student fasilitator and explaining

32
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLANING Proses belajar mengajar yang dilakukan guru memerlukan metode yang tepat dalam pencapaian tujuan proses belajar mengajar. Agar tujuan dalam proses belajar mengajar bisa tercapai secara efektif dan efisien, kemampuan guru dalam menguasai materi tidaklah mencukupi. Disamping penguasan materi, guru juga harus memiliki kemampuan untuk mengelolah proses belajar mengajar dengan baik, yaitu melalui pemilihan metode penyampaian materi yang tepat dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan dan juga kemampuan siswa yang menerima materi. Sehingga guru dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan secara maksimal. 1. Pengertian Metode Student Facilitator And Explaning Menurut Ismail pengertian metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data bagi data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu tersebut. 7 Pada intinya metode berfungsi sebagai pengantar sebuah tujuan kepada obyek sasaran dengan cara yang sesuai dengan perkembangan obyek sasaran tersebut. Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos . Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu matha yang berarti melalui atau melewati, dan hodos yang berarti jalan atau 7 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Semarang: Rasail Media Group, 2009), hlm. 7

Upload: sri-indah-dewi-sartikawati

Post on 21-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

untuk skripsi atau lainnya

TRANSCRIPT

Page 1: Student Fasilitator and Explaining

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLANING

Proses belajar mengajar yang dilakukan guru memerlukan metode yang

tepat dalam pencapaian tujuan proses belajar mengajar. Agar tujuan dalam

proses belajar mengajar bisa tercapai secara efektif dan efisien, kemampuan guru

dalam menguasai materi tidaklah mencukupi. Disamping penguasan materi, guru

juga harus memiliki kemampuan untuk mengelolah proses belajar mengajar

dengan baik, yaitu melalui pemilihan metode penyampaian materi yang tepat

dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan dan juga

kemampuan siswa yang menerima materi. Sehingga guru dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan secara maksimal.

1. Pengertian Metode Student Facilitator And Explaning

Menurut Ismail pengertian metode adalah suatu sarana untuk menemukan,

menguji dan menyusun data bagi data yang diperlukan bagi pengembangan

disiplin ilmu tersebut.7 Pada intinya metode berfungsi sebagai pengantar sebuah

tujuan kepada obyek sasaran dengan cara yang sesuai dengan perkembangan

obyek sasaran tersebut. Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari

bahasa Yunani, yaitu methodos . Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu

matha yang berarti melalui atau melewati, dan hodos yang berarti jalan atau

7 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Semarang: Rasail Media Group, 2009), hlm. 7

Page 2: Student Fasilitator and Explaining

9

cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai

tujuan .8

Dengan demikian, Metode berarti jalan atau cara yang ditentukan oleh

seorang guru dalam proses pembelajaran. Metode tersebut harus dilalui untuk

mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan di

dalam kelas yang sebelum pembelajaran dimulai sudah direncanakan oleh guru.

Sebagaimana yang di ketahui, bahwa metode mengajar merupakan sasaran

interaksi antara guru dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah ketepatan sebuah metode

mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis dan juga sifat materi pengajaran, serta

kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut.

Yeni mengatakan dalam karya Ilmiahnya, bahwa guru hendaknya cermat

dalam memilih dan menggunakan metode mengajar terutama yang banyak

melibatkan siswa secara aktif. Makin baik metode itu, maka semakin efektif pula

pencapaian tujuannya. Jadi untuk menetapkan lebih dahulu apakah sebuah metode

dapat disebut baik, diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor

utama.9

Menurut Ismail, guru sebelum memutuskan untuk memilih suatu metode

agar lebih mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya

b. Siswa yang beragam tingkat pemahamannya

c. Situasi yang beragam keadaannya

8 M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara,1996), hlm. 61 9 Yeni Saraswati, Op.,Cit, hlm. 21

Page 3: Student Fasilitator and Explaining

10

d. Fasilitas yang beragam kualitas dan keadaannya

e. Pribadi guru serta keprofesionalan yang berbeda

f. Kelebihan dan kelemahan metode.10

Dengan adanya beberapa pengertian dan faktor yang mempengaruhi

metode, setiap materi pelajaran memiliki metode yang berbeda karena setiap

materi pelajaran memiliki karakteristik sendiri. Akan tetapi secara umum metode

pengajaran dapat digolongkan menjadi beberapa golongan. Salah satu diantaranya

adalah metode Student Facilitator And Explaning.

Metode Student Facilitator And Explaning ini merupakan salah satu dari

tipe model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok

kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.

Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan

kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.11

Menurut Lei metode Student Facilitator And Explaining merupakan suatu

metode dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya.12

Sedangkan menurut Agus metode Student Facilitator And Explaining mempunyai

arti metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan

untuk meningkatkan kreatifitas siswa dan prestasi belajar siswa.13 Perbedaan

metode Student Facilitator And Explaning dengan metode diskusi terletak pada

10 Ibid., hlm. 32-33 11 Trianto, Model-Model Pembelajaran inovatif (Jakarta: Indonesia, 2007), hlm. 52 12Anita Lie, Op.Cit., 50 13 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan aplekasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 129

Page 4: Student Fasilitator and Explaining

11

cara pertukaran pikiran antar siswa. Dimana dalam metode Student Facilitator

And Explaning siswa menerangkan dengan bagan maupun peta konsep.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

metode Student Facilitator And Explaning menjadikan siswa sebagai fasilitator

dan di ajak berpikir secara kreatif sehingga menghasilkan pertukaran informasi

yang lebih mendalam dan lebih menarik serta menimbulkan rasa percaya diri pada

siswa untuk menghasilkan karya yang diperlihatkan kepada teman-temannya.

2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Student Facilitator And Explaning

Setiap metode yang sudah ada selama ini mempunyai kelebihan dan

kelemahan, begitu juga dengan metode Student Facilitator And Explaning

memiliki kedua hal tersebut.

Begitu juga metode yang digunakan oleh guru maupun peneliti yang

menggunakan penelitian tindakan kelas dalam proses belajar mengajar memiliki

kelebihan dan kelemahan, adapun kelebihan dan kelemahan metode Student

Facilitator And Explaning sebagai berikut:14

a. Kelebihan

1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berpikir

kritis siswa secara optimal.

2) Melatih siswa aktif, kreatif dan menghadapi setiap permasalahan.

3) Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengarkan dan

menghargai pendapat orang lain.

14 Joko Tri Prasetiya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka setia, 2005), hlm. 91

Page 5: Student Fasilitator and Explaining

12

4) Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi.

5) Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar

pendapat secara obyektif, rasional guna menemukan suatu

kebenaran dalam kerja sama anggota kelompok.

6) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa

secara terbuka.

7) Melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam menghadapi setiap

masalah.

8) Melatih kepemimpinan siswa.

9) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar

informasi, pendapat dan pengalaman antar mereka.

Beberapa kelebihan yang sudah dipaparkan memiliki satu persamaan yaitu

metode Student Facilitator And Explaning memudahkan siswa untuk

meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar yang selama ini prestasi belajar

siswa dalam materi Akuntansi belum mencapai keberhasilan yang maksimal.

Selain kelebihan metode Student Facilitator And Explaning juga memiliki

kelemahan yang berpengaruh pada pencapaian tujuan belajar.

b. Kelemahan

1) Timbul rasa yang kurang sehat antar siswa satu dengan yang

lainnya.

2) Peserta didik yang malas mungkin akan menyerahkan bagian

pekerjaannya pada teman yang pandai.

Page 6: Student Fasilitator and Explaining

13

3) Penilaian individu sulit karena tersembunyi dibalik kelompoknya.

4) Metode Student Facilitator And Explaning memerlukan persiapan-

persiapan agak rumit dibanding dengan metode lain, misalnya

metode ceramah.

5) Apabila terjadi persaingan yang negatif hasil pekerjaan akan

memburuk.

6) Peserta didik yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif

dalam kelompoknya, dan memungkinkan akan mempengaruhi

kelompoknya sehingga usaha kelompok tersebut akan gagal.

Kelemahan dari metode Student Facilitator And Explaning yang sudah

dipaparkan tersebut bukanlah hal yang membuat peneliti menjadi patah harapan,

dengan mengetahui kekurangan tersebut peneliti akan meminimkan terjadinya

kekurangan ketika melakukan penelitian. Dengan menyusun langkah-langkah

pembelajaran penerapan metode Student Facilitator And Explaning.

3. Langkah-Langkah Metode Student Facilitator And Explaning

Metode Student Facilitator And Explaning adalah metode yang

mendasarkan pada penugasan tiap-tiap kelompok, dimana setiap kelompok diberi

tugas yang berbeda. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk mengorganisasi

kelompoknya dalam mencari informasi tentang tugas yang didapatkan melalui

sumber belajar. Kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain

Page 7: Student Fasilitator and Explaining

14

membuat pertanyaan pada masing-masing topik diskusi. Setelah semua kelompok

sudah mempresentasikan hasil diskusinya maka dilakukan evaluasi untuk

mengetahui ketercapaian dalam pembelajaran tersebut. Menurut Suprijono dalam

Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem langkah-langkah dari metode

Student Facilitator And Explaning adalah, sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/KD;

2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan garis-garis besar materi

pembelajaran;

3) Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa

lainnya, misalnya melalui bagan/peta konsep. Hal ini bisa dilakukan

secara bergiliran;

4) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa;

5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu;

6) Evaluasi. 15

Langkah yang ditempuh dalam penelitian ini secara garis besar ada

beberapa langkah seperti yang sudah disebutkan oleh Agus Suprijono. Dari

langkah-langkah tersebut peneliti akan mengetahui prestasi belajar siswa kelas XI

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial semester genap yang diperoleh dari penerapan

metode Student Facilitator And Explaning.

