metodologi penelitian - repository.upi.edurepository.upi.edu/1240/7/t_adpen_999564_chapter3.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Berdasarkan fokus masalah dan tujuan yang telah dimmuskan, penelitian
ini termasuk dalam pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif
yaitu dengan melakukan penelitian terhadap kenyataan, kenyataan yang tengah
berlangsung yang merupakan masalah yang harus diatasi melalui suatu analisis
yang bersifat mendalam. Penggunaan penelitian dengan metode deskriptif ini
disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan dan
menganalisa efektivitas pemanfaatan Dana Bank Pembangunan Asia (ADB) yang
dilaksanakan oleh SLTP swasta, sehingga dapat meningkatkan mutu SLTP
swasta.
Ada beberapa alasan mengenai dilakukannya penelitian kualitatif menurut
Hadi & Haryono (1998:56-57), yaitu: (1) menanggulangi banyaknya informasi
yang hilang; (2) menanggulangi kecendemngan menggali data empiris dengan
tujuan membuktikan kebenaran hipotesis yang disusun sebelumnya berdasarkan
berpikir deduktif seperti dalam penelitian kuantitatif; (3) menanggulangi
kecenderungan pembatasan variabel yang diungkapkan sesuai dengan masalah
yang disusun sebelumnya seperti dalam penelitian kuantitatif padahal
permasalahan dan variabelnya dalam masalah sosial sangat kompleks; (4)
menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif
padahal inti sebenamya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.
59
Data-data yang dikumpulkan cenderung bersifat naratif dari}
angka dalam artian penelitian kualitatif tidak menolak data kuantitatif'
analisisnya berupa uraian-uraian yang sangat deskriptif. Penelitian ini lebih
memfokuskan pada proses daripada hasil berdasarkan pada analisis data secara
induktif.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian ini meliputi kelompok subyek
seperti: Kepala Sekolah, Yayasan, guru, teknisi, siswa, orangtua siswa yang dapat
memberikan informasi yang akurat tentang mekanisme komponen-komponen
terkait dalam pemanfaatan Dana Bank Pembangunan Asia (ADB). Selain itu juga
informasi mengenai pemberdayaan peran dan fungsi unsur-unsur terkait termasuk
satuan-satuan lembaga pendidikan dalam peningkatan mutu SLTP swasta, guru
mata pelajaran inti, siswa, teknisi laboratorium, dan tenaga perpustakaan. Subjek
lainnya didasarkan pada kebutuhan pada saat pengumpulan data dilapangan,
kebutuhan yang dimaksudkan adalah ketika pengumpulan data dilakukan secara
lebih mendalam dan hanya subjek penelitian tertentulah yang dapat memberikan
datanya.
Sampel dalam penelitian ini tidak mempakan sampel acak, tetapi sampelbertujuan dengan ciri-ciri berikut: (1) Rancangan sampel yang muncul tidakdapat ditemukan atau ditarik teriebih dahulu; (2) Penentuan sampel secaraberumtan; (3) Penyesuaian berkelanjutan dari sampel; dan (4) Pemilihanterakhir jika sudah terjadi pengulangan (Moleong: 1990).
Penelitian kualitatif menggunakan teknik "purposive sampling" dan
"snowball sampling technique" dengan teknik ini diharapkan peneliti dapat
61
memperoleh informasi yang memadai, dan dapat memperluas informasi yang
telah diperoleh teriebih dahulu sehingga dapat dipertentangkan atau dapat diisi
adanya kesenjangan informasi yang ditemui. Dalam purposive sampling anggota
sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya, dan
diharapkan bergulir kepada responden lain yang sejenis dengan tujuan penelitian
(snowball sampling). Tujuan penggunaan purposive sampling adalah untuk
mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian (Lincoln & Gubs,
1985:202).
Penelitian ini dilaksanakan diwilayah Kabupaten Bandung dengan 3 Tipe
sekolah yaitu Dati II untuk SLTP swasta FK Bina Muda Cicalengka, Pasundan 1
Banjaran, Pasundan 2 Cimahi selatan, untuk Desa Tertinggal (DT) SLTP swasta
PGRI 1 Ciparay Baleendah, untuk Ponpes (PP) SLTP YPI Ciparay, dan Yamisa
Soreang. Pertimbangan Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan mudah dipantau
dan berdekatan dengan penulis sehingga akan menghemat dari segi biaya dan
waktu.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data dan
informasi tentang aspek pemanfaatan dana bantuan Bank Pembangunan Asia
(ADB) sangat tergantung pada macam studi yang dikembangkan dalam penelitian
ini. Prosedur pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi sumber data dan lokasi
dimana responden melaksanakan tugas.
