metode pelaksanaan

11
1 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Pekerjaan : PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH SMK PENERBANGAN ACEH Lokasi : BLANG BINTANG - ACEH BESAR Tahun Anggaran : 2014 A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN A PEKERJAAN PERSIAPAN B PEKERJAAN PENGEBORAN ( Termasuk Pengadaan Bentonit) C PEKERJAAAN TOWER 1 PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI 2 PEKERJAAN BETON BERTULANG 3 PEKERJAAN LAIN-LAIN Pekerjaan harus dikerjakan menurut syarat dan uraian di dalam RKS ini baik dalam gambar dan persyaratan teknis, data petunjuk dan perintah Direksi pada rapat pemberian penjelasan maupun selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. B. METODE PELAKSANAAN A. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Mobilasasi Dan Demobilasasi Peralatan Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisas bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, danperlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, danmengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja. 2. Survey Geolistrik Survey geolistrik ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum sebaran tahanan jenis lapisan batuan secara vertical di lokasi pengamatan, terutama sebaran lapisan batuan yang diduga dapat berfungsi sebagai lapisan pembawa air tanah. Tujuan dari survey ini diharapkan dapat memberikan data dan masukan bagi pengguna, tentang kemungkinan letak keberadaan air tanah dilokasi survey.

Upload: alber-met

Post on 28-Sep-2015

150 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

METODE PELAKSANAAN GEDUNG

TRANSCRIPT

  • 1

    METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Pekerjaan : PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH SMK PENERBANGAN ACEH

    Lokasi

    : BLANG BINTANG - ACEH BESAR

    Tahun Anggaran : 2014

    A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

    A PEKERJAAN PERSIAPAN

    B PEKERJAAN PENGEBORAN ( Termasuk Pengadaan Bentonit)

    C PEKERJAAAN TOWER

    1 PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

    2 PEKERJAAN BETON BERTULANG

    3 PEKERJAAN LAIN-LAIN

    Pekerjaan harus dikerjakan menurut syarat dan uraian di dalam RKS ini baik dalam

    gambar dan persyaratan teknis, data petunjuk dan perintah Direksi pada rapat pemberian

    penjelasan maupun selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

    B. METODE PELAKSANAAN

    A. PEKERJAAN PERSIAPAN

    1. Mobilasasi Dan Demobilasasi Peralatan

    Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisas bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan,

    personil, danperlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan,

    danmengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.

    2. Survey Geolistrik

    Survey geolistrik ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum sebaran tahanan jenis

    lapisan batuan secara vertical di lokasi pengamatan, terutama sebaran lapisan batuan yang

    diduga dapat berfungsi sebagai lapisan pembawa air tanah. Tujuan dari survey ini diharapkan

    dapat memberikan data dan masukan bagi pengguna, tentang kemungkinan letak keberadaan

    air tanah dilokasi survey.

  • 2

    3. Pembuatan Bak Lumpur Dan Saluran Sirkulasi

    Lumpur yang dihasilkan dari pengeboran akan menimbulkan masalah bila langsung dibuang

    begitu saja dalam jumlah besar ke tempat penimbunan, Tujuan utama pengolahan lumpur

    adalah mengurangi volume lumpur dengan cara memisahkan air dari dalam lumpur sebelum

    dibuang, agar mempermudah masalah pengangkutan. Untuk itu pengurangan kandungan air

    dan volume lumpur merupakan hal yang penting. Oleh karena itu harus dibuat bak lumpur dan

    saluran sirkulasinya, pembuatan bak lumpur harus sesuai dengan spesifikasi gambar dan

    dibawah arah kontraktor.

    B. PEKERJAAN PENGEBORAN ( Termasuk Pengadaan Bentonit)

    1. Pengeboran Casing Conductoe 14 inchi

    Dari kedalaman 0 - 12 m

    Casing merupakan pipa selubung yang berfungsi untuk:

    * Melindungi lubang bor dari pengaruh fluida formasi dan tekanan disekitarnya.

    * Melindung lubang bor dari guguran.

    *Memisahkan formasi produktif satu dengan lainnya.Bersama-sama semen memperkuat

    dinding lubang serta mempermudah operasi produktf nantinya.

    Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan gambar

    konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen) harus

    didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.

    Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari pemahaman

    aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu

    memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan kapasitas yang optimal dengan

    memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar pemboran.

  • 3

    2. Pengeboran Pilot Hole 6 inchi

    Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter lobang kecil

    sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai dengan 8

    inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor yang digunakan

    Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :

    Kekentalan (viskositas) Lumpur bor;

    Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya (penetrasi

    waktu permeter);

    Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.;

    Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik

    kecil atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan kedalamanya.

