penerapan model student facilitator and explaining …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel...

16
1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prody Matematika PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP NEGERI B. SRIKATON ARTIKEL ILMIAH Oleh : Nama : Siti Ayu Sundari NPM : 4011176 Prodi : Pendidikan Matematika Dosen Pembimbing : 1. Anna Fauziah, M.Pd 2. Novianti Mandasari, M.Pd.Mat PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2017

Upload: others

Post on 09-Mar-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII

SMP NEGERI B. SRIKATON

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :

Nama : Siti Ayu Sundari

NPM : 4011176

Prodi : Pendidikan Matematika

Dosen Pembimbing : 1. Anna Fauziah, M.Pd

2. Novianti Mandasari, M.Pd.Mat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

2017

Page 2: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII

SMP NEGERI B. SRIKATON

Oleh :

Siti Ayu Sundari1

Anna Fauziah, M.Pd2

Novianti Mandasari, M.Pd.Mat 3

Email : [email protected]

ABSTRACT

This thesis entitled "Application of Student Facilitator Model and Explanation of

Mathematics Learning in Grade VII of State Junior High School B Srikaton". The

formulation of the problem in this research is whether the results of student

learning mathematics class VII SMP Negeri B Srikaton after applied model of

Facilitator learning and Student Explanation completed significantly? The purpose

of this study is to determine the completeness of the results of learning

mathematics students VII SMP Negeri B. Srikaton after applying the model

Facilitator and Student Explanation. The research method used is quasi

experimental method implemented without comparison group. The population is all

students of class VII SMP Negeri B Srikaton Lesson Year 2016/2017 which

consists of 7 classes and amounted to 258 students and after the draw was selected

class VII.1 as a sample of 36 students. Data collection was done using the test

technique. The collected data were analyzed using t-test at significant level α =

0,05. Based on the results of t-test calculati ns taine t it ng t ta el

an ave age ) of 82.50, so it can be concluded that the results of learning

mathematics students VII SMP Negeri B Srikaton after application of model

Student Facilitator and Explaining is significantly completed.

Keywords: Student Facilitator and Explaining, Learning Outcomes

A. Pendahuluan

Pendidikan memiliki dunia belajar dan mengajar yang merupakan interaksi

antara siswa dengan guru. Guru sebagai motivasi bagi siswa dalam proses belajar.

Belajar merupakan hasil dari suatu interaksi dari yang belum tau menjadi tau,

belum bisa menjadi bisa, dari yang tidak mempunyai pontensi menjadi mempunyai

pontensi (Suprijono, 2010:1). Dengan adanya belajar terbentuklah kelompok-

kelompok siswa-siswa yang aktif berinteraksi antara mereka untuk mencari solusi

dalam pemecahan masalah.

Page 3: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

Mengingat pentingnya matematika, sangatlah wajar bila nilai matematika

yang diperoleh siswa selalu mendapat perhatian dari orang tua siswa. Namun

kenyataan di lapangan menunjukan rata-rata nilai matematika siswa masih sangat

rendah jika dibandingkan dengan bidang studi lain. Dari hasil pengamatan,

beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa adalah konsep-

konsep matematika yang diajarkan di sekolah langsung berupa rumus-rumus yang

abstrak tanpa mempertimbangkan aspek aplikasi yang bisa disesuaikan dengan

kehidupan nyata siswa, sehingga pembelajaran matematika yang demikian

menjadikan siswa merasa bosan, sulit dan tidak menyukai untuk belajar

matematika.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan Ibu Puri Handayani, S.Pd

guru di SMP Negeri B. Srikaton bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk

kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah 68, dilihat dari rata-rata nilai

ulangan harian siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII pada semester

genap tahun pelajaran 2015/2016 sebesar 63,95. Dari 260 siswa hanya 120 siswa

atau 42,09% saja yang dapat mencapai KKM, sedangkan 140 siswa atau 57,91%

harus mengikuti remedial.

Rumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah hasil belajar matematika

siswa kelas VII SMP Negeri B. Srikaton setelah diterapkan pembelajaran dengan

model Student Facilitator and Explaining secara signifikan tuntas?”. Adapun

tujuan ini adalah untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas

VII SMP Negeri B. Srikaton setelah diterapkan model Student Facilitator and

Explaining. Kemudian dengan adanya penelitian ini, manfaat yang dirapakan: (1)

Meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa serta untuk menumbuhkan rasa

percaya diri siswa terhadap kemampuannya sendiri, (2). Bahan pertimbangan bagi

guru mata pelajaran matematika untuk dapat menerapkan pembelajaran yang lebih

efektif, (3). Memberi sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan

di sekolah tersebut dan (4). Sarana bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang

diperoleh dari bangku kuliah, serta sebagai upaya untuk mengembangkan

pengetahuan, sekaligus dapat menambah wawasan, pengalaman dalam tahapan

proses pembinaan diri sebagai calon pendidik.

Page 4: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melak kan penelitian an pem a asan engan j l “ Penerapan model Student

Facilitator and Explaining pada pembelajaran Matematika siswa kelas VII SMP

Negeri B. Srikaton”

B. Landasan Teori

1. Model Pembelajaran

Saat ini, pembelajaran inovatif yang akan mampu membawa perubahan

belajar bagi siswa, telah menjadi barang wajib bagi guru. Alam rangka mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, guru perlu melakukan

serangkaian kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, menentukan strategi,

pemilihan materi dan metode pembelajaran, sampai pada penilaian. Serangkaian

kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut sering

disebut dengan pendekatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat model-model

pembelajaran. Menurut pendapat Joyce dan Weil (Rusman, 2010:133) model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-

bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang

lain.sedangkan menurut Soekamto (Trianto, 2007:5) mengemukakan maksud dari

model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran

dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Meyer, W.J.

(Trianto, 2009:21) menjelaskan secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu

objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Sesuatu

yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih konprehensif.

2. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Menurut Suyatno (2009:126) bahwa model Student Facilitator and

Explaining adalah suatu model pembelajaran dimana siswa mempresentasikan ide

atau pendapat pada rekan peserta lainnya. Menurut Nanang dan Suhana (2010:50)

menyatakan bahwa model “Student Facilitator and Explaining” adalah suatu

model pembelajaran dimana siswa mempresentasikan gagasan kepada peserta

lainnya. Darwis (2014) menjelaskan bahwa model pembelajaran Student

Page 5: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

Facilitator and Explaining adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif

dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model

Student Facilitator and Explaining antara lain : (1) Guru menginformasikan

kompetensi yang ingin dicapai, (2) Guru mendemontrasikan materi atau

menyajikan materi, (3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan materi dan menjelaskan kepada siswa lainnya tentang materi

pembelajaran dengan menggunakan bagan atau peta konsep atau dengan

menggunakan media pembelajaran yang lainnya, (4) Guru menyimpulkan ide atau

pendapat dari siswa, menerangkan semua materi yang disajikan saat itu, (5) Guru

memberikan evaluasi kepada siswa dan (6) Refleksi dan Penutup.

Djamarah dan Zain (2010:78), model Student Facilitator and Explaining

memiliki beberapa kelebihan antara lain adalah sebagai berikut: (1) Siswa diajak

untuk dapat menerangkan kepada siswa lain dan (2) Siswa dapat mengeluarkan ide-

ide yang ada dipikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut.

Sedangkan kelemahan dari model Student Facilitator and Explaining antara lain :

(1 Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil dan (2)

Banyak siswa yang kurang aktif.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu. Metode

penelitian eksperimen semu merupakan metode eksperimen yang dilakukan tanpa

adanya kelas pembanding. Pada penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan

pembelajaran dengan model Student Facilitator And Explaining pada sampel

penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian pre experimental design yakni desain yang berkategori pretest and

posttest group design. Menurut Arikunto (2006:85). Design eksperimen tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

Keterangan:

O1 = tes awal atau Pretest

Page 6: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

X = model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

O2 = tes akhir atau Posttest

“Va ia el me pakan gejala yang menja i f k s peneliti nt k iamati

Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai

variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2004:2).

Dalam penelitian ini, terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel dependen (variabel terikat), sedangkan variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2004:3). Adapun yang menjadi variabel bebas dalam

penelitian ini adalah model Student Facilitator and Explaining, sedangkan variabel

terikat adalah hasil belajar matematika siswa

D. Data Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara langsung oleh peneliti dari tanggal 28

September 2016 sampai dengan 28 Oktober 2016 di SMP Negeri B Srikaton.

