metode-pelaksanaan-konstruksi

24
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut : I. PEKERJAAN PENDAHULUAN Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi : 1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja. Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri dari: Excavator 80 – 140 Hp Generator set Water Tanker Dump truck 3 -4 m 3 Water tanker Concrete Mixer Stamper Personil terdiri dari: Kepala Proyek Site Manager Quality Control Koordinator HSE Logistik Surveyor Operator-operator alat berat Tenaga harian Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan mobil trailer, trailer yang digunakan harus memiliki perlengkapan yang memadai. Demobilisasi Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

Upload: sptyan-sammz

Post on 05-Dec-2015

201 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

metode konstruksi sam

TRANSCRIPT

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut :I. PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi

Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri dari: Excavator 80 – 140 Hp Generator set Water Tanker Dump truck 3 -4 m3

Water tanker Concrete Mixer Stamper

Personil terdiri dari: Kepala Proyek Site Manager Quality Control Koordinator HSE Logistik Surveyor Operator-operator alat berat Tenaga harian

Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan mobil trailer, trailer yang digunakan harus memiliki perlengkapan yang memadai. DemobilisasiPekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

2. Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan LapanganSebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.

Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.

Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

3. Pekerjaan Pemasangan BouplankPekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan. Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.

Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Bouplank

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

4. Pembuatan Direksi KeetDalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor ukuran 5x10m, Ruang rapat Ukuran 4x4m, gudang ukuran 6 x 10m, barak pekerja ukuran 3x10m (2 Lantai), rumah genset, serta Toilet.

Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.

Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlansung.

Contoh Gambar Barak Pekerja

Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.

Gambar Gudang Material

Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses bongkar muat material yang akan digunakan.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva 5. Pembuatan Jalan Kerja Proyek.

Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas kendaraan yang masuk ke dalam lokasi proyek, sehingga pengangukatan material dapat berjalan lancar. Jalan tersebut terbuat dari material timbunan tanah yang dipadatkan. Jika cuaca panas dan permukaan jalan kering maka dapat dilakukan pennyiraman dengan menggunakan water tanker. Pekerjaan ini dilakukan beriringan dengan pekerjaan Direksi Keet.

Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang dilokasi proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang berada di dalam lokasi proyek harus selalu memakai alat pelindung diri dan Senantiasi mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.

II. PEKERJAAN STUKTUR1. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI

Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi diperlukan untuk perletakan pondasi plat.

Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana.

Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena tanah tersebut akan dipakai kembali.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

2. PEKERJAAN LANTAI KERJASetelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm, setelah lantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi Plat Setempat.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

3. PEKERJAAN URUGAN PASIRPermukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

4. PEKERJAAN URUGAN TANAHPekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.

Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

5. PEKERJAAN PONDASIDalam Proyek ini ada dua buah jenis pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang pancang dan Pondasi Plat Setempat, yang mana metode pelaksanaan kedua pondasi tersebut berbeda. Pondasi Plat Setempat dipakai pada bangunan Pos Jaga, Pagar dan Bangunan Utama, sedangkan Pondasi Tiang Pancang Digunakan pada Gudang, bangunan Utama dan Pagar Luar.Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang yaitu :a. Pondasi Tiang Pancang

Tiang Pancang yang digunakan yaitu Tiiang Pancang Beton dengan ukuran 35x35 cm dan panjang sekitar 30 m. Tiang Pancang ini merupakan barang pabrikan. Sekitar 1 minggu sebelum kegiatan pemancangan dilakukan, tiang pancang telah dipesan.Pelaksanaan pemancangan yaitu sebagai berikut : Melakukan pengukuran kembali dengan theodolit untuk mendapatkan titik-titik yang

akan dipancang dan sesuai dengan gambar kerja. Setelah didapatkan titik-titik yang akan dipancang, selanjutnya diatur posisi atau

kedudukan dari crane. Setelah itu dilakukan penyetelan tiang pancang agar tepat pada posisinya (Centre

Line). Jika tiang pancang telah pas (Centre) maka selanjutnya tiang pancang dipukul dengan

menggunakan hammer. Jika tiang pancang tersebut telah hampir tertancap seluruhnya namun setelah dilakukan tes calendering (PDA Test) masih belum mencapai tanah keras, maka tiang pancang disambung dengan menggunakan las.

