metode pendidikan karakter anak usia dini

81
METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI (Studi Komparasi Pemikiran Zakiah Daradjat Dan Thomas Lickona) AuliaRahma NIM: 17204030010 TESIS Diajukan kepada Program Magister (S2) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini YOGYAKARTA 2019

Upload: others

Post on 14-Jan-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

(Studi Komparasi Pemikiran Zakiah Daradjat Dan Thomas Lickona)

AuliaRahma

NIM: 17204030010

TESIS

Diajukan kepada Program Magister (S2)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga

untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

YOGYAKARTA

2019

Page 2: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
Page 3: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
Page 4: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
Page 5: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

vi

Page 6: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

vii

Page 7: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

viii

MOTTO

ي غ ب ل ر وا ك ن م ل ء وا ا ش ح ف ل ن ا ى ع ه ن رب وي ق ل ي ا ذ اء ت ي ن وإ ا س ح ل وال د ع ل ا ب ر م أ ي له ل ن ا إرون ذك ت م لك ع ل م ك ظ ع ي

Artinya : ” Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan

berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan

Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan

permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar

kamu dapat mengambil pelajaran. 1

1Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: CV.

Diponegoro, 2007), hlm. 277.

Page 8: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

ix

PERSEMBAHAN

Tesis ini peneliti persembahkan kepada:

Almamater Tercinta

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Program Studi Magister Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Page 9: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

x

ABSTRAK

METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

(Studi Komparasi Pemikiran Zakiah Daradjat Dan Thomas Lickona)

Oleh

Aulia Rahma

Metode pendidikan karakter anak usia dini adalah cara-cara untuk

mendidik anak usia dini agar memiliki karakter yang baik serta dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun penelitian ini

dilatar belakangin oleh adanya sebuah tantangan besar yang harus

dihadapi pendidikan anak usia dini (PAUD) yaitu, bagaimana cara

mendidik anak usia dini agar segala potensi yang ada dalam standar

perkembangan anak usia dini dapat berkembang sebagaimana mestinya,

yang mana perkembangan moral/karakter menjadi satu diantaranya dan

menjadi urutan pertama yang harus dikembangkan. Adapun salah satu

cara/metode harus dilakukan oleh pendidik yaitu menciptakan hubungan

atau interaksi yang baik dengan anak. karena kualitas interaksi ini sangat

mempengaruhi perkembangan karakter anak. Namun pada kenyataannya

tidak sedikit interaksi yang terjadi antara pendidik dengan anak justru

membuat anak tertekan. Hal ini dikarenakan penggunaan cara/metode

yang salah, seperti (1) melarang anak menangis; (2) membeda-bedakan

anak; (3) labeling pada anak, contoh “anak pemalas”; (3) terlalu sering

melarang. Maka dari itu, penelitan ini akan kajian secara teorotis tentang

metode pendidikan karakter anak usia dini. Hal ini bertujuan agar para

pendidik baik itu orang tua maupun guru memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam mengenai metode dalam pendidikan karakter anak usia

dini.

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah library research yaitu penelitian yang yaitu jenis penelitian yang

membatasi kegiatannya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan tanpa

perlu melakukan riset lapangan. Dalam hal ini peneliti merujuk pasa

pemikran Zakiah Daradjat dan Thomas Lickona yang merupakan tokoh

penggagas pendidikan karakter. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui

pemikiran keduanya tentang metode pendidikan karakter anak usia dini

yang kemudian akan dianalisis dengan membandingkan pemikiran

keduanya. Adapun sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data

primer (pokok) dan data sekunder (penunjang atau pendukung data

primer). Selanjutnya, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan komparatif.

Page 10: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xi

Dari hasil penelitian diketahui bahwa, pemikiran metode

pendidikan karakter anak usia dini Zakiah Darajat meliputi, (1)

pembentukan karakter anak sebelum lahir yaitu, pembentukan karakter

melalui pemilihan pasangan dan pembenutukan karakter anak dalam

kandungan, (2) pembentukan karakter anak setelah lahir yaitu, melalui

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Adapun beberapa metode

yang dikemukakan seperti membentuk karakter melalui contoh/teladan

yang baik, pembinaan mental, mengadakan penyaringan terhadap

kebudayaan asing, meningkatkan pendidikan agama, dan lain sebagainya.

Sedangkan metode pembentukan karakter anak usia dini menurut Thomas

Lickona terbagi dala tiga bagian yaitu: (1) metode pembentukan karakter

anak dalam keluarga, seperti mengajarkan kepada anak dengan memberi

contoh perilaku yang baik, menggunakan pengajaran langsung untuk

membentuk hati nurani dan kebiasaan, mengajarkan keputusan yang baik,

dan lain sebagainya; (2) metode pembentukan karakter anak dalam

sekolah, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk

mempraktikkan kebajikan, melibatkan seluruh komunitas sekolah dalam

mendorong; karakter yang baik, membangun komunitas moral dalam

kelas, dan lain sebagainya. (3) metode pembentukan karakter anak dalam

masyarakat, seperti mengintegrasikan karakter dalam seluruh program

komunitas yang ada di masyarakat, menciptakan kelompok

kepemimpinan, adanya kebijakan dari pemerintah seperti, adanya cuti

untuk para orang tua yang bertujuan agar terbentuknya ikatan batin atara

orang tua dan anak, dan lain sebagainya. Pemikiran keduanya memiliki

karakteristik masing-masing serta memiliki persamaan dan perbedaan.

Namun, dengan adanya perbedaan corak pemikian dari keduanya bisa

dikolaborasikan untuk melahirkan sebuah konsep baru yaitu tidak hanya

menyiapkan generasi yang memiliki karakter baik, namun juga dilengkapi

dengan karakter-karakter Islami.

Kata Kunci: Metode, Pendidikan Karakter, Anak usia dini, Zakiah

Daradjat, Thomas Lickona.

Page 11: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xii

ABSTRAK

METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

(Studi Komparasi Pemikiran Zakiah Daradjat Dan Thomas Lickona)

Early childhood character education methods are ways to educate

early childhood to have good character and apply it in daily life. The

research is based on the background of the existence of a major challenge

that must be faced by early childhood education (PAUD), namely, how to

educate early childhood so that all the potential that exists in the

standards of early childhood development can develop properly, which is

moral / character development become one of them and become the first

order that must be developed. As for one method must be done by

educators, namely creating good relationships or interactions with

children. because the quality of this interaction greatly affects the child's

character development. But in reality there are not a few interactions that

occur between educators and children that make children depressed. This

is due to the use of the wrong method / method, such as (1) prohibiting

children from crying; (2) discriminating children; (3) labeling children,

for example "lazy children"; (3) prohibiting too often. Therefore, this

research will be a theoretical study of the methods of early childhood

character education. It is intended that educators both parents and

teachers gain a deeper understanding of methods in early childhood

character education.

The type of research used in this study is a research library,

namely research which is a type of research that limits its activities to

library collection materials without the need to conduct field research. In

this case the researcher referred to the thinker Zakiah Daradjat and

Thomas Lickona who were the leaders of character education. This thesis

aims to find out both of their thoughts about early childhood character

education methods which will then be analyzed by comparing the thoughts

of both. The data sources in this study were obtained from primary data

(principal) and secondary data (supporting or supporting primary data).

Furthermore, the approach used in this study is a comparative approach.

From the results of the study it is known that the thinking of early

childhood character education methods Zakiah Darajat includes (1) the

formation of pre-birth character, namely, character formation through the

selection of partners and formation of the character of the child in the

womb, (2) character formation of children after birth, that is, through

family, school and community environment. As for some of the methods

put forward, such as forming characters through good example, mental

Page 12: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xiii

development, conducting screening of foreign cultures, improving

religious education, and so forth. While the method of forming early

childhood character according to Thomas Lickona is divided into three

parts, namely: (1) methods of forming children's character in the family,

such as teaching children by giving examples of good behavior, using

direct teaching to shape conscience and habits, teaching decisions that

good, etc.; (2) methods for forming children's character in schools,

namely by giving children the opportunity to practice virtue, involving the

entire school community in encouraging; good character, building a

moral community in the classroom, and so on. (3) methods for the

formation of children's character in society, such as integrating

characters in all community programs in the community, creating

leadership groups, the existence of government policies such as leave for

parents which aims to form an inner bond between parents and children

and so forth. Thought both have their own characteristics and have

similarities and differences. However, with the difference in style of

thought both can be collaborated to give birth to a new concept which is

not only to prepare a generation that has good character, but also

equipped with Islamic characters.

Keywords: Method, Character Education, Early Childhood, Zakiah

Daradjat, Thomas Lickona.

Page 13: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xiv

PEDOMAN TRANSLASI ARAB –LATIN

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama Ri Dan

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Ri Nomor 158/1987 Dan

0543b/U/1987, Tanggal 22 Januari 1998.

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif اTidak

dilambangkan Tidak dilambangkan

ba‟ b be ة

ta‟ t te ث

ṡa‟ ṡ es (dengan titik di atas) ث

jim j je ج

ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح

kha kh ka dan ha خ

dal d de د

żal ż zet (dengan titik di atas) ذ

ra‟ r er ر

zai z zet ز

sin s es ش

syin sy es dan ye ش

ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ص

ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ض

ṭa‟ ṭ te (dengan titik di bawah) ط

ẓa‟ ẓ zet (dengan titik di bawah) ظ

ain „ koma terbalik di atas„ ع

gain g ge غ

fa‟ f ef ف

qaf q qi ق

kaf k ka ك

lam l „el ل

mim m „em و

nun n „en

wawu w we و

ha‟ h ha

hamzah „ apostrof ء

ya‟ y ye ي

Page 14: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xv

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap

يتعقدي

عدة

ditulis

ditulis

muta‟addidīn

„iddah

C. Ta’ Marbutah

1. Bila dimatikan ditulis h

بت

جسيت

ditulis

ditulis

hibbah

jizyah

(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah

terserap ke dalam bahasa indonesia, seperti shalat, zakat, dan

sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

‟ditulis karāmah al-auliyā كراي الاونيبء

2. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harokat, fathah, kasrah,

dan dammah ditulis t.

ditulis zakātul fiṭri زكبةانفطر

D. Vocal Pendek

Page 15: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xvi

Fathah a

Kasrah i

damah u

E. Vocal Panjang

fathah + alif

جبهيت

fathah + ya‟ mati

يسعى

kasrah + ya‟ mati

كريى

dammah + wawu mati

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

a

jāhiliyyah

a

yas‟ā

ī

karīm

u

furūd

F. Vocal Rangkap

fathah + ya‟ mati

بيكى

fathah + wawu mati

قول

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ai

bainakum

au

qaulukum

G. Vocal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan

dengan Apostrof

أأتى

أعدث

نئ شكرتى

ditulis

ditulis

ditulis

a antum

u idat

la in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

a. Bila diikuti huruf qamariyah

انقرا

انقيبش

ditulis

ditulis

al- ura ān

al- iyās

Page 16: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xvii

b. Bila diikuti huruf syamsiah ditulis dengan menggandakan

huruf syamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan

huruf l (el)-nya.

انسبء

انشص

ditulis

ditulis

as- amā

asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

ذوي انفروض

أم انست

ditulis

ditulis

ẓawī al-furūd

ahl al-sunnah

Page 17: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xviii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamiin, tiada hal yang lebih layak selain

bersyukur kehadirat Allah SWT, sebagai ungkapan rasa syukur atas

karunia dan nikmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita, shalawat

beriring salam tak lupa kita panjatkan kepada Nabi kita Muhammad SAW.

Syukur Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini

yang berjudul Metode Pendidikan Karkter Anan Usia Dini (Studi

Komparasi Pemikiran Zakiah Daradjat dan Thomas Lickona), sebagai

salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir guna memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan

UIN Sunan Kalijaga.

Dalam proses penyelesaian tesis ini tidak luput dari bantuan serta

dukungan dari berbagai pihak, sehingga dengan penuh rasa penghormatan

penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada:

1. Bapak prof. Dr. Yudian Wahyudi, Ma, P.hd., selaku rektor UIN

Sunan Kalijaga Yoyakarta.

2. Bapak Dr. Ahmad Arifi M.Ag., selaku dekan Fakultas

IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yoyakarta.

