegiatan mulai dari mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data.
88
Penyajian data dapat berbentuk tabel, diagram, ukuran, dan gambar
(Suharyadi dan Purwanto, 2015).
Penelitian menggunakan statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskriptif suatu data yang terdiri dari nilai minimum,
nilai maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi (standard
deviation) setiap variabel yang digunakan (Ghozali: 2011). Nilai
minimum - nilai maksimum digunakan untuk melihat nilai minimum
dan maksimum dari populasi. Mean digunakan untuk memperkirakan
besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Sedangkan
standar deviasi untuk melihat nilai disperse rata-rata dari sampel.
Semua hal tersebut digunakan untuk melihat gambaran keseluruhan dari
sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk
dijadikan sampel penelitian.
Statistik deskriptif dalam penelitian merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah
dipahami dan di interpretasikan, umumnya digunakan oleh peneliti
untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran dari variabel dependen (y) yaitu keberhasilan usaha
mustahik, serta variabel-variabel independen (x) berupa etos kerja,
karakteristik wirausaha, modal zakat, pelatihan dan pendampingan.
89
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
Dalam pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan regresi
logistik. Dalam statistika uji regresi logistik, digunakan untuk prediksi
probabilitas kejadian suatu peristiwa dengan mencocokkan data pada
fungsi logit kurva logistik. Metode ini merupakan model linier umum
yang digunakan untuk regresi binomial. Seperti regresi pada umunya,
metode ini menggunakan beberapa variabel prediktor/independen (x),
baik numerik maupun kategori.
Pada umumnya penelitian menggunakan tingkat signifikansi 1%,
5%, atau 10% (Ghozali: 2012). Pada suatu pengujian hipotesis jika
menggunakan nilai α = 5%, maka artinya peneliti memiliki tingkat
keyakinan dari 100% sampel, probabilitas anggota sampel yang tidak
memiliki karakteristik populasi adalah 5%. Pengujian dalam penelitian
ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α = 5%).
Ketentuannya adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresi signifikan). Oleh karena itu, artinya variabel independen
(x) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (y).
b. Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien
regresi tidak signifikan). Oleh karena itu, artinya variabel
independen (x) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (y).
90
Pengujian signifikansi pada regresi logistik dibagi menjadi dua
yaitu pengujian secara parsial yang dilakukan dengan Uji Wald (Uji W)
dan secara simultan dilakukan dengan menggunakan Uji Overall Model
Fit/Omnibus.
a. Uji Parsial (Uji W/wald)
Uji Wald digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
dari variabel independen/bebas (x) terhadap variabel dependen atau
terikat (y) secara parsial dengan cara membandingkan nilai statistik
Wald dengan nilai pembanding Chi square pada derajat bebas (db) =
1 pada nilai alpha 5% (α = 5%), atau dengan membandingkan nilai
signifikansi (p-value) dengan alpha sebesar 5% dimana p-value yang
lebih kecil dari alpha menunjukkan bahwa hipotesis diterima atau
terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat secara parsial (Widarjono, 2007).
Pengujian ini dilakukan untuk menguji parameter βi secara
parsial. Dalam penelitian ini uji W dilakukan untuk mengetahui
apakah : terdapat pengaruh antara etos kerja terhadap keberhasilan
usaha mustahik; terdapat pengaruh antara karakteristik wirausaha
terhadap keberhasilan usaha mustahik; terdapat pengaruh antara
modal zakat terhadap keberhasilan usaha mustahik; serta terdapat
pengaruh antara pelatihan dan pendampingan terhadap keberhasilan
usaha mustahik. Uji W didasarkan pada Hipotesis :
91
Ho : β1 = 0 (tidak terdapat pengaruh etos kerja terhadap keberhasilan
usaha mustahik) … dst
H1 : β1 ≠ 0 (terdapat pengaruh etos kerja terhadap keberhasilan usaha
mustahik) … dst
Kaidah keputusan :
Nilai signifikansi < alpha (yaitu 0,05) maka Terima H1, artinya
terdapat pengaruh antara variabel etos kerja (x1) terhadap
variabel keberhasilan usaha mustahik (y) .... dst.
Nilai signifikansi > alpha (yaitu 0,05) maka tolak H1, artinya tidak
terdapat pengaruh antara variabel etos kerja (x1) terhadap
variabel keberhasilan usaha mustahik (y) .... dst.
b. Menilai Keseluruhan Model (Uji Overall Model Fit)
Uji Overall Model Fit untuk mengetahui apakah semua
variabel independen/bebas (x) di dalam regresi logistik secara
bersamaan atau simultan mempengaruhi variabel dependen/bebas (y)
sebagaimana uji F pada regresi linier. Uji Overall Model Fit
didasarkan pada nilai statistika -2LL antara model dengan hanya
terdiri dari konstanta dan model yang diestimasi terdiri dari
konstanta dan variabel independen/bebas (Widarjono, 2007).
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan selisih nilai -
2 log likehood (disebut dengan chi square hitung), jika nilai chi
square hitung > chi square tabel atau nilai signifikansi < alpha maka
92
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara
variabel independen/bebas terhadap variabel dependen/terikat.
c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Nagelkerke R Square merupakan pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar variabel independen/bebas (x)
mampu menjelaskan dan mempengaruhi variabel dependen/terikat
(y). Nilai Nagelkerke R Square bervariasi antara 1 (satu) sampai
dengan 0 (nol). Semakin nilai mendekati 1, maka model dianggap
semakin goodness of fit, sementara semakin mendekati 0 maka
model dianggap tidak goodness of fit (Ghozali: 2011)
d. Menguji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa
data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan
antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).
1) Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
statistik sama dengan atau kurang dari 0,05 (alpha = 5%),
maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan
signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga
Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat
memprediksi nilai observasinya.
2) Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit
Test > dari 0,05 maka hipotesis nol diterima, maka artinya
93
model mampu memprediksi nilai observasinya atau model
dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
e. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali,
2016). Dalam regresi logistik untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas dalam model dapat dilakukan dengan melihat
matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel
independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas
0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
Menurut Ghozali (2011), multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai tolerance dan lawannya, atau nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Kedua ukuran tersebut menunjukkan variabel independen
mana yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =
1/Tolerance). Apabila terjadi gejala multikolinearitas, maka langkah
untuk memperbaiki model adalah dengan menghilangkan variabel
dari model regresi, sehingga bisa dipilih model yang baik (Santosa
dan Ashari, 2014).
94
f. Matriks Klasifikasi (Tabel Klasifikasi)
Tabel klasifikasi berfungsi untuk menghitung nilai estimasi yang
benar (correct) dan salah (incorrect). Tabel ini merupakan tabel
kontingensi 2×2 yang seharusnya terjadi atau disebut juga frekuensi
harapan berdasarkan data empiris variabel dependen.
Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel
dependen, sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi
sesungguhnya pada variabel dependen.
Pada model yang sempurna semua kasus akan berada pada
diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%. Jika model
logistik mempunyai homokedastisitas, maka persentase yang benar
akan sasma untuk kedua baris (Ghozali: 2016).
95
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS)
Al Azhar pada program pemberdayaan ekonomi berbasis kelompok yaitu
program Sejuta Berdaya. Pada program Sejuta Berdaya ini telah menjaring 20
KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang tersebar di 14 kota/kabupaten
di Indonesia antara lain provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Banten DKI Jakarta dan Sumatera Selatan. Fokus dalam penelitian ini adalah
untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha mustahik
(yang diukur dengan peningkatan omset usaha dan volume penjualan) pada
program Sejuta Berdaya LAZNAS Al Azhar. Adapun faktor-faktor yang
diteliti antara lain Keberhasilan usaha mustahik, Etos Kerja, Karakteristik
Wirausaha, Modal Zakat, serta Pelatihan dan Pendampingan. Sasarannya
adalah Kelompok Swadaya Masyarakat di wilayah JABODETABEK, serta
mengikuti program ini selama minimal 5 tahun, dan bersedia mengikuti
pelatihan yang diberikan oleh pihak LAZNAS Al Azhar.
Dipilihnya Lembaga Amil Zakat Al Azhar dalam penelitian ini karena
LAZ Al Azhar merupakan Lembaga Zakat Skala Nasional yang dikukuhkan
oleh Kementrian Agama Republik Indonesia pada tahun 2016. Selain itu
LAZNAS Al Azhar merupakan Lembaga Pengelola Zakat yang berprestasi
khususnya dalam program pemberdayaan atau pendayagunaan dengan
96
mendapatkan dua penghargaan dari BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Award pada Tahun 2018, yaitu pada kategori program Pendayagunaan
Terbaik dan Laporan Tahunan Terbaik.
Populasi dalam penelitian ini adalah KSM pada program Sejuta
Berdaya LAZNAS Al Azhar yang berada di wilayah JABODETABEK
dengan jumlah 5 KSM (Jakarta Utara yaitu KSM Marunda Pulo, Bogor yaitu
KSM Pelita Jampang Gemilang, Depok yaitu KSM Pengasinan Gemilang,
Tangerang yaitu KSM Rizqi Gemilang Serpong, dan Bekasi yaitu KSM
Muara Gembong), dengan total 174 orang yang terdiri dari pengurus dan
anggota. Sedangkan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik acak (Random Sampling) berdasarkan jumlah populasi.
Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus dari Slovin, yaitu:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = 174 (Jumlah Populasi)
E = 0,05 (margin kesalahan / margin eror)
n = 174 = 174 = 121,25 → 122
1+ (174)(0,05)2
1 + 0,435
Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan rumus slovin
tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 122 responden, dengan persebaran pada 5 Kelompok Swadaya
21 Ne
Nn
97
Masyarakat yang berada di Wilayah Jakarta Timur, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi.
Tabel 4.1
Jumlah Pengamatan
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Tabel 4.2
Kategori Variabel Dependen
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Tabel 4.1 menginformasikan tentang jumlah mustahik yang dianalisis
dalam penelitian ini. Ada sebanyak 122 mustahik yang dianalisis, ditunjukkan
pada baris included in analysis dan pada baris missing cases = 0, artinya
adalah dalam penelitian ini tidak ada mustahik yang terlewatkan (missing).