15 Agus Suprijono, Op.,Cit, hlm. 128-129

Page 8: Student Fasilitator and Explaining

15

B. PRESTASI BELAJAR

Setiap siswa diwarisi untuk mempunyai intelegensi, namun kemampuan

yang dimiliki siswa adalah tidak sama, kemampuan berfikir siswa ada yang tinggi

dan ada yang rendah. Dalam kenyataan kadang-kadang siswa mempunyai

kemampuan yang kurang pada saat tertentu dapat memperoleh hasil yang baik

terhadap prestasi belajarnya dan ada siswa yang kenyataan memiliki kemampuan

tinggi pada saat tertentu namun memperoleh hasil yang tidak baik terhadap

prestasi belajarnya. Pada diri siswa terdapat prestasi yang berbeda-beda. Prestasi

tersebut dapat diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan

olehnya pada kurun waktu tertentu.

1. Pengertian Prestasi Belajar

Terdapat banyak pengertian prestasi belajar yang didefinisikan oleh para

ahli. Berikut ini beberapa definisi prestasi belajar menurut para ahli:

a. Menurut kamus umum prestasi adalah penguasaan pengetahuan dan

ketrampilan yang dikembangkan oleh individu. Dalam mata pelajaran

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan

guru.16

b. Mas ud Khasan Abdul Qohar, dalam Syaiful Bahri Djamarah prestasi

adalah apa yang diciptakan hasil pekerjaaan yang menyenangkan hati

yang diperoleh dengan jalan keuletan . Sementara Nasrun Harahap dan

kawan-kawan memberikan batasan, bahwa prestasi belajar adalah

penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang

16 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Indonesia (Balai Pustaka: Jakarta, 1989), hlm. 700

Page 9: Student Fasilitator and Explaining

16

berkenaan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka

serta nilai-nilai yang terdapat didalam kurikulum.17

c. Syaiful Bahri djamarah berpendapat: prestasi adalah hasil yang

dicapai dari suatu kegiatan .18

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah

suatu hasil yang dicapai oleh siswa selama mengikuti proses belajar mengajar

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan

oleh guru. Sehingga guru mengetahui prestasi belajar yang berbeda antar siswa,

karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pencapaian prestasi belajar.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh siswa selama

mengikuti proses belajar mengajar. Setiap individu dalam meningkatkan prestasi

belajarnya, banyak faktor yang mempengaruhi. Tetapi pada dasarnya faktor-faktor

ini dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (internal) dan

faktor dari luar (eksternal).

a. Faktor Internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, antara lain:

a. Faktor Jasmani dan Fisiologis

Kondisi jasmani atau fisiologis pada umumnya sangat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. User Usman

17 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 21 18 Ibid., hlm 22

Page 10: Student Fasilitator and Explaining

17

dan Lilis Setiawati mengatakan bahwa termasuk dalam faktor

jasmaniah yaitu panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana

mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan

yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa

kelainan tingkah laku.19 Dengan jasmani dan fisiologis atau raga

siswa yang sehat menjadikan psikologis atau jiwa siswa mudah

menerima rangsangan dari luar yang akan membentuk karakteristik

kepribadian setiap siswa.

b. Faktor Psikologis Meliputi:

a) Intelegensi

Pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dari lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi

sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga

kualitas-kualitas organ tubuh lainnya.20

Tingkat intelegensi ini sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa. Dimana semakin tinggi intelegensi seorang siswa maka semakin tinggi pula

peluang untuk meraih prestasi. Sehingga siswa dapat bersikap semestinya

terhadap proses belajar mengajar.

19 User Uzman dan Lilis setiawati, upaya Optimasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung: PT remaja Rosda Karya, 1993), hlm. 10 20 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 133

Page 11: Student Fasilitator and Explaining

18

b) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi

terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka

atau acuh tak acuh. Terjadi sikap seseorang itu dapat

dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebisaaan dan

keyakinan.21

Didalam diri siswa harus ada sikap yang positif

(menerima) kepada pelajaran yang dipelajari atau kepada

gurunya. Karena siswa yang sikapnya negatif (menolak)

kepada pelajaran atau gurunya maka tidak punya kemauan

untuk belajar, sebaiknya siswa yang sikapnya positif akan

digerakkan oleh sikapnya yang positif itu untuk belajar dan

siswa akan mempunyai minat untuk belajar.

c) Minat

Adapun yang dimaksud minat menurut para ahli

psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu

memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.

Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan

senang. Karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena

perasaan senang kepada sesuatu.

21 Alisuf sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm. 83

Page 12: Student Fasilitator and Explaining

19

Minat besar pengaruhnya terhadap pembelajaran. Jika siswa

mempelajari pelajaran yang diminatinya maka siswa tersebut

akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban serta siswa

menjadi berbakat dalam suatu bidang.

d) Bakat

Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang. Dengan demikian sebetulnya setiap orang

memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi

sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-

masing.22

Seorang siswa yang berbakat terhadap salah satu bidang

siswa akan lebih cepat menyerap dan memahami segala hal

yang berhubungan dengan bidang tersebut karena dia

mempunyai suatu potensi. Dan diharapkan orang tua untuk

mengembangkan bakat anak yang sudah ada dan tidak

memaksakan suatu bidang yang tidak menjadi bakat anak.

