metodologi penelitian - repository.ipb.ac.id · contoh kategori drmatisasi testimony: sebagaimana...

16
METODOLOGI PENELITIAN Disain Penelitian Perilaku komunikasi anggota DPR-RI komisi IV dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Kementerian Pertanian tahun 2010, merupakan tindakan yang dapat diamati secara obyektif. Tindakan tersebut dapat diamati melalui hasil produksi pesan-pesan komunikasi yang tertuang dalam risalah rapat. Risalah rapat Komisi IV dibuat oleh bagian sekretariat komisi dari hasil rekaman audio sebagaimana adanya. Risalah tersebut adalah dokumen resmi di DPR-RI. Sehubungan dengan itu, dalam mendeskripkan perilaku komunikasi anggota DPR-RI komisi IV dalam RDP dengan Kementerian Pertanian digunakan paradigma positivistik. Perilaku komunikasi anggota DPR-RI komisi IV dalam RDP dengan Kementerian Pertanian tahun 2010 dalam penelitian ini adalah mengkaji pesan komunikasi yang dibuat oleh para anggota dewan. Anggota DPR-RI komisi IV dalam rapat pendapat dengan Kementerian Pertanian menyampaikan pesan-pesan komunikasi kepada pihak Kementerian Pertanian. Pesan-pesan komunikasi anggota DPR-RI komisi kepada pihak Kementerian Pertanian disampaikan dengan lisan. Penyampaian pesan komunikasi memerlukan strategi komunikasi, yaitu pemilihan isi pesan dan cara penyajian. Penelitian difokuskan pada isi pesan dan cara penyajian oleh masing-masing individu. Untuk dapat menjelaskan isi pesan dan cara penyajian, penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis) dengan pendekatan kuantitatif. Metode analisis isi sangat tepat untuk menggambarkan isi pesan komunikasi yang tersurat secara obyektif, sistematis dan kuantitatif (Rakhmat 1984; Emmert & Barker 1989; Kippendorf 1993; Wimmer & Dominick 2000; Stempel III et.al 2003). Penelitian untuk mengetahui perilaku komunikasi anggota kelompok kecil melalui pesan, pernah dilakukan oleh Burstein & Goodman (1988). Dalam penelitian tersebut Busrtein dan Goodman mendeskripsikan perilaku komunikasi anggota kelompok ditinjau dari pesan komunikasi yang termuat dalam hasil rekaman pembicaraan selama angota kelompok mengikuti training.

Upload: dinhdieu

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

       

METODOLOGI PENELITIAN  

Disain Penelitian  

Perilaku  komunikasi  anggota  DPR-RI  komisi  IV  dalam  Rapat  Dengar 

Pendapat dengan Kementerian Pertanian tahun 2010, merupakan tindakan yang 

dapat  diamati  secara  obyektif.  Tindakan  tersebut  dapat  diamati  melalui  hasil 

produksi pesan-pesan komunikasi yang tertuang dalam risalah rapat. Risalah rapat 

Komisi  IV  dibuat  oleh  bagian  sekretariat  komisi  dari  hasil  rekaman  audio 

sebagaimana   adanya.   Risalah   tersebut   adalah   dokumen   resmi   di   DPR-RI. 

Sehubungan  dengan  itu,  dalam  mendeskripkan  perilaku  komunikasi  anggota 

DPR-RI  komisi   IV  dalam  RDP  dengan  Kementerian  Pertanian  digunakan 

paradigma positivistik. 

Perilaku  komunikasi  anggota  DPR-RI  komisi  IV  dalam  RDP  dengan 

Kementerian Pertanian tahun 2010 dalam penelitian ini adalah mengkaji pesan 

komunikasi yang dibuat oleh para anggota dewan. Anggota DPR-RI komisi IV 

dalam rapat pendapat dengan Kementerian Pertanian menyampaikan pesan-pesan 

komunikasi   kepada   pihak   Kementerian   Pertanian.   Pesan-pesan   komunikasi 

anggota  DPR-RI  komisi  kepada  pihak  Kementerian  Pertanian  disampaikan 

dengan lisan. Penyampaian pesan komunikasi memerlukan strategi komunikasi, 

yaitu pemilihan isi pesan dan cara penyajian. Penelitian difokuskan pada isi pesan 

dan cara penyajian oleh masing-masing individu. 

Untuk  dapat  menjelaskan  isi  pesan  dan  cara  penyajian,  penelitian  ini 

menggunakan   metode   analisis   isi   (content   analysis)   dengan   pendekatan 

kuantitatif.  Metode  analisis  isi  sangat  tepat  untuk  menggambarkan  isi  pesan 

komunikasi  yang  tersurat  secara  obyektif,  sistematis  dan  kuantitatif  (Rakhmat 

1984; Emmert & Barker 1989; Kippendorf 1993; Wimmer & Dominick 2000; 

Stempel III et.al 2003). 

Penelitian untuk mengetahui perilaku komunikasi anggota kelompok kecil 

melalui  pesan,  pernah  dilakukan  oleh  Burstein  &  Goodman  (1988).  Dalam 

penelitian tersebut Busrtein dan Goodman mendeskripsikan perilaku komunikasi 

anggota  kelompok  ditinjau  dari  pesan  komunikasi  yang  termuat  dalam  hasil 

rekaman pembicaraan selama angota kelompok mengikuti training.