98
Sedangkan pada tabel 4.2 menunjukkan kategori variabel dependen.
Pada tabel tersebut memberikan informasi tentang kode variabel yaitu 0 untuk
“TIDAK MENINGKAT” dan 1 untuk “MENINGKAT”.
B. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini bersifat dikotomi (meningkat
dan tidak meningkat), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji regresi logistik.
Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik
dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2005):
1. Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 122
data responden yang berasal dari kuesioner yang disebarkan, dengan
jumlah 5 KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) di Wilayah
JABODETABEK. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel
independen yaitu etos kerja, karakteristik wirausaha, modal zakat,
pelatihan dan pendampingan. Keempat variabel tersebut dianalisis secara
deskriptif untuk dapat diketahui nilai minimum, maksimum, mean dan
standar deviasi dari data dalam skala rasio, sedangkan data dalam skala
nominal dapat dijelaskan dari frekuensi atau jumlahnya.
Berikut ini merupakan tabel statistik deskriptif dari variabel
keberhasilan usaha mustahik, etos kerja, karakteristik wirausaha, modal
zakat, serta pelatihan dan pendampingan, yaitu:
99
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Variabel Keberhasilan Usaha Mustahik
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa variabel keberhasilan usaha
mustahik dengan jumlah responden sebanyak 122 orang, dapat diketahui
bahwa terdapat 32 orang mustahik yang tidak mengalami peningkatan
dalam usahanya atau sebesar 26,2%, sedangkan 90 orang mustahik
mengalami peningkatan dalam usahanya atau sebesar 73,8%.
Analisis keberhasilan usaha dalam penelitian ini diukur dari dua
indikator, yaitu: peningkatan omset usaha dan volume penjualan para
mustahik. Pada bagian Frequency menggambarkan data jumlah mustahik
yang sudah dikelompokkan ke dalam kategori tidak meningkat dan
meningkat, serta berfungsi untuk memberikan gambaran yang khas
tentang keragaman data. Dengan demikian, berdasarkan hasil yang
diperoleh menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner dan
diinterpretasikan dalam tabel statistik deskriptif variabel keberhasilan
usaha mustahik (Y), dari total 122 orang responden penelitian terdapat 90
orang mustahik atau 73,8% yang mengalami peningkatan dari segi omset
usaha dan volume penjualannya.
100
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Variabel Etos Kerja
Sumber: output spss versi 25, 2019
Tabel 4.4 merupakan statistik deskriptif dari variabel etos kerja.
Analisis etos kerja dalam penelitian ini diukur dari delapan indikator,
yaitu: kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah, kerja adalah panggilan,
kerja adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja
adalah kehormatan, kerja adalah pelayanan. Dari total responden
penelitian sebanyak 122 orang, hasil skor nilai minimum sebesar 100,
nilai maksimum sebesar 115, nilai rata-rata sebesar 109,43 dan nilai
standar deviasi yaitu sebesar 3,053.
Standar deviasi merupakan cerminan dari rata-rata penyimpangan
nilai mean dan dapat menggambarkan seberapa besar variasi data.
Diketahui nilai standar deviasi yaitu 3,053 lebih kecil dari pada nilai rata-
rata yaitu 109,43. Artinya adalah nilai rata-rata dapat digunakan sebagai
representasi dari keseluruhan data sehingga distribusi data menunjukkan
hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai rata-rata etos kerja
sebesar 109,43 lebih mendekati ke arah nilai maksimum yaitu sebesar
115, artinya adalah nilai rata-rata variabel etos kerja dalam sampel
penelitian ini cukup tinggi.
101
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Variabel Karakteristik Wirausaha
Sumber: output spss versi 25, 2019
Tabel 4.5 merupakan statistik deskriptif dari variabel karakteristik
wirausaha. Analisis karakteristik wirausaha dalam penelitian ini diukur
dari tujuh indikator, yaitu: proaktif, produktif, pemberdaya, tangan di
atas, takwa, amanah, keadilan. Dari total responden penelitian sebanyak
122 orang, hasil skor nilai minimum sebesar 83, nilai maksimum sebesar
100, nilai rata-rata sebesar 94,98 dan nilai standar deviasi yaitu sebesar
3,581.
Standar deviasi merupakan cerminan dari rata-rata penyimpangan
nilai mean dan dapat menggambarkan seberapa besar variasi data.
Diketahui nilai standar deviasi yaitu 3,581 lebih kecil dari pada nilai rata-
rata yaitu 94,98. Artinya adalah nilai rata-rata dapat digunakan sebagai
representasi dari keseluruhan data sehingga distribusi data menunjukkan
hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai rata-rata
karakteristik wirausaha sebesar 94,98 lebih mendekati ke arah nilai
maksimum yaitu sebesar 100, artinya adalah nilai rata-rata variabel
karakteristik wirausaha dalam sampel penelitian ini cukup tinggi.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Karakteristik Wirausaha 122 83 100 94.98 3.581
Valid N (listwise) 122
102
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Variabel Modal Zakat
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Tabel 4.6 merupakan statistik deskriptif dari variabel modal zakat.
Analisis modal zakat dalam penelitian ini didapatkan sesuai dengan
jumlah besaran dana zakat produktif yang diterima oleh mustahik. Dari
total responden penelitian sebanyak 122 orang, hasil skor nilai minimum
sebesar 1000000, nilai maksimum sebesar 5500000, nilai rata-rata
sebesar 2735163,93 dan nilai standar deviasi yaitu sebesar 1402999,286.
Standar deviasi merupakan cerminan dari rata-rata penyimpangan
nilai mean dan dapat menggambarkan seberapa besar variasi data.
Diketahui nilai standar deviasi yaitu 1402999,286 lebih kecil dari pada
nilai rata-rata yaitu 2735163,93. Artinya adalah nilai rata-rata dapat
digunakan sebagai representasi dari keseluruhan data sehingga distribusi
data menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai
rata-rata modal zakat sebesar 2735163,93 lebih mendekati ke arah nilai
maksimum yaitu sebesar 5500000, artinya adalah nilai rata-rata variabel
modal zakat dalam sampel penelitian ini cukup tinggi.
103
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Variabel Pelatihan Dan Pendampingan
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Tabel 4.7 merupakan statistik deskriptif dari variabel pelatihan
dan pendampingan. Analisis pelatihan dalam penelitian ini diukur dari
enam indikator, yaitu: peserta pelatihan, pelatih (instruktur) pelatihan,
materi (bahan) pelatihan, metode pelatihan, lama pelatihan, serta tujuan
dan sasaran penelitian. Adapun analisis pendampingan dalam penelitian
ini diukur dari lima indikator, yaitu: motivasi, peningkatan kesadaran dan
pelatihan kemampuan, manajemen diri, mobilisasi sumber, pembangunan
dan pengembangan jaringan. Dari total responden penelitian sebanyak
122 orang, hasil skor nilai minimum sebesar 96, nilai maksimum sebesar
120, nilai rata-rata sebesar 110,35 dan nilai standar deviasi yaitu sebesar
3,652.
Standar deviasi merupakan cerminan dari rata-rata penyimpangan
nilai mean dan dapat menggambarkan seberapa besar variasi data.
Diketahui nilai standar deviasi yaitu 3,652 lebih kecil dari pada nilai rata-
rata yaitu 110,35. Artinya adalah nilai rata-rata dapat digunakan sebagai
representasi dari keseluruhan data sehingga distribusi data menunjukkan
hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai rata-rata pelatihan
104
dan pendampingan sebesar 110,35 lebih mendekati ke arah nilai
maksimum yaitu sebesar 120, artinya adalah nilai rata-rata variabel
karakteristik wirausaha dalam sampel penelitian ini cukup tinggi.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan secara parsial
dan simultan, uji secara parsial (uji tunggal) dilakukan dengan
menggunakan uji wald dan dengan pendekatan chi square. Sedangkan uji
secara simultan (serentak) dilakukan dengan menggunakan uji overall
model fit.
a. Uji Wald
Pada Uji Wald, pengujian hipotesis akan dilakukan secara
individual atau secara parsial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
cara memasukkan satu persatu variabel etos kerja, karakteristik
wirausaha, modal zakat, pelatihan dan pendampingan. Pengujian ini
untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Hasil uji wald terdapat pada tabel 4.8
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Uji Wald
Sumber: output spss versi 25, 2019.
105
Berdasarkan tabel 4.8 hasil pengujian secara individual atau
parsial sebagai berikut:
1) Etos Kerja (X1)
Diketahui bahwa nilai wald sebesar 19,715 dengan nilai
signifikansi 0,000. Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai
alpha yaitu 0,05 (Nilai sig. 0,000 < 0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima (Terima
H1), maka variabel etos kerja berpengaruh secara
individual/parsial terhadap keberhasilan usaha mustahik.
Semakin besar tingkat etos kerja mustahik, semakin
mempengaruhi keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola
zakat produktif.
2) Karakteristik Wirausaha
Diketahui bahwa nilai wald sebesar 4,125 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,042. Nilai signifikansi 0,042 lebih kecil
dari nilai alpha yaitu 0,05 (Nilai sig. 0,042 < 0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis
penelitian diterima (Terima H1), maka variabel karakteristik
wirausaha berpengaruh secara individual/parsial terhadap
keberhasilan usaha mustahik. Semakin besar tingkat
karakteristik wirausaha, semakin mempengaruhi keberhasilan
usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif.
106
3) Modal Zakat
Diketahui bahwa nilai wald sebesar 5,875 dengan nilai
signifikansi 0,015. Nilai signifikansi 0,015 lebih kecil dari nilai
alpha yaitu 0,05 (Nilai sig. 0,015 < 0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima (Terima
H1), maka variabel modal zakat berpengaruh secara individual
atau parsial terhadap keberhasilan usaha mustahik. Semakin
besar tingkat modal zakat, maka semakin mempengaruhi
keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif.