Orang tua salah satu motivator siswa dalam pencarian bakat

pada suatu bidang, sehingga siswa memiliki motivasi untuk

mendalami suatu bidang.

22 Muhibbin Syah, op.cit, hlm. 135

Page 13: Student Fasilitator and Explaining

20

e) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong

seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.23 Motivasi dapat

menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga

makin besar kesuksesan belajarnya.

Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang mempengaruhi keberhasilan

belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari

dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan

dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekat bulat dan

selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.

Perasaan selalu optimis terhadap pencapaian cita-cita merupakan faktor

dari dalam diri siswa, selain itu pencapaian cita-cita dan prestasi belajar siswa

juga dipengaruhi faktor eksternal sebagai faktor dari luar diri siswa.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang dari luar diri siswa. Adapun faktor

eksternal terdiri atas dua macam yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non

sosial, yang meliputi: 24

1) Keadaan keluarga

Keadaan keluarga ini merupakan lingkungan social bagi

siswa. Dimana lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi

23 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Karya, 1998), hlm. 69 24 Muhibbin Syah, op.cit, hlm. 138

Page 14: Student Fasilitator and Explaining

21

kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, dan letak

rumah semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk

terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Contoh, kebisaaan yang bisaa diterapkan oleh orang tua siswa

dalam mengelola keluarga yang keliru, seperti kelalaian orang tua

dalam memonitor kegiatan anak dapat menimbulkan dampak yang

fatal. Dalam hal ini bukan saja anak tidak mau belajar melainkan ia

cenderung berperilaku menyimpang.

b) Kualitas pengajaran

Kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif

tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan

pengajaran. Hasil belajar pada hakekatnya tersirat dalam tujuan

pengajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa disekolah

dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran.

c) Sarana dan prasarana pembelajaran

Sarana pembelajaran merupakan alat yang digunakan dalam

proses pembelajaran untuk memperlancar terlaksananya prose

pembelajaran. sarana dan prasarana pembelajaran meliputi buku

palajaran, alat dan fasilitas laboratorium sekolah berbagai media

pengajaran lainnya, sedangkan prasarana pembelajaran dapat

Page 15: Student Fasilitator and Explaining

22

meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang

ibadah dan lain-lain. Sekolah yang cukup memiliki sarana dan

prasarana yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara

mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam

mempermudah dan mempercepat belajar siswa.

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudarwan Danim bahwa:

kelengkapan fasilitas belajar memberi pengaruh yang berarti terhadap prestasi

belajar siswa. Siswa yang fasilitas belajarnya lebih lengkap, prestasi belajarnya

lebih baik.25

Menurut Siti Rahayu Haditono sebagaimana dikutip oleh Dimyanti di

Indonesia ditemukan banyak siswa memperoleh angka hasil balajar yang rendah.

Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor seperti berikut: 26

a) Kurangnya fasilitas sekolah,

b) Siswa makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa

ragu dan takut gagal,

c) Kurangnya dorongan mental dari orang tua, karena orang tua tidak

memahami apa yang diajari anaknya disekolah dan

d) Keadaan gizi yang rendah, sehingga siswa tidak mampu belajar

lebih giat.

25 Sudarwan Danim, Media Komunikasih pendidikan (Jakarta: Bumi Kasara, 1995), hlm. 73 26 Dimyati dan Modjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.246

Page 16: Student Fasilitator and Explaining

23

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

dipengaruhi oleh faktor internal sebagai faktor dari dalam diri siswa dan faktor

eksternal sebagai faktor dari luar diri siswa. Kedua faktor tersebut harus

diperhatikan dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang maksimal sehingga

tercapailah tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh guru. Dalam pencapaian

tersebut guru mempunyai cara untuk penentuan prestasi belajar siswa yang

dibahas lebih mendlama pada bagian cara penentuan prestasi belajar.

3. Cara Penentuan Prestasi Belajar

Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan guru wajib

mengetahui sejauh mana keberhasilan siswanya telah berhasil mengikuti pelajaran

yang diberikan oleh guru. Untuk melaksanakan penilaian tentang prestasi belajar

siswa maka guru sebagai subyek evaluasi untuk setiap tes. Maka alat evaluasi

yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: tes uraian dan tes

obyektif. Alat evaluasi tersebut dapat dilaksanakan pada awal semester, tengah

semester maupun akhir semester.

