pelaksanaan bangunan

30
PELAKSANAAN BANGUNAN Pada bab ini membahas mengenai metode pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan Pertokoan Dua Lantai yang dilaksanakan di Jln. Sigura-gura 99 Malang yang meliputi pekerjaan persiapan (site preparation), site installation dan metode konstruksi. A. Pekerjaan Persiapan ( Site preparation ) Pelaksanaan pekerjaan ini diawali dengan diterimanya Surat Perintah Kerja (SPK) dari pimpinan proyek kepada kontraktor. Tahap awal yang harus dilakukan oleh kontraktor adalah melakukan pemantapan lokasi dimana bangunan itu akan dilakukan pengerjaan tahap berikutnya yakni, bersama-sama Pemilik Bangunan dan Pengawas Lapangan menuju lokasi. Hal ini dilakukan untuk mendukung informasi teknis dan kelancaran pelaksanaan di lapangan. Selain itu juga perlunya investigasi terhadap tapak bangunan ( site infestigasion ) sebagai pendukung informasi teknis yang belum atau tidak termuat di dalam penjabaran RKS oleh pihak perencana. Sehingga kontraktor dapat menyesuaikan kondisi riil di lapangan dengan metode ataupun teknik pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan proyek. Sebagai pendahuluan dalam pelaksanaan awal pekerjaan, kontraktor atau pemborong memberikan surat pemberitahuan kepada pemberi tugas atau owner dengan melampirkan: daftar nama-nama petugas teknisi atau pekerja lapangan sebagai pelaksana bangunan dengan dilengkapi alamat,(melampirkan KTP, latar belakang pendidikan dan lain-

Upload: sparta

Post on 28-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN BANGUNAN

PELAKSANAAN BANGUNAN

Pada bab ini membahas mengenai metode pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan

Pertokoan Dua Lantai yang dilaksanakan di Jln. Sigura-gura 99 Malang yang meliputi

pekerjaan persiapan (site preparation), site installation dan metode konstruksi.

A.    Pekerjaan Persiapan ( Site preparation )

Pelaksanaan pekerjaan ini diawali dengan diterimanya Surat Perintah Kerja (SPK) dari

pimpinan proyek kepada kontraktor. Tahap awal yang harus dilakukan oleh kontraktor adalah

melakukan pemantapan lokasi dimana bangunan itu akan dilakukan pengerjaan tahap

berikutnya yakni, bersama-sama Pemilik Bangunan dan Pengawas Lapangan menuju lokasi.

Hal ini dilakukan untuk mendukung informasi teknis dan kelancaran pelaksanaan di

lapangan. Selain itu juga perlunya investigasi terhadap tapak bangunan ( site infestigasion )

sebagai pendukung informasi teknis yang belum atau tidak termuat di dalam penjabaran RKS

oleh pihak perencana. Sehingga kontraktor dapat menyesuaikan kondisi riil di lapangan

dengan metode ataupun teknik pekerjaan yang akan dilakukan untuk mendukung kelancaran

pelaksanaan proyek. Sebagai pendahuluan dalam pelaksanaan awal pekerjaan, kontraktor

atau pemborong memberikan surat pemberitahuan kepada pemberi tugas atau owner dengan

melampirkan: daftar nama-nama petugas teknisi atau pekerja lapangan sebagai pelaksana

bangunan dengan dilengkapi alamat,(melampirkan KTP, latar belakang pendidikan dan lain-

lain). Hal tersebut dimaksudkan dalam rangka untuk meningkatkan sistem pengawasan dan

keamanan pelaksanaan. Dan selanjutnya sebelum pemborong memulai pekerjaan maka

pemimpin perusahaan harus membuat surat pemberitahuan kepada pemberi tugas/user, dinas

kimpraswil daerah setempat dan kepada konsultan pengawas.

Site preparation merupakan pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan sebelum

dimulainya pelaksanaan proyek.  Kegiatan ini dilakukan untuk memperlancar pelaksanaan

pekerjaan proyek agar bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Pekerjaan persiapan Proyek Pembangunan Pertokoan ini meliputi:

1.      Pekerjaan Pembersihan

Kontraktor wajib melaksanaan pekerjaan pembersihan di sekitar lokasi proyek, dari

tanaman, sisa-sisa bongkaran serta material lain yang dirasa dapat mengganggu jalannya

pekerjaan yang ada di lokasi dan bilamana perlu dilakukan cut dan fill untuk medan tanah

yang tidak rata. Dalam melaksanakan pekerjaan pembersihan, kontraktor wajib melaporkan

Page 2: PELAKSANAAN BANGUNAN

terlebih dahulu kepada direksi proyek tentang bagian yang akan dibersihkan untuk

mendapatkan persetujuan.

2.      Pekerjaan Pengukuran

Tujuan pengukuran adalah mengetahui keadaan sebenarnya serta berfungsi untuk

mengontrol apakah gambar rencana yang disiapkan sesuai pada lahan tersebut. Dan untuk

pekerjaan pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat penyipat datar yang

diharapkan untuk memperkecil tingkat kesalahan pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan

dua macam pengukuran yaitu:

a.       Pengukuran datar (Elevasi Datar)

Pengukuran datar (Elevasi Datar) bertujuan untuk menentukan apakah bangunan yang akan

dikerjakan sejajar dan tegak lurus dengan jalan.

b.      Pengukuran Tegak (Elevasi Tegak)

Pengukuran Tegak (Elevasi Tegak) bertujuan untuk menentukan duga bangunan dengan

berpedoman pada duga muka jalan yaitu diambil 30 cm dari duga muka jalan. Langkah-

langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  Sediakan selang plastik yang tembus pandang dengan diameter ½ ” dim, panjang sesuai

dengan kebutuhan, kemudian selang diisi air kalau memungkinkan airnya berwarna agar

mudah terlihat.

