repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/bab i_v.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan...

55

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

22 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 2: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 3: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 4: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 5: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 6: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 7: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 8: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 9: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 10: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 11: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 12: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 13: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 14: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 15: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 16: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 17: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 18: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah
Page 19: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi merupakan kebutuhan yang vital dalam setiap aspek kehidupan.

Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan permintaan energi juga meningkat.

Permintaan energi di Indonesia rata-rata per tahun naik sebesar 7% sedangkan

pasokan energi primer diperkirakan hanya meningkat sebesar 2%. Dengan

demikian, diperlukan pengembangan sumber energi lain, selain minyak dan energi

fossil lainnya. Selain itu pola konservasi dalam kaitannya dengan program

penghematan energi, merupakan kegiatan penting yang dapat segera dilaksanakan.

Konservasi energi merupakan salah satu cara yang penting untuk

menanggulangi masalah energi, karena hasilnya dapat dirasakan dalam waktu

yang relatif singkat. Selain itu konservasi energi di sektor industri akan

mengurangi biaya produksi sehingga akan memperkuat daya saing produk yang

dihasilkan. Audit energi merupakan langkah awal dalam pelaksanaan program

konservasi energi. Audit energi dapat membantu memberikan gambaran mengenai

penggunaan energi, distribusi energi, biaya energi dan konversi energi yang

akhirnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber pemborosan energi,

guna mendapatkan langkah penghematan dan perbaikan-perbaikan yang layak

untuk dilaksanakan sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan energi.

Page 20: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

2

Tabel 1.1: Penyediaan energi primer di Indonesia.

Sumber : www.esdm.go.id (2005)

Kampus Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh memiliki daya yang

terpasang dengan beban yang terdiri dari instalasi penerangan, AC pada ruang

rektorat dan akademik fakultas, komputer dan mesin-mesin listrik pada beberapa

laboratorium, seperti laboratorium komputer, laboratorium ilmu pengetahuan

alam, dan beberapa laboratorium fakultas lainnya.

Proses audit energi untuk menghitung tingkat penggunaan energi suatu

gedung atau bangunan, kemudian hasilnya dibandingkan dengan standar

penggunaan energi (Intensitas Konsumsi Energi – IKE) sebagai bahan

pertimbangan untuk dicarikan solusi penghematan penggunaan energi jika tingkat

penggunaan energinya melebihi standar baku yang ada.

Page 21: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

3

1.2 Perumusan Masalah

Penggunaan energi pada gedung perkantoran harus dilakukan secara

efektif dan efesiensi, sehingga dapat meminimalisir pembayaran rekening listrik

yang terlalu besar.

Oleh karena itu perlu dilakukan suatu audit energi untuk menentukan nilai

Intesitas Konsumsi Energi (IKE) pada gedung perkantoran agar mendapatkan

nilai IKE yang sesuai standar sehingga tercapai penggunaan energi yang efektif

dan efesien.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis membatasi permasalahan audit

energi pada gedung utama yang dipakai pada kampus Universitas Teuku Umar

(UTU) yang meliputi Gedung Rektorat, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik.

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan proses audit energi untuk menghitung

tingkat penggunaan energi listrik suatu gedung atau bangunan utama pada kampus

Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, kemudian hasilnya dibandingkan

dengan standar yang ada sebagai bahan pertimbangan untuk dicarikan solusi

penghematan penggunaan energi jika tingkat penggunaan energinya melebihi

standar baku yang ada.

Page 22: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

4

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian audit energi ini adalah

mengetahui profil penggunaan energi dan peluang penghematan energi pada

bangunan gedung untuk meningkatkan efesiensi penggunaan energi, sehingga

penggunaan energi pada bangunan gedung tersebut bisa lebih efektif dan efesien

sehingga dapat menghemat biaya.

Page 23: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

5

BAB II

DASAR TEORI

Proses manajemen energi yang efektif haruslah berdasarkan pada tujuan

yang telah ditetapkan dan harus diuraikan secara rinci tindakan-tindakan

yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk memberi batasan suatu

program manajemen energi, perlu ditentukan secara teliti jenis dan jumlah energi

yang digunakan di setiap tingkatan.

Oleh karena itu, diperlukan suatu prosedur pencatatan penggunaan energi

secara sistimatis dan berkesinambungan. Pengumpulan data kemudian diikuti

dengan analisa dan pendefinisian kegiatan konservasi energi yang akan

dilaksanakan. Gabungan antara pengumpulan data, analisa data dan definisi

kegiatan konservasi disebut sebagai Audit Energi.

Audit energi teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi

energi dan mengenali cara-cara untuk penghematannya. Konservasi energi adalah

upaya mengefisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan

energi dapat dihindarkan. Pengelolaan energi, yaitu segala upaya untuk mengatur

dan mengelola penggunaan energi seefisien mungkin pada bangunan gedung

tanpa mengurangi tingkat kenyamanan dilingkungan hunian ataupun produktivitas

dilingkungan kerja. Peluang hemat energi (PHE) (Energy conservation

opportunity) merupakan cara yang mungkin bisa diperoleh dalam usaha

mengurangi pemborosan energi. Potret penggunaan energi, adalah gambaran

menyeluruh tentang pemanfaatan energi pada bangunan gedung, meliputi: jenis,

Page 24: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

6

jumlah penggunaan energi, peralatan energi, intensitas energi, profil beban

penggunaan energi, kinerja peralatan energi, dan peluang hemat energi, serta

keseluruhan maupun per area di bangunan gedung pada periode tertentu.