    

48  

Pendapat  senada  dikemukakan  oleh  Jeong  (2003)  yang  mengatakan, 

content analysis adalah metode analisis yang semakin banyak digunakan dalam 

diskusi untuk melihat kualitas pesan, performa dalam berpikir kritis serta melihat 

argumentasi yang digunakan. Dengan demikian penggunaan metode analisis isi 

layak diterapkan pada dokumen rapat antara anggota DPR-RI komisi IV dengan 

Kementerian Pertanian tahun 2010.  

Bahan Penelitian dan Priode  

Bahan penelitian ini adalah notulensi rapat dengar pendapat antara anggota 

DPR RI komisi IV dengan Kementerian Pertanian selama tahun 2010. Dokumen 

tersebut berisi catatan tentang pesan komunikasi selama rapat berlangsung antara 

anggota DPR-RI komisi  IV dengan  Kementerian  Pertanian.  Dokumen  tersebut 

adalah dokumen  resmi  lembaga  DPR-RI.  Proses  pembuatan  dokumen tersebut 

pertama  direkam  melalui  audio  selanjutnya  rekaman  tersebut  ditranskrip  apa 

adanya oleh bagian sekretariat DPR-RI komisi IV. 

Selama tahun 2010 banyak rapat telah dilakukan antara komisi IV DPR RI 

dengan  Kementerian  Pertanian.  Semua  dokumen  rapat  yang  berlangsung  pada 

kurun waktu tahun 2010 dijadikan bahan penelitian. 

Dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan pesan yang disampaikan oleh 

anggota  komisi  DPR-RI  selama  rapat  dengar  pendapat.  Sedangkan  pesan  dari 

pihak Kementerian Pertanian tidak diteliti. 

Dari  bahan  tersebut  akan  dideskripsikan  perilaku  komunikasi.  Perilaku 

komunikasi  memiliki  dua  dimensi  yaitu  dimensi  isi  pesan  dan  dimensi  cara 

penyajian.  Masing-masing  dimensi  pesan  dioperasionalkan  menjadi  kategori- 

kategori.  Untuk  dimensi  Isi  pesan  dikembangkan  lima  kategori  yaitu  muatan 

kepentingan, kesesuaian tema, orientasi, jenis alasan dan bentuk bukti. Sedangkan 

untuk dimensi cara penyajian dikembangkan tiga kategori yaitu kejelasan kalimat, 

sikap kritis dan bentuk penyampaian. 

Masing-masing  kategori  akan  ditinjau  latarbelakang  pelakunya.  Karena 

itu, setiap pesan dikaitkan dengan karakateristik orang yang menyampaikannya. 

Dengan demikian variabel penelitian dapat dioperasionalkan sebagai berikut:

    

49  

Definisi Kategori dan Operasionalisasi Variabel  

Definisi Kategori  

Dari berbagai faktor di atas, perilaku komunikasi meliputi isi pesan cara 

penyajiaannyaa. Isi pesan komunikasi adalah gambaran kandungan pesan yang 

disampaikan. Sedangkan cara penyajian merupakan teknik yang digunakan untuk 

menyampaikan pesan agar tujuan komunikasi dapat tercapai.  

Isi Pesan  

Isi pesan komunikasi adalah kandungan atau substansi permasalahan dari 

pesan tersebut yang akan disampaikan oleh pembicara. Dalam kandungan pesan 

terdapat kategori muatan kepentingan, kesesuaian tema, orientasi, jenis alasan dan 

bentuk bukti.  

Muatan kepentingan  

Isi atau muatan komunikasi menyangkut kandungan pesan yang menjadi 

bahan  pembicaraan.  Muatan  komunikasi  menggambarkan  kepentingan  pihak 

mana yang dikandung oleh pesan tersebut. Muatan kepentingan tersebut dalam 

konteks rapat dengar pendapat anggota DPR dapat dikelompokkan menjadi 3 sub 

kategori, yaitu kepentingan masyarakat, kepentingan pemerintah dan kepentingan 

para pribadi atau partai. 

a.   Kepentingan  masyarakat,  yaitu  pesan  yang  disampaikan  dalam  rapat 

mengandung kepentingan masyarakat umum atau konstituen  yaitu  yang 

ditujukan untuk menyesaikan masalah sarana produksi pertanian. 

Contoh kategori kepentingan masyarakat: Mungkin saya juga setuju sekali kalau ada operasi-opeasi lain atau ada upaya-upaya terobosan lain meningkatkan kemampuan masyarakat dalam 

meningkatkan   produksi   pangan   diversifikasi   pangan   jua   mendapat perhatian lebih besar. Kalau kita lihat Rp. 15,7 triliyun ini besar sekali untuk   Raskin.   Kalau   ini   diturunkan   untuk   meningkatkan   upaya pemberdayaan masyarakat untuk berproduksi mungkin akan lebih banyak manfaatnya sehingga Negara ini tidak diberati terus menerus.