62
Secara khusus dapat dinyatakan bahwa penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data bempa: Observasi: yaitu melakukan pengamatan tentang
pemanfaatan dana bantuan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang berkaitan
dengan aktivitas, proses dan hasil. Wawancara: yaitu melakukan tanya jawab
tatap muka atau mengkonfirmasikan kepada sampel penelitian dengan
berpedoman kepada materi wawancara yang telah disusun. Wawancara ini
bertujuan untuk menggali data dan informasi dari sampel penelitian sesuai dengan
permasalahan yang diajukan terdahulu.
Penyebaran angket: yaitu teknik yang dilakukan untuk menggali atau mengorek
informasi dari responden yang relevan dengan tujuan penelitian dengan
memperoleh data yang akurat. Dokumentasi: bertujuan untuk melengkapi data
yang bersumber bukan dari manusia yang dapat mencek kesesuaian data secara
triangulasi. Alat bantu yang digunakan dalam pelaksanaan pengumpulan data
antara lain pedoman observasi dan pedoman wawancara, pedoman studi
dokumentasi, dan buku catatan.
D. Tahap-Tahap Penelitian
Pada tahap persiapan peneliti menyusun disain penelitian yang kemudian
diajukan kepada pengelola seminar di PPS UPI Bandung. Kemudian pelaksanaan
seminar dilakukan pada bulan April 2002 dibawah arahan langsung Bapak Dr.H.
Djam'an Satori, MA, Prof.Dr. Nanang Fattah dan Dr. Danny Meirawan. Cukup
banyak masukan dari pelaksanaan seminar dalam rangka penyempumaan disain
penelitian tersebut. Sebagai tindak lanjutnya pihak PPS UPI Bandung akhimya
63
menetapkan Prof.Dr.Nanang Fattah sebagai Pembimbing 1 dan Bapak Dr.Dedi
Supriadi sebagai pembimbing II. Berdasarkan ketetapan tersebut selanjutnya
peneliti mendapat bimbingan langsung dalam menyusun hingga selesai penulisan
tesis.
Proses perizinan dilakukan dengan cara peneliti mengajukan permohonan
kepada Direktur PPS untuk dibuatkan surat pengantar ke BAAK UPI Bandung
dalam rangka mengurus izin penelitian, kemudian pada tanggal 17 Mei 2002
permohonan ijin mengadakan studi lapangan/penelitian dikabulkan
Bertolak dari izin yang diberikan, peneliti akhimya mendatangi Dinas
Pendidikan Kota Cimahi pada tanggal 23 Juni 2002 maksudnya adalah tidak lam
untuk memperoleh surat izin mengadakan penelitian ke sekolah SLTP Pasundan 2
Cimahi selatan. Sedangkan pada tanggal 23 Juli 2002 peneliti mendatangi Dinas
Pendidikan Kabupaten Bandung dengan maksud sama untuk memperoleh surat
izin penelitian ke sekolah-sekolah SLTP swasta FK Bina Muda Cicalengka,
Pasundan 1 Banjaran, PGRI 1 Ciparay Baleendah, YPI Ciparay, dan Yamisa
Soreang. Setelah berhasil mendapatkan surat izin dari masing-masing Dinas
Pendidikan baik Kota maupun Kabupaten akhimya peneliti mempersiapkan diri
baik secara fisik maupun mental. Kesemuanya itu dilakukan agar pada tahap
berikutnya prosesnya dapat berjalan dengan lancar.
Pada tahap Pelaksanaan yaitu pada tanggal 27 Juli 2002 peneliti mulai
mengadakan wawancara dengan subjek yang akan dimintai keterangan. Disini
peneliti berusaha untuk menjalin hubungan baik secara informal maupun formal
tergantung pada subjek yang akan diwawancarai sebab fleksibilitas dan
64
adaptabilitas cukup memegang peranan penting dalam tahap ini. Kondisi seperti
tersebut terus dipertahankan penulis hingga proses pengumpulan data berjalan
dengan lancar.
Selama pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan analisis data yaitu
dengan cara mengungkapkan kembali data lama pada pokok permasalahan
(issues) yang pemah ditemukan proyek pada bulan Juni 1999 dan meminta
komentamya kepada subjek yang diwawancarai dalam rangka memperoleh
tingkat kepercayaan yang lebih terjamin, setelah itu bam mengkonfirmasikan
kebenaran catatan lapangan yang telah dianalisis kepada sumber datanya.
Akhir dari pelaksanaan adalah mendeskripsikan dan menganalisis data
lapangan dengan merujuk kepada kajian teoritis dan lapangan untuk menghasilkan
temuan-temuan penelitian.
