metrix

10
Kriteria yang dicari Cor pulmonal Hipertensi pulmonal Definisi Korpulmonal adalah pembesaran ventrikel kanan (hipertropi/ dilatasi) yang terjadi akibat penyakit yang menyerang struktur, fungsi paru atau pembuluh darahnya. Keadaan patoogis dengan ditemukannya hipertropi ventrikel kanan yang disebabkan oleh kelainan fungsional dan struktural paru. (WHO, 1993). Korpulmonal adalah suatu keadaan patologis akibat hipertropi/dilatasi ventrikel kanan yang disebabkan oleh hipertensi pulmonal, dengan penyebabnya adalah kelaianan penyakit parenkim paru, kelainan vascular paru dan gangguan fungsi paru. (Braunwahl, 1980). Hipertensi pulmonal adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Dr Ernst von Romberg pada tahun 1891. Hipertensi pulmonal terbagi atas hipertensi pulmonal primer dan sekunder. Hipertensi pulmonal primer adalah hipertensi pulmonal yang tidak diketahui penyebabnya sedangkan hipertensi pulmonal sekunder adalah hipertensi pulmonal yang disebabkan oleh kondisi medis lain. Istilah ini saat ini menjadi kurang populer karena dapat menyebabkan kesalahan dalam penanganannya sehingga istilah hipertensi pulmonal primer saat ini diganti menjadi Hipertensi Arteri Pulmonal Idiopatik. Etiologi Banyak penyaklit yang berhubungan dengan hipoksemia dan mempengaruhi Penyebab tersering dari hipertensi pulmonal

Upload: maz-ayip

Post on 08-Apr-2016

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

mempermudah pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Metrix

Kriteria yang dicari Cor pulmonal Hipertensi pulmonalDefinisi Korpulmonal adalah pembesaran ventrikel kanan

(hipertropi/ dilatasi) yang terjadi akibat penyakit yang menyerang struktur, fungsi paru atau pembuluh darahnya. Keadaan patoogis dengan ditemukannya hipertropi ventrikel kanan yang disebabkan oleh kelainan fungsional dan struktural paru. (WHO, 1993). Korpulmonal adalah suatu keadaan patologis akibat hipertropi/dilatasi ventrikel kanan yang disebabkan oleh hipertensi pulmonal, dengan penyebabnya adalah kelaianan penyakit parenkim paru, kelainan vascular paru dan gangguan fungsi paru. (Braunwahl, 1980).

Hipertensi pulmonal adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Dr Ernst von Romberg pada tahun 1891. Hipertensi pulmonal terbagi atas hipertensi pulmonal primer dan sekunder. Hipertensi pulmonal primer adalah hipertensi pulmonal yang tidak diketahui penyebabnya sedangkan hipertensi pulmonal sekunder adalah hipertensi pulmonal yang disebabkan oleh kondisi medis lain. Istilah ini saat ini menjadi kurang populer karena dapat menyebabkan kesalahan dalam penanganannya sehingga istilah hipertensi pulmonal primer saat ini diganti menjadi Hipertensi Arteri Pulmonal Idiopatik.

Etiologi Banyak penyaklit yang berhubungan dengan hipoksemia dan mempengaruhi paru-paru dapat menyebabkan cor pulmonal. Secara umum, penyakit cor pul monal disebabkan oleh :

1. Penyakit paru yang merata Terutama emfisema, brnkhitis kronik (salah satu deretan penyakit cronic obstructive pulmonary disease- COPD). Dan fribosis akibat tuberculosis.

2.Penyakit pembuluh darah paru-paru Terutama trombosis dan embolus paru-paru, fibrosis akibat penyinaran menyebabkan penurunan elastisitas pembuluh darah paru- paru

Penyebab tersering dari hipertensi pulmonal adalah gagal jantung

kiri. Hal ini disebabkan karena gangguan pada bilik kiri jantung

akibat gangguan katup jantung seperti regurgitasi (aliran balik)

dan stenosis (penyempitan) katup mitral. Manifestasi dari keadaan

ini biasanya adalah terjadinya edema paru (penumpukan cairan

pada paru).