    

50  

b.   Kepentingan  pemerintah,  yaitu  pesan  yang  disampaikan  dalam  rapat 

memaklumi,  menyetujui  atau  mendukung  kebijakan  pemerintah  dalam 

bidang sarana produksi pertanian. 

Contoh kategori kepentingan pemerintah: Hadirin sekalian, saya harus menghargai bahwa kebijakan Negara selama ini  sudah  tepat  dalam  masalah  pangan  ini.  Membentuk  Bulog  suatu keputusan  strategis  dan  benar.  Negara-negara  lain,  FIlifina, Vietnam,Thailand,   Malaysia,   Cina   membuat   kebijakan   yang   sama membuat  badan  pangan.  Dan  Bulog  perlu  kita  pertahankan,  perlu  kita perkuat bahkan perlu kita permodernisir.  

c.   Kepentingan   politisi,   yaitu   pesan   yang   disampaikan   dalam   rapat 

mengindikasikan kepentingan partai atau pribadi.. 

Contoh kategori kepentingan partai atau pribadi: Pada  kesempatan   ini   kami   hanya   ingin   lebih   banyak   mendapatkan informasi, baik yang terkait dengarn regulasi dan kebijakan maupun hal- hal yang terkait dengan   implementasi Raskin. Siklus atau simulasi dari pelaksanaan itu juga kami ingin dapatkan.   

Kesesuaian tema  

Kesesuaian tema terdiri dari 3 sub kategori, yaitu substantif, prosedural, 

dan gangguan. 

a.   Tema  substantif,  yaitu  pernyataan/pertanyaan  yang  disampaikan  dalam 

rapat berusaha untuk mencari solusi atas persoalan yang sedang dibahas. 

Contoh kategori tema substantif: Arah strategi penggunaan pupuk majemuk, pupuk berimbang, spesifikasi lokasi justru malah tidak terlihat diuraian ini pak menteri.  

b.  Tema  prosedural,  yaitu  pernyataan/pertanyaan  yang  disampaikan  dalam 

rapat hanya membahas mekanisme rapat yaitu proses rapat dan cara rapat 

yang efektif, mengatur penggunaan waktu, tata cara tanya jawab. 

Contoh kategori tema prosedural: Pimpinan, sedikit barangkali ini kelihatannya dalam rapat kita pada hari ini, sudah jam ini jam setengah dua belas, saya yakin kalau semua kita akan bertanya nanti dan kita potong di jalan, saya kira sama saja nanti kalau kita buat sama pada saat kita rapat dengan Menteri Keluatan, setelah diberi  pemaparan  oleh  saudara  menteri,  nanti  kita  bisa  lanjut  apakah malam supaya ini jelas dulu. Jangan sampai baru setengah bertanya udah jadi nggak nyambung itu lho istilahnya. Ini mohon pertimbangan

    

51    

c.  Tema  gangguan,  yaitu  pernyataan/pertanyaan  yang  disampaikan  di  luar 

agenda rapat dan mengganggu mekanisme rapat. 

Contoh kategori gangguan: Pimpinan Interupsi. Ketua, Interupsi . Ada bahan tidak? Bila tidak, kita tunda rapat hingga bahan tersedia!  

Interupsi pimpinan. Kita mengundang Kepala Badan Ketahanan Pangan, tetapi  yang  hadir  adalah  Kepala  Pusat  Ketersediaan  dan  Kerawanan Pangan  apakah  yang  bersangkutan  representative  untuk  kemudian  pada kesempatan ini menyampaikan, begitu pimpinan.  

Orientasi  

Orientasi   mengandung   pengertian   suatu   motif   berkomunikasi   yang 

dimiliki aktor. Orientasi menyampaikan suatu pernyataan/pertanyaan dalam rapat 

terdiri dari 3 sub kategori, yaitu orientasi memecahkan masalah, eksistensi diri, 

dan menyudutkan pihak lain. 

a.   Orientasi pemecahan masalah adalah pesan yang disampaikan dalam rapat 

mencerminkan  usaha  untuk  mencari  jalan  keluar  atas  persoalan  sesuai 

dengan agenda yang sepakati. 

Contoh kategori memecahkan masalah: Mungkin saya juga setuju sekali kalau ada operasi-opeasi lain atau ada upaya-upaya terobosan lain meningkatkan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan   produksi   pangan   diversifikasi   pangan   jua   mendapat perhatian lebih besar. Kalau kita lihat Rp. 15,7 triliyun ini besar sekali untuk   Raskin.   Kalau   ini   diturunkan   untuk   meningkatkan   upaya pemberdayaan masyarakat untuk berproduksi mungkin akan lebih banyak manfaatnya sehingga Negara ini tidak diberati terus menerus.  

b.   Orientasi eksistensi diri adalah pesan yang disampaikan dalam rapat hanya 

mengungkapkan  wawasan  atau  pengalaman  pribadi  tanpa  memberikan 

solusi atas masalah yang sedang dibahas. 