  Sediakan patok minimal 2 buah dengan tinggi minimal 1,5 meter (setinggi orang berdiri).

  Setelah alat-alat disediakan dimulai dengan menaruh patok pada As jalan dan dibuat garis

setinggi 130 cm pada patok agar garis tersebut mudah dilihat dengan posisi berdiri.

  Dirikan patok yang kedua pada tepi bangunan atau kalau ada pohon di tepi jalan/ bangunan

atau dengan perantara bangunan lain yang sudah ada atau menggunakan perantara pagar

jalan.

  Kemudian hasil pengukuran tersebut dipindahkan ke bowplank bangunan lalu tingginya

dikurangi 100 cm, dengan demikian ditemukan duga sisi atas bowplank bangunan yang

dibutuhkan. Sebelum bowplank dipasang sebaiknya dga yang sudah ditentukan tadi

ditempatkan ditengah-tengah bangunan dengan memasang patok yang kuat/ pasangan batu

merah setinggi duga bangunan yang diinginkan agar duga tersebut tidak akan berubah pada

saat pelaksanaan bangunan.

3.      Pemasangan Bowplank

Page 3: PELAKSANAAN BANGUNAN

Setelah pengukuran selesai dilanjutkan dengan pemasangan bowplank. Bowplank

adalah alat bantu untuk pengukuran pelaksanaan bangunan baik untuk pengukuran datar

maupun tegak. Bowplank dibuat dari patok-patok kayu dan diletakkan minimal 2 meter dari

galian terluar mengarah/sepanjang keliling bangunan dan dibagian atas patok dengan patok

lain dihubungkan dengan papan kayu yang memiliki ketinggian yang sama/sejajar. Biasanya

duga bowplank/tinggi sisi atas papan bowplank merupakan pil/ duga + 0,00 = duga muka

lantai satu. Pada  bowplank tercantum as jarak antar kolom dan tinggi bowplank digunakan

untuk menentukan ketinggian dari titik duga. Pemasangan bowplank harus betul-betul datar

untuk menghindari terjadinya perbedaan tinggi dalam proses pembangunan, untuk itu dalam

pelaksanaan pemasangan bowpalnk menggunakan alat yang namanya waterpass. Letak

bowplank dari bangunan yang direncanakan 2 m sehingga pada saat penggalian tempat

pondasi pancang kayu bowplank tidak terkena galian tersebut.

4.      Mengadakan Pengamanan Lokasi Dari Segala Gangguan

Pengamanan lokasi dilakukan dengan membuat pagar pengaman yang terbuat dari seng

gelombang, dipasang melingkari area proyek menutup lokasi pekerjaan dan memberikan

ruang gerak yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan dan kegiatan rutin.

Tujuan pemagaran ini adalah:

a.       Untuk mencegah pencurian.

b.      Pengerusakan terhadap barang dan material yang ada di lokasi proyek.

c.       Mempermudah pengawasan dan pengontrolan baik pekerja, tamu maupun material yang

keluar dan masuk dalam lokasi proyek.

d.      Memberi batas antara lokasi proyek dengan lingkungan sekitarnya agar proyek ini tidak

mengganggu atau terganggu oleh aktivitas lain.

                                          

Gambar 2.1 Pagar Pengaman

5.      Pekerjaan Pemeriksaan /Pengecekan

Page 4: PELAKSANAAN BANGUNAN

Pemeriksaan dan pemeliharaan tugu patok dasar yang digunakan sebagai referensi

ketinggian permukaan yang telah ada di lapangan. Mengecek ulang ketinggian permukaan

lantai struktur, Pengecekan as-as kolom bangunan, bukaan atau lubang yang terdapat pada

bangunan, dan pengecekan lainnya yang dapat mempengaruhi pekerjaan penyelesaian

arsitektur dan Mekanikal Elektrical dikemudian hari, juga untuk mengetahui bila ada

ketidaksesuaian antara ukuran dilapangan dengan yang terdapat pada gambar kerja, sehingga

kontraktor bisa memberitahukan pada Direksi proyek agar mendapatkan cara penyelesaian

yang baik.

6.      Mengadakan Komunikasi Dengan Instansi Terkait

Pengadaan komunikasi dengan instansi terkait dalam pembangunan proyek ini sangat

penting sekali.  Terkait dengan penerangan, arus listrik di lokasi proyek didapat dari jaringan

listrik PLN sehingga perlu pendaftaran pelanggan dengan pihak terkait yaitu melalui ijin KIR

instalasi listrik dari PLN, tanda bukti KIR diserahkan kepada pemberi tugas pada saat

penyerahan pekerjaan tahap I. Selain itu juga mengadakan pendaftaran perusahaan ke instansi

asuransi dan pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan rekomendasi bagi karyawan

apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kerja.

7.      Pengadaan Koordinasi, Administrasi, dan Dokumentasi

Sebelum pekerjaan dimulai, maka Kontraktor mengadakan persiapan ijin dan

berkoordinasi dengan Pihak Proyek dan Konsultan Pengawas.  Selain itu dilakukan

pengambilan foto keadaan proyek yang

menggambarkan akan kemajuan proyek sebagai prasyarat disaat permintaan pembayaran.