Pembelajaran matematika dengan model Student Facilitator and Explaining ini

diterapkan pada siswa di kelas VII SMP Negeri B Srikaton dengan materi pokok

yaitu Himpunan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP

Negeri B Srikaton yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah 258 siswa. Setelah

dilakukan pemilihan secara acak, terpilih kelas VII.1 sebagai sampel penelitian

dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa

perempuan. Penelitian ini mendapatkan data dengan menggunakan tes tertulis.

Sebelum pelaksanaan penelitian dimulai, terlebih dahulu dilakukan uji coba

instrumen tes yang bertujuan untuk mengetahui kualitas soal yang akan digunakan.

Uji coba instrumen tes dilaksanakan pada tanggal 29 September 2016 di kelas

VIII.4 SMP Negeri B Srikaton dengan jumlah siswa 35 orang dengan materi

himpunan. Berdasarkan hasil analisis uji instrumen, dari tujuh soal yang diujikan,

sebanyak lima soal yang dapat digunakan sebagai alat tes. Adapun pemberian tes

tertulis tersebut akan diberikan pada pelaksanaan penelitian yaitu dimulai dari tes

awal (Pre-test), melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dengan model

Student Facilitator and Explaining dan dilanjutkan dengan tes akhir (Post-test).

Page 7: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

a. Kemampuan Awal Siswa

Tes awal (Pre-test) ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa

sebelum diberikan pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator

and Explaining. Pada pertemuan pertama dilakukan tes awal yang dilaksanakan

pada tanggal 12 Oktober 2016 yang diikuti oleh 36 siswa. Soal yang digunakan

berbentuk uraian sebanyak lima soal, dimana soal tersebut sudah diketahui

validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran soal. Kemampuan siswa

sebelum mengikuti pembelajaran dengan materi himpunan adalah merupakan data

penelitian yang didapat dari tes awal atau soal yang diberikan sebelum siswa

mendapatkan pengajaran dari guru. Berdasarkan hasil perhitungan adapun

rekapitulasi analisis hasil pre-test siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Rekapitulasi Data Hasil Pre-test

No. Kategori Jumlah

1. Siswa yang tuntas 2 (5,56%)

2. Siswa yang tidak tuntas 34 (94,44%)

3. Nilai rata-rata 41,44

4. Simpangan baku 13,61

5. Nilai tertinggi 71

6. Nilai terendah 13

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai lebih

dari atau sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah tersebut yaitu 68 dalam

pre-test ini sebanyak 2 siswa (5,56%) dan yang mendapat nilai kurang dari KKM

sebanyak 34 siswa (94,44%). Nilai tertinggi adalah 71 dan nilai terendah adalah 13.

Rata-rata keseluruhan adalah 41,44 dan simpangan baku sebesar 13,61. Jadi secara

deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa sebelum diterapkan

model Student Facilitator and Explaining tidak tuntas, karena rata-rata nilai yang

diperoleh kurang dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 68.

b. Kemampuan Akhir Siswa

Tes akhir (Post-test) dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator and

Page 8: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

Explaining. Soal post-test yang digunakan berbentuk uraian sebanyak lima soal,

dimana peningkatan rata-rata nilai pada tes akhir merupakan hasil belajar siswa.

Berdasarkan analisis hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku dari hasil

post-test, maka rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Rekapitulasi Data Hasil Post-test

No. Kategori Jumlah

1. Siswa yang tuntas 30 (83,33%)

2. Siswa yang tidak tuntas 6 (16,67%)

3. Nilai rata-rata 82,50

4. Simpangan baku 14,02

5. Nilai tertinggi 100

6. Nilai terendah 42

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai lebih

dari atau sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah tersebut yaitu 68 dalam

post-test ini sebanyak 30 siswa (83,33%) dan yang mendapat nilai kurang dari

KKM sebanyak 6 siswa (16,67%). Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah

adalah 42. Rata-rata keseluruhan adalah 82,50 dan simpangan baku sebesar 14,02.