Penyebab lain hipertensi pulmonal antara lain adalah :

HIV, penyakit autoimun, sirosis hati, anemia sel sabit, penyakit

bawaan dan penyakit tiroid. Penyakit pada paru yang dapat

menurunkan kadar oksigen juga dapat menjadi penyebab penyakit

Page 2: Metrix

3.Hipoventilasi alveolar menahun Adalah semua penyakit yang menghalangi pergerakan dada normal, misalnya : a)Penebalan pleura bilateral b) Kelainan neomuskuler, seperti polimielitis dan distrofi otot c) Kiposkoliosis yang mengakibatkan penurunan kapasita rongga trorak sehingga pergerakan thorak berkurang.

ini misalnya : Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), penyakit

paru interstitial dan sleep apnea, yaitu henti nafas sesaat pada saat

tidur.

Tanda dan gejala

1.sesui dengan penyakit yang melatar

belakangi,contohnya:COBD akan menimbulkan

gejala nafas pendek dan batuk.

2.Gagal ventrikel kanan:edema,destensi vena

leher,organ hati teraba,efusi pleura,ascites,dan mur-

mur jantung.

3.sakit kepala,bingung,dan somnolen,terjadi akibat

peningkatan PCO2.

Gejala yang timbul biasanya berupa:

1. kelemahan2. batuk tidak produktif3. pingsan atau sinkop4. edema perifer (pembengkakan pada tungkai terutama tumit

dan kaki)5. dan gejala yang jarang timbul adalah hemoptisis (batuk

berdarah)Tanda hipertensi pulmonal berupa :

1. Distensi vena jugularis2. Impuls ventrikel kanan dominan3. Komponen katup paru menguat.4. Komponen katup paru menguat.5. Murmur trikuspid6. Hepatomegali7. Edema perifer

Komplikasi 1. Hipoxemia Hipoxemia didefinisikan sebagai penurunan nilai PaO2 kurang dari 55 mmHg, dengan nilai saturasi Oksigen <85%. Pada awalnya klien akan mengalami perubahan mood, penurunan

KomplikasiHipertensi pulmonal dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, termasuk:

Page 3: Metrix

konsentrasi dan pelupa. Pada tahap lanjut timbul cyanosis.

2. Asidosis Respiratory Timbul akibat dari peningkatan nilai PaCO2 (hiperkapnia). Tanda yang muncul antara lain : nyeri kepala, fatique, lethargi, dizzines, tachipnea.3. Infeksi Respiratory Infeksi pernafasan akut disebabkan karena peningkatan produksi mukus, peningkatan rangsangan otot polos bronchial dan edema mukosa. Terbatasnya aliran udara akan meningkatkan kerja nafas dan timbulnya dyspnea.4. Gagal jantung Terutama kor-pulmonal (gagal jantung kanan akibat penyakit paru), harus diobservasi terutama pada klien dengan dyspnea berat. Komplikasi ini sering kali berhubungan dengan bronchitis kronis, tetapi klien dengan emfisema berat juga dapat mengalami masalah ini5. Cardiac Disritmia Timbul akibat dari hipoxemia, penyakit jantung lain, efek obat atau asidosis respiratory.6. Status Asmatikus Merupakan komplikasi mayor yang berhubungan dengan asthma bronchial. Penyakit ini sangat berat, potensial mengancam kehidupan dan seringkali tidak berespon terhadap therapi yang biasa diberikan. Penggunaan otot bantu pernafasan dan distensi vena leher seringkali terlihat.

Gagal jantung kanan (Cor pulmonale). Penggumpalan darah. Aritmia (denyut jantung tidak teratur). Pendarahan.

Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan radiologi Batang pulmonal dan hilus membesar.perluasan hilus dapat di hitung dari perbandingan jarak antara permulaan percabangan pertama arteri pulmonalis utama kanan dan kiri di

Tes & Diagnosa

1. Foto toraks.2. Echocardiogram.

Page 4: Metrix

bagi dengan diameter transversal toraks.perbandingan > 0,36 menunjukkan hipertensi pulmonal.2. Ekokardiografi Ekokardiografi memungkinkan pengukuran ketebalan dinding ventrike kanan.meskipun perubahan volume tidak dapat diukur,teknik ini dapat memperlihatkan pembesaran kavitas vertrikel kanan dalam hubungannya dengan memperbesar ventrikel kiri.septum interventrikel dapat tergeser ke kiri. 3. Magnetic resonance imaging (mri)Berguna untuk mengukur massa ventrikel kanan,ketebalan dinding,volume kavitas,dan jumlah darah yang dipompa.4.Biopsy paru-paru Dapat berguna untuk menunjukkan vaskulitis pada beberapa tipe penyakit vaskuler paru-paru seperti penyakit vaskuler kolagen,artritis rheumatoid,dan granulomatosis wagener.

3. Transesophageal ekokardiogram.4. Kateterisasi jantung kanan.

Tes Tambahan:

1. Tes fungsi paru.2. Scan perfusi paru.3. Komputerisasi tomography (CT) scan.4. Magnetic Resonance Imaging (MRI).5. Biopsi paru.6. Tes genetik

Penata laksanaan 1. Pada pasien dengan penyakit asal COPD : pemberian O2 sangat dianjurkan untuk memperbaiki pertukaran gas dan menurunkan tekanan arteri pulmonal serts tahanan vaskuler pulmonal.2.Higienis bronchial: diberikan obat golongan bronkodilator.3.Jika terdapat gejala gagal jantung : perbaiki kondisi hipoksemia dan hiperkapnia.4. Bedrest,diet rendah sodium,pemberian diuretik.5.Digitalis:bertujuan untuk meningkatkan kontraktilitas dan menurunkan denyut jantung,selain itu juga mempunyai efek digitalis

Pengobatan hipertensi pulmonal bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi jantung kiri dengan menggunakan obat-obatan seperti : diuretik, beta-bloker dan ACE inhibitor atau dengan cara memperbaiki katup jantung mitral atau katup aorta (pembuluh darah utama). Pada hipertensi pulmonal pengobatan dengan perubahan pola hidup, diuretik, antikoagulan dan terapi oksigen merupakan suatu terapi yang lazim dilakukan, tetapi berdasar dari penelitian terapi tersebut belum pernah dinyatakan bermanfaat dalam mengatasi penyakit tersebut.

Page 5: Metrix

ringan. Selain hal tersebut di atas, dianjurkan pula perawatan yang dilakukan di rumah (home care) karena penatalaksanaan dari penyakit ini berhubungan dengan pengobatan terhadap penyakit yang menyebabkan, dan biasanya dalam jangan waktu yang lama. Pasien dengan COPD dianjurkan untuk menghindari allergen yang dapat mengiritasi jalan napas.

Diagnosa & intervesi kep. 1. Bersihan jalan nafas tak efektif yang berhubungan dengan : Bronchospasme, Peningkatan produksi sekreIntervensi :a. Manajemen jalan nafasb. Penurunan kecemasanc. Aspiration precautionsd. Fisioterapi dadae. Latih batuk efektiff. Terapi oksigeng. Pemberian posisih. Monitoring respirasii. Surveillancej. Monitoring tanda vital

2. Kerusakan Pertukaran gas berhubungan dengan : Kurangnya suplai oksigen

Intervensi :a. Manajemen asam dan basa tubuhb. Manajemen jalan nafasc. Latih batukd. Tingkatkan keiatane. Terapi oksigenf. Monitoring respirasi

1. Gangguan pertukaran gas b.d kerusakan jaringan paru.Intervensi

1. Evaluasi perubahan tingkat kesadaran, catat sianosis dan perubahan warna kulit, termasuk membrane mukosa dan kuku

2. Berikan tambahan oksigen3. Pantau saturasi (oksimetri), PH, BE, HCO3 dengan analisa

gas darah4. Koreksi keseimbangan asam basa

2. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan paru.

Intervensi1. Tingkatkan istirahat yang adekuat2. Lakukan manajemen sentuhan3. Anjurkan tindakan pengurangan nyeri untuk membantu

pengobatan nyeri (misalnya, teknik relaksasi,atau distraksi)

Page 6: Metrix

OLEH:

MUHAMMAD ARIF ASRIKAN

S12 023

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA PRODI S1 KEPERAWATAN 2013

Page 7: Metrix