Pemakaian energi perencanaan, yaitu seluruh pemakaian energi tahunan yang

dihitung untuk suatu gedung yang direncanakan.

2.1 Petunjuk Teknis Audit Energi Bangunan Gedung

Petunjuk teknis konservasi energi bidang audit energi pada bangunan

gedung ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan gedung dalam rangka peningkatan

efisiensi penggunaan energi sehingga dapat menekan pengeluaran biaya energi.

Audit energi bertujuan mengetahui potret penggunaan energi dan mencari usaha

yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan energi.

Lingkup bahasan petunjuk teknis ini meliputi :

a. Kriteria audit energi

b. Audit energi awal

c. Audit energi rinci

Petunjuk teknis ini menggunakan standar yang berlaku di Indonesia.

Apabila ada besaran yang belum diatur di Indonesia, dapat digunakan standar lain

yang dapat diterima oleh masyarakat profesi, antara lain standar ASHARE, JIS

dan lain sebagainya selama standar tersebut tidak bertentangan dengan peraturan

yang berlaku di Indonesia.

Page 25: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

7

2.1.1 Kriteria Audit Energi

2.1.1.1 Kriteria Umum

Audit energi dianjurkan untuk dilaksanakan terutama pada gedung

perkantoran, pusat belanja, hotel, apartemen, dan rumah sakit. Dengan

melaksanakan audit energi diharapkan :

a. Dapat diketahui besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) pada bangunan

tersebut.

b. Dapat dicegah pemborosan energi tanpa harus mengurangi tingkat

kenyamanan gedung yang berarti pula penghematan biaya energi.

c. Dapat diketahui profil penggunaan energi

d. Dapat dicari upaya yang perlu dilakukan dalam usaha meningkatkan efisiensi

penggunaan energi.

2.1.1.2 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik dan Standar

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik merupakan istilah yang

digunakan untuk menyatakan besarnya pemakaian energi dalam bangunan gedung

dan telah diterapkan di berbagai negara (ASEAN, APEC), dinyatakan dalam

satuan kWH/m2 per tahun. Sebagai “target”, besarnya IKE listrik untuk indonesia,

menggunakan hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEANUSAID pada tahun

1987 yang laporannya baru dikeluarkan pada tahun 1992 dengan rincian sebagai

berikut :

a. IKE untuk perkantoran (komersial) : 240 kWH/m2 per tahun.

b. IKE untuk pusat belanja : 330 kWH/m2 per tahun.

Page 26: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

8

c. IKE untuk hotel / apartemen : 300 kWH/m2 per tahun.

d. IKE untuk rumah sakit : 380 kWH/m2 per tahun.

Dalam menghitung besarnya IKE listrik pada bangunan gedung, ada

beberapa istilah yang digunakan, antara lain :

a. IKE listrik per satuan luas kotor gedung. Luas kotor = luas total gedung yang

dikondisikan (ber AC) + luas total gedung yang tidak dikondisikan (tanpa

AC).

b. IKE listrik persatuan luas total gedung yang dikondisikan (netto)

c. IKE persatuan luas ruang dari gedung yang disewakan ( net product)

Adapun perhitungannya sebagai berikut ini:

RoomAreaxRateOcc

TotalkWhIKE

. .........................................................................2.1

Sebagai pedoman, telah ditetapkan nilai standar IKE untuk bangunan di

Indonesia yang telah ditetapkan oleh Depatemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia tahun 2004.

Tabel 2.1 : Standar Intensitas Konsumsi Energi (IKE).

Sumber : Departemen pendidikan nasional RI (2004)

Page 27: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

9

Tidak menutup kemungkinan nilai IKE tersebut berubah sesuai dengan

kesadaran masyarakat terhadap penggunaan energi.

2.1.2 Proses/Klasifikasi Audit Energi

Proses audit energi terdiri dari dua bagian yaitu audit energi awal dan audit

energi rinci. Audit energi awal dapat dilakukan pemilik/pengelola gedung yang

bersangkutan berdasarkan data rekening pembayaran energi yang dikeluarkan dan

luas gedung. Disarankan IKE dari hasil audit energi awal disampaikan kepada

asosiasi profesi atau instansi yang bersangkutan untuk dijadikan bahan informasi

dan masukan dalam menetapkan IKE yang baru.

Jangkauan audit energi dimulai dari survei data sederhana hingga

pengujian data yang sudah ada secara rinci, digabungkan dengan uji coba pada

bangunan secara khusus, yang dirancang untuk menghasilkan data baru. Lamanya

pelaksanaan suatu audit bergantung pada besar dan jenis fasilitas proses suatu

bangunan dan tujuan dari audit itu sendiri.

Survei awal atau Audit Energi Awal (AEA) dapat dilaksanakan dalam

waktu satu atau dua hari untuk suatu bangunan yang sederhana.

AEA terdiri dari dua bagian yaitu :

1. Survei manajemen energi.

Surveyor (atau auditor energi) mencoba untuk memahami kegiatan

manajemen yang sedang berlangsung, dan kriteria putusan investasi

yang mempengaruhi proyek konservasi.