3. Ibu DR. Hj. Marhumah, M.Pd., selaku dosen pembimbing tesis

yang telah banyak berperan dan memberikan masukan dan

petunjuk hingga selesainya penulisan tesis ini.

4. Bapak Dr. Mahmud Arif, M.Ag., selaku Ketua Program Studi

Magister Pendidikan Islam Anak Usia dini Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yoyakarta.

Page 18: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xix

5. Ibu DR. Hj. Maemonah, M.Ag., selaku Sekretaris Program

Studi Magister Pendidikan Islam Anak Usia dini Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yoyakarta.

6. Seluruh dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan terutama keluarga besar prodi Pendidikan Islam

Anak Usia dini UIN Sunan Kalijaga Yoyakarta.

7. Ayahanda yaiful Ansori dan Ibunda yafiah tercinta, do‟a

tulus dan ucapan terimakasih selalu ku persembahkan atas jasa,

pengorbanan, mendidik, memberikan semangat, dukungan, dan

tak pernah lelah memberikan bekal berupa moral dan material

serta kasih sayang sehingga menghantarkanku menyelesaikan

pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yoyakarta.

8. Untuk Kaka dan Adikku tercinta Nur Afiah dan Rizalul umami,

yang selalu memberikan senyuman manis disaat rasa penat itu

datang.

9. Sahabat–sahabatku seperjuangan khususnya PIAUD A1 yang

senantiasa membantu dalam menempuh pendidikan, yang

senantiasa menyemangatiku dalam menyelesaikan tesis ini.

Yogyakarta, Maret, 2019

Peneliti

Aulia Rahma

17204030010

Page 19: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................................. ii

ABSTRAK ................................................................................................ iii

PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ xi

MOTTO .................................................................................................... xiv

PERSEMBAHAN ..................................................................................... xv

DAFTAR ISI .......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 9

D. Kajian Pustaka .............................................................................. 10

E. Kerangka Teoritik .......................................................................... 15

F. Metode Penelitan ........................................................................... 36

G. Sistematika Pembahasan ............................................................... 40

BAB II BIOGRAFI TOKOH .................................................................... 42

A. Biografi Zakiah Daradjat ............................................................... 42

1. Latar Belakang Keluarga .......................................................... 42

2. Latar Belakang Pendidikan ...................................................... 43

3. Sosial dan Karier ..................................................................... 46

4. Karya dan Prestasi ..................................................................... 49

Page 20: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xxi

B. Biografi Thomas Lickona .............................................................. 52

1. Latar Belakang Keluarga ......................................................... 52

2. Latar Belakang Pendidikan ..................................................... 53

3. Sosial dan Karier ................................................................... 53

4. Karya dan Prestasi......................................................................... 54

BAB III METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

MENURUT ZAKIAH DARADJAT DAN THOMAS LICKONA .......... 59

A. Metode Pendidikan Karakter Zakiah Daradja ................................. 59

1. Metode Pendidikan Karakter Anak Sebelum Lahir .................. 59

a. Pembentukan Karakter Anak Melalui Pemilihan Pasangan

.................................................................................................... 60

b. Pembentukan Karakter Anak dalam Kandungan ................ 63

2. Metode Pendidikan Karakter Anak Setelah Lahir ..................... 66

a. Melalui Lingkungan Keluarga ............................................... 66

b. Melalui Lingkungan Sekolah ................................................. 70

c. Melalui Lingkungan Masyarakat ........................................... 73

B. Metode Pendidikan Karakter Thomas Lickona ............................... 79

1. Metode Pendidikan Karakter dalam Lingkungan Keluarga ..... 81

2. Metoe Pendidikan Karakter dalam Lingkungaan Sekolah ....... 85

3. Pendidikan Karakter dalam Komunitas/Masyarakat .................. 96

BAB IV ANALISIS KOMPARASI PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT

DAN THOMAS LICKONA ........................................................................... 99

A. Karakteristik Metode Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Menurut Zakiah Daradjatdan Thomas Lickona ............................... 99

Page 21: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

xxii

B. Persamaan dan Perbedaan Pemikiran Zakiah Daradjat dan Thomas

Lickon

.............................................................................................................. 104

BAB V PENUTUP .................................................................................. 113

A. Kesimpulan .................................................................................. 113

B. Saran-saran .................................................................................. 115

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Page 22: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap anak memerlukan pendidikan, pendidikan sebagai bentuk pelatihan

dasar agar anak memiliki sikap, perilaku, dan kebiasaan yang baik, serta

berkembang optimal.1 Pada hakekatnya tujuan utama dari pendidikan adalah

untuk menghasilkan kepribadian manusia yang matang secara intelektual,

emosional, dan spiritual.2 Adapun konsep pendidikan yang lebih berorietasi

kepad akademik semata bisa membahayakan perkembangan otak terutama pada

anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan otak (usia dibawah 14 tahun).3

Untuk itu, dalam dunia pendidikan diperlukan adanya sebuah paradigma baru

yang bisa mengantarkan seseorang yang tidak hanya matang secara intelektual

tetapi juga secara emosional dan spiritual.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan tingkat pendidikan yang

sedang mendapat perhatian lebih dari pemerintah Indonesia. Usia dini merupakan

momen yang penting bagi tubuh kembang anak. Usia dini disebut sebagai masa

keemasan (golden age) karena, pada masa ini otak anak mengalami

                                                            1Sapendi, Internalisasi Nilai-Nilai Moral Agama Pada Anak Usia Dini, Dalam Jurnal At-

Turats, Vol. 9, No. 2, Desember Taun 2015, hlm. 17. 2Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nlai, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 106-

107. 3Marhumah, Kontekstualiasi Hadis Dalam Pendidikan Karakter (Yogyakarta: SUKA Press,

2013), hlm. Viii.

Page 23: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

perkembangan yang sangat pesat dan juga masa dimana stimulasi segenap aspek

perkembangan mengambil peran penting bagi pertumbuhan selanjutnya.4

Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal

1 butir 14 menyebutkan bahwa:

PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 5

Untuk memberikan layanan yang berkualitas penyelenggaraan PAUD

pada jalur formal, nonformal, dan informal mengacu pada standar PAUD yang

sudah ditetapkan. Standar PAUD merupakan bagian integral dari standar

nasioanal pendidikan sebagaimana yang telah diamanatkan dalam peraturan

pemerintah nomor 19 tahun 2005, tentang standar nasional pendidikan yang

dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD.

Standar PAUD terdiri atas empat kelompok yaitu: standar tingkat pencapaian

perkembangan, standar pendidik, dan tenaga kependidikan, standar isi, proses,

dan penilaian, standar sarana dan prasaran, serta pengelolaan dan pembiayaan.6

Standar tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan

dan perkembangan yang diharapkan dapat dicapai oleh anak pada rentang usia

                                                            4Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017),

Hlm. 25. 5Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Tahun 2003, hlm. 3. 6Permendiknas No. 58 Tahun 2009, hlm. 1.

Page 24: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

tertentu. Perkembangan yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman

moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosioanl. Pencapaian perkembangan

anak diharapkan meningkat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Adapun

perkembangan setiap anak berbeda dan faktor yang mempengaruhinya yaitu

internal dan eksternal, namun demikian perkembangan anak tetap mengikuti

pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal,

dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa untuk memberikan

stimulasi yang tepat yaitu meliputi, pendidikan, pengasuhan, kesehatan gizi, dan

perlindungan yang diberikan secara konsisten melaui pembiasaan.7

Tantangan besar yang harus dihadapi PAUD salah satunya adalah

bagaimana cara mendidik anak usia dini agar segala potensi yang ada dalam

standar perkembangan anak usia dini dapat berkembang sebagaimana mestinya.8

Adapun perkembangan moral menjadi satu diantaranya dan menjadi urutan

pertama yang harus dikembangkan, olehkarenanya pendidikan karakter menjadi

sebuah ide dan tawaran yang revolusioner bagi perkembangan moral/karakter

anak.9 Pendidikan karakter menjadi sangat penting bagi anak usia dini agar anak

matang dalam mengolah emosi, dan inilah yang merupakan bekal penting dalam

                                                            7Ibid., hlm. 2. 8Mursid, Pengembangan Pembelajaran PAUD, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2015), hlm.

2. 9Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Berbasis Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),

hlm. 7.

Page 25: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

mempersiapkan anak usia dini menyongsong masa depan yang penuh

tantangan.10

Penyebab keharusan pendidikan karakter dimulai sejak usia dini,

dikarenakan pada fase ini anak dalam pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal baik secara fisik, emosi, sosial, dan spiritual, sehingga akan didapatkan

hasil yang efektif.11 Selain itu, periode inilah yang akan menentukan

perkembangan seseorang pada masa dewasa, hal ini senada dengan pendapat

Frued yang dikutip oleh Ratna Hasnawati, yang menyebutkan bahwa kegagalan

penanaman kepribadian yang baik di usia dini, akan membentuk pribadi yang

bermasalah di masa dewasanya kelak.12

Berdasarakan paparan di atas maka, tantangan besar yang harus dihadapi

PAUD adalah bagaimana cara mendidik anak agar segala potensi yang berkaitan

dengan aspek karakter bisa berkembang sebagaimana mestinya. Oleh karena, itu

peran pendidik dalam pendidikan karakter pada anak usia dini ini sangat penting.

Menurut Zakiah Daradjat kepribadian pendidik merupakan faktor yang akan

menetukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang ia ajarkan kepada anak

didiknya. Oleh karena itu, seorang pendidik baik orang tua maupun guru harus

terlebih dahulu memiliki kepribadian yang baik sebelum mengajarkan nilai-nilai

                                                            10Sudaryanti, Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini Dalam Jurnal Pendidikan

Anak, Universitas Negeri Yogyakart, Volume 1 Edisi 1 Juni 2012, hlm. 5. 11Elfan Fanhas, Gina Nurazizah Mukhlis, Pendidikan Karakter Untuk Anak Usia Dini

Menurut Q.S. Lukman : 13–19, Dalam Jurnal Pedagogi: Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 3 Nomor 3a Desember 2017, hlm 44.

12Ratna Hasnawati, Membangun Karakter Pada Usia Emas, Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 1, Nomor 1, Agustus 2016, hlm. 2.

Page 26: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

karakter kepada anak.13 Selain itu menurut Rini Lestari seorang pendidik juga

perlu lebih kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan

inovatif agar dapat mengembangkan karakter anak.14

Adapun salah satu cara/metode harus dilakukan oleh pendidik yaitu

menciptakan hubungan atau interaksi yang baik dengan anak. karena kualitas

interaksi ini sangat mempengaruhi perkembangan karakter anak. Namun pada

kenyataannya tidak sedikit interaksi yang terjadi antara pendidik dengan anak

justru membuat anak tertekan. Hal ini dikarenakan penggunaan cara/metode

yang salah, seperti yang dikatakan seorang psikolog yaitu Rustika Thamrin,

yang dikutip oleh Syamsul Kurniawan, bahwa beberapa cara atau prilaku yang

sering dilakukan oleh orang tua maupun guru yang dapat membuat anak

tertekan, stres, dan depresi yaitu sebagai berikut: (1) melarang anak menangis;

(2) membeda-bedakan anak; (3) labeling pada anak, contoh “anak pemalas”; (3)

terlalu sering melarang.15 Hal tersebut tidak bisa kita sangkal karena tentu kita

juga sering menjumpai orang tua/ guru yang mengunakan cara-cara tersebut,

atau bahkan kita termasuk salah satu yang pernah mengalaminya.

Selain metode/cara di atas berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmawati Setiya Wulandari, di era sekarang terkadang orang tua terlalu

                                                            13Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, Cet. Ke-4, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hlm. 9. 14Rini Lestari, Nyanyian Sebagai Metode Pendidikan Karakter Pada Anak, Prosiding Seminar

Nasional Psikologi Islami @ 2012https://Publikasiilmiah.Ums.Ac.Id/Bitstream/ Handle/ 11617/ 1760/B6. %20riniums%20%28fixed%29.Pdf?Sequence=1&Isallowed=Y, Diakses Pada 29-11-2018.

15Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi Dan Implementasinya Secara Terpadu Di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, & Masyarakat (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 65.