4) Pelatihan dan Pendampingan
Diketahui bahwa nilai wald sebesar 8,248 dengan nilai
signifikansi 0,004. Nilai signifikansi 0,004 lebih kecil dari nilai
alpha yaitu 0,05 (Nilai sig. 0,004 < 0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis
penelitian diterima (Terima H1), maka variabel pelatihan dan
pendampingan berpengaruh secara individual/parsial terhadap
keberhasilan usaha mustahik. Semakin besar tingkat pelatihan
dan pendampingan, maka semakin mempengaruhi keberhasilan
usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif.
b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Uji Overall Model Fit atau uji keseluruhan model ini bertujuan
untuk menguji variabel independen di dalam regresi logistik secara
serentak atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Uji
107
Overall Model Fit ini dihitung dari perbedaan nilai -2LL antara
model dengan hanya terdiri dari konstanta dan model yang
diestimasi terdiri dari konstanta dan variabel independen Uji -2LL
mengikuti distribusi chi square dengan derajat kebebasan (degree of
freedom) akan ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9
Nilai -2LL yang Hanya Terdiri dari Konstanta
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Tabel 4.10
Nilai -2LL yang Terdiri dari Konstanta dan Variabel Bebas
Sumber: output spss versi 25, 2019.
108
Hasil output SPSS pada tabel 4.9 merupakan nilai -2 log
likelihood yang terdiri dari konstanta saja, sementara pada tampilan
tabel 4.10 merupakan nilai -2 likelihood yang terdiri dari konstanta
dan variabel bebas. Nilai -2 log likelihood yang hanya memasukkan
konstanta saja adalah sebesar 140,408. Sedangkan nilai -2 log
likelihood yang memasukkan konstanta dan variabel bebas adalah
sebesar 74,423. Perbandingan kedua nilai -2 log likelihood tersebut
sebesar 65,985. Seperti yang telah ditunjukkan pada tabel Chi
Square pada tabel 4.11
Tabel 4.11
Perbandingan Nilai -2LL
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Tabel 4.11 merupakan perbandingan antara nilai -2Log
likelihood yang terdiri dari konstanta saja dengan nilai -2 Log
likelihood yang terdiri dari konstanta dan variabel bebas,
perbandingan tesebut mengikuti sebaran Chi square dengan nilai
sebesar 65,985 dan df yaitu 4. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh
nilai signifikansi model sebesar 0,000 karena nilai ini lebih kecil dari
alpha 5% (Nilai Sig. yaitu 0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan
109
bahwa variabel etos kerja, karakteristik wirausaha, modal zakat,
pelatihan dan pendampingan secara simultan berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha mustahik.
c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar variabilitas variabel dependen. Koefisien determinasi pada
regresi logistic dapat dilihat pada Nagelkerke R Square. Nilai
Nagelkerke R Square dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Koefisien Determinasi
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi
logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square, yaitu sebesar
0,611. Dengan demikian nilai variabilitas variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 61,1%,
sedangkan sisanya yaitu sebesar 38,9% dijelaskan oleh variabel-
variabel lain di luar model penelitian ini.
110
d. Menguji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)
Pengujian regresi logistik juga akan diuji terhadap ketepatan
antara prediksi model regresi logistik dengan data hasil observasi
yang dinyatakan dalam uji kelayakan model (goodness of fit).
Pengujian ini diperlukan untuk memastikan tidak adanya kelemahan
atas kesimpulan dari model yang diperoleh. Model regresi logistik
yang baik adalah apabila tidak terjadi perbedaan antara data hasil
observasi dengan data yang diperoleh dari hasil prediksi.
Untuk melihat apakah data empiris sesuai dengan model
sehingga model dapat dikatakan fit, kecocokan atau kelayakan model
regresi secara keseluruhan dalam hal ini digunakan uji Hosmer and
Lemeshow’s test dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika nilai Hosmer and Lemeshow ≤ 0,05 artinya ada perbedaan
signifikan antara model dengan observasinya sehingga
goodness fit tidak baik, karena model tidak dapat
memprediksikan nilai observasinya.
2) Jika nilai Hosmer and Lemeshow > 0,05 artinya model mampu
memprediksikan nilai observasinya atau dapat dikatakan
bahwa model dapat diterima karena cocok dengan data
observasinya.
Uji Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit dapat ditunjukkan
pada tabel 4.13 berikut ini:
111
Tabel 4.13
Menguji Kelayakan Model
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Pada tabel 4.13 menunjukkan nilai Chi-square sebesar 6,828
dengan nilai signifikansi sebesar 0,555. Berdasarkan hasil tersebut,
nilai signifikansi sebesar 0,555 lebih besar dari nilai alpha yaitu 0,05
(Nilai Sig. 0,555 > 0,05), maka dapat disimpulkan model penelitian
mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model
dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
e. Hasil Uji Multikolinearitas
Menurut Situmorang (2010), uji asumsi klasik yang digunakan
adalah uji Multikolinieritas karena uji hipotesis menggunakan regresi
logistik. Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya
gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini
menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat
besarnya korelasi antar variabel independen.
Cara mendeteksi adanya Multikolinearitas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut:
1) Melihat nilai standar error koefisien regresi parsial.
112
Jika terdapat nilai standar error > 1, maka dapat diindikasikan
adanya multikolinearitas.
2) Melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflating Factor).
Jika nilai Tolerance < 0,1 dan VIF > 10, maka dapat
diindikasikan adanya multikolinearitas.
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.14 sebagai
berikut:
Tabel 4.14
Uji Multikolinearitas
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Pada tabel 4.14 diketahui nilai Collinearity Statistics Tolerance
dari masing-masing variabel, yaitu:
1) Variabel etos kerja yaitu 0,645 > 0,1.
2) Variabel karakteristik wirausaha yaitu 0,554 > 0,1.
3) Variabel modal zakat yaitu 0,627 > 0,1.
4) Variabel pelatihan dan pendampingan yaitu 0,463 > 0,1.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan
tidak adanya multikolinearitas karena nilai standar error koefisien
regresi dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,1.
113
Adapun nilai VIF (Variance Inflating Factor) dari masing-
masing variabel adalah sebagai berikut:
1) Variabel etos kerja yaitu 1,551 < 10.
2) Variabel karakteristik wirausaha yaitu 1,804 < 10.
3) Variabel modal zakat yaitu 1,596 < 10.
4) Variabel pelatihan dan pendampingan yaitu 2,162 < 10.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan
tidak adanya multikolinearitas karena nilai VIF dari masing-masing
variabel memiliki nilai yang lebih kecil dari 10.
f. Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan keberhasilan usaha
mustahik dalam mengelola zakat produktif pada program Sejuta
Berdaya LAZNAS Al Azhar. Matriks klasifikasi disajikan pada tabel
4,15 yaitu:
Tabel 4.15
Matriks Klasifikasi
Sumber: output spss versi 25, 2019.
114
Berdasarkan tabel 4.15 jumlah sampel yang tidak mengalami
peningkatan dalam usaha mustahik sebanyak 21 + 11 = 32 orang,
Sedangkan yang mengalami peningkatan dalam usahanya yaitu
sebanyak 4 + 86 = 90 orang. Nilai overall percentage sebesar 87,7%
yang berarti ketepatan model penelitian ini adalah sebesar 87,7%.
g. Hasil Uji Regresi Logistik
Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel 4.16
sebagai berikut:
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Berdasarkan tabel 4.16 dari hasil uji regresi logistik, maka
persamaan regresi yang didapat adalah sebagai berikut:
Keberhasilan Usaha = 22,315 – 1,025 ETOS + 0,294 KARAKTER
+ 0,000 MODAL + 0,556 PP + e
Keterangan:
ETOS : Etos Kerja
KARAKTER : Karakteristik Wirausaha
MODAL : Modal Zakat
PP : Pelatihan dan Pendampingan
115
D. Analisis Data dan Pembahasan
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan
sekunder yang diperoleh dari responden penelitian dan pihak lembaga, yang
berupa hasil dari kuesioner/angket yang disebarkan, serta wawancara dengan
pengurus masing-masing KSM dan pengurus LAZNAS Al Azhar. Populasi
objek atau sasaran penelitian ini adalah KSM pada program Sejuta Berdaya
LAZNAS Al Azhar yang berada di Wilayah JABODETABEK (berjumlah 5
KSM). Pengambilan sampel menggunakan Random Sampling (secara acak)
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh
gambaran yang menyeluruh mengenai variabel independen (etos kerja,
karakteristik wirausaha, modal zakat, pelatihan dan pendampingan) terhadap
variabel dependen yaitu keberhasilan usaha mustahik. Analisis data dan
pengujian terhadap masing-masing hipotesis dalam penelitian menggunakan
SPSS Statistics versi 25.
1. Uji Validitas Data
Sebuah instrumen penelitian dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud (Suharsimi Arikunto, 2010).
Dalam penelitian ini perhitungan validitas variabel penelitian
dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 25.
116
Adapun dasar keputusan dalam uji validitas ini adalah sebagai
berikut:
a. Jika nilai rhitung < dari nilai rtabel, maka variabel pernyataan
tersebut tidak valid.
b. Jika nilai rhitung > dari nilai rtabel, maka variabel pernyataan
tersebut valid.
Dalam penelitian ini, nilai r tabel pada uji validitas n = 122 maka
didapatkan df = n – 2 yaitu df = 30-2 = 28, dengan taraf kesalahan
0,05% yang menunjukkan sebesar 0,361. Dengan demikian, variabel
yang nilainya kurang dari 0,361 dinyatakan tidak valid.
Berikut merupakan penjabaran hasil uji validitas dalam penelitian
ini sebagai berikut, yaitu:
Tabel 4.17
Hasil Uji Validitas Variabel Etos Kerja
Pearson
Correlation
Sig.