Page 28: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

10

2. Survei energi (teknis).

Bagian teknis dari AEA secara singkat mengulas kondisi dan operasi peralatan

dari pemakai energi yang penting (misalnya boiler dan sistem uap) serta

instrumentasi yang berkaitan dengan efisiensi energi. AEA akan dilakukan

dengan menggunakan sedikit mungkin instrumentasi portable. Auditor

energi akan bertumpu pada pengalamannya dalam mengumpulkan data yang

relevan dan mengadakan observasi yang tepat, sehingga memberikan diagnosa

situasi energi pabrik secara cepat.

AEA sangat berguna untuk mengenali sumber-sumber pemborosan energi

dan tindakan-tindakan sederhana yang dapat diambil untuk meningkatkan

efisiensi energi dalam jangka pendek. Contoh tindakan yang dapat diidentifikasi

dengan mudah ialah hilang atau cacatnya insulasi, kebocoran uap dan udara tekan,

peralatan yang tidak dapat digunakan, kurangnya kontrol yang tepat terhadap

perbandingan udara dan bahan bakar di dalam peralatan pembakar. AEA

seharusnya juga mengungkapkan kurang sempurnanya pengumpulan dan

penyimpanan analisa data, dan area dimana pengawasan manajemen perlu

diperketat. Hasil yang khas dari AEA ialah seperangkat rekomendasi tentang

tindakan berbiaya rendah yang segera dapat dilaksanakan dan rekomendasi audit

yang lebih ekstensif untuk menguji dengan lebih teliti.

Audit Energi Terinci (AET) biasanya dilakukan sesudah AEA, dan akan

membutuhkan beberapa minggu tergantung pada sifat dan kompleksitas. Selain

mengumpulkan data dari catatan yang ada, instrumentasi portable digunakan

untuk mengukur parameter operasi yang penting yang dapat membantu team

Page 29: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

11

mengaudit energi dalam neraca material dan panas. Uji sebenarnya yang

dijalankan serta instrumen yang diperlukan bergantung pada jenis fasilitas yang

sedang dipelajari, serta tujuan, luas dan tingkat pembiayaan program manajemen

energi.

Jenis uji yang dijalankan selama audit energi terinci mencakup uji efisiensi

pembakaran, pengukuran suhu dan aliran udara pada peralatan utama yang

menggunakan bahan bakar, penentuan penurunan faktor daya yang disebabkan

oleh berbagai peralatan listrik, dan uji sistem proses untuk operasi yang masih di

dalam spesifikasi.

Audit energi terinci dilakukan apabila nilai IKE lebih besar dari nilai

standar. Rekomendasi yang disampaikan oleh Tim hemat Energi (THE) yang

dibentuk oleh pemilik/pengelola gedung bangunan dilaksanakan sampai

diperolehnya nilai IKE sama atau lebih kecil dari nilai standar, dan selalu

diupayakan untuk dipertahankan atau diusahakan lebih rendah di masa

mendatang. Proses audit energi yang disarankan seperti ditunjukkan dalam bagan

di bawah ini.

Page 30: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

12

Gambar 2.1 : Diagram alir proses audit energi

Mulai

Pengumpulan dan Penyusunan Data Historis Tahun Lalu

Data historis energi tahun sebelumnya

Menghitung besar IKE tahun sebelumnya

IKE > target ?

Lakukan penelitian dan pengukuran konsumsi energi

ya

Data konsumsi energi hasil pengukuran

Periksa IKE > target ?

Mengenali kemungkinan PHE

Analisa PHE

Rekomendasi PHE

Implementasi

Periksa IKE > target ?

Selesai

Tidak

ya

ya

Tidak

Tidak

Page 31: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

13

2.1.2.1 Audit energi awal

A. Pengumpulan Dan Penyusunan Data Energi Bangunan

Kegiatan audit energi awal meliputi pengumpulan data energi bangunan

dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan pengukuran.

B. Data Yang Diperlukan

Data yang diperlukan meliputi :

a. Dokumentasi bangunan, Dokumentasi bangunan yang diperlukan adalah

gambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri :

1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai.

2) Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.

3) Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan daya

listriknya dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta besarnya

daya listrik cadangan dari Genset bila ada.

b. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan selama satu tahun terakhir dan

rekening pembelian bahan bakar minyak atau bahan bakar gas.

c. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate).

Berdasarkan data bangunan seperti disebutkan di atas, dapat dihitung :

a. Rincian luas bangunan dan luas total bangunan (m2).

b. Tingkat pencahayaan ruang (Lux/m2)

c. Daya listrik total yang dibutuhkan (kVA atau kW)

Page 32: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

14

d. Intensitas daya terpasang per m2 peralatan lampu (Watt/m2)

e. Daya listrik terpasang per m2 luas lantai untuk keseluruhan bangunan.

f. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik bangunan.

g. Biaya energi bangunan.

2.1.2.2 Audit Energi Rinci

A. Penelitian Dan Pengukuran Konsumsi Energi

Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan

gambaran nilai IKE listrik lebih dari nilai standar yang ditentukan. Audit energi

rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi pada bangunan,

sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian

energi cukup besar. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah

mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dapat mempengaruhi

besarnya kebutuhan energi bangunan, dan dari hasil penelitian dan pengukuran

energi dibuat profil energi bangunan.