Page 27: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

memanjakan anak, orang tua membiarkan anak-anaknya melakukan apapun

yang mereka inginkan. Beberapa orang tua dengan sengaja mengasuh anak-

anaknya dengan cara memanjakan mereka yang hasilnya justru menghambat

perkembangan karakter anak. Mereka tidak pernah belajar mengendalikan

perilakunya sendiri dan selalu berharap kemauan mereka dituruti.16 Sehingga

yang terjadi masih banyak anak yang belum mengenal apa itu nilai-nilai

pendidikan karakter. Seperti nilai karakter saling menghormati, pentingnya sikap

bekerjasama, kecintaan terhadap Tuhan YangMaha Esa, dan sikap bertanggung

jawab, dan lain sebagainya.17

Berdasarkan pemaparan di atas maka, peneliti menganggap perlunya

kajian secara teorotis tentang metode pendidikan karakter anak usia dini. Hal ini

bertujuan agar para pendidik baik itu orang tua maupun guru memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam mengenai metode dalam pendidikan karakter

anak usia dini. Untuk itu, penulis melakukan penelitian dan mengkaji terhadap

pemikiran dua tokoh yang berpengaruh dalam pendidikan karakter di Indonesia

dan Barat yaitu, Zakiah Daradjat Thomas Lickona. Adapun peneliti memilih dua

tokoh ini disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya:

Pertama, keduanya mempunyai kedudukan yang setara jika dilihat dari

ketokohannya, hal ini menjadi begitu penting mengingat penelitian ini

                                                            16Rahmawati Setiya Wulandari, Pola Asuh Anak Usia Dini” (Studi Kasus Pada Orang Tua

Yang Mengikuti Program Bina Keluarga Balita (BKB) Di Kelurahan Kutoarjo Kabupaten Purworejo), hlm. 7 Https://Lib.Unnes.Ac.Id/28457/1/1201412020.Pdf, Diakses Pada 29-11-2018.

17Vivit Risnawati, Optimalisasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Melalui Sentra Main Peran Di Taman Kanak-Kanak Padang, Dalam Jurnal Pesona PAUD Vol.1.No.1, 2012, hlm. 3.

Page 28: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

merupakan penelitian komparatif. Dalam hal ini Zakiah Daradjat dan Thomas

Lickona sama-sama orang yang berkontribusi dalam dunia pendidikan dan

pskologi, yaitu sebagai pendidik dan ahli psikologi, serta sama-sama memiliki

perhatian yang besar terhadap persoalan karakter anak. Hal ini terlihat dari

pemikiran keduanya yang akan dibahas lebih lanjut dalam bab berikutnya.

Kedua, karena kedua tokoh sangat konsisten dalam mengemukakaan

gagasan atau ide mengenai metode dalam pendidikan karakter, dibandingan

dengan tokoh-tokoh lainnya yang membahas mengenai pendidikan karakter

secara umum.

Ketiga, peneliti ingin membandingkan pemikiran tokoh Indonesia dan

tokoh yang Barat. Dimana keduanya berbeda dalam hal kebudayaan maupun

kepercayaan. Yang mana perbedaan tersebut akan mempengaruhi gagasan-

gagasan dari keduanya. Misalnya, ketika Zakiah Daradjat menjadikan Pancasila

sebagai dasar pendidikan karakternya.18 Sedangkan Thomas Lickona pemikiran

lebih cenderung dipengaruhi oleh situasi dan kondisi masyarakat modern saat

ini, salah satunya terlihat dari pemikirannya mengenai penyebab kemerosotan

karakter.19

                                                            18Zakiah Daradjat, Membina Nilai-Nilai Moral Di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977),

hlm. 29. 19Thomas Lickona, Educating For Character: How Our School Can Teach Respect And

Responsibility, (New York: Bantam Books, 1991), hlm. 4-5.

Page 29: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

Keempat, kedua tokoh ini merupakan dua orang yang sangat berpengaruh

dan banyak memberikan kontribusi, serta memiliki karya-karya yang

monumental dalam bidang pendidikan karakter.

Adapun tokoh pertama yaitu Zakiah Daradjat, seorang tokoh wanita yang

terkemuka di Indonesia, yang banyak terlibat dalam sejumlah aktivitas penting

lembaga pendidikan, masyarakat, maupun kenegaraan. Peran sertanya dalam

berbagai hal menunjukan bahwa ia adalah salah satu tokoh yang aktif, peduli dan

berkontribusi terhadap masyarakat, selain itu ia juga sangat produktif dalam

menulis, dan karyanya banyak dijadikan acuan atau pedoman dalam dunia

pendidikan di Indonesia.

Penelitian terhadap tokoh Zakiah Daradjat ini menjadi sangat penting

mengingat beliau merupakan tokoh asli Indonesia, sehinngga pemikirannyapun

merupakan perpaduan antara teori dan praktik yang relevan dengan persoalan

yang tengah dihadapi. Misalnya ketika Zakiah menjadikan Pancasila sebagai

dasar pendidikan karakter yang merupakan dasar negara Indonesia, menurutnya

tidak harus mencari pendapat ahli karakter dunia Barat atau Timur, cukuplah

kembali kepada dasar negara yang menjadi landasan hidup warga negara

Indonesia.20 Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai upaya untuk

memberikan informasi atau pemahaman kepada khalayak umum bahwa

Indonesia mempunyai tokoh-tokoh yang dapat dijadikan rujukan dalam disiplin

ilmu tertentu.                                                             

20Zakiah Daradjat, Membina Nilai-Nilai.., hlm. 29.

Page 30: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

Tokoh selanjutnya yaitu Thomas Lickona, seorang tokoh pendidikan

karakter di Barat yang memiliki pengaruh dan kontribusi dalam dunia

pendidikan karakter. Ia merupakan ahli psikologi perkembangan dan profesor di

Departemen Pendidikan Anak Usia Dini di Universitas Negeri New York

College di Cortland. Ia dianggap sebagai pengusung pendidikan karakter,

melalui karya-karyanya Thomas Lickona berhasil menyadarkan dunia Barat

mengenai pentingnya pendidikan karakter. Selain itu ia juga memiliki banyak

prestasi seperti, memperoleh penghargaan di bidang pendidikan guru dari State

Unversity Of New York, Cortland. Ia juga memiliki banyak karya yang telah

dipublikasikan, salah satu karyanya yang sangat memukau yaitu Educating For

Character: How our Shchool can teach respect and responsibility, yang akan

dijadikan rujukan dalam penelitian ini.

Banyak hal menarik dari kedua tokoh di atas, baik dari karyanya, sudut

pandangnya dalam melihat suatu permasalahan, serta kontribusi keduanya dalam

pendidikan karakter khususnya pendidikan karakter anak usia dini. Untuk itu

peneliti mengkajinya dalam sebuah tesis yang berjudul: Metode Pendidikan

Karakter Anak Usia Dini (Studi Komparasi Pemikiran Zakiah Daradjat dan

Thomas Lickona).

Page 31: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

10 

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat dirumuskan pokok-pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

1. Bagaimana metode pendidikan karakter anak usia dini menurut Zakiah

Daradjat dan Thomas Lickona?

2. Bagaimana karakteristik metode pendidikan karakter anak usia dini menurut

Zakiah Daradjat dan Thomas Lickona?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui metode pendidikan karakter anak usia dini menurut

Zakiah Daradjat dan Thomas Lickona

b. Untuk mengetahui karakteristik metode pendidikan karakter anak usia dini

menurut Zakiah Daradjat dan Thomas Lickona

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritik, yaitu sebagai berikut:

Memberikan sumbangan pemikiran dan ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan pendidikan, untuk kemajuan pendidikan secara umum

dan Pendidikan Islam Anak Usia Dini secara khusus.

Page 32: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

11 

b. Secara praktis, yaitu sebagai berikut:

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif

dalam pengembangan ilmu pengetahuan

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian

untuk merumuskan kembali metode pendidikan karakter anak usia

dini.

3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeperkaya referensi bagi

semua kalangan pemerhati pendidikan, khususnya dalam upaya

pengkajian secara lebih komprehensif dan serius terhadap metode

pendidikan karakter anak usia dini.

D. Kajian Pustaka

Ada beberapa kajian pustaka yang penulis temukan sebagai bahan

perbandingan atau perbandingan antara penelitian terdahulu dengan penelitian

yang penulis lakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Tesis yang berjudul Pendidikan Karakter Anak Usia Dini (Studi

Komparasi Pemikiran Thomas Lickona dan Al-Ghazali). Hasil dari

penelitian ini menunjukan bahwa terdapat persamaan dari pemikiran

keduanya yaitu dalam hal tujuan pendidikan karakter yaitu untuk

membentuk manusia yang cerdas dan berbudi. perbedaannya terletak

pada pandangan keduanya mengenai hakikat pendidikan karakter jika

Lickona menekankan bahwa pendidikan karakter sebagai pendidikan nilai

operatif yang berorientasi pada bagaimana seseorang dalam menangapi

Page 33: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

12 

situasi dengan cara yang menurut moral itu baik. Sedangkan pendidikan

karakter Al-Ghazali berorientasi untuk membentuk akhlak mulia. Sumber

pemikiran keduanya juga berbeda Lickona menjadikan hasil-hasil riset

dan pengalamannya. Sedangkan Al-Ghazali mejadikan Al-Qur’an, sunnah

dan ijma’. Selanjutnya komponen pendidikan karakter, Lickona

menjadikan moral knowing, moral feeling, dan moral behaviour sebagai

kompnen. Sedangkan Al-Ghazali yaitu dimensi diri, dimensi sosial, dan

dimensi metafisik. Yang terakhir yaitu tahapan pendidikan karakter,

Lickona mengemukakan tahapan berdasarkan usia dan perkembangan

anak. Sedangkan Al-Ghazali mengemukakan tahap pengenalan dan

pendekatan.21

Penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian ini, adapun persamaannya yaitu, sama-sama mengkaji

pendidikan karakter anak usia dini berdasarkan dua tokoh dan juga sama-

sama menggunakan pendekatan komparatif dalam dalam penelitiannya.

Adapun perbedaannya dengan penelitian ini yaitu penelitian ini lebih

menmfokuskan kajiannya pada metode dan pendidik dalam pendidikan

karakter anak usia dini, selain itu pemikiran tokoh yang dikomparasikan

juga berbeda jika penelitian di atas mengkomparasikan pemikiran

                                                            21Heldanita, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini (Stdi Komparasi Pemikiran Thomas

Lickona Dan Al-Ghazali), (Yogyakarta: Proram Magister UIN Sunan Kalijaga 2017), hlm. 145-149.

Page 34: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

13 

Thomas Lickona danAl-Ghazali, sedangkan penelitian ini

mengkoparasikan pemikiran Thomas Lickona dan Zakiah Daradjat.

2. Tesis yang berjudul Pemikiran Zakiah Daradjat Tentang Pembentukan

Karakter Dan Pengembangan Kreativitas Anak. Hasil dari penelitian ini

mengungkapnkan: pertama, pembentukan karakter anak dimulai sedini

mungkin. Kedua, bagi orang dewasaa yang belum mendapatkan pembiaan

karakter dimasa kanak-kanak, harus mendapatkan bimbigan dari orang

lain. Ketiga, pembentukan karakter dan pengembanan reativitas anak akan

sepurna jika didukung oleh lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Keempat, pengembangan kreativitas anak berpedoman pada nilai-nilai

karakter dan pengalaman agama.22

Penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian ini, adapun persamaannya yaitu, sama-sama mengkaji

pemikiran Zakiah Daradjat mengenai karakter. Adapun perbedaanya yaitu,

penelitian di atas fokus pada pembentukan karakter dan pengembangan

kreativitas anak , sedangkan pada penelitian ini hanya mengkaji

pendidikan karakter yang dikhususkan pada metode dan pendidik dalam

pendidikan karakter anak usia dini. Selain itu penelitian di atas hanya

mengkaji pemikiran satu tokoh, sedangkan penelitian ini mengkaji

pemikiran dua tokoh yang kemudian dikomparasikan.

                                                            22Parjuangan, Pemikiran Zakiah Daradjat Tentang Pembentukan Karakter Dan

Pengembangan Kreativitas Anak, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga 2017), hlm. Vii.

