metropolis modern west - krya.idkrya.id/assets/files/jp 181017.pdf · saat pemindahan ke kapal...

1
MODERN WEST RABU 17 OKTOBER TAHUN 2018 HALAMAN 23 METROPOLIS Dapati Ceceran Minyak Sawit Pamit Bermain, Ditemukan Tenggelam Petugas Gabungan Susuri Perairan Teluk Lamong SURABAYA – Pencemaran di laut terjadi di wilayah perairan Romokalisari dan sekitarnya. Kemarin (16/10) petugas gabungan dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Dinas Lingkungan Hidup, dan Satpol PP Kecamatan Benowo yang menyusuri perairan sekitar Teluk Lamong menemukan tumpahan minyak sawit. Petugas gabungan turun ke lapangan setelah menerima komplain dari nelayan dan warga sekitar. Sebab, pencemaran itu mengganggu aktivitas nelayan saat melaut. ’’Yang tumpah minyak jenis kelapa sawit,’’ ucap PPL Kecamatan Benowo Tamtomo Prayitno ketika ditemui setelah mengecek keluhan warga kemarin. Dia menduga keberadaan minyak sawit di sekitar perairan laut Romokalisari itu berasal dari kapal tanker yang sedang melakukan bongkar muat di sekitar perbatasan Gresik dan Surabaya. Diduga, saat pemindahan ke kapal kecil minyak tersebut tumpah dan akhirnya tercecer di laut. ’’Kapalnya besar jadi bongkar muatnya di tengah laut,’’ tuturnya. Ceceran minyak itu, menurut Tamtomo, akan berdampak pada biota laut dan eksositemnya. Termasuk keberadaan ikan yang pada akhirnya berdampak pada perolehan nelayan setiap hari. Selain pencemaran dari minyak sawit, petugas mendapatkan laporan terkait dengan adanya debu yang berterbangan di tengah laut. Setelah melakukan pengecekan, Tamtomo mendapati debu tersebut berasal dari proyek reklamasi laut di Teluk Lamong. Saat melaut, nelayan di sekitar Romokalisari hanya menggunakan peralatan sederhana. Adanya debu tersebut tentu akan mengganggu pandangan nelayan serta membuat nelayan sesak napas. Selain berdampak pada nelayan, ujar dia, debu itu mengganggu penghuni Rusun Romokalisari. Pihaknya akan melangsungkan rapat koordinasi dengan semua unsur yang terkait. Termasuk pihak yang diduga menjadi sumber pencemaran tersebut. Selain petugas, acara penyusuran perairan itu diikuti ketua kelompok nelayan. Salah satunya, Ketua Kelompok Nelayan Putra Samudra Jakfar Syodiq. ’’Minyak sawit yang tercecer di laut itu ada sejak dua minggu terakhir,’’ katanya. Dia menuturkan, saat ini kondisinya sudah sedikit lebih baik. Hanya, para nelayan takut ikan akan menjauh dari wilayahnya kalau ceceran tersebut dibiarkan. ’’Kalau terus-menerus kayak gini kan susah,’’ ujarnya. Soal debu, kondisi paling parah dirasakan menjelang pukul 10.00. Terkait dengan hal itu, Jakfar berharap semua pihak yang terkait bisa mengambil kebijakan. Dengan demikian, para nelayan di Romokalisari dan sekitarnya bisa melaut dengan lancar. ’’Kalau nggak ada kendala, kan enak,’’ ungkapnya. (omy/c20/any) ”Diteror” Teman yang Ingin Beli Bagmap GIANCARLOS NEHEMIA TEDJOSUKMONO DAN GALLENO AUDREY SALVATOR SURABAYA – Namanya Bagmap. Sebuah tas ransel dengan beberapa sekat di dalamnya. Karya se- derhana, tapi sangat apli- katif bagi pelajar, itu adalah milik dua orang yang mengaku tidak per- nah bertengkar