Kegiatan pemancangan dapat dihentikan jika hasil tes calendering (PDA Test) telah menunjukkan nilai yang diinginkan atau telah mencapai tanah keras. Untuk mengetahui tiang pancang telah mencapai tanah keras yaitu jika dipukul hammer (alat pemukul) akan membalik.

Sisa tiang pancang yang muncul di permukaan tanah dipotong dan dibobok dengan menggunakan alat potong, kemudian besi dari tiang pancang yang muncul disambungkan ke balok Sloof dan Kolom.

adwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

b. Pondasi Plat SetempatPondasi Plat Setempat terbuat dengan mutu beton K-300. Hal pertama dilakukan yaitu merakit tulangan dan bekisting pondasi sesuai dengan gambar kerja. Perakitan dan pembuatan mal ini dapat dilakukan bersamaan dengan pengalian tanah pondasi. Setelah itu bekisting diletakkan diatas lantai kerja dan besi tulangan dimasukkan ke dalam bekisting. Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam bekisting, diatas lantai kerja di berikan beton tahu kira-kira berukuran 2x2x2 cm dengan mutu beton yang sama. Beton tahu ini berfungsi agar kedudukan tulangan pas berada di tengah dan memberikan ruang untuk selimut beton yang cukup.

Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat dituang. Ketinggian curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapat tertutupi oleh material.

Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus sesuai dengan job mix design yang ada. Bebas dari material organik, debu dan telah mendapat persetujuan dari pengawas.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

6. PEKERJAAN COR BALOK SLOOF Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan pile cap selesai dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K-300. Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

7. PEKERJAAN COR BETON KOLOMProses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut : Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi yang

digunakan yaitu besi Ø19 sebagai tulangan utama dan besi Ø10 sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.

Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.

Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.

Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.

Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.

Kegiatan pengecoran. Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh

Kegiatan Curing (perawatan)Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

8. PEKERJAAN COR BETON BALOK & RING BALOKPelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar. Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai. Dalam proyek ini tulangan yang digunakan yaitu besi Ø16 & Ø13 sebagai tulangan utama dan besi Ø8 sebagai sengkang (begel)

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

9. PEKERJAAN COR BETON PLAT LANTAIProses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu : Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.

Pekerjaan PembesianFabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai. Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.

Leveling Pengecoran pelat lantaiAgar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.

Pekerjaan Kontrol KualitasKontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan kolom.

Pengecoran betonPengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing

lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.

Pekerjaan curingSama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Balok & Pelat Lantai

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

III. PEKERJAAN ARSITEKTURAL1. PEKERJAAN DINDING

Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat segera dimulai. Sebelum dinding dipasang, batu bata yang digunakan terlebih dahulu di rendam di dalam air sebentar.Proses Pengerjaan dinding bata yaitu : Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang terdapat pada gambar

kerja dan spesifikasi teknis. Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata. Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor. Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru dipasang. Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan. Terakhir dilakukan penguukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini bertujuan untuk

melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus.Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan cetok.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

2. PEKERJAAN PLESTERANPekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat juga dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran yaitu : Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk menghilangkan

sampah-sampah yang ada pada pasir. Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan. Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses pengacian

dengan menggunakan campuran semen dan air. Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen hingga halus.Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini sama dengan peralatan yang digunakan pada pekerjaan dinding.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

3. PEKERJAAN LANTAIPekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai, pekerjaan Plint Keramik, Pekerjaan Pemasangan keramik lantai, pekerjaan pemasangan keramik dinding kamar mandi, dan pekerjaan keramik Homogenius.Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai yaitu : Mula-mula permukaan tanah disiangi hingga jenuh.

Kemudian campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan tanah. Campuran beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.

Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersma dengan konsultan pengawas. Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang keramik.

Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik. Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu. Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organiik lainnya. Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan.

Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari keramik. Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan. Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara sedikit memukul

keramik agar tepat menempel.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

4. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELAPemasangan kusen pintu dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan bata, atau untuk kusen aluminium dilakukan setelah balok gantung dan dinding terpasang. Sedangkan untuk pemasangan pintu dan jendela dapat dilakukan kemudian, atau ketika pekerjaan lantai selesai dilakukan namun tetap memperhatikan gambar detail yang ada pada shop drawing.

Bersamaan dengan pemasangan pintu dan jendela, dipasang juga aksesoris dari pintu dan jendela seperti, kunci tanam, handle jendela, handle pintu, dan lain sebagainya.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

5. PEKERJAAN PLAFOND Dalam proyek ini plafond yang digunakan ada dua jenis yaitu plafond gypsum dan plafond beton ekspose. Plafond gypsum digunakan pada bangunan Pos jaga, Gedung kantor, dan storage. Dimana rangka plafond menggunakan rangka besi hollow. Sedangkan untuk plafond beton ekspose digunakan pada bangunan Mekanikal & Elektrikal.Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu : Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja (Shop Drawing).

Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan pemasangan rangka atap baja ringan.

Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu. Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan memiliki roda supaya

tidak merusak keramik. Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja. Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.Sedangkan untuk plafond beton ekspose, dilakukan oleh orang yang mengerti akan pekerjaan tersebut. Pekerjaan ini bertujuan mempercantik tampilan dari beton , dengan menggunakan bahan semen portlang dan pasir pasang.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

6. PEKERJAAN PENGECATANPada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan pekerjaan pengecatan dengan cat air dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan dari kotoran-kotoran, dinding-dinding diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air dilakukan pengecatan dengan cat dasar.

Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : piri-piri, lisplank, Kozen kayu dan Pintu panel dilakukan pengecatan dengan cat minyak, sebelum dicat permukaan bahan -bahan tersebut dibersihkan

terlebih dahulu lalu diberi alkali kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak.

Untuk bahan-bahan dari Besi seperti : railing tangga, penutup besi, pagar, dan lain sebagainy. sebelum dicat permukaan bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi minayk cat kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak

Jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan pengecatan disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

7. PEKERJAAN SANITAIRPekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh konsultan pengawas.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

IV. PEKERJAAN ELEKTRIKAL & MEKANIKAL Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan contoh-contoh material, tipe dan

juga merek yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan. Pengadaan material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar lokasi terdekat dengan area

pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan kerusakan material menyebabkan benturan perangkat keras, sedangkan material lain disimpan di gudang tertutup.

Teknis pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal dan mekanikal.

Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan mekanikal sesuai dengan perencanaan dan membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang berkompeten di bidangnya.

Untuk pekerjaan instalasi listrik, telepon, ducting, dan fire alarm dilakukan sebelum plesteran dan dinding dan pemasangan plafond.

Instalasi Stop Kontak dan Saklar-Saklar dipasang pada dinding dengan rapi sesuai penempatannya pada gambar-gambar rencana, setelah semua instalasi titik api dan instalasi stop kontak dan saklar terpasang barulah diberi lampu-lampu sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

V. PEKERJAAN ATAPDalam proyek ini ada Bangunan Gedung Kantor dan Gudang memakai rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan kolom–kolom selesai dikerjakan, rangka atap dipasang sedemikian rupa sehingga kokoh dan rapi, agar atap penutupnya dapat dipasang dengan baik dan sempurna, dimensi rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.

Atap penutup terdiri dari atap genteng metal zincalume tebal 0,35 mm dan atap spandek, setelah itu dipasang juga nok atas genteng dengan bahan yang sama dengan atap penutup, kemudian talang jurai dari genteng metal juga dipasang, ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.

