metode tunggal

14
METODE TUNGGAL (SINGLE PLAN) Ada tiga bagian akuntansi biaya standar dengan menggunakan metode tunggal yaitu : pencatatan biaya bahan baku, pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. A. Pencatatan Biaya Bahan Baku Pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dipengaruhi oleh saat pencatatan selisih harga bahan baku. Oleh karena itu, pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli. Dalam metode pencatatan ini, rekening Persediaan Bahan Baku didebit sebesar hasil kali kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga standar bahan baku per satuan. Rekening Utang Dagang dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga sesungguhnya bahan baku per satuan. Selisih antara pendebitan rekening Persediaan Bahan Baku dengan pengkreditan rekening Utang Dagang dicatat dalam rekening Selisih Harga Pembelian Bahan Baku (materials purchase price variance). Pada saat bahan baku dipakai, rekening Barang dalam Proses didebit dengan hasil kali kuantitas standar bahan baku yang dipakai dengan harga standar, sedangkan rekening Persediaan Bahan Baku dikredit sebesar kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai dengan harga standar. Selisih pendebitan rekening Barang dalam Proses dengan pengkreditan rekening Persediaan Bahan Baku dicatat dalam rekening Selisih Pemakaian Bahan Baku (materials quantity variance). Berikut adalah gambar yang melukiskan pencatatan biaya bahan baku dengan metode ini. Utang Dagang Persediaan Bahan Baku Barang dalam Proses KSDib x HS KSDib x HSt KSDip x HSt KStDip x HSt

Upload: rai-surya-saraswati

Post on 03-Feb-2016

248 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

feb unud

TRANSCRIPT

Page 1: METODE TUNGGAL

METODE TUNGGAL (SINGLE PLAN)

Ada tiga bagian akuntansi biaya standar dengan menggunakan metode tunggal yaitu : pencatatan biaya bahan baku, pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

A. Pencatatan Biaya Bahan BakuPencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dipengaruhi oleh saat pencatatan selisih harga bahan baku. Oleh karena itu, pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dibagi menjadi tiga yaitu :1. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli.

Dalam metode pencatatan ini, rekening Persediaan Bahan Baku didebit sebesar hasil kali kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga standar bahan baku per satuan. Rekening Utang Dagang dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga sesungguhnya bahan baku per satuan. Selisih antara pendebitan rekening Persediaan Bahan Baku dengan pengkreditan rekening Utang Dagang dicatat dalam rekening Selisih Harga Pembelian Bahan Baku (materials purchase price variance).

Pada saat bahan baku dipakai, rekening Barang dalam Proses didebit dengan hasil kali kuantitas standar bahan baku yang dipakai dengan harga standar, sedangkan rekening Persediaan Bahan Baku dikredit sebesar kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai dengan harga standar. Selisih pendebitan rekening Barang dalam Proses dengan pengkreditan rekening Persediaan Bahan Baku dicatat dalam rekening Selisih Pemakaian Bahan Baku (materials quantity variance). Berikut adalah gambar yang melukiskan pencatatan biaya bahan baku dengan metode ini.

Utang Dagang Persediaan Bahan Baku Barang dalam Proses

KSDib x HS KSDib x HSt KSDip x HSt KStDip x HSt

Selisih Harga Selisih Pemakaian Pembelian Bahan Baku Bahan Baku

(HSt – HS) x KSDib (KSt – KS) x HSt

Catatan :KSDib = Kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeliKSDip = Kuantitas sesungguhnya yang dipakaiKStDip = Kuantitas standar yang seharusnya dipakaiHS = Harga sesungguhnyaHSt = Harga standar

Page 2: METODE TUNGGAL

Metode pencatatan bahan baku ini menimbulkan kesulitan apabila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan bahan baku di gudang. Kesulitan yang timbul adalah dalam menentukan selisih harga pembelian bahan baku yang melekat pada persediaan bahan baku pada akhir periode tersebut. Rekening Selisih Harga Pembelian Bahan Baku hanya dapat menunjukkan jumlah seluruh selisih harga pembelian bahan baku yang terjadi dalam suatu periode akuntansi.