Page 35: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

14 

3. Penelitian yang berjudul Studi Komparasi Pemikiran Thomas Lickona dan

Abdullah Nashih Ulwan Tentang Pendidikan Karakter di Keluarga dan

Sekolah, dalam jurnal Didaktika Religia Volume 2, No. 2 Tahun 2014.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat persamaan dan

perbedan dari pemikiran keduanya. Persamaannya terletak pada konsep

dan modelnya, bahwa kedua tokoh sama-sama mengedepankan nilai-nilai.

Sedangkan perbedaanya, (1) Kurikulum perspektif Thomas Lickona

adalah kurikulum akademik yang berpusat pada nilai-nilai etika.

Sedangkan Nashih Ulwan mengunakan kurikulum berbasis edukatif yang

berpusat pada pendidik. (2) Kompetensi yang akan dicapai menurut

Thomas Lickona yaitu; membantu anak-anak berkembang melalui

pembelajaran. Sedangkan Nashih Ulwan memberikan metode pendidikan

rohani anak usia dini, pembinaan generasi muda, pembentukkan umat,

serta penerapan prinsip-prinsip kemuliaan. (3) Strategi pembelajaran

karakter Thomas Lickona adalah desain komprehensif, sedangkan

menurut Abdullah Nashih Ulwan strategi pembelajaran dibagi lima yaitu:

dengan keteladanan, adat kebiasaan, nashihat, perhatian atau pengawasan

dan pendidikan dengan hukuman.23

Penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian ini. Persamaannya yaitu, sama-sama meneliti pendidikan

                                                            23Muhammad Ahsani, Studi Komparasi Pemikiran Thomas Lickona Dan Abdullah Nashih

Ulwan Tentang Pendidikan Karakter Keluarga Dan Sekolah, Dalam Jurnal Didaktika Religia, Volume 2, No. 2 Tahun 2014, hlm. 41-43.

Page 36: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

15 

karakter dan sama-sama mengkomparasikan pemikiran dua tokoh. Adapun

perbedaannya yaitu, penelitian di atas mengkomparasikan pemikiran

Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan, sedangkan penelitian ini

mengkoparasikan pemikiran Thomas Lickona dan Zakiah Daradjat,

penelitian dia atas mengkaji pendidikan karakter secara umum, dalam

keluarga dan sekolah, sedangkan penelitian ini mengkususkan kajian pada

pendidikan karakter anak usia tentang metode.

4. Penelitian yang berjudul Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini

Dalam Jurnal Peadagogy Vol. 1 No.2, Oktober 2014. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa menanamkan nilai-nilai karakter sejak usia dini

merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, pendidik, pengasuh,

masyarakat, dan pemerintah. Selain itu PAUD memiliki peran yang

sangat besar dalam menjalankan proses pendidikan, hal ini membuat

pendidik bekerja keras dibandingkan pendidik pada tingkatan sekolah

lainnya.24

Penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian ini, adapun persamaannya yaitu, sama-sama meneliti

pendidikan karakter pada anak usia dini. Sedangkan perbedaannya yaitu,

penelitian ini difokuskan pada metode dalam pendidikan karakter anak

                                                            24Nuraeni, Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini, Dalam Jurnal Peadagogy Vol. 1 No.2,

Oktober 2014, hlm.8.

Page 37: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

16 

usia dini, selain itu penelitian di atas tidak memfokuskan pada pemikiran

tokoh tertentu.

5. Tesis yang berjudul Pendidikan Karakter Anak (Studi Komparasi

Pemikiran Thomas Lickon dan Abdullah Nashih Ulwan). Hasil dari

penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan karakter Thomas Lickona

dan Nasih Ulwan dilihat dari tujunnya sejalan, begitupun dari

penerapannya tidak jauh berbeda, hanya saja apa yang diterapkan Nasih

Ulwan lebih mendahulkan pada penguatan iman anak. Karena meurutnya

pondasi yang kuat akan membentuk karakter yang baik. sedangkan

Thomas Lickona banyak memberikan contoh bagaimana seharusnya

sekolah mampu bekerjasama dengan orang tua sebagai kunci kebrhasilan

pendidikan karakter anak.25

Penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan penelitian

ini, adapun persamaannya yaitu, sama-sama mengkaji pendidikan karakter

dari pemikiran dua tokoh yang kemudian dikomparasikan. Adapun

perbedaannya yaitu, penelitian di atas mengkaji pendidikan karakter anak

secara umum sedangkan pada penelitian ini mengkaji pendidikan anak

usia dini tentang metode, pemikiran tokoh yang dikajipun ada

perbedaannya, penelitian di atas mengkomparasikan pemikiran Thomas

                                                            25Elga Yanuardianto, Pendidikan Karakter Anak (Studi Komparasi Pemikiran Thomas Lickon

Dan Abdullah Nashih Ulwan, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2015), hlm. X.

Page 38: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

17 

Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan sedangkan pada penelitian ini

mengkomparasikan pemikiran Zakiah Daradjat dan Thomas Lickona.

E. Kerangka Teori

1. Medote

Hal terpenting dalam belajar mengajar yang harus diperhatikan adalah

sistem belajar mengajarnya, terutama bagaimana metode pengajaran yang

digunakan oleh pendidik.26 Adapun secara bahasa (etimologi) metode berasal

dari bahasa yunani, yang terdiri dari dua suku kata yaitu meta dan hodos, meta

berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara.27 Sedangkan secara istilah

(terminologi) Ramayulis mengemukakan bahwa metode adalah cara yang

digunakan guru untuk menciptakan hubungan dengan peserta didik pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran.28 Sedangkan menurut Wina Sanjaya

metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun

tercapai secara optimal.29

Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, banyak metode yang dapat

digunakan, setiap metode mempunyai kelemahan dan kelebihan maka dari itu,

harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehinga seorang pendidik

dituntut untuk menguasai berbagai metode. Hal ini senada dengan ungkapan                                                             

26Marhumah, Kontekstualiasi Hadis..., hlm.204. 27Rama Yulis Dan Syamsu Nizar, Filsafat Pendidikan Islamtelaah Sistem Pendidikan Dan

Pemikiran Para Tokoh, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm. 209. 28Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm. 28. 29Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 147.

Page 39: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

18 

Milson, A. J., dkk, yang dikutip oleh Arita Marini yaitu sebagai berikut: the

teachers could use various methods to integrate character values in

teaching learning process.30 Pernyataan tersebut ditujukan kepada pendidik,

untuk menguasai berbagai metode untuk mengintegrasikan nilai-nilai tersebut

didalam proses pembelajaran.

Adapun macam-macam metode dalam pendidikan menurut Imam Al-

Ghazali yaitu sebagai berikut:

a. Metode Kasih Sayang

Pendidik bertanggung jawab agar anak memperoleh pendidikan untuk

bekal hidupnnya. Oleh karenanya hendaknya seorang pendidik baik itu

orang tua maupun guru harus menggunakan cara-cara yang lembut dalam

menyempaikan pembelajaran tersebut yaitu dengan menyayangi dan

mengasihi anak-anak, terutama seoang guru hendaknya guru menyayangi

anak murid seperti anak kandugnya sendiri.31

b. Metode Keteladanan

Keteladanan merupakan metode dalam pendidikan yang diperuntukan

untuk anak-anak. Pembinaan budi pekerti merupakan hal ini mendapatkan

perhatian khusus dr Al-Ghazali karena pada prinsipnya pendidikan adalah

kerja yang memiliki hubungan erat antara dua pribadi yaitu guru dan

                                                            30Arita Marini, Character Building Through Teaching Learning Process: Lesson In Indonesia,

International Journal Of Sciences And Research, Vol. 73, No. 5, May 2017, hlm. 178. 31Al-Ghazali, Ihya’ al-‘ulum al-Diin, terj. Moh. Zuhri, dkk (semarang: As-Syifa, 2009), hlm.

212-213.

Page 40: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

19 

murid. Oleh karena itu faktor keteladanan menjadi bagian yang utama

dan sangat penting dakam metode pembelajaran. Dalam hal ini pendidik

menjadi contoh, segala ucapan, gerak gerik atau tingkah laku akan

diperhatikan oleh anak dan cenderung akan diikuti dan dikritisi oleh anak.

Jika pendidik berakhlak mulia, maka dalam diri anakpun akan terbentuk

akhlak yang mulia, begitupun sebaliknya.

c. Metode Pembiasaan

Dalam pendidikan hendaknya didasarkah atas mujahadah (ketekunan)

dan latihan jiwa, jika seseorang ingin menjadikan dirinya bermurah hati

maka caranya adalah dengan membebani dirinya dengan perbuatan yang

bersifat dermawan seperti menydekahkan hartanya, jika hal itu terus

dilakuan dengan mujahadah (ketekunan) maka sifat tersebut akan

tertanam dalam jiwa dan menjadi watak ata karakter. Hal ini juga

dibuktikan dalam ilmu psikologi bahwa kebiasaan yang dilakukan secara

terus menerus minimal selama enam bulan menandakan kebiasaan itu

telah menjadi bagian dari karakter tetap. Membiasakan hal-hal baik pada

anak seperti beribadah kepada Allah, seperti sholat, mengaji, puasa serta

orang tua yang terbiasa mengajarkan mengucap salam tentu akan

membentuk anak-anaknya dengan karakter yang baik.

d. Metode Pergaulan yang Baik

Metode pergaulan yang baik merupkan sebuah metode pendidikan dengan

menyaksikan atau memperhatikan orang-orang yang memiliki perbuatan

Page 41: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

20 

yang baik dan juga ikut bergaul dengan orang-orang tersebut. Metode ini

dapat membentukdan jga memperbaiki karakter sesorang. Karena orang

yang masuk pada sebuah komunitas yang baik disadari maupun tidak,

orang tersebut akan ikut terpengaruh. Oleh karenanya pendidik harus

mengawasi dan juga menciptakan lingkungan dengan aktivitas yang baik

bagi anak didik mereka.

e. Metode Koreksi Diri

Metode koreksi diri adalah sebuah metode pendidikan dengan cara

melihat kesalahan dir sendiri kemudian merubahnya menjadi kebaikan

yaitu dengan cara berikut: (1) hendaknya ia duduk disamping guru yang

pandai melihat kekurangan diri, disini tugas guru menunjukan

kekurangan-kekurangan ana didiknya yang disertai dengan nasihat atau

cara untuk memperbaikinya; (2) mencari teman yang benar yang tajam

mata hatinya dan juga kuat imannya dan meminta kepada teman tersebut

untuk mengkoreksi dirinya dan juga mningatkan jika berbuat salah; (3)

mampu mengambil faedah untuk mengetahui kekurangan dirinya, dari

berbagai perkataan orrang-orang yang tidak menyukainya; (4) mampu

berkumpul degan orang lain dan setiap apa yang bisa dilihat dari perbutan

tercela dianta orang banyak, maka hendaknya ia mencari perbuatan

tercela tersebut dala dirinya dan diumpankan untuk dirinya sendiri.

Page 42: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

21 

f. Metode Cerita atau Berkisah

Metode cerita atau kisah adalah hiburan yang membentangkan bagaiman

terjadinya suatu hal (peristiea, kejadian, dan lain sebgainya), selain itu

cerita atau kisah juga bisa diartikan suatu ungkapan tulisan yang berisi

runtutan perisiwa kejadian yang disebut juga dengan dongeng. Dengan

deikian cerita adalah suatu ungkapan, tulisan yang dituturkan oleh

seseorang kepada orang lain, kelompok, umum baik itu mengenai

pengalamannya maupun pengalaman orang lain yang benar-benr terjadi

atau hanya bersifat khayalan atau imajinasi.

Adapaun kaitannya dengan pendidikan karakter cerita atau kisah

mempunyai pengaruh tersendiri bagi jiwa dan akal, dengan menceritakan kisah

tentang sejarah atau kejadian masa lalu, bisa memberikan nasihat dengan

mengambil pelajaran dari kisah tersebut. Kisah yang disampaikan dapat menjadi

inspirasi dan motivasi seseorang untuk memiliki karakter atau pribadi yang lebih

baik. 32

2. Pendidikan Karakter

a. Pengertian

Sebelum menguraikan tentang pengertian pendidikan karakter

secara utuh, akan diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian

pendidikan dan pengertian karakter, yaitu sebagai berikut:

                                                            32Zainudin, Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 46-57.