Pada proyek ini juga digunakan canopy atap grill aluminium dan canopy kaca mika, dimana pemasangan material tersebut dilakukan oleh orang yang berpengalaman dalam mengerjakannya.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

VI. PEKERJAAN SARANA LUAR BANGUNANPekerjaan sarana luar yang dilakukan meliputi pekerjaan taman, pembuatan jalan lingkungan, pembuatan saluran drainase lingkungan kantor, serta pembuatan pagar keliling. Pekerjaan ini dibagi ke beberapa kelompok dalam pengerjaannya sehingga di dapat hasil yang baik.

Pekerjaan Saluran DrainaseSaluran drainase terbuat dari beton berbentuk U. Pada awalnya tanah digali dengan kedalam yang sesuai spesifikasi. Kemudian diberikan urugan pasir dan dipadatkan setiap lapisnya. Lantai kerja diletakkan diatas urugan pasir dengan mutu beton K-175. Saluran beton U ditch diletakkan diatas lantai kerja, jika panjang saluran tidak cukup maka disambung dengan mengunakan campuran semen dan pasir. Bagian atas saluran diberikan Grill penutup dari besi untuk mengurangi resiko orang atau sesuatu jatuh ke dalamnya.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

Pembuatan Jalan LingkunganAda tiga jenis perkerasan yang digunakan untuk pembuatan jalan disekitar lingkungan kantor yaitu Perkerasan jalan lentur, perkerasan beton, dan perkerasan dengan menggunakan conblok.

Dalam pelaksanaannya pada mulanya tanah diratakan dan dipadatkan. Jika belum didapatkan kepadatan tanah yang diinginkan maka tanah urug didatangkan dari luar dan kembali diratakan, dipadatkan dan mulai dibentuk permukaan badan jalan.

Untuk perkerasan lentur setelah tanah dipadatkan, material base lalu dihamparkan dan dipadatkan sampai didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai spesifikasi. Pasir urug didatangkan dan dipadatkan diatas lapisan permukaan base. Setelah padat permukaan lapisan tersebut disiram dengan campuran aspal dan kerosin dengan perbandingan 70:30 (Tack Coat). Campuran hotmix pun dapat langsung dihamparkan diatas permukaan badan jalan yang sudah diberi lapisan tack Coat kemudian dipadatkan. Dalam pekerjaan ini Penghamparan material menggunakan alat Motor Grader, penghamparan aspal menggunakan asphalt sprayer, pemadatan material menggunakan alat tandem roller, dan alat-alat bantu lainnya.

Untuk perkerasan beton, setelah tanah diratakan,dipadatkan dan dibentuk sesuai spesifikasi bekisting beton dapat langsung dipasang, tulangan yang sudah difabrikasi diletakkan ke dalam bekisting. Sebelum tulangan diletakkan permukaan tanah diberikan beton tahu (Beton Decking) untuk menjaga posisi tulangan tepat di tengah dan memperoleh tebal selimut beton yang sesuai dengan spesifikasi. Setelah bekisting dan tulangan terpasang, campuran beton dapat dituangkan, dan dipadatkan menggunakan vibrator. Sehari setelah beton mengeras perlu dilakukan perawatan terhadap beton dengan cara ditutupi dengan goni basah atau disirami air.

Untuk Perkerasan dengan Conblok, setelah tanah dipadatkan, conblok disusun dengan rapi diatas permukaan tanah. Penyusunan harus memperhatikan sudut-sudut dari pertemuan conblok, agar saling bertemu. Urugan pasir diletakkan diatas conblok, kemudian diratakan sehingga mengisi setiap bagian yang kosong dari pertemuan sisi-sisi conblok.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

Pembuatan Pagar KelilingPagar keliling menggunakan pondasi strauss pile dan plat setempat. Proses pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan bangunan struktur lainnya. Dimulai dari pembuatan pondasi, dilanjutkan dengan pembuatan balok sloof dan kolom serta balok. Setelah struktur selesai, maka pekerjaan dinding pagar dapat dilakukan

