metode pelaksanaan

Upload: alber-met

Post on 14-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LANGKAH KERJA PROJECT

TRANSCRIPT

BAB I

METODE PELAKSANAAN PEKERJAANNama Perusahaan:CV. RIZKY RAMADANINama Pekerjaan:Pembangunan Ruang Paviliun 2 Lantai (Lanjutan) RSUD Kab. Pidie (OTSUS)Tahun:2014A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPANII. PEKERJAAN LANTAI I

A. PEKERJAAN TANAH & PONDASII

B. PEKERJAAN BETON BERTULANGC. PEKERJAAN PASANGAN BATA DAN PLESTERAN

D. PEKERJAAN DINDING PARTISI, KOZEN, PINTU & JENDELA

E. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK

F. PEKERJAAN INSTALASI AIR DAN SANITASI

G. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

III. PEKERJAAN LANTAI II

A. PEKERJAAN BETON BERTULANG

B. PEKERJAAN PASANGAN BATA DAN PLESTERAN

C. PEKERJAAN DINDING PARTISI, KOZEN, PINTU & JENDELA

D. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND

Pekerjaan harus dikerjakan menurut syarat dan uraian di dalam RKS ini baik dalam gambar gambar dan persyaratan teknis, data petunjuk dan perintah Direksi pada rapat pemberian penjelasan maupun selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

B.METODE PELAKSANAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN1. Pembersihan dan PerataanSebelum pekerjaan dilakukan, maka kami akan terlebih dahulu melakukan Pembersihan yang terdapat di lokasi pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi pembersihan semua tanaman tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar pohon yang terkena bangunan dan halaman sekeliling bangunan Serta Pembongkaran Bangunan Lama., material hasil pembongkaran serta pembersihan tersebut diangkut keluar lokasi pekerjaan.

2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank Menentukan lokasi/kedudukan bangunan dan menentukan elevasi Nol (sesuai dengan gambar kerja).

Membuat tiang bowplank dan harus kuat di pancang.

Sebelum papan dipasang terlebih dahulu diukur dengan waterpass (timbang air) dengan sudut persudut harus siku.

3. Papan Nama Proyek

Sebelum dimulainya pekerjaan utama, maka terlebih dahulu kami akan membuat serta memasang papan nama proyek yang menerangkan data umum pekerjaan serta nilai kontrak serta papan penunjuk arah masuk lokasi kegiatan. Bahan serta ukuran yang digunakan mengacu pada spesifikasi teknis. Pemasangannya dilokasi pekerjaan, dimana mudah dilihat serta dibaca oleh umum.

4. Pekerjaan Gudang dan Direksi ket

Sebelum dimulainya pekerjaan utama, maka terlebih dahulu kami akan membuat bangunan sementarasekitar untuk dijadikan fasilitas Direksi Keet serta Gudang tempat penyimpanan peralatan/bahan kerja, guna untuk memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan yang waktunya relative singkat. B. PEKERJAAN TANAH & PONDASI1. Galian Tanah Pondasi Tapak Pekerjaan galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman dan type pondasi yang telah ditentukan ( Pondasi Tapak, Pondasi Menerus dan Trap Tangga ) Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar kerja (bestek). Jika pada galian ditemukan akar akar pohon atau bagian tanah yang longsor (tidak padat) maka pada bagian ini harus segera dikeluarkan seluruhnya dan lubang tersebut diisi dengan pasir urug dan batu koral lapis demi lapis disiram air sampai jenuh, sehingga mencapai permukaan yang diinginkan.2. Urugan Kembali Galian Tanah

Pengurugan tanah bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Pengurugan tanah bekas galian dilakukan setelah pengecoran pondasi selesai dikerjakan. Setelah diurug kemudian dipadatkan dengan menggunakan hand stamper.3. Urugan Pasir dibawah Pondasi

Pasir urug sebagai alas pondasi harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali asam maupun bahan organik lainnya.4. Timbunan Tanah Bawah Lantai Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur sesuai spesifikasi yang diminta. Material timbunan ini harus mudah dipadatkan. Material timbunan tanah harus dipadatkan lapisan demi lapisan dengan Alat Stamper. Tebal minimal tiap lapisan adalah 30 cm.5. Pasir Urug Bawah Lantai

Pasir urug sebagai alas pondasi harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali asam maupun bahan organik lainnya.C. PEKERJAAN BETON BERTULANG1. Pasir Alas Bawah Pondasi Pasir urug sebagai alas pondasi harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali asam maupun bahan organik lainnya.2. Pekerjaan Aanstamping Batu Kosong Pekerjaan ini dilaksanakan dengan manual dan sesuai gambar Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pasangan batu gunung untuk pondasi. Sebelum batu gunung dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk penyesuaian dengan gambar lapangan dan dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan pemasangan batu.