Jadi secara deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan akhir siswa

setelah diterapkan model Sudent Facilitator and Explaining dapat dikatakan tuntas,

karena nilai rata-ratanya lebih dari KKM yaitu lebih dari atau sama dengan 68

( . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut:

Grafik 4.1 Nilai rata-rata dan simpangan baku Pre-Test

dan Post-test siswa

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pre-test

Post-test

Rata-rata Nilai Ketuntasan Belajar

41,44

5,56%

82,50 83,33%

Page 9: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi hasil uji normalitas data

tes awal (pre-test) dan data tes akhir (post-test) dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut

ini :

Tabel 4.3

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas

Data Tes Akhir (Post-test)

Tes χ2

hitung χ2

tabel Keterangan

Post-test 10,438 11,170 Normal

Berdasarkan tabel 4.3 pada tabel post-test i apat χ2

hitung = 10,438 dan

χ2

tabel = , 0 engan ca a mem an ingkan χ2

hitung dan χ2

tabel seperti langkah di

atas maka i apat χ2

hitung < χ2

tabel (10,438 < 11,170) maka dapat dikatakan data

berdistribusi normal.

2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama satu bulan di kelas VII SMP

Negeri B Srikaton, maka model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

ini dapat dijadikan alternatif dalam proses belajar mengajar. Pada penelitian yang

dilakukan, peneliti mengajar di kelas VII.1. setelah pemberian pre-test, siswa

diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Sudent Facilitator

and Explaining sebanyak empat kali dan diteruskan dengan pemberian post-test.

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adala “Hasil elaja matematika siswa

kelas VII SMP Negeri B Srikaton setelah diterapkan Model Student Facilitator and

Explaining s a t ntas” Hasil elaja yang akan iteliti e pa kemamp an

kognitif siswa pada materi himpunan.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada 13 Oktober 2016 dengan materi yang

diajarkan adalah menentukan irisan, gabungan, kurang (selisih) dan himpunan serta

menentukan komplemen dari suatu himpunan. Pembelajaran berpedoman pada

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada kegiatan awal

pembelajaran, guru (dalam hal ini adalah peneliti) menyampaikan tujuan

pembelajaran dan memotivasi siswa. Setelah itu guru mengingatkan kembali

mengenai materi bilangan bulat yang telah dipelajari di sekolah dasar. Sebelum

kegiatan pembelajaran dimulai, guru menjelaskan bahwa pembelajaran pada hari

Page 10: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

ini akan menggunakan model Student Facilitator and Explaining. Kemudian guru

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan

pembelajaran, guru memulai dengan menyampaikan materi yang akan dibahas

yaitu menentukan irisan, gabungan, kurang (selisih) dan himpunan serta

menentukan komplemen dari suatu himpunan, kemudian guru menyajikan materi

yang disertai dengan contoh-contoh soal. Setelah penyampaian materi selesai,

kemudian guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempelajari materi yang

baru saja dijelaskan, setelah itu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan ide/pendapatnya di depan kelas kepada siswa lainnya

menggunakan peta konsep.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada 19 Oktober 2016 dengan materi yang

diajarkan adalah menyajikan gabungan dua himpunan dengan diagram venn serta

menyajikan irisan dua himpunan dengan diagram venn. Pembelajaran berpedoman

pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada kegiatan awal

pembelajaran, guru terlebih dahulu memeriksa kesiapan siswa, setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa tentang pentingnya

mempelajari materi yang akan dibahas. Guru mengingatkan kembali materi yang

telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Sebelum pembelajaran dimulai, guru

menjelaskan bahwa pembelajaran pada pertemuan hari ini sama seperti pertemuan

sebelumnya yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator

and Explaining. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang

akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti guru memulai dengan menyajikan materi

yang akan dibahas yaitu menyajikan gabungan dua himpunan dengan diagram venn

serta menyajikan irisan dua himpunan dengan diagram venn. Setelah guru

menyajikan materi, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan materi pelajaran di depan kelas melalui peta konsep yang sudah

dipersiapkannya di rumah. Pada pertemuan kedua ini siswa mulai tertarik dan

berminat dalam belajar. Hal ini terlihat pada saat siswa mempresentasikan

ide/pendapatnya kepada siswa lainnya melalui peta konsep. Siswa lebih aktif

karena merasa dilibatkan dalam belajar, dimana setiap siswa berusaha untuk

mengemukakan ide/pendapat sebanyak-banyaknya berkaitan dengan materi

pelajaran, sehingga siswa mempunyai pengalaman yang berbeda ketika berbicara

Page 11: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

dan berusaha menjelaskan materi pelajaran. Tetapi guru tetap memotivasi siswa

bagaimana cara menjelaskan suatu permasalahan dengan baik di depan kelas.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada 20 Oktober 2016 dengan materi yang