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

Pembuatan Taman (Land Scape)Landscape dalam proyek ini meliputi pembuatan landscape pada median jalan dan taman di sekitar lingkungan gedung kantor. Penanaman pohon dilakukan pada titik yang telah ditentukan dengan jenis yang sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Pada bagian tengah jalan dipasang kansten dan dibuat penghijauan untuk mengisinya. Dihiasi dengan tanaman-tanaman kecil dan beberapa pohon. Disekitar area gedung juga diletakkan beberapa jenis tanaman dalam pot sehingga memberikan efek sejuk pada setiap orang

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

VII. SERAH TERIMA PERTAMA DAN MASA PEMELIHARAANSetelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan untuk diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang dilakukan bagus dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan serah terima pertama barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan.Selama masa pemeliharaan 100 hari kalender pekerjaan jika terdapat kerusakan pada bangunan maka akan dipertanggung jawabkan.

KURVA S

Kurva S? dingin? he… tu kan es beneran, Kurva S kali ini adalah sebuah Jadwal pelaksanaan yang disajikan dalam bentuk tabel dan bagan menyerupai huruf  S. berikut ini cara membuat kurva S dengan microsoft excel.

seperti gambar ini:

Kenapa menyerupai huruf S? karena kurva S yang baik adalah pelan disaat awal pekerjaan kemudian cepat di tengah dan santai lagi di akhir jadwal. bentuk grafik ini perlu dibuat sebaik mungkin karena akan mempengaruhi arus keuangan proyek dan penjadwalan pendatangan material serta hal-hal penting lainya.

O.k, kita akan membuat sebuah Kurva S tentang suatu pekerjaan konstruksi pondasi ( he.. pilih

yang mudah, bagi yang sudah pinter harap maklum yah… )

 

Suatu pekerjaan pondasi dengan rincian harga sebagai berikut:

Pekerjaan persiapan @ Rp.100.000,00 Pekerjaan galian @Rp.150.000,00 Pekerjaan lantai kerja @ Rp.Rp.200.000,00 Pekerjaan Pasir urug @ Rp.Rp.150.000,00 Pekerjaan pasangan batu kali @ Rp.400.000,00 Pekerjaan urugan kembali @ Rp.100.000,00 Total harga seluruh pekerjaan pondasi = Rp.1.100.000,00

Langkah pertama adalah memperkirakan waktu pelaksanaan masing – masing pekerjaan

Pekerjaan persiapan @ 6 hari Pekerjaan galian @ 2 hari Pekerjaan lantai kerja @ 2 hari Pekerjaan Pasir urug @ 1 hari Pekerjaan pasangan batu kali @ 3 hari Pekerjaan urugan kembali @ 1 hari

Kalau dijumlahin total harinya 15 hari dong? betul. tapi dalam membuat kurva S, ada item pekerjaan yang bisa dilaksanakan bersamaan, selanjutnya menghitung bobot masing – masing pekerjaan

Rumusnya : (Harga pekerjaan/harga total pekerjaan)x100%

misal bobot pekerjaan persiapan =(rp.100.000,00/Rp.1.100.000,00)x100%=9.09

begitu juga dengan item pekerjaan lainya dihitung satu persatu.

langkah berikutnya adalah membagi bobot pekerjaan dengan durasi kemudian meletakan pada kolom hari pelaksanaanya

contoh pekerjaan persiapan = 9.09:6=1.52

 

memasukanya seperti tabel dibawah ini, harinya bebas terserah kita

berikutnya menggambar kurva s sesuai dengan bilangan presentasi pada setiao baris item

pekerjaan ( huruf merah ) 

K3

Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan syarat dasar dalam membangun   Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)   di   tempat kerja . Kebijakan K3 merupakan komitmen pimpinan suatu organisasi perusahaan) untuk menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja seluruh personil di bawah kendalinya juga pihak-pihak yang berkaitan (berhubungan) dengan kegiatan (aktivitas) operasi perusahaan (organisasi) tersebut.

Kebijakan K3 dalam klausul OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Management Systems 4.2 OHS Policy didefinisikan sebagai "segala arah dan target (tujuan) dari suatu organisasi yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang secara resmi dinyatakan oleh pimpinan perusahaan".