B. Pengukuran Energi

a. Alat Ukur dan kalibrasi

1. Seluruh analisa energi bertumpu pada hasil pengukuran. Hasil pengukuran

harus dapat diandalkan dan mempunyai kesalahan error yang masih dapat

diterima. Untuk itu penting menjamin bahwa alat ukur yang digunakan

telah dikalibrasi dalam batas waktu sesuai ketentuan yang berlaku.

Kalibrasi ini dilakukan oleh pihak yang diberi wewenang hukum untuk itu.

Page 33: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

15

2. Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur yang dipasang tetap

(permanent) pada instalasi atau alat ukur yang dipasang tidak tetap

(portabel).

b. Pengukuran Tingkat Pencahayaan

Tingkat pencahayaan dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini.

)(luxA

kxkxFE dptotal

rata …………………………………………….……….2.2

di mana :

Ftotal = Fluks luminus total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja

(lumen)

A = Luas bidang kerja (m2)

Kp = Koefisien penggunaan

Kd = Koefisien depresiasi (penyusutan)

c. Pengukuran Besarnya Konsumsi Energi Listrik – Pencahayaan

Pengukuran besarnya daya listrik untuk pencahayaan digunakan wattmeter

dan pengukuran konsumsi energi menggunakan watt-jam meter yang dipasang

tetap pada panel listrik yang melayani pencahayaan. Sangat ideal bila pada panel

tersebut juga dipasangkan watt meter yang dilengkapi dengan watt maksimum.

Pada kenyataanya dalam gedung komersial, energi untuk pencahayaan merupakan

salah satu bagian yang relative besar penggunaan energi listriknya.

d. Pengukuran besarnya konsumsi listrik untuk tata udara

Pengukuran besar konsumsi listrik untuk tata udara tidak dijelaskan lebih

detail pada laporan ini, karena pada laporan ini hanya mebahas audit dan

konservasi energi sistem pencahayaan.

Page 34: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

16

C. Mengenali Kemungkinan Peluang Hemat Energi

Hasil pengukuran yang dilakukan, selanjutnya ditindak lanjuti dengan

penghitungan besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) dan penyusunan profil

penggunaan energi bangunan. Besarnya IKE hasil perhitungan dibandingkan

dengan IKE standar. Bila hasilnya ternyata kurang dari IKE standar maka

kegiatan audit rinci dapat dihentikan atau bila diteruskan dengan harapan dapat

memperoleh IKE yang lebih rendah lagi. Bila hasilnya lebih dari IKE target,

berarti ada peluang untuk melanjutkan proses audit energi rinci berikutnya untuk

memperoleh penghematan energi.

D. Analisa Peluang Hemat Energi

Apabila peluang hemat energi telah dikenali, selanjutnya perlu

ditindaklanjuti dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara

membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar

untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang direkomendasikan.

Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat diperoleh begitu saja

dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni.

Analisa peluang hemat energi dilakukan dengan usaha – usaha :

a. Mengurangi sekecil mungkin penggunaan energi (Mengurangi kW dan jam

operasi).

b. Memperbaiki kinerja peralatan.

c. Penggunaan sumber energi yang murah.

Page 35: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

17

E. Laporan dan Rekomendasi

Laporan audit energi terdiri dari bagian – bagian sebagai berikut :

1. Ringkasan (executive summary) Ringkasan ini berisi :

a. Uraian pekerjaan yang dilakukan.

b. Tabel yang berisi langkah – langkah yang direkomendasikan yang telah

diteliti dengan baik dari segi teknis maupun ekonomis.

c. Langkah – langkah yang kelihatan menguntungkan tetapi perlu penelitian

yang lebih lanjut.

d. Rencana – rencana implementasi yang direkomendasikan.

2. Latar Belakang

Bagian ini merupakan faktor – faktor penting yang terkait dengan audit

yang dikerjakan dan rekomendasi yang akan diterapkan, misalnya :

a. Uraian tentang kondisi dan karakteristik bangunan.

b. Sistem suply energi utama; bagian ini memberikan indikasi penggunaan bahan

bakar dan listrik secara keseluruhan dan pengguna – pengguna utama setiap

jenis energi.

3. Manajemen energi

Pandangan umum tentang energi, kaitannya dengan kegiatan manajemen

dan tingkat kesadaran tentang energi.

4. Pelaksanaan audit energi

Mengindikasikan catatan – catatan penggunaan energi apa yang ada dan

bagaimana kinerja peralatan energi di bangunan yang dipantau.

Page 36: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

18

5. Pemanfaatan energi

Mencakup performansi penggunaan energi, neraca energi, dan biaya energi.

Rekomendasi harus disusun sejauh mungkin mengikuti urutan yang sama

dengan bagian sebelumnya. Rekomendasi yang akan dibuat mencakup masalah :

1. Manajemen energi; termasuk :

a. Program manajemen yang telah diperbaiki

b. Implementasi audit energi yang lebih baik

c. Cara meningkatkan kesadaran penghematan energi

2. Pemanfaatan energi; termasuk :

a. Langkah – langkah perbaikan efisiensi penggunaan energi tanpa biaya

misalnya merubah prosedur.

b. Langkah – langkah perbaikan dengan biaya murah.

c. Langkah – langkah dengan investasi kecil.

d. Langkah – langkah dengan investasi besar.