Foto diambil pada saat sebelum memulai pekerjaan (0%), saat pekerjaan mencapai (50%)

atau  setiap permintaan pembayaran, setelah pekerjaan selesai seluruhnya (100%) juga pada

waktu pekerjaan tertentu yang dianggap perlu oleh pengawas. Foto diambil dari keempat sisi

pengambilan, foto harus berwarna  dan tidak mengkilap (dop) diserahkan kepada direksi

masing-masing rangkap 3 ukuran kartu pos      (8 cm x 12 cm) dalam sebuah album dengan

biaya ditanggung kontraktor.

8.      Pengadaan Material

Kontraktor wajib untuk memenuhi persyaratan terhadap ketentuan spesifikasi bahan

yang tercantum dalam dokumen pelaksanaan (RKS).  Dalam pengadaan bahan, maka

Kontraktor wajib mengajukan contoh kepada Direksi, perihal bahan yang akan didatangkan

di lapangan untuk mendapatkan pemeriksaan terhadap kesesuaian dengan dokumen

pelaksanaan  yang selanjutnya akan disetujui oleh Direksi. Pembongkaran dan penempatan

material harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi proyek.

Page 5: PELAKSANAAN BANGUNAN

9.      Pengadaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan harus terdiri dari tenaga terampil, baik

tenaga pelaksanaan mandor sampai ke tukang. Untuk mempermudah pengontrolan dan

koordinasi pelaksanaan kerja dalam melaksanakan pekerjaan, ada seorang mandor yang

memimpin setiap jenis pekerjaan dan bertanggung jawab kepada Site Manager. Sedangkan

untuk pekerjaan yang berat dan membutuhkan waktu cepat maka seorang tukang dapat

dibantu oleh beberapa orang pembantu sesuai dengan kecepatan pekerjaan yang diperlukan,

agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.

10.  Pengadaan Peralatan

Peralatan kerja merupakan peralatan mekanis yang minimal harus dimiliki dan

digunakan di lapangan oleh Kontraktor dalam kondisi layak untuk dipakai dan memenuhi

syarat keamanan yang ditentukan.  Peralatan

yang dipakai misalnya molen, peralatan untuk pekerjaan pengukuran, pekerjaan beton,

pekerjaan kayu, pekerjaan baja, pekerjaan keramik, dan pekerjaan finishing, tanggung jawab

keberadaan peralatan diserahkan pada Kontraktor.

11.  Mempersiapkan Jalan

Mempersiapkan jalan masuk sementara untuk angkutan bahan dan peralatan konstruksi

ke lokasi proyek, bertujuan demi kelancaran pembangunan proyek. Dan untuk sirkulasi

keluar masuk kendaraan proyek yaitu dengan masuk dan keluar kendaraan dengan melalui

pintu yang sama dan dengan berputar mengelilingi lokasi proyek. Hal tersebut dibuat

sedemikian agar pengontrolan mudah dilakukan dan tidak terjadi adanya barang yang hilang

atau tidak diturunkan dari kendaraan pengangkutnya. 

12.  Penyediaan P3K

Menyediakan kotak P3K dan alat pemadam kebakaran serta perlengkapannya, untuk

mengatasi dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja selama berlangsungnya pekerjaan.

13.  Mengurus Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Pihak Pelaksana harus mengurus surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang harus

sudah didapat sebelum pekerjaan pembangunan dimulai di Kantor Pemukiman dan Prasarana

Wilayah (KIMPRASWIL) Malang. Hal ini untuk menunjang program pemerintah dalam

pengembangan tata kota dan pemekaran wilayah.

14.  Pengadaan Air Kerja

Untuk Pengadaan air kerja yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek dapat

menggunakan air PDAM yang sudah ada, Kontraktor harus memintak ijin terlebih dahulu

Page 6: PELAKSANAAN BANGUNAN

kepada pemilik proyek untuk dapat mempergunakan/ menyambung pipa air yang telah ada

dengan meteran air sendiri guna memperhitungkan pembayarannya.

B.     Site

Installation                                                                                                                                   

                                                                                                                         

Site Instalation adalah pekerjaan lanjutan untuk menentukan dan melakukan cara

pengaturan penempatan bangunan-bangunan sementara maupun penempatan material

bangunan  yang diperlukan dalam pelaksanaan pengerjaan bangunan.  Site instalation

direncanakan sedemikian rupa sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan

efektif dan efisien.  Selain itu dapat menunjang kelancaran sirkulasi pekerja dan bahan

material bangunan yang keluar masuk. Jenis dan macamnya bangunan sementara yang

direncanakan tergantung dari besar kecilnya volume proyek dan juga sifat dari pekerjaan itu

sendiri. Seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.3 Site Instalation

Fasilitas-fasilitas sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :

1.      Direksi Keet

Direksi keet adalah tempat untuk mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan

pelaksanaan, menyangkut tentang kegiatan rapat periodik, pembuatan laporan pada setiap

item pekerjaan, penembatan peralatan, gambar serta dokumen proyek, serta penerimaan tamu

dari luar. Ruang

direksi keet dilengkapi dengan alat-alat tulis termasuk pula meja kursi dan almari arsip. Pada

ruangan dipasang gambar kerja (bestek) secara rapi dan berita acara aanwizing dalam

keadaan baik dan dapat dibaca setiap saat pada waktu pelaksanaan pekerjaan. Penempatan

direksi keet dapat dilihat pada gambar lay out perletakan. Perletakan ini disesuaikan dengan

Page 7: PELAKSANAAN BANGUNAN

kebutuhan yang komplek terhadap ruangan ini, menyangkut pelaksanaan pekerjaan, baik

pekerjanya sendiri, pelaksana harian dan juga tamu.