Penyusunan laporan merupakan tahap terakhir dalam kegiatan penelitian
ini. Hasil-hasil kegiatan penelitian disusun secara sistemik dan sistematis dalam
bentuk karya ilmiah yang berbentuk tesis. Tesis yang telah disusun selanjutnya
dipertanggungjawabkan secara ilmiah pada fomm pengujian yang berlaku.
E. Analisis Data
Aktivitas yang dilakukan peneliti setelah dan lapangan yaitu dimulai
dengan proses penyusunan yaitu mencatat dan merangkum laporan dari lapangan,
mengklasifikasikan data sekaligus menemukan kecendemngan-kecenderungan
yang muncul sesuai dengan fokus penelitian, kemudian peneliti membandingkan
data lama dengan bam sekaligus menganalisis secara lebih mendalam untuk
65
memperoleh makna dan temuan sebagai dasar untuk menyusun tesis, dan akhimya
penulis melakukan penarikan kesimpulan sebagai dasar untuk memberikan
rekomendasi penelitian. Atas dasar ini diharapkan dapat menemukan suatu
temuan berdasarkan atas data lapangan. Upaya untuk mengembangkan temuan
berdasarkan data lapangan inilah yang menjadi kekhasan dalam penelitian
kualitatif.
Berpijak dari pemahaman tentang analisis data maka dalam penelitian ini
analisis datanya pada saat dan setelah dilapangan, karena apabila kesimpulan data
dirasakan kurang kuat maka peneliti perlu kembali mengumpulkan data di
lapangan. Hal ini selain didasarkan pada fleksibilitas juga faktor kesinambungan
antara pengumpulan data, analisis data, menyusun tesis sampai pada suatu
kesimpulan.
F. Validitas Penelitian
Penelitian ini dituntut untuk memenuhi standar validitas, objektivitas dan
reliabilitas (Nasution 1992: 122). Validitas penelitian ini mencakup validitas
internal dan eksternal. Validitas internal menunjuk pada kesesuaian konsep
peneliti dengan konsep responden. Oleh karena itu peneliti berusaha mengatasi
kemungkinan terjadinya bias yang ada. Dalam memenuhi kredibilitas peneliti
melakukan hal-hal sebagaimana yang disarankan oleh Lexy J.Moleong (1994:17)
yaitu: (1) perpanjangan keikutsertaan; (2) ketekunan pengamatan; (3) pengecekan
sejawat; dan (4) kecukupan referensial.
66
Maksud perpanjangan keikutsertaan peneliti memungkinkan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan terpenuhi dan ketekunan pengamatan
ditujukan agar peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda. Pengecekan sejawat
dimaksudkan agar peneliti terbuka dan jujur dan kecukupan referensi ditujukan
sebagai bahan pembanding.
Validitas ekstemal menunjuk pada hingga manakah hasil penelitian dapat
diterapkan oleh orang lain atau pihak lain yang menerapkannya. Hal yang dapat
ditempuh peneliti adalah validitas internal, sedangkan validitas ekstemal peneliti
serahkan sepenuhnya kepada orang atau pihak lainyang menilainya.
Reliabilitas berkaitan dengan pertanyaan apakah penelitian ini dapat
direplikasikan oleh peneliti lain dengan konsistensi yang tinggi. Penelitian ini sulit
mencapai reliabilitas yang dimaksudkan secara baik. Penyebabnya adalah faktor
status dan kedudukan peneliti, pilihan informal, kondisi dan situasi yang beda,
definisi konsep metode pengumpulan data dan analisis yang berpengaruh dalam
penelitian.
Obyektivitas menunjuk pada hasil penelitian yang dapat dibenarkan atau
dikonfirmasikan oleh peneliti lain. Upaya peneliti untuk mencapai obyektivitas
adalah tetap bersikap netral walaupun dalam pelaksanaannya penelitian ini sangat
subvektif.
67
G. Pembatasan Istilah
1. Efektivitas
Menurut Chung dan Maginson (1981) "efektivenes means different to
different people", artinya dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti
yang berbeda sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan masing-masing.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990:219) efektif berarti ada efek
(akibat, pengamh, kesan). Masalah efektivitas biasanya berkaitan erat dengan
perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.
Berdasarkan dimensi waktu, efektivitas dapat diamati dalam jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang. Kriteria efektivitas jangka pendek adalah
untuk menunjukkan hasil kegiatan dalam kurun waktu sekitar satu tahun, seperti
kepuasan, efisiensi, dan produksi. Kriteria efektivitas jangka menengah dalam
waktu lima tahun, adalah kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan
perusahaan. Sementara kriteria efektivitas jangka panjang adalah kemampuan
untuk membuat perencanaan strategis bagi kegiatan masa depan.