Dalam klausul 4.2 standar OHSAS 18001 : 2007 terdapat beberapa persyaratan mengenai Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) antara lain :

1. Sesuai dengan lingkungan dan besar resiko K3 organisasi (perusahaan).

2. Terdapat komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

(PAK) juga berkomitmen dalam peningkatan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen

K3 dan Kinerja K3 organisasi (perusahaan).

3. Terdapat komitmen untuk memenuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan

lainnya yang berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

4. Terdapat kerangka kerja untuk menyusun dan meninjausasaran/target/tujuan

K3 organisasi (perusahaan).

5. Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara.

6. Dikomunikasikan kepada seluruh personil yang terdapat di bawah kendali organisasi

(perusahaa) dengan maksud supaya seluruh personil mengetahui kewajiban K3 masing-

masing.

7. Tersedia untuk pihak ke tiga yang berhubungan dengan aktivitas operasional organisasi

(perusahaan).

8. Ditinjau secara berkala untuk menjamin pemenuhan dan kesesuaian terhadap aktivitas

(operasional) organsasi (perusahaan).

Contoh Kebijakan K3 secara sederhana :

Kami berkomitmen untuk :

1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tenaga Kerja dan orang lain (kontraktor,

pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

2. Menjamin Pengendalian Dampak Lingkungan dari operasional Perusahaan.

3. Memenuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berlaku berkaitan dengan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Lingkungan.

4. Melakukan perbaikan berkelanjutan demi terciptanya K3 yang baik di tempat kerja dan

Lingkungan yang Sehat di wilayah Perusahaan.

Untuk mewujudkan komitmen kami, maka kami akan :

1. Mengidentifikasi dan mengendalikan semua potensi bahaya serta aspek-aspek dampak

lingkungan yang terkandung pada seluruh aktivitas operasional Perusahaan.

2. Membentuk struktur/susunan/organisasi/unit khusus untuk melaksanakan Penerapan K3

Perusahaan secara sistematis, efektif dan berkelanjutan.

3. Menyediakan sarana dan prasarana K3 yang memadai.

4. Memberikan pelatihan dan pembinaan K3 kepada Tenaga Kerja untuk meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran Tenaga Kerja terhadap K3.

5. Berperan aktif untuk memenuhi semua peraturan perundangan dan persyaratan lain yang

berkaitan dengan K3.

Menurut Blum, kesehatan seseorang ditentukan oleh empat faktor, yaitu:

1. Lingkungan.

Berupa lingkungan fisik (alami, buatan), lingkungan kimia (organik/anorganik,

logam berat, debu), biologis (virus, bakteri mikroorganisme) dan social budaya

(ekonomi, pendidikan, pekerjaan).

2. Perilaku.

Meliputi sikap, kebiasaan dan tingkah laku.

3. Pelayanan Kesehatan.

Meliputi perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan dan rehabilitasi.

4. Genetis

Faktor bawaan manusia sejak dilahirkan.

Menurut Suma’mur kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran

beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja memperoleh

derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha

preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh

faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.

Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar

“kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya

kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at

work).

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut

dengansafety, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja

pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari

segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerpannya dalam usaha

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Di Indonesia

keselamatan kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970.

Tujuan K3:

1. Melindungi tenaga kerja, sehingga lebih mampu berproduksi secara maksimal

dalam bekerja.

2. Melindungi orang lain, sehingga jika berada di tempat  kerja orang lain yang

didatanginya ia akan selamat dan sehat dalam bekerja.

3. Mengamani barang, bahan dan peralatan produksi, sehingga barang, bahan,

serta alat produksi akan lebih awet dan tahan lama.

4. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, sehingga berkuranglah resiko

dalam bekerja misalnya terbakar, tersiram, tertumpah, tertindih, dan

sebagainya.

5. Keamanan lingkungan kerja, sehingga kita betah dan tidak was-was hati bila

berada di tempat kerja.