Direksi keet terbuat dari dinding multiplek dengan tebal 6 mm, rangka kayu meranti

5/7, lantai semen, atap seng BJLS 20 dan jendela naco.

Ukurannya      :  Panjang 5 m, Lebar 3 m.

Luas                :  15 m2

Gambar

2.4 Konstruksi Direksi Keet

2.      Barak Pekerja

Adalah tempat pekerja untuk melaksanakan aktifitas pekerjaan pembuatan bahan atau

pekerjaan penulangan (pemotongan dan pembengkokan tulangan) dan juga pekerjaan kayu

agar terhindar dari panas dan hujan. Penempatan dan pendirian bengkel kerja harus

dirundingkan terlebih dahulu dengan pemilik proyek. Barak kerja terdiri atas bengkel kerja

kayu dan bengkel kerja pembesian. terbuat dari rangka kayu meranti 6/12 dan 5/7 , terbuka

(tanpa dinding tanpa lantai (alas tanah dasar) , atap seng BJLS 20. Penempatan barak kerja

sesuai pada gambar lay out dengan mempertimbangkan sirkulasi keluar masuk baik material

maupun pekerja.

Barak kerja terbuat dari dinding multiplek dengan tebal 6 mm, rangka kayu meranti 5/7,

lantai semen, atap seng BJLS 20 dan jendela naco

Ukurannya      :  Panjang 8 m, Lebar 3 m.

Luas                :  24 m2

Page 8: PELAKSANAAN BANGUNAN

Gambar

2.5 Konstruksi Barak Kerja

3.      Gudang Material

Gudang Material adalah tempat untuk menyimpan beberapa material bangunan yang

memerlukan perlindungan ditempat khusus dari kelembaban udara seperti semen, kapur,

bahan finishing juga peralatan kerja sederhana, bahan elektrikal dan plumbing serta bahan

lain yang terkait dengan pelaksanaan. Gudang terbuat dari dinding seng  BJLS 20, rangka

kayu meranti 6/12 dan kasau 5/7, atap seng BJLS 20 dengan dilengkapi pintu pengaman dan

bantalan material dari multiplek 6 mm dan kayu 6/12. Gudang penyimpanan memiliki lantai

kuat dibuat dari pasangan rabat bata tebal 10 cm. Ketinggian penyimpanan material 30 cm

dari lantai, dengan ketinggian tumpukan semen atau material lain kurang dari 2 m. Posisi

perletakan material diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan tanggal penerimaan serta

disediakan penjaga untuk mengawasi dan mencatat aktifitas di gudang. Penempatan gudang

material disesuaikan dengan kebutuhan sirkulasi keluar masuk barang yang ada diproyek.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar lay out Site Instalation

Ukurannya      : panjang 8 m, lebar 4 m.

Page 9: PELAKSANAAN BANGUNAN

 

Luas                : 32 m2

Gambar 2.6 Gudang Material Bangunan

4.      Kamar Mandi /WC

Adalah tempat pekerja untuk mandi, mencuci dan kakus terbuat dari rangka kayu

meranti 5/7, dinding pasangan bata setinggi 2 m, atap seng BJLS 20, lantai semen, terdapat

pintu lebar 70 cm. Penempatan agak jauh dari gudang, barak pekerja. Pengambilan air

melalui saluran air kerja yang sudah ada melalui penyambungan pipa sanitasi, pembuangan

dibuat sementara. Lokasi penempatan sebagaimana dalam gambar lay out

Ukurannya      : Panjang 4 m, Lebar 3 m.

Luas                : 12 m2

5.      Pos Penjagaan

Adalah tempat petugas keamanan atau satpam untuk menjaga keamanan pelaksanaan

proyek. Mengontrol aktifitas keluar masuk baik pekerja, pelaksana harian, supplier material

maupun tamu dari luar. Juga membantu mengontrol kualitas dan kuantitas bahan yang

didatangkan, pos penjagaan terbuat dari tiang kayu meranti 5/7, dinding pasangan bata

setinggi 2 m dan atap seng BJLS 20.

Ukurannya      : panjang 3 m, lebar 2 m.

Luas                : 6 m2

C.    Metode KonstruksiMetode Konstruksi adalah cara atau metode teknis yang diterapkan didalam

pelaksanaan pekerjaan proyek, dengan tujuan  agar pelaksanaan pekerjaan bisa berjalan

dengan efektif dan efisien sesuai dengan perencanaan

Dalam kaitan mengenai metode kontruksi, pada bagian ini akan dijelaskan  metode

konstruksi yang akan dipakai pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Pertokoan Dua Lantai,

Page 10: PELAKSANAAN BANGUNAN

yakni pada struktur bangunan bagian atas (Upper Structure) yang akan membahas antara lain

pengecekan, pekerjaan kolom, balok dan plat. Berikut ini akan dibahas mengenai pelaksanaan

Proyek Pembangunan Pertokoan Dua Lantai.