Thomas (1979) melihat efektivitas pendidikan dalam kaitannya dengan
produktivitas berdasarkan tiga dimensi: (1) Fungsi produksi secara administratif,
fungsi ini meninjau produktivitas sekolah dari segi keluaran administratif yaitu
seberapa besar dan baik layanan yang dapat diberikan dalam suatu proses
pendidikan baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pihak lain yang
berkepentingan; (2) Fungsi produksi secara psikologis, fungsi ini melihat
produktivitas dari segi keluaran, pembahan perilaku yang terjadi pada peserta
didik, dengan melihat nilai-nilai yang diperoleh peserta didik s^a^flP|S£S2P£
gambaran dari prestasi akademik yang telah dicapainya dalam periockyje
tertentu disekolah; (3) Fungsi produksi secara ekonomis, fungsi ini melihat
produktivitas sekolah ditinjau dari segi keluaran ekonomis yang berkaitan dengan
pembiayaan layanan pendidikan disekolah. Hal ini mencakup "harga" layanan
yang diberikan (pengorbanan/cost) dan "perolehan" (earning) yang ditimbulkan
oleh layanan itu yang disebut"peningkatan nilai baik".
Lipham dan Hoeh (1987) melihat efektivitas berdasarkan: (1) hubungan
dengan pencapaian tujuan bersama bukan pencapaian tujuan pribadi; (2) ukuran
perilaku memadai dihubungkan dengan harapan-harapan yang hams dicapai
melalui peranan yang dimainkan.
Steer (1985) efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur
keberhasilan pendidikan. Dalam upaya pengukuran keberhasilan pendidikan
tersebut ada dua istilah yaitu validasi dan evaluasi. Validasi dapat dilihat dari dua
sisi yaitu intern dan ekstem. Validasi intern merupakan serangkaian tes dan
penilaian yang dirancang untuk mengetahui secara pasti apakah suatu program
pendidikan telah mencapai sasaran yang ditentukan. Validasi ekstemal mempakan
serangkaian tes dan penilaian yang dirancang untuk mengetahui secara pasti
apakah sasaran perilaku dari suatu program pendidikan secara intern telah valid.
Engkoswara (1987) mengemukakan bahwa keberhasilan manajemen
pendidikan adalah produktivitas pendidikan yang dapat dilihat pada prestasi atau
efektivitas dan pada efisiensi. Aspek efektivitas dapat dilihat pada: masukan yang
merata, keluaran yang banyak dan bermutu tinggi, ilmu dan keluaran yang gayut
69
dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun, pendapatan tamatan
serta keluaran yang memadai.
Efektivitas Dana adalah suatu pendekatan untuk rekomendasi kebijakan
yang memungkinkan untuk membandingkan dan memberikan anjuran kebijakan
dengan mengkuantifikasi total biaya dan akibat. Berbeda dengan manfaat dana
yang mencoba mengukur semua faktor yang relevan dalam suatu satuan nilai yang
umum, efektivitas danamenggunakan dua satuan nilai yang berbeda. Dana diukur
dalam bentuk uang sementara efektivitas diukur dalam satuan barang, pelayanan
atau beberapa satuan nilai akibat lainnya. Karena tidak adanya satu satuan nilai
yang umum, maka dalam efektivitas dana tidak dapat diukur nilai efektivitas
bersih atau manfaat bersih, karena tidak masuk akal untuk mengurangi jumlah
biaya dari jumlah barang atau pelayanan. Akan tetapi dimungkinkan untuk dibuat
rasio efektivitas dana dan dana efektivitas. Rasio ini secara keselumhan
mempunyai arti yang berbeda dengan rasio manfaat dana. Jika rasio efektivitas
dana dan dana efektivitas menginformasikan seberapa besar barang atau jasa
dihasilkan per dolar yang dikeluarkan atau berapa banyak dolar dikeluarkan per
unit produksi maka rasio manfaat dana menjelaskan berapa banyak manfaat
dibanding dana yang dikeluarkan dalam suatu kesempatan. Rasio manfaat dana
hams lebih besar dari satu agar terdapat manfaat bersih.
Kelebihan efektivitas dana adalah pada mudahnya penerapan, kapasitasnya
untuk menganalisis barang kolektif dan semi kolektif dimana nilainya tidak dapat
ditafsirkan berdasarkan harga pasar dan ketepatannya untuk menganalisis
ekstemalitas dan hal-hal yang tidak nyata. Kelemahan utama dari efektivitas dana
70
adalah bahwa rekomendasi yang dihasilkannya tidak mudah dihubungkan dengan
agregat kesejahteraan sosial. Tidak seperti manfaat dana upaya untuk mengukur
efektivitas dana adalah untuk suatu program, hukum atau kelompok sasaran
tertentu dan tidak dapat digunakan untuk menghitung manfaat pendapatan bersih
sebagai ukuran dari agregat kepuasan yang dialami oleh anggota masyarakat.