Lampiran – lampiran pada laporan rekomendasi ini memasukkan :

1. Tarif energi

2. Perhitungan – perhitungan energi.

2.2 Tujuan Audit Energi

Setelah mendapatkan hasil uji, auditor energi menganalisa hasil tersebut

melalui suatu kalkulasi dengan menggunakan materi pendukung yang ada

(misalnya tabel dan bagan). Kemudian hasil uji tersebut digunakan untuk

menyusun neraca energi, dimulai dari setiap peralatan yang diuji. Dari neraca

Page 37: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

19

energi, dapat ditentukan efisiensi dan ada tidaknya peluang penghematan biaya

energi. Setelah itu, dilakukan pengujian lebih rinci terhadap setiap peluang,

perkiraan biayanya dan manfaat dari pilihan-pilihan yang telah ditentukan.

Hasil akhir AET akan berupa laporan terinci yang memuat rekomendasi

disertai dengan manfaat dan biaya terkait serta program pelaksanaannya.

Secara umum cukup sulit untuk menyimpulkan besarnya penghematan

yang dapat diidentifikasi melalui audit energi. Namun begitu, penghematan

biasanya mendekati jumlah yang cukup berarti, sekalipun melalui audit energi

yang paling sederhana. Sebagai petunjuk kasar, audit energi awal diharapkan

dapat mengidentifikasi penghematan sebesar 10 persen, yang umumnya dapat

dicapai melalui tindakan house keeping atau tindakan lain. Audit energi

terinci seringkali dapat mencapai penghematan sebesar 20 persen atau lebih untuk

jangka menengah dan panjang.

2.3 Analisis peluang hemat energi berdasarkan Standar Nasional Indonesia

(SNI) 03-6196-2000

a. Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, selanjutnya perlu ditindak

lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan cara

membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus

dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang

direkomendasikan.

Page 38: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

20

b. Analisis peluang hemat energi dapat juga dilakukan dengan penggunaan

program komputer yang telah direncanakan untuk kepentingan itu dan diakui

oleh masyarakat profesi.

c. Penghematan energi pada bangunan gedung harus tetap memperhatikan

kenyamanan penghuni.

Analisis peluang hemat energi dilakukan dengan usaha antara lain:

a. Menekan penggunaan energi hingga sekecil mungkin (mengurangi daya

terpasang/terpakai dan jam operasi);

b. Memperbaiki kinerja peralatan;

c. Menggunakan sumber energi yang murah;

2.4 Air Conditioning (AC)

Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara

sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan.

Selain itu, mengatur aliran udara dan kebersihannya. Sistem penyegaran udara

pada umumnya dibagi menjadi dua golongan utama yaitu :

a. Penyegaran udara untuk kenyamanan

Menyegarkan udara ruangan untuk memberikan kenyamanan kerja bagi

orang yang melakukan kegiatan tertentu.

b. Penyegaran udara untuk industri

Menyegarkan udara ruangan karena diperlukan oleh proses, bahan,

peralatan atau barang yang ada di dalamnya.

Page 39: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

21

Pengkondisian udara atau sistem tata udara atau air conditioning, adalah

usaha mengolah udara untuk mengendalikan temperature ruangan, kelembaban

relatif, kualitas udara, dan penyegarannya untuk menjaga persyaratan kenyamanan

(comfort) bagi penghuni ruangan.

2.5 Konsumsi Dan Penghematan Energi

1) Analisis Peluang Hemat Energi

a. Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, selanjutnya perlu

ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan cara

membandingkan. Potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus

dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang

direkomendasikan.

b. Analisis peluang hemat energi dapat juga dilakukan dengan penggunaan

program komputer yang telah direncanakan untuk kepentingan itu dan

diakui oleh masyarakat profesi.

c. Penghematan energi pada bangunan gedung harus tetap memperhatikan

kenyamanan penghuni.

2) Analisis peluang hemat energi dilakukan dengan usaha antara lain:

a. Menekan penggunaan energi hingga sekecil mungkin (mengurangi daya

terpasang/terpakai dan jam operasi).

b. Memperbaiki kinerja peralatan.

c. Menggunakan sumber energi yang murah.

Page 40: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di kampus induk Universitas Teuku

Umar (UTU) – Alue Peunyareng, Meulaboh berdasarkan pada pamasangan

ampere meter yang digunakan oleh Gedung Rektorat, Fakultas Ekonomi dan

Fakultas Teknik. Penelitian dilakukan dengan mengambil objek jumlah

pemakaian energi listrik di kampus tersebut dan dibandingkan dengan luas

bangunan penggunaan energi serta dikalikan dengan tingkat hunian bangunan,

sehingga menghasilkan nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) yang akan

dibandingkan dengan standard IKE sesuai rekomendasi.

Waktu pelaksanaan penelitian yang mencakup pengambilan data di

Gedung Rektorat, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik Universitas Teuku

Umar (UTU) – Alue Peunyareng, Meulaboh dan pengolahan data sehingga

menghasilkan hasil yang diharapkan memerlukan waktu sekitar 2 minggu.