1.      Metode Pekerjaan Pondasi

Pondasi yang digunakan untuk menyangga bangunan pertokoan dua lantai ini adalah

pondasi telapak. Pondasi jenis ini dipilih karena bangunan direncanakan dibangun di kota

Malang yang mana pada umumnya memiliki kondisi tanah yang stabil.

a.       Metode konstruksi yang digunakan dalam pekerjaan pondasi telapak adalah:

1.      Pengukuran

Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, dilaksanakan pekerjaan pengukuran terlebih dahulu

untuk menentukan titik-titik as pondasi sesuai dengan gambar rencana. Melalui titik-titik

yang sudah ada pada bowplank, diberi cat merah dan paku dengan jarak/ dilebihi 1cm

tujuannya untuk menaruh benang. Setelah itu ambil unting-unting jatuhkan ketanah sebagai

titik pindah as pondasi. Dari titik tersebut baru diukur galian pondasi baru diadakan

penggalian pondasi.

2.      Penggalian

Pekerjaan galian pondasi telapak dilakukan dengan menggunakan cara manual. Kedalaman

pekerjaan galian pondasi telapak dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan kondisi

lapangan (sesuai daya dukung tanah yang disyaratkan dalam RKS). Jika tinggi MAT 

tertinggi melebihi dasar pondasi, maka dalam pelaksanaan pemasangan pondasi diadakan

pengeringan air dengan cara dipompa.

3.      Pembuatan Lantai Kerja

Sebelum dilakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dilakukan perbaikan tanah dengan

cara mengurug tanah dengan pasir setebal 15-20 cm. Pasir disiram dengan air sampai kondisi

pasir jenuh untuk mendapatkan hasil yang baik. Air yang meresap kebawah membangkitkan

daya hisap pada lapisan tanah. Bilamana terjadi lekukan-lekukan pada permukaan tanah harus

ditambah pasir lalu disiram lagi. Ini dilakukan terus sampai diperoleh permukaan pasir yang

datar. Setelah diperoleh lapisan dasar yang padat dilakukan pengecoran untuk lantai kerja.

Lantai kerja terbuat dari beton tumbuk dengan perbandingan 1 : 3 : 5, dengan tebal 5 cm.

Fungsi lantai kerja adalah untuk mempermudah pekerjaan agar pada waktu pemasangan

pembesian, besi tidak kotor dan diperoleh permukaan dasar yang rata.

4.      Pemasangan Bekisting

Page 11: PELAKSANAAN BANGUNAN

Bekesting baru dipasang setelah lantai kerja mongering. Bentuk dan ukuran bekesting

pondasi disesuaikan dengan gambar rencana. Pemasangan bekesting dilakukan keliling

pondasi.

5.      Pemasangan Tulangan

Pembuatan tulangan dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang terdapat pada gambar kerja.

Kegiatan ini dilaksanakan di bengkel kerja, sebelum kegiatan pengecoran dilakukan.

Rangkaian tulangan baja yang telah selesai dibuat dapat dipasang ke dalam bekesting sesuai

dengan gambar rencana. Perangkaian tulangan dimulai dengan perangkaian tulangan pondasi

kemudian langsung dilanjutkan dengan tulangan kolom

6.      Pengecoran Beton

Pengecoran beton dilakukan dengan mutu fc’ = 25 Mpa. Beton yang dipakai adalah beton

siap pakai ready mix, untuk mendapatkan mutu beton sesuai dengan perencanaan. Agar hasil

dapat dipertanggung jawabkan sebelum pengecoran diambil beebrapa sampel untuk diuji

mutunya. Untuk memperoleh hasil yang baik, beton ini dipadatkan dengan alat penggetar

yang disebut juga vibrator.

7.      Pelepasan Bekisting

Setelah pengecoran berumur sehari dilakukan penyiraman pada lantai pondasi atau digenang

air untuk menambah pengikatan pada beton. Apabila dinilai beton sudah mencapai kekuatan

yang cukup, maka bekesting dapat dilepas setelah mendapat persetujuan dari dewan direksi.

b.      Pasangan Pondasi Batu Kali

1.      Pasangan pondasi batu kali berfungsi untuk pendukung tembok dan kopel (landasan kopel)

dengan campuran 1 : 4 atau 1 : 2 : 3 atau jika untuk kedap air dibuat 1 : 1 : 1. Sebelum

pasangan batu kali terdapat astampeng, adapun bahan dari astampeng yaitu batu kali yang

besar, dipasang berdiri dengan posisi yang lancip berada di bawah. Dimaksudkan agar bisa

menancap ke tanah (mengurangi gaya geser pasir), kemudian diurug dengan pasir urug.

Untuk mencapai kepadatan pasir urug terhadap pasangan batu astampeng maka harus

dilakukan penggenangan air agar pasir urug bisa masuk ke celah-celah susunn batu dengan

sempurna.

2.      Pemasangan sloof, kopel, kolom praktis

Fungsi sloof untuk meratakan baban dari atas ke pondasi dengan tulangan pokok 4 D 8

dengan sengkang D 8 – 100 mm. Setelah pemasangan bekesting dilanjutkan  perangkaian

tulangan sloof dan rangkaian tulangan kolom praktis terakhir pengecoran.kolom praktis

Page 12: PELAKSANAAN BANGUNAN

berfungsi sebagai pengaku pasangan tembok ½ batu dengan ketentuan setiap luasan tembok

mak≥12m . Jarak antara tulangan dan bekesting 1,5 cm.

2.      Metode Pekerjaan Kolom

Untuk pelaksanaan pekerjaan kolom tidak harus menunggu bekesting pondasi dilepas.

Kolom yang digunakan dalam konstruksi bangunan Gudang Beras Dua Lantai. Ukuran kolom

yang digunakan adalah kolom 40/60 dengan tulangan pokok 8 D 25 mm dan tulangan

sengkang D 8 – 300 mm.