Tugas dalam melakukan efektivitas dana mirip dengan yang dibutuhkan
dalam manfaat dana, dengan dua pengecualian yaitu hanya dana yang disusutkan
dari nilai sekarang dan kriteria kecukupan berbeda dengan yang biasanya
digunakan dalam manfaat dana. Dalam efektivitas dana dua kriteria kecukupan
yang paling sering digunakan adalah:
(1) Kriteria dana terkecil. Program yang mempunyai efektivitas lebih kecil daritingkat yang ditetapkan dikeluarkan, sementara program yang mencapaitingkat efektivitas tertentu yang ditentukan dengan dana yang terkecildirekomendasikan;
(2) Kriteria efektivitas maksimum. Program-program yang mempunyai dana lebihbesar dari batas tertinggi yang ditetapkan dikeluarkan, sementara programyang sesuai dengan tingkat dana yang ditetapkan dengan efektivitas maksimaldirekomendasikan;
(3) Efektivitas marginal. Efektivitas dana kontinus dapat ditetapkan untuk masing-masing jenis pelayanan yang disediakan. Penyedia jasa dengan rasioefektivitas dana yang tertinggi disetiap titik sepanjang fungsi diluar tingkatminimum dari efektivitas mempunyai efektivitas marginal lebih tinggi yaituefektivitas tertinggi yang dapat dicapai pada dolar terakhir yang dibelanjakanpada suatu batas antara dolar yang terakhir dengan dana dolar yang harusdikeluarkan sesudah itu;
(4) Efektivitas dana. Rasio efektivitas dana berbeda dengan rasio manfaat danayang digunakan. Rasio efektivitas dana dapat menghasilkan estimasi yangbias mengenai dana nyata dari suatu jasa atau barang walaupun pengabaiandana bukan berarti mempakan kelemahan yang melekat pada efektivitas dana.(Dunn 1998:462)
Meningkatkan kualitas dan melakukan penghematan dana adalah sasaran
yang saling sesuai, kualitas adalah dasar dimana dua yang lain yaitu dana dan
penyerahan dibangun. Tanpa menciptakan sistem jaminan kualitas yang mantap
71
jangan berharap mampu membangun sistem penyerahan dan manajemen dana
yang efektif.
Gibson (1985: 85) mengemukakan ada beberapa Indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas yaitu: (1) produktivitas; (2)
efisiensi; (3) kepuasan; (4) daya suai; dan (5) pengembangan. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
(1) Produktivitas
Produktivitas dalam manajemen atau organisasi diartikan sebagai suatu
kriteria efektivitas dalam kemampuan organisasi yang menghasilkan output baik
secara kualitas maupun kuantitas.
(2) Efisiensi
Efisiensi dalam organisasi atau manajemen bisa diartikan sebagai
perbandingan antara suatu karya dengan hasil yang dicapai oleh karya itu.
Efisiensi sebagai ciri efektivitas mengukur ketepatan penggunaan sumber-sumber
organisasi yang melibatkan unsur modal alokasi biaya, waktu, tenaga, sumber
daya dalam upaya mencapai tujuan secara maksimal. Apabila dikaitkan dengan
pemanfaatan dana bantuan maka efisiensi dapat dilihat bagaimana tingkat
kesesuaian biaya, tenaga, alat dan waktu yang dipergunakan.
(3) Daya Suai
Bila dikaitkan dengan manajerial maka ciri daya suai (adaptabilitas)
berkaitan dengan persoalan sampai sejauh mana suatu organisasi mempunyai
kemampuan merespon berbagai pembahan yang sering terjadi baik yang bersifat
internal maupun ekstemal. Konsep daya suai sebagai suatu ciri efektivitas adalah
72
suatu kemampuan manajerial dalam merespon pembahan dalam lingkungan
organisasi itu sendiri bila dihubungkan dengan pemanfaatan dana bantuan maka
dimensi internal ciri tersebut adalah berhubungan dengan persoalan yang
menyangkut sejauh mana sekolah bisa memanfaatkan dana bantuan dalam
peningkatan mutu SLTP swasta. Selanjutnya padadimensi ekstemal ciri daya suai
berkaitan erat dengan persoalan sejauhmana daya respon hasil pemanfaatan.dari
sebuah dana bantuan terhadap sekolah.