Sebelum dilakukan pemasangan batu, pekerja terlebih dahulu akan dipasang benang ukur agar pemasangan batu rapi dan teratur.

Dibawah dasar pasangan batu diberikan pasir dan dipadatkan, sebagai lantai kerja. Lapisan ini juga dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu tersebut.

3. Pas. Pondasi Batu Kali Pekerjaan batu gunung digunakan campuran 1 Pc : 4 Ps, jenis batu yang dipakai adalah keras, berat, tidak poros dan bewarna kekuning-kuningan.

Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi.

Di bawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal 5cm dan dipadatkan sebagai lantai kerja. Di astas pasir dipasang aanstamping untuk pondasi batu gunung yang terdiri dari batu gunung dan pasir pasang. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.4. Lantai Kerja Beton Cor Mutu K.100 Setelah pasir urug selesai dikerjakan, selanjutnya dilakukan pengecoran beton dengan mutu K-100..

Pengecoran dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan benang ukur untuk kegunaan ketebalan pengecoran.Sebelum dilakukan pengecoran, terlebih dahulu dipasang cetakan dan pembesian sesuai dengan gambar kerja.

Beton dengan mutu K-100 baik dari hasil pengadukan Agregate mixer/ Molen/ Truck Mixer dituang setelah sebelumnya dilakukan test slump.Tahapan pelaksanaannya sesuai dengan Schedule.5. Pondasi Tapak

a. Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah mutu beton BO untuk pekerjaan beton biasa. Mutu beton K250 untuk : Tapak Beton Bertulang

Sloof beton Bertulang

Kolom beton bertulang;

Balok-balok beton bertulang;

Ring Balok beton Bertulang

Plat lantai beton bertulang.

Pemborong harus memberikan/membuat kualitas beton yang baik dengan memperhatikan data-data pelaksanaan sesuai petunjuk pengawas. Selama pelaksanaan harus dibuat benda - benda uji menurut ketentuan yang disebut pada pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971. Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai disini adalah sekitar 0,52-0,555, maka pemasukan bahan adukan + kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima). Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton dibawahkan dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali dengan besi 15 mm panjang 30 Cm dengan ujung yanng bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang dibawahnya setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya). Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, konsol, kamar mandi dan WC, talang beton, dan lantai. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas atas biaya Pemborong. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 3, 7, 14, 21, 28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase kekuatan yang diminta pada 28 hari, untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI-1971. Angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditentukan dalam PBI-1971. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh adukan masuk ke dalam mixer. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Direksi/Konsultan Pengawas wajib memeriksa pembesian yag terpasang pada daerah yang akan di cor. Diluar uraian diatas untuk pekerjaan yang memerlukan penggunaan beton bukan sebagai struktur utama (misalnya : beton rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak dan dicor berdasar ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).6. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan/BekistingBesi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran < 14 mm digunakan U 24 dan besi dengan ukuran 14 mm digunakan U 32. Bending Schedule dan Pergantian Besi Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat Bending Schedule (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan dimintakan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas Dalam hal dimana berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yag ada, maka :

Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yag tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk informasi. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari perencanaan. Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan degan persetujuan tertulis dari perencanaan konstruksi. Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yanng sesuai dengan yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas). Pergantian tersebut boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian pengetar.7. Bahana. Semen

Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat ditukartukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan :

Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.

Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai.

Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakuka menurut urutan pengiriman.

b. Pasir Beton

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

c. Kerikil

Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan kerikil harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur utuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.d.Air

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.e. Besi Beton

Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik minimum 24 Kg/cm untuk ukuran < 14 mm dan baja sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm) untuk ukuran 14 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter terdekat dengan catatan :1. Cetakan dan acuan

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal 5.1 PBI-1971.2. Mutu Beton

Mutu beton yang digunakan untuk struktur adalah K250 perbandingan 1 Pc : 1 Ps : 2 Kr. Untuk kolom praktis, balok latai, luifel dan meja washtafel menggunakan mutu beton K175 dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Untuk dak Beton perlu dilapisi dengan lapisan pencegah bocor.