Metode kontruksi yang digunakan dalam pekerjaan kolom adalah:

a.       Pemasangan tulangan

Penulangan kolom dirangkai menjadi satu dengan penulangan pondsai telapak.

Perangkaian tulangan kolom dilakukan di lokasi pemasangan yaitu dirangkai ditempat yang

akan dilakukan pengecoran.

Dilakukan sedikitnya dua orang tukang besi untuk satu sub pekerjaan pembesian. Satu

sebagai pemotong yang lain sebagai pemasok besi-besi yang akan dipotong.

Di dalam pelaksanaan pekerjaan penulangan, mandor atau tukang harus mengikuti shop

drawing yang telah dibuat, khususnya pada ukuran panjang potongan dan dimensi

pembengkokan tulangan pokok dan sengkang. Proses penulangan diawali dengan pemilihan

jenis dan dimensi tulangan yang akan dipakai, pengukuran panjang kebutuhan tulangan,

pemotongan dan pembengkokan tulangan. Agar tidak tumpang tindih dalam pelaksanaan,

pekerjaan penulangan sengkang dan tulangan pokok dilakukan bergantian atau dikerjakan

tukang yang berbeda-beda.

b.      Pemasangan Bekesting

Setelah tulangan terangkai sesuai dengan gambar kerja, maka dilakukan pemasangan

bekesting. Bekesting yang terpasang harus tegak lurus terhadap lantai karena akan sangat

mempengaruhi hasil pengecoran yang akan dilakukan.

 

Page 13: PELAKSANAAN BANGUNAN

c.         Pengecoran

Pengecoran dilakukan setelah semua bekesting dan tulangan kolom terangkai. Beton

yang digunakan adalah beton siap pakai dengan mutu beton  fc’ =  25 Mpa. Penuangan beton

harus dikerjakan dengan cepat dan diusahakan tidak terjadi penghentian sebelum pengecoran

selesai. Karena pengecoran menggunakan beton ready mix, maka waktu suplai harus

diperhatikan karena berkaitan dengan umur beton tersebut. Dimana pada umur 4 jam beton

sudah tidak dapat dipakai untuk membuat struktur. Hal ini disebabkan pada umur tersebut

beton sudah mulai mengeras, sehingga apabila dituangkan kedalam cetakan akan

menghasilkan beton yang tidak standar. Untuk itu perlu dilakukan uji slump agar diketahui

kekentalan dari beton yang akan digunakan. Pengecoran kolom dilakukan sampai muka

tanah.

d.      Perawatan

Ketika beton mulai terjadi pengikatan, perlu dilakukan perawatan. Perawatan beton ini

berfungsi untuk : (1) menghindari kehilangan zat cair yang banyak pada jam – jam awal  dari

pengerasan, (2) menghindari banyaknya penguapan air dari beton pengerasan hari pertama,

dan (3) menghindari perbedaan temperatur dalam beton yang dapat mengakibatkan keretakan

pada beton.

Perawatan beton dilakukan dengan cara penyiraman permukaan beton dengan air

selama 3 x 24 jam berturut-turut.

e.       Pembongkaran Bekesting

Pembongkaran bekesting dilakukan apabila beton dinilai sudah mencapai kekuatan

yang maksimal yaitu 28 hari. Bekesting dapat dilepas setelah mendapat persetujuan dari

dewan direksi. Jika semua sudah selesai maka diadakan pengurugan tanah dengan pemadatan

tiap 30 cm.

3.      Metode Pekerjaan Balok

Balok yang digunakan dalam konstruksi bangunan Gudang Beras Dua Lantai ini adalah

balok dari beton bertulang. Ukuran balok induk yang dikerjakan adalah 35/60 dengan

tulangan pokok 4 D20 mm dan tulangan sengkang D 10 -200 mm, sedangkan balok anak

Page 14: PELAKSANAAN BANGUNAN

yang dikerjakan berukuran 25/30 dengan tulangan pokok 5 D 16 dan tulangan sengkang D 8

– 200 mm.

Metode kontruksi yang digunakan dalam pkerjaan balok adalah

a.       Pengukuran

Langkah pertama yang dilakukan dalam pekerjaan balok ini adalah pengukuran untuk

menentukan posisi rel–rel yang akan digunakan sebagai patokan pemasangan perancah–

perancah balok dan bekesting balok.

b.      Pemasangan Bekesting

Setelah semua rel yang dibutuhkan sudah terpasang, maka dilakukan pemasangan

perancah–perancah bekesting. Perancah untuk bekesting menggunakan kayu meranti 5/7

dengan jarak antar tiang perancah 50 cm, sedangkan bekesting balok menggunakan papan

kayu 2/20.

 

c.       Pemasangan Tulangan

Setelah bekesting balok dan plat terpasang, maka pemasangan tulangan balok dapat

dilaksanakan. Pembentukan tulangan balok dilakukan di bengkel kerja dengan pengawasan

mandor besi. Perangkaian tulangan balok dilakukan diatas bekesting balok terlebih dahulu.

Setelah seluruh tulangan balok dalam satu lantai, baru dilakukan penurunan atau penyetelan

tulangan.

d.      Pengecoran

Page 15: PELAKSANAAN BANGUNAN

Pengecoran dilakukan setelah semua bekesting dan tulangan balok dan palat terangkai.

Beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau ready mix dengan mutu beton fc’= 25

Mpa. Penuangan beton harus dikerjakan dengan cepat dan diusahakan tidak terjadi

penghentian sebelum pengecoran selasai. Karena pengecoran menggunakan beton ready mix,

maka waktu suplay harus diperhatikan karena berkaitan dengan umur beton tersebut. Dimana

pada umur 4 jam beton sudah tidak dapat dipakai untuk membuat struktur. Hal ini disebabkan

pada umur tersebut beton sudah mulai mengeras sehingga apabila dituangkan ke dalam

cetakan akan menghasilkan beton yang tidak standar. Untuk itu perlu dilakukan uji slump

agar diketahui kekentalan dari beton yang akan digunakan.

e.       Perawatan

Ketika beton mulai terjadi pengikatan, perlu dilakukan perawatan yang berfungsi

sebagai: (1) menghindari kehilangan zat cair yang banyak pada jam – jam awal dari

pengerasan, (2) menghindari banyaknya penguapan air dari beton pengerasan hari pertama,

dan (3) menghindari perbedaan temperatur dalam beton yang dapat mengakibatkan keretakan

pada beton.

Perawatan beton dilakukan dengan cara penyiraman permukaan beton dengan air

selama 3 x 24 jam berturut – turut.

f.       Pembongkaran Bekesting

Pembongkaran bekesting dilakukan apabila beton dinilai sudah mencapai kekuatan

yang maksimal yaitu 28 hari. Bekesting dapat dilepas setelah mendapat persetujuan dari

dewan direksi.

4.      Metode Pekerjaan Pelat

Pelat yang digunakan dalam kontruksi bangunan gudang ini adalah pelat dari beton.

Ukuran tebal pelat yang digunakan adalah 12 cm.

Metode konstruksi yang digunakan dalam pekerjaan pelat adalah:

a.       Pengukuran

Langkah pertama yang dilakukan dalam pekerjaan pelat ini adalah pengukuran untuk

menentukan posisi cetakan dan acuan untuk pelat lantai.

b.      Pemasangan bekesting

Setelah semua pengukuran selesai, maka dilakukan pemasangan perancah – perancah

bekesting pelat. Penyangga untuk beketing pelat menggunakan kayu meranti ukuran 5/7.

untuk papan dengan tebal 2/20.

c.       Pemasangan tulangan

Page 16: PELAKSANAAN BANGUNAN

Pemasangan tulangan pelat dapat dilaksanakan setelah penulangan balok selesai.

Pembentukan tulangan pelat dilakukan diatas lokasi yang akan dicor dengan pengawasan

mandor besi. Setelah seluruh tulangan pelat dalam satu lantai terangkai, baru dilakukan

penyetelan tulangan. 

d.      Pengecoran

Pengecoran dilakukan setelah semua bekisting dan tulangan balok dan plat terangkai.

Beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau ready mix dengan mutu beton fc’ = 25

Mpa. Penuangan beton harus dikerjakan dengan cepat dan diusahakan tidak terjadi

penghentian sebelum pengecoran selesai. Karena pengecoran menggunakan beton ready mix,

maka waktu suplai harus diperhatikan karena berkaitan dengan umur beton tersebut. Dimana

pada umur 4 jam beton sudah tidak dapat dipakai lagi untuk membuat sruktur. Hal ini

disebabkan pada umur tersebut beton sudah mulai mengeras sehingga apabila dituangkan ke

dalam cetakan akan menghasilkan beton yang tidak standart. Untuk itu perlu dilakukan uji

slump agar diketahui kekentalan dari beton yang akan digunakan. Dan untuk proses

pemadatan dilakukan dengan alat vibrator.

e.       Perawatan 

Supaya diperoleh beton yang berkualitas baik dan agar mendapatkan pengerasan yang

optimal maka dilakukan perawatan, perawatan dilakukan dengan cara menutupi permukaan

dengan goni basah dan menggenangi pelat dengan air bersih pada kondisi cuaca panas.

Apabila terdapat rongga akibat proses pemadatan kurang rata maka pat dilakukan

segera dengan menambal atau menambahi beton dengan adukan beton yang memiliki mutu

yang sama untuk menghindari korosi pada tulangan beton. Perawatan beton ini dilakukan

dengan tujuan umtuk mencegah terjadinya kerusakan pada beton setelah penuangan,

nenghindari dari retakan pada beton akibat pengaruh uhu, kehilangan zat cair yang banyak

ketika pengerasan beton jam – jam awal, dan juga menghindari adanya penguapan air semen

yang dapat mengurangi kekuatan beton.

f.       Pembongkaran bekesting

Pembongkaran bekesting dilakukan apabila beton pada bagian yang telah dicor telah

mencapai kekuatan cukup kuat untuk memikul berat sendiri dan beban yang bekerja

membebani beton tersebut. Pembongkaran bekesting dapat dilakukan setelah beton berumur

kurang lebih 3 minggu, seetlah dilihat mampu menahan beban yang bekerja pada bagian

konstruksi ini malampaui 50% dari beban rencana total. Bekestimg dapat dilepas setelah

mendapat persetujuan dari Dewan Direksi.

Page 17: PELAKSANAAN BANGUNAN

5.      Metode Pekerjaan Kuda – kuda

                 

Kontruksi kuda – kuda baja ini memiliki tipe singel beam yang terbuat dari struktur baja

dengan mutu baja fy = 360 Mpa. Secara garis besar pekerjaan untuk kuda – kuda baja ini

antara lain: (a) persiapan material dasar, (b) fabrikasi  baja dan (c) penyetelan dan

pemasangan. Dan penjabaran dari tahapan pelaksanaan tersebut adalah:

a.       Persiapan Material Dasar

Pekerjaan awal yang harus dilakukan adalah membuat gambar – gambar kerja yang

merupakan penjabaran dan penjelasan lebih rinci berdasarkan gambar – gambar rencana dan

spesifikasi. Gambar ini harus dilengkapi dengan detail dan daftar – daftar yang teliti sehingga

akan memudahkan proses pemesanan dan pelaksanaan pekerjaan kontruksi baja.