(4) Kepuasan
Suatu organisasi dalam berbagai aktifitasnya mempakan suatu sistem
interaksi antar manusia. Sebagai sistem interaksi maka faktor-faktor yang
berkaitan dengan nilai keuntungan, motif serta kepuasan menjadi sesuatu yang
amat penting, maka apabila seseorang yang terlibat dalam suatu kegiatan
senantiasa didorong oleh suatu motif maka biasanya akan mendorong seseorang
kepada suatu tingkat kegairahan kerja yang secara tidak langsung akan
meningkatkan produktivitas kerja seseorang. Dalam manajemen masalah
kepuasan sebagai ciri efektivitas sering diukur dari indikator tentang sampai
sejauhmana sikap partisipasi organisasi yaitu frekuensi presensi kerja, ketepatan
kerja, semangat kerja dan ketenangan kerja.
(5) Pengembangan
Pengembangan sebagai suatu ciri^ efektivitas adalah mengukur sampai
sejauhmana komitmen organisasi dalam mengelola dan memanfaatkan ataupun
memperluas kapasitas potensinya sehingga organisasi mengalami suatu
pertumbuhan yang optimal. Kaitannya dengan pemanfaatan dana bantuan ciri ini
73
dapat dikaitkan dengan kemampuan mengelola dan memanfaatkan dana bantuan
itu sendiri.
2. Pemanfaatan Dana
Bertitik tolak dari konsep keuangan atau pembiayaan, pembiayaan
mempakan salah satu kajian dalam administrasi pendidikan yang membicarakan
mengenai bagaimana sumber-sumber dana diperoleh, bagaimana sumber-sumber
dana dimanfaatkan setelah memperolehnya, serta mempertanggungjawabkannya
dalam satuan pendidikan tertentu. Dalam penelitian ini manajemen pemanfaatan
dana mencakup pada lingkup kegiatan yang luas, seperti: (1) perencanaan dana
guna memaksimumkan selisih antara danadan perolehan; (2) penghematan secara
menyelumh; (3) rencanainvestasi oleh manajemen puncak.
Peluang untuk melakukan pemanfaatan dana dapat dinyatakan dengan
konsep yang terkandung dalam pemborosan. Cara terbaik untuk menambah
bermanfaatnya dana adalah dengan menghapuskan penggunaan berlebih dari
semua sumber daya. Guna menambah bermanfaatnya dana ke lima kegiatan
berikut dapat dilakukan secara serempak dengan kegiatan meningkatkan kualitas
menjadi kegiatan yang terpenting, yaitu:
(1) Meningkatkan Kualitas
Kegiatan meningkatkan kualitas pada dasarnya memprakarsai
pengurangan pemanfaatan dana. Kualitas memjuk pada kualitas proses dari para
manajer dan karyawan dalam bekerja. Meningkatkan kualitas proses akan
berdampak pada tingkat kesalahan yang makin berkurang, lebih sedikit kegagalan,
74
lebih sedikit pekerjaan ulang mengulangi, waktu tempuh proses yang lebih
singkatdan penurunanjumlah sumberdaya yang digunakan. Peningkatan kualitas
mempakan padanan kata dari tingkat hasil (yield) yang lebih baik. Kualitas proses
mencakup kualitas kerja proses yang terjadi dibidang: pengembangan, produksi,
dan penjualan produk maupun jasa layanan. Secara khusus bermakna cara produk
atau jasa layanan dibuat dan diserahkan. Secara lebih spesifik mengacu pada
pengelolaan atau manajemen sumber daya. Sumber daya yang dimaksud adalah
manusia (kegiatan para karyawan), mesin, material, metode dan pengukuran.
(2) Meningkatkan Produktivitas
Produktivitas meningkat bila masukan (input) lebih sedikit dapat
menghasilkan keluaran (output) yang sama atau output meningkat dengan input
yang sama dan berkaitan dengan berbagai sumber daya langsung. Sedangkan
output adalah produk, jasa layanan atau tingkat hasil dan nilai tambah. Kurangi
jumlah tenaga kerja disuatu jalur produksi, lebih sedikit jumlah tenaga kerja
disuatu jalur adalah lebih baik.
(3) Memperpendek Jalur Produksi
Dalam bidang manufaktur jalur produksi yang panjang membutuhkan
lebih banyak orang lebihbanyak barang dalam proses dan waktu tempuh produksi
yang lebih lama. Lebih banyak orang berarti makin banyak kesalahan yang dapat
dibuat yang berdampak pada masalah kualitas. Tingkat kualitas, persediaan, dan
waktu tempuh produksi yang jauh lebih panjang menciptakan dana operasi yang
jauh lebih besar daripada yang sehamsnya.