3. Adukan Beton

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu : Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yag sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.4. Pengecoran

Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yag tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoraan kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.Pasangan Bata

2.1 Persyaratan Bahan

Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut sikusiku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air. Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat sendiri setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak dapat dipakai. Ukuran batu bata nominal yang digunakan adalah 23 x 11 x 5 cm denagn toleransi 5 mm. Pembongkaran batu bata dari kenderaan pada saat pemasukan barang harus dilakukan dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat. Semen dan Air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.Plasteran

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata.

2. Persyaratan Bahan

Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton bertulang.3. Pedoman Pelaksanaan

a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :

Dinding dibersihkan dari semua kotoran

Dinding dibasahi dengan air

Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.

Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik.b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :2 Ps , sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.

c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidangbidang yang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesterannya.Dalam pelaksanaan proyek ini kami tetap memperhatikan aspek analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL) seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi. Personil yang profesional akan ditempatkan untuk mengawasi mutu baik mutu pekerjaan, waktu dan biaya. Spesifikasi teknis, gambar kerja yang disetujui Direksi dan dokumen kontrak merupakan acuan kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan ini.PEKERJAAN ATAP

Pekerjaan atap menggunakan atap, Rabung dan atap genteng metal dengan rangka yang dipakai

adalah rangka baja ringan. Atap genteng metal adalah lembaran atap bitumen bergelombang yang dikembangkan selama lebih dari 50 tahun untuk menghasilkan atap yang tahan terhadap cuaca. Genteng metal terbuat dari lapisan tunggal serat organik yang dicampur dengan bitumen melalui proses penekanan dan pemanasan yang tinggi. System pewarnaan pigmen yang digunakan menghasilkan lembaran onduline yang tahan terhadap sinar UV.

PEKERJAAN INSTALASI SANITASI

Pekerjaan sanitasi meliputi instalasi pipa pembuang air hujan, instalasi air kotor dan air bersih. Pipa pembuang air hujan menggunakan pipa PVC. Pipa jaringan air bersih menggunakan pipa PVC ukuran . Pipa instalasi air kotor menggunakan pipa PVC 3. Untuk setiap ukuran pipa masing-masing menggunakan sambungan PVC sesuai ukuran. Ringkasan : Pipa PVC adalah pipa plastik polivinil khlorida yang terbuat antara resin PVC dengan bahan stabiliser, pelumas dan pigmen. Bahan dasar terdiri atas; pipa dan sambungan; bahan pekerjaan ulang (adalah: bahan sisa pekerjaan, yang dihasilkan oleh pabrik pembuat pipa dan fiting tersebut, dapat digunakan oleh pabrik untuk keperluan yang sama) dan Lem. Syarat untuk pelayanan air minum adalah bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pipa, kopling dan lem tidak boleh larut dalam air yang dapat menyebabkan keracunan); Persyaratan pipa mencakup: 1) Kualitas pekerjaan, antara lain, seluruh pipa harus homogen, tidak berlubang-lubang, tidak retak, tidak terjadi penyumbatan dan kerusakan-kerusakan lainnya. 2) Dimensi mencakup; batang pipa, bellend dengan sambungan gasket elastomer dan Bell-end dengan sambungan lem. 3) Sifat fisik, meliputi Tekanan kerja, Tekanan hidrostatik, Ketahanan linjak, kualitas esktrusi.Pembersihan Akhir

Pada saat semua Item pekerjaan selesai dikerjakan harus dilakukan pembersihan akhir lokasi proyek. Pembersihan meliputi pemindahan material bekas pekerjaan, pengecekan pekerjaan akhir, pengecekan mutu bangunan dan kelengkapan Item-item pekerjaan sesuai dengan daftar kerja yang terdapat di dalam RAB.

Demikianlah gambaran umum Metode Pelaksanaan Pembangunan Ruang Paviliun 2 Lantai (Lanjutan) RSUD Kab. Pidie (OTSUS). yang dapat kami sampaikan, untuk lebih detailnya akan disesesuaikan dengan kondisi dilapangan.

PAGE