    Adapun maksud pengambilan sample cutting adalah sebagai data pendukung hasil

    electrical logging untuk menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer).

    3. Pengukuran Logging (Resistivity dan Sp)

    Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap pekerjaan

    ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen).

    Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut

    menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang bor

    dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam lubang elektroda yng

    kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus kembali ke elektroda

    di permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan. Penurunan inilah yang diukur.

    4. Pembesaran Lubang Bor/Reaming (reaming hole 9 5/8 inchi)

    Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan diameter

    konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.

    Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap pekerjaan

    pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak perlu diambil

    lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6 inchi. Hal ini dimaksudkan

    untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan saringan (sreen) serta masuknya

    penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

  • 4

    PENGADAAN DAN PEMASANGAN

    1 Pipa konductor PVC 10 inci

    2 Pipa Jambang 6 inci (galvanis); 3,2 mm

    3 Pipa naik 3 inci (galvanis); 3,2 mm

    4 Screen Low carbon steel 30% 3 inci

    5 Pipa PVC (AW) diameter 1 1/4 inci

    6 Elbow pipa PVC 1 1/4 inci

    7 Lem Pipa PVC

    8 Stop kran 1 1/4 inci

    9 Sentralizer (pelurus)

    10 Bottom Cup

    11 Gravel pack (kerikil pembalut)

    12 Clay pack (lempung pembalut)

    13 Beton lantai sumur

    14 Flange (penutup sumur)

    15 Grouting cement/mortar

    16 Reducer 6"x 3"

    Bahan-bahan yang diperlukan pihak kontraktor harus mempersiapkannya supaya tidak

    mengganggu proses pengerjaan pengeboran ini, kemudian alat-alat tersebut dipasang

    sesuai dengan petunjuk gambar yang telah direncanakan.

    PEKERJAAN FINISHING

    1. Pencucian, pembersihan lubang sumur (sesuai spesifikasi teknis)

    a. Water Jetting

    Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang

    mempunyai 4 lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-tiap

    interval saringan secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa bor yang

    dihubungkan dengan pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang

    memompakan air bersih kedalam sumur dalam.

    Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-

    mutar pipa penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen).

    b. Air Lift

    Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur dalam

    dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini dilakukan

  • 5

    mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan hingga ke dasar

    sumur dalam.

    2. Pumping Test

    Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui kondisi akuifer

    dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis serta kapasitas pompa

    ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut.

    Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :

    a. Muka air tanah awal (pizometrikawal)

    b. Debit pemompaan

    c. Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down)

    d. Waktu sejak dimulai pemompaan

    e. Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan

    f. Waktu setelah pompa dimatikan

    Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap :

    1) Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test)

    Uji pemompaan yang dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi debit yang

    berbeda.

    2) Uji pemompaan panjang

    Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap.

    Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan, pertengahan dan

    akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air adalah untuk pemeriksaan

    (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari sumur dalam tersebut memenuhi standar

    air minum yang diizinkan.

    3. Analisa sample air

    Kualitas air yang dianalisa adalah :

    - PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.

    - Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.

    - Jumlah zat pada terlarut (TDS).

    4. Dokumentasi dan laporan

    Kami membuat program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat kontrak dengan

    menggunakan CPM Network, program tersebut kami buat dalam dua bentuk yaitu bar chart

    dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan, antara lain mencerminkan :

  • 6

    a. Mulai, tanggal paling awal

    b. Selesai, tanggal paling akhir.

    c. Waktu yang diperlukan.

    d. Waktu float.

    e. Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan. Aktifitas yang terlihat pada

    program kami sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran waktu

    yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan pengiriman peralatan dan bahan kelapangan

    dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan. Dalam pelaksanaan

    pembuatan administrasi progress dan pelaporan, kami membuat dan mencatat segala aktifitas

    kegiatan lapangan dalam beberapa bagian :

    Laporan harian dimana laporan tersebut merupakan laporan periodik atas setiap

    bagian pekerjaan yang diminta konsultan pengawas dan direksi dalam bentuk yang disetujui

    Direksi. Laporan dimaksud memuat data-data, keadaan cuaca, jumlah tenaga kerja dan buruh

    yang diperkerjakan serta sesuai ketrampilannya, jumlah bahan-bahan ditempat pekerjaan,

    jumlah bahan yang sedang dipesan, volume kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan dan

    peralatan serta data-data percobaan laboratorium, kecelakaan kerja dan informasi yang lain

    berkaitan erat dengan kemajuan pekerjaan.

