melalui metode student facilitator and explaining …
TRANSCRIPT
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 155
MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
(SFAE) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI
PEMILU DI INDONESIA SISWA KELAS VI MI MIFTAHUL HUDA
PAKIS KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Istikomah
MI Miftahul Huda Pakis, Durenan, Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar pada siswa
Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun
2014/2015 pada materi Pemilu Di Indonesia setelah kepala sekolah secara kolaboratif menerapkan
model belajar Student Facilitator And Explaining (SFAE). Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di MI
Miftahul Huda Pakis pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi PKn materi pemilu di Indonesia
tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan tes, observasi, angket dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase
aktivitas 60,00% yang meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II menjadi 78,75%. Artinya
siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar Student Facilitator and
Explaining (SFAE). Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup
baik” dengan persentase aktivitas 61,25% meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan
persentase aktivitas 80,00%. Artinya guru dapat menerapkan metode Student Facilitator and
Explaining (SFAE) dengan baik pada pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berdampak pada
perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada
hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata siklus I sebesar 73,16 siklus II sebesar 84,74
dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100%, hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa
serta ketuntasan belajar siswa yang sangat baik.
Kata kunci: student facilitator and explaining, PKn, Kelas VI
Tugas kepala sekolah di tingkat Madrasah
Ibtidaiyah bukan sekedar menjadi simbol
pemimpin tetapi lebih dari itu, kepala sekolah
harus dapat meningkatkan kemajuan
pendidikan di lembaganya. Tugas kepala se-
kolah akan menjadi tidak tepat jika hanya
menghadiri rapat dinas yang dilakukan di
tingkat UDPK atau sejenisnya. Kepala seko-
lah harus dapat menjadi seorang adminis-
trator, supervisor dan motivator bagi guru
dan siswa, untuk itu kepala sekolah di MI
Miftahul Huda Pakis pada minggu kedua
melakukan kegiatan KKG Mini, selain
supervisor kelas yang rutin dilakukan pada
akhir bulan. Melalui kegiatan ini dijadikan
bahan kepala sekolah untuk mengambil
kebijakan. Dari hasil KKG mini yang dilaku-
kan setiap minggu kedua diketahui bahwa
siswa kelas VI mengalami kesulitan dalam
pembelajaran PKn, sehingga prestasi belajar
siswa menurun.
Hasil pengamatan di lapangan juga
ditemukan beberapa faktor yang mempenga-
ruhinya, yaitu: banyaknya siswa yang pasif
baik dalam bertanya maupun dalam menja-
wab pertanyaan, model pembelajaran guru
yang kurang sesuai dengan situasi dan kon-
156 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...
disi siswa, dan tidak adanya penilaian terha-
dap tugas. Selanjutnya dari hasil wawancara
menunjukkan bahwa siswa Kelas VI MI
Miftahul Huda Pakis pada umumnya meng-
anggap matapelajaran PKn itu membosankan
karena penuh dengan bacaan dan peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Selain itu, siswa menganggap matapelajaran
PKn adalah pelajaran yang tidak penting,
sehingga menjadikan siswa pasif dalam
pembelajaran dan hasil belajarnya kurang
baik. (Prasodjo, 2003).
Dengan demikian, upaya yang dapat
mengatasai permasalah tersebut salah
satunya dengan memvariasikan model
pembelajaran yaitu menggunakan model
pembelajaran Student Facilitator and Ex-
plaining (SFAE). Model pembelajaran Stu-
dent Facilitator and Explaining (SFAE)
merupakan salah satu dari tipe model
pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas
kooperatif siswa belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
4-6 orang siswa yang sederajat tetapi
heterogen, kemampuan, jenis kelamin, su-
ku/ras, dan satu sama lain saling
membantu. Model Student Facilitator and
Explaining (SFAE) memberikan kesempat-
an kepada siswa atau peserta untuk mem-
presentasikan ide atau pendapat pada rekan
peserta lainnya. Selain itu, siswa diajak
untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain
dengan mengeluarkan ide-ide yang ada
dipikirannya sehingga dapat lebih
memahami materi tersebut. Model pem-
belajaran ini digunakan oleh pendidik
dengan maksud meminta peserta didik un-
tuk berperan menjadi narasumber terhadap
temannya di kelas. Dengan demikian, pe-
neliti tertarik menggunakan model pem-
belajaran Student Facilitator and Explain-
ing (SFAE) dalam proses pembelajaran
PKn dengan pertimbangan model pembe-
