metode pelaksanaan bangunan

16
METODE PELAKSANAAN BANGUNAN A. PEKERJAAN PERSIAPAN Pekerjaan persiapan diawali dengan pembersihkan lahan dari rumput, humus, pohon dan dari sampah. Selanjutnya dilakukan pemasangan pagar pengaman pada sekeliling area proyek penentuan as dan peil bangunan, terakhir pemasangan bouwplank. Selain itu air kerja dan listrik kerja harus sudah diperhitungkan penyediaannya oleh pemborong dengan membelinya. Administrasi proyek juga diurus pada pekerjaan persiapan. B. PEKERJAAN TANAH Pekerjaan tanah dimulai dengan pekerjaan galian tanah. Kemudian mengurug lantai pondasi dengan pasir. Setelah itu mengurug tanah kembali. C. PEKERJAAN PONDASI Pekerjaan pondasi dimulai dari pemasangan profil pondasi, lalu memasang batu kali dengan adukan. D. PEKERJAAN BETON BERTULANG Pekerjaan beton bertulang diawali dari pekerjaan sloof, kolom, balok, plat, dan terakhir ring balk. Tahap awal pada tiap-tiap item pekerjaan di atas adalah pekerjaan pembesian, lalu memasang bekisting, betonisasi, melepas bekisting, dan terakhir merawat beton. E. PEKERJAAN DINDING Pekerjaan dinding diawali dengan memasang batu bata kemudian dilanjutkan pekerjaan plesteran. Pekerjaan dinding dilakukan setelah pekerjaan kolom, balok, dan plat selesai. Pemasangan pasangan batu bata dilakukan diatas sloof. Pemasangan harus lurus, tegak, tidak siar dan tidak ada batu bata yang pecah melebihi 5 % dengan perbandingan 1 : 2 dan 1 : 4. Pekerjaan plester yaitu bagian yang akan diplester disiram dengan air terlebih dahulu dan plesteran harus menghasilkan bidang yang rata dan sponeng yang lurus. Semua dinding harus diplester dengan 1pc : 2ps dan 1Pc : 4pc untuk pasangan. F. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA Pekerjaan kayu dan aluminium merupakan pekerjaan kering harus dipisahkan dari pekerjaan pasangan dan pekerjaan beton yang merupakan pekerjaan basah. Pemisahan ini untuk memperjelas jenis pekerjaannya dan tidak saling menggaggu pekerjaan dan pengangkutan material. G. PEKERJAAN PENUTUP ATAP Pekerjaan penutup atap diawali dengan pemasangan kuda-kuda, kemudian pemasangan rangka atap, gording, reng, usuk, dan terakhir pemasangan atap super dex. H. PEKERJAAN SANITASI Pekerjaan sanitasi dikerjakan mulai saat sebelum pemasangan lantai. Pekerjaan ini meliputi pembuatan septictank, pemasangan pipa-pipa, pemasangan kloset dan bak mandi. Pemasangan kloset dan pipa perlu diperhatikan agar semuanya berfungsi dengan baik dan tidak ada yang bocor. I. PEKERJAAN GRANITE DAN KERAMIK Pekerjaan Granite dan keramik terdiri dari lantai Granite dan keramik dan dinding keramik.Bahan lantai Granite 60 x 60 cm dan keramik 20 x 20 cm. Sedang bahan dinding keramik adalah keramik 25 x 33 cm. Keramik yang akan dipasang menggunakan spes dan harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi. Pemasangan nat sesuai dengan warna keramik dan lantai tidak boleh bergelombang. J. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK Pekerjaan instalasi listrik dikerjakan mulai saat sebelum pemasangan plafond dan sebelum pengecatan dinding. Pekerjaan ini meliputi pemasangan titik lampu pada tempat yang telah ditentukan dan pemasangan saklar dan stop kontak. Pemasangan kabel pada dinding menggunakan pipa sebagai selubung kabel. Penyelesaian dinding sebagai akibat dari pemasangan saklar perlu diperhatikan dan permukaan dinding harus tetap rapi. K. PEKERJAAN FINISHING Setelah semua pekerjaan selesai kemudian mengecat bangunan dan terakhir merapikan dan membersihkan bangunan kembali.