soal pe- ngembangan ide. Me- reka adalah Giancarlos Nehemia Tedjosuk- mono dan Galleno Au- drey Salvator. Selain sama-sama mengasah kemampuan inovasinya di Krya.id, kedu- anya bersekolah di Dharma Mulya Christian School. Akhir tahun lalu, mereka memborong Merit Prize kategori senior, Malaysia Special Award, dan Hong Kong Special Award. Semua gelar diperoleh dalam event Hongkong Interna- tional Student Innovative Invention Contest. Kehadiran Bagmap, rupanya, ditunggu teman-temannya. ”Dulu pas habis pulang dari Hongkong kan disuruh presentasi di depan adik kelas. Nah, ada yang namanya Gilbert. Hampir tiap hari itu dia kayak neror kami nanyain kapan dijual dan berapa harganya,” cerita Carlos, panggilan akrab Giancarlos Nehemia Tedjosukmono saat ditemui di Krya. id Senin (15/10). Namun, penggemar- penggemar tersebut masih harus menunggu. Keduanya masih ingin memberikan modifikasi-modifikasi baru sebelum memproduksinya dalam jumlah banyak. Bocah kelahiran 17 November 2006 itu bercerita. Meski sasaran tas sebenarnya untuk pelajar, Miss Laura, kepala sekolah mereka yang kebagian WAHYU ZANUAR BUSTOMI / JAWA POS RESPONS KELUHAN NELAYAN: Petugas gabungan bersiap- siap menyusuri wilayah perairan Romokalisari dan sekitarnya kemarin. TENTANG BAGMAP Di bagian dalam tas ada sekat-sekat yang bisa dipasang dan dicopot. Bergantung jumlah mata pelajaran hari itu. Tiap sekat memiliki label mata pelajaran. Satu sekat berisi buku dan kitab mata pelajaran tersebut. Di bagian depan ada kotak pensil yang dilengkapi perekat. Jadi gampang menemukannya. tugas menguji coba tas tersebut selama beberapa hari, mengakui bahwa tas ciptaan murid-muridnya itu membuat dokumen- dokumen jadi lebih ringkes. Ke depan mereka juga membuat dua versi. Untuk perempuan yang berwarna feminin dan laki-laki berwana maskulin. Kan selama ini warnanya masih hitam. Nanti paling yang perempuan warna pink kalau nggak ungu,” tambah Carlos, lantas cekikikan. (ama/c25/any) SURABAYA– Leticia Erica Setiabudi tampak antusias ketika melihat anggota Polsek Lakarsantri masuk ke kelas di sekolahnya, Eton House, di Jalan Bukit Telaga Golf, CitraLand, kemarin. Dia memang penasaran dengan polisi. Bahkan, untuk acara kemarin, dia mengenakan kostum mirip polisi luar negeri lengkap dengan topi, peluit, dan borgol mainan. ’’Itu tanda dilarang parkir Miss,’’ jawabnya dengan semangat ketika Iptu Rini Marga, humas Polsek lakarsantri, bertanya mengenai rambu berupa huruf P yang dicoret. Sebelum Rini sempat bertanya lagi, Leticia mendahului. ’’Kalau yang itu apa Miss?’’ tanyanya sambil menunjuk rambu bergambar tanda seru. ’’Ini tanda untuk kalian berhati-hati dalam perjalanan,’’ jawab Rini, lantas tersenyum. Selain mengenalkan rambu-rambu lalu lintas, para polisi membahas tugas kepolisian lainnya. Termasuk soal gempa bumi. ’’Kalau ada gempa, pertama, kalian tidak boleh gugup. Melindungi kepala dengan tas dan berjalan menuju tempat yang aman dan terbuka,’’ ungkap Rini, lantas duduk di hadapan bocah-bocah tersebut. Tiba-tiba saja, Leticia yang membawa borgol bertanya tentang hukuman untuk seorang pencuri. ’’Perbuatan