diajarkan adalah menyajikan kurang (selisih) satuan himpunan lainnya dengan

diagram venn serta menyajikan komplemen suatu himpunan. Pada kegiatan awal

pembelajaran, guru terlebih dahulu memeriksa kesiapan siswa, setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa tentang pentingnya

mempelajari materi yang akan dibahas. Guru mengingatkan kembali materi yang

telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Sebelum pembelajaran dimulai, guru

menjelaskan bahwa pembelajaran pada pertemuan hari ini sama seperti pertemuan

sebelumnya yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator

and Explaining. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang

akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti guru memulai dengan menyajikan materi

yang akan dibahas yaitu menyajikan kurang (selisih) satuan himpunan lainnya

dengan diagram venn serta menyajikan komplemen suatu himpunan. Setelah guru

menyajikan materi, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan materi pelajaran di depan kelas melalui peta konsep yang sudah

dipersiapkannya dirumah. Pada pertemuan ketiga ini siswa mulai tertarik dan

berminat dalam belajar. Hal ini terlihat pada saat siswa mempresentasikan

ide/pendapatnya kepada siswa lainnya melalui peta konsep. Siswa lebih aktif

karena merasa dilibatkan dalam belajar, dimana setiap siswa berusaha untuk

mengemukakan ide/pendapat sebanyak-banyaknya berkaitan dengan materi

pelajaran, sehingga siswa mempunyai pengalaman yang berbeda ketika berbicara

dan berusaha menjelaskan materi pelajaran. Tetapi guru tetap memotivasi siswa

bagaimana cara menjelaskan suatu permasalahan dengan baik di depan kelas.

Pada tahap akhir pembelajaran, guru menyebutkan materi yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya. Guru juga menginformasikan bahwa pada

pertemuan selanjutnya model pembelajaran yang akan digunakan sama seperti pada

hari ini, diharapkan setiap siswa mempersiapkan peta konsepnya masing-masing

guna memperlancar proses pembelajaran di pertemuan yang akan datang.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada 26 Oktober 2016 dengan materi yang

diajarkan adalah menyelesaikan masalah sehari-hari yang menggunakan konsep

Page 12: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

himpunan. Pada kegiatan awal pembelajaran, guru terlebih dahulu memeriksa

kesiapan siswa, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi yang akan dibahas. Guru

mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

Sebelum pembelajaran dimulai, guru menjelaskan bahwa pembelajaran pada

pertemuan hari ini sama seperti pertemuan sebelumnya yaitu pembelajaran dengan

menggunakan model Student Facilitator and Explaining. Pada kegiatan inti guru

memulai dengan menyajikan materi yang akan dibahas yaitu menyelesaikan

masalah sehari-hari yang menggunakan konsep himpunan. Setelah guru

menyajikan materi, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan materi pelajaran di depan kelas melalui peta konsep yang sudah

dipersiapkannya dirumah. Sementara itu siswa yang lain menanggapi apa yang

dijelaskan temannya di depan kelas tersebut. Kemudian guru memanggil siswa

lainnya untuk bergantian menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, guru juga

memberikan motivasi agar siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Dalam tahap ini semakin banyak siswa yang tampil di depan kelas, maka

semakin banyak pula ide-ide atau pendapat-pendapat siswa yang bermunculan.

Siswa terlihat antusias mengeluarkan pendapatnya mengenai materi pelajaran,

sehingga tidak jarang terjadi perdebatan diantara siswa. Siswa terlihat aktif mencari