Upload: bayu-rachmad-putra

Post on 27-Sep-2015

56 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

metode

TRANSCRIPT

  • METODE PELAKSANAAN BANGUNAN A. PEKERJAAN PERSIAPAN Pekerjaan persiapan diawali dengan pembersihkan lahan dari rumput, humus, pohon dan dari sampah. Selanjutnya dilakukan pemasangan pagar pengaman pada sekeliling area proyek penentuan as dan peil bangunan, terakhir pemasangan bouwplank. Selain itu air kerja dan listrik kerja harus sudah diperhitungkan penyediaannya oleh pemborong dengan membelinya. Administrasi proyek juga diurus pada pekerjaan persiapan. B. PEKERJAAN TANAH Pekerjaan tanah dimulai dengan pekerjaan galian tanah. Kemudian mengurug lantai pondasi dengan pasir. Setelah itu mengurug tanah kembali. C. PEKERJAAN PONDASI Pekerjaan pondasi dimulai dari pemasangan profil pondasi, lalu memasang batu kali dengan adukan. D. PEKERJAAN BETON BERTULANG Pekerjaan beton bertulang diawali dari pekerjaan sloof, kolom, balok, plat, dan terakhir ring balk. Tahap awal pada tiap-tiap item pekerjaan di atas adalah pekerjaan pembesian, lalu memasang bekisting, betonisasi, melepas bekisting, dan terakhir merawat beton. E. PEKERJAAN DINDING Pekerjaan dinding diawali dengan memasang batu bata kemudian dilanjutkan pekerjaan plesteran. Pekerjaan dinding dilakukan setelah pekerjaan kolom, balok, dan plat selesai. Pemasangan pasangan batu bata dilakukan diatas sloof. Pemasangan harus lurus, tegak, tidak siar dan tidak ada batu bata yang pecah melebihi 5 % dengan perbandingan 1 : 2 dan 1 : 4. Pekerjaan plester yaitu bagian yang akan diplester disiram dengan air terlebih dahulu dan plesteran harus menghasilkan bidang yang rata dan sponeng yang lurus. Semua dinding harus diplester dengan 1pc : 2ps dan 1Pc : 4pc untuk pasangan. F. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA Pekerjaan kayu dan aluminium merupakan pekerjaan kering harus dipisahkan dari pekerjaan pasangan dan pekerjaan beton yang merupakan pekerjaan basah. Pemisahan ini untuk memperjelas jenis pekerjaannya dan tidak saling menggaggu pekerjaan dan pengangkutan material. G. PEKERJAAN PENUTUP ATAP Pekerjaan penutup atap diawali dengan pemasangan kuda-kuda, kemudian pemasangan rangka atap, gording, reng, usuk, dan terakhir pemasangan atap super dex. H. PEKERJAAN SANITASI Pekerjaan sanitasi dikerjakan mulai saat sebelum pemasangan lantai. Pekerjaan ini meliputi pembuatan septictank, pemasangan pipa-pipa, pemasangan kloset dan bak mandi. Pemasangan kloset dan pipa perlu diperhatikan agar semuanya berfungsi dengan baik dan tidak ada yang bocor. I. PEKERJAAN GRANITE DAN KERAMIK Pekerjaan Granite dan keramik terdiri dari lantai Granite dan keramik dan dinding keramik.Bahan lantai Granite 60 x 60 cm dan keramik 20 x 20 cm. Sedang bahan dinding keramik adalah keramik 25 x 33 cm. Keramik yang akan dipasang menggunakan spes dan harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi. Pemasangan nat sesuai dengan warna keramik dan lantai tidak boleh bergelombang. J. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK Pekerjaan instalasi listrik dikerjakan mulai saat sebelum pemasangan plafond dan sebelum pengecatan dinding. Pekerjaan ini meliputi pemasangan titik lampu pada tempat yang telah ditentukan dan pemasangan saklar dan stop kontak. Pemasangan kabel pada dinding menggunakan pipa sebagai selubung kabel. Penyelesaian dinding sebagai akibat dari pemasangan saklar perlu diperhatikan dan permukaan dinding harus tetap rapi. K. PEKERJAAN FINISHING Setelah semua pekerjaan selesai kemudian mengecat bangunan dan terakhir merapikan dan membersihkan bangunan kembali.

