metode student facilitator and explaining (sfae)

9
a. Definisi metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining Perasaan bersahabat merupakan ciri-ciri dan sifat interaksi remaja dalam kelompok sebayanya. Mereka sadar bahwa dirinya dituntut untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan teman lain dalam kelompok, meskipun beberapa saat tertentu mereka kurang dapat memenuhi tuntutan kelompok tersebut. Teman sejawat merupakan hal penting yang tidak dapat diremehkan pada masa- masa remaja. Diantara para remaja terdapat jalinan perasaan yang sangat kuat. Pada kelompok teman sejawat itu umtuk pertama kalinya remaja menerapkan prinsip-prinsip hidup bersama dan bekerjasama. Dalam jalinan yang kuat itu terbentuk norma, nilai-nilai dan simbol-simbol tersendiri yang lain dibandingkan apa yang ada di rumah mereka masing-masing. Terkadang pertentangan nilai dan norma yang sering terjadi antara norma dan nilai kelompok pada satu pihak dengan nilai dan norma keluarga pada lain pihak, sering kali timbul pada masa remaja. Dalam hal ini penyesuaian diri dihadapi oleh remaja. Remaja berusaha untuk tidak melanggar peraturan rumah tangga, sementara ia juga merasa takut dikucilkan teman sebaya sekelompok mereka. Sejalan dengan hal itu Monks, Knoers dan Rahayu Haditono (1998:183 ) mengatakan : Perkembangan sosial dan kepribadian mulai dari usia pra sekolah hingga akhir sekolah ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga, ia makin mendekatkan diri pada orang-orang lain disamping aggota keluarga. Meluasnya lingkungan sosial bagi anak menyebabkan anak menjumpai pengaruh- pengaruh yang ada diluar pengawasan orang tua. Ia bergaul dengan teman-teman, ia mempunyai guru-guru yang mempunyai pengaruh yang sangat besar.

Upload: nurliya-nimatul-rohmah

Post on 16-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Metode Pembelajaran PTK

TRANSCRIPT

  • a. Definisi metode pembelajaran Student Facilitator And Explaining

    Perasaan bersahabat merupakan ciri-ciri dan sifat interaksi remaja dalam kelompok

    sebayanya. Mereka sadar bahwa dirinya dituntut untuk dapat menyesuaikan dirinya

    dengan teman lain dalam kelompok, meskipun beberapa saat tertentu mereka kurang dapat

    memenuhi tuntutan kelompok tersebut.

    Teman sejawat merupakan hal penting yang tidak dapat diremehkan pada masa-

    masa remaja. Diantara para remaja terdapat jalinan perasaan yang sangat kuat. Pada

    kelompok teman sejawat itu umtuk pertama kalinya remaja menerapkan prinsip-prinsip

    hidup bersama dan bekerjasama. Dalam jalinan yang kuat itu terbentuk norma, nilai-nilai

    dan simbol-simbol tersendiri yang lain dibandingkan apa yang ada di rumah mereka

    masing-masing. Terkadang pertentangan nilai dan norma yang sering terjadi antara norma

    dan nilai kelompok pada satu pihak dengan nilai dan norma keluarga pada lain pihak,

    sering kali timbul pada masa remaja. Dalam hal ini penyesuaian diri dihadapi oleh remaja.

    Remaja berusaha untuk tidak melanggar peraturan rumah tangga, sementara ia

    juga merasa takut dikucilkan teman sebaya sekelompok mereka. Sejalan dengan hal itu

    Monks, Knoers dan Rahayu Haditono (1998:183 ) mengatakan :

    Perkembangan sosial dan kepribadian mulai dari usia pra sekolah hingga akhir

    sekolah ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari

    keluarga, ia makin mendekatkan diri pada orang-orang lain disamping aggota keluarga.