Selanjutnya tes uraian dan tes obyektif ini juga disebut sebagai teknik

evaluasi. Tes adalah suatu alat, atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk

memperoleh data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara

yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Menurut Nana Sudjana di dalam bukunya

Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , bahwa tes sebagai alat penilaian

adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan

jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes

Page 17: Student Fasilitator and Explaining

24

tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).27 Tes yang bermacam bentuk

tersebut digunakan mengetahui prestasi siswa di setiap selesai melakukan

pembelajaran.

a. Macam-Macam Tes Berdasarkan Kegunaan

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur/menentukan prestasi belajar

siswa, maka dibedakan menjadi 3 macam tes. Berikut penjelasan macam-macam

tes berdasarkan kegunaannya: 28

a) Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

beberapa kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan tersebut

dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes diagnostik

dilakukan diawal pelajaran yang selanjutnya akan di tes formatif pada

akhir pelajaran.

b) Tes Formatif

Dari kata "from" yang merupakan dasar dari istilah "formatif",

maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam

kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes

diagnostik pada akhir pelajaran. Evaluasi formatif atau tes formatif

27 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 35 28 Suharsini Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 33-36

Page 18: Student Fasilitator and Explaining

25

diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-tes atau

tes akhir setiap program pelajaran. Sedangkan tes akhir pada setiap

semester merupakan tes sumatif.

c) Tes Sumatif

Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah ahkirnya

pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.

Dalam pengalaman di sekolah tes formatif dapat disamakan dengan

ulangan harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan

ulangan umum yang bisaanya dilaksanakan pada tiap akhir catur wulan

atau akhir semester akhir.

Berdasarkan uraian diatas maka prestasi belajar siswa dapat diukur melalui

tiga tes yang pelaksanaannya tidak bersamaan antara tes yang satu dengan tes

yang lainnya. Tes sumatif yang dilaksanakan paling akhir dari tes diagnostik dan

tes formatif.

Macam-macam tes yang sudah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya

memiliki fungsi yang berbeda-beda. Penjelasan masing-masing fungsi tes sebagai

berikut:29

29 Mulyadi, Hubungan antara Motivasi dan Intelegensi dengan Prestasi Belajar (Malang : FT. IAIN), hlm. 24

Page 19: Student Fasilitator and Explaining

26

a) Tes Diagnostik

Tes diagnostik yang dilakukan diawal pertemuan berfungsi untuk

menempatkan siswa yang memiliki kemampuan dasar tinggi, sedang

dan rendah, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

(1) Menetapkan ada tidaknya pengetahuan dan atau keterampilan.

(2) Menetapkan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan-bahan

pelajaran yang diberikan sebelumnya.

(3) Mengelompokan siswa atau dasar bermacam-macam metode

pengajar.

(4) Menetapkan faktor-faktor penyebab kegagalan yang berulang-

ulang dari siswa dalam belajarnya.

b) Tes Formatif

Tes formatif yang dilakukan pada akhir sebuah pembahasan

materi/program pembelajaran. Memiliki fungsi sebagai berikut:

(1) Sebagai umpan balik bagi siswa dan guru tentang kemajuan belajar

yang berhasil di capai dalam suatu unit pelajaran.

(2) Menetapkan dimana letak titik-titik kelemahan dari suatu unit

pelajaran sehingga dengan demikian dapat di susun dan diberi

alternatif-alternatif pengajaran perbaikan.

Page 20: Student Fasilitator and Explaining

27

c) Tes Sumatif

Tes sumatif yang dilakukan diakhir semester, memiliki fungsi untuk

pemberian tanda lulus atau nilai untuk siswa pada akhir suatu unit pengajaran,

semester atau suatu tahap dalam pendidikan di sekolah.

Tes yang digolongkan berdasarkan kegunaan tersebut memiliki fungsi

yang berbeda namun secara keseluruhan tes diagnostik, tes formatif dan tes

sumatif memiliki fungsi sama yaitu untuk mengetahui prestasi yang dilakukan

oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran disekolah.

b. Macam-macam tes berdasarkan jenis

Selain tes ditinjau dari kegunaannya, tes juga ditinjau dari jenisnya

untuk penentuan prestasi belajar siswa. Macam-macam tes berdasarkan

jenisnya dibedakan menjadi dua macam tes, yaitu:

i. Tes Uraian

Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Tes uraian ini disebut juga essay examination, merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua.30

Tes uraian dalam menjawab pertanyaan diperlukan penulisan kata-kata

dengan bahasa sendiri, selain tes uraian ada tes obyektif untuk

mengukur prestasi siswa.

30 Nana Sudjana, Op.Cit., hlm. 35

Page 21: Student Fasilitator and Explaining

28

ii. Tes Obyektif

Tes obyektif adalah pertanyaan yang ada pilihan jawabannya.

Soal bentuk obyektif ini banyak digunakan dalam menilai hasil belajar,

karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan

mudahnya menilai jawaban yang diberikan. 31 Tes ini tidak

memerlukan penulisan kata-kata sendiri dalam menjawabnya namun

tes obyektif memerlukan ketepatan memilih dalam menjawab pilihan

jawaban.

