metode pemasangan scafolding area shaft lift

8
METODE PELAKSANAAN 1 METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN SCAFFOLDING AREA SHAFT LIFT PROYEK BAHANA TOWER NO: 0050 /TATA-BOTP/PPMK/VII/2014 1. REFERENSI 1.1. Peraturan Baja AISC 2005. 1.2. Peraturan Pembebanan ASCE 7-05 1.3. Rencana Mutu Proyek 2. UMUM Pengerjaan untuk finishing area shaft lift low zone dan high zone membutuhkan alat bantu untuk proses pengerjaannya, dimana pada lantai upper parking tidak terdapat pintu lift kecuali pada area pintu emergency, sehingga pemasangan alat bantu(scaffolding) harus dibuat pada lantai tertentu sebagai alat bantu kerja disana. 3. METODE PENGERJAAN Peletakan dilakukan setinggi 12 tingkat dengan menggunakan scaffolding dengan ketinggian 1.9 m sehingga total tinggi ± 22.8 m. Ketinggian 12 tingkat ini menjadi batasan tinggi maksimal dari scaffolding, oleh karena itu pada fase berikutnya perlu dibuat dudukan berupa 2UNP 100 yang digabung menyerupai Hbeam, sebagai dudukan scaffolding tersebut. Dimana 2UNP tersebut akan menumpu pada Hbeam 150 yang ada sebagai balok separator dan Hbeam 250 sebagai dudukan pada daerah tepi. Dudukan yang ada akan diangkurkan dengan fisher yang dikaitkan pada plat embedded setebal 20 mm. Pengerjaan ini akan dimulai dari lantai dasar sehingga dudukan dengan double UNP ini akan dimulai dari lantai tersebut. Ilustrasi pemasangan scaffolding dapat dilihat pada Gambar 1. Detail dudukan UNP dengan Hbeam 250 ditampilkan pada Gambar 2. Detail pemasangan dapat dilihat pada Gambar 3. Pemasangan scaffolding yang semakin tinggi memerlukan pengaku dengan batang pipa yang diclem kemasing-masing scaffolding, hal ini ditampilkan pada Gambar 4.

Upload: enrico-pranoto

Post on 19-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Pemasangan Scafolding Area Shaft Lift

METODE PELAKSANAAN

1

METODE PELAKSANAAN

PEMASANGAN SCAFFOLDING AREA SHAFT LIFT

PROYEK BAHANA TOWER

NO: 0050 /TATA-BOTP/PPMK/VII/2014

1. REFERENSI

1.1. Peraturan Baja AISC 2005.

1.2. Peraturan Pembebanan ASCE 7-05

1.3. Rencana Mutu Proyek

2. UMUM

Pengerjaan untuk finishing area shaft lift low zone dan high zone membutuhkan alat bantu

untuk proses pengerjaannya, dimana pada lantai upper parking tidak terdapat pintu lift

kecuali pada area pintu emergency, sehingga pemasangan alat bantu(scaffolding) harus

dibuat pada lantai tertentu sebagai alat bantu kerja disana.

3. METODE PENGERJAAN

Peletakan dilakukan setinggi 12 tingkat dengan menggunakan scaffolding dengan ketinggian

1.9 m sehingga total tinggi ± 22.8 m. Ketinggian 12 tingkat ini menjadi batasan tinggi

maksimal dari scaffolding, oleh karena itu pada fase berikutnya perlu dibuat dudukan berupa

2UNP 100 yang digabung menyerupai Hbeam, sebagai dudukan scaffolding tersebut. Dimana

2UNP tersebut akan menumpu pada Hbeam 150 yang ada sebagai balok separator dan

Hbeam 250 sebagai dudukan pada daerah tepi. Dudukan yang ada akan diangkurkan dengan

fisher yang dikaitkan pada plat embedded setebal 20 mm. Pengerjaan ini akan dimulai dari

lantai dasar sehingga dudukan dengan double UNP ini akan dimulai dari lantai tersebut.