Contoh 9PT Rimendi menggunakan system biaya standar. Biaya bahan baku per satuan produk adalah sebagai berikut

Kuantitas standar 50 kgHarga standar per kg Rp 100

Dalam bulan januari, 19X1, jumlah produk yang dihasilkan adalah 2.000 satuan, yang mengkonsumsi bahan baku sebanyak 120.000 kg. Dalam bulan tersebut, kuantitas bahan baku yang dibeli adalah 150.000 kg, dengan harga beli Rp 90 per kg. Perusahaan menggunakan model dua selisih (the two-way model) dalam menganalisis selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar.

Perhitungan selisih biaya bahan baku adalah sebagai berikut :

Selisih harga pembelian bahan baku :Harga pembelian standar (150.000 x Rp 100) Rp 15.000.000Harga pembelian sesungguhnya (150.000 x Rp 90) 13.500.000Selisih harga pembelian bahan baku Rp 1.500.000 L

Selisih pemakaian bahan baku :Pemakaian standar (2.000 x 50 kg x Rp 100) Rp 10.000.000Pemakaian sesungguhnya (120.000 kg x Rp 100) 12.000.000Selisih pemakaian bahan baku Rp 2.000.000 R

Selisih harga bahan baku yang dipakai :Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya

pada harga standar (120.000 kg x Rp 100) Rp 12.000.000Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya

pada harga sesungguhnya (120.000 kg x Rp 90) 10.800.000 Selisih harga bahan baku yang dipakai Rp 1.200.000

Jika selisih bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli, jurnal yang dibuat oleh PT Rimendi pada saat pembelian dan pemakaian bahan baku adalah sebagai berikut :

Persediaan Bahan Baku Rp 15.000.000Utang Dagang Rp 13.500.000Selisih Harga Pembelian Bahan Baku 1.500.000

(Untuk mencatat pembelian bahan baku)

Barang dalam Proses-Bahan Baku Rp 10.000.000Selisih Pemakaian Bahan Baku 2.000.000

Page 3: METODE TUNGGAL

Persediaan Bahan Baku Rp 12.000.000(Untuk mencatat pemakaian bahan baku)

2. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai.Dalam metode ini, pada saat bahan baku yang dibeli, rekening Persediaan Bahan Baku

didebit sebesar hasil kali kuantitas bahan baku yang dibeli dengan harga sesungguhnya bahan baku per satuan dan rekening Utang Dagang dikredit dengan jumlah yang sama. Dengan demikian pada saat pembelian, tidak diadakan pencatatan selisih harga yang terjadi.

Pada saat bahan baku dipakai, rekening Barang dalam Proses didebit sebesar hasil kali kuantitas standar bahan baku dikalikan dengan harga standar bahan baku per satuan, sedangkan rekening Persediaan Bahan Baku dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai dikalikan dengan harga sesungguhnya per satuan bahan baku. Selisih yang timbul dari pendebitan rekening Barang dalam Proses dan pengkreditan rekening Persediaan Bahan Baku adalah : selisih harga dan selisih kuantitas. Selisih harga dicatat dalam rekening Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai dan selisih kuantitas dicatat dalam rekening Selisih Pemakaian Bahan Baku. Berikut adalah gambar yang melukiskan pencatatan selisih harga bahan baku dengan metode ini.

Utang Dagang Persediaan Bahan Baku Barang dalam Proses

KSDib x HS KSDib x HS KSDip x HS KStDip x HSt

Selisih Harga Selisih Pemakaian

Pembelian Bahan Baku Bahan Baku

(HSt – HS) x KStDip (KStDip – KSDip x HSt)

Berdasarkan data dalam contoh di atas, jurnal pencatatan pembelian dan pemakaian bahan baku dengan metode ini adalah sebagai berikut :

Persediaan Bahan Baku Rp 13.500.000Utang Dagang Rp 13.500.000

(untuk mencatat transaksi pembelian bahan baku)

Barang dalam Proses Rp 10.000.000Selisih Kuantitas Bahan Baku 2.000.000

Page 4: METODE TUNGGAL

Persediaan Bahan Baku Rp 10.800.000Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai 1.200.000

(untuk mencatat pemakaian bahan baku)

3. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakaiMetode ketiga ini merupakan kombinasi antara metode 1 dan metode 2 yang telah diuraikan

di atas. Pada saat bahan baku dibeli, selisih harga yang terjadi dicatat dalam rekening Selisih Harga Pembelian Bahan Baku. Pada saat bahan baku dipakai, sebagian dari selisih harga yang melekat pada bahan baku yang dipakai ditransfer ke rekening Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai. Dalam metode ini rekening Persediaan Bahan Baku didebit dan dikredit dengan harga standar bahan baku. Berikut adalah gambar yang melukiskan pencatatan selisih harga bahan baku yaitu :