    Meluasnya lingkungan sosial bagi anak menyebabkan anak menjumpai pengaruh-

    pengaruh yang ada diluar pengawasan orang tua. Ia bergaul dengan teman-teman, ia

    mempunyai guru-guru yang mempunyai pengaruh yang sangat besar.

  • Penyesuaian diri remaja dalam kelompok teman sejawat, umumnya terjadi dalam

    kelompok yang heterogen, minat, sikap dan sifat, usia dan jenis kelamin yang berbeda.

    Dalam kelompok besar semacan itu, remaja menyesuaikan diri dengan cara lebih banyak

    mengabaikan kepentingan pribadi demi kepentingan kelompoknya. Tetapi yang

    sesungguhnya terjadi adalah karena remaja itu sendiri merasa takut atau menghindari

    keterkucilan dari kelompok. Dengan kata lain bahwa dalam hal-hal yang tidak membuat

    remaja yang bersangkutan terlalu dirugikan, remaja cenderung mengikuti kemauan

    kelompok. Akan tetapi bila pertentangan yang terjadi menyangkut hal prinsip bagi

    seorang remaja, maka seorang remaja akan menyesuaikan dalam bentuk lain.

    Teman sejawat biasanya berpengaruh terhadap sikap remaja pada sikap dan

    perilaku remaja tergantung pada sikap dan aktivitas yang ada di dalam kelompok serta

    kebutuhan individu. Jika unsur prestasi atau hasil belajar yang lebih diutamakan oleh

    kelompok umumnya anggota kelompok menunjukan prestasi atau hasil belajarnya. Jika

    yang menjadi pilihan kekerasan dan kenakalan maka pilihan itu segera diterjemahkan ke

    dalamsikap dan perilaku individu.

    Kelompok teman sebaya baik yang terjadi di masyarakat maupun di sekolah terdiri

    kelompok-kelompok sosial yang beranggotakan beberapa orang.

    Dalam kelompok ini sering terjadi tukar-menukar pengalaman, berbagai

    pengalaman, kerja sama, tolong-menolong, tenggang masa dalam kelompok sebaya adalah

    tinggi. Karakteristik teman sejawat cenderung saling tolong-menolong, tenggang rasa.

    Apabila tolong-menolong tersebut dalam hal yang positif maka tentu terjadi pergaulan

    yang baik. Contohnya antar teman sejawat tersebut membuat kelompok belajar, maka

    prestasi mereka akan naik di bidang akademik di sekolahnya. Tetapi apabila tolong-

  • menolong tersebut dalam hal yang negatif, maka dapat dipastikan terjadi pergaulan yang

    jelek yang dapat merembet kearah kenakalan remaja.

    Sikap remaja akan cenderung berubah bila mereka masuk ke suatu kelompok yang

    baru. Sikap dan perilakunya disesuaikan dengan nilai-nilai dan norma-norma kelompok

    yang baru walaupun tidak seluruhnya sikap dan perilakunya berubah. Teman sejawat

    cukup berperan dalam pembentukan sikap dan perilaku yang kurang baik. Hal ini bisa

    terjadi karena remaja suka melakukan peniruan yaitu bahwa anak adalah peniru sikap-

    sikap yang mereka tangkap sebagaimana mereka mempelajarinya.

    Metode Student Facilitator And Explaining merupakan suatu metode dimana siswa

    mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya. Sedangkan menurut Agus

    (2009:129) metode Student Facilitator And Explaining mempunyai arti metode yang

    menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk meningkatkan

    kreatifitas siswa dan prestasi belajar siswa. Perbedaan metode Student Facilitator And

    Explaining dengan metode diskusi terletak pada cara pertukaran pikiran antar siswa.

    Dimana dalam metode Student Facilitator And Explaining siswa dapat menerangkan

    dengan bagan atau peta konsep.

    Metode pembelajaran Student Facilitator and Explaning merupakan salah satu

    metode Pembelajaran lebih aktif karena kegiatan pembelajarannya berpusat pada siswa.