Contoh kategori menunjukkan eksisteksi diri: Saya  dari  Hanura  Pak,  baru  3  kali  saya  hadir  di  ruangan  ini  sebagai anggota. Terimakasih kesempatan ini diberikan kepada kami. Sebetulnya sudah banyk cakupan pemikiran-pemikiran kami itu sudah tersampaikan oleh  pendahulu.  Hanya  melalui  format,  kami   mencoba  menegaskan beberapa  hal  yang  sedikit  mengarah  pada  kebijakan  seperti  pembicara terdahulu.  Tadi  membicarakan  masalah  kebijakan  Raskin  yang  pada

    

52  

awalnya  itu  bersifat  emergency.  Tetapi  nampaknya  sekarang  itu  sudah menjadi ideology arahnya karena nampaknya masalah Raskin itu menurut pandangan kami tidak layak dipertahankan untuk jangka panjang, tetapi untuk jangka menengah mungkin.  

c.   Orientasi menyudutkan pihak lain yaitu, pesan yang disampaikan dalam 

rapat  sedekar  menunjukkan  kelemahan  atau  kesalahan  pihak  lain  tanpa 

mencari solusi permasalahan yang sedang dibahas. 

Contoh kategori menyudutkan pihak lain: Kebijakan tentang masalah Raskin ini, kalau tadi dismapikan oleh Direktur Utama Perum Bulog bahwa ini adalah merupakan kebijakan pemerintah yang  awalnya  diawali  daripada  krismon  yang  terjadi  pada  tahun  1997. Tettapi  fakta  dan  kenyataannya  di  lapangan  sampai  hari  ini  pemrintah sudah berganti ketika itu tahun 1997 sampai sekarang sudah berapa tahun. Keluarga  miskin  yang  menerima  beras  ini  tidak  mengalami  penurunan justeru  selalu  mengalami  penambahan.  Kalau  kesimpulan  kami  artinya pemerintah ini sama sekali tidak berhasil di dalam program pengentasan kemiskinan. Kenapa saya singgung kesitu, karena Raskin ini juga tidak bisa   dipisahkan   dari   program   secara   menyeluruh   daripada   program 

pembangunan  nasional.  Dimana  salah  satu  tugas  pemerintah  adalah menurunkan angka kemiskinan.   

Jenis alasan 

Jenis   alasan   adalah   sesuatu   yang   digunakan   oleh   pembicara   untuk 

mendukung pernyataan/pertanyaannya  agar  pesan  lebih  dipercaya.  Alasan  atau 

reasoning  terdiri  dari:  sebab-akibat,  gejala,  kriteria,  perbandingan,  logika,  dan 

tidak memiliki alasan. 

Suatu pernyataan/pertanyaan yang disampaikan mengandung alasan atau 

reasoning apabila mengandung salah atau beberapa bentuk berikut ini. 

a) Sebab akibat, yaitu pesan yang menggambarkan suatu persoalan dengan 

mengemukakan faktor-faktor penyebab suatu permasalahan. 

Contoh kategori Sebab akibat: Masalah Subsidi Pupuk yang menyimpang karena kurangnya control ari pemda. Pemda seolah lepas tangan.  

b) Gejala,  yaitu   pesan  yang   menggambarkan   kesimpulan   dengan 

dukungan fakta-fakta peristiwa yang aktual terjadi di satu tempat dan 

tempat lain yang sejenis. 

Contoh kategori gejala:

    

53  

Kualitas Raskin sangat buruk, tidak layak dikonsumsi. Temuan kami beberapa daerah kualitasnya sama.  

c) Kriteria, yaitu pesan yang berisi penilaian dengan menggunakan acuan 

(patokan) yang meliputi, metode, cara, dan kualifikasi tertentu. 

Contoh kategori kriteria: Gundang penyimpangan Bulog harus lebih baik yang cuaca konstan, tidak masuk tikus, agar beras Bulog tidak cepat rusak.  

d) Perbandingan, yaitu pesan yang berisi penilaian dengan menyandingkan 

beberapa data, hasil, atau metode yang digunakan pihak lain. 

Contoh kategori perbandingan: Bolug   perlu   dipertahankan,   karena   Negara   lain   seperti   Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Cina juga memiliki badan pangan.  

e) Logika, yaitu suatu pernyataan yang menggunakan akal sehat sebagai 

pendukung argumentasinya 

Contoh kategori logika: Karena  pergeseran  musim  taman  pada  petani,  sebaiknya  penyaluran subsidi  pupuk  disesuaikan  dengan  itu.  Jangan  menyalurkan  subsidi pupuk sewaktu petani sudah panen. Pupuk tidak terpakai.  

f)  Tidak  memiliki  alasan  apabila  tidak  memenuhi  salah  satu  kategori 

bentuk alasan di atas.  

Bentuk bukti  

Bentuk  bukti  suatu  pemberian  data  sebagai  pendukung  dalam 

pernyataan/pertanyaan agar lebih dipercaya. Bentuk data pendukung atau bukti 

terdiri dari: pengalaman, naratif, testimony, anekdot, demonstrasi, rasional, dan 

tidak memiliki bukti. 

a) Pengalaman langsung, yaitu suatu pernyataan yang menggunakan bukti 

pengalaman langsung sebagai pendukung argumentasinya. 