lajaran Student Facilitator and Explaining
(SFAE) efektif untuk melatih siswa ber-
bicara menyampaikan ide/gagasan atau
pendapatnya sendiri. Model ini merupakan
model yang mudah, guna memperoleh
keaktifan kelas secara keseluruhan dan
tanggungjawab secara individu. Model ini
memberikan kesempatan kepada setiap sis-
wa untuk bertindak sebagai seorang “pe-
ngajar/penjelas materi dan seorang yang
memfasilitasi proses pembelajaran”
terhadap siswa lain. Dengan model ini, sis-
wa yang selama ini tidak mau terlibat akan
ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
(Usman, 2000).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
dilakukan di MI Miftahul Huda Pakis pada
siswa Kelas VI Semester I bidang studi PKn
materi Pemilu di Indonesia tahun pelajaran
2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 19
siswa. Lokasi penelitian adalah di MI
Miftahul Huda Pakis. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan tes, observasi, ang-
ket, dan catatan lapangan. Desain penelitian
yang digunakan terdiri dari 2 siklus, tiap
siklus meliputi: planning (perencanaan), ac-
tion (pelaksanaan), observation (pengamat-
an) dan reflection (refleksi). Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Permasalahan yang belum da-
pat dipecahkan dalam siklus pertama
direfleksikan bersama tim peneliti dalam
suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari
penyebabnya, selanjutnya peneliti meren-
canakan berbagai langkah perbaikan untuk
diterapkan dalam siklus II. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis data
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 157
kualitatif yang bersifat linear (mengalir)
maupun bersifat sirkuler.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus Pertama
Refleksi Awal
Kegiatan KKG Mini rutin dilaksana-
kan pada minggu ke-2, tanggal 14 September
2014. KKG Mini dilaksanakan dengan tujuan
untuk menghimpun permasalahan dan
kemajuan pendidikan di madrasah. Salah
satu masukan yang menjadi perhatian
peneliti sebagai kepala sekolah adalah
adanya penurunan mionat dan prestasi
belajar PKn di kelas VI. Padahal kelas VI
sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan
pendidikan di madrasah.
Selanjutnya peneliti melakukan ke-
giatan pra tindakan yang dimulai pada tang-
gal 18 September 2014. Hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti dan hasil kajian studi
dokumentasi pembelajaran guru Kelas VI
dan buku hasil analisis evaluasi pembelajaran
guru Kelas VI diketahui bahwa prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran PKn
khususnya materi Pemilu Di Indonesia
sangat rendah. Dari hasil obeservasi ini se-
perti yang tercantum dalam catatan penelitian
pada lampiran 1 diduga bahwa penyebab
utama rendahnya prestasi belajar siswa
adalah penerapan metode pembelajaran yang
tidak tepat, sehingga tidak mampu
meningkatkan minat aktivitas belajar siswa.
Planning (Perencanaan)
Persiapan yang perlu dilakukan sebe-
lum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a)
Menyusun rencana pembelajaran dengan
menggunakan metode Student Facilitator
and Explaining (SFAE); (b) Menyusun pe-
tunjuk kegiatan siswa; (c) Melaksanakan
kegiatan penelitian; dan (d) Penilaian hasil
kegiatan penelitian
Action (Pelaksanaan)
Dalam kegiatan proses pembelajaran
ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertemuan 1
1) Peneliti selaku kepala sekolah bersama
guru Kelas VI bapak Khozinuddin, S.Pd,
memasuki ruang Kelas VI.
2) Sebelum memulai pelajaran guru dan
siswa terlebih dahulu berdoa
3) Selanjutnya guru bersama siswa menya-
nyikan lagu Garuda Pancasila.
4) Pada awal pembelajaran guru memotivasi
siswa bahwasannya tanpa disadari oleh
siswa, jiwa dan semangat seorang guru
sudah ada pada diri siswa.
5) Guru mengajak siswa untuk berperan
sebagai guru melalui kegiatan narasumber
untuk teman sebaya.
6) Guru menyampaikan kompentenasi dan
tujuan yang dicapai oleh siswa
7) Guru menyampaikan materi pembelajaran
8) Guru selanjutnya membuka amplop kecil
berwarna putih. Dalam amplop terdapat
beberapa permasalahan yang harus dipe-
cahkan oleh siswa.
9) Untuk memudahkan kegiatan pembela-
jaran guru meminta siswa untuk berkum-
pul sesuai dengan kelompok masing-ma-
sing. Masing-masing amplop berisi per-
masalahan sebagai berikut:
Amati gambar berikut!
a) Apa yang dapat kamu amati dari
gambar diatas?
158 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...
b) Buatlah 5 pertanyaan yang
berhubungan dengan gambar diatas?
c) Apakah yang dimaksud dengan
demokratis?
d) Apa tujuan diadakan pemilu di
Indonesia?
e) Jelaskan azas yang digunakan dalam
pemilu?
10) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi
selaku pengamat dalam penelitian mela-
kukan kegiatan pengamatan baik untuk
aktivitas guru atau siswa.