Utang Dagang Persediaan Bahan Baku Barang dalam Proses

KSDib x HS KSDib x HSt KSDip x HSt KStDip x HSt

Selisih Harga Selisih Harga Selisih Pemakaian Pembelian Bahan Baku Bahan Baku yang Bahan Baku

Dipakai

(HSt – HS) x KSDib (KSt – KS) x HSt

(HSt – HS) x KSDip

Dari contoh di atas, jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

Persediaan Bahan Baku Rp 15.000.000Utang Dagang Rp 13.500.000Selisih Harga Pembelian Bahan Baku 1.500.000

(untuk mencatat pembelian bahan baku)

Barang dalam Proses-Bahan Baku Rp 10.000.000Selisih Pemakaian Bahan Baku 2.000.000

Persediaan Bahan Baku Rp 12.000.000(untuk mencatat pemakaian bahan baku)

Page 5: METODE TUNGGAL

Selisih Harga Pembelian Bahan Baku Rp 1.200.000Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai Rp 1.200.000

(untuk mencatat selisih harga pembelian bahan baku yang melekat pada bahan baku yang dipakai dalam produksi)

B. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja LangsungPencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui 3 tahap yaitu :1. Pencatatan utang upah langsung

Pada saat daftar upah langsung selesai dibuat, Bagian Akuntansi Keuangan membuat jurnal sebagai berikut :

Gaji dan Upah xxUtang Gaji dan Upah xx

2. Pencatatan distribusi upah langsungDistribusi upah langsung dilakukan dengan mendebit rekening Barang dalam Proses sebesar

hasil kali jam kerja standar dengan tarif upah standar, dan mengkredit rekening Gaji dan Upah sebesar hasil kali jam kerja sesungguhnya dengan tarif upah sesungguhnya. Selisih pendebitan rekening Barang dalam Proses dengan pengkreditan rekening Gaji dan Upah dicatat dalam rekening Selisih Tarif Upah dan Selisih Efisiensi Upah.

Jurnal distribusi upah langsung adalah sebagai berikut (misalnya selisih yang terjadi merupakan selisih yang merugikan) :

Barang dalam Proses xxSelisih Tarif Upah xxSelisih Efisiensi Upah xx

Gaji dan Upah xx

3. Pencatatan pembayaran upah langsungPembayaran upah langsung dijurnal sebagai berikut :

Utang Gaji dan Upah xxKas xx

Contoh :

Jika perusahaan menggunakan model dua selisih dalam analisis selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar, maka perhitungan selisih biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut :

Biaya tenaga kerja langsung standar (250 x 20 jam x Rp 500) Rp 2.500.000

Biaya tenaga kerja sesungguhnya ( 5.100 jam x Rp 475) 2.422.500

Selisih biaya tenaga kerja langsung Rp 77.500

Dari perhitungan selisih dengan model dua selisih dalam contoh 8 diperoleh selisih tarif upah sebesar Rp 127.500 L dan selisih efisiensi upah Rp 50.000 R

Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut :

Page 6: METODE TUNGGAL

Barang dalam Proses Rp 2.500.000

Selisih Efisiensi Upah Rp 50.000

Gaji dan Upah Rp 2.422.500

Selisih Tarif dan Upah 127.500

C. Pencatatan Biaya Overhead PabrikPencatatan biaya overhead pabrik dalam metode tunggal (single plan) dipengaruhi oleh metode

analisis selisih biaya overhead yang digunakan. 1. Metode Dua Selisih

Atas dasar data dalam contoh 8, dan perhitungan selisih dalam contoh tersebut, jurnal pencatatan biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :

Jurnal pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk :Barang dalam Proses Rp 3.500.000

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp 3.500.000250 x 20 jam x Rp 700

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya :Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 3.650.000

Berbagai Rekening yang Dikredit Rp 3.650.000Jurnal untuk mencatat penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya :

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp 3.500.000Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 3.500.000

Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik :Selisih Terkendalikan Rp 90.000Selisih Volume 60.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 150.000

2. Metode Tiga SelisihAtas dasar data dalam contoh 8 dan perhitungan selisih dalam contoh tersebut jurnal

pencatatan biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut : Jurnal pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk :

Barang dalam proses (5.000 jam x Ro 700) Rp 3.500.000Selisih Efisiensi 70.000

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan (5.100 jam x Rp 700) Rp 3.570.000Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya :

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 3.650.000Berbagai Rekening yang Dikredit Rp 3.650.000

Jurnal untuk mencatat penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya :

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp 3.570.000

Page 7: METODE TUNGGAL

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 3.570.000Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik :

Selisih Pengeluaran Rp 50.000Selisih Kapasitas 30.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 80.000

3. Metode Empat SelisihKarena perbedaan metode empat selisih dengan metode tiga selisih terletak pada selisih

efisiensi, maka pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode empat selisih dilakukan dengan membentuk rekening Selisih Efisiensi Variabel dan rekening Selisih Efisiensi Tetap. Dari data dan perhitungan selisih dalam contoh 8, jurnal pencatatan selisih efisiensi adalah sebagai berikut :

Barang dalam Proses Rp 3.500.000Selisih Efisiensi Variabel 40.000Selisih Efisiensi Tetap 30.000

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp 3.570.000Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, penutupan biaya overhead pabrik

yang dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya, dan pencatatan selisih pengeluaran dan selisih kapasitas dalam metode empat selisih ini sama dengan yang dibuat dalam metode tiga selisih.

D. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dilakukan dengan mengkredit

rekening Barang dalam Proses dan mendebit rekening Persediaan Produk Jadi sebesar hasil kali kuantitas produk jadi yang ditrasfer ke gudang dengan harga pokok standar per satuan produk.

Pencatatan harga pokok produk selesai dari Contoh 8 adalah sebagai berikut :

Persediaan Produk Jadi (250.000 unit produk x Rp 29.000) Rp 7.250.000Barang dalam Proses Rp 7.250.000

SELISIH KOMPOSISI BAHAN BAKU DAN SELISIH HASIL (MATERIALS MIX DAN YIELD VARIANCE)

Bahan baku yang dipakai dalam perusahaan seringkali terdiri atas berbagai macam jenis dan mutu. Dalam perusahaan-perusahaan tertentu, seringkali terdapat kemungkinan untuk mengubah komposisi bahan baku yang dipakai dengan tujuan untuk merendahkan biaya, dengan mutu dan kuantitas hasil produk yang tetap memuaskan. Penurunan biaya juga dapat dilakukan dengan perbaikan hasil bahan baku yang dipakai. Dalam perusahaan semacam ini, manajemen memerlukan analisis selisih komposisi dan hasil bahan baku.

Selisih Komposisi Bahan BakuSelisih komposisi adalah penyimpangan jika terajdi spesifikasi bahan baku menurut standar telah

ditentukan dan komposisi jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi telah ditetapkan, maka bila terjadi penyimpangan antara komposisi standar dengan komposisi sesungguhnya bahan yang dipakai.

Page 8: METODE TUNGGAL

Selisih HasilHasil dapat didefinisikan sebagai jumlah produk utama yang dihasilkan dari pengolahan bahan

baku tertentu. Jika untuk menghasilkan 10 satuan produk dibutuhkan 20 kg bahan baku, maka persentase hasil dalam hal ini adalah 50 % (10/20 x 100 %). Jika persentase hasil sesungguhnya menyimpang dari standar, maka penyimpangan ini disebut selisih hasil. Contoh 10Untuk menghasilkan 5 satuan produk A dibutuhkan bahan baku menurut komposisi standar disajikan dalam gambar berikut.

Jenis Bahan Baku KuantitasJumlah %

Harga Standar per kg Biaya bahan baku per 5 satuan

produkX 6 kg 60 Rp 15 Rp 90Y 4 kg 40 Rp 20 Rp 80

Total 10 kg 100 Rp 170Misalkan jumlaj produk A yang dihasilkan dalam bulan April 19X1 berjumlah 4.550 satuan dengan

pemakaian bahan baku X = 5.200 kg dan Y = 3.800 kg.

Penghitungan Selisih Hasil Bahan BakuBerdasarkan data gambar di atas, dan data biaya produksi sesungguhnya tersebut di atas, selisih

komposisi bahan dihitung seperti disajikan dalam gambar berikut.