yang tidak patut dicontoh itu dihukum kurang lebih lima tahun penjara,’’ jelas perempuan mantan anggota Reserse Anak dan Wanita (Renakta) Polda Jatim tersebut. Setelah kegiatan kelas selesai, aparat kepolisian mengajak siswa melihat mobil patroli Polsek Lakarsantri. Mobil tidak berjalan, tetapi sirene dinyalakan. Langsung saja, para siswa tertarik dan berebut masuk ke mobil itu untuk mengetahui isi kendaraan tersebut. Rini mengapresiasi kegiatan yang mengenalkan profesi kepolisian ke anak usia dini. ”Setidaknya, mereka dapat melihat sisi polisi yang ramah dan tidak menakutkan,’’ katanya, lantas tertawa. Sementara itu, Kepala Sekolah Eton House Surabaya Sheela Yap mengatakan bahwa acara tersebut bertujuan agar siswa memahami peran dan tanggung jawab anggota kepolisian. (zam/c20/any) GUSLAN GUMILANG / JAWA POS INTERAKTIF: Anggota Polsek Lakarsantri dengan telaten menjawab semua pertanyaan anak-anak Eton House kemarin. Bahas Rambu, Gempa, hingga Pencuri SURABAYA – Kemarin siang Aditya Putra Ramadhan pamitan kepada orang tuanya. Dia bilang ingin bermain bersama teman-temannya. Namun, selang beberapa jam kemudian, bocah yang menurut tetangganya rajin mengaji itu ditemukan tak bernyawa di boezem Lempung Perdana, Sambikerep. Jasadnya yang membiru ditemukan ayahnya, Pratono, setelah menyisir boezemselama sekitar seperempat jam. Menurut teman-temannya, mereka mandi di boezem sekitar pukul 14.00. Korban membawa sebuah tripleks dan berenang agak ke tengah. Tiba- tiba saja sosoknya tak lagi terlihat. Teman-temannya pun lari keluar boezem dan meminta tolong kepada pemilik warung yang jaraknya hanya 30 meter dari boezem tersebut. Ilham yang ada di warung bergegas ke boezem dan mengecek apakah laporan anak-anak itu benar atau tidak. ’’Kondisi airnya tenang, tidak ada tanda gelombang air kayak ada orang yang tenggelam,’’ ujarnya. Pria 36 tahun itu pun kembali ke warung. Karena korban tidak juga muncul, teman-teman korban pulang dan melapor kepada orang tuanya yang tinggal di Jalan Wonorejo Gang 2, Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes. Bapak korban bergegas menuju boezemdan mencari anaknnya. Keliling di tepi, Pratono tidak menemukan anaknya. Malah hanya menemukan sehelai baju anaknya. Yakin anaknya tenggelam, pria 35 tahun itu nyemplung ke air berwarna kehijauan tersebut. Beberapa warga sekitar pun ikut membantu mencari korban. Setelah sekitar lima belas menit mencari hasilnya nihil, Pratono hendak ke tepi. Sekitar 3 meter dari tepi boezem, dia merasa lututnya membentur sesuatu. ’’Ternyata itu adalah jasad anaknya,’’ ujar Kastam, salah seorang warga yang ikut membantu mencari korban. ’’Saat saya bantu angkat keluar, jasad anaknya sudah membiru,’’ tutur Kastam. Lalu, jasad siswa yang duduk di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Jannah tersebut dibawa ke Puskesmas Manukan Kulon. Kemudian dibawa ke rumah orang tuanya di Wonorejo. (his/c22/any) GUSLAN GUMILANG/JAWA POS BERTUMPUK: Sekat-sekat di dalam Bagmap bisa dilepas jika tidak dibutuhkan. GUSLAN GUMILANG/JAWA POS Galleno Audrey Salvator 057c49d3ffa3339ad4c80e7e4730afca