11) Siswa telah selesai melakukan kegiatan
diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan
kelompok mengambil kartu di depan kelas
secara acak. Bagi kelompok yang
mendapat gambar bintang mendapat gilir-
an pertama untuk menjadi narasumber,
sedangkan kelompok yang lain menggali
informasi sebanyak-banyaknya atas hasill
temuan pada LKS 1. Pada saat narasumber
mengalami kesulitan saat menjawab
pertanyaan atau sanggahan dari kelompok
lain, bisa mengatakan “lewat”.
12) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai
dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang
belum berhasil dijawab oleh kelompok
yang menjadi fasilitator and explaining,
untuk itu guru perlu memberikan
penguatan dan jawaban pada siswa.
13) Untuk megetahui daya serap siswa pada
materi yang disampaikan guru memberi-
kan tugas individu.
14) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-
masikan kepada siswa bahwa pekerjaan
rumah akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
Pertemuan 2
1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki
ruang Kelas VI.
2) Sebelum memulai pelajaran guru dan
siswa terlebih dahulu
3) Pada awal pembelajaran guru memotivasi
siswa bahwasannya tanpa disadari oleh
siswa, jiwa dan semangat seorang guru
sudah ada pada diri siswa.
4) Guru mengajak siswa untuk berperan
sebagai guru melalui kegiatan narasumber
untuk teman sebaya.
5) Guru menyampaikan kompentenasi dan
tujuan yang dicapai oleh siswa
6) Guru menyampaikan materi pembelajaran
7) Guru selanjutnya membuka amplop kecil
berwarna putih. Dalam amplop terdapat
beberapa permasalahan yang harus
dipecahkan oleh siswa.
8) Untuk memudahkan kegiatan pembelajar-
an guru meminta siswa untuk berkumpul
sesuai dengan kelompok masing-masing.
Kelompok yang terbentuk sesuai dengan
format pembentukan kelompok pada
lampiran 4. Masing-masing amplop berisi
permasalahan sebagai berikut:
a) Sebutkan tahun-tahun pemilihan
umum di Indonesia!
b) Sebtukan tiga tahapan dalam pemilu
tahun 2004!
c) Sebutkan persyaratan calon presiden
dan wakil presiden!
d) Sebutkan daftar presiden RI!
e) Sebutkan tugas dan wewenang KPU
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden!
9) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi
selaku pengamat dalam penelitian
melakukan kegiatan pengamatan baik
untuk aktivitas guru atau siswa.
10) Siswa selesai melakukan kegiatan diskusi,
kemudian selanjutnya perwakilan
kelompok mengambil kartu di depan kelas
secara acak. Bagi kelompok yang
mendapat gambar bintang mendapat gilir-
an pertama untuk menjadi nara sumber,
sedangkan kelompok yang lain menggali
informasi sebanyak-banyaknya atas hasil
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 159
temuan pada LKS 2. Pada saat narasumber
mengalami kesulitan saat menjawab
pertanyaan atau sanggahan dari keompok
lain, bisa mengatakan “lewat”.
11) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai
dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang
belum berhasil dijawab oleh kelompok
yang menjadi fasilitator and explaining.
Untuk itu guru perlu memberikan
penguatan dan jawaban pada siswa.
12) Untuk megetahui daya serap siswa pada
materi yang disampaikan guru memberi-
kan tugas individu.
13) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-
masikan kepada siswa bahwa pada
pertemuan berikutnya akan diadakan uji
kompetensi.
Observation (Pengamatan)
Berdasarkan observasi di Kelas VI
dapat direkam hal-hal sebagai berikut: (a)
Bagi Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis
Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek,
siswa-siswa tampak lebih siap untuk meng-
ikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap
pelajaran meningkat. Indikator observasi
adalah kebanyakan siswa aktif dalam menya-
jikan tugas kelompok, cukup banyak yang
mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa
untuk bertanya masih kurang, sudah banyak
siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat
waktu, akan tetapi siswa masih sulit
berkomunkasi dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh teman sebaya. Dari aktivitas
belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh
persentase rata-rata sebesar 60,00% dan
termasuk dalam kategori aktivitas “cukup
baik”; (b) Dari segi guru dapat diberikan
hasil sebagai berikut: (1) Guru lebih mudah
dalam menyampaikan materi karena guru
tidak terlalu banyak menerangkan konsep.
Dalam hal ini guru hanya memberikan
penjelasan hal-hal yang pokok; (2) Materi
yang disampaikan sesuai dengan sasaran
yang diinginkan; (3) Guru lebih mudah
dalam mengarahkan proses belajar mengajar;
(4) Akan tetapi guru masih sulit menjadi
fasilitator dan motivator secara merata,
karena guru dalam penguasaan metode
pembelajaran belum optimal, sehingga waktu
yang dipergunakan dalam menerapkan
metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu
yang disediakan. Dari aktivitas guru ini
memperoleh rata-rata aktivitas sebesar
61,25% dan termasuk dalam kriteria “cukup
baik“.