Jenis bahan baku

Komposisi standar

Kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai

Selisih komposisi bahan baku dalam kg

Harga standar bahan

baku per kg

Selisih komposisi bahan baku

Menurut komposisi

sesungguhnya

Menurut komposisi

standar

(2) x 9.000 (3) – (4) (5) – (6)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)X 60 % 5.200 kg 5.400 kg 200 Rp 15 Rp 3.000 LY 40 % 3.800 kg 3.600 kg 200 Rp 20 Rp 4.000 R

Total 9.000 kg 9.000 kg Rp 1.000 R

Selisih Hasil Biaya Tenaga Kerja Untuk menghasilkan 5 satuan produk selesai dibutuhkan 10 kg bahan baku ( X dan Y) atau

persentase hasilnya 50 %. Jadi kalau jumlah bahan baku X dan Y yang diolah dalam periode akuntansi tersebut sebanyak 9.000 kg, menurut persentase hasil standar harus menghasilkan 50 % x 9.000 = 4.500 unit produk selesai. Padahal hasil sesungguhnya berjumlah 4.550 satuan, sehingga selisih hasil (dalam unit) sebesar 50 satuan. Perhitungan selisih hasil bahan baku dapat diringkas sebagai berikut.

Hasil sesungguhnya 4.550 satuanHasil menurut standar 50% x 9.000 satuan 4.500 satuan

Selisih hasil (dalam kuantitas) 50 satuanSelisih hasil dalam rupiah 50 x Rp 34 Rp 1.700

Page 9: METODE TUNGGAL

Karena setiap 5 satuan produk membutuhkan biaya bahan baku Rp 170, maka biaya bahan baku yang terkandung dalam setiap satuan produk selesai adalah sebesar Rp 34 (Rp 170 : 5). Jadi selisih hasil dalam dalam rupiah adalah 50 x Rp 34 = Rp 1.700 (laba).

Berikut adalah perhitungan selisih hasil upah dan selisih hasil biaya overhead pabrik. Misalkan dari contoh di atas, untuk menghasilkan 5 satuan produk dibutuhkan biaya tenaga kerja standar Rp 150 dan biaya overhead pabrik standar Rp 200 maka selisih hasil dapat dihitung sebagai berikut.

Selisih Hasil Biaya Tenaga KerjaHasil sesungguhnya x biaya tenaga kerja standar per satuan produk (4.550 x Rp 30) = Rp136.500Hasil standar x biaya tenaga kerja standar per satuan produk (4.500 x Rp 30) = Rp 135.000

Selisih hasil biaya tenaga kerja Rp 1.500 L

Selisih Hasil Overhead PabrikHasil sesungguhnya x biaya overhead pabrik per satuan produk (4.550 x Rp 40) = Rp 182.000Hasil standar x biaya overhead pabrik per satuan produk (4.500 x Rp 40) = Rp 180.000

Selisih hasil overhead pabrik

Pencatatan Selisih Komposisi Bahan Baku dan Selisih HasilPerbedaan antara selisih komposisi dan selisih hasil bahan baku merupakan selisih pemakaian

bahan. Dalam contoh di atas selisih pemakaian bahan sebesar Rp 700 (Rp 1.700 – Rp 1.000) sama dengan:

Selisih hasil bahan baku Rp 1.700 LSelisih komposisi bahan baku Rp 1.000 R

Rp 700 LDari contoh di atas pencatatan Selisih Komposisi Bahan Baku adalah sebagai berikut :

Barang dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp 153.000Selisih Komposisi Bahan Baku 1.000

Persediaan Bahan Baku Rp 154.000

Dari contoh di atas, jurnal pencatatan Selisih Hasil Bahan adalah sebagai berikut :Persediaan Produk Jadi (4.550 satuan x Rp 34) Rp 154.700

Selisih Hasil Bahan Baku Rp 1.700Barang dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp 153.000(5.400 satuan x Rp 15) + (3.600 satuan x Rp 20)

Untuk mencatat selisih hasil biaya tenaga kerja dan selisih hasil overhead pabrik adalah sebagai berikut.

Produk Jadi Rp 136.500Selisih Hasil Biaya Tenaga Kerja Rp 1.500Barang dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Rp 135.000

(untuk mencatat selisih hasil upah)

Persediaan Produk Jadi Rp 182.000Selisih Hasil Overhead Pabrik Rp 2.000

Page 10: METODE TUNGGAL

Barang dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 180.000(untuk mencatat selisih hasil biaya overhead pabrik)