Upload: trinhcong

Post on 10-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METROPOLIS MODERN WEST - krya.idkrya.id/assets/files/JP 181017.pdf · saat pemindahan ke kapal kecil minyak ... kan disuruh presentasi di depan adik kelas. Nah, ... mirip polisi luar

MODERN WEST RABU 17 OKTOBER TAHUN 2018 HALAMAN 23

METROPOLIS

Dapati Ceceran Minyak Sawit

Pamit Bermain, Ditemukan Tenggelam

Petugas Gabungan Susuri Perairan Teluk Lamong

SURABAYA – Pencemaran di laut terjadi di wilayah perairan Romokalisari dan sekitarnya. Kemarin (16/10) petugas gabungan dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Dinas Lingkungan Hidup, dan Satpol PP Kecamatan Benowo yang menyusuri perairan sekitar Teluk Lamong menemukan tumpahan minyak sawit.

Petugas gabungan turun ke lapangan setelah menerima komplain dari nelayan dan warga sekitar. Sebab, pencemaran itu mengganggu aktivitas nelayan saat melaut. ’’Yang tumpah minyak jenis kelapa sawit,’’ ucap PPL Kecamatan Benowo Tamtomo Prayitno ketika ditemui setelah mengecek keluhan warga kemarin.

Dia menduga keberadaan minyak sawit di sekitar perairan laut Romokalisari itu berasal dari kapal tanker yang sedang melakukan bongkar muat di sekitar perbatasan Gresik dan Surabaya. Diduga, saat pemindahan ke kapal kecil minyak tersebut tumpah dan akhirnya tercecer di laut. ’’Kapalnya besar jadi bongkar muatnya di tengah laut,’’ tuturnya.

Ceceran minyak itu, menurut Tamtomo, akan berdampak pada biota laut dan eksositemnya. Termasuk keberadaan ikan yang pada akhirnya berdampak pada perolehan nelayan setiap hari.

Selain pencemaran dari minyak sawit,

petugas mendapatkan laporan terkait dengan adanya debu yang berterbangan di tengah laut. Setelah melakukan pengecekan, Tamtomo mendapati debu tersebut berasal dari proyek reklamasi laut di Teluk Lamong.

Saat melaut, nelayan di sekitar Romokalisari hanya menggunakan peralatan sederhana. Adanya debu tersebut tentu akan mengganggu pandangan nelayan serta membuat nelayan sesak napas. Selain berdampak pada nelayan, ujar dia, debu itu mengganggu penghuni Rusun Romokalisari. Pihaknya akan melangsungkan rapat koordinasi dengan semua unsur yang terkait. Termasuk pihak yang diduga menjadi sumber pencemaran tersebut.

Selain petugas, acara penyusuran perairan itu diikuti ketua kelompok nelayan. Salah satunya, Ketua Kelompok Nelayan Putra Samudra Jakfar Syodiq. ’’Minyak sawit yang tercecer di laut itu ada sejak dua minggu terakhir,’’ katanya. Dia menuturkan, saat ini kondisinya sudah sedikit lebih baik. Hanya, para nelayan takut ikan akan menjauh dari wilayahnya kalau ceceran tersebut dibiarkan. ’’Kalau terus-menerus kayak gini kan susah,’’ ujarnya.

Soal debu, kondisi paling parah dirasakan menjelang pukul 10.00. Terkait dengan hal itu, Jakfar berharap semua pihak yang terkait bisa mengambil kebijakan. Dengan demikian, para nelayan di Romokalisari dan sekitarnya bisa melaut dengan lancar. ’’Kalau nggak ada kendala, kan enak,’’ ungkapnya. (omy/c20/any)

”Diteror” Teman yang Ingin Beli Bagmap GIANCARLOS NEHEMIA TEDJOSUKMONO DAN GALLENO AUDREY SALVATOR

SURABAYA – Namanya Bagmap. Sebuah tas ransel dengan beberapa

sekat di dalamnya. Karya se-der ha na, tapi sangat apli-

ka tif bagi pelajar, itu ada lah milik dua orang yang me ngaku tidak per-nah ber teng kar soal pe-ngem bangan ide. Me-reka ada lah Gian car los Ne he mia Tedjo suk-mono dan Galleno Au-drey Sal va tor.