Pengelompokan material – material dasar (profil, baut, dan lain – lain) berdasarkan tata mutu

jenis baja maupun bentuk profil secara sistematis untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

Semua plat dan batang baja harus diperiksa kerataan dan kelurusannya, bebas dari puntiran ,

sehingga apabila dilakukan perakitan akan rapat.

b.      Fabrikasi Baja

Pekerjaan fabrikasi dilakukan dilapangan dengan mendatangkan peralatan yang

dibutuhkan, untuk menunjang terlaksananya pekerjaan antara lain: mesin las, alat pemotong,

cutter wheel, gerinda, dan lain sebagainya. Disamping itu juga memerlukan peralatan berat

Page 18: PELAKSANAAN BANGUNAN

yaitu keran yang menetap atau overhead crane/tripot. Serta menggunakan skafolding yang

terbuat dari profil I yang pada bagian alas diberi pelat baja. Dilanjutkan dengan pembuatan

pola atau maal pengukuran dan peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian dan

memudahkan pelaksanaan, yang harus disediakan oleh pihak kontraktor. Dan untuk semua

pekerjaan pengukuran harus menggunakan pita baja. Kemudian untuk pekerjaan pemotongan

dan perangkaian disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Pemotongan baja dapat

dilakukan dengan cara menggunting, menggergaji, atau menggunakan las pemotong.

Permukaan baja akibat pemotongan harus diselesaikan  dengan siku terhadap bidangnya,

tepat dan rata menurut ukurannya. Selanjutnya untuk penempatan lubang sebagai tempat alat

sambung yang diperlukan dengan jumlah dan ukuran sesuai dengan gambar rencana.

c.       Penyetelan dan Pemasangan

Pelaksanaan pekerjaan harus bertarap kelas satu, hasilnya harus bermutu baik dimana

setiap pekerjaan harus bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.

Setelah itu semua bagian komponen kuda – kuda dinaikkan satu persatu untuk dipasang

di atas kolom portal. Untuk pekerjaan pengangkatan kuda – kuda digunakan peralatan

overhead crane yang berkaki tiga dan kontruksi skafolding yang terlebih dahulu dibuat yang

berfungsi untuk menopang bagian kontruksi kuda – kuda yang baru saja dinaikkan sebelum

dirangkaikan dengan bagian yang lainnya.

Proses pengangkatan kuda – kuda adalah satu sisi bagian kapstang terlebih dahulu dan

dinaikkan dengan tripor crane, kemudian pada salah satu ujungnya disanggah dengan

menggunakan scaffolding yang diletakkan ditengah bentang dengan sisi yang lainnya,

dipasangkan pada sisi pelat kaki kolom. Kemudian disusul dengan sisi yang lainnya, titik

angkat kuda – kuda harus diperhatikan dititik yang paling lemah/kecil tegangannya.

Pemasangan baut dilakukan sesuai dengan lubang yang telah dipersiapkan terlebih

dahulu. Dan untuk bautnya adalah baut hitam yang memiliki kekuatan minimal sama dengan

kekuatan baja yang digunakan. Pekerjaan untuk pengelasan baja dilakukan oleh tenaga ahli

bidangnya. Ukuran elektroda, arus dan tegangan listrik pada alas listrik serta busur las listrik

pada alas listrik harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik yang bersangkutan sehingga mutu

las minimum harus sama dengan mutu profil yang digunakan. Segera setelah terangkai semua

baut harus dikencangkan dan segera harus dipasang gording, trekstang dan ikatan angina

untuk menjaga stabilitas kontruksi.

Page 19: PELAKSANAAN BANGUNAN

http://sempetshock.blogspot.com/p/perancangan-gedung-2-tugas-perancangan_05.html

Direksi Keet

Membuat direksi keet dengan luas sesuai gambar serta petunjuk Pengawas, dengan menggunakan bahan-bahan :Lantai : Beton rabat difinish dengan Vynil Sheet.Dinding : Plywood difinish dengan cat.Jendela : Rangka kayu dengan kaca nako.Plafond : Plywood rangka kayu dengan finish cat.

Page 20: PELAKSANAAN BANGUNAN

Atap : Asbes gelombang tebal 6 mm.

Semua bahan yang digunakan untuk pembuatan direksi keet harus mendapat persetujuan Pengawas, untuk dapat dipergunakan dengan baik direksi keet dilengkapi dengan AC unit, Furniture dan perlengkapan lain sesuai gambar dan petunjuk Pengawas.

Gudang dan Los KerjaMembuat gudang dan los kerja dengan luas sesuai kebutuhan yang disetujui Pengawas, dengan menggunakan bahan-bahan :Lantai : Beton Rabat.Dinding : Plywood difinish dengan cat.Atap : Asbes gelombang tebal 6 mm.Pintu & Jendela : Plywood rangka kayu difinish dengan cat.

Semua bahan yang digunakan untuk pembuatan Gudang dan Los Kerja harus mendapat persetujuan Pengawas.

http://archive.kaskus.co.id/thread/7352976/30