Contoh kategori pengalaman langsung: Temuan  kami  di  lapangan,  pembagian  Raskin  tidak  tepat  sasaran, beberapa  daerah  membagikan  beras  bantuan  kepada  semua  penduduk untuk menghindari keributan.

    

54  

b)  Naratif,   yaitu   suatu   pernyataan   yang   menggunakan   penggambaran 

informasi secara lengkap sehingga terkesan dramatis sebagai pendukung 

argumentasinya. 

Contoh kategori dramatisasi naratif: Kelemahan dari sistem Impor daging kita berawal dari kebijakan yang kurang  menjelaskan  jenis  daging  yang  boleh  atau  tidak  boleh.  Masa jeroan diimpor? Jeoran itu, adalah makanan yang berbahaya yang tidak dimakan orang di Eropa dan Amerika. Jeroan dibuang. Sewaktu saya di sana, saya lihat sendiri jeroan itu disingkirkan ditaro ke freezer. Lalu ada orang kita yang mengambil untuk dikirim ke Indonesia.  

c)   Testimony,  yaitu  suatu  pernyataan  yang  menggunakan  cuplikan 

pengalaman-pengalaman orang lain sehingga terkesan dramatis sebagai 

pendukung argumentasinya. 

Contoh kategori drmatisasi testimony: Sebagaimana dikemukakan oleh Pak Sis, kualitas Raskin sangat buruk, ada  ulatnya,  tidak  layak  untuk  dimakan  manusia.  Cocoknya  untuk makanan hewan  

d)  Anekdot,  yaitu  suatu  pernyataan  yang  menggunakan  lelucon  sehingga 

terkesan dramatis sebagai pendukung argumentasinya. 

Contoh kategori drmatisasi anekdot: Kementerian  Pertanian  itu  terdiri  dari  doktor-doktor  ahli.  Mengapa persoalan sayuran dan buah tidak bisa bersaing dengan Thailand?  Setiap kita berpapasan dengan 5 orang di lift Deptan, satu di antaranya adalah bergelar doktor.  

e)   Demonstrasi,   yaitu   suatu   pernyataan   yang   menggunakan   peragaan 

sederhana seperti tangan dikepalkan atau kepala digelengkan-gelengkan 

agar   orang   lain   berpartisipasi   sehingga   terkesan   dramatis   sebagai 

pendukung argumentasinya. 

Contoh kategori dramatisasi demonstrasi: Saya tidak habis pikir, (sambil menggelenkan-gelengkan kepala) sudah beberapa  kali  kita  rapat  untuk  membahas  impor  jeroan  agar  tidak dilakukan, tetapi banyak terjadi sampai sekarang Sulit dideteksi melalui naskah tertulis  

f)   Rasional,  yaitu  suatu  pernyataan/pertanyaan  yang  menggunakan 

kronologi peristiwa secara logis sebagai pendukung argumentasinya 

Contoh kategori rasional:

    

55  

Jangan kita memberikan rakyat janji-janji. Mereka sudah tidak percaya dengan janji-janji. Rakyat perlu bukti bukan janji.  

g)  Tidak  memiliki  bukti,  yaitu  suatu  pernyataan/pertanyaan  tidak 

mengandung salah satu bentuk bukti di atas.  

Cara Penyajian  

Cara penyajian yang dimaksud adalah teknik yang dilakukan oleh pelaku 

agar lawan bicara bersedia menuruti apa yang dianjurkan. Deskripsi tentang cara 

penyajian pesan adalah bentuk-bentuk penyampaian yang digunakan oleh pelaku 

dalam berkomunikasi. Cara-cara tersebut meliputi kejelasan kalimat, sikap kritis, 

dan bentuk penyampaian.  

Kejelasan kalimat  

Kejelasan  pesan  dalam  komunikasi  adalah  cara  menyampaikan  pesan 

supaya mudah dimengerti. Mudah dimengerti apabila pernyataan/pertanyaan yang 

diajukan menggunakan istilah sederhana, dan Bahasa Indonesia baku. 

a.  Kalimat  jelas  apabila  kalimat  yang  disampaikan  menggunakan  bahasa 

Indonesia baku dan istilah yang umum. 

Contoh kategori jelas: Kalau kita bicara pabrik, dalam pabrik itu ada yang namanya biaya tetap, biaya bahan baku, biaya proses, biaya manajemen dan lainnya.  

b.  Kalimat tidak jelas apabila menggunakan istilah bahasa asing dan daerah. 

Contoh kategori tidak jelas: Kalau kita bicara pabrik, dalam pabrik itu ada yang namanya fix cost, cost raw  material,  process  cost,  logistic  cost,  atau  management  cost  dan lainnya.  

Sikap kritis  

Sikpa kritis yang yang dimaksud adalah tingkat kesediaan para anggota 

DPR-RI untuk menerima pendapat orang lain dalam rapat yang terungkap dalam 

kalimat yang disampaikan. 

a.  Kritis adalah suatu kalimat yang disampaikan menunjukkan tidak langsung 

menerima  pendapat  pihak  lain.  Hal  ini  ditandai  dengan  mengulang

    

56  

pernyataan atau meminta perjelasan lebih lanjut dari jawaban yang sudah 

disampaikan oleh lawan bicara. 