Berdasarkan uraian diatas, maka prestasi belajar siswa dalam penelitian ini

adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses belajar

serta melakukan tes. Prestasi belajar siswa ditunjukkan dari perbandingan skor tes

pada setiap siklus. Tes dalam penentuan prestasi belajar pada penelitian ini adalah

tes uraian dan digunakan untuk mengisi nilai tes formatif, karena penelitian yang

dilakukan pada awal pertemuan semester genap. Sehingga materi pelajaran yang

digunakan dalam penelitian ini mata pelajaran Ekonomi SMA dengan materi

Akuntansi.

C. MATA PELAJARAN EKONOMI SMA

Mata pelajaran Ekonomi SMA merupakan mata pelajaran yang dipelajari

siswa SMA kelas XI jurusan IPS semester 1. Istilah Ekonomi sendiri berasal dari

bahasa Yunani yaitu Oikonomia. Kata tersebut berasal dari dua kata Oikos yang

31 Ibid., hlm. 44

Page 22: Student Fasilitator and Explaining

29

memiliki arti rumah tangga dan Nomos yang memiliki arti aturan, jadi kata

Ekonomi memiliki arti aturan rumah tangga.32 Ekonomi merupakan ilmu tentang

perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang

bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan

kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi SMA

dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi

dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada

disekitar siswa, sehingga siswa dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi

disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih

baik. Dengan ketentuan mata pelajaran ekonomi untuk jenjang SMA disusun

secara sistematis, dimana ekonomi pada Semester 1 dan Akuntansi pada Semester

II. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh

pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar

Table 1.1 Mata pelajaran Ekonomi untuk SMA kelas XI Semester I Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi

1.1 Mengklasifikasi ketenagakerjaan 1.2 Mendeskripsikan tujuan pembangunan 1.3 Mendeskripsikan proses pertumbuhan

ekonomi 1.4 Mendeskripsikan pengangguran beserta

dampaknya terhadap pembangunan nasional

32 Haryanto Setya, IPS Ekonomi (Bekasi: CV Teguh Karya, 2009), hlm. 9

Page 23: Student Fasilitator and Explaining

30

2. Memahami APBN dan APBD

2.1 Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan APBN dan APBD

2.2 Mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah

2.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang fiskal

2.4 Mengidentifikasi jenis-jenis pengeluaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah

3. Mengenal Pasar modal 3.1 Mengenal jenis produk dalam bursa efek 3.2 Mendeskripsikan mekanisme kerja bursa

efek 4. Memahami

perekonomian Terbuka

4.1 Mengidentifikasi manfaat, keuntungan dan faktor-faktor pendorong perdagangan internasional

4.2 Mengidentifikasi kurs tukar valuta asing, dan neraca pembayaran

4.3 Menjelaskan konsep tarif, kuota, larangan ekspor, larangan impor, subsidi, premi, diskriminasi harga dan dumping

4.4 Menjelaskan pengertian devisa, fungsi sumber-sumber devisa dan tujuan penggunaannya

Table 1.2 Mata pelajaran Akuntansi untuk SMA kelas XI Semester II Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa

5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi 5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme

debit dan kredit 5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal

umum 5.5 Melakukan posting dari jurnal ke buku besar 5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi

perusahaan jasa 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

Table 1.1 dan Table 1.2 diadopsi dari peraturan menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006.33

33 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006 Tentang Standart ISI untuk satuan pendidikan dasar dan menangah (Jakarta: 2006), Hlm. 542-543

Page 24: Student Fasilitator and Explaining

31

1. Materi Pengajaran Akuntansi

Materi pengajaran Akuntansi adalah salah satu materi yang diajarkan

kepada siswa SMA kelas XI jurusan IPS dengan standar kompetensi memahami

siklus akuntansi perusahaan jasa. Dimana Materi Akuntansi difokuskan pada

perilaku akuntansi jasa dan akuntansi perusahaan dagang. Siswa dituntut

memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya

dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman

pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa

dan dagang.34 Sehingga peserta didik setelah mempelajari materi akuntansi

diharapkan mampu mencatat transaksi keaungan yang dilakukan oleh perusahaan

jasa dan perusahaan dagang.

a. Tujuan Instruksional

Mata pelajaran ekonomi yang dijadikan materi pelajaran pada siswa SMA,

bukanlah tanpa suatu tujuan. Tujuan dari Mata pelajaran Ekonomi SMA yang

ditulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22

tahun 2006 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan

masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi

dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara

2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang

diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi

34 Ibid., hlm. 538

Page 25: Student Fasilitator and Explaining

32

3) Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki

pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi

yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara

4) Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial

ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional

maupun internasional.35

Beberapa tujuan mata pelajaran ekonomi tersebut telah mengarahkan guru

terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didalam kelas, sehingga guru harus

memiliki tujuan tersebut selama memberikan pembelajaran siswa pada mata

pelajaran ekonomi SMA dan materi pelajaran Akuntansi yang dilaksanakan pada

semester genap.

b. Ruang lingkup

Mata pelajaran Ekonomi tercantum juga dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006. Dimana mata

pelajaran Ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan

dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga

lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Perekonomian

2) Ketergantungan

3) Spesialisasi dan pembagian kerja

35 Ibid., hlm. 539

Page 26: Student Fasilitator and Explaining

33

4) Perkoperasian

5) Kewirausahaan

6) Akuntansi dan manajemen.36

Aspek Akuntansi dan manajemen merupakan aspek dari materi pelajaran

akuntansi. Penelitian ini menggunakan aspek tersebut dikarenakan waktu

penelitian yang terdapat pada semester genap kelas XI jurusan IPS.

D. PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLANING PADA MATERI AKUNTANSI

Materi Akuntansi merupakan materi yang diajarkan di SMA kelas XI

Jurusan IPS pada semester genap. Dimana materi pelajaran Akuntansi merupakan

ilmu sosial yang mempelajari bagaimana cara siswa berusaha untuk

menginformasikan sistem keuangan secara teratur. Dengan demikian untuk

mencatat keuangan seseorang harus mempunyai pengetahuan tentang sistem

informasi Akuntansi, sistem informasi akuntansi ini sangat erat dengan persamaan

dasar akuntansi. Materi akuntansi tersebut dapat dilaksanakan oleh guru untuk

pencapaian tujuan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Student Facilitator And

Explaning.

Penerapan metode Student Facilitator And Explaning memiliki kelebihan

yaitu keterkaitan siswa sangat besar dalam proses pembelajaaran. Guru hanya

berperan sebagai fasilitator, artinya tidak ada campur tangan guru yang terlalu

36 Ibid., hlm 539

Page 27: Student Fasilitator and Explaining

34

jauh dalam penyampaian materi terhadap siswa. Dari sini siswa diharapkan untuk

aktif dalam berdiskusi dan melakukan presentasi terhadap materi yang di

dapatkan. Kemampuan akademik siswa yang heterogen dimanfaatkan sebagai

acuan untuk membentuk kelompok belajar. Tahapannya adalah persiapan,

presentasi, kegiatan kelompok, presentasi kelas, pengulasan materi dan evaluasi.

Penerapan metode Student Facilitator And Explaning antar siswa dapat

saling menerangkan dengan menggunakan peta konsep ataupun bagan. Salah satu

dari siswa mempresentasikan hasilnya sedangkan siswa yang lain menanggapi dan

mengajukan pertanyaan mengenai Akuntansi sebagai Sistem Informasi dan

Persamaan Dasar Akuntansi. Setelah itu guru mengadakan kuis atau tes untuk

mengukur kemampuan belajar siswa terhadap materi yang dipelajari. Dimana kuis

dan tes ini dilakukan secara individu dan tidak diperbolehkan bekerja sama, untuk

membantu siswa lebih aktif lagi dan lebih bersemangat dalam proses belajar, guru

memberikan penghargaan dan predikat kepada masing-masing kelompok dengan

melihat skor kelompok, penghargaannya dapat berupa tepuk tangan, kata-kata

yang bagus, hadiah. Untuk lebih jelasnya, proses pembelajaran ini secara lengkap

akan dijabarkan dalam rencana pembelajaran dan penjabaran tahapan dalam siklus

penelitian.

E. PRESTASI BELAJAR DALAM PRESPEKTIF ISLAM Belajar adalah salah satu cara siswa menuntut ilmu keberhasilan dalam

menuntut ilmu merupakan keinginan tiap individu. Tujuan menuntut ilmu adalah

terbentuknya insan kamil sesungguhnya merupakan tujuan individu dalam belajar

Page 28: Student Fasilitator and Explaining

35

karena dengan konsep insan kamil, individu akan selamat dunia dan akhirat,

sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali-Imran: 102). 37

Dalam ayat lain Allah SWT menegaskan bahwa siswa diperintah untuk

belajar dengan berprestasi yang tinggi karena dengan belajar siswa mampu

mengenal Tuhannya maka siswa tersebut akan berhasil dalam hidupnya:

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al- Alaq: 1-5)38

Ayat diatas adalah ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Kata pertama adalah bacalah , hal ini membuktikan bahwa pertama kali

manusia diperintah untuk membaca (belajar) tetapi tetap dalam jalan yang benar

(Islam). Manusia dalam penelitian ini siswa belajar dari tidak tahu menjadi tahu.

Ketika ada perintah untuk membaca (belajar) maka secara otomatis siswa

diperintah untuk berprestasi dalam belajar. Dengan prestasi belajar yang tinggi

(belajar dengan orientasi dunia dan akhirat) maka siswa akan berhasil dalam

hidupnya.

Dalam ayat lain terdapat juga dalil mengenai prestasi belajar:

37 Fuad Ihsan, Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 64 38 Ibid., hlm. 74-75

Page 29: Student Fasilitator and Explaining

36

Artinya: Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu. Dan kami Telah menghilangkan daripadamu bebanmu. Yang memberatkan punggungmu. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)-mu. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.39 (Al-Insyirah 1-8)

Maksud ayat diatas adalah bahwa orang mukmin diberi kemudahan oleh

Allah SWT agar ,siswa mampu untuk segera melakukan hal lain setelah

melakukan aktivitas sebelumnya. Hal melakukan aktivitas adalah prestasi yang

harus diwujudkan oleh orang mukmin, makin banyak hal yang dikerjakan dan

diketahui oleh orang mukmin maka makin tinggi pula prestasi yang diraihnya.