informasi yang dibutuhkan guna menjawab pertanyaan. Dalam hal ini guru tetap

mempunyai peran meskipun tidak dominan. Peran guru selain sebagai motivator,

juga berperan dalam mengatur jalannya proses pembelajaran, memberikan arahan-

arahan kepada siswa mengenai materi pelajaran yang sedang dibahas dan

membimbing siswa dalam pemecahan masalah. Dengan begitu, siswa lebih bisa

memahami materi dan meningkatkan pengetahuannya sendiri. Dalam kegiatan

pembelajaran menggunakan model Student Facilitator and Explaining, siswa aktif

mengeluarkan ide/pendapatnya dalam membahas materi pelajaran. Bagi siswa yang

mempresentasikan ide/pendapatnya didepan kelas akan mendapat penghargaan

berupa kata-kata pujian guna memberikan semangat siswa dalam belajar. Hal ini

sejalan dengan pendapat dari Bahaudin (27 Januari 2014) yang menyatakan bahwa

model Student Facilitator and Explaining merupakan suatu model pembelajaran

yang dapat mengajak siswa untuk menerangkan materi pembelajaran kepada siswa

Page 13: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

lain melalui ide-ide yang ada dipikiran serta dapat merangsang perkembangan

kemampuan berpikir secara aktif, kreatif dan menyeluruh.

Pada saat pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model Student

Facilitator and Explaining peneliti menemukan : beberapa hambatan. Hambatan

yang di temui pada pertemuan pertama antara lain:

1. Pada pertemuan sebelumnya siswa diberi pemahaman tentang peta konsep dan

bagaimana cara pembuatannya.

2. Setiap kelompok terdiri dari dua orang siswa, diberi tugas membuat peta

konsep tentang materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan yang akan

datang, sehingga proses pembelajaran yang akan datang dapat berjalan secara

efektif.

Setelah peneliti menggunakan solusi diatas, hambatan yang terjadi pada

pertemuan pertama tidak lagi terjadi pada pertemuan-pertemuan berikutnya.

Sehingga siswa mulai belajar secara aktif dan mulai menyesuaikan diri dengan

model pembelajaran Student Facilitator and Explaining.

E. Kesimpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data tentang penerapan model

Student Facilitator and Explaining pada pembelajaran matematika di kelas VII

SMP Negeri B Srikaton tahun pelajaran 2015/2016 dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri B Srikaton setelah diterapkan

pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining

secara signifikan tuntas. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata post-test

(kemampuan akhir) siswa sebesar 82,50 dengan persentase jumlah siswa yang

tuntas 30 siswa sebesar 83,33%.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan di atas, maka saran yang dapat

diberikan oleh peneliti sebagai berikut:

1) Penggunaan model Student Facilitator and Explaining pada kegiatan belajar

mengajar dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru matematika untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 14: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

2) Siswa diharapkan lebih aktif dan berani dalam mengungkapkan gagasan dan

pendapatnya terutama dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar dapat

tercapai dengan baik.

3) Dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti,

sedangkan bagi peneliti lain diharapkan juga dapat mengkaji lebih lanjut

4) tentang model Student Facilitator and Explaining pada materi pokok lainnya.

Page 15: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Toha. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dalyono. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

Darwis, A., Maris, I. M, dan Zulamrdi. 2014. Penerapan Model Pembelajaran

Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan Pemahaman

Konsep Matematika Edusainstika Jurnal Pendidikan MIPA Tarbiyah

STAIN Batusangkar. 1 (1), 77-78.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar - Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hanafiah, N. & Suhana, C. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT

Refika Aditama.

Hatimah, Ihat 2007. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Irlinawati, Dewik. 2003. Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoharjo. 1 (2),

29-36.

Jihad dan Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

___________ 2009. Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Yogyakarta:

Multi Pressindo.

Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VII. Jakarta: Yudhistira.

Muslim, S. Ryane. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Student Facilitator and

Explaining dalam Pembelajaran Kooperatif terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematik, Jurnal Pendidikan dan Keguruan

Universitas Terbuka. 1 (1), Artikel 10.

Nanang dan Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika

Aditama

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Pengembangan Profesional Guru.

Bandung: Rajawali Pers.

Page 16: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel siti ayu sundari npm 4011176.pdf · kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah

1Alumni STKIP-PGRI,

2 dan 3 Dosen Prody Matematika

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rhineka Cipta.

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

___________ 2009. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran inovatif. Surabaya: Masmedia Buana

Pustaka.

Toha Anggoro, M. dkk. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

Perstasi Pustaka.

Trimo. 2006. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: CV Citra Praya.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2012. Jakarta.

Uno, Hamzah dan Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.

Jakarta: Bumi Aksara.