Ilustrasi pemasangan scaffolding dapat dilihat pada Gambar 1. Detail dudukan UNP dengan

Hbeam 250 ditampilkan pada Gambar 2. Detail pemasangan dapat dilihat pada Gambar 3.

Pemasangan scaffolding yang semakin tinggi memerlukan pengaku dengan batang pipa yang

diclem kemasing-masing scaffolding, hal ini ditampilkan pada Gambar 4.

Page 2: Metode Pemasangan Scafolding Area Shaft Lift

METODE PELAKSANAAN

2

GAMBAR 1. SKETSA PEMASANGAN SCAFFOLDING

Page 3: Metode Pemasangan Scafolding Area Shaft Lift

METODE PELAKSANAAN

3

GAMBAR 2. DUDUKAN SCAFFOLDING DENGAN UNP

GAMBAR 3. DETAIL HBEAM 250 PLAT EMBEDED DAN CHEMICAL ANCHOR (FISHER)

Hbeam

250

2UNP

100

FTR M10 DENGAN

FIS VT 380 C

Page 4: Metode Pemasangan Scafolding Area Shaft Lift

METODE PELAKSANAAN

4

GAMBAR 4. CLEAM ANTAR SCAFOLDING DENGAN BATANG PIPA

4. VALIDASI

Batang UNP yang digunakan dan Hbeam yang dibebani harus dicheck apakah memenuhi

syarat kekuatan yang diperlukan sehingga diperlukan tahapan validasi kekuatan profil

tersebut. Pertama-tama dilakukan validasi untuk total beban scaffolding setinggi 12 tingkat

yang akan didudukan pada 2UNP yang ada. Ilustrasi titik pembebanan dapat dilihat pada

Gambar 5.

GAMBAR 5. TITIK PEMBEBANAN DAN TUMPUAN

PIPA DENGAN

CLEM

Page 5: Metode Pemasangan Scafolding Area Shaft Lift

METODE PELAKSANAAN

5

Tahap selanjutnya adalah mengetahui beban yang ditanggung di tiap titik, dimana berat

masing-masing scaffolding adalah 50 kg (per unit dengan catwalk) tiap dudukan menerima

beban 1/4nya menjadi 12.5 kg. Beban total orang kerja diatasnya diasumsikan 120 kg/m2

sehingga jika disebar menjadi beban pertitik adalah 30 kg.

Total berat dalam 12 segment, per titik adalah 180 kg dengan factor keamanan sebesar 1.2

sehingga beban pertitik menjadi 216 kg per titik berat, seperti pada Gambar 6.

GAMBAR 6. PEMBEBANAN PADA PROSES PERHITUNGAN(DALAM SATUAN kg)

GAMBAR 7. HASIL REAKSI PADA TIAP TITIK TUMPUAN (DALAM SATUAN kg)

Page 6: Metode Pemasangan Scafolding Area Shaft Lift

METODE PELAKSANAAN

6

GAMBAR 8. HASIL GAYA GESER PADA TIAP TITIK TUMPUAN (DALAM SATUAN kg)

DAYA DUKUNG H-BEAM 150:

Mutu baja Fy = 240 Mpa jarak tumpuan 2.7 m (pajang lift)

Profil tidak langsing (ok)

Page 7: Metode Pemasangan Scafolding Area Shaft Lift

METODE PELAKSANAAN

7

DAYA DUKUNG UNP 100:

Profil tunggal

Gabungan

(titik berat gabungan)

Page 8: Metode Pemasangan Scafolding Area Shaft Lift

METODE PELAKSANAAN

8

Check kekuatan profil:

Berdasarkan daya dukung dari profil UNP100 yang decouple dan Hbeam 150 yang dijadikan

tumpuan, daya dukungnya (Pu) lebih besar dari beban yang bekerja dimana beban ultimate

dari 2UNP 100 adalah 123.75 kN dan Hbeam 150 adalah 666 kN, sedangkan pada beban

kerja terbesar yang ada adalah 717.51 kg = 7.175 kN. Sehingga penggunaan profil ini sangat

aman.