  • PENJELASAN TIAP ITEM PEKERJAAN I. PEKERJAAN PERSIAPAN A. Pembersihan lahan Membersihkan lahan dari rumput, humus, pohon dan dari sampah. Arah pekerjaan ditentukan dengan mempertimbangkan urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan berikutnya pembersihan yang merata. B. Pembuatan pagar pengaman Pagar terbuat dari seng gelombang dengan tinggi 2 m dan kayu dolken. Dipasang mengelilingi lahan proyek C. Penentuan as dan peil bangunan As dan peil bangunan menentukan letak/posisi dan orientasi bangunan Posisi As bangunan diukur dari titik acuan yang telah ditentukan As bangunan harus ditandai dengan jelas(umumnya dengan warna merah) dan diletakan pada ketinggian referensi (mis. + 0,00) As bangunan ini menjadi acuan/referensi as-as yang lain untuk mementukan posisi pondasi, kolom, lantai, dll, pada bangunan yang akan dibuat D. Pemasangan bouwplank Bowplank adalah papan-papan yang dipasang disekitar lokasi pekerjaan Kayu yang digunakan adalah kayu 5/7 x 4m dan kayu papan 3/20 Bowplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana, dan dipaku pada beberapa tempat untuk menarik benang-benang as Benang-benang as ini menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang menyangkut letak elemen bangunan, lebar pondasi dan tembok, kedalaman galian, dan ketinggian elemen bangunan (lantai, pintu, jendela, dll) Bowplank tidak perlu dipasang menerus, pada beberapa tempat dapat dikosongkan untuk jalan pekerja II. PEKERJAAN TANAH A. Pekerjaan galian tanah Gali tanah sesuai lebar pondasi bagian bawah dan kedalaman rencana Gali sisi-sisi miringnya sehinga dicapai sudut kemiringan yang tepat Tanah hasil galian diletakkan di pinggir galian diluar bouwplank, yang nantinya untuk pekerjaan pengurugan kembali. Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya, sesuai dengan rencana Pekerjaan urugan pasir Parit pondasi diurug pasir setebal 10 cm C. Pekerjaan urugan tanah Dilakukan urugan kembali terhadap pondasi yang telah terpasang. Pemborong harus melaporkan kepada konsultan pengawas tentang rencana jaringan listrik, telepon, septictank dan lain-lain apabila akan memulai pekerjaan pondasi. Bekas lubang dan parit dalam bangunan harus ditimbun dengan pasir urug dan dipadatkan. III. PEKERJAAN PONDASI A. Pasangan pondasi batu kali

  • Pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali / batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan . Pasangan pondasi adalah dari batu kali, ukuran pondasi sesuai dengan gambar rencana pondasi atau pondasi batu belah dengan perekat 1pc : 3kp : 10 ps dan kemudian diplester kasar , bagian bawah pondasi dipasang batu kosong (aanstamping) tebal 20 cm dengan sela- selanya disisi pasir urug, disiram air sampai Penuh dan ditumbuk hingga padat dan rata. Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya. Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga rapat. Pada pasangan batu kali sudah harus disiapkan anker besi untuk kolom, kedalaman anker 30 cm harus dicor dan panjang besi yang muncul diatasnya minimal 75 cm. Cor stek kolom dan rapikan kembali Setelah pasangan mengeras, tanah dapat diurug kembali IV. PEKERJAAN BETON BERTULANG A. Pembesian Cara pengerjaan tulangan balok : Buat tulangan sengkang dengan syarat : bengkokan kait minimal 90o ditambah perpanjangan 12d atau bengkokan kait 135o ditambah perpanjangan 6d pembengkokan dilakukan dalam keadaan dingin Potong tulangan memanjang dan bentuk sesuai gambar kerja Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada sela-sela tulangan kolom/balok disebelahnya sesuai dengan dimensi balok dan posisi tulangan Masukan sengkang-sengkang balok sesuai dengan jumlahnya Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada ujung yang lain ke sela-sela kolom/balok sebelahnya Ikat sengkang dengan tulangan memenjang sesuai dengan jarak sengkang yang ditentukan dengan menggunakan kawat bendrat Cek kembali hasil pabrikasi dengan gambar kerja yang ada Pasang pengatur jarak selimut beton/ decking B. Bekisting Bekisting dibuat dengan bahan kayu kelas III (terentang) dan balok kayu kelas II, serta dolken diameter 8/400 Cek jarak sabuk kolom/balok/sloof/ring balk Cek pertemuan panel sudut bekisting Permukaan plywood dibersihkan dan dilumasi minyak bekisting Penyetelan sabuk dan kayu support bekisting Pemberian mortar pada dudukan bekisting, pastikan mortar yang ditabur mengering C. Betonisasi Digunakan beton mutu K-300 dengan campuran 1PC:2PS:3KR Untuk kolom pengecoran dilakukan tiap satu meter Untuk plat dan balok pengecoran dilakukan sekaligus Vibrasi yang cukup selama pengecoran Pengetokan pada keliling luar bekisting Untuk beton pada lantai 2 dari molen diangkut secara bertahap ke lantai 2 D. Pelepasan bekisting Satu hari setelah pengecoran, bekisting dilepas Melepas scafolding Melepas plywood E. Perawatan beton Menyiram beton setiap siang dan sore selama minimal 3 hari Menutupi dengan karung basah V. PEKERJAAN DINDING A. Pekerjaan pasangan batu bata Pasang acuan kayu (profil) secara vertikal pada setiap ujung dinding yang akan dipasang. Di ukur dan di tandai jarak setiap ketinggian pasangan bata / batako dan di kontrol kesetimbangan horisontalnya antara ujung satu dengan yang lainnya.