Secara umum, hasil dari observasi
dan catatan peneliti selama kegiatan
penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa
penerapan model belajar Student Facilitator
And Explaining (SFAE) berdampak positif
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa
Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis
Kecamatan Durenan pada bidang studi PKn
materi Pemilu Di Indonesia. Gambaran
perkembangan prestasi belajar siswa disaji-
kan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi
Tindakan Perbaikan Pembelajaran pada Siklus I
No
Nama Siswa Nilai Ketuntasan
T TT 1 Fauzan Maskur 70 T 2 Ahmad Fajar Fahlavi 100 T 3 Ahmad Minhajul Gowin 70 T 4 Ainina Elok
Prasetyowati 70 T
5 Aringga Wahyu Fitratama
60 TT
6 Dicky Restu Priansyah 70 T 7 Engga Habibur
Rohman 70 T
8 Fajar Ahmad Mubarok 100 T 9 Kusnia Fitriani 80 T
10 Litazyida Aula Putrid 70 T 11 M. Agung Badrus
Sholeh 60 TT
12 M. Fany Muzakky 60 TT 13 M. Khasan 60 TT 14 M. Khusen 100 T 15 M. Reyhan 70 T 16 M. Reza 80 T 17 M. Sholeh Ibrahim 70 T
160 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...
18 Selvi Tri Hidayanti 60 TT 19 Zakya Jihan Nabila 70 T
Jumlah 1390 14 5 %Rata-Rata 73.16 73.68 26.32
(Sumber: Data Diolah Dari Nilai Evaluasi 1)
Refleksi
Dari hasil observasi ditemukan kele-
mahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru
kurang dalam memotivasi siswa; (b) Tek-
nik bertanya yang disampaikan oleh guru
masih kurang baik,sehingga kemampuan
siswa untuk menjawab pertanyaan yang si-
fatnya memprediksi, mengobservasi mau-
pun menjelaskan suatu fenomena masih
sangat rendah; dan (c) Dalam forum dis-
kusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif.
Dengan adanya kendala pembelajar-
an yang muncul pada siklus I, maka prestasi
belajar yang dicapai siswa tidak maksimal,
yaitu hanya mencapai ketuntasan belajar
sebesar 73,68% masih jauh dari ketuntasan
belajar yang diharapkan sebesar 85,00%.
Untuk masih diperlukan tindakan perbaikan
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Siklus Kedua
Planning (Perencanaan)
Pada siklus kedua ini perencanaannya
secara garis besar sama dengan siklus satu,
yang beda adalah pada materi kegiatan yang
membahas tentang pemilu di Indonesia.
Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I,
maka langkah perencanaannya perlu
tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki
teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi
dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar
aktif dalam kegiatan diskusi.
Action (Pelaksanaan)
Pada siklus II pelaksanaan tindakan-
nya secara garis besar sama dengan siklus I
dengan adanya perbaikan mengurangi domi-
nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan
memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
kegiatan diskusi.
Pertemuan 1
1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki
ruang Kelas VI.
2) Sebelum memulai pelajaran guru dan
siswa berdoa terlebih dahulu
3) Selanjutnya guru bersama siswa menya-
nyikan lagu Indonesia Raya
4) Pada awal pembelajaran guru memotivasi
siswa bahwasannya tanpa disadari oleh
siswa, jiwa dan semangat seorang guru
sudah ada pada diri siswa.
5) Guru mengajak siswa untuk berperan
sebagai guru melalui kegiatan narasumber
untuk teman sebaya.
6) Guru menyampaikan kompentenasi dan
tujuan yang dicapai oleh siswa
7) Guru menyampaikan materi pembelajaran
8) Guru selanjutnya membuka amplop kecil
berwarna putih. Dalam amplop terdapat
beberapa permasalahan yang harus dipe-
cahkan oleh siswa.
9) Untuk memudahkan kegiatan pembela-
jaran guru meminta siswa untuk berkum-
pul sesuai dengan kelompok masing-
masing. Kelompok yang terbentuk sesuai
dengan format pembentukan kelompok
pada lampiran 4. Masing-masing amplop
berisi permasalahan sebagai berikut:
a) Sebutkan tugas dan wewenang KPU
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden!
b) Apa saja larangan-larangan pada
pelaksanaan kampanye?
10) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi
selaku pengamat dalam penelitian mela-
kukan kegiatan pengamatan baik untuk
aktivitas guru atau siswa.
11) Siswa telah selesai melakukan kegiatan
diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan
kelompok mengambil kartu di depan kelas
secara acak. Bagi kelompok yang
mendapat gambar bintang mendapat
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 161
giliran pertama untuk menjadi narasum-
ber, sedangkan kelompok yang lain meng-
gali informasi sebanyak-banyaknya atas
haisl temuan pada LKS 1. Pada saat
narasumber mengalami kesulitan saat
menjawab pertanyaan atau sanggahan dari
keompok lain, bisa mengatakan “lewat”.
12) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai
dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang
belum berhasil dijawab oleh kelompok
yang menjadi fasilitator and explaining.
Untuk itu guru perlu memberikan
penguatan dan jawaban pada siswa
13) Untuk megetahui daya serap siswa pada
materi yang disampaikan guru memberi-
kan tugas individu
14) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-
masikan kepada siswa bahwa pekerjaan
rumah akan dibahas pada peretamuan
berikutnya.
Pertemuan 2
1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki
ruang Kelas VI.
2) Sebelum memulai pelajaran guru dan
siswa berdoa terlebih dahulu.
3) Pada awal pembelajaran guru memotivasi
siswa bahwasannya tanpa disadari oleh
siswa, jiwa dan semangat seorang guru
sudah ada pada diri siswa.
4) Guru mengajak siswa untuk berperan
sebagai guru melalui kegiatan narasumber
untuk teman sebaya.
5) Guru menyampaikan kompentenasi dan
tujuan yang dicapai oleh siswa
6) Guru menyampaikan materi pembelajaran
7) Guru selanjutnya membuka amplop kecil
berwarna putih. Dalam amplop terdapat
beberapa permasalahan yang harus dipe-
cahkan oleh siswa.
8) Untuk memudahkan kegiatan pembelajar-
an guru meminta siswa untuk berkumpul
sesuai dengan kelompok masing-masing.
Kelompok yang terbentuk sesuai dengan
format pembentukan kelompok pada
lampiran 4. Masing-masing amplop berisi
permasalahan sebagai berikut:
a) Sebutkan aturan-aturan dalam pemi-
lihan Kepala Daerah!
b) Sebutkan aturan Peraturan Pemerintah
(PP) yang berhubungan dengan pemi-
lu!
9) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi
selaku pengamat dalam penelitian mela-
kukan kegiatan pengamatan baik untuk
aktivitas guru atau siswa.
10) Siswa telah selesai melakukan kegiatan
diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan
kelompok mengambil kartu di depan kelas
secara acak. Bagi kelompok yang
mendapat gambar bintang mendapat gilir-
an pertama untuk menjadi nara sumber,
sedangkan kelompok yang lain menggali
informasi sebanyak-banyaknya atas hasil
temuan pada LKS 4. Pada saat narasumber
mengalami kesulitan saat menjawab
pertanyaan atau sanggahan dari keompok
lain, bisa mengatakan “lewat”.
11) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai
dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang
belum berhasil dijawab oleh kelompok
yang menjadi fasilitator and explaining.
Untuk itu guru perlu memberikan
penguatan dan jawaban pada siswa
12) Untuk megetahui daya serap siswa pada
materi yang disampaikan guru memberi-
kan tugas individu
13) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-
masikan kepada siswa bahwa pada perte-
muan berikutnya akan diadakan uji
kompetensi.
Observasi (Pengamatan)
Berdasarkan observasi di Kelas VI
dapat direkam hal-hal sebagai berikut: (a)
Pada siklus II aktivitas siswa menunjukkan
162 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...
perubahan yang cukup berarti. Siswa sudah
tidak canggung lagi saat mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya. Frekuensi per-
tanyaan siswa merata tidaklagi didominasi
oleh kelompok tertentu. Komunikasi antar
siswa sudah berjalan secara aktif dan
komunikatif sehingga interaksi belajar siswa
mampu mendorong aktivitas belajar yang
aktif dan konsdusif. Dari aktivitas belajar
yang diberikan oleh siswa diperoleh persen-
tase rata-rata sebesar 78,75% dan termasuk
dalam kategori aktivitas “baik”; dan (b) Dari
segi guru diperoleh hasil bahwa guru mampu
menerapkan metode pembelajaran yang
dirancang oleh peneliti. Dari aktivitas guru
ini diperoleh rata-rata aktivitas sebesar
80,00% dan termasuk dalam kriteria “baik“.
Secara umum, hasil dari observasi
dan catatan peneliti selama kegiatan pene-
litian berlangsung, menunjukkan bahwa
penerapan model belajar Student Facilitator
And Explaining (SFAE) berdampak positif
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa
Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis
Kecamatan Durenan pada bidang studi PKn
materi Pemilu Di Indonesia. Untuk
memperoleh gambaran perkembangan pres-
tasi belajar siswa peneliti tampilkan tabulasi
data berikut ini.