Page 43: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

22 

Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani yaitu

“paedagogie” yang berarti “bimbingan yang diberikan kepada anak”.

Istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan

“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan.33 Dalam kamus

Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata “didik” yang berarti

memelihara, materi latihan mengenai akhlak, dan kecerdasan pikiran,34

sehingga pendidikan dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah sikap

dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang, dengan usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Selanjutnya kata karakter berasal dari bahasa Yunani kuno karasso

yang berarti cetak biru, format dasar, atau sidik jari.35 Sedangkan menurut

kamus besar bahasa Indonesia karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak,

atau budi pekerti yang bisa membedakan seseorang dengan yang lain.36 Di

dalam kamus psikologi dinyatakan bahwa, karakter adalah kepribadian

ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang;

biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.37

                                                            33Ramayulis Dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009),

hlm. 83. 34W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006),

hlm. 291. 35Doni Koesuma, Pendidikan Karakter Utuh Dan Menyeluruh, (Yogyakarta: Kansius, 2012),

hlm. 55. 36Desi Anwar, Kamus Lengka Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003), hlm. 390. 37M. Furqon Hidayatullah, Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan

Cerdas,(Surakarta: Yuma Pustaka, 2009), hlm. 9.

Page 44: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

23 

Character education partnership, sebuah program nasional

pendidikan karakter di Amerika mendefinisikan pendidikan karakter

sebagai berikut:

Character education is a national movement encourangig school to create environments that foster ethical, responsible, and caring young people. It is the intentional, proacthive effort by school, district and states to instill in their students important core, ethical values that we all share such as caring, honesty, fairness, responsibility, and respect for self and others.38

Maksud dari pernyataan di atas yaitu pendidikan karakter

merupakan sebuah gerakan nasional yang mendorong sekolah untuk

menciptakan lingkungan yang menumbuhkan generasi muda yang beretika,

bertanggung jawab, dan peduli. Ini adalah upaya yang disengaja, proaktif

oleh sekolah, untuk menanamkan dalam diri siswa nilai-nilai inti, seperti

kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan penghargaan

terhadap diri sendiri dan orang lain.

Makna karakter secara terminologis juga dikemukakan oleh

Thomas Lickona yaitu: “A reliable inner disposition to respond to

situations in a morally good way.” Selanjutnya ia menambahkan,

“Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing,

moral feeling, and moral behavior”.39 Menurut Thomas Lickona, karakter

                                                            38Merle J.Schawartz (ed), Effective Character Education: A Guidebook For Ruture

Educators, (New York: Mc Graw-Hill Companies, 2008), hlm. Vii. 39Thomas Lickona, Educating For Character..., hlm. 51.

Page 45: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

24 

meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat)

terhadap kebaikan, dan akhirnya melakukan kebaikan. Dengan kata lain,

karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap

(attitudes), motivasi (motivations), perilaku (behaviors), dan keterampilan

(skills).

Selain pengertian di atas, dalam wacana psikologis disebutkan

bahwa pengertian karakter sama dengan akhlak, kata akhlak mempunyai

ekuivalalensi dengan kata karakter.40 Hal yang sama disebutkan oleh

Zubaidi bahwa pendidikan akhlak dan pendidikan karakter tersebut

memiliki orientasi yang sama, yaitu membentuk karakter. Perbedaan bahwa

pendidikan akhlak berkesan timur dan Islam sedangkan pendidikan

karakter berkesan barat dan sekuler bukan alasan untuk dipertentangkan

karena pada kenyataannya keduanya mempunyai ruang untuk saling

mengisi.41 Maka untuk mencari pengertian karakter, menurut Zakiah

Daradjat dapat ditelusuri melalui istilah “akhlak” tersebut. Hal ini

mengingat bahwa dalam karya-karyanya, Zakiah biasa atau banyak

menggunakan istilah akhlak.

Kata akhlak atau karakter secara bahasa berasal dari kata khlaqa

yang kata dasarnya khuluqun yang berarti perangai, tabiat, adat atau

                                                            40Abdul Majid, Kepribadiandalam Psikologi Ilsam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2007), hlm. 25. 41Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter:Konsepsi Dan Aplikasinya Dalam Lembaga

Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 65.

Page 46: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

25 

khalqun yang berarti kejadian, buatan, atau ciptaan jadi secara etimologi

akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat atau system. Sendangkan menurut

terminology akhlak atau karakter merupakan kelakuan yang timbul dari

hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan , bawaan, dan

kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak karakter yang

dihayati dalam kenyataan hidup keseharian dari kelakuan itu lahirlah

perasaan moral (moral sense), yang terdapat didalam diri manusia sebagai

fitrah, sehingga iya mampu membedakan mana yang baik dan mana yang

buruk, kemudian dari kondisi tersebutlah muncul bakat akhlaki yang

merupakan kekuatan jiwa dari dalam, yang mendorong manusia untuk

melakukan yang baik dan mencegah perbuatan buruk.42

Menurut Al-Ghazali karakter itu menetap dalam jiwa dan mudah

untuk melahirkan perbuatan-perbuatan terpuji, apabila perbuatan-perbuatan

baik yang terwujudkan masih terasa berat, maka itu belum menjadi

karakter. Misalnya orang memberikan bantuan, akan tetapi terasa di hati,

pikiran, dan raut mukanya terasa berat maka ia belum menjadi orang yang

pemurah, juga orang yang dengan penuh kesulitan menahan marah ketika

ia dipancing amarahnya belumlah ia disebut orang yang penyantun.43

                                                             42Zakiah Daradjat, Dasar-Dasar Agama Islam Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum (Jakarta: Bulan Bintang,1984), hlm.253.

43Al-Ghazali, Ihya’ al..., hlm. 9.

Page 47: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

26 

Uraian diatas memberi pemahaman bahwa hakikat karakter itu

merupakan perwujudan kelakuan dari seseorang yang timbul dari hasil

perpaduan antara hati nurani, pikiran, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu

dalam diri manusia yang kemudian menbentuk suatu tindakan, yang mana

tindakan tersebut tidak memerlukan pemikiran yang panjang untuk

dilakukan.

M. Furqon menyebutkan bahwa seseorang dikatakan berkarakter

jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki

masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.

Demikian juga, seorang pendidik dikatakan berkarakter jika ia memiliki

nilai dan keyakinan yang dilandasi hakikat dan tujuan pendidikan serta

digunakan sebagai kekuatan moral dalam menjalankan tugasnya sebagai

pendidik.44

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter merupakan suatu upaya suatu upaya atau bimbingan

terhadap seseorang atau kelompok untuk membentuk sifat atau kepribadian

yang baik dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Menurut Nashih Ulwan, pendidikan karakter merupakan

serangkaian prinsip dasar moral dan keutamaan sikap serta watak (karakter

atau tabiat) yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak

masa pemula hingga ia menjadi seorang mukallaf, yakni siap mengarungi                                                             

44M. Furqon Hidayatullah, Guru Sejati..., hlm. 9.

Page 48: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

27 

lautan kehidupan.45 Termasuk persoalan yang tidak diragukan adalah

bahwa karakter, moral, sikap, dan tabiat merupakan salah satu buah iman

yang kuat dan pertumbuhan sikap keberagamaan seseorang yang benar.

Pendidikan karakter meski sebagai sebuah idealisme usianya setua

usia pendidikan itu sendiri, namun baru sejak tahun 1990-an kembali lahir

sebagai sebuah gerakan baru dalam pembinaan moral dan pembentukan

karakter. Thomas Lickona dianggap sebagai pengusungnya melalui

karyanya The Return of Character Eduacation. Sebuah buku yang

menyadarkan dunia Barat secara khusus dimana Lickona hidup, dan

seluruh dunia pendidikan secara umum, bahwa pendidikan karakter adalah

sebuah keharusan. Dalam konteks ini, sekolah sebagai institusi pendidikan

sudah seharusnya terlibat secara formal dan strategis dalam membangun

karakter. Inilah awal kebangkitan baru pendidikan karakter.46

Pendidikan karakter juga memiliki makna lebih tinggi daripada

pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar

dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan

kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga siswa didik menjadi

faham, mampu merasakan, dan mau melakukan hal yang baik.

                                                            45Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Terjemahan Jamaludin Miri, Cet. III (Jakarta:

Pustaka Amani, 2007), 193. 46Marfu, ‟Terminology Yang Tepat Untuk Program Pembentukan Karakter,

Http://Aperspektif.Com. diakses pada 12 Desember 2018.

Page 49: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

28 

Menurut Ratna Megawangi yang dikutip oleh Marfu, pembedaan ini

karena moral dan karakter adalah dua hal yang berbeda. Moral adalah

pengetahuan seseorang terhadap hal baik atau buruk. Sedangkan karakter

adalah tabiat seseorang yang langsung didorong (drive) oleh otak. Dari

sudut pandang lain bisa dikatakan bahwa tawaran istilah pendidikan

karakter datang sebagai bentuk kritik dan kekecewaan terhadap praktek

pendidikan moral selama ini. Itulah karenanya, terminologi yang ramai

dibicarakan sekarang ini adalah pendidikan karakter (character education)

bukan pendidikan moral (moral education), walaupun secara substansial,

keduanya tidak memiliki perbedaan yang prinsipil.47

a. Tujuan

Ada beberapa rumusan mengenai tujuan pendidikan karakter,

menurut Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi seorang cendikiawan

muslim dari Arab pendidikan karakter bertujuan untuk menjadikan orang-

orang agar memiliki akhlak yang baik, berkemauan keras, sopan dalam

berbicara, perbuatan atau tingkah laku dan menjadikan orang-orang

beradab.48

                                                            47Marfu, ‟Terminology Yang Tepat Untuk Program Pembentukan Karakter,

Http://Aperspektif.Com, Diakses Pada 28 Maret 2018, Pkl 11.30. 48Athiyah Al-A-Abrasyi, Dasar-Dasar Pedidikan Islam, Terj. Bustami Abdul Ghani, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1994), hlm. 103.

Page 50: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

29 

Selanjutnya Abna Hidayati, dkk, menyebutkan tujuan ppendidikan

karakter International Journal of Education and Research, “The objective

of character education is to construct the behavior of learners who have

the knowledge, skills, attitudes and noble and have a competitive edge in

facing globalization”.49

Maksud dari pernyatan di atas yaitu tujuan pendidikan karakter

adalah untuk membangun perilaku peserta didik yang memiliki

pengetahuan, keterampilan, sikap dan mulia dan memiliki keunggulan

kompetitif dalam menghadapi globalisasi. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Muhammad Athiyah al-Abrasi yang dikutip oleh Johansyah

bahwa tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk orang-orang

yang bermoral baik, berkemauan keras, sopan dalam berbicara dan

perbuatan, mulia dalam tingkah laku serta beradab.50

Sedangkan tujuan pendidikan karakter menurut Imam Al-Ghazali

yang dikutip oleh Abd Khaliq dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: (1)

Membentuk manusia purna sehingga pada akhirnya dapat mendekatkan diri

kepada Allah SWT; (2) Membentuk manusia purna untuk mendapatkan

hidup, baik di dunia maupun di akhirat.51 Melihat dua tujuan pendidikan di

                                                            49Abna Hidayati, Dkk, The Development Of Character Education Curriculum For Elementary

Student In West Sumatera, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Penelitian Internasional Vol. 2 No. 6 Juni 2014, hlm. 190.

50Johansyah, Penidikan Karakter Dalam Islam, Dalam Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol. IX, No 1, Agustus 2011), hlm. 95.

51Abd Khaliq, Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Kitab Ayyuhal Walad; Konstruksi Pemikiran Imam Al-Ghazali, dalam Jurnal Al-Ibroh, vol 2, no. 1, Mei 2017, hlm. 98.

Page 51: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

30 

atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan menurut Imam Al-Ghazali

tidak hanya bersifat ukhrawi saja (mendekatkan diri kepada Allah), tetapi

juga mengandung tujuan yang mengandung duniawi. Imam AlGhazali

memberikan tempat yang luas dalam sistem pendidikannya bagi

perkembangan duniawi tetapi dunia yang dimaksudkan hanya untuk

mencapai kebahagiaan hidup di akhirat yang lebih utama dan kekal di

dalamnya

Senada dengan hal tersebut, secara umum Doni Koesoema

menyebutkan beberapa tujuan pendidikan karakter yaitu sebagai berikut:

1) Meletakkan landasan karakter yang kuat, dalam kerangka gerak dinamis

dialektis, berupa tanggapan individu atas impuls natural (fisik dan

psikis), sosial, kultural yang melingkupinya, untuk dapat menempa diri

menjadi sempurna sehingga potensi-potensi yang ada di dalam dirinya

berkembang secara penuh yang membuatnya semakin menjadi

manusiawi.