Contoh kategori kritis: Saya merarukan paparan pak Dirjen, kelihatannya hanya baik di atas kertas tetapi  di  lapangan  berbeda.  Apakah  itu  yang  dilakukan.  Misalnya  soal aturan import sapi yang seharusnya anakan untuk di ternak, namun yang diimport adalah sapi yang siap potong.  

b.  Tidak  kritis  adalah  langsung  menerima  penjelasan  pihak  lain  tanpa 

bertanya lebih lanjut. 

Contoh kategori tidak kritis: Saya  setuju  dengan  paparan  Pak  Dirjen  tentang  rencana  swasembada daging 2014.  

Bentuk penyampaian  

Bentuk  penyampaian  pesan  komunikasi  dalam  rapat  dengat  pendapat 

dikelompokkan menjadi, asertif, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif. 

a. Asertif,  kalimat  yang  berisi  ungkap  penghormatan,  penegaskan  dan 

kesimpulan. 

Contoh kategori asertif: Ketua  yang  terhormati,  terimakasih  atas  waktu  yang  telah  diberikan kepada kami.  

b. Direktif, kalimat yang berisi perintah, suruhan, harapan atau arahan. 

Contoh katefori direktif: Seharusnya  Pak  Dirjen  menindak  tegas  pelaku  import  sapi  yang menyimpang  

c.  Komisif, kalimat yang berisi penolakan atau persetujuan. 

Contoh kategori komisif: Saya   sih   setuju-setuju   saja   bapak   mengajukan   APBNP   asalkan fungsional  

d. Ekspresif, kalimat   yang mengandung ungkapan rasa senang, gembira, 

bahagia, kekecewaan, dan marah. 

Contoh kategori ekspresif: Kami  cukup  terkejut  menerima  laporan  konstuen  kami  di  lapangan masih terdapat kualitas beras yang tidak layak konsumsi. (sulit terdeteksi pada naskah tulisan)

    

57  

e.  Deklaratif,   kalimat   yang   mengandung   penegasan   apa   yang   akan 

dilakukan selanjutnya. 

Contoh kategori deklaratif: Kami akan mengusulkan kepada pimpinan agar dibentuk panja daging   

Operasionalisasi Variabel  

Tabel 1. Operasionalisasi variabel karakteristik 

Karakteristik  Atribut  Skala 

Jenis Kelamin  -  Pria  Nominal -  Wanita 

Umur  dalam tahun  Rasio 

Tingkat Pendidikan Formal  -   SLTA 

-   S1 -   S2 -   S3 

Agama  -   Islam 

-   Kristen Protestan -   Katholik -   Hindu -   Budha 

Fraksi  -   Demokrat -   Golkar -   PDI-P -   PKS -   PPP -   PKB 

-   Hanura -   Gerindra 

Pekerjaan  sebelum  anggota   -  Pengusaha 

Ordinal    

Nominal     

Nominal         

Nominal DPR-RI  -    Aktivis 

-    Kader partai -    PNS -    dan lain-lain 

Masa Bakti  -   1 priode  Ordinal -   2 priode -   3 priode -   dan  seterusnya  

Populasi dan Sampel  

Populasi  penelitian  ini  adalah  seluruh  dokumen  acara  Rapat  Dengar 

Pendapat anggota komisi IV DPR-RI dengan Kementarian Pertanian tahun 2010. 

Penelitian ini menjadikan seluruh dokumen acara Rapat Dengar Pendapat anggota 

    

58  

komisi IV DPR-RI dengan Kementarian Pertanian tahun 2010. Penelitian ini tidak 

mengambil sampel dan dokumen rapat yang ada, Penelitian ini melakukan sensus 

terhadap semua bahan dokumen rapat dengar pendapat anggota komisi IV DPR 

dengan Kementerian Pertanian tahun 2010.  

Unit Analisis  

Unit  analisis  adalah  satuan  terkecil  suatu  naskah  yang  dapat  dijadikan 

acuan  untuk  melihat  kategori  variabel  analisis  isi  (Emmert  &  Barker  1989; 

Rakhmat  1984;  Wimmer  &  Dominick  2000;  Kippendorf  1993;  Stempel  III, 

Weaver and Wilhoit 2003).   Unit analisis penelitian dipilih dari nakah rekaman 

rapat  acara  dengar  pendapat  anggota  DPR  Komisi  IV  dengan  Kementerian 

Pertanian selama tahun 2010. 

Unit analisis dapat berupa kata, prase, kalimat, paragraf, submasalah dan 

satuan naskah lengkap. 

Kata  : adalah gabungan dari beberapa huruf yang mengandung 

arti 

Prase  : adalah gabungan dari beberapa kata yang mengandung arti 

tetapi tidak memenuhi unsur kalimat 

Kalimat  :  adalah  kumpulan  dari  beberapa  kata  yang  mengandung 

unsur subyek, predikat dan obyek dan keterangan. 

Paragraf  : adalah kumpulan beberapa kalimat yang mengandung satu 

pokok pikiran. 