Sistem Kerja dari K3

Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, dalam

melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko

yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan

bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya. Istilah hazard atau potensi

bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau

penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi.

Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik

“hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya

pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.

Pada lingkungan kerja, kesehatan dan kinerja seorang pekerja dipengaruhi oleh:

1. Beban Kerja.

Berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang

sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.

2. Spesifikasi dan Kuantitas Pekerjaan.

Hal ini bergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran

tubuh dan sebagainya.

3. Lingkungan Kerja.

Faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial.

Manajemen resiko merupakan strategi penerapan kesehatan dan keselamatan kerja  di

tempat kerja, dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat

serta melindungi dan meningkatkan pemberdayaan pekerja yang sehat, selamat dan

berkinerja tinggi. Pada prinsipnya manajemen resiko merupakan upaya mengurangi

dampak negatif dari resiko yang dapat mengakibatkan kerugian pada aset organisasi

baik berupa manusia, material, mesin, metode, hasil produksi maupun finansial.

Ditempat kerja, potensi bahaya sebagai sumber resiko akan selalu dijumpai baik yang

berasal dari faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis, aspek ergonomi, stressor, listrik

dan sumber energi lain, mesin, sistem manajemen perusahaan bahkan pelaksana atau

operator. Melalui analisis dan evaluasi semua potensi bahaya dan resiko, diupayakan

tindakan minimalisasi atau pengendalian agar tidak terjadi bencana atau kerugian

lainnya. Langkah-langkah yang biasanya dilaksanakan dalam penilaian resiko, antara

lain:

1. Menentukan tim penilai.

Penilai bisa berasal dari intern perusahaan atau dibantu pihak lain (konsultan) di

luar perusahaan yang memiliki kompetensi baik dalam pengetahuan,

kewenangan maupun kemampuan lainnya yang berkaitan.

2. Menentukan obyek atau bagian yang akan dinilai.

Obyek atau bagian yang akan dinilai dapat dibedakan menurut bagian atau

departemen, jenis pekerjaan, proses produksi dan sebagainya. Penentuan obyek

ini sangat membantu dalam sistematika kerja penilai.

3. Kunjungan atau inspeksi tempat kerja.

Kegiatan ini dapat dimulai melalui suatu “walk through survey atau inspection”

yang bersifat umum sampai kepada inspeksi yang lebih detail. Dalam kegiatan

ini prinsip utamanya adalah melihat, mendengar dan mencatat semua keadaan

di tempat kerja baik mengenai bagian kegiatan, proses, bahan, jumlah pekerja,

kondisi lingkungan, cara kerja, teknologi pengendalian, alat pelindung diri dan

hal lain yang terkait.

4. Identifikasi potensi bahaya.

Dapat dilakukan melalui informasi mengenai data kecelakaan kerja, penyakit

dan absensi. Laporan dari Panitia Pengawas Kesehatandan Keselamatan Kerja

(P2K3), supervisor dan keluhan yang dialami pekerja.

5. Mencari informasi atau data potensi bahaya.

Upaya ini dapat dilakukan misalnya melalui kepustakaan, mempelajari MSDS,

petunjuk teknis, standar, pengalaman atau informasi lain yang relevan.

6. Analisis resiko.

Dalam kegiatan ini, semua jenis resiko, akibat yang bisa terjadi, tingkat

keparahan, frekuensi kejadian, cara pencegahannya, atau rencana tindakan

untuk mengatasi resiko tersebut dibahas secara rinci dan dicatat selengkap

mungkin.

7. Evalusi resiko.

Memprediksi tingkat resiko melalui evaluasi yang akurat merupakan langkah

yang sangat menentukan dalam rangkaian penilaian risiko. Konsultasi dan

nasehat dari para ahli seringkali dibutuhkan pada tahap analisis dan evaluasi

resiko.