    Laporan mingguan memuat rekapitulasi kemajuan volume dari pelaksanaan kegiatan

    fisik dan non fisik yang tercantum pada RAB yang telah dicatat pada laporan harian, dan untuk

    disampaikan kepada konsultan pengawas dan direksi guna disetujui dan juga untuk perbaikan

    apabila terdapat kesalahan dalam penulisannya.

    Laporan bulanan memuat rekapitulasi kemajuan pekerjaan dari volume pelaksanaan

    kegiatan fisik dan non fisik yang tercantum dalam RAB yang dicatat pada laporan harian, dan

    laporan mingguan untuk disampaikan kepada konsultan pengawas dan direksi guna disetujui

    dan juga untuk perbaikan apabila ada kesalahan dalam penulisannya.

    Photo dokumentasi dalam setiap pelaksanaan kegiatan dilapangan kami mengambi

    photo dokumentasi dan menyerahkan photo tersebut kepada konsultan pengawas dan direksi

    mengenai kemajuan pekerjaann dengan ukuran 8 cm x 12 cm pada lokasi yang telah ditentukan

    oleh Direksi selama masa kontrak. Photo diambil pada waktu awal / sebelum pelaksanaan

    kegiatan / pekerjaan sedang dalam pelaksanaan dan telah selesainya pelaksanaan pekerjaan

    serta pada waktu lain yang ditentukan oleh konsultann pengawas dan Direksi. Photo-photo

    tersebut juga menjadi indicator dalam penilaian kemajuan pelakasanaan pekerjaan dilapangan

    yang mencerminkan setiap item pekerjaan fisik dan non fisik yang tercantum dalam RAB

    kontrak. Dalam proses pengambilan photo dokumetasi pihak kami merujuk kepada arahan dari

    konsultan pengawas dan Direksi.

  • 7

    PEKERJAAN MEKANIKAL

    1 Submersible pump, 3 Phase

    Kapasitas (L/min) : 30/200;

    3000 Watt, 3 Phase

    2 Panel kontrol 2 HP otomatic WLC

    3 Kabel pompa (NYYHY 3 X 2,5mm)

    4 Kabel WLC (NYYHY 3 x 1,5 mm)

    5 Elektroda WLC

    6 Lem cor kabel (3M)

    alat-alat tersebut dipasang sesuai dengan arahan konsultan dan spesifikasi gambar yang

    direncanakan.

    C. PEKERJAAAN TOWER

    I. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

    1. Galian Tanah Pondasi Tapak

    Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran dalam

    dan lebar, serta sesuai dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar. Penggalian melebihi

    kedalaman yang telah ditentukan, maka harus mengisi / mengurug kembali dengan bahan yang

    sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi dan spesifikasi pondasi. Menjaga agar

    lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah di kiri dan di

    kanannya (bila perlu dilindungi dengan alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air

    (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik.

    2. Urugan Pasir Alas Pondasi Tapak tebal 5 cm

    Pengurugan tanah bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis

    maksimum 15 cm. Pengurugan tanah bekas galian dilakukan setelah pengecoran pondasi selesai

    dikerjakan. Setelah diurug kemudian dipadatkan dengan menggunakan hand stamper.

    3. Pasangan Batu Kosong

    Pada saat pengerjaan lubang galian pondasi telah selesai dilakukan, maka bagian paling dasar

    dari lubang pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 5 cm, diatasnya diberi lapisan

    batu gunung/kali (Aanstamping) yang dipadatkan setebal 10 cm. Batu gunung/batu kali

    disusun dengan teratur, antara batu dengan batu harus diberi pemisah pasir urug. Batu gunung

    yang digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih, tanpa retak-retak dan tidak ada cacat yang

    mempengaruhi mutunya.

  • 8

    4. Urugan Tanah Kembali

    Pengurugan tanah bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis

    maksimum 15 cm. Pengurugan tanah bekas galian dilakukan setelah pengecoran pondasi selesai

    dikerjakan. Setelah diurug kemudian dipadatkan dengan menggunakan hand stamper.

    II. PEKERJAAN BETON BERTULANG

    1 Pondasi Tapak TP1 (160 X 160 cm)

    2 Kolom Beton Atas TP1 Bawah Sloof

    3 Sloof Beton Type 25 x 40 cm

    4 Kolom Beton Tipe K1 Uk. 40 x 40 cm

    5 Balok Tipe Uk. 25 x 40 cm Elv. 3 m

    6 Balok Tipe Uk. 25 x 40 cm Elv. 6 m

    7 Balok Tipe Uk. 25 x 40 cm Elv. 9 m

    8 Balok Tipe Uk. 20 x 35 cm Elv. 6 m

    9 Balok Tipe Uk. 20 x 35 cm Elv. 9 m

    10 Plat Lantai Tebal 12 cm Elv. 6 m

    11 Plat Lantai Tebal 12 cm Elv. 9 m

    Lingkup pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan item pekerjaan garis mutu, dan dimensi

    sesuai petunjuk dalam gambar kerja. Semua penggunaan bahan/material dan pelaksanaan

    dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis (PBBI: NI-2, 1971; SII; SNI; ACI; AASHTO; dan ASTM).