(2-tailed) N Validitas
Item_1 0,456 0.011 30 Valid
Item_2 0,513 0.004 30 Valid
Item_3 0,409 0.025 30 Valid
Item_4 -0,025 0.894 30 Tidak Valid
Item_5 0,570 0.001 30 Valid
Item_6 0,164 0.386 30 Tidak Valid
Item_7 0,455 0.011 30 Valid
Item_8 -0,082 0.667 30 Tidak Valid
Item_9 0,531 0.003 30 Valid
Item_10 0,404 0.027 30 Valid
Item_11 0,025 0.894 30 Tidak Valid
Item_12 0,409 0.025 30 Valid
117
Item_13 -0,037 0.845 30 Tidak Valid
Item_14 0,419 0.021 30 Valid
Item_15 0,409 0.025 30 Valid
Item_16 0,193 0.307 30 Tidak Valid
Item_17 0,508 0.004 30 Valid
Item_18 0,497 0.005 30 Valid
Item_19 0,164 0.386 30 Tidak Valid
Item_20 0,482 0.007 30 Valid
Item_21 0,410 0.024 30 Valid
Item_22 0,544 0.002 30 Valid
Item_23 0,648 0.000 30 Valid
Item_24 0,034 0.858 30 Tidak Valid
Item_25 0,442 0.015 30 Valid
Item_26 0,646 0.000 30 Valid
Item_27 0,636 0.000 30 Valid
Item_28 0,687 0.000 30 Valid
Item_29 0,510 0.004 30 Valid
Item_30 0,482 0.007 30 Valid
Item_31 -0,037 0.845 30 Tidak Valid
Item_32 0,374 0.042 30 Valid
Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel 4.17 tersebut terlihat
bahwa ada 23 butir pernyataan yang valid dibuktikan dengan melihat
nilai rhitung > rtabel (pada kolom pearson correlation), sedangkan 9 butir
pernyataan lainnya tidak valid, yang terlihat dari nilai rhitung < rtabel.
Adapun butir pernyataan yang tidak valid antara lain: Item_4, Item_6,
Item_8, Item_11, Item_13, Item_16, Item_19, Item_24, Item_31.
Tabel 4.18
Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Wirausaha
Pearson
Correlation
Sig.
(2-tailed) N Validitas
Item_1 0.483 0.007 30 Valid
Item_2 0.405 0.027 30 Valid
118
Item_3 0.611 0.000 30 Valid
Item_4 0.027 0.888 30 Tidak Valid
Item_5 0.436 0.016 30 Valid
Item_6 0.372 0.043 30 Valid
Item_7 0.546 0.002 30 Valid
Item_8 0.483 0.007 30 Valid
Item_9 0.459 0.011 30 Valid
Item_10 0.405 0.027 30 Valid
Item_11 0.469 0.009 30 Valid
Item_12 0.259 0.167 30 Tidak Valid
Item_13 0.448 0.013 30 Valid
Item_14 0.544 0.002 30 Valid
Item_15 0.534 0.002 30 Valid
Item_16 0.544 0.002 30 Valid
Item_17 0.399 0.029 30 Valid
Item_18 0.328 0.076 30 Tidak Valid
Item_19 0.455 0.011 30 Valid
Item_20 0.656 0.000 30 Valid
Item_21 0.546 0.002 30 Valid
Item_22 0.399 0.029 30 Valid
Item_23 0.151 0.427 30 Tidak Valid
Item_24 0.608 0.000 30 Valid
Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel 4.18 tersebut terlihat
bahwa ada 20 butir pernyataan yang valid, dibuktikan dengan melihat
nilai rhitung > rtabel (pada kolom pearson correlation). Sedangkan 4 butir
pernyataan lainnya tidak valid, yang terlihat dari nilai rhitung < rtabel.
Adapun butir pernyataan yang tidak valid antara lain: Item_4, Item_12,
Item_18, Item_23.
119
Tabel 4.19
Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan dan Pendampingan
Pearson
Correlation
Sig.
(2-tailed) N Validitas
Item_1 0.712 0.000 30 Valid
Item_2 0.668 0.000 30 Valid
Item_3 0.461 0.010 30 Valid
Item_4 0.458 0.011 30 Valid
Item_5 -0.204 0.279 30 Tidak Valid
Item_6 0.458 0.011 30 Valid
Item_7 0.458 0.011 30 Valid
Item_8 0.458 0.011 30 Valid
Item_9 -0.251 0.181 30 Tidak Valid
Item_10 0.493 0.006 30 Valid
Item_11 0.458 0.011 30 Valid
Item_12 0.256 0.171 30 Tidak Valid
Item_13 0.420 0.021 30 Valid
Item_14 0.572 0.001 30 Valid
Item_15 0.012 0.949 30 Tidak Valid
Item_16 0.654 0.000 30 Valid
Item_17 0.073 0.700 30 Tidak Valid
Item_18 0.458 0.011 30 Valid
Item_19 0.572 0.001 30 Valid
Item_20 0.623 0.000 30 Valid
Item_21 0.051 0.789 30 Tidak Valid
Item_22 0.565 0.001 30 Valid
Item_23 0.093 0.624 30 Tidak Valid
Item_24 0.645 0.000 30 Valid
Item_25 0.445 0.014 30 Valid
Item_26 0.010 0.957 30 Tidak Valid
Item_27 0.578 0.001 30 Valid
Item_28 0.043 0.823 30 Tidak Valid
Item_29 0.555 0.001 30 Valid
Item_30 0.599 0.000 30 Valid
Item_31 0.051 0.789 30 Tidak Valid
Item_32 0.533 0.002 30 Valid
Item_33 0.533 0.002 30 Valid
Item_34 0.165 0.384 30 Tidak Valid
Item_35 0.542 0.002 30 Valid
120
Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel 4.19 tersebut terlihat
bahwa ada 24 butir pernyataan yang valid, dibuktikan dengan melihat
nilai rhitung > rtabel (pada kolom pearson correlation), sedangkan 11
butir pernyataan lainnya tidak valid, antara lain: Item_5, Item_9,
Item_12, Item_15, Item_17, Item_21, Item_23, Item_26, Item_28,
Item_31, Item_34.
2. Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan suatu
instrumen (alat ukur) di dalam mengukur gejala yang sama walaupun
dalam waktu yang berbeda. Hasil pengukuran yang memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi akan mampu memberikan hasil yang terpercaya.
Tinggi rendahnya reliabilitas sebuah instrumen penelitian ditunjukkan
oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas.
Untuk menguji reliabilitas dilihat dari nilai cronbach alpha
coefficient > dari 0,6, semakin besar nilai alpha yang dihasilkan artinya
butir-butir kuesioner semakin reliable.
Berikut merupakan penjabaran hasil uji reliabilitas dalam
penelitian ini sebagai berikut, yaitu:
Tabel 4.20
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Etos Kerja
Sumber: output spss versi 25, 2019.
121
Berdasarkan tabel 4.20 yang merupakan hasil output dari uji
reliabilitas variabel etos kerja, diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar
0,861 > dari 0,6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pernyataan tentang variabel etos kerja dalam kuesioner ini adalah
reliable, karena mempunyai nilai cronbach’s alpha yang lebih besar
dari 0,6.
Tabel 4.21
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Karakteristik Wirausaha
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Berdasarkan tabel 4.21 yang merupakan hasil output dari uji
reliabilitas variabel karakteristik wirausaha, diperoleh nilai cronbach’s
alpha sebesar 0,835 > dari 0,6. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pernyataan tentang variabel karakteristik wirausaha dalam
kuesioner ini adalah reliable, karena mempunyai nilai cronbach’s alpha
yang lebih besar dari 0,6.
122
Tabel 4.22
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pelatihan dan Pendampingan
Sumber: output spss versi 25, 2019.
Berdasarkan tabel 4.22 yang merupakan hasil output dari uji
reliabilitas variabel pelatihan dan pendampingan, diperoleh nilai
cronbach’s alpha sebesar 0,886 > dari 0,6. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pernyataan tentang variabel pelatihan dan
pendampingan dalam kuesioner ini adalah reliable, karena mempunyai
nilai cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,6.
3. Analisis Faktor
a. Pengaruh Etos Kerja Terhadap Keberhasilan Usaha
Mustahik
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.8, variabel etos
kerja memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil
dari nilai alpha 0,05. Dengan demikian etos kerja berpengaruh
secara parsial terhadap keberhasilan usaha mustahik dalam
mengelola zakat produktif, sehingga usahanya cenderung
mengalami peningkatan omset dan peningkatan volume penjualan
dalam jangka waktu lima tahun.
123
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket
kepada pengurus maupun anggota KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) di Wilayah JABODETABEK, mengenai etos kerja
para mustahik yang mengelola zakat produktif pada program
Sejuta Berdaya LAZNAS Al Azhar.
b. Pengaruh Karakteristik Wirausaha Terhadap Keberhasilan
Usaha Mustahik.
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.8, variabel
karakteristik wirausaha memperoleh nilai signifikansi sebesar
0,042 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Dengan demikian
karakteristik wirausaha berpengaruh secara parsial terhadap
keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif,
sehingga usahanya cenderung mengalami peningkatan omset dan
peningkatan volume penjualan dalam jangka waktu lima tahun.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket
kepada pengurus maupun anggota KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) di Wilayah JABODETABEK, mengenai
karakteristik wirausaha para mustahik yang mengelola zakat
produktif pada program Sejuta Berdaya LAZNAS Al Azhar.
c. Pengaruh Modal Zakat Terhadap Keberhasilan Usaha
Mustahik.
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.8, variabel modal
zakat memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,015 yang lebih
124
kecil dari nilai alpha 0,05. Dengan demikian modal zakat
berpengaruh secara parsial terhadap keberhasilan usaha mustahik
dalam mengelola zakat produktif, sehingga usahanya cenderung
mengalami peningkatan omset dan peningkatan volume penjualan
dalam jangka waktu lima tahun.
Penelitian ini dilakukan dengan meberikan pertanyaan di
dalam angket, terkait besaran dana yang diterima oleh pengurus
maupun anggota KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) di
Wilayah JABODETABEK yang mengelola zakat produktif pada
program Sejuta Berdaya LAZNAS Al Azhar.
d. Pengaruh Pelatihan dan Pendampingan Terhadap
Keberhasilan Usaha Mustahik.
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.8, variabel
pelatihan dan pendampingan memperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,004 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Dengan
demikian pelatihan dan pendampingan berpengaruh secara parsial
terhadap keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat
produktif, sehingga usahanya cenderung mengalami peningkatan
omset dan peningkatan volume penjualan dalam jangka waktu
lima tahun.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket
kepada pengurus maupun anggota KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) di Wilayah JABODETABEK, mengenai pelatihan
125
dan pendampingan yang didapatkan para mustahik yang
mengelola zakat produktif pada program Sejuta Berdaya
LAZNAS Al Azhar.
e. Pengaruh Secara Bersama-sama (Simultan)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.11, variabel etos
kerja, karakteristik wirausaha, modal zakat, serta pelatihan dan
pendampingan, secara bersamaan memperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,05. Dengan
demikian keempat variabel independen (X) tersebut berpengaruh
secara bersama-sama atau simultan terhadap keberhasilan usaha
mustahik (Y) dalam mengelola zakat produktif.