8. Menentukan langkah pengendalian

Apabila dari hasil evaluasi menunjukan adanya resiko membahayakan bagi

kelangsungan kerja maupun kesehatan dan keselamatan pekerja perlu

ditentukan langkah pengendalian, seperti :

a. Memilih teknologi pengendalian seperti eliminasi, substitusi, isolasi,

engineering control, pengendalian administratif, pelindung peralatan/mesin atau

pelindung diri.

b. Menyusun program pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman berkaitan dengan resiko.

c. Menentukan upaya monitoring terhadap lingkungan atau tempat kerja.

d. Menentukan perlu atau tidaknya survailans kesehatan kerja melalui pengujian

kesehatan berkala, pemantauan biomedik, audiometri dan lain-lain.

e. Menyelenggarakan prosedur tanggap darurat atau emergensi dan

pertolongan pertama sesuai dengan kebutuhan.

9. Menyusun pelaporan.

Seluruh kegiatan yang dilakukan dalam penilaian risiko harus dicatat dan

disusun sebagai bahan pelaporan secara tertulis.

10. Pengkajian ulang penelitian.

Pengkajian ulang perlu senantiasa dilakukan dalam periode tertentu atau bila

terdapat perubahan dalam proses produksi, kemajuan teknologi, pengembangan

informasi terbaru dan sebagainya, guna perbaikan berkelanjutan penilaian risiko

tersebut.

Contoh dan Aplikasi K3

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja

sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan

orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah

melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia Ada beberapa peralatan

yang digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang

kemungkinan bisa terjadi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja,

seperti:

1. Pakaian Kerja

Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap

pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan.

2. Sepatu Kerja

Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap

pekerja perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas

berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan

oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup kerja supaya

kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.

3. Kacamata kerja

Kacamata digunakan untuk melindungi mata dari debu atau serpihan besi yang

berterbangan di tiup angin. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan.

Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.

4. Sarung Tangan

Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama

penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras

dan mengangkat barang berbahaya. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti

mendorong gerobak secara terus menerus dapat mengakibatkan lecet pada

tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobak.

5. Helm

Helm sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala dan sudah

merupakan keharusan bagi setiap pekerja untuk menggunakannya dengan

benar sesuai peraturan.

6. Tali Pengaman (Safety Harness)

Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan

menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

7. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

8. Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan

kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

9. Pelindung wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja

(misal pekerjaan menggerinda)

   K3 ini dibuat tentu mempunya tujuan di buatnya K3 secara tersirat tertera dalam

undang - undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja tepatnya.

Bab Tentang Syarat - Syarat K3 , yaitu :

Mencegah dan mengurangi dan memadamkan kebakaran

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

2. Mencegah dan mengurangi bahaya

peledakan

3. Memberi kesempatan atau jalan

menyelamatkan dari pada waktu

kebakaran atau kejadian - kejadian lain

yang berbahaya 

4. Memberi pertolongan pada kecelakaan

5. Memberi alat - alat perlindungan

daripada pekerja

6. Mencegah dan mengendalikan timbul

atau penyebab luasnya suhu,

kelembapan, kotoran, asap, vas, gas,

hembusan angin, cuaca, atau radiasik,

suara, dan getaran. 

7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya

penyakit akibat kerja, baik fisik maupun

psikis, peracunan, infeksi, dan penularan.

8. Memperoleh penerangan yang cukup

dan sesuai

9. Menyelanggarakan suhu dan

kelembapan udara yang baik

10. Menyelenggarakan penyegaran udara

yang cukup 

11. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan

ketertiban.

12. Memelihata keserasian antara tenaga

kerja, alat kerja , linngkungan cara dan

proses kerjanya. 

13. Mengamankan dan memperlancar

pengangkutan orang, binatang, tanaman,

atau barang.

14. Mengamankan dan memelihara segala

jenis bangunan.

15. Mencegah terkena aliran listrik yang

berbahaya. 

16. Menyesuaikan dan menyempurnakan

pengamanan pada pekerjaan yang

berbahaya kecelakaannya menjadi

bertambah tinggi.