75
(4) Mempersingkat Waktu Tempuh
Waktu tempuh yang lebih pendek berarti pemanfaatan yang lebih baik dari
sumber daya organisasi. Berarti fleksibilitas dalam memenuhi kehendak
konsumen dan dana operasi lebih rendah. Waktu tempuh mempakan ukuran sejati
dari kemampuanmanajemen dan mengusahakannya menjadi makin singkat harus
menjadi obsesi dari manajemen puncak. Cara untuk mempersingkat waktutempuh
mencakup: memperbaiki dan mempercepat umpan balik bempa pesanan
konsumen dan berkomunikasi secara lebih baik dengan para pemasok. Hal ini
akan mengurangi tingkat persediaan bahan baku dan berbagai persediaan lainnya.
Merampingkan dan meningkatkan fleksibilitas akan berdampak pada waktu
tempuh produksi yang makin singkat. Bila semua orang dalam organisasi bekerja
keras mencapai sasaran ini maka akan terhimpun banyak manfaat positif pada
manajemen dana yang efektif.
(5) Penghematan secara menyeluruh
Penghematan secara menyeluruh mampu menciptakan prosedur yang
singkat, fleksibel, efisien, bebas kesalahan danbebas kemacetan. Dengan kata lain
apabila organisasi dapat menemukenali masalah yang muncul ditempat kerja
maka organisasi akan dapat mengidentifikasi kekurangan yang terjadi pada
manajemen tahap hulu.
Penyerahan tepat waktu memjuk pada penyerahan barang atau jasa secara
tepat dalam hal waktu maupun jumlah. Salah satu tugas penting manajemen
adalah menyerahkan produk atau jasa layanan sejumlah tertentu sesuai kehendak
konsumen. Tantangan bagi manajemen adalah bagaimana menepati janji
76
penyerahan bersamaan dengan memenuhi tingkat kualitas dan target dana. Sesuai
dengan aksioma utamakan kualitas. Kualitas adalah dasar dimana dana dan
penyerahan dibangun. Sistem just in time (JIT) menekankan dua sasaran yaitu:
biaya dan penyerahan namun hanya dapat diwujudkan bila sistem jaminan
kualitas yang mantap sudah ada. Dengan menghapuskan semua jenis kegiatan
tidak bernilai tambah, JIT membantu penghematan. JIT mempakan cara yang
paling praktis dalam menghemat dana secara drastis bagi organisasi yang belum
pernah mencoba sebelumnya. JIT juga menekankan waktu penyerahan.
Pendekatan konvensional umumnya adalah menyerahkan produk yang berasal
dari persediaan dimana konsumen menanggung dana tambahan. Semua upaya
dalam JIT ditujukan untuk membuat dan menyerahkan produk secara tepat waktu
yaitu memproduksi hanya sebanyak yang dibutuhkan, pada saat dibutuhkan,
mengurangi dana yang berlebihan pada persediaan memungkinkan membangun
fleksibilitas kedalam sistem manajemen.
3. Peningkatan Mutu
Secara esensial perkataan mutu menunjukan kepada suatu ukuran
penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang
(products) dan atau jasa(services) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas
bobot dan atau kinerjanya (Pfeffer and Coote, 1991). Adapun penerapannya dapat
digunakan dan dipandang sebagai suatu hal yang bersifat mutlak dan atau secara
relatif. Konsepsi mutu dalam makna yang mutlak itu pada dasarnya hanya
diberikan kepada suatu hal yang dipandang memiliki ukuran nilai tertinggi dan
77
bersifat unik. Ungkapan mutu yang mutlak juga erat kaitannya dengan ukuran: (1)
kebaikan (goodness); (2) keindahan (beauty); (3) kebenaran (truth); dan (4)
idealitas, seperti: high, quality, top quality, quality product. Dengan kata lain
dalam praktek kehidupan manusia umumnya cendemng untuk menerapkan makna
mutu itu secara relatif. Atas dasar mutu itu membutuhkan standar ukuran tertentu
sebagai patokan. Dengan mengacu kepada ukuran baku mutu (quality standard)
orang-orang bempaya menjangkaunya sesuai dengan kadar kemampuannya. Bagi
praktek penyelenggaraan sistem pendidikan, makna mutu yang bersifat relatiflah
yang cendemng bermuatan nilai pedagogis. Yang penting setiap orang berhak atas
mutu individualnya sesuai dengan kondisi objektifnya.
Untuk memungkinkan kemudahan pengenalan, pengamatan,
pengungkapan dan atau pengukuran serta pendeskripsian secara kuantitatif dan
atau kualitatif karakteristik/ciri utama mutu, maka seyogyanya dapat
diidentifikasikan secara jelas indikator-indikatornya dan didefinisikan
deskriptornya secara operasional.