Tabel 2 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi
Tindakan perbaikan Pembelajaran pada Siklus II
No Nama Siswa Nilai Ketuntasa
n T TT
1 Fauzan Maskur 100 T 2 Ahmad Fajar Fahlavi 100 T 3 Ahmad Minhajul Gowin 70 T 4 Ainina Elok Prasetyowati 80 T 5 Aringga Wahyu Fitratama 70 T 6 Dicky Restu Priansyah 80 T 7 Engga Habibur Rohman 80 T 8 Fajar Ahmad Mubarok 70 T 9 Kusnia Fitriani 90 T 10 Litazyida Aula Putrid 100 T 11 M. Agung Badrus Sholeh 100 T 12 M. Fany Muzakky 80 T
No Nama Siswa Nilai Ketuntasa
n T TT
13 M. Khasan 70 T 14 M. Khusen 100 T 15 M. Reyhan 80 T 16 M. Reza 100 T 17 M. Sholeh Ibrahim 80 T 18 Selvi Tri Hidayanti 80 T 19 Zakya Jihan Nabila 80 T
Jumlah 1610 19 0
%Rata-Rata 84.7
4 100.0 0.00
(Sumber: Data Diolah Dari Evaluasi 2)
Refleksi
Dari hasil observasi sudah ditemukan
adanya beberapa peningkatan, yaitu: (a)
Teknik bertanya kepada guru meningkat
lebih baik; (b) Motivasi siswa dalam dis-
kusi meningkat; dan (c) Dominasi guru da-
lam pembelajaran berkurang. Dengan
demikian, maka kendala yang muncul pada
siklus I dapat teratasi secara baik pada
siklus II. Hal ini berpengaruh pada per-
kembangan prestasi belajar siswa yang
mampu mencapai ketuntasan belajar yang
telah direncanakan oleh peneliti sebesar
100,00%, sehingga penelitian ini berkahir
pada siklus II
Penerapan Metode Belajar Student Facili-
tator and Explaining (SFAE) pada Mata
Pelajaran PKn
Dalam menerapkan metode belajar
kooperatif model SFAE, peneliti membagi
siswa Kelas VI yang berjumlah 19 siswa
menjadi 6 kelompok. Pembagian kelompok
berdasarkan hasil ulangan harian siswa.
Pada siklus I, untuk memotivasi siswa
guru meminta salah satu siswa untuk me-
mimpin rekan yang lain menyanyikan lagu
“Pemilihan Umum”. Kemudian guru mem-
berikan penjelasan mengenai materi yang a-
kan dipelajari. Guru membagikan lembar
kerja siswa untuk didiskusikan bersama
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 163
kelompoknya.
Tabel 3 Perkembangan Aktivitas Guru dalam Menerapkan Metode SFAE
No. Aspek Penilaian Siklus I
Jumlah
Siklus II Jumlah
P1 P2 P1 P2 1 Memberitahukan SK, KD dan Indikator 2 2 4 3 3 6 2 Apersepsi & motivasi 3 3 6 2 4 6 3 Penyajian sesuai dengan urutan materi 2 3 5 3 3 6 4 Penguasaan terhadap materi pembelajaran 2 3 5 3 3 6 5 Menggunakan metode diskusi 2 2 4 4 2 6 6 Memberikan bimbingan kepada siswa sebagai fasilitator 2 2 4 3 4 7 7 Memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa 2 2 4 3 3 6 8 Kemampuan menumbuhkan suasana belajar yang aktif, nyaman dan
menyenangkan 3 3 6 3 4 7
9 Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 3 3 6 4 4 8 10 Bersama dengan siswa merefleksikan kegiatan belajar 2 3 5 3 3 6
Jumlah 49 64 Rata-Rata 61.25 80
Tabel 4 Perkembangan Aktivitas Guru dalam Menerapkan Metode SFAE
No Aktivitas Siklus I
Jumlah Siklus II
Jumlah P1 P2 P1 P2
1 LKS dan modul 2 2 4 3 3 6 2 Mengikuti kegiatan belajar dengan tertib 3 3 6 2 3 5 3 Aktif dalam kegiatan belajar 2 2 4 3 3 6 4 Mencatat / merangkum materi yang disampaikan 2 3 5 3 3 6 5 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 2 2 4 4 2 6 6 Berbicara dengan sopan dan menggunakan kata- kata yang baik 2 2 4 3 4 7 7 Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 2 2 4 3 3 6 8 Aktif dalam kegiatan diskusi kelompok 3 3 6 3 4 7 9 Menggunakan pakaian / seragam bersih dan rapi 3 3 6 4 4 8
10 Mengerjakan PR 2 3 5 3 3 6 Jumlah 48 63
Rata-Rata 60 78.75
Dalam kegiatan diskusi ini guru
menempatkan diri sebagai mediator dan fa-
silitator pembelajaran. Guru berusaha me-
rangsang komunikasi antar siswa dalam
kelompok dengan memberikan pertanyaan
kepada masing-masing anggota kelompok
sesuai dengan soal pada lembar kerja, se-
hingga semua siswa termotivasi untuk mem-
berikan ide atau gagasannya. Selanjutnya
guru meminta kelompok diskusi untuk mem-
presentasikan hasil diskusinya di depan
kelas. Kelompok yang mempresentasikan
hasil diskusinya dipilih secara undian.