2) Semakin menjadi manusiawi berarti ia juga semakin menjadi makhluk

yang mampu berelasi secara sehat dengan lingkungan diluar dirinya

tanpa kehilangan otonomi dan kebebasannya sehingga menjadi manusia

yang bertanggung jawab.

3) Dengan menempatkan pendidikan karakter dalam kerangka dinamika

dan dialektika proses pembentukan individu, para insan pendidik,

seperti, guru, orangtua, staf sekolah, masyarakat, diharapkan semakin

Page 52: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

31 

dapat menyadari pentingnya pendidikan karakter sebagai saranan

pembentukan pedoman perilaku, pengayaan nilai individu dengan cara

menyediakan ruang bagi figur keteladanan bagi anak didik dan

menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif bagi proses pertumbuhan

berupa, kenyamanan, keamanan yang membantu suasana

pengembangan diri satu sama lain dalam keseluruhan dimensinya

(teknis, intelektual, psikologis, moral, social, estetis, dan religius).

4) Memiliki tujuan jangka panjang yang mendasarkan diri pada tanggapan

aktif kontekstual individu atas impuls natural social yang diterimanya

yang pada gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih

lewat proses pembentukan diri terus-menerus (on going formation).

5) Pendidikan karakter lebih mengutamakan pertumbuhan moral individu

yang ada dalam lembaga pendidikan. Untuk ini, dua paradigma

pendidikan karakter merupakan satu keutuhan yang tidak dapat

dipisahkan. Penanaman nilai dalam diri siswa, dan pembaharuan tata

kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu

merupakan dua wajah pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan.52

Dengan demikian, setelah melihat dari berbagai penjelasan tujuan

pendidikan karakter di atas, dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan karakter

adalah menjadikan peserta didik agar mempunyai pribadi yang unggul dan

                                                            52Doni Koesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global, (Jakarta:

Grafindo, 2010), hlm. 134-135.

Page 53: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

32 

bermartabat, dengan cara menanamkan, memfasilitasi dan mengembangkan nilai-

nilai karakter pada peserta didik.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karakter Anak

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter

anak, yaitu sebagai berikut:

1) Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh merupakan cara yang digunakan oleh orang tua dalam

mngasuh dan membimbing anak-anak mereka, menurut Nasih Ulwan cara

yang baik yaitu dengan menggunakan pola asuh yang yang sesuai dengan

ajaran Islam. Karena betapa bahagianya para orang tua ketika mereka

dapat memetik hasil yang baik di masa depan sebagai buah dari usaha

mereka dan mereka dapat berteduh dibawah rindangnya apa yang telah

mereka tanam. Bukan main tentramnya jiwa mereka dan terasa beningnya

mata mereka, saat si buah hati menjadi malaikat yang berjalan di atas

muka bumi dan mushaf yang bergerak ditengah- tengah manusia.53 Oleh

sebab itu maka orang tua harus senantiasa menjadi contoh. Secara tidak

langsung, sikap orang tua terhadap anak, sikap ayah terhadap ibu, atau

sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan moral (karakter) anak,

yaitu, melalui proses peniruan.

                                                            53Abdullah Nasih Ulwan, Penidkan Anak dalam Islam, terj. Arif Rahman Hakim dan Abdul

Halim, (Solo: Insaan Kamil, 2016), hlm. 515.

Page 54: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

33 

2) Penghayatan dan Pengamalan Agama yang Dianut

Anak diibaratakan sebagai suatu nikmat yang agung yang

disyukuri dan sebagai penyejuk mata jika mereka berjalan pada jalan

orang-orang yang bertaqwa.54 Oleh sebab itu orang tua harus mendidik

anak-anaknya dengan pengetahuan agama sedini mungkin, karena orang

tua juga sebagai panutan (teladan) bagi anak, termasuk panutan dalam

mengamalkan ajaran agama. Orang tua yang menciptakan iklim

religious (agamis), dengan cara memberikan ajaran atau bimbingan

tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan mengalami

perkembangan moral yang baik.

3) Sikap Konsisten Orang Tua dalam Menerapkan Norma

Melihat pentingnya pendidikan karakter, sudah barang tentu

dibutuhkan suatu tatanan tentang pendidikan yang tidak saja luas

cakupan materinya, tetapi juga secara metodologis (pendekatannya).

Anak memerlukan perlakuan yang tepat dan sesuai kondisi anak. Jika

anak memiliki prestasi, maka sikap orang tua sudah selayaknya

memberi pujian dan memberikan hadiah untuk memotivasi agar

prestasinya lebih meningkat. Motivasi itu diharapkan dapat memberi

peranyang besar dalam jiwa anak dan juga terhadap kemajuan

gerakannya yang positif, membangun potensi-potensi dan kecondongan

yang dimiliki anak. Jika anak memiliki kesalahan, pemberian pelajaran                                                             

54Ibid., hlm. 75.

Page 55: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

34 

menjadi suatu yang luas dan sangsi-sangsi itu melalui tahapan dan

langkah-langkah.55

Orang tua yang menghendaki anaknya tidak berbohong atau berlaku

tidak jujur, maka orang tua harus menjauhkan diri dari perilaku berbohong

atau tidak jujur. Selain faktor diatas, perkembangan moral (karakter) juga

dipengaruhi oleh lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan

teman-teman sebaya, segi keagamaan, dan aktivitas rekreasi.56

c. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

Adapun pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai ruang

lingkup yaitu: keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia

usaha, dan media massa, berikut penjelasannya:

1) Lingkup Keluarga, merupakan wahana pembelajaran dan pembiasaan

nilai-nilai kebaikan yang dilakukan oleh orang tua dan orang dewasa lain

di keluarga, sehingga melahirkan anggota keluarga yang berkarakter.

2) Lingkup satuan pendidikan, merupakan wahana pembinaan dan

pengembangan karakter yang dilaksanakan dengan pendekatan sebagai

berikut:

a) Pengintegrasian pada semua mata pelajaran;

b) Pengembangan budaya sekolah;

c) Melalui kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler;

                                                            55Ibid., hlm. 557.  56Alief Budiyono, Meningkatkan Moralitas Anak Melalui Dukungan Sosial, Dalam Jurnal

Komunika, Vol. IV, No. 2, Juli, 2010, hlm. 239.

Page 56: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

35 

d) Pembiasaan perilaku dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

sekolah.

3) Lingkup pemerintahan, merupakan wahana pengembangan karakter

bangsa melalui keteladanan penyelenggara negara, elit pemerintah, elit

politik dan konsep akan pentingnya pendidikan karakter.

4) Lingkup Masyarakat sipil, merupakan wahana pengembangan dan

pendidikan karakter melalui keteladanan tokoh dan pemimpin masyarakat

serta berbagai kelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi

sosial.

5) Lingkup masyarakat politik, merupakan wahana untuk melibatkan warga

negara dalam penyaluran aspirasi politik.

6) Lingkup Dunia Usaha, merupakan wahana interaksi para pelaku sektor riil

yang menopang bidang perekonomian nasional, yang ditandai misalnya

menguatnya daya saing dan meningkatnya lapangan kerja.

7) Lingkup media massa, merupakan fungsi dan sistem yang memberi

pengaruh signifikan terhadap publik, terutama terkait dengan

pengembangan nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai jati

diri bangsa. Media massa perlu bersifat selektif dalam pemberitaan dan

program tayangannya.57

                                                            57Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian

Pendidikan Nasional. Panduan: Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan 2011), hlm.20-21.

Page 57: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

36 

3. Anak Usia Dini

a. Pengertian

Anak usia dini (AUD) adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6

tahun, yaitu kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan yang bersifat unik.58 Rentang anak usia dini menurut Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 28 ayat 1 adalah 0-6 tahun.59 Sementara menurut

kajian rumpun keilmuan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan

penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan pada usia 0-8

tahun.60

Anak usia dini mengalami beberapa perkembangan dalam berbagai

aspek diantanya, aspek fisik, morotik, kognotif, bahasa, dan sosial-emosional.

Hasil kajian neurosains di bidang psikologi menyatakan bahwa perkembangan

intelektual atau kecerdasan anak pada usia 0-4 tahun mencapai 50%,

kemudian pada usia 0-8 tahun mencapai 80%, dan pada usia 0-18 tahun

mencapai 100%.61

Inilah yang menjadikan alasan bahwa pendidikan karakter harus

dilaksanakan sejak usia dini, senada dengan hal ini Zakiah Daradjat

                                                             58Haitami Salim, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 88.

59Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Tahun 2003, hlm. 11. 60Siti Aisyah, Dkk, Perkembangan Dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini

(Jakarta: Universitasterbuka, 2011), hlm. 13. 61Suyadi, Teori Perkembangan Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurons (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014), hlm. 33.

Page 58: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

37 

menyatakan bahwa pendidikan karakter pada usia dini dilakukan dengan cara

membiasakan mereka pada peraturan dan sifat yang baik, jujur, dan adil

misalnya. Hal ini dikarenakan sifat-sifat tersebut tidak akan dipahami oleh

anak kecuali dengan pengalaman yang dapat dirasakan langsung akibatnya

dalam kehidupa sehari-hari.62

Adapun pedidikan anak usia dini (PAUD) melingkupi pendidikan: (1)

Infant, usia 0-1 tahun, (2) Toddler, usia 2-3 tahun, (3) Preschool/Kindergarten

children, usia 3-6 tahun, (4) Early Primary School, SD kelas awal, usia 6-8

tahun. Sedangkan satuan pendidikan penyelenggara PAUD adalah: (1) Taman

Kanak-Kanak (TK), (2) RaudatulAthfal (RA), (3) Bustanul Athfal (BA), (4)

Kelompok Bermain (KB), (5) Taman Penitipan Anak (TPA), (6) Sekolah

Dasar kelas awal (kelas 1, 2, 3), (7) Bina Keluarga Balita (BKB), (8) Pos

Pelayanan Terpadu (Posyandu), (9) Keluarga, (10) Lingkungan.63

b. Perkembangan Moral Anak Usia Dini

Pendidikan karakter untuk usia dini disesuaikan dengan perkembangan

moral pada anak. Adapun teori perkembangan moral pada anak menurut

Peaget yang dikutip oleh Slamet Suyanto yaitu sebagai berikut:64

1) Tahap Moralitas Heteronom

                                                            62Zakiah Daradjat, Membina Nilai-Nilai.., hlm. 20. 63R. Andi Ahmad Gunadi, Membentuk Karakter Melalui..., hlm. 86. 64Slamet Suyanto, Pendidikan Karakter Untuk Anak Usia Dini, Dalam Jurnal Pendidikan

Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012, hlm. 3.

Page 59: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

38 

Tahap moralitas heteronom terjadi pada usia anak-anak awal yaitu

sekitar usia 4 tahun hingga 7 tahun. Kata Heteronom berarti tunduk pada

aturan yang diberlakukan orang lain. Selama periode heteronom, seorang

anak kecil selalu dihadapkan terhadap orang tua atau orang dewasa lain

yang memberitahukan kepada mereka manakah hal yang salah dan

manakah hal yang benar. Pada usia ini, seorang anak akan memikirkan

bahwa melanggar aturan akan selalu dikenakan hukuman dan orang yang

jahat pada akhirnya akan dihukum

2) Tahap Moralitas Otonom

Tahap moralitas otonom ini terjadi pada usia diatas 6 tahun atau

pada masa pertengahan dan akhir anak-anak. Pada usia 10 hingga 12 tahun,

anak-anak mulai tidak menggunakan dan menaati aturan dari suara hati.

Moralitas otonom disebut pula sebagai moralitas kerja sama. Moralitas

tersebut muncul ketika dunia sosial anak itu meluas hingga meliputi makin

banyak teman sebaya. Dengan terus-menerus berinteraksi dan bekerja sama

dengan anak lain, gagasan anak tersebut tentang aturan dan karena itu juga

moralitas akhirnya berubah.