Menumt Abin dan Muhtaram (2000:13-18) secara garis besar indikator
mutu dibagi kedalam dua kategori yaitu:
(1) kelayakan mutu perangkat unsur-unsur (components) sistemnya;(2) kelaikan mutu perangkat aspek kinerja (performance) sistemnya.
Pertama, indikator dan deskriptor mutu perangkat komponen sistem,menunjukkan; (a) kesesuaian dengan spesifikasi/rancang bangun yang telahditetapkan (conformance to specification); (b) kecocokan dengan maksud ataupemntukkannya (fitness for purpose or use); (c) tanpa cacat atau kelemahan (zerodefects); (d) benar/tepat untuk pertama kalinya dan seterusnya (right first time,every time); artinya untuk setiap komponen mempunyai indikator dan persyaratanambangnya sendiri seperti dalam unsur:
78
(a) stake holder; dapat dilihat siapa yang berkepentingan dengan pendidikan;(b) visi,misi,nilai,tujuan,fungsi,tugas pokok dan strategi, dapatdilihat format dan
kandungan rumusan/pernyataannya siapa yang membuatnya;(c) persyaratan ambang dengan kelengkapan peraturan dan normatifnya, dapat
dilihat keadaan dan kelengkapannya;(d) masukan (dasar, instrumental dan lingkungan) dapat dilihat dari segi keadaan
dan kelengkapannya, seperti bagaimana pendayagunaan danpemberdayaannya serta pengamh dan kontribusi dan daya dukungnyaterhadap keselumhan kehidupan dan kinerja sistemnya;
(e) proses operasional, unsur ini mencakup proses teknis operasional pendidikan(sebagai pelayanan pokok) dan manajerial administratif yang memungkinkanterselenggara dan berlangsungnya operasi pendidikan;
(f) keluaran, dapat dicermati berapa banyak peserta didik yang lulus tepat padawaktunya, yang lebih cepat (jika sistem mengijinkan dan yang terlambatuntuk setiap angkatan (cohort);
(g) dampak (outcome), dapat dilihat secara umum berapa banyak yang dapatditerima melanjutkan studi pada SLTP (negeri/swasta) atau kejar paket B atautidak melanjutkan setiap angkatan.
Kedua, Indikator dan deskriptor mutu perangkat aspek kinerja sistem,
menunjukkan: (a) tingkat kelaikan nisbah atau hubungan (korelasional,
regresional, proporsional, kontribusi relatif, detemiinasi secara positif atau
negatif) antara komponen pendidikan yang satu dengan lainnya; (b) hasil-hasil
analisis perhitungan kuantitatif (rasio, korelasi, proporsi) dan atau analisis
kualitatif dari relasi (nisbah) antar komponen sistem dipandang sebagai indikator
kelaikan kinerja sistem, seperti berikut:
(a) aspiratif, dapat dideteksi melalui analisis rasional hubungan komponen stakeholder dengan gugus komponen visi, misi, dan tujuan;
(b) regulasi normatif, dapat dilihat melalui analisis rasional hubungan antaragugus komponen visi,misi dan tujuan dengan komponen persyaratanambangnya;
(c) akuntabilitas pendidikan, dapat dideteksi melalui analisis rasional dan tingkatketerkaitan antara komponen persyaratanambang dengan komponen masukan(input), proses, keluaran (output);
(d) efisiensi pendidikan, dapat dicermati dan dideteksi melalui analisis rasionaldan tingkat keterkaitan pendayagunaan perangkat komponen masukan(dasar,instrumental,lingkungan) dalam komponen proses operasionalpendidikan;
79
(e) produktivitas pendidikan, dapat dideteksi melalui proses analisis statistik,yaitu mendeteksi seberapa banyak daya hasil suatu satuan program yangdioperasionalkan melalui suatu proses dalam suatu periode atau kurun waktutertentu untuk mewujudkan produk (hasil) seperti yang telahditetapkan dalampersyaratan ambangnya;
(f) relevansi pendidikan, dapat dicermati dan dideteksi melalui analisis rasionaldan analisis statistik atas keterkaitan komponen produk (output) dengandampak (outcomes) dalam jangka waktu yang relatif panjang (pasca sikluspendidikan);
(g) pendidikan apresiatif; dapat dicermati dan dideteksi keterkaitan antarakomponen dampak (outcomes) dengan komponen stake holder, melaluianalisis rasional dan statistik berdasarkan studi telusuran lulusan (tracerstudies).
Dengan memperhatikan kedua gugus indikator diatas maka mutu dapat
diproyeksikan, diprogramkan, dikembangkan, dilakukan pengawasan dan
pembinaan secara berkelanjutan.