126
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat
produktif, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Faktor etos kerja.
Etos kerja merupakan suatu sikap, pandangan, perilaku, karakter,
akhlak, dan etika seseorang terhadap suatu pekerjaan dengan landasan
ilmu pengetahuan dan nilai-nilai spiritual. Terdapat 8 aspek dan dimensi
etos kerja, yaitu: kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah, kerja adalah
panggilan, kerja adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni,
kerja adalah kehormatan, kerja adalah pelayanan.
Berdasarkan hasil uji SPSS versi 25 pada tabel uji wald, diperoleh
nilai signifikansi variabel etos kerja sebesar 0,000 < dari alpha 0,05.
Dengan demikian variabel etos kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif.
2. Faktor karakteristik wirausaha.
Karakteristik wirausaha merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan ciri khas, watak, perilaku, tabiat, serta sikap seseorang terhadap
perjuangan hidup seseorang dalam mengelola dan mengembangkan
usahanya. Karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah
127
sebagai berikut: proaktif, produktif, pemberdaya, tangan di atas, takwa,
amanah, dan keadilan.
Berdasarkan hasil uji SPSS versi 25 pada tabel uji wald, diperoleh
nilai signifikansi variabel karakteristik wirausaha sebesar 0,042 < dari
alpha 0,05. Dengan demikian variabel karakteristik wirausaha
berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha mustahik
dalam mengelola zakat produktif.
3. Faktor modal zakat.
Zakat memiliki peranan yang strategis dalam upaya pengentasan
kemiskinan atau pembangunan ekonomi. Adapun yang dimaksud dengan
modal zakat merupakan dana zakat yang didapat mustahik sebagai modal
untuk usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya
fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara
konsisten.
Berdasarkan hasil uji SPSS versi 25 pada tabel uji wald, diperoleh
nilai signifikansi variabel modal zakat sebesar 0,015 < dari alpha 0,05.
Dengan demikian variabel modal zakat berpengaruh secara signifikan
terhadap keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat produktif.
4. Faktor pelatihan dan pendampingan.
Pelatihan adalah upaya yang dilaksanakan dengan sengaja agar
memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan
dan perilaku spesifik guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas
dalam suatu organisasi. Adapun indikator dalam pelatihan adalah peserta
128
pelatihan, pelatih (instruktur) pelatihan, materi (bahan) pelatihan, metode
pelatihan lama pelatihan, tujuan dan sasaran pelatihan.
Pendampingan adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
yang bersifat konsultatif yaitu menciptakan suatu kondisi sehingga
pendamping maupun yang didampingi bisa berkonsultasi memecahkan
masalah bersama-sama, interaktif yaitu antara pendamping dan yang
didampingi dapat dipahami bersama. Terdapat 5 aspek penting dalam
melakukan pendampingan antara lain: motivasi, peningkatan kesadaran
dan pelatihan kemampuan, manajemen diri, mobilisasi sumber, serta
pembangunan dan pengembangan jaringan.
Berdasarkan hasil uji SPSS versi 25 pada tabel uji wald, diperoleh
nilai signifikansi variabel pelatihan dan pendampingan sebesar 0,004 <
dari alpha 0,05. Dengan demikian variabel pelatihan dan pendampingan
berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha mustahik
dalam mengelola zakat produktif.
5. Faktor etos kerja, karakteristik wirausaha, modal zakat, pelatihan dan
pendampingan (Simultan).
Berdasarkan hasil uji SPSS versi 25 pada tabel Omnimbus Test of Model
Coefficients, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < dari alpha 0,05.
Dengan demikian keempat variabel independen (X) berpengaruh secara
bersama-sama atau simultan terhadap keberhasilan usaha mustahik (Y)
dalam mengelola zakat produktif.
129
B. Saran
1. Pemerintah diharapkan untuk lebih mengembangkan potensi
pendayagunaan zakat produktif, melihat hal ini sangat bermanfaat tidak
hanya bagi mustahik itu sendiri dan lembaga zakat saja, namun dalam
jangka panjang pendayagunaan ini juga bisa berdampak bagi
pertumbuhan perekonomian negara seiring dengan berkembangnya
UMKM masyarakat.
2. Bagi badan ataupun lembaga zakat yang belum melakukan
pendayagunaan zakat secara produktif diharapkan untuk memulainya,
karena masih banyak wilayah yang belum terjaring untuk diberdayakan
secara produktif. Sedangkan untuk badan ataupun lembaga zakat yang
sedang mengembangkan zakat produktif, disarankan untuk
memperhatikan setiap wilayah binaannya agar semakin berkembang dan
maju.
3. Para mustahik pengelola zakat produktif disarankan untuk menciptakan
lingkungan usaha dengan mengutamakan rasa kekeluargaan antar
sesama. Selain itu, lebih meningkatkan profesionalitas dan akuntabilitas
dalam mengelola usahanya untuk meningkatkan keberhasilan.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan sasaran objek
penelitian yang lebih luas lagi dan dengan variabel yang berbeda, karena
dari hasil penelitian yang diperoleh masih ada faktor-faktor yang dapat
memengaruhi keberhasilan usaha mustahik dalam mengelola zakat
produktif di luar dari faktor-faktor dalam penelitan ini.
130
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahannya. 1976. Departemen Agama RI. Jakarta: Bumi Restu
Buku
Anoraga, Pandji. 2009. “Psikologi Kerja”. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asnaini. 2008. “Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam”. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Chalil, Komarudin. 2011. “Empowering Spiritual Ennergi Edisi Etos Kerja".
Bandung: Siinnergy Publishing.
Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 23”. Edisi Delapan. Cet. 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 17”. Cet. 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2012. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS”. Yogyakarta: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar. 2003. “Ekonometri Dasar, Terjemahan: Sumarno Zain”.
Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. 2005. “Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen
Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu”. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko, T. Hani. 2001. “Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia”.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Hasan, Muhammad. 2011. “Manajemen Zakat”. Yogyakarta: Idea Press.
Irawan dan Suparmoko. 1998. “Ekonomi Pembangunan”. Yogyakarta: BPFE.
Kamil, Mustofa. 2010. “Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi)”.
Bandung: Alfabeta.
Khasanah, Umrotul. 2010. “Manajemen Zakat Modern”. Malang: UIN Maliki
Press.
Kurnia, Hikmat dan A. Hidayat. 2008. “Panduan Pintar Zakat Harta Benda,
pahala bertambah plus cara tepat dan mudah menghitung zakat”. Jakarta:
Qultum Media.
131
Kurniawan, Albert. 2011. “SPSS Serba-Serbi Analisis Statistika Dengan Cepat
dan Mudah”. Jakarta Pusat: Jasakom.
Hakim, Lukman. 2012. “Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam”. Surabaya: Erlangga.
M.A. Mannan. 1986. “Islamic economics: Theory and practice”. Cambridge:
Hodder and Stroughton.
Madjid, Nurcholish. 1995. “Islam Agama Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan
Visi Baru Islam Indonesia”. Jakarta: Paramadina.
Mahfudh, Sahal. 1994. “Nuansa Fiqh Sosial”. Yogyakarta: LKIS.
Malik, M. Luthfi. 2013. “Etos Kerja Pasar dan Madjid”. Jakarta: LP3ES.
Mas’ud, M. Ridwan. 2005. “Zakat dan Kemiskinan Instrumen Pemberdayaan
Ekonomi Umat”. Yogyakarta: UII Press.
Mufraini, M. Arif. 2006. “Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengkomunikasikan
Kesadaran dan Membangun Jaringan”. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Mulyadi. 2005. “Akuntansi Biaya”. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPPAMP YKPN
Universitas Gajah Mada.
Noor, Henry Faizal. 2007. “Ekonomi Manajerial”. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Panggabean, Mutiara S. 2002. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Purwakanta, M. Arifin dan Aflah, Noor. 2008. “Southeast Asia Zakat Movement”.
Jakarta: FOZ, Dompet Dhuafa, Pemkot Padang.
Qadir, Abdurrahman. 2001.”Zakat Dalam Dimensi Mahdah Dan Sosial”. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Rachmawati, Ike Kusdyah. 2008. “Manajemen Sumber Daya Manusia”.
Yogyakarta: ANDI.
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2010. “Manajemen SDM Untuk
Perusahaan Dari Teori ke Praktik”. Jakarta: Rajawali Pers.
Riyanti, Dwi. 2003. “Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi
Kepribadian”. Jakarta: Grasindo.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. “Manajemen Keuangan”. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Rodwan, Muhammad. 2005. “Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)”. Cet.
2. Yogyakarta: UII Press.
132
Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2014. “Analisis Statistik Dengan Microsoft
Excel dan SPSS”. Yogyakarta: Penerbit And.
Santoso, Eko Jalu. 2012. “Good Ethos 7 Etos Kerja Terbaik dan Mulia”. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Sinamo, Jansen H. 2006. “Ethos 21: Etos Kerja Profesional di Era Digital
Global”. Jakarta: Institut Darma Mahardhika.
Sugiyono. 2017. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung:
Alfabeta.
Suharto, Edi. 2009. “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial”. Jakarta: Refika Aditama.
Suharyadi dan Purwanto S.K. 2015. “Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan
Modern”. Jakarta: Salemba Empat.
Sukirno, Sadono. 2006. “Mikro Ekonomi Teori Pengantar”. Edisi Ketiga. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Suranti. 2006. “Metodologi Penelitian Untuk Bisnis”. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. 2013. “Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses”. Jakarta:
Salemba Empat.
Suyatno. 2013. “Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi”. Jakarta: Uhamka
Press.
Tasmara, Toto. 1995. “Etos Kerja Pribadi Muslim”. Yogyakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa.
Todaro, P Michael. 1998. “Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga”. Edisi
Enam. Jakarta: Erlangga.
Widarjono, Agus. 2007. “Ekonometrika: Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan
Bisnis”. Yogyakarta: Ekonisia.