Submasalah  :  adalah  kumpulan  beberapa  paragraf   yang  menggam- 

barkan satu persoalan. 

Naskah  : adalah satu satuan naskah yang terdiri dari beberapa sub 

masalah  atau  paragraf  yang  menggambarkan  satu 

persoalan. 

Dalam naskah Rapat Dengar Pendapat  Komisi  IV dengan Kementerian 

Pertanian terdapat  pernyataan-pernyataan  yang telah didisusun  menurut  pelaku 

komunikasi. Pernyataan tersebut disampaikan secara lisan dan di-notulensi atau 

didokumentasikan oleh sekretariat.

    

59  

Proses notulensi atau dokumentasi dengan menuliskan apa adanya kalimat 

atau pernyataan setiap anggota perserta rapat. Namun pembagian naskah ke dalam 

paragraf-paragraf  dan  submasalah  adalah  interpretasi  dari  penulis  naskah  atas 

pernyataan yang disampaikan lisan. Sehubungan dengan itu, satuan naskah yang 

yang dijadikan unit analisis disesuaikan dengan kategori penelitian. 

Unit analisis masing-masing kategori sebagai berikut: 

Muatan kepentingan  : Naskah dalam satu pernyataan individu 

Kesesuaian tema  : Naskah dalam satu pernyataan individu 

Orientasi  : Naskah dalam satu pernyataan individu 

Jenis alasan  : Naskah dalam satu pernyataan individu 

Bentuk bukti  : Naskah dalam satu pernyataan individu 

Kejelasan  : Naskah dalam satu pernyataan individu 

Sikap kritis  : Naskah dalam satu pernyataan individu 

Cara penyampaian  : Naskah dalam satu pernyataan individu 

Setelah dilakukan ujicoba kategori, unit analisis tidak fungsional dalam 

menganalisis  naskah.  Misalnya  dalam  muatan  kepentingan,  kesesuaian  tema, 

orientasi, jenis alasan, bentuk bukti, dapat termuat dalam setiap paragraph. Oleh 

karena itu unit analisis penelitian ini  disesuaikan menjadi: 

Muatan kepentingan  : Paragraf dalam pernyataan individu 

Kesesuaian tema  : Paragraf dalam pernyataan individu 

Orientasi  : Paragraf dalam pernyataan individu 

Jenis alasan  : Paragraf dalam pernyataan individu 

Bentuk bukti  : Paragraf dalam pernyataan individu 

Sikap kritis  : Paragraf dalam pernyataan individu 

Kejelasan  : Kalimat dalam pernyataan individu 

Bentuk penyampaian  : Kalimat dalam pernyataan individu  

Validitas dan Reliabilitasi Kategori  

Validitias Kategori  

Kualitas penelitian ditentukan oleh kualitas instrument atau kategori yang 

digunakan. Definisi kategori analisis isi harus memenuhi  validitas dan reliabilitas. 

Validitas adalah “ suatu alat ukur yang di anggap valid jika definisi operasional

    

60  

benar-benar  mengukur  atau sesuai dengan  definisi  konseptual”  (Ritonga  2004; 

Neumann 2000; Emmert & Barker 1989; Denzen 1994; Stempel III, Weaver and 

Wilhoit 2003). Validitas penelitian analisis isi terdapat pada rumusan kategori. 

Definisi  kategori  dikatakan  valid  bila  dirumuskan  dengan  tahap  penelurusan 

kosep   melalui   pustaka   secara   seksama,   melakukan   operasionalisasi,   dan 

mendiskusikan dengan ahli. (Stempel III, Weaver and Wilhoit 2003) 

Sehubungan   dengan   itu,   dalam   memenuhi   unsur   validitas   kategori, 

penelitian  ini  dilakukan  penelusuran  konsep  dari  literatur,  kemudian 

mengoperasionalisasikan dan mendiskusikan dengan para ahli.  

Reliabilitas Kategori  

Menurut Singarimbun dan Efendi (2000)  “reliabilitas adalah indeks yang 

menunjukan  sejauh  mana  suatu  alat  pengukur  dapat  di  percaya  atau  dapat  di 

andalkan.” Reliabilitas menunjukan stabilitas, konsistensi dan dependabilitas alat 

ukur (Rubin, Palmgreen, Syper 2004; Emmert & Barker 1989 ). Uji reliabilitas 

kategori  penelitian  analisis  isi  dapat  dilakukan  dengan  cara  pengujian  dengan 

menggunakan juri. Juri dalam penelitian analisis isi adalah ahli yang memiliki 

kompetensi dalam substansi permasalahan yang dikaji. (Rakhmat 1984; Wimmer 

& Dominick 2000; Kippendorf 1993; Stempel III, Weaver and Wilhoit 2003). 

Bulan   April   2011   kepada   para   juri   diberikan   definisi   yang   sudah 

dirumuskan  untuk  ditinjau.  Selanjutnya  definisi  tersebut  coba  diterapkan  pada 

bahan  komunikasi  dalam  jumlah  terbatas.  Penelitian  ini  menggunakan  juri 

sebanyak 5  orang ahli  komunikasi  dan telah  berpengalaman dalam melakukan 

penelitian analisis isi. 