3.2 Metodologi Penelitian

Proses Audit Energi yang dilaksanakan/dilakukan pada penelitian ini

adalah ditunjukkan pada bagan alir penelitian, seperti diperlihatkan pada gambar

3.1, yang terdiri dari :

Page 41: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

23

3.2.1. Audit Energi Awal

Proses audit energi dimulai dengan mencari nilai Intensitas Konsumsi

Energi (IKE) pada bangunan utama gedung kampus Universitas Teuku Umar

(UTU) – Alue Peunyareng, Meulaboh berdasarkan pada pemasangan ampere

meter tiap bangunan.

Pengambilan data tersebut memanfaatkan data historis penggunaan energi

pada tiap bangunan, data-data luasan area bangunan serta luasan area kampus

yang meliputi :

› Dokumentasi bangunan

› Pembayaran rekening listrik bulanan selama setahun terakhir

› Tingkat hunian (occupancy rate) bangunan

Page 42: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

24

Gambar 3.1 : Bagan alir prosedur evaluasi Intensitas Konsumsi Energi (IKE)

Mulai

Pengumpulan data dan penyusunan datahistoris : energi listrik, luas bangunan dan

jumlah penghuni bangunan

Hasil : data historis energilistrik, luas bangunan, danjumlah penghuni bangunan

Menghitung besar Intensitas KonsumsiEnergi (IKE)

Evaluasi IKE >persyaratan

Indentifikasi peluang penghematan energilistrik

Analisis peluang penghematan energilistrik

Rekomendasi peluang penghematan energilistrik

Selesai

Ya

Tidak

Page 43: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

25

3.2.2. Audit Energi Rinci

Audit energi rinci adalah audit energi yang dilakukan menggunakan alat-

alat ukur yang sengaja dipasang untuk mengetahui besarnya konsumsi energi.

Audit energi rinci diperlukan bila hasil audit awal menunjukkan

pemakaian energi yang melebihi standard atau perhitungan IKE gedung melebihi

IKE standard di Indonesia. Kegiatan audit energi rinci meliputi pengukuran secara

rinci dari penerangan, AC, komputer, air bawah tanah dan Laboratorium.

Page 44: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Penelitian

Dari hasil survei didapatkan data komposisi luas bangunan/ruang, tingkat

konsumsi energi selama setahun dan data pemakaian (occupancy rate)

gedung/ruang.

Bangunan kampus universitas teuku umar - meulaboh memiliki komposisi

sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Komposisi Luas Bangunan dan Ruang

No. No. IDPelanggan

Nama Bangunan Jumlah Luas(m2)

1. DA 0262078Aula, Kedekanan Fak. Eknomi,Ruang kuliah fak. Ekonomi,Perpustakaan UTU

840

2. DA 0285483Lab. Komputer, Lab. Basah fakPerikanan, Ruang kuliah fak.Perikanan, Gedung Rektorat

928

3. DA 0331054Kedekanan dan Ruang KuliahFak. Teknik

320

Dari beberapa tipe gedung atau ruangan memiliki karakteristik-

karakteristik yang berbeda. Kantor dan perpustakaan digunakan secara kontinyu

rutin setiap hari selama hari kerja. Kelas hanya digunakan pada waktu proses

kegiatan belajar mengajar dengan beban yang bervariasi dari pagi hingga sore

hari. Laboratorium dipakai secara temporer dengan beban daya yang relatif tinggi.

Page 45: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

27

Tabel 4.2 : Biaya konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0262078

No. Bulan Pemakaian (KWh) Biaya (Rp)

1. Januari 187,4 1.777.1892. Februari 197,0 1.868.2293. Maret 192,8 1.828.3994. April 203,3 1.927.9755. Mei 184,3 1.747.7906. Juni 210,8 1.999.1007. Juli 195,2 1.851.1598. Agustus 175,6 1.665.2829. September 111,7 1.059.29510. Oktober 238,1 2.257.99711. November 284,5 2.698.02712. Desember 240,5 2.280.757

Maksimum 284,5 2.698.027

Minimum 111,7 1.059.295

Rata-rata 201,8 1.913.433

TOTAL 2421,2 22.961.199

Tabel 4.2 menunjukkan pemakaian energi listrik di kampus Universitas

Teuku Umar - Meulaboh secara keseluruhan setiap bulan untuk IDPEL 0262078.

Konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0262078

050

100150200250300

Janu

ari

Februa

riMare

tApri

lMei

Juni Ju

li

Agustu

s

Septem

ber

Oktobe

r

Novembe

r

Desembe

r

Bulan

Pem

akai

an (K

Wh)

Gambar 4.1 : Data konsumsi energi listrik selama setahun untuk IDPEL 0262078

Page 46: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

28

Dari gambar 4.1 terlihat bahwa terjadi variasi penggunaan energi listrik

selama setahun untuk IDPEL 0262078. Penggunaan energi listrik tersebut

dipengaruhi oleh penggunaan bangunan/ruang pada waktu tertentu. Penggunaan

energi listrik terbesar terjadi pada bulan November yaitu sebesar 284,5 KWh dan

pemakaian terkecil terjadi pada bulan September yaitu sebesar 111,7 KWh.