Wirawan. 2012. “Evaluasi ; Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Contoh
Aplikasi Evaluasi Program: Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaan, dan Buku Teks”. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Yusuf Al-Qardhawi. 2005. “Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi
Kerakyatan”. Jakarta: Zikrul Hakim.
Yusuf Al-Qardhawi. 2010. “Fiqh Al-Zakah” diterjemahkan oleh Salman Harun
dkk: “Hukum Zakat”. Jakarta: Pustaka litera Antar Nusa.
133
Zuhri, Saifudin. 2012. “Zakat di Era Reformasi”. Semarang: Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo. Cet. 1.
Jurnal
Al Arif, M. Nur Rianto. 2013. “Optimalisasi Peran Zakat Dalam Memberdayakan
Perekonomian Umat”. Jurnal Ulul Albab. Vol. 14, No. 1.
Kotimah, Muinah Kusnul dan Wulandari, Sri Pingit. 2014. “Model Regresi
Logistik Biner Stratifikasi pada Partisipasi Ekonomi Perempuan di
Provinsi Jawa Timur”. Jurnal Sains dan Seni POMITS. Vol. 3, No. 1.
2337-3520.
Makhbul, Zafir Mohd. 2011. ”Entrepreneurial Success: An Ecploratory Study
among Entrepreneurs”. International Journal of Business and
Management, University Kebangsaan Malaysia. Vol. 6, No. 1. 1833-8119.
Ichsan, Nurul. 2018. “Tinjauan Penerapan Pungutan Pajak dan Zakat Menurut
Konsep Ekonomi Islam di indonesia”. Jurnal Pemikiran Islam Islamadina.
Vol. 19, No. 2.
Irham, Mohammad. 2012. “Etos Kerja Dalam Perspektif Islam”. Jurnal
Substantia. Vol, 14, No. 1.
Purwanti, Endang. 2012. “Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha,
Strategi Pemasaran terhadap Perkembangan UMKM di Desa Dayaan dan
Kalilondo Salatiga”. Jurnal Ilmiah Among Makarti. Vol. 5, No. 9.
Riyaldi, Muhammad Haris. "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Penerima Zakat Produktif Baitul Mal Aceh: Satu Analisis”. Jurnal
Perspektif Ekonomi Darussalam. Vol. 1, No. 2, September 2015. ISSN.
2502-6976.
Saifuddin. “Optimalisasi Distribusi Dana Zakat: Upaya Distribusi Kekayaan
(Studi terhadap UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat”).
Jurnal Az-Zarqa’, Vol. 5, No. 2, Desember 2013.
Saifullah. 2010. “Etos Kerja Dalam Perspektif Islam”. Jurnal Sosial Humaniorah.
Vol. 3, No. 1.
Triantini, Zusiana Elly. 2010. “Perkembangan Pengelolaan Zakat di Indonesia”.
Jurnal Hukum Keluarga Islam. Vol. 3, No. 1.
Yusuf Al-Qardhawi. “Fiqh Al-Zakah: A Comparative Study of Zakah,
Regulations and Philosophy in The Light of Qur’an and Sunnah”.
Translated by Monzer Kahf, Scientific. Kingdom Of Saudi Arabia:
Publishing Centre king Abdulaziz University Jeddah. Journal Centre for
Research in Islamic Economics. Vol. 1, 1993.
134
Peraturan
Pemerintah Indonesia. 2015. Keputusan Menteri Agama Nomor 333 Tahun 2015
Tentang Pedoman Pemberian Izin Pembentukan LAZ.
Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Zakat.
Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014
Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat.
Pemerintah Indonesia. 2000. Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat
Islam Dan Urusan Haji Nomor D-291 Tahun 2000 Tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Zakat.
Pemerintah Indonesia. 2000. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Tentang
Pajak Penghasilan.
Website
Data Penghimpunan Zakat Nasional. 2018. Diakses pada Februari 2019, Pusat
Kajian Badan Amil Zakat Nasional: https://puskassbaznas/.
Indikator Kerja Utama (IKU). 2019. Diakses pada Maret 2019, Lembaga Amil
Zakat Nasional Al Azhar: http://alazharpeduli.com/e-care.
Informasi Data. 2019. Diakses pada Maret 2019, Lembaga Amil Zakat Nasional
Al Azhar: http://alazharpeduli.com/sejutaberdaya.
Perolehan Data ZIS. 2018. Diakses pada Maret 2019, Lembaga Amil Zakat
Nasional Al Azhar: http://alazharpeduli.com/e-care.
Profil Lembaga. 2016. Diakses pada Maret 2019, Lembaga Amil Zakat Nasional
Al Azhar: http://alazharpeduli.com/profil.
Zakat Produktif. 2018. Diakses pada April 2019, NU Care Lembaga Amil Zakat
Nahdlatul Ulama: http://nucare.id/berita/opini/fiqih-zakat-produktif zakat
produktif.
135
LAMPIRAN-LAMPIRAN
136
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
KUESIONER
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat
Allah SWT. Salawat dan salam tak lupa kita hanturkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW.
Perkenankanlah saya, Fakhriah Hasna Mahasiswi Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan kali ini memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berkenan
mengisi Angket/Kuisioner ini dalam rangka membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan Usaha Mustahik Dalam Mengelola Zakat Produktif (Studi
Kasus Program Sejuta Berdaya LAZNAS Al Azhar).
A. Deskripsi Responden
1. Nama Lengkap :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin : Laki – Laki / Perempuan (Coret yang tidak
perlu)
4. Alamat :
5. Tempat, Tanggal Lahir :
6. Nomor Telefon :
7. Jumlah dana yang diterima :
(dalam rupiah)
8. Lama usaha bergabung : Tahun.
dengan LAZNAS Al-Azhar
9. Wilayah KSM :
137
10. Peran dalam KSM : Ketua / Sekretaris / Bendahara / Anggota
(Coret yang tidak perlu)
11. Jenis Usaha :
12. Omset usaha yang diperoleh :
(dalam waktu 5 tahun terakhir)
13. Volume penjualan :
(dalam waktu 5 tahun terakhir)
B. Pernyataan Mengenai Variabel Penelitian
Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas
pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih jawaban yang paling sesuai
dengan kehendak pribadi masing-masing pada kolom yang tersedia dibawah
ini dengan tanda centang
√ pada salah satu alternatif jawaban.
Keterangan pilihan jawaban :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
1. Variabel Etos Kerja (X1)
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S N TS STS
1 Saya bersikap lapang dada ketika mengalami kegagalan
dan berusaha memperbaikinya
2 Saya menerima kritik dan saran dalam bekerja demi
perbaikan usaha yang saya lakukan
3 Saya senantiasa mengelola usaha dengan baik dan benar
4 Saya mengelola modal usaha dengan sebagaimana
mestinya
5 Saya mengelola usaha dengan sungguh-sungguh
6 Saya mengelola usaha sesuai dengan prosedur kerja
yang telah ditetapkan LAZNAS Al-Azhar
7 Saya merasa jenuh dengan usaha yang saya kelola
8 Saya senantiasa berupaya mencapai hasil yang baik
dalam mengelola usaha
138
9 Saya merasa malas dengan usaha yang sedang saya
kelola
10 Saya mempunyai semangat yang tinggi dalam
mengelola usaha
11 Saya mengelola usaha dengan keterpaksaan
12 Saya mencintai usaha yang saya kelola
13 Saya merasa lelah dengan usaha yang sedang saya
kelola
14 Saya senantiasa bersyukur dalam mengelola usaha
15
Saya terbuka dengan cara-cara baru yang sesuai dengan
perkembangan zaman dalam mengelola usaha selama
cara tersebut positif dan baik.
16 Saya merasa hal-hal kreatif hanya membuang-buang
waktu saja
17 Saya merasa penghasilan yang saya dapat dari usaha
yang saya kelola sangat kurang
18 Saya senantiasa melakukan evaluasi diri atas kerja saya
dalam mengelola usaha
19 Saya merasa tidak yakin usaha yang saya kerjakan dapat
dikelola dengan baik
20 Saya merasa sikap tenggang rasa tidak diperlukan dalam
mengelola usaha
21 Saya dengan senang hati akan membantu teman yang
sedang kesulitan dalam mengelola usahanya
22 Saya senantiasa berusaha memberikan contoh
keteladanan yang baik di lingkungan usaha yang saya
kelola
23 Saya merasa keberhasilan dalam mengelola usaha
adalah berkat peran saya sendiri
2. Karakteristik Kewirausahaan (X2)
No.
Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS S N TS STS
1 Saya tidak suka mencari informasi yang berhubungan
dengan usaha yang digeluti
2 Saya senantiasa memiliki strategi untuk menghadapi
persaingan yang ada
3 Saya senantiasa berusaha untuk menciptakan produk
yang lebih baik
4 Saya senantiasa mengeluarkan uang untuk hal-hal yang
produktif
5 Saya mampu mengelola pengeluaran usaha secara
produktif, efektif dan efisien
139
6 Saya berusaha menjaga kondisi keuangan/finansial
dengan baik
7 Saya tidak suka melibatkan orang lain dalam
pengelolaan usaha
8 Saya senantiasa memahami manajemen pemberdayaan
tenaga kerja dalam kegiatan usaha
9 Saya mampu memaksimalkan peran karyawan dengan
tujuan peningkatan usaha, serta memberikan
pengalaman yang lebih baginya
10 Saya suka menyisihkan penghasilan usaha untuk
dibagikan kepada orang yang membutuhkan
11 Saya takut mengalami kebangkrutan jika berbagi
bersama orang lain
12 Saya senantiasa mendahului kepentingan ibadah dalam
bekerja
13 Saya suka mempertimbangkan nilai-nilai agama dalam
mengambil keputusan
14 Saya menyadari bahwa usaha yang dijalani hanya
merupakan titipan dari Allah SWT
15 Saya selalu bersyukur kepada Allah SWT atas rezeki
hasil dari usaha yang digeluti
16 Saya sangat bertanggung jawab dalam menjalankan roda
bisnis
17 Saya senantiasa menanamkan nilai-nilai kejujuran
kepada seluruh pegawai
18 Saya menyadari bahwa dalam menjalankan usaha harus
mengedepankan prinsip kejujuran
19 Saya mampu bersikap adil terhadap semua pihak yang
terlibat dalam pengelolaan usaha
20 Saya senantiasa adil dalam menempatkan karyawan
sesuai dengan kemampuan/potensi dirinya
3. Pelatihan dan Pendampingan (X4)
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S N TS STS
1 Saya siap melaksanakan program pelatihan yang
dberikan oleh LAZNAS Al-Azhar
2 Saya merasa pelatihan yang dberikan dapat menunjang
dan mengembangkan usaha yang saya lakukan
3 Saya merasa pelatihan yang dberikan kurang bermanfaat
terhadap usaha yang digeluti
4 Saya merasa pelatih sangat berkompeten dibidang zakat
140
produktif
5 Saya sangat mengenal para instruktur pelatihan
6 Saya mampu memahami materi yang diberikan saat
pelatihan
7 Saya sangat antusias dengan materi baru yang diajarkan
8 Saya kurang memahami metode pelatihan yang
diberikan
9 Saya senantiasa menikmati metode pelatihan yang
diajarkan
10 Saya merasa bosan karena waktu pelatihan yang sangat
lama
11 Saya mampu mengikuti jalannya pelatihan hingga
selesai
12 Saya menyadari bahwa tujuan pelatihan itu sangat
bermanfaat bagi kemajuan usaha
13 Saya merasa sasaran pelatihan yang diberikan kurang
tepat
14 Saya mampu memenuhi kriteria sasaran dari pelatihan
yang diadakan
15 Saya selalu mendapatkan motivasi yang diberikan oleh
pihak lembaga dalam menjalankan usaha
16 Saya tidak suka jika menerima kritik dan saran dalam
menjalankan kegiatan usaha
17 Saya mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan diri dalam bidang usaha/bisnis
18 Saya tidak senang jika kemampuan diri saya diremehkan
orang lain
19 Saya selalu mempertimbangkan sesuatu secara matang
20 Saya sangat kesal ketika di remehkan
21 Saya mampu mengelola sumber usaha sesuai dengan
arahan dari LAZNAS Al-Azhar
22 Saya merasa pihak LAZNAS Al-Azhar telah
mendampingi usaha saya dengan baik
23 Saya mampu membangun komunikasi dan interaksi
yang baik dengan LAZNAS Al-Azhar
24 Saya memiliki kawan yang dapat membantu usaha saya
untuk lebih berkembang
141
Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian Variabel Keberhasilan Usaha
Mustahik (Y)
No.
Modal
Zakat
(X3)
Omset Usaha (Dalam Jumlah Rupiah
Per-Tahun)
Volume Penjualan (Dalam
Jumlah Per-Tahun) Keterangan Skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 5500000 5000000 5560000 5600000 5750000 5825000 6000 6650 6700 6850 6975 Meningkat 1
2 4000000 4500000 4800000 5000000 5300000 5500000 5500 5500 6000 6250 6500 Meningkat 1
3 2000000 2500000 2000000 3000000 2700000 2500000 3500 3000 4000 3800 3500 Tidak
Meningkat 0
4 2850000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2050 3350 3500 4000 4550 Meningkat 1
5 2200000 2000000 2250000 2500000 2700000 3250000 2000 3300 3650 4000 4350 Meningkat 1
6 5500000 5000000 5560000 5600000 5750000 5825000 6000 6650 6700 6850 7000 Meningkat 1
7 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 1050 1300 2000 2500 3000 Meningkat 1
8 1000000 870000 1050000 975000 1250000 950000 1000 1250 1100 1350 1050 Tidak
Meningkat 0
9 5500000 5000000 5560000 5600000 5750000 5825000 6000 6650 6700 6850 6900 Meningkat 1
10 4500000 4500000 4800000 5000000 5300000 5500000 5000 5500 5900 6050 6450 Meningkat 1
11 1500000 1000000 1050000 975000 1250000 1500000 1050 1300 1500 1250 1200 Tidak
Meningkat 0
12 2200000 2000000 2250000 2500000 2700000 3250000 2000 3300 3650 4000 4350 Meningkat 1
13 5500000 850000 1050000 1250000 975000 950000 1000 1250 1100 1350 1050 Tidak
Meningkat 0
14 3000000 2550000 3000000 3200000 3550000 3900000 3550 4000 4200 4550 5000 Meningkat 1
15 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 1050 1300 2000 2500 3000 Meningkat 1
16 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
17 1500000 1000000 1500000 2200000 2500000 3000000 1050 1300 2000 2500 3000 Meningkat 1
18 1650000 1500000 1300000 975000 1250000 2000000 2500 2250 2200 2350 2500 Tidak
Meningkat 0
19 1500000 1000000 1050000 975000 1250000 1500000 1050 1300 1000 1500 1800 Tidak
Meningkat 0
20 4000000 4500000 4800000 5000000 5300000 5500000 5000 5500 5900 6050 6450 Meningkat 1
21 5500000 3700000 4200000 4300000 4850000 5500000 3550 4000 4200 4550 5000 Meningkat 1
22 2200000 2000000 2250000 2500000 2700000 3250000 2000 3300 3650 4000 4350 Meningkat 1
23 1500000 1000000 1050000 975000 1250000 1500000 1050 1300 1100 1500 2000 Tidak
Meningkat 0
24 1650000 870000 1050000 975000 1250000 950000 1000 1200 1050 1500 1025 Tidak
Meningkat 0
25 1500000 1000000 1050000 975000 1250000 1500000 1050 1300 1200 1750 2000 Tidak
Meningkat 0
26 2200000 2000000 2250000 2500000 2700000 3250000 2000 3300 3650 4000 4350 Meningkat 1
27 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
28 2200000 2000000 2250000 2500000 2700000 3250000 2000 3300 3650 4000 4350 Meningkat 1
29 4000000 4500000 4800000 5000000 5300000 5500000 5000 5500 5900 6050 6450 Meningkat 1
30 1000000 870000 1050000 975000 1250000 950000 1000 1250 1100 1350 1050 Tidak
Meningkat 0
142
31 2850000 2000000 2250000 2500000 2700000 3250000 2000 3300 3650 4000 4350 Meningkat 1
32 5500000 5000000 5560000 5600000 5750000 5825000 6000 6650 6700 6850 6925 Meningkat 1
33 5500000 5000000 5560000 5600000 5750000 5825000 6000 6650 6700 6850 6975 Meningkat 1
34 3300000 2550000 3000000 3200000 3550000 3900000 3550 4000 4200 4550 5000 Meningkat 1
35 4000000 4500000 4800000 5000000 5300000 5500000 5000 5550 6000 6350 6500 Meningkat 1
36 5000000 4000000 4500000 5000000 5500000 6000000 4100 4600 6100 6500 6750 Meningkat 1
37 5000000 5250000 4950000 5570000 4900000 5000000 4050 3850 4200 3800 4000 Tidak
Meningkat 0
38 5000000 4950000 5250000 5570000 6050000 6700000 4950 5250 5570 6050 6700 Meningkat 1
39 5000000 4950000 5250000 5570000 6050000 6700000 4800 5250 5500 6050 6500 Meningkat 1
40 5000000 4950000 5250000 5570000 6050000 6700000 5000 5550 6000 6350 6500 Meningkat 1
41 4700000 3700000 4200000 4300000 4850000 5000000 3800 4200 4400 5000 5150 Meningkat 1
42 4700000 2550000 3000000 3200000 3550000 4000000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
43 4700000 3700000 4200000 4300000 4850000 5000000 5000 5500 5900 6050 6450 Meningkat 1
44 4700000 870000 1050000 975000 1250000 950000 1200 1250 1100 1350 1050 Tidak
Meningkat 0
45 4700000 3700000 4200000 4300000 4850000 5000000 3800 4200 4400 5000 5150 Meningkat 1
46 4500000 4500000 4800000 5000000 5300000 5500000 5000 5500 5900 6050 6450 Meningkat 1
47 4500000 4500000 4800000 5000000 5300000 5500000 5000 5550 6000 6350 6500 Meningkat 1
48 4500000 3700000 4200000 4300000 4850000 5000000 5000 5500 5900 6050 6450 Meningkat 1
49 4500000 3700000 4000000 4250000 4500000 4800000 3500 4050 4400 4850 5050 Meningkat 1
50 4000000 850000 1050000 1250000 975000 950000 1000 1250 1400 1350 1050 Tidak
Meningkat 0
51 4000000 4500000 4800000 5000000 5300000 5500000 4100 4600 6100 6500 6750 Meningkat 1
52 4000000 3700000 4000000 4250000 4500000 4800000 3800 4200 4400 5000 5150 Meningkat 1
53 4000000 4500000 4800000 5000000 5300000 5500000 5000 5550 6000 6350 6500 Meningkat 1
54 3500000 2000000 2250000 2500000 2700000 3250000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
55 3500000 870000 1050000 975000 1250000 950000 1000 1250 1100 1350 1050 Tidak
Meningkat 0
56 4000000 3700000 4000000 4250000 4500000 4800000 3800 4200 4400 5000 5150 Meningkat 1
57 2200000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
58 1650000 2000000 2250000 2500000 2700000 3250000 2000 3300 3650 4000 4350 Meningkat 1
59 2200000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
60 1000000 870000 1050000 975000 1250000 950000 1000 1250 1100 1350 1050 Tidak
Meningkat 0
61 5500000 5000000 5560000 5600000 5750000 5825000 6000 6650 6700 6850 7050 Meningkat 1
62 1000000 900000 1200000 1500000 2000000 2500000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
63 2200000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2950 3100 3600 4000 Meningkat 1
64 3300000 2550000 3000000 3200000 3550000 3900000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
65 1000000 900000 1200000 1500000 2000000 2500000 1000 1450 1800 2200 2700 Meningkat 1
66 3300000 2550000 3000000 3200000 3550000 3900000 2500 2950 3100 3600 4000 Meningkat 1
67 1000000 900000 1200000 1500000 2000000 2500000 1200 1800 2250 2500 3000 Meningkat 1
68 1000000 850000 1050000 1250000 975000 950000 1000 1250 1400 1100 1050 Tidak
Meningkat 0
143
69 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2050 2900 3250 3600 4060 Meningkat 1
70 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 1050 1300 2000 2500 3000 Meningkat 1
71 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
72 1500000 870000 1050000 975000 1250000 950000 1000 1250 1150 1350 1050 Tidak
Meningkat 0
73 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
74 1500000 850000 1050000 1250000 975000 950000 1000 1250 1400 1100 1050 Tidak
Meningkat 0
75 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
76 1500000 1000000 1050000 975000 1250000 1500000 1050 1300 1000 1500 2000 Tidak
Meningkat 0
77 2500000 850000 1050000 1250000 975000 950000 1050 1250 1400 1200 1150 Tidak
Meningkat 0
78 1500000 870000 1050000 975000 1250000 950000 1000 1250 1100 1350 1050 Tidak
Meningkat 0
79 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3050 3500 4000 Meningkat 1
80 1540000 2000000 2250000 2500000 2700000 3250000 2000 3300 3650 4000 4350 Meningkat 1
81 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3000 3500 4000 Meningkat 1
82 1500000 870000 1050000 975000 1250000 950000 1000 1250 1200 1350 1050 Tidak
Meningkat 0
83 2500000 850000 1050000 1250000 975000 950000 1000 1250 1500 1350 1050 Tidak
Meningkat 0
84 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 2050 2900 3250 3600 4060 Meningkat 1
85 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3100 3500 4000 Meningkat 1
86 1500000 1000000 1050000 975000 1250000 1500000 1050 1300 1000 2500 3000 Tidak
Meningkat 0
87 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3000 3500 4000 Meningkat 1
88 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 1050 1300 2000 2500 3000 Meningkat 1
89 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3000 3500 4000 Meningkat 1
90 2000000 850000 1050000 1250000 975000 950000 1000 1250 1500 1200 1150 Tidak
Meningkat 0
91 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3000 3500 4000 Meningkat 1
92 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 2050 2900 3250 3600 4060 Meningkat 1
93 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3000 3500 4000 Meningkat 1
94 2000000 870000 1050000 975000 1250000 950000 2000 2250 2200 2500 2150 Tidak
Meningkat 0
95 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3000 3500 4000 Meningkat 1
96 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 2100 2600 3100 3600 4100 Meningkat 1
97 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3000 3500 4000 Meningkat 1
98 2000000 850000 1050000 1250000 975000 950000 1000 1250 1500 1200 1150 Tidak
Meningkat 0
99 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3000 3500 4050 Meningkat 1
100 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 2000 2600 3000 3600 4000 Meningkat 1
101 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3000 3500 4100 Meningkat 1
102 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 1500 2000 2500 3000 3125 Meningkat 1
103 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3000 3500 4000 Meningkat 1
144
104 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 2000 2800 3000 3250 3700 Meningkat 1
105 1000000 870000 1050000 975000 1250000 950000 1050 1400 1200 1750 1150 Tidak
Meningkat 0
106 2500000 1900000 2250000 2500000 3000000 3550000 2500 2800 3000 3500 4000 Meningkat 1
107 1000000 900000 1200000 1500000 2000000 2500000 1050 1300 2000 2500 3000 Meningkat 1
108 5000000 4950000 5250000 5570000 6050000 6700000 5000 5500 5900 6050 6450 Meningkat 1
109 1500000 1000000 1050000 975000 1250000 1500000 1500 1750 1450 2250 2500 Tidak
Meningkat 0
110 2500000 2000000 2300000 2800000 3000000 3300000 2000 3300 3650 4000 4350 Meningkat 1
111 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 1500 1750 2000 2250 3000 Meningkat 1
112 2000000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 1500 1750 2000 2250 3000 Meningkat 1
113 5000000 4950000 5250000 5570000 6050000 6700000 5000 5500 5900 6050 6450 Meningkat 1
114 1000000 900000 1200000 1500000 2000000 2500000 1050 1300 2000 2500 3000 Meningkat 1
115 1000000 870000 1050000 975000 1250000 950000 1500 1800 1600 2200 1550 Tidak
Meningkat 0
116 1000000 900000 1200000 1500000 2000000 2500000 1050 1300 2000 2500 3000 Meningkat 1
117 1000000 900000 1200000 1500000 2000000 2500000 1500 1750 2000 2250 3000 Meningkat 1
118 1000000 900000 1200000 1500000 2000000 2500000 2000 3300 3650 4000 4350 Meningkat 1
119 1000000 900000 1200000 1500000 2000000 2500000 1050 1300 2000 2500 3000 Meningkat 1
120 1000000 850000 1050000 1250000 975000 950000 1000 1350 1700 1250 1200 Tidak
Meningkat 0
121 1000000 900000 1200000 1500000 2000000 2500000 2000 3300 3650 4000 4350 Meningkat 1
122 1000000 870000 1050000 975000 1250000 950000 2000 2450 2150 2800 2050 Tidak
Meningkat 0
145
Lampiran 3 : Tabulasi Data Penelitian Variabel Etos Kerja (X1)
No. Etos Kerja (X1) Jumlah
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 115
2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 107
3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 111
4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 109
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 108
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 109
7 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 109
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 115
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 110
10 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 110
11 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 111
12 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 109
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
14 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 110
15 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 106
16 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 109
17 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 110
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 111
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 115
20 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 108
21 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 109
22 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 107
23 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 111
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 112
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 115
26 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 110
27 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 112
28 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 110
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 114
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 111
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 110
32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
33 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 107
34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 110
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 108
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 111
37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 112
146
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 111
39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 110
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 4 110
41 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 111
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 112
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 111
44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 113
45 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 110
46 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 110
47 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 112
48 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 112
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 112
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 112
51 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 110
52 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 111
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 110
54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 112
55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 114
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
57 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 110
58 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 109
59 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 111
60 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 104
61 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