Sedangkan tahap perkembangan moral menurut Kolhberg yang dikutip

oleh Slamet Suyanto menyatakan bahwa perkembangan moral pada anak

mencakup:

1) Preconventional: penalaran moral yang umumnya ada pada anak-anak,

pada tahap pra-konvensional seseorang menilai moralitas dari suatu

Page 60: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

39 

tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat prakonvensional

terdiri dari dua tahapan awal dan murni melihat diri dalam bentuk

egosentris. tahap pertama, individu memfokuskan diri pada konsekuensi

langsung dari tindakan mereka. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap

salah secara moral bila orang yang melakukannya dihukum. Semakin

keras hukuman diberikan dianggap semakin salah tindakan itu. Tahap dua

menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar

didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua

kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai

tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri.

2) conventional ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase

perkembangan yuwana pada usia 10-13 tahun yang sudah menganggap

moral sebagai kesepakatan tradisi sosial.

3) postconventional yaitu ketika manusia telah memasuki fase

perkembangan yuwana dan pascayuwana dari mulai usia 13 tahun ke atas

yang memandang moral lebih dari sekadar kesepakatan tradisi sosial.

Dalam artian disini mematuhi peraturan yang tanpa syarat dan moral itu

sendiri adalah nilai yang harus dipakai dalam segala situasi.

Esensi kedua teori tersebut sama, yaitu pada tahap awal anak

belum mengenal aturan, moral, etika, dan susila. Kemudian, berkembang

menjadi individu yang mengenal aturan, moral, etika, dan susila dan

bertindak sesuai aturan tersebut. Pada akhirnya, moral, aturan, etika dan

Page 61: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

40 

susila ada dalam diri setiap anak dimana perilaku ditentukan oleh

pertimbangan moral dalam dirinya bukan oleh aturan atau oleh

keberadaan orang lain; meskipun tidak ada orang lain, ia malu melakukan

hal-hal yang tidak etis, asusila, dan amoral. Jadi, untuk anak Kelompok

Bermain dan TK, perkembangan moral anak umumnya pada tahap

premoral dan moral realism. Pada tahap ini ada banyak aturan, etika, dan

norma yang anak tidak tahu dan anak belum bisa memahaminya. Untuk

itu pendidikan karakter di TK baru dalam tahap pengenalan dan

pembiasaan berperilaku sesuai norma, etika, dan aturan yang ada.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan

atau tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan

terarah dapat mencapai hasil yang optimal.65 Atau diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.66 Adapun metode dalam

peneltian ini yaitu sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library reseach), yaitu

jenis penelitian yang membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan

                                                            65Anton Baker, Metode-Metode Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 55. 66Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&B),

Bandung: Alfbeta, 2008. hlm. 3.

Page 62: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

41 

koleksi perpustakaan saja tanpa perlu melakukan riset lapangan.67 Dengan

menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yaitu pencarian berupa fakta,

hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis,

membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian

yang dilakukan.68

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan historis, pedagogis, dan pendekatan komparatif. Petama

pendekatan historis yang mengkaji tentang biografi, karya, serta corak

pemikiran (tokoh pemikiran) dilihat dari kaca mata sejarah hidupnya yakni

dilihat dari kondisi sosial, politik, dan budaya pada masa itu, dikaji secara

kritis dan mendalam untuk melihat keadaan, dan pengalaman masa lalu,

berdasarkan urutan waktu analisa yang berangkat dari sejarah.69 Pendekatan

historis ini digunakan peneliti untuk menelusuri secara aktual dan utentik

biografi Zakiah Daradjat dan Thomas Lickona. Kedua pendekatan pedagogis

yaiu pendekatan yang mendasari konsep-konsep pemikiran.70 Pendekatan ini

digunakan untuk mengkaji pemikiran Zakiah Daradjat dan Thomas Lickona

mengenai pendidikan karakter anak usia dini tentang metode dan pendidik.

Ketiga pendekatan komparatif, yaitu membandingkan dua pandangan atau                                                              67Mwstika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasaan Obor Indinesia, 2004), hlm. 2.

68Munzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarat: Rajawali Press, 2005), hlm. 62. 69Muhammad Nur, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008), hlm. 55. 70Anton Beker Dan Ahmad Harris Zubai, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta:

Kansius, 1990), hlm. 61.

Page 63: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

42 

lebih filusuf atau aliran, yaiu dengan cara menjelaskan, memaparkan, dan

membandingkan pemikiran secara sistematis.71 Sehingga bisa dengan mudah

dipahami terkait dengan pemikiran dari kedua tokoh yang memiliki latar

belakang dan pemikiran yang berbeda. Setelah dipaparkan kemudian

dianalisis terkait dengan persamaan dan perbedaannya dalam pemikirannya

mengenai pendidikan karakter anak usia dini tentang metode dan pendidik.

3. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data disini adalah subyek darimana

data diperoleh.

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah rujukan pokok yang digunakan dalam

penelitian atau sumber informasi yang secara langsung berkaitan dengan

tema yang menjadi pokok pembahasan.72 Adapun yang dijadikan

sumber data primer dalam penelitian ini adalah:

1) Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah,

Jakarta: Ruhama, 1995.

2) Zakiah Daradjat, Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia, Jakarta:

Bulan Bintang, 1977.

                                                            71Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 177. 72Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research, (Bandung: Tarsiti, 2000), hlm. 78.

Page 64: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

43 

3) Thomas Lickona, Educating For Character: How our Shchool can

teach respect and responsibility, New York: Bantam books, 1991.

b. Sumber Data Skunder

Sumber skunder adalah kesaksian atau data yang tidak

berkaitan langsung dengan sumbernya yang asli. Sumber data skunder

bertujuan untuk melengkapi data-data primer.73 Adapun dalam

penelitian ini Sumber data skunder yang digunakan yaitu:

1) Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik

Siswa Menjadi Pintar Dan Baik, terj. Lita S., Bandung: Nusa

Media, 2013.

2) Thomas Lickona, Mendidik Untuk Membentuk Krakter Bagaimana

Sekolah Dapat Membeikan Pedidikan Tentang Sikap Hormat Dan

Bertanggug Jawab, terj. Unyu, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

3) Thomas Lickona, Character Matters: Persoalan Karakter

Bagaimana Membantu Anak Mengembangkan Penilaian Yang Baik,

integritas, dan kebajikan penting lainnya, terj. Juma Abdu

Wamaungo dan jean antunes ruolf zien, jakarta: Bumi Aksara,

2016.

4) Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, Cet. Ke-4, Jakarta: Bulan

Bintang, 2005.

                                                            73Chalid Narbuko Dan Abu Ahmad, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),

hlm. 42.

Page 65: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

44 

5) Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2003.

6) Zakiah Daradjat, Islam Dan Peranan Wanita (Jakarta: Bulan Bintang,

1978.

4. Teknik Pengumpulan Data

Sebagai penelitian kepustakaan maka langkah-langkah yang dilakukan

oleh peneiti yaitu sebagai berikut:

a. Rekonstruksi biografis, langkah ini ditempuh untuk mendeskripsikan

riwayat hidup Zakiah Daradjat dan Thomas Lickona baik sejarah

perkembagan pemikirannya meupun kehidupannya.

b. Penelusuran deskriptif content analysis, hal ini dilakukan dengan

menelusuri literatur baik primer maupun skunder yang membahas

tentang pendidikan karakter anak usia dini, data-data kemudian

dikumpulkan kemudian dibuat ringkasan untuk menentukan batasan

lebih khusus tentang objek kajian dari buku-buku terutama yang

berhubungan dengan tema pokok yang dibahas.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengorganisasian kedalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemkan tema dan dapat

merumuskan reflektif deskriptif dengan teknik cotent analysis.74 Adapun

dalam penelitian ini yaitu menafsirkan ide atau gagasan Zakiah Daradjat dan

                                                            74Cik Hasan Basri, Penentan Susunan Rencana Penelitian Dan Penelitian Bidang Agama

Islam, (Bandung: Logos, 2006), hlm. 56.

Page 66: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

45 

Thomas Lickona mengenai metode pendidikan karakter anak usia dini.

Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

a. Memilih dan menetapkan pokok bahasan yang akan dikaji

b. Mengumpulkan data-data yang sesuai dengan pokok bahasan melalui

buku-buku maupun sumber lainnya

c. Menganalisis dan mengklarifikasi

d. Mengkomunikasikannya dengan kerangka teori yang digunakan.75

G. Siatematika Pembahasan

Untuk memudahkan mempelajari serta memahami tesis ini, maka

penulis membagi sistematika pembahasan ke dalam bab-bab yaitu sebagai

berikut:

BAB I menyajikan latar belakang masalah, kemudian diikuti rumusan

masalah tujuan dan kegunaan penelitian, kajan pustaka, kerangka teoritik,

metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II menyajikan tentang biografi Zakiah Daradjat dan Thomas

Lickona, yang di dalamnya mencakup: riwayat hidup, riwayat pendidikan, soaial

karir, dan karya-karyanya.

BAB III menyajikan pemikiran kedua tokoh terkait metode pedidikan

karakter anak usia dini, pertama-tama akan dipaparkan pemikiran Zakiah

Daradjat mengenai metode pendidikan karakter anak usia dini yang kemudian

                                                            75Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hlm. 309.

Page 67: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

46 

dilanjutkan dengan pemaparan pemikiran metode pendidikan karakter anak usia

dini menurut Thomas Lickona.

Bab IV memuat hasil analisis komparasi pemikiran Zakiyah Daradjat

dan Thomas Lickona tentang metode pendidikan karakter anak usia dini, yaitu:

menguraikan persamaan dan perbedaan, serta kelebihan dan kekurangan dari

pemikiran kedua tokoh.

Bab V yaitu bagian terakhir dari tesis ini, yang di dalamnya memuat

kesimpulan, saran, serta kalimat penutup.

Page 68: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

130  

 

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir pembahasan penelitian dalam tesis ini, peneliti akan

mengambil sebuah kesimpulan yang didasarkan pada pembahasan dan sesuai

dengan tujuan dari penulisan tesis ini. Selain itu peneliti juga akan memberikan

beberapa saran yang dapat digunakan sebagai kontribusi dalam bidang

pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis komparasi terhadap pemikiran

metode pendidikan karakter anak usia dini Zakiah Daradjat dan Thomas Lickona,

maka dapat penulis simpulkan bahwa:

1. Metode pendidikan karakter anak usia dini pemikiran Zakiah Daradjat

meliputi, metode pendidikan karakter anak sebelum lahir, yaitu melalui

pemilihan pasangan dan metode pembentukan karakter saat anak dalam

kandungan. Selain itu ia juga, mengemukakan metode pendidikan karakter

setelah anak lahir yang yang berlangsung dalam keluarga, sekolah dan

masyarakat. Metode pendidikan karakter Zakiah Daradjat lebih banyak

menggunakan metode yang diajarka dalam agama (Islam).

2. Metode pendidikan karakter anak usia dini pemikiran Thomas Lickona

lebih cenderung kepada metode yang praktis beserta langah-langkahnya

yang bisa langsung diterapkan oleh para pendidik dalam pendidikan

karakter. Dimana ia mengemukakan begitu banyak metode yang bisa

Page 69: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

131  

 

diterapkan dalam pendidikan karakter terutama pendidikan karakter di

sekolah.

3. Perbandingan metode pendidikan karakter Zakiah Daradjat dan Thomas

Lickona diwarnai dengan perbedaan corak pandangan masing-masing

yang tentunya tidak melahirkan suatu jurang pemisah, melainkan dapat

dikolaborasikaan untuk melahirkan suatu pemahaman baru tentang metode

pendidikan karakter anak usia dini, yaitu banyak sekali metode yang bisa

diterapkan oleh orang tua, guru maupun orang dewasa lainnya dalam suatu

masyarakat mulai dari metode pendidikan karakter anak sebelum lahir

maupun setah lahir, serta bisa mengkolaborasikan metode yang bersumber

dari ajaran agama dan juga metode yang berdasarkan nilai-niai budaya

dalam suatu masyarakat tertentu.