Tabel 4.3 : Biaya konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0285483

No. Bulan Pemakaian (KWh) Biaya (Rp)

1. Januari 1285,6 1.663.8232. Februari 2881,7 3.729.4963. Maret 2495,1 3.229.1584. April 2570,8 3.327.1295. Mei 2306,5 2.985.0726. Juni 2610,3 3.378.2507. Juli 2576,7 3.334.7658. Agustus 2136,3 2.764.8159. September 1693,3 2.191.46810. Oktober 2511,1 3.249.86511. November 2461,0 3.185.02612. Desember 1447,9 1.873.872

Maksimum 2881,7 3.729.496

Minimum 1285,6 1.663.823

Rata-rata 2.248 2.909.395

TOTAL 26.976,3 34.912.739

Tabel 4.3 menunjukkan pemakaian energi listrik di kampus Universitas

Teuku Umar - Meulaboh secara keseluruhan setiap bulan untuk IDPEL 0285483.

Page 47: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

29

Konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0285483

0500

100015002000250030003500

Janu

ari

Februa

ri

Maret

April

MeiJu

ni Juli

Agustu

s

Septem

ber

Oktobe

r

Novembe

r

Desembe

r

Bulan

Pem

akai

an (K

Wh)

Gambar 4.2 : Data konsumsi energi listrik selama setahun untuk IDPEL 0285483

Dari gambar 4.2 terlihat bahwa terjadi variasi penggunaan energi listrik

selama setahun untuk IDPEL 0285483. Penggunaan energi listrik tersebut

dipengaruhi oleh penggunaan bangunan/ruang pada waktu tertentu. Penggunaan

energi listrik terbesar terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 2881,7 KWh dan

pemakaian terkecil terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 1285,6 KWh.

Page 48: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

30

Tabel 4.4 : Biaya konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0331054

No. Bulan Pemakaian (KWh) Biaya (Rp)

1. Januari 491,0 397.5622. Februari 569,5 461.1243. Maret 467,6 378.6154. April 418,0 338.4545. Mei 479,1 387.4276. Juni 552,9 447.6837. Juli 628,6 508.9778. Agustus 493,4 399.5129. September 375,1 303.71810. Oktober 611,8 495.37411. November 671,9 544.03712. Desember 750,3 607.517

Maksimum 750,3 607.517

Minimum 375,1 303.718

Rata-rata 542,4 439.167

TOTAL 6.509,2 5.270.000

Tabel 4.4 menunjukkan pemakaian energi listrik di kampus Universitas

Teuku Umar - Meulaboh secara keseluruhan setiap bulan untuk IDPEL 0331054.

Konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0331054

0100200300400500600700800

Janu

ari

Februa

ri

Maret

April

MeiJu

ni Juli

Agustu

s

Septem

ber

Oktobe

r

Novembe

r

Desembe

r

Bulan

Pem

akai

an (K

Wh)

Gambar 4.3 : Data konsumsi energi listrik selama setahun untuk IDPEL 0331054

Page 49: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

31

Dari gambar 4.3 terlihat bahwa terjadi variasi penggunaan energi listrik

selama setahun untuk IDPEL 0331054. Penggunaan energi listrik tersebut

dipengaruhi oleh penggunaan bangunan/ruang pada waktu tertentu. Penggunaan

energi listrik terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 750,3 KWh dan

pemakaian terkecil terjadi pada bulan September yaitu sebesar 375,1 KWh.

Tingkat pemakaian bangunan/ruang di kampus Universitas Teuku Umar –

Meulaboh sebagaimana kampus pada umumnya, cukup bervariasi. Penggunaan

bangunan/ruang sangatlah dipengaruhi oleh beberapa agenda baik itu yang ada di

kampus maupun agenda hari libur pekanan maupun libur besar yang ada seperti

hari raya, tahun baru atau liburan perkuliahan.

Kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh mempunyai data occupancy

rate berdasarkan tipe bangunan/ruang. Penyajian data occupancy rate pada tahun

2013 dapat dilihat pada table 4.5 dan dapat diperhitungkan bahwa rata-rata tingkat

hunian (occupancy rate) di Kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.5 : Tingkat pemakaian ruang/gedung

No. Nama Bangunan Persentase (%)

1.Aula, Kedekanan Fak. Eknomi, Ruang kuliah fak.Ekonomi, Perpustakaan UTU

80

2.Lab. Komputer, Lab. Basah fak Perikanan, Ruangkuliah fak. Perikanan, Gedung Rektorat

80

3. Kedekanan dan Ruang Kuliah Fak. Teknik 80

Page 50: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

32

4.2 Analisis Data Tingkat Konsumsi Energi

Perhitungan besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) di kampus

Universitas Teuku Umar – Melaboh dilakukan berdasarkan IDPEL penggunaan

energi listrik yang terpasang pada masing-masing bangunan/ruang, seperti yang

telah diperlihat pada tabel 4.1.

4.2.1 Perhitungan IKE untuk IDPEL 0262078

Dari tabel 4.2 dapat diketahui jumlah total pemakaian energi listrik sebesar

2421,2 KWh dengan biaya yang harus dibayarkan ke PLN selama setahun antara

Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 adalah sebesar Rp 22.961.199.