62 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 104
63 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 109
64 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 110
65 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 100
66 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 109
67 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 100
68 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 100
69 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 110
70 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 110
71 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 109
72 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 110
73 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
74 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 109
75 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 108
76 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 110
77 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
78 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 110
147
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 112
80 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 110
81 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 110
82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 112
83 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
84 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 110
85 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 109
86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 113
87 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 108
88 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 106
89 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 112
90 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
91 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 109
92 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
93 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 109
94 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
95 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 110
96 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 109
97 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 110
98 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113
99 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 110
100 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 109
101 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 109
102 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 110
103 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 106
104 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 109
105 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111
106 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 110
107 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 100
108 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 109
109 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 111
110 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 106
111 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 106
112 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 106
113 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 105
114 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 100
115 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 112
116 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 106
117 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 104
118 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 106
119 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 106
148
120 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 105
121 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 106
122 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 105
149
Lampiran 4 : Tabulasi Data Variabel Karakteristik Wirausaha (X2)
No. Karakteristik Wirausaha (X2) Jumlah
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
2 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
3 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 93
4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 95
6 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
7 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 95
8 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 83
9 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 95
10 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 95
11 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 92
12 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 95
13 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 97
14 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 95
15 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 93
16 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 92
17 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 94
18 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 95
19 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 92
20 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 91
21 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 94
22 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
23 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 93
24 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
25 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 94
26 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 94
27 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
28 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 93
29 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
30 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 90
31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 94
32 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 95
33 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 93
34 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
35 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 95
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
37 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98
150
38 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
39 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
40 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
42 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
46 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 97
47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
49 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
51 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
52 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
53 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 97
54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
55 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
57 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
58 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 94
59 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
60 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 88
61 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
62 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 88
63 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 95
64 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 95
65 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 95
66 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 95
67 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
68 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 84
69 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 95
70 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 93
71 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
72 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 94
73 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 94
74 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
75 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 97
76 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 93
77 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 95
78 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 94
151
79 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 94
80 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 95
81 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 94
82 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 87
83 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 86
84 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
85 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 94
86 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 95
87 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 93
88 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 95
89 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 96
90 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 95
91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
92 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98
93 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
94 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
95 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
96 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
97 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
98 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 87
99 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
100 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 97
101 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
102 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
103 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
104 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
105 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 90
106 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
107 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 91
108 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
109 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 87
110 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
111 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 98
112 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 97
113 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
114 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
115 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 89
116 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 92
117 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 88
118 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 91
119 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 90
152
120 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 89
121 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 91
122 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 89
153
Lampiran 5 : Tabulasi Data Penelitian Variabel Pelatihan dan
Pendampingan (X4)
No. Pelatihan dan Pendampingan (X4) Jumlah
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
2 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 112
3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 108
4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 111
5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 110
6 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 113
7 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 110
8 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 96
9 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 109
10 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 113
11 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 109
12 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 4 109
13 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 109
14 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 110
15 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 111
16 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 109
17 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 114
18 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 110
19 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 108
20 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 110
21 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 108
22 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 3 5 4 5 5 5 4 108
23 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 110
24 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 111
25 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 110
26 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 112
27 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 110
28 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 111
29 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 111
30 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 106
31 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 111
32 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 112
33 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 111
34 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 112
35 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 111
154
36 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 110
37 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 113
38 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 111
39 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 115
40 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 112
41 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 113
42 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 111
43 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
44 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 112
45 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 113
46 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 114
47 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 112
48 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 112
49 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 112
50 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 110
51 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 113
52 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 115
53 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 112
54 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 113
55 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 111
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
57 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 109
58 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 109
59 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 113
60 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 103
61 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 109
62 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 3 5 4 5 4 105
63 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 112
64 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 111
65 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
66 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 112
67 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
68 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
69 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 111
70 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 110
71 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 111
72 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 113
73 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 112
74 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 111
75 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 112
76 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 109
155
77 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 4 110
78 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 113
79 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 113
80 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 109
81 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 110
82 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 112
83 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 110
84 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 111
85 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 113
86 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 115
87 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 112
88 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 111
89 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 112
90 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 111
91 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 110
92 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 113
93 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 111
94 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 112
95 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 112
96 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 113
97 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 111
98 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114
99 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 112
100 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 113
101 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 114
102 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 112
103 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 112
104 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 112
105 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 107
106 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 111
107 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
108 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 113
109 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 109
110 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 112
111 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 111
112 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 111
113 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 113
114 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 101
115 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 106
116 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 106
117 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 104
156
118 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 109
119 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 107
120 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 106
121 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 109
122 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 106
157
Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian
158
159