Kelompok yang tidak terpilih memberikan
tanggapan. Peneliti selaku observer melaku-
kan pengamatan pada terhadap jalannya
pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru
memberikan reward berupa pujian dan koin
kepada siswa yang aktif.
Pada siklus II peran guru banyak
sebagai fasilitator, siswa tampal lebih antu-
sias dalam mengikuti pembelajaran. Pem-
berian reward berupa koin dan lagu yang
dinyanyikan dalam pembelajaran mampu
memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam
kegiatan pembelajaran di kelas.
Dari tabel di atas dengan diterapkan-
nya metode belajar kooperatif model SFAE
164 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...
mampu menghidupkan aktivitas belajar sis-
wa Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis pada
mata pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari
hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti
yang menunjukkan peningkatan yang
signifikan yaitu persentase aktivitas guru
pada siklus I mencapai 61,25% termasuk
dalam kriteria “cukup baik” meningkat
menjadi 80,00% termasuk dalam kriteria
“sangat baik”. Hal ini membuktikan bahwa
langkah-langkah yang telah direncanakan
oleh peneliti mampu diterima dan
dilaksanakan dengan baik oleh guru Kelas
VI. Dengan meningkatkan aktivitas guru
tentu berimbas pada peningkatan aktivitas
belajar siswa yaitu pada siklus I persentase
aktivitas siswa mencapai 60,00% dalam
kriteria “cukup baik” meningkat menjadi
78,75% dalam kriteria “baik”. Hal ini
membuktikan siswa mau dan mampu mene-
rapkan metode belajar yang diterapkan oleh
guru dengan baik, untuk melihat perkem-
bangan aktivitas belajar siswa tiap siklus
dapat disajikan dalam Gambar 1.
(Sumber: Data Diolah Dari Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa)
Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 5 Perkembangan Prestasi belajar Siswa
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan %
Nilai Ketuntasan %
T TT T TT 1 Fauzan Maskur 70 T 100 T 2 Ahmad Fajar Fahlavi 100 T 100 T 3 Ahmad Minhajul Gowin 70 T 70 T 4 Ainina Elok Prasetyowati 70 T 80 T 5 Aringga Wahyu Fitratama 60 TT 70 T 6 Dicky Restu Priansyah 70 T 80 T 7 Engga Habibur Rohman 70 T 80 T 8 Fajar Ahmad Mubarok 100 T 70 T 9 Kusnia Fitriani 80 T 90 T
10 Litazyida Aula Putrid 70 T 100 T 11 M. Agung Badrus Sholeh 60 TT 100 T 12 M. Fany Muzakky 60 TT 80 T 13 M. Khasan 60 TT 70 T 14 M. Khusen 100 T 100 T 15 M. Reyhan 70 T 80 T 16 M. Reza 80 T 100 T 17 M. Sholeh Ibrahim 70 T 80 T 18 Selvi Tri Hidayanti 60 TT 80 T 19 Zakya Jihan Nabila 70 T 80 T
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
Siklus I Siklus II
61.25
80.00
60.00
78.75
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 165
Jumlah 1390 14 5 1610 19 0 %Rata-Rata 73.16 73.68 26.32 84.74 100.00 0.00
Dari data pada Tabel 5 diperoleh nilai
rata-rata siklus I sebesar 73,16; siklus II
sebesar 84,74 dengan ketuntasan belajar
siswa sebesar 100% pada akhir siklus II.
Dengan melihat hasil yang terus naik pada
tiap siklus maka penelitian ini dapat
dikatakan berhasil dengan baik. Peningkatan
hasil prestasi belajar siswa tiap siklus dapat
digambarkan dalam Gambar 2. Pada akhir
siklus II, peneliti melalui guru Kelas VI
menyebarkan angket yang berisi 10 butir
pernyaataan untuk mengetahui respon siswa
setelah diterapkannya metode belajar ko-
operatif model Student Facilitator and
Explaining (SFAE). Dari hasil rekapitulasi
respon siswa diketahui bahwa siswa
merespon sangat positif penerapan metode
pembelajaran yang dirancang oleh peneliti,
dengan hasil respon 95,53% dapat dilihat
pada Tabel 6.
(Sumber: Data Diolah Dari Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)
Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa
Tabel 6 Hasil Respon Siswa
No Indikator Frekuensi Skor Rata-
rata NA
A B C A B C 1 Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru
sesuai dengan keinginanmu? 17 1 1 34 1 0 35 1.84
2 Apakah kamu merasa mudah belajar IPSsetelah guru menerapkan metode ini?
17 1 1 34 1 0 35 1.84
3 Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan diterapkannya metode ini?