Dari data luas bangunan/ruang dan konsumsi energi serta tingkat

occupancy rate maka dapat dihitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE)

kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh selama setahun untuk IDPEL

0262078 adalah sebagai berikut :

RoomAreaxRateOcc

TotalKWhIKE

.

8408,0

2,2421

x

pertahunmKWh 2/6,3

4.2.2 Perhitungan IKE untuk IDPEL 0285483

Dari tabel 4.3 dapat diketahui jumlah total pemakaian energi listrik sebesar

26.976,3 KWh dengan biaya yang harus dibayarkan ke PLN selama setahun

antara Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 adalah sebesar Rp

34.912.739.

Page 51: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

33

Dari data luas bangunan/ruang dan konsumsi energi serta tingkat

occupancy rate maka dapat dihitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE)

kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh selama setahun untuk IDPEL

0285483 adalah sebagai berikut :

RoomAreaxRateOcc

TotalKWhIKE

.

9288,0

3,26976

x

pertahunmKWh 2/3,36

4.2.3 Perhitungan IKE untuk IDPEL 0331054

Dari tabel 4.4 dapat diketahui jumlah total pemakaian energi listrik sebesar

6.509,2 KWh dengan biaya yang harus dibayarkan ke PLN selama setahun antara

Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 adalah sebesar Rp 5.270.000.

Dari data luas bangunan/ruang dan konsumsi energi serta tingkat

occupancy rate maka dapat dihitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE)

kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh selama setahun untuk IDPEL

0331054 adalah sebagai berikut :

RoomAreaxRateOcc

TotalKWhIKE

.

3208,0

2,6509

x

pertahunmKWh 2/4,25

Page 52: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

34

Perbandingan nilai IKE terhadap IDPEL

3,6

36,3

25,4

05

10152025303540

262078 285483 331054

IDPEL

IKE

Gambar 4.4 : Perbandingan nilai IKE terhadap IDPEL

Dari perhitungan nilai-nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) menurut

IDPEL masing-masing, maka dapat disajikan gambar yang memberikan gambaran

perbandingan nilai IKE terhadap IDPEL.

Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Intensitas Konsumsi Energi

(IKE) untuk masing-masing IDPEL adalah tidak sama. Nilai IKE terbesar terjadi

pada IDPEL 285483 dengan nilai sebesar 36,6 KWh/m2 pertahun dan nilai IKE

terkecil terjadi pada IDPEL 262078 dengan nilai sebesar 3,6 KWh/m2 pertahun.

4.2.4 Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) rata-rata keseluruhan

Dari perhitungan nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) rata-rata

keseluruhan kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh yaitu sebesar 21,8

KWh/m2 pertahun, maka bila dibandingkan dengan nilai Intesitas Konsumsi

Energi (IKE) standar ASEAN-AUSAID tahun 1987 untuk bangunan perkantoran

Page 53: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

35

di Indonesia adalah sebesar 240 KWh/m2 pertahun sehingga ada selisih sebesar

218,2 KWh/m2 pertahun yaitu berada dibawah standar.

Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) yang berada jauh di bawah standar

ini dapat terjadi karena beberapa kemungkinan :

1. Pemakaian energi yang rendah dikarenakan fasilitas ruangan belum memenuhi

standar.

2. Pemakaian energi yang rendah dikarenakan fasilitas ruangan yang sudah

memenuhi standar belum digunakan secara maksimal.

3. Pemakaian energi yang rendah karena dibatasi oleh daya listrik yang terpasang

sehingga saat beban puncak (waktu jam kerja) penggunaan fasilitas tidak

dapat maksimal.

Page 54: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) rata-rata keseluruhan kampus

Universitas Teuku Umar - Meulaboh yaitu sebesar 21,8 KWh/m2 pertahun

masih dibawah nilai Intersitas Konsumsi Energi (IKE) standar yaitu sebesar

240 KWh/m2 pertahun.

2. Peralatan untuk ruangan standar di kampus Universitas Teuku Umar –

Meulaboh belum terpenuhi.

3. Daya terpasang dikampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh tidak dapat

mencukupi kebutuhan daya saat beban puncak sehingga sering terjadi trip di

MCB.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian, maka perlu diberikan beberapa saran antara lain :

1. Perlu adanya peningkatan daya listrik yang terpasang untuk memenuhi

kebutuhan energi listrik yang digunakan oleh peralatan-peralatan pada

bangunan/ruang.

2. Peralatan untuk standar ruangan perlu segera dipasang dan dimanfaatkan.

3. Perlu dilakukan audit energi rutin setahun sekali.

Page 55: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/706/1/BAB I_V.pdfgambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai. 2) Denah

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Smith, C.B. 1981. Energy Management Principle. Elsevier Science Ltd

2. Waterland, A.F. 1982. Energy Management Handbook. The FairmontPress, Inc

3. Badan Standardisasi Nasional, 2000. Prosedur Audit Energi padaBangunan Gedung. SNI 03-6169-2000.

4. Shiming D, Burnett J. 2002. Energy use and management in hotels inHong Kong. Hospitality Management 21 (2002) 371 – 380

5. Departemen Pendidikan Nasional RI (2004)

6. www.esdm.go.id (2005)

7. Direktorat Pengembangan Energi. Petunjuk teknis konservasi energi;Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Jakarta: DepartemenPertambangan dan Energi. Direktorat Jendral Pengembangan Energi.