Selain sama-sama menga sah kemampuan

ino va sinya di Krya.id, ke du-

anya bersekolah di Dharma Mulya Christian School. Akhir tahun lalu, mereka memborong Merit Prize kategori senior, Malaysia Special Award, dan Hong Kong Special Award. Semua gelar diperoleh dalam event Hongkong Interna-tional Student Innovative Invention Contest.

Kehadiran Bagmap, rupanya, ditunggu te man-temannya. ”Dulu pas habis pulang dari Hongkong kan disuruh presentasi di depan adik kelas. Nah, ada yang namanya Gilbert. Hampir tiap hari itu dia kayak

neror kami nanyain kapan dijual dan berapa harganya,” cerita Carlos, panggilan akrab Giancarlos Nehemia Tedjo suk mono saat ditemui di Krya.

id Senin (15/10). Namun, penggemar-

penggemar tersebut masih harus menunggu. Keduanya masih ingin memberikan modifikasi-modi fi kasi baru

sebelum mem pro duk sinya dalam jumlah banyak.

Bocah kelahiran 17 November 2006 itu bercerita. Meski sasaran tas sebenarnya untuk pelajar, Miss Laura, kepala sekolah mereka yang kebagian

WAHYU ZANUAR BUSTOMI / JAWA POS

RESPONS KELUHAN NELAYAN: Petugas gabungan bersiap-siap menyusuri wilayah perairan Romokalisari dan sekitarnya kemarin.

TENTANG BAGMAP

Di bagian dalam tas ada sekat-sekat yang bisa dipasang dan dicopot. Bergantung jumlah mata pelajaran hari itu.

Tiap sekat memiliki label mata pelajaran. Satu sekat berisi buku dan kitab mata pelajaran tersebut.

Di bagian depan ada kotak pensil yang dilengkapi perekat. Jadi gampang menemukannya.

tugas menguji coba tas tersebut selama beberapa hari, mengakui bahwa tas ciptaan murid-muridnya itu mem buat dokumen-dokumen jadi lebih ringkes.

Ke depan mereka juga membuat dua versi. Untuk perempuan yang berwarna feminin dan laki-laki berwana maskulin. ”Kan selama ini warnanya masih hitam. Nanti paling yang perempuan warna pink kalau nggak ungu,” tambah Carlos, lantas cekikikan. (ama/c25/any)

SURABAYA – Leticia Erica Setiabudi tampak antusias ketika melihat anggota Polsek Lakarsantri masuk ke kelas di sekolahnya, Eton House, di Jalan Bukit Telaga Golf, CitraLand, kemarin. Dia memang penasaran dengan polisi. Bahkan, untuk acara kemarin, dia mengenakan kostum mirip polisi luar negeri lengkap dengan topi, peluit, dan borgol mainan.

’’Itu tanda dilarang parkir Miss,’’ jawabnya dengan semangat ketika Iptu Rini Marga, humas Polsek lakarsantri, bertanya mengenai rambu berupa huruf P yang dicoret. Sebelum Rini sempat bertanya lagi, Leticia mendahului. ’’Kalau yang itu apa Miss?’’ tanyanya sambil menunjuk rambu bergambar tanda seru. ’’Ini tanda untuk kalian berhati-hati dalam

perjalanan,’’ jawab Rini, lantas tersenyum. Selain mengenalkan rambu-rambu lalu

lintas, para polisi membahas tugas kepolisian lainnya. Termasuk soal gempa bumi. ’’Kalau ada gempa, pertama, kalian tidak boleh gugup. Melindungi kepala dengan tas dan berjalan menuju tempat yang aman dan terbuka,’’ ungkap Rini, lantas duduk di hadapan bocah-bocah tersebut.