    Mutu beton yang direkomendasikan yang tertuang dalam spesifikasi teknis.

    Penjelasan Umum

    Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar

    untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu penyedian tenaga kerja yang

    terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan berdasarkan

    standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03

    Ruang Lingkup

    Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloef. Molom, kolom praktis

    dan semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh gambar rencana.

    Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

    Bahan

    Portland camen

  • 9

    Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam

    N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.

    Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam keadaan

    fresh (belum mulai mengeras). Untuk menjaga mutu semen, cara penyimpanan harus mengikuti

    syarat-syarat penyimpangan bahan tersebut.

    Air

    Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang dipakai harus bersih,

    tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat

    menurungkan mutu beton.

    Kerikil/Batu Pecah

    Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kerikil/batu pecah

    harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous, memenuhi syarat kekerasannya. Kerikil

    tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering. Apabila kadar

    lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.

    Pasir

    Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Pasir yang dipakai dapat berupa

    pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri

    dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat

    kekerasannya. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap berat

    kering.

    Besi Beton

    Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI

    71. Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat-cacat

    seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat. Dimensi dan ukuran penempang

    bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas

    toleransi minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71. Besi beton / baja tulangan yang

    tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam

    setelah ada perintah tertulis dari Direksi. Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan

    diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.

    Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.

    Kayu

  • 10

    Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-

    kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai

    konstruksi. Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang

    ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain, maka

    harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5. Dihindarkan adanya

    cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang.

    Syarat-syarat kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-

    syarat dan ketentuan dalam PPKI.

    Pengecoran Beton

    Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC : 3 Psr :

    5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas keramik,

    neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan gambar. Semua pekerjaan konstruksi

    beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton

    harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 Adukan beton harus benar-benar rata dan matang

    dengan menggunakan Ready Mix pada K-225. Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat

    dilakukan dengan cara manual.

    Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian disetujui oleh

    Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan, perlatan serta tenaga kerja.

    Pekerjaan Besi beton

    Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter besi beton yang

    terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan perubahan diameter tulangan harus

    dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.

    Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam konstruksi. Besi

    beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya

    pada beton.

    Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton dengan

    diameter minimum 1mm. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka

    disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari laboratorium.

    Berkesting dan Acuan

    Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau pun acuan

    yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor. Bekesting harus dibuat sesuai dengan

    ukuran beton yang akan dilaksanakan. Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal

  • 11

    2 cm atau multiplex. Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah

    berumur minimal 14 (empat belas) hari.

    III. PEKERJAAN LAIN-LAIN

    1. Water Tank Kapasitas 3000 Liter

    Water tank dengan kapasitas 3000 liter dipasang pada tempat yang telah direncanakan.

    2. Tangga Besi L 50.50.3 mm (Terpasang)

    Tangga Besi L 50.50.3 mm buat di tempat bengkel besi dengan dimensi yang telah tentukan dan

    selanjutnya dipasang sesuai pada gambar pekerjaan.

    3. Keliling Pagar Besi Hollow (Terpasang)

    Besi hollow untuk pagar ditempah pada bengkel besi dengan dimensi yang telah tentukan pada

    gambar pekerjaan. Pagar besi holow yang telah siap lengkap dengan cat supang tidak mudah

    berkarat.

    4. Pengecatan Tower

    Cat yang digunakan adalah cat berbahan dasar air (emulsion), menggunakan air bersih untuk

    membersihkan kuas, jika menggunakan cat minyak (oil paint) menggunakan larutan terpentine

    (thinner) untuk membersihkan kuas. Pengecatan dapat dilakukan dengan menggunakan rangka

    tumpuan maupun tangga. Pekerja pengecatan harus hati-hati dalam menggunakan tangga titian

    dalam prosespengecatan. Pastikan sudutnya membentuk perbandingan 1 : 4, contohnya jika

    tangga berukuran 4 m, maka jarak ujung bawah tangga dari dinding adalah 1m.

    Demikianlah gambaran umum Metode Pelaksanaan PEMBANGUNAN SARANA AIR

    BERSIH SMK PENERBANGAN ACEH yang dapat kami sampaikan, untuk lebih detailnya akan

    disesesuaikan dengan kondisi dilapangan.

    Banda Aceh, 13 Agustus 2014

    CV. QANITA PRATAMA

    ( Junaidi B )

    Direktur