    Menurut (Suprijono, 2009: 1) PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang

    dikembangkan dengan cara membantu peserta didik untuk membangun keterkaitan antara

    informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman yang telah dimiliki dan dikuasai peserta

    didik. Selanjutnya, peserta didik diajarkan cara mempelajari konsep dan konsep tersebut

  • dapat dipergunakan di luar kelas. Peserta didik diperkenankan bekerjasama secara

    kooperatif.

    Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode

    Student Facilitator And Explaining menjadikan siswa sebagai fasilitator dan di ajak

    berpikir secara kreatif sehingga menghasilkan pertukaran informasi yang lebih mendalam

    dan lebih menarik serta menimbulkan rasa percaya diri pada siswa.

    b. Tujuan Pembelajaran

    Metode Teman Sejawat atau Student Facilitator And Explaining ini merupakan

    salah satu dari tipe model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-

    kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.

    Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan

    kelompok, kuis dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

    Student Facilitator and Explaning termasuk dalam kategori metode Pembelajaran

    Aktif. Kata Aktif dalam pembelajaran Aktif berarti pembelajaran harus menumbuhkan

    suasana yang memotivasi peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan

    mengemukakan gagasan. Belajar adalah proses aktif dari si pembelajar dalam membangun

    pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang

    pengetahuan (Suprijono, 2009: 3). Lebih jauh Suprijono mengemukakan bahwa

    pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi

    peserta didik. Metode pembelajaran aktif memiliki banyak jenis seperti group resume,

    team quiz, modeling the way, student facilitator and explaining, dan lain sebagainya.

  • Metode ini memanfaatkan kemampuan siswa yang unggul dalam hal ini memiliki

    pemahaman yang lebih baik dibandingkan teman yang lainnya untuk dapat menjelaskan

    materi pada temannya. Dengan kata lain siswa merupakan fasilitator pembelajaran bagi

    siswa yang lain.

    Sehingga dapat disimpulkan tujuan pembelajaran dengan Model Student

    Facilitator and Explaining antara lain :

    1) Para siswa dapat menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya

    dan untuk mendengarkan satu sama lain. Sehingga pemahaman materi pembelajaran

    lebih dipahami hal ini dapat terlihat banyaknya siswa yang akan mengangkat tangan

    untuk menjawab pertanyaan dengan pasangannya.

    2) Guru mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berfikir dan berkonsentrasi

    mendengarkan jawaban siswa, disamping dapat dengan seksama mengamati reaksi

    siswa, dan mengajukan pertanyaan yang lebih detil.

    c. Langkah-langkah Pembelajaran:

    Diawali oleh guru memberikan pemahaman awal dan penguasaan bahan guna

    memberikan cakrawala berfikir tentang penghayatan dan penguasaan imajinasi bagaimana

    cara memerankan seorang tokoh sesuai teks yang sudah disediakan. Dengan demikian,

    komunikasi verbal yang ingin disampaikan kepada siswa untuk meningkatkan

    kemampuan berbicara dapat terealisasi dengan baik.

    Begitu pentingnya pengetahuan awal yang harus diberikan kepada siswa untuk

    dapat menggabungkan antara pengetahuan yang sebelumnya di miliki siswa dengan

  • pengetahuan baru yang akan diterimanya. Hal ini dapat memperkaya memori siswa yang

    disimpannya. Mohammad Nur (2005 ; 10 )

    Guru memberikan penjelasan tetang hal-hal yang harus diperhatikan dalam

    bermain peran ini utamanya pada aspek penjiwaan atau ekspresi, vocal, gaya, kerja sama

    dalam melakukan peran. Guru memberikan keleluasaan berfikir bagi siswa untuk

    mengadakan pengamatan dan penilaian terhadap kelompok yang tampil. Dalam hal ini

    dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan diskusi dengan kelompoknya.