18 1 0 36 1 0 37 1.95
4 Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu?
17 1 1 34 1 0 35 1.84
5 Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan temanmu?
19 0 0 38 0 0 38 2.00
6 Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada materi yang diajarkan oleh guru?
18 0 1 36 0 0 36 1.89
7 Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembangkan wawasan kamu setelah diterapkannya metode ini?
19 0 0 38 0 0 38 2.00
8 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu pada diri sendiri dan kelompok belajarmu?
18 0 1 36 0 0 36 1.89
9 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu?
19 0 0 38 0 0 38 2.00
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
Seb.Siklus
Siklus I Siklus II
59.47
73.1684.74
36.84
73.68
100.00
Prestasi Belajar
Ketuntasan
166 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...
10 Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk bertanya/mengeluarkan gagasan?
17 1 1 34 1 0 35 1.84
Jumlah 19.11 Rata-rata 95.53
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1)
Dengan pembentukan kelompok secara he-
terogen menumbuhkan rasa tanggung jawab
dan kebersamaan dalam menyelesaikan se-
tiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan
menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan
interaksi yang positif kepada siswa mampu
meningkatkan peran siswa dalam pembe-
lajaran. Dengan demikian, melalui pembela-
jaran Student Facilitator and Explaining
(SFAE) siswa dilatih untuk leluasa menge-
luarkan ide atau gagasan dalam setiap ke-
giatan diskusi kelompok maupun diskusi ke-
las. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan
adanya dorongan dari guru berupa pemberian
pujian dan reward berupa pin kepada siswa
yang aktif; (2) Aktivitas belajar siswa pada
siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup
baik” dengan persentase aktivitas 60,00%
yang meningkat menjadi “sangat baik” pada
siklus II menjadi 78,75%. Artinya siswa
dapat belajar dengan baik setelah
diterapkannya metode belajar Student Facili-
tator and Explaining (SFAE). Sedangkan
untuk aktivitas guru pada siklus I menun-
jukkan prestasi yang “cukup baik” dengan
persentase aktivitas 61,25% meningkat
menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan
persentase aktivitas 80,00%. Artinya guru
dapat menerapkan metode Student Facilita-
tor and Explaining (SFAE) dengan baik pada
pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berimbas
pada perkembangan prestasi belajar siswa
yang menunjukkan perkembangan yang
signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum
siklus diperoleh nilai rata-rata siklus I
sebesar 73,16 siklus II sebesar 84,74 dengan
ketuntasan belajar siswa sebesar 100%
sehingga dari hasil penelitian di atas menun-
jukkan peningkatan hasil belajar siswa serta
ketuntasan belajar siswa yang menunjukan
peningkatan yang sangat baik.
Saran
Saran yang dapat diberikan berdasar-
kan hasil penelitian adalah: (1) Hendaknya
guru dalam mengajar menggunakan metode
atau model belajar yang dapat mempermudah
anak didiknya dalam memahami pokok
bahasan dan sesuai dengan pelajaran; (2)
Memaksimalkan persiapan perangkat
pembelajaran, khususnya LKS yang melibat-
kan kegiatan metode Student Facilitator and
Explaining (SFAE); (3) Memperdalam
pengetahuan yang berkaitan dengan metode
Student Facilitator And Explaining (SFAE);
dan (4) Meningkatkan kualitas kolaborasi an-
tar anggota sehingga masukan atau input dari
para kolaborator bisa lebih meningkatkan
kinerja.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, M. 1982. Penelitian Kependidikan Pro-
sedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Dosen FIP IKIP Malang. 1980. Pengantar
Dasar-Dasar Kependidikan Nasional.
Malang: FIP IKIP Malang.
GBPP SLTP Kurikulum 1994 edisi 99. 1994.
Jakarta: Dikmenum,.
Pehardjono. 1995. Pedoman Penyusunan
Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendi-
dikan dan Angka Kredit Pengembang-
an Profesi Guru. Jakarta: Depdikbud.
Prasodjo, B, dkk. 2003. Teori dan Aplikasi
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 167
PKn untuk Kelas 1 SD. Jakarta:
Yudhistira.
Saputro, M. D. 2002. Pendidikan Menyong-
song Globalisasi. Makalah disajikan
dalam Seminar Nasional Hari Pendi-
dikan Nasional, FIS Nasional, 13 Mei
2002.
Usman, M. U, & Setiawati, L. 2000. Upaya
Mengoptimalkan Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosda-
karya.
Walgito, B. 1980. Bimbingan dan Penyuluh-
an di Sekolah, Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Unviersitas Gadjah Mada.
Wijaya, C. 2000. Pendidikan Inkuiri Sarana
Pengembangan Mutu Sumber Daya
Manusia. Bandung: Remaja Rosda-
karya.