Tiba-tiba saja, Leticia yang membawa borgol bertanya tentang hukuman untuk seorang pencuri. ’’Perbuatan yang tidak patut dicontoh itu dihukum kurang lebih lima tahun penjara,’’ jelas perempuan mantan anggota Reserse Anak dan Wanita (Renakta) Polda Jatim tersebut.

Setelah kegiatan kelas selesai, aparat kepolisian mengajak siswa melihat mobil patroli Polsek Lakarsantri. Mobil tidak berjalan, tetapi sirene dinyalakan. Langsung saja, para siswa tertarik dan berebut masuk ke mobil itu untuk mengetahui isi kendaraan tersebut.

Rini mengapresiasi kegiatan yang mengenalkan profesi kepolisian ke anak usia dini. ”Setidaknya, mereka dapat melihat sisi polisi yang ramah dan tidak menakutkan,’’ katanya, lantas tertawa.

Sementara itu, Kepala Sekolah Eton House Surabaya Sheela Yap mengatakan bahwa acara tersebut bertujuan agar siswa memahami peran dan tanggung jawab anggota kepolisian. (zam/c20/any)

GUSLAN GUMILANG / JAWA POS

INTERAKTIF: Anggota Polsek Lakarsantri dengan telaten menjawab semua pertanyaan anak-anak Eton House kemarin.

Bahas Rambu, Gempa, hingga Pencuri

SURABAYA – Kemarin siang Aditya Putra Ramadhan pamitan kepada orang tuanya. Dia bilang ingin bermain bersama teman-temannya. Namun, selang beberapa jam kemudian, bocah yang menurut tetangganya rajin mengaji itu ditemukan tak bernyawa di boezem Lempung Perdana, Sambikerep. Jasadnya yang membiru ditemukan ayahnya, Pratono, setelah menyisir boezem selama sekitar seperempat jam.

Menurut teman-temannya, mereka mandi di boezem sekitar pukul 14.00. Korban membawa sebuah tripleks dan berenang agak ke tengah. Tiba-tiba saja sosoknya tak lagi terlihat. Teman-temannya pun lari keluar boezem dan meminta tolong kepada

pemilik warung yang jaraknya hanya 30 meter dari boezem tersebut.

Ilham yang ada di warung bergegas ke boezem dan mengecek apakah laporan anak-anak itu benar atau tidak. ’’Kondisi airnya tenang, tidak ada tanda gelombang air kayak ada orang yang tenggelam,’’ ujarnya. Pria 36 tahun itu pun kembali ke warung.

Karena korban tidak juga muncul, teman-teman korban pulang dan melapor kepada orang tuanya yang tinggal di Jalan Wonorejo Gang 2, Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes. Bapak korban bergegas menuju boezem dan mencari anaknnya. Keliling di tepi, Pratono tidak menemukan anaknya. Malah hanya menemukan sehelai baju anaknya.

Yakin anaknya tenggelam, pria 35 tahun itu nyemplung ke air berwarna kehijauan tersebut. Beberapa warga sekitar pun ikut membantu mencari korban. Setelah sekitar lima belas menit mencari hasilnya nihil, Pratono hendak ke tepi. Sekitar 3 meter dari tepi boezem, dia merasa lututnya membentur sesuatu. ’’Ternyata itu adalah jasad anaknya,’’ ujar Kastam, salah seorang warga yang ikut membantu mencari korban.

’’Saat saya bantu angkat keluar, jasad anaknya sudah membiru,’’ tutur Kastam. Lalu, jasad siswa yang duduk di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Jannah tersebut dibawa ke Puskesmas Manukan Kulon. Kemudian dibawa ke rumah orang tuanya di Wonorejo. (his/c22/any)

GUSLAN GUMILANG/JAWA POS

BERTUMPUK: Sekat-sekat di dalam Bagmap bisa dilepas jika tidak dibutuhkan.

GUSLAN GUMILANG/JAWA POS

Galleno Audrey Salvator

057c49d3ffa3339ad4c80e7e4730afca