Juri dalam penelitian ini adalah: 

1.   Juri  pertama,  sorang  staf  ahli  anggota  DPR-RI  sejak  tahun  2004  – 

sekarang  yang  memiliki  latar  belakang  pendidikan  magister 

komunikasi, penulis buku riset, kolumnis di berbagai media massa, dan 

konsultan komunikasi. 

2.   Juri   kedua,   seorang   mantan   Direktur   Komunikasi   Kelembagaan 

Pemerintah  di  Kementerian  Komunikasi,  memiliki  latar  belakang 

pendidikan   magister   komunikasi   dan   doktor   bidang   teknologi

    

61  

komunikasi pendidikan, sekarang staf ahli salah satu Direktur Jenderal 

di Kementerian Komunikasi.. 

3.   Juri ketiga, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi di salah satu perguruan 

tinggi  swasta  di  Jakarta  yang  memiliki  latar  belakang  pendidikan 

magister komunikasi dan sering melakukan penelitian. 

4.   Juri   keempat,   wartawan   senior   berkedudukan   sebagai   produser 

eksekutif  di  salah  satu  televisu  swasta  di  Jakarta  sekaligus  dosen, 

memiliki latar belakang pendidikan magister komunikasi dan penulis 

buku komunikasi jurnalistik televisi. 

5.   Juri kelima, wakil dekan bidang akademik fakultas ilmu komunikasi 

salah  satu  perguruan  tinggi  swasta  di  Jakarta  yang  memiliki  latar 

belakang pendidikan magister komunikasi dan peneliti media. 

Hasil pengujian para juri selanjutnya akan dihitung koefisien reliabilitas  

dengan menggunakan rumus Holsti   :  . Koefisien reliabilitas yang  

dapat diterima menurut Holsti  r = > 0,7. (Rakhmat 1984; Emmert & Barker 1989; 

Wimmer & Dominick 2000; Kippendorf 1993; Stempel III et. al 2003). 

Tahap pertama pengujian kategori memperoleh hasil kurang memuaskan, 

yaitu berada di bawah  pada 0,7.  Kemudian dicoba dilihat kesesuaian antara  5 

koder yang ada, hasilnya tetap kurang memuaskan, seperti: 

Muatan kepentingan  : r = 0,67 

Kesesuaian tema  : r = 0,73 

Orientasi  : r = 0,60 

Jenis alasan  : r = 0,17 

Bentuk bukti  : r = 0,53 

Tingkat kritis  : r = 0,87 

Kejelasan  : r = 0,87 

Cara penyampaian  : r = 0,20 

Hasil  yang  tidak  reliabel  ini  mengharuskan  definisi  kategori  direvisi 

kembali. Perbaikan definisi kategori secara menyeluruh dilakukan. 

Pada bulan Juni 2011 kembali melakukan uji kategori tahap kedua. Para 

juri atau coder diundang untuk mendiskusikan kategori yang telah dirumuskan. 

Sebanyak   3   coder   menghadiri   undangan,   sementara   dua   coder   lainnya

    

62  

berhalangan karena pekerjaan. Jumlah juri 3 orang masih memenuhi syarat untuk 

meninjau dan melakukan pengujian kategori. Pada diskusi antara tiga coder yang 

hadir  masih  terdapat  perbedaan  pendapat  tentang  definisi  kategori.  Perbaikan 

dilakukan dan melalui diskusi yang cukup serius, akhirnya diperoleh kesepakatan 

tentang rumusan definisi kategori sebagaimana dijelaskan di atas. 

Selanjutnya dilakukan uji coba kategori oleh ketiga coder dan hasilnya 

adalah: 

Muatan kepentingan  : r = 0,87 

Kesesuaian tema  : r = 1,00 

Orientasi  : r = 0,87 

Jenis alasan  : r = 0,80 

Bentuk bukti  : r = 0,80 

Tingkat kritis  : r = 1,00 

Kejelasan  : r = 1,00 

Cara penyampaian  : r = 1,00 

Hasil  di  atas  menunjukkan  kategori  reliabel,  dengan  demikian  dapat 

digunakan dalam menganalisis isi pesan dalam dokumen rapat dengar pendapat 

antara Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian tahun 2010.  

Pengolahan dan Analisis data  

Data yang dikumpulkan diolah melalui langkah-langkah: 

a.  Pertama dilakukan koding, yaitu memberi tanda pada masing-masing naskah 

sesuai katergori. 

b.  Memasukkan  data  ke  dalam  tabel  sehingga  memudahkan  diolah  dengan 

menggunakan statistis melalui software komputer. 

c.  Mengolah  dengan  statistik  deskriptif  untuk  melihat  kecenderungan  data 

berdasarkan masing-masing kategori. 

d.  Mengolah  data  dengan  statistik  korelasi  non  parametric  untuk  melihat 

keterkaitan antara variabel menggunakan rumus Kendall Thau. 

e.  Menjawab masalah penelitian perilaku komunikasi anggota komisi IV DPR 

dalam  rapat  dengar pendapat  dengan  Kementerian  Pertanian  selama tahun 

2010.