F. PENELITIAN TERDAHULU

Untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan penelitian ini, ada

beberapa penelitian yang relevan dan dapat dijadikan bahan telaah oleh peneliti.

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Saraswati ditahun 2009 judul

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Facilitator and Explaining

(SFAE) untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika dan Prestasi Belajar Siswa

Kelas VIII B SMP Negeri 1 Singosari mengalami peningkatan pada minat

belajar Fisika dan prestasi belajar, dengan nilai rata-rata minat belajar yang cukup

baik yaitu pada siklus I sebesar 74, pada siklus II meningkat menjadi 89 dan

39 Djamaludin Ancok, Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam : Solusi Islam Atas problem-Problem Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 87-88

Page 30: Student Fasilitator and Explaining

37

peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum diberi tindakan sebesar

66, pada siklus I meningkat sebesar 76, pada siklus II meningkat sebesar 87.

Keterlaksanaan pembelajaran model student facilitator and explaining (SFAE)

pada siklus I mencapai prosentase sebesar 73% dan pada siklus II meningkat

sebesar 91%.40

Penelitian Yeni Saraswati yang meneliti pada pelajaran Fisika dan

mengalami keberhasilan. Penelitian yang juga mengalami keberhasilan dilakukan

oleh Fira Andie Susetyono (2010) Penerapan Strategi Student Facilitator And

Explaining Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan

Pemahaman Siswa Tentang Keliling Dan Luas Persegi Panjang Dan Persegi (PTK

Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMPN 2 Kartasura Tahun Ajaran

2009/2010) . Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil

penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan pemahaman siswa

dalam pembelajaran Matematika tentang keliling dan luas persegi panjang dan

persegi. Hal ini dapat dilihat dari 1) Keaktifan Siswa: a. mengajukan pertanyaan,

sebelum tindakan 9,52%, setelah tindakan 52,38%, b. mengerjakan soal-soal

latihan di depan kelas, sebelum tindakan 16,67%, setelah tindakan, 66,67%, c.

mengemukakan ide atau pendapat, sebelum tindakan 21.43%, setelah tindakan

61,9%, d. menjawab pertanyan, sebelum tindakan 28,57%, setelah tindakan

73.81%, e. menyanggah atau menyetujui ide teman, sebelum tindakan 33,33%,

setelah tindakan 85.71%. 2) Pemahaman Siswa: a. mengkonstruksi soal dalam

model matematika, sebelum tindakan 53,38%, setelah tindakan 71,42%, b.

40 Yeni Saraswati, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Facilitator and Explaining (SFAE) untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Singosari (Malang: Kumpulan Skripsi UM MIPA, 2009)

Page 31: Student Fasilitator and Explaining

38

penggunaan rumus, sebelum tindakan 33,33%, setelah tindakan 92,86%, c. proses

perhitungan, sebelum tindakan 47,6%, setelah tindakan 90,47%. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa penerapan strategi student facilitator and explaining dapat

meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika

tentang keliling dan luas persegi panjang dan persegi.41

Penelitian yang sudah dilakukan oleh Fira Andie Susetyono dan Yeni

Saraswati telah mengalami keberhasilan. Dengan melihat keberhasilan yang sudah

diperoleh, peneliti ingin menggunakan metode Student Facilitator and Explaning

sebagai alat penelitian yang akan digunakan pada materi Akuntansi kelas XI di

semester genap.

Penelitian yang dilakukan oleh Inayatul Maula berbeda dari penelitian

yang dilakkukan oleh peneliti terdahulu, letak perbedaannya atau originalitas

penelitian lebih lanjut dapat dilihat melalui Table 1.3.

Tabel 1.3 Perbedaan peneliti dengan penelitian sebelumnya

No Nama Peneliti dan

Tahun Peneliitian

Persamaan Perbedaan Originalitas Penelitian

1 Yeni Saraswati (2009)

Student Facilitator And Explaning

1. SMP 2. Fisika 3. Minat Belajar

1.Meneliti prestasi belajar melalui siklus yang lebih panjang 2. Siklus yang terdiri dari siklus I, siklus II dan siklus III 3. Lokasi

2 Fira Andie Susetyono (2010)

Student Facilitator And Explaning

1. keaktifan 2. Pemahaman siswa 2.SMP

41 Fira Andie Susetyono, Penerapan Strategi Student Facilitator And Explaining Dalam Pembelajaran Matematikauntuk Meningkatkan Keaktifan Dan Pemahaman Siswa Tentang Keliling Dan Luas Persegi Panjang Dan Persegi , (Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Surakarta, 2010)

Page 32: Student Fasilitator and Explaining

39

penelitian di SMA Negeri 1 Bangil 4. Pada kelas XI IS 2