  • Basahi bata yang akan di pasang sampai tidak menyerap air. Beri adukan mortar (sebagai perekat) pada setiap sambungan antara batu bata dan pada setiap sambungan atas dan bawah dari batu bata tidak boleh membentuk garis lurus/vertikal. Usahakan potongan batu bata yang besarnya kurang dari setengahnya tidak dipakai atau tidak dipasang. Tinggi pemasangan dinding batu bata dalam satu hari supaya tidak lebih dari 1 meter, untuk menjaga keruntuhan. B. Pekerjaan plesteran dinding Siapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari dinding yang akan di plester. Siram permukaan bata / bataco dengan air sampai basah secara merata ( curing ). Buat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan = 1 pc : 2 ps) Lakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan 50 cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15 ~ 20 mm. Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman ( curing ) selama 3 hari ; pagi, siang & sore. Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps. Buat kepalaan dengan ketebalan 15 mm. Lanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering. Pastikan bidang yang akan diplester telah dicuring. Buat adukan 1 pc : 3 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ). Lakukan plesteran pada bidang bidang yang telah ada kepalaannya sampai selesai seluruh permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak 50 cm Gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan. Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding sampai halus & rata. Lanjutkan dengan curing selama 7 hari : pagi, siang dan sore sampai permukaan plesteran benar benar basah seluruhnya. Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari. Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus. Plamir bidang bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang baik. Lakukan sebanyak 3 lapis ( tiga kali pelaksanaan ) sampai dinding benar benar rata dan halus. VI. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA A. Pemasangan kusen Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen. Pasang angker pada kusen secukupnya. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu/jendela. Setel kedudukan kusen pintu/jendela sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh. Cek kembali kedudukan kusen pintu/jendela, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen. Bersihkan tempat sekelilingnya. B. Pemasangan daun pintu dan jendela Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela. Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela. Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi). Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi kelonggaran 3 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi. Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel) Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya. Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan pen.

  • Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan lurus dengan kusen C. Pemasangan kaca Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar. Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam. Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk memegang kaca. Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun pintu/jendela. Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil. Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena gerakan martil VII. PEKERJAAN PENUTUP ATAP A. Pemasangan kuda-kuda Pengangkutan kuda-kuda, bahan dan alat ke lokasi proyek Pekerjaan pengecatan rangka kuda Pekerjaan perangkaian kuda-kuda Pekerjaan menaikan kuda-kuda keatas atap Rangka kuda-kuda ditempatkan pada angkur yang terdedia, besi angkur merupakan tulangan dari kolom yang dilebihkan sebagai pengikat antara kuda-kuda dan dinding.Angkur kemudian ditempatkan pada plat dudukan kuda-kuda yang sudah dilobangi, kemudian angkur dan plat dudukan kuda-kuda tersebut disambung dengan baut angkur 12 mm. B. Pemasangan rangka atap Perangkaian ikatan angin vertikal Pekerjaan menaikkan ikatan angin vertikal Setelah ikatan angin vertikal dinaikkan, pekerjaan selanjutnya adalah perangkaian antara ikatan angin vertikal dengan kuda-kuda Setelah ikatan angin terpasang, kemudian balok nok dipasang pada rangka atap. C. Pemasangan Atap Super Dex Memindahkan bahan Atap Super Dex ke lantai atas Atap Super Dex ditempatkan diatas kuda-kuda pada titik buhul kuda-kuda Pemasangan Atap Super Dex Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn Atap Super Dex sebelumnya disiapkan diatas atap (disusun) pada titik-titik tertentu. Atap Super Dex dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas. Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnyasecara horizontal. Dengan cara pemasangan Atap Super Dex pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu dimasukan Atap Super Dex pada bagian bawahnya. Pertemuan dengan jurai Atap Super Dex dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi. E. Pemasangan lisplank Papan lisplank dipaku pada rangka listplank Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus. Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan pendempulan dan pengecatan F. Pemasangan plafond gypsum Tentukan / marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan serta titik titik paku kait pada langit- langit dengan jarak sesuai shop drawing. Pasang paku kait. tembakan paku paku kait pada marking titik - titik yang telah ada 600 x 1200 mm. Pasang penggantung rangka plafond ( rod ) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster ( ex. Boral type 223 ), dengan posisi tegak lurus. Pasang rangka tepi ( steel hollow ) & wall angle profil l 20 x 20 mm atau moulding profil w sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond. Tentukan jarak penempatan kait penggantung. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafon Pasang rangka utama / top cross rail ( ex.boral type 201 ) dengan jarak 1200 mm. Pasang rangka pembagi / furing chanel ( ex.boral type 204 ) dengan jarak 600 mm menggunakan locking clip ( ex. Boral type 210 ). Pasang dan kencangkan clip / rod.

  • Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan screw driver dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass. Perataan sambungan plafond dengan men gunakan ceiling net / lakban. Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound ceiling. Setelah itu diamplas Finish permukaan plafond gypsum tersebut dengan cat. Ratakan permukaan plafon gypsum menggunakan plamur sampai terlihat rata dan lurus. Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar benar halus. Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan kuas untuk bagian tepi dan sudut, serta rol cat untuk bidang luas G. Pemasangan plafond tripleks Buat marking elevasi, as dan jarak penggantung rangka plafon sesuai dengan shopdrawing. ( untuk menentukan ketinggian plafond ) Pasang benang nylon dua sisi dan sejajar sebagai pedoman kelurusan & ketinggian rangka, sesuai elevasi yang telah dibuat. Pasang instalasi terlebih dahulu sebelum memasang rangka plafond. Pasang rangka plafond (yang telah dihaluskan, dimeni & dipotong) sesuai marking yang telah dibuat. Periksa kelurusan dan kerataan rangka menggunakan waterpass & siku besi. Potong panel plafond plywood dengan gergaji sesuai shop drawing. Haluskan bekas potongan plywood dengan amplas. Pasang panel plafond plywood tersebut dengan mengatur : kelurusan & kerapatan nad plafond kerataan plafond Pemasangan plafond dimulai dari tepi ( mengikuti gambar kerja) dan diperkuat dengan paku yang diketok dengan palu besi. Cek kerataan permukaan plafond yang sudah jadi dengan waterpass. Rapikan & haluskan permukaan plafond plywood yang telah terpasang dengan amplas sampai rata / licin. Bersihkan permukaan yang telah diamplas dengan kain lap. VIII. PEKERJAAN SANITASI A. Pemasangan kloset duduk B. Pemasangan kloset jongkok C. Pemasangan kran air D. Pemasangan bak cuci piring E. Pekerjaan bak mandi F. Pekerjaan bak peresapan G. Pekerjaan septictank H. Pemasangan pipa PVC 1/2 I. Pemasangan pipa PVC 3/4 J. Pemasangan pipa PVC 3 K. Pemasangan pipa PVC 4 IX. PEMASANGAN KERAMIK A. Pemasangan lantai keramik Siapkan peralatan dan bahan bahan yang akan digunakan. Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain lain. Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman : - ukuran / dimensi. - presisi. - warna. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air ( ember ) selama 1 jam. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan / tatakan keramik, setelah pro ses perendaman. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shop drawing. Kedudukan benang harus datar dan siku , apabila dinding yang ada adalah dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.

  • Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan , sepanjang garis dasar yang telah terpasang Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass. Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lain nya dengan adukan / spesi. Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai, usahakan supaya tidak ada las lasan Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk per mukaan keramik dengan palu karet untuk mendatarkan / meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak / cacat. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain / lap basah sampai bersih. Untuk menghindari naiknya lantai ( menggelembungnya lantai ) maka buatlah delatasi. Kemudian siapkan isian / bahan cor nad pada bak air ( ember ) dan aduklah hingga rata Setelah adukan rata , isi sela sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan sendok spesi ( sekop ). Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape. Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar -benar kering. Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipasang nad dari sisa sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih B. Pemasangan dinding keramik (2020) Siapkan peralatan dan bahan bahan yang akan digunakan. Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain lain. Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman : : ukuran / dimensi. presisi. warna. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air ( ember ) selama 1 jam. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan / tatakan keramik, setelah pro ses perendaman. Membuat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling +/- 1m untuk menentukan ketinggian dan kedataran pemasangan keramik. Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan kesikuannya serta garis pertengahan dinding untuk pembagian keramik. Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi ruangan, serta bagian-bagian yang terpasang pada ruangan tersebut. Berdasarkan data data pengukuran kemudian membuat gambar kerja untuk pembagian pemasangan keramik dinding tersebut. Ukuran pemasangan keramik mengikuti gambar yang sudah dibuat sebelumnya sebagai acuan kerja. Pada pelaksanaan pekerjaan keramik dinding, sebaiknya keramik lantai belum terpasang sehingga nantinnya mendapat nut yang segaris antara dinding dan lantai. Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga tidak ada keramik dengan spesi kosong Membuat kepalaan keramik baik secara horisontal maupun vertikal mengikuti garis sipatan dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya. Sebelum keramik dipasang sebelumnya dinding dibasahi terlebih dahulu dengan air. X. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak tampak dari luar (tertanam). Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan acian dikerjakan. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan). Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk memudahkan penarikan kabel). Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. - tidak boleh ada sambungan - dihubungkan dengan elektroda pentanahan

  • - ditanam sampai minimal mencapai air tanah Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau pada balok kayu rangka langit-langit. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak). Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus. XI. PEKERJAAN KUNCI DAN TERALIS BESI Kunci tanam Kunci kamar mandi Engsel pintu Engsel jendela Teralis tangga XII. PEKERJAAN FINISHING A. Pengecatan Bersihkan permukaan dinding dari debu , kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap. Lindungi bahan bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen / koran dan lakban. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian bagian dinding yang retak & kurang rata dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering. Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata. Cek, kerataan permukaan dinding. Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas & dengan kwas untuk bidang yang sempit ( sulit ). Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama. Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua / terakhir ( jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi ). Cek kerataan pengecatan yang terakhir. Apabila sudah rata, bersihkan cat - cat yang mengotori bahan bahan / pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap. B. Pembersihan kembali RUANG LINGKUP PEKERJAAN Ada pun yang menjadi ruang lingkup pekerjaan Pembangunan MTsN 2 Banda Aceh Provinsi Aceh adalah sebagai berikut :

  • A. Pekerjaan Persiapan B. Pekerjaan Lantai I I. Pekerjaan Tanah dan Pondasi II. Pekerjaan Beton Bertulang III. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran IV. Pekerjaan Lantai V. Pekerjaan Atap dan Plafond VI. Pekerjaan pintu, Jendela dan Kunci VII. Pekerjaan Pengecetan VIII. Pekerjaan Instalasi Listrik C. Pekerjaan lantai II I. Pekerjaan Beton Bertulang II. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran III. Pekerjaan Lantai IV. Pekerjaan Atap dan Plafond V. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Kunci VI. Pekerjaan Pengecetan VII. Pekerjaan Instalasi Listrik D. Pekerjaan Lain-Lain A. Pekerjaan Persiapan 1. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan. 2. Pembersihan lokasi yang menjadi dudukan bangunan dengan membuang lapisan top soil sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan 3. Pemasangan bouwplank yang menandakan tempat bangunan, dan juga menjadi acuan as bangunan pada waktu pelaksanaan 4. Pemasangan papan nama proyek dengan mencantumkan nama pekerjaan, lokasi, sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan pengawas serta kontraktor pelaksana 5. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta kelengkapan administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan. 6. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan penempatan bahan / material dan lalu lintas. B. Pekerjaan Utama I. Pekerjaan Tanah dan Pondasi a. Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi. b. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5 :1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1 : 10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi. c. dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 d. bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2. e. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya

  • f. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan. g. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume pekerjaan, gambar kerja dan RKS II.Pekerjaan Beton Bertulang a. Semen.

    Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI 8 tahun 1972 dan memenuhi S 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972). Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman. b. Pasir Beton

    Pasir beton harus berupa butirbutir tajam dan keras, bebas dari bahanbahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syaratsyarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03. c. Kerikil Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03. Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat. d. Air

    Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahanbahan organis atau bahanbahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum e. Besi Beton Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja polos BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240 Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Besi beton digunakan pada pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan ditempat yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

  • 1.1 Komposisi/Campuran Beton/Mutu Beton a. Komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi yaitu : beton mutu K-175 sesuai dengan gambar kerja. Mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design dari laboratorium yang disepakati antara Kontraktor dan Pengendali Kegiatan, Kecuali ditentukan lain, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03. b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi/Konsultan Pengawas apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur. c. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, yaitu:

    Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahanbahan. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03 1.2 Cetakan dan Acuan Beton Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir

    konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batasbatas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi

    ketentuan ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03. 1.3 Pengecoran a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi/Konsultan

    Pengawas. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalanjalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempattempat yang sulit dicapai harus digunakan papanpapan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kakikaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. b. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m. 1.4 Perawatan Beton a. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:

    Dipergunakan karungkarung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk

    yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lainlain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong. b. Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini sudah tercakup dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang ditawarkan untuk pekerjaan ini mencakup biaya-biaya bekisting, air, pasir, kerikil, semen, pemeliharaan, pengujian beton, serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai dengan persyaratan dan keperluan yang termaksud diatas.

  • III. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran Pekerjaan dinding mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2 Ps dan campuran 1 Pc : 4 Ps a. Pasangan batu bata dinding keliling bangunan dipasang batu, dinding dimulai dari permukaan sloof hingga peil 20 cm diatas permukaan lantai dipasang bata ttrasram bata dengan campuran 1 semen banding 2 pasir. Untuk dinding kamar mandi/toilet dipasang batu bata transram 1 Pc : 2 Ps setinggi 1,5 meter dari permukaan lantai. Sedangkan dinding lainnya dipasang pasangan bata bata 1Pc : 4Ps dengan campuran 1 semen banding 4 pasir sesuai dengan gambar bestek. b. Semua pasangan batu bata sebelum dikerjakan terlebih dahulu direndam dalam air hingga jenuh. c. Seluruh bata yang digunakan bermutu baik, bentuk seragam, siku dengan tekstur yang sama, warna merah tua, tanpa retak, tahan terhadap air dan tidak rapuh.

    d. Adukan pasangan harus dibuat secara hatihati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

    e. Pengukuran (Uitzet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat : Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai. f. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut. g. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak

    tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempattempat tertentu sesuai gambar diberi kolomkolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

    h. Lubang untuk alatalat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plasteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran seluruh bidang tembok. i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya. Pekerjaan plesteran mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2 Ps dan campuran 1 Pc : 4 Ps a. Plesteran 1 Pc : 2 Ps dengan campuran 1 semen Banding 2 Pasir dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 2 Ps, sedangkan Plesteran 1 Pc : 4 Ps dengan campuran 1 semen Banding 4 Pasir dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 4 Ps b. Pekerjaan plesteran yang lainnya dilakukan pada permukaan beton, kolom, sloof, dan ring balk atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.

  • c. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pada bidang-bidang dinding yang akan diplester harus disiram, dibasahi dengan air bersih, bebas dari kotoran dan lain-lain atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas, permukaan plesteran harus rapid an rata. d. Pekerjaan plesteran dilakukan pasir yang halus dengan permukaan yang rapi dan tidak bergelombang. IV. Pekerjaan Lantai 1. Pada saat membeli Granite dan keramik dari toko material sebelumnya dipisahkan dahulu Granite dan keramik yang sewarna, meskipun dengan type Granite dan keramik yang sama, jika waktu pembakarannya berbeda akan meyebabkan perbedaan warna hal ini akan menggurangi keindahan pasangan keramik. 2. Granite dan Keramik mempuyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1, KW 2, KW 3. KW 1 adalah keramik dengan kualitas terbaik disusul dengan KW 2 dan KW 3. 3. Untuk jenis Granite dan keramik tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh, sehingga dalam proses pemasangan nantinya tidak meyerap air semen. 4. Meyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam Granite dan keramik, agar nantinya tidak terjdi bongkar pasang. 5. Menggukur ruagan yang akan dipasang Granite dan keramik. 6. Membuat gambar kerja pasangan Granite dan keramik bedasarkan hasil pengukuran sehingga dapat ditentukan pemotongan lebar rencana las-lasan pada pinggir ruangan. 7. Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur. 8. Membuat kepalaan Granite dan keramik bedasarkan ukuran gambar kerja yang sudah dibuat. 9. Memasang Granite dan keramik. 10. Memasang nuk Granite dan keramik. V. Pekerjaan Atap dan Plafond Untuk pekerjaan atap pada lantai I ini kontraktor harus membaca gambar kerja dan spesifikasi yang diinginkan sebagaimana yang tertuang dalam RKS dan RAB. Adapun yang menjadi pekerjaan pokok pada pekerjaan atap dan plafond di lantai I adalah sebagai berikut : A. Pemasangan kuda-kuda Pengangkutan kuda-kuda, bahan dan alat ke lokasi proyek Pekerjaan pengecatan rangka kuda Pekerjaan perangkaian kuda-kuda Pekerjaan menaikan kuda-kuda keatas atap Rangka kuda-kuda ditempatkan pada angkur yang terdedia, besi angkur merupakan tulangan dari kolom yang dilebihkan sebagai pengikat antara kuda-kuda dan dinding.Angkur kemudian ditempatkan pada plat dudukan kuda-kuda yang sudah dilobangi, kemudian angkur dan plat dudukan kuda-kuda tersebut disambung dengan baut angkur 12 mm. B. Pemasangan rangka atap Perangkaian ikatan angin vertikal Pekerjaan menaikkan ikatan angin vertikal Setelah ikatan angin vertikal dinaikkan, pekerjaan selanjutnya adalah perangkaian antara ikatan angin vertikal dengan kuda-kuda Setelah ikatan angin terpasang, kemudian balok nok dipasang pada rangka atap. C. Pemasangan Atap Super Dex Memindahkan bahan Atap Super Dex ke lantai atas Atap Super Dex ditempatkan diatas kuda-kuda pada titik buhul kuda-kuda Pemasangan Atap Super Dex Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn Atap Super Dex sebelumnya disiapkan diatas atap (disusun) pada titik-titik tertentu. Atap Super Dex dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.

  • Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnyasecara horizontal. Dengan cara pemasangan Atap Super Dex pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu dimasukan Atap Super Dex pada bagian bawahnya. Pertemuan dengan jurai Atap Super Dex dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi. E. Pemasangan lisplank Papan lisplank dipaku pada rangka listplank Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus. Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan pendempulan dan pengecatan F. Pemasangan plafond gypsum Tentukan / marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan serta titik titik paku kait pada langit- langit dengan jarak sesuai shop drawing. Pasang paku kait. tembakan paku paku kait pada marking titik - titik yang telah ada 600 x 1200 mm. Pasang penggantung rangka plafond ( rod ) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster ( ex. Boral type 223 ), dengan posisi tegak lurus. Pasang rangka tepi ( steel hollow ) & wall angle profil l 20 x 20 mm atau moulding profil w sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond. Tentukan jarak penempatan kait penggantung. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafon Pasang rangka utama / top cross rail ( ex.boral type 201 ) dengan jarak 1200 mm. Pasang rangka pembagi / furing chanel ( ex.boral type 204 ) dengan jarak 600 mm menggunakan locking clip ( ex. Boral type 210 ). Pasang dan kencangkan clip / rod. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan screw driver dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass. Perataan sambungan plafond dengan men gunakan ceiling net / lakban. Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound ceiling. Setelah itu diamplas Finish permukaan plafond gypsum tersebut dengan cat. Ratakan permukaan plafon gypsum menggunakan plamur sampai terlihat rata dan lurus. Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar benar halus. Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan kuas untuk bagian tepi dan sudut, serta rol cat untuk bidang luas VI. Pekerjaan Pintu, Jendela Kayu kusen yang digunakan adalah dari kayu klas kuat I dengan ukuran sesuai dengan gambar bestek. Daun pintu dan daun jendela digunakan kayu klas kuat I sesuai dengan gambar bestek/gambar kerja. VII. Pekerjaan Pengecetan Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond Plywood serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan dinding sebelah dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat tembok jadi, berkualitas baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan dinding yang akan dicat harus dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas pemasangan bata harus diratakan, lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir pada bagian tertentu di amplas sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar rata. Warna cat yang diinginkan adalah sesuai dengan petunjuk RKS atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Semua permukaan pengecatan harus rata dan semua ketebalan yang sama dengan 1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutu. Semua permukaan baik beton dan kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan kertas amplas. Pencampuran kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat kayu disesuaikan dengan arahan pabrik atau petunjuk direksi/konsultan pengawas. Sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan, kontraktor akan menunjukan contoh warna dan merk yang akan digunakan dan dimintai persetujuan direksi/konsultan pengawas. VIII. Pekerjaan Instalasi Listrik

  • Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik yang ditanam didalam beton, kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan pitting, baik sakelar, stop kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik didalam pipa maupun di atas plafon. Pemasangan jaringan listrik mengikuti petunjuk pemasangan dari PLN. C. Pekerjaan Lain-lain Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana wajib membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai dinding, pintu/jendela, plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus membersihkan barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan, sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.