B. Saran-saran

1. Saran untuk Pendidik

Mengenai metode pendidikan karakter anak usia dini yang diusung

oleh Zakiah Daradjat dan Thomas Licona, sebagai pelaksana pendidikan

karakter pendidik diharapkan senantiasa menguasai berbagai metode

pendidikan karakter tersebut dan juga senantiasa memperbaiki sikap dan

tingkah laku, karena apa yang dilakukan oleh seorang pendidik akan menjadi

cerminan keteladan bagi peserta didiknya.

Page 70: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

132  

 

2. Saran untuk Orang Tua

Anak merupakan anugerah dan investasi akhirat bagi orang tua, maka

didiklah mereka dengan pengetahuan agama, penuh cinta kasih dan penuhi

segala kebutuhannya secara seimbang tidak hanya kebutuhkkan jasmani tetapi

juga kebutuhann spiritualnya.

3. Saran untuk Masyarakat

Masyarakat sebagai unsur pendidikan menjadi kontrol sosial dan juga

berkontribusi dalam pendidikan karakter anak. Karena masyarakat merupakan

bagian dari lingkungan pendidikan dimana anak tumbuh dan berkembang.

4. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

Mengingat masih banyaknya naskah kepustakaan yang mengajarkan

tentang metode pendididikan karakter maka, masih perlu dilakukan

penggalian dan penelitian yang intensif oleh para peneliti peminat studi

tersebut, guna menambah khazanah keilmuan.

Akhirnya dengan mengucap al-hamdu lillahi rabb al-‘alamin penelitian ini

dapat terselesaikan, semoga tesis ini membawa manfaat untuk menambah

pengembangan khazanah pendidikan. Aamiin.

 

Page 71: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

117

DAFTAR PUSTAKA

Ahsani, Muhammad, Studi Komparasi Pemikiran Thomas Lickona dan

Abdullah Nashih Ulwan Tentang Pendidikan Karakter Keluarga

dan Sekolah, dalam jurnal Didaktika Religia, Volume 2, No. 2

Tahun 2014.

Aisyah, Siti dkk, Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak

Usia Dini (Jakarta: UniversitasTerbuka, 2011.

Baker, Anton, Metode-Metode Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius,

1994.

Budiyono, Alief, Meningkatkan Moralitas Remaja Melalui Dukungan

Sosial, dalam jurnal Komunika, Vol. IV, No. 2, Juli, 2010.

Burhanudin, Jajat Ulama Perempuan Indonesia, (Jakata: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2002Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat,

Jakarta: PT Raja Grafindo, 2001.

Daradjat, Zaikah, Membina Nilai-Nilai Moral Di Indonesia, Jakarta:

Bulan Bintang, 1977.

, Kebahagiaan, Jakarta:Ruhama,1988.

, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang Zakiah Daradjat, Cet.

Ke-4, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2003.

, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

, Islam Dan Peranan Wanita, Jakarta: Bulan Bintang, 1978.

, Pembinaan remaja, Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

, Pendidikan Islam dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta:

Ruhama, 1995.

Page 72: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

118

, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Hajimas

Agung tt.

, Perbandingan Agama I (Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

, Psikoterapi Islami, (Jakarta: Bulan Bintang, 2002.

, Remaja Harapan dan Tantangan, Jakarta: Ruhama, 1995.

Elfan Fanhas, Gina Nurazizah Mukhlis, Pendidikan Karakter Untuk Anak

Usia Dini Menurut Q.S. Lukman : 13 – 19, dalam jurnal Pedagogi:

Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 3

Nomor 3a Desember 2017.

Ghazali, Al, Ihya’ al-‘ulum al-Diin, terj. Moh. Zuhri, dkk, semarang: As-

Syifa, 2009.

Gunadi, R. Andi Ahmad, Membentuk Karakter Melalui Pendidikan Moral

Pada Anak Usia Dini Di Sekolah Raudhatul Athfal (R.A)

Habibillah dalam Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 Nomor 2 Juli-

Agustus 2013.

Hasnawati, Ratna, Membangun Karakter Pada Usia Emas, dalam Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 1, No. 1,

Agustus 2016.

Heldanita, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini (Stdi Komparasi

Pemikiran Thomas Lickona Dan Al-Ghazali), yogyakarta: Proram

Magister UIN Sunan Kalijaga 2017.

Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoritis Dan Praktis, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2014.

Hidayati, Abna dkk, The Development Of Character Education

Curriculum For Elementary Student In West Sumatera, dalam

Jurnal Pendidikan dan Penelitian Internasional, Vol. 2 No. 6 Juni

2014.

Page 73: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

119

Hidayatullah, M. Furqon, Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter

Kuat dan Cerdas,Surakarta: Yuma Pustaka, 2009.

Johansyah, Penidikan Karakter dalam Islam, dalam jurnal Ilmiah Islam

Futura, Vol. IX, No 1, Agustus 2011.

Judiani, Sri, Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui

Penguatan Pelaksanaan Kurikulum, dalam jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010.

Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Research, Bandung: Tarsiti,

2000.

Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner, Yogyakarta:

Paradigma, 2012.

Khaliq, Abd, Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Kitab Ayyuhal

Walad; Konstruksi Pemikiran Imam Al-Ghazali, dalam Jurnal Al-

Ibroh, vol 2, no. 1, Mei 2017.

Khan, Yahya, Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri, Yogyakarta:

Pelangi Publishing, 2010.

Koesoema, Doni, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global, Jakarta: Grafindo, 2010.

Kurniawan, Syamsul, Pendidikan Karakter: Konsepsi Dan

Implementasinya Secara Terpadu Di Lingkungan Keluarga,

Sekolah, Perguruan Tinggi, & Masyarakat, Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2013.

Kesuma, Dharma, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktek di

Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Lickona, Thomas, Educating for Character: How Our School Can Teach

Respect and Responsibility, New York: Bantam books, 1991.

Page 74: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

120

, Mendidik Untuk Membentuk Krakter Bagaimana Sekolah Dapat

Membeikan Pedidikan Tentang Sikap Hormat Dan Bertanggug

Jawab, terj. Unyu, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

, Character Matters: Persoalan Karakter Bagaimana Membantu

Anak Mengembangkan Penilaian Yang Baik, integritas, dan

kebajikan penting lainnya, terj. Juma Abdu Wamaungo dan jean

antunes ruolf zien, jakarta: Bumi Aksara, 2016.

, “Entry In Moral Education: A Handbook” dalam

mail.google.com, diakses pada 27/02/2019.

,“VITA Thomas Lickona 2014” dalam mail.google.com, diakses

pada 27/02/2019.

Majid, Abdul, Kepribadiandalam Psikologi Ilsam, Jakarta: PT Raja

grafindo Persada, 2007.

Makin, Al, Mengenal Para Pemimpin Pascasarjana, Yogyakrta:

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogykarata, 2014.

Magarustam, Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakter

Menghadapi Arus Global, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Marhumah, Kontekstualiasi Hadis dalam Pendidikan Karakter,

Yogyakarta: SUKA Press, 2013.

Margono, Metodelogi Penelitian Penddikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Marini, Arita Character Building Through Teaching Learning Process:

Lesson In Indonesia, International Journal of Sciences and

Research, Vol. 73, No. 5, May 2017.

Megawangi, Ratna Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk

Membangun Bangsa, Jakarta: Indonesia heritage Foundation, 2007.

Mulyana, Rohmat, Mengartikulasikan Pendidikan Nlai, Bandung:

Alfabeta, 2011.

Page 75: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

121

Munir, Abdul Mulkhan, Kearifan Tradisional: Agama Bagi Manusia Atau

Tuhan, Yogyakarta: UII Press, 2000.

Mursid, Pengembangan Pembelajaran PAUD, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2015.

Muslich, Masnur, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidiensional, Jakarta : Bumi Aksara, 2013.

Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan

Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2003.

, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2016.

,Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Isam di Indonesia,

Jakarta: PT Raa Grafino Persada, 2005.

Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, Semarang: Rasail Media Group, 2009.

Nuraeni, Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini” dalam jurnal

Paedagogy, Vol. 1 No. 2, Oktober 2014.

Rubiyanto, Penidikan Karakter Menurut Perspektif Syed Muhammad

Naquib Al-Attas Dan Thomas Licona, Yogyakarta: FITK UIN

Sunan Kalijaga, 2006.

Parjuangan, Pemikiran Zakiyah Daradjat Tentang Pembentukan Karakter

dan Pengembangan Kreativitas Anak, Yogyakarta: Pascasarjana,

UIN Sunan Kalijaga, 2017

Permendiknas No. 58 Tahun 2009.

Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2006.

Risnawati, Vivit, Optimalisasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Melalui Sentra Main Peran Di Taman Kanak-Kanak Padang, dalam

jurnal Pesona PAUD Vol.1.No.1, 2012.

Page 76: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

122

Salim, Haitami Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005.

Samani, Muchlas dan hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,

(Bandung: Pt Remaja Rosda Karya, 2012.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Sapendi, Internalisasi Nilai-Nilai Moral Agama Pada Anak Usia Dini,

dalam Jurnal At-Turats,Vol.9 Nomor 2, Desember Tahun 2015.

Sudaryanti, Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini dalam

Jurnal Pendidikan Anak, Universitas Negeri Yogyakart, volume 1

edisi 1 juni 2012.

Supriyadi, Dedi Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta:

Adicita Karya Nusa,1999.

Suyadi, Manajemen PAUD, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011.

Slamet Suyanto, Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini, dalam Jurnal

Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012.

Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Terjemahan Jamaludin Miri, Cet.

III, Jakarta: Pustaka Amani, 2007.

Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Tahun 2003.

Wibowo, Agus, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2017.

Yati, Patmi Pendidikan Karakter Aak Usia Dini Melalui Metode

Pembelajaran Field Trip, dalam jurnal Lentera, Vol. XVIII, No. 1,

2016.

Yanuardianto, Elga, Pendidikan Karakter Anak (Studi Komparasi

Pemikiran Thomas Lickon dan Abdullah Nashih Ulwan),

yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2015.

Page 77: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

123

Zainudin, Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali, Jakarta: Bumi Aksara,

1991.

Zuchdi, Darmiyati, Humanisasi Pendidikan: Menemukan Kembali

Pendidikan yang Manusiawi, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Zed, Mwstika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasaan Obor

Indinesia, 2004.

Arief Burhan, biografi prof. Dr. Zakiah Daradjat, http: //a2dcollection.

blogspot. com/2015 /10/ biografi-prof-dr-zakiah-daradjat, diakses

pada 07 Januari 2019.

Ibnu Hasan, Biografi Prof. Dr. Zakiah Daradjat,

http://dwcorp.blogspot.co.id/2015/04/prof-dr-zakiah-daradjat.html

diakses pada 28/12/2018. 22.52 WIB.

NN, State univesity of New York’s Staff “Thomas Lickona”,

http//www.cortland.edu.centers/character.staf.dot, diakses pada 02

january 2019.

Page 78: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

130

Page 79: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1.1 wawancara dengan tokoh (Thomas Lickona) via email

Gambar 1.2 wawancara dengan tokoh (Thomas Lickona) via email

Page 80: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aulia Rahma

TempatTgl.Lahir : Gunung Sugih 13 Desember 1995

Alamat Asal : JL. Pramuka, desa Gunung Sugih, kecamatan Kedondong,

kabupaten Pesawaran Lampung

Nama Ayah : Syaiful An-Sori

Nama Ibu : Syafiah

Riwayat Pendidikan

2000-2001 : Taman Kanak-Kanak (TK) Mathla’ul Anwar desa Sukarame

Kecamatan kedondong Kabupaten Pesawaran,

2001-2007 : SDN 1 Pasar Baru, Kedondong, Pesawaran, Lampung

2007-2010 : MTs MA (Mathlaul Anwar) Kedondong, Pesawaran,

Lampung

2010-2013 : MA. Al-aminMompang, Kab. Palas, Medan

2013-2017 : UIN Raden Intan Lampung, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan. Prodi Pendidikan Agama Islam.

2017-Sekarang : Magister di UIN Sunan Kalijaga, Prodi Pendidikan Islam

Anak Usia Dini, Konsentrasi Pendidikan Islam Anak Usia

Dini

Pengalaman Organisasi

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), UIN Raden Intan

Lampung.

Karya Tulis Ilmiah

Buku, Peran Al-Qur’an Dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN

Suka, 2017).

Page 81: METODE PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

Buku, Model-Model Pembelajaran Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media,

2019).