    Dengan hasil pengamatan dan penilaian tersebut diharapkan siswa dapat

    mengungkapkan ide dan gagasannya untuk meningkatkan kemampuan berbicara tentang

    hal-hal yang ada dalam materi pembelajaran yang telah dibacanya.

    Menurut Agus Suprijono (2009:128) langkah-langkah yang digunakan dalam

    proses pembelajaran menggunakan metode Teman Sejawat atau Student Facilitator And

    Explaining adalah sebagai berikut :

    1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

    2) Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi

    3) Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya

    melalui bagan atau peta konsep

    4) Guru menyimpukan ide atau pendapat dari siswa

    5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu

    6) Penutup.

    d. Kelebihan dan Kekurangan :

    Adapun kelebihan metode Student Facilitator and Explaning yaitu:

  • 1) Dapat meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Karena siswa dituntut

    menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang

    diberikan oleh guru di awal pertemuan. Dengan demikian, diharapkan siswa mampu

    memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikan pada pertemuan

    selanjutnya.

    2) Dapat memperbaiki kehadiran, karena tugas yang diberikan oleh guru pada setiap

    pertemuan melibatkan siswa secara aktif. Oleh sebab itu, bagi siswa yang sekali tidak

    hadir akan dalam pertemuan ditekan untuk hadir pada pertemuan berikutnya terkait

    dengan tugas yang telah ia terima sebelumnya.

    3) Dapat memotivasi siswa untuk selalu meningkatkan volume belajarnya.

    4) Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar dalam kelas.

    Dari kelebihan model Student Facilitator and Explaining dapat disimpulkan bahwa

    pada tahap akhir guru hanya sebagai fasilitator serta daya serap pembelajaran yang

    diterima siswa lebih banyak dan cepat, dibandingkan dengan metode lain, karena pada

    metode yang lain siswa yang aktif dalam kelas hanya siswa tertentu atau pada siswa yang

    rajin saja, sedangkan siswa yang lain hanyalah pendengar pada materi yang

    disampaikan guru.

    Sedangkan Kelemahan metode Student Facilitator and Explaning

    1) Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktifitas.

    2) Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas.

    3) Peralihan dari secara klasikal ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran.

    Oleh karena itu, guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat

    meminimalkan waktu tang tersedia.

  • Selain itu terdapat beberapa hambatan-hambatan yang mungkin terjadi antara lain :

    Hambatan yang ditemukan selama proses pembelajaran Student Facilitator and

    Explaining antara lain :

    1) Pada Siswa.

    Siswa yang pasif dapat mengganggu teman-temannya, atau siswa yang

    seharusnya menyelesaikan soal dengan cara berdiskusi bersama kelompoknya kadang

    dimanfaatkan untuk berbicara diluar materi pelajaran.

    Siswa yang kurang aktif sering menggantungkan kepada teman yang aktif.

    Kelas yang jumlah siswanya banyak dapat berpengaruh pada saat pelaksanaan

    pembelajaran.

    Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada pembentukan kelompok. Hal ini

    memperlambat pada proses pelaksanaan. Karena setelah pasangan yang lain selesai

    pada tahap akhir.

    2) Pada Guru

    a) Kesulitan mengatur waktu yang sesuai dengan perencanaan, disaat ada siswa yang

    mengulur-ulur waktu dengan alasan pekerjaan belum selesai. Oleh karena itu,

    diperlukan guru untuk sering mendatangi masing-masing kelompok untuk

    mengecek kesiapannya.

    b) Guru memberikan point pada siswa yang sering bertanya, atau memberikan

    sanggahan saat proses berlangsung.

  • DAFTAR PUSTAKA:

    Monks, Knoers dan Rahayu Haditomo, (1998), Psikologi Perkembangan. Yogyakarta :

    Gadjah Mada University Press

    Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar

    Riyanto, Agus. (2009). Pengolahan Data Dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

    Medika

    Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Jawa Timur : Depdiknas